LAPORAN PRAKTIKUM PENCEGAHAN KOROSI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015
MODUL : Proteksi Katodik
PEMBIMBING : Ir.Nurcahyo, MT.
Praktikum : 17 Maret 2014
Penyerahan : 24 Maret 2014
(Laporan)
Oleh :
Kelompok : VIII
Nama : 1. Voninurti Septiani .111424028
2. Wilda Rahma Fulyani .111424029
3. Yunita Eka Saputri Nala .111424030
4. Yunus Muharrahman .111424031
Kelas : 3A-TKPB
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
PROTEKSI KATODIK
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi didefinisikan sebagai suatu proses penurunan mutu suatu material logam.
Hal ini dapat terjadi oleh lingkungan dengan peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga
timbul kesetimbangan antara logam dengan lingkungannya. Korosi merupakan suatu
masalah yang sangat umum terjadi pada industri. Apabila tidak ditangani dengan baik,
korosi dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi industri. Pengendalian korosi
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu desain dan pemilihan material, pengendalian
media korosif (chemical treatment), pelapisan (coating), proteksi katodik dan proteksi
anodik. Faktor penyebab terjadinya korosi pada pipa adalah air kimia, pH fluida, jumlah
oksigen, suhu, kecepatan / tekanan fluida dalam pipa. Proteksi katodik merupakan salah
satu cara untuk mencegah terjadinya korosi pada logam. Prinsip kerjanya adalah dengan
mengubah benda kerja menjadi katoda. Proteksi katodik dilakukan dengan cara
mengalirkan elektron tambahan ke dalam material. Terdapat dua jenis proteksi katodik,
yaitu metode impressed current dan sacrified anode.
1.2 Tujuan
Dapat mengetahui dan memahami cara melakukan proteksi katodik terhadap sistem
perpipaan
Melindungi sistem perpipaan didalam tanah dengan cara proteksi katodik
Mengetahui jenis – jenis anoda
Dapat mengetahui perbedaan antara sistem perpipaan yang alami dengan sistem
perpipaan yang terlindungi proteksi katodik.
II. LANDASAN TEORI
Pengendalian Korosi
Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal
mungkin. Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan
(coating), proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.
1. Pengendalian Korosi dengan Metode Pelapisan (Coating)
Metode pelapisan atau coating adalah suatu upaya mengendalikan korosi
dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya, dengan
pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam
krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan
terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah
pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan
terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut. Logam seng juga
digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak membentuk lapisan
oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah
logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi
oksidasinya:
Zn(s)⎯⎯→Zn2+(aq) + 2e– Eo= –0,44 V
Fe(s)⎯⎯→Fe2+(g) + 2e– Eo= –0,76 V
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis
seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa
seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja
stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan
nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial
reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.
2. Pengendalian Korosi dengan Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan
korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki
penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi.
Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan
teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi
akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Proses katodik dengan menggunakan logam Mg.
Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut.
Anode : 2Mg(s) ⎯⎯→ 2Mg2+(aq) + 4e–
Katode : O2(g) + 2H2O (l) + 4e– ⎯⎯→ 4OH–(aq)
Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O ⎯⎯→ 2Mg(OH)2(s)
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan
selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.
