HASIL PENELITIAN
Dampak Peran Serta Masyarakat
dalam Pencegahan Demam Berdarah
Dengue terhadap Kepadatan Vektor
di Kecamatan Pulo Gadung
Jakarta Timur
M. Hasyimi*, Wiku BB. Adisasmito**
*) Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
**) Pelangi Indonesia, Jakarta
PENDAHULUAN
Sejak letusan wabah Demam berdarah dengue (DBD) yang
pertama kali di Indonesia tahun 1968W, jumlah penderita DBD
dari tahun ke tahun makin meningkat dengan penyebaran makin
luas. Di kota-kota besar di Indonesia, terutama Daerah Khusus
Ibukota (DKI) Jakarta, penyakit DBD merupakan masalah kese-
hatan masyarakat, yang sewaktu-waktu mungkin sekali menjadi
wabah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, penderita DBD
pada tahun 1993, 427 penderita meningkat menjadi 2831 pada
tahun 1994.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue yang disebar-
kan oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama. di samping
Ae. Albopictus(2)
. Selama ini sudah dikenal bahwa Ae. aegypti
mempunyai tempat istirahat dan aktivitas di dalam rumah (in-
door), sedangkan Ae. albopictus, di luar rumah (outdoor)(3,4)
.
Kepadatan populasi larva dan nyamuk vektor DBD di Jakarta
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian peran serta masyarakat dalam pencegahan penyakit
Demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Pub Gadung, Jakarta Timur.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peran serta masyarakat dalam
pengaruhi kepadatan vektor DBD.
an. Dua daerah yang dipilih adalah Kelurah-
an Kelurahan Pulo Gadung sebagai daerah
nyuluhan, diskusi tentang pengetahuan
Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN). Keber-
ya larva index dan sikap masyarakat pasca-
lan Februari 1993 dan pasca-intervensi pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasca-intervensi, larva index menurun di
daerah perlakuan. Observasi tempat-tempat yang memungkinkan sebagai habitat per-
kembangbiakan nyamuk Aedes aegypti memberikan gambaran bahwa sikap masyarakat
pencegahan penyakit DBD, dan dalam mem
Desain studi bertipe eksperimen lapang
an Kayu Putih sebagai daerah perlakuan d
kontrol. Kel. Kayu Putih diintervensi berupa pe
dasar DBD dan aktivitas rnasyarakat dalam
hasilan studi diukur berdasarkan menurunn
intervensi. Pra-intervensi dilakukan pada bu
bulan Januari 1994.
positif setelah intervensi. Kondisi semacam ini tidak terjadi di daerah kontrol. Mungkin
ada faktor-faktor lain yang dapat dipertimbangkan, di antaranya klimatologi.
Dibawakan pada Pertemuan Ilmiah Regional Parasitologi Kedokteran ke VIII
25Agustus 1995, di Denpasar. Bali.
Cermin Dunia Kedokteran No. 119, 1997 13
Page 1 of 4Cermin Dunia Kedokteran
10/27/2009mhtml:file://F:\File LILIS\TUGAS\CV WIKU A\Google Scholar\Cermin Dunia Kedokte...
sepanjang tahun tidak mengalami perubahan(6,7)
. Pengendalian
vektor dapat dilakukan dengan perbaikan lingkungan dengan
pembersihan sarang nyamuk (PSN) dan penyuluhan kesehatan
pada masyarakat(9)
. Sampai sekarang belum jelas hubungan
antarea kepadatan populasi Ae. aegypti/Ae. albopictus dengan
timbulnya wabah. Ada wabah DBD meskipun populasi nyamuk
Ae. aegypti rendah atau sebaliknya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya
peran serta masyarakat dalam pencegahan DBD di daerah pene-
litian, dengan melakukan intervensi di antaranya penyuluhan dan
aktivitas masyarakat dalam kebersihan lingkungan. Hasil yang
ingin dicapai yaitu penurunan larva index dan kondisi ling-
kungan yang lebih baik.
METODE
Penelitian ini bersifat eksperimental lapangan. Dua daerah
yang dipilih untuk penelitian adalah Kelurahan Kayu Putih, Ja-
karta Timur sebagai daerah yang mendapat perlakuan intervensi
dan Pulo Gadung sebagai daerah kontrol. Kedua daerah tersebut
mempunyai persamaan dalam karakteristik masyarakat, ling-
kungan, permasalahan DBD dan program pemberantasannya.
