OLEH :
KELOMPOK X
PUTRA ELBA
DINA RIZKI AMALIA
MAIMANAH
FAZLUN AISYAH
ROBBY TIYA SYAHRANI
FRISKA DELIANA
RAHMANITA SOUFI
AYU DWI WAHYUNI
SITI ALMUNAWARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
2007
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan
sedemikian besarnya dalam menggali ilmu dengan segala rahmat Nya.Shalawat beriring
salam juga kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita
menuju alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Adapun makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar ini kami buat dengan segenap hati
untuk mempelajari ilmu ini lebih lanjut dan menyelesaikan salah satu tugas kami sebagai
mahasiswa. Ilmu Sosial Budaya Dasar yang dipelajari ini akan sangat bermanfaat dalam
kehidupan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu
selesainya makalah ini, terutama kepada dosen yang telah memberi kesempatan bagi
kami untuk menambah pengetahuan tentang Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Penulis juga menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan dalam makalah yang
kami buat ini, maka kritik dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan agar
kita semua menjadi lebih baik lagi.
Pekanbaru, November 2007
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................1Kata Pengantar.....................................................................................................................2Daftar isi..............................................................................................................................3BAB I Pendahuluan.................................................................................................5BAB II Isi
1. Ruang Lingkup Keilmuan Sosial Budaya Dasar
1.A. Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar.......................................................... 61.B . Tujuan Umum dan Khusus........................................................................... 71.C. Hubungan Ilmu Sosial dengan Ilmu Lain..................................................... 81.D. Konsepsi Manusia Sebagai Makhluk Individu............................................. 91.E . Konsepsi Manusia Sebagai Makhluk Sosial................................................. 101.F . Konsepsi Manusia Sebagai Makhluk Budaya............................................. 101.G . Perubahan Sosial................................................................................... 111.H . Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial...................................... 12
2. Konsepsi Kebudayaan
2.A. Pengertian Kebudayaan........................................................................... 142.B. Tujuan Mempelajari Kebudayaan.......................................................... 152.C. Unsur dan Wujud Budaya...................................................................... 162.D. Konsepsi Perubahan Kebudayaan.......................................................... 192.E. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kebudayaan............................ . 21
3. Keluarga, Masyarakat dan Negara
3.A. Konsep Keluarga..................................................................................... 223.B. Ciri Umum dan Khusus Keluarga.......................................................... 243.C. Fungsi Keluarga..................................................................................... 273.D. Konsep Masyarakat............................................................................... 323.E. Ciri Masyarakat.................................................................................... 393.F. Kerjasama Antara Keluarga dan Masyarakat........................................ 393.G. Kerjasama Antara Keluarga dan Negara.............................................. 403.H. Konsep Negara........................................................................................40
4. Masalah Sosial dan Solusinya Serta Kemiskinan dan Keterbelakangan Komunitas
4.A.Pengertian Masalah Sosial/Patologi Sosial......................................... 414.B.Contoh Kategori Masalah Sosial/Patologi Sosial............................... 41
3
4.C.Solusi Mengatasi Masalah Sosial/Patologi Sosial.................................42
5. Struktural Fungsional / Pranata Sosial
5.A.Konsep Struktural Fungsional............................................................. 435.B.Komponen Struktural Fungsional.........................................................435.C.Lembaga-Lembaga Sosial.....................................................................43
BAB III Kesimpulan........................................................................................... 47Daftar Pustaka................................................................................................................ 48
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Latar belakang diberikannya Ilmu Sosial Dasar dimulai dari banyaknya kritik-kritik yang
ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikiawan
terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem
pendidikan yang tengah berlangsung saat ini, berbau kolonial dan masih merupakan
warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan dari “politik balas budi“
yang dianjurkan oleh Conrad Theodora Van Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-
tenaga terampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang
administrasi, pedagang, teknik dan keahlian lain dalam tujuan exploitasi kekayaan
negara.
Kita juga telah mengetahui bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur, yang merata, material dan spiritualberdasarkan pancasila.
Bahwa hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam pengertian ini maka manusia bukan
hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi yang terpenting adalah bahwa manusia itu
menjadi subyek pembangunan.
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya sehingga manusia bukan merupakan beban
pembangunan, tetapi menjadikan manusia modal atau asset (terpenting) bagi
pembangunan.
2. Tujuan
Adapun tujuan ISD adalah agar tercapainya wawasan komprehensif dan pendekatan
integral dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah kehidupan, baik pada tingkat
individual maupun sosial. Oleh karena itu, tujuan ISD adalah untuk mengembangkan
kepribadian dan wawasan pemikiran agar daya tangkap, persepsi dan penalaran yang
berkenaan dengan lingkungan sosial dapat dipertajam.
5
BAB II
1. Ruang Lingkup Keilmuan Sosial Budaya Dasar
1.A . Pengertian Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu sosial budaya dasar adalah salah satu mata kuliah umum yang merupakan mata
kuliah dasar mengenai pengembangan kepribadian dan wawasan sosial budaya
mahasiswa dalam menanggapi dan memecahkan masalah sosial budaya dan masalah
manusia yang timbul dalam masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan, dan
teknologi, pelaksanaan pembangunan, dan globalisasi informasi.
Penekanan bahasan dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar adalah pada segi kehidupam
manusia dan perilakunya dalam kelompok sosial. Kehidupan dan prilaku manusia sangat
berpengaruh pada pengembangan kepribadian, wawasan pemikiran, persepsi, dan solusi
mengenai masalah sosial budaya dan kemanusiaan yang menyentuh harkat dan martabat
manusia.
ISBD terdiri dari dua unsur utama, yaitu pertama unsur sosial budaya dan kedua
unsur kemanusiaan (humaniora).
Unsur sosial budaya meliputi tema mengenai manusia sebagai makhluk sosial
(zoon politicon) dan perkembangan kebudayaan. Unsur ini melingkupi kajian-kajian
seperti : bentuk kelompok sosial budaya, kebudayaan dan peradaban, sistem nilai budaya
dan pandangan hidup, perubahan sistem nilai budaya serta akibat perubahan sistem nilai
budaya.
Unsur kemanusiaan (humaniora) meliputi tema mengenai manusia makhluk
budaya dan nilai kemanusiaan. Unsur ini melingkupi kajian-kajian seperti : hakikat
manusia sama (universal), kebutuhan hidup manusia, sikap dan perilaku manusia,
kehidupan manusiawi dan tidak manusiawi, serta upaya - upaya memanusiakan manusia.
6
1.B . Tujuan Umum dan Khusus
a. Tujuan Umum
Secara umum, Ilmu Sosial Budaya Dasar bertujuan untuk mengembangkan
kepribadain manusia sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon) dan sebagai
makhluk budaya (Homo Humanus), sehingga mampu menanggapi secara kritis
dan berwawasan luas masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial
budaya, serta mampu menyelesaikan secara halus (refined), arif dan manusiawi
masalah-masalah tersebut.
Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) mengandung 3 rumusan utama, yaitu:
1. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk
budaya.
2. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah sosial
budaya dan masalah lingkungan sosial budaya.
3. Kemampuan menyelesaikan secara halus, arif, dan manusiawi dan masalah-
masalah tersebut
b. Tujuan Khusus
Disamping tujuan umum, Ilmu Sosial Budaya Dasar secara khusus bertujuan
untuk:
1. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya
terutama unutuk kepentingan profesi.
2. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanisaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut.
3. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam
menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan sosial
budaya.
4. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi.
7
5. Membina kemampuan berfikir dan bertindak objektif untuk menangkal
pengruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya.
1.C . Hubungan Ilmu Sosial dengan Ilmu Lain
Untuk memahami ilmu social budaya dasar termasuk ilmu pengetahuan yang
mana,perlu dipahami lebih dahulu pengelompokan ilmu pengetahuan.Prof.Dr.Harsja
Bachtiar (1981) mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok besar,yaitu kelompok ilmu alamiah(natural sciences),kelompok
ilmu social (social sciences),dan kelompok pengetahuan budaya (the humanities).
