perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT MASA WAJIB
PAJAK BADAN TAHUN 2010 DI WILAYAH
KABUPATEN WONOGIRI
(STUDI KASUS DI KP2KP WONOGIRI)
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat
Ahli Madya Program Studi
Diploma III Perpajakan
Oleh :
HANIEF CIPTA NUGRAHA
NIM F3408004
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ABSTRAK
EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT MASA WAJIB
PAJAK BADAN TAHUN 2010 DI WILAYAH
KABUPATEN WONOGIRI
(STUDI KASUS DI KP2KP WONOGIRI)
Hanief Cipta Nugraha F3408004
The author conducted a study entitled "Evaluation of Compliance Reporting level of SPT Period Year Tax Payer on 2010 in Wonogiri". The purpose of this research is to determine the level of effectiveness of the reporting SPT period year Taxpayer in Wonogiri and taxpayer awareness in fulfilling their taxation.
To be able to determine the level of effectiveness of reporting SPT period year Taxpayer, the author comparing the number of registered taxpayers that have been declared active with the Taxpayers who reported their SPT every month.
Based on the research that has been done, there are increases in the number of taxpayers as much as 154 Registered taxpayer ( New Taxpayer) on 2010 in Wonogiri. The conclution is effectiveness of the reporting SPT Period Year Tax Payer on 2010 reached 66.19% and as a comparison to the previous year 2009 reached 62.65%. There is an increase of 3:54%, it still must be increased until it reaches 100% effectiveness rate.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
- Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan shalat (QS. Al-Baqarah: 153).
- Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepada-Nya (QS. An-Naml: 62).
- Jadikanlah yang baik itu perbuatan, yang bersih itu hati, yang mulia itu
akhlak, yang kuat itu aqidah, yang tebal itu iman, yang luas itu ilmu, yang
tinggi itu akal, yang banyak itu ibadah, yang sering itu shodaqoh, dan yang
murah itu senyum (Penulis).
- Orang cerdik akan merubah kerugian menjadi keuntungan (DR.’Aidh al-
Qarni).
Penulis persembahkan kepada:
- Kedua orang tuaku tercinta.
- Ketiga sodara perempuanku yang selelu memberikan dukungan dan
motivasi.
- Bunder yang selalu kusayangi.
- “BLEWAH” is the best.
- Teman-temanku semua.
- Para pembaca yang budiman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat
diselesaikan.
Tugas akhir dengan judul “Evaluasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT
Masa Wajib Pajak Badan Tahun 2010 di Wilayah Kabupaten Wonogiri” ini
disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Ahli Madya Diploma III
Perpajakan di Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penyusunan laporan tugas akhir ini :
Allah SWT yang telah memberiklan rahmat dan karuniaNya.
Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi UNS.
Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak selaku ketua Program Diploma
III Fakultas Ekonomi UNS dan sebagai pembimbing akademik bagi
penulis.
Bapak Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, BKP selaku ketua jurusan Perpajakn
Fakultas Ekonomi UNS.
Bapak Drs. Sri Hartoko, MBA.,Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tempat dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
pengarahannya.
Seluruh Bapak/Ibu dosen dan staf Fakultas Ekonomi UNS atas bantuan
dan bimbingannya selama menempuh masa perkuliahan.
Kepala KP2KP Wonogiri, karyawan dan staf yang telah memberikan ijin
magang dan bantuan yang sangat berguna bagi penulis.
Ayah, Ibu dan semua kakak perempuan yang selalu mendoakan,
memberikan kasih sayang, mendukung dan memotivasi.
Bunder tersayang atas semua bantuan dan dukungannya.
“BLEWAH” sahabat sejati yang selalu mendukung dan memotivasi.
Keluarga besar Ortax 08 untuk kebersamaannya selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
Dan semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
Semoga semua bimbingan dan bantuan yang diberikan mendapatkan balasan dari
Allah SWT.
