5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 1/15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah
organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil
proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan
informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono
(2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para
pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7
(Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),
“dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 2/15
dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi
tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan
dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
3. Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009),
dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat.
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
- Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.- Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun,
dan kesempatan kerja,
- Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
- Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 3/15
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo.- Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang atau tergantung pada perusahaan
- Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingandengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar
untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
- Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuranperusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
4. Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), “laporan keuangan yang
lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:
a. neraca,
b. laporan laba rugi,c. laporan perubahan ekuitas,
d. laporan arus kas,e. catatan atas laporan keuangan.”
a. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan
keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca
minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009):
1) aktiva berwujud,
2) aktiva tidak berwujud,
3) aktiva keuangan,
4) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas,
5) persediaan,
6) piutang usaha dan piutang lainnya,
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 4/15
7) kas dan setara kas,
8) hutang usaha dan hutang lainnya,
9) kewajiban yang diestimasi,10) kewajiban berbunga jangka panjang,
11) hak minoritas,
12) modal saham dan pos ekuitas lainnya.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai
penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan
kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi
perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja
keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal
mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) :
1) Pendapatan,2) Laba rugi usaha
3) Beban pinjaman4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan
menggunakan metode ekuitas,5) Beban pajak,
6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan,7) Pos luar biasa,
8) Hak minoritas,9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
c.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus
menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan
keuangan, yang menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) :
1) Laba rugi bersih periode yang bersangkutan,
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 5/15
2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam
ekuitas,3) pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait,
4) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik,
5) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahan,
6) frekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham,
agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan
secara terpisah setiap perubahan.
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari
transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen,
menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan
perusahaan selama periode yang bersangkutan.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari
berbagai perusahaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 6/15
informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) :
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting,
2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus
kas, dan laporan perubahan ekuitas,
3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secar wajar
B. Laba Akuntansi
Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total
arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara
operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang
direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan
biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur
berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang masing-masing
diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang
dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba
akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang
dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 7/15
dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono (2005:455)
mendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan
pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara
terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut
oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih
pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
Menurut Muqodim (2005:131), “Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai
komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba
usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak”. Sehingga dalam
menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan
laba setelah pajak. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya
diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono, 2005: 456) :
1) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of
retun on inuested capital).
2) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
3) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
5) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan
public.
6) Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
7) Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9) Dasar pembagian dividen.
Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005
: 114) adalah:
1) Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi
para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji
kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh
bukti.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 8/15
3) Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi
memenuhi dasar konservatisme.
4) Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitandengan pertanggungjawaban manajemen.
C. Laba Tunai
Arus kas dari aktivitas operasi pada laporan arus kas dapat disebut sebagai
laba tunai. Walaupun laba bersih perusahaan adalah hal yang penting, tetapi arus
kas masih dipandang lebih penting karena untuk melanjutkan operasi perusahaan
kas diperlukan dalam membeli aktiva, begitu juga dalam hal pembayaran deviden
yang juga harus dibayarkan dengan kas.
Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi ,
karena adanya beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan
laba rugi tidak dibayar secara tunai. Untuk mengetahui bagaimana hubungan
antara arus kas bersih dengan laba bersih dapat diilustrasikan pada formulasi
berikut ini:
Arus kas besih = Laba bersih - Pendapatan non kas + Beban non kas
Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba
bersih tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan
kembali beban ini ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Selain itu,
beberapa pajak mungkin ditangguhkan dan beberapa pendapatan mungkin tidak
diterima secara tunai dalam satu tahun, sehingga pos tersebut harus dikurangkan
dari laba bersih ketika menghitung arus kas bersih. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 9/15
Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah
disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban
amortisasi, penjualan kredit, utang gaji, utang pajak, dan utang bunga yang belum
dibayar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud,
sedangkan amortisasi merupakan jumlah penyusutan pada aktiva tidak berwujud.
Penjualan dan pembelian kredit juga disertakan karena belum melibatkan kas
dalam transaksinya. Utang pajak, utang gaji dan utang bunga sudah menjadi
beban tetapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal
tersebut dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran gaji belum
dilaksanakan. Dalam penelitian ini laba tunai didapatkan dari aktivitas operasi
yang terdapat dalam laporan arus kas.
D. Dividen Kas
Deviden kas ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang
saham, perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan
akan dibagi dalam bentuk cash dividend . Perusahaan hanya berkewajiban
membayar dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar
dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat
dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh
perusahaan sendiri atau melalui pihak lain, umpamanya bank. Cara yang kedua
biasanya yang dipilih perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang,
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 10/15
sehingga memudahkan pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di
seluruh Indonesia.
Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan
untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa
mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasanya dapat
dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen. Arus
dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh investor, dengan
alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus kas yang diterima oleh
investor. Jika dividen merupakan satu-satunya arus kas, maka model diskonto
dividen dapat digunakan sebagai pengukur arus kas untuk menghitung nilai
intrinsik saham. menyatakan bahwa pembayaran dividen dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kemungkinan, yaitu : pembayaran dividen tidak teratur, dividen
konstan tidak tumbuh, dan pertumbuhan dividen yang konstan.
Pembayaran dividen tidak teratur merupakan dividen dimana tiap-tiap periode
tidak mempunyai pola yang jelas bahkan untuk periode-periode tertentu tidak
membayarkan dividen sama sekali, karena perusahaan menderita rugi atau
kesulitan likuiditas. Dividen konstan tidak bertumbuh merupakan pembayaran
dividen dari periode ke periode relatif konstan. Perusahaan umumnya tidak
melakukan pemotongan atau pengurangan dividen, sekalipun perusahaan
mengalami kesulitan likuiditas. Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga
kesan para pemegang saham atas stabilitas likuiditas perusahaan.
