perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BAWAH
SEPAKBOLA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE
COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS X 2
SMA NEGERI 1 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh :
CANDRA STYA HERMAWAN
K5608092
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Candra Stya Hermawan
NIM : K5608092
Jurusan/Program Studi : POK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR PASSING BOLA BAWAH SEPAKBOLA MELALUI
PEMBELAJARAN DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING
PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2012/2013” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Candra Stya Hermawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BAWAH
SEPAKBOLA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE
COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS X 2
SMA NEGERI 1 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh :
CANDRA STYA HERMAWAN
K5608092
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Desember 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Slamet Widodo, S.Pd, M.Or Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or
NIP. 19711228 200312 1 001 NIP. 19780113 200604 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Mulyono, M. M 1……………………
Sekretaris : Fadilah Umar, S. Pd. M.Or 2. ……………
Anggota I : Slamet Widodo, S.Pd, M.Or 3. ……………………
Anggota II : Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or 4. . …………
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Kebahagiaan adalah sesuatu yang justru berlipat ganda ketika dibagi. (Paulo
Coelho)
Ingatlah 5 perkara sebelum 5 perkara. Sehat sebelum sakit. Muda sebelum tua.
Kaya sebelum miskin. Lapang sebelum sempit. Hidup sebelum mati. (Raihan)
Jangan melihat dari mana aku melangkah, tapi lihatlah kemana aku akan
melangkah. (Penulis)
Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. (Andrea Hirata)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
SMA N 1 Boyolali, sekolah dimana penulis belajar menjadi seorang
pendidik sejati. Berbagi, menerapkan dan mengembangkan pengetahuan
yang selama ini ditempuh di bangku kuliah
Rachmat dan Siti Sopiyah, orangtuaku tercinta, motivator terbesar dalam
hidupku. Tak pernah lelah membuatku selalu tegar menghadapi kerasnya
kehidupan. Terima kasih untuk semua doa, harapan, pengorbanan yang
ibu dan bapak berikan kepadaku
Endang, Wawan dan Anik, kakak-kakakku tersayang dan segenap
keluarga tercinta. Terima kasih atas doa dan dukungan kalian kepadaku
Ratih, seorang wanita yang selalu menyemangatiku. Terima kasih telah
memberikan saran maupun kritikan untuk setiap kekurangsempurnaan ini.
Suhadi, Uky, Reza, Agiek dan segenap warga kos penghuni Wisma
Square. Terima kasih telah berbagi waktu untuk menemani dan
mendukungku.
Bangun, Dicky, Kristanto, Hamiseno, Rifky, Adit dan rekan – rekan
Penkepor ’08 terima kasih atas kebersamaan dan kekompakan kalian.
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Candra Stya Hermawan. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PASSING BOLA BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PEMBELAJARAN
DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS X
2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi,
Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Univesitas Sebelas Maret
Surakarta, Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing bola
bawah sepakbola pada siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun pelajaran
2012/2013 melalui penggunaan metode cooperative learning.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun
pelajaran 2012/2013 berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 10 siswa putra dan 22
siswa putri. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan penilaian hasil
belajar passing bola bawah sepakbola. Teknik analisis data yang digunakan
penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif
dengan teknik persentase.
Berdasarkan hasil penelitian ini analisis yang diperoleh peningkatan yang
signifikan dari siklus I dan siklus II yang telah dilaksanakan. Kondisi awal hasil
belajar passing bola bawah sepakbola yang masuk kategori tuntas yaitu 31.25%
atau 10 siswa. Hasil belajar passing bola bawah sepakbola pada siklus I masuk
kategori tuntas adalah 65.62% atau 21 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 8437 % atau sebanyak 27 siswa.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan metode cooperative learning
dapat meningkatkan hasil belajar passing bola bawah sepakbola siswa kelas X 2
SMA N 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.
Kata Kunci : Hasil Belajar Passing Bola Bawah, Cooperative Learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil
Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola Melalui Pembelajaran Dengan Metode
Cooperative Learning Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun
Pelajaran 2012/2013”.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari prasyarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan
Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik karena adanya bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Slamet Widodo, S.Pd, M.Or, sebagai Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan kemudahan yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
5. Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or., sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan kemudahan yang sangat membantu
dalam penulisan skripsi ini.
6. Drs. Agung Wardoyo, Kepala SMA N 1 Boyolali yang telah memberikan izin
penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
7. Jumadi, S.Pd., guru pendidikan jasmani SMA N 1 Boyolali sebagai mitra
kolaborasi selama penelitian.
8. Siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali yang telah bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 6
A. Kajian Teori......................................................................... 6
1. Permainan Sepakbola...................................................... 6
a. Tujuan Permainan Sepakbola.................................... 6
b. Komponen Dasar yang Harus Dikuasai Pemain
Sepak Bola................................................................ 7
2. Teknik Dasar Bermain Bola.......................................... 9
a. Macam-macam Teknik Dasar Bermain Bola............ 9
b. Manfaat Teknik Dasar Bermain Bola...................... 10
3. Passing dalam Permainan Sepakbola........................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a. Pengertian Passing Sepakbola............................... 11
b. Teknik Pelaksanaan Passing Sepakbola.................. 13
c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan
Passing Sepakbola.................................................. 14
4. Belajar dan Pembelajaran............................................. 15
a. Pengertian Belajar................................................... 15
b. Pengertian Pembelajaran......................................... 17
c. Definisi Model Pembelajaran.................................. 18
5. Metode Cooperative Learning..................................... 18
a. Pengertian Metode Cooperative Learning.............. 18
b. Ciri-ciri dan Langkah Cooperative Learning......... 20
c. Model-model Cooperative Learning...................... 22
d. . Pengertian Student Team-Achievement Divisions
(STAD) .................................................................. 23
e. Pembelajaran Passing Bola Bawah Sepakbola dengan
Metode Cooperative Learning-Student
Team-Achievement Divisions (STAD)................. 25
f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative
Learning.................................................................. 27
B. Penelitian yang Relevan.................................................. 27
C. Kerangka Berpikir............................................................ 29
BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 32
B. Subjek Penelitian ............................................................. 32
C. Sumber Data. ................................................................... 33
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................... 33
E. Uji Validitas Data ............................................................ 34
F. Teknik Analisis Data ....................................................... 34
G. Indikator Kinerja Penelitian ............................................ 34
H. Prosedur Penelitian .......................................................... 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN . ........................ 41
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) .............................. 41
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................ 42
C. Pembahasan Hasil Tindakan Antarsiklus ........................ 61
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN . .............................. 59
A. Simpulan ......................................................................... 62
B. Implikasi ......................................................................... 63
C. Saran ............................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 65
LAMPIRAN ............................................................................................ 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Metode Cooperative Learning.................. 21
Tabel 2.2 Perbandingan Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ... 22
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian ............ 32
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ..................................... 33
Tabel 3.3 Indikator Kinerja Penelitian .................................................... 35
Tabel 3.4 Persentase Target Capaian Hasil Belajar Siswa...................... 40
Tabel 4.1 Deskripsi Kondisi Awal .......................................................... 42
Tabel 4.2 Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus I ............................ 50
Tabel 4.3 Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus II .......................... 58
Tabel 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ....................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gerakan Passing Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam... 14
Gambar 3.1 Skematik Kegiatan Inti Penelitian ....................................... 36
Gambar 4.1 Diagram Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bola Bawah
Sepakbola .............................................................................. 43
Gambar 4.2 Diagram Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus I ......... 50
Gambar 4.3 Diagram Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus II ....... 59
Gambar 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ................... 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 RPP Siklus I ......................................................................... 70
Lampiran 2 RPP Siklus II ....................................................................... 84
Lampiran 3 Daftar Peserta Didik Kelas X 2 SMA N 1 Boyolali ............ 99
Lampiran 4 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas X 2 SMA N 1 Boyolali ... 94
Lampiran 5 Dokumentasi ........................................................................ 116
Lampiran 6 Pengajuan Judul ................................................................... 123
Lampiran 7 Validasi Proposal Skripsi .................................................... 124
Lampiran 8 Surat Ijin Menyusun Skripsi ................................................ 125
Lampiran 9 Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .................................... 126
Lampiran 10 Permohonan Ijin Research kepada Rektor ........................ 127
Lampiran 11 Permohonan Ijin Research kepada Kepala Kesbangpol .... 128
Lampiran 12 Permohonan Ijin Research kepada Kepala Sekolah .......... 129
Lampiran 13 Surat Rekomendasi dari Kesbangpol................................. 130
Lampiran 10 Surat Keterangan Research dari SMA N 1 Boyolali ......... 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan yang
memiliki cakupan cukup luas. Melalui gerak fisik sebagai media pembelajaran
pendidikan jasmani, banyak aspek yang dikembangkan dalam diri siswa. Husdarta
(2009: 4) menyatakan, “Pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk
mengembangkan keutuhan manusia. Melalui fisik, mental dan emosional turut
dikembangkan”. Sedangkan tujuan umum dari pendidikan jasmani menurut
Suherman, (2000: 23) diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: “(1)
perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan mental dan, (4)
perkembangan sosial”.
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang memiliki karakteristik
yang berbeda dengan pendidikan lain. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani
dikembangkan aspek fisik, gerak, mental dan sosial. Upaya mencapai tujuan
pendidikan jasmani, maka dalam kurikulum pendidikan jasmani telah diatur
materi pelejaran pendidikan jasmani yang harus diberikan kepada siswa sesuai
jenjang pendidikannya.
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang
diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Atas atau sekolah yang sederajat. Upaya
mencapai keterampilan bermain sepakbola, maka harus menguasai teknik dasar
bermain sepakbola. Soekatamsi (2000: 15) menyatakan, “Keterampilan teknik
bermain sepakbola adalah penerapan teknik dasar bermain sepakbola”. Ini artinya,
keterampilan bermain sepakbola akan dimiliki siswa sekolah apabila menguasai
teknik dasar bermain sepakbola.
Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola
yang memiliki konstribusi besar dalam permainan sepakbola. Hampir seluruh
permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Wahjoedi (1999: 120)
menyatakan, “Menendang bola merupakan keterampilan paling penting dan
mendasar yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
teknik dasar sepakbola yang pertama kali harus dikuasai oleh setiap pemain
sepakbola adalah menendang bola”.
Pada prinsipnya menendang bola memiliki fungsi sebagai operan untuk
menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim atau
mencetak gol ke gawang lawan. Kerjasama tim akan terjalin dengan baik apabila
operan-operan melalui tendangan dilakukan dengan baik dan tepat pada sasaran.
Untuk melakukan operan-operan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu
tim dilakukan dengan operan pendek menyusur tanah (passing). Seperti
diungkapkan Mielke (2007: 19) bahwa, “Passing adalah seni memindahkan
momentum bola dari satu pemain ke pemain lain”.
Menjalin kerjasama tim melalui operan-operan pendek atau passing sangat
penting. Melalui operan-operan yang cermat dan akurat, maka akan
mencerminkan kerjasama tim yang kompak. Melalui operan-operan rendah yang
tepat dan penerapan taktik dan strategi yang baik akan mampu mengecoh atau
membuka pertahanan lawan, sehingga mempunyai peluang menciptakan gol ke
gawang lawan. Pentingnya peranan passing dalam permainan sepakbola, maka
passing sepakbola harus diajarkan pada tahap awal sebelum mempelajari teknik
dasar lainnya.