Demikian tugas akhir ini disusun semoga dapat bermanfaat dan
memperluas wawasan bagi pembaca.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum KPP ............................................................................ 1
B. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 13
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 15
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 16
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 16
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 17
1. Pajak secara Umum ............................................................................ 17
2. Fungsi Pajak ....................................................................................... 18
3. Syarat Pemungutan Pajak ................................................................... 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
4. Pengelompokan Pajak......................................................................... 20
5. Sistem Pemungutan Pajak .................................................................. 21
6. Pengertian SPT ................................................................................... 22
7. Jenis SPT ............................................................................................ 22
8. Fungsi Surat Pemberitahuan ............................................................... 24
9. Badan sebagai Subjek dan Wajib Pajak ............................................. 25
10. Objek Pajak Badan Menurut Undang-Undang ................................... 27
11. Tarif Pajak Badan Menurut Undang-Undang ..................................... 29
B. Analisis Data dan Pembahasan ............................................................... 29
1. Ketaatan Pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan Tahun 2010 di
KP2KP Wonogiri ................................................................................ 30
2. Langkah yang Diambil KP2KP untuk Meningkatkan Kepatuhan
Pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan di Wilayah Kerjanya ........ 35
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan ................................................................................................ 38
B. Kelemahan ............................................................................................... 39
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................. 40
B. Rekomendasi ........................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah WP Badan Terdaftar di wilayah Kabupaten Wonogiri ........... 31
Tabel 1.2 Jumlah WP Badan Aktif di wilayah Kabupaten Wonogiri ................. 31
Tabel 1.3 Jumlah WP Badan yang melaporkan SPT Masa di KP2KP ............... 31
Tabel 1.4 Tabel Standar Penilaian Efektifitas ..................................................... 33
Tabel 1.5 Penerimaan pajak (realisasi) dan potensi pajak di KP2KP ................ 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama ....................... 5
Gambar 1.2 Bagan Organisasi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan ........................................................................................................... 6
Gambar 1.3 Flowchart Laporan SPT Masa Badan.............................................. 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR LAMPIRAN
- Penghitungan Tingkat efektivitas
- Surat Pernyataan Tugas Akhir
- Surat Permohonan Magang Kerja
- Surat Persetujuan Magang Kerja
- Surat Keterangan Magang Kerja
- Surat Terima Kuliah Magang Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum KPP
Upaya Pemerintah melalui Kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk
meningkatkan kinerja pelayanan perpajakan kepada masyarakat salah satunya
pada tahun 2005 mulai membentuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang
merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pajak
Bumi dan Bangunan (KPPBB), dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(KARIKPA). Namun walau telah digabungkan menjadi satu, tugas pokok yang
melekat pada masing-masing kantor tetap terakomodasi. Karakteristik utama yang
diunggulkan dari KPP Pratama adalah pelayanan pada satu unit, yang pada
awalnya terpisah yakni berupa pelayanan untuk Pajak, PBB, dan Pemeriksaan/
penyidikan pajak. Sistem administrasi tidak lagi berdasar jenis pajak, melainkan
berdasarkan fungsi. Segmen Wajib Pajak yang dikelola oleh KPP Pratama ini
adalah segmen Wajib Pajak kecil yang terbagi atas wilayah-wilayah tertentu yang
pengawasannya dilakukan oleh Account Representative.
Menindaklanjuti upaya dari Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan
penerimaan pajak dengan berdirinya KPP Pratama dan juga sebagai upaya
pelaksanaan “GOOD GOVERNANCE”, Menteri Keuangan No.
132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Pajak, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.55/PMK.01/2007.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Salah satu hal yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
NO.55/PMK.01/2007 tersebut adalah mengenai terbentuknya Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang telah dioperasikan sejak
tanggal 31 Oktober 2007. Kedudukan dari KP2KP adalah langsung berada
dibawah pengawasan KPP Pratama. Tugas dan Fungsi dari KP2KP sendiri adalah
membantu KPP Pratama dalam pelaksanaan kegiatannya agar pelayanan kepada
masyarakat yang berkedudukan jauh dari pusat bisa dilayani. Adapun Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan sendiri sebelum terbit Peraturan
Menteri Kuangan No.55/PMK.01/2007 masih berupa Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4).
Di Kantor Wilayah Jawa Bagian Tengah II berdasar Peraturan Menteri
Keuangan No.55/PMK.01/2007 tersebut, telah dibentuk Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama dan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) sebagai berikut:
1. KPP Pratama Boyolali,
2. KPP Pratama Cilacap,
3. KPP Pratama Karanganyar,
4. KPP Pratama Kebumen,
5. KPP Pratama Klaten,
6. KPP Pratama Magelang,
7. KPP Pratama Purbalingga,
8. KPP Pratama Purwokerto,
9. KPP Pratama Purworejo,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
10.KPP Pratama Sukoharjo,
11.KPP Pratama Surakarta,
12.KP2KP Banjarnegara,
13.KP2KP Wonogiri,
14.KP2KP Wonosobo, dan
15.KP2KP Sragen.
KPP Pratama Sukoharjo sendiri merupakan pecahan dari KPP Klaten
setelah adanya reorganisasi kantor sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.55/PMK.01/2007. Selain itu, KPP Pratama Sukoharjo juga membawahi
Kantor Pelayanan Penyuluhan Dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri.
a. Tempat Kedudukan
KPP Pratama Sukoharjo sementara ini masih menempati gedung lama
KPP Klaten dengan alamat di Jalan Kopral Sayom (Ring Road) Klaten
dikarenakan beberapa alasan, antara lain belum mendapatkan gedung yang
sesuai untuk tempat kedudukan KPP Pratama Sukoharjo di wilayah Kabupaten
Sukoharjo yang luas dan strategis sesegera mungkin, serta agar sementara
mencari gedung yang cocok dapat terus melayani Wajib Pajak.
Sementara itu, KP2KP Wonogiri selama beberapa bulan bertempat
kedudukan di gedung KP4 lama jalan jaksa Agung R.Suprapto No.7
Sukoharjo, baru kemudian mulai awal Maret 2008 pindah ke Jalan Mayor
Jenderal Sutoyo No. 6 Wonokarto Wonogiri.
b. Wilayah Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukoharjo
meliputi 2 Kabupaten yaitu:
1) Kabupaten Sukoharjo meliputi 12 kecamatan, dan
2) Kabupaten Wonogiri meliputi 24 kecamatan
c. Struktur Organisasi
Agar dalam menjalankan tugasnya melayani kegiatan Wajib Pajak
berkaitan dengan Perpajakan dapat berjalan lancar sesuai dengan peraturan
yang berlaku, maka dibutuhkan kerjasama dari seluruh karyawan KPP
Pratama. Oleh karena itu, adanya struktur organisasi yang jelas dan transparan
dalam tubuh KPP Pratama Sukoharjo, diharapkan dapat membantu
terwujudnya tujuan tersebut.
