JURNAL
PEMBERITAAN MEDIA ONLINE
(Analisis Framing Pemberitaan Kasus SMS Ancaman Hary Tanoesudibyo di Media Online Sindonews.com dan Mediaindonesia.com
Periode JuniJuli 2017)
Oleh:
ARIS SETIYOKO
D0213014
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2017
PEMBERITAAN MEDIA ONLINE
(Analisis Framing Pemberitaan Kasus Hukum SMS Ancaman Hary Tanoesudibyo di Media Online Sindonews.com dan Mediaindonesia.com Periode Bulan JuniJuli 2017)
Aris Setiyoko
Dwi Tiyanto
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstact
Aris Setiyoko. D0213014. SMS threat sent by Hary Tanoesoedibyo who had been legal processed be pro cons of various parties. There is a suspect it is criminalization, but some are of the opinion the case is indeed pure law. To learn more about how where this case is framed, then the author does an framing analysis.
This research uses the concept of Entmans framing analysis technique to two online media in Indonesia, namely Sindonews.com and Mediaindonesia.com in framing the proclamation about the case SMS Threat by Hary Tanoesoedibyo during the period of June-July 2017. Entman concept consists of four elements: Define Problems, Diagnose Causes, Make a moral Judgement dan Treatment Recommendation.
The proximity of the Sindonews.com to Hary Tanoesoedibyo and Mediaindonesia.com to Surya Paloh, opening the possibility of partiality in this case. The difference in this view can be seen through the proclamation of both media in the period June to July 2017.
Through the research results, be aware that Sindonews.com is very defended Hary Tanoe and Mediaindonesia tend to be neutral. It can be known that both media have different treatment recommendation. Sindonews.com more emphasis to stop these cases, while Mediaindonesia recommends to continue the case.
Keywords: Framing Analysis, Entman, Threat SMS, Hary Tanoesoedibyo
Pendahuluan
Seiring munculnya berbagai portal berita online, muncul juga kebingungan di masyarakat terkait konten yang netral dan faktual. Apalagi beberapa grup media dimiliki atau berhubungan erat dengan elit politik. Hal ini tentunya rawan disalahgunakan elit politik untuk meraih kekuasaan ataupun mengarahkan opini publik.
Tak jarang terjadi perbedaan pemberitaan dari beberapa media. Perbedaan pemberitaan ini terjadi karena peristiwa yang sama namun dikonstruksi berbeda oleh media yang disebut framing. (Eriyanto:2002)
Seperti kasus SMS ancaman yang baru-baru ini menimpa Hary Tanoesudibyo (HT) pemilik grup media MNC. Pada 15 Juni 2017, HT ditetapkan sebagai tersangka atas kasus SMS bernada ancaman kepada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus, Yulianto.
HT sendiri menolak jika isi SMS yang dia kirim merupakan sebuah ancaman. Ini SMS bukan ancaman. Yang dipermasalahkan di sini, mau memberantas oknum-oknum. Sifatnya kan jamak, bukan tunggal, jelasnya. (Detik.com, diakses pada 29 Juli 2017 pukul 18.21 WIB)
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana cara pandang wartawan dalam menyeleksi isu dan menulis berita . perspektif tersebut akhirnya menentukan fakta mana yang harus ada, bagian mana yang ditonjolkan atau bagian mana yang dihilangkan. (Nugroho, Eriyanto, Surdiasis dalam Sobur, 2012:162)
Penulis ingin menganalisis bagaimana framing pemberitaan kasus SMS ancaman Hary Tanoesudibyo oleh Sindonews.com dan Media Indonesia. Pemilihan Sindonews.com karena portal berita Online tersebut memiliki kedekatan dengan HT, yaitu sebagai pemilik. Sementara pemilihan Mediaindonesia.com karena media ini mempunyai kedekatan dengan Partai Nasdem yang notabene merupakan partai dari Jaksa Agung, H.M Prasetyo. Dengan kedekatan-kedekatan tersebut, penulis memiliki hipotesis bahwa Sindonews.com akan condong membela Hary Tanoe, sementara Mediaindonesia.com akan cenderung memojokkan HT.
