1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam berkembangnya dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya
tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan
bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi. Tidak sedikit
perusahaan yang terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan
eksistensi perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut biasanya disebabkan
karena perusahaan tidak konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya,
ditambah lagi dengan kurangnya tenaga profesional di dalam perusahaan dan
perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini.
Adanya isu-isu lain yang diperbincangkankan, terkait dengan kualitas laporan suatu
perusahaan di Indonesia, di mana banyak terdapat kesalahan, kurangnya nilai
terhadap laporan, serta ketidakakuratan terhadap laporan yang dihasilkan. Jika suatu
perusahaan yang tidak mengetahui bagaimana baik atau buruknya prestasinya, maka
hal yang terjadi nantinya adalah perusahaan lain akan mengambil usaha tersebut.
Dengan bergulirnya waktu, pasar terus berkembang. Pada mulanya pasar
merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli dan terjadinya transaksi
lansung, namun dari waktu ke waktu, dan tuntutan konsumen pasar yang terus
berubah, maka pasar tidak hanya sekedar menjadi tempat bertemunya pedagang dan
pembeli serta terjadi transaksi barang riil di pasar, akan tetapi pasar merupakan
Universitas Sumatera Utara
2
kesatuan usaha yang lengkap dan kompleks di mana harus tercipta kenyamanan dan
kepuasan pelanggan yang menjadi tujuan utama.
Persaingan global juga menuntut pelayanan serba cepat dan transparan, maka
seiring dengan perkembangan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan menuntut
pelayananan yang baik di berbagai bidang termasuk perpasaran dan persaingan usaha
yang kompetitif. Perusahaan daerah pasar petisah adalah salah satu perusahaan
mandiri karena perusahaan ini harus mencari sendiri, menggaji sendiri, dan
mengembangkan sendiri perusahaanya. Sehingga harus mengutamakan kualitas dari
para pegawai yang berkerja di perusahaan daerah pasar petisah.
Sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, yakni pada tanggal 7 Juni 1993,
sesuai dengan Perda No.15 Tahun 1992 yang disyahkan oleh Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan Surat Keputusan No. 188.342-09/Tahun
1995 tanggal 15 Februari 1993, dibentuklah perusahaan daerah pasar. Setelah
perusahaan daerah pasar terbentuk, maka dinas pasar yang sebelumnya mengelola
pasar-pasar tersebut, dilebur menjadi perusahaan daerah pasar. Perusahaan daerah
pasar merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), kemudian melalui keputusan
Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan No. 409/236/SK/1996 tentang
struktur organisasi perusahaan daerah pasar petisah Kota Medan. Lalu bedasarkan SK
Walikota No. 14/2004 Tentang auditor internal pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah
Kota Medan dengan isinya secara ringkas “ Mengamanahkan pembuatan Jobdesk
dalam satuan pengawas intern yang mengatur tentang kegiatan audit internal dalam
proses pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan operasional Badan Usaha
Universitas Sumatera Utara
3
Milik Daerah (BUMD) yang telah biasa dilakukan oleh lembaga-lembaga pemeriksa
keuangan negara secara rutin”.
Adanya bentuk-bentuk pelayanan umum perusahaan daerah pasar petisah
dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, antara lain; pembinaan pedagang
pasar, perawatan pasar, pemasaran, menjaga stabilitas, serta kelancaran distribusi
barang dan jasa di pasar yang selama ini masih dirasakan belum maksimal dan perlu
ditingkatkan. Perusahaan daerah pasar petisah adalah perusahaan yang bergerak di
bidang barang dan jasa yang dibuat untuk pengurusan pasar dalam rangka
mengembangankan perekonomian daerah serta menunjang anggaran daerah dan
pertumbuhan perekonomi nasional. Dengan adanya peranan dari auditor sangatlah
penting dalam pencapaian tujuan perusahaan daerah pasar petisah pada masa
sekarang dan masa yang akan datang.