Struktur organisasi KPP Pratama Sukoharjo secara umum sama
dengan struktur organisasi KPP Pratama lainnya, yaitu berdasarkan fungsinya
terdiri dari:
1) Kepala Kantor,
2) Sub Bagian Umum,
3) Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI),
4) Seksi Pelayanan,
5) Seksi Penagihan,
6) Seksi Pengawasan dan Konsultasi I,
7) Seksi Pengawasan dan Konsultasi II,
8) Seksi Pengawasan dan Konsultasi III,
9) Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
10) Seksi Pemeriksaan,
11) Seksi Ekstensifikasi Perpajakan,
12) Kelompok Pejabat Fungsional, dan
13) Kepala KP2KP.
Berikut ini adalah gambar struktur organisasi KPP Pratama
berdasarkan uraian di atas.
Gambar 1.1 Bagan Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kepala KPP Pratama
Kepala Sub Bagian Umum
Kepala Seksi Pengolahan Data da Informasi
Kepala Seksi Pelayanan
Kepala Seksi Penagihan
Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Kepala Seksi Pemeriksaan
Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Kelompok Pejabat Fungsional
Kepala KP2KP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Adapun bagan organisasi dalam KP2KP itu sendiri adalah sebagai berikut.
Gambar 1.2 Bagan Organisasi Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan.
d. Tugas dan Kegiatan
Masing-masing bagian atau seksi dalam struktur organisasi KPP
Pratama memiliki tugas dan kegiatan sendiri-sendiri. Adapun tugas dan
kegiatan masing-masing seksi berdasarkan gambar 1 yaitu Bagan Organisasi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah sebagai berikut.
1. Sub Bagian Umum
a). Bagian Kepegawaian
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Bagian Kepegawaian Sub
Bagian Umum antara lain:
1) Menerbitkan Surat Kenaikan Gaji Berkala,
2) Membuat Usulan Kenaikan Pangkat,
3) Menerbitkan Surat Izin Cuti,
Kepala KP2KP
Bendahara Pengeluaran
Petugas Pelaksana
Petugas Pelaksana
Petugas Pelaksana
Petugas Pelaksana
Petugas Pelaksana
Petugas Pelaksana
Petugas Pelaksana
Petugas Pelaksana
Petugas Pelaksana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4) Mengirim pegawai yang menerima panggilan untuk
mengikuti diklat-diklat, meliputi Diklat Sistem Administrasi
Modern, Diklat Dasar Pemeriksa Pajak, Diklat Internalisasi
Kode Etik Pegawai, dan
5) Menyusun dan melaporkan laporan-laporan kepegawaian,
meliputi Laporan Daftar Penyebaran Pegawai, laporan
Penegakan Disiplin Pegawai, Laporan Absensi Pegawai,
Laporan Kegiatan Kepangkatan, dan Daftar Pejabat yang
meninggalkan wilayah kerja.
b). Bagian Keuangan
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Bagian Keuangan Sub
bagian Umum antara lain:
1) Membagikan gaji kepada pegawai KPP Pratama,
2) Membagikan uang makan kepada pegawai KPP Pratama,
3) Menyusun dan melaporkan laporan-laporan yang menjadi
tanggung jawab Bagian Keuangan, dan
4) Menyusun daftar permintaan lembur bagi pegawai yang
lembur.
c). Bagian Rumah Tangga
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Bagian Rumah
Tangga Sub Bagian Umum antara lain sebagai berikut:
1) Melakukan inventarisasi (pemisahan) barang-barang
inventaris milik KPP Pratama, dan melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
perekaman inventaris dan penghapusan Barang Milik
Negara pada KPP Pratama.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Merupakan gabungan dari seksi DAI dan Seksi Penerimaan,
Peralihan dari Seksi Penerimaan dan Keberatan pada KPP,
Subsie penerimaannya beralih ke Seksi PDI, sedangkan Subsie
Keberatannya ditangani oleh Kantor Wilayah (Kanwil) modern.
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Seksi Pengolahan Data dan
Informasi (PDI) antara lain sebagai berikut:
a) Membatu instalasi aplikasi e-NPWP di Seksi Ekstensifikasi,
b) Melakukan pendaftaran Wajib Pajak secara massal dan
pencetakan Kartu NPWP dengan aplikasi PWPM dan e-
NPWP,
c) Melakukan perekaman mutakir dan NIR (Nilai Indikasi Rata-
rata) untuk penetapan NJOP PBB tahun berikutnya,
d) Melakukan simulasi perhitungan pokok ketetapan PBB tahun
berikutnya,
e) Melakukan perekaman SPT Masa dan SPT Tahunan,
f) Menyimpan data-data informasi perpajakan untuk keperluan
penyajian data,
g) Membantu seksi lain jika mengalami kesulitan/kerusakan
pada komputer,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
h) Mengawasi pemasangan jaringan dan perangkat komputer
yang dilakukan oleh pihak ketiga,
i) Memberikan aplikasi e-SPT PPN versi terbaru kepada Wajib
Pajak dan membantu proses pelaporan jika mengalami
kesulitan,
j) Membuat Laporan Penerimaan PBB dan BPHTB,
k) Melakukan persiapan hardware dan software sehubungan
dengan kegiatan cetak,
1) Membantu Seksi Pelayanan dalam mencetak label SPT
Tahunan,
2) Melakukan penataan IP address untuk jaringan komputer,
dan melakukan perekaman data objek PBB berdasarkan
permohonan Wajib Pajak.
