Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Bahan Siap Pakai
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Daur ulang sampah plastik sangat berperan untuk mengurangi dampak
pencemaran kemasan plastik terhadap lingkungan. Sebagaimana kita ketahui, selain
sampah organik yang kemudian umumnya dimanfaatkan sebagai kompos, ada juga
sampah non organik atau disebut juga sampah yang tidak dapat hancur, di antaranya
limbah kemasan plastik. Dengan itu kita dapat mengubahnya menjadi barang barang
kerajinan daur ulang bernilai ekonomis.
Berdasarkan riset yang dilakukan di Surabaya oleh Unilever Peduli
Foundation (UPF) pada tahun 2006, mengenai sampah post-consumer, hasilnya
adalah sampah plastik yang dihasilkan di Surabaya sebanyak 96.000 ton per tahun
(sekitar 4 persen dari total sampah pastik) adalah sampah plastik dari packaging
Unilever dan 45 persennya adalah plastik berlapis.
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang
plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat
diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran
dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas. Pemanfaatan
limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin
dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan
bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian
kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam karya tulis ini maka perumusan
masalahnya sebagai berikut :
1. Apa saja macam jenis limbah ?
2. Apa guna daur ulang sampah plastik ?
3. Bagaimana cara pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan ?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat judul yang diambil maka permasalahan akan dibatasi sebagai
berikut :
1. Macam jenis limbah
2. Kegunaan daur ulang sampah plastik
3. Pengolahan sampah plastik
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan penyusunan karya tulis ini bertujuan untuk :
1. Membantu mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan.
2. Sebagai salah satu syarat kenaikan kelas XII.
Adapun manfaat penulisan karya tulis ini antara lain supaya :
1. Masyarakat ikut berperan serta dalam mengurangi dampak pencemaran.
2. Penulis lebih mengerti pentingnya mendaur ulang sampah plastik.
E. Sisitematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
Bab I adalah Pendahuluan, pada bab ini penulis menguraikan tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah serta tujuan dan
manfaat penelitian.
Bab II berupa landasan teori, bagaimana teori teori keilmuan yang digunakan
dalam penulisan karya tulis ini.
Bab III akan diuraikan tentang metode dan langkah langkah mendaur ulang
sampah plastik tersebut.
Bab IV membahas mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II`
LANDASAN TEORI
Sampah, jika mendengar kata-kata ini apa yang terlintas dalam pikiran
kalian? Tentulah kotor, bau dan sangat berlimpah di dunia apalagi kota metropolitan.
kalian semua lihat bukan dimana-mana sampah bertumpukan, disungai pun menjadi
tempat pembuangan sampah walaupun bukan tempat seharusnya. Sebenarnya
kesadaran warga menjadi salah satu faktor utama dibanding keterlibatan pemerintah.
Sebagai warga yang baik kita harus memiliki kesadaran agar sampah yang
berlimpah ini dapat dimanfaatkan, jadi agar tidak semakin banyak sampah, kita
harus memanfaatkannya dengan baik yaitu dengan cara mendaur ulang sampah
organik maupun sampah non organik.
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup
masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang
pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar
terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume
timbunan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak
mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
selain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat
mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan,
persawahan, sungai dan lautan.
Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1)
sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran,
sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti
plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang
berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti
sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan
agen penyakit yang berbahaya.
Daur ulang merupakan proses dari bahan baku yang sudah tidak berguna
menjadi bahan baku yang berguna, mengurangi sampah yang ada, dan mengurangi
penggunaan energi serta pencemaran lingkungan.
Sebagai bahan yang karena sifat karakteristiknya mudah dibentuk, tahan
lama (durable), dan dapat mengikuti trend permintaan pasar, plastik telah mampu
menggeser kedudukan bahan-bahan tradisionil dimana permintaan dari tahun ke
tahunnya selalu menunjukan peningkatan. Kebutuhan plastik di Indonesia per
kapitanya yang mencapai sekitar 7 kg per kapita relatif masih rendah dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya yakni sekitar 20 kg/kapita, namun dengan jumlah
penduduk yang sangat besar maka total kebutuhan plastik Indonesia mencapai 24%
dari total ASEAN dan berada pada peringkat kedua setelah Thailand (33%). Secara
keseluruhan hingga tahun 2002 diperkirakan total kebutuhan polimer di Indonesia
akan mencapai 1,9 juta ton.
(http://www.sukunan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=5:mengubah-sampah-plastik-menjadi-
produk-kerajinan-kreatif&catid=20:kerajinan-sampah-plastik&Itemid=18)
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan
oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik
dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu
sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan
sebagainya.
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di
Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan
secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat
dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan
tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi.
Sejauh ini, usaha industri daur ulang biasanya menerima sampah plastik dari
pengepul dan menolak kemasan langsung dari pabrik-pabrik. Sampah plastik jenis
ini kemudian diubah menjadi pellet plastik yang dapat diubah lagi menjadi produk
plastik daur ulang lain seperti mainan anak, vas, tali tambang dan sebagainya.
Namun untuk plastik berlapis (multilayered plastic) teknologi pengolahannya belum
banyak dikembangkan karena lebih rumit dan tidak memiliki keuntungan ekonomi
yang viable. Dalam proses mengubah limbah kemasan plastik menjadi barang
kerajinan, yang cukup sulit sebenarnya proses menjahit. Sebab, multilayer tersebut
licin dan juga keras. Butuh waktu sekitar tiga bulan untuk menguasai cara menjahit
dan menghasilkan produk yang rapi.
Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan
pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri
dan menjadi sumberdaya. Mencermati penomena di atas maka sangat diperlukan
model pengelolaan sampah yang baik dan tepat dalam upaya mewujudkan perkotaan
dan perdesaan yang bersih dan hijau.
