0
Data dan Informasi Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Banten
DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN
BIDANG KEPEMUDAAN
1
KATA PENGANTAR
Mengingat pentingnya informasi publik dalam pembangunan bidang kepemudaan bagi
masyarakat informasi di Provinsi Banten, yang bertujuan meningkatkan pengelolaan
dan pelayanan informasi khususnya informasi mengenai program dan kegiatan
pemberdayaan, pengembangan dan pembinaan bidang kepemudaan. untuk
menghasilkan layanan informasi yang berkualitas, akurat, bidang kepemudaan dapat
mengembangan pengetahuan dan teknologi ketersediaan data dan informasi
pembangunan kepemudaan pada dinas Instasi, Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
serta Stakeholder kepemudaan Provinsi Banten, data dan bahan informasi bidang
kepemudaan dapat disajikan sehingga yang kita harapkan dapat tercapai dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, sejalan dengan apa yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, bahwa
informasi adalah rangkaian keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna, dan pesan baik data maupun penjelasan yang dapat dilihat,
didengar dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik dan non
elektronik.
Data dan bahan informasi pembangunan kepemudaan ini disusun sebagai langkah
pembuka pelayanan penyampaian bahan informasi publik untuk masyarakat informasi
dan khususnya untuk semua pihak yang terlibat dan peduli program kegiatan
pelayanan pembangunan kepemudaan, serta manfaatnya untuk kepentingan referensi
keterbukaan informasi publik, dalam rangka peningkatan wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi masyarakat informasi Provinsi Banten.
2
1.1 Latar Belakang
Bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Banten yang ditetapkan pada
tanggal 23 November 2016, pembentukan dan susunan perangkat daerah Dinas
Kepemudaan dan Olahraga Tipe B menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
kepemudaan dan olahraga, dan dinyatakan tidak berlaku Peraturan Daerah Provinsi
Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Provinsi Banten
(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Banten Nomor 41), Dinas Kepemudaan dan Olahraga merupakan unsur
pelaksana Urusan Pemerintahan Daerah. mempunyai tugas membantu gubernur
melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang Kepemudaan dan Olahraga serta Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi, Dinas Kepemudaan dan
Olahraga dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi dan kewenangan
Pembinaan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan pemuda dan
kepemudaan terhadap pemuda pelopor provinsi, wirausaha muda, dan pemuda kader
provinsi serta Penyelenggaraan pemberdayaan dan pengembangan organisasi
kepemudaan tingkat Daerah provinsi, sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan
Gubernur Banten Nomor 83 Tahun 2016 tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi, tipe,
susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Provinsi Banten, serta
berkewajiban untuk menyiapkan statistik, data dan informasi pembangunan
kepemudaan dan keolahragaan sebagai bahan acuan penyelenggaraan pemerintahan
BAB I
PENDAHULUAN
3
dan pembangunan yang menjadi tugas dan fungsinya sebagaimana yang di amanatkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017
Pemerintah Provinsi Banten.
1.2 Tujuan
Penyusunan Data dan Bahan Informasi Bidang Kepemudaan dimaksudkan untuk:
1. Memberikan Informasi dan Pemahaman tentang perkembangan terkini dari berbagai indikator
kinerja pembangunan bidang kepemudaan di Provinsi Banten;
2. Sebagai bahan untuk menyusun rencana program atau kegiatan pembangunan bidang
kepemudaan;
3. Dapat dijadikan bahan evaluasi dari pelaksanaan pembangunan bidang kepemudaan oleh
berbagai pemangku kepentingan.
1.3 Cakupan
Data yang tersedia disajikan sampai level Kabupaten/Kota dan mitra Dinas Kepemudaan
dan Olahraga Provinsi Banten sebagai bahan perbandingan capaian kinerja program,
kegiatan pembangunan bidang kepemudaan dan pemutahiran data.
4
2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Banten
Peraturan Gubernur Banten Nomor 83 Tahun 2016 tentang kedudukan, tugas pokok,
fungsi, tipe, susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Provinsi Banten, Dinas
Kepemudaan dan Olahraga dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi dan
kewenangan sebagai berikut :
1. Pembinaan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan pemuda dan
kepemudaan terhadap pemuda pelopor provinsi, wirausaha muda, dan pemuda
kader provinsi;
2. Penyelenggaraan pemberdayaan dan pengembangan organisasi kepemudaan
tingkat Daerah provinsi;
3. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan pada jenjang pendidikan yang
menjadi kewenangan Daerah provinsi;
4. Penyelenggaraan kejuaraan olahraga tingkat Daerah provinsi;
5. Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi tingkat nasional;
6. Pembinaan dan pengembangan organisasi olahraga tingkat Daerah provinsi;
7. Pembinaan dan pengembangan organisasi kepramukaan tingkat Daerah
provinsi;dan
8. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan
fungsinya.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
5
Susunan organisasi Dinas Kepemudaan dan Olahraga terdiri atas :
a) Kepala Dinas.
b) Sekretaris, membawahkan :
1. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi, Pelaporan dan Keuangan;
2. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c) Kepala Bidang Pemberdayaan Olahraga, membawahkan :
1. Kepala Seksi Olahraga Pendidikan dan Layanan Khusus;
2. Kepala Seksi Olahraga Rekreasi dan Industri Olahraga;
3. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Keolahragaan.
d) Kepala Bidang Prestasi Olahraga, membawahkan :
1. Kepala Seksi Prestasi dan Penghargaan;
2. Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Keolahragaan;
3. Kepala Seksi Kelembagaan Olahraga.
e) Kepala Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda, membawahkan :
1. Kepala Seksi Kepramukaan dan Kelembagaan Pemuda;
2. Kepala Seksi Kepeloporan, Kepemimpinan dan Sumber Daya Pemuda;
3. Kepala Seksi Penghargaan, Fasilitasi Sarana Prasarana dan Kewirausahaan
Pemuda.
f) Unit Pelaksana Teknis Dinas;
g) Jabatan Fungsional.
2.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pembinaan dan Pelatihan Olahraga
(1) Balai Pembinaan dan Pelatihan Olahraga adalah UPT pada Dinas Pemuda dan
Olahraga.
6
(2) Balai Pembinaan dan Pelatihan Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pemuda dan
Olahraga.
Tugas Pokok
(1) Balai Pembinaan dan Pelatihan Olahraga mempunyai tugas pokok melaksanakan
kegiatan teknis operasional dinas dibidang pembinaan dan pelatihan olahraga.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Balai Pembinaan dan Pelatihan Olahraga
mempunyai fungsi:
1. penyusunan rencana kerja teknis kegiatan operasional pembinaan dan
pelatihan Olahraga;
2. penyelenggaraan pembinaan dan pelatihan olahraga bagi olahragawan;
3. penyelenggaraan pembinaan prestasi olahraga bagi olahragawan;
4. penerapan metodologi pembinaan olahragawan pelajar/mahasiswa;
5. pelaksanaan kegiatan administrasi ketatausahaan, ketatalaksanaan dan
pelaporan.
2.3 Susunan Organisasi
(1) Susunan Organisasi Balai Pembinaan dan Pelatihan Olahraga sebagaimana
dimaksud, terdiri dari:
a. Kepala Balai;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Seksi Pembinaan dan Pelatihan;
d. Seksi Sarana dan Prasarana;
e. kelompok jabatan fungsional.
7
Struktur Organisasi Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Banten dapat digambarkan
dalam tabel sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BANTEN
8
Bagan Struktur Organisasi Balai Pembinaan dan Pelatihan Olahraga dapat digambarkan
dalam tabel sebagai berikut:
KEPALA
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI SARANA DAN PRASARANA
SEKSI PEMBINAAN DAN PELATIHAN
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
9
3.1 Program dan Kegiatan Bidang Kepemudaan
PROGRAM KEGIATAN PELAKSANAAN sasaran
1 2 3 4
Pemberian Penghargaan dan
Fasilitasi Kepemudaan Fasilitasi HUT RI Ke-71 Tahun
2017 Agustus 130 Pelatih
Pendidikan Pelatihan
Kepemimpinan dan
Kepeloporan Pemuda
Seleksi Paskibraka Tk.
Provinsi dan Nasional
Mei 80 OK
Diklat Kompi Paskibraka Tk.
Provinsi dan Nasional
Agustus 50 OK
Pengembangan wawasan
Purna Paskibraka Prov.
Banten
Agustus 50 OK
Lomba Tata Upacara Bendera
Tk. Provinsi Banten
November 24 Sekolah
Fasilitasi Seleksi Pemuda
Pelopor Tk. Prov. Banten
September 40 Orang
Lomba baris berbaris Tk.
Provinsi Banten
Maret 24 Sekolah
Temu Karya Pemuda
Berprestasi di Provinsi Banten
Juni 30 Orang
Pembinaan Kepramukaan Pelatihan Administrasi dan
Teknik Kepramukaan Bagi
Pembina Pramuka
November 40 Orang
Pembina
Pelatihan Kepemimpinan dan
Teknik Kepramukaan bagi
Pramuka Penegak / Pandega
Maret 40 Orang
Penegak
Peringatan Hari Pramuka Tk.