Isi program intervensi sebagai berikut:
· Penyuluhan dan diskusi tentang pengetahuan dasar DBD
(virus dengue, nyamuk, metode pengendalian dan pemberantas-
an secara terpadu). Penyuluhan ini digerakkan oleh community
organizer dibantu oleh pemuka masyarakat, kader kesehatan
atau ibu-ibu PKK.
· Aktivitas masyarakat dalam pembersihan sarang nyamuk
(PSN).
Kampanye pemberantasan dengue dilakukan beberapa kali
selama masa intervensi disertai dengan aktivitas masyarakat
dalam kebersihan lingkungan.
1) Daerah penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Madya Jakarta Timur. Kel.
Kayu Putih yang memiliki penduduk 7 1.526 jiwa (pada tahun
1993), dengan 54 kasus DBD. Diambil satu RW untuk masing-
masing tingkat sosial-ekonomi, yaitu tinggi, menengah dan bawah.
Sedangkan penduduk Kel. Pulo Gadung 34.751 jiwa dengan 5
kasus DBD, masing-masing tingkat diambil satu RW. Total
sampel untuk dua daerah penelitian tersebut 600 rumah, diambil
secara stratified random sampling di kedua daerah penelitian.
2) Pengumpulan data
Data vektor DBD diambil dengan cara survai larva untuk
mendapatkan larva index yang merupakan ukuran kepadatan
populasi vektor dan pengamatan lingkungan mengenai tempat-
tempat yang mungkin sekali merupakan breeding places nyamuk
Aedes.
Survai larva dilakukan dengan cara single larva method.
Semua tempat yang dapat menampung air diperiksa apakah
mengandung larva, dicatat jenis, letak, tertutup atau terbuka,
terletak di dalam rumah atau di teras. Apabila positif cukup
diambil satu larva untuk diidentifikasi. Akan didapatkan ber-
bagai indek larva, yaitu House Index (HI), Container lndex (CI)
dan Breuteau Index (BI).
3) Data pelengkap
Data pelengkap terdiri dari data klimatologi dan kasus DBD
Jakarta Timur. Data klimatologi diperoleh dari Balai Meteoro-
logi dan Geofisika Jakarta. Data kasus DBD dan Dinas Kese-
hatan Jakarta.
HASIL
Hasil perolehan larva index, di Kelurahan Kayu Putih dan
Kel. Pulo adung pada periode pra-perlakuan dan pasca-per-
lakuan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil survai larva Ae. aegypti pra-perlakuan di daerah kontrol
Kel. Pub Gadung dan daerah penlakuan Kayu Putih, Jakarta
Timur, 3 sld 10 Februari 1993
Pulo Gadung (kontrol) Kayu Putih (perlakuan) Indeks
1 2 1 2
HI
CI
BI
9,2
9,3
9,2
11,2
11,2
11,2
13,7
13,7
13,7
11,l
11,l
11,l
Keterangan:
1. sebelum periode intervensi
2. sesudah periode intervensi
Secara garis besar, larva index di daerah perlakuan Kayu
Putih lebih tinggi dibandingkan larva indeks di daerah kontrol
Pulo Gadung.
Hasil pengamatan terhadap tempat-tempat yang memung-
kinkan sebagai breeding places Aedes selama pra-intervensi, di
daerah kontrol Pulo Gadung dan daerah perlakuan Kayu Putih,
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil observasi breeding places Aedes pra-intervensi dan pasca
intervensi di daerah kontrol Pub Gadung dan daerah perlakuan
Kel. Kayu Putih, Jakarta Timur. Tanggal 615 Januari 1993
Daerah
Kontrol
(dalam %)
Daerah
Perlakuan
(dalam %) No. Keterangan
Pra Pasca Pra Pasta
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bak. semen tertutup
Ember tertutup
Ember berisi air
Bak semen positif larva
Ember positif larva
Ember tidak dipakai
Kontainer terbuka positif larva
Kontainer dalam rumah positif larva
Kontainer di teras positif larva
Kontainer positif larva
Kontainer terpakai dengan larva
Kontaier tak terpakai herisi air
1
22
86
5
0
0
5
3
0
5
100
1
4
45
84
6
1
0
6
5
3
6
86
2
4
29
71
12
2
8
8
8
10
9
91
6
3
50
82
6
2
6
5
5
0
7
94
6
Sedangkan hasil pengamatan terhadap tempat-tempat yang
memungkinkan sebagai breeding places Aedes selama pasca-
intervensi, di daerah kontrol Pulo Gadung dan daerah perlakuan
Kayu Putih, disajikan pada Tabel 3.
Hasil observasi menunjukkan bahwa di daerah perlakuan,
Kayu Putih lebih banyak terdapat kontainer dengan positif larva
dibandingkan daerah kontrol.
