LAPORAN DESIMINASI AWAL
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG MARWAH IIIC RSU HAJI SURABAYA
Oleh :
KELOMPOK 4
Umi Sa’adahS.Kep
Mar’atus Silmi S.Kep.
Dian Agustina S.Kep.
Imam Mahrus S.Kep
M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Khoirul Abidin S.Kep
Syaiful Anam S.Kep
M. Yusron Irfani S.Kep
Indah Amaliya S.Kep
Aswin Bahar S.Kep
Zainal Arif Zulfitra S.Kep
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN A6
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt atas rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya ini tidak terlepas dari adanya bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak yang ikut membantu terselesaikannya laporan ini. Pada kesempatan ini, memperkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Puji Rahayu, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Kepala Bidang Keperawatan RSU
Haji Surabaya.
2. Nur Mukarromah M. Kes selaku Perceptor pendidikan
3. Dwiono Mudjioto S.Kep, Ns selaku Perceptor klinik
Semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah memberiukan bantuannya dan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini. Tentu saja Laporan Desiminasi Awal ini jauh lebih sempurna, sehingga memerlukan saran dan masukan. Semoga laporan ini member manfaat untuk kemajuan pelayanan keperawatan dan Rumah Sakit Haji Surabaya.
Surabaya, Maret 2013
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Desiminasi Awal di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya telah diperiksa dan disahkan sebagai laporan praktek profesi keperawatan pada mata kuliah Keperawatan Management yang dilaksanakan mulai tanggal 11 Maret – 14 April 2013.
Surabaya, Maret 2013
Perceptee,
Kelompok 4
Mengetahui,
Perceptor Ruang Marwah IIIC Preceptor Pendidikan
RSU. Haji Surabaya Prodi Profesi Keperawatan
FIK UMSurabaya
Dwiono Mudjioto S.Kep, Ns Nur Mukarromah M. Kes
DAFTAR ISI
iii
LAPORAN DESIMINASI AWAL DI RUANG MARWAH IIICDI RSU HAJI SURABAYA
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................IIKATA PENGANTAR...........................................................................................IIIDAFTAR ISI.........................................................................................................IVBAB 1: PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan
2
1.3 Manfaat
2
BAB 2 : PENGKAJIAN3
2.1 Visi, Misi, dan Motto
3
2.1.1 Visi RSU Haji Surabaya
.......................................................................................................
3
2.1.2 Misi RSU Haji Surabaya
.......................................................................................................
3
2.1.3 Motto RSU Haji Surabaya
.......................................................................................................
3
2.1.4 Tiga Kata Bijak RSU Haji Surabaya
.......................................................................................................
3
2.1.5 Nilai – Nilai Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan RSU
Haji Surabaya
.......................................................................................................
3
2.2 Tujuan Pelayanan Keperawatan Ruang Rawat Inap Marwah IIIC
iv
2.2.1 Tujuan umum… ……………………………………………….4
2.2.2 TujuanKhusus……………………………………………….........4
2.3 Pengumpulan Data. .……………………………………………………4
2.3.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
5
2.3.2 Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2/ Material)
13
2.3.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode)
25
2.3.4 Pembiayaan (M4/ Money)
30
2.3.5 Pemasaran (M5/Marketing)
30
2.4 Analisis SWOT
...............................................................................................................
35
2.5 Diagram Layang
...............................................................................................................
51
2.6 Identifikasi Masalah
...............................................................................................................
53
2.7 Prioritas Masalah
...............................................................................................................
56
BAB 3 :PERENCANAAN.....................................................................................................57
3.1 Rencana Strategi
...............................................................................................................
57
v
3.2 Pengorganisasian
...............................................................................................................
66
3.3 Strategi Kegiatan
...............................................................................................................
67
3.3.1 Penataan Ketenagaan
.......................................................................................................
67
3.3.2 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
.......................................................................................................
68
3.3.3 Sentralisasi Obat
.......................................................................................................
71
3.3.4 Supervisi Keperawatan
.......................................................................................................
76
3.3.5 Timbang Terima
.......................................................................................................
79
3.3.6 Ronde Keperawatan
.......................................................................................................
83
3.3.7 Dokumentasi Keperawatan
.......................................................................................................
88
3.3.8 Discharge Planning
.......................................................................................................
100
vi
3.3.9 Penerimaan Pasien Baru
.......................................................................................................
104
BAB 4: Kesimpulan dan Saran
109
DAFTAR PUSTAKA
112
BAB 1
PENDAHULUAN
vii
1.1 Latar Belakang
Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan
Keperawatan Profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara
profesional perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju
ke arah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2011). Pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di
Indonesia.
Berdasar atas fenomena di atas, maka kami mencoba menerapkan
Metode Praktek Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode primer,
dimana pelaksanaannnya melibatkan semua pasien kelolaan Ruang kelas III di
Ruang MarwahIIIC RSU Haji Surabaya dengan perawat yang bertugas di
Ruang tersebut.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Primer.
b. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
1. Melaksanakan pengkajian di Ruang Marwah IIIC.
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3. Menentukan rumusan masalah.
4. Menyusun rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang
viii
Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi obat, Supervisi
Keperawatan,Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.
5. Melaksanakan rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang
Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi Obat, Supervisi
Keperawatan,Discharge Planning Dokumentasi Keperawatan.
6. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional Ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Metode Asuhan Keperawatan Profesional
: Timbang Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi Obat,Supervisi
Keperawatan,Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.
1.3 Manfaat
a. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal selama klien dirawat di
Ruangan.
b. Bagi perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
c. Bagi rumah sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Perawatan Marwah
IIICyang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
3. Menerapkan Metode Keperawatan Profesional (MAKP).
BAB 2
ix
PENGKAJIAN
2.8 Visi, Misi, dan Motto
2.8.1 Visi RSU Haji Surabaya
Rumah Sakit Pilihan Masyarakat, Prima dan Islami dalam Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian
2.8.2 Misi RSU Haji Surabaya
1. Menyediakan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan yang berkualitas
melalui SDM yang profesional, mukhlis, dan komitmen tinggi sesuai
Perkembangan IPTEKDOK
2. Meningkatkan kualitas hidup sesuai harapan pelanggan
3. Mewujudkan sarana prasarana yang memadai
4. Mewujudkan wahana pembelajaran dan penelitian dalam upaya
membentuk profesional yang handal
5. Menanamkan budaya kerja sebagai bagian dari ibadah dan
profesionalisme
6. Mengembangkan program keunggulan
7. Mengembangkan Jejaring dengan institusi kesehatan lain
2.8.3 Motto RSU Haji Surabaya
Menebar salam dan senyum dalam pelayanan.
2.8.4 Tiga Kata Bijak RSU Haji Surabaya
Salam, Maaf dan Terima Kasih
2.8.5 Nilai – Nilai Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan RSU Haji
Surabaya
1. Tanamkan keramahan dan kesantunan dalam memberikan pelayanan
keperawatan
2. Ciptakan saling menghormati antara perawat /bidan dan tim kesehatan
lain dalam memberikan pelayanan keperawatan /kebidanan
x
3. Budayakan bekerja sesuai prosedur dan prinsip keamanan.
Empat nilai dan sepuluh perilaku dalam membrikan pelayanan keperawatan :
NILAI PERILAKUJujur /kepercayaan - Berkata /berbuat benar dan bijaksana
- Saling menghargai dan bekerjasamaRamah - Komunikatif dan santun
- Sabar dan kasih sayingProfesionalisme - Kompeten dan bertanggung jawab
- Memecahkan masalah pasien melalui proses keperawatan
- Bekerja sesuai standar praktik keperawatanMenghormati orang lain
- Kepedulian- Mengutamakan kepuasan pelanggan- Cepat tanggap dan proaktif
2.9 Tujuan Pelayanan Keperawatan Ruang Rawat Inap Marwah IIIC
2.9.1 Tujuan umum
Memberikan pelayanan keperawatan professional yang islami sesuai
standar asuhan keperawatan.
2.9.2 Tujuan Khusus
1. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia
2. Membantu pasien mengembangkan potensinya untuk kemandiran
perawatan di rumah
3. Mengembangkan standar asuhan keperawatan guna mempercepat
penyembuhan dan mencegah kecacatan
4. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan
2.10 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 11 Maret 2013 sampai 13 Maret 2013,
meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan
pemasaran (marketing). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis
SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu
sebagai prioritas masalah.
xi
2.10.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan, keunggulan dari Ruang Marwah IIIC salah satunya adalah memiliki
SOPdan SAK yang menjadi acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tenaga
S1 Keperawatan 3 orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 14orang, tenaga
DIV Keperawatan sebanyak 1orang, tenaga SMA 3 orang sebagai PRS. Kepala
Ruangan merangkap menjadi CI atau pembimbing kliik bagi mahasiswa
keperwatan. Pembagian tugas dan wewenang yang jelas karyawan.
1. Struktur Organisasi MAKP Metode Tim
Gambar 2.1 Metode Tim
2. Tenaga Keperawatan
No
Nama Pendidikan Jabatan KategoriL/P
PelatihanSeminar/
Penyegaran/Workshop
Usulan
xii
Kepala RuanganH. Dwiono Mudjianto S, kep. Ns
Ketua Tim 2Lilik Hamdah S, kep. Ns
Ketua Tim 3Susiwati AMK
Ketua Tim 4Ani Kusnani AMK
Ketua Tim 1Dian Ekawati S, kep. Ns
Perawat PelaksanaAbd. Wahab AMK
Yayuk Susanti AMKPrilayu AMK
Perawat PelaksanaFaruq Efendi AMK
Ratih Caksih S, kep NsPrilayu AMK
Perawat PelaksanaM. Syafi’i AMK
Wiwin AMKAndri Arisandi AMK
Perawat PelaksanaA.Syayudi AMKTrihastutik AMK
Ayu Dharma AMKAris Dwi AMK
Pasien Pasien Pasien Pasien
1. Dwiono Mudjianto
S1 Karu PNS III C L ICCU, EKG, BCLS, Total
Image
2. Lilik D4 Katim PNS III B P Management Bangsal, Clinical
Instruktur
3. Ani Kusnani D3 Katim PNS IIC P PPGD, BLS, Code Blue
4. Wiwin D3 Plksn PNS II D P
5. Suciwati D3 Katim PNS II D P PPGD, HIV
6. Dian E S1 Katim BLU P PPGD, BLS
7. Abdul Wahab D3 Pj. Plksn PNS II D L PPGD
8. M. Safiq D3 Pj. Plksn PNS II D L Komputer, Seminar
Dellin, Ppgd
9. A. Farouk D3 Pj. Plksn PNS II C L
10.
A. Sayudi D3 Pj. Plksn PNS L
11.
Yayuk S D3 Plksn BLU P PPGD
12.
Ayu Dharma D3 Plksn BLU P
13.
Andri Arisandi
D3 Plksn BLU L Penanganan DM
14.
Tri Hastuti D3 Plksn BLU P PPGD
15 Prilayu Dwi D3 Plksn BLU P Becoming Profesional
And Quanfed Nurse
16 Eva Lisdiana D3 Plksn BLU P
17 Ratih Laksi S1 Plksn BLU P PPGD
18 Aris Dwi D3 Plksn PNS LTabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya
3. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 2.2 Tenaga Non Keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya
No Nama Pendidikan Jabataan L/P Pelatihan Kategori
1 Puryanto SMA PNS II B L - PNS
xiii
2 Andreana SMA PNS II B L - PNS
3 Yani SMA PNS II A P - PNS
4. Tingkat Ketergantungan Pasien Dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Marwah IIIC dari hasil pengkajian
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga
keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 11
Maret 2013.
Klasifikasi Pasien
Jumlah Pasien
Kebutuhan Tenaga KeperawatanPagi Sore Malam
Minimal Care 12 12x0,17= 2,04 12x0,14=1,68 12x0,07=0,84
Partial Care 10 10x0,27=2,7 10x0,15=1,5 10x0,07=0,7
Total Care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0
Total 22 4 4 2
Total Tenaga Perawat :
Pagi : 4 Orang
Sore : 4 Orang
Malam : 2 Orang
+
Total : 10Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
76 X 10
289
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah
IIIC RSU Haji Surabaya adalah 10 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan,
wakil kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 15 orang
Tabel 2.4Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga
keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 12
Maret 2013.
Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan
xiv
= 2,62 dibulatkan menjadi3 orang
Pasien Pasien Pagi Sore Malam
Minimal Care 6 6x0,17= 1.02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42
Partial Care 16 16x0,27=4,32 16x0,15=2,4 16x0,07=1,12
Total Care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0
Total 22 5 3 1
Total Tenaga Perawat :
Pagi : 5 Orang
Sore : 3 Orang
Malam : 1 Orang
+
Total : 9 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
76X9
289
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah
IIIC RSU Haji Surabaya adalah 9 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan,
wakil kepala ruangan) + 2 orang lepas dinas = 13 orang.
Tabel 2.5 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga
keperawatan secara keseluruhan di Ruang Marwah IIICperhari pada tanggal 13
Maret 2013.
Klasifikasi Pasien
Jumlah Pasien
Kebutuhan Tenaga KeperawatanPagi Sore Malam
Minimal Care 6 6x0,17= 1.02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42
xv
= 2,36 dibulatkan menjadi 2 orang
Partial Care 17 17x0,27=4,59 17x0,15=2,55 17x0,07=1,19
Total Care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0
Total 23 6 4 1
Total Tenaga Perawat :
Pagi : 6 Orang
Sore : 4 Orang
Malam : 1 Orang
+
Total : 11 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
76X11
289
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Marwah
IIIC RSU Haji Surabaya adalah 11 orang + 2orang struktural (kepala Ruangan,
wakil kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 16 orang.
5. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat Pasien
Kelolaan Mahasiswa Praktik Managemen Keperawatan
Tabel 2.6 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan
pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 11 Maret 2013.
xvi
= 2,89 dibulatkan menjadi 3 orang
Klasifikasi pasien
Jumlah pasien
Kebutuhan tenaga keperawatan
Pagi Sore Malam
Minimal care 2 2x0,17= 0,34 2x0,14=0,28 2x0,07=0,14
Partial care 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,07=0,14
Total care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0
Total 4 1 0 0
Total tenaga perawat :
Pagi : 1 orang
Sore : 0 orang
Malam : 0 orang
+
Total : 1 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :
76x1
289
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien
kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 1orang + 2orang
struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 0orang lepas dinas =
3orang.
Tabel 2.7 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan
pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 12 Maret 2013.
Klasifikasi pasien
Jumlah pasien
Kebutuhan tenaga keperawatan
Pagi Sore Malam
xvii
= 0,26 dibulatkan menjadi 0 orang
Minimal care 4 4x0,17= 0,68 4x0,14=0,56 2x0,07=0,14
Partial care 3 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,07=0,21
Total care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0
Total 7 2 1 0
Total tenaga perawat :
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang
+
Total : 3 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :
76 x3
289
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien
kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 3 orang + 2orang
struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas =
6 orang
Tabel 2.8 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan
pada pasien kelolaan di Ruang B Marwah IIIC perhari tanggal 13 Maret 2013.
