Nomor : RISALAHDPD/KMT III-RAKER/IV/2017
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN
MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2016-2017
I. KETERANGAN
1. Hari : Selasa
2. Tanggal : 25 April 2017
3. Waktu : 10.30 WIB – 13.25 WIB
4. Tempat : Ruang Rapat Komite II
5. Pimpinan Rapat : 1. Parlindungan Purba, S.H., M.M. (Ketua)
2. Anna Latuconsina (Wakil Ketua)
3. Aji Muhammad Mirza Wardana, S.T. (Wakil Ketua)
6. Sekretaris Rapat :
7. Acara : Membahas Kebijakan Pemerintah Terkait dengan
Pengaturan Transportasi Umum Berbasis Aplikasi Online.
8. Hadir : Orang
9. Tidak hadir : Orang
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 1
II. JALANNYA RAPAT:
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu.
Namo budaya.
Yang terhormat teman-teman Komite II yang hadir dan akan datang lagi Pak karena
macet. Yang terhormat Bapak Sesditjen PHB Darat Bapak Hindro Surahmat. Yang terhormat
Bapak Direktur Angkutan Multi Moda Bapak Cucu Mulyana yang kami hormati, dan teman-
teman media yang hadir pada kesempatan ini dan sekretariat. Puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena pada hari ini kita dapat rapat kerja dengan
Kementerian Perhubungan dengan tema, ini temanya cukup menarik Pak yaitu terkait dengan
pengaturan transportasi umum berbasis aplikasi online dan di samping itu juga kami ingin
nanti ada beberapa hal yang berkaitan persiapan kepada angkutan lebaran. Selamat datang
kepada Bapak Sesditjen PHB Darat dan Bapak Direktur Angkutan Multi Moda yang
berkenan pada hari ini.
Bapak Ibu Anggota Komite II yang saya hormati beserta saudara-saudara sekalian,
harus diakui bahwa kehadiran transportasi berbasis aplikasi online di Indonesia khususnya di
kota-kota besar memberikan banyak manfaat bagi para pengguna jasa transportasi.
Transportasi berbasis online ini seakan menjadi jalan tengah kondisi mobilitas masyarakat
perkotaan yang intensitasnya tinggi diantara kemacetan jalan raya yang persoalan tidak
mudah terurai. Kita tidak menafikan bahwa transportasi online menjadi pilihan karena
keunggulan yang tepat waktu dan ongkos yang terjangkau,. Sayangnya polemik terus muncul
khususnya perseteruan antara transportasi umum berbasis online dengan transportasi umum
konvensional dan ini sudah disampaikan oleh teman-teman dari seluruh daerah di Indonesia
menghadapi permasalahan bahkan terjadi perkelahian antara transportasi konvensional yang
kami sampaikan dengan transportasi yang berbasis online. Kita masih ingat setahun yang lalu
tepatnya pada bulan Maret 2016 terjadi demontrasi supir armada taksi besar-besaran di depan
Istana Merdeka Jakarta yang kemudian diikuti juga dengan demo di lokasi-lokasi lain di
Indonesia. Demo tahun lalu itu dibumbui provokasi yang berakhir pada tindakan anarkis
oleh pengemudi taksi terhadap pengemudi transportasi online. Kementerian Perhubungan
menindaklanjuti demo tersebut dengan ditetapkannya Permenhub Nomor 32 Tahun 2016
tentang penyelenggaraan angkutan orang dan dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam
trayek dimana dalam peraturan menteri tersebut terdapat ketentuan bahwa perusahaan
aplikasi online untuk transportasi wajib berbadan hukum dan diwajibkan mengikuti
ketentuan perusahaan angkutan umum. Namun demikian Permenhub ini belum mampu
mengatasi persoalan. Tercatat beberapa aksi kekerasan dilakukan baik oleh pelaku
transportasi konvensional maupun online. Pada tanggal 6 Agustus 2016 terjadi insiden
kekerasan personal, beberapa orang dari ojek online hendak melakukan pembalasan setelah
salah satu rekan mereka dipukuli beberapa orang terduga anggota ojek pangkalan. Kita
melihat juga pada 10 Januari 2017 sopir taksi dan sopir angkot di Denpasar khususnya
memprotes keberadaan angkutan berbasis aplikasi online . Tanggal 17 Februari 2017 terjadi
demonstrasi supir taksi di Yogyakarta yang dilakukan oleh hampir ratusan armada. Mereka
RAPAT DIBUKA PUKUL 10.30 WIB
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 2
memarkir kendaraan mereka di Taman Parkir Abu Bakar Ali Malioboro sebagai simbol
protes. Pada tanggal 28 Februari juga terjadi perusakan mobil di Bandara Adisucipto.
Tanggal 20 Februari di Medan di kampung saya sendiri terjadi bentrokan antara pengemudi
ojek online dengan becak bermotor. Bermula ketika pengemudi becak bermotor melakukan
aksi sweeping terhadap salah satu pengemudi ojek online. Ketegangan berlanjut menjadi
bentrok antar kelompok. Yang terjadi baru-baru ini bentrokan antara pengemudi ojek online
dengan sopir angkot di Jalan Raya Sangyang Kota Tangerang pada tanggal 8 Maret 2017.
Pada dasarnya akar permasalahan dari bentrokan-bentrokan dimaksud adalah karena
berkurangnya penghasilan para pelaku transportasi umum yang konvensional. Mereka
menganggap adanya perlakuan yang tidak adil antara angkutan umum konvensional dengan
yang berbasis aplikasi online. Kementerian Perhubungan kemudian merevisi Permenhub
Nomor 32 Tahun 2016 dengan Permenhub Nomor 26 Tahun 2017 pada tanggal 1 April 2017.
Namun permenhub tersebut hanya berlaku untuk angkutan sewa khusus berupa mobil tidak
termasuk dalam angkutan ojek online. Jadi kami perlu penjelasan ini. Jadi Permenhub itu
hanya berlaku untuk angkutan sewa khusus berupa mobil. Jadi mobil yang roda empat, tidak
termasuk dalam angkutan ojek online.
Bapak Ibu, kita ingin mendapat penjelasan dari Kementerian Perhubungan tentang
kebijakan pemerintah dalam rangka pengaturan transportasi umum berbasis online. Kami
melansir bahwa beberapa penjelasan ada sebelas revisi PM 32 Tahun 2016, satu tentang jenis
angkutan sewa kendaraan bermotor umum yang memiliki tanda nomor kendaraan bermotor
warna hitam hanya kendaraan angkutan sewa yang saya sebut tadi. Nomenklatur angkutan
sewa khusus khusus mengakomodasi pelayanan angkutan taksi daring. Jadi angkutan roda
dua belum diatur. Yang kedua, kapasitas silinder mesin kendaraan angkutan sewa umum
minimal 1300cc sedangkan angkutan sewa khusus minimal 1000cc. Yang ketiga, batas tarif
angkutan sewa khusus. Tarif angkutan tertera pada aplikasi berbasis teknologi informasi ,
penentuan tarif berdasarkan tarif batas atas-bawah. Pendapatan tarif diserahkan sepenuhnya
kepada gubernur sesuai dengan domisili perusahaan dan kepala BPTJ untuk wilayah
Jabodetabek. Tiga catatan. Catatan keempat mengenai kuota jumlah angkutan sewa khusus.
Penetapan kebutuhan jumlah kendaraan dilakukan oleh gubernur sesuai dengan domisili
perusahaan dan Kepala BPTJ untuk wilayah Jabodetabek. Ini mendapat masukan
kemungkinan terjadinya missleading di lapangan karena kalau sudah menentukan kuota
kemungkinan terjadinya hal-hal tidak diinginkan akan sering terjadi. Yang kelima, kewajiban
STNK berbadan hukum. Jjika sebelumnya ketentuan STNK atas nama perusahaan kini
direvisi menjadi STNK atas nama badan hukum. Selanjutnya STNK yang masih atas nama
perorangan masih tetap berlaku sampai habis masa berlakunya. Sebelum masa peralihan
STNK menjadi atas nama badan hukum harus dilampirkan akta notaris yang memuat
kesediaan STNK menjadi badan hukum dan hak kepemilikan karena tetap menjadi hak
pribadi perorangan. Nah ini juga perlu kami dapat penjelasan Pak. Jadi dia perorangan tetapi
melakukan kegiatan pelayanan umum. Sesudah itu pengujian berkala KIR. Tanda uji berkala
kendaraan bermotor (KIR) pertama yang semula dilakukan dengan cara pengetokkan kini
disesuaikan menjadi pemberian plat yang diembos. Kendaraan bermotor yang paling lama 6
bulan sejak dikeluarkan sejak dikeluarkan STNK tidak perlu diuji KIR tapi boleh
melampirkan sertifikat registrasi uji tipe. Tentang pul, nah ini terkait Pak ada kebijakan
pemerintah bahwa persyaratan izin penyelenggara angkutan umum semula harus memiliki
pul disesuaikan menjadi memiliki tempat penyimpanan kendaraan. Pul ini harus mampu
menampung sejumlah kendaraan yang dimiliki. Jadi seperti gudang, tidak menjadi fungsi pul,
tentu fungsi pul dari pemerintah punya kebijakan. Mengenai bengkel. Bengkel dapat
menyediakan fasilitas pemulihan bengkel atau kerja sama dengan pihak lain. Kalau yang lalu
kan harus punya bengkel, kebijakan sekarang bisa kerjasama. Mengenai pajak, substansi
untuk kepentingan perpajakan pada penyelenggaraan angkutan umum taksi daring dikenakan
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 3
terhadap perusahaan aplikasi sesuai dengan usul dari Dirjen Pajak. Selanjutnya mengenai
sanksi. Pemberian sanksi dikenakan baik kepada perusahaan angkutan umum maupun
perusahaan aplikasi. Sanksi atas pelanggaran perusahaan aplikasi diberikan oleh Menkoinfo
dengan melakukan pemutusan akses, pemblokiran sementara terhadap aplikasi sampai
dengan dilakukannya perbaikan.
Bapak-bapak itulah terkait tentang aplikasi yang dimanfaatkan oleh transportasi .
Selanjutnya di samping itu, Bapak Sesdit dan Bapak Direktur, kami juga ingin menanyakan
kesiapan pemerintah terkait tentang penanganan terminal, bahwa terminal-terminal di daerah
itu sudah diserahkan kepada pemerintah pusat. Kami ingin tanya sejauh mana kesiapan baik
dari segi pendanaan, manajemen maupun span of control. Yang ketiga, kami ingin juga
mendapat penjelasan tentang kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Bogor baru-baru ini. Dan
kita juga melihat beberapa saat yang lalu telah terjadi kecelakaan lalu lintas di Semarang
yang mengakibatkan beberapa orang meninggal. Kami dari Komite II berkali kali sudah
menyampaikan kepada pemerintah agar perlintasan kereta api sebenarnya ini adalah Dirjen
Kereta Api tapi kaitannya dengan Bapak sebagai modus moda transportasi darat, perlu ada
kesiapan tentang penyelesaian pembuatan lintas eh papan lintas kereta api di daerah-daerah.
Selama ini permasalahannya waktu kami tanya itu adalah wewenang pemda, tetapi kadang-
kadang bukan persoalan pemda tetapi kami menyarankan dia dari seluruh pihak kementrian
itu harus mengejar bola tidak bisa melepas itu lagi.
Bapak Ibu kami ingin dapat penjelasan terkait hal-hal tersebut di atas dan berkenan
kiranya Bapak Sesdit dan staf Pak Dir boleh menjelaskan kira-kira satu mungkin setengah
satu kita sudah bisa selesai, dan sebenarnya Pak untuk persiapan lebaran nanti ini sangat
perlu ada pengawasan dan nanti mungkin ada beberapa saran yang akan kami sampaikan,.
Baik, itu dulu sebagai perkenalan awal. Kami persilakan kepada teman-teman Komite
II yang hadir untuk memperkenalkan. Silakan, dimulai dari Riri.
PEMBICARA: RIRI DAMAYANTI JOHN LATIEF, S.Psi. (BENGKULU)
Izin Pimpinan.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Perkenalkan nama saya Riri Damayanti saya dari Provinsi Bengkulu.
Terima kasih.
PEMBICARA: Hj. PERMANA SARI, Ssi., M.M., M.B.A. (KALTENG)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya Permanasari dari Provinsi Kalimantan Tengah.
PEMBICARA: Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, S.E., M.H. (JATENG)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya Denty Eka Widi Pratiwi dari Provinsi Jawa Tengah.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Baik, terima kasih.
Nanti teman-teman yang lain sedang menyusul Pak. Saya Parlindungan Purba dari
Sumatra Utara. Dengan segala hormat kami persilakan kepada Pak Sesdit dengan Pak
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 4
Direktur untuk memberikan tanggapan terkait hal-hal tersebut. Dengan segala hormat kami
persilakan.
Horas.
Nuwun sewu.
PEMBICARA: HINDRO SURAHMAT (SESDITJEN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN RI)
Terima kasih.
Yang terhormat Pimpinan Komite II DPD RI dan Anggota Komite II DPD RI,.
Pertama kami menyampaikan permohonan maaf Pak Dirjen tidak bisa hadir karena beliau
menjalankan ibadah umroh sehingga saya diperintahkan untuk menghadiri bersama direktur
tapi yakin Pak Direktur ini lebih pintar daripada saya untuk angkutan online, karena beliau
yang mengurusi online. Insya Allah nanti penjelasannya akan lebih komplitlah, insya Allah.
Pimpinan yang kami hormati, Anggota Komite II yang kami hormati, terkait dengan
angkutan online, mungkin saya akan menyampaikan beberapa hal yang sifatnya agak umum.
Nanti mohon ditambahkan oleh Pak Direktur Angkutan Multikota Pak Jojo. Terkait dengan
angkutan online, ini menjadi polemik yang cukup panjang dan inilah kondisi riil yang ada di
lapangan. Pertama kami menyampaikan bahwa terkait dengan penyelenggaraan angkutan kita
mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dan kita juga ada peraturan
pemerintah dan juga ada turunannya yaitu keputusan menteri. Keputusan menteri itu awalnya
Peraturan Menteri Nomor 32 yang sudah direvisi menjadi Peraturan Menteri Nomor 26.
Peraturan Menteri Nomor 32 itu sebagai tindak lanjut dari rezim, merubah rezim Peraturan
Menteri yang lama, yaitu KM 35. KM 35 itu mengatur ketentuan tentang angkutan orang eh
angkutan umum, angkutan umum dengan kendaraan bermotor, ya angkutan dengan
kendaraan bermotor, untuk PM 35 tahun 2003. Itu rezimnya masih undang-undang yang
lama Pak. Dengan undang-undang yang baru dan PP yang baru kita membuat khusus untuk
angkutan umum tidak dalam trayek. Kalau yang KM 35 itu dalam trayek dan tidak dalam
trayek tapi yang PM 32 itu khusus tidak dalam trayek. Setelah terbitnya KM 32, kebetulan
juga bersamaan dengan persoalan online, jadi ini ada beberapa yang perkembangannya
ternyata perlu direvisi karena munculnya angkutan online itu. Jadi ternyata memang
perkembangan dari perundang-undangan sendiri kadang-kadang kalah cepat dengan kondisi
teknologi, teknologi yang ada sekarang adalah teknologi informasi, dan kita mengubah
menjadi PM 26 dengan harapan ada penyelenggaraan angkutan umum itu ada kesetaraan
antara angkutan online dan yang tidak online, karena kalau kita tidak mengatur itu tentu tidak
ada kesetaraan dan itulah timbul konflik yang ada di lapangan. Dan harapannya dengan PM
32 itu bisa menjawab bahwa ada kesetaraan penyelenggaraan angkutan, baik yang berbasis
online maupun yang tidak berbasis online, karena angkutan online atau online ini atau IT ini
adalah keniscayaan yang tidak mungkin kita hindari dan kita perlu mengatur ya kita buatkan
aturannya, dan aturan ini nanti mohon dijelaskan oleh Pak Jojo ada beberapa poin penting,
sebelas tadi disampaikan poin penting yang mengatur tentang tarif, tentang kuota, tentang
STNK dan sebagainya. Ini yang kita laksanakan. Jadi penyelenggaraan PM 26 itu sendiri
sebenarnya untuk memberikan kesetaraan antara angkutan online dan non-online. Terkait
dengan berbadan hukum, wajib berbadan hukum. Memang didalam Undang-Undang 22 itu
sudah mengatur bahwa untuk angkutan umum, penyelenggaraan angkutan umum harus
berbadan hukum sehingga penyelenggaraan angkutan online pun juga harus berbadan
hukum. Kenapa harus berbadan hukum? Awalnya penyelenggaraan angkutan yang sifatnya
pribadi atau perorangan itu yang istilahnya tidak dedicated, hanya sampingan, itu yang
kadang-kadang merusak sistem transportasi, sehingga untuk menghindari merusak sistem di
undang-undang diamanahkan harus berbadan hukum. Nah begitu muncul online yang
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 5
sifatnya perorangan maunya mereka tidak berbadan hukum dan bahkan kadang-kadang
kesannya lebih mau bebas tanpa ketentuan-ketentuan, tanpa uji, kan tidak mungkin tanpa uji,
karena ini angkutan umum terkait dengan keselamatan orang sehingga uji juga menjadi
keperluan. Tarif juga perlu diatur. Kenapa tarif perlu diatur, karena perlu juga sebenarnya
untuk untuk kepentingan pelaku perusahaan angkutan, karena kalau tidak diatur nanti yang
terjadi adalah saling memakan, istilahnya predatory pressing-nya, memakan atau saling
membunuh, mematikan gitu diantara pelaku usaha. Nah ini yang terjadi sehingga kenapa
diatur tarif supaya penyelenggaraan angkutan itu lebih terjamin sehingga pengusaha itu tidak
colapse dan kenyataan kalau tidak diatur tentang tarif banyak keluhan tentang makin
menurunnya pendapatan karena pasti terjadi monopoli untuk yang kuat, kira-kira seperti itu.
Terkait dengan kuota, itu juga sebenarnya memberikan kepastian kepada pengusaha berapa
sih yang kira-kira angkutan umum itu bisa dioperasikan sehingga nanti tidak rugi atau
mendapatkan pendapatan yang cukup sesuai dengan kondisi jumlah penumpang yang ada.
Jadi beberapa hal yang terkait dengan online, ketentuan kira-kira seperti itu. Nanti untuk,
khusus online, saya kira nanti Direktur Angkutan lebih detail menyampaikan.
Terkait perkelahian dan antar angkutan umum ini memang karena awalnya kesannya
angkutan online itu bebas sehingga terjadi ya kecemburuan dan setelah diatur itu sebenarnya
seharusnya sudah tidak ada kecemburuan. Harapannya bahkan karena IT itu adalah
keniscayaan, ke depannya adalah migrasi ini adalah masa dimana transisi untuk bisa
bermigrasi, artinya yang tidak online bisa migarasi ke online karena biar bagaimana IT ini
adalah sesuatu yang pasti terjadi atau keniscayaan, tidak mungkin kita hindari, diharapkan
perusahaan angkutan kita dorong juga bermigrasi dan sekarang sudah seperti Blue Bird sudah
kerja sama dengan aplikasi Gojek kalau tidak salah ya. Ini yang kita harapkan. Jadi nanti
harapannya semua juga begitu dan bahkan kita mengharapkan ada aplikasi itu juga kerja
sama dengan angkot atau kendaraan angkutan lain sehingga nanti pelayanan lebih bagus.
Kenyataannya memang pelayanan angkutan online sekarang kan memang lebih bagus dan
lebih murah tetapi tidak boleh murah itu juga harus akan mematikan perusahaan angkutan
yang lain, kira-kira seperti itu.