Peneliti memilih periode JuniJuli 2017 karena pada periode tersebut mulai terlihat intensitas peningkatan jumlah pemberitaan tentang kasus ini. Pada periode tersebut berita tentang kasus SMS ancaman HT di Sindonews.com berjumlah 268 berita. Sementara di portal berita online Mediaindonesia.com pada periode yang sama, berita tentang kasus SMS ancaman HT berjumlah 26 berita.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pemberitaan Media Online (Analisis Framing Pemberitaan Kasus Hukum SMS Ancaman Hary Tanoesudibyo di Media Online Sindonews.com dan MediaIndonesia.com periode Juni Juli 2017)
Rumusan Masalah
Bagaimana elemen framing Entman Define Problems, Diagnose Causes, Make a Moral Judgement, dan Treatment Recommendation dari pemberitaan Kasus Hukum SMS Ancaman Hary Tanoesudibyo di Media Online Sindonews.com dan MediaIndonesia.com periode bulan Juni Juli 2017?
Landasan Teori
1. Komunikasi Politik
Komunikasi dan politik merupakan dua cabang ilmu yang berbeda, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu Communico yang artinya membagi, dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Menurut catatan Dance dan Larson dalam Milller, tahun 1976 sudah ada 126 definisi komunikasi (Cangara, 2014: 13)
Sementara politik sendiri berasal dari bahasa yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Ada empat turunan dari kata polis tersebut: (1) Polites yang berarti warga negara (2) Politikos yang berarti kewarganegaraan, kemudian (3) Politike Tehne yang berarti kemahiran politik, serta (4) Politike Epistime yang berarti ilmu politik (diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Politik, pada 31 Agustus 2017 pukul 11.36 WIB).
Dari definisi komunikasi dan politik di atas, beberapa ahli kemudian mencoba untuk mendekati pengertian dari komunikasi politik, McQuail mendefinisikan komunikasi politik sebagai semua proses penyampaian informasi, termasuk fakta, pendapat-pendapat, keyakinan dan seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang hal tersebut yang dilakukan oleh para partisipan dalam konteks kegiatan politik yang lebih bersifat melembaga (McQuail dalam Pawito, 2009: 2).
2. Komunikasi Massa
Menurut Little John, komunikasi massa adalah suatu proses dengan mana organisasi-organisasi media memproduksi dan mentransmisikan pesan-pesan kepada publik yang besar, melalui proses dimana pesan-pesan itu dicari, digunakan, dimengerti, dan dipengaruhi oleh audiens (Mursito, 2006: 93). Sementara itu fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (Ardianto & Komala, 2004), adalah pengawasan, penafsiran, keterkaitan, penyebaran nilai, dan hiburan.
3. Agenda Setting
Asumsi dasar teori ini adalah jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting (Bungin, 2003: 281).
Dalam mengkonstruksi realitas, media massa dapat memainkan perannya sebagai agenda setter seperti yang dijelaskan dalam teori agenda setting. Besarnya perhatian khalayak terhadap sebuah realitas tergantung kepada seberapa besar media-media tersebut meletakkan dan menonjolkan realitas tersebut.
4. Analisis Framing
Analisis framing merupakan versi terbaru dari analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media.Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Pada awalnya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisasi pandangan politik, kebijakan dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Kemudian, Goffman mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas (Sobur, 2004).
Menurut Sudibyo, analisis framing juga membuka peluang bagi implementasi konsep-konsep sosiologis, politik, dan kultural untuk diapresiasi dan dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politik, dan kultural yang melingkupinya (Sobur, 2004). Pada perkembangannya, konsep ini digunakan untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realitas oleh media (Hanson dalam Fauzi, 2007).
5. Media Online
Dalam perspektif studi komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori media baru (new media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke konten (isi/informasi) kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi real-time (Romli, 2012: 31).
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis framing dengan model analisis dari Robert Entman yang terbagi ke dalam empat elemen, yakni Define Prbolems, Diagnose Causes, Make a Moral Judgement, dan Treatment Recommendation. Sebagai data primer, peneliti menganalisis 18 teks dari sejumlah berita terkait kasus SMS ancaman Hary Tanoesoedibyo di Sindonews.com dan Mediaindonesia.com yang telah dikategorikan berdasarkan tema-tema tertentu.
Sajian dan Analisis Data
Tabel 1.
Ringkasan Analisis Pemberitaan Kasus SMS Ancaman
Hary Tanoesoedibjo di Sindonews.com
No.
Judul Berita
Define Problems
Diagnose Causes
Make Moral Judgement
Treatment Recommendation
1.
Motif Jaksa Agung Sebut HT Tersangka Patut Dipertanyakan
Kecurigaan adanya motif politik dan kriminalisasi.
