perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERKEMBANGAN OBJEK WISATA UMBUL SEWU
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT PENGGING DAN SEKITAR
SKRIPSI
Oleh :
OCTAVI RIZKY CAHYANINGRUM
K4408039
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Octavi Rizky Cahyaningrum. PERKEMBANGAN OBJEK WISATA UMBUL
SEWU DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT PENGGING DAN SEKITAR. Skripsi.
Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang
dibangunnya Umbul Sewu sebagai obyek wisata (2) pengelolaan obyek wisata
Umbul Sewu (3) perkembangan obyek wisata Umbul Sewu (4) pengaruh obyek
wisata Umbul Sewu terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Pengging dan
sekitar.
Bentuk penelitian ini deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan
strategi studi kasus terpancang tunggal yaitu sasaran yang akan diteliti sudah
dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang mempunyai
karakteristik tersendiri. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda,
tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Data dikumpulkan dengan teknik
observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan
penelitian, di mana peneliti memilih informan yang dipandang mengetahui
permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, untuk
mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data
dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
interaktif, yaitu proses analisis yang bergerak diantara tiga komponen yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) latar belakang
Umbul Sewu ini dijadikan objek wisata karena pemanfaatan potensi wisata di
kawasan wisata Pengging dan kemudahan transportasi (2)
Pengelolamengembangkan Umbul Sewu dengan konsep wisata keluarga yang
menggabungkan antara kolam renang dan restoran. Umbul Sewu merupakan
objek wisata yang dikelola oleh perorangan, yakni oleh PT. Umbul Sewu tidak
bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali tapi Umbul Sewu
hanya menyetor pajak kepada Pemerintah Daerah (3) ada perkembangan wahana
di Umbul Sewu sedikit mengalami pertambahan dan adanya tambahan kolam
renang sebanyak 3 buah dan gazebo 12 buah, perkembangan pengunjung yaitu
mengalami peningkatan tiap tahun, hal ini disebabkan adanya usaha promosi yang
selalu ditingkatkan oleh pengelola Umbul Sewu (4) Keberadaan objek wisata
Umbul Sewu membawa pengaruh bagi masyarakat sekitar, yaitu adanya
perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat misalnya mengubah status yang
tadinya pengangguran menjadi tidak pengangguran. Sedangkan dampak dalam
bidang ekonomi tentunya sangat besar yaitu peningkatan pendapatan keuangan
dan juga peningkatan kesejahteraan bagi kehidupan ekonomi masyarakat
Pengging dan sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi
ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “PERKEMBANGAN OBJEK WISATA UMBUL SEWU
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT PENGGING DAN SEKITAR”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui
atas permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Progam Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan
dan ijin atas penyusunan skripsi ini.
4. Drs. A. Arif Musadad, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Sri Wahyuni, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan
penjelasan dengan sabar hingga saya mengerti dan memahami semuanya.
6. Bapak dan Ibu Dosen Progam Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis
selama ini.
7. Agus Bekti Widodo, SE yang telah memberikan ijin penelitian dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Eka Lasda Yuniawan dan Parwadi yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Bapak Windarto, BA selaku Lurah Bendan yang membantu memberikan ijin
dalam penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh Warga Bendan yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .......................................................................... v
ABSTRACT . ........................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................. ix
DAFTAR ISI .............. .............................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ......................................................................... 7
1. Pariwisata ........................................................................ 7
2. Masyarakat ..................................................................... 23
3. Perubahan sosial ekonomi .............................................. 25
B. Kerangka Berpikir ............................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 33
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................ 34
C. Sumber Data ....................................................................... 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 38
E. Teknik Sampling................................................... ............... 40
F. Validitas Data ................................................... .................. 41
G. Teknis Analisis Data ........................................................... 42
H. Prosedur Penelitian ............................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi ................................................................. 46
1. Kondisi Geografis .......................................................... 46
2. Kondisi Demografi .......................................................... 48
B. Latar Belakang ..................................................................... 52
1. Gambaran Umum Umbul Sewu ...................................... 52
2. Potensi Objek Wisata Umbul Sewu ................................ 54
3. Faktor-Faktor Umbul Sewu Dijadikan Objek Wisata ..... 56
4. Konsep Pengembangan Umbul Sewu........................... 58
C. Pengelolaan Umbul Sewu .................................................... 62
1. Sistem Pengelolaan ......................................................... 62
2. Tidak dikelola Dinas Pariwisata...................................... 63
3. Fasilitas yang Tersedia di Umbul Sewu .......................... 64
D. Perkembangan Objek Wisata Umbul Sewu ........................ 69
1. Perkembangan Sarana Prasarana..................................... 69
2. Perkembangan Pengunjung ............................................. 70
3. Usaha-Usaha Promosi ..................................................... 72
E. Pengaruh Terhadap Kehidupan Masyarakat ........................ 73
1. Dampak Sosial ................................................................ 73
2. Dampak Ekonomi............................................................ 74
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................. 77
B. Implikasi ............................................................................. 79
C. Saran ................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 82
LAMPIRAN ....... ..................................................................................... 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara dengan ribuan pulau, beraneka keindahan
alamnya dan penduduknya yang terdiri dari ratusan suku bangsa, sesungguhnya
memiliki potensi wisata alam, sosial dan budaya yang besar. Potensi dan sumber
daya alam yang ada dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik.
Sebagian besar sumber daya alam tersebut telah dimanfaatkan dan dikembangkan
menjadi beberapa objek wisata. Mengingat daya tarik utama wisatawan yang
berkunjung ke Indonesia adalah karena keindahan alam dan kekayaan seni
budayanya, maka tidak heran jika potensi ini menarik untuk dikembangkan
(Nyoman S Pendit, 2002: 66).
Kekayaan potensi dan sumber daya alam Indonesia membuka peluang
bagi perkembangan pariwisata di Indonesia. Adanya kemajuan teknologi dan juga
akibat urbanisasi yang besar, menarik kaum urban menuju pusat-pusat kota untuk
mencari nafkah. Akibatnya, banyak orang kota yang terlibat dalam suasana
tegang atau mengalami stress. Salah satu pelariannya adalah melakukan rekreasi
atau berlibur di tempat-tempat wisata. Masyarakat kota menginginkan suasana
yang baru, rileks, dan menikmati perubahan lingkungan dengan udara yang
bersih, untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani agar segar dan siap untuk
bekerja kembali.
Di Indonesia pariwisata merupakan sektor yang penting dalam
mendukung perekonomian sebagian sumber setelah migas. Pariwisata juga
berperan untuk mengembangkan sosial budaya dan mempromosikan citra bangsa
di luar negeri. Pariwisata di Indonesia merupakan faktor yang mempercepat
perkembangan dan merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling penting.
Sektor ini yang diharapkan dapat menjadi penghasil devisa nomor satu (MA
Desky, 2001: v).
Menurut pendapat Salah Wahab (1985 : 5) pariwisata adalah salah satu
dari industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor
produksi lain di dalam negara penerima wisatawan. Pariwisata sebagai suatu
sektor yang kompleks, meliputi industri-industri dalam arti yang klasik, seperti
misalnya industri kerajinan tangan dan industri cinderamata, penginapan dan
transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.
Pariwisata tidak hanya ditujukan untuk memberikan kesenangan kepada
wisatawan, akan tetapi pariwisata dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang
luas dan membawa perubahan yang luas pula terhadap masyarakat, baik dari segi
sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan hidup. Melalui pariwisata dapat menjadi
pendorong ke arah positif terhadap pemeliharaan dan perkembangan masyarakat.
Berbagai kegiatan dan keperluan pariwisata menyangkut berbagai unsur yang
menyangkut aspek pemerintahan, industri, alam dan masyarakat yang saling
terkait dan saling menunjang dalam rangka memberikan jasa pelayanan yang
memadai kepada para wisatawan (Oemar Hamalik, 1978 : 14-15).
Pengaruh yang ditimbulkan dari pariwisata ini memberikan peluang bagi
masyarakat sekitar untuk membuka usaha. Baik dari usaha makanan, cinderamata
maupun penjualan jasa. Pariwisata diharapkan dapat menggerakan ekonomi
rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan
prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.
Sektor pariwisata juga diharapkan mampu menghasilkan pemasukan
keuangan bagi negara maupun pemerintah daerah. Selain itu juga sektor
pariwisata diharapkan mampu mendorong perkembangan ekonomi nasional
maupun perkembangan ekonomi lokal, memberdayakan ekonomi masyarakat,
meningkatkan kesempatan usaha bagi masyarakat sekitar, mendorong pelestarian
lingkungan hidup, meningkatkan pembangunan sektor lainnya, memperluas
wawasan nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan
rasa cinta tanah air, mendorong perkembangan daerah, memperkenalkan produk
nasional maupun produk lokal dalam rangka meningkatakan kesejahteraan
masyarakat dan yang terpenting adalah menyerap tenaga kerja serta meningkatkan
lapangan kerja bagi masyarakat (Soekadijo, 1997: 8-9).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Berkembangnya pariwisata di berbagai daerah di Indonesia merupakan
salah satu wujud kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Pengembangan
potensi di setiap daerah yang mempunyai potensi sebagai objek wisata mulai
digali dan dikembangkan. Berbagai jenis objek wisata sudah berkembang di
Indonesia, mulai dari wisata budaya, kesehatan, olahraga, komersial, industri,
politik, konvensi, sosial, pertanian, bahari, cagar alam dan buru. Terdapat ratusan
jenis budaya di Indonesia yang berkembang sesuai dengan karakteristiknya
masing-masing. Alam Indonesia merupakan alam yang kaya dan indah (Oka A
Yoeti, 1990 : vii).
Keindahan alam Indonesia merupakan salah satu aset yang perlu dijaga
dan dikembangkan. Salah satu pengembangannya adalah melalui objek wisata.
Peran masyarakat dalam perkembangan objek wisata tersebut sangat dibutuhkan
sehingga perlu menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pengembangan pariwisata. Melalui hal tersebut keindahan alam di Indonesia dapat
dimanfaatkan dan dilestarikan.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pariwisata merupakan hal
sangat penting. Masyarakat berfungsi sebagai objek, hal ini berarti bahwa
masyarakat sebagai penyedia sarana, maka masyarakat perlu mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan untuk pelayanan yang memuaskan. Partisipasi
masyarakat dalam pariwisata dapat diwujudkan dengan tingkah laku masyarakat
yang ramah, sopan, menghormati wisatawan yang datang, menunjukkan keaslian
hidup sehari-hari dan memelihara lingkungan sekitar. Oleh karena itu partisipasi
masyarakat tersebut akan mendorong perkembangan pariwisata dan akan lebih
merangsang wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata (Oemar Hamalik, 1978
: 49).
Boyolali terletak di kaki sebelah timur Gunung Merapi dan Gunung
Merbabu sehingga memiliki hawa sejuk, pemandangan alam yang indah dan
mempesona. Kota Boyolali berjarak 25 kilometer sebelah barat kota Surakarta
(Solo) dan merupakan kawasan wisata SSB (Solo-Selo-Borobudur). Kota
Boyolali termasuk kawasan Subosukawonosraten (Surakarta – Boyolali -
Sukoharjo - Karanganyar - Wonogiri - Sragen - Klaten) dengan selogan Solo The
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Spirit of Java. Boyolali terkenal sebagai Kota Susu dan mempunyai motto
Boyolali Tersenyum (tertib, elok, rapi, sehat, nyaman untuk masyarakat)
(http://www.boyolalikab.go.id/, diunduh pada tanggal 10 januari 2012 pukul
10.16).
Pemerintah Kabupaten Boyolali menempatkan sektor pariwisata sebagai
salah satu prioritas pembangunan penggerak ekonomi masyarakat. Diharapkan
melalui industri pariwisata yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat sekitar,
maka akan berdampak pada sektor-sektor yang lain yang pada akhirnya akan
terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Boyolali
pun membuka kesempatan seluas luasnya kepada para investor untuk berinvestasi
di sektor pariwisata dengan membuka tempat-tempat wisata yang baru yang
diharapkan mampu menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten
Boyolali. Sampai saat ini pun telah banyak para investor yang berinvestasi di
Kabupaten Boyolali dengan membuka berbagai jenis tempat wisata yang menarik
dan unik (http://harianjoglosemar.com/, Ario Bhawono, diunduh pada tanggal 4
Oktober 2011 pukul 09.47).
Kabupaten Boyolali memiliki beberapa objek wisata yang dapat
dikunjungi antara lain, Gunung Merapi dan Merbabu yang menawarkan
keindahan alam pegunungan serta panorama alam, tempat wisata berupa mata air
yang mengalir secara terus menerus dan sangat jernih yang dikelola dengan baik
menjadi tempat wisata air, kolam renang, kolam pancing dan restoran seperti di
Tlatar (sekitar 7 km arah utara kota Boyolali) dan Pengging di Kecamatan
Banyudono (sekitar 10 km arah timur kota Boyolali). Selain itu terdapat beberapa
waduk yang menjadi tujuan wisatawan di Boyolali yakni waduk Badhe, waduk
Cengklik, dan waduk Kedungombo yang biasanya sebagai sarana irigasi bagi
pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam
yang mempesona dan dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan pemancingan.
Salah satu tempat wisata yang menarik di Kabupaten Boyolali adalah
Umbul Sewu. Umbul Sewu terletak di kawasan wisata Pengging kecamatan
Banyudono. Umbul Sewu merupakan tempat rekreasi keluarga yang mempunyai
sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Tempat wisata ini memiliki kolam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
renang, kolam pemancingan dan restoran. Para wisatawan dapat memanfaatkan
fasilitas yang ada selama melakukan rekreasi bersama keluarga. Pengunjung juga
disuguhi dengan pemandangan alam sungai yang jernih dan alami. Selain itu,
letak Umbul Sewu juga dekat dengan beberapa tempat wisata yang menarik
lainnya seperti Pemandian Umbul Pengging, Pemandian Umbul Sungsang,
Makam Raden Ngabei Yosodipuro serta terletak di kawasan wisata kuliner
Pengging yang ramai menjajakan berbagai makanan dan masakan khas Pengging
dengan harga terjangkau.
Suatu objek wisata akan menarik para pengunjungnya apabila memiliki
daya tarik tersendiri. Oleh karena itu PT Umbul Sewu bekerjasama dengan
masyarakat sekitar untuk berusaha meningkatkan kualitas objek wisata Umbul
Sewu. Pembangunan objek wisata Umbul Sewu terus dilakukan agar semakin
menarik pengunjung. Banyaknya pengunjung yang datang ke objek wisata Umbul
Sewu akan berdampak bagi kehidupan masyarakat sekitar. Pembangunan dan
pengembangan pariwisata yang dilakukan akan memacu pertumbuhan sosial
ekonomi yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat, tingkat kesejahteraan
masyarakat, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan oleh penulis serta hal-hal
yang menarik yang ada di dalamnya, maka penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan judul “Perkembangan Objek Wisata Umbul Sewu dan Pengaruhnya
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pengging dan Sekitar “.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan
penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain :
1. Apa yang melatarbelakangi dibangunnya Umbul Sewu sebagai objek wisata?
2. Bagaimana pengelolaan objek wisata Umbul Sewu?
3. Bagaimana perkembangan objek wisata Umbul Sewu?
4. Bagaimana pengaruh objek wisata Umbul Sewu terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat Pengging dan sekitar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Berpijak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
adalah untuk mengetahui:
1. Latar belakang dibangunnya Umbul Sewu sebagai objek wisata.
2. Pengelolaan objek wisata Umbul Sewu.
3. Perkembangan objek wisata Umbul Sewu.
4. Pengaruh objek wisata Umbul Sewu terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat Pengging dan sekitar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai masalah perubahan sosial
ekonomi masyarakat Pengging .
b. Menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca
tentang pengaruh objek wisata terhadap perubahan sosial ekonomi
masyarakat.
c. Dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian yang
sejenis secara lebih mendalam.
2. Manfaat Praktis
a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
b. Memberikan sumbangan terhadap penelitian selanjutnya, khususnya dalam
sejarah pariwisata yang ada di Indonesia.
c. Memberikan manfaat bagi lembaga-lembaga lain yang terkait yang
berhubungan dengan usaha peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Ditinjau secara etimologi kata “pariwisata” berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu “pari” yang berarti penuh, lengkap, berkeliling, “wis(man)” yang
berarti rumah properti, kampung, komunitas dan “ata” yang berarti pergi terus
menerus, mengembara (roaming about). Atas dasar itulah kata “pariwisata”
diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari
suatu tempat ke tempat lainnya yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata
tourism (Nyoman S. Pendit, 2002: 1).
Menurut Salah Wahab (1975 : 55) pariwisata merupakan salah satu jenis
industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan
lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-
sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata
juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan
cinderamata, penginapan, dan transportasi.
Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses bepergian sementara
dari seorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergiannya karena berbagai kepentingan, baik kepentingan ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain yang bersifat
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau belajar (Adi Sasono, 1978:8).
Herman V Schulalard dan E. Guyer Freuler dalam Oka A. Yoeti
(1983:105-106) merumuskan pengertian pariwisata dan memberikan batasan
sebagai berikut :
Pariwisata adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya
dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang
asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara. Pariwisata dalam
artian modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang
didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alam dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai
bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada
perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan
daripada alat-alat pengangkutan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk
berusaha (bussines) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna tamasya dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
b. Jenis dan Macam Pariwisata
Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan
nenek moyang pada suatu negara, maka timbullah bermacam-macam jenis
pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama-kelamaan
mempunyai cirinya sendiri. Untuk keperluan perencanaan dan pengembangan
kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata yang satu
dengan jenis pariwisata jenis lainnya, karena dengan demikian akan dapat
ditentukan kebijakan apa yang akan dapat mendukung, sehingga jenis dan macam
pariwisata yang dikembangkan dapat terwujud seperti apa yang diharapkan.
Ditinjau dari segi ekonomi, pengelompokan jenis pariwisata dianggap
penting, karena dengan cara itu dapat menentukan berapa penghasilan devisa yang
diterima dari suatu macam pariwisata yang dikembangkan di suatu tempat atau
daerah tertentu. Di lain pihak, pengelompokan ini juga sangat berguna untuk
menyusun statistik kepariwisataan atau untuk mendapatkan data penelitian yang
diperlukan dalam perencanaan selanjutnya di masa yang akan datang.