Provinsi Banten
Agustus 1000 Orang
(Siaga s.d
Pembina)
Fasilitasi Kontingen Daerah
pada Raimuna Nasional 2017
Agustus 350 Penegak
Pelatihan Kompetensi
Kesakaan bagi Pramuka
Penegak
September 100 Orang
BAB III
DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN BIDANG KEPEMUDAAN
10
PROGRAM KEGIATAN PELAKSANAAN sasaran
1 2 3 4
Pelatihan Keterampilan Bagi
Pemuda
Peningkatan Kompetensi
Wirausaha Muda Pemula
Mei 40 Orang
Penerapan Aplikasi
Kewirausahaan Pemuda
Berbasis IT
Maret 250 Orang
Pemagangan Wirausaha
Muda Berprestasi
April 40 Orang
Rakor Evaluasi dan
Monitoring Tim Pokja LPKP
Prov. Banten
Juli & November 40 Orang
Pengembangan Wawasan
dan Kreativitas Pemuda
Seleksi Peserta Bhakti
Pemuda Antar Provinsi
(BPAP)
Maret 40 Orang
Seleksi Peserta Pertukaran
Pemuda Antar Negara (PPAN)
April 40 Orang
Seleksi Peserta Kapal Pemuda
Nusantara (KPN) Mei 40 Orang
Penguatan Kelembagaan
Kepemudaan
Assistensi Pemberdayaan dan
Pengembangan Organisasi
Kepemudaan
Agustus Mahasiswa / 3
Kampus
Sosialisasi Bahaya HIV / AIDS November Pemuda / 100
Orang
Pelatihan Cegah Bahaya
Narkoba
Juli Pemuda / 100
Orang
Saresehan Kebangsaan NKRI Oktober Pemuda / 500
Orang
SILATDA (Silaturahmi Antar
Generasi Muda) Prov. Banten
Mei 400 Orang
Puncak Upacara HUT Sumpah
Pemuda Tk. Prov. Banten
Oktober 700 Pasukan
Peletihan Karakter Building
Pemuda Tahun 2017 Februari 80 Orang
Pelatihan Manajemen
Pengembangan Organisasi
dan Enterpreuner
Kepemudaan April 100 Orang
11
3.2 Program Kegiatan Pengembangan Wawasan dan Kreativitas Pemuda Bidang
Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda
a. Seleksi Peserta Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN)
Peserta Tahun 2014
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 M. Akbar Widigdo M
Kabupaten Tangerang Pertukaran Pemuda Indonesia – Malaysia ( PPIM )
2 Anindita Budiutami Kota Tangerang Selatan
Pertukaran Pemuda Indonesia – Kanada ( PPIK )
3 Jeffry Oktavianus
Kota Tangerang Pertukaran Pemuda Indonesia – Korea (PPIKor)
4 Titik Hardiyanti Kabupaten Serang
Peserta Tahun 2015
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 Dr. Sirin Namirah Kota Serang Pertukaran Pemuda Indonesia - Tiongkok (PPIT)
2 Jovia Mariana Kota Tangerang
Selatan
Pertukaran Pemuda Indonesia - Australia (PPIA)
3 Firman Fajar Saputra Kota Serang Pertukaran Pemuda Indonesia - Korea (PPIKor)
4 Oky Trisna Sanjaya Kota Tangerang Ship for Southeast ASEAN and Japannesa Youth
Program (SSAEYP)
5 Fajar Fuady Kota Tangerang ASEAN Student Visit India (ASVI)
Peserta Tahun 2016
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 Candrika Dini Khairani Kota Tangerang Ship for Southeast ASEAN and Japannesa Youth Program (SSAEYP)
2 Uswatunisa Kabupaten Serang ASEAN Student Visit India (ASVI)
3 Bagus Muhamad Rijal Kabupaten Tangerang Pertukaran Pemuda Indonesia - Tiongkok (PPIT)
12
b. Seleksi Peserta Bhakti Pemuda Antar Provinsi (BPAP)
Peserta Tahun 2014
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 Nurul Ramadhaniah Kota tangerang selatan
Daerah Istimewa Yogyakarta ( D.I.Y ) , Jawa - Tengah
2 Siti Imtihanah Kota Tangerang Selatan
3 Dede Mahmuda Kota Tangerang
4 Siti Amaliah Kabupaten Pandeglang
5 Muhamad Yusup Kota Tangerang Selatan
6 Amallia Utami Putri Kota Serang
7 Fadlan Ardiansyah Kota Serang
8 Mamduh Jamaludin Kota Tangerang
9 Yogi Muhamad Akbar Kabupaten Pandeglang
10 Ahmad Rizkianta Kota Tangerang
11 Novia Deviyanti, S.PdI Kabupaten Pandeglang
12 Shinta N.M Kabupaten Tangerang
13 Nana Priyatna Kabupaten Serang
14 Arif Rahman Kota Cilegon
15 Ahmad Faiz Kabupaten Lebak
12
Peserta Tahun 2015
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 Nurrahmah Rahayu Kota Tangerang
TANJUNG PINANG - KEPULAUAN RIAU
2 Tubagus Habibi Kabupaten Serang
3 Rt. Wiwi Robiyatul Adawiah Kabupaten
Pandeglang
4 Bayyini Rosyada Elka Kota Tangerang
Selatan
5 Yeni Farida Kabupaten
Pandeglang
6 Mas Ibrahim Mugi Kota Serang
7 Yuliana Kabupaten Tangerang
8 Deni Setiawan Kabupaten Lebak
9 Yana Luqmana Kabupaten Tangerang
10 Imam S Arifin Kabupaten Lebak
11 Mulki Sulaiman Kabupaten
Pandeglang
12 Islahiyah Kota Cilegon
13 Dira Oktavia Kota Tangerang
14 Nurhayati Nufus Kota Serang
15 Hasyim Rohmansyah Kabupaten Tangerang
13
Peserta Tahun 2016
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 Mevi Amanda Kota Tangerang Selatan
PALANGKARAYA - KALIMANTAN TENGAH
2 Ledyane Tiara Aziza Kota Tangerang Selatan
3 Ijang Kabupaten Lebak
4 Arifa Fauzisya Kota Tangerang
5 Rahmat Surya Kusumah Kota Serang
6 Shinta Nur Mayliyanti Kabupaten Tangerang
7 Sufyani Kabupaten Serang
8 Riska Nasella Kota Cilegon
9 Cecep Fathurohman Kabupaten Serang
10 Silvi Aresti Kabupaten Pandeglang
11 Teguh Gunawan Kabupaten Lebak
12 Dadan W. Kabupaten Pandeglang
13 Gilang Perdana Kota Serang
14
c. Seleksi Peserta Kapal Pemuda Nusantara (KPN)
Peserta Tahun 2014
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 Mira Lisa Kurnia Kabupaten Serang
SAIL RAJA AMPAT ( Jakarta - Raja Ampat Papua Barat - Jakarta )
2 Ulan Purnamasari Kabupaten Lebak
3 Iyan Jariyan Kabupaten Tangerang
4 Tajudin Kabupaten Serang
Peserta Tahun 2015
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 Dimas Dayu Ganesya Kabupaten Serang
SAIL TOMINI ( Jakarta – Kota Baru – Pulau Siau – Pulau Tahuma – Marampit – Ternate – Parigi Moutong - Pulau Muria - Jakarta )
2 Munajatun Kabupaten Serang
3 A. Aziz Fauzul Adzim Kabupaten
Pandeglang
4 Fitri Wulandari Sukmady Kabupaten Tangerang
5 Trisurya Anggasari Kota Tangerang
Selatan
Peserta Tahun 2016
NO NAMA PESERTA ASAL KOTA NEGARA, PROVINSI DAN SAIL YANG DITUJU
1 2 3 4
1 Diiyan Purnama Sari Kabupaten Tangerang
SAIL KARIMATA Jakarta –Belinyu – Dabo Singkep – Pulau Bintan –Tarempa – Pulau Laut – Pontianak - Karimata - Jakarta
2 Muhamad Abdullaltif Kota Cilegon
3 M. Trisna Saputra Kabupaten Lebak
15
3.3 JUMLAH ORGANISASI PEMUDA MENURUT KABUPATEN/KOTA SE-
PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 S.D 2017
NO KABUPATEN/KOTA
2016 2017
BIDANG KEPEMUDAAN BIDANG KEPEMUDAAN
JUMLAH KELOMPOK/
FORUM ORGANISASI
PEMUDA
JUMLAH GEDUNG/
GELANGGANG /BALAI
REMAJA
JUMLAH KELOMPOK/
FORUM ORGANISASI
PEMUDA
JUMLAH GEDUNG/
GELANGGANG /BALAI
REMAJA
1 2 3 4 5 6
KABUPATEN
1 Pandeglang 68 (OKP)/255
FKP
2 (dua) Gedung terdiri dari Gedung Pramukan dan Gedung KNPI
68 (OKP)/255 FKP
2 Gedung terdiri dari Gedung Pramukan dan Gedung KNPI
2 Lebak 82 (OKP) - 94 OKP -
3 Tangerang 68 - 68 -
4 Serang 45 (OKP) - 45 (OKP) -
KOTA
5 Tangerang 35 (OKP) 1 (satu) Gedung
Terdiri dari Gedung KNPI
32 (OKP) 1 (satu) Gedung
Terdiri dari Gedung KNPI
6 Cilegon 28 (OKP) - 28 (OKP) -
7 Serang 94 (OKP)/ 80
(FKP) - 88 (OKP)/ 80
(FKP) -
8 Tangerang Selatan 82 (OKP) - 94 (OKP) -
PROVINSI BANTEN - - -
3.4 DATA SEKTOR KEPEMUDAAN STAKEHOLDER
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PENGURUS JUMLAH PENGURUS
2016 2017
L P L P
1 2 3 4 5 6
1 KWARDA BANTEN 38 ORANG 4 ORANG 38 ORANG 4 ORANG
2 PURNA PASKIBRAKA INDONESIA
25 ORANG 25 ORANG 25 ORANG 25 ORANG
3 FORUM KEWIRAUSAHAAN PEMUDA (FKP)
121 ORANG 52 ORANG 363 ORANG 110 ORANG
16
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PENGURUS JUMLAH PENGURUS
2016 2017
L P L P
1 2 3 4 5 6
4 KNPI BANTEN (TANTO)
- - - -
5 KNPI BANTEN (ALI H) - - - -
6 PURNA CARAKA MUDA INDONESIA
- - 20 ORANG 15 ORANG
7 KPN 14 ORANG 5 ORANG 14 ORANG 5 ORANG
3.5 ORGANISASI KEPEMUDAAN PROVINSI BANTEN
Dinas Kepemudaan dan Olahraga dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan
fungsi dan kewenangan Pembinaan penyadaran, pemberdayaan, dan
pengembangan pemuda dan kepemudaan terhadap pemuda pelopor provinsi,
wirausaha muda, dan pemuda kader provinsi serta Penyelenggaraan pemberdayaan
dan pengembangan organisasi kepemudaan tingkat Daerah provinsi, berikut daftar
OKP yang terhimpun pada Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi Banten
Alamat KP3B Kecamatan Curug Kota Serang sebagaiberikut :
• Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang berhimpun pada
NO NAMA OKP STRUKTUR ALAMAT
1 2 3 4
1 Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Ketua H. Mamat Rahayu
Sekretaris H. Tb. Ramjani
Bendehara Ria Pangestika
2 Pimpinan Wilayah Angkatan Muda
Kabah Ketua Drs. Burhanudin Siddiq
Sekretaris Jaelani
Bendahara Ida Hamidah
3 Dewan Pimpinan Daerah Generasi
Muda ORMAS Musyawarah
Kekeluargaan Gotong Royong
Ketua H. Veery M
Sekretaris Khatibul Umam
Bendahara H Martin Suhaemi
17
NO NAMA OKP STRUKTUR ALAMAT
1 2 3 4
4 Dewan Pimpinan Daerah
Generasi Muda Sriwijaya Ketua M. Ibrahim Ridwan
Sekretaris Dedi Juniansyah
Bendahara M. Firmansyah
5 Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama ( IPNU)
Ketua M. Rijal
Sekretaris Dede Syarif
Bendahara Asep S
6 DPD KNPI Kota Serang Ketua Hendra Suhendra
Sekretaris Jumhadi
Bendahara Edi Santosa
7 Dewan Pimpinan Daerah Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah
Ketua Abdul Aziz Marha
Sekretaris Arief Rusman
Bendahara Siti Aisyah
8 Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiah
(NA)
Ketua Iyah Sulasiyah
Sekretaris Danny Masita
Bendahara Fina Affiany
9 Gerakan Pemuda Islam Ketua H. Hasanudin SN
Sekretaris Moch. Hendra
Bendahara Nursaad
10 Dewan Pengurus Daearah Purna
Prakarya Muda Indonesia
Ketua Rustomiyani
Sekretaris Ahmad Satiri
Bendahara Ristia Dewi
11 DPD KNPI Kab. Serang Ketua Rustomiyani
Sekretaris Toha Kohara
Bendahara Yayuk Saputri
12 Badan Koordinasi Himpunan
Mahasiswa Islam Jabotabeka-
Banten
Ketua Zulkarnain Bagariang
Sekretaris
Bendahara
13 Dewan Pimpinan Wilayah
Himpunan Mahasiswa Mathla'ul
Anwar
Ketua Eko Waluyo, SH
Sekretaris Nuraciah
Bendahara Mimin Mutiah
14 Dewan Pimpinan Daerah
Mahasiswa Pembangunan
Indonesia
Ketua Atmawijaya
Sekretaris Nurul Mutaqien
Bendahara Siti Rohimatul Milla
15 Pengurus Daerah Ikatan Putra -
Putri Indonesia
Ketua H. Efu Saefullah
Sekretaris Samlawi Baralawe
Bendahara Hj. Evi Roviaty
16 Dewan Pimpinan Daerah
Ikatan Pemuda Tarbiyah Islamiyah
Ketua Bambang SW
Sekretaris Andika
Bendahara Wibisana
17 Pimpinan Wilayah
Pemuda Muslim Indonesia
Ketua H. Iki Prapanca, S.H.
Sekretaris Agus Maulana, S.H
Bendahara Syaefullah
18
NO NAMA OKP STRUKTUR ALAMAT
1 2 3 4
18 Angkatan Muda Banten Indonesia
(AMBI)
Ketua H. Tb. Abbas Wasse
Sekretaris Hj. Rt. Aisyiah
Abbas Bendahara Syaefullah
19 Depidar Wira Karya Indonesia Ketua Gausta Feriza. SH, MH
Sekretaris H. Deden Apriandhi
Bendahara Yuliani
20 Pimpinan Daerah Keluarga Besar
Putra Putri Polri ( PD KBPPP )
Ketua H. Ade Ariyanto, Msi
Sekretaris H. Ase Hidayat, Msi
Bendahara Noneng Farmanah,
SH
21 Pengurus Wilayah
Pemuda Bulan Bintang
Ketua Maskur Alamsyah
Sekretaris Sufyan Tsauri
Bendahara Saeful Bahri
22 Dewan Pimpinan Daerah Pemuda
Penerus Amanat Proklamasi
Republik Indonesia (PPAPRI)
Ketua Bramuda Mahardhika,
Sekretaris Agus Maulana, S.H.
Bendahara Ir. Eten Hilman
Hartono
23 Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda
Mandala Trikora
Ketua Ir. Eten Hilman Hartono,
MM
Sekretaris Sufyan Tsauri, M.
Pd.
