i
DAMPAK KENAIKAN HARGA SEMBILAN BAHAN POKOKTERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT DI KECAMATAN
BENGO KABUPATEN BONE
SKRIPSI
OLEHSALMIATI
105710201514
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR
2019
ii
PENGARUH KENAIKAN HARGA SEMBILAN BAHANPOKOK TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT DI
KECAMATAN BENGO KABUPATEN BONE
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Di Susun dan di Usulkan Oleh
SALMIATI
105710201514
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini
saya persembahkan kepada
kedua orang tuaku tercinta
MUSTANG dan NURMIANA
yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang
motivasi dan dorongan kepadaku
dan untuk adik-adikku yang tersayang
ABDUL ROSYIQ dan DHEA AMALIA
terima kasih atas segala dukungannya selama ini sehingga
saya mampu menyelesaikan study dengan baik
MOTTO HIDUP
Kesalahan adalah awal dari kebijaksanaan
dan kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
Oleh karena itu, segala sesuatu pasti ada watunya
iv
v
vi
vii
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahnya yang tiada henti diberikan kepada hamba-NYA. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Miuhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya . merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penuliusan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kenaikan Harga
Sembilan Bahan Pokok Terhadap Daya Beli Masyarakat Di Kecamatan
Bengo Kabupaten Bone
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong SE.,MM. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Hj. Naidah SE.,M,SI selaku ketua Program Study Ilmu Ekonomi Study
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Ibu Hj. Naidah, SE.,M.Si selaku pembimbing 1 yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai
dengan baik.
viii
5. Bapak Aulia, S, IP, M.Si.M selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi
6. Bapak/ ibu asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah
7. Segenap Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
8. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua Penulis yang senantiasa memberi harapan, semangat,
perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku
tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir
study ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan
dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut
ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah
dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ilmu
Ekonomi studi Pembangunan Angkatan 2014 yang selalu belajar bersama
yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sanagat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak
utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan
saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
ix
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya klepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii sabilil Haq, fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 4 April 2019
Penulis
x
ABSTRAK
Salmiati, 2019 “Pengaruh Kenaikan Harga Sembilan Bahan Pokok TerhadapDaya Beli Masyarakat di Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.”
Skripsi program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing olehPembimbing I Hj. Naidah dan pembimbing II Aulia, S
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Kenaikan HargaSembilan Bahan Pokok Terhadap Daya Beli Masyarakat, Mengetahui UpayaPemerintah Untuk Meningkatkan Daya Beli Masyarakat, Dalam penelitian inipenulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan datadilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan mengadakananalisis data secara induktif dan bersifat deskriptif dengan mengungkap faktayang ada dilapangan untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yangterjadi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan hargasembilan bahan pokok sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat,upaya yang dilakukan pemerintah Kecamatan Bengo dalam meningkatkan dayabeli masyarakat melalui program pemberdayaan petani serta programpemberdayaan kewirausahaan telah direspon positif oleh masyarakat sebagaiprogram yang berbasis sosial kemasyarakatan. , Pemerintah Kecamatan Bengodimasa yang akan datang akan mengevaluasi program tersebut demikesuksesan program-program yamg dinilainya membawa dampak positif bagikehidupan masyarakat Kecamatan Bengo
Kata Kunci: kenaikan harga sembako, daya beli masyarakat
xi
ABSTRACT
Salmiati, 2019 "The Effect of Increasing the Price of Nine Basic Materials onPeople's Purchasing Power in the District of Bengo, Regency of Bone. "
Thesis of the Study Program of Economics Development StudiesFaculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar.Supervised by Supervisor I Hj. Naidah and supervisor II Aulia, S
This study aims to determine the effect of the increase in the price of nine stapleson people's purchasing power, knowing the government's efforts to improve thepurchasing power of the community, in this study the writer uses a qualitativedescriptive approach. Data collection is done using qualitative methods byconducting data analysis inductively and descriptively by revealing the facts in thefield to provide an overview of the problems that occur in the field. The resultsshowed that the increase in the price of nine basic commodities greatly affectedthe purchasing power of the people, the efforts made by the Bengo Districtgovernment in increasing the people's purchasing power through the farmersempowerment program and the entrepreneurial empowerment program werepositively responded by the community as a social-based program. The BengoDistrict Government in the future will evaluate the program for the success of theprograms which are considered to have a positive impact on the life of the BengoDistrict people
Keywords: rising food prices, people's purchasing power
xii
DAFTAR ISI
SAMPUl ....................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v
SURAT PERNYATAAN................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK.................................................................................................... ix
ABSTRACT.................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6A. Landasan Teori........................................................................... 6
1. Kenaikan harga sembako ...................................................... 6
2. Jenis-jenis Sembilan Bahan Pokok ........................................ 8
3. Hukum Permintan dan Penawaran......................................... 8
4. Mensiasati Kenaikan Harga Barang Pokok ............................ 11
xiii
5. Pengaruh Terhadap Daya Beli Masyarakat............................ 15
6. Cara mengatasi kenaikan harga sembako ............................ 17
B. Tinjauan Empiris......................................................................... 21
C. Kerangka Pikir ............................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 24
A. Jenis penelitian .......................................................................... 24
B. Lokasi dan waktu penelitian ....................................................... 24
C. Sumber Data .............................................................................. 24
D. Metode Pengumpulan Data........................................................ 25
E. Instrumen penelitian ................................................................... 26
F. Teknik Analisis Data................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................ 27A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 27
B. Upaya pemerintah Kecamatan Untuk Meningkatkan Daya Beli
Masyarakat................................................................................... 50
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemerintah kecamatan
Bengo dalam Upaya peningkatan daya beli masyarakat.............. 59
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 63A. KESIMPULAN........................................................................... 63
B. SARAN...................................................................................... 64DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 65
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... 66
BIOOGRAFI PENULIS................................................................................. 67
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel 2.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Judul
Tinjauan Empiris
Luas Wilayah Kabupaten Bone
Luas Kabupaten Bone Berdasarkan Kecamatan
Jumlah Penduduk Berdasrkan Kecamatan Dan
Jenis Kelamin
Keadaan Sosial Budaya Dan Agama
Susunan Kepegawaian
Sarana Kesehatan
Sarana Olahraga Setiap Desa
Sarana Olahraga
Sarana Perhubungan
Halaman
21
27
32
34
36
40
42
43
44
45
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar 2.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Judul
Kerangka Fikir
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bone
Letak Dan Geografis
Halaman
22
27
31
Gambar 4.3 Struktur Organisai 39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran 1
Lampiran 2
Judul
Pedoman Wawancara
Daftar Informan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKebutuhan pokok merupakan bahan yang diperlukan manusia dalam
kehidupan sehari-hari, dapa dikatakan manusia tergantung oleh
terpenuhinya oleh kebutuhan pokok tersebut. Hal itu merupakan hal yang
wajar, karena manusia dalam kehidupan sehari-hari perlu mengonsumsi
kebutuhan pokok mereka yang bermanfaat bagi tubuh, agar gizi di dalam
tubuh terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut faktor yang
memenuhi kebutuhan masyarakat selain persediaan juga dipengaruhi oleh
harga, yang berkaitan dengan harga beli masyarakat.
Harga bahan pokok tersebut naik cukup tinggi, sebagian besar
masyarakat pasti mengeluh, karena akan menambah beban anggaran
rumah tangga sehari-hari. Kondisi tersebut akan mengurangi anggaran untuk
kebutuhan yang lain. Untuk menyiasati hal tersebut, masyarakat terpaksa
melakukan langkah trobosan agar tetap memenuhi kebutuhan tersebut.
Langkah itu di antaranya memperketat pengeluaran kebutuhan lain, dan
mengurangi porsi belanja. Apa lagi saat puasa dan lebaran harga bahan
kebuuhan pokok cenderung akan naik
Biasanya menjelang bulan puasa dan lebaran, harga kebutuhan
bahan pokok akan mengalami kenaikan dari biasanya. Masalah kenaikan
harga bahan popok ini cukup sulit, karena sudah seperti radisi jika menjelang
bulan puasa dan lebaran harga bahan pokok naik melejit inggi dari biasanya.
2
Masalah kenaikan harga kebutuhan pokok yang erjadi di indonesia
menjelang bulan puasa dan lebaran dari tahun ke tahun dipicu oleh
banyakya jumlah permintaan. Naiknya jumlah permintaan yang tidak di
imbangi dengan pasokan barang yang terbatas maka sesuai dengan hukum
perminaan bahwasannya ketika permintaan naik dan penawaran turun harga
akan naik. Pada saat bulan puasa dan lebaran harga melonjak tinggi, karena
jumlah perminaan erus meningka sedangkan jumlah barang yang di
tawarkan tetap malah cenderung kurang.
Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan - persoalan
krusial yang melandadan melintasi dimensi kemanusiaan.Jutaan masyarakat
miskin seolah nasibnya digantungkan pada krisis global, seperti naiknya
harga BBM dan masalah ketahanan pangan.Hal ini pun menjadi masalah
serius Negara-negara di dunia, terutama Negara sedang berkembang
seperti Indonesia. Dengan terjadinya krisis global saat ini, pemerintah
menaikkan tarif bahan bakar minyak, tarif dasar listrik dan air. Dengan
naiknya tarif-tarif tersebut makaharga - harga sembilan bahan pokok
(sembako) ikut naik dan tidak stabil. Indonesia memiliki jumlah penduduk
yang banyak dengan keadaan ekonomi yang berbeda -beda. Sehingga yang
merasakan penderitaan kenaikan harga-harga tersebut adalah rakyat kecil,
misalnya petani dan buruh.
Praktek nya dalam ilmu-ilmu Ekonomi, harga merupakan salah satu
faktor utama meskipun bukan faktor satu-satunya yang mempengaruhi
pilihan pembeli.Harga menjadi faktor utama pilihan pembeli semakin terlihat
di antara kelompok-kelompok miskin. Namun, harga bukan menjadi faktor
utama pilihan pembeli bagi masyarakat yang mampu/kaya. Namun, teori ini
3
hanya berlaku bagi produk-produk di luar kebutuhan bahan pangan. Untuk
kebutuhan bahan pangan yang termasuk kebutuhan primer, akan memiliki
dampak garis lurus dengan turunnya pembelian pada kebutuhan sekunder
dan pertumbuhan ekonomi.
Singkat kata kita bisa lihat dari situasi pasar dan kondisi pasar yang
begini beberapa gambaran. Pertama, Jika harga barang primer meningkat,
sementara pendapatan tetap, akan menyebabkan harga barang sekunder
pun akan meningkat.Kedua, Pembelian terhadap barang sekunder pun akan
menurun. Ketiga, Perubahan harga barang konsumsi menyebabkan tingkat
substitusi (pergantian) terhadap barang konsumsi akan berubah pula.
Berdasarkan fenomena yang terjadi diatas dengan demikian, maka harga
kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak, maka akan
terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya
saing produk lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
Sembako merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat. Sedangkan masyarakat indonesia memiliki pendapatan yang
berbeda-beda, maka harga sembako harus sesuai dengan daya beli
masyarakat indonesia pada umumnya. Berdasarkan hal tersebut dapat di
rumuskan dalam penelitian ini adalah;
1. Bagaimana dampak kenaikan harga Sembilan bahan pokok
(sembako) terhadap daya beli masyarakat di Kecamatan Bengo
Kabupaten Bone.
4
2. Bagaimana Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kenaikan Harga
Sembilan Bahan Pokok.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Dampak kenaikan harga sembilan bahan pokok
(sembako) terhadap daya beli masyarakat di Kecamatan Bengo
Kabupaten Bone.
2. Untuk mengetahui Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kenaikan Harga
Sembilan Bahan Pokok.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai bahan studi ilmu pengetahuan bagi mahasiswa agar dapat
menambah wawasan mengeni bagaimana pengaruh kenaikan harga
sembilan bahan pokok (sembako) terhadap daya beli masyarakat di
Kecamatan Bengo Kabupaten Bone.
b. Bagai Lembaga Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademisi dan lembaga
pendidikan yang tertarik untuk meneliti maslah kenaikan
hargasembilan bahan pokok (sembako) terhadap daya beli
masyarakat.