Melakukan passing dengan baik dan tepat pada sasaran bagi siswa
sekolah bukan merupakan hal yang mudah. Sering kali dalam melakukan passing
tidak tepat pada sasaran yang diinginkan, bahkan tidak menutup kemungkinan
bolanya melambung rendah atau melenceng, sehingga bola mudah direbut oleh
lawan. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat pembelajaran passing
sepakbola disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya belum menguasai teknik
passing sepakbola, tidak memiliki pengalaman bermain sepakbola, mental kurang
baik dan lain sebagainya. Kesalahan-kesalahan yang sering dialami siswa dalam
pembelajaran passing sepakbola, sehingga siswa merasa sulit untuk melakukan
passing dengan baik dan benar. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran Penjas (termasuk passing bola bawah sepakbola) harus dicarikan
solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Seorang guru Penjas harus mampu mencarikan solusi yang tepat, jika
siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran Penjas. Tuntutan pembelajaran
sekarang ini, seorang guru harus mampu menganalisis kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dan mencarikan solusi yang tepat jika siswa mengalami kesulitan.
Adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu langkah yang
harus dilakukan oleh seorang guru, jika banyak kendala yang dihadapi siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Seperti dijelaskan Sutama & Sufanti (2009: 8)
bahwa, “Secara umum tujuan PTK adalah untuk mengadakan perbaikan mutu
praktik pembelajaran di kelas. Melalui PTK guru senantiasa memperbaiki praktik
pembelajaran di kelas berdasarkan pengalaman-pengalaman langsung yang nyata
dipandu dengan perluasan wawasan ilmu pengetahuan dan penguasaan teoritik
praktis pembelajaran”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa kelas X 2 SMA
Negeri 1 Boyolali yang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada
materi sepak bola menunjukkan bahwa siswa ketika melakukan passing bola
bawah masih memiliki kesulitan ketika melakukan gerakan passing. Terlihat dari
hasil penilaian di lapangan yang menunjukkan hanya 30% dari jumlah siswa yang
memenuhi KKM sekolah. Banyak siswa yang takut melakukan passing bola
bawah dengan sempurna karena belum mengetahui teknik passing bola bawah
sepakbola dengan benar. Ada banyak unsur – unsur dalam pelaksanaan teknik
passing bola bawah. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam
melakukan gerakan passing adalah perkenaan pada kaki tidak tepat, sehingga bola
bergulir tidak sesuai target yang sudah ditentukan. Hal ini tentu menjadi masalah
utama ketika pelajaran penjas.
Pembelajaran selama ini menggunakan metode konvensional, dimana
guru penjas selama mengajar hanya menggunakan gaya mengajar komando tanpa
menggunakan metode yang lain selama pembelajaran, sehingga menyebabkan
siswa terkadang tidak mendengarkan instruksi dari guru saat pembelajaran. Ini
menunjukkan bahwa siswa siswa masih kurang aktif saat pembelajaran. Guru
masih menjadi pusat pelajaran. Dengan demikian hendaknya disusun suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
meningkat, agar siswa memiliki minat untuk belajar passing bola bawah, siswa
dibuat aktif dalam pembelajaran tersebut tidak hanya guru yang memberikan
intruksi dan lain sebagainya. Untuk itu salah satu model yang tepat adalah model
Cooperative Learning dengan tipe Student Team Achievement Division (STAD).
Karena dengan model pembelajaran ini siswa dapat dibuat menjadi siswa yang
aktif dan aplikasinya adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
didalamnya terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah disini
siswa dipacu untuk menjadi siswa aktif yang selain bertanggung jawwab pada diri
sendri juga pada anggota dalam kelompoknya. Hal tersebut berdampak pada hasil
belajar siswa yang masih terlihat rendah.
Berdasarkan beberapa masalah yang telah dikemukakan di atas, maka akan
dilakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola melalui
Metode Cooperative Learning Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali
Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat perumusan
masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah pembelajaran dengan metode cooperative learning dapat
meningkatkan kemampuan hasil belajar passing bola bawah siswa kelas X 2 SMA
Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar passing sepakbola melalui
pembelajaran dengan metode cooperative learning pada siswa kelas X 2 SMA
Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu:
a. Bagi SMA Negeri 1 Boyolali
Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah SMA
Negeri 1 Boyolali, untuk penerapan model Cooperative Learning pembelajaran
yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar
siswa.
b. Bagi Siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali
Mempermudah siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali dalam
memahami dan mengerti materi yang diberikan oleh guru khususnya dalam
pembelajaran passing bola bawah sepakbola, sehingga siswa mampu
meningkatkan kemampuannya dalam menguasai keterampilan dasar serta hasil
belajar khususnya pada passing bola bawah sepakbola.
c. Bagi Guru Penjaskes SMA Negeri 1 Boyolali
Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru Penjaskes di SMA
Negeri 1 Boyolali yaitu bahwa dengan menerapkan Cooperative Learning dapat
meningkatkan kemampuan serta hasil belajar siswa pada passing bola bawah
sepakbola.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui penerapan cooperative learning
dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar atau materi dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Permainan Sepakbola
a. Tujuan Permainan Sepakbola
Menurut Sucipto dkk, (2000: 7) mengatakan bahwa, “Sepakbola
merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain
dan salah satunya adalah penjaga gawang”. Hampir seluruh permainan
dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga
gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh anggota badannya
dengan kaki dan tangan.
Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk
memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha
menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga
gawangnya agar tidak kemasukan bola. Dalam permainan sepakbola para
pemain dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik
dan strategi serta kerja sama tim yang kompak agar dapat memperoleh
kemenangan. Sucipto, dkk, (2000: 7) menyatakan bahwa “Tujuan permainan
sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang
lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri, agar tidak kemasukan”.
Pendapat lain dikemukakan Tarigan (2001: 2) bahwa, “Sepakbola adalah
pemecahan masalah, bagaimana memperagakan sebuah teknik yang serasi,
ditinjau dari posisi lawan dan kawan. Pengetahuan tentang taktik strategi
bermain sepakbola sangat penting”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh
Soekatamsi (1995: 12) bahwa, “Semua pemain sepakbola harus menguasai
teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, karena orang akan menilai
sampai mana teknik dan keterampilan para pemain dalam hal menendang bola,
memberikan bola, menyundul bola, menembakkan bola ke gawang lawan
untuk mencetak gol”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan
permainan sepakbola adalah mencapai kemenangan. Untuk mencapai
kemenangan dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi yang baik,
sehingga mempunyai peluang untuk memasukkan bola ke gawang lawan
sebanyak-banyaknya. Selain itu juga, dalam setiap tim yang bermain
merupakan suatu kesebelasan yang memiliki tugas untuk menjebol gawang
lawan sebanyak mungkin dengan semua pemain memiliki peluang sama
termasuk kiper. Menurut Luxbacher (1998) pertandingan sepakbola merupakan
permainan yang dimainkan dua tim yang masing-masing beranggotakan 11
orang. Masing-masing tim mempertahankan gawang tim sendiri dan mencoba
menjebol gawang lawan. Dengan melihat situasi ini tentu ada unsur kerja sama
dalam setiap tim untuk mencetak gol. Setiap pemain memiliki posisi tersendiri,
tetapi memiliki satu tujuan ketika di lapangan. Menurut Tarigan (2001: 3)
bahwa, “Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki
pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak akan pernah ia
menggunakannya sendiri”. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki
seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri.
Berdasarkan penjelasan dua ahli tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa, sepakbola merupakan olahraga permainan beregu yang menuntut
kualitas taktik dan teknik serta kerjasama yang kompak dalam satu tim untuk
memperoleh kemenangan. Sebaik apapun teknik dan taktik yang dimilki suatu
tim, tanpa kerjasama yang kompak akan sulit memenangkan suatu
pertandingan.
b. Komponen Dasar yang Harus Dikuasai Pemain Sepakbola
Sepakbola merupakan olahraga permainan yang memiliki gerakan yang
cukup kompleks, sehingga setiap pemain harus memiliki skill yang baik untuk
memenangkan suatu pertandingan. Kemenangan suatu tim tercipta melalui
kerjasama yang kompak dalam satu tim. Tarigan (2001: 3) menyatakan,
“Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki
pemain tidak biasa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak pernah ia akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menggunakannya sendiri. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki
seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kualitas individu atau tim suatu
kesebelasan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknik dasar
sepakbola oleh para pemainnya. Ini artinya, faktor yang mendasar dan harus
dikuasai seorang pemain sepakbola adalah menguasai teknik dasar bermain
sepakbola. Sarumpaet dkk. (1992: 47) menyatakan, “Dalam usaha
meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik
merupakan salah satu persyaratan yang menentukan”. Menurut Soekatamsi
(1995: 20) bahwa, “Pemain pertama-tama (permulaan) harus menguasai
macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Seorang pemain sepakbola
yang tidak menguasai keterampilan teknik dasar bermain sepakbola tidaklah
mungkin akan menjadi pemain yang baik”. Hal senada dikemukakan Muchtar
(1992: 27) bahwa:
“Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik
dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin
dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik. Dan tanpa
kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat
menciptakan kerjasama dengan pemain lain. Sedangkan kerjasama
adalah inti dari permainan sepakbola”.
Menguasai teknik dasar bermain sepakbola merupakan faktor yang
mendasar dan harus dilatihkan sejak awal berlatih sepakbola. Dengan
menguasai teknik dasar bermain sepakbola dengan baik, maka memberi
peluang yang besar untuk memenangkan pertandingan dan meraih prestasi
yang optimal. Strategi atau taktik permainan sebaik apapun, jika pemainnya
tidak menguasai teknik dasar sepakbola dengan baik, taktik atau strategi
tersebut tidak ada manfaatnya. Seperti dikemukakan Sneyers (1990: 24)
bahwa, “Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan
oleh penguasaan teknik dasar. Semakin terampil seorang pemain dengan bola,
dan semakin mudah ia dapat (tanpa kehilangan bola) meloloskan diri dari suatu
situasi, semakin baik jalannya pertandingan bagi kesebelasannya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola akan dapat
mendukung penampilannya baik secara individu maupun tim. Semakin baik
seorang pemain menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia akan
memiliki keterampilan teknik bermain sepakbola yang baik.
2. Teknik Dasar Bermain Sepakbola
a. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakan-
gerakan yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan
macam – macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan
bola adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan
sepakbola. Gerakan-gerakan maupun cara memainkan bola tersebut terangkum
dalam teknik dasar bermain sepakbola. Seperti dikemukakan oleh Muchtar
(1992: 27) bahwa, “Berdasarkan gerakan-gerakan yang terjadi dalam
permainan sepakbola, teknik sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik
bola”. Selain itu Soekatamsi (1995: 34), menyatakan bahwa ,”Teknik bermain
sepakbola dibagi menjadi dua yaitu : (1) Teknik tanpa bola, (2) Teknik dengan
bola “. Hal senada dikemukakan Abdoellah (1981: 416) bahwa :
“Unsur-unsur untuk dapat bermain sepakbola secara baik sebenarnya
sangat kompleks, karena unsur yang satu dengan yang lain sangat erat
hubungannya dan sukar untuk dipisah – pisahkan. Pada garis besarnya
teknik sepakbola dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) teknik badan (body
technics), ialah gerakan-gerakan dalam sepakbola tetapi tanpa
menggunakan bola, (2) teknik dengan bola ialah gerakan-gerakan
sepakbola dengan menggunakan bola”.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik
dasar bermain sepakbola dibagi menjadi dua macam yaitu teknik tanpa bola
(teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola
pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik untuk
mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola
dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1995: 16) unsur-unsur teknik
tanpa bola terdiri dari : “(1) Lari cepat dan mengubah arah, (2) Melompat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
meloncat, (3) Gerak tipu tanpa bola dan, (4) Gerakan-gerakan khusus untuk
penjaga gawang”.
Teknik dengan bola pada dasarnya yaitu semua gerakan-gerakan
dengan bola. Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola akan sangat
membantu penampilannya dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, setiap
pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama.
Unsur-unsur teknik dengan bola menurut Muchtar (1992: 29) terdiri dari :
1) Teknik menendang bola.
2) Teknik menahan bola (trapping).
3) Teknik menggiring bola (dribble).