Bendahara H. Nasri Nafis
24 Dewan Pimpinan Wilayah Generasi
Muda Kiara
Ketua Ferry Renaldy, SH
Sekretaris Ardi Rizki
Bendahara Siti Kholillah
25 DPD Angkatan Muda Majlis Da'wah
Islamiyah Banten
Ketua Abidin Nasyar
Sekretaris Endang Supriyadi
Bendahara Lia Amelia
26 Dewan Pimpinan Daerah Generasi
Muda Buddhis Indonesia Ketua Wanto
Sekretaris Dr. Erdy T
Bendahara Antonie Wijaya
27 DPD Pemuda Demokrat Indonesia Ketua Topari
Sekretaris Yuli Husnifah
Bendahara Ida Rohana
28 Badan Koordinasi Daerah Forum
Konunikasi Studi Mahasiswa
Kekaryaan
Ketua Akhmad Subagja
Sekretaris Nuryadi
Bendahara Mahmud Ikbal
29 Dewan Koordinasi Wilayah Gerakan
Pemuda Kebangkitan Bangsa
Ketua M. Irhamna
Sekretaris Hendar Yudi
Bendahara H. Rahmat
30 Dewan Pimpinan Wilayah Angkatan
Muda Islam Indonesia
Ketua Ahmad Subagja
Sekretaris Mahmud Iqbal
Syam
Bendahara Ahmad Joni Fauzi
19
NO NAMA OKP STRUKTUR ALAMAT
1 2 3 4
31 DPD KNPI Kab. Lebak Ketua Nevi Pahlevi
Sekretaris Hudri
Bendahara
32 DPD KNPI Kab.Pandeglang Ketua Rika Kartikasari
Sekretaris Fauji Ilham
Bendahara Heru Chairul Haqie
33 DPD KNPI Kab. Tangerang Ketua Muchlis
Sekretaris Jaenal Abidin
Bendahara
34 DPD KNPI Kota Cilegon Ketua Tatan Spartan
Sekretaris Mohamad Fatoni
Bendahara Hadi Rusmanto
35 DPD KNPI Kota Tangerang Ketua Ibrohim
Sekretaris Rusdi Alam
Bendahara Mustofa Kamaludin
36 DPD KNPI Kota Tangerang Selatan Ketua Eeng Sulaeman
Sekretaris Tomy Irawan
Bendahara Atmaja
37 Koordinator Daerah Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia
(GMNI)
Ketua Mochammad Toha
Sekretaris Nurasep Saejudin
Firdaus
Bendahara Supendi
38 Pimpinan Wilayah FATAYAT
NU Ketua Hj. Miftahul Janah
Sekretaris Nihlah
Bendahara Kusmawati
39 Pimpinan Wilayah. Pemuda
Muhammadiyah Banten
Ketua Muhammad Fachrydin
Sekretaris M. Tahyar
Bendahara Dadang Hidayat
40 Pimpinana Wilayah . Ikatan Pelajar
Muhammadiyah
Ketua Tri Aryadi
Sekretaris Saeful Bahri
Bendahara Abdul Salam
Akhmad
41 Pimpinan Wilayah
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama
Ketua Faojiah
Bendahara Arini Dina Yusofa
Sekretaris Nurhayati
42 Dewan Pimpinan Wilayah Generasi
Muda Mathlatul Anwar
Ketua Dedi Rosadi
Sekretaris Abdul Aziz Rifai
Bendahara Rizal Rahmatullah
43 Dewan Pimpinan Wilayah
Himpunan Putra -Putri Mathla'ul
Anwar
Ketua I. Syaifullah
Sekretaris Erwan Gunawan
Bendahara Dede Rohayati
44 Badan Pengurus Daerah Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia
Ketua Tanto Warsono Arban
Sekretaris Saiful Bahri
Bendahara Iwan Kurnawan
20
NO NAMA OKP STRUKTUR ALAMAT
1 2 3 4
45 Dewan Pimpinan Wilayah Kader
Muda Demokrat
Ketua Andi Akhmal Fatahilah
Sekretaris Ahmad Dedi Muhdi
Bendahara Rizwan Hamdi
46 Dewan Pimpinan Wilayah
Himpunan Putra/i Mathla'ul Anwar
(HIPAMA)
Ketua Ifan Novpriyanto
Sekretaris Badri
Bendahara Maman
47 Pimpinan Daearah Generasi Muda
Kesatuan Penerus Perjuangan
Republik Indonesia
Ketua Setiabudin
Sekretaris Ifan Novpriyanto
Bendahara Lia. S
48 Pimpinan Daerah
Pemuda Panca Marga
Ketua H. Muhammad Faisal
Sekretaris Andri Priatna
Bendahara Purnomo Bintoro
49 Dewan Pimpinan Daerah Generasi
Muda Trikora
Ketua H. Moch. Masna
Sekretaris Kosidin
Bendahara Iyas Masriah
50 Pengurus Wilayah Gerakan
Mahasiswa Islam Indonesia
Ketua Haris Salim
Sekretaris Hj. Neneng
Maesaroh
Bendahara Ihin Solihin
51 Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan
Remaja Mathla'ul Anwar
Ketua Haetami
Sekretaris Erik Heriana
Bendahara Fahmi
52 Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan
Pelajar Mathla'ul Anwar
Ketua M. Hafidz
Sekretaris Nurjanah
Bendahara Suhyani
53 Dewan Pimpinan Daerah Gabungan
Pemuda Pembangunan Indonesia
Ketua Khaerul Umam
Sekretaris
Bendahara Eni Diana
54 Pimpinan Wilayah Generasi
Muda Persatuan
Ketua Soni Nurahman
Sekretaris Ahmad Anshori
Bendahara Ucu Suhendar
55 Pimpinan Wilayah Angkatan Putri Al
- Washliyah
Ketua Fitri Setianingsih
Sekretaris Amelia
Bendahara Saidul Ummah
56 Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Al
Washliyah
Ketua Moh. Ikbal Ajie
Sekretaris Soni Nurahman
Bendahara M. Arief Budiman
57 Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda
Al Washliyah
Ketua Bahrul Ulum
Sekretaris AdeSupiyadi
Bendahara Hendrik Permana
58 Pimpinan Wilayah Ikatan Putra -
Putri Al Washliyah
Ketua Ujang Arip
Sekretaris Ucu Jamaludin
Bendahara M. Hidayat
21
NO NAMA OKP STRUKTUR ALAMAT
1 2 3 4
59 Dewan Pimpinan Daerah
Pemuda Islam
Ketua Muhammad Nasehudin
Sekretaris Ubaidillah
Bendahara Nita Marliyana
60 Pimpinan Wilayah Himpunan
Mahasiswa Al Washliyah
Ketua Mujianto
Sekretaris Lindawati
Bendahara Sayyidah Ulfa
61 DEWAN Pimpinan Provinsi Gerakan
Mahasiswa Kosgoro
Ketua Junaidi
Sekretaris Ace Sumirsa Ali
Bendahara Eyud Tahyudin
62 Dewan Pimpinan Daerah Gerakan
Pemuda Nusantara
Ketua Ail Muldi
Sekretaris Ferry Renaldy
Bendahara Rd. Sonny Soerojo
63 Dewan Pengurus Wilayah Badan
Komunikasi Pemuda Remaja Masjid
Indonesia
Ketua Drs. Inu Aminudin
Sekretaris Saeroji Al Ghozali
Bendahara Teliyusdin
64 PW. SAPMA Pemuda Pancasila Ketua Chandra Ariandika
Sekretaris Rika Kartikasari
Bendahara Abdul Aziz Baimin
65 Pimpinan Wilayah Generasi Muda
Pembangunan Indonesia
Ketua Mukhzairi,ST
Sekretaris Agus Ependi
Bendahara Dewi Sundari
66 Pimpinan Wilayah Generasi Muda
Nahdlatul Ulama
Ketua Nurul Mutaqin
Sekretaris Abdul Jabar
Bendahara Wasit
Aulawi.m,Pd.I
67 Dewan Pengurus Daerah Himpunan
Pemuda Al - Khariyah
Ketua Alwiyan Qosid Syam'un
Sekretaris H. Asep
Sofwatullah,Lc
Bendahara Supriyadi
68 Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda
Sehat
Ketua Yayat Dinar
Sekretaris F. Maulana S
Bendahara Rt. Wilistia
69 Dewan Pimpinan Daerah Pemuda
Justitia
Ketua HR. Alief Maulana
Sekretaris Maman Ma'ruf
Bendahara Dedeh Johariah
70 Dewan Pimpinan Daerah BM
Kosgoro 1957
Ketua Ranthy Pancasasti
Sekretaris Imron S,Pd.,.MM
Bendahara Tb Mochammad
Tata
71 Dewan Pimpinan Daearah Barisan
Muda Damai Sejahtera
Ketua Ev.Timotius Sipur,MA
Sekretaris Holy Wijaya
Bendahara Roy Gunawan
72 DPD AMPI Banten Ketua H. Tb. Iman Ariyadi
Sekretaris Ismar Triguna
Bendahara Ibrohim
22
NO NAMA OKP STRUKTUR ALAMAT
1 2 3 4
73 Pengurus Daerah Generasi Muda
FKPPI
Ketua Tb. Arief Rahman
Sekretaris Asep Yulianto
Bendahara Iwan Fabiyanto
74 Dewan Pimpinan Daerah
Mahasiswa Pancasila (MAPANCAS)
Ketua Agus A. Subarli
Sekretaris Riqi Zulkarnain
Bendahara Reva Natalia
75 Dewan Pimpinan Daerah Angkatan
Muda Demokrat
Ketua Aan Nurhandiat
Sekretaris Abdul Latief
Bendahara Arif Rahman
76 Dewan Pimpinan Daerah Gerakan
Muda Hati Nurani Rakyat
Ketua Nandang WiraKusuma
Sekretaris H. Oon Rosdiana
Bendahara H. Alam Firdausy
77 Dewan Pimpinan Daerah Angkatan
Muda Satuan Karya Ulama
Indonesia
Ketua Suarsa B. Sanglar
Sekretaris Agus Surya Utama
Bendahara Halimi
78 Dewan Pimpinan Wilayah Barisan
Muda Penegak Amanat Nasional
Ketua Masrori
Sekretaris Mohamad Arief
Bendahara Memi Elmiliasari
79 Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda
Islam Indonesia
Ketua H. Agus Setiawan
Sekretaris Sadeli
Bendahara Yayah Rukiyah
80 Koordinator Cabang Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia
Ketua Sulyantarudin
Sekretaris Indra Irawan
Bendahara Riki Fauji
81 Purna Paskibraka Indonesia
Provinsi Banten
Ketua Eris Anwar Firdaus
Sekretaris Muhamad Fadlli
Bendahara Hj Adde Rosi
Khorunnisa
82 Pemuda Tani HKTI Ketua H. Iin Mansyur
Sekretaris Abu Bakar Sidik
Bendahara Aan Subhan
83 Pimpinan Wilayah Gerakan
Pemuda Ansor
Ketua H. Ahmad Imron
Sekretaris Ahmad Nuri
Bendahara Ade Sopian
84 Pengurus Daerah Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia
Ketua Mahmuri Ar - Rofei
Sekretaris Deni Setiadi
Bendahara Marfamah
85 Dewan Pengurus Wilayah
Gerakan Persaudaraan Pemuda
(GEMA) Keadilan
Ketua Bonie Mufidjar
Sekretaris Andre Rosiadi
Bendahara Yoga Utama
86 Pimpinan Wilayah Gerakan
Pemuda Ka'bah
Ketua Drs. H. Kholid Mansyur
Sekretaris Ahyakudin
Bendahara Suniarty Drajat
23
NO NAMA OKP STRUKTUR ALAMAT
1 2 3 4
87 Ikatan Pemuda Indonesia Ketua Ayif Amir
Sekretaris Bambang Maloko
Bendahara Maryani AK
88 Pengurus Wilayah Himpunan
Mahasiswa Mathla'ul Anwar
Banten
Ketua Samsudin
Sekretaris Abu Salam
Bendahara Ni'mahwati
89 Pimpinan Daerah
Satuan Relawan Indonesia Raya
Ketua Ponjo Prajogo
Sekretaris Mansursyah
Bendahara Roni Alpanto
90 DPD KOMPI BANTEN Ketua Muhamad Nasehudin
Sekretaris Adedi
Bendahara Anti Purwanti
91 Pengurus Daerah Komunitas
Muda Telematika Indonesia
Ketua A. Jajuli Abdilah
Sekretaris Turidi Suasanto
Bendahara Kelana Zulfikar
92 Dewan Pimpinan Daearah
Angkatan Muda Thareqat Islam
Ketua Ridho Dinata
Sekretaris Lukman Hakim
Bendahara Armala Nursyamsi
93 Dewan Pimpinan Wilayah Pemuda
Nasionalis
Ketua Nasrullah
Sekretaris Suherlan
Bendahara Ahmad Furqoni
94 Dewan Pimpinan Daerah Gerakan
Pemuda Daerah
Ketua Zieko Saadilah Odang,
SE
Sekretaris
Bendahara
95 Dewan Pimpinan Daerah Gerakan
Pemuda INDONESIA
Ketua SUFYAN TSAURI
Sekretaris H. UCU SYUHADA
Bendahara MARTA
96 PEMUDA HANURA Ketua M. NASIR
Sekretaris
Bendahara
97 JARINGAN SANTRI INDONESIA Ketua SEHABUDIN
Sekretaris IYAN F
Bendahara H.FAUJI
98 GERAKAN PEMUDA ANTI KORUPSI
( GEPAK )