Jaksa Agung HM Prasetyo
Komentar Jaksa Agung cenderung tendensius
HT sama sekali tidak bersalah
Kader Partai Perindo kawal kasus HT
2.
Polri Tegaskan Kasus SMS Masih Proses Penyelidikan
HT masih berstatus saksi terlapor bukan tersangka
Belum dilakukan gelar perkara
Jaksa Agung tendensius, politis, dan melampaui kewenangan
3.
Jaksa Agung Diminta Jangan Campur Masalah Politik dengan Hukum
Jaksa Agung campurkan masalah politik dengan hukum
Penetapan tersangka HT
Jaksa Agung itu mantan politisi
4.
Pakar Hukum Tata Negara: Jaksa Yulianto Langgar Sumpah Sebagai Pelayan
Pelaporan Yulianto terhadap HT ke Polisi sebuah kesalahan
SMS HT merupakan aspirasi
Jaksa Yulianto langgar sumpah
Abaikan laporan Yulianto
5.
Pakar Sosiolinguistik: Isi SMS Hary Tanoe Tak Masuk Kategori Ancaman
SMS HT bukan ancaman
SMS HT bukan komisif terikat
HT tidak melanggar hukum
6.
SMS Hary Tanoe Diproses, Pakar Hukum Heran
SMS HT tidak seharusnya diproses
Tidak ada unsur ancaman dalam SMS HT
SMS HT bermaksud baik
Ada agenda terselubung
Bobroknya pengakan hukum
Dibicarakan baik-baik
7.
Pelaporan SMS Hary Tanoe Dinilai Lebih karena Faktor Emosi
Yulianto diduga hanya tersinggung
Tidak ada unsur ancaman
SMS HT Sopan
Momentum kriminalisasi HT
8.
Kasus SMS Hary Tanoe Over Kriminalisasi dan Politisasi
Hary Tanoe alami over kriminalisasi dan politisasi
SMS HT merupakan aspirasi
HT memiliki posisi politik yang bagus
Rakyat memiliki hak bicara
Jaksa Yulianto melanggar aturan
9.
Tolak Kriminalisasi HT, Ratusan Kader Perindo Bekasi Bentuk Petisi Berdarah
Perindo bekasi lawan kriminalisasi HT dengan petisi berdarah
HT dikriminalisasi
Yulianto menyalahgunakan kekuasaan
Jaksa Agung telah gagal
Pembunuhan Karakter
Membentuk tim Ad Hock
10.
Terkait SMS Hary Tanoe, Fadli Zon Sebut Hukum Diperalat Kepentingan
Kasus SMS Hary Tanoe bukan suatu kasus
Hukum diperalat kepentingan
SMS HT pemikiran biasa SMS HT pemikiran biasa
Penetapan tersangka HT janggal
Hentikan kasus SMS HT
Sumber: Penulis
Framing Sindonews.com
Dari kesepuluh berita di atas, Sindonews.com melihat bahwa Hary Tanoesoedibjo sama sekali tidak bersalah atas kasus yang dituduhkan kepadanya. Sindonews justru memframing adanya kriminilasasi terhadap Hary Tanoesoedibjo yang dilakukan oleh Jaksa Agung dan Jaksa Yulianto.
Sindonews.com sangat terlihat berada di pihak Hary Tanoesoedibjo. Selain itu portal berita milik Hary Tanoesoedibjo ini juga memilih narasumber dari pakar-pakar, pejabat negara hingga tokoh masyarakat yang kesemuanya menganggap HT tidak bersalah.
Tabel 2.
Ringkasan Hasil Pemberitaan Kasus SMS Ancaman Hary Tanoesoedibjo di Sindonews.com
No.
Judul Berita
Define Problems
Diagnose Causes
Make Moral Judgement
Treatment Recommendation
1.
Hary Tanoe Diperiksa Terkait SMS Gelap
Pemeriksaan HT oleh Bareskrim terkait SMS ancaman yang dikirimnya
Pengiriman SMS bernada Ancaman
HT mengancam
2.
Bareskrim Periksa Jaksa Yulianto soal Kasus SMS Hary Tanoe
Pemeriksaan Jaksa Yulianto bentuk perkembangan kasus SMS ancaman
SMS Ancaman Hary Tanoe
Yulianto korban SMS ancaman
Patuhi proses hukum yang sedang berjalan.
3.
Jaksa Agung Sebut Hary Tanoe Tersangka Kasus SMS Ancaman
Penyebutan HT sebagai tersangka sesuai SPDP
SPDP (Surat Perintah Dimulainya Penyidikan)
HT memang mengancam
4.