A.Kelompok ilmu alamiah
Kelompok ilmu alamiah bertujuan untuk memahami keteraturan yang terdapat dalam
alam semesta.Untuk mengkaji hal itu,maka digunakan metode ilmiah.Caranya adalah
menetukan hokum yamg berlaku mengenai keteraturan itu,kemudian dibuat analisis guna
menetukan suatu kualitas.Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan.Atas dasar ini
dibuat prediksi.Hasil penelitiannya 100% benar atau 100% salah.Termasuk kelompok
ilmu alamiah,antara lain adalah astronomi,fisika,kimia,biologi.kedokteran dan mekanika.
B.Kelompok ilmu sosial
Kelompok ilmu social bertujuan untuk memahami keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antar manusia.Untuk mengkaji hal itu maka digunakan metode ilmiah sebagai
pinjaman dari ilmu alamiah.Akan tetapi,hasil penelitiannya tidak mungkin 100%
benar,hanya mendekati kebenaran dan tidak pula 100% salah.Sebabnya adalah
keteraturan dalam hubungan antar manusia itu dapat berubah dari waktu
kewaktu.Termasuk kelompok ilmu social,natara lain adalah
ekonomi,sosiologi,politik,demografi,psikologi,antropologi social dan sosiologi hukum.
8
C.Kelompok pengetahuan budaya
Kelompok pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-
kenyataan yang bersifat manusiawi.Untuk mengkaji hal itu digunakan metode
pengungkapan peristwa dan pernyataan yang bersifat unik,kemudian diberi arti.Peristiwa
dan pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan.Metode ini tidak ada
sangkut pautnya dengan metode ilmiah,hanya mungkin ada pengaruh dari metode
ilmiah.Termasuk kelompok pengetahuan budaya,antara lain adalah
filsafat,seni(sastra,tari,rupa,musik,suara,dan lukis),sejarah,antropologi budaya,hokum dan
budaya.
1.D. Konsepsi Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu adalah manusia yang dituntut untuk dapat mengenal
serta memahami tanggung jawabnya kepada dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Sang
Pencipta.
Individu berasal dari kata Latin, ”individum” artinya ”yang tak terbagi. Jadi, merupakan
suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan
jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu
sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang
istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan berbagai kesatuan yang tak terbatas, yaitu sebagai manusia sebagai
perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan orang seorang atau manusia
perseorangan.
9
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan, bahwa individu adalahh seorang manusia
yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
1.E . Konsepsi Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial diartikan sebagai makhluk yang tidak dapat hidup
menyendiri, selalu membutuhkan hubungan sosial dengan manusia lainnya, serta karena
hubungannya tersebut menghasilkan sistem nilai yang baku, Dimana sistem nilai adalah
budaya, yaitu hasil cipta, rasa, dan karsa manusia sebagai akibat hubungan sosial dan
proses adaptasi dengan kondisi alam dan lingkungan disekitarnya.
Manusia makhluk sosial (Zoon Politicon) artinya manusia sebagai individu tidak akan
mampu hidup sendiri dan berkembang sempurna tanpa hidup bersama tanpa hidup
bersama dengan manusia lainnya. Sejak lahir manusia sudah harus hidup bersama dengan
manusia lainnya, setidak-tidaknya dengan ibi dan ayah yang memelihara dan
melindunginya.
Keharusan hidup bersama itu didasari oleh kebutuhan manusia yang hanya dapat
dipenuhi apabila berhubungan dengan atau mendapat bantuan dari manusia yang lain.
Dengan kata lain, manusia harus hidup bermasyarakat. Hidup bermasyarakat artinya
saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan
individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.
1.F . Konsepsi Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia sebagai makhluk budaya adalah manusia yang berkemampuan menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab.
10
Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi
kesempurnaan hidupnya.
Manusia makhluk budaya (Homo Humanus) artinya manusia itu makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah dibekali dengan unsur akal (ratio), rasa
(sense), dan karsa (will,wish) yang membedakannya dengan makhluk hewan. Sebagai
makhluk budaya, manusia hanya mampu mengembangkan diri dan budayanya apabila
berhubungan (bergaul) dengan manusia lain.
Dalam hubungan tersebut, manusia mempertimbangkan mana yang benar dan
mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat dan yang
merugikan. Pertimbangan ini merupakan dasar terjadinya sistem nilai budaya yang
menjadi norma atau pedoman hidup bermasyarakat.
1.G . Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa
kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari
satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata
yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur
organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara
individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
11
Perubahan sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih
memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya
tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau
pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem
kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada
pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi,
meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria
stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu
ke strata lain yang lebih tinggi.
1.H Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya
perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka
kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan
stratifikasi baru.
Gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti
fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota,
transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam
memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan
dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya,
pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas
garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan
yang menghadang.
12
Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat
pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat
dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang
bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan
nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya
untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
Penemuan-penemuan baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka
waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan
baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar kelain-lain bagian masyarakat, dan
cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam
masyarakat yang bersangkutan
Apabila ditelaah lebih lanjut perihal penemuan-penemuan baru, terlihat adanya
beberapa faktor pendorong yang dipunyai masyarakat. Bagi individu pendorong tersebut
adalah antara lain :
a. kesadaran individu-individu akan kekurangan dalam kebudayaannya.
b. Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan
c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat
Didalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya kekurangan
dalam kebudayaan masyarakatnya. Diantara orang-orang tersebut banyak yang menerima
kekurangan-kekurangan tersebut sebagai suatu hal yang harus diterima saja. Lain orang
mungkin tidak puas dengan keadaan, akan tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan
tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjadi pencipta-pencipta penemuan baru
tersebut.
13
2. Konsepsi Kebudayaan
2.A. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia
Pengertian
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi, Afrika.
14
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu
sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi,
seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.B. Tujuan Mempelajari Kebudayaan
1. Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk budaya.
2. Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas
masalah sosial budaya dan masalah lingkungan sosial budaya.
3. Kemampuan menyelesaikan secara halus, arif, dan manusiawi dan
masalah-masalah tersebut
4. Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan
sosial budaya terutama unutuk kepentingan profesi.
5. Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan
masalah kemanisaan serta mengembangkan kemampuan daya
kritis terhadap kedua masalah tersebut.
6. Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak
bersifat kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu
15
yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan nilai-
nilai dalam lingkungan sosial budaya.
7. Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan
manusiawi.
8. Membina kemampuan berfikir dan bertindak objektif untuk
menangkal pengruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial
budaya.
2.C. Unsur dan Wujud Budaya
UNSUR BUDAYA
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
alat-alat teknologi
sistem ekonomi
keluarga
kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
← sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
← organisasi ekonomi
← alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
koentjaraninggratkebudayaan,sedikitnya dalam 7 unsur-unsur yaitu:
sistem religi dan upacara keagamaan
system dan organisasi kemasyarakatan
16
system pengetahuan
bahasa
kesenian
sistem mata pencarian hidup sistem teknologi dan kebudayaan
WUJUD BUDAYA
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas,
dan artefak
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala
atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu
berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang
17
dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
Menurut koentjaraniggrat, terdapat 3 kebudayaan :
Wujud ide, gagasan,nilai-nilai, norma,peraturan
Wujud kelakuan berpola dari manusia dan masyarakat
Wujud benda-benda hasil karya manusia
Wujud pertama adalah wujud ide, sifat nya abstrak, dan tak dapat diraba,lokasinya
ada didalam kepala kita masing-masing. Wujud ide ini baru nampak bila dibuat dalam
karangan atau buku-buku hasil karya. Sekarang, kebudayaan ide banyak tersimpan dalam
tape, arsip koleksi micro film,kartu computer dan lain-lain
Wujud kedua adalah kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat,misalnya
manusia melakukan kegiatan berinteraksi, berhubungan,bergaul satu sama lain. Kegiatan-
kegiatan tersebut senantiasa berpola menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
istiadat.
Wujud ketiga adalah hasil karya manusia. Wujud ini sifat nya paling
kongkrit,nyata,dapat diraba, dan difoto.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.
