perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA RSBI
(RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL) DAN
AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Della Kusumaning Putri
G0008204
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul : Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan Akselerasi di SMA Negeri 1
Surakarta
Della Kusumaning Putri, G0008204, 2011
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Ujian Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari , Tanggal 2011
Pembimbing Utama Penguji Utama
Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp. KJ IGB. Indro Nugroho, dr., Sp. KJ
NIP. 19510711198003 1 00 1 NIP. 19731003200501 1 001
Pembimbing Pendamping Anggota Penguji
Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD Arif Suryawan, dr., AIFM
NIP. 19551021 199412 1 001 NIP. 19580327198601 1 001
Tim Skripsi
Annang Giri Muelyo, dr., Sp. A, M. Kes
NIP: 19730410200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 2011
Nama: Della Kusumaning Putri
NIM. G0008204
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan ridho-Nya skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan Akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta” dapat terselesaikan.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu:
1. Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan, Sp. PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2. Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp. KJ selaku pembimbing utama atas segala bimbingan, masukan, dan jalan keluar dari permasalahan yang timbul dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Prof. Dr. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD selaku pembimbing pendamping atas segala bimbingan dan masukan mulai dari awal penyusunan hingga akhir penelitian skripsi ini.
4. IGB. Indro Nugroho, dr., Sp. KJ selaku penguji utama atas segala masukan dan koreksi untuk berbagai kekurangan dalam skripsi ini.
5. Arif Suryawan, dr., AIFM selaku anggota penguji atas masukan dan koreksi untuk berbagai kekurangan dalam skripsi ini.
6. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku ketua Tim Skripsi beserta Staf Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
7. Bapak Teguh, selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Surakarta yang telah
8. H.Herriyono,SH., Alm.Hj.Wahyuning Wulandari., Hj.Luthfiyah., Septina K.P., Achmad Diyas K., Ozon R.R serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan dan doa untuk terselesaikannya skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu memberi dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, Dewi Ayu Astari.,Wella Manovia., Hida Fitriana R. P., Nurotus Saniyah, Adelia Kartikasari.
10. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Surakarta yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 2011
Della Kusumaning P
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Della Kusumaning Putri, G0008204, 2011. The Difference of Anxiety Level at The Students of Acceleration and RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) Programs in SMA Negeri 1 Surakarta
Objectives: The anxiety at the students approaching teenagers age is the manifestation of the transition of emotional, morality, and relationship in family. The division of acceleration and RSBI classes in SMA Negeri 1 Surakarta results the Difference of Anxiety Level between them because there is a psychological pressure constituting the high achievement demand.
Methods: This was an analytic observational research with cross sectional approach. The subjects is the students of SMA Negeri 1 Surakarta. The sampling technique using purposive sampling. The research data obtained by two different questionaire, the L-MMPI questionnaire, and Taylor Manifest of Anxiety Scale questionnaire (T-MAS). Statitical analysis using Chi Square test.
Results: Of the totals 58 number of samples consisted of 26 acceleration’s students and 32 RSBI’s students. Based on analyzed data using Chi Square test, there is differece of anxiety level at the students of acceleration and RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) programs in SMA Negeri 1 Surakarta (p=0.036;OR 0.30). Conclusion: There are differences in level of anxiety were statistically significant between acceleration’s students and RSBI’s students p=0.036. Anxiety level for students in acceleration is 0.3 times higher than the students in RSBI program. Key words : anxiety, acceleration, RSBI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Della Kusumaning Putri, G0008204, 2011. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan Akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta Tujuan: Kecemasan pada siswa SMA yang menginjak remaja merupakan perwujudan transisi emosi, moralitas, pendidikan seksualitas, dan hubungan dalam keluarga. Adanya pembagian program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta menyebabkan adanya perbedaan kecemasan diantara keduanya karena timbul tekanan psikologis berupa tuntutan berprestasi tinggi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah mahasiswa tingkat I Fakultas Kedokteran UNS. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari dua macam kuesioner, yaitu kuesioner L-MMPI, kuesioner T-MAS. Analisis statistik menggunakan uji uji Chi Square . Hasil: Dari total 58 jumlah sampel terdiri atas 26 siswa Akselerasi dan 32 siswa RSBI. Dari hasil analisa data yang menggunakan teknik uji Chi Square diperoleh hasil p 0.036 dan OR 0.30.
Simpulan: Terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang secara statistik signifikan antara siswa RSBI dan akselerasi (p = 0.036). Tingkat kecemasan pada siswa Akselerasi 0.3 kali lebih tinggi daripada siswa RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) (OR = 0.30).
Kata kunci : kecemasan, RSBI, akselerasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
DAFTAR ISI
PRAKATA............................................................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka.................................................................................6
B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 22
C. Hipotesis............................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 24
A. Jenis Penelitian................................................................................... 24
B. Lokasi Penelitian................................................................................ 24
C. Subyek Penelitian............................................................................... 24
D. Teknik Sampling.................................................................................25
E. Rancangan Penelitian......................................................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
F. Variabel Penelitian............................................................................. 27
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................... 27
H. Instrumen Penelitian........................................................................... 27
I. Cara Kerja........................................................................................... 28
J. Teknik Analisis Data.......................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 30
A. Deskripsi Sampel ............................................................................... 30
B. Analisis Statistika .............................................................................. 31
BAB V PEMBAHASAN..................................................................................... 33
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 36
A. Simpulan ............................................................................................ 36
B. Saran .................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 37
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin...................... 30
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Metode Pembelajaran...........................31
Tabel 4. Hasil Analisis Data dengan Uji Chi Square ..........................................32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22
Gambar 2. Rancangan Penelitian ........................................................................ 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran
Lampiran 2. Data Pribadi Responden dan Informed Consent
Lampiran 3. Kuesioner L-MMPI
Lampiran 4. Kuesioner T-MAS (Taylor Manifest Anxiety Scale)
Lampiran 5. Data Mentah Hasil Penelitian
Lampiran 6. Hasil Uji Statistik Chi Square
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecemasan merupakan ketegangan, rasa tak aman, kekhawatiran yang
timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan (Maramis,
2009). Kecemasan adalah hal normal bagi manusia (Conley, 2008). Kecemasan
timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa
terjadi dimana seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan
dituntut untuk mampu beradaptasi (Solomon, 1974). Kecemasan sangat
mengganggu homeostatis dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan
dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2009).