(http://www.sukunan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=5:mengubah-sampah-plastik-menjadi-
produk-kerajinan-kreatif&catid=20:kerajinan-sampah-plastik&Itemid=18)
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
A. Macam Jenis Limbah
Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang
keluar dalam bentuk scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai.
Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua
yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan
limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan
dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem
(ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok
makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
(http://www.sarjanaku.com/2012/06/jenis-jenis-limbah-dan-daur-ulang.html)
Berdasarkan sumbernya limbah digolongkan menjadi :
1. Limbah Organik yang mudah busuk.
Misainya: sisa sayuran, sisa makanan, dedaunan, potongan rumput, dan kotoran
hewan
2. Limbah Organik yang tidak mudah membusuk.
Misalnya: kertas dan kayu
3. Limbah Anorganik.
Limbah anorganik yaitu limbah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai
secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama.
Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Misainya plastik, pecahan kaca, karet, kaca,
botol, dan besi. (http://www.sarjanaku.com/2012/06/jenis-jenis-limbah-dan-daur-
ulang.html)
4. Limbah berbahaya.
Misalnya: paku, bekas lampu neon, sisa racun tikus atau serangga, obat kadaluarsa
dan batu baterai bekas. (http://www.sarjanaku.com/2012/06/jenis-jenis-limbah-dan-
daur-ulang.html)
Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua golongan :
1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah
terurai). Yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur,
seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
2. Limbah yang tidak akan atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
(nondegradable waste = tidak dapat terurai). Misalnya, plastik, kaca, kaleng, dan
sampah sejenisnya. (http://www.sarjanaku.com/2012/06/jenis-jenis-limbah-dan-
daur-ulang.html)
Berdasarkan karakteristiknya limbah digolongkan menjadi 4 macam, yaitu:
1. Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP
82 thn. 2001).
Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
a. Sifat Fisika dan sifat Agregat.
Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan
metode Titrimetrik.
b. Parameter logam.
Contohnya : Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non Metelik.
Contohnya : Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
d. Organik Agregat.
Contohnya : Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme contohnya E coli dengan metoda MPN
f. Sifat khusus contohnya Asam Borat (H3BO3) dengan metoda Titrimetrik
g. Air laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
2. Limbah gas dan partikel
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh beberapa partikulat zat (limbah) yang
mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen
oksida, ozon (asap kabut kimiawi), karbon monoksida dan timah.
3. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung,
dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan
manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya
dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa
proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.
Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut : mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan
toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan
awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah
menguap.
b. Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
c. Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil
proses tersebut.
d. Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobicdi mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak
mengandung padatan organik.
4. Limbah padat
Untuk menanggulangi pencemaran tanah akibat penumpukan sampah itu dapat
dilakukan melalui berbagai cara seperti melalui program 3 R yaitu Reduce, Reuse,
Recycle. (http://www.sarjanaku.com/2012/06/jenis-jenis-limbah-dan-daur-
ulang.html)
A.a. Macam Macam Limbah Beracun
a. Limbah mudah meledak, adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan.
b. Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan
api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah
menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
c. Limbah reaktif, adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan
atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu
tinggi.
d. Limbah beracun, adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila
masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
e. Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
f. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit
atau mengkorosi baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah
yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
Sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam peraturan pemerintah No.18 Tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3 terbagi
atas dua macam yaitu yang spesifik dan yang tidak spesifik. Perbedaan pokok antara
limbah B3 spesifik dan tidak spesifik terletak pada cara penggolongannya. Pada
limbah spesifik digolongkan kedalam jenis industri, sumber pencemaran, asal
limbah, dan pencemaran utama sedangkan pada limbah tidak spesifik
penggolongannya atas dasar kategori dan bahan pencemar.
(http://www.sarjanaku.com/2012/06/jenis-jenis-limbah-dan-daur-ulang.html)
A.b. Macam-macam limbah yang dapat didaur ulang
Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui
daur ulang
1. Kertas. Semua jenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus.
2. Gelas, Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk
membuat botol, gelas, atau piring yang baru.
3. Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali
sebagai kaleng pengemas.
4. Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan
baja baru.
5. Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan
pembungkus (pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol
minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo.
A.c. Macam-macam limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang
Beberapa jenis limbah ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau pun
dilakukan melalui proses daur ulang. Berikut ini beberapa macam limbah yang dapat
dirasakan atau dimanfaatkan secara langsung.
1. Ampas Tahu
Ampas tahu bisa digunakan untuk bahan makanan ternak. Limbah tersebut biasanya
mengandung gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
hewan ternak.
2. Enceng Gondok
Enceng gondok bisa menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak.
Enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan seperti tas.
3. Sampah Organik
Sampah organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik atau pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar. Contohnya daun daunan dan kotoran ternak. Kedua
jenis sampah itu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Keuntungan menggunakan pupuk organik yaitu tidak
merusak kesuburan tanah.
B. Kegunaan daur ulang sampah plastik
1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan.
2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam.
3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat.
4. Melestarikan kehidupan makhluk yang terdapat di suatu lingkungan tertentu.
5. Menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di dalam
lingkungan.
6. Mengurangi sampah anorganik karena sampah anorganik ada yang dapat bertahan
hingga 300 tahun ke depan.
C. Pengolahan sampah plastik
Pasti anda pernah menggunakan dan membuang barang barang seperti botol
plastik, kaleng aluminium, kantong pastik dan masih banyak lagi. Kemudian jangan
langsung membuang sampah plastik keras. Kumpulkan terlebih dahulu berdasarkan
jenisnya. Saat ini banyak pengepul sampah yang mendatangi rumah rumah untuk
membeli kertas bekas atau sampah plastik keras. Jadi, daripada sampai sampah itu
terbuang sia sia lebih baik dijual ke pengepul.