Ketua Ranthy Pancasasti
Sekretaris Alif Maulana
Bendahara
99 HIMPUNAN MAHASISWA BANTEN
( HMB )
Ketua Saeful
Sekretaris
Bendahara
100 HIMPUNAN PEMUDA
PEMBANGUNAN INDONESIA
(HPPI)
Ketua Gaus Alam
sekretaris
Bendahara
Sumber data OKP KNPI Provinsi Banten 2014
24
Data Pemberdayaan Dan Pengembangan Kepemudaan Tahun 2016/2017
NO KEGIATAN JUMLAH sasaran
1 2 3 4
1 Bantuan Sarana Kewirausahaan
Pemuda 12 Kelompok Benih ikan lele/nila
2 Paskibra HUT RI 104 orang HUT RI 2017
3 Pasukan Upacara Bendera 9 Kelompok LTUB 2017
4 Tenaga Adm dan Keu. Kwatir 50 orang Kwarda Banten
5 Kewirausahaan Pemuda 60 orang Kewirausahaan Pemuda
6 Pertukaran Pemuda Antar Negara 4 orang PPAN 2017
7 Kapal Pemuda Negara 2 orang KPN 2017
8 Pasukan Sumpah Pemuda ke-87/ 2017 5 pleton HSP ke 87 tk. Provinsi
9 Pemuda Karakter Building 45 orang Kepemimpinan
Pemuda
Data Kepramukaan Daerah Provinsi Banten
Data Gerakan Pramuka Kwarcab/Kwaran se- Provinsi Banten
NO KWARTIR KWARCAB/KWARRAN GUGUS DEPAN
1 2 3 4
1 KWARDA PROVINSI 8 KWARCAB
2 KWARCAB KAB. PANDEGLANG 35 KWARRAN 2620
3 KWARCAB KAB. LEBAK 28 KWARRAN 2251
4 KWARCAB KAB. SERANG 29 KWARRAN 2600
5 KWARCAB KAB. TANGERANG 29 KWARRAN 2910
6 KWARCAB KOTA TANGERANG 13 KWARRAN 3136
25
7 KWARCAB KOTA CILEGON 8 KWARRAN 538
8 KWARCAB KOTA SERANG 6 KWARRAN 839
9 KWARCAB KOTA TANGERANG
SELATAN 7 KWARRAN 607
JUMLAH 155 KWARRAN 15.501 GUDEP
Data Potensi Penambahan Pembina / Pelatih pada Kwartir Daerah Se-Provinsi Banten
No Kwartir Cabang Jumlah Gudep
Jumlah Pembina
Jumlah Pelatih
Kebutuhan Tambahan Pembina
Kebutuhan KMD
Kebutuhan Tambahan
Pelatih
Kebutuhan KPD
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kwarcab Lebak 2,102 2,137 33 3,573 72 109 3
2 Kwarcab Pandeglang 2,620 6,529 27 4,413 88 408 10
3 Kwarcab Serang 2,460 4,920 37 4,182 84 291 7
4 Kwarcab Tangerang 1,762 529 - 2,995 60 35 1
5 Kwarcab Kota Tangerang 844 253 88 1,435 29 (71) (2)
6 Kwarcab Kota Cilegon 592 1,967 12 1,006 20 119 3
7 Kwarcab Kota Serang 839 2,158 18 1,426 29 126 3
8 Kwarcab Kota Tangerang Selatan 851 255 22 1,447 29 (5) (0)
9 Kwarda Provinsi Banten/Total 12,070 18,748 237 20,477 411 1,013 25
Sumber; Kwarda Banten 2016
DAFTAR KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA SE-KWARDA BANTEN
NO KWARTIR ALAMAT NO TLP/FAX ALAMAT EMAIL KA.KWARDA/KA.
KWARCAB SEKRETARIS
MASA
BAKTI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KAWARDA
BANTEN
Jl. Raya
Jakarta
Pakupatan
Kemang-Kota
Serang
(0254)
224655
[email protected] Drs.H.Moh.Masduki H.Furkon 2016-
2021
2 Kwarcab
Pandeglang
Komp.
Perkantoran
Pemerintah
Pdg.Gardu
- [email protected] Drs.H.Dodo Djuanda Gugun 2012-
2017
26
NO KWARTIR ALAMAT NO TLP/FAX ALAMAT EMAIL KA.KWARDA/KA.
KWARCAB SEKRETARIS
MASA
BAKTI
1 2 3 4 5 6 7 8
tanjak, Cikupa
Pandeglang
3 Kwarcab
Lebak
Jl.Tb.Surya
Atmaja Kel
Rangkas
Bitung Barat
- [email protected] H.Ade Sumardi Unang 2013-
2018
4 Kwarcab
Kabupaten
Serang
Jl.Pramuka
Jalur Lingkar
Selatan,
Cikulur Serang
- [email protected] H.Lalu Atharussalam R Aat Supriyadi 2012-
2017
5 Kwarcab
Kabupaten
Tangerang
Jl.Diklat
Pemda Kitri
Bakti Rt.04/06
Desa Curug
wetan
Kec.Curug
Kab. Tangrang
Kode Pos
15810
- [email protected] Drs.H.Hermasnyah Dadang 2016-
2021
6 Kwarcab
Kota
Tangrang
Jl.Masyjen
Sutoyo No.9
Kel. Sukarasa-
Tangerang,
Kota
Tangerang
Kode Pos
15111
(021)
55732330
[email protected] Drs.H.Engkos Zarkasyi A,M.Si Ismail 2013-
2018
7 Kwarcab
Kota
Cilegon
Jl.Sultan
Ageng
tirtayasa
Kec.Jombang
Kota Cilegon
- [email protected] Drs.H.Taufiqurrohman,Hs.M.Pd Nikmatullah 2012-
2017
8 Kwarcab
Kota
Serang
Jl.Pramuka
Jalur lingkar
selatan,
Cikulur
Serang-Banten
- [email protected] Tb.Urip Henus s Havid 2014-
2019
9 Kwarcab
Kota
Tangerang
Selatan
Jl. Jalur Lintas
Selatan Kp.
Baru Asih-Kec
Stu-Kota
Tangerang
Selatan kode
pos 15412
- [email protected] Drs.H.Ahadi,MM Nandang 2013-
2018
27
PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KEPEMUDAAN TAHUN ANGGARAN 2017
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANAAN TARGET
1 2 3 4 5
1 Pemberian Penghargaan dan
Fasilitasi Kepemudaan a. Fasilitasi HUT RI Ke-71 Tahun 2017 Agustus 130 Pelatih
2 Pendidikan Pelatihan
Kepemimpinan dan
Kepeloporan Pemuda
a. Seleksi Paskibraka Tk. Provinsi dan
Nasional
Mei 80 OK
b. Diklat Kompi Paskibraka Tk. Provinsi
dan Nasional
Agustus 50 OK
c. Pengembangan wawasan Purna
Paskibraka Prov. Banten
Agustus 50 OK
d. Lomba Tata Upacara Bendera Tk.
Provinsi Banten
November 24 Sekolah
e. Fasilitasi Seleksi Pemuda Pelopor Tk.
Prov. Banten
September 40 Orang
f. Lomba baris berbaris Tk. Provinsi
Banten
Maret 24 Sekolah
g. Temu Karya Pemuda Berprestasi di
Provinsi Banten
Juni 30 Orang
3 Pembinaan Kepramukaan a. Pelatihan Administrasi dan Teknik
Kepramukaan Bagi Pembina Pramuka
November 40 Orang
Pembina
b. Pelatihan Kepemimpinan dan Teknik
Kepramukaan bagi Pramuka Penegak /
Pandega
Maret 40 Orang
Penegak
c. Peringatan Hari Pramuka Tk. Provinsi
Banten
Agustus 1000
Orang
(Siaga s/d
Pembina)
d. Fasilitasi Kontingen Daerah pada
Raimuna Nasional 2017
Agustus 350
Peneg
ak
e. Pelatihan Kompetensi Kesakaan bagi
Pramuka Penegak
September 100
Orang
4 Pelatihan Keterampilan Bagi
Pemuda
a. Peningkatan Kompetensi Wirausaha
Muda Pemula
Mei 40
Orang
28
NO PROGRAM KEGIATAN PELAKSANAAN TARGET
1 2 3 4 5
b. Penerapan Aplikasi Kewirausahaan
Pemuda Berbasis IT
Maret 250
Orang
c. Pemagangan Wirausaha Muda
Berprestasi
April 40
Orang
d. Rakor Evaluasi dan Monitoring Tim
Pokja LPKP Prov. Banten
Juli & November 40
Orang
5 Pengembangan Wawasan dan
Kreativitas Pemuda
a. Seleksi Peserta Bhakti Pemuda Antar
Provinsi (BPAP)
Maret 40 Orang
b. Seleksi Peserta Pertukaran Pemuda
Antar Negara (PPAN)
April 40 Orang
c. Seleksi Peserta Kapal Pemuda
Nusantara (KPN)
Mei 40 Orang
6 Penguatan Kelembagaan
Kepemudaan
a. Assistensi Pemberdayaan dan
Pengembangan Organisasi
Kepemudaan
Agustus Mahasisw
a / 3
Kampus
b. Sosialisasi Bahaya HIV / AIDS November Pemuda /
100 Orang
c. Pelatihan Cegah Bahaya Narkoba Juli Pemuda /
100 Orang
d. Saresehan Kebangsaan NKRI Oktober Pemuda /
500 Orang
e. SILATDA (Silaturahmi Antar Generasi
Muda) Prov. Banten
Mei 400 Orang
f. Puncak Upacara HUT Sumpah Pemuda
Tk. Prov. Banten
Oktober 700
Pasukan
g. Peletihan Karakter Building Pemuda
Tahun 2017
Februari 80 Orang
h. Pelatihan Manajemen Pengembangan
Organisasi dan Enterpreuner
Kepemudaan
April 100 Orang
29
Data Dan Informasi Bidang Kepemudaan dimaksudkan untuk memberikan
informasi dan pemahaman tentang perkembangan terkini dari berbagai bahan
pembangunan kepemudaan dan dapat dijadikan bahan evaluasi dari pelaksanaan
pembangunan daerah khususnya bidang kepemudaan oleh berbagai pemangku
kepentingan.
Data Dan Informasi Bidang Kepemudaan ini diharapkan dapat menjadi informasi
mengenai kinerja Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Banten sekaligus menjadi
bahan masukan bagi peningkatan akuntabilitas kinerja pada masa yang akan datang.
Selanjutnya, laporan ini dimaksudkan agar dapat mengukur capaian pertahun terhadap
target yang telah ditetapkan sebelumnya dalam kaitannya dengan rencana kerja Dinas
Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Banten.
Kedepannya, Pengelolaan Data dan Bahan Informasi Pembangunan
Kepemudaan dapat memberikan Informasi Pembangunan bidang kepemudaan secara
maksimal terkait informasi.
BAB IV
PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40
TAHUN 2009 2
009 TENTANG KEPEMUDAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia, pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat;
b. pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional;
c. bahwa untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, diperlukan pemuda yang berakhlak mulia, sehat, tangguh, cerdas, mandiri, dan profesional;
d. bahwa untuk membangun pemuda, diperlukan pelayanan kepemudaan dalam dimensi pembangunan di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kepemudaan;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27, Pasal 28C, dan Pasal 31 ayat (1), ayat
(4), dan ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEPEMUDAAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga
puluh) tahun.
2. Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab,
hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.
3. Pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan
dengan kepemudaan.
4. Pelayanan kepemudaan adalah penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan
kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda.
5. Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perubahan lingkungan.
6. Pemberdayaan pemuda adalah kegiatan membangkitkan potensi dan peran aktif
pemuda.
7. Pengembangan kepemimpinan pemuda adalah kegiatan mengembangkan potensi
keteladanan, keberpengaruhan, serta penggerakan pemuda.
8. Pengembangan kewirausahaan pemuda adalah kegiatan mengembangkan potensi
keterampilam dan kemandirian berusaha.
9. Pengembangan kepeloporan pemuda adalah kegiatan mengembangkan potensi
dalam merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab tantangan, dan memberikan
jalan keluar atas pelbagai masalah.