Proteksi katodik adalah suatu cara perlindungan korosi secara elektrokimia di
mana reaksi oksidasi pada sel galvanik dikonsentrasikan pada anoda dan
menghilangkan korosi pada katoda. Struktur yang akan dilindungi secara listrik dibuat
negatip sehingga bertindak sebagai katoda. Elektroda yang lain secara listrik dibuat
positip dan bertindak sebagai anoda hingga tercipta suatu sistem rangkaian arus listrik
searah tertutup sebagaimana hanlnya bila sepotong logam terkorosi. Proteksi katodik
adalah cara yang efektif dalam mencegah stress corrosion cracking (retak karena
korosi). Sistem ini membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di antara keduanya dan
adanya elektrolit. Dengan kata lain, penerapannya hanya mungkin bila struktur yang
diproteksi dan anoda berada pada hubungan secara langsung baik secara elektronik
maupun elektrolit. Proteksi katodik dapat diterapkan dengan dua cara, yaitu :
a. Cara arus tanding (impressed current)
Metode ini menggunakan masukan arus listrik dan anoda inert yang tidak akan
habis sehingga sistem ini dapat digunakan pada waktu yang lama. Metode
impressed current ini biasanya digunakan pada lingkungan yang memiliki
resistivitas yang tinggi. Keuntungan dan kerugian dari teknik pencegahan korosi
secara IC ini yaitu :
Keuntungan :
1. Jika tersedia cukup tegangan listrik maka arus proteksi dapat ditingkatkan sesuai
yang diinginkan, selama material anoda tetap berfungsi.
2. Tegangan tidak perlu besar walaupun ada kehilangan karena tahanan, karena hal
ini dapat diatur dengan meningkatkan arus.
Kerugian :
1. Membutuhkan pembangkit arus DC yang tersedia cukup dan kontinu.
2. Harus selalu memperhatikan arah arus yang diberikan agar tidak terbalik
3. Membutuhkan pengawasan tenaga ahli.
4. Anodanya harus tersekat dan tahan air jika pencelupannya memungkinkan,
terjadinya korosi pada bagian sekatnya.
5. Sistem arus tanding dengan anoda dari logam-logam inert harus ada pelindung
arus.
Gambar 2 Impressed Current
Proteksi katodik ini banyak digunakan pada industri-industri, terutama pada
pipa-pipa yang perananannya sangat penting dalam produksi. Namun, proteksi
katodik pada pipa-pipa ini akan mungkin digunakan (dilihat secara ekonomi)
apabila terminal point dipakaikan suatu isolating joint untuk memisahkan pipa yang
diproteksi dengan pipa yang memiliki resistansi yang rendah. Isolating joint ini
tidak cocok digunakan untuk instalasi yang besar seperti compressor station dan
industrial plant. Biaya yang diperlukan serta kemungkinan terjadinya kegagalan
dalam proteksi katodik akibat dari kompleksitas dari sistem dan jumlah joint yang
sangat banyak.
Gambar 3 Isolating Joint
Proteksi katodik dapat berpengaruh terhadap struktur lain yang berada di
dekatnya. Arus listrik yang keluar dari anoda dapat saja mengalir ke struktur lain
(bukan pipa yang diproteksi) sehingga dapat menyebabkan korosi pada struktur
tersebut. Arus yang mengalir ke tempat lain ini disebut stray current. Korosi akibat
adanya stray current ini disebut interferensi.
Gambar 4 Korosi akibat adanya Stray Current
Untuk mencegah terjadinya hal ini, maka digunakan beberapa metode, yaitu :
menggunakan catodic shielding
menggunakan sacrificial anode
Gambar 5 a) SA (kiri), b) CS (kanan)
b. CP Galvanik / Cara anoda korban (sacrificial anode)
CP galvanic / anode korban dibuat dalam berbagai bentuk dengan
menggunakan alloy (campuran logam) dari seng, magnesium dan alumunium. CP
galvanic adalah metode dengan menghubungkan benda kerja dengan logam lain yang
memiliki potensial reduksi yang lebih kecil. Hal ini akan menyebabkan terjadinya suatu
sel galvanik dan menjadikan benda kerja sebagai suatu katoda.