Status Tersangka Hary Tanoe sudah Jelas
Tidak ada bias informasi tentang status HT
Sanggahan Bareskrim tentang status tersangka HT
Bareskrim hanya tidak secara jelas membenarkan status tersangka HT
Bareskrim harus meluruskan status HT sebenarnya
5.
Polri Bantah Penetapan Tersangka Hary Tanoe Bermuatan Politik
Penetapan HT sebagai tersangka sesuai proses hukum yang berlaku
Tuduhan Kubu HT
Polri bekerja dengan profesional.
Lanjutkan proses hukum
6.
Hary Tanoe Abaikan Panggilan Polisi
Tidak hadirnya HT pada pemeriksaan oleh pihak Kepolisian
Urusan mendesak HT
HT abai terhadap proses hukumnya
Panggilan kedua untuk HT
7.
Hary Tanoe Optimistis Praperadilannya Dikabulkan
Pihak HT yakin menang
Adanya kejanggalan
Sebuah perlawanan
8.
Hakim Tolak Gugatan Hary Tanoe
Penetapan HT sebagai tersangka sah
Penetapan tersangka sesuai prosedur
Polisi sudah melakukan hal yang benar
Percepat berkas perkara Hary Tanoe
Sumber: Penulis
Framing Mediaindonesia.com
Mediaindonesia.com dalam memberitakan kasus yang menjerat Hary Tanoesoedibjo cenderung bersikap netral. Walaupun ada beberapa berita yang terkesan menyerang HT secara judul maupun isi (Hary Tanoe Diperiksa Terkait SMS Gelap; Hary Tanoe Abaikan Panggilan Polisi), namun Media Indonesia masih menghadirkan sudut pandang dari pihak HT dalam beberapa judul dan isi berita.
Media Indonesia juga lebih banyak memberitakan berita jenis hardnews daripada opini, namun demikian dalam pemberitaan ini Media Indonesia melihat HT sebagai pihak yang bersalah secara konsisten.
Frame Kasus SMS Ancaman HT di Sindonews.com dan Mediaindonesia.com
Sebagai media yang memiliki kedekatan dengan tokoh politik, kemungkinan adanya keberpihakan pada pandangan, orang, organisasi tertentu pastilah ada. Seperti halnya Sindonews.com yang memiliki kedekatan dengan Hary Tanoesoedibyo (Perindo) dan Mediaindonesia.com yang memiliki kedekatan dengan Surya Paloh (Nasdem) . Isi pemberitaan media yang seharusnya netral tidak berpihak justru akhirnya menjadi alat politik untuk menggiring opini publik. Hal inilah yang terlihat dari pemberitaan dari kedua media ini dalam kasus SMS ancaman Hary Tanoesoedibjo.
a. Perbedaan Framing antara Sindonews.com dan Mediaindonesia.com
1) Define problems
Setelah melakukan analisis terhadap 10 berita Sindonews.com dan 8 berita Mediaindonesia.com tentang Kasus SMS HT, define problems yang dapat dilihat adalah:
a) Sindonews.com melihat kasus SMS HT merupakan kriminalisasi, HT dianggap tidak bersalah atas SMS yang ia kirimkan kepada jaksa Yulianto, SMS tersebut hanyalah umpan untuk menyeret HT ke kasus hukum. Hal ini dapat terlihat dari judul-judul berita yang dipilih Sindonews.com seperti Prof Romli: Kasus SMS Hary Tanoe Over Kriminalisasi dan Politisasi dan Tolak Kriminalisasi HT, Ratusan Kader Perindo Bekasi Bentuk Petisi Berdarah.
Pandangan tentang kriminalisasi ini juga terlihat dalam beberapa kutipan narasumber seperti dari Ricky Margono, Karena ada potensi pelanggaran hukum, ada potensi penyelendupan hukum di sini, apalagi Pak HT adalah marwah Partai Perindo, akan kami kawal.
b) Sementara Mediaindonesia.com melihat kasus ini merupakan murni hukum. Media Indonesia dalam pemberitaan kasus ini kebanyakan memilih narasumber dari penegak hukum seperti kejaksaan dan kepolisian. Media Indonesia tidak mencoba melawan dengan opini para pakar seperti yang dilakukan Sindonews.com. Media Indonesia juga mengakomodasi sudut pandang dari pihak HT, seperti dalam pemberitaan Kubu Hary Tanoe Optimistis Praperadilannya Dikabulkan
2) Diagnose Causes
Dari 10 dan 8 berita Sindonews serta Media Indonesia, masing-masing portal berita tersebut menyajikan penyebab dan atau aktor masalah yang berbeda.