Menurut Oka A. Yoeti (1983:114) pariwisata terbagi menjadi beberapa
jenis sesuai dengan pembagiannya masing-masing, antara lain:
1) Menurut letak geografis
a) Pariwisata Lokal (Local Tourism), yaitu pariwisata setempat, yang
mempunyai ruang lingkup sempit dan terbatas dalam tempat-
tempat tertentu saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Pariwisata Regional (Regional Tourism), yaitu kegiatan
kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang
ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan local
tourism, tetapi lebih sempit jika dibandingkan dengan national
tourism.
c) Pariwisata Nasional (National Tourism), kepariwisataan yang
berkembang dalam wilayah suatu negara. Sebagai contoh
kepariwisataan Indonesia..
d) Pariwisata Regional-international, yaitu kegiatan kepariwisataan
yang berkembang di suatu wilayah internasional yang terbatas,
tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga negara dalam
wilayah tersebut. Misalnya kepariwisataan ASEAN.
e) Pariwisata Internasional (International Tourism), yaitu
kepariwisataan yang berkembang di seluruh dunia.
2) Menurut alasan/tujuan perjalanan
a) Businnes Tourism, yaitu pariwisata dimana pengunjungnya
memiliki tujuan untuk dinas, usaha dagang, atau yang berhubungan
dengan pekerjaannya, kongres, seminar, conversation, dan
musyawarah kerja.
b) Vacational Tourism, yaitu pariwisata dimana orang-orang yang
melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang
berlibur dan cuti.
c) Educational Tourism, yaitu pariwisata dimana pengunjung atau
orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau
mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.
3) Menurut saat atau waktu berkunjung
a) Seasonal Tourism, yaitu jenis pariwisata yang kegiatannya
berlangsung pada musim-musim tertentu, termasuk di dalamnya
adalah Summer Tourism atau Wimter Tourism, yang biasanya ditandai
dengan kegiatan olah raga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
b) Occational Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana perjalanan
wisatanya dihubungkan dengan kejadian (occusion) atau suatu event,
misalnya Sekaten di Solo.
4) Pembagian menurut objeknya
a) Cultural Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang
untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik atau
seni budaya suatu tempat atau daerah. Jadi, objek kunjungannya
adalah warisan nenek moyang, benda-benda kuno.
b) Recuperational Tourism, yaitu biasa disebut dengan pariwisata
kesehatan, tujuannya adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit.
Misalnya mandi di suatu sumber air panas.
c) Commercial Tourism, disebut dengan pariwisata perdagangan, karena
perjalanan wisata ini dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional
ataupun internasional.
d) Sport Tourism, yaitu perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk
melihat atau menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu negara.
e) Political Tourism, biasa disebut dengan pariwisata politik, yaitu suatu
perjalanan yang tujuannya melihat suatu peristiwa yang berhubungan
dengan kejadian suatu negara.
f) Social Tourism, Pariwisata sosial hendaknya jangan diasosiasikan
sebagai suatu pariwisata yang berdiri sendiri. Pengertian ini hanya
dilihat dari segi penyelenggaraannya yang tidak menekankan pada
mencari keuntungan saja.
g) Religion Tourism, jenis pariwisata dimana tujuan perjalanan yang
dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara-upacara
keagamaan. Misalnya naik haji bagi yang beragama Islam.
Menurut Nyoman S. Pendit (2002: 38), selain pembagian jenis pariwisata
di atas, pariwisata dapat di bagi dalam beberapa macam, yaitu:
1) Wisata Budaya, perjalanan ini dilakukan untuk memperluas
pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai cara hidup,
kebiasaan, adat istiadat, budaya dan seni masyarakat di negara lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Wisata Olahraga, wisatawan yang melakukan perjalanan dengan
tujuan berolahraga atau mengambil bagian dari pesta olahraga di suatu
negara atau tempat.
3) Wisata Komersial, yang termasuk jenis ini adalah perjalanan untuk
mengunjungi oameran-pameran dan panen raya yang bersifat
komersial.
4) Wisata Industri, adalah perjalanan wisata yang dilakukan oleh orang
awam maupun mahasiswa ke suatu komplek atau daerah perindustrian
dengan tujuan untuk melakukan peninjauan atau penelitian.
5) Wisata Pertanian, perjalanan wisata yang dilakukan ke proyek-proyek
pertanian, pembibitan yang bertujuan untuk penelitian maupun
menikmati lingkungan.
6) Wisata Buru, jenis wisata ini banyak dilakukan di negara-negara yang
memiliki daerah tempat berburu yang dibenarkan dan digalakkan oleh
pemerintah.
7) Wisata pilgrim, jenis wisata ini banyaak dikaitkan dengan agama,
sejaah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam
masyarakat.
8) Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi
penggantin baru.
9) Wisata Petualangan. Dikenal dengan Adventure Tourism, seperti
masuk hutan belantara yang belum pernah dijelajahi.
c. Manfaat Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu industri yang terus berkembang dengan baik
di Indonesia maupun di dunia. Bagi negara-negara yang telah maju,
kepariwisataan merupakan bagian dari kebutuhan hidup. Kegiatan kepariwisataan
bahkan sudah merupakan aktivitas dan permintaan yang wajar untuk dipenuhi.
Adapun manfaat pariwisata tersebut menurut B. Wiwoho (1990: 64-66) antara
lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Manfaat Ekonomi
a) Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Usaha
kepariwisataan dengan segala kaitannya membutuhkann tenaga kerja
yang banyak sehingga bersifat padat karya sehingga sangat membantu
dalam memecahkan masalah pengangguran.
b) Memperbesar penerimaan devisa negara yang bersumber dari
pengeluaran wisatawan luar negeri karena itu dapat memperbaiki
neraca pembayaran negara.
c) Meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah tujuan wisata (DTW)
yang berasal dari pengeluaran-pengeluaran yang dibelanjakan oleh
para wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
d) Memperbesar pendapatan pemerintah pusat maupun daerah berupa
pajak termasuk bea cukai.
e) Memperbesar penanaman modal baik oleh pemerintah maupun oleh
swasta di berbagai sektor yang langsung berhubungan dengan
pembangunan sarana dan fasilitas kepariwisataan maupun yang
mendukung pembangunan kepariwisataan.
f) Meningkatkan produksi serta transaksi barang-barang guna
memenuhi kebutuhan yang timbul karena perjalanan dan kunjungan.
g) Meningkatkan kepariwisataan dan menumbuhkan usaha-usaha
ekonomi dalam kerangka pembangunan ekonomi nasional.
h) Mendorong pembangunan prasarana dan sarana terutama di daerah
yang tidak memiliki potensi ekonomi kecuali dengan
diselenggarakannya kegiatan kepariwisataan.
2) Manfaat sosial-budaya dan lingkungan hidup
a) Mendorong pemeliharaan pembangunan nilai-nilai budaya bangsa,
menghidupkan kembali seni tradisional yang hampir punah serta
meningkatkan mutu seni, baik seni tari, seni ukir, seni lukis maupun
seni budaya lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa sebagai akibat
dikembangkannya pengenalan terhadap kekayaan budaya bangsa dan
tanah air.
c) Meningkatkan rasa penghargaan terhadap seni budaya sendiri.
d) Kontak-kontak langsung yang terjadi antara wisatawan dan
masyarakat yang dikunjunginya, sedikit banyak akan menghembuskan
nilai hidup baru dalam arti memperluas cakrawala pandangan pribadi
terhadap nilai-nilai kehidupan lain. Manusia akan belajar menghargai
nilai-nilai orang lain dan memperluas nilai-nilai pribadi, karena nilai
pribadi yang ramah merupakan daya tarik yang dihargai orang asing.
e) Pariwisata dapat mendorong terciptanya lingkungan hidup yang serasi
dan harmonis, oleh karena itu wisatawan yang mempunyai tujuan
pokok untuk rekreasi, menginginkan suatu lingkungan yang
menimbulkan suasana baru dari kejenuhan kehidupan mereka sehari-
hari.
Menurut Oemar Hamalik (1978 : 19-20) pariwisata menyangkut berbagai
aspek dan segi kehidupan masyarakat, sehingga manfaat pariwisata sangat luas
antara lain:
1) Pariwisata akan menambah pendapatan negara dan memperkuat
neraca pembayaran, bertambahnya pendapatandari sektor pajak.
2) Memperluas nilai-nilai pergaulan hidup dan pengetahuan. Terjalin
hubungan anatara para wisatawan dan antara wisatwan dengan
masyarakat sehingga akan tumbuh rasa persahabatan, toleransi, saling
menghargai dan memperkuat persatuan dan kesatuan.
3) Mendorong pengembangan kreasi, penggalian, pemeliharaan atau
pagelaran seni budaya yang baik karena wisatawan datang untuk
menikmati dan mengagumi suatu kreasibudaya.
4) Membatu pemeeliharaan dan pemanfaatan lingkungan hidup.
5) Memperluas kesempatan kerja karena dengan berkembangnya industri
pariwisata akan menyerap banyak tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Objek Wisata
Objek wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang
untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Menurut Marriotti seperti dikutip Oka
A. Yoeti (1996 : 174) ada hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke
suatu tempat daerah tujuan wisata, diantaranya adalah :
1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang bersifat
alamiah. Misalnya iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar,
flora dan fauna, kawah, sungai, karang dan ikan di bawah laut, gua-gua,
tebing, lembah, dan gunung.
2) Hasil cipta manusia meliputi :
a) Monumen bersejarah dan sisa peradapan masa lampau. Keraton
kasunanan merupakan jenis ini.
b) Museum, galeri seni, perpustakaan, kesenian rakyat.
c) Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, dan upacara
perkawinan.
d) Rumah-rumah beribadah seperti masjid, kuil, candi dan pura.
3) Tata cara hidup masyarakat misalnya bagaimana kebiasaan hidup suatu
masyarakat dan adat-istiadatnya.
Menurut Oka A Yoeti (1990: 109) sutau tempat yang akan dikunjungi
harus memilki persayaratan yaitu : 1) adanya faktor something to see adalah
segala sesuatu yang menarik untuk dilihat, 2) adanya faktor something to do yaitu
suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut, dan 3) adanya faktor
something to buy adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas
tersendiri untuk dibeli. Jika ketiga persyaratan tersebut diperhitungkan akan saling
mengisi sehingga dapat mensukseskan tour yang dilaksanakan. Dengan
memperhitungkan objek wisata yang akan dikunjungi maka dapat menghindari
kebosanan anggota rombongan selama dalam perjalanan.
e. Wisatawan
Suatu daerah tujuan wisata akan hidup atau mengalami perkembangan
jika di daerah tujuan wisata tersebut banyak dikunjungi wisatawan. Banyak atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sedikitnya wisatawan yang berkunjung dapat menjadi indikator bagus tidaknya
suatu tempat wisata. Wisatawan merupakan pengunjung sementara yang tinggal
sekurang-kurangnya 24 jam di negara yang dikunjungi dan tujuan perjalanannya
dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Pesiar yaitu untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan, dan olah raga.
2) Hubungan dagang, sanak keluarga, handai taulan, konferensi-
konferensi, dan misi.
Pelancong ialah pengunjung sementara yang tinggal di negara yang
dikunjungi kurang dari 24 jam (termasuk pelancong dalam perjalanan kapal
pesiar) (Oka . A yoeti, 1996: 134). Dalam prakteknya terdapat banyak batasan
mengenai apa yang dimaksud dengan “wisatawan”. Dari sudut pandang ekonomi
negara penerima wisatawan, wisatawan internasional dapat dibagi menjadi 2
kategori :
1) Yang benar-benar wisatawan (holiday makers) yang mengadakan
perjalanan untuk kesenangan.
2) Yang datang untuk keperluan usaha atau pekerjaan (business), studi,
dan misi.
Dalam prakteknya, menurut Oka A. yoeti (1996: 185) keduanya adalah
konsumen dan pembawa devisa. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa
konsumen dan pembawa devisa tidak melakukan kegiatan yang bersifat
produktif di negara yang dikunjunginya, serta tidak pula melakukan pekerjaan
yang mendapatkan bayaran. Dengan kata lain, uang yang konsumen dan pembawa
devisa belanjakan tidak diperoleh dan bukan berasal dari negara yang dikunjungi.
Dalam Nyoman S. Pendit (2002: 45-46) menjelaskan mengenai batasan-
batasan wisatawan yang termuat dalam lampiran laporan Panitia Ahli-ahli
Statistik Liga Bangsa-bangsa (Leagueof Nations), memberi rekomendasi batasan
wisatawan sebagai berikut:
1) Wisatawan yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, alasan
kekeluargaan, kesehatan dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Wisatawan yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-
pertemuan atau sebagai wakil (utusan) untuk sesuatu keperluan tertentu
(ilmu penegetahuan, administrasi, diplomatik, keagamaan, olah raga dan
sebagainya).
3) Pengunjung yang mengadakan perjalanan untuk keperluan usaha-usaha
bisnisnya.
4) Pengunjung yang tiba dalam pesiar lautnya dengan kapal pesiar,
walaupun tinggal kurang dari 24 jam lamanya.
Menurut Oka A. Yoeti (1985: 147) banyak orang asing yang berdatangan
ke suatu negara, tetapi orang asing belum tentu sedang dalam keadaan wisata.
Sebagian dari mereka ada yang bekerja dan yang berwisata. Orang asing yang bisa
dianggap sebagai wisatawan, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Orang asing yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan
keluarga, kesehatan, dan rekreasi.
2) Orang asing yang mengadakan perjalanan untuk keperluan perternuan-
perternuan atau karena tugas-tugas tertentu (ilrnu pengetahuan, tugas
pemerintahan, diplomasi, agama, dan olah raga)
3) Orang asing yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha.
4) Orang asing yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut
walaupun tinggal di suatu negara kurang dari 24 jam
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa wisatawan adalah
setiap orang yang melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat lain
dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu, baik dengan tujuan berwisata
ataupun bekerja.
Berdasarkan sifat perjalanannya dan lokasi di mana perjalanan wisata
dilakukan, wisatawan menurut Oka A. Yoeti (1996: 143) dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Wisatawan Asing (Foreign Tourist) adalah orang asing yang melakukan
perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan
merupakan negara di mana biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga
wisatawan mancanegara atau disingkat Wisman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Domestic Foreign Tourist adalah orang asing yang berdiam atau bertempat
tinggal di suatu negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di
wilayah negara di mana ia tinggal. Misalnya, staf kedutaan Belanda yang
mendapat cuti tahunan dan tidak pulang ke Belanda, melainkan melakukan
perjalanan wisata di Indonesia (tempat bertugas).
3) Wisatawan Domestik (Domestic Tourist) ialah seorang waga negara suatu
negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya
sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya, warga negara
Indonesia yang melakukan perjalanan ke Bali atau Danau Toba.
Wisatawan ini disebut juga wisatawan dalam negeri atau wisatawan
nusantara (Wisnu).
4) Indigenous Foreign Tourist merupakan warga negara suatu negara tertentu
yang karena tugasnya atau jabatannya berada di luar negara asalnya dan
melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. Misalnya,
warga negara Perancis yang bertugas sebagai konsultan di perusahaan
asing di Indonesia, ketika liburan ia kembali ke Perancis dan melakukan
perjalanan wisata di sana. Jenis wisatawan ini merupakan kebalikan dari
Domestic Foreign Tourist.
5) Transit Tourist adalah wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke
suatu negara tertentu, yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu
peiabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
6) Business Tourist adalah orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan
bisnis, bukan wisata, tetapi perjalanan wisata dilakukannya setelah tujuan
utamanya selesai. Jadi, perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder,
yaitu setelah tujuan primer (bisnis) selesai
f. Pariwisata Berbasis Masyarakat
Pariwisata berbasis masyarakat merupakan langkah yang lebih maju yang
dilakukan dalam bidang pariwisata. Pariwisata bentuk ini diterapkan untuk
memperjelas peran masyarakat setempat terhadap keberhasilan kegiatan tersebut.
Pariwisata berbasis masyarakat diantaranya ditandai dengan keterlibatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
masyarakat sejak perencanaan sampai pelaksanaan kegiaatan pariwisata. Dalam
hal ini yang paling penting adalah meyakinkan dan membuktikan penduduk
setempat bahwa pariwisata memang dapat memberikan keuntungan.
Pariwisata berbasis masyarakat dikembangkan berdasarkan prinsip
keseimbangan dan keselarasan. Prinsip pembangunan community based tourism
menekankan pembangunan pariwisata yang memuat dari, oleh dan untuk
masyarakat. Dalam hal ini pariwisata menggantungkan peran masyarakat sekitar
untuk memajukkan pariwisata seperti dalam wisata Umbul Sewu. Menuru Rara
Sugiarti, Tundjung dan Radjiman ( 2006: 23) menyatakan bahwa pariwisata
berbasis masyarakat ini menjadikan masyarakat sebagai perencana, pelaksana,
pengelola, dan pengembang sampai pada tahap pemantauan dan evaluasi.
Masyarakat terlibat aktif dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dengan
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.
Menurut Mallet dalam Ida Kusuma Dewi dan Setyo Budi (2006: 14-15)
meskipun pariwisata berbasis masyarakat menekankan pada faktor masyarakat
sebagai komponen utama, keterlibatan unsur lainnya seperti pemerintah dan
swasta sangat diperlukan. Masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tujuan
wisata mempunyai peran penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan
pariwisata di daerahnya. Hal yang terpenting adalah upaya memberdayakan
masyarakat setempat dengan mengikutsertakan masyarakat dalam berbagai
kegiatan pembangunan pariwisata. Untuk itu pemerintah sebagai fasilitator dan
stakeholder lainnya harus menghimbau dan memberikan motivasi kepada
masyarakat agar bersedia aktif di dalam pembangunan pariwisata.
Pariwisata berbasis masyarakat menuntut adanya koordinasi dan kerja
sama serta peran dari semua pihak yang terkait, karena itu partisipasi masyarakat
sangat mendorong terwujudnya kerja sama. Usaha-usaha yang akan dilaksanakan
dalam pariwisata berbasis masyarakat harus memperhatikan kondisi dan
karakteristik masyarakat setempat serta sifat masing-masing objek dan daya tarik
wisata. Hal ini berkaitan dengan adanya program sadar wisata yaitu kondisi di
mana masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai
tentang pariwisata dan arti penting pembangunan pariwisata bagi kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Sehingga sebagian masyarakat belum
menyadari bahwa pembangunan pariwisata dapat memberikan keuntungan.
Dengan memahami hal itu, masyarakat diharapkan akan berperan serta dalam
berbagai program pengembangan pariwisata.