Kecemasan merupakan gangguan mental sementara. Diperkirakan 20% dari
populasi dunia menderita kecemasan (Gail, 2002) dan sebanyak 47,7% remaja
sering merasa cemas (Haryadi,2007). Siswa pun tidak luput dari kecemasan. Salah
satu yang menjadi stresor dalam kehidupan siswa adalah tuntutan dalam
pendidikan. Siswa tidak hanya dituntut untuk memperoleh nilai yang baik, tetapi
juga untuk memahami, mendalami, dan mampu mempratekkan ilmu yang telah
dipelajarinya. Perubahan lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor
pencetus kecemasan pada siswa.
Kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menetukan sukses atau
tidaknya seseorang dalam pelajaran, tapi ketenangan jiwa juga mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pengaruh atas kemampuan untuk mengguanakan kecerdasan tersebut (Daradjat,
1988). Kecemasan tidak hanya mempengaruhi motorik dan viseral tetapi juga
mempengaruhi persepsi, belajar, dan berpikir. Kecemasan cenderung menghasilkan
kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar
dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat,
mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kaplan dan
Saddock, 2010). Karena itu dengan adanya kecemasan tentu akan mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Ketenangan jiwa tidak hanya tergantung dari siswa itu sendiri tetapi juga
dipengaruhi faktor-faktor eksternal, diantaranya sistem pembelajaran. Sistem
pembelajaran yang diterapkan sedikit banyak akan mempengaruhi kenyamanan
siswa dalam belajar, sebab mau tidak mau setiap siswa harus mengikuti sistem
yang telah ditetapkan, entah itu cocok atau tidak dengan cara belajarnya, padahal
setiap orang tentu memiliki cara belajar yang berlainan.
Tantangan global dalam dunia pendidikan dimana setiap individu dituntut
untuk mampu berkompetisi dan inovatif, menjadi dasar pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu beberapa sekolah mengadakan
beberapa program Akselerasi, SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanal) maupun regular (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) (Direktorat Pendidikan Luar Biasa,2007).
Pada dasarnya RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sistem
pembelajaran dengan menggunakan pengantar Bahasa Inggris meskipun tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mengesampingkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Program ini
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan secara
berkesinambungan mutu sekolah nasional kelompok mandiri, baik sekolah negeri
maupun swasta sehingga mereka nantinya mempunyai standart internasional.
Komponen-komponen yang akan dikembangkan untuk mendapat pengakuan
internasional dan lembaga yang akan memberikan sertifikat ini sepenuhnya
diserahkan kepada sekolah-sekolah sendiri sesuai dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Berbeda dengan RSBI,
kelas reguler hanya menggunakan Nilai Ujian Nasional Murni sebagai syarat
diterimanya siswa di SMA.
Akselerasi menurut Pressy (dalam Hawadi, 2004) adalah kemajuan yang
diperoleh dalam program pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau usia yang
lebih muda daripada yang konvensional. Salah satu tujuan program akselerasi
adalah memberikan pelayanan kepada anak berbakat intelektual untuk
menyelesaikan pendidikan lebih awal. Dengan program akselerasi ini, lama belajar
siswa dapat dipercepat selama satu tahun pada setiap satuan pendidikan. Sekolah
Menengah Umum (SMU) yang ditempuh dari tiga tahun menjadi dua tahun.
Sedang kelas RSBI adalah kelas yang biasa atau kelas yang terdapat pada sekolah-
sekolah pada umumnya yang mana peserta bersifat heterogen tidak homogen
seperti di kelas akselerasi. Peserta program akselerasi adalah siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata, kreatif, dan bertanggung jawab terhadap tugas
(Rustanto,2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dari latar belakang di atas, penulis ingin mengangkat topik penelitian
tentang perbedaan tingkat kecemasan pada siswa RSBI dan Akselerasi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian: Adakah perbedaan tingkat depresi berdasarkan tipe
kepribadian ekstrovert dan introvert pada mahasiswa tingkat I Fakultas
Kedokteran UNS?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat
kecemasan antara siswa RSBI dan Akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengembangan ilmu
khususnya Psikiatri tentang adanya perbedaan tingkat kecemasan antara siswa
RSBI dan Akselerasi di SMA Negeri 1 Surakarta.
2. Manfaat praktis
a. Untuk memberi masukan kepada sekolah dan pihak yang terkait tentang
perlunya bimbingan untuk mengurangi kecemasan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Untuk memberi masukan kepada siswa tentang ketepatan pilihan pada
jenis program pendidikan.
c. Bagi para orangtua diharapkan mendapatkan wawasan tentang
kecemasan anak-anak mereka sehinggan akan menambah masukan untuk
pendidikan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kecemasan
a. Definisi
Secara harfiah, kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety”
berasal dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango,anci”
yang berarti mencekik (Trismiati, 2004).
Menurut Kaplan dan Sadock (2010), kecemasan adalah suatu sinyal
yang menyadarkan dan memungkinkan tentang adanya bahaya yang
mengancam sehingga memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk
mengatasi ancaman tersebut. Ansietas merupakan suatu keadaan yang
ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan
suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf somatik.
Pada manusia, kecemasan bisa jadi berupa perasaan gelisah yang
bersifat subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir dan gelisah atau
resah), maupun respon fisiologis tertentu. Kecemasan bersifat kompleks dan
merupakan keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan
datang dengan ditandai adanya kekhawatiran karena tidak dapat
memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang (Barlow dan
Durand, 2006).
Kecemasan merupakan suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak
hal yang menimbulkan kecemasan misalnya, kesehatan, relasi sosial, ujian,
karier, relasi internasional, dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang
menjadi sumber kekhawatiran. Kecemasan adalah respon yang tepat
terhadap ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat
mendasar bagi keberadaan individu (Navid et al., 2005).