10. Kemitraan adalah kerjasama untuk membangun potensi pemuda dengan prinsip
saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.
11. Organisasi kepemudaan adalah wadah pengembangan potensi pemuda.
12. Penghargaan adalah pengakuan atas prestasi dan/atau jasa di bidang kepemudaan
yang diwujudkan dalam bentuk materiel dan/atau nonmateriel.
13. Masyarakat adalah warga negara Indonesia yang mempunyai perhatian dan peranan
dalam bidang kepemudaan.
14. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
15. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
16. Menteri adalah menteri yang bertanggungjawab menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kepemudaan.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Kepemudaan dibangun berdasarkan asas: a.
Ketuhanan Yang Maha Esa;
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kebhinekaan;
e. demokratis;
f. keadilan;
g. partisipatif;
h. kebersamaan;
i. kesetaraan; dan
j. kemandirian
Pasal 3
Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif,
mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa
kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 4
Pembangunan kepemudaan dilaksanakan dalam bentuk pelayanan kepemudaan.
BAB III FUNGSI, KARAKTERISTIK, ARAH, DAN
STRATEGI PELAYANAN KEPEMUDAAN
Pasal 5
Pelayanan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 berfungsi melaksanakan
penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensi kepemimpinan,
kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pasal 6
Pelayanan kepemudaan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik pemuda, yaitu
memiliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggungjawab, dan ksatria, serta memiliki
sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis, dan futuristik.
Pasal 7
Pelayanan kepemudaan diarahkan untuk:
a. menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat profesionalitas;
dan
b. meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pasal 8
(1) Pelayanan kepemudaaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a dilakukan
melalui strategi:
a. bela negara;
b. kompetisi dan apresiasi pemuda;
c. peningkatan dan perluasan memperoleh peluang kerja sesuai potensi dan
keahlian yang dimiliki; dan
d. pemberian kesempatan yang sama untuk berekspresi, beraktivitas, dan
berorganisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pelayanan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilakukan
melalui strategi:
a. peningkatan kapasitas dan kompetensi pemuda;
b. pendampingan pemuda;
c. perluasan kesempatan memperoleh dan meningkatkan pendidikan
serta keterampilan; dan
d. penyiapan kader pemuda dalam menjalankan fungsi advokasi dan mediasi yang
dibutuhkan lingkungannya.
Pasal 9
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban untuk bersinergi dalam
melaksanakan pelayanan kepemudaan.
BAB IV
TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNGJAWAB
PEMERINTAH, DAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 10
(1) Pemerintah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kepemudaan dalam rangka penajaman, koordinasi dan sinkronisasi program
pemerintah;
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
menyelenggarakan fungsi di bidang kepemudaan yang meliputi: a. perumusan dan
penetapan kebijakan;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawabnya;
dan
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas.
Pasal 11
(1) Pemerintah daerah mempunyai tugas melaksanakan kebijakan nasional dan
menetapkan kebijakan di daerah sesuai dengan kewenangannya serta
mengoordinasikan pelayanan kepemudaan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah
daerah membentuk perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan kepemudaan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 12
(1) Pemerintah mempunyai wewenang menetapkan kebijakan nasional dan koordinasi
untuk menyelenggarakan pelayanan kepemudaan.
(2) Pemerintah daerah mempunyai wewenang menetapkan dan melaksanakan kebijakan
dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kepemudaan di daerah.
Pasal 13
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab melaksanakan penyadaran,
pemberdayaan, dan pengembangan potensi pemuda berdasarkan kewenangan dan
tanggungjawabnya sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah masing-masing.
Pasal 14
(1) Tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 dilaksanakan oleh Menteri, gubernur, dan
bupati/walikota.
(2) Menteri dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengoordinasikan kebijakan dan program di bidang kepemudaan dengan
kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian, lembaga nonpemerintah,
dan/atau pemerintah daerah, serta unsur terkait lainnya.
Pasal 15
Menteri dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab pelayanan
kepemudaan dapat melakukan kerjasama dengan negara lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB V PERAN, TANGGUNG JAWAB, DAN HAK PEMUDA
Pasal 16
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, control sosial, dan agen perubahan
dalam segala aspek pembangunan nasional.
Pasal 17
(1) Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan:
a. menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap
dimensi kehidupan kepemudaan;
b. memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual; dan/atau
c. meningkatkan kesadaran hukum.
(2) Peran aktif pemuda sebagai kontrol social diwujudkan dengan:
a. memperkuat wawasan kebangsaan;
b. membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai
warga negara;
c. membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum;
d. meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik;
e. menjamin transparansi dan akuntabilitas publik; dan/atau
f. memberikan kemudahan akses informasi.
(3) Peran aktif pemuda sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan:
a. pendidikan politik dan demokratisasi;
b. sumberdaya ekonomi;
c. kepedulian terhadap masyarakat;
d. ilmu pengetahuan dan teknologi;
e. olahraga, seni, dan budaya;
f. kepedulian terhadap lingkungan hidup;
g. pendidikan kewirausahaan; dan/atau
h. kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Pasal 18
Dalam rangka pelaksanaan peran aktif pemuda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
dan Pasal 17, Pemerintah, pemerintah daerah, badan hukum, organisasi
kemasyarakatan, dan pelaku usaha member peluang, fasilitas, dan bimbingan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 19
Pemuda bertanggungjawab dalam pembangunan nasional untuk:
a. menjaga Pancasila sebagai ideologi negara;
b. menjaga tetap tegak dan utuhnya Negara KesatuanRepublik Indonesia;
c. memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa;
d. melaksanakan konstitusi, demokrasi, dan tegaknyahukum;
e. meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraanmasyarakat;
f. meningkatkan ketahanan budaya nasional;dan/atau
g. meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomibangsa
Pasal 20
Setiap pemuda berhak mendapatkan:
a. perlindungan, khususnya dari pengaruh destruktif;
b. pelayanan dalam penggunaan prasarana dan sarana kepemudaaan tanpa
diskriminasi; c. advokasi;
d. akses untuk pengembangan diri; dan
e. kesempatan berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, dan pengambilan keputusan strategis program kepemudaan.
Pasal 21
Setiap pemuda yang berprestasi berhak mendapatkan penghargaan.
BAB VI PENYADARAN
Pasal 22
(1) Penyadaran kepemudaan berupa gerakan pemuda dalam aspek ideologi, politik,
hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan dalam memahami dan
menyikapi perubahan lingkungan strategis, baik domestik maupun global serta
mencegah dan menangani risiko.
(2) Penyadaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, dan organisasi kepemudaan.
Pasal 23
Penyadaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 diwujudkan melalui:
a. pendidikan agama dan akhlak mulia;
b. pendidikan wawasan kebangsaan;
c. penumbuhan kesadaran mengenai hak dan kewajiban dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara;
d. penumbuhan semangat bela negara;
e. pemantapan kebudayaan nasional yang berbasis kebudayaan lokal;
f. pemahaman kemandirian ekonomi; dan/atau
g. penyiapan proses regenerasi di berbagai bidang;
BAB VII PEMBERDAYAAN
Pasal 24
(1) Pemberdayaan pemuda dilaksanakan secara terencana, sistematis, dan
berkelanjutan untuk meningkatkan potensi dan kualitas jasmani, mental spiritual,
pengetahuan, serta keterampilan diri dan organisasi menuju kemandirian pemuda.
(2) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) difasilitasi oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, dan organisasi kepemudaan.
Pasal 25
Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dilakukan melalui:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. penyelenggaraan pendidikan bela negara dan ketahanan nasional;
d. peneguhan kemandirian ekonomi pemuda;
e. peningkatan kualitas jasmani, seni, dan budaya pemuda; dan/atau
f. penyelenggaraan penelitian dan pendampingan kegiatan kepemudaan.
BAB VIII PENGEMBANGAN
Bagian Kesatu Pengembangan Kepemimpinan
Pasal 26
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan strategis pengembangan
kepemimpinan pemuda sesuai dengan arah pembangunan nasional.
(2) Pelaksanaan pengembangan kepemimpinan pemuda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau
organisasi kepemudaan.
(3) Pengembangan kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
melalui:
a. pendidikan;
b. pelatihan;
c. pengaderan;
d. pembimbingan;
e. pendampingan; dan/atau
f. forum kepemimpinan pemuda.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan kepemimpinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.
Bagian Kedua Pengembangan Kewirausahaan
Pasal 27
(1) Pengembangan kewirausahaan pemuda dilaksanakan sesuai dengan minat, bakat,
potensi pemuda, potensi daerah, dan arah pembangunan nasional.
(2) Pelaksanaan pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau
organisasi kepemudaan.
(3) Pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan melalui: a. pelatihan;
b. pemagangan;
c. pembimbingan;
d. pendampingan;
e. kemitraan;
f. promosi; dan/atau
g. bantuan akses permodalan
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan kewirausahaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 28
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat dapat membentuk
dan mengembangkan pusat-pusat kewirausahaan pemuda.
Bagian Ketiga Pengembangan Kepeloporan
Pasal 29
(1) Pengembangan kepeloporan pemuda dilaksanakan untuk mendorong kreativitas, inovasi, keberanian melakukan terobosan, dan kecepatan mengambil keputusan sesuai dengan arah pembangunan nasional.
(2) Pengembangan kepeloporan pemuda difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, dan/atau organisasi kepemudaan.
(3) Pengembangan kepeloporan pemuda dilaksanakan melalui:
a. pelatihan,
b. pendampingan, dan/atau
c. forum kepemimpinan pemuda.
(4) Pengembangan kepeloporan pemuda dapat dilaksanakan sesuai dengan
karakteristik daerah.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembangan kepeloporan pemuda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
BAB IX KOORDINASI DAN KEMITRAAN
Pasal 30
(1) Pemerintah wajib melakukan koordinasi strategis lintas sektor untuk mengefektifkan
penyelenggaraan pelayanan kepemudaan.
(2) Koordinasi strategis lintas sektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
meliputi:
a. program sinergis antar sektor dalam hal penyadaran, pemberdayaan, serta
pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda;
b. kajian dan penelitian bersama tentang persoalan pemuda; dan
c. kegiatan mengatasi dekadensi moral, pengangguran, kemiskinan, dan kekerasan
serta narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
Pasal 31
Koordinasi strategis lintas sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dipimpin oleh
Presiden.
Pasal 32
(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan organisasi kepemudaan dapat melaksanakan
kemitraan berbasis program dalam pelayanan kepemudaan.
(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan
prinsip kesetaraan, akuntabilitas, dan saling member manfaat.
(3) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dapat dilakukan pada
tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Pasal 33
Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi terselenggaranya kemitraan
secara sinergis antara pemuda dan/atau organisasi kepemudaan dan dunia usaha.
Pasal 34
(1) Organisasi kepemudaan dapat melaksanakan kemitraan dengan organisasi
kepemudaan negara lain.
(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB X PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN
Pasal 35
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan prasarana dan sarana
kepemudaan untuk melaksanakan pelayanan kepemudaan.
(2) Organisasi kepemudaan dan masyarakat dapat menyediakan prasarana dan sarana
kepemudaan.
(3) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan organisasi
kepemudaan da masyarakat dalam penyediaan prasarana dan sarana kepemudaan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan prasarana dan sarana kepemudaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Pasal 36
(1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam pelaksanaan perencanaan tata ruang
wilayah nasional, propinsi, dan kabupaten/kota menyediakan ruang untuk prasarana
kepemudaan.
(2) Penyediaan ruang untuk prasarana kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 37
(1) Dalam hal di suatu wilayah telah terdapat prasarana kepemudaan, Pemerintah atau
pemerintah daerah wajib mempertahankan keberadaan dan mengoptimalkan
penggunaan prasarana kepemudaan.
(2) Dalam hal terdapat pengembangan tata ruang atau tata kota yang mengakibatkan
prasarana kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggap tidak layak
lagi, Pemerintah atau pemerintah daerah dapat memindahkan ke tempat yang lebih
layak dan strategis.
Pasal 38
Pengelolaan prasarana kepemudaan yang telah menjadi barang milik negara atau milik
daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 39
Pemerintah, pemerintah daerah, organisasi kepemudaan, dan masyarakat memelihara
setiap prasarana dan sarana kepemudaan.
BAB XI ORGANISASI KEPEMUDAAN
Pasal 40
(1) Organisasi kepemudaan dibentuk oleh pemuda.