3. Seksi Pelayanan
Merupakan perubahan nama dari Seksi Tata Usaha Perpajakan
(TUP) pada KPP dan Seksi Penetapan KPPBB
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Seksi Pelayanan antara lain
sebagai berikut:
a) Menerbitkan Kartu NPWP dan PKP bagi Wajib Pajak baru,
b) Menata usahakan formulir SPT Tahunan PPh dalam rangka
persiapan pengiriman SPT Tahunan kepada Wajib Pajak,
c) Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP), dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
d) Memberikan jawaban permintaan konfirmasi dan klarifikasi
data dari KPP lain.
4. Seksi Penagihan
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh seksi Penagihan antara lain
sebagai berikut:
a) Melaksanakan pencabutan STTS PBB Tahun Pajak
sebelumnya,
b) Melaksanakan Konfirmasi STTS PBB Tahun Pajak
sebelumnya dalam sektor perkotaan,
c) Melakukan pemanggilan dan himbauan pembayaran
tunggakan pajak,
d) Bedah tunggakan Wajib Pajak,
e) Melakukan penagihan aktif terhadap tunggakan pajak yang
telah jatuh tempo, dan
f) Menyusun data 100 besar tunggakan PBB untuk dilaporkan.
5. Seksi Pengawasan dan konsultasi
Merupakan gabungan dari Seksi PPh Orang Pribadi, PPh Badan,
PPh Putpot, dan PPN.
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Seksi Pengawasan dan
Konsultasi antara lain sebagai berikut:
a) Pembuatan profil Wajib Pajak,
b) Pembuatan ikhtisar Wajib Pajak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c) Penyelesaian Permohonan Pemindahbukuan Wajib Pajak,
dan
d) Pengawasan terhadap mekanisme dan tatacara pembayaran
penyetoran maupun pelaporannya termasuk dalam penerapan
aturan-aturan perpajakannya.
6. Seksi Pemeriksaan
Merupakan peralihan dari Tata Usaha/Administrasi Kantor
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak.
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Seksi Pemeriksaan antara
lain sebagai berikut:
a) Menyusun rencana kerja,
b) Menyusun dan mengkoordinasikan Daftar Nominatif WP
yang akan diperiksa,
c) Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SPPP) dan
mendistribusikannya ke Seksi Fungsional,
d) Melaksanakan pengawasan, pelaksanaan jadwal pemeriksaan
sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan,
e) Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,
f) Memproses permohonan SPT LB Wajib Pajak Patuh,
g) Melakukan administrasi pemeriksaan pajak lainnya,
h) Menyusun laporan/surat tanggapan atas permasalahan yang
berkaitan dengan Seksi Pemeriksaan,
i) Menyusun laporan-laporan Seksi Pemeriksaan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
j) Mengadministrasikan berkas laporan hasil pemeriksaan.
7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada
Kantor Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB).
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan antara lain sebagai berikut:
a) Menyampaikan Usulan Surat Keputusan Klasifikasi dan
Besarnya NJOP sebagai dasar penetapan PBB,
b) Menyampaikan usulan besarnya Standar Investasi Tanaman
(SIT) Perkebunan ke Kanwil DJP Jawa Tengah II,
c) Membuat Laporan Data Potensi Wilayah KPP Pratama
d) Menyelasaikan Laporan NJOP PBB,
e) Menyelesaikan pemberian NPWP OP melalui Pemberi
Kerja/Bendaharawan Pemerintah, dan
f) Membuat Laporan Kegiatan penerbitan NPWP Ekstensifikasi
WP OP karyawan KPP Pratama.
8. Kelompok Pejabat Fungsional
Merupakan peralihan dari Fungsional Pemeriksa di Kantor
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak.
Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Seksi Fungsional antara lain
sebagai berikut:
a) Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak
(SPPP) kepada Wajib Pajak, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b) Menyelesaikan pemeriksaan SPPP dengan diterbitkan
Laporan Pemeriksaan Pajak.
e. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan Sistem dan
Manajemen Perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan
masyarakat.
2. Misi
Menghimpun pembiayaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu
menunjang kemandirian pembiayaan Pemerintah berdasarkan Undang-
Undang Perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi.
B. Latar Belakang Masalah
Wajib Pajak (WP) adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau
pemotong pajak tertentu.
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun
yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan
usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Badan adalah
sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik
Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis,
lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk
reksadana. Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi,
persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan yang sama.
Sesuai dengan sistem self assessment, Wajib Pajak mempunyai
kewajiban untuk mendaftarkan diri, melakukan sendiri penghitungan
pembayaran dan pelaporan pajak terutangnya.
Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Untuk memperoleh
NPWP, Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) yang wilayahnya meliputi kedudukan wajib pajak dengan
mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan persyaratan administrasi.