Dividen adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 11/15
saham, baik dalam bentuk dividen tunai (cash dividen) dan dividen saham (stock
dividen). Dividen tunai (cash dividen) merupakan dividen yang dibayarkan oleh
emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya.
(dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividen) merupakan
dividen yang dibayarkan atau dibagi dalam bentuk saham, yang diperhitungkan
untuk setiap lembarnya.
Dividen tunai (cash dividen) merupakan dividen yang dibayarkan dalam
bentuk tunai. Sedangkan dividen saham (stock dividen) merupakan dividen
yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Nilai dari suatu
dividen tunai sesuai dengan nilai tunai yang diberikan, sedangkan nilai suatu
dividen saham dapat dihitung dengan harga wajar dividen saham dibagi dengan
rasio dividen saham. Harga wajar dividen saham merupakan harga yang
diputuskan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan merupakan
harga penutupan yang tersedia sebelum RUPS yang akan memutuskan dividen
saham (umumnya pada sesi terakhir bursa sebelumnya atau sesi terakhir sebelum
RUPS dimulai).
E. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukug penelitian ini adalah Fitri Ariyanti
(2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Hubungan antara Laba
Akuntansi dan Laba Tunai dengan deviden Kas pada Industri Barang Konsumsi di
Indonesia Periode 2002-2004.”. Karina Cahyati (2006) dalam penelitiannya yang
berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Deviden Per Share pada
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 12/15
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ” dan Triana Hidayati (2006) dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Deviden Kas di BEJ Tahun 1999-2003”. Tinjauan peneliti terdahulu dapat dilihat
pada tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti Terdahulu
No
Nama
Peneliti
danTahun
Judul
Penelitian Variabel Hasil Penelitian
Kete-
rangan
1 Fitri
Ariyanti,
2007
Analisis
Hubungan
antara Laba
Akuntansi dan
Laba Tunai
dengan
deviden Kas
pada Industri
BarangKonsumsi di
Indonesia
Periode 2002-2004.
Variabel
Indevenden:
-Laba
akuntansi
-Laba tunai
Variabel
Devenden:
-Devidenkas
Hasil penelitian
yang
menggunakan
analisis korelasi
spearman,
menyimpulkan
bahwa terdapat
hubungan
antara variabelindevenden
dengan deviden
kas. Variabelyang
mempunyaihubungan yang
kuat dengandeviden kas
adalah variabellaba akuntansi.
Penelitian
dilakukan
pada
sembilan
belas
perusahaan
industri
konsumsi
yangterdaftar di
BEJ
periodetahun
2002-2004.
2 KarinaCahyati,
2006
AnalisisFaktor-faktor
yang
Mempengaruh
i Deviden Per
Share pada
Perusahaan
Manufaktur
yangTerdaftar di
BEJ
VariabelIndevenden:
-Current
ratio
-Debt to
Equity Ratio
-Earning per
share
-Devidenper share
tahun
sebelumnya
Dari penelitianyang
menggunakan
model regresi
berganda,
diketahui bahwa
hanya variabel
deviden per
share tahunsebelumnya dan
variabel earning
per share saja
Penelitiandilakukan
pada 39
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di
BEJ
periodetahun
2000-2003
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 13/15
-Total assets
turn over
Variabel
Devenden:
-Devidend
per share
yang
mempengaruhi
devidend pershare secara
signifikan. Dan
secara simultan
disimpulkan
bahwa seluruh
variabel bebas
mempengaruhi
variabel terikat
secara
signifikan.
3 Triana
Hidayati,
2006
Analisis
Faktor-faktor
yang
Mempengaru-
hi Deviden
Kas di BEJ
Tahun 1999-
2003
Variabel
Indevenden:
-ROI
-Cash Ratio
-Current
ratio
-Debt to
total asset
-Earning per
share
-Cashdevidend
pay out ratio
VariabelDevenden:
-Devidenkas
Dengan
menggunakan
analisis uji
regresi linear
berganda,
peneliti
menyimpulkan
bahwa variabel
yang
berpengaruh
terhadap cashdevidend
hanyalah
variabel secarasignifikan
hanyalahvariabel Cash
devidend payout ratio. Dan
secara simultan,seluruh variabel
indevendentidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
variabel
devenden.
Penelitian
dilakukan
pada
delapan
belas
perusahaan
yang listing
di BEJ
pada tahun
1999-2003
danmembagi-
kan
devidenkas setiap
tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 14/15
F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori
yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis
(Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1
H2
H3
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara
pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan
berhubungan dengan biaya historis. kenaikan pada laba akuntansi akan
meningkatkan kesempatan pada perusahaan untuk membagikan dividen kepada
para pemegang saham karena dividen tunai (dividen kas) diambil dari sisa laba
bersih perusahaan (laba Akuntansi) perusahaan. Laba akuntansi berpengaruh
positif terhadap dividen kas. Arus kas (laba tunai) menunjukkan posisi kas pada
suatu perusahaan. Posisi kas perusahaan yang baik memberikan kesempatan
kepada perusahaan untuk memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya
Laba Akuntansi
(X1)
Deviden Kas
(Y)Laba Tunai
(X2)
Universitas Sumatera Utara
5/10/2018 Chapter II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-559e04597f6f6 15/15
karena dividen tunai berbentuk satuan kas. Laba tunai berpengaruh positif
terhadap dividen kas.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41) menyatakan “hubungan yang diduga
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat
diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap
masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan
kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan
teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan di awal, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Laba akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap deviden kas
H2 : Laba tunai berpengaruh secara parsial terhadap deviden kas
H3 : Laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh
terhadap dividen kas.
Universitas Sumatera Utara