4) Gerak tipu.
5) Tenik menyundul bola (heading).
6) Teknik merebut bola (tackling).
7) Teknik lemparan ke dalam (throw-in).
8) Teknik penjaga gawang.
Unsur teknik tanpa bola maupun teknik dengan bola pada prinsipnya
memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua
teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar
tersebut harus mampu diaplikasikan dan dikombinasikan di dalam permainan
menurut kebutuhannya. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan
mendukung penampilan seorang pemain dan kerjasama tim. Semakin baik
kualitas teknik yang dimiliki, maka penguasaan permainan akan semakin baik,
sehingga akan memberikan peluang untuk memenangkan pertandingan.
b. Manfaat Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat
bergantung pada penguasaan teknik yang dimiliki. Sarumpaet dkk, (1992: 47)
bahwa, “Dalam usaha meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan”. Menurut
Sneyers (1990: 24), “Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan
ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”. Sedangkan Muchtar (1992: 27)
berpendapat, “Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai
teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin
dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik, dan tanpa kemampuan
menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama
dengan pemain lain”.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa,
menguasai teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peran penting terhadap
penampilan seorang pemain baik secara individu maupun secara kolektif, serta
mendukung penerapan taktik dan strategi dalam permainan. Dengan
penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu
melakukan kerjasama yang kompak dalam satu tim, sehingga akan
meningkatkan kualitas permainan untuk memperoleh kemenangan.
3. Passing dalam Permainan Sepakbola
a. Pengertian Passing Sepakbola
Passing merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting
dalam permainan sepakbola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan
meningkatkan kualitas permainan suatu tim sepakbola. Mielke (2007: 19)
menyatakan:
Sepakbola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang
memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu,
seorang pemain sepakbola harus saling bergantung pada setiap anggota
tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang
tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain
sepakbola harus mengasah keterampilan passing.
Pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan seorang
pemain sepakbola, keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepakbola
dibutuhkan kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan
kemampuan passsing yang baik dari setiap pemainnya. Untuk itu, dalam
melakukan passing harus dilakukan secermat mungkin agar teman seregunya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mampu menerima dan mengontrol bola dengan baik. Gifford (2007: 14)
menyatakan, “Mengumpan adalah keterampilan paling penting untuk dikuasai.
Umpan menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan
memungkinkan tim membangun serangan”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melakukan umpan dengan passing
harus dilakukan secermat mungkin, bola menyusur tanah agar mudah dikontrol
teman seregunya. Umpan-umpan yang cermat dan akurat melalui passing dapat
dijadikan serangan untuk menciptkan gol ke gawang lawan. Lhaksana & Pradosi
(2008: 64) menyatakan, “Operan bola harus dilakukan dengan baik agar bola tidak
sampai ke pihak lawan atau bahkan keluar lapangan permainan. Operan bola yang
diukur dengan sempurna akan memudahkan rekan pemain lain untuk menerima
bola tersebut dengan baik”.
Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas
permainan. Hal yang terpenting dalam melakukan passing harus diimbangi
kontrol bola yang baik. Kemampuan pemain sepakbola melakukan passing
dengan cermat dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan
untuk mencetak gol ke gawang lawan. Mielke (2007: 20) menyatakan:
Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola
menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di
sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih
secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing
mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan passing yang tegas dan
terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang
efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol
karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang
lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan
dengan lemah atau tidak terarah.
Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan
penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik. Selain
itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke
gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus
dilakukan pembelajaran secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Teknik Pelaksanaan Passing Sepakbola
Passing dalam permainan sepakbola memiliki konstribusi besar dalam
usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang
lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain
sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan
passing. Muchtar (1992: 29) menyatakan, “Bagian kaki yang dapat digunakan
untuk menendang bola yaitu (1) kaki bagian dalam (inside-foot), (2) punggung
kaki (instep-foot), (3) punggung kaki bagian dalam (inside-instep), (4) Punggung
kaki bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian Wahjoedi (1999: 120)
bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan menggunakan
kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki, (2) bagian punggung
kaki, (3) bagian luar kaki”.
Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola, passing
dalam permainan sepakbola pada umumnya dilakukan dengan kaki bagian dalam.
Mielke (2007: 20) menyatakan, “Kebanyakan passing dilakukan dengan
menggunakan kaki bagian dalam karena di kaki bagian itulah terdapat permukaan
yang lebih luas bagi pemain untuk menendang bola, sehingga memberikan kontrol
bola yang lebih baik”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kaki bagian dalam sangat efektif
untuk melakukan passing sepakbola, karena memiliki permukaan yang lebih luas.
Untuk memperoleh kualitas passing yang baik, maka harus menguasai teknik
passing yang baik dan benar. Muchtar (1992: 30) menyatakan, teknik passing
dengan kaki bagian sebagai berikut:
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit
dibengkokkan.
2) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar arah
keluar. Kaki (sepatu) membentuk sudut 900 dengan kaki tumpu pada
saat terjadi kontak antara kaki dengan kaki tendang dengan bola.
3) Posisi badan berada di ata sbola (menutup).
4) Tangan membentang ke samping untuk menjaga keseimbangan tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola. Bagian kaki
menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam.
6) Mata melihat bola.
Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan passing
dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:
Gambar 2.1. Gerakan Passing Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam
(Mielke, 2007: 21)
c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan Passing Sepakbola
Menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah teknik dasar bermain
sepakbola yang paling mudah dilakukan, jika dibandingkan dengan teknik dasar
lainnya. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa pemula, menendang bola
dengan kaki bagian dalam ini sering kali melakukan kesalahan. Kesalahan yang
sering terjadi pada tendangan dengan kaki bagian dalam, menurut Luxbacher
(1997: 18) adalah “(1) bola terangkat dari permukaan, (2) operan tidak tepat, (3)
operan kurang cepat, (4) mendekati bola dari sudut yang tajam dan berusaha
melakukan tendangan melintang”.
Kesalahan menendang bola dengan kaki bagian dalam tersebut
menyebabkan bola akan melenceng dari sasaran yang diinginkan. Sebagai seorang
pengajar atau guru, kesalahan yang dilakukan siswanya segera mungkin
dibenarkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pola gerakan yang salah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Lebih lanjut Luxbacher (1997: 18) memberikan tips cara perbaikan kesalahan
operan dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:
1) Menendang bola dengan menggunakan bagian kaki yang terlalu jauh,
di dekat jari, atau terlalu ke bawah akan membuat bola melambung ke
udara. Tendanglah bagian tengah bola dengan samping dalam kaki
antara pergelangan kaki dan jari
2) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan
arahkan pada target. Bahu dan pinggul lurus dengan target. Jaga kepala
agar tidak bergerak saat menendang bola.
3) Kaki yang menendang tetap kuat. Pindahkan berat badan ke depan saat
kaki menyentuh bola. Gunakan gerakan akhir yang mulus.
4) Dekati bola langsung dari belakang. Bahu dan pinggul lurus dengan
target saat kaki menyentuh bola. Tendang bola ke arah depan.
Setiap kesalahan yang dilakukan siswa, seorang guru harus mampu
mencermatinya dan segera membetulkannya dengan memberikan contoh gerakan
passing yang benar. Agar kesalahan-kesalahan tidak sering dilakukan, seorang
guru harus mampu memberikan penekanan-penekanan secara khusus pada teknik
yang seringkali salah. Dengan demikian kesalahan yang sering dilakukan
mendapat perhatian lebih dan dapat dihindari, sehingga akan terbentuk
penguasaan teknik passing yang baik dan benar.
4. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian belajar
Pengertian Belajar menurut Aunurrahman (2009: 35) “belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku
baik melalui pembelajaran dan pengalaman yang menyangkut aspek- aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus
dan output yang berupa respon. Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-
perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam
waktu relatif lama (konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut karena usaha
sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Belajar yang dikutip
Sagala (2010: 14). ”Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif”.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai
tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mudjiono (2006:
7) mengemukakan “siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses
belajar”. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung
pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika
para siswa di sekolah atau di lingkungan keluarganya sendiri.
Belajar pada hakikatnya suatu proses perubahan pada diri seseorang
dimana perubahan tersebut disebabkan adanya suatu pengalaman. Pengalaman
manusia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pengalaman langsung dan
pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung anak mengalami dan berbuat
sendiri secara langsung, misalnya belajar menjahit, menulis, menari dan lainnya.
Sedangkan pengalaman tidak langsung menurut Nana Sudjana (2005: 107)
diperoleh dengan berbagai cara:
1) Mengamati gejala atau situasi dengan menggunakan alat indera.
Misalnya, mengamati orang yang sedang menjahit, menonton orang yang
menari dan lain-lain.
2) Melalui bentuk gambar, misalnya mempelajari lukisan, foto dan lain-lain.
3) Melalui bentuk grafik misalnya, mempelajari peta, grafik, diagram dan
lain-lain.
4) Melalui bentuk verbal yaitu diperoleh dengan cara membaca uraian
tertulis dan lain-lain.
5) Melalui lambang, seperti rumus, istilah dan lain-lain.
Belajar adalah tahapan yang harus dilalui untuk bisa mencapai
perubahan yang diinginkan oleh suatu individu. Dengan ini dapat disimpulkan
belajar adalah suatu proses yang didalamnya terdapat interaksi dengan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sehingga memungkinkan adanya pengalaman yang menghasilkan perubahan
tingkah laku.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat dua
komponen utama yaitu guru sebagai pengajar dan siswa sebagai orang yang
belajar. Hal ini seperti dikemukakan Syaiful Sagala (2010: 61) bahwa, “
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono yang dikutip oleh Syaiful Sagala (2010:
79) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar”. Pembelajaran sebagai proses yang dibangun guru untuk
mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pelajaran.
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika materi yang diajarkan guru
dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Pembelajaran dapat disimpulkan dengan
suatu kegiatan terpogram yang di dalamnya terdapat komunikasi 2 arah antara
guru dan siswa sehingga menjadikan tujuan belajar dapat tercapai.
c. Definisi Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran. Suprijono (2011: 46) menyatakan bahwa, „‟model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar‟‟.
Sedangkan model pembelajaran menurut Isjoni (2010: 50) ialah „‟suatu pola atau
rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengajar di kelasnya‟‟. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Adapun Trianto (2011: 5) mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah „‟kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar‟‟.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi,
metode, atau prosedur. Apabila antara pendekatan, strategi, metode pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang
disebut dengan model pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman untuk
merencanakan pembelajaran dan menentukan perangkat pembelajaran yang akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Metode Cooperative Learning
a. Pengertian Metode Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
didasarkan pada pendekatan konstruktivis. Cooperative Learning merupakan
strategi pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda. Setiap siswa anggota kelompok harus
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Isjoni (2007: 19) menyebutkan “Cooperative learning sebagai
pembelajaran kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya pendekatan
belajar siswa yang sentris, humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan
kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Dengan demikian, maka
pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di
kelas atau sekolah. Lingkungan belajarnya juga membina dan meningkatkan serta
mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memberikan guruan hidup
senyatanya. Jadi, cooperative learning dapat dirumuskan sebagai kegiatan
pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif, dan efisien ke arah mencari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu (sharing)
sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif (survive)”.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen - elemen yang saling terkait. Isjoni (2010: 16) menyebutkan bahwa,
„‟cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong yaitu sistem
pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama
dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur‟‟. Lebih jauh dikatakan
cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau
suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan
yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri
dari 4-6 orang saja. Siswa yang belajar menggunakan model cooperative learning
akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan
sebaya, serta lebih memberi motivasi pada siswa untuk meningkatkan
kemampuannya.