(2) Organisasi kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk
berdasarkan kesamaan asas, agama, ideologi, minat dan bakat, atau kepentingan,
yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Organisasi kepemudaan juga dapat dibentuk dalam ruang lingkup kepelajaran dan
kemahasiswaan.
(4) Organisasi kepemudaan berfungsi untuk mendukung kepentingan nasional,
memberdayakan potensi, serta mengembangkan kepemimpinan, kewirausahaan,
dan kepeloporan.
Pasal 41
(1) Organisasi kepelajaran dan kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40
ayat (3) berfungsi untuk mendukung kesempurnaan pendidikan dan memperkaya
kebudayaan nasional.
(2) Organisasi kepelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan organisasi
ekstrasatuan pendidikan menengah.
(3) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
organisasi intrasatuan dan ekstrasatuan pendidikan tinggi.
Pasal 42
Organisasi kepelajaran dan kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
ditujukan untuk:
a. mengasah kematangan intelektual;
b. meningkatkan kreativitas;
c. menumbuhkan rasa percaya diri;
d. meningkatkan daya inovasi;
e. menyalurkan minat bakat; dan/atau
f. menumbuhkan semangat kesetiakawanan social dan pengabdian kepada
masyarakat.
Pasal 43
Organisasi kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 sekurang-kurangnya
memiliki:
a. keanggotaan;
b. kepengurusan;
c. tata laksana kesekretariatan dan keuangan; dan
d. anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Pasal 44
Organisasi kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dapat berbentuk
struktural atau nonstruktural, baik berjenjang maupun tidak berjenjang.
Pasal 45
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi organisasi kepemudaan,
organisasi kepelajaran, dan organisasi kemahasiswaan.
(2) Satuan pendidikan dan penyelenggara pendidikan wajib memfasilitasi organisasi
kepelajaran dan kemahasiswaan sesuai dengan ruang lingkupnya.
Pasal 46
Organisasi kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dapat membentuk
forum komunikasi kepemudaan atau berhimpun dalam suatu wadah.
BAB XII PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 47
(1) Masyarakat mempunyai tanggungjawab, hak, dan kewajiban dalam berperan serta
melaksanakan kegiatan untuk mewujudkan tujuan pelayanan kepemudaan.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
dengan:
a. melakukan usaha pelindungan pemuda dari pengaruh buruk yang merusak;
b. melakukan usaha pemberdayaan pemuda sesuai dengan tuntutan masyarakat;
c. melatih pemuda dalam pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan
kepeloporan;
d. menyediakan prasarana dan sarana pengembangan diri pemuda; dan/atau
e. menggiatkan gerakan cinta lingkungan hidup dan solidaritas sosial di kalangan
pemuda.
BAB XIII PENGHARGAAN
Pasal 48
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan penghargaan kepada:
a. pemuda yang berprestasi; dan
b. organisasi pemuda, organisasi kemasyarakatan, lembaga pemerintahan, badan
usaha, kelompok masyarakat, dan perseorangan yang berjasa dan/atau
berprestasi dalam memajukan potensi pemuda.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk gelar, tanda
jasa, beasiswa, pemberian fasilitas, pekerjaan, asuransi dan jaminan hari tua,
dan/atau bentuk penghargaan lainnya yang bermanfaat.
(3) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan oleh badan
usaha, kelompok masyarakat, atau perseorangan.
(4) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
BAB XIV PENDANAAN
Pasal 49
(1) Pendanaan pelayanan kepemudaan menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, pemerintah daerah, organisasi kepemudaan, dan masyarakat.
(2) Sumber pendanaan bagi pelayanan kepemudaan diperoleh dari Pemerintah dan
pemerintah daerah yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(3) Selain sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pendanaan
pelayanan kepemudaan dapat diperoleh dari organisasi kepemudaan, masyarakat,
dan sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 50
Pengelolaan dana pelayanan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49
dilakukan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Pasal 51
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan dana untuk mendukung
pelayanan kepemudaan.
(2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan dana dan akses permodalan
untuk mendukung pengembangan kewirausahaan pemuda.
(3) Dalam hal akses permodalan untuk mendukung pengembangan kewirausahaan
pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah membentuk lembaga
permodalan kewirausahaan pemuda.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi, personalia, dan mekanisme kerja
lembaga permodalan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
BAB XV KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 52
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, organisasi kepemudaan dan yang terkait dengan
pelayanan kepemudaan harus menyesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang ini
paling lama 4 (empat) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
BAB XVI KETENTUAN PENUTUP
Pasal 53
Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun
sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 54
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
Disahkan di Jakarta pada
tanggal 14 Oktober 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta pada
tanggal 14 Oktober 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ANDI MATTALATTA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 148
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,
ttd
Wisnu Setiawan
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN
2009 TENTANG KEPEMUDAAN
I. UMUM
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan
nasional tersebut, pemuda mempunyai peran penting sebagai salah satu penentu dan
subjek bagi tercapainya tujuan nasional.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mencatat peran penting pemuda yang
dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928,
Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa
tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang telah
membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Hal ini membuktikan bahwa
pemuda mampu berperan aktif sebagai garda terdepan dalam proses perjuangan,m
pembaruan, dan pembangunan bangsa.
Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol
sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan
kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Untuk itu, tanggung
jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan
dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam
Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, kebangsaan,
kebhinekaan, demokratis, keadilan, partisipatif, kebersamaan, kesetaraan, dan
kemandirian.
Guna memenuhi harapan tersebut, diperlukan pengaturan dan penataan
pembangunan nasional kepemudaan yang berorientasi pada pelayanan kepemudaan
untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki akhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri,
demokratis, bertanggungjawab, dan berdaya saing. Dalam pelaksanaannya,
pelayanan kepemudaan berfungsi menyadarkan, memberdayakan, dan
mengembangkan potensi pemuda dalam bidang kepemimpinan, kewirausahaan, dan
kepeloporan.
Pelayanan kepemudaan dikembangkan sesuai dengan karakteristik pemuda yang
memiliki semangat kejuangan, sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis,
dan futuristik tanpa meninggalkan akar budaya bangsa Indonesia yang tercermin
dalam kebhinekatunggalikaan.
Oleh karena itu, proses pelayanan kepemudaan harus dipersiapkan secara
komprehensif integral dengan terlebih dahulu menyusun dan menetapkan (i) strategi
pelayanan kepemudaan; (ii) tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawab
Pemerintah dan pemerintah daerah; dan (iii) peran, tanggung jawab, dan hak
pemuda.
Kebijakan pelayanan kepemudaan mempunyai arah untuk meningkatkan pertisipasi
dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Selain itu, kebijakan pelayanan kepemudaan juga diarahkan untuk menumbuhkan
patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat profesionalitas dalam rangka
mencapai pemuda yang maju, yaitu pemuda yang berkarakter, berkapasitas, dan
berdaya saing.
Undang-Undang ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi dan kesempatan kepada
setiap warga negara yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun untuk
mengembangkan potensi, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-citanya. Di samping itu,
Undang-Undang ini memberikan jaminan perlindungan dan kepastian hukum atas
eksistensi serta aktivitas kepemudaan. Undang-Undang ini juga memberikan
kepastian hukum bagi Pemerintah dan pemerintah daerah untuk mengintegrasikan
program pelayanan kepemudaan.
Undang-Undang ini memuat pengaturan mengenai segala aspek pelayanan
kepemudaan yang berkaitan dengan koordinasi dan kemitraan, prasarana dan
sarana, dan organisasi kepemudaan. Selain itu, juga memuat pengaturan mengenai
peran serta masyarakat dalam pelayanan kepemudaan, pemberian penghargaan,
pendanaan, serta akses permodalan bagi kegiatan kewirausahaan pemuda secara
terencana, terpadu, terarah, dan berkelanjutan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup
jelas.
Pasal 2 Huruf a
Yang dimaksud dengan “asas Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah bahwa
pembangunan kepemudaan menjamin kebebasan pemuda untuk menjalankan
kehidupan beragama menurut iman dan kepercayaan yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan” adalah bahwa pembangunan
kepemudaan memberikan perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi
manusia serta harkat dan martabat setiap pemuda secara proporsional. Huruf c
Yang dimaksud dengan “asas kebangsaan” adalah bahwa pembangunan
kepemudaan menumbuhkan semangat kebangsaan dan nasionalisme di
kalangan pemuda serta menjamin utuhnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “asas kebhinekaan” adalah bahwa pembangunan
kepemudaan memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku, golongan,
kondisi khusus daerah, dan budaya, khususnya yang menyangkut
masalahmasalah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “asas demokratis” adalah bahwa pembangunan
kepemudaan menghidupkan dan menumbuhkembangkan semangat musyawarah
untuk mufakat, kegotongroyongan, serta kompetisi sehat dalam memecahkan
permasalahan dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi
pemuda.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah bahwa pembangunan
kepemudaan memberikan kesamaan kesempatan dan perlakuan kepada setiap
warga Negara sesuai dengan proporsinya. Huruf g
Yang dimaksud dengan “asas partisipatif” adalah bahwa pembangunan
kepemudaan menjamin keikutsertaan pemuda secara aktif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Huruf h
Yang dimaksud dengan “asas kebersamaan” adalah bahwa pembangunan
kepemudaan menjamin pemuda untuk bersama Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat di dalam pelayanan kepemudaan.
Huruf i
Yang dimaksud dengan “asas kesetaraan” adalah bahwa pembangunan kepemudaan menjamin pemuda untuk mendapatkan kesamaan dalam pelayanan. Huruf j
Yang dimaksud dengan “asas kemandirian” adalah bahwa pembangunan
kepemudaan menumbuhkan kemampuan pemuda untuk berdiri sendiri
dengan kekuatan sendiri tanpa bergantung pada pihak lain.
Pasal 3 Cukup
jelas.
Pasal 4 Cukup
jelas.
Pasal 5 Cukup
jelas.
Pasal 6 Cukup
jelas.
Pasal 7 Cukup
jelas.
Pasal 8 Cukup
jelas.
Pasal 9
Yang dimaksud dengan “bersinergi” adalah pola hubungan kerja sama yang saling
mendukung, melengkapi, dan menguatkan antara Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan kepemudaan.
Pasal 10 Cukup
jelas.
Pasal 11 Cukup
jelas.
Pasal 12 Cukup
jelas.
Pasal 13 Cukup
jelas.
Pasal 14 Cukup
jelas.
Pasal 15 Cukup
jelas.
Pasal 16
Yang dimaksud dengan “kekuatan moral” adalah bahwa peran aktif pemuda
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan kelompok.
Pasal 17 Cukup
jelas.
Pasal 18
Yang dimaksud dengan “pemberian peluang, fasilitas dan bimbingan” adalah
pelayanan yang dilakukan, antara lain, melalui pendidikan dan pelatihan di bidang
kewirausahaan, wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasional, bela negara,
serta pertukaran pemuda antarnegara.
Pasal 19 Cukup
jelas.
Pasal 20 Huruf a
Yang dimaksud dengan “pengaruh destruktif” antara lain bahaya narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya, seks bebas, HIV/AIDS, pornografi dan
pornoaksi, prostitusi, perdagangan manusia, ancaman menurunnya kualitas
moral, konflik sosial, perpecahan bangsa, serta hilangnya komitmen dan rasa
kebangsaan.
Huruf b Cukup
jelas.
Huruf c Cukup
jelas.
Huruf d Cukup
jelas.
Huruf e Cukup
jelas.
Pasal 21
Yang dimaksud dengan “pemuda yang berprestasi” adalah setiap pemuda yang
telah menghasilkan dan memberikan sesuatu yang berdaya guna serta berhasil
guna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Pasal 22 Cukup
jelas.
Pasal 23 Cukup
jelas.
Pasal 24 Ayat
(1)
Pemberdayaan pemuda dalam ketentuan ini mencakup bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan.
Ayat (2) Cukup
jelas.
Pasal 25 Cukup
jelas.
Pasal 26 Cukup
jelas.
Pasal 27 Cukup
jelas.
Pasal 28 Cukup
jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30 Cukup
jelas.
Pasal 31 Cukup
jelas.
Pasal 32 Ayat
(1)
Yang dimaksud dengan “kemitraan berbasis program” adalah kerja sama
sinergis lintas sektor yang disesuaikan dengan program-program pelayanan
kepemudaan Ayat (2) Cukup jelas.
Ayat (3) Cukup
jelas
Pasal 33 Cukup
jelas.
Pasal 34 Cukup
jelas.
Pasal 35 Ayat
(1)
Prasarana kepemudaan, antara lain, terdiri atas sentra pemberdayaan
pemuda, koperasi pemuda, pondok pemuda, gelanggang pemuda, dan pusat
pendidikan dan pelatihan pemuda.
