8/18/2019 DHF penelitian terbaru
1/72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti. Selain itu A. aegypti dan A. albopictus juga telah diketahui dapat
menularkan penyakit DBD. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis, dari seluruh dunia
menunjukkan sia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD
setiap tahunnya. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan utama di !ndonesia, bersifat endemis dan timbul sepanjang
tahun disertai epidemi tiap lima tahunan dengan ke"enderungan interval
serangan epidemi menjadi tidak teratur. (#hen, $%%&).
Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama
30 tahun terakhir. Jumlah kasus DBD pada tahun 2007 telah mencapai 139.695
kasus, dengan angka kasus baru (insidensi rate) 64 kasus per 100,000 penduduk.
Total kasus meninggal adalah 1.395 kasus / Case Fatality Rate sebesar 1%
(Depkes RI, 2008a). Pada saat ini kasus DBD dapat ditemukan di seluruh
propinsi di Indonesia dan 200 kota telah melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
DBD (Depkes RI, 2008b).
Di 'aa imur, 'umlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)
yang meninggal dunia terus bertambah dan jumlahnya sudah men"apai *$
orang yang tersebar di + kabupaten dan kota di 'aa imur. enurut epala
/
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
2/72
Dinas esehatan 'aa imur mengungkapkan dari laporan yang masuk
jumlah penderita DBD yang meninggal terus bertambah, jumlahnya sudah *$
orang. 'umlah arga yang meninggal dunia itu jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan 'anuari $%/0 yang hanya sembilan kasus. enaikannya
sangat signifikan bila dibandingkan dengan $%/*.
Penderita yang meninggal dunia berada di + kabupaten dan kota di
'aa imur yang dinyatakan kejadian luar biasa (1B) DBD, seperti di
abupaten Banyuangi, Probolinggo, Bangkalan, dan ojokerto. idak
hanya jumlah penderita meninggal dunia yang meningkat. 'umlah penderita
DBD juga meningkat. (2aishol, $%/*).
Sementara itu, berdasarkan data di Dinas esehatan Pemerintahan
Provinsi 'aa imur, pihaknya men"atat penderita demam berdarah di 'aa
imur berjumlah $.**3 kasus sejak / 'anuari $%/*. Selain itu Dinkes 'aa
imur men"atat sebanyak sembilan daerah pada 'anuari $%/* ini mengalami
tren kasus demam berdarah meningkat dibandingkan $%/0, yaitu 'ember,
Bondooso, Surabaya, Sidoarjo, Sampang, 4resik, abupaten, Bojonegoro
dan ota Pasuruan. (2i5ih, $%/*).
arget angka kesakitan DBD tahun $%/0 di Sidoarjo adalah sebesar 6
*$ per /%%.%%% penduduk. Perkembangan angka kesakitan DBD sampai
dengan tahun $%/0 terlihat pada grafik berikut ini7
$
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
3/72
Grafik 1.1 Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk Sumber: Data Dinas Kesehatan
ngka kesakitan DBD abupaten Sidoarjo berfluktuasi. ngka
kesakitan DBD pada tahun $%/0 sebesar ,/$ 8 per /%%.%%% penduduk,
menurun jika dibandingkan tahun $%/+ yaitu sebesar /%,3* 8 per /%%.%%%
penduduk, namun demikian angka tersebut sudah sangat jauh atau sangat
berhasil melampui dari target yang diharapkan. abupaten Sidoarjo punya
potensi sebagai ilayah endemis DBD dimana tingkat penularan DBD sangat
tinggi, yang dipengaruhi antara lain "urah hujan dan mobilitas penduduk yang
tinggi, disertai masalah kebersihan lingkungan. (1PPD Sidoarjo, $%/0)
Sedangkan pada bulan 'anuari $%/* lalu di abupaten Sidoarjo ada
sekitar /% orang yang terserang penyakit DBD dan / orang telah meninggal
dunia. Sedangkan 9umas :umah Sakit ;mum Daerah (:S;D) abupaten
Sidoarjo, 9. "hmad
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
4/72
Penyakit ini sering mun"ul sebagai 1B dengan angka kesakitan dan angka
kematian yang relatif tinggi. ngka kesakitan DBD di Puskesmas
;rangagung pada tahun $%/$ terdapat * kasus dan $%/+ meningkat menjadi
/+ kasus sedangkan $%/0 menurun menjadi * kasus. ;paya pen"egahan dan
pemberantasan DBD dititikberatkan pada penggerakan potensi masyarakat
untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk dengan
gerakan +, pemantauan ngka Bebas 'entik (B') serta pengenalan dini
gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. ulai tahun $%/$ sampai
dengan tahun $%/0 pemerintah daerah memberikan honor kepada para
jumantik desa yang merupakan ujung tombak keberhasilan program + plus
di masyarakat. Semakin intensifnya pemeriksaan jentik di rumah, di harapkan
dapat merangsang kesadaran masyarakat untuk melaksanakan gerakan +
se"ara teratur sehingga memberi dampak positif pada upaya pemutusan rantai
penularan penyakit DBD. egiatan lain dalam upaya pemberantasan DBD
adalah pengasapan (fogging) baik fogging fokus maupun fogging sadaya.
(Puskesmas ;rangagung, $%/0)
;ntuk Puskesmas ;rangagung kasus DBD yang menjadi 1B
terjadi pada ahun $%/* yang menyebabkan / orang meninggal dunia oleh
karena DBD. Sedangkan data yang didapat untuk "akupan ilayah kerja
Puskesmas ;rangagung sejak 'anuari sampai pril $%/* ter"atat kasus DBD
sebanyak /= orang dan suspe"t DBD sebanyak orang. Data diuraikan
sebagai berikut 7 Desa banjar bendo terdapat / orang DBD, Desa Sarirogo
sebanyak / orang DBD dan / orang suspe"t DBD, Desa yang terbanyak
untuk kasus DBD terdapat di Desa 'ati sebanyak 0 orang DBD dan 0 orang
0
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
5/72
suspe"t DBD, dan di Desa Sumput yang terdapat = orang DBD, + orang
suspe"t DBD dan / orang meninggal dunia oleh karena DBD, sedangkan
pada Desa ;rangagung, Desa #emeng alang, Desa #emeng Bakalan tidak
terdapat kasus DBD. otal kasus meninggal adalah / kasus atau Case
Fatality Rate (#2:) sebesar 0,$ 8.
asalah DBD berhubungan dengan perilaku manusia yang
menguntungkan (positif) dan yang merugikan (negatif). 'ika dihubungkan
pemberantasan sarang nyamuk dengan demam berdarah dengue, terdapat
perilaku positif yaitu melakukan upaya menguras, menutup, mengubur (+)
dan perilaku yang negatif merupakan kontradiksi dari upaya ini.
Berbagai peraturan dan kebijakan yang telah dikeluarkan guna
mengantisipasi kenaikan dan penyebaran kasus DBD diantaranya yang paling
digalakkan selama ini adalah melalui pelaksanaan Pemberantasan Sarang
>yamuk (PS>) melalui pemberdayaan masyarakat yang dikenal dengan
pemberantasan + (engubur, enutup, dan enguras). 'uru pemantau
jentik ('umantik) diangkat sebagai pegaai tidak tetap guna mengetahui
tingkat kepadatan vektor sejak dini, akan tetapi upaya yang telah dilakukan
tadi belum menunjukan hasil yang optimal. asyarakat yang belum
mempunyai kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan, sehingga kasus
DBD terus meningkat.
enurut hasil penelitian uhammad :i?al rdiansyah dkk, terdapat
hubungan antara pengetahuan, sikap, tempat perindukan nyamuk, dan
kebiasaan membersihkan tempat penampungan air (P) terhadap
pengendalian vektor DBD di elurahan naai e"amatan @ua-ua,
*
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
6/72
endari. 9al ini mendukung perlunya peningkatan kegiatan penyuluhan
kepada masyarakat agar masyarakat tersebut lebih memperhatikan
pengendalian dan pen"egahan terhadap pengendalian penyakit DBD
khususnya tentang A+ plus. Selain itu perlu diselenggarakan pelatihan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader khususnya dalam
bidang penanggulangan DBD. (:i?al dkk, $%/+)
Sehingga dari latar belakang permasalahan diatas, peneliti merasa
tertarik melakukan penelitian “Beerapa !akt"r #isik" Ke$adian De%a%
Berdara& Dengue 'DBD( Bulan )anuari * April +01, di Desa -u%put
Kea%atan -id"ar$" /ilaa& Ker$a Puskes%as Urangagung.
B. #u%usan 2asala&
Beberapa faktor risiko apaakah kejadian demam berdarah dengue
(DBD) bulan 'anuari C pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo
ilayah kerja puskesmas ;rangagung
3. 4u$uan Penelitian
1. 4u$uan u%u%
enganalisis beberapa faktor risiko kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) bulan 'anuari C pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo
ilayah kerja puskesmas ;rangagung.
+. 4u$uan k&usus
a. engidentifikasi faktor umur penderita yang merupakan risiko
tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) bulan
=
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
7/72
'anuari C pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah
kerja puskesmas ;rangagung.
b. engidentifikasi faktor pekerjaan yang merupakan risiko tingginya
angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) bulan 'anuari C
pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja
puskesmas ;rangagung.
". engidentifikasi faktor pendidikan yang merupakan risiko tingginya
angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) bulan 'anuari C
pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja
puskesmas ;rangagung.
d. engidentifikasi faktor penghasilan yang merupakan risiko tingginya
angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) bulan 'anuari C
pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja
puskesmas ;rangagung.
e. engidentifikasi faktor kebiasaan + (menguras, menutup,
mengubur) yang merupakan risiko tingginya angka kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) bulan 'anuari C pril $%/* di Desa Sumput
e"amatan Sidoarjo ilayah kerja puskesmas ;rangagung.
f. engidentifikasi faktor kebiasaan mengunakan obat nyamuk yang
merupakan risiko tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) bulan 'anuari C pril $%/* di Desa Sumput e"amatan
Sidoarjo ilayah kerja puskesmas ;rangagung.
g. engidentifikasi faktor penyuluhan kesehatan yang merupakan risiko
tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) bulan
'anuari C pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah
kerja puskesmas ;rangagung.
3
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
8/72
D. 2anfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Puskes%as Dan Dinas Kese&atan
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam peme"ahan
masalah dalam program kesehatan bidang penyakit menular, khususnya
masalah pen"egahan penyakit DBD agar dapat dijadikan sebagai
monitoring dan evaluasi program pemberantasan penyakit menular (P$).
+. Bagi 2asarakat
Sebagai dasar pengetahuan dan pemikiran serta menjadi informasi
dalam upaya pen"egahan dan pemberantasan penyakit DBD.