Berikut adalah pengertian cooperative learning atau pembelajaran
kooperatif menurut beberapa tokoh :
“Pembelajaran kooperatif” bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang
ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi, ini juga merupakan cara untuk
menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial, di dalam kelas, yang
merupakan salah satu manfaat penting untuk memperluas perkembangan
interpersonal dan keefektifan. (Slavin, 2009: 100)
Huda (2011: 29) menyatakan :
Cooperative Learning merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang
diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada
perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok
pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas
pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran
anggota-anggota yang lain‟‟.
Cooperative Learning muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi
dengan temannya. Isjoni (2010: 15) menyatakan bahwa, „‟Cooperative Learning
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar”.
Dari ketiga pendapat ketiga tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa
cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah bahwa metode ini
menjadikan siswa bekerja sama dalam satu tim menjadikan mereka siswa yang
aktif untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan dengan penuh semangat
dan keceriaan.
b. Ciri-Ciri dan Langkah Cooperative Learning
Trianto (2011: 47) mengemukakan pelajaran yang menggunakan
cooperative learning memiliki ciri-ciri :
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah
3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang beragam, dan
4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pelajaran yang
menggunakan cooperative learning :
Tabel 2.1. Langkah - Langkah Metode Cooperative Learning
Fase Tingkah Laku Guru
Fase – 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
Fase – 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Fase – 3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase – 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase – 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase – 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Trianto (2011: 48)
c. Model-Model Cooperative Learning
Di dalam Cooperative Learning terdapat bebarapa macam tipe antara lain
adalah (Student Team-Achievement Divisions) STAD, JIGSAW, Investigasi
Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan Struktural
yang meliputi Think Pair Share ( TPS) dan Numbered Head Togheter (NHT).
Tabel 2.2. Perbandingan Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif.
STAD Jigsaw Investigasi
Kelompok
Pendekatan
Struktural
Tujuan
kognitif
Informasi
akademik
sederhana
Informasi
akademik
sederhana
Informasi
akademik
tingkat tinggi &
keterampilan
inkuiri
Informasi
akademik
sederhana
STAD Jigsaw Investigasi
Kelompok
Pendekatan
Struktural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Tujuan
Sosial
Kerja
kelompok dan
kerjasama
Keja kelompok
dan kerja sama
Kerjasama
dalam
kelompol
kompleks
Keterampilan
kelompok dan
keterampilan
sosial
Struktur
Tim
Kelompok
Belajar
heterogen
dengan
anggota 4-5
orang anggota
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 5-6
orang anggota
menggunakan
pola kelompok
asal &
kelompok ahli
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 5-6
anggota
homogen
Bervariasi,
Berdua,
bertiga, 4-5
orang anggota
Pemilihan
Topik
Biasanya Guru Biasanya Guru Biasanya Guru Biasanya
Guru
STAD Jigsaw Investigasi
Kelompok
Pendekatan
Struktural
Tugas
Utama
Siswa dapat
menggunakan
lembar
kegiatan &
saling
membantu
untuk
menuntaskan
materi
belajarnya
Siswa
mempelajari
matri dalam
kelompok ahli
kemudian
membantu
kelompok asal
mempelajari
materi tersebut
Siswa
menyelesaikan
inkuiri
kompleks
Siswa
mengerjakan
tugas – tugas
yang
diberikan
secara sosial
dan kognitif
Penilaian Tes Mingguan Bervariasi dapat
berupa tes
mingguan
Menyelesaikan
proyek dan
menulis
laporan, dapat
menggunakan
tes essay
Bervariasi
Pengakuan Lembar
pengetahuan
dan publikasi
lain
Publikasi lain Lembar
pengakuan dan
publikasi lain
bervariasi
Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif Trianto ( 2011:
50-51 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
d. Pengertian Student Team-Achievement Divisions (STAD)
Student Team-Achievement Divisions (STAD) atau Pembagian Kelompok
Berdasar Kemampuan merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang
paling tua dan yang paling banyak diteliti. Trianto (2011: 52) , menyatakan
pembelajaran ini menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota
tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Pada STAD siswa ditempatkan
dalam tim belajar yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis
kelamin dan suku. Tipe kooperatif ini menekankan pada adanya aktivitas dan
interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Secara garis besar, urutan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD
menurut Isjoni (2010 : 51) meliputi :
1) Tahap penyajian materi.
2) Tahap kegiatan kelompok.
3) Tahap tes individual.
4) Tahap penghitungan skor perkembangan individu, dan
5) Tahap pemberian penghargaan kelompok
Dalam Slavin (2005: 12), gagasan utama dari STAD adalah untuk
memotivasi siswa supaya saling dapat saling mendukung dan membantu satu
sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.
Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka
harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Dengan adanya
kerja kelompok seperti ini, siswa dalam satu tim harus saling mendukung dan
memberikan semangat bahwa norma pembelajaran itu penting, berharga dan
menyenangkan. Siswa menjadi lebih bertanggung jawab dengan dirinya sendiri
dan teman -teman dalam satu tim. Mereka saling bekerja sama dalam tim, menilai
kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam tes.
Dari beberapa uraian tentang pengertian dan teknis pelaksanaan tipe STAD
kita dapat menarik kesimpulan, pembelajaran ini membutuhkan kerja sama yang
padu dari masing-masing anggota tim. Mereka bekerja dalam satu tim yang terdiri
dari banyak ragam dan kemampuan dari masing-masing kemampuan siswa.
Adanya perbedaan ini memicu motivasi dari anggota tiap tim untuk bisa membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan oleh
guru. Jika peran guru semakin sedikit dan siswa makin aktif maka dapat dikatakan
pembalajaran berhasil. Siswa menjadi lebih tahu kemana arah pembelajaran yang
tepat dan dapat membuat mereka lebih menguasai materi yang diberikan oleh
guru.
e. Pembelajaran Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode Cooperative
Learning-Student Team-Achievement Divisions (STAD)
Menurut Huda (2011: 116) “ Metode yang dikembangkan Slavin ini
melibatkan “kompetisi” antar kelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam
berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis.” STAD ini merupakan salah satu
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode
yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif. Keterampilan gerak terutama pada sepakbola, metode
cooperative learning dapat membantu proses belajar siswa terutama dalam
melakukan passing bola bawah sepakbola. Trianto, (2011: 52) menyatakan
bahwa, „‟pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar (jenis kelamin, dan
suku‟‟. (Isjoni, 2010: 51). Dalam pelaksanaan cooperative learning terdapat
beberapa tahapan antara lain :
1) Tahap penyajian materi, yang mana guru memulai dengan menyampaikan
indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa
tentang materi yang akan dipelajari, dalam penelitian ini adalah materi
passing bawah sepak bola. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi.
Dalam mengembangkan materi pembelajaran ditekankan pada hal : a)
mengembangkan materi pelajaran, b) menekankan bahwa belajar adalah
memahami makna (dalam penjas diartikan sebagai memahami teknik dasar),
c) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol
pemahaman siswa, d) memberikan penjelasan mengapa jawaban tersebut
benar atau salah, e) beralih pada materi selanjutnya apabila siswa telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
memahami permasalahan dari materi yang ada mengenai teknik-teknik
dasar passing bola bawah yang sudah diberikan.
2) Tahap kerja kelompok, pada tahap ini siswa diberi tugas untuk berlatih
secara kelompok. Dalam kerja kelompok ini siswa saling berbagi tugas,
saling membantu memberikan penjelasan dan penyelesaian agar semua
anggota kelompok dapat memahami materi passing bola bawah sepak bola.
Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap
kelompok.
3) Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
belajar telah dicapai mengenai materi passing bola bawah sepak bola yang
telah diajarkan. Skor perolehan individu ini didata dan diarsipkan, yang
akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.
4) Tahap perhitungan skor perkembangan individu. Setiap siswa memiliki
kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi
kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Perhitungan
perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk
memperoleh prestasi terbaik sesuai kemampuannya.
5) Pemberian penghargaan, diberikan berdasarkan skor yang diperoleh masing-
masing individu dalam suatu kelompok yang berbentuk nilai. Sedangkan
skor kelompok yang sendiri akan dikategorikan menjadi kelompok baik,
kelompok hebat, dan kelompok super.
Pendapat beberapa tokoh di atas mengemukakan keberagaman dalam setiap
kelompok-kelompok kecil di dalam kelas. Mereka dituntut bekerja sama satu
sama lain untuk untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mereka menjadi lebih aktif
dengan kelebihan dan kekurangan dari tiap-tiap anggota dalam tim. Dalam satu
tim itu menjadi ada koreksi satu sama lain. Untuk bahasan pelaksanaan
cooperative learning, dari poin pertama sampai kelima harus dilaksanakan secara
urut dan kontinyu. Tentu memiliki tujuan untuk kelancaran proses pembelajaran
dan penyampaian materi. Tahap demi tahap proses pelaksanaan pembelajaran tadi
dilaksanakan maka pembelajaran akan terasa nyaman dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode cooperative learning ini
dilaksanakan dengan diawali penyajian materi dimana guru menjelaskan aspek
yang harus dilaksanakan dan target capaian yang menjadi target kelulusan.
Kemudian dilanjutkan tahap kerja kelompok, didalamnya terdapat 5-6 siswa
dengan kemampuan yang beragam dari tinggi, sedang dan rendah, dengan ada
siswa putra dan putri di dalamnya. Mereka melakukan pembelajaran dengan
saling melakukan passing berhadapan, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
dimodifikasi. Ketua dalam setiap kelompok mengoreksi teknik yang dilaksanakan
oleh teman dalam satu kelompok. Ketika masih ada kesalahan mereka
memberikan masukan dan memberikan contoh cara melakukan teknik yang benar.
Dengan begitu, setiap siswa diharapkan mampu melakukan teknik passing dengan
benar dan dapat mengalami peningkatan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya tahap
tes individu, siswa melakukan tes yang telah ditentukan jenis penilaiannya. Dari
tes yang dilaksanakan siswa ini akan dirangkum untuk menentukan nilai
kelompok. Hasil yang diperoleh tiap individu ini memicu siswa untuk memacu
prestasi terbaik yang didapatnya. Tiap kelompok akan memiliki skor berbeda
untuk menentukan tingkat kemajuan yang dicapai. Skor yang diperoleh tiap
kelompok akan menentukan kelompok ini termasuk dalam kelompok baik,
kelompok hebat dan kelompok super.
f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative Learning
Setiap bentuk pembelajaran pasti akan memberikan pengaruh terhadap
peningkatan kemampuan atau keterampilan, selama pembelajaran tersebut
dilakukan dengan baik dan teratur. Pembelajaran yang dilakukan dengan baik,
teratur, dan sistematis akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
peningkatan kemampuan seseorang.
Pembelajaran passing bawah sepakbola dengan metode cooperative
learning mempunyai kelebihan dapat meningkatkan ketepatan passing bawah,
karena adanya sasaran langsung dengan teman dan juga sudah mengetahui
kemampuan dari teman dalam satu tim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kelemahannya adalah siswa akan merasa bosan dalam melaksanakan
progam pembelajaran karena kegiatan pembelajaran tidak ada unsur permainan,
sehingga membuat siswa tidak serius dalam melaksanakan progam pembelajaran
dan pada akhirnya mempengaruhi dalam tingkat kemampuan siswa dalam
melakukan passing bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang
dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan
khususnya yang terkait dengan motode cooperative learning dengan hasil yang
bervariasi atau beragam. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan.
Sutrisno (2012), melakukan penelitian dengan metode pembelajaran
cooperative learning tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan itu merupakan alternatif lain
dari berbagai macam cara untuk mengukur hasil belajar siswa. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperimen. Objek yang digunakan adalah teknik
cluster sampling dari salah satu SMA Swasta di Kota Bandung. Teknik
pengumpulan data yaitu tes dan observasi. Instrument tes digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif, observasi digunakan untuk
melihat peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif. Dari hasil pengolahan
data didapat, terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif sesuai
skor gain ternormalisasi seri satu yaitu 0,41 dalam kategori sedang, untuk seri dua
didapat 0,59 dalam kategori sedang. Untuk aspek afektif terjadi peningkatan
sebelum dan sesudah proses KBM pada pelaksanaan seri satu 44,5% dan seri dua
61,5%, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar.