Selanjutnya kesiapan pemerintah terkait dengan P3D terminal. P3D terminal kami
laporkan bahwa dari jumlah terminal yang Tipe A yang sejumlah 143 terminal sekarang yang
sudah ditangani oleh Kementerian Perhubungan sebanyak 97 terminal. 97 terminal sudah
ditangani, sudah dialihkan asetnya, masih proses, bahkan minggu-minggu ini, minggu
kemarin terus minggu ini seluruh gaji pegawai yang melimpah sudah kita selesaikan
termasuk tenaga honor yang memang mau tidak mau juga harus kita tangani, itu juga
sebagian besar itu sudah kita selesaikan honor gajinya untuk tenaga honor. Tahun depan,
bulan depan, artinya minggu depan, tanggal 1 harapannya seluruh PNS sudah tinggal
beberapa hari karena ini kalau tidak salah terakhir kita sudah bisa menyelesaikan hari ini di
pegawai yang belum gajian, kemarin masih mengatakan belum gajian, itu sudah gajian hari
ini. Kenapa terlambat? Karena memang kami melaporkan untuk penggajian pegawai untuk
gaji bulan ini April itu harus di-input paling lambat tanggal 10 bulan Maret. Jadi 1 bulan
sebelumnya itu harus di-input. Kalau sudah lewat tanggal 10 kami harus melakukan gaji
susulan. Nah sebagian besar surat keterangan pemberhentian pembayaran dari daerah itu
masuk setelah tanggal 10, sebagian besar sehingga yang gajian bulan April ini baru 336,
selebihnya itu gajinya susulan karena memang SKPP dari daerah yang masuk ke kami lewat
tanggal 10. Tanggal 10 Maret. Jadi yang gajian tanggal 1 April itu hanya 336 sisanya
susulan-susulan itu mulai tanggal 5 sampai hari ini. Jadi bertahap insya Allah hari ini sudah
selesai semua. Terkait dengan operasional terminal kami laporkan bahwa penyelenggaraan
terminal 97 yang beralih itu sudah dibiayai oleh Kementerian Perhubungan dan
penanggungjawab operasional di Kementerian Perhubungan atau direktorat yang
bertanggung adalah Direktorat Angkutan Multimoda dan beliau ini adalah kebetulan yang
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 6
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan terminal ya, tapi untuk jembatan timbang atau
PPKB yang bertanggung jawab adalah Direktorat Angkutan Multimoda. Untuk jembatan
timbang atau PPKB yang beralih ke Kementerian Perhubungan sudah 120-an kalau tidak
salah dari 141, sekitar 120 dari 141. Kenapa yang lain belum beralih? Karena memang
pemerintahnya belum menyerahkan sehingga kami tidak menangani terhadap yang belum
diserahkan. Jadi kalau terminal tadi yang 97 yang sudah diserahkan otomatis yang belum
diserahkan itu 46. Kalau jembatan timbang sekitar 20-an dari 141 itu yang belum diserahkan.
Terkait dengan operasional, kami menyampaikan pendanaannya ada Angkutan
Multimoda, kami sudah kontrol terhadap pelayanan. Kami menekankan kepada seluruh
koordinator terminal atau kepala terminal, pertama adalah pelayanan tidak boleh turun,
pelayanan harus sama dan kami selalu kontrol. Kalau Bapak mungkin bisa melihat kapan-
kapan di terminal insya Allah kondisi terminal walaupun masih dengan pendanaan yang
terbatas kondisinya akan lebih baik. Minimal kebersihannya akan lebih baik. Hari Sabtu yang
lalu kami pergi ke Sumedang. Sampai di Sumedang sore kami kontrol di Sumedang setelah
itu kami kembali ke Subang juga kontrol bagus, di Subang juga bagus, alhamdulillah, dua
terminal yang kami kontrol itu cukup bagus. Kami laporkan di beberapa tempat terminal
sudah relatif lebih baik bahkan kami akan memberikan percontohan yang di Tirtonardi sudah
kami usulkan menjadi Terminal Wilayah Bebas Korupsi atau WBK. Jadi di situ kita jadikan
percontohan menjadi daerah wilayah bebas korupsi dan pelayanan terbaik, kita menjadi
daerah yang kita percontohkan untuk reformasi birokrasi di Terminal Solo, bahkan kami
merencanakan untuk ke depannya kalau bisa dilakukan BLU karena ada penerimaan. Namun
demikian kami masih menghadapi tantangan atau kendala selain pembelian terbatas, kami
belum bisa memungut PNBP yang dulu retribusi dipungut oleh pemerintah daerah dasarnya
adalah perda (peraturan daerah) tetapi untuk PNBP kami belum bisa pungut karena dasarnya
adalah Undang-Undang Pajak dan Retribusi dan Peraturan Pemerintah Nomor 15. Kami
masih merevisi PP 15 dan kami sudah usulkan ke Kementerian Keuangan terkait dengan
revisi PNBP. Mudah-mudahan revisi PNBP bisa berjalan lebih cepat dan kami bisa
memungut dan nanti kami dorong yang penerimaannya bagus kita harapkan menjadi BLU
dan layanannya mudah-mudahan bisa lebih bagus. Ke depannya kami juga sudah
menyampaikan kepada para kepala terminal, tidak ada pembayaran sifatnya menggunakan
uang cash, kita akan menggunakan cashless, menggunakan kartu semua sehingga nanti
seperti di jalan tol, masuk PNBP itu menggunakan kartu sehingga nanti tidak ada staf kami
yang kena pungli dan sebagainya. Kami menghindari itu dan kami sudah mempersiapkan itu
sehingga nanti semua lebih transparan dan akuntabel.
Terkait dengan kecelakaan, Bapak, kami melaporkan, kami prihatin dengan
kecelakaan yang terjadi di Puncak ada 4 orang meninggal dunia terus ada kecelakaan di
Ciwidey. Keprihatinan itu tentu menjadi dasar kami juga untuk bisa memperbaiki pelayanan
kami ke depan. Namun demikian, kami informasikan untuk kasus di Puncak. Kasus di
Puncak kami laporkan setelah kami telusuri kendaraan yang melakukan yang terlibat dalam
kecelakaan terutama bus pariwisata itu teridentifikasi bus itu bukan bus pariwisata
sebenarnya. Bus itu teridentifikasi terakhir milik Harapan Jaya yang mempunyai trayek
Surabaya-Trenggalek. Namun demikian pada tahun 2015 kendaraan itu sudah alih tangan ke
orang lain dan kartu pengawasan sudah habis masa berlakunya pada tahun 2016, April 2016
sehingga sejak tahun 2016 kemarin sebenarnya tidak terdaftar menjadi angkutan umum untuk
Surabaya-Trenggalek dan sudah AKDP dan ternyata muncul kembali tahu-tahu sudah
menjadi angkutan pariwisata yaitu HS Transport. Dan HS Transport sendiri kami baru
menelusuri perusahaan HS Transport karena ternyata tidak terdaftar di Direktorat Angkutan.
Otomatis kendaraan itu tidak ada izin dan saya juga tidak percaya kendaraan itu ada buku
KIR atau diuji sehingga ini menjadi pelajaran untuk perorangan yang mengusahakan
angkutan kalau usaha angkutan yang tidak profesional resikonya sangat berat. Ini mengenai
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 7
kondisi angkutan. Namun demikian, kami akan segera melakukan perbaikan di lapangan dan
pada hari Senin ke depan mulai tanggal 1 Mei kami akan melakukan ram check terhadap
seluruh angkutan umum yang akan beroperasi apalagi menjelang memang menjelang
angkutan lebaran. Kami memang persiapan, schedule kami untuk ram check itu 1 Mei ke
depan hingga beberapa hari ke depan. Sebagai perbandingan tahun kemarin penyelenggaraan
angkutan lebaran kita bisa menurunkan jumlah kecelakaan dan fatalitas kecelakaan dan juga
bisa melakukan kontrol terhadap angkutan umum dengan melakukan ram check pada waktu
menjelang lebaran, walaupun waktunya mepet, kalau tidak salah hanya dilakukan 3 minggu
tetapi sudah bisa menurunkan angka kecelakaan. Insya Allah tahun ini angkutan lebaran akan
kita ram check sejak 1 Mei, otomatis hampir 2 bulan kita lakukan ram check terhadap
kendaraan terutama untuk unsur teknis dan administrasi serta penunjangnya. Kalau unsur
teknis itu meliputi rem, pengereman terus mengenai ban, mengenai lampu utama, lampu
pendukung dan sebagainya, terus mengenai wiper, mengenai sabuk keselamatan atau safety
belt. Kalau adminstrasi itu terkait dengan STNK-nya, terkait dengan buku ujinya dan
sebagainya. Kalau pendukung itu seperti speedometer, peralatan pendukung yang memang
diperlukan untuk penyelenggaraan angkutan umum. Apabila kami menemukan kendaraan
tidak memenuhi unsur teknis dan administrasi akan kami tunda keberangkatannya atau tidak
diberangkatkan. Kalau untuk yang pendukungnya bisa diberangkatkan dengan catatan harus
diperbaiki terlebih dahulu terhadap fasilitas-fasilitas yang kurang.
Untuk yang terakhir terkait dengan perlintasan sebidang atau palang pintu sebenarnya
memang kereta api. Kami akan lakukan koordinasikan dengan Direktorat Jenderal
Perkeretaapian terkait dengan palang pintu atau perlintasan sebidang yang memang
jumlahnya di data itu ribuan Bapak dan mungkin masih belum semua mempunyai pintu atau
palang pintu di perlintasan sebidang dan memang ini sangat rawan dan menjadi perhatian
dari rekan-rekan di kementerian, terutama kami akan menyampaikan kepada nanti kepada
Direktorat Jenderal Perkeretaapiaan yang bertanggung jawab terhapap penyelenggaraan
perlintasan sebidang untuk di wilayah perkeretaapian.
Saya kira demikian dari kami dari Sekdirjen Perhubungan Darat. Nanti mohon izin
Pak Direktur Angkutan Multimoda akan menambahkan lebih detail terkait dengan persoalan
online. Silakan Pak.
PEMBICARA: CUCU MULYANA (DIRJEN ANGKUTAN DAN MULTIMODA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI)
Yang terhormat Bapak Pimpinan Komite II DPD RI yang terhormat. Yang kami
hormati Anggota DPD RI, Komite II DPD RI. Hadirin yang kami hormati.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Menindaklanjuti di Undang-Undang 22 Tahun 2009, Pak, lahir PP 74 namun dalam
perjalanan waktu KM 35 yang sedianya KM 35 itu mengatur kendaraan bermotor untuk
angkutan umum, kendaraan bermotor umum itu masih mengacu ke undang-undang yang
lama Pak, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992. Dalam perjalanannya ketiga tahun
terakhir kami lakukan revisi KM 35 tersebut seiring dengan dinamika yang terjadi di
masyarakat terjadi munculnya angkutan atau dengan bahasa kita, dengan bahasa harian itu
taksi online maka substansi yang terkait dengan taksi online tersebut kami lakukan
percepatan sehingga karena waktu itu sudah terjadi demo-demo dari salah satu pihak yang
menyatakan itu taksi online itu tersebut merupakan angkutan yang ilegal. Nah untuk itu maka
kami pemerintah merespon secara positif dan secara cepat terkait dengan substansi yang ada
hubungannya dengan taksi online tersebut kami keluarkan, kami lakukan percepatan. Jadi
seluruh substansi angkutan yang tidak dalam trayek yang ada dalam KM 35 kami keluarkan,
kami lakukan percepatan sehingga lahirlah waktu itu PM 32 Pak, PM 32 tentang angkutan
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 8
penumpang atau angkutan orang dengan kendaraan bermuatan umum tidak dalam trayek.
Sementara yang dalam trayeknya masih ada di dalam KM 35 tersebut.
Pada saat kita berlakukan PM 32 tersebut berlaku efektif per 1 Oktober 2016 itu
dalam perjalanannya menimbulkan pro dan kontra dan bahkan mungkin ada demo-demo
yang dilakukan oleh kedua belah pihak baik taksi online maupun taksi konvensional. Nah
seiring dengan waktu kamipun juga merespon secara cepat juga, Kementerian Perhubungan
membentuk tim yang melibatkan para pakar baik akademisi, para pakar transportasi, pakar
kebijakan publik dan seluruh stakeholder di berbagai instansi Pak. Kami bentuk tim khusus
berdasarkan SK Dirjen. Nah ke dalam perjalanannya mulai bekerja tim ahli tersebut dan
dalam waktu bersamaan juga kami melakukan dialog-dialog baik dengan para komunitas
taksi online maupun dengan para komunitas taksi reguler atau taksi konvensional. Singkat
cerita dalam perjalanan dialog tersebut dan dalam dialog atau kajian yang dilakukan oleh tim
ahli tersebut merekomendasikan perlunya adanya revisi terhadap PM 32 karena dengan
lahirnya PM 32 maka pada sejak itu sudah sah secara legal bahwa angkutan taksi online itu
sudah resmi, dapat beroperasi secara resmi Pak. Namun dalam perjalanan itu maka kemudian
tim merekomendasikan perlu adanya revisi terhadap PM 32 tersebut. Di dalam revisi PM 32
dengan mengakomodir atau mendengarkan semua kepentingan atau yang menjadi tuntutan
para pihak maka kami menemukan atau menemukenali 11 materi yang menjadi pokok
tuntutan kedua belah pihak sebenarnya Pak, tidak hanya tuntutan dari taksi online saja. Jadi
baik taksi online maupun taksi konvensional itu maka kami rangkum jadi tuntutan itu ke
dalam 11 materi khusus tersebut. Nah ini yang ingin kami sampaikan.
Yang pertama terkait dengan nomenklatur yang Bapak sampaikan tadi. Bahwa
nomenklatur untuk angkutan yang angkutan sewa ini atau angkutan yang untuk
mengakomodir angkutan taksi online ini adalah angkutan sewa khusus. Di dalam PM 32 kita
diakomodir dalam angkutan sewa saja Pak. Jadi tidak ada sewa umum dan sewa khusus. Di
dalam PM 26 ini maka angkutan sewa ini kita dibagi ke dalam 2 jenis pelayanan. Ada
angkutan sewa umum dan ada angkutan sewa khusus. Angkutan sewa umum itu seperti biasa
yang kita layani sekarang Pak, yaitu sudah sama dengan angkutan sewa terdahulu di PM 32,
yaitu angkutannya yang tetap. Kenapa kita masuk kedalam angkutan sewa? Karena satu-
satunya kendaraan bermotor umum yang beroperasi yang memiliki TNKB (Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor) plat warna hitam hanya angkutan sewa, hanya angkutan sewa. Nah
sehingga nomenklatur untuk mengakomodir angkutan taksi online itu kita masukan ke dalam
angkutan sewa ke dalam angkutan sewa di PM 32 sementara di PM 26 ini sebagai revisinya
PM 32 itu masuk ke dalam sewa khusus. Nah didalam sewa khusus. Kenapa kita masukan ke
kategori sewa khusus? Karena angkutan sewa khusus ini, taksi online itu pelayaran persis
mirip dengan taksi biasa Pak. Dia bergerak atau beroperasi di kawasan perkotaan ini sama
dengan taksi juga, sama persis. Nah, di dalam taksi maka kita masuk ke dalam materi kedua
kapasitas silinder mesin kendaraan ditaksir reguler ini. Ini ada 2 jenis kategori pelayanan
Pak. Ada yang taksi reguler biasa, ada yang taksi eksekutif untuk taksi reguler. Itu kapasitas
silinder mesinnya itu mulai dari 1.000 cc sampai 1.500 cc sementara taksi eksekutif itu di
atas 1.500 cc. Nah untuk angkutan sewa khusus ini karena menganut azas kesetaraan kita
minimal 1.000 cc karena taksi reguler kita, konvensional kita itu 1.000 sampai 1.500 cc.
Sementara untuk angkutan umum, angkutan sewa umum itu minimal 1.300 karena itu
kewenangan masih di pemerintah pusat dalam hal ini di Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat. Ini bisa untuk konsepnya bisa dengan sistem borongan, bisa tanpa kunci atau dengan
pengendara, karena ini bisa kita melampui berbagai macam lintas wilayah administrasi. Bisa
saja ini untuk misalkan orang mau menyewa dari Jakarta ke Denpasar, misalkan untuk 1
minggu, untuk 3 hari dan lain sebagainya. Tentunya ini harus ada minimal cc, minimal
ukuran kendaraan kapasitas silinder. Karena kalau untuk 1.300 itu kan biasanya ada Avanza,,
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 9
ada Avanza G ukuran 1.300 sehingga untuk angkutan antarkota ini masih memadai dari
terutama dari aspek kenyamanan.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu bahwa perlu kami sampaikan bahwa memang untuk dulu
menyusun PM 32, kita mengedepankan aspek keadilan Pak, aspek keadilan, keselamatan dan
tentunya kebutuhan di masyarakat. Nah aspek keadilan itu kita kedepankan karena para
pemain atau pelaku di perusahaan angkutan online tersebut juga Warga Negara Indonesia
sehingga berhak untuk memiliki atau melakukan usahanya yang harus kita lindungi. Nah
sementara untuk di dalam penyusunan PM 26 ini kita juga mengedepankan keselamatan dan
keamanan, kebutuhan dan tentunya kesetaraan. Nah sehingga nanti didalam pelaksanaannya
terhadap materi-materi apa yang menjadi didalam PM 32 kemudian PM 26 untuk yang
nomenklatur kemudian cc dan yang ketiga tentunya terkait dengan masalah, next, nah ini
terkait dengan batas tarif angkutan sewa khusus. Nah ini batas tarif angkutan ini adalah
materi yang baru di PM 26 karena di PM 32 tidak kita atur. Dalam pertemuan-pertemuan dan
dalam kajian-kajian dengan tim ahli bahwasanya baik angkutan atau baik para pelaku taksi
konvensional maupun online semua sudah merasakan saat ini pendapatannya menurun semua
Pak, menurun semua. Mungkin di 1 tahun sebelumnya para pelaku taksi online itu masih
menggunakan kendaraan-kendaraan yang idle, yang daripada di kantor tidak dipakai
sehingga dia terus ya tetapi sekarang mereka sudah banyak yang langsung dedicated, benar-
benar membeli kendaraan itu untuk diusahakan di taksi online, benar-benar mereka bisa
kredit, bisa leasing, bisa leasing. Jadi saat ini, pada saat kami menyusun P26 mereka sudah
mengeluh, sudah mungkin sudah banyak merekapun yang sudah melakukan gagal angsur
sehingga nah untuk itu maka mereka jadi baik online maupun taksi regulerpun sudah
menginginkan adanya pengaturan terhadap tarif tersebut Pak, sehingga kami didalam PM 26
ini tentunya kami harus pemerintah menginginkan taksi regulerpun juga dengan kehadiran
taksi online tidak boleh mati Pak. Taksi reguler konvensional juga harus tetap hidup. Nah
tetapi taksi online pun juga harus tetap bisa berjalan. Nah ini untuk itu maka supaya mereka
bisa berjalan semua maka tarif batas bawah pun kita atur. Sementara tarif batas atas kita atur
tentunya kitapun sendiri sudah seringkali mendengar bahwa pengguna jasa masyarakat dalam
hal ini pengguna jasa, dalam hal-hal atau dalam waktu-waktu tertentu yang terutama di jam-
jam sibuk mereka harus membayar taksi online pun juga melebihi, lebih mahal ketimbang
dengan taksi reguler. Nah tentunya ini kita juga adanya pengaturan tarif baik batas atas
maupun batas bawah. Nah pengaturan terhadap tarif batas atas bawah ini yang semula
memang ini menjadi diserahkan kepada daerah karena kita tahu bahwa pelayanan untuk
taksi, untuk angkutan sewa khusus ini sama dengan untuk taksi biasa, perizinannya itupun
diserahkan kepada daerah dalam itu kepada gubernur yang tentunya sudah mengetahui
karakteristik dan daerahnya masing-masing. Nah untuk tarif batas inipun juga kita tentunya
diserahkan kepada daerah. Namun sebelum diberlakukannya PM 26 ini kita seringkali kita
sedang membahas dengan para kadishub dan kita sudah melakukan simulasi paparan dari
kadishub-kadishub seluruh di Indonesia. Waktu itu kita paparkan yang sudah siap itu Jawa
Barat dan Jawa Timur. Dalam paparan tersebut ditemukenali bahwa besaran satu dengan
lainnya itu sangat berbeda. Untuk Jawa Barat itu waktu itu tarif antara batas bawah atas itu
sama baik terhadap taksi konvensional maupun taksi reguler. Nah ini sementara untuk Jawa
Timur ini berbeda. Nah ini jadi kita menyelesaikan masalah tetapi akan memunculkan
masalah baru. Untuk itu maka mekanismenya kita sedikit modifikasi, kita ubah, kita
sesuaikan bahwa untuk tarif ini diusulkan dari gubernur dan pemerintah daerah tetapi akan
dibahas dan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat atas nama Menteri
Perhubungan. Nah ini kategorinya ini menjadi scheme yang ada di dalam PM 26.