Selain mendatangi Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak dapat pula
mendaftarkan diri secara online melalui E-regristration di website
Direktorat Jendral Pajak www.pajak.go.id. Selain mendapatkan NPWP,
Wajib Pajak dapat dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan
kepadanya akan diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (NPPKP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Setelah melakukan pendaftaran dan mendapatkan NPWP, Wajib
Pajak mempunyai kewajiban untuk menghitung dan membayar pajak,
yang selanjutnya melaporkan pajak terutangnya dalam bentuk Surat
Pemberitahuan (SPT).
Pada kesempatan ini penulis ingin mengetahui tingkat kepatuhan
penyampaian laporan SPT Masa bagi Wajib Pajak Badan di wilayah kerja
KP2KP Wonogiri supaya melalui karya ilmiah ini tingkat kepatuhan
pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan pada tahun depan dapat sesuai
dengan yang diharapkan. Dari Latar belakang tersebut penulis mengangkat
judul “EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT
MASA WAJIB PAJAK BADAN TAHUN 2010 ( STUDI KASUS DI
KANTOR PELAYANAN PENYULUHAN DAN KONSULTASI
PERPAJAKAN WONOGIRI TAHUN 2010)”.
C. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis
ingin merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana ketaatan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan tahun 2010
di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
wonogiri?
2. Langkah apa yang diambil Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) untuk meningkatkan kepatuhan pelaporan SPT Masa
Wajib Pajak Badan di wilayah kerjanya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
penelitian ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengevaluasi tingkat ketaatan Wajib Pajak Badan dalam
melaksanakan kewajibannya dalam bidang perpajakan.
2. Untuk mengetahui langkah yang diambil Kantor Penyuluhan Pelayanan
dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri untuk meningkatkan
kepatuhan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan di wilayah kerjanya.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat
seluas- luasnya kepada semua pihak, diantaranya :
1. Bagi penulis, untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dari
perkuliahan ke dalam dunia nyata atau dunia kerja.
2. Bagi objek penelitian, dapat memberikan inovasi atau terobosan yang
berguna dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak khususnya Badan
dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
3. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai sumber informasi, referensi serta
manfaat yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pajak Secara Umum
Menurut S. I. Djajadiningrat dalam Resmi (2005: 1) pengertian pajak
yaitu sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas
negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang
memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut
peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak
ada jasa timbal-balik dari negara secara langsung, untuk memelihara
kesejahteraan secara umum.
Menurut Mr. Dr. N. J. Feldmann dalam Resmi (2005: 1) pajak adalah
prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa
(menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-
pengeluaran umum.
Pengertian pajak secara umum adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum (Soemitro dalam Suandy, 2005: 11).
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-
unsur:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a. Iuran dari rakyat kepada negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut
berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan undang-undang.
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang
serta aturan pelaksanaannya.
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara secara langsung
dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan
adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas
(Mardiasmo, 2009: 1).
Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Fungsi Pajak
Pajak memiliki fungsi dalam kegiatan bernegara yang sangat penting
peranannya antara lain:
a. Fungsi Bugdetair
Pajak sebagai sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Fungsi Mengatur
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi (Sri. S & Suryo, 2003: 4).
3. Syarat Pemungutan Pajak
Agar dalam pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka dalam pungutan pajak terdapat syarat sebagai berikut:
a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, Undang-
Undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam Undang-
Undang diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata,
serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedang adil
dalam pelaksanaanya yakni dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak
untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan
mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi
negara maupun warganya.
c. Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat.
d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Sesuai fungsi bugdetair, biaya pemungutan harus dapat ditekan
sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan
mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Syarat ini telah dipenuhi oleh Undang-Undang perpajakan yang baru
(Mardiasmo, 2009: 2).
4. Pengelompokan Pajak
Pengelompokan pajak menurut Mardiasmo (2009: 5), sebagai berikut.
a. Menurut Golongannya
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain.
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
b. Menurut Sifatnya
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.
2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
5. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Official Assesment System
Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh sesesorang.
b. Self Assesment System
Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
c. With Holding System
Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Wajib Pajak (Waluyo, 2010: 17).
Pada mulanya, Indonesia memakai Official System dalam pemungutan
pajaknya kemudian setelah muncul Undang-Undang Nomor Tahun 1967
tentang Perubahan dan Penyempurnaan Tata Cara Pemungutan Pajak
Pendapatan 1944, Pajak Kekayaan 1932, dan Pajak Perseroan 1925, sistem
ini tidak lagi digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pada tahun 1968 sampai dengan 1983 masih menggunakan sistem Self
Assesment dan Witholding, barulah tahun 1984 ditetapkan sistem Self
Assesment secara penuh dalam sistem pemungutan pajak Indonesia yaitu
dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang Ketentuan
Umum Perpajakan) yang mulai berjalan pada 1 Januari 1984.
6. Pengertian SPT
SPT atau Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
(Waluyo, 2010: 31).