Pada periode pra-intervensi dan pasca-intervensi, ternyata
di daerah perlakuan lebih banyak ditemukan bak mandi semen
Cermin Dunia Kedokteran No. 119, 1997 14
Page 2 of 4Cermin Dunia Kedokteran
10/27/2009mhtml:file://F:\File LILIS\TUGAS\CV WIKU A\Google Scholar\Cermin Dunia Kedokte...
dan ember dengan positif larva Aedes, dibandingkan daerah
kontrol.
Pada periode pasca-intervensi, di daerah perlakuan jumlah
bak mandi semen dengan positif larva menurun persentasenya
dari 12% menjadi 6%, sedangkan di daerah kontrol justru naik
dari 5% menjadi 6%. Pada periode ini di kedua daerah peneliti-
an persentase ember tertutup mengalami kenaikan.
Di daerah perlakuan, persentase ember tak terpakai yang
ditemukan di dalam rumah turun dari 8% menjadi 5%. Persentase
kontainer tanpa tutup, positif larva Aedes di daerah perlakuan
yang terdapat di dalam dan di luar rumah, umumnya menurun.
Hampir semua parameter entomologi di daerah kontrol Pulo
Gadung mengalami kenaikan pada waktu pasca-intervensi, hal
ini karena pengetahuan masyarakat tentang DBD masih rendah.
Hasil intervensi tentang pengetahuan dasar DBD (virus
dengue, nyamuk, metode pengendalian dan pemberantasan ter-
padu) di daerah perlakuan menunjukkan adanya perubahan ke
arah positif, ha! ini dibuktikan dengan menurunnya larva index
dan membaiknya aspek sikap dalam mengelola breeding places.
PEMBAHASAN
Penyebaran habitat nyamuk Ae. aegypti, mungkin disebab-
kan meningkatnya mobilitas penduduk dan transportasi dari
suatu daerah ke daerah lain serta adanya perubahan lingkungan
misalnya banyaknya tanaman yang ditebang sehingga suhu udara
menjadi tinggi, dan penduduk makin padat, sehingga keadaan
tersebut sesuai dengan habitat nyamuk Aedes aegypti(8)
.
Secara geografis daerah perlakuan dan daerah kontrol ber-
dekatan, sehingga secara ekologis masih dapat berinteraksi.
Ternyata hasil observasi entomologi menunjukkan bahwa pada
saat pra-intervensi, di daerah perlakuan ditemukan kontainer
positif larva Aedes lebih banyak dibandingkan daerah kontrol,
begitu pula entomology indexnya lebih tinggi. Investasi larva
Aedes nampaknya berhubungan dengan faktor-faktor ekologis
seperti tipe rumah dan tempat penampungan air di dalam rumah.
Pada periode pasca-intervensi, persentase bak semen positif
larva Aedes di daerah perbakuan turun; hal ini mengandung
makna bahwa kegiatan intervensi bermanfaat dalam hal mengu-
rangi jumlah kontainer positif larva Aedes. Dampak ini terjadi
juga pada persentase ember tak terpakai di dalam rumah dari 8%
menjadi 5%, dan menurunkan investasi larva di dalam
kontainer terbuka di dalam dan di luar rumah.
Nyamuk Aedes aegypti/Aedes albopictus tersebar luas di
tanah air dan ada terus menerus sepanjang tahun dengan kepa-
datan yang turun naik sesuai dengan musim; pada musim hujan
akan naik dan musim kemarau akan turun. Begitu pula di daerah
penelitian, sedikit banyak dipengaruhi oleh klimatobogi pada
saat penelitian berlangsung (Tabel 3).
Rata-rata temperatur, penyinaran pada bulan Februari 1993,
saat pra-intervensi dilakukan, lebih tinggi dibandingkan pada
bulan Januari 1994. Tetapi rata-rata curah hujan dan kelembaban
pada bulan Februari 1993, lebih rendah bila dibandingkan bulan
Januari 1994, saat pasca-intervensi dilakukan.