Kemudian terkait dengan batas atas, batas atau kendaraan angkutan sewa yang terkait
dengan bahasa kita mungkin bahasa kuota, ini juga sebenarnya antara batas kuota dengan
tarif ini kan seperti sisi mata uang kita yang berbeda karena kita ketahui bahwa memang para
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 10
pelaku taksi, baik online, mau terutama untuk yang online ini demand-nya itu kan mungkin
dalam waktu beberapa bulan mungkin tidak akan berubah signifikan ya dalam 1 tahun
terakhir tetapi jumlah kendaraan taksi online begitu signifikan bertambah, otomatis dalam hal
ini pendapatan akan semakin menurun. Oleh karena itu maka mereka itu meminta untuk
dilakukan pengaturan terhadap sewa, terhadap tarif tersebut. Nah sehingga inipun juga nanti
akan menjadi hal yang menjadi di dalam PM 26 itu akan menjadi dua materi yang diberikan
masa transisi, baik batas tarif maupun untuk batas kendaraan angkutan sewa. Nah ini kita
ketahui, Bapak dan Ibu yang kami hormati bahwa ini memang menyangkut hidup banyak
sehingga dalam pelaksanaannyapun juga pemerintah dalam hal ini Kemenhub untuk lebih
berhati-hati sehingga dalam pelaksanaannya untuk masalah tarif dan masalah batas
kendaraan ini diberikan masa transisi sehingga dibutuhkan waktu transisi sekitar 3 bulan
sehingga akan berlaku efektif per 1 Juli untuk masalah tarif, sehingga nanti dari daerah
sekarang ini bisa diberikan waktu untuk leluasa untuk melakukan pembahasan-pembahasan
dengan stakeholder di daerah masing-masing. Nah dalam mungkin bisa saja pembahasannya
dimulai bisa dari sekarang tergantung kesiapan daerah masing-masing, tetapi akan
diberlakukan efektif nanti per 1 Juli 2017.
Kemudian lanjut dengan masalah dengan kewajiban STNK berbadan hukum.
Memang didalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 ini undang-undangnya masih
diperbolehkan usaha angkutan umum itu atas nama perorangan. Namun dengan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 itu harus berbadan badan hukum. Memang didalam STNK
ini terjadi masalah yang menimbulkan pro dan kontra, apakah dengan diharuskannya
diwajibkannya perusahaan angkutan itu harus atas nama berbadan hukum termasuk
didalamnya STNK harus berbadan hukum. Nah di dalam PM 32 sebenarnya sama Pak, di
dalam PM 32 STNK juga harus atas nama badan hukum, dalam hal ini atas nama perusahaan,
didalam PM 26 pun sama. Nah ini memang ada terkait dengan Undang-Undang Koperasi, di
dalam Undang-Undang LLAJ. Nah kemudian kami terakhir di dalam Putusan MK itu sudah
memang di dalam Putusan MK-nya itu terkait dengan judicial review sudah turun terkait
dengan usaha angkutan umum itu harus berbadan hukum dan terakhir ada juga dari legal
opinion baik yang mungkin yang diterbitkan oleh lawyers, oleh profesional lawyer juga
mengamanahkan ini adalah STNK harus berbadan hukum dan tentunya dengan adanya surat
dari Kementrian Kumham bahwa sebagai legal opinion dari Kumham yang menyatakan
bahwa merupakan kepanjangan atau aturan dari Undang-Undang 22 dan PP 74 itu maka
STNK itu harus berbadan hukum Pak. Ini salah satu, tetapi didalam pelaksanaannya tentu
kita tidak serta-merta harus berbadan hukum. Di dalam PM 26 kita akomodir masa transisi,
ini juga sama 3 tahun Pak ininya masa transisi ini sampai nanti akan berlaku di 1 Juli. Nah
tetapi sebenarnya di dalam PM 26 kita sudah kita siapkan wadahnya Pak. Kita siapkan di
dalam pasal peralihan bahwa pada saat kendaraan yang beroperasi tidak serta merta harus
melakukan perubahan nama dari STNK perorangan ke badan hukum. Ini masih
diperbolehkan beroperasi sampai masa berlaku STNK tersebut habis. Nah kita ketahui masa
berlaku STNK itu kan 5 tahun Pak. Jadi kalau mereka misalkan masa berlakunya itu kalau
baru beli STNK-nya sudah tahun kemarin, berarti kan masih ada 4 tahun sampai masa
berlakunya habis. Nah ini dan di dalam masa berlaku habis pun juga sebenarnya Permendagri
108 juga sudah ada juga diskon terhadap bea balik nama bagi kendaraan pribadi ke yang
perorangan, itu untuk Permendagrinya ada diskon 70 persen Bu.
Nah kemudian terkait dengan rasa waswas dari pemilik kendaraan karena masih
banyaknya perorangan, itupun juga didalam lampiran di dalam PM 26 pun sudah sudah kita
lampirkan Pak, kerjasama, perjanjian kerjasama antara perorangan dengan badan hukum
tersebut sehingga kalaupun dijadikan itu sebagai beralih atas nama badan hukum
kepemilikannya tetap masih atas nama yang bersangkutan, ini sudah kita lampirkan. Nah ini
sebenarnya kita lampirkan sebagai langkah untuk efisiensi. Sebenarnya kalau pemilik
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 11
keadaannya mau lebih afdol lagi bisa juga diadakan di atas nama di notaris, tetapi kan dengan
di notaris tentu timbul lagi biaya yang tidak sedikit. Kalau ini kan cukup materai, di atas
materai 6.000. Ini perjanjiannya merupakan lampiran dari PM 26 Bu. Jadi ini sudah kita
akomodir. Kemudian terkait dengan STNK ini juga kita sudah memasukkan ke dalam PM
26 dan dalam masa transisi sebenarnya sudah sudah berlapis-lapis ya keamanannya di dalam
PM, di dalam STNK itu ada sudah Kumham-nya sudah ada, masuk ke dalam masa transisi 3
bulan, di dalam lampirannyapun juga sebenarnya masa transisinya itu sebenarnya sama saja
dengan 5 tahun kalau di dalam PM 26 karena sampai masa habis berlaku. Nah tadi yang Pak
Pimpinan tadi sampaikan bahwa ini untuk kendaraan baru memang betul Pak untuk
kendaraan baru tidak perlu uji berkala pertamanya itu ada cukup struknya saja dilampirkan.
Ini terkait dengan masa uji KIR ya ini masuk ke dalam materi berikutnya terkait dengan uji
berkala KIR. Nah di PM yang lama, di PM yang 32 ini masih menganut asas KM 35 dulu
pengetokan KIRnya itu dilakukan pada saat uji KIR berkala, itu harus pada saat uji pertama
harus diketok. Nah ini yang menjadi komplain tuntutan daripada komunitas online karena
dengan diketok kendaraannya itu akan menjadikan cedera kendaraan sehingga purnajual atau
pada saat dia sudah selesai digunakan sebagai taksi online untuk dijual kembali itu akan
menjadi jatuh harganya Bu sehingga mereka berkeberatan. Untuk itu maka didalam hal ini
kita lakukan kita dengan cara di-emboss. Jadi ada plat besi itu di-emboss nanti ditempelkan
didalam kap mesinnya sehingga dia terlindungi. Pada saat nanti tidak digunakan lagi sebagai
taksi online itu bisa dilepas kembali itu dan ini ya ini akan diberlakukan terhadap seluruh
kendaraan Pak. Jadi tidak hanya taksi online saja karena kita dari awal tadi menganut azas
kesetaraan. Jadi semua kendaraan baik nanti bis apa segala macam ini juga harus begini. Jadi
harus begini, harus dengan konsep di-emboss dan untuk KIR inipun juga karena di dalam
Undang-Undang 22 sudah diamanahkan itu tidak hanya bisa dilakukan pengujian kendaraan
atau KIR itu UPT-UPT kabupaten/kota sebagai unit pelaksana pengujian kendaraan bermotor
tetapi ini dalam waktu dekat juga akan dilaksanakan oleh swasta, dan ini kita sudah sudah
Direktorat Sarana Perhubungan, Dirjen Perhubungan Darat sedang menyiapkan seluruh
perangkatnya baik regulasi aturan dan koordinasi terutama dengan Kementerian Keuangan
karena ini ada terkait dengan retribusi yang biasa dilakukan oleh kabupaten/kota. Kemudian
juga sebenarnya Pak Menteri juga sudah me-launching pengujian kendaraan bermotor yang
dilakukan oleh swasta itu di Hibaindo, daerah Cakung tetapi nanti ke depan ini mungkin para
APM atau swasta, para APM-APM itu bisa melakukan KIR mandiri, KIR yang akan
dilakukan swasta yang tentunya sudah mendapat rekomendasi dan akreditasi dari pemerintah.
Nah ini merupakan sejarah juga nanti yang mana kalau swasta sudah melakukan bisa
melakukan uji KIR tentunya ini kemarin di Batam seluruh penguji kendaraan bermotor sudah
dikumpulkan untuk segera melakukan pembenahan-pembenahan, pengujian dilakukan secara
profesional, kalau tidak nanti begitu swasta masuk untuk melakukan pengujian kendaraan
bermotor ini ya mungkin bisa ditinggal ya kalau tidak segera dilakukan secara profesional.
Kemudian ini pul Pak, ini pul juga memang bahasanya saja kita sesuaikan pul itu
kalau memang didalam PM 32 itu kata-kata pul masih muncul tetapi di dalam PM 26 itu pul
itu kita sesuaikan menjadi tempat penyimpanan kendaraan yang memiliki kapasitas sesuai
dengan kendaraan yang dimiliki Pak, sehingga kalau misalnya para pelaku taksi online itu
memiliki kapasitas kendaraan itu atau kalau dalam bahasa kita mungkin garasinya hanya
muat 3 kendaraan ya dia harus memiliki 3 kendaraan, jangan sampai memiliki 10 kendaraan
nanti yang 7 kendaraan lainnya bisa parkir mengganggu lingkungan di lingkungan masing
masing. Nah ini juga sama. Jadi nanti ke depan pul ini dahulu memang pul itu di KM 35 itu
mengamanahkan bukan hanya sebagai tempat penyimpanan kendaraan tetapi juga untuk
menaikturunkan penumpang. Nah ini di dalam PM 26 dan nanti di dalam KM 35 di dalam
revisi dalam trayek karena kebetulan terminal, ini nih ada konsep terminal ke depan seperti
apa, nanti untuk angkutan dalam trayekpun juga semua turun naik penumpang harus di
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 12
terminal. Jadi pul hanya benar-benar untuk menyimpan, melakukan perawatan-perawatan
kendaraan yang bersangkutan saja. Nah ini. Kemudian bengkel ini juga diatur. Nah ini sama
diatur jadi cukup dengan melakukan kerja sama dengan bengkel-bengkel resmi atau bengkel-
bengkel yang telah direkomendasikan. Kemudian pajak. Ini pajak juga sama Pak, di PM 32
tidak diatur, namun dalam karena di dalam tim yang dibentuk itu ada tim yang melibatkan
lintas kementerian, ada dari Ditjen Pajak Kementerian Keuangan. Berdasarkan pengalaman
Ditjen Pajak mengaudit google itu mengalami kesulitan-kesulitan Pak, bahkan informasi
yang kami terima sampai sekarang juga belum selesai untuk menentukan audit perpajakan
google tersebut. Nah atas pengalaman tersebut maka ini terkait dengan substansi untuk
kepentingan perpajakan itu di dalam PM 26 itu ditulis sendiri dari Ditjen Pajak. Kami tidak
mengotak-atik kalimatnya, kita masukkan saja di dalam pasal terkait dengan.. Memang
substansinya bukan masalah pajak Pak, di dalam masalah ada dashboard yang paling tidak
sedikit harus memuat transaksi, harus memuat, harus menunjuk bank yang ada di Indonesia
sebagai tempat penampungan transaksi. Nah itu banyak Pak di dalam pasal tersebut itu murni
semuanya redaksinya dari Ditjen Pajak yang menulis. Nah ini jadi kemudian dalam PM 26
itu diatur. Nah yang akan dikenakan pajaknya tentunya adalah perusahan aplikasi, bukan para
pelaku atau para pengemudi taksi online Pak, tapi aplikator itu, vendor yang akan dikenakan
pajaknya. Ini juga sama, ini nanti akan masuk masa ke dalam transisi yang 3 bulan Pak, nanti
yang akan berlaku efektif per 1 Juli.
Nah kemudian ini akses digital dasboard. Ini di PM 32 ini sudah ada dulu, cuma
diaturnya secara manual. Jadi kami meminta kepada perusahaan aplikasi itu untuk
menyampaikan data seluruh armada yang dioperasikan, kemudian perusahaan angkutan
umum yang bekerja sama dengan perusahaan aplikasi tersebut, kemudian alamat kantor,
kemudian menyampaikan seluruh cabang-cabangnya yang benar yang beroperasi di
Indonesia dan lain sebagainya. Nah ini memang tidak bisa efektif dan terutama untuk
monitoring di lapangan tidak efisien Pak. Oleh karena itu maka sekarang diatur secara
dashboard, secara online Bu. Jadi kita minta diberikan akses dari perusahaan aplikasi
tersebut tentunya melalui perusahaan angkutan yang bekerjasamanya supaya kita bisa
monitor berapa sih kendaraan yang beroperasi yang dia berikan aplikasi tersebut di wilayah
operasinya dimana saja. Nah inilah yang sebenarnya tanpa ini ya harus diakui kita akan,
dalam melakukan monitoring akan mandul. Sering kali ini yang akan menyebabkan masalah-
masalah di lapangan karena terakhir ini secara manual itu dulu pernah dilakukan oleh Dishub
DKI dengan melakukan yang tentunya dengan jebakan-jebakan batman seolah-olah dia
mengorder kemudian di tengah jalan ternyata dia itu masih ilegal, perizinan belum lengkap.
Nah ini hal itu hal yang dilakukan manual oleh Dishub DKI beberapa bulan yang lalu Pak,
sebelum terbit, lahirnya PM 26 ini. Nah ini kepolisian juga angkat tangan untuk melakukan
penertiban di lapangan apabila harus setiap Avanza hitam harus distop, ini juga polisi juga
angkat tangan. Oleh karena itu satu-satunya alat untuk melakukan monitoring pengawasan di
lapangan ini dengan akses digital dashboard tersebut, dan ini sebenarnya merupakan atau
domain-nya ada di Kominfo. Jadi tentunya kami dalam ini juga tim melibatkan Kominfo
nanti juga dalam waktu dekat karena ini masuk ke dalam materi yang masa transisinya hanya
2 bulan Pak. Jadi mulai per 1 Juni ini harus sudah bisa berjalan dengan baik untuk melakukan
monitoring melalui akses digital dashboard tersebut, karena nantinya ini nanti harus
diberikan kepada para gubernur juga sebagai pemberi izin, karena ini izinnya nanti semua
ada di gubernur Pak. Jadi izin seluruh angkutan sewa ini ada di gubernur sudah diserahkan
karena ini karena sama pelayanannya dengan taksi sehingga dia, sehingga nanti gubernurlah
yang tahu dari daerahnya itu di situ berapa jumlah taksi konvensional yang beroperasi,
berapa angkutan sewa khusus yang beroperasi.
Kemudian terkait dengan sanksi ini tidak diatur di PM 32 khusus untuk angkutan
online ini, maka di dalam PM 26 tentunya diatur. Nah ke dalam pengaturan semula kita akan
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 13
melakukan pengaturan secara rigid di dalam PM 26 tetapi dalam konsultasi terakhir dengan
Kominfo karena ini adalah aturannya ada di Kominfo maka ini sepenuhnya menjadi
kewenangan Kominfo, Pak. Nah jadi dalam waktu dekat sanksi sudah ada tetapi mekanisme
sanksi itu sendiri seperti apa, ini nanti Kominfo yang akan mengatur. Sebenarnya didalam
konsep semula sudah kita atur yang inline sebenarnya yang di dalam aturan Kominfo, dalam
waktu 2x24 jam apabila misalkan permohonan rekomendasi penutupan kita itu tidak
diindahkan oleh operator, perbaikannya tidak dilakukan maka Kominfo akan melakukan
pemblokiran, penutupan terhadap akses vendor aplikator tersebut, tetapi karena ini
domainnya dari Kominfo maka kita keluarkan aturan yang rigit seperti itu. Jadi di dalam
pasalnya kita hanya akan dilakukan lagi permohonan rekomendasi untuk pemblokiran ke
Kominfo. Bagaimana cara melakukan pemblokirannya itu nanti Kominfo yang akan
melakukan atau menindaklanjutinya, dan itu dalam waktu dekat kami akan lakukan
pembahasan internal dengan Kominfo dan Pusdikom yang terkait dengan IT yang ada di
lingkungan Kementerian Perhubungan, terutama untuk di daerah-daerah bagaimana caranya
daerah bisa melakukan akses monitoring, karena daerah juga ini satu hal yang sangat concern
Pak tanpa adanya pemberian akses impossible daerahpun melakukan pengawasan di lapangan
bahkan sebenarnya secara ini tidak masuk sisi dalam 11 materi, materi khusus. Ada juga dua
hal yang salah satu bentuk pengawasan di lapangan nantinya Kepolisian Negara Republik
Indonesia itu akan memberikan kode khusus dengan di dalam TNKB-nya Pak, khusus untuk
angkutan sewa khusus. Nah di kita nanti dalam hal ini pemerintah daerah mungkin Dishub
Provinsi pun akan melekatkan atau memberikan stiker sebagai tanda khusus Pak. Nah stiker
itupun juga konsep ke depan akan berkonsep RFID sehingga berapa yang diberikan izin oleh
pemerintah daerah, kemudian berapa yang beroperasi di lapangan itu dengan stiker RFID itu
bisa termonitor juga Pak. Nah ini bagi masyarakat awampun pada saat pengawasan di
lapangan dengan adanya stiker itu akan menjadi termonitor di lapangan. Jadi bisa monitor di
lapangan dan bisa juga melakukan monitoring terhadap akses digital dasbord yang diberikan
sama kita ini. Nah ini stiker kemudian dasboard itu masa berlakunya, masa trasisinya 2 bulan
Pak, karena memang ini keterkaitannya dengan kesiapan-kesiapan daerah, karena daerah juga
harus melakukan pergeseran-pergeseran.