Untuk mendapatkan CP yang efektif, potensial dari permukaan baja dipolarisasi
(didorong) agar menjadi lebih negatif hingga permukaannya memiliki potensial yang
seragam. Pada tahap ini, daya dorong yang dapat menyebabkan reaksi korosi menjadi
tertahan. Anode galvanik kemudian akan terus terkorosi, memakan material anode
hingga suatu saat perlu diganti. Polarisasi disebabkan oleh laju arus dari anode yang
menuju ke katode. Daya dorong bagi laju arus dari CP adalah perbedaan potensial
elektrokimia antara anode dan katode. Keuntungan dan kerugian menggunakan metode
CP Galvanik, yaitu :
Keuntungan :
1. Dapat digunakan walaupun tidak ada sumber listrik dari luar.
2. Tidak mengeluarkan tambahan biaya untuk pemakaian alat-alat listrik.
3. Sangat mudah pengawasannya sehingga tidak dibutuhkan orang yang benar-benar
ahli.
4. Arus tidak mungkin mengalir pada arah yang salah sehingga proteksi benar-benar
terjadi.
5. Pemasangan anoda korban sederhana.
6. Kemungkinan terjadinya overprotecting kecil.
7. Tidak diperlukan adanya sumber energy.
Kerugian :
1. Arus yang tersedia bergantung pada luasan anoda, tentunya bersifat lebih
konsumtif bila struktur yang diproteksi sangat besar.
2. Bila ada sumber arus DC maka energi yang dibutuhkan dapat tersedia dengan
biaya lebih murah.
3. Anoda yang habis harus diganti.
4. Anoda akan menambah berat dari struktur.
5. Arus terbatas
Beberapa kriteria dalam proteksi katodik baja korban dengan cara anoda korban
adalah :
1. Potensial negatif (katoda) sekurangkurangnya –0,800 volt diukur antara
permukaan struktur dengan elektroda Ag/AgCl yang dihubungkan di dalam air
laut.
2. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,3 volt yang dihasilkan dari
arus proteksi.
3. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,1 volt yang diukur dengan
adanya gangguan arus dan pengukuran perubahan potensial.
Penilaian kinerja anoda korban dalam memproteksi baja karbon meliputi:
1. Kapasitas anoda, yaitu jumlah arus yang didapat untuk satu satuan waktu yang
dihasilkan dari berat anoda tertentu. Perhitungan kapasitas nyata anoda korban
menggunakan persamaan :
2. Laju konsumsi anoda, menunjukkan rata-rata berkurangnya berat anoda karena
memproteksi katoda. Perhitungan laju konsumsi anoda korban menggunakan
persamaan :
3. Efisiensi anoda, menunjukkan persentase kapasitas anoda teoritis yang dicapai
dalam prakteknya. Perhitungan efisiensi anoda karbon menggunakan persamaan
kapasitas teoritis kapasitas nyata.
Efisiensi = kapasitas nyata/kapasitas teoritis
4. Waktu induksi anoda, yaitu waktu yang dibutuhkan anoda untuk menghasilkan
potensial katoda yang stabil pada nilai potensial proteksi. Merupakan waktu
untuk mempolarisasi-negatifkan logam yang dilindungi menjadi katodik.
5. Potensial proteksi, yaitu potensial yang disuguhkan sewaktu memberikan
informasi mengenai perilaku perlindungan anoda terhadap katoda dalam suatu
kurun waktu.
6. Pola korosi anoda, anoda harus mempunyai kecenderungan terkorosi sendiri
(parasitic corrosion) yang kecil, yang berarti anoda harus mempunyai pola korosi
yang merata (uniform corrosion).
c. Pengendalian Korosi dengan Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan
korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor
korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor
anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.
1) Inhibitor anodik
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan
cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik
yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan
cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas
oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor
katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibitor campuran
Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di
katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial
berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis
ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.