Rara Sugiarti, Tundjung dan Radjiman ( 2006: 23) mengemukakan
bahwa pengembangan pariwisata berbasis masyarakat ini bertujuan untuk:
1) memberdayakan masyarakat melalui pembangunan pariwisata daerah di
Indonesia; 2) meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
pariwisata agar dapat memperoleh keuntungan ekonomi, sosial budaya dari
pembangunan pariwisata; 3) memberikan kesempatan yang seimbang kepada
semua anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan (gender based dan
equity).
Program sadar wisata dapat berhasil atau tidak ditentukan oleh peran
aktif dan proaktif dari seluruh komponen masyarakat. Dalam melaksanakan
program sadar wisata dengan baik dapat menumbuhkan sikap peduli masyarakat,
maka dibuatlah sebuah pedoman yang bernama sapta pesona. Hal ini diarahkaan
untuk mengurangi tekanan terhadap objek wisata sehingga pembangunan
pariwisata dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Dimana dalam hal ini masyarakat setempat dapat dilibatkan dalam berbagai
kegiatan usaha seperti menjual makanan, minuman, cindera mata dan sebagainya
(Rara Sugiarti, Tundjung dan Radjiman, 2006: 24).
Dalam upaya mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat,
pengembangan itu perlu diarahkan untuk menciptakan keseimbangan dalam
memenuhi kepentingan generasi yang akan datang tanpa mengurangi nilainya.
Pengembangan kawasan berdasarkan konsep pembangunan pariwisata
berkelanjutan menekankan adanya sikap berwisata yang positif dan bertanggung
jawab, baik dari pandangan wisatawan, pengelola maupun masyarakat disekitar
lokasi pariwisata.
g. Sapta Pesona Pariwisata
Menurut Ida Kusuma Dewi dan Setya Budi (2007: 11-13) salah satu upaya
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pariwisata, maka pemerintah mencanangkan program sadar wisata yang mulai
dikampanyekan sejak bulan April 1989 melalui program “kampanye nasional
sadar wisata”. Untuk melaksanakan program tersebut maka pemerintah membuat
sebuah pedoman yang dikenal dengan Sapta Pesona. Sapta pesona adalah
pedoman program Sadar Wisata yang merupakan sebuah kondisi yang harus
diwujudkan dalam memberikan setiap jasa pelayanan kepada wisatawan.
Dian Permana Alam (2010:35) mengemukakan bahwa sapta pesona
adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan
mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh
keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona
merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar
daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia. Sapta pesona pertama kali
dicetuskan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi yaitu Soesilo
Soedarman. Sapta pesona wisata merupakan tujuh pokok-pokok dalam
mewujudkan kepariwisataan yang harus dilaksanakan. Ketujuh unsur tersebut,
yaitu :
1) Aman
Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila
merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan bebas dari :
a) Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan,
penodongan, penipuan dan lain sebagainya.
b) Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya
c) Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang
kurang baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum,
lift, alat perlengkapan rekreasi atau olah raga.
d) Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh
pedagang asongan tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang
tidak bersahabat dan lain sebagainya.
Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk
milik (barang) wisatawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2) Tertib
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan
oleh setiap orang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari
suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang
tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya :
a) Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan
berangkat tepat pada waktunya.
b) Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi
c) Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat
d) Informasi yang benar dan tidak membingungkan
3) Bersih
Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang
menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan
pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di
tempat-tempat yang bersih dan sehat seperti :
a) Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-
tempat umum, seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat
rekreasi, tempat buangair kecil/besar dan lain sebagainya. Bersih
dari sampah, kotoran, corat-coret dan lain sebagainya.
b) Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat
c) Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak
mengeluarkan bau tidak sedap dan lain sebagainya
4) Sejuk
Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau
keadaan sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak
saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam
ruangan, misalnya ruangan kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur
dan lain sebagainya. Untuk itu hendaklah kita semua :
a) Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil
penghijauan yang telah dilakukan masyarakat maupun pemerintah
b) Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian
lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5) Indah
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang
menarik dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari
berbagai segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk
ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan
yang enak dan cantik untuk dilihat. Indah yang selalu sejalan dengan
bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia, karena itu
kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati
oleh umat manusia.
6) Ramah Tamah
Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang
menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan
menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan
kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan
atau sikat. Ramah, merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada
umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan
rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan satu daya tarik bagi
wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus.
7) Kenangan
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan
dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang
diperolehnya. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan
perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan
sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah
ini dapat pula diciptakan dengan antara lain :
a) Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa
seni tari, seni suara dan berbagai macam upacara
b) Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah
bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau
mempunyai arti tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari
kunjungan seseorang ke suatu tempat/daerah/Negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Menurut pandangan yang populer, masyarakat sebgai kekutan impersonal
yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-
anggotanya. Pandangan ini mirip dengan wawasan sosiolog yang dipelopori oleh
seorang ahli sosiologi klasik dari Perancis yang bernama Emil Durheim yang
menyebutka bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang objektif secara
mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya
(Darsono Wisadirana, 2004: 23).
Menurut Comte, masyarakat merupakan hubungan sistematis antara
lembaga-lembaga, kesopanan sosial dengan cita-cita, yan semuanya merupakan
kesatuan dari proses-proses fisik, moral dan intelektual ( Soerjono Soekanto,
1983: 3). Summer berpendapat masyarakat merupakan proses saling pengaruh
mempengaruhi antara kebutuhan-kebutuhan pribadi dengan unsur-unsur
kehidupan bersama. Masyarakat merupakan suatu realitas sosial. Menurut
Summer masyarakat manusia terdiri dari in-group dan out-group atau we-group
dan other-group (Adham Nasution, 1983 : 52).
Menurut Betrand dalam Darsono Wisadirana (2004: 23) masyarakat
merupakan hasil dari suatu periode perubahan budaya dan akumulasi budaya. Jadi
masyarakat bukan sekedar jumlah penduduknya saja melainkan sebagai suatu
sistem yang dibentuk dari hubungan antar mereka sehingga menampilkan suatu
realita tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri. Dimana dari hubungan
antaanya ini terbentuk suatu kumpulan manusia yang kemudian menghasilkan
suatu kebudayaan. Jadi masyarakat merupakan sekumpulan orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan, atau disebut juga sekelompok orang yang
mempunyai kebudayaan yang sama atau setidaknya mempunyai sebuah
kebudayaan bersama yang dapat membedakan dari kebudayaan kelompok
lainnyadan yang tinggal di suatu daerah wilayah tertentu, mempunyai perasaan
akan adanya persatuan di antara anggota-anggotanya dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan yang berbeda dari lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. Jenis Masyarakat
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:564) masyarakat
dapat dibedakan dalam tujuh macam, antara lain :
1) Masyarakat desa yaitu suatu masyarakat yag anggota masyarakatnya
mampunyai mata pencaharian utama dalam sektor bercocok tanam,
perikanan, peternakan atau gabungan dari kesemuanya itu. Sedangakan
sistem budaya dan sosialnya juga mendukung mata pencaharian tersebut.
2) Masyarakat kota yaitu masyarakat yag penduduknya mempunyai mata
pencaharian dalam sektor perdagangan dan industri atau yang bekerja
dalam sektor administrasi.
3) Masyarakat majemuk yaitu masyarakat yang terbagi dalam kelompok
persatuan yang sering memilki budaya yang berbeda-beda.
4) Masyarakat modern yaitu masyarakat yang perekonomiannya berdasarkan
pasar secara luas, spesialisasi dalam bidang industri dan pemakaian
teknologi canggih.
5) Masyarakat pedesaan adalah masyarakat desa.
6) Masyarakat primitif ialah masyarakat yang mempunyai sistem
perekonomian sederhana.
7) Masyarakat tradisional yaitu masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh
adat istiadat yang lama.
Adanya perbedaan lingkungan alam dan sikap hidup menjadikan
masyarakat diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Seperti yang dikemukakan
Berger dalam Darsono Wisadirana (2004: 42) membedakan jenis masyarakat
dalam 2 jenis, yaitu: 1) Masyarakat kuno adalah sutau masyarakat yang memiliki
kebudayaan masih sederhana. Masyarakat ini memiliki sifat integrasi yang tinggi
dan bersatu atau homogen dalam suatu keteratuaran beragama serta memilki
peralatan hidup dan komunikasi yang masih sederhana. Jenis masyarakat ini lebih
menonjolkan sifat kekeluargaan dan keterikatan sosial yang ditandai dengan suatu
keakraban (sering disebut sebagai masyarakat Gemeinscaft). 2) Masyarakat
Modern adalah masyarakat yang telah mengalami proses segmentasi atau
pluralisasi atau deferensiasi. Masyarakat modern ini terbagi ke dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
segmen-segmen masyarakat yang saling berhubungan, antara satu segmen dengan
segmen lainnya dalam rangka mempertahankan hidup dan kehidupannya. Sikap
hidup pada masyarakat modern lebih menonjolkan sikap individualistik, sehingga
nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat termasuk nilai-nilai pengikat dari
para anggota masyarakat sebagai kolektifitas sering terabaikan. Hal ini nampak
pada masayarakat yang tinggal di kota terutama kota besar yang disebut sebagai
masyarakat kota lebih mementingka dirinya dari pada kepentingan orang lain.
Masyarakat demikian juga bisa disebut sebagai masyarakat Gesellscaft.
3. Perubahan Sosial Ekonomi
a. Perubahan Sosial
Pitirim A. Sorokin dalam Soerjono Soekanto (2005: 304) berpendapat
bahwa segenap usaha untuk mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang
tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial tidak akan berhasil baik. Dia
meragukan kebenaran akan adanya lingkaran-lingkaran perubahan sosial tersebut.
Akan tetapi, perubahan-perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah
lingkaran terjadinya gejala-gejala sosial harus dipelajari karena dengan jalan
tersebut barulah akan dapat diperoleh suatu generalisasi. Sedangkan Kingsley
Davis dalam Soerjono Soekanto (2005: 304) mengartikan perubahan sosial
sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto (2005: 310) pada dewasa ini proses-proses
pada perubahan-perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu,
yaitu sebagai berikut:
1) Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap
masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara
cepat.
2) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan
diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial
lainnya. Karena lembaga-lembaga tadi sifatnya interdependen, maka sulit
sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu
saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3) Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan
disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses
penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang
mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
4) Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau
bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan
timbal balik yang sangat kuat.
Menurut Soerjono Seokanto (2005: 326) di dalam masyarakat di mana
terjadi suatu proses perubahan, terdapat faktor-faktor yang mendorong jalannya
perubahan yang terjadi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1) Kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu proses yang menyangkut hal
ini adalah diffusion. Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari individu kepada individu lain, dan dari masyarakat ke
masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia mampu menghimpun
penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi,
suatu penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan
dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia di dunia dapat
menikmati kegunaannya.
2) Sistem pendidikan formal yang maju. Pendidikan mengajarkan aneka
macam kemampuan kepada individu. Pendidikan memberikan nilai-nilai
tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikirannya serta
menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berpikir secara ilmiah.
Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara objektif,
yang akan memberikan kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan
masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan zajam atau
tidak.
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk
maju. Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat
merupakan pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah Nobel,
misalnya, merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
baru. Di Indonesia juga dikenal sistem penghargaan tertentu, walaupun
masih dalam arti yang sangat terbatas dan belum merata.
4) Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation),
yang bukan merupakan delik.
5) Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification). Sistem terbuka
memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau berarti
memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar
kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan
mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status
lebih tinggi. Identifikasi terjadi di dalam hubungan superordinasi-
subordinasi. Pada golongan yang berkedudukan lebih rendah, acap kali
terdapat perasaan tidak puas terhadap kedudukan sosial sendiri. Keadaan
tersebut dalam sosiologi disebut status-anxiety. Status-anxiety
menyebabkan seseorang berusaha menaikkan kedudukan sosialnya.
6) Penduduk yang heterogen. Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok-
kelompok sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan ras ideologi
yang berbeda dan seterusnya, mudah terjadinya pertentangan-pertentangan
yang mengundang kegoncangan-kegoncangan. Keadaan demikian menjadi
pendorong bagi terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.
7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
Ketidakpuasan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat
berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.
8) Orientasi ke masa depan.
9) Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki
hidupnya. Transformasi masyarakat desa Jawa kurang mencolok
dibandingkan perubahan sosial dipusat-pusat perkotaan. Bahkan ada
keyakinan umum bahwa kehidupan pedesaan Jawa sulit berubah sejak
waktu yang tidak dapat diingat lagi. Perbedaan antara pola sawah di Jawa
dan pola ladang di luar pulau Jawa masih tampak jelas. Rekonstruksi
akurat mengenai kehidupan desa Jawa pada masa awal sulit dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kesusastraan Jawa Kuno lebih banyak membahas tentang kehidupan di
istana-istana raja dibandingkan dengan kehidupan sehari-hari rakyat biasa.
Perubahan sosial secara komparatif berjalan lamban di Jawa dan
perubahan dalam kehidupan pedesaan itu hampir tidak seradikal yang terjadi di
Eropa Barat. Tradisi masih memainkan peran yang sangat penting dalam
kehidupan Jawa. Hal yang tampak sebagai unsur baru dan lama ini sering kali
ditemukan bersisi-sisian, tidak bergabung menjadi suatu keseluruhan. Kebutuhan
sosial masih benar-benar tampak bersisian dengan munculnya kebutuhan
ekonomi, dimana semangat modern menyusupi nilai-nilai tradisional.
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di
dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara
keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Menurut Gillin dan Gillin
dalam Soerjono Soekanto (2005:304) menyatakan bahwa perubahan sosial adalah
suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima oleh masyarakat, yang
disebabkan oleh adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru
dalam masyarakat. Sedangkan Hawley dalam Piotr Sztompka menyebutkan
bahwa perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem
sosial sebagai satu kesatuan.
Suatu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah hubungan antara industri
dengan masyarakat, wadah industri adalah masyarakat, yang menjadi masalah
adalah bagaimana proses saling mempengaruhi antara industri dengan
masyarakat. Untuk itu, Soerjono Soekanto (2005:301) mengemukakan bahwa
perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat
meneliti susunan dan kehidupan masyarakat pada suatu waktu dan
membandingkan dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu
yang lampau.
Menurut D. Hendropuspito OC (1989:262) perubahan sosial yang berada
di tengah masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
1) Perubahan berulang, merupakan perubahan yang ketikab kembali tidak
terdapat unsur-unsur baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Perubahan pembaharuan adalah perubahan yang memperlihatkan usur-
unsur baru yang belum dijumpai dalam masyarakat.
3) Perubahan hakiki dan perubahan jumlah, perubahan hakiki merupakan
perubahan jenis atau hakikat sosial ataupun budaya dan perubahan jumlah
adalah perubahan yang membawa perbedaan jumlah anggotanya.
4) Perubahan siklis, merupakan perubahan memutar sesuai dengan musim
dan tidak membawa unsur-unsur baru bagi kehidupan masyarakat.
5) Perubahan terencana dan perubahan tidak terencana. Perubahan tenencana
adalah perubahan yang sengaja dilakukan menurut rencana tertentu dan
digerakkan menurut pola tertentu. Perubahan tidak terncana merupakan
perubahan yang tidak mengikuti suatu rencana tertentu melainkan sesuai
dengan hukum alam.
6) Perubahan Progresif dan perubahan regresif. Perubahan progresif ialah
perubahan yang membawa kemajuan, hal ini diukur dipengaruhi
subjektifitas penilai. Perubahan regresif merupakan perubahan yang tidak
mendatangkan keuntungan melainkan kemunduran.
b. Perubahan Ekonomi
Perubahan ekonomi adalah suatu proses kenaikan dan penurunan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara. Dalam perubahan ekonomi tidak dapat terlepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth) pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi, 13
Januari 2012).
Menurut Bert F Hoselitz dalam Aidit Alwi, dkk (1986: 102)
pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang dapat mempengaruhi seluruh
struktur sosial, politik dan budaya pada suatu masyarakat. A Q Khalid (1946: 567)
mengemukakan bahwa kunci menuju perubahan ekonomi terletak pada empat
faktor, yaitu: 1) Sumber daya manusia (ketersediaan tenaga kerja, pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
disiplin, motivasi dan lain-lain), 2) Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan
bakar, iklim dan lain-lain), 3) Pembentukan modal (mesin-mesin, pabrik, jalan
raya dan lain-lain), 4) Tingkat teknologi (pengetahuan, rekayasa, manajemen,
kewiraswastaan dan lain-lain). Masalah kependudukan akan menyebabkan terjadi
ledakan pertambahan karena menurunnya angka kematian sebelum angka
kelahiran sendiri dapat diturunkan. Pendapatan menurun akan mengancam daerah-
daerah yang kurang berkembang.
Eckstein dalam Aidit Alwi (1986:4) melihat bahwa pertumbuhan
ekonomi sebagai perluasan pilihan-pilihan yang terbuka bagi masyarakat. Dalam
masyarakat tradisional terdapat ruang lingkup yang sempit dalam pilihan individu
maupun masyarakat. Dalam masyarakat modern terdapat ruang lingkup yang jauh
lebih besar dalam pilihan individu dan pengambilan keputusan yang bersifat
desentralisasi dalam bidang ekonomi. Keadaan ini merupakan aspek yang penting
dalam individualisme.
c. Perubahan Sosial Ekonomi
Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan.
Proses perubahan terjadi karena manusia adalah makhluk yang berpikir dan
bekerja. Manusia selalu berusaha untuk memperbaiki hidupnya atau sekurang-
kurangnya mempertahankan hidupnya. Perubahan yang terjadi pada prinsipnya
adalah suatu proses yang terus menerus artinya bahwa perubahan itu ada yang
terjadi lambat dan ada yang terjadi cepat.
Para ahli sepakat untuk mengkategorikan masyarakat Indonesia sekarang
ini sebagai masyarakat yang sedang berada dalam keadaan transisional.
Masyarakat Indonesia sekarang sedang bergerak dari masyarakat agraris
tradisional yang penuh dengan nuansa spiritualistik menuju masyarakat industrial
modern yang materialistik. Warna kehidupan masyarakat industrial sudah terasa
dalam denyut jantung kehidupan masyarakat, walaupun corak kehidupan agraris
tradisional tidak lenyap sama sekali.
Terciptanya keseimbangan atau kegoncangan, konsesus atau pertikian,
harmoni atau perselisihan, kerja sama atau konflik, damai atau perang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kemakmuran atau krisis dan sebagainya, berasal dari sifat saling mempengaruhi
dari keseluruhan ciri-ciri sistem sosial yang kompleks. Adakalanya perubahan
hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan akibat
besar terhadap unsure lain dari sistem. Sistem dari keseluruhan tetap utuh, tidak
terjadi perubahan menyeluruh atas unsure-unsurnya meski di dalamnya terjadi
perubahan sedikit demi sedikit (Piotr Szotompka, 2008 : 3-4).