Dari berbagai macam uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan
individu mengalami perasaan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-
beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri dalam situasi pada
umumnya.
b. Epidemiologi Kecemasan
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja
sekarang ternyata memiliki rasa cemas yang jauh lebih besar bila dibanding
generasi bapak atau kakek nenek mereka di tahun 50-an. Penelitian yang
dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychologi edisi
bulan Desember 2000 ini juga menyebutkan bahwa anak-anak tahun 80-an
yang sehat mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibanding tiga puluh
tahun sebelumnya. Analisis tersebut didasarkan pada penelitian yang
melibatkan lebih dari 60.000 anak dan siswa perguruan tinggi selama 4
dasawarsa (Mery, 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Etiologi Depresi
Gejala awal sindrom kecemasan dapat dikenali dengan
memperlihatkan adanya keluhan psikis dan somatis sebagai berikut
(Mudjaddid, 2006) :
1) Gejala Psikis
Penampilan berubah, sulit berkonsentrasi, mood berubah, mudah marah,
cepat tersinggung, gelisah, tak bisa diam, timbul rasa takut.
2) Gejala Somatis
Sakit kepala, gangguan tidur, keluhan lain, misal sistem kardiovaskular,
sistem pernapasan, gastrointestinal dan sebagainya
Selain gejala-gejala tersebut, menurut Kartini (2000), beberapa
simptom kecemasan yang khas antara lain : a). Terdapat hal-hal yang
mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menyebabkan timbulnya rasa
takut dan cemas; b). Disertai emosi-emosi kuat dan sangat tidak stabil; c).
Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delution of
persecution (delusi dikejar-kejar); d). Sering merasa mual dan muntah; e).
Selalu dipenuhi ketegangan-ketegangan emosional dan bayangan-bayangan
kesulitan imajiner.
Pada pemeriksaan fisik terdapat nadi yang sedikit lebih cepat,
pernafasan yang cepat, kadang-kadang hiperventilasi dengan keluhan-
keluhan yang menyertainya (Maramis, 2009). Penderita dengan gangguan
kecemasan umum dapat pula menunjukkan disfungsi seksual atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
berkurangnya rangsangan seksual (Kendurkar dan Kaur, 2008).
d. Etiologi Kecemasan
Penyebab kecemasan, walaupun belum sepenuhnya jelas, sudah dapat
difokuskan lebih jelas pada dekade terakhir. Pada istilah yang luas,
perkembangan kecemasan melibatkan kombinasi pengalaman hidup, ciri
pikologis, dan atau faktor genetik (Long, 2009).
Beberapa macam teori penyebab kecemasan, yaitu :
1) Teori psikologi
Terdapat tiga bidang utama dalam teori psikologis (psikoanalitik,
perilaku, dan eksistansial) yang telah menyumbangkan teori tentang
penyebab kecemasan (Kaplan dan Sadock, 2010).
a) Teori psikoanalitik freud
Kecemasan timbul karena adanya dorongan yang tidak dapat
diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar
(Kaplan dan Sadock, 2010).
Pertama, kecemasan dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman
dari dunia luar, seperti masalah keuangan dan kegagalan. Kedua,
Freud juga menyebutkan bahwa kecemasan dapat disebabkan oleh
konflik internal terhadap ungkapan impuls-impuls “id”. Konflik dan
kecemasan terjadi apabila “id” mencari pemuasan terhadap kebutuhan-
kebutuhannya, tetapi dihalangi oleh “ego” dan “superego”.
Kecemasan ini disebut kecemasan moral. Ketiga, kecemasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
disebabkan oleh “superego” tidak selektif dalam mengekang “ego”
dan akan terjadi tingkah laku yang tidak dapat diterima. Kecemasan
tersebut dinamakan kecemasan neurotik (Semiun, 2010).
b) Teori perilaku
Teori perilaku mengatakan bahwa kecemasan adalah suatu
respon yang dibisakan terhadap stimuli lingkungan spesifik (Kaplan
dan Sadock, 2010).
c) Teori eksitansial
Teori eksistansial memberikan gambaran gangguan kecemasan
umum, di mana tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasi
secara spersifik untuk perasaan kecemasan. Konsep intinya adalah
bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang
menonjol di dalam dirinya, perasaan yang mungkin lebih mengganggu
daripada penerimaan kematian mereka yang tidak dapat dihindari
(Kaplan dan Sadock, 2010).
d) Teori biologi
Neurotransmitter utama yang berperan pada kecemasan
berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat
norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA)
(Kaplan dan Sadock, 2010). Pasien yang menderita gangguan
kecemasan mungkin memiliki sistem noradrenergik yang buruk.
Badan sel non-adrenergik terutama berlokasi di lokus seruleus di pons
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
rostral. Percobaan pada primata menunjukkan bahwa stimulasi pada
lokus seruleus meghasilkan suatu respon ketakutan pada binatang dan
ablasi pada daerah sama menghambat pembentukan respon ketakutan
(Kaplan dan Sadock, 2010).
Dalam penelitian menduga bahwa gen yang terlibat dalam
regulasi serotonin kemungkinan memegang peran dalam menentukan
trait yang terkait dengan kecemasan (Nevid et al, 2005).
GABA adalah neurotransmitter yang inhibitori, yang berarti
meredakan aktifitas berlebih dari sistem saraf dan membantu untuk
meredam respon-respon stres. Bila aksi GABA tidak adekuat, neuron-
neuron dapat berfungsi berlebihan dan dapat meningkatkan keadaan
kecemasan (Nevid et al, 2005).
2) Teori genetik
Howarth dan Weissman (2000) menjelaskan suatu kemungkinan
sindrom kromosom 13. Kromosom ini dikatakan terlibat hubungan
genetik pada gangguan panik, sakit kepala hebat, masalah ginjal,
kandung kemih, tiroid, atau prolap katup mitral (Videbeck,2008).
e. Patofisiologi
Beberapa tahun terakhir ini semakin banyak perhatian difokuskan pada
peran sistem corticotropin releasing factor (CRF) (faktor pelepasan
kortikotropin) yang sangat penting untuk ekspresi kecemasan. Ini disebabkan
karena CRF mengaktikan aksis-HPA, yang merupakan bagian sistem CRF,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dan sistem CRF ini memiliki efek yang luas pada wilayah-wilayah otak yang
terimplikasi dalam kecemasan (Durand and Barlow,2006).
Kecemasan atau anxietas akan merangsang respon hormonal dari
hipotalamus. Selain itu hipotalamus juga berfungsi sebagai pusat dari sistem
saraf otonomik. Medula adrenal adalah gangguan simpatik yang
termodifikasi dari sistem saraf autonom (SSA) namun sel-sel di medula
adrenal lebih cenderung mensekresi hormon daripada neurotransmitter. Sel-
sel penghasil hormon, disebut dengan sel kromafin, dikendalikan oleh SSA
secara langsung sehingga sekresi hormon dapat berlangsungsangat cepat.