4) Inhibitor teradsorpsi
Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi
permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang
teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah
merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Voltmeter2. Terminal3. Adaptor4. Elektroda Cu/CuSO45. Elektroda karbon6. Test Box7. Palu8. Linggis9. Sendok semen10.Rectifier
IV. PROSEDUR KERJA
a. Proteksi Katodik dengan cara Sacrificial Anode (SA)
Ulangi langkah (*) sampai selesai untuk
Ukur potensial sel proteksi dengan
Hubungkan kembali jumper dan tunggu
Ukur potensial sel anoda dengan
voltmeter
Buat lubang pada tanah dan tancapkan elektroda Cu/CuSO4
Lepaskan jumper yang menghubungkan kabel pipa dan kabel anoda
Ukur potensial sel pipa dengan menggunakan
voltmeter
(*)Buka tutup test box dengan
menggunakan palu
Siapkan alat yang digunakan
b. Proteksi Katodik dengan Cara Impressed Current
c. Mengukur potensial sel pipa
Ulangi langkah (*) sampai selesai untuk
Ukur potensial sel proteksi dengan
Hubungkan kembali jumper dan tunggu
Ulangi langkah (*) sampai selesai untuk
test box lainnya
Ukur potensial sel pipa dengan
voltmeter
Hubungkan ke kabel dalam test box dan
tunggu beberapa menit
Tancapkan elektroda karbon ke tanah
Sambungkan adaptor ke stop kontak
Sambungkan rectifier ke terminal dan atur tegangan
listrik pada 220volt
Sambungkan terminal ke sumber arus listrik
Gunakan adaptor agar tegangan lebih kecil dan aman digunakan
(*)Buka tutup test box dengan
menggunakan palu
Siapkan alat yang digunakan
Ukur potensial sel pipa dengan menggunakan
voltmeter
Buat lubang pada tanah dan tancapkan elektroda Cu/CuSO4
Lakukan hal yang sama untuk beberapa bagian
pipa yang berbeda
Lukai pipa pada bagian flens
Siapkan alat yang digunakan
d. Mengukur potensial pipa dan jembatan
Ukur ptonsial sel untuk pipa dan jembatan pada
bagian kiri dan kanan
Dekatkan jembatan pada pipa dengan
menggunakan katrol
Ukur potensial sel jembatan dengan
voltmeter
Buat lubang pada tanah dan tancapkan elektroda Cu/CuSO4
Lukai sedikit pada bagian jembatan
sebelah kanan
Ukur potensial sel pipa dengan menggunakan
voltmeter
Buat lubang pada tanah dan tancapkan elektroda Cu/CuSO4
Ulangi hal yang sama untuk bagian pipa
sebelah kanan
Lukai sedikit bagian pipa sebelah kanan
Siapkan alat yang digunakan
V. DATA PENGAMATAN
1. Pengukuran Potensial Dengan Proteksi Katodik Tipe Anoda Korban (Sacrificial
Anode)
TIPE PROTEKSI :
Anoda Korban/AK
Percobaan I
E0 (-mV/CSE)
Pipa Anoda Eproteksi
AK 1(Mg pelapisan
powder)
617 1522 1040.5
AK 2(Mg) 435 177.8 451
AK 3 (Al) 529 160 290
Catatan : AK 2 dan AK 3 mengalami korosi karena memiliki potensial
<600Mv .Akan tetapi ketika dibandingkan , AK 2 lebih parah daripada AK 3 karena rentang
dari ideal potensial (600mV) yang lebih besar.
2. Pengukuran Potensial Dengan Proteksi Katodik Arus Paksa (Impressed
Current)
Tipe proteksi
(Arus Paksa/AP)
Testbox
1
Testbox
2
AP 1 1,524 642
AP 2 410 646
AP 3 419 855
DP (Drain Point) 1,214 877
Catatan : AP 2 dan AP 3 pada testbox 1 terkorosi karena memiliki potensial <600mV.