5. Bagi Peneliti Lain
enambah pengetahuan dan pengalaman khusus dalam melakukan
penelitian ilmiah terhadap faktor-faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan kasus DBD.
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
9/72
BAB II
4IN)AUAN PU-4AKA
A. De%a% Berdara& Dengue
1. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut
disertai dengan manifestasi perdarahan bertedensi menimbulkan syok dan
dapat menyebabkan kematian, umumnya menyerang pada anak 6 /*
tahun, namun tidak tertutup kemungkinan menyerang orang deasa.
anda-tanda penyakit ini adalah demam mendadak $ sampai dengan 3
hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu, gelisah, nyeri ulu hati,
disertai tanda-tanda perdarahan di kulit (pete"hiae), lebam (e"hymosis)
atau ruam (purpura). adang-kadang mimisan, berak darah, kesadaran
menurun atau rejatan (sho"k) (Depkes :!, $%%+).
enurut @9E dikenal penyakit Demam Dengue (DD), yaitu
penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengan gejala-gejala seperti
sakit kepala, sakit pada sendi, tulang dan otot. Sedangkan DBD
ditunjukkan oleh 0 (empat) manifestasi klinis yang utama, demam tinggi,
fenomena perdarahan, sering dengan hepatomegali, dan tanda-tanda
kegagalan sirkulasi darah (@9E, /&&3).
+. Penea
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne
Virus (rboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus 2lavivirus,
&
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
10/72
famili Flaviviridae, dan mempunyai 0 jenis serotipe, yaituF DG>-/,
DG>$, DG>-+, DG>-0. !nfeksi salah satu serotipe akan menimbulkan
antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang
terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut.
Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh +
atau 0 serotipe selama hidupnya. eempat serotipe virus dengue dapat
ditemukan di berbagai daerah di !ndonesia. Di !ndonesia, pengamatan
virus dengue yang dilakukan sejak tahun /&3* di beberapa rumah sakit
menunjukkan baha keempat serotipe ditemukan dan bersirkulasi
sepanjang tahun. Serotipe DG>-+ merupakan serotipe yang dominan dan
diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat
(Depkes :!, $%//).
5. Epide%i"l"gi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di
daerah tropis dan sub-tropis, dari seluruh dunia menunjukkan sia
menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di !ndonesia, bersifat endemis dan timbul sepanjang
tahun. (#hen, $%%&).
Berdasarkan data Departemen esehatan :! ($%%3) menunjukkan
jika dibandingkan antara tahun $%%= dan tahun $%%* terdapat peningkatan
jumlah penduduk, provinsi dan ke"amatan yang terjangkit penyakit ini,
dengan case atality rate sebesar /,%/8. (#hen, $%%&).
/%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
11/72
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk
genus Aedes (terutama A. aegypti dan A. albopictus). Peningkatan kasus
setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya
tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih
(bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya)
(Djamaludin, $%%&).
Beberapa faktor diketahui berkaitan tentang peningkatan tranmisi
virus dengue yaitu7
/) Hektor7 perkembangbiakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan
vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat
lainF
$) Penjamu7 terdapatnya penderita di lingkunganI keluarga, mobilisasi dan
paparan terhadap nyamuk, usia, dan jenis kelamin.
+) 1ingkungan 7 "urah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk
(Djamaludin, $%%&).
6. 7ekt"r Penakit
>yamuk Aedes aegypti deasa berukuran lebih ke"il jika
dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. >yamuk ini mempunyai
dasar hitam dengan bintik- bintik putih pada bagian badan, kaki, dan
sayapnya. >yamuk Aedes aegypti jantan mengisap "airan tunlbuhan atan
sari bunga untuk keperluan hidupnya.
Sedangkan yang betina mengisap darah. >yamuk betina ini lebih
menyukai darah manusia dari pada binatang. Biasanya nyamuk betina
men"ari mangsanya pada siang hari. ktivitas menggigit biasanya pagi
(pukul &.%%-/%.%%) sampai petang hari (/=.%%-/3.%%. Aedes aegypti
//
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
12/72
mempunyai kebiasan mengisap darah berulang kali untuk memenuhi
lambungnya dengan darah.
Dengan demikian nyamuk ini sangat infektif sebagai penular
penyakit. Setelah mengisap darah , nyamuk ini hinggap (beristirahat) di
dalam atau diluar runlah. empat hinggap yang disenangi adalah benda-
benda yang tergantung dan biasanya ditempat yang agak gelap dan
lembab. Disini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya.
Selanjutnya nyamuk betina akan meletakkan telurnya didinding tempat
perkembangbiakan, sedikit diatas permukaan air. Pada umumnya telur
akan menetas menjadi jentik dalam aktu $ hari setelah terendam air.
'entik kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk
deasa (Siregar, $%%0).
4ambar !!./ Siklus 9idup >yamuk Aedes aegypti
,. 3ara Penularan
/$
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
13/72
Penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti. >yamuk ini mendapat virus Dengue seaktu mengigit mengisap
darah orang yang sakit Demam Berdarah Dengue atau tidak sakit tetapi
didalam darahnya terdapat virus dengue. Seseorang yang didalam
darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan
penyakit demam berdarah. Hirus dengue berada dalam darah selama 0-3
hari mulai /-$ hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit
nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk kedalam
lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar
diberbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya.
ira-kira / minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut
siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Hirus
ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Eleh
karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus dengue itu
menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena
setiap kali nyamuk menusukImengigit, sebelum mengisap darah akan
mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (probos"is) agar darah yang
diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan
dari nyamuk ke orang lain (Siregar, $%%0).
8. Pat"genesis dan Pat"fisi"l"gi
Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat baha
mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah
dengue dan sindrom renjatan dengue. :espon imun yang diketahui
berperan dalam patogenesis DBD adalah 7
/+
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
14/72
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
15/72
kebo"oran plasma. Peningkatan #+a dan #*a terjadi melalui aktivasi oleh
kompleks virus-antibodi yang juga mengakibatkan terjadinya kebo"oran
plasma.
rombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme 7
a. Supresi sumsum tulang
b. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.
4ambaran sumsum tulang pada fase aal infeksi (6* hari)
menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit. Setelah
keadaan nadir ter"apai akan terjadi peningkatan hematopoiesis termasuk
megakariopoiesis. adar tromobopoietin dalam darah pada saat terjadi
trombositopenia justru menunjukkan kenaikan. 9al ini menunjukkan
terjadinya stimulasi trombopoiesis sebagai mekanisme kompensasi
terhadap keadaan trombositopenia. Destruksi trombosit terjadi melalui
pengikatan fragmen #+g, terdapatnya antibodi HD, konsumsi trombosit
selama proses koagulopati dan sekuestrasi di perifer. 4angguan fungsi
trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan DP,
peningkatan kadar b-tromboglobulin dan P20 yang merupakan pertanda
degranulasi trombosit.
oagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel
yang menyebabkan disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukkan
terjadinya koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue stadium
!!! dan !H. ktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue terjadi
melalui aktivasi jalur intrinsik (tissue actor path!ay). 'alur intrinsik juga
berperan melalui aktivasi faktor Kia namun tidak melalui aktivasi kontak
/*
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
16/72
("ali"rein C#$inhibitor comple%) (Suhendro, et.al., $%%=).
9. Penegakan Diagn"sa
a. De%a% Berdara& Dengue 'DBD(
Diagnosa DBD ditegakkan jika ada $ kriteria klinis ditambah
dengan $ kriteria laboratoris (abel $./). asus DBD yang menjadi
lebih berat, menjadi kasus Dengue Shoc" Syndrome &DSS'.
abel !!./ riteria linik dan 1aboratorium DBD
riteria linik /. Demam tinggi mendadak, terus menerus
selama $-3 hari
$. erdapat manifestasi perdarahan
tourni5uet positif, pete"hiae, e"himosis,
purpura, perdarahan mukosa, epistaksis,
perdarahan gusi dan hematemesis dan
atau melena.
+. Pembesaran hati
0. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan
"epat, tekanan nadi turun. ekanan darah
turun, kulit dingin dan lembab terutama
diujung jari dan ujung hidung, sianosis
sekitar mulut dan gelisah.
riteria 1aboratoris /. rombositopenia (/%%.%%% Ll atau kurang
$. 9emokonsentrasi, peningkatan
hematokrit $% 8 atau lebih.
abel !!.$ lasifikasi Derajat Penyakit !nfeksi Hirus Dengue
DD:DBD Dera$at; Ge$ala La"rat"riu%
DD Demam disertai $ • 1eukopenia
/=
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
17/72
atau lebih tanda7
sakit kepala,
nyeri retro-
orbital, myalgia,
arthralgia
• rombositopenia,
tidak ditemukan
kebo"oran
plasma.• Serologi dengue
positif
DBD ! 4ejala diatas
ditambah uji
bendung positif
rombositopenia, bukti
ada kebo"oran plasma
DBD !! 4ejala diatas
ditambah
perdarahan
spontan
rombositopenia, bukti
ada kebo"oran plasma.
DBD !!! 4ejala diatas
ditambah
kegagalan
sirkulasi (kulit
dingin dan
lembab serta
gelisah)
rombositopenia, bukti
ada kebo"oran plasma.
DBD !H Syok berat
disertai dengan
tekanan darah
dan nadi tidak
terukur.
rombositopenia, bukti
ada kebo"oran plasma.
; DBD derajat !!! dan !H juga disebut Dengue Syo" Syndrome (DSS)
(Suhendro, et.al., $%%=)
. De%a% Dengue 'DD(
erupakan penyakit demam akut selama $-3 hari, ditandai dengan dua
atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut7
/) >yeri kepala.
$) >yeri retro-orbital.
+) ialgia I artralgia.
0) :uam kulit
*) anifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung-rumple leed positif).
/3
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
18/72
1eukopenia.
dan pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan pasien DDIDBD
yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan aktu yang sama. (Suhendro, et.al.,
$%%=).
. Dengue Shock Syndrome 'D--(.
Pada DSS, setelah demam berlangsung selama beberapa hari keadaan
umum tiba-tiba memburuk, hal ini terjadi biasanya pada saat atau setelah
demam menurun, yaitu di antara hari sakit ke +-3. 9al ini dapat di terangkan
dengan hipotesis meningkatnya reaksi imunologis (the immunological
enchancement hypothesis). Pada sebagian besar kasus ditemukan tanda
kegagalan peredaran darah, kulit teraba lembab dan dingin, sianosis di sekitar
mulut, nadi menjadi "epat dan lembut. nak tampak lesu, gelisah, dan se"ara
"epat masuk dalam fase syok. Pasien seringkali mengeluh nyeri di daerah perut
sesaat sebelum syok.