7. Jenis SPT
Menurut Mardiasmo (2009: 32), Surat Pemberitahuan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan
Tahunan.
a. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
Masa Pajak, terdiri dari:
1) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26;
2) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 22;
3) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pasal 26;
4) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 25;
5) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
6) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 15;
7) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai;
8) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi pemungut
9) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penjualan atas Barang Mewah;
10) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pengusaha
Kena Pajak Pedagang Eceran yang menggunakan nilai lain sebagai
dasar pengenaan Pajak.
b. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu
Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak yang terdiri dari:
1) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan;
2) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat;
3) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Orang Pribadi;
4) Surat Pemberitahunan Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21.
Batas waktu pembayaran dan pelaporan SPT Masa dan SPT Tahunan
adalah sebagai berikut :
a. SPT Masa PPh Pasal 23/26 batas waktu pembayaran tanggal 10
bulan berikutnya, dan batas waktu pelaporan tanggal 20 bulan
berikutnya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b. SPT Masa PPh pasal 25 batas waktu pembayaran tanggal 15 bulan
berikutnya, dan batas waktu pelaporan tanggal 20 bulan
berikutnya;
c. SPT Masa PPh dan PPnBM-PKP batas waktu pembayaran tanggal
15 bulan berikutnya, dan batas waktu pelaporan tanggal 20 bulan
berikutnya;
d. SPT Tahunan PPh Badan batas waktu pembayaran tanggal 25
bulan ketiga setelah berakhirnya tahun atau bagian tahun pajak,
batas pelaporan akhir bulan keempat setelah berakhirnya tahun
atau bagian tahun pajak;
e. SPT Tahunan PBB batas waktu pembayaran 6 (enam) bulan sejak
tanggal diterimanya SPPT;
f. SPT Tahunan BPHTB batas waktu pembayaran dilunasi pada saat
terjadinya perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
8. Fungsi Surat Pemberitahuan
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan
adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan
tentang:
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dan atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1
(satu) Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek
pajak.
c. Harta dan kewajiban.
d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan
atau pemungutan pajak orang pribadi atau kena pajak badan lain
dalam 1 (satu) Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah
sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
a. Pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain
dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan
adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya (Mardiasmo, 2009:
29).
9. Badan Sebagai Subjek dan Wajib Pajak
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan yamg melakukan usaha(komersial) maupun yang tidak melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
usaha, meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan
lainya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, perkumpulan,
Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Yayasan, Lembaga, Organisasi
Politik atau Organisasi yang sejenis, Bentuk Usaha Tetap (BUT) dan Bentuk
Usaha lainnya termasuk kontrak investasi kolektif.
Subjek pajak badan merupakan subjek pajak dalam negeri, yaitu
merupakan badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
1. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. Pembiayaaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
3. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
4. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional
negara.
Subjek pajak badan dalam negeri menjadi Wajib Pajak sejak saat
didirikan, atau bertempat kedudukan di Indonesia. Subjek pajak luar negeri
baik orang pribadi atau badan sekaligus menjadi Wajib Pajak karena
menerima dan/atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia
melalui bentuk usaha tetap di indonesia. Wajib pajak itu sendiri adalah
orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban subjektif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
objektif. Berakhirnya Subjek pajak badan dalam negeri yaitu pada saat
dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia (Mardiasmo,
2009: 130).
10. Objek Pajak Badan Menurut Undang-Undang
Objek pajak dalam hal ini adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal;
2) keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,
sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3) keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi
dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
4) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah
dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan,
badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri
Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihakpihak
yang bersangkutan; dan
5) keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau
seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan,
atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.
e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak,
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang,
g. deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil
usaha koperasi,
h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala,
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah,
l. keuntungan selisih kurs mata uang asing,
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva,
n. premi asuransi,
o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak,
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah,
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang
mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan, dan
s. surplus Bank Indonesia (Rusjdi, 2007: 04-1).
11. Tarif Pajak Badan
Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28% (dua
puluh delapan persen). Tarif pajak bagi Wajib Pajak badan dalam negeri dan
bentuk usaha tetap menjadi 25% (dua puluh lima persen) yang mulai
berlaku sejak tahun pajak 2010.
Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka
yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan
memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5%
(lima persen) lebih rendah daripada tarif yang berlaku (Mardiasmo, 2009:
144).
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Ketaatan Pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan Tahun 2010 di
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
Wonogiri
a. Alur dan Flowchart penyampaian SPT Masa Wajib Pajak Badan
di Wilayah Kabupaten Wonogiri.
Untuk Wajib Pajak Badan di Kabupaten Wonogiri pelayanan
pelaporan SPT Masa dilakukan di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri. Alur pelaporannya dapat
dilihat sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Wajib Pajak Petugas
Ganbar 1.3 Flowchart Laporan SPT Masa Badan
Mulai
WP mengambil SPT Masa Badan ke KPP
Mengisi, tanda tangan dan menyerahkan SPT
Lampiran
1
SPT Masa Badan SPT Masa Badan 2
SSP SSP
Paraf petugas
Lampiran
2
KPP
1
T
SPT Masa Badan 1 SSP
SPT Masa Badan 2 SSP
2
A
SPT Masa Badan SSP
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b. Kepatuhan Pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan Di Wilayah
Kabupaten Wonogiri.
Tabel 1.1 Jumlah WP Badan Terdaftar di Wilayah Kabupaten Wonogiri.