Kita sudah melakukan koordinasi. Kita sudah membentuk grup-grup juga dengan
dishub-dishub kabupaten. Memang bukan berarti belum siap semua ya. Kemarin cek terakhir
juga dengan beberapa provinsi ada yang sudah siap Pak, tetapi ada provinsi lain juga yang
belum siap. Nah mungkin untuk yang manual ini mungkin tidak ada masalah ya kalau yang
manual itu kan stiker itu juga kan tidak terlampau mahal ya, bahkan kita juga sudah
menyiapkan nanti untuk stiker ini nanti apabila ada daerah-daerah yang katakanlah kesulitan
anggaran kita bisa Direktorat Angkutan ini, dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat untuk
menyiapkannya stiker-stiker tersebut. Nanti akan kita berikan ya kita hibah operasionalkan
ke dishub-dishub atau ke daerah-daerah yang membutuhkan atau yang belum siap untuk
mengadakan stiker tersebut. Kemudian kita ketahui bahwa konsep atau substansi PM 26 itu
Pak. Kita sudah melakukan uji-uji publik, baik secara formal uji publik kita lakukan, bahkan
secara informalpun juga pada saat kita berdialog-berdialog dengan para komunitas kita
seringkali kita lakukan. Itu bahkan dialog secara informal itu kita lakukan malah lebih jauh
lebih sering ya, tetapi yang secara formal kita pernah lakukan di Jakarta itu pada tanggal 27
Februari, itu seluruh stakeholder kita undang, seluruh pelaku taksi online, perusahaan
aplikasinya, taksi regional, organda, asosiasi YLKI kita undang semua. Kemudian yang
kedua uji publikpun juga kita lakukan di 10 Maret di Makassar, itu hampir seluruh
stakeholder di Kalimantan dan Sulawesi kita undang juga yang memang pada saat itu
Makassar pada, di minggu-minggu yang sama akan melakukan demo. Kemudian kita
lakukan uji publik di Makassar alhamdulillah berjalan dengan baik lancar ya. Kemudian apa
yang kita tidak harapkan tidak terjadi. Kemudian dalam itu juga, dalam waktu bersamaan Pak
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 14
Menteri Perhubungan juga sudah memerintahkan kepada jajaran Eselon I bahkan Pak
Menteri juga melakukan deseminasi informasi terkait dengan revisi PM 32, Pak Menteri
langsung di Semarang kemudian di Jakarta. Pak Menteri kemudian Pak Dirjen itu di Bogor,
di Bekasi, di Bandung kemudian KBPTJ di Depok, kemudian di Tangerang, ini Pak Menteri
juga di Tangerang sehingga di seluruh wilayah Jabodetabek ini sudah dilakukan diseminasi
informasi terkait dengan substansi revisi PM 32 menjadi PM 26 ini. Alhamdulilah setelah
kita undangkan PM 26 ini per 1 April, ini sampai sekarang alhamdulillah bisa berjalan
dengan baik. Nah kita sekarang sedang mengejar jangan sampai masa transisi yang diberikan
di dalam PM 26 itu selama 2 bulan untuk stiker, untuk KIR dan untuk dashboard, ini jangan
sampai meleset. Kami untuk kesiapan semuanya sudah kita persiapkan, kita koordinasikan
juga dan dalam waktu dekat akan kita lakukan finalisasi koordinasi. Kemudian terkait dengan
masalah yang transisi 3 bulan yang nanti akan berlaku efektif per 1 Juli ini terkait dengan
pajak, dengan tarif batas atas batas bawah, STNK dan kuota inipun juga sedang kita
melakukan riset tersendiri, riset khusus karena pelaksanaannya ini menyangkut hidup banyak
orang sehingga pemerintah lebih hati-hati Pak.
Itu hal-hal yang ada di dalam substansi PM 26 secara ini kami sampaikan. Kemudian
terkait dengan terminal yang tadi sudah disampaikan oleh Pak Sesbid, memang terminal ini
sudah di terminal Tipe A sudah dikelola oleh pusat dan kebetulan di bawah koordinasi atau
di bawah tanggung jawab Direktorat Angkutan dan Multimoda. Memang di dalam
pelaksanaannya anggaran sudah kami siapkan Pak, ya anggaran sudah kami siapkan tentunya
anggaran yang waktu itu kita masih anggaran yang belum, peruntukannya belum clear,
belum memadai sebagaimana yang kita harapkan sehingga pada 3 bulan pertama kami
berusaha bahwa terminal Tipe A itu jangan sampai berhenti dulu pelayanannya, jangan
sampai berkurang pelayanannya. Berbeda dengan jembatan timbang Pak, karena kalau
jembatan timbang begitu di P3D-kan ke pusat itu langsung ditutup dulu jembatan
timbangnya, baru dibuka kemarin sama Pak Dirjen, itupun tidak belum semua Pak baru 25
jembatan timbang. Nah tapi terminal Tipe A tidak bisa kita tutup . Nah sehingga pada 3 bulan
pertama ini kami berusaha supaya pelayanan Tipe A itu tidak berhenti kemudian jangan
sampai listrik mati Pak, jangan sampai, karena kan perpindahan dari Dinas Perhubungan
kabupaten/kota ke pusat. Nah itu jangan sampai yang disampaikan Pak Sesdit tadi gajipun
berhenti. Nah ini kebetulan memang ada perbedaan. Kalau gaji untuk PNS ada di Pak Sesdit,
gaji non ASN-nya ada di Direktorat Angkutan. Nah kami berjuang jangan sampai gaji non
ASN ini, karena kalau sampai non-ASN ini tidak tidak digaji, ditinggalin, tidak ada yang
jaga, tidak ada yang membersihkan, dan sebagainmya, ini bermasalah Pak. Nah kami juga
secara konsepnya untuk penggajian terhadap ASN ini yang banyak ini, yang mencapai
hampir 1.000 sekian ya ASN eh non-ASN itu ternyata pelaksanaannya juga tidak semudah
yang kita bayangkan, karena kami konsepnya tidak mau menyetor uang transfer ke terminal.
Kami semua Anggota ASN harus membuka rekening tabungan, semua harus tabungan. Jadi
kami sistemnya cashless semua. Jadi sistem transfer semua Pak. Jjadi kalau misalkan
mengacu pada orang yang tidak bertanggung itu akan balik lagi, uangnya tidka bisa
ditransfer.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Interupsi Pimpinan. Interupsi sebentar.
Mohon maaf Pak.
Terima kasih Ketua.
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 15
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Bisa sebentar kita selesaikan?
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Ndak. Begini, Ketua. Saya interupsi ini, Ketua.
Pertama tentang permasalahan perhubungan yang sangat krusial tentang angkutan
dulu, karena lagi sebentar saya berkeinginan ada suatu perdebatan suatu pertukaran pikiran
tentang permasalahan-permasalahan yang ada di daerah, karena kami di Bali sebagai kelinci
percobaan tentang aturan ini, dan saya terima kasih kepada teman-teman yang belum menjadi
kelinci untuk percobaan ini. Yang tadi disampaikan tentang stiker itu bisa dilakukan tapi ini
mobil hancur. Sekarang sudah hampir 25 mobil hancur, belum manusianya nanti akan
hancur, ini sangat berbahaya sekali. Makanya permasalahan yang ini dulu kita fokuskan
karena ada ada aspirasi ini yang masuk.
Terima kasih Ketua.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Pak Kadek, di awal tadi sudah saya sebutkan bukan hanya di Bali, di seluruh
Indonesia mobil sudah rusak. Jadi ini tinggal sedikit lagi ya kita selesaikan ya. Oke Pak saya
rasa tinggal sedikit ya karena tinggal.. jembatan sudah. Memang intinya kita bicara ini taksi
online tapi karena mau lebaran kita tambahkan tadi soal angkutan lebaran, kereta api,
jembatan dan terminal. Saya pikir nanti kita jawab sekalian. Silakan Pak.
PEMBICARA: CUCU MULYANA (DIRJEN ANGKUTAN DAN MULTIMODA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI)
Siap. Memang kami tadi sama Pimpinan diinstruksikan untuk menjelaskan terminal
Pak. Jadi kami terpaksa menjelaskan terkait dengan terminal juga. Jadi kami sampaikan saja
mungkin sebentar lagi mohon izin bahwa terminal alhamdulillah Pak sekarang kami juga
setiap ada penugasan ke daerah selalu pasti kami kontrol terminal. Yang penting memang
kondisi saat ini terminal itu tidak perlu dulu melakukan atau katakan terminal yang mewah
tetapi kami tekankan supaya pelayanannya itu menjadi lebih baik, tertib, bersih. Jadi kami
sampaikan bahwa tidak ada lagi terminal nanti yang di toiletnya tidak ada air, dalam jarak 50
meter sudah bau tidak sedapnya bisa tercium dan lain sebagainya kami terus monitor itu Pak.
Alhamdulillah nanti dalam masalah pergajian non-PNS ini sudah berjalan dengan baik karena
pada prakteknya itu memang ada keterlambatan yang disampaikan Pak Sesdit pada saat kami
ternyata mau maju tagihan ke KPPN ternyata Pak 1 PSN (*non-ASN, red) itu harus
menginput data seluruh keluarga Non ASN tersebut. Jadi untuk 1 orang saja kita harus
menginput seluruh keluarganya. Nah itu menjadi keterlambatan-keterlambatan seperti itu.
Nah ke depan nanti terminal itu akan kita jadikan karena nanti dalam regulasinya akan kita
ubah, setiap angkutan bus itu harusnya bisa menaikturunkan penumpang di terminal, tidak
boleh lagi ada di pul. Nah jadi sehingga nanti ke depan itu di terminal itu akan menjadi
semacam laundry. Setiap bus yang lewat terminal harus dalam kondisi layak jalan. Jadi
pengujian-pengujian, bukan ram check ya, pengujian-pengujian bus itu harus dilakukan tiap
hari di terminal Pak. Jadi tidak, nantinya itu tidak akan sekarang, ram check hanya akan
dilakukan pada saat masuk musim-musim angkutan lebaran. Nah jadi ram check itu ya
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 16
seharusnya nanti kembali lagi kepada nomenklatur semula. Ram check itu hanya dilakukan
insidentil dan random. Nah ini karena apa? Karena pengujian atau pemeriksaannya ini
dilakukan setiap hari di terminal Pak. Nah itu saja yang menurut kami sampaikan dulu.
Mungkin kurang lebihnya kami haturkan mohon maaf.
Wabillahitaufik walhidayah.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Wa'alaikumsalam.
Terima kasih Pak Cucu Mulyana.
Di sini teman-teman sudah pada datang mungkin nanti sekaligus bertanya ya. Tetapi
saya mau katakan sedikit mungkin saya arahkan bahwa ada masa transisi tertanggal 1 Juli
2017 terkait 4 hal. Pertama, tarif, STNK, pajak dan kuota. Jadi pemerintah membuat dua
moda yaitu angkutan sewa umum yang konvensional, yang kedua angkutan sewa khusus
yang mempergunakan aplikasi online dan tadi kita mendengar bahwa pemerintah mendorong
agar yang konvensionalpun mempergunakan online untuk mempermudah usahanya. Saya
pikir itu kira-kira yang saya bisa lihat dan tadi sudah disampaikan tentang ini. Oleh sebab itu
silakan bertanya kepada teman-teman sekalian. Kami persilakan Ibu Daryati dulu sebentar.
Sebentar Pak Kadek biar Ibu Daryati tapi saya izin dulu ada urusan dalam negeri yang tidak
bisa diwakilkan. Jadi silakan Ibu. Silakan bertanya. Izin Pak ya.
PEMBICARA: DARYATI UTENG (JAMBI)
Terima kasih.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Perkenalkan nama saya Daryati dari Provinsi Jambi.
Yang saya hormati Bapak-bapak narasumber dari Kementerian Perhubungan, Bapak
Dirjen yang sangat saya hormati beserta staf, rekan-rekan Senator yang saya banggakan.
Kami sudah mendengar paparan dari Bapak tadi. Tentunya tranportasi merupakan sarana
umum yang digunakan untuk barang maupun manusia. Tentunya juga menjadi terlepas itu
menjadi nyawa untuk orang-orang yang untuk yang bekerja maupun yang berusaha. Dalam
hal ini sebagaimana tadi Bapak juga menyampaikan bahwa ada kejadian-kejadian di Bogor
ya apakah itu busnya tidak layak jalan, terus seperti di Ciwidey yang katanya bus pariwisata
tapi tadi sudah dijelaskan, terus dari Cipali Pak ada yang meninggal 3 orang. Jadi tentunya
ini apakah supirnya atau kendaraannya yang tidak layak jalan.
Selanjutnya juga tentunya kan pemerintah ini melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat. Selanjutnya juga mengenai transportasi online itu, ini jenis transportasi yang
akhir-akhir ini merupakan membuat orang-orang di dunia merasa dimudahkan. Namun di sini
permasalahannya timbul lebih kepada kecemburuan dari tranportasi konvensional Pak. Nah
ini makanya ada demo seperti di Bandung Pak, demo dari mulai tukang ojek demo, taksi
demo. Nah ini bagaimana mengatasi hal ini? Tentunya juga mungkin ada juga kecemburuan
bahwa taksi online itu tidak bayar pajak, begitu Pa. Nah itu barangkali yang ingin saya
sampaikan, nanti karena masih banyak pertanyaan dari rekan-rekan biar berbagi. Demikian
pertanyaan dari saya.
Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 17
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Walaikumsalam.
Silakan Bu Denty.
PEMBICARA: Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI, S.E., M.H. (JATENG)
Terima kasih Ketua.
Saya langsung saja. Dari paparan yang Bapak sampaikan tadi memang menjadi
tambah informasi yang selama ini kami juga bertanya-tanya tentang kontroversi adanya taksi
online ataupun tadi disebutkan Bapak taksi angkutan sewa khusus ya istilahnya? Saya dari
Jawa Tengah dan tentunya kalau saya lihat memang beberapa kota di Jawa Tengah itu sudah
mulai tertarik dan tapi saya sebenarnya ingin tanya sudah penasaran sekali yang tadi Bapak
jelaskan lebih pada roda 4 ya Pak? Nah untuk roda 2 seperti apa? Ini mungkin pertanyaan
krusial saya karena yang banyak dipakai seperti itu. Jadi memang tidak hanya roda 4 tapi
roda 2, kita belum ngomomg roda 6 dan sebagainya Pak. Itu satu, dan yang kedua
kaitannya dengan kewenangan gubernur ini Pak. Nantinya kan untuk kendaraan bermotor
berbasis aplikasi ini kan yang saya bayangkan itu ada di daerah perkotaan Pak dan tentunya
kalau di daerah perkotaan itu hanya wilayah-wilayah tertentu saja. Dan di wilayah perkotaan
ini yang dimaksud apakah di situ bentuknya kotamadya atau seperti kabupaten yang
mempunyai wilayah yang seperti kota, begitu. Nah ini mohon untuk penjelasannya karena
saya pikir kalau gubernur yang mengatur tentunya akan juga banyak daerah-daerah otonom
ini kan lebih paham karena kendaraan bermotor itu beroperasi di wilayah kabupaten ataupun
kota. Kaitan dengan itu yang ingin saya tanyakan juga saya agak juga kurang paham dengan
aplikasi dashboard tapi dengan penjelasan dari Bapak tadi ada sedikit bayangan, berarti di
situ kan diatur juga atau dideteksi juga kendaraan ini berjalan di area mana. Nah apakah
kebijakan gubernur juga nantinya itu membatasi, misalnya, kalau kami yang di kota besar
seperti Semarang Pak, kalau umpamanya Semarang atau Solo ya umpamanya kendaraan ini
beredar keluar dari kota Semarang, itu radius berapa begitu? Nah ini kan juga tidak mudah
Pak untuk itu, karena kami menggunakan kendaraan berbasis aplikasi ini kan tentunya juga
selain nyaman tarifnya, nyaman karena plat hitam kan seakan-akan punya sendiri gitu kan,
dan juga kita bisa diantar ke mana-mana. Nah "kemana-mana" itu yang saya mohon
penjelasan Bapak, kaitan juga dengan kewenangan gubernur dalam mengaturnya.
Yang ketiga, saya juga pelanggan taksi Pak, utamanya Blue Bird. Saya itu kemarin
baru dikasih informasi bahwasanya, “Bu sekarang bisa juga pesan melalui Go Bird”, kalau
saya bahasanya mereka itu Go Bird, begitu. Saya buka di aplikasi ternyata Go Car. Jadi Blue
Bird tapi yang dia juga ikut aplikasi dan ternyata Blue Bird ini tidak semuanya juga ikut
karena ada beberapa alasan. Salah satu alasan yang menarik saya tanya, “Kenapa Pak tidak
ikut daftar ini?”, “Bagaimana Bu nanti saya dapat fee-nya itu tidak langsung.” Kalau dia di
perusahaannya sendiri kan langsung dia dapat fee, begitu. Kalau yang ikut aplikasi harus ada
rantainyalah dan melalui bank dan sebagainya, tidak bisa langsung diambil, begitu. Itu
alasannya. Dan beberapa tadi Bapak sampaikan, terakhir kaitannya dengan terminal Pak. Di
kabupaten saya, Kabupaten Temanggung terminalnya nomor 1 Pak se-Indonesia, tetapi
yang memberikan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup kaitannya dengan
kebersihan ya, bukan, justru banyak mobil Pak. Yang ingin saya tanyakan begini, kemudian
terminal ini adalah Tipe B yang sekarang diserahkan kepada provinsi. Memang apa yang
disampaikan Pak Kadek tadi, heran juga ya kenapa terminal kayak gitu bisa menang ya,
nomor 1 lagi, dan sekarang menjadi rujukan studi banding bagi daerah-daerah. Tapi memang
fasilitasnya yang sangat lengkap dan bersih dan terlayani dengan baik. Cuma yang agak
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 18
mengganggu yang saya amati adalah jalan Pak, masih banyak berlubang dan sebagainya dan
termasuk sekarang karena transisi dipindah kewenangannya ke provinsi sehingga untuk
retribusipun belum berjalan Pak. Nah ini mau sampai kapan Pak? Sehingga predikat untuk
terminal terbersih ini yang otomatis kan juga Dinas Perhubungan terkait lho Pak ini,
walaupun yang memberikan dari Kementerian Lingkungan Hidup tetapi kalau pelayanan
seperti ini jadi kita bertanya-tanya, begitu. Maksudnya kalau dipindah ke provinsi, katakan
itu masa transisi tetapi juga tapi seperti penggajian dan sebagainya kan harus cepat, tidak
boleh lama-lamalah Pak supaya ini bisa berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Terima kasih Pak.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Silakan Ibu.
PEMBICARA: Hj. PERMANA SARI, Ssi., M.M., M.B.A. (KALTENG)
Terima kasih Pimpinan.
Bapak narasumber, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas paparannya.
Saya ini di Kalimantan Tengah Pak. Dan kalau bicara mengenai online kayanya saya
itu masih jauh ya Pak. Masih belum ada bayang-bayang ke sana, tetapi terakhir saya pulang
ke Kalimantan Tengah sudah ada yang bilang ada Bu ojek online tapi cuma satu atau dua ya.