Perubahan tidak selalu membawa dampak kemajuan, bahkan yang terjadi
sebaliknya, yaitu kekacauan. Apalagi perubahan tersebut kurang memperhatikan
terhadap sistem nilai yang berlaku sebelumnya, maka yang terjadi adalah
keresahan. Perubahan sosial dan ekonomi masyarakat dapat diartikan sebagai
bentuk perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang membawa pengaruh
terhadap kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi pada masyarakat tersebut.
B. Kerangka Berfikir
Keterangan : : hubungan secara langsung
: hubungan secara tidak langsung
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Pariwisata Boyolali
Masyarakat PT Umbul Sewu
Sosial Ekonomi
Perkembangan Objek Wisata
Umbul Sewu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dari skema di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Kabupaten Boyolali memiliki beberapa objek wisata yang dapat
dikunjungi antara lain, Gunung Merapi dan Merbabu yang menawarkan
keindahan alam pegunungan serta panorama alam masih asli, tempat wisata
berupa mata air alami yang mengalir secara terus menerus dan sangat jernih yang
dikelola dengan baik menjadi tempat wisata air, kolam renang, kolam pancing dan
restoran seperti di Tlatar (sekitar 7 km arah utara kota Boyolali) dan Pengging di
Kecamatan Banyudono (sekitar 10 km arah timur kota Boyolali). Selain itu
terdapat beberapa waduk yang menjadi tujuan wisatawan di Boyolali yakni waduk
Badhe, waduk Cengklik, dan waduk Kedungombo yang biasanya sebagai sarana
irigasi bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki
pemandangan alam yang mempesona dan dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi
dan pemancingan.
Objek wisata Umbul Sewu Pengging merupakan salah satu objek wisata
andalan Kabupaten Boyolali. Potensi wisata yang dimiliki Pengging membuat
Pemerintah dan perorangan melakukan pengembangan. Oleh karena itu semakin
banyak pengunjung yang datang ke objek wisata tersebut. Semakin banyak
pengunjung maka membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar objek wisata
Pengging masyarakat sekitar membuka usaha seperti berjualan makanan dan
minuman, pakaian dan perlengkapan renang.
Adanya perkembangan objek wisata Umbul Sewu Pengging ini
membawa perubahan sosial ekonomi bagi masyarakat. Melalaui berbagai jenis
usaha yang dijalankan oleh masyarakat sekitar dan perhatian pemerintah dalam
usahanya meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata Umbul Sewu, maka
secara tidak langsung berpengaruh terhadap meningkatnya status sosial ekonomi
masyarakat sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat Penelitian
Tempat atau lokasi pelaksanaan yang berkaitan dengan sasaran atau
permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang dapat
dimanfaatkan oleh peneliti (H.B. Sutopo, 2006: 60). Sumber tempat yang
dimaksud adalah tempat di mana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini
mengambil lokasi di objek wisata Umbul Sewu Pengging, Banyudono, Boyolali,
Jawa Tengah. Dari pemahaman lokasi dan lingkungan peneliti secara cermat
mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan setelah disetujuinya judul skripsi ini pada
bulan Januari 2012 dan berakhir sampai terselesaikannya penulisan penelitian ini
yakni Juli 2012.
Tabel 1. Waktu Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1. Pengajuan proposal
2. Permohonan ijin
3. Membuat instrumen
4. Pengumpulan data
5. Analisis data
6. Kesimpulan
7. Penyusunan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena
menggunakan metode penelitian kualitatif dan data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, bukan angka-angka. Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005: 174)
mengemukakan bahwa, “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau
memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau
sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol-
simbol atau bilangan”.
Menurut Bodgan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (1996: 3) bahwa,
“Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati”.
Hadari Nawawi dan Mimi Martini (2005: 72) merumuskan pengertian
metode diskriptif dan memberikan batasan sebagai berikut :
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek
penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada
penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang saat ini
berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis
dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata
lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi
mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.
Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan hipotesis,
melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel
yang diteliti.
Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah a. memusatkan
perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat
sekarang) atau masalah-masalah yang aktual, b. menggambarkan fakta-fakta
tentang masalah yang diselidiki, diiringi dengan interpretasi nasional (Hadari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Nawawi, 1987:64). Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian yaitu
suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proporsi yang
berasal dari data dan diuji kembali secara empiris (Lexy J. Moelong, 1996: 8).
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian deskriptif
kualitatif merupakan suatu cara dalam meneliti peristiwa masa sekarang dengan
mendasarkan pada suatu teori yang diujikan kembali dan menghasilkan data-data
deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang tertentu atau
perilaku yang diamati dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif
dengan mendiskripsikan perkembangan Umbul Sewu dan pengaruhnya terhadap
sosial ekonomi masyarakat Pengging dan sekitar. Penelitian yang dihasilkan
berupa perilaku yang dapat diamati pada saat sekarang dan kata-kata tertulis atau
lisan dari pengelola Umbul Sewu, masyarakat, wisatawan, pedagang dan pejabat
Dinas Pariwisata Boyolali. Peneliti menggali data yang ada melalui wawancara,
observasi dan analisis dokumen.
2. Strategi Penelitian
Ditinjau dari inti masalah yang diselidiki, teknik, alat yang digunakan,
serta tempat dan waktu penelitian yang dilakukan, penelitian deskriptif kualitatif
terdiri atas beberapa jenis dan diantaranya adalah studi kasus. Studi kasus
merupakan strategi penelitian yang fokus permasalahanya terletak pada fenomena
kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata, di mana batasan
antara fenomena dengan konteks tersebut tidak jelas, sehingga perlu banyak
sumber-sumber fakta (Robert.K.Yin, 1997:1). Studi kasus atau penelitian kasus
(case study) adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang dimaksud
berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.
Subjek penelitian dapat individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat
(Moh.Nazir, 2005:57).
Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus terpancang
tunggal. Menurut Yin penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang
menyelidiki sebuah fenomena aktual yang terjadi dalam konteks kehidupan,
sehingga diperlukan banyak sumber-sumber fakta (Robert.K.Yin, 1987 : 23).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Penelitian ini menggunakan studi kasus karena penelitian ini mengkaji mengenai
pengembangan pariwisata yang dilakukan terhadap Umbul Sewu Pengging, serta
pengaruh atau manfaat yang ditimbulkan dari pengembangan pariwisata tersebut
terhadap masyarakat di sekitarnya. Menggunakan studi kasus terpancang karena
variabel yang menjadi permasalahan telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti.
Terpancang tunggal karena dalam penelitian ini peneliti terarah pada satu
karakteristik, artinya penelitian ini hanya dilakukan pada satu sasaran. Sasaran
penelitian adalah meneliti kegiatan kepariwisataan di Umbul Sewu Pengging.
Menurut Sutopo pada penelitian terpancang peneliti sudah memilih dan
menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan
studinya (Sutopo, 2006:139). Dalam penelitian ini sasaran yang akan diteliti sudah
ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan dengan mengambil aspek yaitu
lingkungan Umbul Sewu Pengging yang terletak di Kelurahan Bendan,
Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan
dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh (H.B Sutopo, 2006:56).
Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau observasi merupakan hasil
usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, serta bertanya. Untuk itu
dalam memilih sumber data, harus benar-benar berpikir mengenai kemungkinan
kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Dalam
penelitian ini sumber data diperoleh melalui :
1. Informan
Informan merupakan sumber data yang sangat penting karena informan
dapat menjadi sumber data primer dengan segala informasi yang dimilikinya.
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi penelitian (Lexy J. Moloeng, 1996:112). Informan yang
menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Pengelola dan karyawan Umbul Sewu Pengging.
b. Pejabat Dinas Pariwisata Boyolali.
c. Masyarakat sekitar Umbul Sewu Pengging.
d. Wisatawan.
e. Pedagang di sekitar Umbul Sewu Pengging.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena
dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan setiap situasi sosial
selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Tempat dan peristiwa
dimaksudkan untuk memperkuat keterangan yang diberikan oleh informan.
Tempat yang menjadi sasaran observasi dalam penelitian ini adalah objek wisata
Umbul Sewu yang berada di desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten
Boyolali. Sebagai peristiwa adalah aktivitas pengelola, karyawan, pedagang, juru
parkir, wisatawan dan semua yang dapat diamati yang berkaitan dengan upaya
pengembangan objek wisata Umbul Sewu dan pengaruhnya terhadap kehidupan
sosial ekonomi masyarakat sekitar.
3. Dokumen
Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan
sebagai sumber data untuk memperoleh informasi tentang situasi dan kondisi pada
masa lampau yang sangat berkaitan erat dengan kondisi peristiwa yang saat ini
sedang dipelajari. Menurut Lexy J. Moloeng (2002:113) sumber tertulis dapat
dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen dari
arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Sumber buku dan majalah ilmiah
biasanya terdapat di perpustakaan. Sumber tertulis lainnya adalah dokumen
pribadi, yaitu tulisan tentang seseorang yang ditulis sendiri, misalnya berupa
surat, buku harian, anggaran penerimaan atau pengeluaran diri atau rumah tangga.
Dokumen resmi biasanya terdapat pada instansi-instansi pemerintah, misalnya
buletin resmi, laporan rapat, usul-usul kebijaksanaan dan sebagainya. Dalam
dokumen juga terdapat beragam gambar yang berkaitan dengan aktifitas dan
kondisi yang diperlukan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar dapat berupa gambar apa saja yang memang berkaitan dengan masalah
yang dikaji.
Dalam penelitian ini menggunakan dokumen dan arsip yaitu berupa
brosur dan catatan yang ada di Dinas pariwisata serta buku-buku yang ada
kaitannya dengan permasalahan penelitian ini yang diperoleh dari perpustakaan.
Gambar digunakan sebagai sumber data adalah gambar peta Pengging dan gambar
berupa foto-foto dari Umbul Sewu Pengging serta foto dari lingkungan di sekitar
Umbul Sewu Pengging.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan cara-cara yang
ditempuh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang
dipergunakan dapat saling melengkapi dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data dari sumber yang
berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar. Menurut
Hadari Nawawi (1987:100), observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak terhadap objek penelitian. Spradly dalam
H.B Sutopo (2006:75) menjelaskan bahwa pelaksanaan teknik dalam observasi
dibagi menjadi dua yaitu: a. Observasi tak berperan sama sekali, di mana
kehadiran peneliti sama sekali tidak diketahui oleh subyek yang diamati;
b. Observasi berperan, di mana peneliti mendatangi tempat atau lokasi penelitian
dan kehadirannya diketahui oleh yang diamati. Observasi berperan dibedakan lagi
menjadi tiga yaitu: a. Observasi berperan pasif, dimana peneliti hanya mendatangi
lokasi tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat
pasif namun hadir dalam konteksnya; b. Observasi berperan aktif, peneliti
mengambil studi di lokasi dan juga mengambil bagian nyata dalam kegiatan yang
ditelitinya disamping terlibat dalam percakapan atau menyimak apa yang
dibicarakan oleh sasaran pengamatan; c. Observasi berperan penuh, peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
memiliki peran penuh, peneliti benar-benar terlibat dalam kegiatan yang
ditelitinya.
Dari berbagai teknik yang ada, dalam penelitian ini digunakan teknik
observasi berperan aktif, karena peneliti terlibat dalam percakapan, menyimak apa
yang dibicarakan mengenai sasaran pengamatan, serta mencatat dan
mengumpulkan keterangan-keterangan seperti jumlah pengunjung dan fasilitas
yang disediakan Umbul Sewu yang dapat diperoleh dalam objek penelitian.
2. Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan
dalam penelitian kualitatif, terutama di lapangan. Menurut Lexy .J. Moleong
(1996:135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewnawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu
sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya
Sebelum mengadakan wawancara, maka diadakan persiapan dengan
menghubungi informan dan menyusun sejumlah pertanyaan atau yang disebut
teknik wawancara terencana yaitu teknik wawancara dengan terlebih dahulu
mempersiapkan daftar pertanyaan dengan menggunakan bantuan alat tulis
(Koentjaraningrat 1983:139).
Hal tersebut bertolak belakang dengan anggapan H.B Sutopo, wawancara
dalam penelitian kualitatif dilakukan secara tidak terstruktur sebagai teknik
wawancara mendalam, sehingga wawancara bersifat “open-ended” dan mengarah
kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal
terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal
yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara
lebih jauh dan mendalam. Dalam hal ini posisi subjek lebih berperan sebagai
informan daripada responden (H.B Sutopo 2006:69).
Peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik wawancara bebas
terbuka sehingga informan dengan sukarela memberikan keterangan-keterangan
sesuai dengan masalah yang diteliti. Tanpa harus kehilangan benang merah antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
judul penelitian dengan hasil wawancara. Instrumen pertanyaan dari penelitian
akan peneliti lampirankan dalam lapiran pertama.
3. Analisis Dokumen
Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi
yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Menurut Yin (1987) dalam H.B Sutopo
(2006:81) analisis dokumen disebut sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti
bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi
juga maknanya yang tersirat. Oleh karena itu peneliti harus bersikap lebih kritis
dan teliti.
Teknik analisis arsip dan dokumen ini dilakukan paling awal guna
melihat dan menghimpun pengetahuan tentang sumber yang menuliskan dan
membahas mengenai upaya pengembangan yang dilakukan terhadap Umbul Sewu
Pengging. Hal ini dimaksudkan agar dalam penyajian laporan akhir tidak
mengalami kesulitan karena apa yang tercantum dalam dokumen atau arsip yang
ada setidaknya tidak menyimpang jauh dari peristiwa yang menjadi objek
penelitian. Dalam penelitian ini analisis dokumen dilakukan dengan mneganalisis
peta, data dari dinas yang terkait dengan penelitian ini, serta buku-buku yang
berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
E. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu suatu teknik
yang digunakan untuk memilih orang yang akan dijadikan informan. Menurut H.B
Sutopo (2006:62) teknik sampling adalah suatu bentuk khusus atau suatu proses
yang umum dalam memfokuskan atau pemilihan dalam riset yang mengarah pada
seleksi.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive
sampling atau sampling bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang
dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki
kebenaran dan pengetahuan yang mendalam. Namun demikian, informan yang
dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu. Maka pilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti
dalam memperoleh data (H.B Sutopo 2006:64). Teknik purposive sampling juga
digunakan atas dasar karena teknik ini dipandang mampu menangkap kedalaman
data dalam menghadapi realitas jamak di mana kita tidak hanya melihat satu
kejadian yang terjadi saja melainkan juga melihat masalah lain yang terjadi di
dalamnya dan tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi tetapi untuk
kedalaman penelitian dalam konteks tertentu. Oleh karena itu, penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dalam Pengembangan Pariwisata di Umbul Sewu Pengging, baik
pengelola Umbul Sewu Pengging, wisatawan, maupun masyarakat di sekitarnya.
F. Validitas Data
Dalam penelitian, validitas data berguna untuk menentukan valid dan
tidaknya suatu data yang akan digunakan sebagai sumber penelitian. Data yang
diperoleh perlu diuji untuk menghasilkan data yang valid. Menurut Kartini
Kartono (1990:111) validitas data adalah alat ukur yang berfungsi untuk
mengukur dengan tepat mengenai gejala-gejala sosial tertentu. Gejala-gejala sosial
bersifat kompleks, majemuk dan saling berkaitan maka pada penelitiannya
memerlukan alat-alat pengukur majemuk. Keabsahan data menunjukkan mutu
seluruh proses pengumpulan data saat data diuji keabsahannya melalui
trianggulasi. Menurut Lexy J. Moleong (1996:178) trianggulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan dan pembanding terhadap data itu.
Patton dalam H.B Sutopo (2006:92), menyatakan ada empat macam
trianggulasi yaitu : 1. data triangulation, di mana peneliti menggunakan beberapa
sumber untuk mengumpulkan data semacam, 2. investigator triangulation, yaitu
pengumpulan data semacam dilakukan oleh beberapa peneliti, 3. methodological
triangulation, penelitian dilakukan dengan beberapa metode yang berbeda, dan
4. theoretical triangulation yaitu melakukan penelitian dan datanya dengan
menggunakan beberapa perspektif yang berbeda. Dalam hal ini peneliti
menggunakan dua teknik trianggulasi dari empat trianggulasi yaitu trianggulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
data dan trianggulasi metode. Menggunakan trianggulasi data, karena dalam
penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber, baik dari
masyarakat di sekitar umbul maupun pejabat terkait di lingkungan Dinas
Pariwisata kemudian informasi dari narasumber yang lain, sehingga data sejenis
bisa teruji kemantapan dan kebenarannya. Menggunakan tringgulasi metode,
karena dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode-metode
yang berbeda-beda, ada yang menggunakan metode wawancara, observasi,
maupun metode analisis dokumen.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (1996:103) bahwa
analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam
suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
Lexy J. Moleong (1996:103) analisis data sebagai proses yang mencari usaha
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti
yang disarankan oleh data yang diperoleh dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan pada tema dan hipotesis itu. Dalam penelitian kualitatif proses analisis
data dilakukan sejak awal bersamaan dengan pengumpulan data. Dengan
demikian proses analisis data dilakukan terus-menerus dan berkelanjutan selama
perjalanan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1982:190) menganalisis data
membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data.
Menurut HB.Sutopo (2006:113) analisis data dilakukan sejak awal
pengumpulan data sampai selama pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kesimpulan sementara sampai akhir penelitian. Dalam proses
analisis data ada tiga komponen yang saling berkaitan untuk menentukan hasil
akhir data sebagai kesimpulan,diantaranya:
1. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi umum pemfokusan dan penyederhanaan yang
dilakukan selama penelitian baik sebelum, selama pengumpulan sampai
akhir pengumpulan data. Reduksi data ini sudah dilakukan sejak
pengambilan keputusan rencana kerja, pemilihan kasus, menyusun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
proposal, membuat pertanyaan maupun cara pengumpulan data yang
akan dilakukan. Hal ini akan berlanjut selama pengumpulan data
berlangsung sampai laporan akhir disusun.
2. Sajian Data
Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian
akan berbentuk matriks, gambar, grafik, jaringan, bagan atau skema.
Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun
dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Merupakan langkah terakhir dalam analisis data untuk mengambil
kesimpulan semenjak data terkumpul. Penarikan kesimpulan adalah suatu
bentuk pemahaman dari berbagai hal yang ditemui dalam penelitian
dengan melakukan pencatatan, peraturan-peraturan,pertanyaan-
pertanyaan, konfigurasi yang mungkin, sebab-akibat dan prosisi.
Dalam penelitian ini, analisis data yang dipergunakan adalah analisis
interaktif. Miles dan Huberman (1992:16), menyebutkan bahwa analisis dalam
penelitian interaktif yaitu proses analisis yang terdiri dari tiga komponen yang
meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya.
Adapun model teknik analisanya dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai
berikut :
Gambar 2. Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Kesimpulan/
Penarikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dari skema diatas dapat diuraikan bahwa pada analisis dalam penelitian
interaktif yang terdiri dari tiga komponen yang meliputi reduksi data, sajian data,
dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya merupakan sesuatu yang saling
terkait pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data. Hal ini
diharapkan untuk membuat sebuah wawasan umum yang disebut dengan analisis.
Analisis data kualitatif merupakan kegiatan yang berlanjut, berulang dan terus-
menerus. Sehingga peneliti harus bergerak bolak-balik di antara kegiatan reduksi,
penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi selama sisa waktu penelitiannya.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tahap-tahap dari awal sampai akhir salam
kegiatan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan teratur,
sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Secara sistematis
prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian Tentang Perkembangan Objek Wisata
Umbul Sewu dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Pengging dan Sekitar
Dari skema diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penulisan proposal dan persiapan pelaksanaan penelitian
Prosedur penelitian yang paling awal dilakukan adalah penulisan
proposal. Pada tahap ini berisi garis-garis besar penelitian yang akan
Penulisan
Proposal
Persiapan
pelaksanaan
penelitian
Pengumpulan data
Dan
analisis awal
Analisis akhir dan
penarikan kesimpulan
Penulisan Laporan
Perbanyak laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dilaksanakan yang meliputi perumusan masalah, penyusunan kerangka
berfikir, dan pemilihan lokasi penelitian. Langkah selanjutnya
mengadakan persiapan pelaksanaan, yaitu mengurus perizinan skripsi.
Perizinan yang dimaksud adalah perizinan mengadakan penelitian ke
lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan.
2. Pengumpulan data dan analisis data awal
Pengumpulan data dilakukan di lapangan penelitian termasuk di
dalamnya mengadakan wawancara dengan para informan dan
mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian. Selain itu juga
diadakan studi pustaka terhadap sumber-sumber tertulis yang ada
kaitannya dengan topik dalam penelitian sebagai data. Data yang
terkumpul kemudian di klasifikasikan, dianalisis, dan diinterprestasikan
serta menjawab perumusan masalah data yang sudah terjaring diadakan
analisis awal.
3. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan
Pada tahap ini, peneliti menganalisis lagi data yang telah didapat dengan
teliti, jika kurang sesuai diadakan perbaikan, kemudian data tersebut
dikelompokkan sesuai dengan masalah penelitian. Data yang sudah
disusun rapi yang merupakan bagian dari analisis awal, maka kegiatan
selanjutnya diadakan analisis akhir dengan mengorganisirkan dan
mengurutkan data dalam pola dan uraian dasar, sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan.
4. Penulisan laporan dan memperbanyak laporan
Data yang sudah dikumpulkan disusun dengan sistematis berdasarkan
pada pedoman penelitian kualitatif, maka akan dapat sebuah laporan
penelitian sebagai bentuk karya ilmiah. Agar dapat dibaca oleh
masyarakat umum yang ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan,
maka diperbanyaklah hasil laporan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi
1. Kondisi Geografis
Kabupaten Boyolali (Bahasa Jawa: Boya-lali, boya berarti tidak, lali
berarti lupa, dan secara harafiah: "tidak lupa"). Makna kata Boyolali mengandung
maksud bahwa para pelaku pemerintahan dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya selalu waspada, demikian juga rakyat selalu patuh, taat dan penuh
kewaspadaan dalam melaksanakan kewajibannya. Boyolali merupakan sebuah
Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota
Surakarta. Boyolali memilki luas 101.510.0965 ha atau kurang 4,5% dari luas
Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali terletak di sebelah selatan garis
khatulistiwa dengan koordinat 110o. 22’ BT – 110
o. 50’ BT dan 7
o. 36 LS –
7o. 71’ LS dengan ketinggian antara 100 meter samapi dengan 1.500 meter dari
permukaan laut (Ragam Budaya Jawa Tengah Kabupaten Boyolali, 2001:1).
Adapun batas-batas Kabupaten Boyolali adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Grobogan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Daerah
Istimewa Yogyakarta
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sragen, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo, dan Kota Surakarta (Solo)
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Semarang
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 kabupaten/ kota di
Propinsi Jawa Tengah meliputi 19 (Sembilan Belas) kecamatan dan terdiri
dari 263 desa dan 4 kalurahan. Adapun kecamatan di Kabupaten Boyolali adalah
Kecamatan Selo (10 desa), Kecamatan Ampel (20 desa), Kecamatan Cepogo (15
desa), Kecamatan Musuk (20 desa), Kecamatan Boyolali (6 desa dan 3
kalurahan), Kecamatan Mojosongo (13 desa), Kecamatan Teras (13 desa),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Kecamatan Sawit (12 desa), Kecamatan Banyudono (15 desa),
Kecamatan Sambi (16 desa), Kecamatan Ngemplak (12 desa), Kecamatan Simo
(13 desa), Kecamatan Klego (13 desa), Kecamatan Andong (13 desa), Kecamatan
Karanggede (16 desa), Kecamatan Kemusu (13 desa), Kecamatan Wonosegoro
(18 desa), Kecamatan Juwangi (9 desa dan 1 kalurahan)
(http://www.boyolalikab.go.id/, diakses pada tanggal 5 Mei 2012).
Salah satu kecamatan di Boyolali yang memiliki potensi wisata adalah
Kecamatan Banyudono yakni kawasan wisata Pengging, meliputi wilayah Desa
Dukuh, Desa Bendan, Desa Ngaru-Aru dan Desa Kuwiran. Secara astronomis
kawasan Pengging terletak pada ketinggian + 196,2 m sampai dengan + 203,8 m
dpl (di atas permukaan laut) termasuk kategori daerah dataran rendah dengan
topografi relatif datar, dengan curah hujan yang cukup tinggi yaitu 1650
mm/tahun. Kawasan wisata Pengging seluas ± 16 Ha merupakan daerah tujuan
wisata. Daerah tujuan wisata yang terdapat pada kawasan Pengging meliputi
wisata keluarga seperti rekreasi kuliner di rumah makan win-win, kolam renang,
olah raga (tenis), maupun wisata keluarga waterboom. Selain wisata keluarga, di
daerah Pengging juga terkenal dengan wisata budaya berupa wisata ziarah ke
makam R.Ng. Yosodipuro (pujangga keraton Kartosuro dan Surakarta) dan
makam pepunden yang sejenis, serta pengunjung yang akan melakukan ritual
nglakoni (tirakat) dengan cara kungkum (berendam) di umbul (Sukatiman,
2009:58).
Objek Wisata Umbul Sewu berada di Desa Bendan dengan luas wilayah
Bendan adalah 970. 940 Ha. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Jalan Raya Solo Semarang
b. Sebelah Selatan : Desa Salakan
c. Sebelah Timur : Desa Ngaru-Aru, Desa Jembungan, Desa Dukuh
d. Sebelah Barat : Kecamatan Teras
Secara administratif Desa Bendan terdiri atas:
a. Dukuh : 15 Dukuh
b. Rukun Kampung (RK) : 3 RK
c. Rukun Tetangga (RT) : 15 RT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Kondisi Demografi
a. Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Bendan berjumlah 4.418 jiwa yang terbagi menjadi 1.450
KK, dengan jumlah laki-laki 2.184 jiwa dan 2.234 perempuan. Komposisi
penduduk menurut umur, berfungsi untuk mengetahui jumlah penduduk usia
sekolah yang berguna untuk merencanakan kewajiban belajar di suatu wilayah.
Sedangkan komposisi penduduk menurut jenis kelamin berguna untuk mengetahui
penduduk wanita yang dalam usia subur.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Bendan Menurut Umur
No Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. 0-4 178 191 369
2. 5-9 344 341 685
3. 10-14 263 260 523
4. 15-19 257 261 518
5. 20-24 205 282 487
6. 25-29 167 230 397
7. 30-39 145 194 339
8. 40-49 163 225 388
9. 50-59 206 185 391
10. 60+ 256 65 321
Jumlah 2.184 2.234 4.418
Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012
b. Pekerjaan Penduduk
Mata pencaharian atau pekerjaan penduduk Desa Bedan sebagian besar
berprofesi sebagai buruh industri. Hal ini karena di sekitar Kecamatan Banyudono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
terdapat banyak industri. Berikut merupakan tabel jenis pekerjaan penduduk Desa
Bendan:
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Bendan Menurut Pekerjaan
No Nama Pekerjaan Jumlah
1. Petani sendiri 250
2. Buruh tani 148
3. Nelayan -
4. Pengusaha 118
5. Buruh Industri 696
6. Buruh bangunan 340
7. Pedagang 654
8. Pengangkutan 43
9. Pegawai Negeri (SIPIL/ABRI) 50
10. Pensiunan 45
11. Lain-lain 1.017
Jumlah 3.361
Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di Desa Bendan dapat digambarkan sebagai berikut :
anak-anak yang belum tamat SD sebanyak 915 orang, sedangkan yang pernah
sekolah SD tetapi tidak tamat mencapai 293 orang. Penduduk yang tamat
Sekolah Dasar (SD) sebanyak 808 orang. Penduduk yang tamat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau sederajat sejumlah 672 orang. Untuk penduduk
yang lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat sejumlah 401 orang.
Penduduk yang lulus tingkat Akademi/ Perguruan Tinggi sebanyak 145 orang.
Penduduk yang tidak pernah sekolah sebanyak 812 orang. Dan penduduk dibawah
umur 4 tahun yang belum sekolah sebanyak 320 orang. Sedangkan yang berada di
Taman Kanak-kanak sebanyak 52 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Bendan Menurut Pendidikan
No Tingkat pendidikan Jumlah
1. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi 145
2. Taman SLTA 401
3. Tamat SLTP 672
4. Tamat SD 808
5. Tidak tamat SD 293
6. Belum tamat SD 915
7. Taman Kanak-kanak 52
8. Belum Sekolah 320
9. Tidak Sekolah 812
Jumlah 4.418
(Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012)
d. Sarana Transportasi
Sarana untuk menuju dan pergi dari Desa Bendan sangat mudah dan
lancar. Hal tersebut didukung dengan jalan menuju Desa Bendan sudah diaspal.
Hal ini tentunya akan memperlancar arus kendaraan yang menuju ke daerah ini.
Sarana dan prasarana perhubungan merupakan faktor utama dalam mendukung
lajunya pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Di samping itu, adanya
angkutan pribadi, ojek, andong dan dokar semakin mempermudah dan
memperlancar akses masuk di daerah ini. Masyarakat Desa Bendan sebagian besar
sudah memiliki kendaraan pribadi sendiri seperti kendaraan bermotor dan mobil
pribadi, terutama utntuk mengangkut hasil pertanian. Hasil pertanian masyarakat
Desa Bendan terutama jagung, ketela pohon dan kacang tanah.
Sarana dan prasarana yang memadai juga akan memperlancar arus para
pengunjung objek wisata Umbul Sewu, dengan demikian para pengunjung dapat
mencapai tempat objek wisata dengan mudah, aman dan nyaman. Di perjalanan
juga dapat menikmati indahnya pemandangan alam yang berupa areal persawahan
dan ladang yang sejuk dan udara yang bersih dari polusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
e. Sarana Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu program pemerintah yang harus
dilaksanakan. Karena dengan pendidikan seseorang akan memiliki keterampilan
yang akan menunjang status dan kondisi kehidupannya. Untuk memperlancar
proses pendidikan di Desa Bendan, maka didirikan beberapa sarana pendidikan
yang berupa bangunan-bangunan sekolah, yaitu 5 Taman Kanak-Kanak (TK), 2
Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 2 Madrasah
(1 Madrasah Ibtidaiyah dan 1 Madrasah Tsanawiyah). Berikut ini data bangunan
sekolah yang berada di Desa Bendan.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa di Desa Bendan terdapat
beberapa bangunan sekolah yang diantaranya Taman Kanak-Kanak ada 5 buah. Di
dalam Taman Kanak-Kanak sendiri mempunyai 314 anak dan terdapat 13 orang
sebagai guru pengajar. Sekolah Dasar ada 2 bangunan dengan jumlah siswa 350
anak dan 31 orang sebagai guru pengajar. Sekolah Menengah Pertama ada 1 buah
dengan jumlah siswa 28 anak dan guru pengajar sejumlah 9 orang. Madrasah
Ibtidaiyah ada 1 buah dengan jumlah siswa 327 anak, dengan tenaga pengajar
sebanyak 21 orang. Juga Madrasah Sanawiyah 1 buah, jumlah siswanya 28 anak
dan 9 oarang sebagai guru pengajar. Berikut tabel tenaga pendidikan dan jumlah
siswa yang menempati gedung sekolah:
Tabel 4. Data Tenaga Pendidikan
No. Nama Lembaga Jumlah Siswa Guru
1. Taman Kanak-kanak 5 314 13
2. Sekolah Dasar 2 350 31
5. Madrasah Ibtidaiyah 1 327 21
Jumlah 8 991 65
Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012
f. Prasarana Tempat Ibadah
Berdasarkan Data Kependudukan, masyarakat Desa Bendan mayoritas
beragama Islam, tetapi juga ada yang berkeyakinan lain yakni beragama Kristen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Protestan, Katolik, Budha dan Hindu namun juga terdapat warga yang mempunyai
kepercayaan lain. Prasarana tempat ibadah di Desa Bendan juga dilengkapi
dengan didirikannya 5 buah Masjid dan 1 Gereja. Juga terdapat 11 Mushola yang
dapat digunakan masyarakat untuk tempat ibadah.
Tabel 5. Tempat Ibadah
No. Nama Tempat Ibadah Jumlah
1. Masjid 5
2. Gereja 1
3. Mushola 11
Jumlah 17
Sumber: Monografi Desa Bendan Hingga Bulan Januari Tahun 2012
B. Latar Belakang
1. Gambaran Umum Umbul Sewu
Umbul Sewu Pengging terletak di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono,
Kabupaten Boyolali merupakan suatu restoran yang dipadukan dengan kolam
renang. Umbul Sewu resmi di buka pada tahun 2007 dan saat ini memasuki tahun
kelima. Berdiri di atas tanah seluas 6000 meter persegi. Asal mula nama Umbul
Sewu berawal ketika Umbul Sewu ini sedang di bangun. Ketika dibangun, di
lokasi Umbul Sewu merupakan lahan kosong yang tidak terurus kemudian dibeli
oleh komisaris sekitar tahun 2006. Dan akhirnya Umbul Sewu dibangun dalam
kurun waktu 1 tahun, sekitar bulan Agustus 2007 Umbul Sewu dibuka, tepatnya
tanggal 14 Agustus 2007. Umbul Sewu berdekatan dengan mata air Umbul
Sungsang dan air dari Umbul Sungsang masuk ke lahan ini. Jadi lahan ini berdiri
di atas air, ada semacam sumur di bawah ini namanya rawa-rawa. Sumber mata
air ini mengeluarkan air yang jernih dan tidak pernah surut meskipun kemarau
melanda. Dari salah satu mata air Umbul Sewu ini juga ditemukan lagi sumber
mata air yang cukup besar disekitarnya. Munculnya sumber mata air ini
menyulitkan pihak pengelola dalam proses pembangunan. Akhirnya mata air
tersebut dialihkan dengan menutup sebagian mata air akan tetapi air yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
mengalir dari mata air tersebut dialirkan melalui pipa-pipa yang di pasang oleh
pihak pengelola. Dalam masyarakat jawa, kata “ Sewu “ atau “ ewu/ewon “
merupakan penjelasan dari sesuatu yang dianggap jumlahnya sangat banyak.
Kata umbul sendiri mempunyai arti mata air, pihak pengelola pun memberikan
nama Umbul Sewu yang berarti mata air yang banyak (Wawancara dengan Eka
Lasda Yunawan, 15 Mei 2012).
Objek wisata Umbul Sewu awalnya merupakan lahan kosong yang
terbengkalai selama beberapa tahun, tanpa adanya perhatian dari pemilik yaitu
Bapak Joko yang berasal Jipangan. Lahan ini berpotensi sebagai lahan mencari
keuntungan, maka di bawah pengelolaan PT. Umbul Sewu disulaplah lahan
terbengkalai tersebut menjadi kolam renang dan restoran dengan jumlah
pengunjung yang melebihi target awal jumlah kunjungan yang ditargetkan oleh
pihak pengelola. PT. Umbul Sewu juga merupakan pengelola bebarapa tempat
wisata dan restoran antara Semar Resto yang terletak di Mojosongo (depan
Mapolres Boyolali), Pancingan dan Restoran Sendang Ayu yang terletak di
Kalasan Yogyakarta dan Pancingan dan Restoran Mina Tlatar Indah yang terletak
dikawasan wisata Umbul Tlatar, Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Namun di
masyarakat sekitar, Umbul Sewu lebih dikenal dengan sebutan waterboom.
Sebutan tersebut lebih melekat di masyarakat karena di Umbul Sewu juga
memiliki beberapa kolam renang dengan dilengkapi beberapa waterslide atau
perosotan sehingga dari kejauhan tampak seperti wahana permainan air
selayaknya di waterboom.
Objek wisata Umbul Sewu di lengkapi dengan beberapa gazebo sebagai
restoran, selain itu juga difasilitasi dengan kolam renang. Dua buah kolam renang
yang digunakan khusus untuk pengunjung dewasa dan anak- anak dengan
menggunakan peralatan keamanan yang telah disediakan oleh pengelola, dan
kolam untuk anak balita juga disediakan serta tiga buah kolam wahana dan
permainan air. Dengan konsep wisata keluarga yang menggabungkan antara
restoran dan kolam renang, rekreasi bagi keluarga diharapkan mampu untuk lebih
menyatukan keluarga dengan melakukan aktifitas wisata di Umbul Sewu atau
pengunjung yang datang dari kalangan anak sekolah dan mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pada saat ini, objek wisata Umbul Sewu telah mampu menyerap kurang
lebih 25 orang tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Akan tetapi, pada hari libur
dan hari minggu pihak pengelola melakukan penambahan karyawan untuk kerja
paruh waktu (part time). Biasanya karyawan yang bekerja paruh waktu di isi dari
kalangan pelajar sekolah menengah umum dan sekolah menengah kejuruan yang
ingin memanfaatkan waktu liburan mereka dengan mencari penghasilan tambahan
dengan bekerja paruh waktu. Untuk menambah kinerja karyawan, pihak Umbul
pengelola Umbul Sewu juga menyediakan mess bagi karyawan yang bertempat
tinggal jauh dari lokasi Umbul Sewu. Lokasi mess juga masih berada di dalam
area Umbul Sewu ( Wawancara dengan Eka Lasda Yunawan, 18 Juni 2010 ).