Klasifikasi pasien
Jumlah pasien
Kebutuhan tenaga keperawatan
Pagi Sore Malam
Minimal care 5 5x0,17=0,85 5x0,14=0,7 5x0,07=0,35
xviii
= 0.78 dibulatkan menjadi 1 orang
Partial care 3 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,07=0,21
Total care 0 0x0,36=0 0x0,36=0 0x0,2=0
Total 8 2 1 0
Total tenaga perawat :
Pagi : 2orang
Sore : 1 orang
Malam : 0 orang
+
Total : 3 orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :
76x3
289
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari pada pasien
kelolaan di ruang SU Haji Surabaya adalah orang 3orang + 2orang
struktural (kepala Ruangan, wakil kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas =
6 orang.
6. Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat
Evaluasi dilakukan dengan mempersiapkan kuesioner yang berisi 25
pertanyaan berbentuk pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup 1) Pemberian
penjelasan orientasi Ruangan, 2) Pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan,
3) Sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan, dll.
Hasil pengkajian kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat sejumlah 8
responden yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 2013 menunjukkan sebanyak 4
atau 50 % responden menyatakan sangat sangat puas, 2 atau 25 % menyatakan
puas, 2 atau 25 % menyatakan tidak puas. Kekurang puasan pasien terhadap
pelayanan perawat terlihat rata-rata karena perawattidak memperkenalkan diri,
perawat tidak menjelaskan fasilitas yang tersedia di rumah sakit pada pasien saat
pertama kali masuk rumah sakit.
xix
= 0,78 dibulatkan menjadi 1 orang
2.10.2 Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2/ Material)
1. Lokasi dan Denah Ruangan
Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya terletak dengan uraian sebagai
berikut:
Gambar 2.2Denah Ruangan Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.
Ruang Marwah III C adalah ruang rawat inap pasien yang terletak di lantai 3
dari gedung Marwah yang terdiri dariempat lantai. Marwah III C menghadap ke
selatan berhadapan langsung dengan Taman Surga, sebelah utara berhadapan
dengan gedung Masjid, sebelah timur berhadapan dengan Ruang Nur Afiah,
sebelah barat berhadapan dengan gedung gizi. Ruang Marwah III C atau rawat
inap interna ( laki-laki ) adalah suatu ruangan yang digunakan untuk merawat
pasien yang menderita penyakit dalam. Ruang Marwah III C merawat pasien
yang menderita penyakit dalam sesuai dengan seksi dokter spesialis penyakit
dalamyang ada di RSU Haji Surabaya. Tetapi tidak juga menolak bila ada pasien
dengan kasus yang berbeda hal ini sesuai lebijakan yang ada di Instalasi rawat
inap. Belum ada ruang diskusi untuk perawat dengan dokter dan ruang isolasi
pasien dengan kasus khusus.
xx
Kamar B Gudang Dapur Pasien Ners
Station
Kamar A
Spull Hock
Dapur Perawat
Ners Station
Kamar D
Kamar C
U
2. Data Tempat Tidur Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11 Maret– 13 Maret 2013,
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Marwah lantai 3adalah dengan
rincian sebagai berikut:
a. Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur Di Ruang Marwah IIIC Rsu Haji
Surabaya
Kelas II (Kamar A) : 6 Tempat Tidur (Khususpasien laki-laki)
Kelas III (Kamar B) : 8 Tempattidur (Khususpasien laki-laki)
Kelas III (Kamar C) : 8 Tempattidur (Khususpasien laki-laki)
Kelas II (Kamar D) : 6 Tempat Tidur (Khususpasien laki-laki)
Total Jumlah Tempattidur: 28 Tempattidur
b. Gambaran Berdasarkan Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji
Surabaya
Tabel. 2.9 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya
Pada Tanggal 11 Maret 2013
No. Shift KamarA B C D BOR
1. Pagi 22 78%
2. Sore 22 78%
3. Malam 22 78%
Tabel. 2.10 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya
Pada Tanggal 12 Maret 2013
No. Shift KamarA B C D BOR
1. Pagi 19 67%
2. Sore 19 67%
xxi
3. Malam 19 67%
Tabel. 2.11 Jumlah Pasientidur Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya
Pada Tanggal 13 Maret 2013
No. Shift KamarA B C D BOR
1. Pagi 24 85%
2. Sore 24 85%
3. Malam 24 85%
Tabel. 2.12 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik
manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada
Tanggal 11 Maret 2013
No. Shift Kelas III Kamar B BOR
1. Pagi 8 100%
2. Sore 8 100%
3. Malam 8 100%
Tabel. 2.13 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik
manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada
Tanggal 12 Maret 2013
No. Shift Kelas III Kamar B BOR
1. Pagi 8 100%
2. Sore 8 100%
3. Malam 8 100%
xxii
Tabel. 2.14 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa Praktik
manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIIC C RSU Haji Surabaya pada
Tanggal 13 Maret 2013
No. Shift Kelas III Kamar B BOR
1. Pagi 8 100%
2. Sore 8 100%
3. Malam 8 100%
3. Jumlah alat, kondisi, perhitungan sesuai standa
a. Peralatan
Tabel 2.15 fasilitas di Ruang Rawat Inap Marwah IIIC RSU Haji Surabaya
No Nama barang Kondisi Standart Keterangan
Baik Rusak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9..
10.
11.
12.
13.
Tempat tidur
dewasa
Meja pasien
Kipas angin
Kursi
kayu/plastik
Branchart
Jam dinding
Timbangan
Kamar mandi
dan WC
Dapur Pasien
Dapur
Karyawan
Kursi Lipat
Lemari kayu
Lemari kaca
28
28
8
28
1
6
1
8
-
1
8
5
2
28
28
8
28
1
6
-
8
-
1
6
5
2
2
28
28
2/kamar
28
2
8
1
10
-
-
16
6
2
Pengaman
-
-
-
Kurang 1
Kurang 1
-
Kurang 1
-
-
Kurang 8
Kurang 1
-
xxiii
14.
15.
16.
Wastafel
Meja kayu
Kursi roda
6
8
3
6
8
3
6
8
3
-
-
-
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan, meliput:
1. Ruang kepala ruangan terpisah dengan nurse station
2. Kamar mandi dan WC ada di dalam ruang kepala ruangan
3. Ruang konsulitasi dokter gabung dengan nurse station
4. Musholla ada di depan ruang karu
5. Nurse station bagian tengah ruangan
6. Gudang di sebelah timur
7. Ruang TU di bagian tengah ruangan
8. Ruangan steril alat di sebelah ruangan rawat B
c. Fasilitas untuk pasien, meliputi:
1. Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang kelas II dan III
2. Kamar mandi dan WC 2 dalam masing-masing ruangan
d. Alat Medis/Keperawatan, Alat tenun, Alat Rumah Tangga, Administrasi
Tabel 2.16 Peralatan /Instrumen Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya
No Nama Barang Jumlah Kondisi Standar Kurang
1.
2.
3.
4.
Stetoschope
Saturasi O2
Tensi meter air raksa
Bak instrumen besar
2
1
2
6
Baik
Baik
Baik
Baik
6
1
4
8
4
-
2
2
xxiv
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Bak instrumen kecil
Tempat korentang
Korentang
Thermometer axilla
Thermometer rectal
Cucing
Pinset anatomi
Pinset cirugi
Tong spatel
Naal foeder
Gunting AJ
Gunting
verban/bengkok/lancip
Arteri klem
Tromol besar
Tromol sedang
Tromol kecil
Ambu bag
Senter
Bengkok
Manometer
4
2
2
6
1
8
6
6
5
2
2
2/6/4
6
2
2
2
1
2
12
7
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
8
2
2
8
1
14
8
8
8
2
2
4/8/8
8
2
4
2
2
2
16
10
4
-
-
2
-
6
2
2
3
-
-
2/2/4
2-
2-
1-
4
3
Tabel 2.17 Alat Tenun Di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya
No Nama Barang Jumlah Kondisi Standar Kurang
1
2
3
4
Sarung O2
Bantal
Seprai
Stilaken
15
40
60
40
Baik
Baik
Baik
Baik
15
2 xpasien
3xpasien
2xpasien
-
16
24
16
xxv
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Sarung Bantal
Selimut
Taplak Meja Pasien
Taplak Meja besar
Perlak
Pengikat Pasien
Sarung Pasien
Baju Operasi
Handuk Kecil
Duk Lubang
50
40
40
1
15
5
10
10
14
10
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
3xpasien
3xpasien
2xpasien
0
2xpasien
5
15
15
50
10
34
44
16
-
41
-
5
5
36
4
-
Tabel 2.18Fasilitas Alat Rumah Tangga Di Ruang Marwah IIIC
No Fasilitas Jumlah Kondisi Standat Kurang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Kompor Gas
Tabung Elpiji
Almari Es
Rak Piring
Panci K/S/B
Wajan
Tempat Nasi
Rantang Stenlis/Plastik
Piring
Sendok / Garpu
Tatakan / Tupup Gelas
Gelas
Ceret
Baki
Toples
Spatula
Dispenser
Gayung
1
2
1
1
K: 1, S: 1
1
1
1
5
3/2
2/2
5
-
-
-
1
1
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
xxvi
19 Galon 7 Baik
Alur pengadaan Alat/Sarana Keperawatan di Ruang Rawat Inap Marwah IIIC
e. Obat Emergensi
Tabel 2.19 Obat emergency yang ada di Ruang Ruang Marwah IIIC RSU Haji
Surabaya bulan Maret 2013
No Nama Obat Stok
Awal
Pemakaian Penambahan Sisa
1 Adrenalin/Epineprininj 1
Mg/Ml
5 buah - - 5 buah
2 Dexamethason /
Kalmethasoninj
5 buah - - 5 buah
3 Diphenhidramininj 5 buah - - 5 buah
4 Ephedrine Inj 4 buah - - 4 buah
5 Furosemid / Lasix Inj 2
Mg/Ml
5 buah - - 5 buah
6 Sulfas Atrophininj 5 buah - - 5 buah
7 Buscopan 20 Mg/Ampul 5 buah - - 5 buah
8 Dumin Tab 500mg - - - -
9 Isorbid Sublingual Tab 5mg - - - -
10 Adonainj 5 Cc 1 buah - - 1 buah
xxvii
Kepala Ruang
Bidang Keperawatan
Ruang Rawat Inap Marwah 3
Logistik
11 Aminophilininj 240 Mg/10cc 5 buah - - 5 buah
12 Dilantin / Phenitoininj 5 buah - - 5 buah
13 Dobutamin / Dobuject /
Cardijectinj
3 buah - - 3 buah
14 Dopamin/ Indop / Cetadopinj 3 buah - - 3 buah
15 Isoket/ Isorbitinj 5 buah - - 5 buah
16 Caglukonasinj 5 buah - - 5 buah
17 Kalnex/ Transamininj 5 buah - - 5 buah
18 Mg So4 40% Inj - - - -
19 Dextrose 40% 5 buah - - 5 buah
20 Kcl 25 Mg 5 buah - - 5 buah
21 Rl Infusion 500cc - - - -
Disimpandalam Box
(Dobelkunci)
22 Diazepam / Valium Inj - - - -
Disimpandalamlemaries
23 Kaltropfensupp 100mg - - - -
f. Administrasi Penunjang:
1. Buku Perencanaan Pasien Pulang
2. Seperangkat Computer Online
3. Buku Timbang Terima dan Format Timbang Terima / Observasi
4. Buku Regrister
5. Standart Operasional Prosedur (Sop)
- Mekanisme penerimaan pendapatan rawat inap (pasien ansuransi)
- Mekanisme penerimaan pendapatan rawat inap (pasien umu)
xxviii
- Laporan kasus KLB
- Pelayanan penderita di rujuk
- Persediaan obat dan alat kesehatan emergency di instal
- asi rawat inap
- Penerimaan pasien baru di ruangan rawat inap
- Rawat bersama
- Pengendalian dokumentasi
- Pedoman mutu sistem manajemen mutu iso 9001:2008 RSU Haji Surabaya
- Tindakan korektif (corrective action)
- Tindakan pencegahan (preventive action) ketidaksesuaian dalam
penerapan SMM Iso 9001:2008
- Pengendalian ketidaksesuaian dalam pelayanan RSU Haji
- Tata cara pelayanan pemeriksaan radiologi cito
- Tata cara pencatatan dan pelaporan sasaran mutu instalasi rawat inap
- Visite besar dan supervisi
- Pengendalian arsip
- Bimbingan rohani pasien rawat inap
- Pemberian reward and pumshment tenaga keperawatan
- Pengusulan alat medis dan sarana keperawatan
- Tata cara pemberian obat peroral penderita yang alergi obat
- Penanganan limba medis tajam
- Penanganan limba medis non tajam
- Penanganan intoksikasi baygon
- Protap diabetes melitus tipe 2
- Protap gastritis
- Protap hepatitis virus kronis
- Penanganan kedaruratan tumpahan bahan beracun
- Peningkatan dispepsia
- Penanganan asma bronkhial
- Penanganan luka terbuka
- Penanganan trauma tusuk abdomen
- Penanganan trauma tumpul
xxix
- Protap kemoterapi
- Pelayanan pendidikan TBC paru menular
- Pemberian antibiotik intravena
- Penanganan hernia inguinalis pasca operasi
- Penanganan pasca operasi appediktomi di rawat inap
- Penanganan pasca operasi struma non toxic di rawat inap
- Penanganan TBC paru pasca primer
- Penanganan status asthmatik
- Penanganan PPOK
- Penanganan syok anafilaktik
- Indikasi pemberian antiobik
- Penanganan diare akut
- Protap visite dokter
- Penanganan limba sitotoksi
- Pengiriman linen kotor
- Menjawab konsul rawat inap
- Jadwal pelayanan pendistribusi barang
- Pemeliharaan/perbaikan barang non medis
- Penanganan cidera otak ringan
- Penanganan cidera otak sedang
- Penanganan cidera otak berat
- Timbang terima pasien di instalasi bedah sentral
- Kriterial pasien masuk ruang intensif
- Penegakan diagnosa sepsis
6. Standart Asuhan Keperawatan (Sak)
- Asuhankeperawatanpadapasiendengancideraotak
- Asuhankeperawatanpadapasiendengan Tb Paru
- Asuhankeperawatanpadapasiendenganinfarkmiokardakut
- Asuhankeperawatanpadapasiendengansirosishepatis
- Asuhankeperawatanpadapasiendenganobservasifebris
- Asuhankeperawatanpadapasiendengantypoid Fever
- Asuhankeperawatanpadapasiendengandiare
xxx
- Asuhankeperawatanpadapasiendengan Diabetes Melitus
- Asuhankeperawatanpadapasiendengangagalginjalakut (Gga)
- Asuhankeperawatanpadapasiendengan Dengue Hemoragic Fever (Dhf)
- Asuhankeperawatanpadapasiendengankemoterapi
- Asuhankeperawatanpadapasiendengangagalginjalkronik (Ggk)
- Asuhankeperawatanpadapasiendenganileusparalitik
- Asuhankeperawatanpadapasiendengan Hepatitis
7. Buku Pengendalian Lingkungan
8. Buku Makanan Pasien
9. Buku Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di Ruang
Marwah IIIC sudah memenuhi standar jumlah yang ditetapkan oleh RSU Haji
Surabaya. Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh
Ruangan secara optimal sesuai kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak ada
standar jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria
kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari.