a) Pendefinisian masalah adanya kriminalisisi oleh Sindonews adalah karena tidak adanya unsur ancaman dalam SMS yang dikirimkan HT. Argumen tidak adanya unsur ancaman dalam SMS HT diperkuat dengan berita yang narasumbernya terdiri dari para pakar, baik dari pakar hukum pidana hingga pakar bahasa. Sementara itu, Sindonews juga menyebutkan Jaksa Agung merupakan aktor dari permasalahan ini. Jaksa Agung merupakan kader dari partai Nasional Demokrat (Nasdem) sebelum diangkat oleh Presiden Jokowi. Hal inilah yang mendasari adanya unsur kriminalisasi untuk menggembosi Partai Perindo secara hukum melalui kewenangan Jaksa Agung yang notabene mantan kader Nasdem.
b) Sementara Media Indonesia sendiri melihat bahwa penyebab dari masalah di atas memang karena Hary Tanoe mengirim SMS ancaman kepada Yulianto. Ancaman ini diduga sebagai bentuk intervensi dan intimidasi atas kasus korupsi pajak yang melibatkan HT dan sedang diselidiki Yulianto.
3) Make Moral Judgement
Nilai moral yang disajikan oleh Sindonews dan Mediaindonesia sama sekali berbeda. Sindonews cenderung menyajikan nilai moral yang membela HT serta menyerang Kejaksaan Agung (HM Prasetyo, Yulianto). Sedangkan Media Indonesia lebih menekankan bahwa Yulianto merupakan korban SMS ancaman serta menegaskan bahwa HT memang mengancam.
a) Sindonews.com menyajikan nilai moral bahwa SMS yang dikirimkan HT merupakan sebuah aspirasi bernada sopan dari rakyat yang ingin membangun bangsa dan bukan ancaman seperti yang dituduhkan. Selain itu Sindonews juga menyajikan beberapa nilai moral yang menyerang Jaksa Agung dan Jaksa Yulianto seperti Jaksa Agung mantan politisi, Jaksa Agung tendensius, Jaksa Yulianto melanggar sumpah, hingga Jaksa Yulianto menyalahgunakan kekuasaan.
b) Media Indonesia lebih menitikberatkan nilai moral bahwa Yulianto merupakan korban dari SMS ancaman HT. Serta nilai moral yang menyerang HT, karena abai dan melawan proses hukum.
4) Treatment Recommendation
Penyelasaian yang ditawarkan oleh kedua media terlihat sangat bertolakbelakang. Hal ini dapat dimaklumi karena mulai dari elemen define problem hingga make moral judgement kedua media ini juga berbeda.
Sindonews menekankan bahwa untuk menyelesaikan masalah ini proses hukum harus dihentikan karena ini adalah kriminalisasi. Media milik HT ini juga melihat perlunya pemberhentian HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung karena diduga telah menyalahgunakan jabatannya untuk melakukan politik praktis.
Sementara itu Media Indonesia menekankan bahwa proses hukum harus tetap berjalan, bahkan dipercepat karena telah tersita sidang praperadilan yang diajukan HT.
Tabel 3.
Perbedaan Framing Sindonews.com dan Mediaindonesia.com
Konsep Entman
Sindonews.com
Mediaindoensia.com
Define Problems
Sindonews menilai Kasus SMS HT merupakan kriminalisasi
Media Indonesia menilai kasus HT adalah murni hukum.
Diagnose Causes
Tidak ada unsur ancaman dalam SMS kepada Yulianto
Adanya ancaman terhadap Jaksa Yulianto
Make Moral Judgement
SMS HT Apirasi
Yulianto korban SMS ancaman
Treatment Recommendation
Hentikan proses hukum
Lanjutkan proses hukum
Sumber: Penulis
Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneilitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik Framing pemberitaan tentang Kasus SMS Ancaman Hary Tanoesoedibjo di media online Sindonews.com dan Mediaindonesia.com menggunakan analisis framing model entman dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Define Problems
a. Sindonews.com
Sindonews melihat bahwa kasus SMS HT merupakan sebuah bentuk kriminalisasi terhadap Hary Tanoesoedibjo, tidak ada alasan untuk menjadikan SMS yang dikirimkan HT kepada Yulianto menjadi sebuah permasalahan yang bisa dibawa ke ranah hukum. Dari sepuluh berita yang peniliti analisis, Sindonews selalu menghadirkan narasumber dari pihak-pihak yang mendukung gagasan tentang kriminalisasi HT. Penulis juga melihat Sindonews lebih memilih memberitakan opini dari pakar-pakar dan tokoh masyarakat hingga petinggi partai daripada memberitakan perkembangan proses hukum yang sedang berjalan.