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai pengetahuan
serta memberi masukan yang membangun guna meningkatkan
kualitas ilmu pengetahunan.
5
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan
pemikiran bagi dunia pendidikan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kenaikan Harga Sembako
Sembako adalah singkatan dari Sembilan bahan pokok yang
terdiri atas berbagai bahan bahan makanan dan minuman yang secara
umum sangat dibutuhkan masyarakat secara umum. Tanpa sembako
kehidupan rakyat bisa terganggu karena sembako merupakan kebutuhan
pokok utama sehari hari yang wajib ada dijual bebas di pasar. Di bawah
ini adalah daftar nama anggota bahan pokok sembako sesuai dengan
keputusan Menteri Industri dan Perdagangan no. 115/mpp/kep/2/1998
tanggal 27 Februari 1998, yaitu Beras dan Sagu, Jagung, Sayur sayuran
dan Buah buahan, Daging(Sapi dan Ayam), Susu, Gula Pasir, Garam,
Minyak Goreng, Minyak Tanah atau Gas.
Agar sebuah keluarga bisa dikatakan cukup sejahtera, tentu stok
sembako harus mencukupi setidaknya beras, minyak goreng, dan bumbu
masak wajib tersedia. Untuk harga sembako terbaru dibulan ini
tampaknya mengalami kenaikan seiring dengan naiknya harga BBM yang
diresmikan oleh pemerintah belum lama ini. Pasalnya, dengan kenaikan
harga BBM membuat secara otomatis harga tarif angkutan untuk
mengangkut beragam barang kebutuhan sehari-hari tersebut menjadi
naik. Sehingga tak terelakkan lagi jika harga Sembilan makanan pokok
menjadi ikut naik.Kebutuhan barang-barang pokok di Indonesia saat ini
sedang mengalami krisis, dikarenakan harga barang-barang pokok yang
melonjat naik.Sehingga masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhannya
6
6
7
sehari-hari. Ini merupakan hal yang harus diatasi dan dicari jalan
keluarnya. Apabila bahan-bahan dasar seperti kedelai, sagu, minyak
tangah, minyak goreng dan lain-lain akan habis suatu saat nanti, itu akan
berakibat buruk pada anak cucu kita. Mereka akan kesuliatan untuk
bercocok tanam dan meningkatkan produksi pasar tradisional karena
akan terus-menerus bergantung pada produk impor, dan tidak mau
memanfaatkan sumber daya yang ada dalam negeri, dan itu akan
menimbulkan rasa malas untuk bekerja keras.
Hal tersebut dapat diatasi dengan cara kesadaran masyarakat
agar dapat memanfaatkan kebutuhan produksi dalam negeri yang masih
dapat dijangkau dari segi ekonomi. Dari segi pertanian sebenarnya
kualitas dalam negeri jauh lebih baik karena Negara kita yang berada
pada iklim tropis yang cocok ditanami apa saja. Tapi langkanya sumber
daya alam di Indonesia karena masyarakatnya sendiri yang tidak dapat
memanfaatkan dengan baik. Seandainya petani sukses dengan hasil
taninya dan masyarakat tengah atas tidak menggunakan sumber daya
alam luar negeri, mungkin Indonesia sekarang ini akan lebih makmur dan
harga pasar masih relatif normal dan terjangkau oleh masyarakat bawah.
Kenaikan ini juga berakibat pada kesejahteraan rumah tangga
yang sebelumnya dapat memenuhi hampir semua kebutuhannya, tapi
setelah langkanya bahan-bahan pokok mereka mulai membatasinya.Dan
itu sangat mengganggu ketentraman rumah tangganya.Seharusnya
masyarakat dapat mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier
dan harus lebih mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalam
8
kehidupan sehari-hari. Ini merupakan suatu cara yang dapat dilakukan
oleh masyarakat.
2. Jenis-jenis sembilan bahan pokok
a. Beras
b. Gula pasir
c. Minyak goreng dan mentega
d. Daging
e. Telur
f. Susu
g. Jagung
h. Minyak tanah
3. Hukum Permintaan dan Penawaran
Dalam dunia ekonomi pasti kita mengenal tentang istilah permintaan
dan penawaran. Dimana istilah ini selalu ada ketika kita melakukan
kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan ekonomi mulai dari
yang berskala kecil, seperti transaksi jual beli yang ada di pasar maupun
yang berskala besar, seperti ekspor dan impor. Penawaran dan
permintaan menjadi satu kesatuan yang tidak bisa berdiri sendiri, misalkan
di suatu tempat ada sebuah kegiatan yaitu permintaan, pasti disitu juga
terjadi penawaran hingga menemukan satu titik yang sama antara kedua
pihak yang sedang melakukan transaksi. Permintaan adalah sejumlah
barang atau jasa yang akan dibeli atau diminta dengan harga dan waktu
tertentu sesuai dengan kesepakatan
9
a. Hukum permintaan
Jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang dan sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang
diminta akan bertambah (Oka A. Yoeti, 2008:18). permintaan bisa dibagi
menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Permintaan absolute
Permintaan ini diartikan sebagai keseluruhan permintaan terhadap
barang ataupun jasa, baik yang memiliki tenaga beli, kemampuan beli
maupun yang tidak memiliki sma sekal
2. Permintaan efektif
Permintaan ini didefinisikan sebagai permintaan terhadap barang dan
jasa yang disertai dengan adanhya kemampuan daya beli.
3. Permintaan potensial
Hal ini hampir sama dengan permintaan efektif, permintaan ini diikuti
dengan adanya kemampuan daya beli, namun masih belum ada
sebuah keinginan untuk membeli dari konsumen.
4. Permintaan individu
Permintaan individu merupakan permintaan yang dilakukan oleh
seorang individu atau satu konsumen saja.
5. Permintaan pasar
Permintaan ini lawan dari permintaan individu, dimana yang hanya
dilakukan oleh satu konsumen saja, namun perminmtaan pasar ini
dilakukan oleh banyak konsumen yang berada di pasar.
b. Hukum Penawaran
Jika barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan
berkurang. Sebaliknya jika harga barang naik, maka jumlah barang
10
yang ditawarkan akan bertambah (Oka A. Yoeti, 2008:21). Ada
beberapa jenis penawaran, antara lain :
1. Penawaran marginal
Penawaran marginal adalah sebuah penawaran yang dilakukan
oleh penjual dengan syarat mampu menjual suatu produk dengan
harga pasaran.
2. Penawaran super marginal
Hampir sama dengan penawaran marginal, penawaran super
marginal in i adalah sebuah penawaran yang dilakukan oleh
seorang penjual yang bisa menjual produknya di atas harga pasar.
3. Penawaran individu
Sesuai dengan namanya berarti penawaran ini merupakan suatu
penawaran yang dilakukan oleh individu, seperti penjual sepatu
yang melakukan penawaran.
4. Penawaran pasar
Berbeda dengan penawaran individu yang hanya dilakukan oleh
satu orang individu namun penawaran ini dilakukan oleh banyak
penjual yang ada di pasar.
4. Mensiasati Kenaikan Harga Barang Pokok
a. Konsumen
Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat
menggunakan barang subtitusi. Barang subtitusi adalah barang yang
dapat mengganti fungsi dari barang lain. Konsumen dapat membeli
barang subtitusi dan menurunkan pembelian terhadap barang yang
mengalami kenaikan harga.Contoh, terjadi kenaikan harga tahu.Maka
11
para konsumen tahu dapat menurunkan pembelian terhadap tahu dan
untuk menutupi kerugian karena berkurangnya tahu yang dibeli maka
dapat dibeli barang subtitusinya.Misalnya menurunkan pembelian tahu
dan membeli telur.Atau jika terjadi kenaikan harga minyak goreng
maka mengalihkan membuat masakan yang jenis gulai.Konsumen
dituntut kreatif dalam mensiaati kenaikan harga.Pikirkan alternatif-
alternatif lain yang memungkinkan yang membuat kantong konsumen
tidak tipis akibat kenaikan harga suatu barang.
Dengan berpikir maka konsumen dapat mengatasi masalah
kenaikan harga. Atau bila terjadi kenaikan terhadap beras maka
konsumen dapat menurunkan membeli beras dan meningkatkan
pembelian barang subtitusi seperti ubi , menambah sayur-sayuran,
atau beras dijadikan lontong. Konsumen tidak mempunyai daya untuk
menentukan harga suatu komoditi jadi inisiatif dan kreatifitas
konsumen dituntut dalam hal ini untuk mensiasati kenaikan harga.
Cara kedua yang dapat dilakukan konsumen adalah dengan cara
menambah pendapatannya. Kenaikan harga sangat merugikan orang-
orang yang berpendapatan rendah dan berpendapatan tetap. Karena
itu jika konsumen mampu untuk menambah penghasilannya maka
dengan penghasilan tambahan tersebut mereka dapat memenuhi
kebutuhannya yang berkurang akibat kenaikan harga.Mengingat
kesejahteraan relatif sifatnya sehingga walaupun ada penggantian
konsumsi terhadap barang-barang tertentu tetapi bila konsumen
memiliki konsep kesejahteraan tersendiri maka masalah kesejahteraan
akibat kenaikan harga dapat teratasi.(Sari,2012).
12
b. Produsen
Produsen dapat menurunkan kapasitas produk.Produsen juga
dapat menurunkan kepadatan atau ukuran dari produknya.Misalnya,
pedagang gorengan dapat mengurangi ukuran atau kepadatan dari
gorengan yang dijualnya. Hal ini memang akan menurunkan jumlah
konsumen tapi penurunan jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika
pedagang tersebut mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan
seperti biasanya tapi menaikkan harga. Hal ini disebabkan konsumen
yang lebih peka terhadap harga yang naik dibanding dengan
penurunan ukuran atau kepadatan produk. Memang produsen akan
mengalami penurunan jumlah konsumen (akibat pengalihan konsumsi
oleh konsumen), laba produsen dapat mengalami penurunan juga.
Tapi yang jelas produsen jangan sampai mengalami kebangkrutan.
Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah konsumen dan laba
ini maka podusen dituntut kreatif dan inovatif. Produsen dituntut kreatif
dan inovatif dalam mengolah komposisi bahan baku dan bahan
pelengkap alternatif. Produsen dapat mengganti komposisi bahan
produknya sehingga biayanya dapat lebih terjangkau dan harga yang
ditetapkan juga dapat terjangkau oleh konsumen.
Produsen hendaknya jangan terlalu kaku dengan sisitem yang
telah ada.Jika terjadi kenaikan harga maka produsen dapat berpikir
positif dengan menjadikan kondisi tersebut sebagai kesempatan untuk
berkreasi dan berinovasi dalam pembuatan produk.Misalnya pedagang
tahu dapat mengganti produknya menjadi ubi goreng spesial, kentang
goreng spesial dan lain-lain.Yang penting kreatifan dan inovatif dalam
13
mensiasati kenaikan harga.Selanjutnya produsen dapat menurunkan
jumlah produksi produk yang mengalami kenaikan harga dan
meningkatkan atau membuat produk tambahan untuk menambah
penghasilan sebagai solusi atas kerugian yang ditimbulkan pada
produk yang mengalami kenaikan harga yang menurunkan jumlah
konsumen.
c. Pemerintah
Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi
masalah kenaikan harga.Ahli Ekonomi Keynes mengatakan bahwa
peran pemerintah dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi pada
suatu negara termasuk kenaikan harga. Menurut Keynes, masalah
kenaikan harga dapat diatasi bila ada campur tangan pemerintah
melalui kebijakannya, begitu juga dengan masalah-masalah ekonomi
lainnya karena masalah-masalah ekonomi bila dibiarkan saja seperti
pada prinsip mekanisme pasar bebas maka tidak dapat mengatasi
masalah-masalah tersebut. Karena itu dalam mensiasati kenaikan
harga, apalagi untuk kebutuhan pokok maka sangat diperlukan peran
pemerintah.Pemerintah harus segera berpikir dan bekerja keras untuk
mengatasi masalah tersebut.Hal ini untuk kesejahteraan masyarakat
dan negara itu sendiri.Pemerintah harus mencari akar masalah
kenaikan harga tersebut dan segera mencari solusi dan membuat
kebijakan untuk mengatasinya dimana kebijakan tersebut tidak
merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti konsumen dan
produsen. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan tarif,
pajak, subsidi, suplai,demand,ataukebijakan harga.