Lalu bagaimana dengan sampah plastik lunak? Bisakah dijual? Bisa. Namun
untuk plastik polos. Sayangnya, kemasan snack atau produk sachetan rata rata
dilapisi aluminium foil dan memiliki warna yang mencolok. Meskipun menarik,
sayangnya plastik sejenis itu tidak laku dijual. Sampah sampah jenis ini kemudian
hanya berakhir sebagai limbah yang akan dikubur dan dibakar. Padahal, sampah
plastik yang dikubur di dalam tanah tidak akan terurai hingga lebih dari1.000 tahun
dan pembakaran sampah plastik akan menghasilkan racun yang berbahaya bagi
manusia yang menghirupnya.
Mari berpikir kreatif. Sampah plastik jenis ini bisa dimanfaatkan dalam skala
minimal. Kita bisa membuat produk kerajinan untuk kita pakai sendiri. Dalam skala
besar kita bisa menjadi produsen dan menjual produk sampah plastik ini. Barang
barang yang ada di sekeliling kita, bisa dijadikan ide awal untuk sebuah produk
kerajinan dari plastik. Langkah-langkah dalam mengolah limbah plastik adalah
sebagai berikut:
1. Pelajari Terlebih Dahulu Caranya
Untuk bisa memulai suatu usaha harus menguasai cara pembuatannya. Tidak perlu
terlalu memikirkan keaslian model yang akan dibuat, yang terpenting adalah
menguasai tehnik dasarnya terlebih dahulu. Banyak cara berbeda, namun tidak ada
cara yang lebih jitu. Keahlian bisa diperoleh jika tekun dan terus melakukan inovasi.
Untuk memulainya bisa menggunakan beberapa cara di bawah ini :
a. Kursus atau pelatihan
Keahlian dasar yang harus dikuasai untuk membuat produk daur ulang dari sampah
plastik adalah menjahit. Saat ini, banyak tersedia pelatihan singkat untuk menjahit.
Bahkan tidak sedikit lembaga pendidikan formal yang menawarkan pelajaran
menjahit untuk pemula. Jika tujuannya mengembangkan usaha, maka cukup
mengikuti kursus singkat selama satu bulan. Kuasai tehnik dasarnya saja. Ide adalah
sesuatu yang ada di kepala, tidak serta merta diperoleh di tempat kursus.
b. Magang di Tempat Pengrajin Profesional
Cara ini cukup efektif untuk dilakukan. Pertama bisa melihat langsung dasar dasar
menjahit. Kedua kelemahan dan hambatan dalam menjalankan usaha. Ketiga belajar
tentang tehnik promosi dan pemasaran yang efektif. Namun belajar dari pengrajin
yang sudah profesional memiliki bebarapa tantangan tersendiri. Umumnya mereka
terlalu sibuk untuk memberikan pelatihan. Pekerjaan mereka pun sudah dituntut
serba cepat. Jadi jika melakukan kesalahan, bisa jadi mereka akan menanggapinya
dengan tidak sabar. Untuk itu coba survey terlebih dahulu organisasi organisasi
pengrajin limbah plastik.
c. Otodidak
Tak perlu ikut kursus atau magang di tempat lain. Manfaatkan imajinasi dan
kreativitas. Di era teknologi seperti sekarang ini maksimalkan pengguaan internet.
Dunia maya ini menghadirkan informasi yang up to date setiap detiknya. Gunakan
internet untuk mencermati tren kerajinan ini.
2. Berinovasi dan Mengembangkan Ide
Ide bertebaran di sekeliling kita. Kita dituntunt untuk selalu peka. Sebelum memulai
usaha anggaplah diri kita sebagai orang yang professional, produk yang kita hasilkan
adalah produk yang berkualitas dan memiliki harga jual tinggi. Bisnis kerajinan,
terutama daur ulang sampah plastik memiliki kekhususan tersendiri dibandingkan
dengan bisnis lainnya. Yang khusus adalah bahan dasarnya, sementara ragam produk
yang dihasilkan bisa bermacam macam. Pertama tama telusuri perabot rumah tangga
di rumah. Mulai dari alat makan, alat masak, perlengkapan mandi, perlengkapan
tidur, alat tulis anak, dan sebagainya. Dari berbagai produk perabot tersebut, ada
banyak ide yang bisa di dapatkan. Dengan sentuhan kreativitas bisa dibuat menjadi
barang barang yang bernilai ekonomis dengan memanfaatkan sampah plastik. (Asih
Nuryani, 2010:10)
3. Tips Mendapatkan Bahan Baku
Untuk mengatasi agar tidak kehabisan atau kekurangan bahan baku, sebaiknya mau
menerima pemberian orang atau melobi pedagang yang menjajakan minuman sachet
untuk di tampung kemudian diambil dalam jangka bebrapa hari. Sebagai
kompensasinya, untuk setiap pedagang bisa dibuatkan barang sesuai permintaan,
misalnya tas, celemek, atau dompet. (Asih Nuryani, 2010:13)
C.a. Mengurangi limbah dalam kehidupan sehari hari dapat dilakukan dengan 6 cara
yaitu :
a. Reuse
Memanfaatkan ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa
pengolahan bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya.