3. Pengukuran Potensial dengan Proteksi Katodik pada Insulation Joint
Insulation Joint
E0 (-mV/CSE)
Bawah Atas
Insulasi I 1,031 1,033
Insulasi II 1,033 567
Insulasi III 619 619
Catatan : Bagian atas dan bawah (Insulasi I) memiliki potensial yang sama
pada kondisi bermuatan listrik (>600mV) menandakan bahwa insulasi tidak bekerja
dengan baik. Sedangkan pada Insulasi III walaupun memiliki potensial yang sama
akan tetapi masih kondisi normal (600mV). Penggunaan insulation join yaitu untuk
mencegah masuknya suatu elektron atau arus mengalir ke pipa yang sudah memiliki
sensor untuk mengukur suatu laju alir,tekanan, dan suhu gas atau fluida yang
melewati pipa untuk mencegah konsleting.
4. Pengukuran Potensial dengan Proteksi Katodik pada Pipa Diatas Jembatan
Tanpa atau Dengan Konduktor.
Kondis
i
I
Ujung
pipa
Ujung
jembatan
1,002 150
1,008 16
II 1,020 360
1,025 210
Ket : I = Pipa dan jembatan terpisah
II = Pipa kontak dengan jembatan
Catatan : Terlihat nilai potensial dari kondisi I ke 2 naik seiring dikontakannya pipa
dengan jembatan. Hal ini disebabkan oleh transfer elektron merata dari pipa ke jembatan.
VI. PENGOLAHAN DATA
a. Grafik Proteksi Katodik Anoda Korban (Sacrificial Anode)
1 2 3
Pipa 617 435 529
Anoda 1522.0 177.8 160.0
Eproteksi 1041 451 290
100
500
900
1300
617435 529
1522.0
177.8 160.0
1041
451290
Proteksi Katodik Anoda Korban E0
(-m
V/CS
E)
b. Grafik Proteksi Katodik Arus Paksa (Impressed Current)
1 2 3 4
Test Box 1 1,524 410 419 1,214
Test Box 2 642 646 855 877
100300500700900
1,1001,3001,5001,700
1,524
410 419
1,214
642 646855 877
Proteksi Katodik Arus Paksa
E0 (-
mV/
CSE)
c. Grafik Proteksi Katodik pada Insulation Joint (IJ)
d. Grafik
Proteksi Katodik pada Pipa Diatas Jembatan
1 2 3 40
200
400
600
800
1,000
1,200
1,002 1,008 1,020 1,025
150
16
360
210
Proteksi Katodik pada Ujung Pipa dan Jembatan
E0 (-
mV/
CSE)
Kondisi
1 2 30
200
400
600
800
1,000
1,200 1,031 1,033
619
1,033
567 619
Proteksi Katodik Insulation Joint (Ij)
E0 (-
mV/
CSE)
Insulasi
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pencegahan korosi dengan Proteksi Katodik, yaitu teknik
yang digunakan untuk mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan memanfaatkan
prinsip kejenuhan electron. Proteksi Katodik yang dilakukan pada praktikum ini ada dua cara,
yaitu Sacrificial Anode (SA) dan Impressed Current (IC). Pada sistem perpipaan bawah tanah
yang dimiliki oleh laboratorium Pengendalian Korosi terdapat tiga buah Sacrificial Anode
(SA) dan empat buah Impressed Current (IC).
Dari data pengamatan yang diperoleh saat praktikum, dua SA menggunakan logam Mg
sebagai anoda dan satu buah SA yang lain menggunakan logam Al sebagai anoda. Logam Mg
masih dalam keadaan baik dan memiliki nilai potensial yang besar sehingga dapat
memproteksi pipa. Pipa yang diproteksi oleh logam Mg memiliki potensial >600 mV yang
berarti pipa tersebut tidak terjadi korosi. Sedangkan anoda Al memiliki potensial yang sangat
kecil yaitu <600 mV sehingga saat dilakukan pengukuran, anoda tersebut tidak dapat
memproteksi pipa dan pipa tersebut sudah terkorosi karena nilai potensialnya <600 mV.