Rohaeni (2012) melakukan penelitian di kelas V SD Negeri Pesawahan 3
Kota Bandung. Dari kondisi awal diperoleh siswa bosan dan jenuh dengan
mengikuti proses pembelajaran IPS yang disajikan secara verbal melalui kegiatan
ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dengan menggunakan model cooperative learning Tipe STAD pada mata
pelajaran IPS di kelas 5. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah (1) mengungkapkan aktivitas belajar siswa
kelas V dalam mata pelajaran IPS melalui penggunaan pembelajaran Cooperative
Learning Tipe STAD, (2) menungkapkan hasil belajar siswa kelas V dalam mata
pelajaran IPS setelah menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & MC. Taggert dengan dua siklus yang
siklusnya dilakukan satu tindakan. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu
tahap perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan
refleksi (reflecting) subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Pasawahan 3 yang berjumlah 32 orang. Hasil penelitian dengan menggunakan
model Cooperative Learning Tipe STAD pada pembelajaran IPS menunjukkan
adanya peningkatan proses pembelajaran, terlihat siswa sangat senang bekerja
dalam kelompoknya masing-masing. Demikian pada perolehan nilai-nilai dalam
pembelajaran IPS mengalami peningkatan. Pada siklus pertama nilai rata-rata
siswa mencapai 58,3 pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai rata-
rata mencapai 83,9 atau sebanyak 69% siswa yang mencapai nilai KKM.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
Cooperative Learning Tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
kelas V SD Negeri Pasawahan 3 Kota Bandung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yakni menggunakan kegiatan
siswa sendiri secara efektif di dalam pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sedang
dipelajari. Dalam hal ini peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan
masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah
kurangnya sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses
pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa
secara penuh. Di sini siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya
mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru.
Banyak sekali kendala dalam melakukan pembelajaran passing bawah.
Kesalahan dalam melakukan passing sering kali dilakukan. Mulai dari perkenaan
bola sampai sikap badan saat melakukan passing. Untuk tingkat awal memang
harus diperlukan kesabaran luar biasa dari guru karena tidak semua siswa dapat
langsung menerima dan menerapkan instruksi dari guru. Memang harus setahap
demi setahap untuk melakukannya. Setelah itu dapat dilihat hasil seperti yang
diharapkan. Untuk itu perlu diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi seperti itu dan juga mencegah kebosanan. Kerjasama dari teman sebaya
juga diperlukan untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran yang
diberikan dan mendongkrak semangat dalam rangka meningkatkan kemampuan
dan ketrampilan dalam passing bawah sepak bola. Dari sekian banyak model
pembelajaran, dapat diterapkan metode cooperative learning. Pada jenis
pembelajaran kali ini akan ada unsur-unsur seperti saling ketergantungan positif
antar teman, tanggung jawab dari individu untuk dapat mencapai makna dari
pembelajaran, interaksi antar individu, dan kerjasama dalam kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Diharapkan dengan model pembelajaran seperti ini, masing-masing siswa dapat
lebih aktif dengan saling bekerja sama dengan teman untuk lebih memahami
materi pembelajaran, saling memberikan semangat atau dorongan dan evaluasi
dari pembelajaran.
Maka untuk memaksimalkan pembelajaran sepak bola khususnya pada
materi passing bawah, harus digunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan siswa. Diantara model pembelajaran sepakbola, yang
sesuai dengan situasi dan kondisi tersebut adalah metode cooperative learning
dengan tipe Student Team Achievement Divisions yang dianggap paling konsisten
memberikan pengaruh positif, agar siswa memiliki tanggung jawab secara
individual maupun kelompok dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran, serta berperan aktif memberikan semangat atau dorongan serta
evaluasi pada rekan sebaya khususnya pada materi sepak bola. Sehingga dengan
penerapan model cooperative learning, diharapkan dalam pembelajaran sepak
bola khususnya pada materi passing bawah dapat dilakukan secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas X 2 SMA Negeri 1
Boyolali yang beralamat di Jalan Kates No. 8 Telp. (0276) 321059 Fax.
0276321059 Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2012
s/d November 2012.
Tabel 3.1. Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
No.
Rencana Kegiatan
Tahun 2012 2013
Jun
2012
Jul
2012
Ags
2012
Sept
2012
Okt
2012
Nov
2012
Des
2012
Jan
2013
1. Tahap Persiapan
MID
SE
ME
ST
ER
a. Observasi 6-8
Jun
b.Identifikasi
Masalah
9 Jun
c. Penentuan
Tindakan
11
Jun
d.Pengajuan Judul 14
Jun
e. Penyusunan
Proposal
18-23
Jun
2. Tahap Pelaksanaan
a. Seminar Proposal 6 Jul
b.Pengajuan Ijin
Penelitian
6-9
Ags
c. Pengumpulan Data
Penelitian
25 Okt-22
Nov
3. Tahap Penyusunan
Laporan
a. Penulisan Laporan 26 Nov-22
Des
b.Ujian Skripsi 29
Jan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah Siswa Kelas X 2 SMA N 1 Boyolali Tahun
Pelajaran 2012/2013, jumlah keseluruhan siswa kelas X 2 adalah sebanyak 32
siswa, yang terdiri dari 10 siswa putra dan 22 siswa putri.
C. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar passing bola bawah
sepak bola siswa Kelas X 2 SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Guru sebagai kolaborator, untuk teman diskusi dalam tahap refleksi dan
melihat tingkat keberhasilan penerapan model cooperative learning pada
pembelajaran passing bola bawah sepakbola di kelas X 2 SMA N 1 Boyolali
Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
3. Peneliti sebagai observer, melihat masalah yang terjadi selama pembelajaran
dan membuat metode pembelajaran yang menarik untuk memecahkan
masalah yang terjadi di kelas X 2 SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran
2012/2013.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) ini terdiri dari: tes dan observasi.
1. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar passing bola
bawah sepak bola yang dilakukan oleh siswa.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran saat penerapan model
cooperative learning dalam pembelajaran passing bola bawah sepak bola.
Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat
dideskripsikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
No. Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1. Siswa Hasil
belajar
siswa
Afektif
Kognitif
Psikomotor
Observasi. Sesuai dengan
rubrik penilaian aspek
afektif dalam RPP.
Aspek kognitif pada RPP.
(Berupa soal tes)
Unjuk kerja praktek
kemampuan passing bola
bawah sepakbola. (Sesuai
rubrik penilai psikomotor
pada RPP)
E. Uji Validitas Data
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity) yang mana teknik tes yang akan diberikan kepada subjek
penelitian sudah seusai dengan isi yang seharusnya diberikan.
Sedangkan untuk mengetahui kevalidan instrument data kualitatif,
penelitian ini menggunakan Triangulasi sumber.
F. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
a. Penilaian tes dan pengukuran kemampuan passing sepakbola.
b. Penilaian observasi meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik yang
disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
G. Indikator Kinerja Penelitian
Untuk menentukan indikator kinerja penelitian perlu digambarkan
indikator keberhasilan yang disusun berdasarkan kondisi sesungguhnya (melihat
hasil data dari kondisi Pra Siklus dan jumlah siklus yang akan direncanakan).
Untuk lebih jelas kita bisa melihat tabel Indikator Kinerja Penelitian di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 3.3.Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang
Dilakukan
Persentase Siswa yang
Ditargetkan Cara Mengukur
Kemampuan siswa
melakukan gerakan 75%
Diukur dari hasil tes passing
bola bawa sepakbola dan
jumlah siswa yang mampu
melakukan passing bawah
dengan benar minimal 75%
pada saat tes pengambilan
nilai.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.
Langkah–langkah Penelitian Tindakan Kelas secara prosedurnya dilaksanakan
secara kolaboratif antara (guru dengan tim lainnya).
Aqib (2009: 30) secara garis besar alur penelitian tindakan kelas
mencakup empat taraf: penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan
tindakan (planning), tindakan (action), pengamatan interpretasi (observing),
dan refleksi (reflecting). Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut
dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut :
1. Penetapan fokus masalah penelitian yaitu merasakan adanya masalah, analisis
masalah, perumusan masalah.
2. Perencanaan tindakan (Planning) adalah membuat skenario latihan dan
menyiapkan instrument latihan untuk menganalisis data mengenai proses dan
hasil tindakan.
3. Pelaksanaan tindakan (Action) yang meliputi siapa melakukan, apa, kapan,
dimana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah
direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4. Pengamatan interpretasi (Observing) pada tahap ini dilakukan perekaman
data yang meliputi proses dan hasil pelaksanaan kegiatan. Tujuannya untuk
mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan
landasan dalam melakukan refleksi.
5. Refleksi (Reflecting) pada bagian ini dilakukan analisis data mengenai proses,
masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat
digunakan untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya.
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan
rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya
rancangan program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi
yang dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target
penelitian tercapai. Adapun skenatik kegiatan inti penelitian adalah sebagai
berikut :
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1. Skematik Kegiatan Inti Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
Persiapan Perencanaan
Aksi/Tindakan
Evalusai/Refleks
i
Perencanaan Persiapan
Laporan dan Seminar Evaluasi/Tindak
an
Aksi/Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1. Tahap persiapan survey awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah
yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau
sejauh mana pelaksanaan pembelajaran passing bawah sepak bola diterapkan
dalam sekolah tersebut tersebut.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen, dan alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a) Menentukan subjek penelitian
b) Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang
terdiri atas :
a) Observasi data hasil belajar passing bola bawah sepak bola
b) Kemampuan siswa memahami materi selama proses belajar
c) Pelaksanaan belajar passing bola bawah sepak bola
d) Partisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes teknik dasar passing
bola bawah sepak bola. Serta hasil belajar passing bola bawah sepak bola
siswa yang dideskriptifkan melalui hasil kualitatif.
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam
penelitian.
6. Deskripsi tiap siklus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
hasil belajar passing bola bawah sepak bola siswa X 2 SMA Negeri 1 Boyolali
tahun pelajaran 2012/2013. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut
dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan belajar passing bola bawah sepak bola
dengan penerapan model cooperative learning; (2) pelaksanaan tindakan
belajar; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk
perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam 2 siklus.
a. Rancangan Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario
pembelajaran yang terdiri dari :
a) Menyusun Rencana Program Pembelajaran passing bola bawah sepak
bola
b) Menyusun instrument tes passing bola bawah sepak bola
c) Menyusun lembar penilaian dan hasil belajar passing bola bawah sepak
bola
d) Menyusun lembar observasi
e) Menyiapkan lembar penilaian
f) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu proses belajar
g) Penyiapkan tempat penelitian
h) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
i) Sosialisaisi kepada subjek
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan
tahap observasi terhadap dampak tindakan.
Langkah- langkah kegiatan :
a) Melakukan pemanasan.
b) Melakukan teknik dasar passing bola bawah sepak bola :
a) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut
sedikit dibengkokkan.
b) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar arah
keluar. Kaki (sepatu) membentuk sudut 900 dengan kaki tumpu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pada saat terjadi kontak antara kaki dengan kaki tendang dengan
bola.
c) Posisi badan berada di atas bola (menutup).
d) Tangan membentang ke samping untuk menjaga keseimbangan
tubuh.
e) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola. Bagian kaki
menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam.
f) Mata melihat bola.
c) Koordinasi gerakan passing bawah dengan menggunakan beberapa
model pembelajaran cooperaive learning passing bola bawah secara
berkelompok. Siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari 5-6 anak,
didalam kelompok tersebut terdapat siswa yang berkemampuan tinggi,
sedang, rendah.
d) Melaksanakan diskusi kelompok.
e) Penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
f) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
3) Tahap Observasi
Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model
cooperative learning yang diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik
dasar passing bola bawah sepak bola.