Dua hormon utama yang diproduksi oleh medula adrenal adalah epinefrin
dan norepinefrin (Idrus,2006).
Tiga neurotransmitter utama yang berhubungan dengan kecemasan
berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat adalah
morepinefrin, serotonin dan gamma-amiobutyri (GABA). Teori umum
tentang peranan norepinefrin di dalam gangguan kecemasan adalah bahwa
pasien yang menderita mungkin memiliki sistem noradrenergik yang
teregulasi secara buruk yang kadang-kadang menyebabkan aktifitas
terganggu. Pelepasan serotonin memang menyebabkan peningkatan
kecemasan pada pasien dengan gangguan kecemasan (Kaplan dan Sadock,
2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
f. Jenis-jenis kecemasan
Menurut Freud (dalam Andri, 2007) ada tiga macam teori kecemasan:
a). Kecemasan realistik adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia
eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan ancaman yang ada. Dalam
kehidupan sehari-hari jenis ini disebut dengan rasa takut; b). Kecemasan
moral adalah kecemasan yang datang dari dunia sosial super ego yang telah
diinternalisasikan ke dalam diri (hati nurani), bukan berasal dari dunia luar
atau dari dunia fisik. Kecemasan moral ini adalah kata lain dari rasa malu,
rasa bersalah atau rasa takut mendapat sanksi karena tidak sesuai dengan hati
nuraninya; c). Kecemasan neurotik adalah ketakutan terhadap tidak
terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya. Kecemasan ini
dapat timbul ketika mengalami kehilangan ide, gugup, tidak mampu
mengendalikan diri, perilaku, akal dan pikiran. Neurotik adalah kata lain dari
perasaan gugup.
g. Penatalaksanaan
Upaya menangani anxiety disorder juga dapat dijelaskan melalui
pendekatan psikodinamika, humanistik-eksistensialis atau pendekatan
behavioristik maupun kognitif. Menurut para ahli psikodinamika, karena
gangguan ini berakar pada keadaan eksternal individu sehubungan dengan
adanya konflik intrapsikis yang dialami individu sehingga ia
mengembangkan suatu bentuk mekanisme pertahanan diri, maka upaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
menanganinya juga terarah pada pemberian kesempatan bagi individu untuk
mengeluarkan seluruh isi pikiran atau perasaan yang muncul dalam dirinya.
Sementara para ahli dari pendekatan humanistik-eksistensial yang
melihat kecemasan sebagai hasil konflik diri yang terkait dengan keadaan
sosial dimana pengembangan diri menjadi terhambat, maka mereka lebih
menyarankan untuk membangun kembali diri yang rusak (damaged self).
Pendekatan kognitif yang melihat anxiety disorders sebagai hasil dari
kesalahan dalam mempersepsi ancaman (misperception of threat)
menawarkan upaya mengatasinya dengan mengajak individu berpikir dan
mendesain suatu pola yang kognitif baru (Tupattinaja,2003).
Lebih dari setengah abad yang lalu, tiga kelompok utama obat telah
digunakan untuk merawat gangguan-gangguan kecemasan, yakni barbiturat,
propanediol, benzodiazepin. Barbiturat tergolong obat penenang umum yang
manjur dan berfungsi mereduksikan seluruh kegiatan dalam sistem saraf
sentral.
Dewasa ini barbiturat jarang digunakan untuk merawat kecemasan.
Propanideol berfungsi mengendurkan otot dan sejauh otot yang dikendurkan,
maka kecemasan juga berkurang. Karena efektivitasnya untuk merawat
kecemasan adalah terbatas,maka sekarang obat-obatan ini jarang digunakan
untuk merawat kecemasan. Benzodiazepin adalah obat terbaru dan sekarang
digunakan secara luas. Obat benzodiazepin mengahasilkan GABA lebih
banyak, yang menyebabkan kegiatan inhibitori lebih banyak dan akibatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
rangsangan dan kecemasan menjadi berkurang. Selain dari ketiga obat yang
telah dijelaskan di atas, sering juga digunakan obat-obat lain, khususnya
untuk gangguan obsesif kompulsif, yakni obat klomiparin (suatu obat
trisiklik antidepresan yang menghambat pengurangan serotonin)
(Semiun,2010).
2. Program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)
Era globalisasi ditandai dengan persaingan sangat kuat dalam bidang
teknologi, manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Keunggulan SDM
akan menentukan kelangsungan hidup, perkembangan, dan kemenangan
persaingan pada era global ini secara berkelanjutan dengan dukungan teknologi
dan manajemen yang kuat, sebagai ciri khas sekolah efektif.
Terkait hal diatas, Dierktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dirjen Dikdasmen) melalui Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas akan mengembangkan SMA yang berpotensi untuk
melaksanakan proses layanan pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan
lulusan yang diakui secara nasional maupun internasional (Departemen
Pendidikan Nasional, 2010).
RSBI merupakan kemajuan di dunia pendidikan dengan memperhatikan
kualitas pendidikan di mana secara awam ditafsirkan sekolah dengan kualitas
lulusan yang mampu menggunakan Bahasa Inggris khususnya yang sampai
saat ini atau bahkan untuk tahun ke depan pun merupakan tolak ukur utama
siswa atau seseorang dikatakan mempunyai kemampuan lebih di dunia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pendidikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2010).
Pada dasarnya RSBI dimaksudkan agar mutu pendidikan dapat
dimaksimalkan dengan melakukan rintisan sekolah bertaraf internasional
dengan menggunakan pengantar Bahasa Inggris meskipun tidak
mengesampingkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagaimana
diketahui secara umum bahwa seseorang dalam merintis arah kehidupan sangat
ditentukan oleh kemampuan dan tingkat pendidikan yang dimiliki, di mana
sampai saat ini untuk memasuki sekolah yang lebih tinggi dibutuhkan
kemampuan lebih atau bahkan untuk memasuki dunia kerja nantinya
diutamakan seseorang yang mempunyai berbagai keahlian dan kemampuan.