2abie (/&&=) mengemukakan baha nyeri perut hebat seringkali
mendahului pendarahan gastrointestinal. >yeri di daerah retrosternal tanpa
sebab yang jelas dapat memberikan petunjuk adanya pendarahan
gastrointestinal yang hebat. Syok yang terjadi selama periode demam biasanya
mempunyai prognosis buruk. Disamping kegagalan sirkulasi, syok ditandai
oleh nadi lembut, "epat, ke"il sampai tidak dapat diraba. ekanan nadi
menurun menjadi $% mm9g atau kurang dan tekanan sistolik menurun sampai
% mm9g atau lebih rendah. Syok harus segera diobati apabila terlambat
pasien dapat mengalami syok berat ( proound shoc" ), tekanan darah tidak dapat
diukur dan nadi tidak dapat diraba. atalaksana syok yang tidak adekuat akan
/
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
19/72
menimbulkan komplikasi asidosis metabolik, hipoksia, pendarahan
gastrointestinal hebat dengan prognosis buruk. Sebaliknya dengan pengobatan
yang tepat segera terjadi masa penyembuhan dengan "epat. Pasien menyembuh
dalam aktu $-+ hari. Selera makan membaik merupakan petunjuk prognosis
baik.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan trombositopenia dan
hemokonsentrasi. 'umlah trombosit 6 /%%.%%%ILl ditemukan di antara hari sakit
ke +-3. Peningkatan kadar hematokrit merupakan bukti adanya kebo"oran
plasma, terjadi pula pada kasus derajat ringan alaupun tidak sehebat dalam
keadaan syok. 9asil laboratorium lain yang sering ditemukan ialah
hipoproteinemia, hiponatremia, kadar transaminase serum dan nitrogen darah
meningkat. Pada beberapa kasus ditemukan asidosis metabolik. 'umlah
leukosit bervariasi antara leukopenia dan leukositosis. adang-kadang
ditemukan albuminuria ringan yang bersifat sementara. (Sudarmo, et al, $%%$).
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
20/72
B. Ke$adian Luar Biasa 'KLB( DBD
1B adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau
kematian yang bermakna se"ara epidemiologis pada suatu daerah dalam
kurun aktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya abah (Depkes :!, $%%=)
Setiap kasus DBD yang terdiagnosis harus dilaporkan ke Dinas
esehatan abupaten dan Propinsi dengan berbagai ma"am alur berikut ini7
/. Pelaporan langsung oleh masyarakat dengan surat pemberitahuan ke
Puskesmas
$. Pelaporan dari puskesmas ke kabupaten menggunakan form P;-DBD dan
@$
+. Pelaporan dari rumah sakit ke kabupaten menggunakan form D-:S (/ M
$0 jam setelah ada kasus DBD)
0. Pelaporan dari abupaten ke propinsi7 -DBD (/ bulan sekali)
'ika ada kasus yang dilaporkan, maka akan ditindaklanjuti dengan
penyelidikan epidemiologi untuk melihat intensitas masalah yang terjadi. Dari
hasil penyelidikan epidemiologi, kemudian disimpulkan ada tidaknya
kejadian 1B DBD. 1B DBD ditegakkan jika ada peningkatan jumlah
kasus DBD dan Dengue Syo" Sindrom (DSS) di suatu desaIkelurahanIilayah
lebih luas, $ kali lipat atau lebih dalam kurun aktu / mingguIbulan
dibanding mingguIbulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu.
3. Kegiatan Penanggulangan KLB DBD
'ika terjadi 1B, maka kegiatan tersebut di baah ini harus dilakukan7
$%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
21/72
a. PengobatanIperaatan penderita
b. Penyelidikan epidemiologi
". Pemberantasan vektor
d. Penyuluhan kepada masyarakat
e. GvaluasiIpenilaian penanggulangan 1B (Depkes :!, $%%=)
Pe%erantasan =ekt"r
Gmpat prinsip dalam membuat peren"anaan pemberantasan vektor, yaitu7
/. engambil manfaat dari adanya perubahan musiman keadaan nyamuk
oleh pengaruh alam, dengan melakukan pemberantasan vektor pada saat
kasus penyakit DBD paling rendah.
$. emutuskan lingkaran penularan dengan "ara menahan kepadatan vektor
pada tingkat yang rendah untuk memungkinkan penderita-penderita pada
masa viremia sembuh sendiri.
+. engusahakan pemberantasan vektor di semua daerah dengan potensi
penularan tinggi, yaitu daerah padat penduduknya dengan kepadatan
nyamuk "ukup tinggi.
0. engusahakan pemberantasan vektor di pusat pusat penyebaran seperti
sekolah, :umah Sakit, serta daerah penyangga sekitarnya.
Pemberantasan vektor dapat dilakukan pada stadium deasa
maupun stadium jentik.
/. Pemberantasan vektor stadium deasa Pemberantasan vektor penyakit
DBD pada aktu terjadi abah sering dilakukan ogging atau
penyemprotan lingkungan rumah dengan insektisida malathion yang
$/
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
22/72
ditujukan pada nyamuk deasa. #aranya adalah dengan menyemprot
atau mengasapkan dengan menggunakan mesin pengasap yang dapat
dilakukan melalui darat maupun udara. Dari beberapa penelitian
menunjukkan baha pengasapan rumah dengan malathion sangat
efektif untuk pemberantasan vektor. >amun kegiatan ini tanpa
didukung dengan aplikasi abatisasi, dalam beberapa hari akan
meningkat lagi kepadatan nyamuk deasanya, karena jentik yang
tidak mati oleh pengasapan akan menjadi deasa, untuk itu dalam
pemberantasan vektor stadium deasa perlu disertai aplikasi abatisasi.
$. Pemberantasan vektor stadium jentik. Pemberantasan vektor stadium
jentik dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida maupun tanpa
insektisida.
a) Pemberantasan jentik dengan insektisida.
!nsektisida yang digunakan untuk memberantas jentik Aedes
aegypti disebut larvasida yaitu bate (temephos). bate S4 / 8
diketahui sebagai larvasida yang paling aman dibanding larvasida
lainnya, dengan rekomendasi @9E untuk dipergunakan sebagai
pembunuh jentik nyamuk yang hidup pada persediaan air minum
penduduk, sehingga kegiatannya sering disebut abatisasi. ;ntuk
pemakaiannya dengan dosis / ppm ( part per$million), yaitu setiap /
gram bate / 8 untuk setiap /% liter air. bate setelah ditaburkan
ke dalam air maka butiran pasirnya akan jatuh sampai ke dasar dan
ra"un aktifnya akan keluar serta menempel pada pori-pori dinding
tempat air, dengan sebagian masih tetap berada dalam air. ujuan
$$
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
23/72
abatisasi adalah untuk menekan kepadatan vektor serendah-
rendahnya se"ara serentak dalam jangka aktu yang lebih lama,
agar transmisi virus dengue selama aktu tersebut dapat
diturunkan. Sedang fungsi abatisasi bisa sebagai pendukung
kegiatan ogging yang dilakukan se"ara bersama-sama, juga
sebagai usaha men"egah letusan atau meningkatnya penderita
DBD.
b) Pemberantasan jentik tanpa insektisida.
#ara pemberantasan vektor stadium jentik tanpa
menggunakan insektisida lebih dikenal dengan pembersihan sarang
nyamuk (PS>). egiatan ini merupakan upaya sanitasi untuk
melenyapkan "ontainer yang tidak terpakai, agar tidak memberi
kesempatan pada nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak
pada kontainer tersebut (@idiyanto, $%%3).
indakan pembersihan sarang nyamuk meliputi tindakan
menguras air kontainer se"ara teratur seminggu sekali, menutup
rapat kontainer air bersih, dan mengubur kontainer bekas seperti
kaleng bekas, gelas plastik, barang bekas lainnya yang dapat
menampung air hujan sehingga menjadi sarang nyamuk (dikenal
dengan istilah tindakan N+O) (2athi dan #atharina, $%%*).
Penyuluhan
egiatan penyuluhan dikoordinasikan dengan kepala ilayah setempat
$+
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
24/72
(BupatiI@alikotaI#amatI1urah). Beberapa ma"am kegiatan yakni7
/. Pertemuan dengan lintas sektor terkait (Dinas Pendidikan dan
ebudayaan, Departmen gama, abupatenIota, e"amatan,
elurahanIDesa dsb)
$. Penyuluhan melalui media elektronik dan media "etak
+. Penyuluhan di sekolah, tempat ibadah, tempat pemukiman, pasar, dsb
0. Penyuluhan melalui etua :I:@
D. E=aluasi kegiatan penanggulangan ke$adian luar iasa 'KLB(
Gvaluasi meliputi evaluasi operasional kegiatan dan evaluasi
epidemiologi setelah penanggulangan 1B. Penilaian operasional kegiatan
ditujukan untuk mengukur 8 (jangkauan) pemberantasan vektor dari jumlah
yang diren"anakan. Penilaian ini dilakukan dengan melakukan kunjungan
rumah penderita se"ara a"ak dan kunjungan ke ilayah yang diren"anakan
untuk dilakukan pengasapan, larvasida dan penyuluhan. Pada saat kunjungan
itu, dilakukan aan"ara untuk mengetahui apakah kegiatan pemberantasan
vektor memang sudah dilakukan.
ujuan evaluasi epidemiologi adalah mengetahui dampak upaya
penanggulangan terhadap jumlah penderita dan jumlah kematian akibat DBD.
Penilaian dilakukan dengan "ara membandingkan data kasusIkematian
sebelum dan sesudah usaha penanggulangan DBD. Data kemudian
dibandingkan pula dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
$0
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
25/72
Ga%ar II.+ Alur Penanggulangan KLB>DBD
E. Penelidikan Epide%i"l"gi
dalah kegiatan pen"arian penderitaItersangka DBD lainnya dan
pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD dirumah penderita, dalam radius
sekurang-kurangnya /%% meter, serta tempat-tempat umum yang diperkirakan
menjadi sumber penularan penyakit lebih lanjut (Depkes :!, $%%=).
'ika ada penderitaItersangka DBD yang dilaporkan langsung oleh
masyarakat atau oleh :S, maka petugas P$ Puskesmas perlu melakukan
penyelidikan epidemiologi. dapun langkah-langkah melakukan penyelidikan
epidemiologi adalah sebagai berikut7
#. en"atat identitas penderita I tersangka Demam Berdarah Dengue (DBD)
di buku harDian penderita DBD
(. enyiapkan peralatan PG (tensimeter anak, senter, form dan abate)
). Petugas datang ke 1urah atau ades di ilayah dengan penderita DBD
*. enanyakan ada tidaknya penerita panas dalam kurun aktu / minggu
sebelumnya. Bila ada, dilakukan uji Rumple +eeds
$*
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
26/72
*. emeriksa jentik di tempat penampuangan air di dalam dan di luar rumah
(radius $% rumah di sekitar kasus atau radius /%% meter dari rumah
penderita).