Contohnya, penggunaan bahan-bahan plastik / kertas bekas untuk benda-benda
souvenir, bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman yang
telah kosong diisi kembali dan sebagainya.
b. Recycle
Mengolah kembali (recycle), yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas
dengan cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut. Contohnya kertas
atau sampah bekas, pecahan pecahan gelas atau kaca, besi atau logam bekas dan
sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat di daur ulang menjadi
pupuk (kompos). Proses daur ulang ini juga mengubah sampah menjadi energi panas
yang dikenal dengan proses insenerasi. Insenerasi sederhana sudah ada yang
melakukan oleh beberapa industri misal di Jakarta, yaitu menggunakan limbah padat
dalam bentuk lumpur hasil akhir pengolahan air limbahnya tidak dibuang ke tanah
tetapi digunakan sebagai bahan bakar setelah mengalami pengeringan.
c. Reduce
Mengurangi (reduce), adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat
mengurangi produksi sampah. Misalnya ibu ibu rumah tangga kembali ke pola lama
yaitu membawa keranjang belanja ke pasar. Dengan demikian jumlah kantong
plastik yang di bawa ke rumah akan berkurang (tereduksi). Selain itu bila setiap
orang menggunakan saputangan dari pada tissue, disamping itu akan mengurangi
sampah, dengan tidak mengguakan tissue dapat terjadi penghematan terhadap bahan
baku untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu dari hutan yang tidak lain adalah kayu
dari hutan. Kalau setiap orang melakukan hal tersebut beberapa ton sampah yang
akan terreduksi per bulan dan beberapa hasil hutan dapat terselamatkan.
d. Replace
Menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya
mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah
yang mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya.
e. Refill
Refill artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.
f. Repair
Repair artinya melakukan pemeliharaan atau perawatan agat tidak menambah
produksi limbah. (http://www.sarjanaku.com/2012/06/jenis-jenis-limbah-dan-daur-
ulang.html)
a. Cara Mengolah Limbah Plastik
A. Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Bahan baku :
Limbah bungkus makanan dan minuman
Tali bisban L 20 B
Benang senar ukuran 40 / 60
Jarum mesin no 13
Vuring
Lem (Fox, Aica Aibon, Bakar)
Alat tembak lem (glue gun)
Spons ati (tipis-putih) dan spons alas (merah-tebal)
Ritsleting
Gesper dan renda
Alat :
Mesin jahit
Gunting
Pensil
Penggaris
Palu kecil
B. Memilah milah Bungkus Sampah
Dari berbagai macam bungkus makanan dan minuman, pilih sesuai jenisnya
Cuci sampai bersih dan keringkan di tempat teduh
Sesuaikan dan rapikan potongan kemasan bagian atas dan bawah
b. Cara Membersihkannya
1. Pilah pilah bungkus bekas sesuai dengan isinya
a. Cairan bersabun, yaitu pembersih alat makan, pembersih lantai,
sabun cair atau pewangi pakaian.
b. Cairan B3 (bahan berbahaya dan beracun), misalnya pembasmi
serangga.
c. Bahan makanan, yaitu gula, sereal atau kecap.
2. Pisahkan sesuai tingkat kekotoran
a. Bungkus bersih. Kemasan ini sudah dipisahkan sejak awal ketika isi sudah habis
dan tidak bercampur dengan sampah lain. Sisihkan bungkus ini di tempat tersendiri.
b. Bungkus bernoda dan berperekat. Bekas rekatan ini biasanya berasal dari bekas
label harga atau stiker promosi.
c. Bungkus sangat kotor. Kemasan ini biasanya berasal langsung dari tempat sampah.
Bahkan beberapa ada yang sudah terkena bau busuk.
c. Langkah Pencucian
1. Gunting dengan rapi bagian atas kemasan sekitar 1-2 cm, letakkan ke dalam ember
besar.
2. Gunakan penutup hidung selama proses pencucian. Hal ini untuk mengantisipasi
jika tidak tahan dengan bau tajam cairan pembersih atau pembunuh serangga dalam
kemasan.
3. Urutan pencucian bahan sebaiknya dimulai dari kemasan bersabun, kemasan
makanan, baru kemasan bahan berminyak.
4. Untuk melunakkan noda, bau busuk, dan lem perekat yang menempel di kemasan,
rendam kemasan dengan air bersih selama 2-3 jam. Dapat juga dicampur air dengan
cairan pembersih piring untuk merendam kemasan. Gosok gosok sampai tidak terasa
lengket. Setelah itu dibilas dengan air bersih lalu dijemur.
5. Gosok noda atau bekas rekatan dengan spons atau kain di bagian permukaan sampai
ke dalam kemasan untuk membersihkan sisa sisa produk yang tertinggal di
dalamnya. Gunakan sarung tangan lateks selama proses pencucian. Dikhawatirkan
beberapa cairan dalam kemasan dapat membuat alergi pada kulit.
6. Setelah dibilas, rendam dengan cairan pencuci dan pembersih yang mengandung
cairan antiseptic selama 20 menit. Gosok gosok lagi untuk memastikan tidak ada
noda yang tertinggal.
7. Bilas kemasan dengan air bersih hingga tidak ada sabun yang tertinggal.
8. Jemur di ruang terbuka dengan posisi telungkum selama 20-30 menit sehingga sisa
sisa air turun ke bawah.
9. Pindahkan bungkus kemasan ke tempat teduh dan berangin.
10. Lap dengan kain bersih. Pastikan bagian dalam kemasan benar benar kering.
11. Pisahkan sesuai ukuran, jenis bahan atau warna.
d. Membuat Lembaran Dasar
Benda yang akan dibuat disesuaikan dengan bentuk asli pembungkus. Misalnya
bungkus kopi sachet, tinggal dijahit tepinya secara memanjang. Sementara untuk
kemasan besar sesuaikan dengan pola yang akan dibuat. Contohnya saja bungkus
kecap refill, minyak, atau pewangi pakaian bisa dipotong sesuai pola.
e. Membuat Pola
1. Sebelumnya buat sketsa yang sesuai keinginan pada selembar kertas. Tempelkan
pola pada lembaran dasar yang sudah jadi.
2. Untuk model produk selain bentuk kotak, gunting sesuai pola. Sedangkan pola
kotak atau persegi tidak peru dengan pola namun hanya dengan menghitung bagian
mendatar atau menurunnya.
f. Tips Menjahit
1. Gunakan jarum tipe 13 karena ideal untuk menjahit, pembungkuspun tidak gampang
sobek.