Mungkin yang menjadi pertanyaan saya ini bagaimana mereka itu bisa beroperasi kalau cuma
ada 1 atau 2, sementara kan perusahaannya di pusat di Jakarta begitu, mereka beroperasi di
daerah yang sementara ya bisa kita lihat itu sebenarnya saya bilang agak aneh begitu kalau
ada ojek online satu atau dua. Jadi mungkin saya tanya itu peraturannya itu seperti apa?
Karena kalau dibilang kan ini disebutkan bahwa nanti masalah tarif segala itu berdasarkan
peraturan gubernur. Saya kira agak sulit juga buat gubernur membuat satu peraturan bila
cuma ada 1 atau 2 saja, tapi mungkin kedepannya nanti seperti apa kan kita tunggu lah
karena saya pikir yang namanya masalah teknologi ini kan hanya menunggu waktu, tapi
sementara ini kan belum ada. Jadi mungki ini masih kecil tetapi kita mungkin
mengantisipasilah ke depannya seperti apa masalah ini. Itu yang pertama.
Kemudian yang terkait masalah terminal Pak, yang di Kalimantan Tengah itu
sebagian besar kami tidak naik di terminal, lebih banyak di pul-pul atau dikantor-kantor bus
sewaan. Jadi mungkin minta perhatiannya untuk perhubungan, seperti apa nanti menghadapi
ke depan terutama untuk angkutan lebaran nanti. Ini sebenarnya saya menyiapkan untuk
angkutan lebaran tetapi karena di sini khusus online agak-agak bingung juga saya
menyampaikan, terutama untuk hari ini tidak ada sungai ya Pak ya? Tidak ada. Ya sudah
saya lewat saja.
Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Baik, Ibu Riri.
PEMBICARA: Hj. PERMANA SARI, Ssi., M.M., M.B.A. (KALTENG)
Karena saya ada titipan Pak untuk terkait lebaran. Kemarin saya ke Pelabuhan
Bangendan, Kabupaten Kota Riam Timur. Saya kira sehari setelah saya datang ke sana Pak
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 19
Menteri ke sana juga, dan mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini sudah sesuai dengan
apa yang disampaikan kepada Bapak Menteri yaitu permintaan untuk pengurukan alur
Sungai Mumtaya Pak, terutama di dua titik di Serambut sama di depan pos kehutanan itu, ada
dua titik. Alur Sungai Mumtaya yang ke arah.. Jadi ada 2 titik di sana. Saya lupa namanya di
Serambut dengan pos kehutanan itu pos berapa lupa saya. Ada 2 titik karena kalau itu nanti
kan kira-kira pertengahan tahun ini sudah mulai menurun ya debit airnya. Sementara kita
mau lebaran dan lain sebagainya, itu menghambat sekali. Kadang-kadang mereka bilang
kapal menunggu bisa sampai 12 jam. Nah kalau nyangkut bisa sampai 24 jam, padahal itu
bergiliran masuk ke arus sungai. Jadi diharapkan kalau bisa dilakukan pengurukan di sana.
Padahal sudah lebih 10 tahun belum dikeruk. Jadi itu pesan yang disampaikan ke saya.
Kemudian dengan pelabuhan juga, masalah bongkar muat barang Pak di Pelabuhan
Bagendang itu yang sampai sekarang belum ada solusinya. Terakhir saya lihat mereka
bongkar muat di jalan raya Pak, dan itu sangat, bukan saja kotor tetapi juga mengganggu lalu
lintas karena barang kan besar-besar kan. Sementara kapasitas Pelabuhan Bagendang sendiri
saya lihat tumpukan dari kontainernya itu sampai 5 bahkan ada yang 6 tumpuk karena sudah
penuh sekali kapasitasnya. Jadi tolong dicarikan solusinya seperti apa, karena itu baru bulan
Maret dan menurut tren yang terjadi di Pelabuhan Bagendang itu naik terus volume dari
kontainer-kontainer yang masuk. Mungkin yang terakhir Pak, untuk angkutan lebaran saya
dapat titipan dari beberapa kabupaten untuk permintaan bantuan bus tetapi jangan yang
panjang katanya, yang ada ini kan selalu yang panjang-panjang. Jadi kalau bisa untuk
Kalimantan Tengah itu rata-rata mintanya bus yang ¾. Kemarin Kabupaten Kotawaringin
Timur juga Kapuas, Palangkaraya dan beberapa kabupaten yang lain.
Saya kira hanya itu saja Pak.
Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Jadi Pak Sesdit, tolong dicatat disampaikan ke dirjen yang terkait, Pak ya. Terima
kasih.
Lanjut. Sabar ya Pak Kadek ya.
PEMBICARA: RIRI DAMAYANTI JOHN LATIEF, S.Psi. (BENGKULU)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih. Izin, Pimpinan.
Sebenarnya yang mau ditanyakan sudah tersampaikan oleh Ibu Denty, hanya banyak
banget tadi. Sebenarnya kebetulan saya dari Provinsi Bengkulu, karena hari ini kita banyak
membahas tentang online, angkutan online ini, di Bengkulu sendiri belum terlalu banyak,
Bapak. Yang saya lihat yang menggunakan aplikasi di handphone itu baru satu, selebihnya
itu menggunakan online juga, tetapi lewat WA, Line, telepon, dan lain sebagainya. Tetapi
yang pakai benar-benar aplikasi itu hanya satu, baru satu di Bengkulu. Sebenarnya kalau saya
lihat kebutuhan akan angkutan online ini sudah mulai menjamur di daerah kami, khususnya
di kota, di Kota Bengkulu. Kalau kabupaten belum, tetapi di kota. Cuma saya melihat bahwa
masih agak karena mungkin karena masih sedikit, mungkin perhatian dari pemerintah
provinsi pun belum tercurahkan kepada ojek-ojek online ini dan jumlahnya pun masih
sedikit, tetapi sudah mulai menimbulkan permasalahan antarsesama ojek online.
Nah yang saya ingin, salah satu yang ingin saya tanyakan sebenarnya tadi banyak
disampaikan Bu Denty, tambahan satu saja, Bapak, adakah aturan kepemilikan kendaraan
ojek online, baik roda 2 maupun roda 4 karena ini saya agak bingung. Pemilik ojek online di
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 20
tempat saya sepertinya masih agak apakah memang tidak ada standarnya, tidak ada
aturannya, atau mereka saja yang gampang oh pakai sesama mahasiswa. Selagi tidak lagi ada
kuliah, semua motor bisa dipakai. Jadi kita pun tidak bisa membedakan yang mana yang ojek
online kendaraan. Kalau seandainya kendaraan itu tidak ada standar, saya khawatirnya nanti
motor yang dipakai kan semau-maunya ini, hari ini motornya bagus, cc-nya sekian, mungkin
tahunnya tahun sekian, tetapi besok tahu-tahu motornya yang tidak layak, dan lain
sebagainya. Ini juga berlaku untuk roda 4. Jadi, adakah aturan kepemilikan kendaraan karena
asal comot saja dia saya lihatnya itu. Misalnya Bapak punya perusahaannya, tetapi yang
motor-motornya itu seakan-akan ke mana saja motor siapa saja boleh dipakai, seperti tidak
ada aturan. Jadi, mohon saya diberi gambaran karena yang punya ojek online di kota saya
kebetulan anak-anak muda. Dia memang berwirausaha sendiri, namun saya lihat aduh bahaya
ini kalau semakin besar, semua motor sembarangan bisa dipakai atau semua mobil, mobil-
mobil kecil apakah boleh. Yang kelas-kelas, saya sebutkan merek sedikit ya, Agya, Ayla,
Datsun, yang begitu-gitu, yang kecil-kecil, apakah itu diperbolehkan di sini atau memang
hanya karena dalam kota dan lain sebagainya mohon nanti diberikan informasi kepada kami,
khususnya aturan kepemilikan karena saya baca tadi ada kewajiban STNK berbadan hukum.
Kalau punya STNK berbadan hukum, logikanya adalah memang mobil itu diperuntukkan
untuk angkutan online, tetapi sedangkan ini mana mobil yang menganggur begitu loh, Pak,
yang penting supirnya punya id card sopir, sopir online merek tersebut begitu. Jadi, mohon
masukan dari Bapak yang hadir.
Terima kasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Selanjutnya Ibu Waode mau menyerahkan?
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Diserahkan kepada saya.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Oke silakan, yang penting sudah menyerahkan.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Terima kasih, Pak Ketua.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua.
Om swastiastu.
Yang saya hormati Bapak Ketua Komite II, yang saya hormati rekan-rekan, teman-
teman dari pemerintah dari Kementerian Perhubungan. Sebenarnya rapat dengar pendapat ini
saya sangat tunggu-tunggu sekali karena ingin menyelesaikan suatu permasalahan yang
sudah tiga kali kami menerima demo yang cukup besar di provinsi kami. Nama saya I kadek
Arimbawa, Anggota DPD RI periode yang kedua di DPD RI yang membidangi tentang
perhubungan. Ini daerah kami ini sangat lain karena daerah pariwisata.
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 21
Yang pertama, saya flashback dulu tentang pertemuan di kantor Menteri
Perhubungan. Pada saat itu, Bapak Menteri Jonan kita diundang pada saat penyerahan
bantuan bus. Saya datang bersama Ibu Denty, Ibu Waode yang cantik di sebelah saya ini Pak
Ketua. Tentunya yang pertama saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman di
Kementerian Perhubungan yang sudah melakukan suatu perubahan-perubahan yang sangat
luar biasa. Pada saat pertemuan di Kementerian Perhubungan, jelas dalam satu meja, kami
dengan Bapak Menteri Jonan dengan salah satu DPR dari Bandung dan Ketua Komisi V
DPR RI. Bapak Menteri menyampaikan, Pak Kadek kalau misalkan ada kejadian di Bali
demo yang besar-besaran akan terjadi karena pas hari itu juga demo ada di Bali, yang
pertama saya melarang teman-teman jangan demo bawa mobil mau ditaruh di tengah jalan.
Hampir sekitar 30.000 angkutan yang akan mau demo besar-besaran. Saya bilang, siapa yang
rugi? Kan kita semua karena kita daerah pariwisata. Tolong sampaikan aspirasi masyarakat,
khususnya transportasi dengan baik. Menteri Jonan menyampaikan, kalau memang belum
aturannya jelas, tutup aplikasinya dulu. Aturan tidak ada, aplikasi dijalankan, inilah yang
saya bilang kelinci percobaan. Yang sudah terjadi di beberapa daerah, di DKI Jakarta sudah
kita lihat di media televisi, sebegitu hukum rimba diberikan. Begitu di Bogor dan di Bali pun
sudah terjadi, makanya tadi ingin terus saya imbau bicara tentang apa yang disampaikan oleh
Kementerian. Ini terus terang, Pak, saya sebenarnya sangat mengharapkan Bapak Menteri,
tetapi tidak merendahkan daripada teman-teman di Kementerian Perhubungan, lagi sebentar
saya serahkan ini secara jelas karena ini saya menerima tiga kali demo di kantor DPD RI di
daerah ini sebanyak 57 daripada kelompok-kelompok angkutan. Yang satu kelompok itu
anggotanya lebih dari 500 sampai 5.000, satu kelompok. Nah inilah yang ingin saya
sampaikan karena sangat serius sekali. Dan, apa yang disampaikan oleh Saudara Riri belum
terjadi, akan terjadi seperti itu. Ini yang belum, ini akan yang sudah terjadi bukan saya secara
pribadi selaku Anggota DPD menolak, tidak. Saya tidak menolak tentang kemajuan
teknologi aplikasi ini, tetapi aturannya harus diterapkan.
Yang pertama, pro-kontra transportasi, saya bacakan dulu Pak, yang melibatkan taksi
konvensional dan jasa transportasi berbasis aplikasi telah memberi dampak langsung dan
mengakibatkan polemik tersendiri di masyarakat. Di Bali sendiri, polemik ini bahkan
semakin menghangat meski masih berupaya diredam agar tidak mengganggu stabilitas
keamanan. Menjelang pemberlakuan revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun
2016 tentang angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek, Anggota
Komite II perwakilan Bali melaksanakan penyerapan aspirasi yang dihadiri oleh para unsur
pemerintah daerah dan pengusaha transportasi di Bali. Hampir keseluruhan aspirasi yang
masuk dalam pertemuan tersebut menyatakan menolak keberadaan jasa tranportasi online di
Bali. Ini baru satu Pak, nanti ini ada penerusannya lagi. Hal ini dikarenakan adanya unsur
ketidakadilan apabila aplikasi pemesanan online tetap berjalan, sementara unsur legal dan
perizinan masih belum dipenuhi dan oleh pengusaha transportasi online. Intinya begini, Pak,
bukan kami menolak daripada taksi online, yang kami inginkan aturannya dulu dijalankan
baru menjalankan online-nya. Nah sekarang aturannya masih masih tidak karuan, online-nya
tetap jalan. Inilah penyebabnya, Pak. Dari kementerian juga menyampaikan bahwa sini ada
dua kementerian: Perhubungan dan Kominfo. Dan, Pak Menteri Jonan bilang sama saya Pak,
itu harus Menteri Kominfo memblokir dulu. Makanya, pada saat itu saya senang Bapak
Menteri menyampaikan seperti itu, tegas. Biar aturannya dulu jalan, jangan ditabrakkan
masyarakat ini, yang namanya isi perut sama-sama mau makan. Yang satu aturannya belum
ada dijalankan, yang satu sudah berapa tahun berjalan, ditabrakkan seperti itu. Setelah sudah
tabrak-tabrakan baru mulai aturan dijalankan, tetapi tetap diberikan. Nah ini yang saya tidak
tidak habis pikir kenapa dari Kementerian Kominfo juga tetap melaksanakan itu walaupun di
Kementerian Perhubungan, bukan saya bilang belum siap, sudah siap, tetapi buktinya Pak,
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 22
ada aturan ojek sekarang belum juga ada aturannya, tetapi sudah berjalan. Akhirnya seperti
itu. Nah inilah yang ingin saya sampaikan kepada Bapak.
Dan yang paling penting lagi Pak, kami di dalam pertemuan itu ada solusi Pak,
mendorong agar Menteri Perhubungan dapat bersifat tegas. Hal menegakkan sanksi seperti
yang tercantum dalam revisi PM tersebut. Ini bagus banget, luar biasa, sangat diterima oleh
teman-teman kami di Bali.
Dan yang satu lagi, dalam hal memanfaatkan teknologi untuk pemesanan jasa
transportasi, maka sudah menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Kami mendorong
pemerintah daerah agar mengkombinasikan kendaraan konvensional yang telah ada saat ini
dengan aplikasi tersendiri yang mengedepankan kearifan lokal di mana kami meyakini putra-
putri daerah memiliki cukup kemampuan untuk mewujudkan hal ini. Hadir, Pak, generasi-
generasi muda yang ingin membuat suatu aplikasi daerah tersendiri, hadir pada saat itu. Kami
bisa, kenapa tidak bisa. Barangkali ini menjadi suatu hal baru, artinya teman-teman di daerah
itu bisa berbuat sendiri, tidak memakai perusahaan yang ada di pusat, tetapi tidak tahu entah
apa yang terjadi di bawah. Ini kan kita negara yang begitu besar, kepulauan yang begitu
besar, dan ada daerah yang sudah terjadi, dan ada daerah yang belum terjadi. Sekarang yang
lebih lagi, Pak, ini saya agak panjang sedikit karena memang saya sangat mengaktif, Pak
Ketua tahu, dalam hal menerima aspirasi ini. Teman-teman kami yang sudah menyampaikan
aspirasi tentang transportasi ini kan tentang penerimaan online. Saya bukannya berbeda, Pak,
saya bukan menolak ini, bukan penolakan online ini. Belum saatnya diterapkan karena
aturannya belum jelas. Terjadilah, kalau sudah jelas kan tidak mungkin ada bakar-bakaran,
Pak. Itu bukti daripada belum berjalannya daripada aturan ini. Kenapa kok pemerintah
membiarkan itu? Untuk tidak terjadi lain kejadian yang akan datang kan harusnya online ini
distop dulu. Aturannya dulu ada, baru mulai diterapkan lagi.
Dan yang lain lagi, Pak, keunikan dari Bali. Bali ini daerah pariwisata, Pak. Apa pun
yang terjadi tentang jasa angkutan itu citra daripada pariwisata. Baik angkutan, citra
pariwisata baik; buruk angkutan, citra pariwisata akan turun. Yang terjadi lagi sekarang, Pak,
ini praktik nyata. Orang dari luar Bali datang ke Bali bawa mobil, langsung bisa jadi taksi
online, tidak tahu jalan. Habis itu pakai handphone, padahal ada aturan dari lalu lintas bahwa
mobil tidak boleh bawa handphone. Ini dari Kementerian Perhubungan lewat aplikasi ini,
bawa mobil, lihatlah handphone. Ini sudah aturan yang bertabrakan ini, Pak. Di lalu lintas
Bapak mau membawa mobil kan dilarang untuk terima handphone, tetapi sekarang dengan
aplikasi ini bawa mobil silakan Anda sambil melihat peta. Ya pada lihat peta langsung masuk
jurang. Nah ini bertabrakan ini, Pak. Dan yang namanya internet itu tidak semua, Pak.
Misalkan Pak, contoh Ubud Pak, belum masuk jalan-jalan. Kalau di Jakarta ya sampai ke
pelosok-pelosok sih sudah masuk, coba kalau online ini di Papua, apakah sudah bisa masuk
karena aturan ini kan seluruh Indonesia yang akan melaksanakan, Pak. Nah inilah perbedaan,
kita harus memikirkan tentang beda budaya masing-masing provinsi. Inilah keunikan
daripada Indonesia.
Kekhususan kepada kami di Bali, ini saya lihat juga kejadian-kejadian di seluruh
Indonesia, kebetulan yang terjadi ini yang menonjolkan pariwisata. Yogya, Bandung, DKI
Jakarta, Sulsel, beda. Nah makanya, yang saya ingin sampaikan kepada Bapak Direktur,
tentunya aspirasi ini harus, bila perlu kami siap dari DPD untuk diadakan diskusi di
Kementerian Perhubungan. Sekarang kami mengundang Kementerian Perhubungan di DPD
untuk keseriusan daripada Menteri Perhubungan menyelesaikan ini, undanglah kami Pak dari
DPD. Saya siap bersama pimpinan untuk hadir. Kalau bisa Bapak mengundang Anggota
DPD yang sudah terjadi bakar-bakaran ini. Makanya, sebagai catatan tadi saya tentang apa
yang Bapak sampaikan tadi, tanda khusus Pak, tanda khusus dan stiker itu tidak perlu Pak
karena tanda khusus yang dilakukan di Bali, yaitu hancurnya mobil. Itu tanda yang dilakukan
oleh konvensional. Ini sudah beberapa kali terjadi. Itu ditandai Pak oleh konvensional.