14
d. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
Meminta para pengusaha swasta, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), dan instansi terkait menyelenggarakan pasar murah sehingga
harga-harga kebutuhan pokok bisa terjangkau oleh konsumen,
terutama masyarakat kurang mampu atau masyarakat miskin.Misalnya
pasar murah daging sapi, daging ayam, telur, gula, minyak goreng,
dan berbagai kebutuhan lainnya. Guna menahan laju kenaikan
harga.,Adanya program Operasi Pasar (OP), sehingga pemerintah
daerah dapat melakukan operasi pasar terutama operasi pasar untuk
beras jika harga beras melonjak tinggi dan sangat memberatkan
konsumen, Memperbaiki sarana dan prasarana transportasi agar
sistem produksi dan sistem distribusi pangan tidak terganggu sehingga
pasokan akan kebutuhan pokok tidak mengalami
pengurangan,Melakukan pengawasan yang intensif terhadap
pergerakan harga-harga barang.
5. Pengaruh Terhadap Daya Beli Masyarakat
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan
harga dapat dikatakan masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga
ini menjadi suatu masalah? Hal ini karena kenaikan harga dapat
mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk
pemerintah.
Jika dilihat dari segi konsumen, dengan adanya kenaikan harga maka
daya beli konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik.
Masalah daya beli konsumen berarti masalah kemampuan konsumen
dalam membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan yang
15
harganya mengalami kenaikan tersebut. Jadi jika suatu barang dan jasa
mengalami kenaikan pada harganya maka jumlah yang diminta terhadap
barang atau jasa tersebut akan menurun dengan asumsi faktor lain
dianggap tetap, ceteris paribus. Karena berkurangnya jumlah barang atau
jasa yang dibeli yang mengalami kenaikan harga maka kepuasan
konsumen terhadap barang atau jasa tersebut menjadi berkurang juga.
Contohnya, jika harga beras mengalami kenaikan maka konsumen yang
mengkonsumsi beras akan mengurangi pembelian terhadap beras
(walaupun elastisitasnya kecil) dan hal ini jelas sekali terjadi pada
masyarakat kebanyakan terutama pada masyarakat yang berpendapatan
rendah. Kasus yang ada adalah bahwa masyarakat tersebut mulai
mensiasatinya dengan nasi aking atau menambah ubi pengganti
kekurangan beras. Dalam hal ini secara riil sebenarnya kepuasan
konsumen telah menurun.
Begitu juga dengan efek kenaikan harga suatu bahan baku yang
mempengaruhi rentetan produk yang dihasilkan selanjutnya. Misalnya
terjadi kenaikan harga kedelai maka harga tahu dan tempe akan
mengalami kenaikan. Sehingga para pecinta tahu dan tempe akan
dirugikan. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga merugikan
konsumen.
Dari segi produsen, maka produsen akandirugikan jika terjadi
kenaikan harga. Kenaikan harga ini mempengaruhi pendapatan produsen
dan turut mempengaruhi kesejahteraan produsen. Contohnya, jika terjadi
kenaikan harga kedelai, maka para penjual kedelai akan siap dirugikan
karena permintaan terhadap kedelai menurun. Karena konsumen akan
16
membeli produk subtitusi atau mengurangi pembelian kedelai dan
mengalihkannya pada yang lain.
Begitu juga dengan produk rentetan dari bahan kedelai. Misalnya
produsen tahu dan tempe, pedagang gorengan tahu dan tempe, pasti
akan mengalami efek kerugian akibat kenaikan harga kedelai. Jumlah
konsumen akan mengalami penurunan. Sedangkan konsumen merupakan
kunci dari bertahan dan berkembangnya suatu bisnis.
6. Cara mengatasi kenaikan harga sembako
1. Menyeimbangkan Produksi dengan Kebutuhan
Upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu yang
lama ini dengan meningkatkan persediaan barang keperluan
sebanyak-banyaknya untuk menjamin kebutuhan yang akan datang
dengan cara saling mendahului di antara masyarakat untuk mencari
dan membeli barang kebutuhan terutama kebutuhan pokok. Hal ini
menyebabkan konsumsi dalam masyarakat menjadi meningkat pesat.
Meningkatnya konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan
persediaan untuk jangka waktu yang lama tidak seiring dengan
ketersediaan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Barang-
barang dibutuhkan masyarakat dapat diperoleh dipasar-pasar dengan
proses jual-beli.
Meningkatnya konsumsi masyarakat mengakibatkan barang
kebutuhan menjadi langka, cepat habis bahkan lenyap. Kelangkaan
barang kebutuhan di pasar-pasar mengakibatkan masyarakat panik.
Kepanikan masyarakat dalam memperoleh barang kebutuhan
mempengaruhi proses jual-beli di pasar-pasar. Masyarakat berusaha
17
secepatnya memperoleh barang kebutuhannya sementara pedagang di
pasar-pasar berusaha menyediakan barang kebutuhan masyarakat
secara lengkap dan sebanyak-banyaknya. Untuk menyediakan Barang-
barang kebutuhan masyarakat untuk dijual, pedagang-pedagang
berusaha memperoleh ketempat-tempat produksi barang kebutuhan
masyarakat. Produksi barang kebutuhan masyarakat terbatas
cenderung jumlah produksi barang tetap. Memaksa pedagang
memperoleh barang kebutuhan dari sesama pedagang yang masih
memiliki persediaan berapapun tinggi harga barang kebutuhan
masyarakat. Akibatnya harga barang kebutuhan masyarakat di pasar-
pasar menjadi bergejolak atau harga-harga naik. Dapat kita lihat bahwa
adanya peningkatan yang pesat dan cepat dalam masyarakat untuk
memperoleh barang kebutuhannya, adanya Kelangkaan penyediaan
barang-barang kebutuhan masyarakat di pasar-pasar.
Peristiwa kenaikan harga-harga barang sudah sering terjadi dan
berulang-ulang setiap tahunnya. Untuk mengatasi peristiwa kenaikan
harga-harga diperlukan Peranan penting sektor produksi barang
kebutuhan masyarakat, kepentingan sektor produksi adalah
meningkatkan jumlah produksi barang-barang kebutuhan masyarakat
pada saat terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat. Peranan sektor
produksi oleh perusahaan swasta maupun Perusahaan Negara harus
lebih tanggap terhadap peristiwa kenaikan harga-harga karena peristiwa
kenaikan harga-harga terjadi berulang-ulang setiap tahunnya. Namun
masih diperlukan juga peranan pemerintah dalam hal memonitor jumlah
konsumsi masyarakat dan jumlah barang kebutuhan masyarakat yang di
18
hasilkan oleh sektor produksi, menerbitkan kebijakan impor bila masih
kurang dalam penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan
mengawasi jalur distribusi barang supaya lancar sehingga Kenaikan
harga-harga barang kebutuhan masyarakat dapat terkendali.
2. Operasi Pasar
Guna menekan kenaikan harga kebutuhan pangan, pemerintah harus
meningkatkan volume operasi pasar terutama di daerah-daerah rawan
kenaikan harga. Operasi pasar ini perlu, untuk mencegah para spekulan
menaikkan harga semaunya. Tujuannya melindungi masyarakat,
supaya tidak terbebani kenaikan-kenaikan harga sembilan bahan pokok
(sembako). Operasi pasar disinyalir bisa menekan inflasi. Karena
kenaikan harga kebutuhan pokok biasa diikuti inflasi.
Seperti yang sering kita alami menjelang bulan Ramadhan,
beberapa harga bahan pokok sepertinya akan terus mengalami
kenaikan, seperti telur, ayam, dan terutama beras. Perubahan harga
kebutuhan pokok khususnya beras harus segera direspon oleh
pemerintah. Menjelang Ramadhan ini kebutuhan konsumtif masyarakat
semakin tinggi, bila tidak ada operasi pasar maka harga dikhawatirkan
akan terus melambung. Harga bahan pokok yang mengalami kenaikan
menjelang Ramadhan, menurut saya juga tidak terlepas dari pengusaha
dan distributor bahan pokok yang nakal yang melakukan aksi
penimbunan seperti yang saya ungkapkan di atas sebelumnya.
Bukannya ingin menuduh, tetapi dari yang sudah-sudah hal tersebut
telah sering terjadi di negeri yang kita cintai ini.
19
Peningkatan permintaan masyarakat dan keterbatasan stok
dijadikan alasan bagi mereka untuk menaikkan harga. Oleh sebab itu,
pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berikut jajarannya (dinas
terkait) wajib mewaspadai (bukan mencurigai) aksi penimbunan stok
bahan pokok tersebut. Tindakan seperti itu perlu dilakukan agar
ketersediaan serta harga sembako tidak melambung sehingga bisa
menimbulkan ketenangan masyarakat, khususnya yang akan menjalani
puasa.
3. Pegendalian Stok
Kenaikan harga pangan di dunia ternyata mempengaruhi harga
pangan di dalam negeri. Apalagi saat ini sepengetahuan saya
sebagian besar bahan pangan yang ada di pasar dalam negeri
diperoleh dari impor. Karena itu, menurut saya selama indonesia masih
tergantung pada pasokan pangan impor, kenaikan harga pangan dunia
yang dipastikan terus terjadi setiap tahunnya akan berujung pada
tambahan beban bagi masyarakat, ditambah lagi kebijakan pemerintah
yang menyerahkan pengadaan bahan pangan kepada mekanisme
pasar membuat harga barang kebutuhan pokok selalu mengalami
kenaikan. Khususnya setiap menjelang hari besar keagamaan seperti
puasa dan lebaran.
Seharusnya kebijakan perekonomian nasional lebih berpihak pada
kepentingan rakyat. Jangan semua dilepas kepada mekanisme pasar
tanpa ada kendali dari pemerintah. Selain itu, pemerintah juga harus
berani menindak tegas para pemain atau spekulan yang terbukti
memainkan harga di pasaran. Sejauh yang saya tahu, stok beras
20
nasional mayoritas dikendalikan oleh pihak swasta dan sisanya
dipegang pemerintah melalui Perum Bulog.
Bisa kita bayangkan, dengan dominasi pihak swasta sebagai
pengendali stok beras nasional, mereka bisa memainkan harga
dengan leluasa sehingga sampai kapan pun Bulog tidak akan sanggup
membeli gabah dari para petani kita. Ini karena harganya yang
memang melewati harga pembelian pemerintah.
Pemerintah bakal mengalami kesulitan mengendalikan kestabilan
harga bahan pangan maupun komoditas lainnya. Apalagi pasokan
bahan pangan itu sebagian besar memang telah dipegang swasta.
Kecuali ada kebijakan yang diubah mengenai harga pangan dari
pemerintah yang memang seharusnya dikendalikan sendiri.
B. Tinjauan Empiris
Pada penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang
digunakan sebagai referensi dalam penulisan yaitu,
No Peneliti Judul Metode Variabel Hasil
1. Fatmawati,2008;28
Analisisdampakkenaikanhargasembakoterhadappendapatanusahapengrajintahu skalakecil danrumahtangga(StudiKasus: Desa
Metode kualitatif Pendapatanusaha
Titik impas Analisis R/C
ratio Kenaikan
hargasembako
Analisis rasiopenerimaan danbiaya menyatakanbahwa usaha tahumasihmenguntungkan danmasih layak untukdijalankan danberdasarkan analisistitik impas untuktetap dapatmempertahankanusahanya dan tidakmengalami kerugian,pengrajin harus
21
bojongsempukecamatanparungkabupatenbogor)
meningkatkanvolume penjualandan penerimaan.
2. Chesy,2015
Analisistingkatkepuasankonsumenterhadapsembilanbahanpokok(Sembako)pada pasartradisional dipekan baru
MetodeKualitatif
Accidentalsampling
Tingkatkepentingan dankepuasankonsumen
Kepentingn dankepuasankonsumen padasembako dipasartradisional pekanbaru sangat baikwalaupun kadangmengalamikenaikan hargapada waktutertentu tapi tidakmengurangiminat konsumenuntukberbenlanja.