2.10.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode)
1. Penerapan Pemberian Metode Asuhan Keperawatan (Makp)
Dari hasil pengamatan mulai tanggal 11 Maret – 13 Maret 2013 didapatkan
dari kuesioner 13 (100%) perawat bahwa metode asuhan keperawatan profesional
yang dilakukan di Ruang Marwah IIIC saat ini adalah metode tim dan pada
pelaksanaannya sudahberjalan tetapi belum optimal. Hal ini dikarenakan salah
satunya pembagian tugas perawat hasil dari 12 kuesioner terdapat 2 (17%)
perawat mengatakan pembagian tugas tidak sesuai dengan job description, 6
xxxi
(50%) perawat mengatakan pembagian tugas sebagian sesuai dengan job
description, 4 (33%) perawat mengatakan sesuai dengan job description.
2. Penerimaan Pasien Baru
Dari pengkajian yang kami dapatkan penerimaan pasien baru di ruang IIIC
sudah berjalan tetapi belum optimal dikarenakan hanya ada beberapa lembar yang
disediakan seperti : ada lembar serah terima pasien dari ruang lain, Ok atau IGD,
adanya lembar pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian pasien, lembar tata
tertib pasien dan keluarga pasien untuk lembar inform consent sentralisasi obat
tidak disediakan. Kemudian alur penerimaan pasien baru, dari pasien datang
dilakukah serah terima oleh perawat yang mengantar dengan perawat yang jaga,
setelah itu seharusnya dilakukan pengkajian pasien baru dan menjelaskan segala
sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru tetapi di ruang IIIC tidak
dilakukan.
3. Timbang Terima
Dari pengkajian yang kami dapatkan di Ruangan Marwah III C
pelaksanaan timbang terima dilakukan belum fokus pada masalah keperawatan
dan masih mengedepankan masalah medis. Hal ini dibuktikan dengan hasil
kuesioner, 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus
dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan
berfokus dengan masalah keperawatan. Pelaksanaan timbang terima mencakup
penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis dan pemeriksaan penunjang
yang belum atau sudah dilakukan sesuai instruksi dokter serta acara pasien pada
hari itu. Pelaksanaan timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan atau ketua tim
dan dilakukan secara lisan dan tertulis. Adanya format timbang terima yang sudah
sesuai dengan standart dan buku timbang terima. Setelah timbang terima
dilakukan di ruang ners station kemudiandivalidasi langsung ke semua pasien.
Timbang terima sudah dilakukan pada setiap shift, isi dan substansi dari kegiatan
timbang terima sudah menyentuh aspek asuhan keperawatan namun belum
tersampaikan seluruhnya. Rencana tindakan keperawatan ada yang tidak
tersampaikan ke shift berikutnya dan hanya terbatas pada tim yang bertanggung
xxxii
jawab. Tidak adanya lembar supervisi tentang timbang terima sehingga belum
dilakukan supervisi terhadap timbang terima di ruang Marwah IIIC.
4. Ronde Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan ronde keperawatan sudah dilakukan di
Ruang Marwah IIIC dtetapi proses pelaksanaannya belum optimal karena ronde
keperawatan hanya dilakukan sesama perawat dan belum ada format atau
dokumentasi maupun jadwal, hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner, 2 (17%)
perawat mengatakan tidak pernah dilakukan ronde keperawatan dan tidak mengela
ronde keperawatan, 7 (58%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukan
tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde, 3 (25%) perawat mengatakan ronde
keperawatan dilakukandan sesuai dengan kriteria. Kepala ruangan dan perawat
sudah mengerti definisi rondekeperawatan akan tetapi kepala ruangan selama
menjabat kepala ruangan belum pernah diadakan ronde keperawatan. Salah satu
kendala pelaksanaan ronde keperawatan adalah belum disediakan lembar
informed concent pasien, belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan, dan
tidak tersedianya SOP untuk ronde keperawatan .
4. Supervisi Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan, Ruang Marwah IIIC RSU Haji
Surabaya mempunyai format dan dokumentasi. Selama ini supervisi dari bidang
keperawatan kepada kepala ruangan dilakukan semacamforum resmi. Akan tetapi
supervisi dari kepala ruangan terhadap perawat dilakukan secara lisan. Tetapi
periode kepala ruangan sebelumnya sudah melaksanakan supervisi kepada
perawat. Hasil dari kuesioner dibuktikan bahwa 3 (25%) perawat mengatakan
supervisi tidak terstruktur, 4 (33%) perawat mengatakan supervisi dilakukan dan
sebagian didokumentasikan, 5(42%) perawat mengatakan supervisi dilakukan dan
didokumentasikan. Adanya format yang baku dalam pelaksanaan supervisi, tidak
ada program yang terjadwal tentang supervise, kurangnya program pelatihan dan
sosialisasi tentang supervisi, belum adanya dokumentasi supervise yang jelas.
Kabid keperawatan dan kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Selama ini ada reward dari kepala
xxxiii
Ruangan kepada perawat yang melakukan pekerjaan dengan baik dalam bentuk
pelatihan, sekolah maupun jasa sedangkan perawat yang tidak melaksanakan
tugas dengan baik akan mendapatkan teguran dari kepala Ruangan.
5. Discharge Planning
Dari pengkajian yang kami dapatkan Discharge planning di Ruang Marwah
IIIC sudah optimal dan dilakukan hampir pada semua pasien yang akan pulang,
tetapi Discharge planninghanya dilakukan saat pasien akan pulangyang
seharusnya Discharge planning dilakukan ketika pasien datang, saat pasien
dirawat dan saat pasien akan pulang.Di ruang Marwah IIIC sudah tersedia format
discharge planning, resume keperawatan dan dokumentasi hanya lemahnya tidak
ada leaflet, format edukasi saat Discharge planningdan pendidikan kesehatan
hanya dilakukan secara lisan tanpa tulisan atau menggunakan leaflet.
6. Pengelolaan Sentralisasi Obat
Dari pengkajian yang kami dapatkan sentralisasi obat di Ruang Marwah
IIICdilakukandi semua kamar yaitu, kamar A, B, C, dan D. Tetapi pada kamar A
dan B, obat oral di sentralisasi di ruang perawat dan yang lain ada di pasien,
sedangkan kamar C dan D,obat oral dan obat injeksi di sentralisasi di ruang
perawat dan yang lain ada di pasien.Alur sentralisasi obatdi Ruang Marwah IIIC
adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan oleh perawat kepada
keluarga untuk mengambil resep ke apotek. Setelah itu berdasarkan resep, obat
diserahkan keluarga kepada perawat dengan tanda bukti buku serah terima obat.
Seharusnya ada informed concent tentang sentralisasi obat dari perawat ke
pasien,tetapi di Ruangan obat yang diserahkan kepada perawat tidak dicatat di
lembar sentralisasi obat yang ditanda tangani oleh keluarga pasien dan perawat
yang menerima obat. Selain itu tersedia format tanda terima obat setiap kali
dilakukan pemberian obat secara oral dan injeksi tetapi tidak pernah dilakukan
dankadang resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter.
7. Dokumentasi Keperawatan
xxxiv
Dari pengkajian yang kami dapatkan pendokumentasian yang berlaku di
Ruang Marwah IIICadalah sistem SOR (Sources Oriented Record) dan sistem
pendokumentasian laporan harian untuk evaluasi menggunakan SOAP.
Berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh status pasien yang ada, didapatkan:
1) Ada lembar pendokumentasian tidak terisi, antara lain Lembar program dokter
laporan perawat/bidan, Lembar grafik dan daftar masalah.
2) Lembar untuk penempelan hasil pemeriksaan laboratoriumdan embar untuk
penempelan hasil pemeriksaan
endoskopi/patologi-anatomi/sitologi/radiologi/EKG/Dll tetapi hasil
pemeriksaan tidak di tempelkan
3) Pengisian pendokumentasian tidak lengkap, antara lain tidak mencantumkan
nama pasien dan no RM di lembar catatan harian dokter
4) Lembar Informed Consent, dan pengkajian penerimaan pasien baru belum
optimal dilaksanakan.
5) Pemanfaatan SAK belum sepenuhnya dilakukan terlihat dari beberapa status
pasien yang tidak terdapat SAK, sedangkan sebagian SOP sudah dimanfaatkan
dengan optimal, contohnya SOP tentang cuci tangan ditempel di dekat tempat
cuci tangan, namun SOP yang lain belum dimanfaatkan secara optimal.
Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di Ruang Ruang
Marwah IIIC, antara lain:
No URAIAN BAGAN SUMBER
1 Lembar indeks diagnosis (DMK 1) TU
2 Lembar masuk dan keluar (DMK 2) Dokter
3 Lembar catatan harian dokter (DMK 3) Dokter
4 Lembar daftar masalah (DMK 3.1) Dokter
xxxv
5 Lembar program dokter laporan perawat/bidan (DMK 4 ) Perawat
6 Lembar hasil pemeriksaan laborat (DMK 5) Perawat
7 Lembar hasil pemeriksaan radiologi/endoskopi/patologi
anatomi/ EKG (DMK 6)Perawat
8 Lembar konsultasi (DMK 7) Dokter
9 Lembar observasi vital sign (DMK 8) Perawat
10 Lembar persetujuan tindakan medis (DMK 9) Perawat
11 Lembar discharge summary (ringkasan penyakit) (DMK 10) Dokter
12 Lembar penolakan tindakan (DMK 11) Perawat
13 Lembar pengkajian keperawatan (DMK 12) Perawat
14 Lembar Pernyataan Dirawat Pasien
15 Lembar pernyataan mematuhi tata tertib di ruang inap Pasien
16 Lembar Formulir Rencana Dan Hasil Pemeriksaan Pasien
17 Lembar Askep Perawat
18 Lembar Rencana Askep (Dmk 12) Perawat
Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan belum
dilaksanakan secara optimal. Untuk catatan keperawatan masih berkesan
menjawab advis dokter dan berdasarkan rutinitas ruangan.
2.10.4 Pembiayaan (M4/ Money)
Pembiayaan dana renovasi, sumber dana operasional Ruangan, alat
kesehatan, fasilitas kesehatan bagi pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien,
dan fasilitas kesehatan bagi petugas kesehatan berasal dari rumah sakit yang
diperoleh dari Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Sedangkan dana kesejahteraan
pegawai berasal dari Rumah Sakit. Insentif yang diberikan dari Rumah Sakit yaitu
jasa pelayanan dan jasa tindakan yang diberikan sama untuk semua Ruangan
xxxvi
sedangkan jasa medik diberikan berdasarkan pendidikan, masa kerja, dan risiko
pekerjaan. Adanya penjualan washlap di ruangan sebagai penambah dana
kesejahteraan ruangan. Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari Askes
Maskin sedangkan yang lain dari; Askes PNS, Askes Swasta, Jamsostek/Astek,
PKS (Perjanjian Kerja Sama) dan biaya sendiri. Biaya Perawatan yang berlaku
saat ini sesuai kelas perawatan.Di Ruang Marwah IIIChanya ada kelas II dan III.
Tabel 2.20 Biaya Perawatan di Ruang Rawat Ruang Marwah IIICHaji Surabaya
Kelas Tarif Ruangan Dokter Perawat Jumlah
III Rp.78.000,- Disesuaikan
II Rp 125.000,- Disesuaikan
2.10.5 Pemasaran (M5/Marketing)
1. Jumlah Pasien
Tabel. 2.21 jumlah pasien tidur di Ruang Marwah IIIC RSU Haji
Surabaya pada Tanggal 13 Maret 2013
No. Shift KamarA B C D BOR
1. Pagi 28 bed (4 bed kosong) 85 %
2. Sore 28 bed ( 4 bed kosong) 85 %
3. Malam 28 bed ( 4 bed kosong) 85 %
Tabel. 2.23 Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa
Praktik manajemen keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji
Surabaya pada Tanggal 13 Maret 2013
No. Shift Kelas IIIKamar B BOR
1. Pagi 8 bed ( 0 bed kosong) 100 %
2. Sore 8 bed ( 0 bed kosong) 100 %
xxxvii
3. Malam 8 bed ( 0 bed kosong) 100 %
2. Indikator Mutu Klinik (Patient Safety)
Tabel 2.24 Pendataan pemasangan alat dan kejadian pasien jatuh
dilakukan oleh tim Dalin dan Patien Safety pada Januari 2012 –Januari 2013
Btul
an
∑
Terpasan
g alat
∑ Hari Terpasang Alat Bed
Rest
Kejadian Infeksi Pasi
en
Jatu
h
ET
T
CV
L
IVL UC Va
p
Ha
p
Bsi Ple
b
IS
K
Dek
ub
Jan 755 - 8 651 10
4
80 - - 0 0,3
07
0 1.25 -
Feb - - - - - - - - -- - - - -
Maret 787 - - 738 49 28 - - 0 0,4 0 0 -
April 780 - - 758 20 16 - - 0 0 0 0 -
Mei 725 - - 666 59 52 - - 0 0,3 0 0 -
Juni 729 - - 619 11
0
42 - - 0 0,3
2
0 0 -
Juli 695 - - 614 81 30 - - 0 0,3
2
0 0 -
Agust 645 - - 594 51 28 - - 0 0,3
3
0 0 -
Sept 724 - - 648 76 21 -- - 0 0,3 0 0 -
Okt 817 - 8 - - 6 - - 0 0,2
7
0 0 -
Nov - - - - - - - - 0 0,2 0 0 -
Des - - - - - - - - 0 0,2 0 0 -
Jan - - - - - - - - - 0,3 0 0
Jumla
h
5902 - 16 528
8
55
0
303 - - 0 3,2
47
0 1,25
xxxviii
3. 10PenyakitTerbanyak
Periode Kunjungan : 01 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012
No.Kode
DiagnosaDiagnosamedis
Jumlahpasie
n
Presentase
()
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
N28.9
A90
I63.9
E10.9
E11.5
A09
K30
A01.0
A91
R50.9
Disorder of kidney and ureter, unspecified
Dengue fever (classical dengue)
Cerebral infarction, unspecified
Without complications
With perpheral circulatory complications
Diarrhoea and gastroenteritis of presumed
infectious origin
Dyspepsia
Typhoid fever
Dengue haemorrhagic fever
Fever, unspecified
73
71
56
53
50
47
44
39
38
38
14,34
13,95
11,00
10,41
9,82
9,23
8,64
7,66
7,47
7,47
509 100
Marwah Lantai 3
4. Los-Alos
No Lama HariRawat JumlahPasien
1 1-3 hari 41
2 4-7 hari 140
3 8-15 hari 106
4 16-30 hari 0
5 >30 hari 0
JumlahPasien 287
ALOS 6-9 hari
xxxix
5. Alur Pasien Masuk
6. Produk
Ruang Marwah IIICsebagai Ruang perawatan yang diperuntukkan
bagi rawat inap, yang diperuntukkan untuk pasien kelas II dan III.