18
2.D. Konsepsi Perubahan Kebudayaan
Proses Internalisasi
Proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai tua untuk belajar
menanamkan (menginternalisasikan) dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat,
nafsu serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidupnya.
Proses sosialisasi
Sosialiasaikan dapat didefenisikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi bila
seseorang menghayati dan melaksanakn norma-norma kelompok tempat ia hidup
sehingga akan merasa menjadi bagian dari kelompoknya tadi
Proses Enkulturasi
Dalam proses enkulturasi seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma dan peraturan0peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya.
Proses evolusi sosial-budaya
Proses evolusi sosial-budaya merupakan proses perubahan suatu kebudayaan dalam
jangka wakt lama dan bertahap.
Proses difusi
Difusi adlah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu yang satu
kepada yang lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain.
Ada dua tipe difusi, yaitu sebagai berikut :
a. Difusi intramasyarakat (intra-society diffusion), yaitu difusi yang
terjadi dalam suatu masyarakat
b. Difusi antarmasyarakat (inter-society diffusion), yaitu difusi yang
terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
19
Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1. Unsur yang baru tersebut mempunyai kegunaan
2. Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan lam yang dapat mempengaruhi diterima
atau tidak diterimanya suatu unsur-unsur baru.
3. Unsur-unsur budaya baru yang berlawanan dengan budaya lama kemungkinan
besar tidak akan diterima
4. kedudukan dan peran sosial dari individu yang menemukan hal yang baru itu
dapat mempengaruhi hasil penemuannya itu apakah mudah diterima tau tidak.
Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh :
1. Adanya kontak antar masyrakat-masyarakat tersebut
2. Kemampuan untuk mendemonstrasikan mamfaat penemuan baru tersebut.
3. Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang dapat menyaiingi unsur
penemuan baru tersebut.
4. Adanya peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru itu.
5. Adanya paksaan dari penguasa atau pemerintah untuk menerima suatu
penemuan baru.
6. Adanya pengakuan tentang keguanaan penemuan baru tersebut.
7. Proses Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia
dangan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul lansung secara
intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi
masing-masing berubah wujudnya menjadi kebudayaan campuran.
8. Perubahan atau inovasi
Inovasi merupakan proses pembaruan dalam penggunaan sumber-sumber alam,
energi, dan modal, serta pengaturan sitem tenaga kerja yang baru dan teknologi
baru.
20
2.E. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kebudayaan
1. Komunikasi
Alvin L. Bertrand berpendapat bahwa awal dari proses perubahan itu adalah
komunikasi, yaitu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain
sehingga dicapai pemahaman bersama, hal ini disebabkan karena adanya
pengokumikasian gagasan-gagasan, ide-ide, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan maupun
hasil-hasil kebudayaan fisik.
2. Virus N-Ach
David McClelland menytakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat disebabkan karena aadnya virus mental yang diberi nama n-ach, singkatan
dari need for achievement atau dalam bahasa Indonesia hasrta meraih prestasi.
3. Faktor Intern Penyebab Perubahan Masyarakat
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Perubahan-perubahn itu mulai dari sistem hak milik, sewa tanah, gadai tanah,
sistem bagi hasil, dan sebagainya yang sebelumnya belum dikenal.
b. Penemuan-penemuan baru
Suatu penemuan baru, dalam kebudayaan rohaniah (immaterial) maupun jasmaniah
(material), mempunyai pengaruh yang bermacam-macam pada masyarakat.
c. Konflik dalam masyarakat
Konflik (pertentangan) yang dimaksud dapat berupa :
1. konflik antarindividu dalam masyarakat
2. konflik antar kelompok
3. konflik antar individu dengan kelompok
4. konflik antar generasi
d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh masyarakat
21
4. Faktor Eksteren penyebab perubahan masyarakat
a. Faktor alam fisik yang ada di sekitar masyarakat
Kehidupan suatu masyarakat memerlukan dukungan dari lingkungan alamnya,
oleh karena itu apabila keadaaan alam mengalami perubahan, kehidupan masyarakt
pun akan mengalami perubahan.
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Pengaruh kebudayaan masyarakat lain terjadi karena adanya kontak budaya (dlam
studi antropologi disebut akultursai) antara dua masyarakat atau lebih yang mempunyai
kebudayaan yang berbeda.
d. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan
Margono Slamet menyebut bahwa terdapat motivation forces atau kekuatan-kekuatan
pendorong yang mempengaruhi perubahan yaitu :
1. ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu ada keinginan akan
situasi lain.
2. adanya pengetahuan tentang perbedaan tentang apa yang ada dengan
seharusnya bisa ada.
3. adanya tekanan-tekanan dari luar, seperti kompetisi, keharusan-
keharusan menyesuaikan diri, dan sebagainya
4. kebutuhan-kebutuhan dar dalam untuk mencapai efesiensi dar
peningkatan, misalnya produktivitas.
3. Keluarga, Masyarakat dan Negara
3.A. Konsep Keluarga
Salah satu alas an mendasar terbentuknya keluarga adalah pemenuhan kebutuhan
biologis manusia, dalam bentuk perkawinan antara 2 ( dua ) makhluk manusia yang
22
berlainan jenis kelamin, yaitu pria dan wanita. Sesuai dengan kodrat kejadian manusia,
pria membutuhkan wanita dan wanita membutuhkan pria dalam kehidupannya. Karena
kedua pihak tersebut saling membutuhkan, maka mereka saling mencari dan saling
bertemu sehingga tumbuhlah benih kasih sayang, saling mencintai dan saling
melindungi. Hubungan kasih sayang dan saling melindungi ini kemudian diwujudkan
dalam ikatan perkawinan yang sesuai dengan norma kehidupan dan aturan yang berlaku
dalam masyarakat tempat mereka hidup.
Dalam ikatan perkawinan mereka, pria berstatus sebagai suami yang berfungsi sebagai
Kepala keluarga, sedangkan wanita bersetatus sebagai isteri serta berfungsi sebagai ibu
rumah tangga. Ikatan suami isteri merupakan titik awal suatu kelahiran anak
sebagai anggota keluarga dan sekaligus sebagai penerus generasi dari ikatan yang sudah
terbentuk itu. Atas dasar ikatan perkawinan kemudian diteruskan dengan kelahiran anak
mereka, maka terbentuklah unit masyarakat terkecil yang disebut “ keluarga “. Suami
yang menanam benih keturunan di rahim isteri, dalam ikatan keluarga disebut “ ayah ”
dari anak yang lahir, sedangkan isteri yang hamil, di dalam rahimnya bersemi bibit
keturunan dari suaminya, dalam ikatan keluarga disebut “ ibu “ dari anak yang lahir dari
rahimnya itu.
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam
masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki –
laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan
dan membesarkan anak – anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu
kesatuan social yang terdiri dari suami isteri dan anak – anak yang belum dewasa. Satuan
ini mempunyai sifat – sifat tertentu yang sama, di mana saja dalam satuan masyarakat
23
manusia. Keluarga dalam arti sempit meliputi ayah, ibu, dan anak keturunan mereka
atas dasar ikatan perkawinan dan hubungan darah. Konsep keluarga dalam arti sempit
umumnya diikuti oleh orang Barat, terutama orang Eropa dan Amerika Serikat yang
menganut pandangan hidup “ individualisme “.
3.B. Ciri Umum dan Khusus Keluarga
Di sini kita sebutkan 5 macam sifat/ Ciri - ciri yang terpenting, yaitu :
a. Hubungan suami - isteri
Hubungan suami ini mungkin berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam
waktu yang singkat saja. Ada yang berbentuk monogamy, ada pula poligami. Bahkan
masyarakat yang sederhana terdapat “ group merried “, yaitu sekelompok wanita kawin
dengan sekelompok laki – laki.
b. Bentuk perkawinan di mana suami isteri itu diadakan dan dipelihara.