Ayat (2) Cukup
jelas.
Ayat (3) Cukup
jelas.
Ayat (4) Cukup
jelas.
Pasal 36 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “ketentuan peraturan perundangundangan” antara lain
undang-undang yang mengatur mengenai penataan ruang.
Pasal 37 Cukup
jelas.
Pasal 38 Cukup
jelas.
Pasal 39 Cukup
jelas.
Pasal 40
Ayat (1) Cukup
jelas.
Ayat (2) Cukup
jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “ruang lingkup kepelajaran dan kemahasiswaan”
adalah pelajar dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pada
satuan pendidikan masingmasing.
Ayat (4) Cukup
jelas.
Pasal 41 Cukup
jelas.
Pasal 42 Cukup
jelas.
Pasal 43 Cukup
jelas.
Pasal 44
Yang dimaksud dengan “organisasi kepemudaan berbentuk struktural” adalah
organisasi kepemudaan yang terikat dengan struktur organisasi sesuai dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi atau sejenisnya.
Yang dimaksud dengan “organisasi kepemudaan yang berbentuk nonstruktural”
adalah organisasi kepemudaan yang tidak terikat dengan struktur organisasi,
misalnya, kelompok diskusi, kelompok pecinta alam, serta kelompok minat dan
bakat.
Yang dimaksud dengan “organisasi kepemudaan berjenjang” adalah organisasi
kepemudaan yang memiliki jenjang kepengurusan mulai dari tingkat nasional
sampai tingkat terendah yang ada di bawahnya.
Yang dimaksud dengan “organisasi pemuda yang tidak berjenjang” adalah
organisasi kepemudaan yang tidak memiliki jenjang kepengurusan, misalnya
organisasi yang hanya ada pada tingkat nasional atau tingkat daerah.
Pasal 45 Ayat
(1)
Yang dimaksud dengan “wajib memfasilitasi” adalah bahwa pemerintah
menyediakan prasarana dan sarana dan/atau dukungan dana kepada
organisasi kepemudaan, organisasi kepelajaran, dan organisasi
kemahasiswaan yang berbadan hukum dan/atau terdaftar pada lembaga
pemerintah.
Ayat (2) Cukup
jelas.
Pasal 46 Cukup
jelas.
Pasal 47 Cukup
jelas.
Pasal 48
Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “bentuk penghargaan lainnya yang bermanfaat”
adalah bentuk apresiasi yang dapat berupa antara lain pemberian
rekomendasi, bantuan, dan subsidi untuk stimulus kegiatan.
Ayat (3) Cukup
jelas.
Pasal 49
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “sumber lain yang sah” antara lain hibah, pinjaman,
dan/atau sumbangan.
Pasal 50 Cukup
jelas.
Pasal 51 Ayat
(1)
Yang dimaksud dengan “wajib menyediakan dana” adalah mengalokasikan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta anggaran dan pendapatan belanja daerah. Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “wajib menyediakan dana untuk mendukung
pengembangan kewirausahaan pemuda” adalah bahwa Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib mengalokasikan dana bagi lembaga permodalan
kewirausahaan pemuda.
Yang dimaksud dengan “akses permodalan” adalah memfasilitasi bantuan
kredit dan/atau penyertaan modal dari lembaga permodalan bagi kegiatan
pengembangan kewirausahaan pemuda.
Ayat (3) Cukup
jelas.
Ayat (4) Cukup
jelas.
Pasal 52 Cukup
jelas.
Pasal 53 Cukup
jelas.
Pasal 54 Cukup
jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5067
GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN
NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BANTEN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemuda Banten yang
mandiri,beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa perlu diberikan penyadaran, pemberdayaan dan
pengembangan secara optimal dan bersinambungan;
b. bahwa guna membentuk jati diri pemuda Banten yang
berbudaya perlu dilakukan serangkaian kebijakan berupa
pelestarian budaya lokal, pendidikan yang berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pemahaman wawasan
kebangsaan, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar
1945;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang
Pembangunan Kepemudaan;
mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010);
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 148, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5238);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
5. Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan
Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta Penyediaan Prasarana
dan Sarana Kepemudaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5238 );
7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susunan
Organisasi, Personalia, dan Mekanisme Kerja Lembaga Permodalan
Kewirausahaan Pemuda (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5444);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BANTEN
dan
GUBERNUR BANTEN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBANGUNAN
KEPEMUDAAN.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Provinsi Banten.
2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Gubernur adalah Gubernur Banten.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
7. Pemuda adalah Warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting
pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga
puluh) tahun.
8. Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab,
hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri dan citacita pemuda.
9. Pembangunan Kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan
dengan kepemudaan.
10. Pelayanan Kepemudaan adalah penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan
kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda.
11. Penyadaran Pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perubahan lingkungan.
12. Pemberdayaan Pemuda adalah kegiatan membangkitkan potensi dan peran aktif
pemuda.
13. Pengembangan Kepemimpinan Pemuda adalah kegiatan mengembangkan potensi
keteladanan, keberpengaruhan, serta penggerakan pemuda.
14. Pengembangan Kewirausahaan Pemuda adalah kegiatan mengembangkan potensi
ketrampilan dan kemandirian berusaha.
15. Pengembangan Kepeloporan Pemuda adalah kegiatan
mengembangkan potensi dalam merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab
tantangan, dan memberikan jalan keluar atas berbagai masalah.
16. Kemitraan adalah kerjasama untuk membangun potensi pemuda dengan prinsip
saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
17. Organisasi Kepemudaan adalah wadah pengembangan potensi pemuda.
18. Penghargaan adalah pengakuan atas prestasi dan/atau jasa di bidang kepemudaan
yang diwujudkan dalam bentuk materiel dan/atau nonmateriel.
19. Masyarakat adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai perhatian dan
peranan dalam bidang kepemudaan.
20. Prasarana kepemudaan adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang
digunakan untuk pelayanan kepemudaan.
21. Sarana kepemudaan adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk
pelayanan kepemudaan.
BAB II ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2 Kepemudaan
dibangun berdasarkan asas:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa;
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kebhinekaan;
e. demokratis;
f. keadilan;
g. partisipatif;
h. kebersamaan;
i. kesetaraan; dan
j. kemandirian.
Pasal 3
Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif,
mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa
kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila
dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 4
Pelaksanaan pembangunan kepemudaan dilakukan dalam bentuk pelayanan
kepemudaan.
BAB III TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH
Pasal 5
Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan kebijakan nasional dan
menetapkan kebijakan di Daerah sesuai dengan kewenangannya serta
mengoordinasikan pelayanan kepemudaan.
Pasal 6
Pemerintah Daerah mempunyai wewenang menetapkan dan melaksanakan kebijakan
dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kepemudaan di Daerah.
Pasal 7
Pemerintah Daerah bertanggungjawab melaksanakan penyadaran, pemberdayaan dan
pengembangan potensi pemuda berdasarkan kewenangan dan tanggungjawabnya
sesuai dengan karakteristik dan potensi Daerah.
BAB IV PERAN, TANGGUNGJAWAB DAN HAK PEMUDA
Pasal 8
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan
dalam segala aspek pembangunan nasional.
Pasal 9
(1) Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
diwujudkan dengan:
a. menumbuhkembangkan aspek etik, moralitas dan akhlak mulia dalam bertindak
pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan;
b. memperkuat iman dan taqwa, mengembangkan nilai-nilai kearifan budaya lokal
serta ketahanan mental spiritual; dan/atau
c. meningkatkan kesadaran hukum.
(2) Peran aktif pemuda sebagai kontrol sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
diwujudkan dengan:
a. memperkuat wawasan kebangsaan;
b. membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai
warga negara;
c. membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan
hukum;
d. meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik;
e. menjamin transparansi dan akuntanbilitas publik; dan/atau
f. memberikan kemudahan akses informasi.
(3) Peran aktif pemuda sebagai agen perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 diwujudkan dengan mengembangkan:
a. pendidikan politik dan demokratisasi;
b. sumberdaya ekonomi;
c. kepedulian terhadap masyarakat;
d. ilmu pengetahuan dan teknologi;
e. olahraga, seni dan budaya;
f. kepedulian terhadap lingkungan hidup;
g. pendidikan kewirausahaan; dan/atau
h. kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Pasal 10
Pemuda bertanggung jawab dalam pembangunan nasional untuk:
a. menjaga Pancasila sebagai ideologi negara;
b. menjaga tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa;
d. melaksanakan konstitusi, demokrasi, dan tegaknya hukum;
e. meningkatkan kecerdasan dan kesejahtraan masyarakat;
f. meningkatkan ketahanan budaya nasional; dan/atau
g. meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa.
Pasal 11 Setiap
Pemuda berhak mendapatkan:
a. perlindungan, khususnya dari pengaruh destruktif;
b. pelayanan dalam penggunaan prasarana dan sarana kepemudaan tanpa
diskriminasi;
c. advokasi;
d. akses untuk pengembangan diri; dan
e. kesempatan berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, dan pengambilan keputusan strategis program kepemudaan.
Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai peran aktif, tanggungjawab dan hak Pemuda diatur
dengan Peraturan Gubernur.
BAB V PELAYANAN KEPEMUDAAN
Bagian Kesatu Fungsi, Arah dan Strategi Pasal 13
Pelayanan kepemudaan berfungsi melaksanakan tiga pilar: a.
penyadaran;
b. pemberdayaan;dan
c. pengembangan potensi pemuda yang meliputi pengembangan kepemimpinan,
kewirausahaan dan kepeloporan.
Pasal 14
Pelayanan kepemudaan diarahkan untuk menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya
prestasi, semangat profesionalitas serta meningkatkan partisipasi dan peran aktif
pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pasal 15
Pelaksanaan pelayanan kepemudaan disesuaikan dengan karakteristik pemuda daerah,
yaitu memliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggungjawab dan kesatria dan
memilki sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis dan futuristik.
Pasal 16
(1) Pelayanan kepemudaan dilakukan melalui strategi:
a. bela negara;
b. kompetisi dan apresiasi pemuda
c. peningkatan dan perluasan memperoleh peluang kerja sesuai dengan potensi dan
keahlian yang dimiliki;
d. pemberian kesempatan yang sama untuk berekspresi, beraktivitas,
dan berorganisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
e. pendampingan pemuda;
f. peningkatan kapasitas dan kompetensi pemuda;
g. perluasan kesempatan memperoleh dan meningkatkan pendidikan serta
keterampilan sesuai dengan karakteristik kearifan lokal masing-masing
daerah;dan/atau
h. penyiapan kader pemuda dalam menjalankan fungsi advokasi dan mediasi yang
dibutuhkan lingkungannya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pelayanan kepemudaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Gubernur.
Bagian Kedua Penyadaran Pasal 17
Penyadaran pemuda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a diarahkan untuk
memahami dan menyikapi perubahan lingkungan, baik domestik maupun global serta
mencegah dan mengurangi resiko yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, Masyarakat
dan Organisasi Kepemudaan melalui kegiatan, meliputi:
a. pendidikan agama dan akhlak mulia;
b. pendidikan wawasan kebangsaan;
c. penumbuhan kesadaran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara;
d. penumbuhan semangat bela negara;
e. pemantapan kebudayaan nasional yang berbasis kebudayaan lokal;
f. pemahaman kemandirian ekonomi; dan/atau
g. penyiapan program regenerasi di berbagai bidang.
Pasal 18
(1) Pemerintah Daerah melindungi dan melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal
sebagai bagian dari kebudayaan nasional.
(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah
Daerah mengadakan sosialisasi dan/atau pelatihan kebudayaan dan kearifan lokal
kepada pemuda.
Bagian Ketiga Pemberdayaan Pasal 19
(1) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b dilakukan melalui:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. penyelenggaraan pendidikan bela negara dan ketahanan nasional;
d. peneguhan kemandirian ekonomi pemuda;
e. peningkatan kualitas jasmani, seni, dan budaya pemuda; dan/atau
f. penyelenggaraan penelitian dan pendampingan kegiatan
kepemudaan.
(2) Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dalam bentuk:
a. pendidikan dan latihan pengendalian emosional, penguatan intelektual dan
spiritual;
b. pemberian beasiswa bagi pemuda berprestasi;
c. pembangunan jejaring antar pemuda pada tingkatan lokal, nasional
maupun internasional;
d. pemantapan usaha ekonomi produktif bagi pemuda;
e. memberikan pelatihan dan keterampilan dan akses permodalan terhadap
wirausaha muda;
f. pemilihan wirausahawan muda atau pemuda berprestasi tingkat provinsi;
g. menumbuhkan ajang festival kreatifitas pemuda tingkat provinsi dan
kabupaten/kota;
h. melakukan lomba seni, kebudayaan dan olah raga dikalangan pelajar, mahasiswa
dan masyarakat untuk mencari bibit potensial;dan/atau
i. Pemberdayaan sarjana penggerak pembangunan pedesaan.