Ruang ini juga dipergunakan sebagai tempat praktik mahasiswa
kesehatan seperti Keperawatandan Kedokteran.
xl
Persyaratan Askes :
1. Kartu PNS2. ASLI surat Rujukan
dari PUSKESMAS3. Kartu Keluarga
Mengisi formulir pendaftaran pasien baru
UMUMASKES/JAMKESMAS
Rekam medik
Persyaratan JAMKESMAS :
1. Kartu JAMKESMAS/Surat keterangan mampu (SKM)
2. ASLI surat Rujukan dari PUSKESMAS3. Kartu Keluarga
POLIKLINIKLoket ASKES/JAMKESMAS
2.11 Analisis SWOT
Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem
dalam MPKP yang meliputi :Penerapan MPKP, Sentralisasi obat, Supervisi,
Timbang terima, Dokumentasi, Discharge Planning, Ronde Keperawatan,
Penerimaan Pasien Baru.
Tabel 2. 25 Analisa SWOT
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING
1. M1 (KETENAGAAN) Internal Factor (IFAS)
STRENGHT1. Adanya tugas, peran dan
wewenang yang jelas bagi karyawan
2. Adanya 1 orang CI di ruangan yang membimbing mahasiswa.
3. Adanya perawat yang pernah mengikuti pelatihan dan seminar.
4. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek di ruangan.
5. Sebanyak 7(58,3%) perawat mengatakan beban kerja di ruangan tidak berat
6. Sebanayk 6(50%) perawat mengatakan pembagian tugas sebagian sesuai dengan Job Description
7. Jenis Ketenagaan :S1 Keperawatan : 3 orangD3 Keperawatan : 14 orangD4 Keperawatan : 1 orangPekarya Kesehatan : 3 orang
TOTAL
0,2
0,15
0,25
0,15
0,15
0,05
0,05
1
0,2
2
2
3
3
3
3
3
4
0,4
0,3
0,75
0,45
0,45
0,15
0,15
2,65
0,8
S-W=2,65-3,5=0,85
xli
WEAKNESS1. Sebanyak 3(25%) perawat
mengatakan bahwa merasa tidak puas dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan
2. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat
3. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas terhadap kinerja perawat.
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan/seminar khusus
2. Kepala ruangan dan staf menerima dengan baik dan memfasilitasi mahasiswa praktek manajemen keperawatan di ruangan.
3. Adanya kerjasama antara perawat klinik dan mahasiswa.
4. RSU Haji sudah mendapat akreditasi A.
5. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat
6. Adanya PRS yang membantu pekerjaan perawat
TOTAL
THREATENED1. Ada tuntutan dari pasien untuk
pelayanan yang lebih profesional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
3. Adanya pertanggungjawaban legalitas bagi pasien.
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum
5. Kebijakan pemerintah tentang ASKESKIN/JAMKESMAS
0,5
0,3
1
0,1
0,3
0,1
0,2
0,1
0,2
1
0,3
0,2
0,2
0,2
0,1
1
0,2
0,2
3
4
3
3
3
2
3
2
4
2
1
3
2
3
3
1,5
1,2
3,5
0,3
0,9
0,3
0,4
0,3
0,6
2,8
1,2
0,4
0,2
0,6
0,2
2,6
0,6
0,6
O-T=2,8-2,6=0,2
S-W=2,8-2,5=0,3
xlii
TOTAL
M2 (SARANA PRASARANA)Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT1. Mempunyai sarana dan
prasarana yang memadai untuk pasien dan tenaga kesehatan.
2. Semua sarana dan prasarana sudah digunakan sesuai kebutuhan ruangan.
3. Terdapat administrasi penunjang: buku ekspedisi, format timbang terima dan buku tindakan khusus.
4. Semua administrasi penunjang telah digunakan secara optimal.
5. Tersedianya Nurse Station.6. Pengelolaan sampah ruangan
sudah terpisah antara sampah medis dan non medis.
TOTAL
WEAKNESS1. Belum ada ruang diskusi khusus
untuk dokter dan perawat.2. Belum ada ruang isolasi pasien
dengan kasus khusus.TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Tersedianya dana untuk
perbaikan dan penggantian alat-alat yang tidak layak pakai/rusak.
2. Adanya bantuan dari Rs Haji dalam pengadaan alat kesehatan
3. Sudah termanfaatkannya system administrasi secara optimal
TOTAL
THREATENEDAdanya tuntutan tinggi dari pasien untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai.TOTAL
0,2
0,2
0,1
0,1
1
0,5
0,5
1
0,5
0,2
0,3
1
1
1
3
3
2
2
3
2
4
3
3
3
0,6
0,6
0,2
0,2
2,8
1,5
1
2,5
2
0,6
0,9
3,5
3
3
O-T=
3,5-3=0,5
xliii
3. M3-METODE1. MAKP
Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. RS memiliki visi, misi dan
motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan.
2. Sudah ada metode MAKP yang digunakan metode TIM.
3. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan yang lain.
4. Ada dokumentasi SOR5. Mempunyai Standar Asuhan
Keperawatn6. Mempunyai Protap setiap
tindakan7. 100% perawat mau menerapkan
TIM8. Adanya kepuasan pasien dan
kepuasan kinerja perawat9. Pendidikan perawat minimal D3
TOTAL
WEAKNESS1. Pelaksanaan metode MAKP
Timdilaksanakan belum optimal.
2. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.
3. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal
4. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.
5. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya kebijakan RS terhadap
profesionalisasi perawat.2. Adanya mahasiswa S1
keperawatan melaksanakan praktek manajemen di Ruang Marwah IIIC.
0,2
0,2
0,1
0,050,1
0,10,10,05
0,11
0,3
0,2
0,2
0,2
0,1
1
0,2
0,3
0,3
0,2
3
2
2
23
322
3
3
2
1
2
2
3
4
1
2
0,6
0,4
0,2
0,10,3
0,30,20,1
0,32,5
0,9
0,4
0,2
0,4
0,2
2,1
0,6
1,2
0,3
0,4
S – W2,5– 2,1 =0,4
O-T=2,5-3,2=-0,7
xliv
3. Ada kerjasama antara institusi pendidikan dengan RSU Haji.
4. Ada kerjasama yangbbaik antara mahasiswa keperawatan dengan perawat ruangan.
TOTAL
THREATENED1. Persaingan antar RS swastayang
semakin ketat.2. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih profesional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
TOTAL
1
0,4
0,2
0,4
1
4
2
3
2,5
1,6
0,4
1,2
3,2
2. Dokumentasi KeperawatanInternal Faktor (IFAS)
STRENGTH1. Pendokumentasian asuhan
keperawatan metode SOR (Sources Oriented Record).
2. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pendokumentasian (format timbang terima dan sentralisasi obat, SAK sudah menggunakan sistem komputerisasi).
3. Sistem pendokumentasian laporan harian untuk evaluasi menggunakan sistem SOAP.
4. Adanya kemauan perawat untuk melaksanakan pendokumentasian.
TOTAL
WEAKNESS1. Dari observasi status pasien,
pengisian dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan belum dipantau
2. SAK belum dilaksanakan secara
0,3
0,2
0,2
0,3
1
0,2
0,3
4
3
2
2
3
4
1,2
0,6
0,4
0,6
2,8
0,6
1,2
S – W2,8 – 2,5= 0,3
xlv
optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.
3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal.
4. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan pasien
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya program pelatihan yang
dapat membantu perawat dalam melakukan pendokumentasian yang benar.
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (pengembangan SDM).
3. Adanya mahasiswa keperawatan praktik manajemen keperawatan
4. Kerjasama yang baik antara perawat dengan mahasiswa.
TOTAL
TREATHENEDAdanya tingkat kesadaran yang tinggi dari pasien tentang tanggung jawab dan tanggung gugat.
TOTAL
3. Ronde KeperawatanInternal Faktor (IFAS)
STRENGTH1. Sebagian perawat sudah
mengerti definisi ronde.2. Bidang keperawatan dan
ruangan mendukung adanya ronde.
3. Banyaknya kasus-kasusmedikal bedah dan internayang memerlukan perhatian khusus
0,3
0,2
1
0,15
0,2
0,4
0,25
1
1
1
0,5
0,3
0,1
0,1
1
0,10,2
1
2
4
2
2
2
3
3
2
2
2
22
0,3
0,4
2,5
0,6
0,4
0,8
0,5
2,3
3
3
1,5
0,6
0,2
0,2
2,5
0,20,4
O-T=
2,3-3=-0,7
S-W=
2,5-2,7=-0,2
xlvi
4. SDM banyak mempunyai pengalaman dalam bidang medikal bedah dan interna
TOTAL
WEAKNESS1. SOP ronde keperawatan tidak
tersedia.2. Belum diadakan informed
concent ronde keperawatan.3. Ronde keperawatan belum
terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.
4. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI.
5. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan ronde keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya kesempatan dari Karu
untuk mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan mahasiswa praktek.
2. Adanya pelatihan dan seminar tentang managemen keperawatan
TOTAL
TREATHENED1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional.
2. Persaingan antara RS semakin kuat dalam pemberian pelayanan.
3. Perkembangan jenis penyakit baru.
TOTAL
4. Sentralisasi ObatInternal Faktor (IFAS)
0,3
0,2
0,2
1
0,5
0,5
1
0,3
0,2
0,51
0,3
0,2
0,3
0,2
1
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
0,9
0,6
0,6
2,7
1
1
2
0,6
0,4
1,52,5
0,9
0,6
0,9
0,6
3
O-T=
2-2,5=-0,5
S-W=
3-2,5=0,5
xlvii
STRENGTH1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk pengelolaan sentralisasi obat (tempat obat, format sentralisasi)
2. Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat
3. Sebagian dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat ruang IIIc, obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.
4. 100% perawat mengatakan bahwa pernah berwenang mengurusi sentralisasi obat
TOTAL
WEAKNESS1. Ada lembar serah terima obat
kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan
2. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi
3. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
4. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter
5. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian hanya obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.
TOTAL
Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa S1
keperawatan yang dapat membantu pelaksanaan sentralisasi obat
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa
3. Adanya kemauan pasien yang menyetujui dilakukannya
0,3
0,2
0,1
0,2
0,2
1
0,3
0,2
0,5
1
0,5
0,5
1
2
2
3
2
2
1
3
2
2
0,9
0,4
0,2
0,6
0,4
2,5
0,6
0,2
1,5
2,3
1,0
1,0
2,0
O-T=
2,3-2,0=0,3
xlviii
sentralisasi obatTOTAL
TREATHENED1. Adanya tuntunan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang profesional
2. Pasien kadang tidak percaya tentang pengelolaan obat yang dilakukan
TOTAL5. Supervisi
Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. RSU Haji Surabaya adalah
rumah sakit pendidikan yang terakreditasi A
2. Supervisi keperawatan sudah dilakukan di Ruang Marwah IIIC dari bidang keperawatan kepada kepala ruangan
3. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan keperawatan
4. Adanya format baku dalam pelaksanaan supervisi
TOTAL
WEAKNESS1. Belum ada program yang
terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat
2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
4. 3(25%) perawat mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur.
TOTAL
Eksternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa S1
Keperawatan yang praktik
0,15
0,2
0,4
0,25
1
0,3
0,2
0,3
0,2
1
0,5
0,5
4
2
2
2
3
3
3
3
3
3
0,6
0,4
0,8
0,5
2,3
0,9
0,6
0,9
0,6
3
1,5
1,5
S – W2,3 – 3=-0,7
O – T3 – 2,5=0,5
xlix
manajemen keperawatan.2. Adanya teguran dari kepala
ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
TOTAL
THREATENED1. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional dan bermutu.
2. Persaingan antar RS akan kualitas pelayanan keperawatan.
TOTAl
1
0,5
0,5
1
3
2
3
1,5
/1
2,5
6. Timbang terimaInternal factor (IFAS)
STRENGTH1. Timbang terima sudah
dilakukan pada setiap pergantian shift
2. Tahap – tahap proses timbang terima sudah dijalankan secara lengkap yaitu pre dan validasi ke pasien
3. Kepala ruangan atau ketua tim memimpin kegiatan timbang terima
4. Format timbang terima sudah sesuai dengan standart
5. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
6. Selalu ada interaksi dengan pasien selama timbang terima
7. Ada buku khusus tentang pelaporan timbang terimaTOTAL
WEAKNESS1. Sebanyak 3(25%) perawat
0,2
0,2
0,1
0,2
0,1
0,1
0,1
1
0,3
3
3
3
3
3
3
2
2
0,6
0,6
0,3
0,6
0,3
0,3
0,2
2,9
0,6
S-W2,9 – 1,5= 1,4
l
mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan
2. Tehnik timbang terima masih belum optimal
3. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal
4. Masih banyak timbang terima tentang masalah medisTOTAL
External Faktor (EFAS)OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 Keparawatan praktik manejemen keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat ruangan
3. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersediaTOTAL
THREATENED1. Adanya tuntutan yang tinggi
dari pasien untuk memberikan sarana dan prasarana yang memadai
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
3. Persaingan antar ruangan yang semakin kuat dalam pemberian pelayanan
TOTAL
7. Discharge planning
0,3
0,2
0,2
1
0,3
0,3
0,4
1
0,2
0,5
0,3
1
0,2
0,2
0,3
0,1
1
1
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
0,3
0,2
0,4
1,5
0,6
0,9
1,2
2,7
0,4
1,5
0,6
2,5
0,6
0,4
0,9
0,3
O-T=2,7-2,5=0,2
S-W=2,6-2,3=0,3
li
Internal factor (IFAS)STRENGTH
1. Di ruang Marwah IIIC sudah dilakukan discharge planning
2. Tersedia format discharge planning diruang Marwah IIIC
3. Tersedia resume keperawatan untuk pasien pulang
4. Tersedia dokumentasi Discharge planning
5. Adanya kemauan perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien /keluarga
6. Memberikan penkes kepada pasien/keluarga selama di rawat atau pulang secara lisan.
Total
WEAKNES1. Tidak tersedianya
leaflet/brosur saat pasien pulang
2. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.
3. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga
Total
Eksternal Factor (EFAS)OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang praktik managemen keperawatan
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahaasiswa dengan perawat ruang marwah I
3. Pasien dan keluarga sebagian besar berpendidikan tinggi
0,1
0,1
1
0,4
0,3
0,3
1
0,3
0,3
0,1
0,2
1
0,3
0,2
0,2
0,3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
2
0,2
0,2
2,6
0,8
0,9
0,6
2,3
0,6
0,9
0,2
0,4
2,1
0,9
0,6
0,4
0,6
O-T2,1 – 2,5= -0,4
lii
sehingga memudahkan penerimaan penkes yang disampaikan perawat.
4. Kemajuan pasien / keluarga terhadap anjuran perawat
Total
THREATENED1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang professional.