Dalam pemilihan jodoh dapat kita lihat, bahwa calon suami isteri itu dipilihkan
Oleh orang – orang tua mereka. Sedang pada masyarakat lainnya diserahkan pada orang –
Orang yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini ada yang berbentuk indogami
( yakni kawin di dalam golongan sendiri ), ada pula yang berbentuk exogami ( yaitu
kawin di luar golongannya sendiri ).
c. Susunan nama - nama dan istilah – istilah termasuk cara menghitung keturunan.
Di dalam beberapa masyarakat keturunan dihitung melalui garis laki – laki misalnya :
di Batak, Ini disebut : Patrilineal. Ada yang melalui garis wanita, misalnya : di Minangkabau. Ini disebut : matrilineal, dimana kekuasaan terletak pada wanita. Di
Minangkabau laki – laki tidak mempunyai hak apa – apa bahkan hartanya pun tidak
diurusi oleh laki – laki itu, melainkan adik atau saudara perempuannya. Sistem ini disebut
24
: Avonculat.
d. Milik atau harta benda keluarga
Di manapun keluarga itu pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para
anggota – angotanya.
e. Pada umumnya keluarga itu mempunyai tempat tinggal bersama/ rumah bersama.
Walaupun pada beberapa suku bangsa keluarga suami mengikuti isteri, misalnya
suku Peue Blo dan Erecoa di Afrika Selatan, system ini disebut : matrilokal. Sebaliknya
apabila isteri mengikuti ke dalam keluarga suami, misalnya di Batak, ini disebut :
patrilokal .
Di samping sifat – sifat di atas, keluarga juga mempunyai sifat – sifat khusus,
yaitu :
1) Universalitas, artinya merupakan bentuk yang universal dari seluruh oranisasi
social.
2) Dasar emosional, artinya rasa kasih saying, kecintaan sampai kebanggaan suatu
ras.
3) Pengaruh yang normative, artinya keluarga merupakan lingkungan social yang
pertama – tama bagi seluruh bentuk hidup yang tertinggi, dan membentuk watak
dari pada individu.
4) Besarnya keluarga yang terbatas
5) Kedudukan yang sentral dalam struktur social.
6) Bertanggung jawab daripada anggota – anggota.
7) Adanya aturan – aturan social yang homogen
25
Karena beberapa sebab misalnya karena perekonomian pengaruh uang, produksi
atau pengaruh individualisme, system kekeluargaan ini semakin kabur. Hal ini
disebabkan karena : urbanisasi, emansipasi social wanita dan adanya pembatasan
kelahiran yang disengaja.
Akibat dari pengaruh – pengaruh perkembangan keluarga itu menyebabkan
hilangnya peranan – peranan social, yaitu :
1. Keluarga berubah fungsinya, dari kesatuan yang menghasilkan menjadi kesatuan
Yang memakai semata – mata. Dahulu keluarga menghasilkan sendiri untuk
keluarganya tetapi lama – kelamaan fungsi ini makin jarang karena telah
dikerjakan oleh orang – orang tertentu.
2. Tugas untuk mendidik anak – anak sebagian besar diserahkan kepada sekolah –
sekolah, kecuali anak – anak yang kecil yang masih hidup dalam hubungan
kekeluargaan.
3. Tugas bercengkerama didalam keluarga menjadi mundur, karena tumbuhnya
perkumpulan – perkumpulan modern, sehingga waktu untuk berada ditengah –
tengah keluarga makin kecil.
Dalam sejarah kehidupan keluarga terdapat 4 tingkat sebagai berikut :
1. Formatif pre-nuptial stage : Yaitu tingkat persiapan sebelum berlangsungnya
perkawinan. Dalam tingkat ini adalah masa berkasih – kasihan, hubungan yang
makin lama makin menjadi erat antara pria dan wanita masing – masing berusaha
untuk memperbesar cita – citanya.
2. Nepteap stage : Yaitu tingkatan sebelum anak – anak/bayi lahir yang merupakan
26
permulaan daripada keluarga itu sendiri . Dalam tingkat ini suami isteri hidup
bersama menciptkan rumah tangga, mencari pengalaman baru, sikap baru
terhadap masyarakat.
3. Child Rearing Stage : Tingkat ini a dalah pelaksanaan keluarga itu sendiri.
Pertanggungan jawab mereka selalu bertambah, berhubung adanya anak – anak
mereka.
4. Maturity Stage : Tingkat ini timbul apabila anak – anaknya tidak lagi
Membutuhkan pemeliharaan orang tuanya, setelah dilepaskan dari pertanggungan
jawab, kemudian anak – anak.
3.C. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai fungsi – fungsi pokok yang meliputi : pemenuhan
kebutuhan biologis dan emosional / perasaan, pendidikan social, ekonomi dan
pengawasan social.
Secara khusus dapat dikemukakan bahwa :
1) Fungsi keluarga inti meliputi : hubungan sek, ekonomi, reproduksi dan edukasi.
Mengenai fungsi seksual di dalam keluarga dapat dikemukakan, bahwa privilege
seksual yang diberikan kepada dua orang suami isteri itu memperkokoh
hubungan mereka di dalam keluarga inti itu. Di dalam melaksanakan fungsi
seksual di dalam keluarga, tiap – tiap masyarakt menyusun tata tertib,
berdasarkan atas system nilai – nilai social budaya dan factor kebutuhan biologis.
Tidak ada masyarakat yang tidak mengaturfungsi seksual di dalam keluarga, yang
dibentuk oleh perkawinan itu. Tetapi sebaliknya tidak sesuai dengan kenyataan,
27
bahwa dua orang dari dua jenis kelamin melangsungkan perkawinan semata –
mata untuk dapat melakukan hubungan seksual , sebab di berbagai – bagai
masyarakat hubungan seksual itu diperbolehkan dilakukan sebelumdan di luar
pernikahan. Di dalam masyarakat kita yang berdasarkan adapt dan hukum agama,
hubungan seksua l antara laki – laki dan perempuan hanya dibenarkan di dalm
perkawinan.
2) Keluarga juga mempunyai fungsi ekonomi, artinya bagi kelangsungan hidupnya.
Di dalam masyarakat yang sederhana mpembagian kerja dalam rangka kerjasama
ekonomi dilakukan antara anggota – anggota keluarga. Tugas – tugas yang
dilakukan olaeh anggota – anggota keluarga dan kerjasama ekonomi itu pada
umumnya salin melengkapi. Dan pembagian tugas serta pekerjaan yang dilakukan
oleh anggota – anggota keluarga seperti suami atau isteri, khususya oleh para
wanita pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh factor – factor kebudayaan
dari pada oleh kondisi fisik maupun psikologi. Oleh karena adapt-istiadat, maka
seorang anak laki – laki kecil, sejak muda telah dididik menjadi manusia yang
kuat, yang berani. Didikan – didikan itulah, atau factor – factor kebudayaan itulah
yang membuat laki – laki menjadi tegap, lebih berani dan lebih dapat menahan
emosinya, sesuai dengan norma – norma di dalam masyarakat. Aakn tetapi
perkawianan itu hanya mungkin ada, apabila fungsi ekonomi dan fungsi seksual
dalam relasi antara personal disatukan.
3) Fungsi ke tiga yang vital dari keluara inti adalah reproduksi. Mengenai ini telah
diurakan, bahwa doronagn dasar manusia untuk melangsungkan kehidupan
jenisnya menimbulkan basic needs untuk menimbulkan daya tarik seks,
28
percintaan, pengorbanan menimbulkan kebutuhan dasar biologis untuk memenuhi
kebutuhan seksual yang kemudian dapat menghasilkan keturunan itu. Dan
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak – anak.
4) Fungsi keluarga yang ke empat adalah fungsi edukasi. Fungsi ini merupakan
konsekuensi yang logis daripada pemeliharaan anak – anak yang dilahirkan di
dalam keluarga. Proses sosialisasi dari seseorang anak dimulai di dalam
lingkungan keluarga. Dari lingkuangn keluarga itulah anak belajar berbahasa,
mengumpulkan pengertian – pengertian dan menggunakan nilai – nilai
kebudayaan yang berlaku. Keluarga dalam hubungan ini mempunyai fungsi
meneruskan kebudayaan. Didikan yang diberikan di dalam keluarga pada masa
kanak – kanak disesuaikan dengan daya tangkap dan sifat – sifat emosionalnya.