=. 9asil pemeriksaan jentik di"atat dalam formulir Penyelidikan
Gpidemiologi (PG)
!. Beerapa !akt"r #isik" ?ang 2erupakan 4inggina Angka Ke$adian
De%a% Berdara& Dengue 'DBD(
/. ;sia
;sia adalah lamanya aktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai
dengan sekarang. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan
hitungan tahun (#haniago, $%%$ ). enurut Glisabeth yang dikutip
>ursalam ($%%+), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Pembagian umur berdasarkan psikologi
perkembangan (9urlo"k, $%%$) baha masa deasa terbagi atas 7
a. asa Deasa Dini, berlangsung antara usia / - 0% tahun
b. asa Deasa adya, berlangsung antara usia 0/ - =% tahun
". asa 1anjut ;sia, berlangsung antara usia =/ tahun
enurut 9urlo"k (/&&) semakin "ukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi keper"ayaan masyarakat, seseorang yang lebih deasa lebih
diper"aya dari orang yang belum tinggi kedeasaannya. 9al ini dilihat
dari pengalaman dan kematangan jianya. ;mur merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
$=
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
27/72
seseorang. enurut Suryabudhi ($%%+) seseorang yang menjalani hidup
se"ara normal dapat diasumsikan baha semakin lama hidup maka
pengalaman semakin banyak, pengetahuan semakin luas, keahliannya
semakin mendalam dan kearifannya semakin baik dalam pengambilan
keputusan tindakannya.
enurut Sumarno S. P pada aal terjadinya abah di suatu negara
distribusi umur memperlihatkan jumlah penderita terbanyak dari golongan
anak berumur kurang dari /* tahun (=-&*8). >amun pada abah-abah
selanjutnya, jumlah penderita yang digolongkan dalam golongan umur
deasa muda meningkat di!ndonesia penderita DBD terbanyak adalah
anak dengan umur *-// tahun (Sumarno, /&&&).
Dari kejadian kasus DBD di Purokerto imur rata-rata umur 6 /$
tahun lebih banyak dibandingkan dengan umur /$ tahun, ini didukung
oleh kebiasaan masyarakat baha anak-anak kebanyakan aktivitasnya
berada di dalam rumah, sehingga kemungkinan kontak dengan nyamuk
Aedes aegypti lebih besar dibandingkan dengan orang deasa muda
maupun orang tua kebanyakan aktivitasnya di luar rumah (Gndo Dardjito
dkk. $%%).
enurut Penelitian Budi :atag dkk, umur dari karakteristik pasien
terdapat pada umur *-& tahun (0%,=+8) paling banyak, kemudian pada
kelompok umur /-0 tahun (+%,$%8) umur /%-/0 tahun (/3,3/8) dan yang
paling sedikit dengan umur 6 / tahun (//,0=8). Berdasarkan profil Dinas
esehatan ota anado periode 'an-Ekt $%/$ kelompok umur yang
rentan dengan penyakit DBD yaitu umur *-& tahun (Budi :atag, $%/$).
$3
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
28/72
$. Pendidikan
enurut Di"tionary of Gdu"ation (/&0) pendidikan adalah proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk tingkah
laku lainnya di dalam lingkungan masyarakat. Berdasarkan definisi
tersebut dapat diartikan baha pendidikan merupakan alat yang digunakan
untuk merubah perilaku manusia. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
proses atau kegiatan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
individu atau masyarakat. !ni berarti baha pendidikan adalah suatu
pembentukan atak yaitu sikap disertai kemampuan dalam bentuk
ke"erdasan, pengetahuan dan keterampilan.
enurut Daryanto (/&&3), pendidikan adalah upaya peningkatan
manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan adalah
segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan
kemampuan manusia se"ara jasmani dan rohani yang berlangsung seumur
hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka pembangunan
persatuan !ndonesia dan masyarakat.
oentjoroningrat (/&&3), mengatakan pendidikan adalah kemahiran
menyerap pengetahuan pendidikan seseorang berhubungan dengan sikap
seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan.
Pendidikan merupakan unsur karakteristik personal yang sering
dihubungkan dengan derajat kesehatan seseorangImasyarakat. Semakin
tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menyerap
$
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
29/72
informasi dalam bidang kesehatan. udahnya seseorang untuk menyerap
informasi akan berpengaruh terhadap pembentukan perilaku baru yang
lebih sehat. Seperti diketahui baha pendidikan formal yang ada di
!ndonesia adalah tingkat Sekolah Dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat
pertama (S1P), Sekolah 1anjutan ingkat tas (S1), dan tingkat
akademik Perguruan inggi (P), ingkat pendidikan sangat menentukan
daya nalar seseorang yang lebih baik, sehingga memungkinkan menyerap
informasi-informasi juga dapat berpikir se"ara rasional dalam menanggapi
informasi atas setiap masalah yang dihadapi.
(http7IIrepository.usu.a".idIbitstreamI/$+0*=3&I++/%/I+I#hapter$%!!.pdf )
enurut penelitian ida ($%%), ada perbedaan kemungkinan
risiko terkena DBD pada masyarakat yang berpendidikan rendah dan yang
berpendidikan tinggi di e"amatan Bukit :aya ota Pekanbaru. >ilai
at"hed Edds :atio (mE:) sebesar %,0/, artinya baha kemungkinan
orang mederita DBD pendidikannya lebih rendah %,0/ kali dibandingkan
dengan orang yang tidak menderita DBD. Pada penelitian ini yang masuk
kategori pendidikan tinggi adalah mereka yang berija?ah S1P, S1 dan
kademiIPerguruan inggi (ida, $%%).
enurut hasil penelitian >aar die"amatan anjung oraa
abupaten Deli Serdang tahun $%%* menyatakan baha pada daerah
endemis responden terbanyak berpendidikan rendah yaitu = orang
(*=,$8). Pada penelitian >aar kategori pendidikan tinggi yaitu dari
S1 ke atas. Penelitian Sitorus ($%%*) mengatakan baha tidak ada
perbedaan kemungkinan risiko terkena DBD pada tingkat pendidikan
$&
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33101/3/Chapter20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33101/3/Chapter20II.pdf
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
30/72
rendah dan tinggi yang kategori pendidikan tinggi dimulai dari S1 ke
atas. asyarakat yang berpendidikan tinggi diharapkan lebih banyak tahu
informasi tentang "ara dan upaya men"egah terjadinya DBD terhadap
dirinya dan keluarga dari berbagai sumber dan media (ida, $%%).
+. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi dan
menunjang kebutuhan hidup. ujuannya adalah men"ari nafkah.
1ingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik se"ara langsung dan tidak langsung.
isalnya individu yang bekerja sebagai tenaga kesehatan mempunyai
pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain yang bekerja
di luar bidang kesehatan (Grika, $%/$).
enurut penelitian ida ($%%), ada perbedaan risiko antara
masyarakat yang tidak bekerja dengan yang bekerja di e"amatan Bukit
:aya ota Pekan Baru, >ilai at"hed Edds :atio (mE:) sebesar /%,%%%
artinya baha kemungkinan orang yang tidak bekerja berisiko menderita
DBD dibandingkan yang bekerja. Pada penelitian ini yang masuk kategori
yang tidak bekerja adalah ibu rumah tangga (!:), anak belum sekolah,
pelajar dan mahasisa. Dimana kita lihat dari hasil survei yang dilakukan
sebagian besar anak sekolah, pelajar dan mahasisa tersebut lokasi
sekolah atau perguruan tinggi mereka berada diluar e"amatan Bukit :aya
ota Pekanbaru. Penelitian ini sesuai dengan penelitian @idyana (/&&)
+%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
31/72
dalam >aar ($%%*) yang menemukan baha sebagian besar penderita
DBD berstatus tidak bekerja (ida,$%%).
0. Penghasilan
ingkat penghasilan keluarga yaitu jumlah penghasilan riil dari
seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan
bersama atau perseorangan. Penghasilan keluarga riil dihitung dengan
menjumlah semua penghasilan riil masingC masing anggota keluarga, di
mana penghasilan masing-masing keluarga merupakan penghasilan
perseorangan (personal in"ome), yaitu penghasilan yang berupa upah, gaji,
penghasilan dari usaha, termasuk hadiah dan subsidi.
ingkat penghasilan yang baik memungkinkan anggota keluarga
untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lebih baik,
misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan karir dan
sebagainya. Demikian pula sebaliknya, jika penghasilan lemah maka hal
tersebut akan menghambat pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
eadaan ekonomi atau penghasilan memegang peranan penting dalam
meningkatkan status kesehatan keluarga. 'enis pekerjaan orang tua erat
kaitannya dengan tingkat penghasilan dan lingkungan kerja, bila
penghasilan tinggi maka pemanfaatan pelayanan kesehatan dan
pen"egahan penyakit juga meningkat, dibandingkan dengan penghasilan
rendah akan berdampak pada kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan
dalam hal pemeliharaan kesehatan karena daya beli obat maupun biaya
+/
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
32/72
transportasi dalam mengunjungi pusat pelayanan kesehatan.
(http7IIrepository.usu.a".idIbitstreamI/$+0*=3&I++/%/I+I#hapter$%!!.pdf )
Penghasilan ini dinilai berdasarkan ;: (;pah inumum
:egional) didaerah setempat. Pada penelitian ini dilakukan di daerah
kabupaten Sidoarjo sehingga ;: di sesuaikan dengan ;: kabupaten
Sidoarjo. Berdasarkan Peraturan 4ubernur 'aa imur (Pergub 'atim)
>omor 3$ ahun $%/0 tentang besaran upah minimum kabupaten-kota
(;) $%/*, untuk ; kabupaten Sidoarjo sebesar :P. $. 3%*.%%%,-.
*. ;paya Pelaksanaan +
Dalam pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
yang penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk penular ditempat
perundukan dengan melakukan Q+Q yaitu7
a. enguras tempat-tempat penampungan air se"ara teratur sekurang-
kurangnya seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate
kedalamnya.
b. enutup rapat-rapat tempat penampungan air.
". enguburImenyingkirkan barang-barang bekas yangdapat
menampung air hujan seperti7 kaleng-kaleng bekas, plastik dan
lain-lain.
'ika kegiatan Q+Q yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang
>yamuk (PS>) ini dilakukan se"ara teratur oleh keluarga di rumah dan
lingkungannya masing-masing maka penyakit ini akan dapat diberantas.
Eleh karena itu berdasarkan ep.ekes >o. */I/&&$ tentang
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue, maka upaya
pemberantasan penyakit dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat
+$
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33101/3/Chapter20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33101/3/Chapter20II.pdf
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
33/72
yang dilakukan melalui kerjasama lintas programIsektoral.