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 23
Nah ini kalau sekarang terus, tetapi saya mengucapkan terima kasih dengan
Kementerian Perhubungan sudah melakukan ini. Makanya, dalam melakukan perubahan
aturan ini jangan disuruh jalan dulu, Pak. Coba kita berpikir sekarang bersama-sama, kita
sudah tahu ini aturan belum bisa dijalankan, kenapa praktiknya sudah dijalankan. Buktinya
Kementerian Perhubungan mengadakan revisi ini, berarti kan belum belum pas jalan ini. Nah
itulah aspirasi yang dulu sudah saya sampaikan kepada Menteri Jonan. Pak, bolehkah Pak,
Menteri Jonan maunya tegas Pak waktu itu, harus. Barangkali dengan adanya beliau
menyampaikan seperti itu, beliau di-reshuffle. Ini jelas Pak, saya sangat sedih sekali waktu
itu karena satu meja kita makan, ada Ketua Komisi V, Pak Menteri ini di Bali sekarang mau
ada demo besar-besaran begini, saya stop untuk tidak turun ke jalan, bagaimana Pak? Tegas
Bapak Menteri pada saat itu, tutup aplikasi. Nah inilah sekarang mudah-mudahan teman
teman yang masih belum punya kejadian begini nanti siap-siap saja karena kami di Bali ada
juga kejadian seperti ini, Pak. Ditelepon datang, bukan orangnya Pak. Artinya, di aplikasinya
orangnya A, tetapi yang datang B. Ini daerah pariwisata, Pak. Yang naik tamu, mau kejadian
mau pemerkosaan, Pak. Ini karena apa? Satu, perusahaan itu tidak berkumpul menjadi punya
satu badan usaha, punya pul. Ini menyendiri-menyendiri Pak semua. Siapa yang ini jadi ikut
mobilnya mobil pribadi jalan-jalan diberikan bebas Pak. Orang dari Jawa, dari Banyuwangi,
ke Bali bawa mobil langsung, itu terjadi Pak di daerah. Nah khususnya kami di daerah
pariwisata, sangat merugikan pariwisata Bali dan ini akan terdengar di internasional. Dan
yang baru dekat ini adalah dibakarnya mobil di Pantai Kuta, taksi online. Sudah ada maksud
saya terangkan juga beritanya di sini.
Nah inilah Pak, kalau memang nanti Bapak bisa, saya akan undang, saya akan
buatkan satu kegiatan di Bali karena ini serius Pak, serius sekali karena teman-teman kami di
taksi, angkutan konvensional ini sudah dititik klimaks dan sudah memanjangkan perutnya
karena dia tahu yang diajak dia bermasalah adalah saudaranya sendiri yang sama-sama untuk
perut. Tetapi, dia meminta Pak tutup dulu ini, selesaikan dulu aturannya biar jelas, bukan
masalah uang dari pada, kan ada teman-teman berpendapat ini online-nya bagus karena
murah, bukan murah mahalnya dulu. Masalahnya sebelum waktu online belum ada, siapa
yang mengantar dari desa A ke desa B, kan dia dari dulu itu yang punya perusahaan-
perusahaan angkutan konvensional. Tolonglah hargai teman-teman yang punya usaha ini.
Datang-datang teknologi sekarang ini tanpa babibu langsung jalan, ya timbullah kejadian
seperti sekarang.
Nah itulah intinya Pak, memang ini tugasnya bukan dari Kementerian Perhubungan,
memang pada saat itu Menteri Jonan pun menyampaikan itu dan di televisi jelas saya tonton
juga pernyataan beliau untuk segera Menteri Kominfo menutup dulu aplikasi itu. Tidak ada
lagi tiga harinya reshuffle, nah itulah. Karena begini Bu, sangat serius sekali, tiga kali kantor
DPD digeruduk oleh angkutan konvensional dan angkutan online mau ketemu saya. Saya
bilang saya bukannya tidak mau menerima, tetapi saya sudah tahu permasalahnya bukan di
Anda. Bukan permasalahan tentang online, permasalahannya di konvensional. Saya bukan
menolak online, tetapi saya ingin menerapkan dulu aturan sesuai dengan kewenangan kami
selaku anggota. Jangan sampai kami menerima, mengizinkan daripada yang belum begitu
jelas ini, kan saya jelas itu Pak tengah-tengah. Bukan kami tidak menerima, ini bukan unsur
penolakan dan penerimaan, unsur yang saya ingin sampaikan penerapan dari aturan ini.
Sekarang ada yang namanya tarif atas, tarif bawah. Kemarin saya tonton di televisi, di TV
One kan jelas dilakukan perdebatan-perdebatan itu. Bukan itu ujungnya Pak, bukan tarif
atasnya, tarif bawahnya. Di Bali kami ini kekhususannya lain Pak. Di dunia pariwisata harus
jelas orangnya itu siapa, mobilnya usahanya di mana, pulnya siapa. Kalau terjadi kejadian
tentang hal-hal negatif tentang pariwisata, tentang tamu yang ada ke Bali, siapa yang
bertanggung jawab? Kalau sekarang perorangan seperti itu, bahaya Bali Pak. Tetapi, aturan
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 24
itu kan bukan untuk Bali saja, untuk seluruh Indonesia, tetapi akibatnya kepada Bali sangat
riskan sekali. Telah terjadi beberapa kejadian, pembuktian-pembuktian itu Pak.
Nah itu walaupun saya keras-keras begini Pak, tidak ada niat saya itu untuk
merendahkan daripada teman-teman di Perhubungan. Teman-teman di Perhubungan sudah
sangat luar biasa membuat suatu perubahan-perubahan ini. Saya dengan Pak Kadis
Perhubungan Provinsi itu bagaimana caranya ini. Di satu sisi dia dua kementerian Pak. Di
sini mengatur mobilnya, di sini mengatur online-nya. Di sini sudah sesuai dengan aturan,
dengan adanya online ini buyar Pak, itu kejadian, ini praktiknya sebenarnya. Ini kan alam
maya semua, alam yang tidak ada mempergunakan ini. Lewat media online, lewat media
maya ini, di sini melakukan provokasi SARA, di sana ribut, Aceh Singkil hancur. Kan begitu
dunia maya. Nah ini juga begitu Pak. Oleh sebab itu, saya sangat berterima kasih untuk
menerapkan aturan yang sudah ada kemarin. Itu tentang aturan daripada perusahaan-
perusahaan angkutan yang ada di provinsi-provinsi, dengan adanya online sangat luar biasa,
teknologi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, tetapi aturannya harus jelas dulu. Jangan
aturan belum jelas, itu sudah berjalan. Kami jelas melakukan ini, menyampaikan ini kepada
Bapak dan Ibu, dan mohon untuk diterima dan diteruskan kepada Bapak Menteri. Kami
walaupun apa pun kesibukan saya, saya akan siap hadir untuk Kementerian Perhubungan
untuk melaporkan ini. Karena apa? Semua pariwisata akan hancur bilamana citra Bali oleh
perdebatan antara konvensional dengan taksi online terus terjadi. Ini belum di titik puncak,
Pak. Kemarin semua mau bawa mobil, langsung masuk jalan dengan waktu yang sudah
ditentukan, dia akan turun dari mobil, dia akan duduk di pinggir jalan. Apa yang akan terjadi,
Pak? Tidakkah dalam satu hari stuck tidak ada yang bisa bergerak. Itu mau dilakukan, Pak.
Nah inilah yang ingin saya laporkan kepada Bapak. Berikanlah walaupun Bapak dan
Ibu tahu karena saking serius kami dengan aspirasi ini, ini adalah demi kelancaran daripada
transportasi kita di seluruh Indonesia, saya akan menyerahkan aspirasi ini kepada Bapak.
Mudah-mudahan, bukan mudah-mudahan Pak, harus ditindaklanjuti. Tetapi, dengan
keseriusan saya, saya siap menerima undangan dari Bapak. Ataukah di rapat ini saya ingin
tanya, kalau saya membuat kegiatan di Bali mengundang semuanya dari ketua-ketua unsur
unsur yang mudah-mudahan sampel ini bisa dijadikan acuan kepada provinsi lain yang akan
mengarah ke pariwisata, Pak. Bangka Belitung, NTB, Danau Toba, destinasi pariwisata ini
akan terjadi. Untuk itu, kami lagi sebentar perlu jawaban dari Kementerian Perhubungan.
Reses kami di atas tanggal 10 Pak. Tanggal 9 mulai Paripurna, tanggal 10 kita reses, di antara
reses itu saya akan agendakan untuk kegiatan akbar penyerapan aspirasi pemerintah Provinsi
Bali, Kementerian Perhubungan, dan masyarakat online dan konvensional seperti kita
melaksanakan pada saat reklamasi itu, Pak. Nah itu nanti kita akan satukan kembali dan pada
saat itu Kementerian Perhubungan kalau bisa datang menteri, saya luar biasa, pada saat itu.
Nanti saya yang mengginikan Bapak Gubernur, Bapak Gubernur sudah pusing sekarang Pak?
Diberikan bola mentah ke daerah.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Oke Pak Kadek
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Ya itu saja dari saya. Terima kasih. Pak. Ini akan saya serahkan.
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 25
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Tolong diserahkan. Foto-foto. Tolong serahkan kepada Pak Sesdit langsung. Ini Pak
Kadek ini walaupun begini Pak, kalau di Bali ini yang membuat kita tertawa Pak ini. Pak
Kadek tidak dikenal di Bali, cuma Lola dikenal Pak.
Baik. Ada lagi teman-teman dari, oh Ibu ya, silakan Bu ya.
PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc. (SULTRA)
Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
To the point, Bu ya karena jam 1 kita selesai.
PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc. (SULTRA)
Ya to the point, baik.
Yang terhormat tamu kita siang ini, pagi ini dari Kementerian Perhubungan, Bapak,
mohon maaf saya tadi masuk belakangan sehingga namanya tidak ingat, beserta rombongan.
Terima kasih.
Yang pertama, apresiasi saya terhadap perubahan-perubahan yang sudah dilakukan
yang tadi ditampilkan revisi, khususnya menyangkut angkutan sewa umum dan sewa khusus
tadi ya. Memang hari ini kita diberitahu oleh Pimpinan Komite II bahwa pembahasan kita
meskipun ada beberapa topic, tetapi yang terutama adalah tentang taksi online. Dan tentang
taksi online ini memang sudah menjadi yang ditunggu-tunggu di Komite II, Pak Kadek
terutama. Dan juga banyak teman-teman hari ini tidak begitu banyak yang datang, Pak,
karena sedang banyak yang bertugas di daerah.
Yang kedua, tadi saya sepakat dengan Bapak bahwa ada yang saya catat tiga aspek
yang terutama, terpenting dalam menangani, meng-handle masalah ini. Bapak menyebutkan
ada aspek keadilan, aspek kebutuhan masyarakat, dan keamanan. Keadilan kalau tidak salah
bahwa harus ada keadilan antara pemilik taksi yang lama maupun yang berbasis, antara
mereka ya, dan berbasis online. Kemudian, aspek keamanan tentunya bukan pilihan. Mode
apa pun yang dipakai harus aspek keamanan diutamakan. Tetapi Bapak, saya menurut saya
terutama yang harus dikedepankan menjadi prioritas sebenarnya adalah aspek kebutuhan
masyarakat. Saya kira adalah kewajiban Republik Indonesia, pemerintah kita untuk hadir
dalam menyediakan transportasi kepada masyarakat. Kita punya BUMN yang merupakan
perusahaan milik Negara, tetapi tentunya pemerintah tidak akan mampu untuk melayani
semuanya, termasuk di angkutan darat. Oleh karena itu, melalui memberi peluang kepada
pihak swasta untuk melakukan ini, nah termasuk di dalamnya adalah taksi online.
Bapak Ibu yang terhormat, kalau menurut saya, saya suara Sulawesi Tenggara, tetapi
pemukim Jakarta. Kalau saya melihat, saya melihat adanya taksi online ini dengan
pandangan yang positif. Saya juga pemakai taksi online karena di atas segala-galanya saya
sepakat bahwa yang prioritas adalah kebutuhan masyarakat, dan ini menjawab kebutuhan
masyarakat selama ini, terutama dari segi tariff. Saya berbicara tentang Jakarta karena saya
sehari-hari bergerak di Jakarta. Selama ini transportasi yang ada, katakanlah taksi dan
sebagainya, itu juga merupakan suatu alternatif tetapi ternyata dengan adanya taksi online
masyarakat menjadi melek bahwa kita pun bisa bergerak tidak semahal selama ini. Saya jadi
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 26
berpikir, Pak, berpikir iseng. Selama ini berarti banyak sekali keuntungan yang didapatkan
oleh pengusaha-pengusaha ya katakan taksi seperti itu ya. Biaya apa saja yang dilakukan, ya
tentu ada konstruksi biaya. Saya bukan ahlinya, tetapi bahwa di situ ada biaya driver, ada
BBM, ada maintenance taksi, dan sebagainya, dan sebagainya. Tetapi setelah adanya online,
kita menjadi terbuka mata dan loh kita pun bisa bergerak dengan biaya yang tidak semahal
selama ini. Artinya, ini alternative, memberi kebutuhan. Kita tidak boleh melarang
masyarakat untuk mencari kebutuhan, memenuhi kebutuhannya. Nah menjadi kewajiban
pemerintah untuk membuat aturan demi untuk melindungi masyarakat sendiri dan tentunya
untuk kepentingan usaha juga dalamnya. Saya senang sekali bahwa kalau di luar kita
mendengar tentang apa ya ... (kurang jelas, red.) apa ini maksudnya, perdebatan tentang taksi
online dan Bapak berdua tadi saya senang sekali menjelaskan bahwa Kementerian
Perhubungan ternyata sudah mengatur ini juga. Saya pada saat datang ke sini berpikir, wah
ini banyak sekali gondok saya yang ingin saya tumpahkan. Tetapi setelah Bapak sampaikan,
kemudian juga ada revisi, oh ternyata ini diatur kok. Saya pikir tadi saya pintar banget, ini
bagaimana sih Menteri Perhubungan kok tidak mengatur begini, ini pemerintah bagaimana
sih. Setelah Bapak jelaskan, oh diatur ternyata. Ya memang belum mulus pada saat, pada di
lapangan. Ya tentulah wajar, Pak, pengaturan ya paham sekali ya. Tetapi, ini ada inisiatif dan
ada upaya dari pemerintah untuk mengatur ini. Bagus, terima kasih. Nah kemudian dari
kacamata pengusaha taksi online bahwa minta kemudahan, ada yang bilang tidak perlu KIR,
ada yang sebagainya, sebagainya, saya kira itu tidak benar dan sudah betul yang disampaikan
Bapak tadi. Pemerintah dalam hal ini harus tegas bahwa demi keamanan melindungi
masyarakat, maka tetap harus dilakukan.
Kemudian, ada satu hal yang tadi saya tidak melihat di tabel poin-poin yang itu, yaitu
tentang driver, Pak. Karena, sekarang satu-satunya hal yang menjadi keluhan saya jika
menggunakan taksi online itu adalah kualitas driver. Kalau dari segi lain-lainnya iya kalau
misalnya dengan kondisi kendaraan, jika nanti ada KIR dan sebagainya ya itu mungkin akan
teratasi, tetapi kualitasnya ini yang saya kira bisa sangat berbahaya. Contohnya, jika malam
begitu ya Pak atau subuh ke bandara itu saya tidak pernah berani memakai taksi online
karena mereka tidak ada control, katakan seperti taksi atau Bluebird begitu ya kan mereka
ada masuk jam kerja yang sudah ditentukan. Optimal untuk kemampuan dia mengendara
dengan dengan aman. Itu satu, untuk online saya tidak berpanjang-panjang, tetapi saya di
daerah saya sendiri Sulawesi Tenggara ini belum booming, tetapi saya akan…. Betul saya
penduduk Jakarta, tetapi saya Senator Sulawesi Tenggara. Tetapi, saya menyambut tren ini,
saya kira kita, saya sih optimis dan saya menyambut tren. Ini tren dunia, kita tidak bisa
lawan. Pada akhirnya yang akan berbicara adalah kebutuhan masyarakat. Saya juga dari Bali,
Pak Kadek, baru kemarin malam saya tiba dari Bali dan saya merasakan ini main kucing-
kucingan antara pengguna, saya sebagai pengguna, dengan pengusaha taksi online dan juga
pengusaha taksi yang sudah ada. Tetapi itu menjadi, saya berbicara sebagai turislah katakan
ya, Bapak tadi sebagai senator Bali. Sebagai turis ya memang ada yang agak, saya kasih
contoh saja Pak, misalnya kita mendarat di Bali, saya pun terus terang kaget di Bali itu.
Mendarat bandara internasional.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
… (berbicara tanpa menggunakan mic, red.).
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Tolong hemat waktu.
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 27
PEMBICARA: Ir. WA ODE HAMSINAH BOLU, M.Sc. (SULTRA)
Baik. Iya saya optimis, tetapi Bapak diteruskan untuk menata taksi online ini, tetapi
ini sesuatu menjadi kebutuhan masyarakat. Saya juga masyarakat, jadi menyarankan itu.
Kemudian yang kedua, tentang transportasi. Mungkin tidak spesifik tentang
transportasi laut, tetapi saya barangkali mungkin bisa titip ya Pak ya. Kami di Sulawesi
Tenggara belum lama mendapatkan jetliner, itu angkutan di bawah Pelni mungkin ya. Seperti
kapal Pelni kecil, menghubungkan beberapa kota-kota yang besar di Sulawesi Tenggara.
Kemudian pada saat rapat waktu itu dengan kementerian juga, saya minta diubah jalurnya
karena memang itu salah jalur dan tidak berapa lama diubah, terima kasih sekali. Kemudian
sekarang mohon di … (kurang jelas, red.) jetliner-nya itu sudah sebulan lebih, Pak. Terlalu
lama saya kira karena ini satu-satunya pemerintah hadir menghubungkan ibu kota provinsi
dengan ibu kota beberapa kabupaten, termasuk Wakatobi yang merupakan satu dari 10
destinasi utama wisata nasional. Cuma ada satu hadir pemerintah di sana melalui jetliner dan
ini sudah sebulan lebih mati, ini suatu lumpuh.
Kemudian tentang jalur Pak, mohon agar jalur jetliner ini dimasukkan Bombana,
Kabupaten Bombana karena Bombana – Bau-bau ya, jalur Bombana – Bau-bau itu adalah
jalur tradisional pergerakan manusia yang selama ini pemerintah belum ada di sana. Artinya,
baru mengandalkan kapal-kapal kayu dan kapal masyarakat dan terlalu dari segi biaya mahal,
padahal Bombana itu adalah sentra produksi pertanian yang utama juga di Sulawesi
Tenggara, sementara pasarnya di Bau-bau untuk menuju Jawa dan lain sebagainya. Di sana
selama ini baru ada feri. Kalau tidak salah, sebulan mungkin dua kali ya Pak atau mungkin
seminggu sekali, itu sangat kurang. Ya itu jadi mohon Pak untuk jetliner, jalur Bombana –
Bau-bau tolong diperhatikan. Saya kira begitu dari saya.
Terima kasih.
Saya kembalikan ke Pimpinan.
Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Terima kasih.
Ada lagi ya? Pak Kadek ya, to the point Pak Kadek ya karena kita….
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Nanti dulu, Pimpinan.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Pak Malonda, selamat datang.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Ini biar-biar jelas dulu, Pimpinan.
Yang pertama apa yang disampaikan Ibu Waode tentang kebutuhan, iya. Murah, iya.
Itu yang ada sekarang. Tetapi, barangkali teman-teman tidak ingat pada saat SD, begitu mau
ke sekolah, menumpang transportasi konvensional. Waktu itu belum ada online. Sekarang
sudah ada online kok bicaranya melupakan daripada konvensional ini. Ini Pak, teman-teman
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 28
ini yang disuarakan. Saya ini transport dari zaman dulu, tetapi dengan adanya ini kok saya
langsung tak dipermasalahkan. Nanti dulu Pak jangan berikan, ini sangat jelas karena biar, ini
sama sebenarnya saya pengguna online di Jakarta, iya. Tetapi, ini kan saya mewakili Bali.
Kejadiannya seperti ini.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Pak Kadek, saya pikir masalah….
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Dan lagi satu Pak, khusus untuk Bali.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Iya Bali.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Saya tegas, Pak. Di saat ini, online harus di-stop dulu. Aturan harus ditegakkan dulu.