Untuk masuk ke lokasi Umbul Sewu, tiap pengunjung hanya di pungut
biaya Rp. 4.000 pada hari biasa dan Rp. 5.000 pada hari minggu dan hari libur.
Para pengunjung yang masuk ke lokasi Umbul Sewu tidak diperkenankan
membawa makanan atau minuman ke dalam. Hal tersebut dikarenakan pihak
pengelola telah menyediakan makanan dan minuman di dalam lokasi Umbul
Sewu. Pihak pengelola pun juga mengadopsi konsep sapta pesona untuk
menambah kepuasan pengunjung.
2. Potensi Objek Wisata Umbul Sewu
Kawasan wisata Pengging merupakan tempat yang akan dikembangkan
sebagai salah satu tujuan wisata di Kabupaten Boyolali. Kawasan Pengging telah
dikenal sejak lama sebagai tempat ziarah ke makam para leluhur raja-raja jawa
serta tempat tujuan lelaku dalam bentuk berendam di umbul (mata air) yang
terdapat di kawasan tersebut, antara lain umbul Sungsang, umbul Ngabean, umbul
Gemuling, umbul Temanten dan lain sebagainya. Pengembangan kawasan wisata
ini akan berpengaruh bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),
kesejahteraan masyarakat sekitar Pengging dan kenyamanan para pengunjung
wisata. Oleh karena itu melihat potensi wisata yang ada di kawasan wisata
Pengging, pengelola PT. Umbul Sewu menciptakan suatu tempat yang beda
dengan yang lain tetapi masih mengandalakan wisata alam air dan akhirnya
dibangunlah waterboom Umbul Sewu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Umbul Sewu yang terdapat di kawasan wisata Pengging memiliki potensi
yang besar, dengan fasilitas yang cukup memadai bagi para pegunjung, Umbul
Sewu dapat menyerap calon wisatawan dari berbagai daerah di Boyolali dan
sekitarnya. Selain letaknya yang strategis di kawasan wisata Pengging, Umbul
Sewu melalui pihak pengelola mencoba memberikan pelayanan terbaik kepada
semua pengunjungnya. Hal ini dilakukan mengingat arti penting dari sebuah
pelayanan sangat mempengaruhi kepuasan pengunjung selama berada di Umbul
Sewu. Melalui kelengkapan fasilitas dan tempatnya yang nyaman, pihak
pengelola mencoba menonjolkan potensi yang dimiliki Umbul Sewu. Selain itu,
Umbul Sewu juga memiliki area yang bisa digunakan sebagai area outbond.
Tetapi untuk saat ini hanya rombongan-rombongan yang memiliki peralatan
outbond sendiri yang bisa melakukan outbond sendiri yang bisa melakukan
aktifitas outbond di Umbul Sewu. Ketersediaan peralatan outbond sedang
diusahakan oleh pihak pengelola agar semua pengunjung dapat merasakan sensasi
outbond di sekitar Umbul Sewu untuk kembali lagi ke Umbul Sewu. Pengelola
juga sangat memperhatikan kebersihan lingkungan Umbul Sewu, hal ini dilakukan
agar para pengunjung yang datang betah datang ke Umbul Sewu. Juga melalui
penataan kawasan Umbul Sewu sampai dengan pelestaraian lingkungan pun juga
dilakukan.
Banyaknya pilihan menu yang disediakan di restoran Umbul Sewu juga
merupakan faktor yang mempengaruhi para pengunjung. Selain rasanya yang
nikmat juga karena harganya yang relatif terjangkau menjadi pertimbangan para
pengunjung Umbul Sewu. Pihak pengelola juga memperhatikan keamanan, hal ini
terlihat dari kepedulian para petugas dan karyawan Umbul Sewu untuk siap
memberikan pertolongan dan informasi terkait dengan Umbul Sewu. Karyawan
dan petugas juga turut meminimalkan resiko kecelakaan dalam penggunaan
fasilitas umum dengan melakukan pengawasan kepada setiap pengunjung yang
datang. Menciptakan lingkungan yang ramah tamah pun juga dilakukan oleh para
karyawan dan petugas Umbul Sewu dalam melakukan setiap kegiatan.
Memberikan suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di rumah sendiri juga
dilakukan untuk mendorong wisatawan agar berminat kembali berkunjung ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Umbul Sewu dengan membawa lebih banyak lagi keluarga serta kerabat
pengunjungnya( Wawancara dengan Parwadi, 15 Mei 2012 ).
Di Umbul Sewu juga disediakan panggung hiburan yang menampilkan
pentas musik dangdut dan pop setiap setahun sekali pada saat tradisi padusan
dilaksanakan. Tradisi ini dilakukan menjelang dua hari menjelang puasa
Ramadhan, tepatnya tanggal 29 dan 30 Ruwah. Tradisi ini bermaksud ekspresi
penyucian lahir dan batin sebelum melaksankan ibadah di bulan suci Ramadhan.
Biasanya masyarakat akan berbondong-bondong mendatangi umbul untuk
melakukan padusan, mandi berendam dan membasahi seluruh tubuh
(Wawancara dengan Juwari, 15 Mei 2012).
3. Faktor-Faktor Umbul Sewu Dijadikan Objek Wisata
Umbul Sewu mulai dirintis pada tahun 2006 dan secara resmi dibuka
pada tanggal 14 Agustus 2007. Umbul Sewu diprakarsai oleh Mulyadi, SE yang
ingin memanfaatkan lahan kosong yang masih berada di kawasan wisata
Pengging. Yaitu dengan memanfaatkan potensi yang ada dan memberikan inovasi
dan mengembangkan kreatifitas (wawancara dengan Eka Lasda Yuniawan, 15
Mei 2012).
Umbul Sewu dijadikan objek wisata karena didasarkan pada beberapa
faktor, diantaranya:
a. Pemanfaatan potensi wisata di kawasan wisata Pengging
Kawasan wisata Pengging telah dikenal sejak lama sebagai tempat
ziarah ke makam para leluhur raja-raja jawa serta tempat tujuan lelaku
dalam bentuk berendam di umbul (mata air) yang terdapat di kawasan
tersebut, antara lain umbul Sungsang, umbul Ngabean, umbul Gemuling,
umbul Temanten dan lain sebagainya. Jadi kawasan wisata Pengging
terkenal dengan wisata alam airnya.
Melihat potensi wisata yang ada di kawasan Pengging, sangat besar
harapan pengelola PT. Umbul Sewu menciptakan sebuah tempat yang
berbeda dengan umbul yang lain tetapi masih mengandalkan wisata alam
air dan akhirnya dibangunlah waterboom Umbul Sewu. Dengan jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pengunjung yang melebihi target awal jumlah kunjungan yang
ditargetkan oleh pihak pengelola. Oleh pengelola Umbul Sewu tempat
yang sebelumnya ini merupakan adalah lahan kosong yang tidak terurus,
dibuatlah Umbul Sewu yang merupakan tempat wisata keluarga.
Pada saat itu di daerah Boyolali belum memiliki tempat wisata
yang berkonsep waterboom. Hal ini membuat Umbul Sewu sempat
menjadi tempat tujuan wisata yang sangat menarik utuk dikunjungi oleh
para wisatawan terutama untuk anak-anak. Dengan fasilitas permainan
anak-anak dengan beberapa wahana permaian yang unik dan tentunya
wahana permaian yang lain dan tidak ada di tempat-tempat wisata lain
menambah daya tarik para pengunjung untuk datang ke Umbul Sewu.
b. Kemudahan transportasi
Umbul Sewu masuk ke dalam wilayah Desa Bendan, Kecamatan
Banyudono, Kabupaten Boyolali. Desa Bendan letaknya sangat strategis
karena berada di dekat jalur utama jalan raya Solo-Semarang dan
berdekatan dengan Kecamatan Banyudono. Untuk menuju ke Umbul
sewu dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi. Bagi pengunjung yang
menggunakan kendaraan umum juga dapat menggunakan fasilitas umum
yang tersedia seperti bus dan angkutan tradisional seperti dokar (kereta
kuda dengan roda dua ditarik dengan satu ekor kuda) dan andong
(kereta kuda dengan empat roda dan ditarik oleh 2 ekor kuda) dengan
tarif Rp 2.000, 00 per orang. Dokar dan andong merupakan keunikan dan
ciri khas transportasi kawasan wisata Pengging. Bagi para pengunjung
yang berasal dari kota Solo atau Semarang, Umbul Sewu dapat ditempuh
melalui jalur utama Solo-Semarang, sekitar 15 kilometer ke arah barat
dari kota Solo. Selanjutnya ke arah selatan dari lampu merah Ngangkruk,
Banyudono memasuki kawasan wisata Pengging. Atau sekitar
3 kilometer ke arah selatan dari jalan raya Solo-Semarang.
Bagi para pengunjung yang akan berkunjung ke Umbul Sewu
Pengging sangat dimudahkan dengan akses jalan yang ada. Jalan utama
yang di lalui menuju objek wisata Umbul sewu hampir tanpa kendala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
meskipun papan penunjuk arah yang kurang begitu jelas tapi tidak
menjadi masalah bagi wisatawan yang belum pernah datang karena
Umbul Sewu terletak di kawasan wisata Pengging yang rata-rata sudah
dikenal oleh wisatawan.
4. Konsep Pengembangan Umbul Sewu
Pengelola mengembangkan Umbul Sewu dengan konsep wisata keluarga
yang menggabungkan antara kolam renang dan restoran. Umbul Sewu sangat
cocok digunakan sebagai tempat rekreasi bagi keluarga atau wisata keluarga yang
diharapkan mampu untuk lebih menyatukan keluarga dengan aktifitas wisata di
Umbul Sewu atau pengunjung yang datang dari kalangan anak sekolah maupun
mahasiswa.
Oleh masyarakat sekitar, Umbul Sewu lebih dikenal dengan sebutan
waterboom. Sebutan tersebut lebih melekat di masyarakat karena di Umbul
Sewu juga memiliki beberapa kolam renang dengan dilengkapi beberapa
waterslide atau perosotan sehingga dari kejauhan tampak seperti wahana
permainan air selayaknya di waterboom.
Berdasarkan penjelasan Eka Lasda Yunawan Dalam pembangunannya
dan pembenahan di berbagai sektor objek wisata Umbul Sewu dari tahun ke tahun
telah membuat objek ini memenuhi “Sapta Pesona Pariwisata” (Wawancara 15
Mei 2012). Sapta Pesona pariwisata merupakan sebuah kondisi yang harus
diwujudkan dalam memberikan setiap jasa pelayaan kepada wisatawan. Hal-hal
yang berhubungan dengan pariwisata hendaknya memenuhi syarat Sapta Pesona
Pariwisata, yaitu:
a. Aman
Aman merupakan suatu keadaan lingkungan yang membuat
seorang merasa tentram, tidak takut dan merasa terlindungi baik bagi
jiwa raga maupun harta miliknya. Wisatawan senang berkunjung ke
suatu tempat apabila merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan
bebas dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1) Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan,
pemerasan, penodongan, penipuan dan lain sebagainya.
2) Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya
3) Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas
yang kurang baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan
dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi atau olah raga.
4) Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh
pedagang asongan tangan jail, ucapan dan tindakan serta
perilaku yang tidak bersahabat dan lain sebagainya.
Umbul Sewu merupakan objek wisata yang aman karena terletak di
tengah lingkungan masyarakat yang ikut menjaga kemanan objek. Di
objek ini juga tidak pernah terjadi tindak kejahatan kepada wisatwan.
Untuk keaman kendaraan yang dibawa wisatawan juga terjamin, karena
disediakan tempat khusus parkir yang dijaga oleh petugas parkir yang
bertanggung jawab. Selain itu untuk keamanan wisatawan yang
menggunakan kolam renang, para karyawan dan petugas pun juga turut
meminimalkan resiko kecelakaan dan penggunaan fasilitas umum dengan
melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap wisatwan yang
datang.
b. Tertib
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang didambakan oleh
seseorang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana
yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi
dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya:
1) Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan
berangkat tepat pada waktunya.
2) Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk
mendapatkan atau membeli sesuatu yang diperlukan
3) Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi
4) Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat
5) Informasi yang benar dan tidak membingungkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Umbul Sewu sejauh ini sudah tertib, baik bangunan maupun
kondisi wisatawan yang tidak pernah terjadi hal-hal negatif, juga dalam
penarikan tarif masuk objek yang berjalan dengan baik.
c. Bersih
Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang
menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan
pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di
tempat-tempat yang bersih dan sehat. Umbul sewu telah memilki 2
petugas kebersihan yang datang setiap hari. Sehingga kebersihan objek
ini terjaga dengan baik. Selain itu di Umbul Sewu juga telah disediakan
tempat-tempat sampah diberbagai tempat supaya wisatwan tidak
sembarangan membuang sampah dan kebersihan tetap terjaga. Pakaian
dan penampilan petugas dan karyawan bersih dan rapi, dapat terlihat dari
pakaian seragam yang dikenakan karyawan Umbul Sewu.
d. Sejuk
Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau
keadaan sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak
saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di
dalam ruangan. Objek wisata Umbul Sewu merupak objek wisata alam
yang menawarkan kesejukan udara karena terletak di daerah pedesaan
yang masih terdapat rindangnya dan hijaunya pepohonan. Selain itu
kesejukan airya menyegarkan tubuh wisatawan setelah lelah dengan
aktifitas sehari-hari.
e. Indah
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik
dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai
segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun
gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang
enak dan cantik untuk dilihat. Indah yang selalu sejalan dengan bersih
dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia, karena itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati
oleh umat manusia. Objek wisata Umbul Sewu juga menyuguhkan
keindahan kolam dengan ikan-ikan yang bermacam jenisnya. Selain itu
juga menyuguhkan keindahan fasilitas-fasilitas yang disediakan seperti
air mancur, water slide danwahana permainan air lainnya.
f. Ramah Tamah
Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang
menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan
menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan
kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu
keputusan atau sikat. Ramah, merupakan watak dan budaya bangsa
Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat
menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan satu
daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus.
Pendududk sekitar, pegawai dan pedagang di objek wisata Umbul Sewu
sangat ramah, mempunyai sopan santun yang baik dan tutur kata yang
halus. Pihak pengelola pun juga mencoba memberikan suasana yang
akrab, bersahabat seperti “rumah sendiri” bagi wisatawan.
g. Kenangan
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan
dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang
diperolehnya. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan
perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan
sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan. Kesejukan dan
keindahan Umbul Sewu tentunya akn membuat wisatwan penasaran
untuk berkunjung kembali. Selain itu masakan dari ikan air tawar yang
sangat lezat yang ditawarkan di rumah makan pancingan tidak akan
memuaskan wisatawan kalau tidak dicoba satu-satu. Objek wisata Umbul
Sewu juga dikenal sebagai tempat wisata kuliner air tawar yakni Umbul
Sewu Resto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
C. Pengelolaan Umbul Sewu
1. Sistem Pengelolaan
Berdasarkan penjelasan Bapak Agus Bekti Widodo (wawancara , 22 Juni
2012) Umbul Sewu merupakan objek wisata yang dikelola oleh perorangan, yakni
oleh PT. Umbul Sewu. PT. Umbul Sewu adalah perseroan terbatas yang
mengelola langsung beberapa restoran dan tempat wisata. Antara lain adalah
Pancingan Mina Indah Tlatar, Sendang Ayu Kalasan, Umbul Sewu Pengging dan
Semar Resto Boyolali. PT. Umbul Sewu didirikan setelah Umbul Sewu di
resmikan pada tahun 2007. PT. Umbul Sewu berkantor di Kompleks Semar Resto
di jalan raya Solo-Boyolali tepatnya di depan Mapolres Boyolali.
Struktur Organisasi PT. Umbul Sewu
Gambar 4. Struktur Organisasi PT. Umbul Sewu
Pembangunan Umbul sewu diprakarsai oleh Bapak Mulyadi, SE selaku
owner dari PT. Umbul Sewu. Sedangkan untuk direktur utama Umbul Sewu
dipegang oleh Bapak Agus Bekti Widodo. Dalam pengelolaannya sehari-hari
Umbul Sewu dikoordinasi oleh dua koordinator yakni Eka Lasda Yunawan selaku
koordinator bagian operasional dan Parwadi selaku koordinator di bagian kasir.
PT. UMBUL SEWU
Mina Indah
Tlatar Sendang Ayu Umbul Sewu Semar Resto
Pimpinan Pimpinan Pimpinan Pimpinan
Staf &
Karyawan
Staf &
Karyawan
Staf &
Karyawan
Staf &
Karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Selanjutnya memiliki bagian-bagian, pertama yakni bagian service terdiri dari 6
orang, memiliki tugas untuk melakukan pelayanan pada pengunjung hingga
selesai, menawarkan dan mengantarkan makanan. Kedua yakni bagian product,
terdiri dari 10 orang, memiliki tugas untuk membuatkan pesanan makanan yang
diminati tamu, mempersiapkan bahan-bahan mentah menjadi makanan siap
dihidangkan. Ketiga, bagian kebersihan Kolam, terdiri dari 2 orang yang
bertanggung jawab atas kebersihan kolam dan memberikan obat-obat tertentu.
Keempat, bagian tiket terdiri dari 2 orang, mempunyai tugas memantau jumlah
pengunjung yang masuk dengan tiket. Kelima, bagian security terdiri dari 2 orang,
bertugas menjaga keamanan Umbul Sewu. Keenam yakni petugas parkir, terdiri
dari 2 orang, untuk menjaga ketertiban kendaraan bermotor.
