7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
1/17
LAPORAN KASUS III
RETINOPATI HIPERTENSI
Supervisor: dr. Samsul Rizal, SpM
Dokter Muda: Dini Fadilla (H1A 008 043)
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2012
1 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
2/17
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas
paling sering di seluruh dunia. Kelainan pembuluh darah ini dapat berdampak
langsung atau tidak langsung terhadap sistem organ tubuh.
Retinopati hipertensi adalah suatu kondisi dengan karakteristik perubahan
vaskularisasi retina pada populasi yang menderita hipertensi. Kelainan ini pertama
kali dikemukakan oleh Marcus Gunn pada kurun ke-19 pada sekelompok
penderita hipertensi dan penyakit ginjal. Tanda-tanda pada retina yang diobservasi
adalah penyempitan arteriolar secara general dan fokal, perlengketan atau
nicking arteriovenosa, perdarahan retina dengan bentuk flame-shape dan blot-
shape, cotton-wool spots, dan edema papilla.
Pada tahun 1939, Keith et al menunjukkan bahwa tanda-tanda retinopati
ini dapat dipakai untuk memprediksi mortalitas pada pasien hipertensi. Beberapa
studi eksperimental dan percobaan klinik menunjukan bahwa tanda-tanda
retinopati hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol kadar tekanan darah.
2 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
3/17
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas PasienNama : Ny. M (032021)
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Sasak
Alamat : Tohpati, Cakranegara
Hari, Tanggal Pemeriksaan : Senin, 19 November 2012
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Pasien mengeluhkan penglihatan kedua mata kabur.
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSUD Kota Mataram tanggal 14 November
2012 (pukul 12.51) dengan keluhan pusing berputar sejak 3 hari yang lalu,
disertai mual dan muntah, muntah > 3 kali, kadang disertai darah, dada
terasa berat, sesak nafas (-), telinga terasa berdenging dan penglihatan
terasa kabur. Pasien mengatakan hasil pemeriksaan, mengalami darah
tinggi, dan memiliki riwayat darah tinggi sejak bulan Februari 2012 dan
dirawat di RSUP NTB.
Penglihatan dirasakan mulai kabur sejak 3 hari yang lalu, mata
merah disangkal, berair (-), kotoran (-), silau (-), nyeri (+), dan terkadang
terasa gatal. Riwayat penglihatan melihat benda-benda bergerak-gerak di
mata disangkal, melihat asap/kabut/halo (-). Riwayat menggunakan kaca
mata disangkal.
Keluhan lain seperti gangguan BAK disangkal, BAB lancar, nafsu
makan sedikit menurun, dan kaki terasa bengkak sejak 9 bulan yang lalu.
3 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
4/17
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit mata
Pasien menyangkal pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya, menyangkal riwayat trauma pada mata dan menyangkal
riwayat penggunaan kacamata.
Riwayat penyakit sistemik
Pasien mengaku pernah memeriksakan diri di Perawat, dilakukan cek
gula darah, didapatkan gula darah tinggi, dan dikatakan memiliki
kencing manis/diabetes mellitus. Namun saat dirawat di RSUP NTB
sekitar bulan Februari 2012 karena darah tinggi, gula darah diperiksa
dan hasilnya dalam batas normal dan dikatakan tidak mengidap
kencing manis, hanya darah tinggi/hipertensi dan terdapat gangguan
pada ginjal dan hati. Riwayat asma disangkal.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Terdapat riwayat hipertensi pada keluarga (ayah kandung pasien), namun
riwayat diabetes mellitus disangkal.
E. Riwayat Alergi
Pasien menyangkal riwayat alergi obat dan makanan.
F. Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku dirawat di RSUP NTB sekitar bulan Februari 2012
karena darah tinggi namun tidak pernah kontrol lagi. Hingga akhirnya
mengeluh pusing disertai mual muntah dan dibawa ke RSUD Kota
Mataram.
G. Riwayat Sosial dan Pekerjaan
Pasien mengaku bahwa pekerjaan sehari-harinya adalah ibu rumah
tangga, sebelum sakit bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Riwayat
merokok, minum alkohol dan penggunaan kontrasepsi disangkal pasien.