Adanya hubungan antara efektifitas auditor internal dengan bagian
operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah adalah di mana auditor internal
mempunyai tanggung jawab terhadap program, pengujian, evaluasi mengenai
kecukupan dan efektifitas sistem audit yang disajikan oleh organisasi atau
perusahaan dalam rangka mengarahkan aktifitas untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan rencana perusahaan.
Terkait dengan pengertian administrasi dalam arti luas yang merupakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan ini
meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
yang terjadi baik pada badan pemerintahan maupun swasta (Wijaya, Haw 2008:4).
Jika berbicara tentang pengawasan maka kita melihat bagaimana kebijaksanaan yang
Universitas Sumatera Utara
4
telah diprogramkan dapat diikuti oleh manajemen yang tidak secara langsung dapat
diketahui oleh pemimpin perusahaan, oleh sebab itu perlu adanya pendelegasian
wewenang kepada bawahan untuk mengetahui apakah seluruh kebijaksanaan yang
ditetapkan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu dibutuhkan suatu bagian
yang berfungsi untuk menilai operasi dan penyajian data transaksi perusahaan, yakni
bagian internal auditing yang dipimpin oleh seorang auditor internal.
Menurut Mulyadi (2002 : 29) auditor internal adalah auditor yang bekerja
dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian organisasi.
Sedangkan menurut menurut Arens & Loebbecke (1997:1) auditor internal
adalah auditor yang memberi penilaian yang bebas (independent) di dalam suatu
organisasi untuk meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi kebutuhan
pimpinan. Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa auditor internal
adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas untuk memastikan atau
mengawasi, mengukur serta menilai bahwa segala aktifitas perusahaan yang
dilaksanakan telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut Agus Maulana (2000:203) Efektifitas adalah hubungan antara
keluaran (output) suatu pusat pertanggungjawaban dengan sasaran yang harus
Universitas Sumatera Utara
5
dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai
pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut.” Oleh
sebab itu auditor internal yang efektif adalah auditor yang mampu menerapkan
komponen-komponen pengendalian intern yang terdiri dari : lingkungan
pengendalian, perkiraan resiko yang timbul, kegiatan pengendalian, informasi dan
komunikasi serta tindak lanjut, hingga dapat tercapainya tujuan pengendalian intern
itu sendiri.
Dalam pekerjaaan efektif atau tidaknya auditor internal di dalam organisasi
atau perusahaan tergantung pada bagaimana tertata dengan baiknya pengelolaan
satuan audit internal. Adanya koordinasi yang baik antara berbagai fungsi dan
aktifitas yang ada dalam organisasi, merupakan salah satu kunci suksesnya peran dari
satuan audit internal. Ukuran keberhasilan auditor tidak tergantung dari banyaknya
temuan auditor, melainkan penilaian diukur dari bagaimana setiap rekomendasi yang
disarankan dapat ditindaklanjuti oleh manajemen operasional/pelaksana. Dengan
demikian akan tercapai tujuan utama organisasi secara lebih efektif, ekonomis dan
efisien. Dalam pengendalian internal yang efektif, manajemen dan segenap anggota
organisasi yang lain akan memiliki tingkatan kenyakinan yang memadai dalam
mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. di mana dengan adanya sistem
pengendalian intern efektif dapat membantu dalam mencapai tujuan organisasi yang
antara lain dalam hal efisiensi, mengurangi resiko kerugian, dan menghasilkan suatu
laporan operasional yang berkualitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
6
Auditor internal merupakan pilihan yang tepat bagi seorang pimpinan, karena
mempunyai tugas memantau pengawasan internal untuk menemukan berbagai
kecurangan seperti : tindakan/the act, penyembunyian/the concealment, konversi/the
conversion terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Efektifitas auditor internal
ditentukan oleh kompetensi dan reputasinya di perusahaan tersebut. Auditor yang
berkualitas harus dapat menemukan adanya pelanggaran-pelanggaran dan bersedia
melaporkan pelanggaran tersebut. Mengevaluasi sistem pengawasan internal dari
perusahaan tersebut dan memberikan saran terhadap kelemahan yang ditemukan.