Setelah aturan ditegakkan dulu setelah aturan tegak baru jalan. Itu jelas saya sifat saya.
Aspirasi saya jelas karena apa? karena mudah-mudahan aspirasi Kementerian Perhubungan
tidak di menteri yang ketiga karena RDP dulu jelas dengan Menteri Jonan sudah saya
jelaskan aspirasinya selama ini. Sekarang menteri perhubungan sekarang juga sudah saya
serahkan sekarang ini masih ribut juga, nanti ada reshuffle lagi ada reshuffle kemungkinan
saya serahkan lagi dengan menteri yang ketiga. Mudah-mudahan dalam periode ini tiga
menteri satu aspirasi Pak. Ini makanya bukannya menolak, tidak ini, dalam satu artian sama,
saya juga penikmat, cuman, ini saya jelaskan lagi Pak. Ini berjalan, aturan transportasinya dia
langgar. Ini ada aturan transportasi, harus punya full, harus punya aturan tersendiri harus ada,
ini teman-teman ini harus ada, saya mempelajari aturan ini, ini aturan ini bukan baru Bu, ini
sudah lama ini. Ini perubahan sudah banyak sekali. Dari perubahan ini pun teman-teman
sudah tahu dan dipelajari lagi. Akan terjadi tidak permasalahan, ada lagi. Makanya saya
bilang untuk perhubungan melakukan revisi daripada ini, khusus Bali karena pariwisata ini
Pak, itu terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Baik Pak Kadek, saya pikir jelas ya masing-masing sama, Pak Kadek minta kalau
boleh khusus Bali ditunda dulu sampai peraturannya keluar. Kalau yang lain kita pun setuju
menghargai pemerintah sudah ada peraturan ini sekarang kami serahkan kepada Bapak untuk
menjelaskan itu. Mungkin bisa dalam waktu 10-15 menit Pak ya. Kalau tidak perlu dijawab
secara tertulis Pak karena ini apa yang disampaikan teman-teman adalah aspirasi daerah,
tidak ada yang tidak aspirasi daerah, jadi sangat penting. Dengan segala hormat kami
persilakan Pak tapi izin saya urusan dalam negeri sebentar. Lanjut Pak.
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 29
PEMBICARA: HINDRO SURAHMAT (SESDITJEN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN RI)
Terima kasih Pimpinan, Bapak Ibu sekalian Dewan yang kami hormati.
Ya mungkin kami pertama mengapresiasi luar biasa pada Bapak Ibu Anggota Dewan
Anggota DPD yang terhormat, terkait berbagai perhatian saran dan apresiasi bahwa juga
mungkin kritikan kepada kami. Juga kami menyampaikan selamat datang Pak Malonda
kebetulan 1 kampung mohon izin kalau kemarin, hampir sama dengan Ibu Waode saya
tinggal di Jakarta tapi orang Sulawesi juga makanya orang Solo Pak Solo Pak, Ibu Solowesi
tapi aslinya Madiun Bu tapi terlalu lama tugas di Sulawesi Tengah menjadi anggota Pak
Malonda, 29 tahun saya bertugas di Sulawesi saya sudah menjadi warga Sulawesi, KTP
Sulawesi Bapak Ibu sekalian kami menyampaikan beberapa hal yang mungkin tidak terlalu
panjang bahwa prinsip kami menghadap masyarakat yang berusaha di bidang tranportasi
baik itu online dan non-online. Jadi yang menjadi anggota online dan non-online itu juga
anggota Warga Negara Indonesia yang harus kami lindungi ini menjadi perhatian kami dan
kami menghadapi perbedaan itu tentu dengan sikap harus bijak karena itu warga negara
Indonesia yang harus dilindungi usahanya namun demikian memang perlu ada kesetaraan
dalam pengusahaan. Kesetaraan itu lah yang kita buat dalam revisi PM 32 yang memang
sudah terbit menjadi PM 26. Regulasinya harus ada dan kesetaraan itu sudah terwujud karena
angkutan online dan non-online itu sudah diatur dalam revisi PM 32.
Terkait dengan kondisi di lapangan yang masih ada juga yang belum sependapat itu
memang realita yang harus kita hadapi dan itulah kewajiban kami juga harus terus
mensosialisasikan hal itu. Kenapa dibuat revisi PM 32 dan sudah menjadi PM 26 tentunya
ingin memberikan yang terbaik kepada masyarakat supaya bisa berusaha dengan tenang dan
ini warga-warga kita. Memang ada perbedaan yang sangat mencolok terhadap
penyelenggaraan angkutan online dan non-online tadi terkait dengan tarif juga kenapa bisa
terlalu jauh itulah yang menjadi kendala pemikiran yang menjadi isu yang sangat krusial buat
kami setahu kami, setahu kami, saya sudah 29 tahun, bahwa sudah kepala dinas di kabupaten
pernah ke provinsi, pernah pernah menjadi direktur, cukup lama kami di lapangan
menghadapi demo bahkan angkutan itu bukan 3 kali 4, mungkin 20 kali lebih dan itu kami
laksanakan dengan ikhlas karena memang kondisi di lapangan yang kita hadapi masyarakat
yang sulit yang kecenderungannya memang untuk mencari makan yang sehari itu didapat,
sehari itu habis sehingga kami juga tidak bisa keras tentang penyelenggaraan angkutan
perorangan, yang sifatnya perorangan itulah yang kita atur sekarang menjadi angkutan yang
dedicated sehingga angkutan itu tidak perorangan harusnya angkutan itu bisa dilaksanakan
dengan perusahaan angkutan itu yang kita lakukan dalam undang-undang tetapi itu pun
masih ada polemik dan ini ya kami harus bertahap secara hati-hati melakukan sosialisasi
karena itu masyarakat kita dan kecenderungannya juga tarif yang terjadi itu menjadi
pertanyaan yang luar biasa, setahu saya tarif yang dikonvensional itu atau angkutan yang
non-online itu sudah sangat tipis, margin keuntungannya kalau keuntungannya besar saya
yakin sudah dari dulu banyak pengusaha angkutan yang sukses dan kaya raya begitu tapi
realitanya perusahaan angkutan itu kecenderungannya kolaps kecenderungannya bangkrut.
Bapak, Ibu lihat seluruh perusahaan angkutan tidak ada yang bisa bertahan lama dulu jaya
terus hilang, jaya, hilang selalu begitu. Itu menunjukkan bahwa margin keuntungan itu sangat
tipis karena risikonya diangkutan sangat besar misalkan kecelakaan dan sebagainya nah
kenapa diangkutan online bisa mempunyai tarif yang sedemikian turun? Menurut konon
ceritanya kami sudah meminta membuka struktur cost, tarifnya itu tidak pernah bisa katanya
ada semacam subsidinya dan ini kecenderungannya berarti ada kemungkinan ingin
memonopoli mengenai angkutan. Saya tidak bisa membayangkan kalau semua sekarang
sudah bisa dimonopoli oleh 1 perusahaan dan ternyata itu nanti bisa menaikkan tarif yang
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 30
rugi juga masyarakat, itulah predatori pricing yang kita hadapi sehingga kita sangat hati-hati
tentang itu.
Lanjut mungkin kami menyampaikan terkait dari Ibu Daryati yang kami hormati
kecelakaan supir atau sarana yang legal yang kita kelayakan itu ditentukan oleh sarana
memang tetapi dalam proses kecelakaan kelayakan kecelakaan itu ditentukan beberapa
faktor, faktor pertama ada human-nya, manusianya, terus sarananya, prasarananya,
lingkungan, lingkungan itu seperti cuaca, tetapi dominan kecelakaan itu terjadi karena faktor
manusianya atau human-nya. Kalau seandainya diketahui bahwa kendaraan itu tidak layak
jalan harusnya tidak dijalankan tetapi kemarin kejadian kemarin bisa jadi kalau menurut
keterangan polisi bisa jadi dipaksakan untuk jalan untuk mengerem pun dengan mengubah
persenelingnya. Itu berarti ada faktor pelanggaran apa lagi kami ketahui bahwa kendaraan itu
juga bukan kendaraan yang peruntukannya karena bukan angkutan pariwisata awalnya, dan
itu tidak ada izinnya, otomatis juga tidak ada KIR itu pelanggaran yang luar biasa oleh
karena itu biar kita arahkan kepada polisi bagaimana proses penindakan setelah kecelakaan
itu. Yakin kalau itu perusahaan terdaftar di kami, pasti kami akan cabut izin trayeknya.
Kemarin Pak Dirjen sudah komitmen harus dicabut izin trayeknya tetapi persoalannya kalau
itu juga tidak terdaftar bagaimana kami harus menindak, kita serahkan kepada pihak
kepolisian.
Selanjutnya berkaitan dengan ojek kami menyampaikan kenapa ojek ini bisa berjalan
aturannya ada atau tidak? Yang jelas sampai sekarang kendaraan roda 2 di rezim Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2014 itu tidak mengatur tentang terkait dengan ojek atau
kendaraan roda 2 untuk digunakan angkutan umum atau biasa dikategorikan dengan ojek.
Namun demikian kami mengarahkan kami selalu memberikan arahan kepada kepala dinas
karena ini sudah ada, realitanya ada, pemerintah harus ikut campur terhadap pengaturan
kendaraan bermotor. Kalau tidak mengatur usaha angkutannya tetapi mengatur tata cara
beroperasi atau tata cara lalu lintasnya, minimal keselamatan bisa terjamin dan ini kami
sudah arahkan kepada pemerintah daerah untuk membuat peraturan daerah atau Perda atau
membuat peraturan perkada peraturan kepala daerah ya kabupaten kota, kita mengarahkan
itu.
Saya pernah menjadi kepala dinas Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, mungkin
orang yang pertama membuat perda ojek itu saya, tahun 2003 kami sudah membuat perda
ojek dan itu kami menyikapinya realitanya ada undang-undang tidak memungkinkan kami
mengatur tata pola operasinya dan ini ternyata gejolak saat itu antara angkutan karena pada
waktu itu belum ada online gejolak antara angkot dan ojek itu bisa diminimalisir dan tidak
terjadi konflik horizontal. Pengaturannya misalkan ojek pangkalan tidak boleh berada di
sudut simpang gitu karena akan mengganggu lalu lintas, kita geser dan sebagainya, jarak
antarpangkalan ditetapkan dan sebagainya itu menjadi tata cara pengaturan ojek pada saat
saya menjadi kepala dinas karena undang-undang untuk mengatur angkutan belum ada. Ini
sebagai referensi dan kami mendorong kepada rekan-rekan kepala dinas untuk melakukan
pengaturan yang minimal pengaturan lalu lintasnya.
Mungkin ke depan kita perlu juga memikirkan apakah kita perlu me-review tentang
Undang-Undang Nomor 22 teruntuk bisa memasukkan kendaraan roda dua menjadi angkutan
umum mungkin perlu ditindaklanjuti kedepannya nanti Pak Juju mohon ditambahkan karena
kami tidak panjang. Terus terkait dengan Ibu Denty, mohon izin, menyampaikan terkait
dengan terminal tipe B, terminal tipe B menjadi kewenangan provinsi dan kami hanya bisa
mengarahkan kepada provinsi penyelenggaraan terminal A, B, C sudah harus berjalan sesuai
dengan ketentuan harus berjalan dengan baik dan kami bertanggung jawab tentu di teriminal
tipe A proses pengalihan setahu saya provinsi harusnya sudah berjalan lebih duluan, lebih
baik karena lebih, lebih mudah kalau belum mungkin kami akan tanyakan kembali ya
tanyakan kembali kepada Provinsi Jawa Tengah bagaimana prosesnya kalau untuk terminal
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 31
tipe A kita sudah menyelesaikan Terboyo - Semarang Bu juga, itu terminal tipe A kita juga
akan proses kita Mangkang ya, Terminal Mangkang ya karena Terminal Terboyonya
kelihatannya sudah ya sudah sangat ya perlu mungkin kita siapkan ke Terminal Mangkang
pengaturannya nanti mudah-mudahan semua juga kita arahkan harus masuk ke dalam
terminal karena nanti yang bertanggung jawab kalau tidak masuk terminal yang memberikan
sanksi adalah sebelah kanan saya ini Pak Dirut Angkutan Multimoda Insya Allah kami tindak
lanjuti Ibu Denty yang kami hormati dari Kalteng mohon izin, Ibu Permana Sari, saran tadi
mengenai bus kami tindak lanjuti mengenai pengerukan, bus mohon izin kami
menyampaikan kami tahun ini tidak mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bus tapi
menjadi prioritas kami menjadi prioritas kami tahun depan karena sesuai renstra dan kami
sudah bahas mudah-mudahan Ibu juga mendukung karena kami juga terbatas ya ya betul, ini
juga yang membagi yang disalah juga kanal saya bagian tapi kami sangat mengapresiasi
aspirasi dari daerah mohon izin ada Pak Juju, pak direktur bisa memperhatikan Kalimantan
Tengah, kira-kira seperti itu ya terkait dengan pengerukan ini bagian dari direktorat
prasarana, pengerukan untuk alur sungai nanti kita sampaikan ke direktorat prasarana untuk
pengerukan sungai di pelabuhan ee mana tadi, nama pelabuhannya agak lupa saya Bagenang
Bagenang kalau gak salah, Pelabuhan Bagenang di Serabut dan di pos kehutanan kami segera
tindak lanjuti dan kita sampaikan direktur prasarana, untuk Ibu Riri yang kami hormati
Bengkulu mungkin masih sedikit dan ini walaupun sedikit ke depannya pasti banyak
biasanya karena online ini kelihatannya sulit untuk dikatakan tidak tetap berjalan pasti
nantinya ya kebutuhan dan masyarakat soalnya kita melihat fenomenanya kan masyarakat
lebih suka kepada anggota online artinya itu pasti akan berkembang begitu karena yang
menentukan itu adalah masyarakat atau yang membutuhkan usernya yang yang menentukan
usernya adalah masyarakat saya kira masyarakat lebih suka online ya kita biar bagaimana
harus mengatur online itu, ya kepemilikan itulah yang kita atur STNK harusnya sudah
berbadan hukum jadi tidak boleh perorangan.
Nah persoalannya kan sekarang ini mereka sudah mendapat aplikasi duluan darii
perusahaan aplikasi tahu-tahu sudah muncul di kita. Nah kita mau mengawasi tentu sangat
sulit sebagai referensi kami sebelum ada online saja pernah saya menangkap 200 kendaraan
di Kota Palu provinsi Sulawesi Tengah saat saya jadi kepala dinas terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang hanya menggunakan WA maupun SMS jadi misalkan saya bukan
perusahaan angkutan saya meminjam menyewa kendaraanya orang saya sendiri tidak punya
kendaraan menyewa kendaraan orang saya menjual shit Palu-Poso, Palu-Poso Shit itu mobil
Nova isinya bisa 7 saya menjual Palu-Poso 150 ribu, otomatis 1 kali jalan saya mendapatkan
uang 1.050.000,- sementara saya menyewa hanya 400 ribu saya mengeluarkan qost sewa
400 ribu tambah BBM katakan 300 ribu 700 ribu bayar supir 200 ribu masih ada uang 200
ribu tetapi kendaraan itu bisa balik lagi karena itu hanya 5 jam 5 jam 6 jam bisa balik lagi
artinya 1 hari itu saya bisa mendapatkan uang 2 juta seratus, sementara pengeluaran saya
paling hanya sembilan ratus, tidak mempunyai kendaraan pun bisa memanfaatkan itu, itu
mengawasinya sangat sulit sangat sulit, kami hanya bisa kontrol, paling supirnya saya tanya
ini penumpang atau keluarga, oh keluarga Pak, kalau ditanya supirnya seperti itu terus
membuktikannya saya panggil 1 penumpang, saya tanya kamu kenal supir? Kenal. Rupanya
sudah saling komunikasi dan untuk itu sulit sehingga kami saya panggil lagi saya tanya
penumpang yang dibelakang itu kenal gak namanya? Tidak kenal. Oh berarti itu angkutan
ilegal sehingga kita tangkap, itu bisa menangkap 200 tetapi tidak mempunyai efek jera
apalagi di Jakarta aplikasi seperti ini, saya kira kalau tidak menggunakan digital transport
saya kira sangat sulit untuk bisa mengawasinya. Kita minta menjalankan namanya digital
dashboard yang dari Kominfo itu berjalan saya kira itu mungkin ini sebagai referensi juga
para Ibu prinsip seharusnya diaturan STNK itu harus nama perusahaan supaya benar-benar
orang berusaha itu, berusaha dibidang angkutan ini bukan sekedar mengisi waktu tadi seperti
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 32
kendaraannya pas kosong terus disewakan kira-kira seperti itu. Ya seperti itu, itulah fungsi
pengawasan kita yang sangat sulit untuk tidak karena kita harus tergantung kepada Kominfo.
Kami tidak mempunyai aksi untuk, action atau akses pada aplikasi itu menjadi kesulitan kita.
Ya Pak Kadek dengan semangatnya kami terima kasih, kami sangat paham dengan apa yang
Bapak sampaikan dan menjadi bagian dari kami untuk bisa menyosialisasikan dan bagaimana
menindaklanjuti saran Bapak yang sudah kami sampaikan nanti kami sampaikan ke Pak
Dirjen supaya Bapak, Pak Dirjen, saya kira lebih kuat wewenangnya dibanding saya tapi
minimal kami sudah sangat tahu persis kondisi yang di Bali yang rusak pasti dengan
angkutan online Pak online-nya dan inilah kondisi yang ada, benturan dimasyarakat tetapi
seharusnya itu sudah diatur dengan PM 26. Kalau mungkin belum ada sosialisasi nanti perlu
kami juga menjadwalkan dan menjadi panutan dan kami akan mengundang kepala dinas
untuk berdiskusi Pak supaya bisa bekerja dengan baik. Saya kira itu dengan Bu Waode, saya
kira kami sudah menjawab tadi terkait dengan tarif tadi tarif sudah dijawab, ah jet liner yang
di Pompana mana Bau-Bau biasa docking memang 1 bulan, biasanya keterlambatan docking
karena tempat docking-nya itu terbatas artinya kapalnya di-docking itu banyak akhirnya
ngantri, ngantri ini memang perlu waktu 1 bulan dan biasanya bisa molor ya oke.
Ya terima kasih Bu Waode nanti juga Pak Direktur Angkutan ini yang menyatakan
amatir bisa menjelaskan. Saya kira demikian yang dapat kami sampaikan Bapak Anggota
DPD yang kami hormati, dari Komite II Bapak Ibu sekalian. Kalau ada kekurangan bisa Pak
Cucu menambahkan beberapa hal karena waktunya sudah hampir jam 1 demikian Pak,
terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PEMBICARA: CUCU MULYANA (DIRJEN ANGKUTAN DAN MULTIMODA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI)
Oke Terima kasih mohon izin Bapak Pimpinan. Mungkin kami yang belum di ini
sama Pak Sesbid ya mungkin yang pertama dari Bu Daryanti tapi beliau masih di luar nanti
kalau sudah kembali saya jawab. Yang kedua dari dari Ibu Denty terkait dengan masalah
wilayah operasional taksi online itu sendiri memang nantinya Gubernur itu atau pemerintah
daerah sebelum memberikan atau memberikan izin terkait dengan taksi online seyogyanya
menetapkan dulu tentang wilayah operasionalnya Pak. Wilayah operasional di suatu kawasan
tersebut kalau di Semarang kan tidak mungkin hanya Kota Semarang ya artinya Gubernur itu
harus menetapkan dulu wilayah operasionalnya Bu, karena ini merupakan kawasan perkotaan
jangan sampai dia beroperasi menjadi antarkota jangan sampai karena nanti kalau dia
beroperasi antarkota akan bergesekan dengan angdes nanti dengan AKDP, dengan angkotnya
juga ini sama dengan pola operasi atau ini dengan taksi lah. Harus, boleh, boleh, Bu makanya
kewenangan diberikan kepada Gubernur supaya dia bisa melampaui beberapa, entah itu
dalam beberapa kabupaten atau antarkabupaten dengan kota. Biasanya kan kota dengan
kabupaten itu sudah kawasan perkotaan. Kalau di kita dikenal dengan istilah kawasan
aglomerasi.