2. Setelah pola jadi, lapisi dengan kain vuring dan jahit untuk memudahkan pada
proses penyambungan.
3. Bagian pinggir produk diberi lis (penutup sisi pinggir) dengan menggunakan tali
bisban.
4. Pasang tali dengan warna sesuai keinginan. Sesuaikan menurut panjang pendeknya.
5. Pasang ritsleting atau perekat.
6. Jahit masing masing sisi hingga membentuk pola yang diinginkan. (Asih Nuryani,
2010:17)
Posted 21st January by Naftalia Anindyawati
Karya Tulisku
http://karyatulisnaftalia.blogspot.com/2013/01/bab-i_21.html
Makalah daur ulang sampah plastik
DISUSUN OLEH:
EKA RISA RESTUNING ARUM
10/XI IPA 3
SMA NEGERI 2 UNGARAN
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Sampah Plastik atau yang paling
banyak dibuang oleh manusia karena banyak orang yang menggunakan plastik untuk
keperluannya sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Ungaran, 20 September, 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Perumusan masalah
C. Tujuan
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian sampah plastik
1.1.Sejarah plastik .................................................................................. 6
1.2.Demam plastik ................................................................................. 8
1.3.Jenis-jenis plastik ............................................................................. 10
B. Cara mendaur ulang sampah plastik
1.1.Pengertian daur ulang ....................................................................... 12
1.2.Cara mengolah sampah plastik menjadi kerajinan ........................... 14
1.3.Langkah-langkah mendaur ulang ..................................................... 15
C. Hasil daur ulang sampah plastik
Hasil daur ulang ...................................................................................... 18
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar pustaka
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sampah plastik merupakan sampah yang paling banyak dibuang oleh manusia
karena banyak orang yang menggunakan plastik untuk keperluannya sehari-hari entah itu
perorangan, toko, maupun perusahaan besar. Misalnya, berbelanja pasti akan
membutuhkan plastik untuk membawa barang belanjaan, jika plastik itu sudah tak terpakai
apakah plastik itu akan disimpan? Tidak kan. Apa yang mereka lakukan? membuang dan
membakar itulah yang mereka lakukan.
Pembuangan sampah-sampah plastik kedalam air dan tanah telah menambah
tingkat kesengsaraan alam. Mengapa demikian? Sampah plastik terbuat dari bahan
anorganik. Bahan-bahan anorganiktersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh
bakteri pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk menguraikannya butuh waktu
berjuta-juta tahun. Dan apabila dibakar hanya akan menjadi gumpalan dan butuh waktu
lama untuk mengurainya. Dan apakah kalian tahu akibatnya jika sampah plastik itu terlalu
lama tertimbun dalam tanah dan tertumpuk? Satu, terjadi pemanasan global yang
berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri. Dua berdampak pada hewan laut yang
menelan sampah plastik yang terbawa ke laut,dll.
Coba bayangkan jika kita sehari saja tidak memakai plastik, pasti sulit bukan.
Contoh:
1. Membawa barang belanjaan tadi.
2. Para pembuat plastik pasti rugi.
3. Tidak ada alternatif lain untuk membawa sesuatu.
Di negara Indonesia masih bergantung pada plastik lain halnya dengan negara jepang yang
sudah sadar akan bahaya plastik dan beralih pada kertas yang tidak mudah sobek, serta
dapat diolah dengan mudah.
Pada akhirnya daur ulang sampah plastiklah yang harus kita lakukan. Tidak hanya
menyelamatkan lingkungan dari pemanasan global, tetapi juga dapat mendatangkan
keuntungan ekonomi.
B. Perumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapatlah
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah sampah plastik itu?
2. Bagaimana cara mendaur ulang sampah plastik agar tidak merugikan?
C. Tujuan
1. Bagi siswa
Untuk menambah pengetahuan dan sebagai tugas untuk memenuhi mata pelajaran TIK.
2. Bagi masyarakat
Memberikan kesadaran betapa merugikannya sampah plastik jika dibiarkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah Plastik
Sampah plastik merupakan sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang2 yang
berguna bahkan menjadi barang yang bernilai bila dikerjakan oleh orang2 yang
berkreatifitas, contoh smpah plastik itu seperti bungkus makanan ringan, bungkus
ditergen, botol air mineral dll.
1.1. Sejarah Plastik
Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik
digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat
elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-
bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan
sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita
kejadian pada abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di
sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine
ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini
mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia juga
menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam
berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya
bahan baku yang digunakan.
Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat, banyak gajah
dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun 1866,
seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa seluloid bisa dibentuk
menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola biliar dari bahan ini untuk menggantikan
gading gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika
saling berbenturan.
Bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika
seorang ahli kimia dari New York bernama Leo Baekeland mengembangkan resin cair yang
ia beri nama bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di
dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa
berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu lunak.
Tidak lama kemudian berbagai macam barang dibuat dari bakelite, termasuk
senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang. Bakelite juga digunakan untuk
keperluan rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat isolasi listrik.
Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali dikembangkan oleh Louis
Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia mencari suatu cara untuk
membuat sutera buatan manusia dengan cara mengamati ulat sutera. Namun, ada
masalah dengan rayon temuannya ini yaitu sangat mudah terbakar. Belakangan masalah
ini bisa diatasi oleh Charles Topham.
1.2.Demam Plastik
Tahun 1920 ditandai dengan demam plastik. Wallace Hume Carothers, ahli kimia
lulusan Universitas Harvard yang mengepalai DuPont Lab, mengembangkan nylon yang
pada waktu itu disebut Fiber 66. Fiber ini menggantikan bulu binatang untuk membuat
sikat gigi dan stoking sutera. Pada tahun 1940-an nylon, acrylic, polyethylene, dan polimer
lainnya menggantikan bahan-bahan alami yang waktu itu semakin berkurang.