Metode sistem proteksi katodik lainnya adalah Impressed Current (IC). Pada metode
impressed current, anoda dihubungkan dengan voltmeter sedangkan katoda dihubungkan
dengan Ground Bed. Groundbed ini berfungsi untuk membuang atau mengalihkan arus agar
tetap DC (bermuatan kutub negatif) sehingga groundbed ini ditancapkan di dalam tanah
dengan jarak tertentu yaitu sekitar 10 meter dari tempat pengukuran. Logam lain yang
bersifat inert, contoh logam yang bisa digunakan sebagai grounbed yaitu platina. Karena
harga logam inert sangat mahal sehingga sebagai penggantinya digunakan logam besi karena
dianggap mampu menyalurkan arus positif ke lingkungan lain.
Pada praktikum untuk mengukur testbox IC dilakukan dua kali pengukuran, yang pertama
dengan menanam logam besi di tanah yang basah dan yang kedua dengan menanam logam
besi di daerah tanah yang berbatu. Kedua pengukuran tersebut memiliki nilai yang berbeda.
Pada tanah yang basah, terdapat dua buah IC yang potensialnya <600 mV, tetapi pada tanah
yang berbatu, seluruh pipa dapat terproteksi karena potensialnya >600 mV.
Selanjutnya dilakukan pengukuran Insulating Joint dan pipa yang dekat dengan konstruksi
jembatan. Setelah dilakukan pengukuran, dari data percobaan yang diperoleh, Insulating
Joint ini masih berfungsi dengan baik karena dapat terlihat jelas perbedaan potensial pada sisi
yang satu dengan sisi yang lainnya. Untuk pipa yang dekat dengan konstruksi jembatan
dilakukan dua kali pengukuran, yang pertama konstruksi jembatan tidak menempel dengan
pipa, dan yang kedua konstruksi jembatan menempel pada pipa. Pada pipa dan konstruksi
jembatan yang tidak menempel, potensial pipa berbeda jauh dengan konstruksi karena
terdapat jarak diantaranya sehingga perpindahan electron lebih lama (terhambat). Material
pipa dan konstruksi yang berupa besi merupakan konduktor jadi dapat menyerap electron
sehingga lama kelamaan arus dari pipa bisa sedikit bocor ke konstruksinya. Sedangkan pada
konstruksi jembatan dan pipa yang menempel, terjadi kebocoran arus dari pipa ke konstruksi.
Hal ini disebabkan oleh adanya kontak antara keduanya sehingga memudahkan perpindahan
arus. Hal ini terbukti dari data yang menunjukkan bahwa potensial konstruksi meningkat
ketika pipa dan konstruksi menempel.
VIII. KESIMPULAN
Metoda anode korban (sacrificed anode), yaitu metode yang mengorbankan logam
lain yang lebih mudah teroksidasi sehingga logam besi terlindungi dari korosi. Cara
ini tidak memerlukan sumber energi tambahan, murah dan mudah dilakukan tetapi
arusnya terbatas dan harus ada penggantian terhadap anode yang habis karena
terkorosi.
Metoda arus paksa (impressed current), merupakan metode yang menggunakan arus
listrik, elektron dari arus listrik dipaksa untuk mengalir ke sistem perpipaan. Cara ini
memerlukan perawatan yang baik dan juga memerlukan biaya eksternal. Elektron dari
arus listrik dipaksa untuk mengalir ke sistem perpipaan
Sebagian besar pipa bawah tanah di laboratorium Pengendalian Korosi masih dalam
keadaan baik dan tidak terkorosi karena telah di proteksi.
Insulating Joint yang dimiliki laboratorium Pengendalian Korosi masih berfungsi
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://hardiananto.wordpress.com/2010/01/18/proteksi-katodik-lokal-pada-industrial-
plant-dan-compressor-station
http://portal.djmbp.esdm.go.id/sijh/kep-mentamben-300-1997.pdf
http://www.scribd.com/doc/40076029/KOROSI-PADA-PIPA
http://id.wikipedia.org/wiki/Proteksi_katodik
Top Related