Salah satu yang sampai saat ini sangat penting adalah kemampuan
menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, dalam arti mampu
aktif berbahasa inggris (Departemen Pendidikan Nasional, 2010).
RSBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didik berbasis
Standart Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia yang berkualitas Internasional
dan lulusannya berdaya saing Internasional. Karateritik RSBI adalah sebagai
berikut (Departemen Pendidikan Nasional,2010) : a). Menerapkan KTSP
(Kurikulum Tinggi Satuan Pendidikan) yang dikembangkan dari standart isi,
standart kompetensi kelulusan dan kompetensi dasar yang diperkaya dengan
muatan Internasional; b). Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa
Inggris, minimal untuk mata pelajaran MIPA dan Bahasa Inggris; c).
Mengadopsi buku teks yang dipakai RSBI (negara maju); d). Menerapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
standart kelulusan yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang ada di dalam Standart Nasional Pendidikan (SNP); e). Pendidik dan
tenaga kependidikan memenuhi standar kompetensi yang ditentukan dalam
Standart Nasional Pendidikan (SNP); f). Sarana / prasarana memenuhi Standar
Nasional Pendidikan (SNP); g). Penilaian memenuhi standar nasional dan
internasional.
Pada kurikulum ini, siswa yang diterima harus memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan oleh sekolah masing-masing, biasanya sekolah
menerapkan persyaratan yaitu :
a. Seleksi administrasi meluputi :
1) Nilai rapor SMP kelas VII s.d IX untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris minimal
7,5 .
2) Penghargaan prestasi akademik.
3) Sertifikat dari lembaga khusus akademik.
b. Achievement test, meliputi :
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dengan skor minimal 7
dalam rentang 0-10
c. Tes Kemampuan Bahasa Inggris, meliputi :
Reading, Writing, Listening, Speaking denga skor minimal 7 dalam
rentang 0-10.
d. Lulus Tes Psikologi (Psychotest) meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Minat dan Bakat (Aptitute Test) dan Kepribadian (Personality Test)
e. Wawancara dengan siswa (untuk mengetahui minat siswa masuk
program RSBI) dan orang tua siswa (untuk mengetahui minat dan
dukungan orang tua).
(Departemen Pendidikan Nasional,2010).
3. Program Akselerasi
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasioanal menerbitkan pedoman Penyelenggaraan Program
Percepatan Belajar tahun 2003 yang menjelaskan bahwa Program Percepatan
(Akselerasi) adalah pemberian pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi
kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki siswa, dengan memberi
kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam
jangka waktu yang lebih singkat (Depdiknas,2003).
Colangelo (dalam Hawadi,2004) menyebutkan bahwa istilah akselerasi
menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery), dan kurikulum
yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai model pelayanan, pengertian
akselerasi termasuk juga taman kanak-kanak atau perguruan tinggi pada usia
muda, meloncat kelas, dan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas diatasnya.
Menurut Felhusen, Proctor dan Black (dalam Hawadi,2004), akselerasi
diberikan untuk memelihara minat siswa terhadap sekolah, mendorong siswa
agar mencapai prestasi akademis yang baik, dan untuk menyelesaikan
pendidikan dalam tingkat yang lebih tinggi bagi keuntungan dirinya maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
masyarakat.
Kesimpulannya, kelas akselerasi kelas yang memberikan layanan
pendidikan dengan menyelesaikan belajar dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan kelas reguler (Direktorat Pendidikan Luar Biasa,2007).
Program Percepatan Belajar adalah salah satu program layanan pendidikan
khusus bagi peserta didik yang oleh guru telah diidentifikasi memiliki prestasi
sangat memuaskan, dan oleh psikolog telah diidentifikasi memiliki kemampuan
intelektual umum pada taraf cerdas, memiliki kreativitas dan ketertarikan
terhadap tugas diatas rata-rata, untuk dapat menyelesaikan program pendidikan
sesuai dengan ketepatan belajar mereka. Siswa yang diterima sebegai peserta
program percepatan belajar adalah siswa yang memenuhi pesyaratan sebagai
berikut (Direktorat Pendidikan Luar Biasa,2007) : a). Persyaratan Akademis,
yang diperoleh dari skor rata-rata nilai Rapor, Nilai Ujian Nasional, serta Test
Kemampuan Akademis dengan nilai skeurang-kurangnya 8,00 (sesuai
kebijakan sekolah masing-masing); b). Persyaratan Psikologis, yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan psikologis maupun tes kemampuan intelektual umum,
tes kreativitas dan keterikatan pada tugas. Peserta yang lulus tes psikologi
adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori
jenius (IQ > 140) atau mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum
dengan ketegori cerdas (IQ > 125) yang ditunjang oleh kreativitas dan
ketertarikan terhadap tugas dalam kategori diatas rata-rata; c). Informasi Data
Subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri (self nomination),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
teman sebaya (peer nomination), orangtua (parent nomination), dan guru
(teacher nomination) sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri-ciri
keterbakatan; d). Kesehatan fisik yang ditunjukkan dengan surat keterangan
sehat dari dokter; e). Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua.
4. Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI)
Merupakan tes kepribadian yang banyak penggunaannya di dunia sejak
tahun 1942. Dikembangkan oleh Hathaway (psikolog) dan Mc Kinley
(psikiater) dari Universitas Minnesota, Mineapolis, USA sejak tahun 1930-an
(Butcher, 2005).
Dalam penelitian ini hanya dipergunakan skala L dalam keseluruhan tes
MMPI. Skala L dipergunakan untuk mendeteksi ketidakjujuran subyek
termasuk kesengajaan subyek dalam menjawab pertanyaan supaya dirinya
terlihat baik (Graham, 2005). Dalam skala ini dikemukan kesalahan-kesalahan
kecil yang terdapat pada setiap orang, yang baginya tidak ada alasan untuk
menyembunyikannya. Bila pada kekurangan-kekurangan kecil ini orang tidak
mau jujur atau tidak mau mengakuinya, maka tampak adanya skor yang tinggi
(Hawari, 2009).