Pengorganisasian masyarakat di desaIkelurahan dilaksanakan melalui
Pokja Demam Berdarah Dengue-1D yang dibina se"ara berjenjang
oleh Pokjanal im Pembina 1D e"amatan sId k. Pusat (Siregar,
$%%0).
enurut penelitian Gndo Dardjito mengatakan baha hubungan
antara tempat penampungan air dengan kejadian DBD di e"amatan
Purokerto imur diperoleh p value sebesar %,000. 9al ini dapat diartikan
baha tidak ada hubungan antara tempat penampungan air dengan
kejadian DBD di e"amatan Purokerto imur.
Ditjen PP R P1P Depkes,/% menyatakan baha tempat
perkembangbiakkan utama jentik Aedes aegypti pada tempat-tempat
penampungan air di dalam atau di luar rumah atau sekitar rumah, biasanya
tidak melebihi jarak *%% meter dari rumah. empat perkembangbiakkan
nyamuk ini berupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau
bejana dan tidak dapat berkembangbiak di genangan air yang langsung
berhubungan dengan tanah.
=. Penyuluhan esehatan
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan
tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia se"ara individu,
kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam men"apai
tujuan hidup sehat (Grika, $%/$).
++
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
34/72
engingat keterbatasan dana dan sarana yang ada, maka kegiatan
penyuluhan dan penggerakkan masyarakat dalam PS> Demam Berdarah
Dengue dilaksanakan melalui kerja sama lintas sektor dan
program,termasuk 1S yang terkait penyuluhan, bimbingan dan motivasi
kepada masyarakat dilakukan dalam rangka untuk meujudkan
kemandirian masyarakat dalarn men"egah penyakit Demam Berdarah
Dengue melalui PS>, termasuk penyediaan abate yang dapat dibeli
bebas,terutama diilayah yang penyediaan air bersihnya terbatas, baik
se"ara perorangan maupun kelompok, misalnya melalui dana sehat. Selain
itu dalarn rangka peningkatan penggerakkan masyarakat dalarn PS>
DemamBerdarah Dengue se"ara intensif dilakukan pembinaan dan
pemantapan terhadap PokjanalIPokja Demarn Berdarah Dengue melalui
orientasi se"ara berjenjang, dengan memperioritaskan e"amatan endemis
Demam Berdarah Dengue. Dari hasil kerja sama lintas sektor antara
Depkes dengan Depdagri, mulai tahun anggaran /&&=I/&&3 ini, disediakan
dana stimulan untuk penanggulangan Demam Berdarah Dengue didesa
kelurahan dengan menggunakan sebagian dari dana !npres Bandes.
enurut hasil penelitian Grika ($%/$) ini didapat baha pada
kelompok yang mendapat penyuluhan kesehatan, terjadi peningkatan
pengetahuan, sikap, dan praktik yang ditunjukan dengan perubahan skor
yang semakin meningkat. 9al ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
menyebutkan baha penyuluhan kesehatan berpengaruh besar terhadap
pengetahuan, sikap dan praktik ibu dalam pen"egahan DBD pada anak.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui penyuluhan kesehatan berpengaruh
+0
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
35/72
terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan praktik dalam pen"egahan DBD
pada anak. 9al ini diketahui dari7
a. ingkat pengetahuan, sikap dan praktik ibu setelah mendapat
penyuluhan kesehatan lebih tinggi daripada sebelum mendapat
penyuluhan kesehatan.
b. ingkat pengetahuan, sikap dan praktik ibu yang mendapat
penyuluhan kesehatan lebih tinggi daripada yang tidak mendapat
penyuluhan kesehatan. (Grika, $%/$).
+*
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
36/72
BAB III
KE#ANGKA K@N-EP
A. Kerangka K"nsep
erangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Soekidjo
>otoatmodjo, $%%$70+). erangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut 7
4ambar !!!./. erangka onsep
B. Analisis Penelitian
nalisis data untuk faktor risiko terhadap kejadian DBD menggunakan
Edds :atio (E:)7
Sakit () idak Sakit (-)
2aktor :isiko () a b
2aktor :isiko (-) " d
9asil Edds :atio (E:)
+=
Bukan Ke$adianDe%a%
Berdara&
Dengue 'DBD(
-"si"de%"grafi
;mur PekerjaanPendidikanPenghasilan
K"ndisi Lingkungan
ebiasaan
+(enutup,enguras, enimbun)
enutup tempat
penampungan air
enguras tempat
penampungan air
enimbun barang- barang bekas ke
dalam tanah.
ebiasaan
mengunakan obat
nyamuk saat tidur
Penulu&an Kese&atan
Ke$adian
De%a%
Berdara&
Dengue 'DBD(
-"si"de%"grafi
;mur PekerjaanPendidikanPenghasilan
K"ndisi Lingkungan
ebiasaan
+(enutup,enguras, enimbun)
enutup tempat
penampungan air
enguras tempat
penampungan air
enimbun barang- barang bekas ke
dalam tanah.
ebiasaan
mengunakan obat
nyamuk saat tidur
Penulu&an Kese&atan
K@2PA#A-I
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
37/72
'ika E: T / idak menjadi fa"tor risiko
E: 6 / erupakan protektif
E: / erupakan fa"tor risiko
Dengan mengunakan :umus 7
Salah satu kegunaan analisis penelitian dengan mengunakan odds
ratio adalah untuk melihat besar risiko suatu paparan terhadap suatu jenis
penyakit atau out "ome, besar risiko suatu paparan atau odds rasio (E:) ada
ukuran yang menunjukan berapa kali (lebih besar atau lebih ke"il ) risiko
yang akan dialami oleh kelompok yang terpapar dibandingkan kelompok
yang tidak terpapar (Sahrul dan Satya bakti $%/+).
Berdasarkan tabel di atas responden yang sakit adalah responden yang
terkena DBD, sedangkan responden yang tidak sakit adalah responden yang
tidak terkena DBD. 2aktor risiko pada penelitian ini yang merupakan variabel
bebas yang diteliti yang kemungkinan merupakan risiko terjadinya DBD,
antara lain 7
/. Sosiodemografi meliputi 7;mur, Pekerjaan, Pendidikan, dan Penghasilan.
$. ondisi 1ingkungan meliputi 7 ebiasaan + (enutup dan enguras
penampungan air yang ada, serta enimbun barang-barang bekas ke
dalam tanah) dan ebiasaan mengunakan obat nyamuk saat tidur
+. Penyuluhan esehatan.
+3
a M d
E: T
b M "
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
38/72
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
39/72
ontrol adalah keluarga yang tidak terkena DBD yang merupakan
tetangga terdekat dalam satu lingkungan dengan kelompok kasus dan
bertempat tinggal di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja
Puskesmas sebanyak /* orang.
arena terdapat /* kasus demam berdarah Dengue selama $%/* di
Desa Sumput, e"amatan Sidoarjo, maka sesuai case$control study, peneliti
mengalokasikan jumlah subjek yang diteliti disesuaikan dengan standar
minimal +% yang akan menghasilkan distribusi normal (Dason, $%%0).
ontrolnya adalah sebagai penentuan faktor yang akan menjadi faktor risiko
terhadap kasus kejadian demam berdarah Dengue. aka besar kontrol yaitu +%
(standar minimal) dikurangi jumlah kasus (/*) sehingga kontrolnya menjadi
(/*) atau / 7 /.
/. ekhnik sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini se"ara Random sampling
menggunakan kriteria inklusi dan eklusi, yaitu apabila responden yang
terpilih adalah sampel kasus yang terpilih dan jika responden pindah
keluar kota atau meninggal dunia, maka responden tersebut digantikan
dengan responden terpilih lainnya, bila responden terpilih tidak berada di
tempat atau tidak mau diaan"arai sampai kunjungan ketiga, maka
responden tersebut digantikan dengan responden terpilih lainnya.
riteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini yaitu7
a. riteria inklusi
eluarga yang bertempat tinggal di Desa Sumput e"amatan
Sidoarjo ilayah kerja Puskesmas ;rangagung yang terkena DBD dan
+&
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
40/72
tidak terkena DBD dari bulan 'anuari sampai pril $%/* serta yang
bersedia menjadi responden.
b. riteria eksklusi
eluarga yang terkena DBD berpindah tempat tinggal dari Desa
Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja Puskesmas ;rangagung.
3. /aktu dan L"kasi Penelitian
@aktu penelitian dilaksanakan pada $* ei sampai $% 'uni $%/*.
1okasi penelitian dilaksanakan di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah
kerja Puskesmas ;rangagung yang merupakan tempat tinggal keluarga kasus
dan kontrol.
D. 7ariael dan Definisi @perasi"nal Penelitian
/. Hariabel Penelitian
Hariabel merupakan gejala yang menjadi fokus dalam penelitian
(:iidikdo,$%%3). Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan
variabel lain, dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel
terikat.
a. Hariabel Bebas ( -ndevendent Variabel )
Hariabel bebas dari penelitian ini adalah7
/) Sosiodemografi yang meliputi 7 pendidikan, pekerjaan, usia,
penghasilan responden.
0%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
41/72
$) ondisi 1ingkungan yang meliputi 7
a) ebiasaan + antara lain 7 enutup dan enguras penampungan
air yang ada, serta enimbun barang-barang bekas ke dalam tanah)
b) ebiasaan mengunakan obat nyamuk saat tidur.
+) Penyuluhan esehatan.
b. Hariabel erikat ( Devendent Variabel'
ejadian Demam Berdarah Dengue (DBD).
$. Definisi Eperasional Penelitian
abel !H./ Definisi Eperasional
7ariael
Penelitian
Pengertian Alat Ukur Hasil -kala
;mur @aktu hari lahirnya
seseorang dihitung
sampai pada saat diteliti
uesioner a. U /* tahun b. /* tahun
>ominal
Pekerjaan Pen"aharian yang
dijadikan pokok
penghidupan
uesioner a. Bekerja
(P>S, >!, B:!,
@irasasta,
Pegaai Sasta,Petani)
b. idak Bekerja
(!:, Belum
Sekolah, Pelajar)
>ominal
Pendidikan Pendidikan formal yang
pernah diperoleh
responden yang
dibuktikan dengan
ija?ah terakhir.
uesioner a. :endah (idak
sekolah, SD)
b. inggi (S1P,
S1, kademi,
Perguruan inggi)
>ominal
Penghasilan Suatu standar minimum
yang digunakan oleh
para pengusahaI pelaku
industri untuk
memberikan upah
kepada pegaai,
karyaanIburuh
didalam lingkungan
usahaI kerjanya sesuai
ilayah atau regional
tempat tinggalnya.
Penelitian ini
uesioner a. :p. $.3%*.%%%,-
b. 6 :p. $.3%*.%%%,-
>ominal
0/
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
42/72
penghasilan
berdasarkan ;pah
inimum :egional
(;:) Sidoarjo :p.