2. Tidak dikelola Dinas Pariwisata
Biasanya pemerintah daerah akan mengembangkan potensi wisata yang
berada di kawasannya. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali memiliki arah
kebijakan dalam urusan pariwisata yakni pada peningkatan kualitas dan kuantitas
atraksi dan obyek wisata yang berbasis pada masyarakat dan potensi alam,
peningkatan kualitas SDM pengelola pariwisata, peningkatan pengelolaan obyek
daerah tujuan wisata secara optimal untuk meningkatkan pendapatan daerah,
peningkatan jaringan kerjasama dan promosi pariwisata dan meningkatan peran
pihak swasta dalam investasi pengembangan pariwisata (wawancara dengan
Marti, 27 Agustus 2012). Dan Umbul Sewu merupakan salah satu objek wisata
yang cukup menarik di Boyolali. Namun Umbul Sewu yang berada di kawasan
wisata Pengging melaksanakan kegiatan operasional dan kegiatan promosi secara
mandiri, tidak ada dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali.
Umbul Sewu tidak bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Boyolali tapi Umbul Sewu hanya menyetor pajak kepada Pemerintah Daerah,
sebagai pajak untuk lokasi dan restoran namun tidak ada koordinasi dari
Pemerintah Daerah dalam pengembangan Umbul Sewu. Jadi segala kegiatan yang
yang dilakasanakan oleh Umbul Sewu sepenuhnya merupakan hasil dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
pemikiran dari pihak pengelola Umbul Sewu (wawancara dengan Eka Lasda
Yunawan, 15 Mei 2012).
3. Fasilitas yang tersedia di Umbul Sewu
Untuk lebih menarik banyak wisatawan, pihak pengelola Umbul Sewu
telah menyediakan berbagai fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan.
Berbagai fasilitas yang disediakan tersebut antara lain:
a. Kolam renang
Kolam renang yang disediakan oleh pihak pengelola Umbul Sewu
ada 3 jenis kolam renang. Yang pertama adalah kolam renang yang
diperuntukkan bagi pengunjung dewasa, meskipun juga dapat dipakai
oleh pengunjung anak-anak. Akan tetapi diwajibkan bagi pengunjung
anak-anak untuk mengenakan peralatan renang seperti ban renang,
pelampung dan sejenisnya untuk lebih menjamin keamanan saat berada
di kolam renang. Hal tersebut dikeranakan kedalaman kolam renang yang
mencapai 125 sentimeter. Kolam renang tersebut berukuran 17 meter x
45 meter. Kedalamanya mulai dari 115 sentimeter sampai 125 senti meter
(semakin ke timur tingkat kedalamannya semakin tinggi). Kolam renang
ini juga rutin dipakai untuk latihan renang oleh sekolah yang ada di
Umbul Sewu. Selain sekolah renang, beberapa sekolah mulai dari
Sekolah Dasar samapai Sekolah Menengah Atas yang ada di sekitar
Banyudono juga rutin melakukan kegiatan ekstrakulikuler renang pada
setiap minggunya. Di kolam renang tersebut juga dilengkapi satu buah
waterslide setinggi kurang lebih 6 meter di sisi barat. Sedangkan di sisi
timur tampak sebuah pancuran air setinggi 5 meter yang siap mengguyur
setiap pengunjung yang berada dibawahnya. Yang kedua adalah kolam
renang dengan kedalaman sedang, terletak di sebelah selatan kolam
renang dewasa. Kolam tersebut juga terdapat satu buah waterslide, akan
tetapi waterslide tersebut tidak setinggi waterslide yang ada dikolam
renang dewasa. Kolam renang ini sering digunakan untuk anak taman
kanak-kanak yang setiap sabtu berkunjung ke objek wisata Umbul sewu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Kolam renang ini mempunyai kedalaman kurang lebih 50 sentimeter
sehingga aman digunakan untuk anak kecil. Akan tetapi pengawasan dari
orang tua juga sanagt diperlukan untuk memastikan keaman anak-anak
tersebut. Kolam anak ini berukuran 7 meter x 20 meter. Yang ketiga
berada paling selatan Umbul Sewu, 3 buah kolam wahana permainan air.
Kolam ini hanya memiliki kedalaman 25 sentimeter. Dengan kondisi
kolam yang dangkal sangat memungkinkan anak-anak kecil dapat
bermain air dengan resiko yang cukup rendah. Di kolam permainan air
ini juga disediakan beberapa terowongan yang berbentuk menyerupai
binatang dan ada beberapa pancuran yang dapat melengkapi keceriaan
anak-anak selama di kolam ini. Wahana air yang paling timur dilengkapi
dengan beberapa miniatur hewan dan payung besar di tengah-tengah
kolam sebagai temapt berteduh ketika bermain air. Di samping kolam
terdapat tempat duduk yang biasanya digunakan orang tua untuk
mengawasi anak-anaknya bermain air.
Terdapat 2 buah kolam wahana air merupakan kolam yang baru
saja jadi bulan Febuari. Satu buah kolam wahana air berada disamping
wahana air yang lama. Ditengah-tengah dilengkapi dengan ember yang
pancuran air setinggi 3 meter yang bila penuh siap mengguyur setiap
pengunjung yang berada dibawahnya. Anak-anak biasanya sangat tertarik
dengan kolam wahana air yang satu ini. Dan kolam wahana air yang
satunya berada di sebelah utara wahana air yang memiliki ember
pancuran. Di sisi barat tampak sebuah pancuran air setinggi 5 meter yang
siap mengguyur setiap pengunjung yang berada dibawahnya dan terdapat
pancuran melingkat di sisi timurnya.
b. Gazebo dan rumah apung
Gazebo dan rumah apung sebagai tempat berteduh dan beristirahat.
Bangunan ini merupakan sarana pelengkap untuk kenyamanan
pengunjung. Guna mendukung keberadaan restoran di Umbul Sewu,
pihak pengelola Umbul Sewu telah mendirikan gazebo dan rumah apung
di lokasi Umbul Sewu. Biasanya gazebo dan rumah apung ini digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
untuk istirahat para pengunjung yang sekaligus memesan beberapa
menunjang disediakan oleh restoran Umbul Sewu.
Gazebo dan rumah apung tersebut tersedia dalam berbagai ukuran,
dari yang berukuran kecil, sedang hingga berukuran besar. Untuk
mempermudah dalam pelayanan, gazebo dan rumah apung tersebut diberi
nama pada masing-masing gazebo dan rumah apung. Antara lain:
Anggrek 1 sampai 3, Tulip 1 sampai 3, Teratai 1 sampai 3, Kenanga 1
sampai dengan 7, Dahlia 1 sampai dengan 4, Melati 1 dan 3, Rosella 1
sampai dengan 10 serta Mawar 1 sampai 6, Tulip 1 sampai 3. Selain
menyediakan gazebo dan rumah apung, pihak pengelola juga
menyediakan beberapa kursi dan meja bagi para pengunjung yang
terletak di sebelah utara kolam renang dewasa dan juga bisa langsung
melihat ke semua penjuru Umbul Sewu karena letak tersebut lebih tinggi
dari tempat yang lain yang ada di Umbul Sewu.
Guna memberikan kesan alami pada gazebo dan rumah apung
tersebut, pihak pengelola memberikan sentuhan tradisional pada Desain
gazebo dan rumah apung tersebut menggunakan bambu sebagai material
utama. Dengan menggunakan material tersebut gazebo dan rumah apung
lebih terasa nyaman dan sejuk. Di sekitar gazebo dan rumah apung juga
ditanam beberapa pohon dan bunga untuk menambah keasrian di
lingkungan Umbul Sewu.
c. Gedung Serbaguna
Gedung ini merupakan gedung yang biasanya digunakan untuk
tempat pertemuan. Gedung ini memanfaatkan bengunan bekas gedung
bioskop yang sudah tersedia sejak Umbul Sewu mulai di bangun. Gedung
ini memiliki kapasitas 300 orang, biasanya digunakan untuk resepsi
pernikahan, pertemuan, rapat dewan, juga untuk perayaan hari raya besar
agama. Selain itu juga untuk menerima tamu yang berjumlah banyak,
sehingga harus menggunakan tempat yang luas untuk menjamu tamu
yang berkunjung. Tamu yang berkunjung dalam jumlah yang banyak
biasanya dari kalangan anak sekolah yang sedang berlibur ke Umbul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Sewu juga dari instansi pemerintah dan perusahaan yang menggunakan
gedung tersebut untuk pertemuan. Dengan pintu menghadap kolam
renang, maka depan pintu masuk gedung tersebut juga sering digunakan
untuk pementasan musik karena di lokasi Umbul Sewu karena di lokasi
Umbul sewu belum memilki fasilitas panggung hiburan.
d. Restoran
Pihak pengelola juga memberikan fasilitas restoran untuk
memanjakan pengunjung. Di restoran ini disajikan berbagai menu
masakan. Dengan cita rasa yang nikmat, membuat menu-menu yang
disajikan di Umbul Sewu menjadi menu favorit para pengunjung. Cita
rasa makanan yang nikmat menjadi andalan restoran ini Dengan
mengandalkan kekayaan nusantara akan rempah-rempah, menu yang
disajikan pun akan terasa lebih bervariasi dan tentunya sesuai dengan
lidah masyarakat. Dengan penyajian yang menarik yang dilengkapi
dengan garnis ( hiasan pada makanan ) khas Indonesia berupa sayuran
atau yang lebih dikenal denagn lalapan disertai sambalnya yang pedas
membuat banyak pengunjung tergoda untuk menikmati menu-menu yang
ada di Umbul Sewu. Restoran Umbul Sewu memiliki 20 menu makan, 10
menu tambahan, 5 macam sambal dan 20 menu minuman yang bisa
dinikmati oleh para pengunjung. Akan tetapi yang menjadi menu andalan
dari Umbul Sewu Resto ini adalah menu ikan bakar dan ikan gorengnya.
e. Kolam Ikan
Untuk memberikan kesan alami, pihak pengelola juga
menyediakan kolam ikan yang diletakkan di bawah gazebo dan rumah
apung. Di dalam kolam tersebut terdapat banyak jenis ikan antara lain
ikan kakap, ikan mujaer, ikan nila, ikan lele dan ikan mas. Ikan yang ada
di dalam kolam tersebut diambil untuk dimasak di restoran. Sehingga
ikan yang di masak di restoran Umbul Sewu dapat dipastikan ikan yang
benar-benar segar. Para pengunjung juga dapat langsung memberi makan
ikan-ikan yang ada di kolam tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
f. Area Parkir
Area parkir adalah lokasi yang sudah ditentukan untuk
menempatkan kendaraan. Luas parkir harus proporsional dengan
prediksi jumlah rata-rata kendaraan pada saat ramai pengunjung. Di
Umbul Sewu terdapat dua jenis area parkir, yaitu area parkir untuk
kendaraan roda empat dan area parkir untuk kendaraan roda dua.
g. Pos Keamanan
Petugas keamanan Umbul Sewu berjumlah 2 orang, di mana
menjaga di dekat pintu loket masuk.
h. Pintu loket masuk
Pintu loket masuk merupakan tempat keluar masuk resmi bagi
pengunjung Umbul Sewu. Untuk masuk pengunjung dikenakan biaya
masuk sebesar Rp 4.000,00/orang pada hari biasa dan Rp 5.000,00/orang
pada hari libur.
i. Kasir
Kasir merupakan tempat untuk memesan makanan atau sekedar
membeli minuman dingin, snack ataupun ice cream. Untuk pembayaran
pesanan makanan juga dapat dilakukan di kasir ini.
j. Tempat ibadah (Mushola)
Pengunjung yang beragama Islam tentunya memrlukan tempat
ibadah di dalam lokasi Umbul Sewu. Hal ini dikarenakan umat Islam
memilki kewajiban untuk mengerjakan sholat lima waktu dan harus
ditunaikan oleh pengunjung ketika masih berada di kawasan Umbul
Sewu.
k. Tempat bilas
Merupakan tempat untuk membilas tubuh setelah berenang, bisa
juga digunakan sebagai toilet. Tempat ini berada di lokasi-lokasi
strategis, di sekitar kolam renang sehingga memudahkan pengunjung
untuk membersihkan diri setelah berenang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
l. Tempat penitipan tas
Merupakan tempat yang digunakan untuk menitipakan tas ketika
pengunjung berenang. Bisanya digunakan oleh anak-anak sekolah yang
datang untuk kegitan ekstra renang. Berbentuk loker-loker yang sangat
aman digunakan pengunjung untuk menitipkan tasnya. Tempat ini berada
diantara dua tempat bilas disamping kolam dewasa.
m. Tempat Sampah
Saat berada di Umbul Sewu pengunjung biasanya membawa
makanan dan minuman sehingga pengelola menyediakan tempat sampah
untuk bungkusnya. Hal ini dilakukan agar menjaga lingkungan Umbul
Sewu tetap bersih dan nyaman.
D. Perkembangan Objek Wisata Umbul Sewu
Umbul Sewu merupakan salah satu objek wisata yang sangat berpotensi
untuk dijadikan sebagai objek wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Hal
tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang menunjukkan tren
positif di beberapa tahun terakhir. Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan tersebut
tidak lepas dari peran serta pihak pengelola dalam memberikan pelayanan
terbaiknya dalam melayani wisatawan dengan memanjakan para wisatawan
dengan berbagai fasilitas yang tersedia di Umbul Sewu. Persaingan dalam dunia
pariwisata yang semakin kompetitif juga siap dihadapi oleh pihak pengelola
dengan melakukan pembangunan berbagai infrastruktur yang dilakukan secara
berkesinambungan dan berkala. Penambahan berbagai fasilitas pendukung lain
pun telah dipersiapkan oleh pihak pengelola. Sumber daya manusia yang handal
dan kompeten pun telah dipersiapkan dalam menghadapi daya saing pariwisata
yang semakin kompetitif. Kendala lain yang siap menghadang juga telah
diantisipasi seminimal mungkin oleh pihak pengelola.
1. Perkembangan Sarana Prasarana
Menurut Eka Lasda Yuniawan (wawancara, 15 Mei 2012) sarana dan
prasarana yang ada di Umbul Sewu banyak mengalami perkembangan. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
karena banyak muncul usaha-usaha yang sama di sekitar objek wisata tersebut
sehingga perlu dibenahi dari dalam, perkembangnya dapat dilihat dari
penambahan fasilitas-fasilitas yang ada, antara lain:
a. Kolam renang
Umbul Sewu waterboom terdiri dari kolam renang. Awalnya hanya
terdapat 2 kolam renang, tapi kemudian pengelola berinisiatif
menambahakan 3 kolam renang. Jadi sekarang Umbul Sewu memilki 5
kolam renang, yang terdiri dari 3 kolam dengan kedalaman yang dangkal,
1 kolam renang dengan kedalaman sedang dan 1 kolam renang untuk
dewasa.
b. Gazebo dan rumah apung
Gazebo merupakan bangunan sebagai tempat berteduh dan
beristirahat. Bangunan ini merupakan sarana pelengkap untuk
kenyamanan pengunjung. Gazebo dan rumah apung di Umbul Sewu ini
mengalami penambahan juga, pada awalnya Umbul Sewu hanya
memiliki 5 gazebo dan rumah apung, tapi sekarang memiliki 17 gazebo
yang terdiri dari 5 gazebo besar dan 12 gazebo kecil.
2. Perkembangan Pengunjung
Umbul Sewu merupakan salah satu objek wisata yang sangat berpotensi
untuk dijadikan sebagai objek wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Hal
tersebut dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang menunjukkan
kenaikan pengunjung di beberapa tahun terakhir. Umbul Sewu yang baru berdiri
sekitar 5 tahun tetapi antusias pengunjung sangat baik dan menjanjikan untuk
perkembangan kedepannya. Selain tempatnya yang nyaman, kelengkapan fasilitas
yang ada merupakan salah satu faktor yang menarik perhatian pengunjung.
Umbul Sewu yang menyajikan kolam renang dan wahana air yang biasa disebut
masyarakat dengan waterboom ini pada awal pembukaannya mengalami lonjakan
jumlah pengunjung yang melebihi target. Wisatawan khususnya masyarakat
Boyolali beramai-ramai mengunjungi Umbul Sewu untuk mencoba wahana yang
disediakan pengelola. Objek ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan pada hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Minggu atau hari libur, tetapi kalau hari biasa pengunjungnya tidak terlalu ramai
(wawancara dengan Eka Lasda Yunawan, 15 Mei 2012). Berikut daftar
pengunjung yang masuk ke objek wisata Umbul Sewu:
Tabel 5. Pengunjung Umbul Sewu Tahun 2010
No. Bulan Jumlah Pengunjung Keterangan
1. Januari 2.894 (6x tanggal merah)
2. Februari 2.492 (5x tanggal merah)
3. Maret 2.446 (5x tanggal merah)
4. April 2.518 (5x tanggal merah)
5. Mei 3.232 (7x tanggal merah)
6. Juni 2.116 (4x tanggal merah)
7. Juli 2.334 (5x tanggal merah)
8. Agustus 1.674 (6x tanggal merah)
9. September 2.533 (6x tanggal merah)
10. Oktober 2.542 (5x tanggal merah)
11. November 1.766 (5x tanggal merah)
12. Desember 2.876 (6x tanggal merah)
Jumlah 29.423
Sumber : Pengelola Umbul Sewu bagian tiket
Tabel 6. Pengunjung Umbul Sewu Tahun 2011
No. Bulan Jumlah Pengunjung Keterangan
1. Januari 2.852 (6x tanggal merah)
2. Februari 2.789 (6x tanggal merah)
3. Maret 2.544 (5x tanggal merah)
4. April 2.615 (5x tanggal merah)
5. Mei 2.812 (6x tanggal merah)
6. Juni 2.754 (6x tanggal merah)
7. Juli 2.556 (5x tanggal merah)
8. Agustus 1.543 (7x tanggal merah)
9. September 3.268 (6x tanggal merah)
10. Oktober 2.452 (5x tanggal merah)
11. November 1.986 (4x tanggal merah)
12. Desember 2.344 (5x tanggal merah)
Jumlah 30.515
Sumber : Pengelola Umbul Sewu bagian tiket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
pengunjung dari bulan ke bulan, dan tahun ke tahun. Ini membuktikan bahwa
objek wisata Umbul Sewu diminati banyak pengunjung. Terjadi penurunan
pengunjung pada saat bulan puasa, karena banyak wisatawan yang menjalankan
ibadah puasa. Pengunjungnya tidak hanya berasal dari daerah sekitar Boyolali
saja, tetapi juga ada pengunjung dari luar kota.