Tes ini berfungsi sebagai skala validitas untuk mengidentifikasi hasil yang
mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subyek penelitian. Tes
terdiri dari 15 soal dengan jawaban “ya” atau “tidak” atau “tidak menjawab”
dengan nilai batas skala adalah 10, artinya apabila responden mempunyai nilai
≥ 10 maka responden tersebut dinyatakan invalid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
5. Trait Manifest Anxiety Scale (T-MAS)
Dalam penelitian ini digunakan instrumen pengukur kecemasan Trait
Manifest Anxiety Scale (TMAS) dari Janet Taylor. Tingkat kecemasan akan
diketahui dari tinggi rendahnya skor yang didapatkan. Makin besar skor maka
tingkat kecemasan makin tinggi, makin kecil skor tingkat kecemasan semakin
rendah.
Kuesioner TMAS berisi 50 butir pertanyaan, dengan 2 pilihan “ya”
dan “tidak”. Responden menjawab sesuai dengan keadaan dirinya dengan
memberi tanda (X) pada kolom jawaban ya atau tidak. Jawaban “ya” diberi
skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kemudian seluruh skor dijumlahkan
dan dicari rata-ratanya lalu dibandingkan. Sebagai cut of point adalah sebagai
berikut : a). Nilai < 21 berarti tidak cemas; b) Nilai ≥ 21 berarti cemas.
TMAS mempunyai derajat validitas yang cukup tinggi, akan tetapi
dipengaruhi juga oleh kejujuran dan ketelitian responden dalam mengisinya
(Azwar,2007). Karena itu peneliti menggunakan tes L-MMPI untuk
menghindari terjadinya perhitungan hasil yang mungkin invalid karena
kesalahan atau ketidakjujuran responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Keterangan:
= diteliti
= tidak diteliti
C. Hipotesis
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Siswa Kelas
RSBI
Metode Pembelajaran
Siswa Kelas
Akselerasi
Lebih cemas
- Mempunyai rasa bersaing sedang
- Terlatih komunikasi aktif dengan bahasa asing
- Sering di ajak berpikir pandang lain
- Lebih memiliki keterampilan meneliti
- Masa studi 3 tahun
- Lebih mempunyai rasa
bersaing
- Lebih kritis dan kreatif
- Minat yang beraneka ragam
- Lebih bertanggung jawab
- Masa studi hanya 2 tahun
Faktor penyebab kecemasan:
1) Kematian anggota keluarga
2) Perceraian orang tua 3) Keintiman keluarga
Kurang cemas
B. Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka diajukan
hipotesis sebagai berikut: siswa Akselerasi lebih cemas dibandingkan dengan siswa
RSBI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan secara cross sectional. Dalam penelitian cross sectional digunakan
pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel bebas (faktor resiko)
dan variabel terikat (efek) dilakukan hanya sekali pada saat yang sama
(Taufiqurohman, 2004).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta.
C. Subyek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Negeri 1 Surakarta, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
a. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Surakarta yang resmi masih terdaftar.
2. Kriteria eksklusi
a. Skor L-MMPI dengan jawaban “tidak” ≥ 10.
b. Tidak mengisi satu atau lebih pertanyaan pada kuisioner.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang
berkaitan dengan karakteristik populasi atau kriteria inklusi dan ekslusi (Murti,
2006).
Besar sampel menurut patokan umum (rule of thumb), setiap penelitian yang
datanya akan dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan
sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
E. Rancangan Penelitian
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian
Siswa SMA Kelas X
Isian data pribadi
L-MMPI
Sampel memenuhi syarat
Hasil Chi Square Hasil
T-MAS T-MAS
Siswa Kelas Akselerasi
Siswa Kelas RSBI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas: siswa SMA RSBI dan Akselerasi
2. Variabel terikat: tingkat kecemasan
3. Variabel luar:
a) Stresor
b) Status ekonomi
c) Cara didik orang tua
d) Gaya hidup
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
a. Siswa RSBI adalah siswa yang sekolah di kelas bertaraf internasional.
b. Siswa Akselerasi adalah siswa yang sekolah di kelas akselerasi.
Skala : nominal dikotomi
2. Variabel terikat
Kecemasan adalah pengalaman emosi yang tidak menyenangkan
dalam kadar yang bervariasi mulai dari perasaan cemas yang ringan sampai
ketakutan yang intensif. Sebagai alat ukur adalah T-MAS (Taylor Manifest
Anxiety Scale).
Skala nominal dikotomi.
H. Instrumen Penelitian
1. Isian data pribadi
2. Lie minessota Multiphrasic Personality Inventory (L-MMPI), yaitu pertanyaan
yang digunakan untuk skala kebohongan responden, terdiri dari 15 butir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pertanyaan yang harus dijawab “ya” atau “tidak”. Informasi yang diberikan
Responden dinilai tidak dapat dipercaya apabila jumlah jawaban”tidak”
melebihi 10. (Syamsulhadi, 1995).
3. Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS), yaitu daftar pertanyaan untuk menilai
kecemasan subyek yang berisi 50 pertanyaan, dengan 2 pilihan “ya” dan
“tidak”. Responden menjawab sesuai dengan keadaan dirinya dengan memberi
tanda (X) pada kolom jawaban “ya” atau “tidak”. Jawaban “ya” diberi skor 1
dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kemudian seluruh skor dijumlahkan dan
dicari rata-ratanya lalu dibandingkan. Sebagai cut of point adalah sebagai
berikut : a). Nilai < 21 berarti tidak cemas; b) Nilai ≥ 21 berarti cemas.
I. Cara Kerja
1. Tiap siswa SMA diberi dua macam kuesioner (Skala L-MMPI dan Skala T-
MAS) secara bersamaan beserta isian data pribadi responden. Setiap skala
diminta untuk diisi secara lengkap sesuai petunjuk.
2. Skala L-MMPI dihitung terlebih dahulu. Skala ini berisi 15 butir pernyataan
untuk dijawab responden dan dapat dipertanggungjawabkan kejujurannya bila
jawaban ”tidak” berjumlah kurang dari 10. Responden diikutsertakan jika
memenuhi syarat.
3. Kemudian Skala T-MAS berisi 50 butir pertanyaan, dengan 2 pilihan “ya” dan
“tidak”. Responden menjawab sesuai dengan keadaan. Jawaban “ya” diberi
skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Kemudian seluruh skor dijumlahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dan dicari rata-ratanya lalu dibandingkan. Sebagai cut of point adalah sebagai
berikut : a). Nilai < 21 berarti tidak cemas; b) Nilai ≥ 21 berarti cemas.