4 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
5/17
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran/GCS : Composmentis / E4V5M6
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 185/90 mmHg
Nadi : 104 kali/menit
Frekuensi Napas : 22 kali/menit
Suhu : 36,7 O C
C. Status Lokalis
5 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
6/17
6 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
1. Visus naturalis 20/30 20/70
2. Posisi Bola Mata Ortoforia
3. Gerakan bola mata Baik ke segala arah
Gerakan lancar,
jangkauan penuh,
nyeri (-)
Baik ke segala arah
Gerakan lancar,
jangkauan penuh,
nyeri (-)
4. Palpebra
Superior
Edema (-) (-)
Hiperemi (-) (-)
Pseudoptosis (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
5. PalpebraInferior Edema (-) (-)Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
6. Fissura palpebra + 10 mm + 10 mm
7. Konjungtiva
Palpebra
Superior
Hiperemi (-) (-)
Sikatrik (-) (-)
8. KonjungtivaPalpebra
Inferior
Hiperemi (-) (-)Sikatrik (-) (-)
9. Konjungtiva
Bulbi
Injeksi
Konjungtiva
(-) (-)
Injeksi Siliar (-) (-)
Massa (-) Terdapat tonjolan
selaput berwarna
putih kekuningan
yang berbentuk bulat
dan berukuran sekitar
2mm x 2mm di
samping limbus
kornea pada bagian
nasal.
Edema (-) (-)
10. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Kesan licin Kesan licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
11. Bilik Mata
Depan
Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam
Hifema (-) (-)
12. Iris Warna Coklat Coklat
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
7/17
4. Foto Mata Pasien
7 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
Gambar 1. Mata kanan dan mata kiri pasien
Gambar 2. Mata kanan pasien Gambar 3. Mata kiri pasien
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
8/17
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun
permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah:
SUBJE KTIF
a. Pasien mengeluhkan bahwa penglihatan kedua mata terasa kabur
perlahan tanpa riwayat mata merah sebelumnya dan terdapat riwayat
hipertensi yang tidak terkontrol dan saat ini dirawat di RSUD Kota
Mataram karena hipertensi.
OBJE KTIF
a. Pemeriksaan status lokalis pada kedua mata didapatkan :
Pada konjungtiva bulbi okuli sinistra, terdapat tonjolan selaput
berwarna putih kekuningan yang berbentuk bulat dan berukuran
sekitar 2mm x 2mm di samping limbus kornea pada bagian nasal.
8 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
Pada mata kiri pasien terlihat tonjolan selaput berwarna putih kekuningan yang berbentuk
bulat dan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus kornea pada bagian nasal.
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
9/17
Pada funduskopi retina:
- Okuli Dextra didapatkan gambaran edema papil (+), eksudat
(+), perdarahan (+), copper wire (+), silver wire (+), pembuluh
darah mengecil/ arteriosklerosis
- Okuli Sinistra didapatkan gambaran edema papil (+), eksudat
(+), perdarahan (+), copper wire (+), silver wire (+), star figure
(+), pembuluh darah mengecil/ arteriosklerosis
2. Analisa Kasus
A. Tonjolan selaput pada Okuli Sinistra
Tonjolan selaput pada okuli sinistra ini terdapat pada area konjungtiva.
Tonjolan pada selaput okuli sinistra ini tidak dikeluhkan oleh pasien.
Tonjolan ini mengarah pada diagnosa tumor jinak konjungtiva. Terdapat
dua jenis tumor jinak yang bisa tumbuh di konjungtiva, yaitu pinguekula
dan pterygium. Kedua tumor jinak ini dibedakan berdasarkan lokasi dan
manifestasinya. Pinguekula biasanya tumbuh di sekitar kornea dan
berwarna putih kekuningan yang tidak mengganggu penglihatan,
sedangkan pterygium adalah pertumbuhan jaringan konjungtiva ke dalam
kornea dan biasanya menganggu penglihatan apabila sudah menutupi
pupil.
Pada pasien ini diagnosa lebih mengarah pada pinguekula karena pasien
tidak mengeluhkan benjolan yang timbul di mata tersebut berwarna putih
kekuningan dan berbentuk bulat disamping limbus kornea. Hal ini
merupakan tampakan klinis pada pinguekula yang merupakan benjolanberwarna putih kekuningan pada konjungtiva bulbi akibat degenerasi
hialin jaringan submukosa konjungtiva yang terletak di sekitar kornea dan
tidak mengganggu penglihatan. Tampakan klinis ini dapat dibedakan
dengan pterygium, tampakan klinis pterygium yang khas biasanya
berbentuk segitiga dengan kepala/apex menghadap ke sentral kornea dan
basis menghadap lipatan semilunar pada cantus.
9 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
10/17
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
11/17
pada pemeriksaan funduskopi pada kedua mata didapatkan gambaran
khas pada retinopati hipertensi yaitu, edema papil, eksudat, perdarahan,
copper wire, silver wire, dan pembuluh darah mengecil/ arteriosklerosis.