Novasi penting lainnya dalam plastik yaitu penemuan polyvinyl chloride (PVC) atau
vinyl. Ketika mencoba untuk melekatkan karet dan metal, Waldo Semon, seorang ahli kimia
di perusahaan ban B.F. Goodrich menemukan PVC. Semon juga menemukan bahwa PVC ini
adalah suatu bahan yang murah, tahan lama, tahan api dan mudah dibentuk.
Pada tahun 1933, Ralph Wiley, seorang pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara
tidak sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu polyvinylidene chloride atau populer
dengan sebutan saran. Saran pertama kali digunakan untuk peralatan militer, namun
belakangan diketahui bahwa bahan ini cocok digunakan sebagai pembungkus makanan.
Saran dapat melekat di hampir setiap perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan
bahkan di lapisan saran sendiri. Tidak heran jika saran digunakan untuk menyimpan
makanan agar kesegaran makanan tersebut terjaga.
Pada tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan R.O.
Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory menemukan
polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak yang amat besar bagi dunia. Karena
bahan ini ringan serta tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai pelapis
untuk kabel bawah air dan sebagai isolasi untuk radar.
Pada tahun 1940 penggunaan polyethylene sebagai bahan isolasi mampu
mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau sekitar 270 kg. Setelah perang berakhir,
plastik ini menjadi semakin populer. Saat ini polyethylene digunakan untuk membuat botol
minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek, dan kontainer untuk menyimpan makanan.
Kemudian pada tahun 1938 seorang ahli kimia bernama Roy Plunkett menemukan
teflon. Sekarang teflon banyak digunakan untuk melapisi peralatan memasak sebagai
bahan antilengket.
Selanjutnya, seorang insinyur Swiss bernama George de Maestral sangat terkesan
dengan suatu jenis tumbuhan yang menggunakan ribuan kait kecil untuk menempelkan
dirinya. Lalu pada tahun 1957 de Maestral meniru tumbuhan tersebut untuk membuat
Velcro atau perekat dari bahan nylon.
1.3.Jenis-jenis plastik:
#1 : PET atau PETE adalah polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan untuk membuat
sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman, dan juga digunakan untuk salad
dressing kontainer, botol minyak sayur dan tempat makanan ovenproof. PET dapat didaur
ulang menjadi pakaian, tote bags, furniture, karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.
Bersama dengan botol berlabel code #2, mereka membentuk 96 persen dari semua
kontainer dan botol plastik di Amerika Serikat, menurut U.S plastic trades association.
#2:HDPE adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat didaur ulang.
Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol jus, botol oli motor, tempat
mentega dan yogurt, beberapa kantong sampah dan kotak cereal.
dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik. pipa drainase,
kandang dan outdoor mebel.
#3: Vinyl /PVC atau V atau Polyvinyl chloride yang keras dan tahan cuaca. PVC mengandung
khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena dioxins diproduksi selama
manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa kontainer dan botol untuk deterjen dan
minyak goreng, serta jendela, pipa saluran, kawat jacketing, dan bungkus makanan cerah.
sering di daur ulang oleh masyarakat, namun dapat didaur ulang untuk membuat
mudflaps, lantai, dan cabbles tikar/keset, dsb.
#4:LDPE adalah low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi. Sering ditemukan
dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang untuk bil pesawat milik maskapai,
tong penyimpan pupuk kompos, bahan untuk lantai dan bahan bangunan.
#5: PP adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt kontainer, botol
saus, dan straws. memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk tempat cairan
panas. Dapat didaur ulang dan merupakan bagian dari pertumbuhan jumlah program daur
ulang kota yang kemudian lebih berbelok tutup botol dan item lainnya termasuk kabel
baterai, wadah, tong dan nampan.
#6: PS adalah polystyrene. yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam. styrene itu
ada di mana-mana dalam kontainer barang dan daftar pada banyak kelompok
environental. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-waste dan kelompok kesehatan
bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin ke dalam makanan. agen perlindungan
lingkungan hidup AS menyatakan bahwa styrene memiliki efek yang merugikan kesehatan.
Dapat didaur ulang dan digunakan untuk membuat insulasi.
#7:Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi berbagai plastik bukan Resins yang
cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang sering mengandung sejumlah plastik.
"Lainnya" adalah produk yang digunakan untuk membuat iPod, DVD, kacamata hitam, Anti-
peluru dan galon air 5 liter. jenis plastik ini tidak mudah untuk didaur ulang, namun dapat
dilakukan.
#8: SM atau Sampah Masyarakat, sampah plastik jenis ini tidak dapat diklasifikasikan
dengan jenis sampah manapun. Tidak dapat didaur ulang namun sangat ramah lingkungan.
Semua bagiannya dapat dibusukkan oleh mikroba. Sampah ini tidak mempunyai nilai
apapun. Jenis ini mendapat penolakan sosial dimana-mana.
B. Cara Mendaur Ulang Sampah plastik
1.1.Pengertian Daur Ulang Plastik
Pemikiran untuk mendaur ulang sampah plastik bermula dari menipisnya
persediaan minyak bumi sebagai penghasil naphta. Selama ini naphta merupakan bahan
baku utama dalam industry plastik. Setelah terjadi krisis minyak dunia pada tahun
1973/1974, para ahli mulai berpikir untuk mencari bahan baku alternative pengganti
naphta. Beberapa bahan yang dicoba antara lain batu bara, kalsium karbid, dan bahan
kimia sintesis lainnya. Karena ternyata biaya produksinya menjadi lebih mahal, maka
kemudian milai dicoba mendaur ulangkan sampah plastik.