4. Setelah data diperoleh, dianalisis dengan uji Chi Square dengan Statistical
Product and Service Solution (SPSS) 17 for Windows.
J. Teknik dan Analisis Data
Untuk menguji perbedaan tingkat kecemasan antara siswa RSBI dan
akselerasi adalah dengan menggunakan uji statistik uji Chi Square dan akan
diolah dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17 for Windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Sampel
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2011 di SMA Negeri 1
Surakarta. Subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Surakarta kelas X
Akselerasi dan RSBI. Pada penelitian ini didapat total sampel sebanyak 58 siswa
sesuai dengan kriteria subjek penelitian.
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik Jumlah Persen %
Umur
14 tahun 6 10.3
15 tahun 25 43.1
16 tahun 24 41.4
17 tahun 3 5.2
Jenis Kelamin
Laki-laki 25 43.1
Perempuan 33 56.9
Sumber : Data primer 2011
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan tabel umur, didapatkan sampel
yang berumur 14 tahun 6 siswa (10.3%), 15 tahun 25 siswa (43.1%), 16 tahun 24
siswa (41.4%) dan 17 tahun 3 siswa (5.2%). Berdasarkan tabel jenis kelamin,
didapatkan sampel dengan jenis kelamin laki-laki 25 siswa (43.1%) dan sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 33 siswa (56.9%). Hal ini menunjukkan
bahwa sampel dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki.
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Metode Pembelajaran
Sumber: Data primer 2011
Pada tabel 4.2 memperlihatkan distribusi sampel berdasarkan metode
pembelajaran. Didapatkan sampel bahwa siswa Akselerasi berjumlah 26 siswa
(44.8%) dan siswa RSBI berjumlah 32 siswa (55.2%). Hal ini menunjukkan siswa
RSBI lebih banyak daripada Akselerasi.
B. Analisis Statistika
Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji Chi
Square dengan program SPSS 17.00 for windows. Uji ini digunakan untuk
menguji hipotesis bila dalam populasi dua kelompok atau lebih, data berbentuk
nominal dan sampelnya besar.
Dari hasil uji Chi Square pada Tabel 4.3 didapatkan p 0.036. Hal ini
menunjukkan hasil yang signifikan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan
antara siswa Akselerasi dan RSBI.
Metode Pembelajaran Jumlah Persen
Akselerasi
RSBI
26
32
44.8
55.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
Tabel 4.3 Hasil uji Chi Square tentang perbedaan kecemasan antara siswa
Akselerasi dan RSBI
Tingkat Kecemasan
Metode Pembelajaran OR p
Akselerasi RSBI Total
Tinggi skor > 21 55.6 44.4 100 0.300 0.036
Rendah skor <21
27.3 72.7 100
Sumber: Data primer 2011
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa siswa kelas Akselerasi tingkat
kecemasan 0.3 kali lebih besar daripada siswa kelas RSBI (OR=0.300, p=0.036).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2011 dengan memberikan
kuesioner kepada 58 siswa di SMA Negeri 1 Surakarta.. Dari 58 siswa tersebut
terbagi menjadi 26 siswa akselerasi dan 36 siswa RSBI. Sampel yang didapat pada
penelitian ini memenuhi kriteria inklusi penelitian
Sesuai dengan analisis perhitungan statistik yang telah dikemukakan,
didapatkan adanya perbedaan tingkat kecemasan antara siswa akselerasi dan RSBI.
Hasilnya adalah tingkat kecemasan pada siswa akselerasi lebih tinggi daripada siswa
RSBI. Hal ini sesuai dengan hipotesis sebelumnya yang menyebutkan bahwa terdapat
perbedaan tingkat kecemasan antara siswa akselerasi dan siswa RSBI.
Dari hasil penelitian ini siswa kelas akselerasi memiliki resiko untuk
mengalami kecemasan 0.3 kali lebih besar daripada siswa kelas RSBI. Perhitungan
resiko tersebut secara statistik adalah signifikan (dimana OR=0.300 ; p=0.036).
Adanya kecemasan yang tinggi pada siswa akselerasi ini disebabkan siswa akselerasi
mempunyai beban secara psikis dan dari orangtua, guru, teman dan masyarakat
lingkungannya untuk mempertahankan prestasinya. Dimana jika beban secara psikis
dan fisik ini dalam mempertahankan prestasinya jika terus-menerus dibiarkan akan
timbul akan menimbulkan gangguan kecemasan umum berupa rasa cemas ketegangan
motorik, hiperaktivitas otonomik dan kewaspadaan kognitif (Kaplan dan Sadock,
2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
Kecemasan tinggi pada siswa akselerasi juga disebabkan bahwa pandangan
siswa terhadap kedudukan dalam lingkungannya dengan ukuran rasa sukses untuk
mempertahankan prestasinya di dalam kelas, serta adanya kebutuhan psikologi rasa
harga diri dan rasa masuk hitungan dalam kelompok kelas akselerasi dimana untuk
mencapai tujuan mempertahankan prestasinya, dorongan fisik dan psikis bekerja
lebih banyak sehingga menimbulkan rasa cemas (Maramis, 2005).
Seorang siswa dalam kehidupannya selalu hidup dalam tiga kutub, yaitu kutub
keluarga, sekolah dan masyarakat. Kondisi masing-masing kutub dan interaksi antara
tiga kutub ini akan menghasilkan dampak yang positif maupun negatif pada siswa.
Dampak positif pada siswa misalnya prestasi sekolah menonjol, dan tidak
mempunyai perilaku antisosial, sedangkan dampak yang buruk misalnya prestasi
belajarnya merosot dan mempunyai perilaku antisosial (Hawari,2008).
Dalam kehidupan siswa dipengaruhi oleh keadaan kehidupan keluarganya.
Pada berbagai penelitian yang diungkapkan Hawari (2008) bahwa siswa yang
dibesarkan pada lingkungan sosial keluarga yang tidak baik akan mengalami
gangguan kepribadian yang menjadi kepribadian antisosial dan berperilaku
menyimpang dibandingkan siswa yang dibesarkan dalam lingkungan yang harmonis.