3. Usaha-Usaha Promosi
Berdasarkan penjelasan Bapak Agus Bekti Widodo, Umbul Sewu
berusaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan oleh karena itu
pengelola Umbul Sewu senantiasa berusaha melakukan berbagai program
promosi. Umbul Sewu telah melakukan kegiatan yang berkaitan langsung dengan
promosi dengan melakukan pemasangan papan reklame di beberapa titik strategis
di Kabupaten Boyolali. Pihak pengelola Umbul Sewu juga telah membuat brosur
tentang Umbul Sewu sendiri. Selain itu promosi Umbul Sewu melalui gethok
tular, dalam promosi ini berupa pengakuan atau kesaksian sukarela dari
pelanggan tentang produk dan jasa yang ada di Umbul Sewu. Kebanyakan
para pengunjung mengetahui keberadaan Umbul Sewu dari kabar orang lain
yang telah berkunjung ke Umbul Sewu (wawancara, 22 Juni 2012).
Satu bentuk usaha promosi lain dari Umbul Sewu yakni dengan
melakukan kerjasama, pihak pengelola dengan menggandeng beberapa sekolah
untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Kerjasama dengan pihak sekolah di
daerah Kabupaten Boyolali meliputi penyediaan fasilitas kolam renang dari pihak
pengelola untuk digunakan sebagai tempat latihan siswa-siswi sekolah tersebut
dalam kegiatan olahraga renang. Bahkan beberapa sekolah juga telah membuka
program ekstrakurikuler yang diperuntukkan khusus olahraga renang. Sehingga
dalam setiap minggunya dari pihak sekolah telah mempunyai jadwal rutin di
Umbul Sewu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
E. Pengaruh Terhadap Kehidupan Masyarakat
Pengembangan sektor pariwisata pada hakekatnya merupakan interaksi
antara proses sosial, ekonomi dan industri. Oleh karena itu unsur-unsur yang
terlibat di dalam proses tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing-masing.
Peran serta masyarakat diharapkan mempunyai andil yang sangat besar dalam
proses ini. Untuk itu masyarakat ditempatkan pada posisi memiliki,
mengelola,merencanakan dan memutuskan tentang program yang melibatkan
kesejahteraannya.
Keberadaan objek wisata Umbul Sewu Pengging ternyata berpengaruh
terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Perkembangan wisata Umbul
Sewu akan berpengaruh juga terhadap masyarakat sekitar. Dengan perkembangan
wisata yang bagus atau selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, maka
perkembangan ekonomi masyarakatpun ikut meningkat. Dengan lancarnya
perekonomian, maka akan berpengaruh juga terhadap peningkatan kehidupan
sosial masyarakat.
1. Dampak Sosial
Umbul Sewu merupakan objek wisata baru di Boyolali, masyarakat
terbantu dengan adanya Ubul Sewu sebagai objek wisata, hal ini seperti penuturan
Bapak Widarto (wawancara, 15 Mei 2012) “...tenaga kerjanya, sedikit banyak
merekrut baik untuk parkir, atau untuk yang jaga karcis maupun satpam. Yang
tadinya menganggur menjadi memilki pekerjaan...”.
Adanya lapangan pekerjaan yang didapatkan masyarakat sekitar, berarti
akan meningkatkan pendapatan bagi keluarganya, pendapatan tersebut mampu
untuk memenuhi dan membiayai kebutuhan rumah tangganya dan untuk
membiayai sekolah anak-anaknya. Hal ini seperti yang diutarakan pemilik salah
satu warung makan Ibu Winarsih (Wawancara, 29 Mei 2012). “...penghasilan
saya setiap harinya tidak seberapa, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan untuk membiayai sekolah anak saya. Saya dari Lampung, kemudian pindah
disini, sebelumnya sudah pernah berjualan pakaian kredit dan juga warung
kelontong, tapi kemudian beralih ke sini dan membuka warung...”. Pendapatan
yang diperoleh Ibu Winarsih selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
untuk membiayai sekolah sampai ke jenjang SMA bahkan juga ada yang sampai
ke Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi suatu kebanggaan sendiri bagi orang tua
yang mampu menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang Perguruan Tinggi.
Meningkatnya pendidikan masyarakat berarti semakin meningkat pula status
sosial masyarakat.
Ibu Novi, salah satu wisatawan menuturkan “...saya datang kesini untuk
mengantarkan anak agar bersosialisasi dengan teman sebayanya...” (wawancara,
15 Mei 2012). Hal ini mengandung pengertian bahwa dengan datang ke Umbul
Sewu anak-anak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya, yakni dengan
bermain bersama di kolam wahana air yang disediakan oleh Umbul Sewu.
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan
dibukanya Umbul Semu sebagai objek wisata mempunyai pengaruh sosial
terhadap masyarakat sekitar. Pengaruh tersebut diantaranya adalah :
a. Mengubah status sosial masyarakat yang tadinya pengangguran
menjadi punya pekerjaan.
b. Membuka peluang usaha bagi masyarakat yang tadinya tidak memilki
usaha akhirnya memiliki usaha sendiri seperti warung makan, toko
kelontong, toko perlegkapan renang, dan sebagainya.
c. Meningkatkan pendidikan bagi masyarakat. Adanya pekerjaan bagi
masyarakat, berati menambah penghasilan orang tua, dengan
demikian anak-anaknya dapat melanjutkan sekolah sampai jenjang
yang lebih tinggi.
d. Sebagai sarana untuk anak-anak bersosialisasi dengan orang lain
melalui bermain bersama di kolam yang telah disediakan oleh pihak
pengelola Umbul Sewu.
2. Dampak Ekonomi
Objek wisata Umbul Sewu sangat berpengaruh terhadap kehidupan
ekonomi masyarakat. Dengan terbukanya peluang usaha tentunya akan membawa
pengaruh terhadap pendapatan masyarakat yang biasa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan untuk kegiatan sosial dalam masyarakat. Karyawan yang
bekerja di Umbul Sewu sebagian besar dari daerah sekitar Umbul Sewu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Karyawan Umbul Sewu yang berjumlah 25 orang, berasal dari masyarakat sekitar
berjumlah 5 orang. Selain itu pada saat hari libur biasanya pihak pengelola juga
melakukan penambah karyawan untuk kerja paruh waktu (part time). Misalnya
ada dari masyarakat yang membantu keamanan dan ketertiban parkir sepeda
motor dan mobil, khusus hari minggu.
Menurut Bapak Widarto (wawancara, 15 Mei 2012), dengan adanya
Umbul Sewu akan dapat mempengaruhi ekonomi masyarakat sekitar. Banyak
wisatawan yang datang ini mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat, banyak
wisatawan yang membeli makanan sehingga penjualan masyarakat meningkat.
Menurut penuturan dari Widyaningsih salah satu karyawan dari toko
yang menjual mainan anak dan perlengkapan renang, (Wawancara, 22 Mei 2012)
“...pada saat hari libur jumlah pengunjung Umbul Sewu meningkat, terutama
untuk wisata keluarga, banyak wisatawan yang membeli perlengkapan renang di
toko ini..”.
Pedagang lain seperti ibu Winarsih salah seorang pemilik warung
mengatakan sudah berjualan selama 5 tahun tetapi berjualan makanan di sekitar
Umbul Sewu baru 7 bulan. Pendapatan perhari tidak menentu, tergantung pada
banyak sedikitnya wisatawan, biasanya lebih dari Rp 50.000,00. Tetapi pada hari
Minggu atau hari libur Nasional tertentu biasanya banyak pengunjung yang
datang dan pendapatan yang diperoleh bisa dua kali lipat dari pendapatan
biasanya. Banyak pengunjung Umbul Sewu yang makan di warung makan ibu
Winarsih (Wawancara, 22 Mei 2012).
Hal ini juga diugkapkan oleh bapak Juremi bahwa pengunjung Umbul
Sewu akan bertambah jika padusan. Sehingga jumlah pengunjung akan bertambah
sekitar 50 persen dan akan banyak muncul pedagang-pedagang baru di sekitar
lokasi Umbul Sewu. Dan biasanya oleh pihak pengelola diadakan panggung
hiburan di Umbul Sewu (wawancara, 15 Mei 2012). Selain muncul banyak
pedagang yang berada di Umbul Sewu, pada saat hari libur maupun padusan
biasanya petugas parkir ditambah jumlahnya. Hal ini seperti penuturan Eka Lasda
Yuniawan (wawancara, 15 Mei 2012) bahwa “pada hari libur petugas parkir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
ditambah jumlahnya, karena kalau tidak ditambah akan kerepotan karena jumlah
pengunjung dan kendaraan yang datang kesini membludak”.
Ada sekitar 2 orang yang bekerja sebagai tukang parkir di area parkir.
Petugas parkir ini dilakukan oleh masyarakat sekitar Umbul Sewu. Dua orang
parkir selalu datang setiap hari, bahkan pada saat liburan sekolah atau hari
raya jumlah tenaga parkir ditambah seperti penuturan Suprapto (wawancara, 15
Mei 2012) “pada musim liburan sekolah atau hari raya, jumlah tenaga parkir
ditambah karena jumlah kendaraan yang datang bertambah banyak”.
Adanya perkembangan objek wisata Umbul Sewu bisa mendatangkan
wisatawan, sehingga memberikan kesempatan kerja/lapangan pekerjaan bagi
penduduk Desa Bendan. Masyarakat ada yang menjadi karyawan Umbul Sewu,
ada yang membuka usaha kios atau warung di sekitar objek. Dari pekerjaan yang
dilakukan di sekitar objek wisata Umbul Sewu oleh penduduk sekitar Umbul
Sewu tentunya akan mendapatkan penghasilan. Penghasilan tersebut digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi keluarganya. Jadi, dengan adanya
perkembangan objek wisata Umbul Sewu berpengaruh terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Objek Wisata Umbul Sewu terletak di Desa Bendan Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali sekitar 15 kilometer ke arah barat dari kota Solo. Dengan
batas wilayah sebagai berikut, sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya
Solo Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Salakan, sebelah
timur berbatasan dengan Desa Ngaru-Aru, Desa Jembungan, Desa Dukuh dan
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Teras. Jumlah penduduk Desa
bendan berjumlah 4.418 jiwa yang terbagi menjadi 1.450 KK, dengan jumlah
laki-laki 2.184 jiwa dan jumlah perempuan 2.234 jiwa.
2. Kawasan Pengging telah dikenal sejak lama sebagai tempat ziarah ke makam
para leluhur raja-raja jawa serta tempat tujuan lelaku dalam bentuk berendam
di umbul (mata air) yang terdapat di kawasan tersebut, antara lain umbul
Sungsang, umbul Ngabean, umbul Gemuling, umbul Temanten dan lain
sebagainya. Salah satu objek wisata yang belum lama berdiri adalah Umbul
Sewu. Umbul Sewu ini dijadikan objek wisata karena didasarkan pada
beberapa faktor, diantaranya:
a. Pemanfaatan potensi wisata di kawasan wisata Pengging
b. Kemudahan transportasi
3. Pengelola mengembangkan Umbul Sewu dengan konsep wisata keluarga
yang menggabungkan antara kolam renang dan restoran. Umbul Sewu sangat
cocok digunakan sebagai tempat rekreasi bagi keluarga atau wisata keluarga
yang diharapkan mampu untuk lebih menyatukan keluarga dengan aktifitas
wisata di Umbul Sewu atau pengunjung yang datang dari kalangan anak
sekolah maupun mahasiswa. Umbul Sewu waterboom, sebutan tersebut lebih
melekat di masyarakat karena di Umbul Sewu juga memiliki beberapa
kolam renang dengan dilengkapi beberapa waterslide atau perosotan sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
dari kejauhan tampak seperti wahana permainan air selayaknya di
waterboom. Dalam pembangunannya dan pembenahan di berbagai sektor
objek wisata Umbul Sewu dari tahun ke tahun telah membuat objek ini
memenuhi “Sapta Pesona Pariwisata”.
4. Umbul Sewu merupakan objek wisata yang dikelola oleh perorangan, yakni
oleh PT. Umbul Sewu. PT. Umbul Sewu adalah perseroan terbatas yang
mengelola langsung beberapa restoran dan tempat wisata. Antara lain adalah
Pancingan Mina Indah Tlatar, Sendang Ayu Kalasan, Umbul Sewu Pengging
dan Semar Resto Boyolali. Umbul Sewu yang berada di kawasan wisata
Pengging melaksanakan kegiatan operasional dan kegiatan promosi secara
mandiri, tidak ada dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali.
Umbul Sewu tidak bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Boyolali tapi Umbul Sewu hanya menyetor pajak kepada Pemerintah Daerah,
sebagai pajak untuk lokasi dan restoran namun tidak ada koordinasi dari
Pemerintah Daerah dalam pengembangan Umbul Sewu.
5. Perkembangan Umbul Sewu dapat dilihat dari beberapa hal antara lain
yaitu :
a. Perkembangan sarana prasarana di Umbul Sewu. Dalam perkembangan
sarana dan prasarana di Umbul Sewu tidak begitu banyak mengalami
pertambahan dan perubahan dikarenakan kondisi sarana prasarana yang
ada di Umbul Sewu masih cukup bagus dan masih layak untuk digunakan.
Tetapi ada perkembangan wahana di Umbul Sewu sedikit mengalami
pertambahan dan adanya tambahan kolam renang sebanyak 3 buah dan
gazebo 12 buah.
b. Perkembangan pengunjung yaitu mengalami peningkatan tiap tahun hal
ini disebabkan adanya usaha promosi yang selalu ditingkatkan oleh 6.;
keberadaan Umbul Sewu sebagai salah satu objek wisata yang ada di
Kabupaten Boyolali.
6. Adanya pengembangan objek wisata Umbul Sewu telah membawa dampak
yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Munculnya perubahan
status sosial masyarakat sekitar dari yang pengangguran menjadi orang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
bekerja dan memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat sekitar.
Sedangkan dampak yang mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat
adalah adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan adanya
pengembangan wisata telah memacu kreatifitas penduduk dalam
memanfaatkan potensi yang dimiliki daerahnya untuk mencari nafkah
tambahan sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan
demikian kesejahteraan hidup dapat terpenuhi dengan baik.
B. Implikasi
1. Teoritis
Pada masa sekarang ini peluang pengembangan pariwisata mempunyai
peluang yang besar untuk dijadikan salah satu sumber pendapatan daerah.
Penelitian ini secara teori dapat menjelaskan pengelolaan Umbul Sewu yang
merupakan buah pemikiran dan hasil usaha mandiri dari orang-orang yang
kreatif dan peka terhadap pemanfaatan potensi wisata yang berada di kawasan
Pengging. Adanya penelitian di Umbul Sewu ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan terhadap masyarakat luas mengenai wisata secara umum dan usaha
pengembangan wisata yang memanfaatkan potensi daerah sekitar sebagai objek
wisata secara khusus, yang pada saat ini mulai banyak dikembangkan.
Perkembangan objek wisata Umbul Sewu tidak lepas dari keterkaitan
dengan Sapta Pesona. Sapta Pesona merupakan suatu kondisi yang harus
diwujudkan dalam memberikan setiap jasa pelayanan kepada wisatawan.
Meskipun tidak semua syarat Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah,
ramah tamah dan kenangan) terpenuhi dalam pengembangan objek wisata Umbul
Sewu, akan tetapi objek wisata Umbul Sewu memberikan kontribusi yang besar
terhadap berbagai pihak yang terkait di dalamnya.
2. Praktis
Industri pariwisata mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang
cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam
mengaktifkan sektor lain di dalam daerah penerimaan wisatawan. Adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
perkembangan Umbul Sewu Pengging mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar dengan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Desa
Bendan. Pengelolaan dan pembangunan terhadap objek wisata harus dilakukan
dengan penuh tanggung jawab dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi
wisata yang dimiliki termasuk dalam mempromosikannya. Seperti halnya Umbul
Sewu, juga harus dilakukan dengan baik dan profesional.
3. Metodologis
Dalam penelitian ini digunakan metodologi Deskriptif Kualitatif. Salah
satu faktor yang terpenting dalam penggunaan metodologi tersebut yaitu
informan. Informan merupakan sumber informasi utama dalam penelitian ini.
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian maka informannya
harus benar – benar yang memahami masalah yang sedang diteliti. Dalam
penelitian ini peneliti menemukan informan – informan yang sangat ramah dan
memahami masalah yang sedang diteliti. Informan bersedia memberikan
informasi yang banyak serta memberikan kebebasan kepada peneliti untuk
melakukan observasi secara langsung. Dengan demikian, banyak manfaat yang
diperoleh dari adanya penelitian ini.
C. Saran
Setelah mengadakan penelitian tentang “Perkembangan Objek Wisata
Umbul Sewu Dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Pengging Dan Sekitar”, maka dapat diajukan saran-saran kepada:
1. Kepala Bagian Pariwisata
Pemerintah Daerah terutama Dinas Pariwisata Daerah, diharapkan ada
kerja sama dan koordinasi yang baik antara pengelola objek wisata dan juga
pemerintah daerah. Pemerintah daerah diharapkan memberikan perhatian
terhadap potensi wisata yang belum dikembangkan maupun yang belum
dipromosikan yang ada di wilayah Kabupaten Boyolali dan juga objek wisata
baru seperti Umbul Sewu Pengging. Dinas Pariwisata diharapkan mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
membantu dalam hal pengembangan objek wisata Umbul Sewu misalnya
melalui promosi-promosi.
2. Pengelola Umbul Sewu
Pengelola Umbul Sewu diharapkan bisa menjalin kerja sama yang
lebih mendalam dengan pemerintah daerah yang terkait terutama untuk
kegiatan promosi Umbul Sewu. Penyediaan sarana hiburan dan menambah
intensitas atraksi wisata yang sangat diperlukan bagi pengunjung mengingat
pengunjung yang ada sangat mengharapkan mendapat suatu pengalaman baru
dan hiburan selama berada di Umbul Sewu.
3. Masyarakat Sekitar
Masyarakat sekitar Umbul Sewu hendaknya bisa bekerja sama
dengan pengelola untuk lebih mempromosikan Umbul Sewu sebagai objek
wisata baru kepada masyarakat luas. Berusaha membuka usaha-usaha baru
yang menghasilkan souvenir yang menjadi ciri khas Umbul Sewu karena
belum ada penjual oleh-oleh dan souvenir khas Umbul Sewu misalnya
gantungan kunci yang bertuliskan Umbul Sewu. Masyarakat sekitar juga harus
menjaga kebersihan, keamanan, kelestarian, dan keasrian objek wisata Umbul
Sewu karena objek wisata Umbul Sewu juga memberikan kontribusi terhadap
kehidupan masyarakat sekitar baik dalam kehidupan ekonomi, sosial maupun
pengetahuan. Selain itu, masyarakat perlu meningkatan ketrampilan agar dapat
menciptakan oleh-oleh khas Pengging, misalnya mengembangkan sosis khas
Pengging yang sudah mulai dikenal masyarakat Boyolali.
Top Related