No Keterangan Tahun 2009 Tahun 2010
1 Jumlah Wajib Pajak Badan 1435 1589
Sumber : Database KP2KP Wonogiri
Tabel 1.1 menunjukkan banyaknya jumlah Wajib Pajak Badan yang
terdaftar di wilayah kabupaten Wonogiri. Pada tahun 2010 terdapat
kenaikan jumlah sebanyak 154 Wajib Pajak Badan yang terdaftar.
Tabel 1.2 Jumlah WP Badan Aktif di Wilayah Kabupaten Wonogiri.
No Keterangan Tahun 2009 Tahun 2010
1 Jumlah Wajib Pajak Badan 1135 1269
Sumber : Database KP2KP Wonogiri
Tabel 1.2 tersebut menunjukkan banyaknya jumlah Wajib Pajak Badan yang
dinyatakan aktif sebagai Wajib Pajak Terdaftar di wilayah kabupaten
Wonogiri selama tahun 2009 dan 2010 oleh KP2KP Wonogiri .
Tabel 1.3 Jumlah Wajib Pajak Badan yang melaporkan SPT Masa di
KP2KP.
Bulan Jumlah WP yang Lapor
Tahun 2009 Tahun 2010
Januari 704 845
Februari 708 838
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Maret 710 842
April 755 859
Mei 725 835
Juni 720 840
Juli 710 832
Agustus 703 844
September 688 832
Oktober 691 836
Nopember 702 837
Desember 717 848
Sumber : Database KP2KP Wonogiri
Tabel 1.3 tersebut menunjukkan jumlah Wajib Pajak Badan yang
melaporkan SPT Masa Badan selama tahun 2009 dan 2010. Data tersebut
menjadi acuan penulis untuk menghitung tingkat kepatuhan pelaporan SPT
Masa Wajib Pajak Badan dengan membandingkan penerimaan pelaporan
SPT Masa Badan pada tahun 2010 dengan tahun 2009. Penghitungan
sederhana untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa Wajib
Pajak Badan yaitu dengan membandingkan antara jumlah WP Badan Aktif
dengan jumlah WP Badan yang melaporkan SPT Masa tiap bulan dikalikan
100%. Dari penghitungan tersebut maka penulis akan mengetahui
prosentase tingkat efektifitas kepatuhan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak
Badan di wilayah kabupaten Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 1.4 Tabel Standar Penilaian Efektifitas
Besarnya Prosentase Keterangan
Antara 0 ≥ 20
Antara 21 ≥ 40
Antara 41 ≥ 60
Antara 61 ≥ 80
Antara 81 ≥ 100
Sangar tidak efektif
Tidak efektif
Cukup efektif
Efektif
Sangat efektif
Tabel 1.4 Menunjukkan penilaian efefktifitas pelaporan SPT Masa yang
dapat dijadikan dasar sebagai penilaian tingkat kepatuhan pelaporan SPT
Masa bagi Wajib Pajak Badan Di wilayah Kabupaten Wonogiri.
Tabel 1.5 Penerimaan pajak (realisasi) dan potensi pajak di KP2KP
Sumber : Database KP2KP Wonogiri
Dari tabel tersebut penulis juga dapat mengetahui penilaian tingkat
efektifitas yaitu melalui penghitungan nominal penerimaan pajak (realisasi)
dari pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan yang dinyatakan aktif dalam
1 tahun pajak dibandingkan dengan Wajib Pajak yang masih terdaftar
sebagai pelapor SPT Masa Wajib Pajak Badan di KP2KP Wonogiri sebagai
KETERANGAN TAHUN 2009 TAHUN 2010
Penerimaan Pajak (realisasi) Rp 151.965.489.000,00 Rp 191.819.641.000,00
Potensi pajak (terdaftar) Rp 242.561.632.100,00 Rp 289.801.541.500,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
potensi pajak yanag ada, kemudian dikalikan seratus persen untuk
mengetahui tingkat efektifitasnya.
Dari penghitungan yang penulis kerjakan maka dapat diketahui
pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan pada tahun 2010 rata-rata tiap
bulan mencapai 66,19%, dan pada tahun 2009 rata-rata tiap bulan mencapai
62,65%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan kesadaran Wajib
Pajak Badan dalam melaporkan SPT Masa sebesar 3,54%. Dari prosentase
tersebut dapat diketahui tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak
Badan sudah efektif, tetapi masih harus ditingkatkan lebih baik lagi, hingga
mencapai 100%.
2. Langkah yang Diambil Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) untuk Meningkatkan Kepatuhan Pelaporan SPT
Masa Wajib Pajak Badan di Wilayah Kerjanya
a. Meningkatkan efktifitas penyuluhan
Sesuai dengan Tugas pokok dan fungsi KP2KP untuk meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, telah disusun beberapa progam
yang telah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak seperti peningkatan
frekuensi penayangan iklan layanan masyarakat di media cetak dan
elektronik. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
peningkatan kepatuhan dapat dilaksanakan dengan efisiensi dan tepat
sasaran karena media ini merupakan konsumsi masyarakat umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
sehingga Wajib Pajak dapat mengetahui kapan harus memenuhi
kewajiban perpajakannya.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat perlu adanya peningkatan
pembinaan dan pengawasan, khususnya kepada Wajib Pajak dalam
membayarkan dan kemudian melaporkan agar hak dan kewajiban
perpajakannya terpenuhi. Salah satu caranya dengan memberikan
sosialisasi dan penyuluhan lebih menyeluruh kepada Wajib Pajak yang
baru maupun yang lama agar dapat dipantau aktif tidaknya Wajib pajak
tersebut.
c. Melaksanakan pemeriksaan pajak sebagai alat kendali pengamanan
penerimaan negara.