4) Tahap Refleksi
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja
yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari
pelaksanaan tindakan pertama yang memerlukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 3.4. Persentase Target Capaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang diukur
Persentase target
capaian Cara mengukur
Kondisi
Awal
Siklus
1
Siklus
2
Sikap siswa selama
pembelajaran 30% 60% 80%
Melalui skala sikap sesuai
dengan pedoman rubrik
penilaian RPP
Kemampuan siswa
dalam melakukan
passing bola bawah
sepakbola
30% 60% 80%
Diamati melalui proses
pembelajaran dan unjuk kerja
praktik sesuai dengan pedoman
rubrik penilaian RPP
Pemahaman siswa
terhadap materi
passing bola bawah
sepakbola
30% 60% 80% Melalui tes kemampuan
kognitif siswa sesuai dengan
pedoman rubrik penilaian RPP
Ketuntasan hasil
belajar 30% 60% 80%
Diukur melalui ketuntasan
belajar siswa pada materi
passing bola bawah sepakbola
melalui hasil penjumlahan
(aspek afektif, kognitif dan
psikomotorik) sesuai dengan
KKM sekolah : 78
b. Rancangan Siklus II
Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus pendidikan
jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Berdasarkan hasil pengamatan dengan melihat kondisi yang ada sekarang
ini, ternyata siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali masih banyak yang belum
menguasai teknik passing bola bawah yang ada dalam permainan sepak bola dan
banyak siswa yang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi
sepak bola menunjukkan bahwa siswa ketika melakukan passing bola bawah masih
memiliki kesulitan ketika melakukan gerakan passing. Terlihat dari hasil penilaian di
lapangan yang menunjukkan hanya 30% dari jumlah siswa yang memenuhi KKM
sekolah. Banyak siswa yang takut melakukan passing bola bawah dengan tidak
sempurna karena belum mengetahui teknik passing bola bawah sepakbola dengan
benar. Ada banyak unsur-unsur dalam pelaksanaan teknik passing bola bawah. Salah
satu kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam melakukan gerakan passing adalah
perkenaan pada kaki tidak tepat, sehingga bola bergulir tidak sesuai target yang sudah
ditentukan. Hal ini tentu menjadi masalah utama ketika pelajaran penjas.
Pembelajaran yang ada pada SMA Negeri 1 Boyolali selama ini
menggunakan metode konvensional, dimana guru penjas selama mengajar hanya
menggunakan gaya mengajar komando tanpa menggunakan metode yang lain selama
pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa terkadang tidak mendengarkan instruksi
dari guru saat pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa siswa masih kurang aktif saat
pembelajaran dan guru masih menjadi pusat pelajaran, dengan demikian hendaknya
disusun suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa meningkat, agar siswa memiliki minat untuk belajar passing bola
bawah, siswa dibuat aktif dalam pembelajaran tersebut tidak hanya guru yang
memberikan intruksi dan lain sebagainya. Untuk itu salah satu model yang tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
adalah model Cooperative Learning dengan tipe Student Team Achievement Division
(STAD). Karena dengan model pembelajaran ini siswa dapat dibuat menjadi siswa
yang aktif dan aplikasinya adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
didalamnya terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah disini
siswa dipacu untuk menjadi siswa aktif yang selain bertanggung jawwab pada diri
sendri juga pada anggota dalam kelompoknya. Hal tersebut berdampak pada hasil
belajar siswa yang masih terlihat rendah.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Kondisi hasil belajar passing bola bawah sepakbola siswa kelas X 2 SMA N 1
Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum diberikan tindakan berupa penggunaan
metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD)
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola
Aspek yang
diukur
Kondisi Awal Cara Mengukur
Tuntas Belum Tuntas
Hasil belajar
passing bola
bawah sepakbola
10
22
Diukur melalui
ketuntasan belajar
siswa pada materi
passing bola
bawah sepakbola
Persentase 31.25% 68.75%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar 4.1 Diagram Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola
Berdasarkan hasil tes para siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa siswa
yang mampu melakukan tendangan passing dengan baik atau mampu memperoleh
nilai di atas 80. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam
melakukan teknik passing bola bawah sepakbola masih rendah. Untuk memperbaiki
dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran passing bola bawah
sepakbola, maka akan dilakukan tindakan berupa penerapan metode Cooperative
Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dilakukan dalam
proses belajar mengajar yang berlangsung.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan, direncanakan ada dua siklus yang
diterapkan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang ada di dalam
kelas yang di observasi. Pada setiap siklus yang direncanakan akan menggunakan
metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD)
untuk selama pelajaran berlangsung. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses
yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara
melakukan observasi dan tes unjuk kerja passing bola bawah sepakbola untuk
masing-masing akhir tiap siklus.
Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan serta refleksi terhadap tindakan. Penelitian yang direncanakan akan
31.25%
68.75%
Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola
Tuntas
Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
meliputi dua siklus. Penelitian diakhiri sampai dengan adanya perubahan pada
indikator siswa ke arah yang lebih baik dan meningkat. Pembahasan masing-masing
siklus yang telah dilaksanakan dapat dilihat seperti di bawah ini.
Pembelajaran passing bola bawah sepakbola dengan menggunakan metode
Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siklus 1
adalah teknik dasar passing bola bawah yang meliputi; (1) Pembagian kelompok
berdasarkan kemampuan tinggi, sedang dan rendah dari kemampuan dasar yang
dimiliki siswa, (2) Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan.
1. Siklus 1
Tindakan Siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 x 45 menit) dalam 2
minggu pada tanggal 25 Oktober dan 1 November 2012. Adapun tahapan – tahapan
yang dilaksanakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan I
Perencanaan tindakan, sebagai berkut :
1) Peneliti dan guru pendidikan jasmani yang bersangkutan (mitra kolaboratif)
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini.
2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) passing bola
bawah sepakbola.
3) Menyiapkan media yang dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan
pembelajaran
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes.
Instrument tes dinilai berdasarkan tes ketrampilan (psikomotor). Unsur-unsur
yang dinilai adalah kesempurnaan gerakan dan ketepatan melakukan gerakan
ketika melakukan passing. Instrument non tes adalah penilaian berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk menilai keaktifan dan sikap
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum di dalam RPP yang disusun
sebelumnya.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik dasar
passing bola bawah sepakbola.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tindakan 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan selama 2 minggu yakni pada
tanggap 25 Oktober 2012 dan 1 November 2012 di lapangan SMA N 1 Boyolali.
Masing-masing dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP yang telah
ditentukan sebelumnya, pada siklus 1 ini pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dan
guru sebagai mitra kolaboratif, dan sekaligus melakukan observasi terhadap
berlangsungnya proses pembelajaran.
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya, sebagai berikut :
a) Pertemuan 1
Materi pada pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama (Kamis, 25 November
2012) adalah teknik dasar passing bola bawah sepak bola. Urutan pelaksanaan
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Memeriksa kondisi lapangan yang akan digunakan untuk pembelajaran.
b) Mempersiapkan bola yang akan digunakan untuk mata pelajaran penjas
yang akan dilaksanakan.
c) Berbaris sebagai bagian awal dari pelajaran penjas, dilanjutkan dengan
berdoa. Dilanjutkan lagi dengan memberikan motivasi dimaksudkan untuk
membuat siswa lebih bersemangat saat pelajaran berlangsung sampai
berakhirnya pelajaran.
d) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan
indikator yang harus dicapai siswa secara singkat dan mudah dipahami
oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
e) Pemanasan dilakukan dengan senam statis, senam dinamis, jogging,
kemudian dengan senam samba untuk melatih koordinasi dan
kekompakan ketika melakukan gerakan pemanasan seperti itu
2) Kegiatan Inti
a) Peneliti menjelaskan teknik dasar dalam sepakbola tentang passing bola
bawah sepak bola dan aspek-aspek yang dinilai ketika melakukan passing.
Yaitu, posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow-through.
b) Peneliti memberikan contoh melakukan passing bola yang salah dan
benar. Dengan mengajak salah seorang siswa untuk diajak berpartner
ketika melakukan passing. Dengan melakukan contoh seperti itu, peneliti
berharap siswa-siswa yang lain tidak perlu ragu dan takut lagi ketika
melakukan passing. Terutama untuk siswa putri untuk lebih berani dan
percaya diri ketika melakukan passing.
c) Peneliti membagi kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 5-6 siswa
dalam setiap kelompoknya dengan kemampuan passing bola bawah tiap
siswa yang merata antara kemampuan tinggi, sedang dan rendah untuk
mempraktekan metode Cooperative Learning tipe Student Team
Achievement Division (STAD) yang telah diuraikan di atas. Dengan ini
akan ada leader atau ketua dalam setiap kelompok yang akan bertugas
membimbing atau mengajari teman dalam satu kelompoknya untuk
melakukan passing bola bawah.
d) Peneliti masih memberikan bimbingan kepada siswa yang masih salah
melakukan passing bola bawah sepakbola. Unsur teknik-teknik dalam
passing bola bawah sepakbola tadi harus diperhatikan mulai dari posisi
badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow- through.
e) Peneliti memberikan instruksi untuk membentuk variasi dalam
pembelajaran passing bola bawah sepakbola, dengan cara siswa dalam
satu kelompok dipecah menjadi dua tim yang saling berhadapan untuk
melakukan passing satu sama lain. Setelah melakukan passing siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
berpindah ke belakang sampai beberap kali pengulangan, dari posisi
seperti ini, masing-masing ketua dalam setiap kelompok bertugas menilai
gerakan dan ketepatan melakukan passing bola bawah sepakbola.
f) Variasi kedua, tiap kelompok membentuk segi empat dengan jarak yang
telah ditentukan dengan seorang ketua di tengah. Passing diberikan dari
tengah ke masing-masing penjuru tiap sudut dengan bola dipassing
kembali ke tengah, dengan seperti itu dapat diketahui bagaimana siswa
dalam melakukan passing bola bawah dengan teknik yang dilakukannya.
3) Kegiatan Penutup
a) Melaksanakan penenangan/penguluran.
b) Pendinginan dilakukan dengan penguluran (stretching).
c) Evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
d) Pemberian pertanyaan mengenai hal-hal yang telah diajarkan dalam
pembelajaran dan mengumpulkan jawaban pada pertemuan berikutnya.
e) Pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa kembali ke kelas untuk
mengikuti pelajaran selanjutnya.
b) Pertemuan II
Materi yang telah ditentukan pada tindakan I, pertemuan kedua
(Kamis, 1 November 2012) adalah pengulangan materi yang telah
disampaikan minggu sebelumnya.
1) Kegiatan Awal
a) Memeriksa kondisi lapangan yang akan digunakan untuk pembelajaran.
b) Mempersiapkan bola yang akan digunakan untuk mata pelajaran penjas
yang akan dilaksanakan.
c) Berbaris sebagai bagian awal dari pelajaran penjas, dilanjutkan dengan
berdoa. Dilanjutkan lagi dengan memberikan motivasi dimaksudkan untuk
membuat siswa lebih bersemangat saat pelajaran berlangsung sampai
berakhirnya pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
d) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan
indikator yang harus dicapai siswa secara singkat dan mudah dipahami
oleh siswa.
e) Pemanasan dilakukan dengan senam statis, senam dinamis, jogging,
kemudian dengan senam samba untuk melatih koordinasi dan
kekompakan ketika melakukan gerakan pemanasan seperti itu
2) Kegiatan Inti
Pada pertemuan kedua sudah dijadwalkan sebagai pertemuan evaluasi
yaitu pertemuan dimana peneliti akan mengambil nilai dari unjuk praktek
yang dilakukan siswa pada akhir pembelajaran siklus pertama. Yang harus
dilakukan guru adalah menyiapkan siswa dalam kondisi tes yang
sesungguhnya tapi tetap dalam suasana serius tapi santai. Satu per satu siswa
melakukan tes passing bola bawah sepakbola dengan instruksi dan teknik-
teknik seperti yang diuraikan di atas tadi, yaitu posisi badan, posisi kaki, saat
melakukan dan follow-through. Guru mengamati setiap gerakan yang
dilakukan setiap anak dari nomor awal sampai nomor akhir. Kemudian
dicatata pada lembar penilaian passing bola bawah sepakbola.