Di daerah penelitian Pulo Gadung (kontrol), gambaran larva
index pada pra-intervensi dibandingkan pada pasca-intervensi
Tabel 3. Data Klimatologi (rata-rata) di Wilayah Jakarta Tirnur, bulan
Februari 1993 Januari 1994
Bulan Tem-
peratur
Curah
hujan
Penyinar-
an
Kelem-
baban
Kec. angin
tersebar
Feb.'93
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari '94
26,0
26,3
26,5
27,3
26,9
26,7
26,8
27,1
27,7
27,2
27,0
25,8
11,7
11,3
13,3
6,0
6,9
1,0
4,0
1,0
5,9
9,8
11,3
12,2
48
61
42
69
67
76
72
80
76
51
42
23
85
84
86
84
84
80
81
75
76
81
83
88
15
18
14
12
12
15
15
15
13
14
15
9,9
Jumlah
Rata-rata
321,3
26,8
94,4
7,8
688
57,3
987
82,3
167,9
14,0
Sumber: Balai Wil. II, Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta.
menunjukkan adanya kenaikan. Hasil observasi pada pra-inter-
vensi dibandingkan pada pasca-intervensi cenderung ke arah
negatif. Kedua parameter ini memberikan kesan bahwa masya-
rakat di daerah penebitian masih rendah pengetahuannya ter-
utama mengenai vektor DBD dan melakukan kebiasaan-ke-
biasaan yang kurang positif dalam kaitannya dengan pengen-
dalian vektor DBD.
KESIMPULAN
1) Di wilayah Kotamadya Jakarta Timur, khususnya di daerah
penelitian sebagian penduduknya masih melakukan kebiasaan-
kebiasaan yang kurang positif dalam kaitannya dengan upaya
pemberantasan penyakit Demam berdarah dengue (DBD).
2) Kegiatan intervensi yang dilakukan selama penelitian dan
program tambahan tentang DBD memberikan dampak penurunan
habitat perkembangbiakan nyamuk. Observasi entomobogi me-
rupakan kegiatan yang bermanfaat setara metode evaluasi pro-
gram intervensi jangka pendek.
SARAN
1) Untuk mengantisipasi peran masyarakat di kota-kota besar
seperti Jakarta, perlu diadakan penelitian-penelitian manipulasi
lingkungan untuk mengurangi kepadatan vektor DBD.
2) Perlu diadakan penelitian semacam ini, yang dilakukan pada
musim yang berbeda.
KEPUSTAKAAN
1. Kho LK. Wulur H. Karsono S. Sujrapti T. Dengue Haemorrhagic Fever in
Djakarta. Maj. Kedokt. Indon. 1969; 19: 47.
2. Gubler DJ, Suharyono, Nalim S. Lubis I, Sumarmo, Wulur H, Yahya E,
Sulianti Saroso J. Studies on DHF in Indonesia, Dengue News Letter, 1980:
1 dan 2.
3. Thomas Suroso. Pemberantasaii Demam Berdarah perlu usaha terpadu,
Maj. Kes. Masy. Indon. 1987; VIII (1): 4652.
4. Surtees G. Mosquito breeding in the Kuching area, Serawak with special
reference to the epidemiology of Dengue Fever, J. Med. Entomol. 1970; 7
(2).
5. Hasyimi M, Enny W Lestani, Supratman Sukowati. Kesenangan bertelur
Cermin Dunia Kedokteran No. 119, 1997 15
Page 3 of 4Cermin Dunia Kedokteran
10/27/2009mhtml:file://F:\File LILIS\TUGAS\CV WIKU A\Google Scholar\Cermin Dunia Kedokte...
Aedes spesies. Maj. Pecinta Kesehatan Lingkungan Sanitasi, 1993; 11(3).
6. Nelson MJ. Seasonal abundance of adult and immature Ae. aegypti (L) in
Jakarta. Bull. Health Stud. Indon. 1976; IV (122): 18.
Cermin Dunia Kedokteran No. 119, 1997 16
7. Soedarto, Machfuds, Yuwono, Setokoesomo. Penelitian Entomologik untuk
menentukan Peranan sekolah sebagai sumber penularan Demam berdarah
dengue di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Maj. Parasitol. Indon. 1992; 4:
3540
8. Sugito. Aspek entomologi Demam Berdarah Dengue. Semiloka Berbagai
Aspek Demamberdarah dengue dan penanggulangannya. Univ. Indonesia.
Depok, Bogor, 1989.
9. Pranoto. Pengendalian vektor Demam berdarah dengue. Buletin IPPHAMI,
Pest control Indonesia Jakarta, 1992; 4: 279.
10. Wiku BB. Adisusanto. Sustainable community involvement forcontrolling
Aedes aegypti in Indonesia: Potential strategies. Disertation. Colorado
State University, Colorado, 1995.
Cermin Dunia Kedokteran No. 119, 1997 1
Page 4 of 4Cermin Dunia Kedokteran
10/27/2009mhtml:file://F:\File LILIS\TUGAS\CV WIKU A\Google Scholar\Cermin Dunia Kedokte...