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
3. Persaingan antar Rumah Sakit negeri yang makin ketat.
4. Makin tingginya keingintahuan klien/keluarga/masyarakat tentang penyakit.
Total
8. Penerimaan Pasien Barua. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. Di ruang Marwah IIIC sudah
dilakukan penerimaan pasien baru
2. Adanya serah terima pasien oleh perawat yang mengantar dengan perawat yang jaga
3. Tersedianya format lembar serah terima pasien dari ruang lain, Ok atau IGD, adanya lembar pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian pasien, lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien dan lembar inform consent sentralisasi obat.TOTAL
WEAKNESS1. Perawat tidak melakukan
pengkajian pasien baru 2. Pasien tidak menjelaskan segala
sesuatu tercantum dalam lembar
1
0,3
0,2
0,5
1
0,4
0,3
0,3
1
0,6
0,4
1
0,5
0,5
1
3
3
3
3
2
2
4
2
3
2
2,5
0,9
0,6
1,5
3
1,2
0,6
0,6
2,4
2,4
0,8
3,2
1,5
1
2,5
S-W=
3-2,4=0,6
O-T=
3,2-2,5=0,7
S-W=
2,6-
liii
penerimaan pasien baru 3. Perawat tidak meminta inform
consent sentralisasi kepada keluarga pasien TOTAL
b. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya mahasiswa keperawatan
praktik manajemen keperawatan2. Kerjasama antara mahasiswa
keperawatan dengan perawat ruanganTOTAL
TREATHENED1. Adanya tuntutan lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
TOTAL
M4 (MONEY)c. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. Dana operasional Ruangan
diperoleh dari rumah sakit2. Dana fasilitas kesehatan
diperoleh dari rumah sakit3. Dana kesejahteran pegawai
diperoleh dari rumah sakit dan IRNA Marwah IIIC
4. 11(91,6%) perawat mengatakan bahwa dana operasional sebagian besar dari rumah sakit
TOTAL
WEAKNESS1. Jasa intensif untuk pelayanan
dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua perawat.
2. Sistem administrasi terpusat
0,3
0,3
0,2
0,2
1
0,5
0,5
1
1
1
0,5
0,5
1
2
2
3
4
3
2
3
2
3
0,6
0,6
0,6
0,8
2,6
1,5
1,0
2.5
3
3
1
1,5
2,5
2,5=0,1
O-T=3-2,5=0,5
liv
TOTAL
d. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Adanya penjualan waslap di
Ruangan sebagai penambah dana kesejahteraan Ruangan.
TOTAL
TREATHENED1. Adanya tuntutan dari
masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional
2. Alokasi dana untuk penunjang fasilitas kesehatan belum optimal
TOTAL11. M5 (Marketing)
a. Internal Faktor (IFAS)STRENGTH1. 50% pasien mengatakan bahwa
merasa sangat puas terhadap kinerja perawat
2. 83,3% perawat mengatakan rata-rata BOR cukup baik (70-80%)
3. Adanya variasi karakteristik dari pasien (JPS, umum, ASKES, ASTEK)
TOTAL
WEAKNESS1. Terdapat pasien yang
menyatakan 25% menyatakn kurang puas terhadap kinerja perawat
TOTAL
b. Ekternal Faktor (EFAS)OPPORTUNITY1. Mahasiswa S1 Keperawatan
Praktik Manajemen 2. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswaTOTAL
TREATHENED1. Adanya peningkatan standart
0,4
0,4
0,2
1
1
1
0,5
0,5
1
0,75
0,25
4
3
2
3
3
4
3
3
1,6
1,2
0,4
3,2
3
3
1,5
2
3,5
2,25
0,75
S-W=3,2-3=0,3
O-T=3,5-3=0,5
lv
masyarakat yang harus dipenuhi
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan
TOTAL
1 3
lvi
2.4 Diagram Layang
lvii
lviii
2.5 Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Ketenagaan (M1)
a. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan bahwa merasa tidak puas
dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja
melaluhi pelatihan atau pendidikan
b. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian
institusi rumah sakit terhadap perawat
c. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas
terhadap kinerja perawat
2. Sarana Dan Prasarana (M2)
a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat.
b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus.
3. Metode (M3)
Penerapan :
a. Pelaksanaan metode MAKP Timdilaksanakan belum optimal.
b. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.
c. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal
d. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.
e. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan
keperawatan
4. Dokumentasi
lix
a. Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak
lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien
pasca tindakan belum dipantau
b. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang
kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.
c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang
dilaksanakan secara optimal.
d. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada
tidak sesuai dengan perkembangan pasien
5. Ronde Keperawatan
a. SOP ronde keperawatan tidak tersedia.
b. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.
c. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di
ruangan.
d. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde
keperawatan selain Karu dan CI.
e. Sebanayak 6(50%) perawat mengatakan ronde keperawatan
dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde
6. Sentralisasi obat
a. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi
obat, tetapi tidak pernah di gunakan
b. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di
Depo farmasi
c. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
d. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh
dokter
a. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan
sebagian hanya obat oral dilakukan sentralisasi obat tetapi belum
ada buku inventarisasi obat
7. Supervisi
a. Belum ada program yang terjadwal tentang supervise dari kepala
ruangan kepada perawat
lx
b. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
c. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
d. 3(25%) perawat mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak
terstruktur.
8. Timbang terima
a. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan
berfokus dengan masalah medis dan 9(75%) perawat mengatakan
timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah keperawatan
b. Tehnik timbang terima masih belum optimal
c. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara
optimal
d. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis
9. Discharge planning
a. Tidak tersedianya leaflet/brosur saat pasien pulang
b. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.
c. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada
setiap pasien/keluarga
10. Penerimaan Pasien Barua. Perawat tidak melakukan pengkajian pasien baru
b. Paerawat tidak menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam
lembar penerimaan pasien baru
c. Perawat tidak meminta inform consent sentralisasi kepada
keluarga pasien tetapi di ruang IIIC tidak dilakukan.
11. Money (M4)
a. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama
untuk semua perawat.
b. Sistem administrasi terpusat
12. Marketing (M5)
a. Terdapat pasien yang menyatakan 25% menyatakn kurang puas terhadap kinerja perawat
lxi
2.6 Prioritas Masalah
Masalah Skor Analisis Swot PrioritasIFAS EFAS
1. MAKP2. Discharge planning3. Dokumentasi Keperawatan4. Supervisi5. Ronde keperawatan6. Timbang terima7. Sentralisasi obat8. Sarana dan prasarana9. Keuangan10. Pemasaran11. Sumber Daya Manusia
0,40,3-0,2-0,7-0,21,40,50,30,10,30,85
-0,7-0,4-0,70,5-0,50,20,30,20,50,20,2
1234567891011
Berdasarkan rumusan masalah diatas 5 masalah teratas ; Sentralisasi obat,
MAKP, Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan, Ronde Keperawatan,
Supervisi maka kelompok mengangkat prioritas masalah yang akan diselesaikan
yaitu Sentralisasi obat dengan alasan :
Menurut observasi yang kami lakukan di Ruangan pelaksanaan MAKP
terdapat kekurangan diantaranya antara lain struktur organisasi yang diterapkan
masih menggunakan tim
lxii
BAB 3
PERENCANAAN
3.1 Rencana Strategis
No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator Keberhasilan WaktuPenanggung
JawabM1(Ketenagaan)
1. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan bahwa merasa tidak puas dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan
2. Sebanyak 6(50%) perawat mengatakan tidak puas atas perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat
1. Meningkatnyakepuasan perawat dalam adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melaluhi pelatihan atau pendidikan
2. Meningkatnya kepuasan perawat terhadap perhatian institusi rumah sakit terhadap perawat
3. Meningkatnya
1. Kepala ruangan memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan penghargaan untuk mendapatkan pelatihan atau pendidikan
2. Kepala ruangan mengajukan permohonan kepada institusi agar lebih memperhatikan kesejahteraan perawat
1. Perawat mengatakan puas dengan adanya kesempatan pelatihan dan pendidikan
2. Institusi lebih memberhatikan kesejahteraan perawat untuk peningkatan kinerja perawat
63
3. Sebanyak 2(25%) pasien mengatakan bahwa merasa tidak puas terhadap kinerja perawat
kepuasan pasien terhadap kinerja perawat
3. Perawat meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan keperawatan secara terapeutik
1.
3. Kinerja perawat baik dibuktikan dengan pasien merasa puas
M2 (Sarana dan Prasarana)1. Belum ada ruang
diskusi khusus untuk dokter dan perawat
2. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus
1. Tersedianya ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat
2. Tersedianya ruang isolasi untuk pasien khusus
1. Kepala ruangan mengajukan pengadaan pembuatan ruang diskusi dengan fasilitas yang memadai
2. Kepala ruanagan mengajukan pengadaan pembuatan ruang isolasi dengan fasilitas yang memadai
1. Adanya ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat
2. Adanya ruang isolasi untuk pasien khusus
M3 (Methode)Penerapan metodePelaksanaan Metode MAKP Tim dilaksanakan belum optimal.
Terlaksananya Metode MAKP Tim secara optimal
1. Mensosialisasikan pelaksanaan metode MAKP yang dilakukan.
2. Diadakan diskusi rutin antara Karu dan anggotanya.
3. Adakan fasilitas penunjang seperti buku maupun makalah tentang kasus-kasus yang ada di ruangan
Perawat menggunakan asuhan keperawatan TIM yang telah dipakai diruangan dengan benar hal ini diobservasi dari pernyataan dan tindakan perawat akan kemampuannya
Dokumentasi1. Dari observasi
status pasien, pengisian
Terlaksananya dokumentasi yang secara optimal
1. Dilakukan sosialisasi format dan latihan-latihan pendokumentasian yang benar dan tepat pada semua
1. Format dokumentasi terisi dengan baik dan benar oleh semua perawat di ruanagan
64
dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan belum dipantau
2. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.
3. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara optimal.
4. Sebanyak 5(16%) perawat mengatakan dokementasi yang ada tidak sesuai dengan perkembangan
perawat2. Kepala ruangan memberikan
motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar mampu melakukan dokumentasi keperawatan yang benar
3. Kepala ruangan melakukan supervise dan menganalisa terhadap hasil pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat setiap dilakukan timbang terima serta memberikan masukan yang positif terhadap perawat
2. Meningkatnya keinginan perawat untuk terus belajar dan melakukan pendokumentasian secara benar dan tepat
3. Penilaian dokumentasi keperwatan berdasarkan pada maslah keperawatan klien, serta pendokumentasian segera setelah dilakukan tindakan sehingga respon klisn dapat terpantau
65
pasien5.
Ronde Keperawatan.1. SOP ronde
keperawatan tidak tersedia.
2. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan
3. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.
4. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain Karu dan CI
5. Sebanyak 6(50%) perawat mengatakan ronde
1. Tersedianya SOP ronde keperawatan
2. Tersedianya informed concent ronde keperawatan
3. Menyusun jadwal ronde keperawatan sebagai kegiatan rutin di ruangan
4. Terlaksanakannya pelatihan tentang ronde keperawatan bagi perawat
5. Terlaksananya ronde keperawatan
1. Kepala ruangan menyediakan SOP ronde keperawatan
2. Perawat menyediakan informed concent ronde keperawatan
3. Ronde keperawatan dilaksanakan secara rutin dan telah ditetapkan jadwal tertentu agar ronde lebih terjadwal dan masalah yang terjadi di ruangan dapat lebih cepat terselesaikan, misalnya 2x dalam sebulan dan dilaksanakan 30 menit dan dipimpin oleh kepala ruangan
4. Kepala ruangan mengajukan pelatihan ronde keperawatan kepada institusi agar perawat memiliki kompetensi
5. Melakukan ronde keperawatan yang sesuai dengan kriteria dengan menjalin kerjasama
1. Adanya SOP ronde keperawatan
2. Adanya informed concent ronde keperawatan
3. Adanya jadwal ronde keperawatan sebagai kegiatan rutin di ruangan dan ronde keperawatan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kepala ruangan
4. Pelatihan dapat terlaksana dengan baik dan diikuti oleh semua perawat ruanagan sehingga perawat menegerti dan mampu mengatasi masalah keperawatan yang terjadi
5. Ronde keperawatan dilakukan oleh semua perawat sesuai dengan kriteria
66
keperawatan dilakukan akan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde
yang sesuai dengan kriteria
dengan tim medis lainnya
Sentralisasi Obat1. Ada lembar serah
terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak pernah di gunakan
2. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi
3. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
4. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter
1. Digunakannya secara optimal lembar serah terima obat kepada pasien
2. Tersedianya Depo farmasi di setiap ruangan
3. Terlaksananya supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
4. Resep obat ditulis oleh dokter
1. Kepala ruangan memberikan motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar melakukan pengisian lembar serah terima obat
2. Kepala ruangan mengajukan pengadaan defo farmasi kecil di ruangan
3. Kepala ruangan melakukan supervise dan menganalisa terhadap hasilpenerapan sentralisasi obat
4. Perawat membiasakan diri untuk tidak menulis resep obat
1. Perawat mengisi lembar serah terima obat
2. Adanya depo farmasi kecil diruangan
3. Pelaksanaan sentralisasi obat berjalan dengan pengawasan supervise secara optimal
4. Resep obat ditulis oleh doker bukan perawat
67
5. 100% perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat dilakukan sebagian di kamar dilakukan sentralisasi obat tetapi belum ada buku inventarisasi obat.
5. Terlaksananya sentralisasi obat seluruhnya dan tersedianya buku inventaris obat
5. Mengadakan sentralisasi obat untuk seluruh kamar dengan menyediakan inventaris keperluan penujang sentralisasi obat
5. Adanya buku inventarisasi obat untuk dokumentasi sentralisasi
Supervisi.1. Belum ada
program yang terjadwal tentang supervise dari kepala ruangan kepada perawat
2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
4. 3(25%) perawat mengatakan
1. Tersusunnya jadwal supervise dari kepala ruangan kepada perawat
2. Terlaksananya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi
3. Tersedianya dokumentasi supervisi yang jelas
4. Terlaksananya supervisi yang
1. Kepala ruangan menyusun jadwal supervise secara rutin dari kepala ruangan kepada perawat dan memasukan dalam rencana kegiatan bulanan
2. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi tentang supervise kepada seluruh perawat agar memahami tentang supervise
3. Mengadakan inventaris dan dokumentasi penunjang dilakukan supervise
4. Mensosialisasikan tentang format yang baku supervise untuk setiap
1. Pelaksanaan supervise berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal yang dibuat kepala ruanagan
2. Pelatihan dan sosialisasi supervise terlaksana dengan baik, jelas dan terstruktur
68
supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur.