(3) Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, masyarakat dan organisasi kepemudaan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pemberdayaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat Pengembangan Pasal 20
(1) Gubernur menetapkan rencana strategis yang memuat pengembangan
kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan pemuda.
(2) Rencana strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus selaras dan sinergis
dengan rencana strategis pemerintah.
Pasal 21
(1) Dalam rangka pengembangan pemuda, Pemerintah Daerah wajib memberikan
beasiswa pendidikan kepemimpinan pemuda.
(2) Tata cara dan persyaratan pemberian beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 22
Pengembangan kepemimpinan pemuda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. pendidikan;
b. pelatihan;
c. pengaderan;
d. pembimbingan;
e. pendampingan;dan/atau
f. forum kepemimpinan pemuda
Pasal 23
Pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(1) dilaksanakan melalui:
a. pelatihan;
b. pemagangan;
c. pembimbingan;
d. pendampingan;
e. kemitraan;
f. promosi; dan/atau
g. bantuan akses permodalan.
Pasal 24
Pengembangan kepeloporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1), difasilitasi
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masingmasing melalui kegiatan:
a. latihan dasar penanggulangan bencana;
b. latihan kepanduan melalui gerakan pramuka;
c. lomba inovasi dan keteladanan pemuda tingkat Provinsi;
d. seleksi Pemuda pelopor;
e. pemuda sarjana penggerak pembangunan di perdesaan;
f. temu wicara kepemimpinan pemuda tingkat Provinsi;
g. pelatihan penulisan dan lomba karya ilmiah pemuda tingkat
Provinsi;dan/atau
h. gerakan kebersihan dan peduli lingkungan hidup.
BAB VI
KOORDINASI DAN KEMITRAAN KEPEMUDAAN
Pasal 25
(1) Pemerintah Daerah dan organisasi kepemudaan dapat melaksanakan kemitraan
berbasis program dan kegiatan dalam Pelayanan Kepemudaan di bidang sosial,
ekonomi dan lingkungan.
(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan
prinsip kesetaraan, akuntabilitas, dan saling memberi manfaat.
(3) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan pada
tingkat lokal, nasional, dan internasional.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 26
(1) Pemerintah daerah dapat memfasilitasi terselenggaranya kemitraan secara sinergis
antara pemuda dan/atau organisasi kepemudaan dan dunia usaha serta dunia
industri.
(2) Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi terselenggaranya koordinasi dan kemitraan
dengan Lembaga/Instansi/Kelompok/Perangkat Daerah yang menangani urusan
kepemudaan.
BAB VII
PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN
Pasal 27
(1) Pemerintah Daerah berkewajiban menyediakan prasarana dan sarana dalam rangka
pelayanan kepemudaan.
(2) Organisasi kepemudaan dan masyarakat dapat berpartisipasi menyediakan
prasarana dan sarana pelayanan kepemudaan.
(3) Dalam hal dibutuhkan Pemerintah Daerah, organisasi kepemudaan dan/atau
masyarakat dapat saling bekerja sama dalam penyediaan prasarana dan sarana
kepemudaan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan Prasarana dan Sarana sebagaimana
dimaksud ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur.
Pasal 28
(1) Pemerintah daerah berkewajiban mempertahankan keberadaan dan
mengoptimalkan penggunaan prasarana dan sarana kepemudaan.
(2) Pemerintah daerah, organisasi kepemudaan dan masyarakat memelihara setiap
prasarana dan sarana Kepemudaan.
(3) Pengelolaan prasarana dan sarana Kepemudaan yang telah menjadi barang milik
Negara atau Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
BAB VIII
ORGANISASI KEPEMUDAAN
Pasal 29
(1) Organisasi Kepemudaan dibentuk oleh pemuda.
(2) Organisasi Kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk
berdasarkan kesamaan asas, agama, ideologi, minat dan bakat, atau kepentingan
yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan.
(3) Organisasi Kepemudaan juga dapat dibentuk dalam ruang lingkup kepelajaran dan
kemahasiswaan.
(4) Organisasi Kepemudaan berfungsi untuk mendukung kepentingan nasional,
memberdayakan potensi, serta mengembangkan kepemimpinan, kewirausahaan,
dan kepeloporan.
(5) Organisasi Kepemudaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya
memiliki:
a. keanggotaan;
b. kepengurusan;
c. tata laksana kesekretariatan dan keuangan;dan/atau
d. anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi kepemudaan diatur dengan Peraturan
Gubernur.
Pasal 30
(1) Setiap pembentukan organisasi kepemudaan harus didaftarkan kepada Pemerintah
Daerah.
(2) Gubernur melimpahkan pelaksanaan tugas pendaftaran kepada Perangkat Daerah
yang membidangi urusan Kesatuan Bangsa dan
Politik.
BAB IX
PENGHARGAAN
Pasal 31
(1) Pemerintah Daerah memberikan penghargaan kepada:
a. pemuda yang berprestasi;dan
b. organisasi pemuda, organisasi kemasyarakatan, lembaga pemerintahan, badan
usaha, kelompok masyarakat dan perorangan yang berjasa dan/atau berprestasi
dalam memajukan potensi pemuda.
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk gelar, tanda
jasa, fasilitas, pekerjaan, asuransi dan jaminan hari tua, dan/atau bentuk
penghargaan lainnya yang bermanfaat.
(3) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan oleh badan
usaha, kelompok masyarakat, atau perorangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB X
PENDANAAN
Pasal 32
(1) Pendanaan pelayanan kepemudaan menjadi tanggung jawab bersama antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Organisasi Kepemudaan dan masyarakat.
(2) Sumber pendanaan bagi pelayanan kepemudaan diperoleh dari Pemerintah,
Pemerintah daerah yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
(3) Selain sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pendanaan
pelayanan kepemudaan dapat diperoleh dari organisasi kepemudaan, masyarakat,
dan sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 33
Pengelolaan dana pelayanan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
didasarkan pada prinsip keadilan, efesiensi, transaparansi dan akuntabilitas publik.
Pasal 34
(1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan dana untuk mendukung pelayanan
kepemudaan paling sedikit 2% (dua persen) dari APBD.
(2) Pemerintah Daerah wajib menyediakan dana dan akses permodalan untuk
mendukung pengembangan kewirausahaan pemuda.
(3) Dalam hal akses permodalan untuk mendukung pengembangan kewirausahaan
pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah daerah membentuk
lembaga permodalan kewirausahaan pemuda daerah.
(4) Pembentukan lembaga permodalan kewirausahaan pemuda daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Provinsi Banten
Ditetapkan di Serang pada tanggal 24
Desember 2014
Plt. GUBERNUR BANTEN,
TTD
R A N O K A R N O
Diundangkan di Serang pada tanggal 24
Desember 2014
Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
BANTEN,
TTD
WIDODO HADI
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 NOMOR 10
NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN: 8/2014
Salinan sesuai aslinya
KEPALA BIRO HUKUM,
TTD
H Samsir SH, M.Si
Pembina Utama Muda, IV/c
NIP. 19611214 198603 1 008
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN
NOMOR 10 TAHUN 2014
TENTANG
PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN
I. UMUM
Dalam catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia maupun perjuangan
pembangunan Provinsi Banten, pemuda memiliki peran yang sangat penting dan
strategis. Pemuda merupakan generasi penerus, penanggung jawab dan pelaku
pembangunan masa depan yang mampu menjadi ujung tombak dan pionir
perjalanan pembangunan di Provinsi Banten. Selain peran penting dan stategis,
pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan sebagai
perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik dan kedudukannya yang strategis dalam
pembangunan.
Mengingat peran penting dan strategis tersebut, Pemerintah telah membuat
kebijakan dengan menetapkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
Kepemudaan dalam bentuk pelayanan kepemudaan yang terdiri dari penyadaran,
pemberdayaan dan pengembangan.
Pemerintah Daerah mempunyai wewenang menetapkan dan melaksanakan
kebijakan dengan menyelenggarakan pelayanan kepemudaan untuk mewujudkan
pemuda yang mandiri, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk memberikan regulasi dalam rangka
menetapkan dan melaksanakan pelayanan kepemudaan dalam bentuk
pembangunan kepemudaan.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas.
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan “asas Ketuhanan Yang Maha Esa “ adalah
adalah bahwa pembangunan kepemudaan menjamin kebebasan
pemuda untuk menjalankan kehidupan beragama menurut imam dan
kepercayaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "asas kemanusiaan" adalah bahwa
pembangunan kepemudaan memberikan perlindungan dan
penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat
setiap pemuda secara proporsional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan "asas kebangsaan" adalah bahwa
pembangunan kepemudaan menumbuhkan semangat kebangsaan
dan nasionalisme di kalangan pemuda serta menjamin utuhnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Huruf d
Yang dimaksud dengan "asas kebhinekaan" adalah bahwa
pembangunan kepemudaan memperhatikan keragaman penduduk,
agama, suku, golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya,
khususnya yang menyangkut masalah-masalah dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "asas demokratis" adalah bahwa
pembangunan kepemudaan menghidupkan dan
menumbuhkembangkan semangat musyawarah untuk mufakat,
kegotongroyongan, serta kompetisi sehat dalam memecahkan
permasalahan dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang
dihadapi pemuda.
Huruf f
Yang dimaksud dengan "asas keadilan" adalah bahwa pembangunan
kepemudaan memberikan kesamaan kesempatan dan perlakuan
kepada setiap warga negara sesuai dengan proporsinya.
Huruf g
Yang dimaksud dengan "asas partisipatif" adalah bahwa
pembangunan kepemudaan menjamin keikutsertaan pemuda secara
aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Huruf h
Yang dimaksud dengan "asas kebersamaan" adalah bahwa
pembangunan kepemudaan menjamin pemuda untuk bersama
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat di dalam pelayanan
kepemudaan.
Huruf i
Yang dimaksud dengan "asas kesetaraan" adalah bahwa
pembangunan kepemudaan menjamin pemuda untuk mendapatkan
kesamaan dalam pelayanan.
Huruf j
Yang dimaksud dengan "asas kemandirian" adalah bahwa
pembangunan kepemudaan menumbuhkan kemampuan pemuda
untuk berdiri sendiri dengan kekuatan sendiri tanpa bergantung pada
pihak lain.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Yang dimaksud dengan “kekuatan moral” adalah bahwa peran aktif pemuda
mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi
dan kepentingan kelompok.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Huruf a
Yang dimaksud dengan "pengaruh destruktif" antara lain bahaya
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, seks bebas, HIV/AIDS,
pornografi dan pornoaksi, prostitusi, perdagangan manusia, ancaman
menurunnya kualitas moral, konflik sosial, perpecahan bangsa, serta
hilangnya komitmen dan rasa kebangsaan.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Prasarana dan sarana kepemudaan, antara lain, terdiri atas sentra
pemberdayaan pemuda, koperasi pemuda, pondok pemuda, gelanggang
pemuda, dan pusat pendidikan dan pelatihan pemuda.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "ruang lingkup kepelajaran dan kemahasiswaan"
adalah pelajar dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pada
satuan pendidikan masingmasing.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1) huruf a
Yang dimaksud dengan "pemuda yang berprestasi" adalah setiap
pemuda yang telah menghasilkan dan memberikan sesuatu yang
berdaya guna serta berhasil guna bagi masyarakat, bangsa, dan
negara.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "bentuk penghargaan lainnya yang bermanfaat"
adalah bentuk apresiasi yang dapat berupa antara lain pemberian
rekomendasi, bantuan, dan subsidi untuk stimulus kegiatan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup Jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “wajib menyediakan dana” adalah mengalokasikan
dana dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Banten.
Yang dimaksud dengan “paling sedikit 2% (dua persen)” adalah
mengalokasikan dana dalam memfasilitasi pembangunan kepemudaan
disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “wajib menyediakan dana untuk mendukung
pengembangan kewirausahaan pemuda” adalah bahwa Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib mengalokasikan dana bagi lembaga permodalan
kewirausahaan pemuda.
Yang dimaksud dengan “akses permodalan” adalah memfasilitasi bantuan
kredit dan/atau penyertaan modal dari lembaga permodalan bagi kegiatan
pengembangan kewirausahaan pemuda.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 58
Top Related