3) Kegiatan Penutup
a) Melakukan penenangan dengan gerakan peregangan.
b) Memberikan evaluasi terkait dengan hasil yang diperolah dari tes tadi,
serta mengumumkan siswa yang berhasil mencapai batas tuntas dan siswa
yang masih belum mencapai batas tuntas.
c) Observasi dan Interpretasi Tindakan I
Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama pelaksanaan yang
dilakukan pada Tindakan I berlangsung. Dalam observasi dan interpelasi tindakan I
ini peneliti berkolaborasi dengan guru yang bertugas sebagai pengelola kelas, adapun
detail dari pelaksanaan Tindakan I, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran passing bola bawah sepak bola pada
siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali. Pada pertemuan pertama (Kamis, 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Oktober 2012 selama 2 x 45 menit, peneliti mengajarkan gerakan passing bola
bawah sepakbola secara mendetail. Dari Posisi Badan, Posisi Kaki, Saat
Melakukan dan Follow-Through. Peneliti mencontohkan cara pelaksanaan
passing sesuai dengan urutan dan teknik yang benar. Kemudian dilakukan
pembagian kelompok berdasarkan metode Cooperative Learning tipe Student
Team Achievement Division (STAD). Pembagian kelompok dengan
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dilanjutkan dengan siswa meniru dan
mempraktekan gerakan yang dicontohkan oleh peneliti. Kemudian siswa yang
sudah bisa melakukan passing secara baik memberikan contoh kepada siswa
lain dan membantu jika masih ada kesulitan ketika melakukan passing. Hal ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan kepercayaan dan semangat dari siswa
yang lain. Pada pertemuan kedua (Kamis, 1 November 2012) peneliti
memberikan materi lanjutan berupa passing bola bawah sepakbola. Pertemuan
kedua menitikberatkan pada evaluasi dari pertemuan pertama dan kedua pada
Siklus 1. Hal ini dilakukan untuk melihat kemajuan yang telah dicapai tiap
siklus.
2) Sebelum pembelajaran dilakukan, peneliti dan guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai acuan dalam proses pembelajaran.
3) Sebelum tindakan I dimulai, peneliti dan guru mengamati prasiklus untuk
melakukan perbandingan dari hasil pada pertemuan pertama dengan
pertemuan kedua pada siklus I.
4) Peneliti memberikan pengarahan dan motivasi kepada siswa supaya lebih
serius dan menikmati proses pembelajaran yang diberikan.
5) Peneliti melaksanakan penilaian dalam lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam pembelajaran passing bola bawah sepakbola dengan
metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division
(STAD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dari hasil yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam lembar observasi, dapat
disimpulkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani pokok
bahasan passing bola bawah sepakbola menunjukkan peningkatan dari pertemuan dan
pertemuan kedua pada siklus 1. Hal tersebut dapat dilihat dalam hasil seperti berikut :
Tabel 4.2. Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus I
Aspek yang
diukur
Siklus I Cara Mengukur
Tuntas Belum Tuntas
Hasil belajar
passing bola
bawah
sepakbola
21 siswa
11 siswa
Diukur melalui ketuntasan
belajar siswa pada materi
passing bola bawah
sepakbola
Persentase 65.62 % 34.38 %
Gambar 4.2 Diagram Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama pelaksanaan Tindakan I
berlangsung, dapat disimpulkan antara lain :
1) Hasil belajar passing bola bawah sepak bola setelah penerapan metode
Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD)
65.63%
34.38%
Hasil Tes Ketrampilan Siswa pada Siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
menunjukkan peningkatan ketuntasan menjadi 65.62%. Sesuai dengan KKM
sekolah yaitu 78.
2) Dari jumlah presentase yang lulus tadi menunjukkan ada 21 siswa yang
masuk batas tuntas, dan ada 11 siswa yang masuk kategori belum tuntas.
d) Analisis dan Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti melakukaan
analisis dan Refleksi sebagai berikut :
1) Pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas telah sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
2) Kondisi kelas menjadi lebih terkendali dan kondusif selama pelajaran
berlangsung. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Masih ada beberapa siswa yang kurang suka dengan pembagian kelompok
yang telah ditentukan karena menurut mereka teman dalam satu kelompok
tidak teman yang dekat dengan mereka, tetapi setelah diberikan pengertian
akhirnya mereka mau bekerja sama dan saling menyemangati selama proses
pembelajaran berlangsung.
4) Kurangnya pemberian reward atau pujian kepada siswa. Hal ini terkadang
membuat siswa merasa disepelekan.
5) Hasil pembelajaran siklus I menunjukkan peningkatan dari kondisi prasiklus.
Target capaian untuk siklus I sudah tercapai walaupun belum terjadi
peningkatan secara keseluruhan dari seluruh siswa.
a) Hasil yang dicapai pada siklus I dapat dilihat dari meningkatnya jumlah
siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa, dan yang belum tuntas sebanyak 11
siswa.
b) Hasil yang didapat pada siklus I jika dibandingkan dengan kondisi
prasiklus telah menunjukkan peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Siklus II
Tindakan Siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 x 45 menit) dalam 2 minggu
pada tanggal 8 November dan 15 November 2012. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada siklus pertama, maka perencanaan tindakannya
adalah sebagai berikut :
1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan sebelumnya. Variasi
pembelajaran dalam kelompok perlu dibuat lebih banyak untuk
menghindari kebosanan dari siswa dan membuat pembelajaran menjadi
lebih menarik.
2) Peneliti dan guru pendidikan jasmani yang bersangkutan (mitra
kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam proses penelitian ini.
3) Menyiapkan media yang dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan
pembelajaran
4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes.
Instrument tes dinilai berdasarkan tes ketrampilan (psikomotor). Unsur-
unsur yang dinilai adalah kesempurnaan gerakan dan ketepatan melakukan
gerakan ketika melakukan passing. Instrument non tes adalah penilaian
berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk menilai
keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan
melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum di dalam
RPP yang disusun sebelumnya.
5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik
dasar passing bola bawah sepakbola.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan selama 2 minggu yakni pada
tanggap 8 November 2012 dan 15 November 2012 di lapangan SMA N 1 Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Masing- masing dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP yang telah
ditentukan sebelumnya, pada siklus 1 ini pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dan
guru sebagai mitra kolaboratif, dan sekaligus melakukan observasi terhadap
berlangsungnya proses pembelajaran.
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat
sebelumnya, sebagai berikut :
a) Pertemuan 1
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Kamis, 8 November
2012) adalah teknik dasar passing bola bawah sepak bola. Urutan pelaksanaan
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal
a) Memeriksa kondisi lapangan yang akan digunakan untuk
pembelajaran.
b) Mempersiapkan bola yang akan digunakan untuk mata pelajaran
penjas yang akan dilaksanakan.
c) Berbaris sebagai bagian awal dari pelajaran penjas, dilanjutkan dengan
berdoa. Dilanjutkan lagi dengan memberikan motivasi dimaksudkan
untuk membuat siswa lebih bersemangat saat pelajaran berlangsung
sampai berakhirnya pelajaran.
d) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat dan mudah
dipahami oleh siswa.
e) Pemanasan dilakukan dengan senam statis, senam dinamis, jogging,
kemudian dengan senam samba untuk melatih koordinasi dan
kekompakan ketika melakukan gerakan pemanasan seperti itu
2) Kegiatan Inti
a) Peneliti menjelaskan teknik dasar dalam sepakbola tentang passing
bola bawah sepak bola dan aspek-aspek yang dinilai ketika melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
passing. Yaitu, posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow-
through.
b) Peneliti memberikan contoh melakukan passing bola yang salah dan
benar. Dengan mengajak salah seorang siswa untuk diajak berpartner
ketika melakukan passing. Dengan melakukan contoh seperti itu,
peneliti berharap siswa-siswa yang lain tidak perlu ragu dan takut lagi
ketika melakukan passing. Terutama untuk siswi putri untuk lebih
berani dan percaya diri ketika melakukan passing.
c) Peneliti membagi kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 5-6 siswa
dalam setiap kelompoknya dengan kemampuan passing bola bawah
tiap siswa yang merata antara kemampuan tinggi, sedang dan rendah
untuk mempraktekan metode Cooperative Learning tipe Student Team
Achievement Division (STAD) yang telah diuraikan di atas. Dengan ini
akan ada leader atau ketua dalam setiap kelompok yang akan bertugas
membimbing atau mengajari teman dalam satu kelompoknya untuk
melakukan passing bola bawah.
d) Peneliti masih memberikan bimbingan kepada siswa yang masih salah
melakukan passing bola bawah sepakbola. Unsur teknik-teknik dalam
passing bola bawah sepakbola tadi harus diperhatikan mulai dari
posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow through.
e) Peneliti memberikan instruksi untuk membentuk variasi dalam
pembelajaran passing bola bawah sepakbola, dengan cara Kelompok
di pecah menjadi 3, dengan masing-masing 2 orang di samping dan 1
orang di tengah. Bola dioper dari sisi kelompok yang terdiri dari 2
orang yang pertama ke arah 1 orang yang berdiri di tengah. Yang
mengoper tadi menjadi di tengah. Sedangkan yang ditengah tadi ke
sisi kelompok 2 orang kedua. Bola yang di kelompok 2 orang kedua
dioper ke tengah, kemudian berpindah ke tengah. Dan yang di tengah
berlari ke kelompok 2 orang pertama. Begitu seterusnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
f) Variasi kedua, Siswa berdiri membentuk segi lima. Melakukan
passing sesuai dengan arah bola dan posisi berdiri dari teman satu
kelompok tanpa melakukan gerak lanjut dengan berlari. Baru setelah
beberapa kali, melakukan gerakan passing dan berlari. Yaitu dengan
mengoper dan mendekat kepada teman yang dioperi bola. Selanjutnya
seperti itu hingga kelihatan arah bola dan arah gerakan dari siswa.
3) Kegiatan Penutup
a) Melaksanakan penenangan/penguluran.
b) Pendinginan dilakukan dengan penguluran (stretching).
c) Evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
d) Pemberian pertanyaan mengenai hal-hal yang telah diajarkan dalam
pembelajaran dan mengumpulkan jawaban pada pertemuan
berikutnya.
e) Pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa kembali ke kelas untuk
mengikuti pelajaran selanjutnya.
b) Pertemuan II
Materi yang telah ditentukan pada tindakan II, pertemuan kedua (Kamis, 15
November 2012) adalah pengulangan materi yang telah disampaikan minggu
sebelumnya.