$.3%*.%%%,-ebiasaan + ;paya memberantas
abah DBD dengan
"ara 7
/. enutup 7 tutuplah
rapat-rapat Bak
mandiI tempat
penampungan
air(P) agar
nyamuk tidak masuk
dan bersarang di
dalamnya, karenanyamuk senang
menetas di air bersih
yang mengenang
$. enguras 7 kuraslah
Bak mandiI tempat
penampungan
air(P) minimal /
minggu sekali agar
nyamuk tidak masuk
dan bersarang di
dalamnya.
+. engubur 7 kubur
kaleng atau adah
kosong yang berisi
air ke dalam tanah,
agar nyamuk tidak
menemukan tempat
untuk bertelur.
uesioner Setiap upaya ditandai
dengan / jika
melakukan langkah +
dan % jika tidak
melakukan langkah +.
a.Baik apabila memiliki
tanda +
b.urang Baik apabila
memiliki tanda 6+
>ominal
ebiasaan
engunakan
Ebat >yamuk
ebiasaan responden
mengunakan obat
nyamuk di rumahnya baik obat nyamuk
bakar, semprot atau
lotion anti nyamuk.
uesioner a. Va, apabila
responden
mengunakan obatnyamuk di rumah.
b. idak, apabila
responden tidak
mengunakan obat
nyamuk di rumah.
>ominal
Penyuluhan
esehatan
Penambahan
pengetahuan dan
kemampuan seseorang
melalui tehnik praktek
belajar I instruksi
dengan tujuan
uesioner a. Baik, apabila
dilakukan
penyuluhan
kesehatan W / kali
dalam setahun.
b. idak baik, apabila
>ominal
0$
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
43/72
mengubahI
mempengaruhi perilaku
manusia se"ara
individu, kelompok
maupun masyarakatuntuk dapat lebih
mandiri dalam
men"apai tujuan hidup
sehat.
tidak pernah
dilakukan
penyuluhan
kesehatan dalam
setahun.
E. Pengu%pulan Data
/. eknik Pengambilan Data
a. Data Primer diperoleh melalui kuesioner (chec"list ) yang berisi
pernyataan yang akan diamati dan responden memberikan jaaban
dengan memberikan "he"klist (√) dan lembar observasi yang di isi oleh
peneliti sesuai pengamatan se"ara langsung pada lingkungan responden.
b. Data sekunder diperoleh dari Puskesmas ;rangagung, e"amatan
Sidoarjo, abupaten Sidoarjo, 'aa imur, yaitu data jumlah kasus
DBD dan profil puskesmas ;rangagung.
$. !nstrumen Penelitian
enurut >otoatmojo ($%%$) instrumen penelitian merupakan alat
pengumpulan data yang berupa teknik pengamatan atau observasi,
aan"ara dan angket. Pada penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian kuesioner (chec" list' dan lembar observasi. uesioner berisi
daftar pertanyaan tentang beberapa faktor-faktor risiko terjadinya Demam
Berdarah Dengue (DBD) diajukan kepada anggota keluarga yang dianggap
mampu menjaab pernyataan. uesioner sudah tersusun dengan baik,
sehingga responden tinggal memberikan tanda-tanda yang ada pada
petunjuk pengisian kuesioner. 1embar observasi terdiri dari sosiodemografi
0+
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
44/72
yang meliputi 7 pendidikan, pekerjaan, usia, penghasilan. ondisi
1ingkungan yang meliputi 7 ebiasaan + (enutup dan enguras
penampungan air yang ada, serta enimbun barang-barang bekas ke dalam
tanah), ebiasaan mengunakan obat nyamuk saat tidur serta Penyuluhan
esehatan.
;ji kuesioner dilaksanakan pada keluarga yang bertempat tinggal di
Desa Sumput, e"amatan Sidoarjo, abupaten Sidoarjo ilayah kerja
Puskesmas ;rangagung.
!. Peng"la&an Data dan Analisis Data
/. Pengolahan Data
a. diting, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul pada
lembar kuesioner (chec"list ) dan lembar observasi.
b. Coding, yaitu memberikan code numeri" (angka) terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori untuk memudahkan memasukan data ke
program komputer.
". Saving, yaitu menyimpan data sebelum data diolah atau dianalisis.
d. Data entry, yaitu memasukan data yang telah disimpan kedalam
program komputer untuk dilakukan analisis lanjut.
e. Cleaning, yaitu pengetikan kembali data yang sudah dientri untuk
mengetahui ada kesalahan atau tidak.f. /abulating, yaitu setelah data tersebut masuk program "omputer
kemudian direkap dan di susun dalam bentuk tabel supaya
memudahkan dalam memba"a data.
G. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti selalu berpedoman pada norma dan etika
penelitian yaitu7
00
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
45/72
/. -normed consent (persetujuan)
1embar persetujuan penelitian diberikan kepada responden tujuannya
adalah subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian. 'ika subyek
bersedia diteliti maka harus menandatangani inormed consent yang
diajukan peneliti. 'ika subyek menolak diteliti maka peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormati haknya.
$. Anonimity (tanpa nama)
;ntuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan
men"antumkan subyek pada lembar pengumpulan data. 1embar tersebut
hanya diberi nomer kode tertentu.
+. Conidentially (kerahasiaan)
erahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin
kerahasiaanya oleh peneliti. 9anya data atau informasi yang diperlukan
untuk kepentingan penelitian saja yang di ambil peneliti.
0*
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
46/72
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
47/72
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
48/72
Ga%ar 7. 5 Pr"p"rsi #esp"nden Berdasarkan Peker$aan
Berdasarkan tabel H. + menunjukkan baha pekerjaan
didapatkan tidak bekerja $= responden ( =,3 8) dan bekerja 0
responden (/+, +8).
6. Peng&asilan
4ael 7. 6 C Distriusi #esp"nden Berdasarkan Peng&asilan
2rekuensi Persentase (8)
6 :p. $.3%*.%%%,- /+ 0+,+ 8
:p. $.3%*.%%%,- /3 *=,3 8
Sumber 7 9asil Survei
0
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
49/72
Ga%ar 7. 6 Pr"p"rsi #esp"nden Berdasarkan Peng&asilan
Berdasarkan tabel H. 0 menunjukkan baha penghasilan responden
didapatkan 6 :p. $.3%*.%%%,- /+ responden ( 0+,+ 8) dan W :p. $.
3%*.%%%,- /3 responden (*=,3 8).
,. Upaa 52
4ael 7., C Distriusi #esp"nden Berdasarkan Upaa 52
2rekuensi Persentase (8)
Baik /% ++,+ 8
idak Baik $% ==,3 8
Sumber 7 9asil Survei
0&
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
50/72
Ga%ar 7. , Pr"p"rsi #esp"nden Berdasarkan Upaa 52
Berdasarkan tabel H.* menunjukkan baha upaya +
dikatakan baik dilakukan /% responden (++,+ 8) dan upaya +
dikatakan kurang baik dilakukan $% responden (==,3 8).
8. Keiasaan %enggunakan @at Na%uk
4ael 7.8 C Distriusi #esp"nden Berdasarkan Keiasaan
2enggunakan @at Na%uk
2rekuensi Persentase (8)
Va /= *+,+ 8
idak /0 0=,3 8
Sumber 7 9asil Survei
*%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
51/72
Ga%ar 7.8 Pr"p"rsi #esp"nden Berdasarkan Keiasaan
2enggunakan @at Na%uk
Berdasarkan tabel H.= menunjukkan baha kebiasaan
menggunakan obat nyamuk didapatkan /= responden (*+,+ 8) dan
kebiasaan tidak menggunakan obat nyamuk didapatkan /0 responden
(0=,38).
9. Penulu&an Kese&atan
4ael 7.9 C Distriusi #esp"nden Berdasarkan Penulu&an Kese&atan
2rekuensi Persentase (8)
Pernah /% ++,+ 8
idak Pernah $% ==,3 8
Sumber 7 9asil Survei
*/
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
52/72
Ga%ar 7.9 Pr"p"rsi #esp"nden Berdasarkan Penulu&an
Kese&atan
Berdasarkan tabel H.3 menunjukkan baha responden pernah
mengikuti penyuluhan kesehatan sebanyak /% responden (++,+ 8) dan
responden tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan sebanyak $%
responden (==,38).
B. Analisis Data
1. Usia
Dari hasil analisis data faktor risiko usia responden terhadap
kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan program SPSS
didapatkan data sebagai berikut7
4ael 7.< C Analisis !akt"r #isik" Berdasarkan Usia #esp"nden
dengan Ke$adian De%a% Berdara& Dengue 'DBD(
ulan )anuari >April +01, di Desa -u%put Kea%atan
-id"ar$" /ilaa& Ker$a Puskes%as Urangagung.
*$
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
53/72
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel H. di didapat nilai E:
sebesar &.3*%. Sehingga dapat disimpulkan baha usia responden U/*
tahun mempunyai risiko &.3*% kali mengalami kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD) dari pada usia responden /* tahun pada bulan 'anuari C
pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja Puskesmas
;rangagung.
+. Pendidikan
Dari hasil analisis data faktor risiko pendidikan terhadap kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan program SPSS didapatkan
data sebagai berikut7
*+
Usia
Penakit
4"tal
@# '3I
,(
'LL>UL(
LL>ULDBD
4idak
DBD
U /* tahun
&
(/.$8)
$
(/./8)
//
(/%%8)
&.3*%
/.*&$ -
*&.=&* /* tahun
=
(+/.*8)
/+
(=.0$8)
/&
(/%%8)
otal /* /* +%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
54/72
4ael 7. C Analisis !akt"r #isik" Berdasarkan Pendidikan
#esp"nden dengan Ke$adian De%a% Berdara&
Dengue 'DBD( ulan )anuari> April +01, di Desa
-u%put Kea%atan -id"ar$" /ilaa& Ker$a
Puskes%as Urangagung
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel H.& di didapat nilai E:
sebesar *.=. Sehingga dapat disimpulkan baha ingkat pendidikan
rendah mempunyai risiko *.= kali mengalami kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) dari pada ingkat pendidikan tinggi pada bulan
'anuari C pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja
Puskesmas ;rangagung.