Fatmawaty (2009:28). Analisis Dampak Kenaikan harga Sembako
Terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu Skala Kecil dan Rumah tangga
(Studi Kasus: Desa Bojong Sempu,Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor),
adapun tujuan dari penelitian ini adalah Mengidentifikasi kenaikan harga
sembako di Desa Bojong Sempu, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor,
Menganalisis dampak kenaikan harga sembako terhadap keragaan industri
tahu dan pendapatan yang diterima pengrajin. Alat analisis yang dipakai
adalah Analisis Pendapatan Usaha, Analisis Titik Impas, Analisis R/C ratio,
Kenaikan harga sembako yang mencapai 62,94 persen berdampak pada
kemampuan pengrajin dalam produksi, diantaranya perubahan siklus
produksi, penurunan volume produksi, penurunan penggunaan faktor input,
peningkatan harga jual, penurunan penerimaan dan penurunan pendapatan
usaha. Analisis rasio penerimaan dan biaya menyatakan bahwa usaha tahu
22
masih menguntungkan dan masih layak untuk dijalankan dan berdasarkan
analisis titik impas untuk tetap dapat mempertahankan usahanya dan tidak
mengalami kerugian, pengrajin harus meningkatkan volume penjualan dan
meningkatkan penerimaan.
C. Kerangka Pikir
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan analisis harga – harga sembilan
bahan pokok (sembako) sehingga didapatkan kewajaran kenaikan harga
sembako dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat, maka dapat disusun
kerangka pikir sebagai berikut :
Kenaikan Harga SembilanBahan Pokok
Daya Beli Masyarakat
Upaya Peningkatan Daya BeliMasyarakat
Gambar 2.1Kerangka Fikir
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. metode
penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Dengan metode ini penulis mengharapkan dapat memperoleh
data yang akurat dan lengkap bedasarkan fakta yang ada dilapangan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berupa kata-kata dan bukan berupa angka-angka. Semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah dii teliti
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di kecamatan Bengo kabupaten Bone.
Sedangkan waktu penelitian diperkirakan selama kurang lebih dua bulan,
mulai bulan Juli – September 2018
C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini meliputi :
1. Data primer, yaitu informasi yang bersumber dari pengamatan langsung
kelokasi penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan unsur
pemerintah (pemerintah kecamatan ) dan unsur masyarakat
2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari dokumentasi atau study
kepustakaan untuk melengkapi data-data primer.
24
24
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian
ini menggunakan dua metode yaitu:
1. Penelitian pustaka (Library Research), adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara membaca atau mempelajari buku-buku literature lainnya yang
erat hubungannya dengan judul yang diajukan dengan masalah yang diteliti.
Dalam hal ini metode yang dipergunakan sebagai berikut:
a. Kutipan langsung yaitu mengutip suatu karangan tanpa mengubah
redaksinya.
b. Kutipan tidak langsung yaitu mengutip suatu karangan dengan bahasa
atau redaksi tanpa mengubah maksud dan pengertian yang ada.
2. Penelitian lapangan (field research), adalah mengumpulkan data melalui
penelitian lapangan dengan menggunkan metode yang telah di tentukan.
Untuk memperoleh informan dari lapangan biasanya dilakukan dengan cara
key person yang digunakan apabila peneliti sudah mengetahui atau
memahami informan awal tentang objek penelitian maupun informan
penelitian. Karena peneliti sudah mengetahui informan awal tentang objek
penelitian. Cara untuk mendapatkan data informan dengan menggunakan key
person yaitu dengan melalui dua tahap yaitu:
a. Observasi, dilakukan dalam bentuk pengamatan secara langsung pada
objek penelitian sehubungan dengan pengumpulan data yang diperlukan.
b. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
terhadap responden yang di kerjakan secara sistematik dan berlandaskan
kepada tujuan penelitian.
25
E. Instrumen Penelitian
Instrument wawancara
Wawancara atau interview merupakan tekhnik pengumpulan data untuk
mendapatkan keterangan lisan melalui tanya jawab dan berhadapan
langsung dengan orang yang dapat memberikan keterangan. dalam
penelitian ini yang menjadi tokoh kunci (key person) adalah: pedagang,
anggota masyarakat.
F. Tekhnik Analisis Data
Seluruh data yang telah di kumpulkan dalam penelitian, baik melalui
penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan di analisis dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu mengadakan analisis data secara
induktif dan bersifat deskriptif dengan mengungkapkan fakta (menguraikan data)
yang ada di lapangan, untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang
di bahas dalam penelitian serta di kembangkan berdasarkan teori yang ada.
Proses analisis data penelitian ini di mulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah
di tulis dalam catatan lapangan, dokumen-dokumen pribadi, dokumen resmi dan
sebagainya. Metode penelitian ini dimaksudkan bahwa data yang di perlukan
dalam penelitian ini bersifat kualitatif karena untuk menemukan apa yang di
inginkan oleh penulis pengelolaan data selanjutnya diinterprestasikan dalam
bentuk konsep yang dapat mendukung objek pembahasan dengan menarik
seluruh kesimpulan
Mengelolah data tersebut digunakan cara berfikir dengan analisis
induktif, yang merupakan metode analisis terhadap data yang berupa penarikan
26
kesimpulan berdasarkan keadaan yang khusus diperlukan secara umum.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif, dan
berlansung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.
Ukuran kejenuhan dapat di tandai apabila tidak di perolehnya lagi data atau
informasi baru. Dalam analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, serta
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pengumpulan data juga dilakukan secara
terus-menerus melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1. Gambaran Umum Kabupaten Bone Keadaan Geografis.
a. Letak Dan Luas Wilayah
Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten di pesisir timur
Propinsi Sulawesi selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota
Makassar.Mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan kearah
utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 4̊13’-120040’ Bujur Timur
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa
c. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros,Pangkep, dan Barru
Luas wilayah Kabupaten Bone seluruhnya berjumlah kurang
lebih4.559,00 Km2. Bone terdiri atas 27 (dua puluh tujuh) kecamatan yang
diperinci menjadi 333 (tiga ratus tiga puluh tiga) desa dan 39 (tiga puluh
sembilan) kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak 888 (delapan ratus delapan
puluh delapan) dan lingkungan sebanyak 121 (seratus dua puluh satu). Adapun
berikut merupakan Peta wilayah Kabupaten Bone :
28
28
Gambar 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Bone Menurut Kecamatan
Sumber Gambar : BPS Kabupaten Bone
Adapun luas wilayah Kabupaten Bone Wilayah dirinci menurut kecamatan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Bone
NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS (KM2) PERSENTASE(%)
1
2
3
4
5
Bontocani
Kahu
Kajuara
Salomekko
Tonra
11
20
18
8
11
463,35
189,50
124,13
84,91
200,13
10,16
4,16
2,72
7,55
5,78
29
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Patimpeng
Libureng
Mare
Sibulue
Cina
Barebbo
Ponre
Lappariaja
Lamuru
Tellu Limpoe
Bengo
Ulaweng
Palakka
Awangpone
Tellu Siattinge
Amali
Ajangngale
Dua BoccoE
Cenrana
Tanete Riattang Barat
Tanete Riattang
Tanete Riattang Timur
10
20
18
20
12
18
9
9
12
11
9
15
15
18
17
15
14
22
16
8
8
8
130,47
344,25
263,50
155,80
147,50
114,20
293,00
138,00
208,00
318,10
164,00
161,67
115,32
110,70
159,30
119,13
139,00
144,90
143,60
53,68
23,79
48,88
3,42
3,24
2,50
6,43
3,03
4,56
6,98
3,03
4,56
6,98
3,60
3,55
2,53
2,43
3,49
2,61
3,05
3,18
3,15
1,18
0,52
1,07
30
Jumlah 4559,00 100Sumber : Bone dalam angka tahun 2017
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui kecamatan yang memiliki
wilayah terluas dan tersempit. Kecamatan yang terluas adalah kecamatan
Bontocani dengan luas 463,35 km2 dengan persentase 10,6 %, sedangkan yang
tersempit adalah kecamatan Tanete Riattang dengan luas wilayah 0,52 km2
dengan persentase 0,52 %.
b. Keadaan Alam dan Iklim
Secara umum keadaan permukaan alam Kabupaten Bone bervariasi
mulai dari landai, bergelombang hingga curam.Daerah landai dijumpai sepanjang
pantai dan bagian Utara, sementara di bagian Barat dan Selatan umumnya
bergelombang hingga curam.Adapun jenis tanah di daerah ini didominasi tanah
Mediteran. Daerah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang bervariasi
mulai dari 0 meter (tepi pantai) hingga lebih dari 1.000 meter dari permukaan
laut.Ketinggian daerah digolongkan sebagai berikut :
a. Ketinggian 0-25 meter seluas 81.925,2 Ha (17,97%)
b. Ketinggian 25-100 meter seluas 101.620 Ha (22,29%)
c. Ketinggian 100-250 meter seluas 202.237,2 Ha (44,36%)
d. Ketinggian 250-750 meter seluas 62.640,6 Ha (13,74%)
e. Ketinggian 750 meter keatas seluas 40.080 Ha (13,76%)
f. Ketinggian 1000 meter keatas seluas 6.900 Ha (1,52%)
31
Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim
sedang.Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur
berkisar 260C – 430C.Pada periode April-September, bertiup angin timur yang
membawa hujan.Sebaliknya pada Bulan Oktober-Maret bertiup Angin Barat, saat
dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah
yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu:
Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti
wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Rata rata curah hujan
tahunan di wilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata<1.750 mm;1750-2000 mm;
2000-2500 mm dan 2500-3000 mm.
Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat juga pegunungan dan perbukitan
yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai.Disekitarnya terdapat lembah
yang cukup dalam.Kondisi sungai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90
buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali
sungai yang cukup besar, seperti Sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling,
Bulubulu,Salomekko, Tobunne dan Sungai Lekoballo.
c. Letak dan Geografis
Kabupaten bone adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi
selatan Indonesia. Kabupaten bone terdiri dari 27 kecamatan. Kabupaten
Bone adalah salah satu Daerah otonom di provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Watampone.Kabupaten ini
terletak 174 km ke arah timur Kota Makassar, berada pada posisi 4°13'- 5°6'
LS dan antara 119°42'-120°30' BT. Wilayah Kabupaten Bone termasuk
daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95%-99%
dengan temperatur berkisar 26 °C – 34 °C.
32
Gambar 4.2 Letak dan Geografis
Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang.
Kelembaban udara berkisar antara 95%-99% dengan temperatur berkisar 26 °C
– 34 °C. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga
wilayah peralihan, yaitu: Kecamatan Bontocani dan kecamatan Libureng yang
sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi wilayah timur. Rata-rata
33
curah hujan tahunan di wilayah Bone bervariasi, yaitu: rata-rata < 1.750 mm;
1750 – 2000 mm; 2000 – 2500 mm dan 2500 – 3000 mm.
Pada wilayah Kabupatan Bone terdapat juga pengunungan dan
perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai. Disekitarnya terdapat
lembah yang cukup dalam. Kondisinya sebagian ada yang berair pada musim
hujan yang berjumlah sekitar 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian
mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti sungai
Walenae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulubulu, Salomekko, Tobunne.
Tabel 4.2Luas Kabupaten Bone Berdasarkan Kecamatan
KECAMATAN LUAS AREA (KM2) PERSENTASE (%)BONTO CANI 463,35 10,16KAHU 189,50 4,16KAJUARA 124,13 2,72SALOMEKKO 84,91 1,86TONRA 200,32 4,39PATIMPENG 130,47 2,86LIBURENG 344,25 7,55MARE 263,50 5,78SIBULUE 155,80 3,42CINA 147,50 3,24BAREBBO 114,20 2,5PONRE 293,00 6,43LAPPARIAJA 138,00 3,03LAMURU 208,00 4,56TELLU LIMPOE 318,10 6,98BENGO 164,00 3,6ULAWENG 161,67 3,55PALAKKA 115,32 2,53AWANGPONE 110,70 2,43TELLU SIATTINGE 159,30 3,49AMALI 119,13 2,61AJANGALE 139,00 3,05DUA BOCCOE 144,90 3,18CENRANA 143,60 3,15
34
Sumber : Kabupaten Bone Dalam Angka, 2018
d. Pemerintahan dan kependudukan Kabupaten Bone
Kabupaten bone terdiri atas 27 kecamatan yang diperinci menjadi
331 desa dan 41 kelurahan dengan jumlah dusun sebanyak 1.110 dan
lingkungan sebanyak. Kabupaten bone merupakan salah satu kabupaten
dipesisir timur provinsi Sulawesi selatan.
Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari
pembangunan sebagaimana tentang dalam GBHN. Pembangunan yang
dilaksanakan adalah dalam rangka membentuk manusia Indonesia. Untuk itu
pemerintah telah melaksanakan berbagai usaha dalam rangka memecahkan
masalah kependudukan seperti program keluarga berencana yang terbukti dapat
menekan laju pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk kabupaten bone tahun
2018. 863.654,jiwa terdiri dari 422,818 jiwa laki-laki dan 441,236 jiwa perempuan.
Jumlah penduduk terbesar terletak dikecamatan tanete riattang sebanyak 48,532
jiwa,sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat dikecamatan tonra sebanyak
12.830 jiwa.
Adapun sasaran yang ingin dicapai Dikabupaten Bone didominasi
sector pertanian, khususnya sub sektor pertanian tanaman dan pangan.
Pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan diarahkan untuk
meningkatkan produksi padi,palawija dan holtikoltura. Peningkatan produksi padi
T.R BARAT 53,68 1,18TANETE RIATTANG 23,79 0,52T. R TIMUR 48,88 1,07JUMLAH 4.559.00 100
35
dilakukakan melalui program dalam bentuk bentuk insus dab inmum serta
ditunjang dengan percetakan sawah baru dan peralatan yang memadai.
Secara umum perekonomian daerah kabupaten bone di dominasi
sektor pertanian, khususnya sub sektor pertanian tanaman dan pangan
selanjutnya sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan dan sub sector
perikanan. Luas panen tanaman padi di kabupaten bone akhir tahun 2017
sebesar 141.931 hektar sedangkan produksinya tercatat 832.507 gabah kering
giling.
e. Keadaan Demografi
Adapun Keadaan Demografi Kabupoten Bone Akan diuraikan Sebagai
berikut :
1. Penduduk
Kondisi kependudukan di kabupaten Bone berdasarkan jumlah
penduduk berdasarkan Kecamatan dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan Dan JenisKelamin
No Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Bontocani
Kahu
Kajuara
Salomekko
Tonra
Patimpeng
Libureng
7.511
16.604
14.934
6.397
5.292
6.862
8.170
19.514
17.299
7.500
6.342
7.902
15.681
36.118
32.233
13.897
11.634
14.764
36
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Mare
Sibulue
Cina
Barebbo
Ponre
Lappariaja
Lamuru
Tellu Limpoe
Bengo
Ulaweng
Palakka
Awangpone
Tellu Siattinge
Amali
Ajangngale
Dua BoccoE
Cenrana
Tanete Riattang Barat
Tanete Riattang
Tanete Riattang Timur
13.943
11.007
13.700
11.542
11.387
6.153
10.504
11.594
6.196
12.251
11.971
9.632
12.883
19.151
9.839
12.937
13.799
11.509
15.425
12.513
17.157
13.668
14.035
6.977
12.115
13.737
6.921
13.999
14.330
11.995
16.347
23.284
12.400
16.158
17.733
13.459
29.368
23.520
30.857
25.210
25.422
13.130
22.619
25.331
13.117
26.250
26.301
21.627
29.230
42.435
22.239
29.095
31.532
24.968
37
17.416
19.857
17.853
20.178
23.936
19.899
37.594
43.793
37.752
JUMLAH 322.724 382.993 705.717
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah penduduk dikabupaten tahun
2010 sebanyak 705.717 jiwa yang terdiri dari laki-laki 322.724 jiwa dan
perempuan 382.993 jiwa dengan rasio jenis kelamin 84,26. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam seratus perempuan terdapat 84 penduduk laki-laki. Adapun jumlah
penduduk terbesar berada di kecamatan Tanete Riattang sebanyak 43.793 jiwa.
Sedangkan Jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan Tonra sebanyak
11.643 jiwa.
Berdasarkan data BPS 2010 Kepadatan penduduk yang terjadi
Kabupaten Bone tahun 2008 rata rata 155 jiwa/km² .Kepadatan penduduk
terbesar berada di kecamatan Tanete Riattang dengan 1.841 jiwa/km² dan
terkecil berada di kecamatan Bontocani sebesar 34 jiwa/km². Rata-rata
kepadatan penduduk terkecil tersebut berada di daerah pegunungan.
2. Sosial Budaya dan Agama
Dimasa lalu, Kabupaten Bone merupakan pusat kebudayaan bugis yang
maju terutama dibidang perdagangan dan kelautan, ditandai dengan adanya jalur
pelayaran dan perdagangan lintas nusantara bahkan lintas benua.Masyarakat
dengan budaya wiraswasta yang kental telah banyak yang menjadi “pedagang”
yang sukses baik di dalam maupun di luar Sulawesi.
Adapun kehidupan sosial budaya dan agama yang berkembang dalam
masyarakat Kabupaten Bone di uraikan sebagai berikut :
Tabel 4.4. Keadaan Sosial Budaya Dan Agama
38
No Variabel Jumlah
1.
2.
3.
4
5
6
Penduduk
- Islam- Protestan- Katolik- Hindu- Budha
Tempat Ibadah
- Mesjid/Mushallah- Gereja Kristen- Gereja Katolik- Pura- Vihara
Puskesmas Induk
Puskesmas Pembantu
Rumah sakit
Balai Pengobatan
694.828
2.944
541
596
565
1.175
2
1
1
-
36
65
2
107
Sumber data : BPS Kabupaten Bone
Dari gambaran diatas keadaan keagaaman dalam masyarakat
kabupaten Bone bahwa pemeluk agama terbesar adalah Islam sebanyak
39
694.828 orang (99,34%), disusul Protestan sebanyak 2.944 orang ( 0,41%),
Katolik 541 orang (0,08%), Hindu 596 orang ( 0,09%) dan Budha sebanyak 565
orang (0,08%). Dalam hal mengamalkan ibadahnya kemudian didukung oleh
tempat ibadah diantaranya 1.175 Mesjid/mushallah, 3 gereja,dan 1 pura.
Sektor Kesehatan merupakan bagian penting dan diharapkan dapat
menghasilkan derajat kesehatan yang lebih tinggi dan memungkinkan setiap
orang hidup proaktif secara sosial maupun ekonomis. Pembangunan Bidang
kesehatan tentunya sangat diharapkan meningkat lebih luas utamanya dalam hal
pelayanan kesehatan. Dalam tahun 2010 sarana pelayanan kesehatan tersedia
berupa rumah sakitar sebanyak 2 buah, Puskesmas Induk dan pembantu
sebanyak 101 unit, Adapun tenaga kesehatan yang ada sebanyak 61 Orang
dokter praktek, 136 bidan Desa. Adapun Jumlah Apotik dan toko obat sebanyak
56 Buah.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten Bone
Visi dan Misi
Adapun visi dan misi dinas pendidikan kabupaten bone adalah sebagi
berikut :
1. Visi
“ Terwujudnya Pendidikan Yang Bermutu Dan Terjangkau Dalam
Satu Keatuan Budaya “
2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka diupayakan perwujudan
melalui misi sebagai berikut :
40
a. Menciptakan pelayanan pendidikan yang merata, berkeadilan,
terjangkaudari aspek sasaran, biaya, dan kesempatan.
b. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu sesuai
denga standar Operasional, standar pelayanan minimal ( SPM ), dan
berorientasi pada standar nasional pendidikan ( SNP ).
c. Mewujudkan penyelenggaraan muatan lokal pada satuan pendidikan
yang mengarah pada pelestarian nilai-nilai moral dan budaya.
d. mengoptimalkan kegiatan monitoring, evaluasi dan supervisi
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar pada satuan
pendidikan.
e. meningkatkan managemen Dinas Pendidikan, Unit pelaksana
tekhnis pendidikan kecamatan dan sekolah dengan menerapkan
standar pelayanan minimal.
f. Memberikan pelayanan terhadap penyelenggaraan pendidikan
formal, non formal, dan in formal.
g. memberikan pembinaan dan pengembangan kreatifitas di sekolah
sekolah pada bidang seni dan budaya
4. Struktur Organisasi Dan Kepegawaian
Semua susunan struktur Dinas Pendidikan Kabupaten Bone dibuat
berdasarkan Peraturan Daerah dengan Nomor 53 Tahun 2008 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bone.
Adapun struktur Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan,
yakni sebagai berikut :
a. Kepala Dinas Pendidikan
b. Sekretarsi Dinas Pendidikan
41
c. Kelompok Jabatan Fungsional
d. Sub Bagian Umum
e. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
f. Sub Bagian Kepegawaian
g. Bidang Program Dan Kebudayaan
h. Seksi Program
i. Seksi Data dan Informasi
j. Seksi Pendidikan Kebudayaan
k. Bidang TK, RA, dan SD
l. Seksi Kurikulum TK, RA, dan SD
m. Seksi Tenaga Tekhnis TK, RA, dan SD
n. Seksi Sarana dan Prasana TK, RA, dan SD
o. Bidang SMP/MTs
p. Seksi Kurikulum SMP/MTs
q. Seksi Tenaga Tekhnis SMP/MTs
r. Seksi Sarana dan Prasarana SMP/MTs
s. Bidang SMA/MA/SMK
t. Seksi Kurikulum SMA/MA/SMK
u. Seksi Tenaga Tekhnis SMA/MA/SMK
v. Seksi Sarana dan Prasana SMA/MA/SMK
w. Bidang Pendidikan Luar Sekolah
x. Seksi Pendidikan Pemuda Dan Olahraga
y. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini
z. Seksi Kesetaraan
aa. UPTD
42
Adapun susunan kepegawaian dalam lingkup Dinas Pendidikan
berdasarkan Nama dan jabatannya adalah sebagai berikut dalam bentuk tabel
NO NAMA JABATAN
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Drs. H Taswin Arifin
Drs. H Bustan Ramli , M.Si
Drs. Haidar, M.Si
Dahri, SH
A. Nurlaela, S.Pd
Drs. Ibrahim Yukkas, M.Si
Ir. M Risaluddin
Sudirman, S.Sos
A. Nilawati
Drs. H.A Ishanda, M.Si
Hj. Aisyah Panca
Abd. Rasyid
Hj. Nurmiati. P, S.Sos
Drs. Anwar
H.A Muh Anas, SH, SPd, M.Si
Dra Hj. A Darniati, M.Si
Drs Nurhayati
Drs Nursalam, M.Pd
Dra. St Rahmah , M.Pd
A. St Parlina , AM, SH
Suradi , S.Pd
Drs. Hj. Riani Bakri, M.Si
Kepala Dinas Pendidikan
Sekretaris
Sub Bagian Umum
Sub Bagian Keuangan DanPerlengkapan
Sub Bagian Kepegawaian
Ka. Bid Program Dan Kebudayaan
Seksi Program
Seksi Data dan Infokom
Seksi Pendidikan Kebudayaan
Ka. Bid TK/RA/SD/MI
Seksi Kurikulum
Seksi Tenaga Tekhnis
Seksi Sarana dan Prasarana
Ka. Bid SMP/Mts
Seksi Kurikulum
Seksi Tenaga Tekhnis
Seksi Sarana dan Prasarana
Ka. Bid SMA/MA/SMK
Seksi Kurikulum
Seksi Tenaga Tekhnis
Seksi Sarana dan Prasarana
Ka. Bid Pendidikan Luar Sekolah
43
23
24
25
Drs. H syarifuddin, M.Si
Drs. H.M Ridwan, M.Pd
Hj. Taswina Arifin
Seksi Pendidikan Pemuda DanOlahraga
Seksi pendidikan Anak Usia Dini
Seksi Kesetaraan
Sumber Dinas Pendidikan Kabupaten Bone
Tugas Pokok Dan Fungsi
Sesuai dengan Perda no.15 tahun 2008 tentang susunan dan tata kerja
dinas pendidikan kabupaten Bone, maka tuga pokok dan fungsi untuk semua
struktur dalam lingkup dinas pendidikan Kabupaten Bone. Untuk menjalankan
tugas pokok tersebut struktur yang ada dalam organisasi Dinas pendidikan
Kabupaten Bone mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Kepala Dinas mempunyai tugas :
a. Menetapkan program kerja dinas pendidikan berdasarakan rencana
kegiatan masing masing sub bidang dan rencana kegaiatan bagian
sekretariat;
b. Membuat rumusan kebijakan tekhnis bidang pendidikan berdasarkan
kewenangan yang ada;
c. Memberikan pelayanan perijinan di bidang;
d. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat sesuai bidang
tugasnya;
2. Sekretaris Dinas Pendidikan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan urusan surat menyurat, rumah tangga, dan memberikan
penerangan, pelaksanaan kegiatan di lingkungan dinas pendidikan;
b. Melaksanakan urusan keuangan dan perlengkapan di lingkungan dinas;
44
c. Melaksanakan urusan mutasi, kenaikan pangkat dan gaji berkala
lingkungan dinas;
d. Pengadaan buku pelajaran modul pendidikan untuk TK/RA, SD/MI,
SMP/Mts, SMA/MA/SMK dan PLS
e. Menyusun program kerja sekretariat sebagai bahan program kerja dinas
pendidikan berdasarkan rencana kegiatan masing masing sub bagian;
f. sarana dan prasarana kecamatan Bengo
1. sarana keagamaan
mengingat masyarakat Kecamatan Bengo adalah 100% pemeluk
Agama Islam maka tempat ibadah terdiri dari setiap Dusun .
kondisi masyarakat di Kecamatn Bengo dari segi spiritual
terbilang sangat baik meskipun profesinya sebagian besar adalah petani
tidak menyurutkan semangatnya dalam menjalankan ibadah shalat lima
waktu dimesjid secara berjamaah dan jenis kegiatan ibadah lainnya.