struktur tindakan keperawatan sesuai dengan standart keperawatan, supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervise dan menetapkan tujuan yang jelas disetiap supervise
Discharge Planning
1. Tidak tersedianya leaflet tidak diberikan pasien pulang
2. Discharge Planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja
3. Pemberian HE dilakukan hanya dengan secara lisan
1. Tersedianya leaflet
2. Terlaksananya Discharge Planning saat pasien masuk,saat intervensi dan saat pulang
3. Terlaksananya HE secara lisan dan tulisan
1. Ruangan menyediadakan leaflet atau brosur tentang penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat
2. Perawat melakukan pelaksanaan Discharge Planning dari awal pasien masuk ruangan hingga pasien pulang
3. Perawat memberikan pendidikan kesehatan secara lisan dan tulisan
1. Adanya brosur atau leaflet tentang penyakit yang diderita oleh masing-masing pasien
2. Perawat melaukan Discharge Planning dari awal pasien masuk ruangan hingga pasien pulang
3. Pasien dan keluarga pasien mengerti dan memahami penjelasan tentang penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat sesuai dengan leaflet atau brosur yang diberikan
69
Timbang Terima
1. Sebanyak 3(25%) perawat mengatakan timbang terima dilakukan berfokus dengan masalah medis
2. Tehnik timbang terima masih belum optimal
3. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal
1. Terlaksanaya timbang terima yang berfokus pada masalah keperawatan dan kebutuhan dasar pasien
2. Optimalnya teknik timbang terima
3. Optimalnya dokumentasi timbang terima
1. Kepala ruangan harus selalu menanyaklan masalah keperawatan saat timbang terima dilaksanakan dan menyediakan form yang berisi poin-poin tentang kebutuhan dasar pasien
2. Kepala ruangan dan perawat melakukan timbang terima sesuai dengan aturan yang baku
3. Membiasakan diri untuk mendokumentasikan data langsung ditulis dibuku operan
1. Perawat mencantumkan masalah kepetrawatan dalam setiap laporannya
2. Perawat langsung menulis data pada buku operand an dokumentasi operan lengkap
Penerimaan Pasien Baru1. Perawat tidak
melakukan pengkajian pasien baru, tidak menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam lembar
1. Dilakukannya pengkajian terhadap pasien baru oleh perawat
2. Perawat menjelaskan
1. Kepala ruangan mengingatkan perawat jika terlupa mengkaji pasien baru dan menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru serta meminta persetujuan
2. Mensosialisasikan kepada semua perawat tentang teknik
Perawat paham tentang teknik penerimaan pasien baru dan dapat mengkaji pasien baru serta menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru serta meminta persetujuan
70
penerimaan pasien baru, tidak meminta inform consent sentralisasi kepada keluargapasien
segala sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru
penerimaan pasien baru yang tepat dan benar
3. Diadakannya evaluasi pemahaman perawat tentang penerimaan pasien baru
M4 = MoneyPembiayaanMasih banyak persyaratan untuk keperluan administrasi dari pihak pasien yang belum lengkap terutama pada pasien rujukan
Keteraturann administrasi (keuangan)
Mengusulkan untuk menginformasikan pendanaan yang dibutuhkan perawatan klien, penjelasan alur pendanaan untu ksemua pasien (ASKES, UMUM, JPS, ASTEK)
Klien membayar sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan dan menyelesaikan persyaratan yang diperlukan
M5 = MarketingPemasaranMutu pelayanan sudah berjalan tapi belum optimal
Kepuasan pasien meningkat
Mengusulkan peningkatan mutu pelayanan terus- menerus sehingga memberi kesan yang baik pada klien
1. Kepuasan klien terpenuhi2. Tidak ada komplain dari
pasien dan keluarga pasien terhadap pelayanan
71
3.2 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Umi Sa’adahS.Kep.
Sekretaris : Mar’atus Silmi S.Kep.
Bendahara : Dian Agustina S.Kep.
Pj MAKP : Imam Mahrus S.Kep
Pj Sentralisasi Obat : M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Pj Timbang Terima : Khoirul Abidin S.Kep dan Dian Agustina S.Kep
Pj Ronde Keperawatan : Syaiful Anam S.Kep dan Mar’atus Silmi S.Kep.
Pj Supervisi : M. Yusron Irfani S.Kep
Pj Discharge Planing : Indah Amaliya S.Kep dan Zainal Arifin S.Kep
Pj Dokumentasi : Aswin Bahar S.Kep
Pj Penerimaan Pasien : Indah Amaliya S.Kep
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan
2. PP
3. PA
Pembagian ini secara rinci akan dilampirkan pada lembaran tersendiri
setelah pelaksanaan metode asuhan keperawatan di ruangan.
72
3.2 Strategi Kegiatan
3.2.1 Penataan Ketenagaan
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis data tentang tenaga
(ketenagaan) sesuai dengan tingkat ketergantungan dan jumlah pasien mahasiswa
mampu merencanakan pemetaan tenaga.
2. Tujuan Khusus
- Mampu mengelola kebutuhan tenaga (menghitung jumlah perhari sesuai
dengan tingkat ketergantungan pasien).
- Mampu menyusun job description
- Mampu membuat jadwal dinas
B. Rencana Strategi
1. Menghitung jumlah tenaga dengan menggunakan rumus Douglas Lovvitgel
2. Membuat jadwal shift
3. Mengevaluasi efektifitas pembagian tenaga dengan rumus Douglas
Lovvitgel
C. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Mengidentifikasi jumlah dan tingkat ketergantungan pasien perhari.
- Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik (proposal kegiatan)
- Menyiapkan format klasifikasi pasien dan perhitungan jumlah tenaga
- Membuat format jadwal shift
2. Evaluasi proses
- Mahasiswa dapat mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan
ketergantungannya
- Melakukan tabulasi dan penghitungan kebutuhan jumlah tenaga
- Membuat jadwal dinas perhari.
3. Evaluasi hasil
- Asuhan keperawatan dapat diberikan secara maksimal
- Semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi dan tercover
- Pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
73
TIM MEDIS KEPALA RUANGAN SARANA RS
Klien Klien
PA 1PA 2
PA 1PA 2
PP 1 PP 1
- Perawat puas memberikan asuhan kepada pasien
3.2.2Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Metode perawatan Primary Nursing merupakan salah satu metode praktik
keperawatan profesional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien mulai dari klien masuk sampai
keluar Rumah Sakit. Metode ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan
antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan
selama klien dirawat. Metode ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara klien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama klien di rawat. Konsep
dasar dan metode ini adalah tanggung jawab dan tanggung gugat.
Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing:
Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Gambar 3.1 Sistem pemberian Metode Asuhan Keperawatan Primary
Nursing
74
Dalam penerapan MAKP metodePrimary Nursing terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
3. Klien merasa diperlakukan sewajarnya karena kebutuhan secara individu
sudah terpenuhi.
4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan
proteksi, informasi dan advokasi (Gillies, 1989)
Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria assertif, self direction, kemampuan
pengambilan keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, accountable
serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.
A. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Metode Asuhan Kepertawatan Profesional
dengan metode keperawatan primer di Ruang Marwah IIIC RSU Haji
Surabaya.
b) Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MAKP primary nursing, mahasiswa mampu:
1. Mengatur kebutuhan tenaga perawat,
2. Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan,
3. Melakukan sistem pendokumentasian,
4. Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme, dan
5. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lain.
B. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Imam Mahrus S.Kep.
75
C. Pelaksanaan
MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai minggu ke-II sampai
dengan minggu ke-V praktik profesi Menajemen Keperawatan di Ruang Marwah
IIIC tanggal 11Maret 2013 – 21 April 2013.
D. Rencana Strategis
1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan yaitu metodePrimary Nursing.
2. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
3. Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
4. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
5. Menerapkan metode MAKP yang direncanakan.
E. Kriteria evaluasi
1) Struktur
Metode Asuhan Keperawatan Profesional sebelum dilaksanakan di Ruang
Marwah IIIC RSU Haji Surabaya dikoordinasikan dan disetujui oleh
pembimbing pendidikan dan pembimbing ruangan.
2) Proses
Selama pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang
Marwah IIIC RSU Haji Surabaya berjalan sesuai dengan rencana.
3) Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat Ruang Marwah IIIC RSU Haji
Surabaya tentang metode asuhan keperawatan profesional meningkat.
76
3.2.3 Sentralisasi Obat
Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi
pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Penanggung jawab pengelolaan obat adalah Kepala Ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada Staf yang ditunjuk. Keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3.2.3.1 Penerimaan obat :
1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat.
2. Kaluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta
kartu sediaan obat.
3. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
obat
3.2.3.2 Pembagian obat :
1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat
2. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat:
dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstrusikan dan
kartu obat yang diinstrusikan oleh dokter dan kartu obat yang ada pada
pasien.
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, keguanaan
obat, jumlah obat, dan efek samping obat. Usahakan tempat obat kembali ke
perawat setelah obat dikonsumsi oleh pasien dan observasi adanya efek
samping setelah minum obat
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang
ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.
77
3.2.3.3 Penambahan Obat Baru :
1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku obat
masuk dan sekaligus dilakukan dalam kartu sediaan obat.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku obat masuk dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga / pasien dengan kartu kontrol obat.
3.2.3.4 Keuntungan pengelolaan obat
1. Terjadi interaksi intensif antara farmasi, dokter dan perawat.
2. Resep dapat dikaji dulu oleh apoteker
3. Farmasi dapat membuat profil farmasi pasien dengan lengkap.
4. Farmasi dapat melakukan terapi drugs monitor.
5. Pasien menerima pelayanan farmasi 24 jam.
6. Pasien hanya membayar obat yang dipakai
7. Efisiensi Ruang perawatan dari penyimpangan obat.
8. Mengurangi beban perawat.
9. Menghindari penggunaan obat yang salah.
10. Mengurangi kemungkinan kehilangan obat.
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga professional.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi
obat secara maksimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 6 T + 1 W .
b. Menyaragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat-obat yang dikelola.
c. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
78
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan
yang telah diberikan.
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Kepala Ruangan :Umi Sa’adah S.Kep
Perawat Primer :Dian Agustina S.Kep
Perawat Associate : Mar’atus Silmi S.Kep.
C. Pelaksanaan
Kegiatan sentralisai obat dilaksanakan pada minggu ke-II sampai minggu
ke-V. Ruang yang digunakan adalah nurse station. Metode yang digunakan adalah
pendekatan secara langsung dengan klien dan keluarga dengan komunikasi
terapeutik untuk meyakinkan klien agar bersedia mengikuti pengelolaan
sentralisasi obat.
79
Pendekatan Perawat
PASIEN / KELUARGA
Persyaratan pengambilan obat sesuai dengan ketentuanLembar serah terima obatBuku serah terima/masuk obat
PP / PERAWAT YANG MENERIMA
PASIEN
DOKTER
FARMASI/APOTIK
PASIEN / KELUARGA
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT
Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat
Gambar 3.2 Alur Sentralisasi Obat. ( Nursalam, 2007)
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
80
D. Rencana Strategi
1. Menyusun format sentralisasi obat
2. Melaksanakan pengelolaan sentralisasi obat pasien beserta perawat Ruang
Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.
3. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan obat.
E. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dilakukan pada saat pasien MRS di Ruang Marwah IIIC RSU
Haji Surabaya.
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
3) Persetujuan proposal
4) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Marwah IIIC RSU
Haji Surabaya.
5) Persiapan pelaksanaan sentralisasi obat
6) Perawat yang bertugas pelaksanaan sentralisasi obat.
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan Ruangan yang
telah di tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk
dilakukan sentralisasi obat
2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan rencana dan alur yang telah
ditentukan.
3) Perawat yang bertugas sesuai perannya
c. Evaluasi Hasil
1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
2) Obat dapat diberikan secara tepat dan benar sesuai 6T dan 1W.
3) Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
5) Klien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada
petugas.
6) Mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar 6T + 1W
81
7) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
3.2.4 Supervisi Keperawatan
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan
(Nursalam, 2007). Pada proses pelaksanaannya terdapat langkah-langkah
supervisi, yaitu:
a. Tahap I
Di Nurse Station (Pra-Supervisi) : Supervisor (Kepala Ruangan)
memberitahu PP (Perawat Primer) bahwa akan dilakukan supervisi prosedur
tindakan injeksi obat intra vena melalui venflon. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan menilai pengetahuan, kinerja, sikap perawat dalam
melaksanakan pemberian obat intra vena melalui venflon sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.
b. Tahap II
Di Ruang perawat (Pra-Supervisi) : PP bersama PA (perawat assosiate)
menyiapkan peralatan. Setelah siap PP mengkonfirmasi kepada Kepala Ruangan.
c. Tahap III
Di Bed Pasien (Supervisi) : PP bersama PA melakukan prosedur tindakan
injeksi obat intra vena melalui venflon. Karu menilai kinerja perawat berdasarkan
instrumen yang telah disiapkan, menilai kognitif, afektif dan psikomotor saat
melakukan tindakan di depan pasien. Bila memungkinkan dilakukan follow up
saat itu juga. Misal cara cuci tangan, komunikasi yang terlewatkan atau
pemasangan perlak. Pelaksananan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
validasi data.
d. Tahap IV
Di Ruang Karu (Pos-Supervisi):
Supervisor (Karu) mengklarifikasi permasalahan yang ada
”Fair” (Karu menyampaikan kepada PP tentang hal-hal yang belum sesuai
dengan standar prosedur tindakan)
“Feedback” (Karu mengadakan klarifikasi dan validasi data sekunder kepada PP)
82
“Follow-Up” (Karu bersama PP merencanakan tindakan tersebut secara bersama
untuk melakukan perbaikan).
“Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan pada PP dan PA)
A. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran supervisor dalam supervisi
keperawatan dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat sehingga
tercapai pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang
berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.
b) Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam pelaksanaan
supervisi keperawatan.
2. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang
diberikan.
3. Meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : M. Yusron Irfani S.Kep
Kepala Ruangan : Khoirul Abidin S.Kep.
Perawat Primer 1 : Indah Amaliya S.Kep
Perawat Primer 2 : Imam Mahrus S.Kep
Perawat Associate1 : Syaiful Anam S.Kep
Perawat Associate2 : Zainal Arifin S.Kep
C. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan dilaksanakan pada minggu III praktik profesi
Manajemen Keperawatan.
D. Rencana Strategi
1. Menyusun konsep supervisi keperawatan
2. Menetapkan materi supervisi keperawatan
3. Membuat format supervisi keperawatan
4. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama dengan kepala
Ruangan dan staf keperawatan
83
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
E. Alur Supervisi
Keterangan : Kegiatan supervisi
Delegasi dan supervisi
Gambar 3.3 Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)
84
Ka. Bid Perawatan
Kasi Perawatan
Ka. Perawatan
Kepala RuanganMenetapkan kegiatan dan tujuan serta instrumen / alat ukur
PP 1 PP 2Menilai kinerja Perawat
PA PA Fair Feed Back Follow Up, pemecahan
masalah, reward/reinforcement
Kualitas Pelayanan Meningkat
Supervisi
Delegasi
E. Evaluasi
1. Struktur:
a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b. Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Menentukan materi supervisi.
e. Persiapan alat dan pasien
2. Proses:
a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada perawat primer
dan perawat pelaksana.
b. Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas sesuai
dengan diskripsi tugas masing-masing.
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
d. Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian.
3. Hasil :
a. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
b. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
c. Supervisor mengevaluasi hasil supervisi
d. Supervisor memberikan reward/feed back pada perawat primer dan
perawat pelaksana
3.2.5 Timbang Terima
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif antar perawat maupun dengan tim kesehatan lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift
(timbang terima pasien).
85
Timbang terima (operan) merupakan teknik / cara menyampaikan
laporan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien
harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas
dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer
kepada perawat primer pada shif berikutnya secara tertulis dan lisan.
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain
laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan
dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. (Nursalam,
2007).
Teknik pengelolaan timbang terima dimulai dari perawat dari kedua
shift dan KARU siap berkumpul di nurse station, Karu mengecek kesiapan
timbang terima tiap PP dan PA; persiapan membawa: status pasien, buku
timbang terima, work sheet, nursing kits; Karu membuka acara timbang terima;
hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat timbang terima: identitas klien
dan jumlah pasien, jumlah pasien baru, jumlah pasien lama, jumlah pasien
pulang, diagnosa medis, masalah keperawatan, data yang mendukung,
tindakan keperawatan yang sudah / belum dilaksanakan, rencana umum yang
perlu dilakukan: pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur tindakan tertentu;
perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi dan
validasi tentang hal-hal yang telah ditimbang terimakan; lama timbang terima
setiap pasien kurang lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan
keterangan lebih rinci; klarifikasi hasil validasi data; laporan timbang terima
ditanda tangani oleh kedua PP dan Karu (kalau pagi saja); reward Karu
terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas; dan penutupan dilakukan
oleh karu.