Ketika anak masih amat egosentris, anggota – anggota keluarga mempunyai
tanggapan yang menunjukkan pengertian kasih sayang. Anak kecil masih
dirangkuh oleh keluarga dengan segala sifatnya. Jika anak menjadi lebih besar,
umumnya lebih tua dan lebih mampu menggunakan rasionya dan dapat
mengekang emosinya, lingkungan sekolah yang menampung pendidikannya.
Walaupun lingkunagn social tersebut lebih rumit, akan tetapi di sekolah masih ada
wasitnya masih ada guru yang membimbing. Baru kemudian apabila
seseorang telah menjadi dewasa, ketika dia harus berdiri tanpa bantuan guru dan
orang tua, masuklah dia di dalam masyarakat ramai, dengan memiliki senjata
yang disiapkan terlebih dahulu.
29
Oleh karena adanya bermacam – macam pendapat itu maka setiap masyarakat
Mempunyai tuntutan yang berbeda – beda dalam hal pemilihan jodoh. Masing –
masing kelompok misalnya suku bangsa mempunyai derajat tuntutan yang berbeda –
beda dan menuntut pola ukuran yang berbeda pula. Di samping factor – factor itu
berikut ini perlu diperhatikan pula ialah :
1. Faktor obyektif : Kesiapan dalam berumah tangga dalam hal ekonomi,
kedewasaan mental, dan sebagainya.2. Faktor subyektif : Adanya dasar saling cinta mencintai
Ada suatu criteria atau pedoman yang dipakai untuk pemilihan jodoh yaitu :
1. Faktor biologis : kesehatan , ras, umur, warna rambut,/kulit dan
sebaainya.
2. Faktor intelegensia : kecerdasan
3. Faktor temperamen dan karakter
4. Faktor agama
5. Faktor kebangsaan
6. Faktor ekonomi
7. Faktor asal usul
Pedoman semacam ini tidak selalu sama untuk masing – masing suku atau
bangsa. Untuk orang jawa ada suatu pedoman tertentu dalam pemilihan jodoh yaitu :
1. Bibit : asal usul/keturunan, orang tuanya berpenyakit menular atua tidak
2. Bebet : namanya di dalam masyarakat, pernah mendapat nama cemar dari
3. masyarakat atau tidak, dan sebagainya.
4. Bobot : kedudukannya dalam masyarakat, misalnya jabatan, status social,
5. kekayaan dan sebagainya.
30
Baiklah kita sekaran kembali pada persoalan yang sebenarnya. Yaitu Psikologo
Sosial. Apa perlu kita mempersoalkan keluarga di dalam pembahasan Psikologi Sosial.
Baiklah kita lihat penggolongan situasi peransan social yang sudah dibicarakan di mika.
Penggolongan /Klasiikasi itu adalah sebagai berikut :
1. Orang lain , ini dibedakan :
1) Individu lain
2) Kelompok
Hubungan intergroup
Hubungan antargroup
2. Hasil kebudayaan :
1) Hasil kebudayaan materiil
2) Hasil kebudayaan non materiil
Disini kita lihat bahwa kelompok atau “group” masuk sebagai situasi perangsang
social. Salah satu bentuk dari kelompok yang mempunyai arti penting bagi kehidupan
individu adalah “ keluarga “. Keluarga merupakan salah satu bentuk kelompok primer.
Itulah sebabnya keluarga mendapat tempat yang penting di dalam pembahasan ini. Semua
orang akan sependapat bahwa pada keluargalah terletek peranan yang penting dalam di
dalam pembentukan keperibadian seseorang di dalam tingkah laku dan pengalamannya.
Apakah sebenarnya tugas keluarga dalam hal ini orang tua terhadap anak –
anaknya ?
Untuk menentukan ini ada beberapa pendapat, Prof.Dr.J.Verkuyl mengemukakan : ada
Tiga tugas dan panggilan orang tua yaitu :
31
1. Mengurus keperluan materiil anak – anak 2. Menciptakan suatu : “ home “ bagi anak – anak3. Tugas pendidikan
Ad.1. ini merupakan tugas pertama di mana orang – orang harus memberi makan, tempat
Perlindungan dan pakaian kepada anak – anak.
Ad.2. “home” disini berarti bahwa di dalamkeluarga itu anak – anak dapat berkembang
dengan subur, meradakan kemesraan, kasih saying, ramah tamah, merasa aman,
terlindungi dan lain – lain. Di rumahlah anak merasa tentram, tidak pernah
kesepian dan selalu gembira. Ad.3. Tugas mendidik, merupakan tugas terpenting dari orang tua terhadap anak –
anaknya.
Tujuan pendidikan disini menurut Verkuyl ialah mengaar dan melatih orang –orang muda
sehingga mereka dapat memenuhi tugas mereka terhadap Tuhan, sesama manusia dan
sekeliling mereka sebagai anak kerajaan.
Beberapa dengan Ogburn yang membagi fungsi keluarga menjadi 7 yaitu :
1. Affectional
2. Economic
3. Educational
4. Protective
5. Recreational
6. Family status
7. Religius
Di sini ternyata Ogburn mengadakan pembagian fungsi keluarga lebih luas
Daripada Vekuyl. Ogburn lebih mengetengahkan fungsi keluarga tidak saa di dalam
32
lingkungan keluarga sendiri tetapi juga di dalam masyarakat.
Melihat pendapat tersebut nyata bahwa tugas atau fungsi keluarga bukan
merupakan fungsi yang tunggal tetapi jamak. Secara sederhana dapatlah kami kemukakan
bahwa tua orang itu adalah :
1. Menstabilisasi situasi keluarga : dalam arti stabilisasi situasi ekonomi rumah tangga
2. Mendidik anak
3. Pemeliharaan fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius.
Walaupun secara garis besarnya keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak – anak
Mereka yang tinggal dalam satu rumah, tetapi dalam hal – hal tertentu pengertian ini
tidak dapat dipakai. Dalam kenyataanada sejumlah masyarakat yang keluarga intinya
tidak lengkap, yaitu karena tidak ada suaminya atau isterinya yang hidup
bersama dalam satu rumah. Dalam keluarga yang tidak lengkap ini, suamilah yang
biasanya tidak hidup bersama dalam ruamah tersebut dan bukannya si isteri. Dalam
bebrapa hal biasanya disebabkan oleh alasan ekonomi. Misalnya dikabupaten
Tasikmalay, Jawa Barat , sebagian bersuami telah meninggalkan anak dan isteri
mereka di desa untuk jangka waktu yang lama ialah berdagang, misalnya dagan
perabot rumah tangga. Istilah yang paling popular di Jawa Barat ialah “Tukang
Kredit” , yaitu perdagangan dengan pembayarannya dilakukan secara
diangsur, misalnya harian , mingguan atau bulanan. Orang – orang Tasikmalaya ini
hampir ada di setiap kota – kota di Indonesia, dari sabang sampai ke marauke, yaitu
menjadi seorang tukang kredit. Contoh lain ialah yang diperliahtkan oleh Doedhi
Santoso dari hasil penalitainnya menenai keluarga yang hidup di cibuaya, Kabupaten
Karawang , Jawa Barat. Dari hasil penelitiannya diperoleh suatu kesimpulan bahwa
33
Sebagian besar suami telah meninggalkan anak dan isteri merekan untuk jangka
Waktu yang cukup lama ialah untuk bekerja di kota Jakarta dan di tempat – tempat
lain yang menghasilkan pendapatan lebih besar daripada kalau harus tetap tinggal di
desanya. Menurut Suparlan ( 1982 ), bahkan ada juga suami – suami yang
meninggalkan anak – isteri mereka. Negara lain untuk bekerja, misalnya orang –
orang Turki yang dalam jumlah besar bekerja sebagai buruh- buruh kasar di Eropa
Barat, khususnya di Jerman Barat dan Negeri Belanda. Dalam berbagai
masyarakat terdapat keluarga – keluarga yang tidak hanya terdiri dari atas seorang
suami, seorang isteri dan anak – anak mereka, tetapi terdiri dari atas seorang suami
dan dua orang isteri atau lebih. Keluarga – keluarga semacam ini tewujud, karena dalam
masyarakat diizinkan berlakunya hukum poligami. Poligami adalah Suatu perkawinan
yang pasangan – pasangannya terdiri dari atas satu orang suami dan dua orang isteri atau
lebih, atau dinamakan pula Poligami. Macam perkawinan poligami umumnya berlaku
juga bagi masyarakat Indonesia, lebih – lebih sebelum dikeluarkannya Undang – Undang
Perkawinan No. 1 tahun 1974.