Kesibukan masyarakat di Kecamatan Ulujangang dalam mencari nafkah
terbilang tinggi dan termasuk masyarakat dengan karakter pekerja
keras, namun karena kesadaran akan pentingnya ibadah maka tidak
lantas pekerjaan dikebun dinomor satukan.
Dari beberapa sarana dan prasarana yang disebutkan diatas
maka masyarakat dapat melakukan kegiatan keagamaan dengan baik
seperti halnya dengan memperingati hari-hari besar Islam.
2. Sarana kesehatan
Tabel 4.5 Sarana Kesehatan
No Jenis sarana kesehatan Jumlah sarana kesehatan
45
1 Puskesmas 1 unit
2 Posyandu 8
3 Pustu 8
Sumber: profil kecamatan Bengo 2017
salah seorang warga Desa Tungke, yaitu andi Mattaliu
“dulu jika ada orang yang sedang sakit maka ditandukedaerah yang bisa diakses mobil, tapi sekarang sudahberbeda karena sudah banyak tenaga medis (wawncara DM10 april 2018)
Melihat dari penuturan warga tersebut diatas menunjukkan
dibidang pelayanan kesehatan sudah ada kemajuan, masyarakat idak
perlu lagi susah payah pergi ke Desa lain untuk memriksakan
kesehatannya karena di Desa pun saat ini sudah ada bidan tetap yang
tinggal di posyandu. merata.
1. Sarana olahraga
Kegiatan olahraga belakangan ini cukup aktif karena di dukung
oleh fasilitas yang memadai seperti sarana olahraga yang terdapat pada
tabel berikut:
Tabel 4.6 Sarana Olahraga Disetiap Desa
No Jenis sarana olahraga
1 Lapangan sepak bola
2 Lapangan bola volley
3 Lapangan sepak takraw
46
4 Meja tenis
Sarana yang tersedia ini sangat menjanjikan untuk kemajuan
olahraga, didukung dengan minat masyarakat untuk berolahraga sangat
tinggi. Bukan hanya itu ada lapangan sepak bola di Melihat dari
penuturan warga tersebut diatas menunjukkan dibidang pelayanan
kesehatan sudah ada kemajuan, masyarakat idak perlu lagi susah
payah pergi ke sapaya untuk memriksakan kesehatannya karena di
Desa pun saat ini sudah ada bidan tetap yang tinggal di posyandu.
Ditambah lagi dengan program pelayanan kesehatan gratis oleh
Pemerintah Kabupaten Gowa maka diharapkan seluruh masyarakat
dapat menikmati pelayanan kesehatan secara merata.
2. Sarana olahraga
Kegiatan olahraga di Desa Kecamatan Bengo belakangan ini
cukup aktif karena di dukung oleh fasilitas yang memadai seperti sarana
olahraga yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Sarana Olahraga
No Jenis sarana olahraga Jumlah sarana olahraga
1 Lapangan sepak bola 1
2 Lapangan bola volley 1
3 Lapangan sepak takraw 1
4 Meja tenis 1
47
Sarana yang tersedia ini sangat menjanjikan untuk kemajuan
olahraga, didukung dengan minat masyarakat untuk berolahraga sangat
tinggi. Bukan hanya itu ada lapangan sepak bola di Desa Ulujangang
terkadang membawa keuntungan tersendiri bagi masyarakat Ulujangang
khususnya yang berprofesi sebagai penjual, hal ini terjadi karena
turnamen sepak bola antar Kecamatan sering dilaksanakan di Desa
Ulujangang seperti pada perayaan 17 agustus. Sehingga ini bisa
membawa keuntungan bagi masyarakat secara tidak langsung
meningkatkan pendapatan masyarakat yang mau kreatif memanfaatkan
moment tersebut.
3. Sarana Perhubungan
Tabel 4.8. Sarana Perhubungan
No Jenis sarana perhubungan Jumlah sarana perhubungan
1 Jalan Dusun 4 buah
2 Jalan Desa 2 Buah
3 Jembatan 8 buah
4. Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi terbilang cukup mendukung karena jaringan
telepon seluler cukup memadai juga didukung oleh unit telepon umum.
Hanya saja sarana telepon umum jarang dimanfaatkan oleh masyarakat
semenjak adanya telepon seluler yang sudah populer di masyarakat
48
terkadang membawa keuntungan tersendiri bagi masyarakat
khususnya yang berprofesi sebagai penjual, hal ini terjadi karena
turnamen sepak bola antar Kecamatan sering dilaksanakan seperti pada
perayaan 17 agustus. Sehingga ini bisa membawa keuntungan bagi
masyarakat secara tidak langsung meningkatkan pendapatan
masyarakat yang mau kreatif memanfaatkan moment tersebut.
5. Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi terbilang cukup mendukung karena jaringan
telepon seluler cukup memadai juga didukung oleh unit telepon umum.
Hanya saja sarana telepon umum jarang dimanfaatkan oleh
masyarakat semenjak adanya telepon seluler yang sudah populer di
masyarakat
6. Jenis sembilan bahan pokok
a. Beras
b. Gula pasir
c. Minyak goreng dan mentega
d. Daging
e. Telur
f. Susu
g. Jagung
h. Minyak tanah
49
Apakah kenaikan harga Sembilan bahan pokok (sembako)
berpengaruh terhadap daya beli masyarakat di Kecamatan Bengo
Kabupaten Bone
Kenaikan sembilan bahan pokok sangat berpengaruh terhadap daya
beli masyarakat. Dari hasil wawancara oleh beberapa warga salah
satunya dari ibu ira yang menyatakan bahwa:
Kami masyarakat petani keuangannya sangat terbatas apalagi sekarang BBM naik yang secara otomatismempengaruhi harga komoditi dipasar
Dari pemaparan ibu ira diatas yang menyatakan bahwa keuangannya
sangat terbatas serta harga BBM sudah mulai naik sehingga ditakutkan
harga komoditi pun ikut terlampau mahal. Sama halnya yang dirasakan
oleh bapak Amiruddin yang berprofesi sebagai tukan bangunan,
menyatakan bahwa
Gaji setiap hari saya bekeerja sebagai tukang itu masihsangat kurang apalagi ia memiliki 3 orang anak yang masihdibiayai apa lagi dipasar lippujangnge harga sembakosangat tinggi
Lain halnya dengan pernyataan ibu ani yang mengatakan bahwa
Dengan melihat kenaikan harga bahan pokok maka kitaharus belajar cara untuk mengatur kebutuhan danpengeluaran dengan sebaik mungkin supaya semuatercukupi
Saat peneliti melakukan wawancara langsung dengan ibu fifi dengan
pertanyaan apakah kenaikan harga sembako berpengaruh terhadap
kesejahteraan msyarakat
50
Kenaikan harga sembako jelas sangat berampak padakesejahteraan masyarakat karena uang yang seharusnyamenjadi tabungan itu malah dipakai untuk membeli barangkebutuhan sehari-hari sehingga kita masyarakat yanghanya bekerja sebagai petani harus mencari pekerjaansampingan untuk memenuhi kebutuhan.
Demikian pernyataan dari ibu fifi yang bekerja sebagai seorang petani
jagung. Lain halnya dengan yang dikatakan oleh bapak husain bahwa
Saya ini bekerja sebagai seorang sopir penghasilan sayaperhari itu maksimal seratus ribu tetapi istri saya membukawarung sehingga bisa menambah penghasilan, karenasaya juga tidak memiliki anak jadi belum ada yang sayabiayai. Sebagaian masyarakat memang sangat kesulitandengan kenaikan harga sembako dipasar apa lagi yangmemiliki dua sampai tiga orang anak yang masihditanggung kebutuhannya oleh orang tua dan pastipengeluarannya dua kali lipat dari yang tidak memiliki anakseperti saya ini.
Pernyataan berbeda dipaparkan oleh bapak Husain yang pekerjaan sehari
harinya sebagai seorang sopir. Tetapi saat ditanya apakah masyarakat tetap
membeli sembako meskipun harganya tinggi maka pak Husain mmaparkan
bahwa
Tentu kami masayarakat akan tetap membeli sembakomeskipun harganya mahal karena ini adalah kebutuhanpokok jadi semahal apapun itu pasti kami tetapmembelinya meskipun kami harus mengutang duludiwarung warung, tetapi ketika kita punya hutang ituartinya penghasilan besok akan dipakai lagi membayarhutang sehingga sebagian masyarakat menutupi utangdengan utang jadi bagaimana bisa menabung kalau begitu
51
Pendapat dari ibu lia tidak jauh berbeda dengan yang lainnya, meskipun
dalam satu keluarganya semua bekeerja tetapi beliau juga msih merasakan
dampak dari kenaikan harga
Berdasarkan hasil wawancara oleh ibu lia, bahwa kenaikanharga sembako sangat mununjangi pada daya belimasyarakat karena, pendapatan saya sekeluarga hanyapaspasan sementara harga bahan-bahan terus melonjak ,biasanya dlu kalau saya kepasar bawa uang seratus ribukeranjang saya agak berat tapi sekakarang sudah berbedasementara kami ini bukan pegawai yang digaji tiap bulan
B. Upaya pemerintah Kecamatan untuk meningkatkan daya beli
masyarakat
1. program pemberdayaan masyarakat petani
Selain program pemberdayaan masyarakat petani jagung, kedelai
dan cokelat yang ditujukan oleh Pemerintah Tingginya kebutuhan
masyarakat terhadap komodity dipasar serta harga yang semakin hari
semakin meningkat membuat pemerintah membentuk program tersebut.