Dalam proses daur ulang sampah plastik tersebut ada yang langsung digunakan
sebagai bahan baku atau bahn pengisi (filler) tanpa pengolahan terlebih dahulu. Ada yang
diolah terlebih dahulu dengan proses tertentu sebelum digunakan dalam pembuatan
plastik. Dengan proses daur ulang ini biaya produksi plastik jadi lebih murah dibandingkan
dengan jika hanya menggunakan bahan baku dari naphta. Keuntungan lainnya, industry
plastik tidak terlalu tergantung pada industry petrokimia hulu sebagai penghasil naphta.
Latar belakang lain yang mendesak semakin pentingnya proses daur ulang plastik
adalah semakin meningkatnya penggunaan plastik. Menurut majalah Hidrocarbon
Processing (Desember 1989), sampai tahun 2000 dibakar. Padahal seperti sudah disinggung
di muka, pembakaran bahan plastik, apalagi dalam jumlah yang besar, dapat menghasilkan
bahan-bahan berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup.
Negara-negara maju umumnya mengolah kembali sampah plastik menjadi barang-
barang yang bermanfaat. Banyak produk-produk yang bisa dibuat denagn bahan campuran
dari sampah plastik dan bahan baku plastik atau hanya dengan bahan dari sampah plastik.
Sebagai contoh, tikar plastik bisa dibuat dengan menggunakan bahan baku 70 % dari
sampah plastik dan 30 % dari bahan plastik. Di Swedia, sampah plastik dimanfaatkan untuk
membuat bata plastik yang lebih kuat dari bata biasa. Sementara di Inggris dan Italia,
bahan dari sampah plastik dipergunakan untuk membuat tiang-tiang telepon yang
sebelumnya dibuat dari kayu atau besi. Berdasarkan penelitian, tiang-tiang dari bahan
sampah plastik tersebut bisa menyangga beban sampai 300 kilogram.
Melihat potensi pemanfaatan hasil daur ulang sampah plastik, maka sebenarnya
sampah plastik tidak hanya merupakan sumber masalah, tetapi juga memberikan peluang
bisnis. Sebagai contoh, di bidang pertanian banyak perlengkapan yang bisa dibuat dengan
hasil daur ulang sampah plastik, misalnya mangkuk penampung lateks untuk perkebunan
karet, serat plastik untuk pertanian hidroponik, kantong plastik untuk penyemaian bibit,
tali plastik, dan sebagainya. Bisnis daur ulang sampah plastik juga akan ikut membuka
lapangan kerja baru, karena untuk pengumpulan plastik, pengolahan sampai
pemasarannya memerlukan jaringan usaha tersendiri dari pemungut (pemulung),
pengumpul, industry pengolah sampah plastik, dan distributor produknya.
Bagi yang tidak tertarik dengan bisnis sampah plastik, dengan mengetahui potensi
bisnis daur ulang sampah plastik ini diharapkan tidak lagi membuang sampah plastik secara
sembarangan, melainkan mau mengumpulkan dan memberikannya kepada para pemunut
sampah plastik. Sehingga disamping menghindari pencemaran lingkungan oleh sampah
plastik sekaligus juga memberikan rizki bagi orang lain.
Para pemungut sampah plastik semestinya juga patut dihargai, sebab usaha
mereka ikut menjaga kelestarian lingkungan, meskipun mereka melakukannya semata-
mata untuk mencari nafkah tanpa kesadaran untuk mengatasi maslah lingkungan.
1.2.Cara Mengolah Sampah Plastik Menjadi Kerajinan
Langkah awal mengolah sampah plastik menjadi kerajinan adalah memisahkan
sampah kering dan sampah basah. Selanjutnya sampah kering seperti bungkus minuman
ringan seperti kopi, susu dan mi instan dibersihkan. Setelah itu plastik-plastik yang telah
dicuci dan dikeringkan kemudian dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan
dibuat. Pola dibuat sesuai dengan bentuk barang yang akan dibuat. Setelah dipotong sesuai
dengan pola, langkah selanjutnya adalah menjahit sesuai dengan pola tersebut. Yang
diperlukan adalah ketelatenan dari penjahit.
Saat ini kerajinan dari sampah plastik telah menjadi produk fashion tersendiri yang
berasal dari barang daur ulang atau bisa disebut trashion. Trashion ini artinya fashion dari
sampah.Dengan menjadi trashion nanti, produk kerajinan daur ulang sampah kering akan
bisa dinikmati tidak saja kalangan masyarakat menengah ke bawah tapi juga kalangan
menengah atas yang biasanya sangat memperhatikan kualitas produk kerajinan yang akan
dibeli.
1.3. Langkah-langkah mendaur ulang
Pertama:
Siapkan satu bekas bungkus kopi instan merek apa saja. Potong menjadi dua bagian selebar
4 cm
Ke dua:
Potongan bekas bungkus kopi selebar 4 cm tersebut di lipat ke arah dalam sepanjang 1 cm
di kedua sisinya sehingga menghasilkan pita plastik selebar 2 cm. Buat pita seperti ini
sebanyak minimal 1000 buah dari 500 bungkus bekas kopi instan.
Ke tiga:
Ambil 4 buah pita dan anyam seperti membuat baling-baling
Ke empat:
Pada baling-baling yang sudah terbentuk selanjutnya tambahkan pita lainnya satu-persatu
dan jangan lupa membuat sudut tegak vertikal agar bisa dianyam ke arah atas. Bila proses
ini diabaikan maka anyaman hanya akan berbentuk seperti tikar saja dan tidak berupa
keranjang. Atur lebar dan tinggi anyaman sesuai kebutuhan.
Ke lima:
Setelah keranjang atau tas cantik Anda selesai, bagian dalam tas dapat ada beri lapis dari
kain perca agar tidak bolong-bolong atau biarkan seperti itu supaya tetap orsinil dan antik.