Hasil penelitian yang telah dilakukan ini juga didukung oleh penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Budiarsih (2004) meneliti tentang
perbedaan tingkat kecemasan antara siswa akselerasi dan reguler. Dari penelitian
tersebut didapatkan bahwa siswa akselerasi lebih cemas dibandingkan dengan siswa
reguler, dikarenakan beban psikis dan fisik siswa akslerasi lebih berat dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
siswa regueler.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, dimana hubungan antara
variabel bebas (faktor resiko), dan variabel tergantung (efek) yang di observasi hanya
sekali pada saat yang sama dan tidak diketahui sebab kecemasan itu timbul dan
banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada siswa, antara lain :
1. Umur, dimana hampir dikatakan homogen.
2. Jenis kelamin.
3. Perpisahan atau perceraian keluarga.
4. Kematian atau kecelakaan keluarga.
5. Tingkat sosial ekonomi.
Kecamasan dapat bersifat sangat umum yang ditimbulkan oleh banyak aspek
kehidupan, dimana kehidupan manusia sendiri selalu dipengaruhi oleh rangsang dari
luar dan dalam berupa pengalaman masa lalu dan faktor genetik.
Penelitian ini mempunyai kelemahan dalam hal lokasi cakupan yang terlalu
sempit dan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat merancukan hasil penelitian
yang digolongkan dalam variabel luar tidak terkendali seperti lingkungan sosial,
ekonomi dan budaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang secara statistik signifikan
antara siswa akselerasi dan siswa RSBI (OR=0.300 ; p = 0.036). Tingkat
kecemasan pada siswa akselerasi lebih tinggi daripada siswa RSBI.
B. Saran
1. Penelitian ini dapat menjadi dasar pemikiran untuk lebih
memperhatikan penatalaksanaan cara didik seorang anak terkait
dengan kemungkinan kejadian kecemasan.
2. Penelitian ini dapat menjadi dasar pemikiran untuk lebih mengetahui
perlu tidaknya konseling untuk mempertimbangkan metode
pembelajaran siswa.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang
lebih besar, lokasi cakupan penelitian yang lebih luas, termasuk juga
dilakukannya analisis tarhadap variabel-variabel perancu lain selain
yang disebutkan di atas, dengan harapan semakin memperkuat
simpulan dan semakin memperkecil bias.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
DAFTAR PUSTAKA
Andri ,. Yenny D.P. 2007. Teori Kecemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan Berbagai Mekanisme Pertahanan terhadap Kecemasan. Majalah Kedokteran Indonesia. hal:233-238
Azwar. 2007. Konsep Pengukuran Validitas. Jakarta : Gunadharma Press. hal: 60.
Barlow D.H., Durand V. 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Cetakan I. Jakarta : Pustaka Pelajar.hal: 124, 158-159, 161-164.
Budiarsih, A. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Akselerasi dan Reguler di SMA Negeri 3 Surakarta. Surakarta: FK UNS. Skripsi.
Butcher J.N . 2005. A Beginner’s Guide To The LMMPI-2.2nd ed. Washington D.C: American Psichological Association. hal:3-5.
Conley T. 2006. Breaking free from the anxiety trap. http://www.wshg.org.uk/. (28 Februari 2011).
Daradjat, S. 1988. Kesehatan Mental. Jakarta: CV Aji Masagung. hal:106.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Panduan Peneylengaraan Rintisan SMA Bertaraf Internasioanl. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. hal:1-2,7 .
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Penyelengaraan Program Precepatan Belajar SD, SMP, SMA- Suatu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. hal : 3-5.
Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2007. Pedoman Penyelengaraan Program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
Percepatan Belajar bagi Siswa Berbakat Akademis. http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=35 (28 Februari 2011).
Gail S.W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:EGC. hal:144
Graham J.R. 1990. MMPI-2 Assessing Personality And Psychopatology. NewYork: Oxford University Press. hal:23-25.
Haryadi D. 2007. Perilaku bermasalah muncul lebih dini. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1065686664,62130, (28 Februari 2011).
Hawadi, Akbar, R. 2004. Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar Anak Berbakat Intelektual. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hawari, D. 2008. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Ed.2. Jakarta: FK UI, hal: 19, 85-113.
Idrus M.F. 2006. Anxietas dan Hipertensi. http://www.j_med_nus.com. (23 Februari 2011).
Kaplan H.I. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta : Bina Rupa Aksara. hal : 3-5,1-8,5-6
Kartono Kartini. 2000. Hygiene Mental. Bandung : Mandar Maju. hal : 120-121, 194-195.
Kendurkar, K., Kaur, B. 2008. Major depressive disorder, obsessive compulsive disorder, and generalized anxiety disorder : do the sexual dysfunctions differ? Prim Care Companion J Clin Psychiatry. 10(4): 299-305.http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fegi?tool+pubmed&pubmedid=18787674. (28 februari 2011).
Long P.W. 2009. A Report of The Surgeon General : Ethiology of Anxiety Disorder. www.mentalhealth.com (25 Februari 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
Maramis W.F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. hal : 69, 89, 252-254, 38,107,252-254.
Mery H. 2000. Kecemasan Melanda Anak Jaman Sekarang –Psikologi Anak dan Remaja. www.apa.org/journals/psp.html. (23 Februari 2011).
Mudjaddid E. 2006. Pemahaman dan Penanganan Psikosomatik Gangguan Ansietas dan Depresi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. In : Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal : 913.
Murti Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. hal : 68, 136.
Nevid J. Rathus S. A, Greene B, Murad J. 2005. Psikologi abnormal. Surabaya : Erlangga. hal : 181-186,184-185.
Semiun Y. 2010. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius. Hal:344-345,335-352, 368-370.
Solomon P. And Patch V.D. 1974. Handbook of Psychiatry. 3rd ed. Jepang. hal:50-53.
Syamsulhadi. 1995. Pengantar Sexuologi. Surakarta : UNS Press
Taufiqurrahman MA. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LHAL) UNS dan UNS Press. hal:65-76
Triasmiati. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan antara pria dan wanita ekseptor kontrasepsi mantap di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. http://psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_trismiati.pdf (28 Februari 2011).
Tupattinaja J.M.R. 2003. Cemas : Normal atau Tidak Normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
http://downloads.ziddu.com/downloadfile/3767458/kecemasan.pdf.html
Videbeck S.L. 2008. Ansietas dan Gangguan Terkait Stres. In: Buku Ajar Kepeawatan Jiwa. Jakarta: EGC, hal:306-311
Top Related