Pemeriksaan pajak sangat berpengaruh terhadap konsekuensi Wajib
Pajak terhadap kewajibannya di bidang perpajakan. Dengan adanya
pemeriksaan pajak tersebut ada upaya untuk mengamankan penerimaan
negara khususnya di bidang perpajakan. Karena penerimaan negara di
sektor pajak sangatlah besar hasilnya untuk menunjang kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan 4K.
Pelayanan 4K yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian
hukum. Lebih meningkatkan kualitas pelayanan merupakan salah satu
faktor yang menjadi indikasi untuk memberikan kesan positif bagi Wajib
Pajak. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pelayanan yang memuaskan, ramah, sopan, dan sikap dapat dipercaya
dalam memberikan tanggapan maka dapan menimbulkan rasa
kepercayaan yang lebih bagi Wajib Pajak untuk membayar dan
melaporkan pajak terhutangnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
TEMUAN
A. KELEBIHAN
Dalam pengamatan yang sudah dilakukan penulis di Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri selama masa
magang kerja, penulis menemukan beberapa kelebihan dalam pelaporan SPT
Masa bagi Wajib Pajak Badan, yaitu:
a. Kepatuhan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan pada tahun 2010
di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Wonogiri
sudah efektif.
b. Kegiatan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan tahun 2010
mengindikasikan tinngkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan
kewajibannya, sehingga dapat menjadi evaluasi target pelaporan tahun
berikutnya.
c. Dari pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan tersebut, maka dapat
diketahui potensi perpajakan yang ada di wilayah Kabupaten
Wonogiri.
d. Mengetahui berapa besar keberhasilan kinerja KP2KP Wonogiri
selama tahun 2010 dalam melakukan kegiatan sosialisasi dan
penyuluhan perpajakan di wilayahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
B. KELEMAHAN
Kelemahan yang penulis temui dalam pelaporan SPT Masa Wajib Pajak
Badan tahun 2010 di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) Wonogiri selama masa magang kerja, yaitu:
a. Masih banyak SPT nihil yang belum tentu kejelasannya.
b. Masih banyak formulir SPT Wajib Pajak Badan yang belum lengkap
pengisiannya.
c. Keterbatasan petugas KP2KP dalam memberikan pelayanan dan
penyuluhan di daerah yang jauh dari jangkauan petugas.
d. Kurang optimalnya pengawasan dan penegakkan hukum kepada
Wajib Pajak dalam hal pemenuhan kewajiban perpajakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Menurut pengamatan penulis selama masa magang kerja di Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri
mengenai tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan tahun
2010, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan di wilayah
kerja Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
Wonogiri sudah efektif, karena Wajib Pajak yang sudah melaporkan SPT
Masa Badan rata-rata tiap bulannya mencapai 66,19%.
2. Terjadi adanya peningkatan tingkat pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan
di tahun 2010 sebesar 3,54% dari tahun sebelumnya.
3. Tingkat kepatuhan pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan sangat
dipengaruhi oleh sosialisasi dan penyuluhan yang diberikan Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri
kepada Wajib Pajak di Wilayahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
B. REKOMENDASI
Berdasarkan kelemahan dan kesimpulan yang telah dijelaskan
sebelumnya, penulis akan memberikan beberapa rekomendasi yang kiranya
dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi peningkatan kepatuhan
pelaporan SPT Masa Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Wonogiri. Rekomendasi tersebut diantaranya
adalah:
1. Memanfaatkan penggunaan Mobile Tax Unit untuk melakukan
penyuluhan ke setiap daerah yang menjadi cakupan dari wilayah kerja
KP2KP Wonogiri sehingga dapat merangsang Wajib Pajak untuk
memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu dan benar. Dengan
adanya pelayanan pelaporan dan konsultasi SPT yang dilakukan di
daerah yang jauh dari pusat kota, maka Wajib Pajak yang bertempat
tinggal di daerah tidak harus pergi ke pusat kota sehingga akan
menggiatkan Wajib Pajak untuk melaporkan SPT.
2. Bagi Account Reprensitative yang bekerja di wilayah Kabupaten
Wonogiri diharapkan lebih optimal dalam melakukan pengawasan dan
penegakan hukum kepada Wajib Pajak, hal ini akan membuat Wajib
Pajak tidak berani melakukan pelanggaran sehingga akan tercipta
kepatuhan yang maksimal dalam hal pemenuhan kewajiban
perpajakan di wilayah Kabupaten Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Bagi petugas Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pajak
(KP2KP) Wonogiri sendiri untuk lebih mengoptimalkan dan
meningkatkan pelayanan lebih baik lagi, agar institusi tersebut jauh
dari tindakan yang merugikan negara, sehingga tercipta keselarasan
dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak
di wilayah Kabupaten Wonogiri.
Top Related