A. Tujuan
86
a) Tujuan umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat di Ruang
Marwah IIIC mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan klien dengan baik, sehingga kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.
b) Tujuan Khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah / belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Khoirul Abidin S.Kep dan Dian Agustina S.Kep
Kepala Ruangan : Syaiful Anam S.Kep
Perawat Primer (pagi) : Mar’atus Silmi S.Kep.
Perawat Associate (pagi) : Aswin Bahar S.Kep
Perawat Primer (sore) : M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Perawat Associate(sore) : M. Yusron Irfani S.Kep
C. Pelaksanaan
Kegiatan timbang terima dilaksanakan pada minggu ke-II sampai minggu ke-
V praktik profesi Manajemen Keperawatan di Ruang Marwah IIICRSU Haji
Surabaya.
D. Rencana Strategi
1. Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat Ruangan.
2. Menyusun materi timbang terima.
3. Membuat format timbang terima dan juknis.
4. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan.
5. Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.
87
E. Alur Timbang Terima
F. Evaluasi
a. Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: catatan timbang terima, status klien, working sheet dan
kelompok shift timbang terima. Kepala Ruangan selalu memimpin
kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu
malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke
malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
b. Proses
88
KLIEN
DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN
PERKEMBANGAN /KEADAAN KLIEN
MASALAH :
1. TERATASI2. BELUM TERATASI3. TERATASI SEBAGIAN4. MUNCUL MASALAH
BARU
Gambar 3.4 Alur Timbang Terima
Proses timbang terima di pimpin oleh kepala Ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan
mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di ners
stationkemudian ke bed klien dan kembali lagi ke ners station. Isi timbang
terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan. Intervensi yang
sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus.
Setiap klien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
c. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan, masalah keperawatan klien, dan
intervensi keperawatan klien yang belum dilakukan dan sudah
diselesaikan. Sehingga komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
3.2.6 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konselor, Kepala
Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga melibatkan seluruh PA kesehatan
(Nursalam, 2002).
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu
proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan
tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep
teori kedalam praktik keperawatan.
Teknik pengelolaan ronde pada waktu tahap pra ronde adalah menetapkan
kasus dan topik, membuat informed consent, menentukan tim ronde, membuat
proposal, diskusi kelompok dan mencari sumber dan literatur. Setelah itu, PP1
melaporkan rencana ronde pada karu. Pada tahap pelaksanaan dilakukan:
89
a. Pembukaan : salam pembukaan, memperkenalkan tim ronde dan
menyampaikan tujuan ronde.
b. Penyajian masalah : penyajian riwayat penyakit dan masalah klien,
menyampaikan masalah keperawatan yang belum terselesaikan dan diskusi
antar PA tentang masalah keperawatan.
c. Validasi data : memberi salam dan memperkenalkan tim ronde kepada klien
dan keluarga, validasi data yang telah disampaikan dengan melibatkan
keluarga, PP2 menanyakan dan memberi masukan, konselor menguatkan
validasi masalah dan intervensi keperawatan serta tindakan
Diskusi/tanya jawab : diskusi antar PA tentang masalah keperawatan,
menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah
ditetapkan, evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah klien melalui pendekatan
kritis.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah
b. Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah.
c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi intervensi
keperawatan.
f. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai
dengan masalah klien.
g. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Syaiful Anam S.Kep dan Mar’atus Silmi S.Kep.
Kepala Ruangan : Dian Agustina S.Kep.
Konselor : Dwiono MudjiantoS.Kep. Ns,
Dokter : -
90
Perawat Primer 1 : Zainal Arifin S.Kep
Perawat Associate 1 : M. Feny Samsul Hadi S.Kep
Perawat Associate1 : Imam Mahrus S.Kep
Perawat Primer 2 :M. Yusron Irfani S.Kep
Perawat Associate 2 : Umi Sa’adahS.Kep.
Perawat Associate 2 : Indah Amaliya S.Kep
Ahli Gizi : -
Supervisor : 1. Puji Rahayu, S.Kep, Ns M.kep
2. Nur Mukarromah M. Kes
Pembimbing : 1. Nur Mukarromah M. Kes
2. Dwiono Mudjianto Mudjianto S.Kep. Ns
Notulen : Khoirul Abidin S.Kep
Observer : Aswin Bahar S.Kep
C. Pelaksanaan
Kegiatan Ronde Keperawatan dilakukan pada minggu ke-IV.
D. Rencana Strategi
a) Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.
b) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
c) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
d) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk
menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
e) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala Ruangan dan staf
keperawatan.
f) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.
91
PROPOSAL
PP
APA YANG MENJADI MASALAHCROSS CEK DATA YANG ADAAPA YANG MENYEBABKAN MASALAH TERSEBUTBAGAIMANA PENDEKATAN (PROSES, SAK, SOP)
VALIDASI DATA
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN : INFORMED CONCENTHASIL PENGKAJIAN/ INTERVENSI
MASALAH TERATASI
TAHAP RONDEPENYAJIAN MASALAH
EVALUASI
DISKUSI KARU, PP, PERAWAT KONSELOR
TAHAP RONDE
TAHAP PRA RONDE
TAHAP RONDE
TAHAP PASCA RONDE
E. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
92
F. Evaluasi
a) Struktur
Persyaratan administrative (informed concent, alat dan lainnya).
Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
Persiapan dilakukan sebelumnya.
b) Proses :
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
c) Hasil :
Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
Masalah pasien dapat teratasi :
1. Dengan pemberian nutrisi pada pasien bubur halus dahulu baru
kemudian diberikan sonde
2. Memotivasi ibu untuk memberikan asupan nutrisi dengan sedikit
tapi sering
3. Motivasi orang tua untuk memberikan stimulasi motorik pada
anaknya terutama bapak juga perlu dilibatkan.
d) Perawat dapat :
Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah,
Meningkatkan kemampuan validasi data klien,
Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan,
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai
dengan masalah klien, dan
Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
93
di Bed Pasien di Nurse Station
Gambar 3.5 Alur Pelaksanaan Ronde
3.2.7 Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah semua catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi keperawatan adalah
keterangan tertulis dari seluruh pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
klien, baik pasien yang mengalami rawat inap ataupun rawat jalan.
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan metode asuhan keperawatan profesional, karena mempunyai
fungsi lain sebagai alat komunikasi, aspek hukum, jaminan mutu
pendidikan/peneliti dan akreditasi. Kelompok memilih mendokumentasikan
bentuk metode PIE dengan alasan pendokumentasian metode ini aplikatif dan
efektif karena sudah tampak adanya masalah keperawatan.
Secara garis besar metode pendokumentasian ini terdiri dari format
pengkajian, format problem, intervensi dan evaluasi dalam satu lembar. Setiap
pasien dilakukan pengkajian oleh perawat primer kemudian dilakukan analisis
dan ditegakkan diagnosa pengkajian keperawatan. Selanjutnya intervensi
keperawatan ditulis sesuai dengan dengan format SAK yang ada. Format
cetakan keperawatan diisi oleh perawat assosiate, sedangkan hasil observasi,
vital sign, pemberian obat ditulis dilembar observasi oleh perawat assosiate.
Tujuan Utama Pendokumentasian
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan
klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Hukum
94
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap,
jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat.
Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari adanya
penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah.
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan
perawat untuk menyelesaikan masalah klien serta untuk mengetahui sejauh
mana masalah dapat teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk
mengetahui adanya masalah baru secara dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan
klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga
kesehatan.
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan
klien.
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang
dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa
atau profesi keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan
ilmu keperawatan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
95
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan
Perry, 2005)
1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah. Cara
yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis
kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan
catatan yang benar.
2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat
digunakan sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak
professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya
akurat.
4)Catat hanya fakta, akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang
kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6)Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
8)Tulis hanya untuk diri sendiri.
9)Hindari penulisan yang kurang spesifik.
10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan.
Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu metode pendokumentasian yang
mengacu pada metode PIE. Tehnik pengisian lembar dokumentasi
keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register
klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
96
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah
ditandai dengan “I” (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh
PP.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari
intervensi diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah,
berisi tentang jam dan paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap
pergantian jaga).
Selain menggunakan metodePIE pada minggu ke-II, digunakan
modifikasi metode dokumentasi keperawatan untuk klien kamar B(8 Tempat
Tidur). Dokumentasi tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi
keperawatan dan evaluasi dalam satu hari (3 shift). Dengan modifikasi ini
diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif dan efisienyang
dilaksanakan pada minggu ke-II.
Keuntungan pendokumentasian:
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.
4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
Kerugian pendokumentasian:
1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif untuk
beberapa situasi keperawatan.
Bagian dari dokumentasi keperawatan:
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian
persistem. Lembar dokumentasi keperawatan dengan system PIE berisi
tentang:
a. Nama klien
b. Umur
c. No register
d. Diagnosa medis
e. Diagnosa keperawatan
97
f. Kolom tanggal dan jam
g. Kolom problem
h. Kolom intervensi
i. Kolom implementasi
j. Evaluasi
k. Kolom tanda tangan
Tujuan dari pendokumentasian keperawatan adalah:
1. Komunikasi
1) Koordinasi asuhan keperawatan
2) Mencegah informasi berulang
3) Meminimalkan kesalahan dan meningkatkan asuhan keperawatan
4) Penggunaan waktu lebih efisien
2. Mekanisme pertanggungjawaban
1) Dapat dipertangggungjawabkan baik kualitas dan kebenaran
2) Sebagai perlindungan hukum bagi perawat.
3. Metode pengumpulan data
1) Mencatat kemajuan pasien secara reliable dan objektif
2) Mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi
3) Sebagai bahan penelitian
4) Sebagai data statistik
4. Sarana pelayanan keperawatan secara individu: mencatat secara
terintegrasi berbagai aspek pasien : kebutuhan, kekuatan dan keadaan
khusus.
5. Sarana untuk evaluasi
6. Sarana untuk meningkatkan kerjasama antar disiplin dalam tim
kesehatan
7. Sarana pendidikan lanjutan
8. Memantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi
yang berhubungan untuk asuhan keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan, berupa:
1. Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh
profesi atau pemerintah. Pencatatan tersebut menyediakan pedoman
98
penggunaan singkatan, tanda tangan, metode jika ada kesalahan, dan
peraturan jika data terlambat masuk.
2. Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan. Data
yang ada menjabarkan apa yang dilakukan perawat.
3. Peraturan tentang praktek keperawatan dapat dilihat pada catatan
pelayanan kesehatan. Data yang tertulis menunjukkan kegiatan perawat
yang independent dan interdependen.
4. Pedoman akreditasi harus diikuti. Penekanan yang khusus pada data
tentang kegiatan observasi dan evaluasi.
Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1. Dokumentasian pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah fase pengumpulan data dari proses
keperawatan untuk mengumpulkan data yang sistematis. Tujuan dari
pangkajian adalah untuk mengumpulkan, mengorganisir dan mencatat data
yang menjelaskan respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan.
Tujuan dari pencatatan data pengkajian keperawatan adalah :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan respon pasien yang dinyatakan
dalam diagnosa keperawatan yang mempengaruhi tindakan keperawatan
yang diperlukan
b. Menggabungkan dan mengorganisir informasi yang dikumpulkan dari
beberapa sumber menjadi satu sumber umum, sehingga pola-pola
kesehatan pasien dapat dianalisa dan masalah-masalah dapat
diidentifikasi
c. Meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai
poin referensi untuk mengukur perubahan pada kondisi pasien.
d. Mensuplai data yang cukup untuk memberikan alasan akan kebutuhan
pasien terhadap pelayanan keperawatan
e. Memberikan dasar guna penulisan rencana keperawatan yang efektif.
2. Dokumentasi diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah tahap proses keperawatan yang
meliputi :mengidentifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan (ditangani,
dikurangi atau dirubah) melalui intervensi keperawatan. Diagnosa keperawatan
99
menggunakan pengkajian data sampai respon pasien pada masalah
keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah sebuah pernyataan singkat dalam
pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah
keperawatan yang aktual dan resiko.
Tujuan diagnosa keperawatan :
a. Menyampaikan masalah pasien dalam istilah yang dimengerti oleh semua
perawat
b. Mengenali masalah-masalah pasien yang utama pada pengkajian data
c. Mengenali perkembangan tindakan keperawatan
Kategori diagnosa keperawaran :
a. Aktual : Menunjukkan masalah yang ada pada pengkajian data
b. Resiko/resiko tinggi : Merupakan masalah potensial dari pengkajian data
yang apabila tidak dilakukan tindakan keperawatan dapat menjadi
masalah aktual
c. Kemungkinan : Menunjukkan situasi kemungkinan yang ditekankan pada
pengamatan dan pengawasan.
Komponen diagnosa keperawatan :
a. Pernyataan masalah
b. Penyebab masalah
c. Tanda dan gejala
3. Dokumentasi rencana tindakan keperawatan
Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan termasuk
menentukan prioritas ,dan menentukan metode yang digunakan untuk
penyelesaian masalah. Tujuan dari perencanaan, menyusun rencana
keperawatan yang dapat digunakan dalam masalah aktual, resiko atau
kemungkinan reaksi manusia terhadap masalah kesehatan.
Fokus dari perencanaan adalah untuk menyususn rencana tindakan
dengan pendekatan penyelesaian masalah. Melalui proses ini, perawat
memprioritaskan dan membuat daftar masalah klien yang memerlukan
intervensi keperawatan.
Komponen yang mendasari rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3
komponen :
100
1) Diagnosa keperawatan
2) Hasil yang diharapkan/kriteria hasil
3) Instruksi perawat/intervensi keperawatan
4. Dokumentasi intervensi keperawatan
Tujuan dokumentasi intervensi keperawatan
1) Mengkomunikasikan secara tepat apa yang telah dilakukan pada pasien
(mencegah duplikasi terhadap pengobatan)
2) Sebagai klaim malpraktek
3) Sebagai justifikasi staffing
4) Efektif dan efisiensi dana
Jenis intervensi :
1) Intervensi terapeutik
Tindakan terapeutik adalah tindakan yang langsung sesuai dengan
keadaan pasien. Intervensi terapeutik meliputi tindakan keperawatan dan
tindakan medis.
2) Intervensi pemantapan/ observasi
Observasi dan penilaian yang benar tentang kemajuan kondisi kesehatan
pasien yang serta yang mempengaruhi hambatan-hambatan dalam
kesehatan klien.
Dokumentasi intervensi mengidentifikasi mengapa suatu tindakan
dilakukan pada pasien, apa yang terjadi, kapan, bagaimana dan siapa yang
melakukan intervensi.