5. Peker$aan
Dari hasil analisis data faktor risiko pekerjaan terhadap kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan program SPSS didapatkan
data sebagai berikut7
4ael 7.10 C Analisis !akt"r #isik" Berdasarkan Peker$aan
#esp"nden dengan Ke$adian De%a% Berdara&
Dengue 'DBD( ulan )anuari> April +01, di Desa
-u%put Kea%atan -id"ar$" /ilaa& Ker$a
Puskes%as Urangagung
*0
Pendidikan
Penakit
4"tal
@# '3I
,(
'LL>UL(
LL>ULDBD
4idak
DBD
:endah
3
(33.38)
$
($$.$$8)
&
(/%%8)
*.=
%.&+&-
+0.0*3inggi
(+.%&)
/+
(=/.&/)
$/
(/%%8)
otal /* /* +%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
55/72
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel H./% di didapat hasil nilai
E: sebesar /.3/0. Sehingga dapat disimpulkan baha responden yang
tidak bekerja mempunyai risiko /.3/0 kali mengalami kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) dari pada responden yang bekerja pada bulan
'anuari C pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja
Puskesmas ;rangagung.
6. Peng&asilan
Dari hasil analisis data faktor risiko penghasilan terhadap kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan program SPSS didapatkan
data sebagai berikut7
4ael 7.11 C Analisis !akt"r #isik" Berdasarkan Peng&asilan
#esp"nden dengan Ke$adian De%a% Berdara&
Dengue 'DBD( ulan )anuari> April +01, di Desa
-u%put Kea%atan -id"ar$" /ilaa& Ker$a
Puskes%as Urangagung
Peng&asilan
Penakit
4"tal
@# '3I
,(
'LL>UL(
LL>ULDBD
4idak
DBD
6 :p. $.3%*.%%%,- $ // /+ %.%*= %.%%&-
**
Peker$aan
Penakit
4"tal
@# '3I
,(
'LL>UL(
LL>ULDBD 4idak DBD
idak Bekerja
(*3./08)
=
(0$.*=8)
/0
(/%%8)
/.3/0
%.0%+-
3.$&$Bekerja
3
(0+.3*8)
&
(*=.$*8)
/=
(/%%8)
otal /* /* +%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
56/72
(/*.+8) (0.=$8) (/%%8)
%.+==*W :p. $.3%*. %%%,-
/+
(3=.038)
0
($+.*+8)
/3
(/%%8)otal /* /* +%
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel H.// di didapat nilai E:
sebesar %.%*=. Sehingga dapat disimpulkan baha tingkat penghasilan 6
:p. $.3%*.%%%,- merupakan risiko protektif karena hanya %.%*= kali
mengalami kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dari pada tingkat
penghasilan W :p. $.3%*. %%%,- pada bulan 'anuari C pril $%/* di Desa
Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja Puskesmas ;rangagung.
,. Upaa 52
Dari hasil analisis data faktor risiko upaya + terhadap kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan program SPSS didapatkan
data sebagai berikut7
4ael 7.1+ C Analisis !akt"r #isik" Berdasarkan Upaa 52
#esp"nden dengan Ke$adian De%a% Berdara&
Dengue 'DBD( ulan )anuari> April +01, di Desa
-u%put Kea%atan -id"ar$" /ilaa& Ker$a
Puskes%as Urangagung
*=
Upaa 52
Penakit
4"tal
@# '3I
,(
'LL>UL(
LL>ULDBD 4idak DBD
Buruk
/+
(=*8)
3
(+*8)
$%
(/%%8)
3.0$&
/.$$= C
0*.%%*Baik
$
($%8)
(%8)
/%
(/%%8)
otal /+ 3 $%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
57/72
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel H./$ di didapat nilai E:
sebesar 3.0$&. Sehingga dapat disimpulkan baha responden yang upaya
+ buruk mempunyai risiko 3.0$& kali mengalami kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) dari pada responden yang upaya + baik pada
bulan 'anuari C pril $%/* di Desa Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah
kerja Puskesmas ;rangagung.
8. Keiasaan 2enggunakan @at Na%uk
Dari hasil analisis data faktor risiko kebiasaan menggunakan obat
nyamuk terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)
menggunakan program SPSS didapatkan data sebagai berikut7
4ael 7.15 C Analisis !akt"r #isik" Berdasarkan Keiasaan
#esp"nden %enggunakan @at Na%uk di #u%a&
dengan Ke$adian De%a% Berdara& Dengue 'DBD(
ulan )anuari> April +01, di Desa -u%put
Kea%atan -id"ar$" /ilaa& Ker$a Puskes%asUrangagung
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel H./+ di didapat nilai E:
sebesar *.*%%. Sehingga dapat disimpulkan baha responden yang tidak
menggunakan Ebat >yamuk mempunyai risiko *.*%% kali mengalami
*3
Keiasaan
%enggunakan
@at Na%uk
Penakit
4"tal
@# '3I
,(
'LL>UL(
LL>ULDBD
4idak
DBD
idak engunakan
obat nyamuk
//
(=.3*8)
*
(+/.=*8)
/=
(/%%8)*.*%%
/./0*-
$=.0/$
enggunakan obat
nyamuk
0
($.*38)
/%
(3/.0+8)
/0
(/%%8)
otal /* /* +%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
58/72
kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dari pada responden yang
menggunakan Ebat >yamuk pada bulan 'anuari C pril $%/* di Desa
Sumput e"amatan Sidoarjo ilayah kerja Puskesmas ;rangagung.
9. Penulu&an Kese&atan
Dari hasil analisis data faktor risiko penyuluhan kesehatan terhadap
kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) menggunakan program SPSS
didapatkan data sebagai berikut7
4ael 7.16 C Analisis !akt"r #isik" Berdasarkan Penula&an
Kese&atan kepada #esp"nden dengan Ke$adianDe%a% Berdara& Dengue 'DBD( ulan )anuari>
April +01, di Desa -u%put Kea%atan -id"ar$"
/ilaa& Ker$a Puskes%as Urangagung
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel H./0 di didapat nilai E:
sebesar $/.%%%. Sehingga dapat disimpulkan baha responden yang tidak
pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan mengenai DBD mempunyai
risiko $/ kali mengalami kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dari
pada responden yang pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan
mengenai DBD pada bulan 'anuari C pril $%/* di Desa Sumput
e"amatan Sidoarjo ilayah kerja Puskesmas ;rangagung.
*
Penulu&an
Kese&atan
Penakit
4"tal
@# '3I
,(
'LL>UL(
LL>ULDBD
4idak
DBD
idak Pernah/0
(3%8)
=
(+%8)
$%
(/%%8)
$/.%%%
$./**-
$%0.=/0Pernah
/
(/%8)
&
(&%8)
/%
(/%%8)
otal /* /* +%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
59/72
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
60/72
B. Beerapa !akt"r #isik" ang Ber&uungan ke$adian De%a% Berdara&
Dengue di Desa -u%put Kea%atan -id"ar$" Kaupaten -id"ar$" di
/ilaa& Ker$a Puskes%as Urangagung
1. Usia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui baha pada responden
kelompok kasus usia U /* tahun & orang (/,$ 8) dan usia W /* tahun =
orang (+/,*8). Dari hasil analisis data menggunakan program SPSS
didapatkan >ilai Edds :atio (E:) T &.3*%, ini menunjukkan usia
merupakan faktor risiko terhadap terjadinya Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Desa Sumput, e"amatan Sidoarjo, abupaten Sidoarjo, di
@ilayah erja Puskesmas ;rangagung.
9asil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sumarno S. P pada
aal terjadinya abah di suatu negara distribusi umur memperlihatkan
jumlah penderita terbanyak dari golongan anak berumur kurang dari /*
tahun (=-&*8). >amun pada abah-abah selanjutnya, jumlah penderita
yang digolongkan dalam golongan umur deasa muda meningkat
di!ndonesia penderita DBD terbanyak adalah anak dengan umur *-//
tahun (Sumarno, /&&&).
enurut penelitian Gndo ($%%), mengatakan dari kejadian kasus
DBD di Purokerto imur rata-rata umur 6 /$ tahun lebih banyak
dibandingkan dengan umur /$ tahun, ini didukung oleh kebiasaan
masyarakat baha anak-anak kebanyakan aktivitasnya berada di dalam
rumah, sehingga kemungkinan kontak dengan nyamuk Aedes aegypti lebih
=%
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
61/72
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
62/72
enurut hasil penelitian >aar die"amatan anjung oraa
abupaten Deli Serdang tahun $%%* menyatakan baha pada daerah
endemis responden terbanyak berpendidikan rendah yaitu = orang
(*=,$8). Pada penelitian >aar kategori pendidikan tinggi yaitu dari
S1 ke atas. Penelitian Sitorus ($%%*) mengatakan baha tidak ada
perbedaan kemungkinan risiko terkena DBD pada tingkat pendidikan
rendah dan tinggi yang kategori pendidikan tinggi dimulai dari S1 ke
atas. asyarakat yang berpendidikan tinggi diharapkan lebih banyak tahu
informasi tentang "ara dan upaya men"egah terjadinya DBD terhadap
dirinya dan keluarga dari berbagai sumber dan media (ida, $%%).
5. Peker$aan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui baha pada responden
kelompok kasus responden yang bekerja 3 orang (0+,3*8) dan responden
yang tidak bekerja orang (*3,/08). Dari hasil analisis data
menggunakan program SPSS didapatkan >ilai Edds :atio (E:) T /.3/0,
ini menunjukkan pekerjaan merupakan faktor risiko terhadap terjadinya
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sumput, e"amatan Sidoarjo,
abupaten Sidoarjo, di @ilayah erja Puskesmas ;rangagung.
enurut penelitian ida ($%%), ada perbedaan risiko antara
masyarakat yang tidak bekerja dengan yang bekerja di e"amatan Bukit
:aya ota Pekan Baru, >ilai at"hed Edds :atio (mE:) sebesar /%,%%%
artinya baha kemungkinan orang yang tidak bekerja berisiko menderita
DBD dibandingkan yang bekerja. Pada penelitian ini yang masuk kategori
yang tidak bekerja adalah ibu rumah tangga (!:), anak belum sekolah,
pelajar dan mahasisa. Dimana kita lihat dari hasil survei yang dilakukan
=$
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
63/72
sebagian besar anak sekolah, pelajar dan mahasisa tersebut lokasi
sekolah atau perguruan tinggi mereka berada diluar e"amatan Bukit :aya
ota Pekanbaru. Penelitian ini sesuai dengan penelitian @idyana (/&&)
dalam >aar ($%%*) yang menemukan baha sebagian besar penderita
DBD berstatus tidak bekerja (ida,$%%).