Dari program ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
menambah penghasilan sehingga daya beli semakin meningkat
a. Anggota gabungan pemberdayaan masyarakat petani
1. Kelompok tani Bontoberu
Ketua : Muh Satte
Sekretaris : Mattaliu
Bendahara : Hamsyar
Anggota :
1. H. Upa 11. Hadi
2. Sanu 12. Co’go
3. H. Jumalang 13. Kumi’
4. raseng 14. saria
52
5. H. Yusuf 15. gassing
6. Agus salim 16. Ruppa
7. Subuhan 17. paldiansya
8. Arif 18. Rajab
9. H. Rahini 19. Hamid
10. Nasen 20. Se’leng
b. Kelompok Tani Gantarang
Ketua : haruna
Sekretaris : sudirman sambe
Bendahara : Lallo
Anggota
1. Sahabuddin 11. mustari
2. Tompok 12. Sala’
3. Sudirman S 13. Sambe
4. Muksin 14. Jumakking
5. Sanuddin 15. Mangngu
6. Masing 16. Rinang
7. Lasing 17. Jidu
8. Raja 18. Sakri
9. Sirajudding 19. Mahmuddin
10. Mustakim 20. Razak
c. Kelompok Tani Baliangang
Ketua : Dolla
53
Sekretaris : Sudding
Bendahara : H. Muh Amin
Anggota :
1. Ni’na 12. Simpung
2. Makka 13. Ma;re
3. Gassing HM 14. sanrai
4. Liwang 15. simpung
5. Mustapa 16. H. Mallimpo
6. Nompo’ 17. H. Sido
7. Sunggu 18. H. Sattumang
8. Gassing 19. mustari
9. Sudirman 20. Rusli
10. Cemang 21. Jamaludding
11. Habodding
Susunan pengurus kelompok pemberdayaan petani di
kecamatan bengo kabupaten yaitu maksimalnya dalam satu kelompok
terdiri dari 25 orang/kelompok dan dilengkapi masing-masing pengurus
harian
2. Visi dan misi pemberdayaan petani
a. Visi pemberdayaan petani di Keamatan Bengo adalah pusat
pelayanan usaha tani pedesaan seperti budidaya, modal, pasar dan
pengelolaan hasil kelompok tani kecamatan Bengo
b. Misi pemberdayaan petani Keamatan Bengo adalah menjaga
kualitas kelembagaan, jasa, modal dan pemasaran bagi anggotanya
54
dalam pengelolaan usaha tani yang efesien, efektif dan
berkelanjutan.
3. Dalam rangka mencapai tujuannya pemberdayaan petani berperan
sebagai
a. Motor penggerak ekonomi Pedesaan
b. Ujung tombak pelaksanaan system ekonomi keadilan
c. Penghubung antara kaum berada dan kaum lemah
d. Sarana pendidikan non formal untuk mewujudkan prinsip hidup
yang berkah, perbuatan baik melalui komunikasi yang terbuka untuk
keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan
4. Dalam rangka mencapai tujuannya, pemberdayaan petani berfungsi
untuk;
a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengelolah dan pengurus
menjadi lebih profesional dan amanah
b. Mengorganisir dan memobilisasi dana masyarakat sehingga
bermanfaat secara optimal untuk kepentingan masyarakat banyak
c. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk
anggota
d. Mengembangkan kesempatan kerja
e. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi
sosial masyarakat
5. Tujuan pemberdayaan petani kecamatan Bengo
Mendaya gunakan potensi sumberdaya lain, dan sumberdaya
modal untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota-
55
anggota melalui pengembangan usaha skala ekonomi dan
berorientase pasar
Program pemberdayaan bagi kelompok tani di dirasakan oleh
masyarakat kecamatan Bengo yang tergabung dalam pemberdayaan
petani Barugaya sebagai sebuah kegiatan positif. Hal ini sebagaimana
diutarakan oleh salah satu anggota pemberdayaan petani yaitu Daeng
Usman, menurutnya program yang ditujukan bagi kelompok tani ini
memiliki nilai positif dalam berbagai hal, diantaranya masyarakat
menjadi lebih tahu mengenai berbagai hal yang mendukung
keberhasilan usaha tani dari bantuan bibit yang diberikan Pemerintah
serta hasil panen juga lebih meningkat.
Program pemberdayaan kelompok tani atau di kecamatan
Bengo yang meliputi Dua Desa yakni Desa Samaenre dan Desa
Tungke, serta beberapa kelompok tani dari masing-masing Desa
sejauh ini terbilang bagus meskipun masih ada yang masih
membutuhkan bimbingan dalam pemanfaatan lahan dan bercocok
tanam. meningkat, ini ditegaskan oleh Muksin Maulana selaku Kepala
Desa Tungke mengatakan bahwa
Kondisi kesejahteraan sebagian masyarakat Desa Tungkamengalami peningkatan setelah terbentuknya gabungankelompok tani. Salah satu programnya adalah pengadaanbibit padi/jagung unggulan dari lembaga pemberdayaanyang bisa panen dua kali panen dalam kurung waktu 13bulan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelum adanyabantuan kelompok, karena bibit padi yang digunakanadalah bibit padi biasa dari hasil panen petani itu sendiri.Terkecuali tanaman jagung tidak semua petani berhasilkarena banyaknya hama pengganggu seperti hama babimisalnya, tanaman jagung akan habis kalau petani tidakbetul-betul serius dalam melakukan penjagaan (wawancara9 februari 2019)
56
Lain Halnya yang dikatakan Andi Kasim :
“semenjak dibentuknya pemberdayaan petani sampai saatini saya suda merasakan manfaatnya karena saya sudahbisa berbagi meskipun hanya sedikit dan hutan pun sudahbisa dibayar (wawancara 2019)
2. Program kewirausahaan bagi masyarakat
Program penyuluhan berupa peningkatan pengetahuan
keterampilan dan sikap dilakukan guna mengakomodir masalah
sumber daya manusia yang rendah guna menigkatkan kemampuan
mereka berhubungan dengan permasalahan kewirausahaan dibidang
industri kursi dan lemari. Penyuluhan tersebut berhubungan dengan
bagaimana cara manajemen keuangan industri yang terpisah dengan
keuangan rumah tangga. Sehingga dengan adanya penyuluhan ini
diharapkan masyarakat dapat mengelolah keuangannya secara baik,
manajemen produksi yang berhubungan dengan bagaimana
memproduksi sebuah produk yang dapat diterima pasar dan sesuai
dengan standar pasar.
Kepala Kecamatan Bengo mengungkapkan bahwa
“untuk sementara ini metode penyuluhan yang dilakukanpemerintah Desa baru sebatas door to door artinya pemerintahlebih melakukan pendekatan dengan para pengrajin tersebutdalam artian penyuluhan dapat lebuh efektif. Kedepan kamiberencana akan mengemas dalam bentuk dialog namun itu barurencana karena masih banyak program kemasyarakatan yangkami susun untuk kepentingan masyarakat” (wawncara tanggal 12maret 2019)
Adanya penyuluhan tersebut masyarakat diajak untuk mengerti
tentang bagaimana pengelolaan manajemen berwirausaha dengan baik.
Tujuan dari program penyuluhan adalah upaya penyadaran bagi pengrajin
57
men genai berbagai masalah yang dihadapinya, dengan kata lain program
penyuluhan tersebut sebuah proses penyadaran dan alternatif bagi usaha
peningkatan ekonomi masyarakat pengrajin kursi dan lemari. Sebab menurut
penulis bahwa usaha untuk mencapai kesejahteraan adalah adanya
kesadaran berwirausaha secara benar yang diperoleh melalui penambahan
wawasan.
Program penyuluhan kewirausahaan ini memang direspon positif oleh
Daeng ngansa selaku pengrajin kursi dan H. Hasan selaku pengrajin lemari.
Saat ditemui oleh penulis Hamsah mengatakan bahwa
Dulu pada saat membuat kursi saya sangat kesulitan denganbahan baku pembuatan seperti kayu dan juga karet sehingga sayaterkadang saya memanfaatkan bahan-bahan bekas dan kadangmemasukkan kardus-kardus didalam sofa yang saya buat supayalebih kuat sedikit, tetapi kalau saya memanfaatkan barang-barangseperti itu masyarakat juga selalu menawar kursi/sofa denganharga yang murah karena katanya cepat rusak (wawancara DaengNgansa 1 april 2019)
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan H, Hasan saat ditemui aleh
penulis beliau juga merasakan kesulitan karena terkadang lemari yang ia jual
tak kunjung laku
Dulu biasa ada lemari tidak laku karena orang menawar denganharga yang murah pada hal harga itu dibawa harga modal. Karenapembuatan lemari itu bahan-bahannya mahal jadi harga juga ikutnaik.
Kedua pernyataan diatas oleh ansa dan H. Hasan sama-sama memiliki
ansa mengatakan bahwa ia sering memanfaatkan bahan-bahan bekas untuk
pembuatan kursinya kendala lain juga ditemukan oleh H. Hasan yakni
terkadang lemarinya tidak laku karena orang selalu menawar dengan harga
58
dibawa modal pembuatannya tetapi dengan adanya program penyuluhan dari
pemerintah setempat kesulitan itu sedikit demi sedikit hilang.
Menurut pemaparan dari Ibu Suri bahwa di Desa lain memangsudah ada program yang dibentuk pemerintah hanya sajamemang belum merata karena di Desa saya ini belum ada ataumungkin masih diusahakan oleh Pemerintah sebab di KecamatanBengo ini ada 9 Desa yang harus dipikirkan oleh PemerintahKecamatan
Dari pemaparan Ibu Suri diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa upaya
uyang dilakukan Pemerintah ini belum ada pemertaan disetiap Desa hanya Desa
tertentu saja yang mendapat bantuan. Dilain sisi saat penulis melakukan
wawancara oleh Pemerintah Kecamatan terkait Pemerataan ini, menurutnya
Memang pihak Pemerintah Kecamatan Bengo tidak bisamenjalankan program ini sekaligus di sembilan Desa karena kami pihakPemerintah juga menilai dari bawah mana Desa yang paling tertinggalitulah yang kami prioritaskan terlebih dahulu karena ini berkaitan denganmasalah daya beli
Masyarakat sehingga dengan adanya bantuan seperti bibit jagung dan padiyang akan dikelolah oleh masyarakat yang kurang mampu itu akanmemperoleh hasil panen yang bisa dijual, karena selama ini yangdikeluhkan oleh masyaarakat adalah harga bibit yang mahal sehinggaharus berhutang dulu baru bisa beli itupun setelah panen baru bayar jadiuang yang seharusnya dipake untuk membeli kebutuhan itu malah dipakailagi bayar hutang.
3. Program Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Bumdes jenis renting yang dimanfaatkan oleh beberapa orang yang
memiliki keahlian Bumdes menjalankan bisnis penyewaan untuk melayani
kebutuhan masyarakat setempat dan sekaligus untuk memperoleh
pendapatan Desa. Jenis usaha ini berupa pemanfaatan Traktordan perkakas
pesta
Awal berdirinya BUMD ini terkadang masih memberatkan masyarakat
sebagaimana bapak salewa mengatakan.
59
Awal berdirinya Bumdes ini terkadang masih memberatkanmasyarakat karena masih ada pungutan biaya bantuan olehkepala Desa misalnya biaya penyewaan dan masalahnya lagiuntuk pengadaan traktor ini terbatas dan hanya satu atau duaorang saja yang bisa memanfaatkan
Seiring dengan berjalannya waktu penggunaan traktor ini memberikan
banyak manfaat bagi masyarakat karena awalnya masyarakat terkendala
pada saat hendak menggarap sawah karena masih memanfaatkan tenaga
hewan yaitu sapi yang memakan waktu cukup lama dibandingkan
penggunaan traktor karena waktu yang digunakan lebih singkat.