3.D. Konsep Masyarakat
Kata society (masyarakat) berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang
34
yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi suatu sistem adat istiadat tertentu yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Sedangkan menurut Harold J. Laski, masyarakat adalah kelompok manusia yang hidup bersama dan bekerjasama untuk mencapai ter- kabulnya keinginan-keinginan mereka bersama.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, dan masyarakat negara.
Dari uraian diatas, dapat kita lihat bahwa masyarakat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas, masyarakat di maksud keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama tidak di batasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya atau dengan kata lain: kebulatan dari semua perhubunganan dalam hidup bermasyarakat. Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat di maksud sekelompok manusia di batasi oleh aspek-aspek tertentu. Misalnya: masayarakat mahasiswa, masyarakat jawa, masyarakat tani dan sebagainya.
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama, adalah:
Dorongan untuk mencari makan; penyelenggaraan untuk mencari makanan itu lebih mudah dilakukan dengan bekerjasama
Dorongan untuk mempertahankan diri Dorongan untuk mempertahankan jenis
Manusia sebagai makhluk sosial manapun tersusun dalam kelompok-kelompok. Fakta ini menunjukkan manusia mempunyai sosial akan pembawaan kemasyarakatan, seperti hasrat bergaul.
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok sosial harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:
1. setiap anggotanya harus sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya
2. ada hubungan timbal balik antara anggota-anggotanya3. ada suatu faktor yang dimiliki bersama, seperti: nasib yang sama,
kepentingan yang sama, ideologi yang sama dsb
Adapun syarat-syarat masyarakat adalah sebagai berikut:1. harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak2. telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu
35
3. adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Stratifikasi dalam masyarakat
Dalam mengetahui apa itu definisi stratifikasi sosial, perlu diambil beberapa pendapat pakar sosiologi. Menurut Soerjono Soekanto stratifikasi sosial merupakan suatu jenis diferensiasi sosial yang terkait dengan pengertian akan adanya jenjang secara bertingkat. Jenjang secara bertingkat tersebut akan menghasilkan strata tertentu, dan kedalam strata itulah masyarakat dimasukkan .Menurut Hewitt dan Mitchell menyatakan bahwa stratifikasi sosial adalah tingkat perbedaan individu dalam masyarakat yang mana dalam sistem sosial tertentu sebagai superior maupum inferior. Sedangkan menurut Marx Dan Weber mengatakan bahwa stratifikasi sosial merupakan pencerminan dari organisasi sosial suatu masyaraakat.Dari ketiga pengertian diatas saya mengambil kesimpulan bahwa strtatifikasi sosial adalah cara pembedaan masyarakat berdasarkan jenjang atau strata tertentu yang betingkat-tingkat,dari mulai strata inferior sampai dengan superior.Pembedaan masyarakat secara bertingkat tersebut dikarenakan tiga hal menurut Weber:
1. Dimensi EkonomiTingkat kesejahteraan ekonomi setiap induvidu dalam masyarakat berbeda-beda. Dinegara-negara kapitalis dimensi ekonomi dalam kaitannya dengan steratifikasi sosial mudah dijumpai. Disatu sisi terdapat individu yang borjuis,kekayaan melimpah,dan menguasai beberapa sektor ekonomi.Namun disisi lain terdapat individu yang melarat,sehingga antara keduanya terdapat jurang pemisah yang sering disebut kesenjangan sosial (social distance). Sedangkan dinegara-negara sosialis, dimensi tersebut sedikit bahkan tidak.
2. Dimensi SosialDalam kehidupan masyarakat banyak sekali orang yang mempermasalahkan tentang ras,agama,maupun suku yang dikaitkan dengan stratifikasi social. Kelompok ini menganggap bahwa ras,suku,agama mereka berada pada kelas superior. Di Afrika Selatan pernah terjadi pembedaan ini dengan adanya politik apartheid yang menganaktirikan ras kulit hitam. Hal ini juga terjadi di Amerika Latin,ras kulit hitam hanya dijadikan budak ras kulit putih. Tapi semua itu tidak terlepas pada prinsip yang dimiliki setiap individunya masing-masing. Anggapan tersebut dapat terjadi apabila disuatu daerah terdapat ras,suku,maupun agama yang dominan.Pada masyarakat India, perbedaan strata sosial yang sering disebut kasta adalah pencerminan tingkatan tingkatan berdasarkan status sosial tertentu. Kasta pada masyarakat India ada empat:
a) Kasta Brahmana : kaum agamis,pendetab) Kasta Ksatria : kaum bangsawan
36
c) Kasta Waisha : kaum petani dan pedagangd) Kasta Sudra : rakyat biasa
Diluar keempat kasta tersebut kalangan Paria yang menempati posisi terendah dalam masyarakat.
3. Dimensi Politik
Bagian terpenting dari dimensi politik yaitu jabatan dalam lembaga-lembaga politik termasuk parpol. Hierarkhi antara pimpinan dengan bawahan sangat mencolok, disini kedudukan tertinggi yang berwenang mengambil keputusan dalam masalah-masalah tertentu dalm lembaganya adalah pimpinan,sedang bawahan hanyalah sebagai pelaksana dari keputusan tersebut. Namun dinegara yang menjunjung tinggi demokrasi gaya politik tersebut kurang relevan sebab demokrasi menekankan cara memerintah dari rakyat,oleh rakyat,dan untuk rakyat. Sedang dalam pengambilan keputusan harus dengan jalan musyawarah untuk mufakat.
Dasar-dasar Pembentukan Pelapisan Sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut
1. Ukuran kekayaanKekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah। Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
2 .Ukuran kekuasaan dan wewenangSeseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3.Ukuran kehormatanUkuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan। Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
37
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan। Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu, dan seterusnya.
Status Dalam MasyarakatStatus dengan status sosial sering diartikan sendiri-sendiri. Status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Status sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya,prestisenya dan hak-hak serta kewajibannya. Namun supaya mudah, Soerjono Soekanto menganggap keduanya itu memiliki arti yang sama yaitu status saja (Soerjono Soekanto,2006:239).Status pada dasarnya golongan menjadi :
1. Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran,misalnya anak seorang bangsawan maka sampai besar ia akan dianggap bangsawan pula. Pada umumnya ascribed status dijumpai pada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup,misalnya masyarakat feodal atau masyarakat dimana sistem lapisan tergantung pada perbedaan rasial. Namun tidak juga hanya pada sistem masyarakat tertutup saja, pada masyarakat dengan sistem sosial terbuka juga ada. Misalnya,kedudukan laki-laki pada suatu keluarga , kedudukannya berbeda dengan kedudukan isteri dan anak – anaknya.
2. Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang dengan cara diperjuangkan,dan usaha usaha yang disengaja oleh individu itu sendiri. Kedudukan ini bersifat terbuka untuk siapa saja tergantung dari kemampuan masing masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, untuk menjadi seorang anggota legislatif dibutuhkan syarat-syarat tertentu. Apabila ada seseorang yang ingin menjadi anggota legislatif maka ia harus memenuhi syarat tersebut. Jika terpilih nantinya maka kedudukanya dalam masyarakat akan berubah.