Nah jadi kawasan perkotaan sehingga melibatkan 1 wilayah kabupaten atau 1 wilayah
kota sehingga maka di sini gubernur harus menetapkan batas wilayah operasinya tersebut ada
memang itu tapi tidak banyak hanya Yogya saja hanya Yogya saja, nah dalam hal ini geser
kewenangannya sesuai dengan domisili untuk khusus untuk Yogya itu sesuai dengan domisili
perusahaan angkutan umum tersebut. Ya kemudian dari tadi sudah disinggung sama Pak
Sesbid tapi kalau ada Ibu yang ingin lebih pendalaman tidak ada masalah. Kemudian dari
Pak Kadek aturan, aturan itu kalau dari dengan PM 32 itu kan sudah clear Pak aturannya.
Nah sebenarnya kalau dengan aturan itu perusahaan aplikasi itu masuk ke Indonesia itu
sudah memiliki izin sudah di sini dikasih nah dalam perkembangannya dalam PM 32 itu akan
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 33
diberikan dua skill perusahaan aplikasi tersebut apakah ingin menjelma menjadi perusahaan
angkutan umum atau nah perusahaan aplikasi itu mendikler bahwa perusahaan itu hanya
sebagai vendor dia hanya sebagai perusahaan aplikasi bukan perusahaan angkutan umum,
maka di PM 32 pun juga sama dengan PM 26 juga sama tidak berubah bisa beroperasi tapi
harus bekerja sama dengan perusahaan angkutan umum resmi, perusahaan angkutan umum
yang sedang memiliki perizinan, jadi dia berkerjasama ya.
Nah kalau misalkan ini terkait dengan mekanismenya itu pun juga sudah kita atur
baik di PM 32 maupun di PM 26. Dia tidak diperbolehkan memberikan aplikasi kepada
perorangan langsung, dia tidak diperbolehkan memberikan aplikasi pada kendaraan
langsung. Dia harus memberikan kepada perusahaan angkutan umum. Jadi perusahaan
angkutan umumlah yang mengusulkan kendaraan itu, daftar kendaraan yang akan diberikan
aplikasi. Itu di PM 32 dan PM 26 sudah ada, sudah ada dia, nah itu lagi karena ini perusahaan
aplikasi itu memang meng-declare sebagai vendor sebagai perusahaan aplikasi dia tidak ada
izin terkait dengan gak dia terkait dengan usahanya dia karena dari kominfo itu menyatakan
bahwa bisnis bisnis aplikasi bisnis dalam ini yang berbasis elektronik itu tidak berbasis izin
itu memang sehingga mitra kerja perusahaan aplikasi itu berada di bawah pembinaan
Kominfo dari Kominfo sehingga sanksi dan lain sebagainya pun juga itu ya kita kan mengacu
istilahnya itu nanti peraturan yang ada di dalam yang diterbitkan oleh Kominfo. Jadi kalau
aturan pak mungkin Pak Kadek sudah ada kemudian Pak Kadek sudah menyampaikan bahwa
tadi tanda khusus tidak diperlukan karena mobil menjadi rusak. Nah ini kebalikannya Pak
karena tidak ada tanda khusus mobil itu mungkin saja berakibat rusak karena taksi online
taksi konvensional merasa ini jangan-jangan taksi online, ini jangan-jangan taksi online
karena,
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Interupsi Pak, interupsi Pak. Biar gini Pak nyambung sedikit Pak ya, saya terima
kasih barangkali ini salah persepsi Pak ya. Saya sudah mengerti itu Pak tentang aturan itu
sudah. Saya tidak ada apa namanya mengurangi daripada semangat Kementerian
Perhubungan, tidak. Ini saya kita bahas ini Pak bersama-sama. Cuma Pak yang pertama ini
kan aturan Bapak keluarkan revisi ini. Adapun nah ini untuk pengawasannya sudah berjalan
atau tidak untuk menjalankan ini dari hasil kesimpulan rapat bolehkah ini ditutup dulu biar
tidak ada kejadian yang sekarang timbul untuk dia saling bergabung yang konvensional itu
membuat bersama online, yang online pun mengikuti aturan yang Bapak buat.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Silakan Pak dijawab.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Begitu lho Pak maksudnya itu maksud saya bukan menolak. Saya jelaskan ini Pak
terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Jadi intinya Pak, apakah peraturan-peraturan yang sudah ada itu sudah terlaksana
dengan baik atau belum? Kalau belum stop dulu itu kata dia, gimana menurut Bapak?
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 34
PEMBICARA: CUCU MULYANA (DIRJEN ANGKUTAN DAN MULTIMODA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI)
Baik kami akan sampai ke situ tadi Pak. Jadi di dalam peraturan PM 26 ini ada masa
transisi Pak. Di dalam PM 26 pun juga di dalam pelaksanaan sanksinya pun ada secara
persuasif dan edukatif Pak. Jadi pada saat nanti 1 Juli ini Pak, 1 Juli setelah kita masa transisi
3 bulan itu penegakan hukum akan kita lakukan bersama-sama. Kan 1 April itu kan 1 April
itu kan kita diterbitkan berlaku. Dalam hal misalkan 3 item tadi KIR dashboard dan stiker itu
masa transisinya 2 bulan sehingga ini berlaku efektifnya nanti 1 Juni. Bolehkah 2 bulan ini
ditiadakan dulu biar gak terjadi. Ndak, artinya tidak dong kan di dalam PM-nya sudah
dijelaskan terhitung 1 Juni. Terhitung 1 Juni. Nah kemudian yang terkait empat tadi pajak,
tarif, STNK dan batasan kendaraan itu 1 Juli, 1 Juli, 3 bulan, 1 Juli, Juli, iya 1 Juli, 1 Juli Bu.
Nah memang Pak ini kita sadar semua Pak bahwa terbitnya peraturan PM 32
kemudian PM 26 tidak mungkin akan menyenangkan semua pihak, tidak mungkin impossible
tetapi kan harus kita atur, harus dilakukan pengaturan. Nah untuk itu maka kami
mengundang dari sekarang baik mungkin dari Bapak memang kami juga pernah ke Bali Pak,
tidak terlampau jauh berbeda komunitas online dengan reguler Pak sama berimbang di Bali
itu. Jadi kalau kita berpihak kepada yang reguler yang online pun juga ribut sebaliknya tapi
ya dalam ini mungkin kita semua Pak harus memberikan semacam suatu kondisi yang apa
istilahnya itu kita mensosialisasikan supaya situasi tetap kondusif Pak sampai 1 Juli itu
sampai 1 Juli.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Saya sekarang nyambung Pak, Bapak kan punya transisi sampai 1 Juli. Kami daerah
pariwisata ini Pak. Konvensional ini kami adalah mewarisi dari zaman dulu sudah ada
konvensional. Sekarang kan ada online Bapak ada transisi ini yang saya maksudkan di masa
transisi ini kalau online ini belum mengikuti aturan kenapa kok bisa berjalan. Kan harusnya
ditunda dulu yang online ini berikan dia untuk mengurus daripada aturan yang Bapak buat.
Jangan disuruh berjalan sambil jangan Pak, artinya dia itu belum resmi begitu loh Pak.
Jadi transportasi dia sudah berjalan. Akhirnya inilah yang timbul permasalahan
keributan di masing-masing angkutan dua angkutan itu. Bukan saya jangan ini diplesetkan
saya ini mendukung konvensional saya tidak punya perusahaan apa-apa Pak dalam hal ini.
Dalam hal ini demi pariwisata kami tidak tercoreng lewat daripada bentrokkan dua kubu ini.
Kubu online, ini apa yang Bapak sampaikan memang benar dan sangat diminati oleh
masyarakat, benar, konvensional bukannya tidak mau berubah ke sini dia mau berubah ke-
online tetapi aturannya ini dulu dijalankan Pak.
Artinya yang online ini Bapak mengeluarkan surat keputusan dari kementerian untuk
melaksanakan aturan ini sampai 1 Juli. Nah artinya lewat koperasi boleh kan begitu
aturannya Pak, via online berkumpul tersendiri biar tidak individu satu orang satu orang yang
seperti berjalan selama ini. Nah ini aspirasi kami bukan menutup selamanya tidak Pak, orang
kami juga pemakai dan masyarakat senang dengan online kan begitu tapi sebelum dia itu
mencari pekerjaan mencari makan belum pas dengan aturan tunda dulu Pak begitu, poinnya
itu,
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Poinnya itu, silakan Pak gimana? Saya pikir kita hanya 5 menit lagi Pak ya karena
sudah lewat.
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 35
PEMBICARA: CUCU MULYANA (DIRJEN ANGKUTAN DAN MULTIMODA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI)
Iya baik Pak. Jadi yang dari Pak Kadek tadi ya bahwa memang kalau menunda
katakanlah online itu beroperasi ini kan yang online itu beroperasi itu kan tidak hanya dia
beroperasi memberikan aplikasi kepada saat ini kan dia ada yang bekerja sama dengan yang
sudah perusahaan angkutan yang legal. Jadi dengan regulasi PM 32 dan PM 26 itu mereka
sudah sah beroperasi Pak di Indonesia ini, sudah sah beroperasi. Mereka bekerja sama
dengan koperasi A, mereka bekerja sama dengan perusahaan angkutan umum B, dalam
bentuk koperasi dalam bentuk ini, sudah sah secara hukum, sudah sah beroperasi. Nah
sehingga mungkin itu yang spesifik kaya Pak Kadek di Bali ini ya memang mungkin kita
perlu ber-elaborate lebih lanjut ya tapi yang ingin kami sampaikan, ini dengan Pak Kadek
sekaligus juga menjawab dari Ibu Daryati ini menarik sekali juga pertanyaannya bagaimana
mengatasi demo.
Mungkin se-Indonesia itu di Jabodetabek itu taksi online pasti harusnya yang sangat
complicated Pak karena begitu banyak hampir di atas dua puluhan komunitas taksi online.
Nah apa yang kami lakukan di Jakarta khususnya Jabodetabek dan ini sudah kami sampaikan
dengan Kadishub provinsi Pak. Sebelum PM 26 dilahirkan atau masih dalam masa proses
penyusunan PM 32, Dirjen Perhubungan Darat itu hampir tiap malam mungkin seminggu
sampai 3 kali Pak setiap selesai jam kantor, setelah maghrib ketemu dengan para komunitas
taksi online dengan komunitas saking banyaknya sehingga dipetakan waktu itu menjadi 5
besar komunitas online yang masing-masing komunitas itu dia anggotanya itu ada belasan
juga dari komunitas kecil-kecil. Kami lakukan itu Pak pertemuan-pertemuan kenapa karena
Pak Dirjen darat sadar suatu saluran apabila tertutup kalau ada banjir pasti kan akan kalau
ada hujan meluap apalagi di tubuh manusia pastikan stroke. Ini juga sama kalau tidak dibuka
saluran komunikasi dengan mereka pasti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu
juga Pak pertemuan-pertemuan dengan para komunitas taksi konvensional baik dengan yang
formal organisasinya Organda maupun dengan asosiasi-asiosiasinya seperti perhimpunan
pengemudi angkutan darat dengan front transportasi Jakarta bahkan kami sering ketemu
sabtu minggu Pak, di sabtu minggu pun kami ketemu sehingga itulah kami ketahuan
mengetahui apa menjadi tuntutan-tuntutan mereka apa sehingga begitu ketemu dengan kita
mereka itu tahu, mereka sudah sudah aspirasinya sudah tersalurkan Pak. Nah ini yang kami
sampaikan juga dengan teman-teman di daerah tidak bisa kita hanya sekarang bekerja duduk
di meja, duduk di kursi, mengharapkan pengertian pemahaman kesadaran masing-masing
pelaku di lapangan sudah tidak bisa sekarang kita harus turun harus ketemu dengan mereka.
Apa menjadi persoalan mereka kita selesaikan kita apa menjadinya itu ditarik menjadi kajian
apa segala macam, inilah hasil kajian di 26 itu merupakan salah satunya hasil merupakan kita
dialog-dialog dengan mereka di lapangan dan itu kami sudah tiap ketemu dengan para
Kadishub kita sampaikan, sudah tidak mungkinlah kita menyelesaikan segala sesuatu
masalah operasional hanya diselesaikan dengan kita duduk di meja saja.
Nah ini mungkin nanti dengan ibu-ibu kalau ketemu dengan para Pak Kadishub
provinsi, Dirjen saja, tiada hari tanpa begitu Bu, Sabtu Minggu pun dan itu kami sampaikan
karena hari mendampingi bahkan dalam waktu bersamaan apabila harus ada 2 komunitas
harus kita ketemu, saya diperintahkan untuk bertemu dengan Pak Dirjen untuk bagi tugas.
Saya ketemu di Stasiun Gambir dengan mereka ketemu Pak Dirjen ditempat lain, capai, ya
memang capai, sabtu minggu Pak Dirjen itu untuk melakukan itu tapi hasilnya Alhamdulillah
Pak, Jabodetabek sekarang tidak ada dan satu lagi Pak di Makassar karena beliau memang
mantan Kapolda Makassar, Makassar itu pada saat sebelum Pak Dirjen datang untuk
melakukan uji publik sudah ribut ya minta ampun dilaporkan dari dishub itu pada saat RDP
itu sampai mahasiswa itu naik di atas meja. 1 minggu sebelum uji publik saya mendampingi
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 36
Pak Dirjen ke Makassar duduk bersama Pak, dengan aliansinya, dengan semua para
stakeholder-nya kami jelaskan segala macam. Akhirnya Alhamdulillah Pak pada saat uji
publik semua mendukung terhadap konsep substansi di PM 26 tersebut.
Jadi itu Pak yang ingin kami sampaikan bahwa apa yang kami sampaikan itu
sekarang mungkin kami juga itu tularkan Pak kepada para Kadishub supaya benar-benar
menyerap aspirasi itu di lapangan supaya kita membuka dialog sebesar dan selebar-lebarnya.
Mungkin demikian Bapak, terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Baik , terima kasih.
Pak Malonda, ada? Cukup. Oke karena satu kampung dulu sama Pak Hendro. Baik
terima kasih. Saya coba memberikan beberapa kesimpulan yang pertama Pak, khusus
mengenai Bali tolong dibuat pertemuan khusus Pak dengan Pak Kadek, apakah di Bali atau
di sini karena ini merupakan satu contoh dan kami siap Pak. Jadi Bapak buat diskusi di sana
Bapak terangkan karena kita melihat ada dua masa transisi ini Pak Kadek 1 Juni mengenai
KIR dashboard sama stiker sedangkan 1 Juli tarif STNK, pajak dan kuota. Saya pikir kami
dari Komite II akan concern masalah ini Pak tapi kita bikin kan ini kan sudah Mei sebentar
lagi kan sudah Juni sudah nampak ini jadi saya pikir ini dia dua jadi mengenai online ini
sudah ada jalan keluarnya yaitu dibenahi semua tetapi berlaku 1 Juli adalah tarif STNK pajak
kuota sedangkan untuk 1 Juni berlaku KIR, Dashboard, sama Stiker, ini jelas itu kata
kuncinya. Ya jadi mohon itu yang pertama. Yang kedua Pak mohon buat pertemuan khusus
pak di Bali karena ini adalah percontohan jadi Pak Kadek mungkin di sana dibuat dari
kementrian tolong Pak, nuhun sewu berkenan juga dari Menkoinfo datang Pak, ya komite
kita bisa nanti..
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Acara komite habis itu.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Nanti begini saja Pak Kadek nanti kita atur.
PEMBICARA: I KADEK ARIMBAWA (BALI)
Iya beberapa teman-teman kan bisa berapa yang gak hadir sekarang di sini biar
kembali.
PIMPINAN RAPAT: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II
DPD RI)
Kita atur teknisnya Pak Kadek ya. Kita atur teknisnya, boleh.
Terus yang kedua kita memberikan itu mengenai online sudah selesai masalahnya
tetapi perlu pengawasan. Yang kedua Pak mengenai terminal kami mohon diberikan kepada
kami daftar terminal yang menjadi wewenang Bapak sama timbangan supaya kami bisa
membantu Bapak juga untuk membantu mengawasi di daerah karena mungkin bulan depan
kami akan reses. Yang ketiga Pak mengenai kecelakaan lalu lintas terakhir kami
RAPAT KERJA KOMITE II DPD RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN MS IV TS 2016-2017
SELASA, 25 APRIL 2017 37
berkeinginan kalau berkenan Pak, ada beberapa orang dari kami nanti mungkin jam 5 sore
kita cari satu terminal Pak dengan Bapak kita lihat terminal dan kita lihat kesiapan bus yang
mau berangkat ke luar kota. Mungkin beberapa orang kami ikut ke sana nanti jadi Pak Cucu
mungkin bisa berkoordinasi jam 5 nanti dimana kita ke sana ya Pak Harta, jam 5 sore siapa
teman bisa ikut kita langsung lihat ke terminal dan kita lihat kesiapan bus yang akan
berangkat ke luar kota. Kita akan periksa remnya, kita akan periksa diskusnya nanti bapak
yang putuskan. Yang selanjutnya mengenai yang lain-lain saya pikir tadi di luar tadi
mengenai kapal dan lain-lain Pak ini menjadi disempurnakan Pak karena kami pada saat ini
khusus mengenai ini dulu belum kepada yang lain dan yang terakhir ada 1 istilah yang
disampaikan tadi supaya pemda mengeluarkan Perda terkait tentang izin aktivitas sewa di
provinsi. Tadi Bapak ada menyebut itu, nah tentu ini menjadi perhatian karena semua banyak
kewenangan sudah ditarik ke provinsi nah ini menjadi rekomendasi kita juga kepada
pemerintah daerah sehingga tidak terjadi lagi seperti yang selama ini dan satu tadi yang
menarik yang disebut Pak Kadek itu adalah apakah aplikasi lokal bisa juga berpartisipasi
karena itu tadi Pak Kadek sebutkan di samping yang tadi. Nah jadi ini mungkin Bapak
silakan tidak perlu menjawab sekarang karena ini sifatnya mungkin antar kementrian. Bapak
Ibu itu kira-kira yang dapat kita diskusikan pada hari ini. Kalau tidak ada lagi kita tutup. Pak
nanti kita jam 5 ya nanti ketemu dimana Pak, Bapak pilih saja kita beberapa orang akan
meninjau langsung ke stasiun dan kita lihat kesiapan bus yang akan berangkat ke luar kota
supaya tidak kejadian lagi yang di Bogor. Bogor ya, Puncak ya. Baik Bapak Ibu kita tutup.
Alhamdulillah.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita.
Om shanti shanti shanti om.
Kami tutup dengan ucapan terima kasih kepada Pak Hindro Surahmat, Bapak Cucu
Mulyana, dan seluruh dari pejabat Kementerian Perhubungan. Tepuk tangan dulu dan terima
kasih juga kepada teman-teman Komite II yang berkenan hadir, kita tutup dengan resmi.
KETOK 3X
Terima kasih.
Horas.
Nuhun sewu.
RAPAT DITUTUP PUKUL 13.25 WIB
Top Related