1) Kegiatan Awal
a) Memeriksa kondisi lapangan yang akan digunakan untuk
pembelajaran.
b) Mempersiapkan bola yang akan digunakan untuk mata pelajaran
penjas yang akan dilaksanakan.
c) Berbaris sebagai bagian awal dari pelajaran penjas, dilanjutkan dengan
berdoa. Dilanjutkan lagi dengan memberikan motivasi dimaksudkan
untuk membuat siswa lebih bersemangat saat pelajaran berlangsung
sampai berakhirnya pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
d) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat dan mudah
dipahami oleh siswa.
e) Pemanasan dilakukan dengan senam statis, senam dinamis, jogging,
kemudian dengan senam samba untuk melatih koordinasi dan
kekompakan ketika melakukan gerakan pemanasan seperti itu
2) Kegiatan Inti
Pada pertemuan kedua sudah dijadwalkan sebagai pertemuan evaluasi
yaitu pertemuan dimana peneliti akan mengambil nilai dari unjuk praktek
yang dilakukan siswa pada akhir pembelajaran siklus pertama. Yang harus
dilakukan guru adalah menyiapkan siswa dalam kondisi tes yang
sesungguhnya tapi tetap dalam suasana serius tapi santai. Satu per satu
siswa melakukan tes passing bola bawah sepakbola dengan instruksi dan
teknik-teknik seperti yang diuraikan di atas tadi, yaitu posisi badan, posisi
kaki, saat melakukan dan follow-through. Guru mengamati setiap gerakan
yang dilakukan setiap anak dari nomor awal sampai nomor akhir.
Kemudian dicatat pada lembar penilaian passing bola bawah sepakbola.
3) Kegiatan Penutup
a) Melakukan penenangan dengan gerakan peregangan.
b) Memberikan evaluasi terkait dengan hasil yang diperolah dari tes tadi,
serta mengumumkan siswa yang berhasil mencapai batas tuntas dan
siswa yang masih belum mencapai batas tuntas.
c. Observasi dan Interpretasi
Pada langkah ini pengamatan dengan seksama dilakukan oleh peneliti dan guru
kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap
teknik-teknik yang telah dilakukan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa :
1) Siswa semakin menjadi padu ketika melakukan setiap instruksi yang diberkan
ke dalam kelompoknya. Ketika ada sedikit kesalahan yang dilakukan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
melakukan teknik kurang tepat bisa langsung diperbaiki dan diberi masukan
masing-masing ketua dalam kelompok. Siswa juga cepat merasakan
peningkatan kemampuan melakukan teknik dasar passing bola bawah
sepakbola.
Unsur passing bola bawah sepakbola yang terdiri dari posisi badan, posisi kaki,
saat melakukan dan follow-through semakin mereka pahami cara melakukannya.
Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama pelaksanaan yang dilakukan
pada Tindakan II berlangsung. Dalam observasi dan interpretasi Tindakan II ini
peneliti berkolaborasi dengan guru yang bertugas sebagai pengelola kelas, adapun
detail dari pelaksanaan Tindakan II, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Peneliti mengamati proses pelaksanaan pembelajaran passing bola bawah
sepak bola siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun ajaran 2012/2013 dengan
penerapan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement
Division (STAD).
2) Sebelum pembelajaran dilakukan, peneliti dan guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai acuan dalam proses pembelajaran.
3) Peneliti dan guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar siswa selalu
merasa senang dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Penerapan metode
Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD)
semakin lama berjalan dengan baik dan efisien dalam penyampaian pelajaran.
Selama proses pembelajaran itu, guru dan peneliti mengamati keaktifan dan
motivasi siswa. Dari hasil yang pengamatan tadi, diperoleh kesimpulan bahwa
keaktifan siswa hanya 75% dan 25% sisanya terlihat kurang antusias
mengikuti proses pembelajaran. Setelah mengadakan wawancara kepada
siswa, diperoleh kesimpulan bahwa mereka yang tidak terlihat aktif dalam
pembelajaran berlangsung diperolah data bahwa mereka kurang menyukai
materi yang diberikan dan kurang menguasai materi passing bola bawah
sepakbola, terutama oleh siswa putri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4) Pemberian reward atau pujian kepada siswa untuk meningkatkan motivasi
kepada siswa berupa, “Sudah Bagus”, “Sudah Benar”, “Passingnya mantap”,
“Keren Banget”. Hal ini membantu siswa lebih bersemangat dan merasa
senang selama proses pembelajaran berlangsung. Mereka menjadi lebih
antusias mengikuti pelajaran.
5) Peneliti melaksanakan penilaian dalam lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam pembelajaran passing bola bawah sepakbola dengan
metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division
(STAD).
Dari hasil yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam lembar observasi,
kemampuan siswa pada evaluasi siklus II menunjukkan perkembangan yang
signifikan. Peningkatan kemampuan passing setiap siswa meningkat. Dan
sudah masuk kriteria capaian dalam Siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari
perubahan hasil yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus II
Aspek yang
diukur
Siklus II Cara Mengukur
Tuntas Belum Tuntas
Hasil belajar
passing bola
bawah
sepakbola
27 siswa
5 siswa
Diukur melalui ketuntasan
belajar siswa pada materi
passing bola bawah sepakbola
Persentase 84.37% 15.63%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 4.3 Diagram Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama pelaksanaan
Tindakan I berlangsung, dapat disimpulkan antara lain :
1) Hasil belajar passing bola bawah sepak bola setelah penerapan metode
Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD)
menunjukkan peningkatan ketuntasan menjadi 84.37%. Sesuai dengan KKM
sekolah yaitu 78.
2) Dari jumlah presentase yang lulus tadi menunjukkan ada 27 siswa yang
masuk batas tuntas, dan ada 5 siswa yang masuk kategori belum tuntas.
d) Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil obsdervasi pada Tindakan II tersebut, peneliti melakukan
analisis dan refleksi sebagai berikut :
1) Jumlah dan frekuensi pada siklus II berlangsung sebanyak 2 pertemuan. Hal ini
untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar yang telah dicapai dan untuk
mencapai kesempurnaan gerak dari teknik passing bola bawah sepakbola.
84.38%
15.63%
Hasil Tes Ketrampilan Siswa pada Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2) Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Pemberian materi telah dilaksanakan
secara urut dan teratur.
3) Metode pembelajaran yang diterapkan dengan metode Cooperative Learning tipe
Student Team Achievement Division (STAD) oleh peneliti dan guru mampu
mengendalikan kondisi kelas, sehingga selama proses pembelajaran berlangsung
secara kondusif dan menarik. Penguatan materi yang diterapkan pada siklus II
dapat berjalan dengan baik.
4) Semangat belajar dari siswa pada siklus II semakin meningkat. Pemberian
reward selama proses memberikan dampak positif. Siswa menjadi lebih ceria
dan tidak merasa terbebani dengan materi yang ada.
5) Hasil penilaian siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan hasil yang
meningkat daripada capaian yang diperoleh pada Siklus I. Hal itu dapat
dijelaskan pada uraian sebagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dalam materi passing bola bawah sepakbola setelah
pelaksanaan Tindakan II menunjukkan bahwa sebanyak 27 siswa masuk
kriteria Tuntas, sedangkan 5 siswa masuk kriteria Belum Tuntas. Banyaknya
siswa yang mencapai kriteria tuntas ini menunjukkan peningkatan yang
signifikan dalam Pelaksanaan Tindakan II.
b) Sebanyak 27 siswa yang mencapai kriteria Tuntas dan 5 siswa Belum Tuntas
menunjukkan hasil tersebut sudah mencapai target yang telah ditentukan.
Hasil yang dicapai pada Tindakan II menunjukkan bahwa penerapan
Penelitian Tindakan Kelas telah memenuhi target capaian yang diharapkan
sebelumnya.
C. Pembahasan Hasil Tindakan Antarsiklus
Berdasarkan hasil pelaksanaan Tindakan pada siklus I dan II dapat diperoleh
hasil penilaian bahwa terjadi peningkatan pembelajaran passing bola bawah
sepakbola kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun ajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.4. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
10 siswa
(31.25%)
21 siswa
(65.62%)
27 siswa
(84.37%)
Gambar 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pada kondisi awal dapat diperolah hasil ketuntasan belajar yang masih kurang
maksimal. Pada tahap kondisi Pra Siklus hanya 10 siswa (31.25%) yang mencapai
batas Tuntas, sedangkan sisanya sebanyak 22 siswa belum mencapai kriteria Tuntas.
Pada akhir Siklus I terjadi peningkatan ketuntasan siswa menjadi 20 siswa (65.62%).
Kemudian pada akhir siklus II terdapat 27 siswa (84.37%) yang mencapai batas
Tuntas. Dan masih ada 5 siswa yang masih Belum Tuntas sampai akhir pertemuan.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Prosentase 31.25% 65.62% 84.37%
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Melihat peningkatan yang terjadi dari kondisi Pra Siklus hingga pemberian
Tindakan I dan Tindakan II dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penggunaan
metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar passing bola bawah sepakbola kelas X 2 SMA N 1
Boyolali tahun ajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas dengan metode Cooperative Learning tipe
Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar
passing bola bawah sepakbola dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri
atas empat tahapan, yaitu :
1. Perencanaan, peneliti dan guru penjas sebagai kolaborator menyusun
rancangan tindakan dan menyusun instrumen penilaian berupa tes dan
non tes.
2. Pelaksanaan, peneliti melaksanakan rancangan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah disusun dan dilaksanakan secara urut.
3. Pengamatan, peneliti mengamati adanya peningkatan hasil belajar
passing bola bawah dari prasiklus sampai berakhirnya siklus II.
4. Refleksi, peneliti melihat adanya permasalahan dalam setiap tindakan,
tentunya dilihat dari kondisi siswa selama proses pembelajaran,
kelemahan yang ada pada pembelajaran akan diperbaiki pada
pertemuan selanjutnya.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan
diperoleh simpulan sebagai berikut :
Pembelajaran dengan metode Cooperative Learning dapat meningkatkan
hasil belajar passing bola bawah sepakbola pada siswa kelas X 2 SMA N
1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013. Kondisi belajar hasil belajar
passing bola bawah sepakbola yang masuk kategori tuntas 31.25 % atau
10 siswa. Hasil belajar passing bola bawah sepakbola pada siklus I
masuk kategori tuntas adalah 65.62 % atau 21 siswa. Pada siklus II
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar
84.37 % atau sebanyak 27 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
B. Implikasi
Penelitian ini menunjukkan gambaran yang sangat jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada banyak faktor. Faktor tersebut
berasal dari pihak guru sebagai penyampai materi dan siswa sebagai penerima
materi serta metode pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran.
Kecakapan guru dalam mengembangkan materi, menyajikan materi,
pengelolaan kelas yang bagus, serta metode pembelajaran yang digunakan selama
proses pembelajaran yang sesuai dapat digunakan guru untuk menyampaikan
materi yang lebih menarik bagi siswa. Faktor dari siswa meliputi, minat dan
motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, penggunaan metode
pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
pembelajaran dengan metode Cooperative Learning dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa baik proses selama pembelajaran berlangsung maupun hasil belajar
dapat meningkat seperti yang diharapkan. Bagi guru bidang studi Penjas, hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam melaksanakan proses
pembelajaran Penjas khsususnya yang berkaitan dengan hasil belajar passing bola
bawah sepakbola yang efektif dan menarik. Serta membuat siswa lebih aktif dan
menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang dirasa
membosankan menjadi Penjas yang lebih menarik dan menyenangkan dalam
prosesnya.
C. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan
pikiran dan tenaga bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar, khususnya dalam
bidang studi penjasorkes, penerapan cooperative learning ini dapat disarankan
beberapa hal, hal ini tentunya sangat bermanfaat, antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1. Bagi Guru SMA N 1 Boyolali
Dalam proses pembelajaran hendaknya guru memperhatikan kondisi siswa
dan menggunakan strategi mengajar yang bervariasi untuk menghindari
kejenuhan siswa. Dengan demikian, semangat dan keaktifan siswa akan
meningkat dan secara langsung memberikan dampak meningkatnya hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran pendidkan jasmani. Guru perlu
meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai macam
metode pembelajaran yang baru sekaligus untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
2. Bagi Sekolah
Untuk sekolah yang belum menerapkan berbagai metode pembelajaran
seperti cooperative learning dapat mencoba dan menerapkan tipe Student
Team Achievement Division (STAD) dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa ataupun mutu lulusan.
Top Related