C. Hasil Daur Ulang Sampah Plastik
Selain dapat dirubah menjadi plastik yang baru lagi. Dari hasil proses daur ulang kurang
lebih yang dijelaskan diatas, sampah plastik dapat mengasilkan nilai jual. Entah itu sampah
plastik dari bungkus detergen sampai botol minuman plastik.
Bungkus detergen dapat di sulap menjadi berbagai barang. Sebagai misal, tas, dompet,
kerajinan tangan lain.
Sedangkan botol plastik? Lebih luas lagi. Sebagai misal, vas bunga, hiasan dinding,
kinciran bagi anak kecil, bunga palsu dan lain sebagainya. Barang lain yang dihasilkan
seperti sandal, baju, payung, tas jinjing, hingga hiasan dindin
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa sampah plastik dapat merugikan dapat
juga menguntungkan. Yang merugikan, jika kita membuang plastik sembarangan, jika kita
membakar sampah plastik asapnya akan mempengaruhi efek rumah kaca atau Global
Warming. Dan yang menguntungkan, jika kita memiliki kreativitas dalam mengolah sampah
plastik sebaiknya kembangkan, tidak hanya mendatangkan keuntungan kita juga telah
menyelamatkan dunia.
B. Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita,
kita sadar akan bahaya sampah plastik yang dibuang atau dibakar begitu saja tanpa tahu
akibatnya. Kita tahu bahwa plastik bisa mendatangkan keuntungan lebih. Kita juga tahu
bagaimana mendaur ulang smpah plastik menjadi barang yang bernilai jual.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.angelfire.com/indie/shefoughtbravely/sejarah.htm
http://genderang-perang.blogspot.com/2011/01/pengertian-sampah-plastik.html
http://kerockan.blogspot.com/2011/07/cara-mengolah-sampah-plastik-menjadi.html
http://herusupanji.blogspot.com/2012/02/daur-ulang.html
http://achmadmarzoeki.blogspot.com/2008/03/daur-ulang-plastik.html
Diposkan oleh eka risa di 05.06
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
http://ekarisamonster.blogspot.com/2012/11/makalah-daur-ulang-sampah-plastik.html
Pengolahan Limbah Plastik Dengan Metode Daur Ulang (Recycle)
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah.
Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.
Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.
Limbah PlastikNama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di
Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.
Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan
bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks
Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).
http://www.kendali.com/index.php?option=com_content&view=article&id=192:daurulang-
plastik&catid=38:daur-ulang&Itemid=228
Ada banyak manfaat ketika kita mendaur ulang atau recycle sampah atau barang yang tak terpakai baik di rumah atau tempat kerja. Manfaat utama yang jelas adalah keuntungan secara ekonomi, dari barang yang tak bernilai menjadi berharga atau memiliki nilai jual. Meskipun akan sedikit menyita waktu untuk mendaur ulang atau recycle barang tersebut.
Tapi waktu yang dipergunakan tadi akan setimpal dengan manfaat yang akan didapat dari mendaur ulang sampah atau barang yang tidak terpakai. Dan daur ulang jauh lebih menguntungkan daripada membakar sampah atau barang yang tidak terpakai tadi. Karena membakar sampah hanya menghasilkan polusi, mencemarkan lingkungan dan memberi akibat buruk yang lebih besar pada iklim global.
A. Daur ulang atau recycle memiliki banyak manfaat.Dan juga daur ulang akan memberi manfaat ekonomi yang lebih besar. Karena bisa menciptakan lapangan kerja yang baru. Di saat sulitnya mencari pekerjaan. Industri daur ulang bisa tumbuh dan menciptakan lapangan kerja baru. Sudah tentu ini memberi hal positif bagi perkembangan industri daur ulang.
Daur ulang sudah seharusnya didukung, karena akan menciptakan industri yang berkelanjutan. Dan akan menghemat sumber daya alam yang sudah semakin menipis akibat eksplorasi yang besar-besaran. Tanpa melihat akibatnya di masa depan.
B. Manfaat dari mendaur ulang atau recycle sampah atau barang yang tidak terpakai:
Daur ulang menghemat pohon yang ditebang. Karena dengan mendaur ulang produk kertas, akan mengurangi penebangan pohon yang menjadi bahan baku kertas.
Daur ulang melindungi habitat alam dan keberagamannya.Dengan menggunakan produk daur ulang, akan menghemat sumber daya alam yang tak terbaharukan, seperti timah, minyak, dan produk tambang lainnya.
Daur ulang menurunkan penggunaan zat kimia beracun.Dengan proses daur ulang yang semakin banyak akan mengurangi penggunaan produk kimia dalam proses produksi dari bahan dasar.
Daur ulang membantu mengatasi pemanasan global.Misalnya ketika mendaur ulang satu ton gelas akan menghemat energi lebih dari 300 persen dan yang pasti akan menurunkan emisi karbon sekitar 3,46 ton(emisi karbon adalah sumber dari pemanasan global).
Daur ulang mengurangi pencemaran air.Pada proses produksi kertas dari bahan dasar kayu, membutuhkan air yang tidak sedikit. Sedang daur ulang kertas menggunakan sedikit air dan tidak begitu mencemari air.
Daur ulang mengurangi kebutuhan akan incineratorDengan daur ulang akan mengurangi produksi sampah di TPA sampah, sehingga mengurangi kebutuhan akan incinerator.
Daur ulang menciptakan lapangan kerja.Begitu banyak tenaga kerja yang terhidupi dari proses daur ulang. Mulai dari pemulung, tempat penimbangan, tempat produksi dan penjualan. Serta menyerap banyak tenaga kerja nonformal.
Jika anda ingin membuang sampah, coba pikirkan lagi nilai sampah tersebut ketika didaur ulang. Paling tidak akan menyelamatkan hutan dari kepunahan.
Label: green Diposkan oleh Sugeng Wahyudi 10.06
http://www.infotipso.com/2012/07/manfaat-daur-ulang-atau-recycle.html
Top Related