4. Assigned status, yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena pemberian sebagai penghargaan jasa dari kelompok tertentu. Biasanya orang yang telah diberikan status tersebut memiliki jasa karena memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Contohnya, pemberian nobel kepada orang yang berhasil memperjuangkan kepentingan masyarakat
Peranan ( Role )
38
Peranan adalah tindakan seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peranan dianggap penting karena mengatur perilaku seseorang. Peranan memberi batasan batasan tertentu kepada orang agar dapat meramalkan perbuatan perbuatan orang lain. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku, misalnya seorang lelaki berjalan dengan wanit harus berada di sebelah luar,ini menunjukkan norma kesopanan.Menurut levinson, peranan mencakup tiga hal.
1. Peranan meliputi norma norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang alam kehidupan masyarakat.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat.
3.E. Ciri MasyarakatSebagai mana telah dijelaskan dalam pengertian masyarakat,maka ciri-ciri masyarakat itu sendiri adalah:1. Kesatuan antar individu (gabungan dari beberapa individu). 2. Menempati suatu wilayah tertentu.3. Terdapat sistem yang berlaku dan telah disepakati bersama.4. Terdapat interaksi antar sesamanya.
3.F. Kerjasama Antara Keluarga dan Masyarakat
Keluarga adalah kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan antara laki-laki dan perempuan, perubahan yang mana sedikit banyak berkangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial ini mempunyai sifat tertentu yang sama, di mana saja dalam satuan masyarakat manusia.
Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang penting ialah reaksi sebagai akibat dari hubungan. Reaksi ini yang menyebabkan hubungan manusia bertambah luas.
Hal ini yang disebabkan manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat/keinginan, yakni:1. keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu
masyaarakat)2. keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya
Untuk dapat menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia menggunakan pikirannya untuk dapat menghadapi udara, alam yang kejam, dan
39
sebagainya manusia menciptakan rumah, pakaian dasn sebagainya. Kesemuanya itu di timbulkan kelomok-kelompok sosial, dalam kehidupan manusia, karena manusia tidak mungkin hidup sendiri.
Manusai sebagai makhluk sosial adalah sudah pada kodratnya. Auguste Comte tersendiri didalam ilmu pengetahuan sosiologi berpendapat bahwa kehendak berkumpul itu memang terkandung dalam sifat manusia. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang bertindak seirama dengan kehendak umum, yaitu masyarakat.
3.G. Kerjasama Antara Keluarga dan Negara
Contoh kerja sama keluarga dan Negara :1. di bidang kebersihan, dengan terbiasanya keluarga hidup bersih maka akan
meringankan beban pemerintah dalam menjaga kebersihan.2. di bidang kesehatan, dengan ikutnya keluarga menjaga kesehatannya, maka beban
pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan masyarakat akan menjadi berkurang.
3. di bidang pendidikan, dengan diajari anak oleh keluarga untuk menjadi insane Negara yang baik maka Negara akan lancar dalam meningkatkan status pendidikan.
4. di bidang administrasi, dengan keluarga menaati segala macam aturan administrasi Negara seperti membayar pajak, Negara akan mudah mengatur ketertiban bangsa.
5. dan lain – lain.
3.H. Konsep Negara
Istilah negara bersifat abstrak. Dalam bentuk konkretnya yang terlihat adalah wilayah, penduduk, bendera, warga negara, lambang , bahasa nasional, lagu kebangsaan atau ideologinya. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing yaitu staat(Belanda dan Jerman) , state(Inggris) dan etat(Prancis). Di Indonesia, kata negara telah lama digunakan. Pada awal abad kelima telah dikenal kerajaan yang bernama Tarumanegara . Demikian pula dikenal nama-nama raja seperti Kertanegara (Singosari), Jayanegara(Majapahit) dan Rajasanegara(Majapahit). Kita juga telah mengenal buku Negarakertagama karya Empu Prapanca dari zaman Majapahit.
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah agency(alat) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.
Dalam arti luas,negara merupakan kesatuan sosial(masyarakat) yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Dalam arti khusus, pengertian negara dapat pula kita ambil dari pendapat beberapa pakar kenegaraan, antara lain :
40
George JellineckNegara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompo manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu
George Wilhelm Friedrich HegelNegara merupakan organisasi kesusilaan yangmuncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
Mr. KranenburgNegara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri
Roger F. SoltauNegara adalah alat(agency) atau wewenang(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat
Prof.R. DjokosoetonoNegara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama
Prof. Mr. SoenarkoNegara ialah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souvereign(kedaulatan)
4. Masalah Sosial dan Solusinya
4.A.Pengertian Masalah Sosial/Patologi Sosial
Masalah sosial yaitu gejala-gejala yang tidak dikehendaki masyarakat yang disebabkan unsure-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan dan penderitaan.
4.B.Contoh Kategori Masalah Sosial/Patologi Sosial
Masalah sosial dikategorikan dalam 4 klasifikasi, yaitu :1. Ekonomis, contohnya kemiskinan, pengangguran, dlsb :2. Biologis, contohnya penyakit3. Biopsikologis, contohnya penyakit saraf, bunuh diri, dan dis-organisasi jiwa, serta
lainnya4. Kebudayaan, contohnya perceraian, kejahatan, kenakalan remaja, dlsb.
Beberapa masalah sosial penting :1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan rata-rata dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam mencukupi kehidupannya tersebut. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis para warga masyarakat ditentukan secara tegas.
41
Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungikin kemiskinan bukan merupakan masalh social, karena mereka menganggap bahwa semua telah ditakdirkan, sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problema sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Persoalan menjadi lain lagi bagi mereka yang turut dalam arus unbanisassi tapi gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan disebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan primer sehingga timbul tunakarya, tunasusila, dan sebagainya.
2. KejahatanKejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan prilaku-prilaku sosial lainnya. Beberapa orang ahli menekankan pada beberapa bentuk proses seperti imitasi, pelaksanaan peranan social, asosiasi diferensial, kompensasi, identifikasi dan kekecewaan yang agresif sebagai proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat.
3. Dis-Organisasi KeluargaDisorganisasi keluarga adalah perpecahan kelaurga sebagai suatu unit, karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajibanyang ssesuai denagn peran sosialnya. Secara sosiologis adapun bentuk-bentuk disorganisasi keluarga tersebut, antara lain:3.1. Unit keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar perkawinan3.2 Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawinan akibat perceraian3.3 Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut, yaitu dalam hal komunikasi
antar angotanya3.4 Krisis keluarga, baik karena faktor intern seperti terganggunya keseimbangan
jiwa salah seorang anggota keluarga, maupun karena masalah ekstern seperti hilangnya kepala keluarga karena meninggal dunia ataupun karena dihukum.
Kebanyakan masalah disorganisasi tersebut karena kesulitan-kesulitan diri untuk menyesuaikan diri tuntutan kebudayaan.
4.C.Solusi Mengatasi Masalah Sosial/Patologi Sosial
Bermacam-macam usaha telah dilakukan manusia untuk mengatasi masalah soaial, berbagai analisis dan metode telah diterapkan, akan tetapi tanpa hasil yang memuaskan. Dewasa ini ditemukan cara-cara analisis yang lebih efektif, walaupun metode lama yang terbukti tidak efektif belum dapat dihilangkan begitu saja. Hal ini disebabkan ilmu sosial pada umumnya belum sanggup untuk menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah sosial yang pokok. Lagipula pengaruh pemecahan masalah sosial tidak dirasakan dengan segera, tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama pasti ada reaksi terhadap metode-metode yang baru tersebut. Metode yang digunakan ada yang bersifat preventif dan represif. Metode preventif yang jelas lebih sulit dilaksanakan dan metode represif yang berarti setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Yang penting dalam mengatasi masalah sosial tidaklah perlu semata-mata melihat aspek sosiologisnya, tapi juga aspek yang lainnya.
42
5. Struktural Fungsional / Pranata Sosial
Konsep Struktural Fungsional, Komponen Struktural Fungsional dan Lembaga-Lembaga Sosial
Pranata ( lembaga social ) merupakan terjemahan langsung dari istilah asing “ social Institution “ karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk dan sekaligus juga mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu.