C. Assessment
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat
pada pasien mengarahkan pada retinopati hipertensi, hal ini dapat terjadi
terutama pada pasien dengan hipertensi yang tidak terkontrol.
Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah retina akan mengalami beberapa
seri perubahan patofisiologis sebagai respon terhadap peningkatan tekanan
darah. Terdapat teori bahwa terjadi spasme arterioles dan kerusakan
endothelial pada tahap akut sementara pada tahap kronis terjadi hialinisasi
pembuluh darah yang menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh
darah.
Pada tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami vasokonstriksi
secara generalisata. Ini merupakan akibat dari peningkatan tonus arteriolus
dari mekanisme autoregulasi yang seharusnya berperan sebagai fungsi
proteksi. Pada pemeriksaan funduskopi akan kelihatan penyempitan arteriolesretina secara generalisata.
Peningkatan tekanan darah secara persisten akan menyebabkan terjadinya
penebalan intima pembuluh darah, hiperplasia dinding tunika media dan
degenerasi hyalin. Pada tahap ini akan terjadi penyempitan arteriolar yang
lebih berat dan perubahan pada persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai
arteriovenous nicking. Terjadi juga perubahan pada refleks cahaya
arteriolar yaitu terjadi pelebaran dan aksentuasi dari refleks cahaya sentral
yang dikenal sebagai copper wiring.
Setelah itu akan terjadi tahap pembentukan eksudat, yang akan
menimbulkan kerusakan pada sawar darah-retina, nekrosis otot polos dan sel-
sel endotel, eksudasi darah dan lipid, dan iskemik retina. Perubahan-
perubahan ini bermanifestasi pada retina sebagai gambaran mikroaneurisma,
hemoragik, hard exudate dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal
sebagai cotton-wool spot. Edema diskus optikus dapat terlihat pada tahap ini,
11 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
12/17
dan biasanya meripakan indikasi telah terjadi peningkatan tekanan darah yang
sangat berat.
Akan tetapi, perubahan-perubahan ini tidak bersifat spesifik terhadap
hipertensi saja, karena ia juga dapat terlihat pada penyakit kelainan pembuluh
darah retina yang lain. Perubahan yang terjadi juga tidak bersifat sequential.
Contohnya perubahan tekanan darah yang terjadi mendadak dapat langsung
menimbulkan hard exudate tanpa perlu mengalami perubahan-perubahan lain
terlebih dulu.
Pada retinopati hipertensi terdapat beberapa klasifikasi antara lain:
Klasifikasi menurut Scheie (1953)
Modifikasi klasifikasi Scheie oleh American Academy of Ophtalmology
Stadium Karakteristik
Stadium 0 Tanpa perubahan
Stadium I Penyempitan arteriolar setempat pada pembuluh darah kecil
Stadium II Penyempitan arteriolar yang menyeluruh dengan kelainan fokal
seperti penciutan arteri sampai seperti benang, pembuluh darah
tegang, membentuk cabang keras
Stadium III Stadium II + perdarahan retina akibat tekanan diastole > 120
mmHg, eksudat Cotton, keluhan berkurangnya penglihatan
12 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
Stadium Karakteristik
Stadium 0 Ada diagnosis hipertensi tanpa abnormalitas pada retina
Stadium I Penyempitan arteriolar difus, tanpa konstriksi fokal, pelebaran
refleks arterioler retina
Stadium II Penyempitan arteriolar yang lebih jelas disertai konstriksi fokal,
tanda penyilangan arteriovenous
Stadium III Penyempitan fokal dan difus disertai hemoragik, copper-wire
arteries
Stadium IV Edema retina, hard exsudat, papiledema, silver-wire arteries
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
13/17
Stadium IV Stadium III + papiledema dengan eksudat, star figure,
penglihatan menurun dengan tekanan diastole sekitar 150
mmHg
D. Diagnosis Kerja
Retinopati Hipertensi ODS grade IV dan Pinguekula OS
E. Planning
A. Diagnosis:
Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium harus
mencantumkan permintaan untuk urinalisis, pemeriksaan darah lengkap
terutama kadar hematokrit, kadar gula darah, pemeriksaan elektrolit
darah terutama kalium dan kalsium, fungsi ginjal terutama kreatinin,
profil lipid dan kadar asam urat. Selain itu pemeriksaan foto yang dapat
dianjurkan termasuk angiografi fluorescein dan foto toraks. Pemeriksaan
lain yang mungkin bermanfaat dapat berupa pemeriksaan
elektrokardiogram untuk mengetahui kelainan fungsi kerja jantung.