Komponen dokumentasi intervensi keperawatan meliputi:
WHY : Alasan tindakan
WHAT : Penjelasan tentang apa yang dilakukan secara lengkap dan
rinci
WHO : Siapa yang melaksanakan intervensi
WHEN : Waktu pelaksanaan
HOW : Tindakan dilakukan dengan prinsip alamiah dan rasional.
5. Dokumentasi evaluasi keperawatan
101
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama
tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana
tindakan keperawatan dan intervensi keparawatan jika perlu. Tujuan evaluasi
keperawatan adalah untuk menentukan seberapa efektifnya tindakan
keperawatan itu untuk mencegah atau mengobati respon manusia terhadap
prosedur kesehatan.
Tujuan dokumentasi evaluasi :
1) Merupakan faktor penentu terhadap keefektifan keputusan
pencegahan, pengobatan dan pengobatan terhadap respon pasien akan
masalah keperawatan
2) Menilai pencapaian tujuan keperawatan
3) Menilai efektifitas rencana keperawatan atau strategi asuhan
keperawatan
Komponen evaluasi :
1) Mencatat rumusan evaluasi
2) Merevisi/memodifikasi rencana keperawatan
3) Intervensi jika diperlukan
4) Mencatat secara berkesinambungan informasi tentang pasien
5) Pengkajian ulang
Tipe pernyataan evaluasi :
1) Evaluasi formatif
Pernyataan formatif langsung merefleksikan observasi perawat dan
analisis terhadap respon pasien langsung setelah intervensi
keperawatan
2) Evaluasi sumatif
Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi
serta analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu.
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan sistem dokumentasi keperawatan metode
PIE dengan benar di Ruang Marwah IIICRSU Haji Surabaya.
b. Tujuan Khusus
102
Mendokumentasikan asuhan keperawatan :
1. Mendokumentasikan pengkajian keperawatan
2. Mendokumentasikan diagnosis keperawatan
3. Mendokumentasikan perencanaan keperawatan
4. Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan
5. Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
6. Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat
7. Mendokumentasikan HE (health education) melalui kegiatan
perencanaan pulang
8. Mendokumentasikan timbang terima
9. Mendokumentasikan kegiatan supervisi
10. Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde
keperawatan
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Aswin Bahar, S.Kep
C. Pelaksanaan
Kegiatan dokumentasi dilaksanakan pada minggu ke-II.
D. Rencana Strategi
1. Menyusun format pengkajian metode ROS ( Review Of System)
2. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang telah
dibuat sesuai dengan 10 diagnosa keperawatan yang sering dijumpai di
Ruang Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.
3. Membuat SAK terdiri dari 10 diagnosa keperawatan yang sering di Ruang
Marwah IIIC RSU Haji Surabaya.
4. Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format dokumentasi keperawatan
5. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat Ruangan
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan.
Metode
1. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdiri dari:
1) Lembar penerimaan pasien baru
2) Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of Siystem)
3) Lembar pemeriksaan patologi
103
4) Lembar advice dokter
5) Analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
6) Asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi)
7) Lembar observasi
8) Discharge planning
9) Resume keperawatan
10) Surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
11) Lembar serah terima obat
12) Daftar pemberian obat
13) Surat persetujuan tindakan medis
14) Surat penolakan tindakan medis
15) Surat permintaan konsultasi.
Media
1. Lembar penerimaan pasien baru
2. Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of Siystem)
3. Lembar pemeriksaan patologi
4. Lembar advice dokter
5. Lembar analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
6. Lembar standart asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi)
7. Lembar observasi
8. Lembar discharge planning
9. Lembar resume keperawatan
10. Lembar surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
11. Lembar serah terima obat
12. Lembar daftar pemberian obat
13. Lembar surat persetujuan tindakan medis
14. Lembar surat penolakan tindakan medis
15. Lembar surat permintaan konsultasi.
16. Juknis penerimaan pasien baru
17. Juknis format pengkajian menggunakan ROS (Review Of System)
104
18. Juknis pemeriksaan patologi
19. Juknis advice dokter
20. Juknis analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
21. Juknis standart asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi)
22. Juknis lembar observasi
23. Juknis discharge planning
24. Juknis resume keperawatan
25. Juknis surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
26. Juknis lembar serah terima obat
27. Juknis daftar pemberian obat
28. Juknis surat persetujuan tindakan medis
29. Juknis surat penolakan tindakan medis
30. Juknis surat permintaan konsultasi.
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru, lembar pengkajian keperawatan, lembar pemeriksaan patologi,
lembar advice dokter, analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas),
asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi), lembar observasi, discharge planning, resume
keperawatan, surat persetujuan sentralisasi obat, lembar serah terima obat,
daftar pemberian obat, surat persetujuan tindakan medis, surat penolakan
tindakan medis dan surat permintaan konsultasi.
2. Evaluasi Proses
a. PP melakukan pengkajian, menentukan problem dan intervensi sesuai
SAK.
b. PP mendelegasikan penulisan implementasi kepada PA.
c. PP melakukan evaluasi setiap diagnosa keperawatan yang dilakukan
setiap shift
3. Evaluasi Hasil
105
b. Format dokumentasi didokumentasikan dengan lengkap, akurat,
relevan dan baru.
c. Job description yang jelas antara PP dan PA
3.2.8 Discharge Planning
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi
yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan
yang berkesinambungan (Raden dan Traft, 1990). Discharge planning
keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang keperawatan atau
yang sering disebut dengan keperawatan berkelanjutan, dimana perawatan yang
dibutuhkan oleh pasien harus diberikan dimanapun pasien berada. Kegagalan
untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko
terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi fisik. Dalam
perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa
yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses keperawatan di
rumah.
Komponen perencanaan pulang (Komponen Discharge Planning)
a. Pada saat pasien masuk Ruangan:
1. Menyambut kedatangan pasien
2. Orientasi Ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah Ruangan
3. Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lain
4. Melakukan pengkajian keperawatan
5. Menyampaikan kepada keluarga perkiraan lama masa perawatan.
b. Selama masa perawatan:
1. Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain
2. Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang muncul
sampai dengan evaluasi perkembangan pasien selama dirawat.
3. Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet,
aktivitas, kontrol
Persiapan pasien pulang:
1. Perawatan di rumah
106
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health
education) mengenai aturan diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat
kontrol. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tingkat pemahaman
klien dan keluarga mengenai perawatan selama klien di rumah nanti,
perawatan lanjutan seperti perawatan luka, NGT.
2. Obat-obatan yang masih dikonsumsi klien dan dosisnya
Penjelasan mengenai obat-obatan klien yang masih harus diminum, dosis,
cara pemberian dan waktu yang tepat untuk minum obat, efek samping
yang mungkin muncul.
3. Obat-obatan yang dihentikan
Pada semua pasien kalau ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh
klien, obat-obatan tersebut tetap dibawakan ke klien,
4. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan foto selama dirawat di RS dibawakan pulang pada
klien, tetapi untuk hasil pemeriksaan laboratorium asli menjadi milik RS.
5. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, surat rujukan dll.
Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang
1. Mengkaji kebutuhan klien (fisiologis, psikologis, social dan cultural)
2. Mengembangkan rencana keperawatan yang sudah diterapkan dan
mendokumentasikan strategi discharge
3. Memberi pendidikan kepada keluarga dan klien (Patrice.1999)
A. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang
Marwah IIIC RSU Haji Surabaya. mampu menerapkan discharge planning.
b) Tujuan Khusus
1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
2. Mengidentifikasi masalah pasien
3. Memprioritaskan masalah pasien yang utama
4. Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien
yang dilakukan dan dihindari selama dirumah
5. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan
107
6. Mendokumentasikan
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Zainal Arifin S.Kep dan Indah Amaliyah, S.Kep
Kepala Ruangan : Mar’atus Silmi S.Kep.
Perawat Primer 1 : Umi Sa’adahS.Kep.
Perawat Associate1 : Khoirul Abidin, S.Kep
Perawat Primer 2 :Syaiful Anam S.Kep
Perawat Associate2 :Dian Agustina S.Kep
C. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakanminggu ke-III
D. Rencana Strategi
1. Menyusun konsep discharge planning
2. Menentukan materi discharge planning
3. Menyiapkan format discharge planning, kartu kontrol, kartu obat
4. Melaksanakan discharge planning bersama dengan perawat Ruangan
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan discharge planning
108
E. Alur Discharge Planning
Gambar 3.6 Alur Discharge Plannin
109
- Menyambut kedatangan pasien- Orientasi Ruangan, peraturan dan
denah Ruangan.- Memperkenalkan pasien pada
teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain
- Melakukan pengkajian keperawatan
- Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain
- Melakukan asuhan keperawatan
- Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrol
Perencanaan pulang
Program HE :- Pengobatan/ control- Kebutuhan nutrisi- Aktivitas dan istirahat- Perawatan di rumah
Monitoring oleh petugas kesehatan dan keluarga
Penyelesaian administrasi
Lain-lain
Pasien masuk
Pasien selama dirawat
Pasien keluar
- Perawat- Dokter- Tim
kesehatan lain
F. Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Marwah IIIC RSU
Haji Surabaya.
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c. Penyusunan proposal
d. Menetapkan kasus
e. Pengorganisasian peran
f. Penyusunan leaflet, kartu discharge planning
2. Proses
a. Discharge planning dilaksanakan perawat terhadap setiap pasien baru,
pasien sedang dirawat, dan pasien pulang
b. Perawat memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan masing-
masing kasus yang dihadapi pasien
3. Hasil
a. Informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh klien
dan keluarga.
b. Keluarga mampu mendemonstrasikan ulang yang disampaikan
perawat.
c. Keluarga mampu menjawab dan menjelaskan ulang penjelasan dari
perawat dengan benar.
3.2.9 Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu Ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi Ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib
Ruangan.
A. Tujuan
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan pasien
3. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum
110
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Umi Sa’adahS.Kep.
Kepala ruangan : Zainal Arifin S.Kep
Perawat IRD : Indah Amaliyah, S.Kep
Perawat Primer : M. Feny Samsul Hadi S.Kep
PerawatAssociate : M. Yusron Irfani S.Kep
Perawat Primer : Imam Mahrus S.Kep
PerawatAssociate :Aswin Bahar S.Kep
C. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakanminggu ke-III
D. Tahapan Penerimaan Pasien Baru
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi (askes, maskin)
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
4) Menyiapkan lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK
(obat & alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa & catatan
khusus)
5) Menyiapkan format pengkajian
6) Menyiapkan inform consent sentralisasi obat.
7) Menyiapkan nursing kit
8) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung Ruangan
E. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
1. Pasien datang di Ruangan diterima oleh kepala Ruangan/ perawat
primer/ perawat yang diberi delegasi.
2. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya.
3. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur klien dan mengantar ke
tempat yang telah ditetapkan.
4. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan
posisi yang nyaman.
111
5. Perawat PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang
dibawa dan catatan khusus dari perawat yang mengantar kemudian
mendokumentasikan pada lembar serah terima pasien dari Ruangan
lain atau OK dan penandatanganan antara perawat sebelumnya dengan
PP.
6. Perawat PP/ PA melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan
format.
7. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
8. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
Ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadual
visite),tata tertib Ruangan.
9. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
10. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani lembar inform concent sentralisasi obat.
112
F. Alur Penerimaan Pasien Baru
Pra
Pelaksanaan
Post
Gambar 3.8 Alur Penerimaan Pasien Baru
113
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru
PP menyiapkan:
1. Lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK (kelengkapan administrasi)
2. Lembar pasien masuk rumah sakit3. Lembar pengkajian pasien4. Nursing kit5. Lembar inform consent sentralisasi obat6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien7. Kamar pasien (tempat tidur, kursi, meja, saran khusus
yang diperlukan seperti oksigen, suction dsb)
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru
Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA
PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru (tata tertib rumah saki, Ruangan, pasien sekamar, obat, perawatan) dan petugas farmasi
Terminasi
Evaluasi
Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru, lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK,
informed consent, format pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib
pasien dan pengunjung serta penjaga 1 orang.
- Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan
PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA
2. Evaluasi Proses
- Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
- PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan
catatan khusus.
- PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
- Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi Ruangan, perawatan
(termasuk Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib Ruangan.
- Keluarga pasien menandatangani inform consent untuk sentralisasi
obat.
- Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.
3. Evaluasi Hasil
- Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
- Pasien mengetahui tentang fasilitas Ruangan, perawatan, medis, serta
tata tertib Ruangan
- Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan tahu
alur pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).
114
115
BAB 4
Simpulan dan Saran
1.1 Kesimpulan
Dari pengkajian kelompok kami di temukanbeberapa masalah di Ruang Marwah IIIC
antara lain:
1. Ketenagaan (M1)
a. Jumlah tenaga perawat yang memiliki pendidikan S1 keperawatan masih 3 orang
b. pelaksanaan MAKP masih belum maksimal
c. Tidak semua perawat mendapat kesempatan pelatihan
d. Kurangnya minat pegawai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi
2. Sarana Dan Prasarana (M2)
a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat.
b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus.
3. Metode (M3)
Penerapan :
a. Pelaksanaan metode MAKP Tim dilaksanakan belum optimal.
b. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal.
c. Sentralisasi obat belum dilaksanakan dengan optimal
d. Ronde keperawatan pelaksanaanya belum optimal.
e. Proses Timbang Terima belum menyentuh pada aspek asuhan keperawatan
4. Dokumentasi
a. Jumlah pasien dan beban kerja yang tinggi sehingga pendokumentasian belum
optimal.
b. SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan
intervensi yang dibutuhkan.
c. Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara
optimal.
d. Dokumentasi Asuhan Keperawatan tidak dilengkapi segera saat pasien masuk
rumah sakit dan dirawat
5. Ronde Keperawatan
a. Ronde keperawatan tidak dilaksanakan secara berkesinambungan.
b. Peran katim belum nampak untuk pelaksanaan ronde.
c. Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.
116
d. Ronde keperawatan belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan.
e. Belum adanya perawat yang mengikuti pelatihan tentang ronde keperawatan selain
Karu dan CI.
f. Karu menentukan kasus yang dirondekan.
6. Sentralisasi obat
a. Ada lembar serah terima obat kepada pasien tentang sentralisasi obat, tetapi tidak
pernah di gunakan
b. Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi
c. Tidak ada supervisi terhadap kegiatan sentralisasi obat
d. Resep obat ditulis oleh perawat yang seharusnya dilakukan oleh dokter
e. Sentralisasi obat di ruangan Marwah IIIC hanya dilakukan pada kamar A dan B
7. Supervisi
a. Belum ada program yang terjadwal tentang supervisi.
b. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi.
c. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
d. Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
8. Timbang terima
a. Isi timbang terima belum terfokus pada masalah keperawatan
b. Tehnik timbang terima masih belum optimal
c. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara optimal
d. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis
9. Discharge planning
a. Tidak tersedianya leaflet saat pasien pulang
b. Discharge planning hanya dilakukan saat pasien pulang saja.
c. Pendokumentasian discharge planning di ruangan belum ada pada setiap pasien.
10. Money (M4)
a. Jasa intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama untuk semua
perawat.
b. Sistem administrasi terpusat
11. Marketing (M5)
Terdapat pasien yang menyatakan sangat puas terhadap pelayanan sebanyak 50%
responden, 25 % menyatakan puas dan 25% menyatakn kurang puas
117
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih
Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.
118