Seperti yang telah disampaikan oleh Nurmi Bahwa setelah suamisaya bekerja menggarap sawah orang menggunakan traktor makakehidupan kamipun semakin baik karena kami juga sudah bisamembangu rumah batu karena dulunya rumah kami hanyalaharumah yang terbuat dari kayu itupun jika hujan turun gentengnyabiasa bocor
Dari hasil penelitian diatas daeng Nurmi juga sudah merasakan
manfaat dari BUMdes tuturnya bahwa informan juga sudah bangun rumah
batu karena usaha dan kerja kerasnya bersama dengan suaminya karena
suaminya juga memanfaatkan waktu yang ada dengan bekerja bangunan
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan Kepala Desa Ulujangang yang
mengatakan bahwa
BUM jenis renting berupa traktor ini memang diperuntukkan olehmasyarakat yang memiliki keahlian untuk mengoperasikannyauntuk menambah pendapatan sehingga akan mandiri dikemudianhari yang secara otomatis mengurangi daftar KK yang tergolongmiskin. Bukan hanya traktor saja yang dimanfaatkan tetapi adajuga perkakas pesta yang bisa dimanfaatkan sehinggamasyarakat tidak perlu lagi menyewa perkakas dari luar pada saatada pesta. Karena jika menyewa dari luar maka harga perkakaspasti mahal (wawancara Kepala Desa 2 april 2019)
Demikian wawancara oleh salah satu kepala Desa yang ada di
Kecamatan Bengo mengatakan bahwa traktor memang untuk masyarakat
untuk menambah pendapatan dengan tujuan mengurangi jumlah KK yang
60
tergolong miskin. Pernyataan lain juga dikemukakan oleh Kepala Dusun
Barugaya mengatakan bahwa
Kalau traktor memang sering dimanfaatkan oleh masyarakatsekitar berbeda dengan perkakas pesta karena jarangji ada orangmengadakan pesta apa lagi pada saat musim hujanji tetapi,memang besarji juga manfaatnya karena kalau difiki-fikir kalaumenyewa itu sangat mahal apalagi kalau ada barang-barang yangrusak pasti akan diminta ganti rugi
Tidak jauh berbeda dengan yang dikatan oleh ibu Mardiyah saat
diwawancarai oleh penulis tentang perkakas pesta beliau mengatakan bahwa
saya sangat terbantu sekali dengan adanya perkakas yangdisediakan oleh pemerintah karena saya sering mengadakanacara kecil-kecilan dan biasa meminjam barang-barang tetanggatapi kalau dikembalikan itu ribet karena saya meminjamdibanayak tempat, tetapi sekarang sudah berbeda karena sayasuda bisa memanfaatkan perkakas dari pemerintah
ketiga pernyataan diatas baik dari pemerintah maupun masyarakat itu
sejalan karena memang tujuan pemerintah membuat program ini tak lain dan
tak bukan hanya untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan yang
dikatakan oleh Bapak Kepala Desa diatas bahwa tujuannya untuk mengurangi
daftar KK yang tergolong miskin
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemerintah kecamatan Bengo
dalam Upaya peningkatan daya beli masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dilapangan
terdapat beberapa faktor pendukung dan penghanbat dari jalannya peningkatan
kesejahteraan masyarakat kecamatan Bengo adalah:
1. Faktor pendukung
Pelaksanaan program yang berbasis peningkatan ekonomi masyarakat
kecamatan Bengo yang dikemas dalam bentuk penyuluhan berupa
61
peningkatan pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat yang bergerak
dibidangnya masing-masing adalah suatu bentuk kepedulian dan keseriusan
Pemerintah Desa untuk membangun masyarakatnya agar lebih maju dan
mempunyai semangat atau daya saing yang tinggi. Tentunya dalam
pelaksanaan program-program tersebut harus mendapat apresisasi dari
berbagai pihak, baik dari pihak Pemerintah itu sendiri sebagai pelaksana
maupun dari pihak masyarakat sebagai sasaran. Terkait dengan pelaksanaan
pemberdayaan dan penyuluhan kelompok tani serta pembuat gula merah
yang didatangkan oleh pemerintah kecamatan Bengo, saat ini terbilang lancar
karena di sebabkan oleh beberapa faktor pendukung diantaranya adalah:
a. Program pemerintah mendapat respon positif dari masyarakat meskipun
dalam pelaksanaan tersebut masih terdapat kekurangan,
b. Pemerintah kecamatan mempunyai kerja sama yang baik dengan pihak
swasta dalam hal pemasaran produk pertanian dan memberdayaan
masyarakat.
c. Sudah banyak kendaraan pengangkut hasil produksi pertanian sehingga
tidak perlu meminta bantuan dari Desa lain
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dilapangan, dari berbagai
upaya pemerintah kecamatan Bengo dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di kecamatan Bengo di dukung oleh beberapa faktor diantaranya
masyarakat yang menjadi sasaran merasa hal ini adalah sesuatu yang baru
baginya sehingga antusias dan rasa ingintahunya tinngi. Menyadari hal ini
penting bagi perkembangan ekonomi usaha dan ekonomi keluarganya.
Kepala kecamatan Bengo Muksim Maulana mengungkapkan bahwa
Upaya yang dilakukan pihak pemerintah direspon dengan baikoleh masyarakat sehingga ini berjalan dengan lancar meskipun di
62
dalamnya masih ada kendala namun ia berharap bahwa kegiatanatau program ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
2. Faktor penghambat
Upaya pemerintah dalam meningkatkandaya beli masyarakat
masyarakat merupakan salah satu program dalam rangka mempercepat
penanggulangan kemiskinan dan memperkuat proses pemberdayaan
masyarakat serta mengupayakan terjadinya keseimbangan dan
kesinambungan proses sosial ekonomi masyarakat yang didukung oleh
tersedianya anggaran.
Namun demikian, pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di
Desa Ulujangang tidak terlepas dari kendala dan hambatan. Diantaranya:
a. tekanan dari masyarakat yang masih terinveksi oleh virus politik pemilihan
Kepala Desa
b. faktor infrastruktur jalan yang masih rusak yang apabila musim hujan tiba
maka ada beberapa ruas jalan menjadi licin dan berlumpur
c. pendidikan masyarakat petani hanya sampai pada tingkat sekolah Dasar
(SD), bahkan ada pula yang tidak tamat SD.
d. Sebagian masyarakat kurang memiliki kesadaran untuk ikut berpartisipasi
dalam setiap program yang di laksanakan oleh Pemerintah.
Selebihnya Saharudding selaku sekretaris kecamatan Bengo mengatakan
kendala seperti ini memang sering terjadi dimasyarakat Pedesaannamun kami sudah koordinasikan kepada Pak Desa mengenai halini dan kami nilai ini sebagai acuan bagi kami untuk bekerja lebihbaik lagi dimasa yang akan datang.
Karakter masyarakat yang berbeda-beda merupakan salah satu kendala
yang juga sering muncul dalam kehidupan masyarakat tak terkecuali dalam
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan dan
63
penyuluhan, namun kerja keras dan semangat perubahan Pemerintah
kecamatan Bengo mampu melalui itu dengan tekat kemajuan masyarakat adalah
prioritas pertama dan utama.
Saat peneliti melakukan wawancara pada Pemerintah setempat tentang
pemberdayaan petani. Pemerintah mengatakan bahwa
Upaya pemberdayaan ini dilakukan guna untuk membantumasyarakat dengan memberikan bibit padi dan jagung yang selamaini masyarakat menganggap bahwa harganya sangat tingggisehingga dengan adanya bantuan ini diharapkan agar masyarakatdapat mengolah dengan baik sehingga akan mendapatkan hasilyang lebih baik pula dan secara otomatis ketika produksimasyarakat misalnya jagung atau padi meningkat maka dayabelinyapun meningkat.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. kenaikan harga Sembilan bahan pokok (sembako) berpengaruh terhadap
daya beli masyarakat di Kecamatan Bengo Kabupaten Bone dari
pernyataan masyarakat di Kecamatan Bengo Kabupaten Bone
2. upaya Pemerintah setempat untuk meningkatkan daya beli masyarakat di
Kecamatan Bengo Kabupaten Bone yaitu melalui program pemberdayaan
petani seperti pengadaan bibit jagung gan padi
3. Faktor pendukung,Program pemerintah mendapat respon positif dari
masyarakat meskipun dalam pelaksanaan tersebut masih terdapat
kekurangan, Pemerintah kecamatan mempunyai kerja sama yang baik
dengan pihak swasta dalam hal pemasaran produk pertanian dan
memberdayaan masyarakat.
4. Faktor penghambat, faktor infrastruktur jalan yang masih rusak yang
apabila musim hujan tiba maka ada beberapa ruas jalan menjadi licin dan
berlumpur.
65
B. Saran
1. Lebih meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam bertani, serta
membantu pengadaan lahan untuk digunakan masyaarkat bertani.
2. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan pihak swasta dalam hal
pemasaran produk pertanian dan pemberdayaan masyarakat, agar
meratanya kebutuhan sembilan bahan pokok yang dibutuhkan
masyarakat.
66
DAFTAR PUSTAKA
Ritonga, Abdulrahman. 1987. “Statistika Terapan Untuk Penelitian”. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siegel, Sidney. 1992. “SatistikNonparametrik”. Jakarta : PT Gramedia PustakaUtama.
Sudjana. 2002. “Metode Statistika”. Bandung :Tarsito.
Heni, Agnes, Triyuliana. “Panduan Praktis Pengolahan Data Statistik”.Yogyakarta: Penerbit Andi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan dan Badan Pusat Statistik(BPS) Kabupaten Bone.
Muslich,prof, july 2008. Perlindungan konsumen. Yokyakarta Data Media
Dwiasuti, R. A Shinta, dan R, Iskandar. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen. UB Press.Malang
Yuliwidy, 2004, perekonomian Indonesia, masaalah dan kebijakan dampakkenaikan BBM), online. Jogjakarta
Koler. P, 2000. Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Pernhalondo
Siswanto, A, 2001, Kebijakan Pemerintah. Semarang: Gramedia
Wahyu A, 2007. Ekonomi jilid 1. Jakarta : erlangganews Kemendag.go.id
Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah sembako .Jogjakarta: UII Press. Online
Sadono sukirno, pengantar teori ikro eknomi, (jakarta: PT RajagGrafindo persada2000)
Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada TeoriEkonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 102
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Al-Fabeta, 2005), hlm. 92
65
67
LAMPIRAN
68
PEDOMAN WAWANCARA
A. PEMERINTAH
1. Apa saja program pemerintah dalam upaya meningkatkan daya beli
masyarakat?,
2. Bagaimana Bapak melihat kondisi masyarakat sekarang?
3. Menurut bapak, bagaimana respon masyarakat terhadap program yang
pemerintah jalankan saat ini
4. Apakah Ada Upaya Khusus Yang Pemerintah Lakukan Untuk Masyarakat
Yang Kurang Mampu?
B. MASYARAKAT
1. Apakah kenaikan harga Sembako berpengaruh terhadap daya beli
masyarakat?
2. Bagaimana pendapat anda dengan harga kebutuhan pokok dipasar ini?
3. Berapa banyak pendapatan masyarakat Kecamatan Bengo perbulannya
4. Bagaimana pendapat anda dengan program pemerintah di Desa ini ?
5. Apakah ada subsidi dari pemerintah untuk Masyarakat kurang mampu
yang ada di Kecamatan Bengo
6. Sudah berapa lama Ibu merasakan dampak kenaikan harga sembilan
bahan pokok?
7. Apakah kenaikan harga Sembako berpengaruh terhadap daya beli
masyarakat?
8. Berapa banyak pendapatan masyarakat Kecamatan Bengo perbulannya
9. Bagaimana pendapat anda dengan program pemerintah di Desa ini
69
10. Apakah ada subsidi dari pemerintah untuk Masyarakat kurang mampu
yang ada di Kecamatan Bengo
70
NO DAFTAR INFORMAN JABATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Muchsim Maulana
Saharuddin
Mahmudin
H. Amin
Bahar Hr
Muh. Satte
Arif
Ibrahim
Dg. Kombong
Salewa
Nurmi
Sudirman
Mattaliu
Mardiyah
Dg Raiyon
Dg Basodding
H. Hasan
Ansa
Bapak Camat
Sekretaris Desa
Kepala Dusun Gantarang
Kepala Dusun Baliangang
Kepala Dusun Bontoberu
Anggota Kelompok Tani
Anggota Kelompok Tani/Bumdes
Tokoh Masyarakat
Ibu Rumah Tangga
Aparat Desa
Ibu Rumah Tangga
Mahasiswa
anggota kelompok
Ibu Rumah Tagga
Pembuat Gula Merah
Pembuat Gula Merah
Pembuat Lemari
Pengrajin Kursi
71
RIWAYAT HIDUP
Puspitayanti. Lahir di Bulukumba pada
tanggal 23 Agustus 1995 dari pasangan
suami istri Amiruddin dan Dewati. Peneliti
adalah anak ke Pertama dari Dua
bersaudara yang bertempat tinggal di
Kabupaten Bulukumba, Kecamatan Rilau-
Ale Desa Swatani, Dusun Balo.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh
penulis yaitu SDN 97 Sampeang lulus di
tahun 2007 di tahun yang sama penulis melanjutkan ke jenjang sekolah
SMP Negeri 03 Kajang pada tahun 2010. Pada tahun 2011 penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA Negeri 3 Bulukumba lulus tahun
2014. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan perguruan tinggi dan
mengambil jurusan Ilmu Ekonomi Studi Dan Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah Makassar melalui
seleksi penerimaan mahasiswa baru lewat (SPMB). Sampai dengan
penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswi program
ilmu ekonomi studi pembangunan universitas muhammadiyah makassar.
Makassar, 09 Februari 2019
Puspitayanti
Top Related