B. Tatalaksana:
Mengobati faktor primer adalah sangat penting jika ditemukan perubahan
pada fundus akibat retinopati arterial. Tekanan darah harus diturunkandibawah 140/90 mmHg. Jika telah terjadi perubahan pada fundus akibat
arteriosklerosis, maka kondisi ini tidak dapat diobati lagi. Beberapa studi
eksperimental dan percobaan klinik menunjukan bahwa tanda-tanda
retinopati hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol kadar tekanan
darah. Masih tidak jelas apakah pengobatan dengan obat anti hipertensi
mempunyai efek langsung terhadap struktur mikrovaskuler. Penggunaan
obat ACE Inhibitor terbukti dapat mengurangi kekeruhan dinding arteri
13 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
14/17
retina sementara penggunaan HCT tidak memberikan efek apa pun
terhadap pembuluh darah retina.
Terapi menggunakan laser dapat dipertimbangkan karena terapi lasermembantu perbaikan fungsi penglihatan, namun terdapat kemungkinan
meninggalkan parut yang juga dapat mempengaruhi penglihatan.
C. Monitoring:
Tekanan darah dan pemeriksaan darah lengkap terutama kadar
hematokrit, kadar gula darah, pemeriksaan elektrolit darah terutama
kalium dan kalsium, fungsi ginjal terutama kreatinin, profil lipid dan
kadar asam urat untuk memonitoring terjadinya komplikasi lebih lanjut
pada organ vital (jantung dan ginjal).
F. KIE
- Pasien disarankan untuk memakai topi dan kacamata ketika keluar dari
rumah untuk menghindari pajanan sinar matahari dan debu pada mata yang
merupakan salah satu faktor resiko timbulnya pinguekula.
- Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan. Pasien dinasehati
untuk menurunkan berat badan jika sudah melewati standar berat badan
ideal seharusnya. Konsumsi makanan dengan kadar lemak jenuh harus
dikurangi sementara intake lemak tak jenuh dapat menurunkan tekanan
darah. Konsumsi garam perlu dibatasi dan pasien memerlukan kegiatan
olahraga yang teratur.
G. Prognosis
Prognosis pada pasien ini, meliputi :
Prognosis pengelihatan (ad functionam)
14 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
15/17
Dubia ad malam
Prognosis nyawa (ad vitam)
Dubia ad malam
Penderita mempunyai prognosis yang kurang baik. Disamping karena
retinopati grade IV mempunyaisurvival rate 15 bulan dan dalam periode 8
tahun 80% meninggal.
15 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
16/17
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
Pasien perempuan, 52 tahun, mengeluh penglihatan kedua mata terasa
kabur perlahan tanpa riwayat mata merah sebelumnya dan terdapat riwayat
hipertensi yang tidak terkontrol dan saat ini dirawat di RSUD Kota Mataramkarena hipertensi. Pada pemeriksaan didapatkan pada konjungtiva bulbi okuli
sinistra, terdapat tonjolan selaput berwarna putih kekuningan yang berbentuk
bulat dan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus kornea pada bagian
nasal yang mengarah pada pinguekula. Pada pemeriksaan funduskopi retina okuli
dextra et sinistra didapatkan gambaran edema papil (+), eksudat (+), perdarahan
(+), copper wire (+), silver wire (+),star figure (+), pembuluh darah mengecil/
arteriosklerosis, temuan ini mengarahkan pada diagnosis retinopati hipertensi
derajat IV.
Pemeriksaan foto yang dapat dianjurkan termasuk angiografi fluorescein
dan tatalaksana dan monitoring yang penting adalah tekanan darah harus
diturunkan dibawah 140/90 mmHg. Penderita mempunyai prognosis yang kurang
baik. Disamping karena retinopati grade IV mempunyai survival rate 15 bulan
dan dalam periode 8 tahun 80% meninggal.
16 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
7/28/2019 CP3 Retinopati.hipertensi Dini Fadilla ^^
17/17
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta, 2010. Ilmu Penyakit Mata, edisi Ketiga. Balai Penerbit
FKUI:Jakarta
2. Vaughan & Asbury, 2010. Oftalmologi Umum. EGC:Jakarta
3. Satria, Bayu, 2012. Retinopati Hipertensi. Pustaka Medika Indo
17 | 3 r d C a s e P r e s e n t a t i o n R e t i n o p a t iH i p e r t e n s i
Top Related