6. Peng&asilan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui baha pada responden
kelompok kasus penghasilan responden 6 :p. $.3%*.%%%,- adalah $ orang
(/*,+8) dan penghasilan responden W :p. $.3%*.%%% adalah /+ orang
(3=,03 8). Dari hasil analisis data menggunakan program SPSS
didapatkan >ilai Edds :atio (E:) T %.%*=, ini menunjukkan tingkat
penghasilan merupakan faktor protektif terhadap terjadinya Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sumput, e"amatan Sidoarjo,
abupaten Sidoarjo, di @ilayah erja Puskesmas ;rangagung.
etapi menurut penelitian 9ariyah ($%/0) mengatakan baha
variabel penghasilan keluarga (E:T%,=+F &*8 #!T%,+%3-/,$&$)
merupakan faktor risiko terhadap kejadian DBD di ota Bandung pada
ahun $%/0. etapi berdasarkan hasil uji analisis bivariat seperti yang
tampak pada tabel *.// diketahui jika keluarga dengan penghasilan yang
:p./ 'uta per bulan (E:T%,0&F &*8 #IT%,$+ -/,%$) , bersifat protektif
(mengurangi risiko) terhadap kejadian DBD.
enurut 4ubler dan elt?er (/&&&), semakin baik tingkat
penghasilan seseorang, semakin mampu ia untuk memenuhi
kebutuhannya, termasuk dalam pen"egahan dan pengobatan suatu
=+
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
64/72
penyakit. etapi jika ditinjau dari sudut pandang tingkat mobilitas,
keluarga dengan penghasilan yang rendah akan lebih selektif untuk
melakukan suatu perjalanan demi efisiensi anggaran. ereka lebih
memilih memenuhi kebutuhan dasarnya dibanding mengeluarkan
anggaran untuk suatu perjalanan yang dianggap tidak terlalu penting.
Semakin tinggi tingkat mobilitas seseorang, semakin meningkat pula
risiko terjangkit penyakit DBD. !tu sebabnya mengapa pada hasil
penelitian ini, keluarga dengan penghasilan yang 6:p. $'uta, justru
mengurangi risiko terjangkit penyakit DBD sebesar %,3$ kali
dibandingkan. (9ariyah, $%/0).
,. Upaa 52
Berdasarkan hasil penelitian diketahui baha pada responden
kelompok kasus responden yang melakukan upaya penanggulangan +
baik $ responden ($%8) dan upaya penanggulangan + yang tidak baik
/+ responden (=*8). Dari hasil analisis data menggunakan program SPSS
didapatkan >ilai Edds :atio (E:) T 3.0$&, ini menunjukkan ;paya +
pada responden merupakan faktor risiko terhadap terjadinya Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sumput, e"amatan Sidoarjo,
abupaten Sidoarjo, di @ilayah erja Puskesmas ;rangagung.
enurut penelitian Gndo Dardjito mengatakan baha hubungan
antara tempat penampungan air dengan kejadian DBD di e"amatan
Purokerto imur diperoleh p value sebesar %,000. 9al ini dapat diartikan
baha tidak ada hubungan antara tempat penampungan air dengan
kejadian DBD di e"amatan Purokerto imur.
=0
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
65/72
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
66/72
9. Penulu&an Kese&atan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui baha pada responden
kelompok kasus yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan
/0 responden ( 3%8) dan yang pernah mandapat penyuluhan / responden
(/%8). Dari hasil analisis data menggunakan program SPSS didapatkan
>ilai Edds :atio (E:) T $/.%%% , ini menunjukkan Penyuluhan
esehatan tentang DBD merupakan faktor risiko terjadinya Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sumput, e"amatan Sidoarjo,
abupaten Sidoarjo, di @ilayah erja Puskesmas ;rangagung.
enurut hasil penelitian Grika ($%/$) ini didapat baha pada
kelompok yang mendapat penyuluhan kesehatan, terjadi peningkatan
pengetahuan, sikap, dan praktik yang ditunjukan dengan perubahan skor
yang semakin meningkat. 9al ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
menyebutkan baha penyuluhan kesehatan berpengaruh besar terhadap
pengetahuan, sikap dan praktik ibu dalam pen"egahan DBD pada anak.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui penyuluhan kesehatan
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan praktik dalam
pen"egahan DBD pada anak. 9al ini diketahui dari7
a. ingkat pengetahuan, sikap dan praktik ibu setelah mendapat penyuluhan
kesehatan lebih tinggi daripada sebelum mendapat penyuluhan
kesehatan.
b. ingkat pengetahuan, sikap dan praktik ibu yang mendapat penyuluhan
kesehatan lebih tinggi daripada yang tidak mendapat penyuluhan
kesehatan. (Grika, $%/$).
==
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
67/72
BAB 7II
PENU4UP
A. KE-I2PULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Beberapa 2aktor :isiko
ejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sumput, e"amatan
Sidoarjo, abupaten Sidoarjo, di ilayah kerja Puskesmas ;rangagung,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut 7
a. ;sia yang kurang atau sama dengan dari /* tahun mempunyai faktor
risiko sebesar &.3*% kali atau /% kali terhadap kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sumput, abupaten Sidoarjo,
e"amatan Sidoarjo, di ilayah kerja Puskesmas ;rangagung.(E: T
&.3*%)
b. ingkat Pendidikan yang rendah mempunyai faktor risiko sebesar
*.= kali atau = kali terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Desa Sumput, abupaten Sidoarjo, e"amatan Sidoarjo,
di ilayah kerja Puskesmas ;rangagung.(E: T *.=)
". ;ntuk :esponden yang tidak Bekerja mempunyai faktor risiko
sebesar /.3/0 kali atau $ kali terhadap kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Desa Sumput, abupaten Sidoarjo, e"amatan
Sidoarjo, di ilayah kerja Puskesmas ;rangagung.(E: T /.3/0)
d. ingkat Penghasilan baik yang 6 :p. $.3%*.%%%,- merupakan faktor
protektif karena hanya sebesar %.%*= kali ataupun Penghasilan yang
W :p. $.3%*. %%%,- terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Desa Sumput, abupaten Sidoarjo, e"amatan Sidoarjo,
di ilayah kerja Puskesmas ;rangagung. (E: T %.%*=)
e. ;paya + (enutup, enguras dan engubur) yang buruk
mempunyai faktor risiko sebesar 3.0$& kali atau kali terhadap
kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sumput,
=3
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
68/72
abupaten Sidoarjo, e"amatan Sidoarjo, di ilayah kerja
Puskesmas ;rangagung. (E: T 3.0$&)
f. ;ntuk yang tidak menggunakan Ebat >yamuk di :umah
mempunyai faktor risiko sebesar *.*%% kali atau = kali terhadap
kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sumput,
abupaten Sidoarjo, e"amatan Sidoarjo, di ilayah kerja
Puskesmas ;rangagung. (E: T *.*%%)
g. ;ntuk tidak pernah mendapatkan Penyuluhan esehatan mempunyai
faktor risiko sebesar $/ kali terhadap kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Desa Sumput, abupaten Sidoarjo, e"amatan
Sidoarjo, di ilayah kerja Puskesmas ;rangagung. (E: T $/.%%%).
B. -A#AN
1. Bagi Instansi Puskes%as Dan Dinas Kese&atan
a) ensosialisasikan dan memberikan penyuluhan intensif kepada
masyarakat terutama masyarakat yang mempunyai tingkat
pendidikan yang rendah tentang gejala dan tanda-tanda Demam
Berdarah Dengue (DBD) serta "ara men"egah terjadinya demam
berdarah seperti ;paya + (enutup, enguras, dan engubur)
dengan "ara penyampaian yang menarik dan mudah dipahami.
b) elakukan evalauasi se"ara berkala terhadap penyuluhan yang
telah dilakukan sebelumnya dengan tujuan agar masyarakat lebih
memahami tentang demam berdarah serta pen"egahannya. 9al ini
dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan kunjungan ke
rumah arga dengan melihat apakah sudah melaksanakan
program dari puskesmas seperti program + guna men"egah
terjadinya Demam Berdarah (DBD) serta pemberantasan penyakit
menular (P$).
=
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
69/72
+. Bagi 2asarakat
Sebagai dasar pengetahuan dan pemikiran serta menjadi
informasi dalam upaya pen"egahan dan pemberantasan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).
5. Bagi Peneliti Lain
enambah pengetahuan dan pengalaman khusus dalam
melakukan penelitian ilmiah terhadap Beberapa 2aktor :isiko Vang
empengaruhi ingginya ngka ejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD).
=&
8/18/2019 DHF penelitian terbaru
70/72
DA!4A# PU-4AKA
rfani, 2i5ih. $%/*. (# daerah di 1atim K+B Demam Berdarah, (Enline),
(http7II.antaranes."omIberitaI033$I$/-daerah-di-jatim-klb-demam- berdarah, diakses $3 ei $%/*).
nonim. $%/*. Cegah K+B DBD, Din"es Fogging Se"olah Dan Fasum +ainnya,
(Enline), (&ttpC::FFF.eritasid"ar$"."%:p85+< , diakses $3 ei $%/*).
nonim. $%/0. +aporan 2enyelenggaraan 2emerintah Daerah Kabupaten
Sidoar3o., (Enline), (http7II.sidoarjokab.go.idI"ontrolIassetsIpdfI
fbe"dfed+ff$0f&*f0/$$+$fd*b303X/+0/&.pdf , diakses %= juni $%/*).
nonim, (Enline), (http7IIrepository.usu.a".idIbitstreamI/$+0*=3&I++/%/I+I
#hapter8$%!!.pdf , diakses tanggal %& 'uni $%/*).
nonim. $%/0. 1atim /etap"an Besaran 45K (6#7 5ulai Rp #,( 1t $ Rp (,8 1t ,
(Enline), (http7IIsp.beritasatu."omIhomeIjatim-tetapkan-besaran-umk-$%/*-
mulai-rp-/$-jt---rp-$3-jtI=&*&0 diakses /+ 'uni $%/*).
Budi :atag Dkk. $%%. Analisis Fa"tor$Fa"tor 9ang Berhubungan Dengan
Ke3adian Demam Berdarah Dengue 2ada 2asien Ana" Di -rina Blu Rsup
2ro. Dr. R. D. Kandou 5anado, (Enline), (http7II2km.;nsrat.".!dI@p-
#ontentI;ploadsI$%/+I%I>irmala-E-Soputan-%&/*//%0=.Pdf Diakses /%
'uni $%/*).
Departemen kesehatan :epublik !ndonesia. $%%. 2er"embangan Ke3adian DBD
-ndonesia, $%%0-$%%3, (Enline), (http7II.penyakitmenular
.infoIdetil.aspmT*RsT*RiT$/3, diakses %= 'uni $%/*).
Depkes :!. $%%+. Pencegahan dan 2enanggulangan 2enya"it Demam Dengue
dan Demam Berdarah Dengue. 'akarta.
Departemen esehatan :epublik !ndonesia. $%//. /ata +a"sana DBD, (Enline),
(http7II.depkes.go.idIdonloadsIata8$%1aksana8$%DBD.pdf diakses
pada %& 'uni $%/*).
Depkes :!, Ditjen PP R P1P. /&&I/&&&. 2etun3u" /e"nis 2emberantasan
yamu" 2enular 2enya"it Demam Beradarah Dengue