b. Media Indonesia
Di sisi lain Media Indonesia justru memandang bahwa kasus SMS ancaman Hary Tanoesoedibjo adalah murni kasus hukum. Tidak ada unsur politisasi dan kriminalisasi seperti yang dituduhkan oleh pihak Hary Tanoesoedibjo. Media Indonesia juga menghadirkan narasumber dari penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan. Selain dari penegak hukum Media Indonesia turut mengakomodasi pandangan dari pihak HT, hal ini merupakan sebuah nilai plus bagi media milik Surya Paloh ini ketimbang Sindonews.com yang hanya memberitakan dari sudut pandang kubu pro HT.
2. Diagnose Causes
a. Sindonews.com
Dari sepuluh pemberitaan sindonews tentang kasus Hary Tanoesoedibjo ini, dapat dilihat aktor masalah dari kasus SMS ancaman HT adalah Jaksa Agung dan Yulianto. Sementara penyebab dari pandangan bahwa kasus SMS HT merupakan kriminalisasi, dikarenakan SMS yang dikirimkan HT sama sekali tidak memnuhi unsur ancaman, seperti yang disampaikan narasumber Sindonews yang terdiri dari pakar pidana, pakar bahasa, hingga tokoh masyarakat.
b. Mediaindonesia.com
Sementara Media Indonesia melihat penyebab masalah dari kasus ini adalah adanya ancaman yang dikirimkan oleh HT pada Jaksa Yulianto melalui pesan singkat (SMS). Yulianto sendiri merupakan Jaksa Agung Muda Pidana Umum yang saat itu tengah menangani kasus dugaan korupsi restitusi pajak HT. Kondisi itulah yang diduga menjadi motif HT untuk mengirimkan SMS ancaman kepada jaksa yang sedang mengusut kasusnya.
3. Make Moral Judgement
a. Sindonews.com
Ada dua macam keputusan moral yang ditekankan pada sepuluh berita sindonews.com yang penulis teliti. Pertama yaitu penilaian moral yang berusaha membela HT, dan kedua adalah yang bernada menyerang Jaksa Agung dan Jaksa Yulianto. Keputusan moral yang bertujuan membela HT misalnya bahwa SMS yang dikirimkan HT maksudnya adalah baik; HT tidak melanggar hukum; SMS HT bernada sopan; penetapan tersangka HT janggal. Sementara nilai moral yang menyerang Jaksa Agung dan Yulianto seperti: Komentar Jaksa Agung cenderung tendensius; Jaksa Agung itu mantan politisi; Yulianto langgar sumpah.
b. Mediaindonesia.com
Tidak jauh berbeda dengan Sindonews, Media Indonesia menurut analisis penulis juga membagi dua moral jugdement. Pertama membela Yulianto dan Kepolisian, yang kedua menyerang HT. Nilai moral yang yang membela Yulianto dan Kepolisian seperti: Yulianto korban SMS ancaman; Polisi bekerja dengan profesional; Polisi sudah melakukan hal yang benar. Sementara nilai moral yang menyerang HT seperti: HT abai terhadap proses hukumnya; Praperadilan adalah perlawanan HT; HT memang mengancam.
4. Treatment Recommendation
Penyelsaian masalah yang ditawarkan Sindonews.com adalah untuk menghentikan kasus ini dan mencopot Jaksa Agung karena diduga berpolitik praktis. Sementara Media Indonesia melihat rekomendasi penyesaian masalah ini adalah dengan mematuhi dan melanjutkan proses hukum yang sedang berjalan.
Daftar Pustaka
Cangara, H. (2014). Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Depok: PT Rajagrafindo Persada.Eriyanto. (2002). Analisis Framing; Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS.Mursito. (2006). Memahami Institusi Media. Surakarta: Lindu Pustaka.Pawito. (2009). Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra.Romli, A. S. (2012). Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media Online. Bandung: Nuansa Cendekia.Sobur, A. (2012). ANALISIS TEKS MEDIA; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
15
Top Related