Penterjemahan istilah social institution ke dalam istilah Indonesia, para sarjana belum ada kata sepakat sehingga ada yang menterjemahkan dengan istilah “ pranata sosial “ karena dianggap sebagai pengatur perikelakuan masyarakat. Ada juga yang memberi istilah “ bangunan sosial “ yang mungkin merupakan terjemahan dari istilah “ Soziale-Gebilde “.
a. Proses pertumbuhan lembaga sosial
Norma-norma dalam masyarakat berguna untuk mengatur hubungan antar manusia di dalam masyarakat agar terlaksana sebagaimana yang mereka harapkan. Mula-mula norma-norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja, namun lama-kelamaan norma-norma tersebut dibentuk secara sadar. Misalnya perihal perjanjian tertulis atau yang menyangkut pinjam-meminjam uang yang dahulu tidak pernah dilakukan. Norma-norma yang ada dalam masyarakat itu mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya pengikatnya, dimana anggota-anggota masyarakat pada umumnya tidak berani melanggarnya.
Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat daripada norma-norma tersebut maka secara sosiologis dikenal adanya 4 pengertian :
1. Cara ( Usage )2. Kebiasaan ( folkways )3. Tata kelakuan ( Mores )4. Adat istiadat ( Custom )
Keempat pengertian tersebut di atas merupakan norma-norma kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bakat yang berupa perintah atau larangan yang bersifat mengikat dan memaksa untuk dilaksanakannya.
1) Cara ( usage )
Cara atau usage ini banyak menunjuk pada suatu perbuatan antara individu dengan individu lainnya dalam hubungan bermasyarakat.
2) Kebiasaan ( folkways )
43
Kebiasaan atau folkways ini mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada cara atau usage, karena kebiasaan ini dilakukan berulang-ulang yang menunjukkan bahwa banyak orang yang menyukainya.
3) Tata kelakuan ( mores )
Menurut Mac Iver dan H. Page, tata kelakuan adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam masyarakat yang diterima sebagai nama-nama pengatur dalam masyarakat itu. Tata kelakuan merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang hidup dalam kelompok manusia sebagai alat pengawas, alt pemaksa, alat untuk melarang sesuatu terhadap anggota-anggotanya supaya menyesuaikan perbuatan-perbuatan dengan tata kelakuan tersebut.
4) Adat istiadat ( custom )
Adat istiadat atau custom ini bisa terjadi dari tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola perikelakuan masyarakat.
Norma-norma tersebut di atas setelah mengalami suatu proses pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari lembaga sosial.
b. Lembaga sosial dan peranannya
Bilamana manusia menciptakan asosiasi, maka mereka juga menciptakan peraturan-peraturan dan cara-cara untuk mengatur pelaksanaan kepentingan anggota-anggotanya satu sama lain. Setiap asosiasi yang sehubungan dengan kepentingan khusus tentu mempunyai lembaga yang khusus pula. Contoh :
a) Keluarga : mempunyai lembaga khusus, misalnya perkawinan, warisan dan lain- lain.
b) Negara : mempunyai lembaga-lembaga yang khusus pula, seperti : bentuk pemerintahan yang berbentuk parlementer atau presidensial, prosedur perundang-undangan dan lain-lain.
c) Serikat buruh : juga mempunyai lembaga-lembaga yang khusus seperti : pemogokan, persetujuan kolektif dan lain-lain.
Ketiganya termasuk dalam asosiasi, bukan institusi. Jadi kita merupakan bagian daripada keluarga dan bukan bagian dari perkawinan.
Cara-cara mempelajari lembaga atau institusi :
Pada umumnya dalam mempelajari institusi ada 3 macam yang dapat digunakan secara sendiri atau bersama-sama dengan yang lain :
44
(1) Analisis kesejarahan (historical analytic)Yaitu berusaha untuk menyelidiki pertumbuhan dan perkembangan di dalam waktu/ usianya. Atau dengan kata lain : menyelidiki sejarah perkembangan suatu lembaga.
(2) Analisis komparatif (comparative analytic)Yaitu analisis yang meliputi penyelidikan lembaga dalam masyarakat yang berlainan. Pada pokoknya membanding-bandingkan macam-macam lembaga itu di dalam berbagai masyarakat.
(3) Pendekatan fungsional (functional approach)Yaitu menyelidiki hubungan-hubungan fungsional antara berbagai institution approach, ini seringkali menyangkut analisis kesejahteraan dan sering juga menggunakan penyelidikan secara komparatif, misalnya : studi terhadap perkawinan harus meliputi hubungan antara perkawinan dan lembaga-lembaga hokum, kinship (kekerabatan), keagamaan dan sebagainya.
Istilah Institution dan Institute
Istilah asing dari lembaga adalah institution, tetapi pemakaian istilah ini membutuhkan perhatian yang khusus. Institution mempunyai arti yang berbeda dengan institute.
Institution adalah aktivitas-aktivitas kemasyarakatan/pranata, sedangkan Institute / lembaga adalah bentuk badan – badan yang Mengorganisasikan /menjalankan aktivitas-aktivitas kemasyarakatan tersebut.
Macam-macam Lembaga Sosial
Dr. Koentjaraningrat membagi lembaa social / pranata-pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam :
1) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan (kinship) atau domestic institutions.Contoh : pelamaran, perkawinan, keluarga, pengasuhan anak dan lain-lain.
2) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup (economic institutions),Misalnya : pertanian, peternakan, perburuhan, industri dan sebagainya.
3) Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institutions)Contoh : metodik ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dan lain-lain.
4) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational inatitutions).Contoh : TK, SD, SMP, SMA, pondok pesantren dan lain-lain.
45
5) Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic andrecreational institutions)Misalnya : seni rupa, seni suara, seni drama dan lain-lain.
6) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib (religius institutions)Contoh : masjid, doa, kenduri, gereja dan lain-lain.
7) Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutions).Contoh : pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian dan lain-lain.
8) Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions).Contoh : pemeliharaan kecantikan, kesehatan, kedokteran dan lain-lain.
46
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kami dapatkan dari berbagai sumber, maka kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk budaya memiliki peran baik dalam kehidupannya di keluarga, masyarakat bahkan negara. Setiap manusia juga memiliki tanggung jawab dalam setiap perbuatannya. Dalam kehidupan keluarga, kita memiliki berbagai peran dan fungsi, begitu juga dalam kehidupan masyarakat dan negara. Ada juga kembaga-lembaga sosial yang membantu kita dalam menjalankan perbuatan-perbuatan kita sebagai makhluk individu, sosial dan budaya.
Utuk itu ilmu sosial budaya dasar merupakan komponen-komponen dasar dari :
Pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya
Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah social budaya dan masalah lingkungan social budaya
Kemampuan menyelesaikan secara halus, arif, dan manusiawi masalah-masalah tersebut
Mempertajam kepekaan terhadap social budaya dan lingkungan social budaya terutama untuk kepentingan profesi
Memperluas pandangan tentang masalah social budaya dan masalah kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua masalah tersebut
Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan Negara yang tidak bersifat kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan social budaya
Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi
Membina kemampuan berpikir Dan bertindak objektif untuk menangkal pengaruh negative yang dapat merusak lingkingan social budaya.s
47
DAFTAR PUSTAKA
Rochmadi,Nur Wahyu.2003.Kewarganegaraan Kelas 1 SMA.Jakatra:Yudhistira
Sulardi,dkk.2004.LKE Tuntas.Jakarta:CV.Graha Pustaka
Muhammad,Abdulkadir.2004.Ilmu Sosial Budaya Dasar.Bandung:PT.Citra Aditya Bakti
(http://www.purwakarta.go.id/wacana.php?beritaID=15)
(http://elearning.unej.ac.id/courses/CLd6e2/document/Konsep_ISBD_awal.doc?cidReq=CL1025.)
(http://elearning.unej.ac.id/courses/CLd6e2/document/Konsep_ISBD_awal.doc?cidReq=CL1025.)
48
49