Apabila ditemukan penyimpangan, maka auditor internal harus memberitahukannya
kepada pihak manajemen dalam bentuk laporan operasional beserta saran-saran
perbaikan yang diperlukan, dan selanjutnya pihak manajemen menindak lanjuti
laporan tersebut.
Laporan operasional harus dapat diteliti dan dinilai apakah pelaksanaan sistem
pemeriksaan telah memadai dan memenuhi syarat. Pengendalian internal merupakan
salah satu fungsi manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, yang merupakan
manifestasi dari usaha manajemen untuk mengurangi resiko kerugian dan
penyimpangan dalam suatu organisasi. pengendalian internal merupakan dalah satu
kunci dalam kesuksesan sebuah organisasi. Agar tercapainya usaha itu fungsi
manajerial seperti planning, organizing, actuating dan controlling harus dipadukan
agar manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat dengan demikian akan
tercapai hasil yang diharapkan. Semakin berkembangnya perusahaan tentunya diikuti
dengan semakin kompleks dan luasnya aktivitas serta permasalahan yang dihadapi
sehingga mendorong timbulnya suatu bidang baru yaitu pemeriksaan operasional
Universitas Sumatera Utara
7
(audit operasional). Pemeriksaan operasional merupakan aktivitas operasi suatu
organisasi yang bertujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas operasi
perusahaan. Aktivitas pemeriksaan operasional akan bermanfaat banyak bagi
perusahaan karena dapat menunjang kelancaran dari pelaksanaan operasi perusahaan
terhadap kontinuitas perusahaan dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu berdasarkan penjelasan di atas penulis merasa tertarik untuk
melaksanakan penelitian yang berjudul ” Hubungan Efektifitas Auditor Internal
Terhadap Laporan Hasil Bagian Operasional Pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah
Kota Medan ”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
tertarik meneliti dengan perumusan masalah sebagai berikut; “ adakah hubungan
efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan
Daerah Pasar Petisah Kota Medan.”
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk melihat efektifitas auditor internal pada Perusahaan Daerah Pasar
Petisah Kota Medan.
b. Untuk melihat laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah
Pasar Petisah Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
8
D. Manfaat Penelitian
a. Melatih dan mengembangkan kemampuan bepikir ilmiah dan kemampuan
unutk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian teori
dan aplikasi yang diperoleh dari ilmu Administrasi Negara.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan
informasi kepada pimpinan Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan
tentang pentingnya auditor internal dalam memberikan penilaian guna
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
c. Untuk memberikan informasi kepada para mahasiswa dan pihak-pihak
lain, bagaimana pentingnya kualitas fungsi auditor internal terhadap
laporan hasil bagian operasional di dalam suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
9
E. Kerangka Teori
E.1 Auditor Internal
E.1.9. Pengertian Auditor Internal
Menurut Mulyadi (2002 : 29) auditor internal adalah auditor yang bekerja
dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian organisasi.
Auditor internal berada dalam posisi yang begitu unik untuk melaksanakan
audit operasional, sehingga beberapa orang menggunakan istilah auditing internal dan
auditing operasional saling bergantian. Akan tetapi, tidaklah tepat untuk
menyimpulkan bahwa semua auditing operasional dilakukan oleh auditor internal
atau bahwa auditor internal hanya melakukan auditing operasional saja.
Internal audit adalah hal yang bersifat internal. Fungsi paling dasar yang
dilaksanakan oleh auditor internal, adalah memberikan kepastian kepada dewan
direksi sehubungan dengan baik tidaknya masalah pengendalian internal. Berbagai
aktifitas dalam lingkup yang terbatas ini pada umumnya lebih membutuhkan
dukungan pihak manajemen daripada dukungan dewan direksi.
Tugas dan kewajiban auditor internal harus berupa :
Universitas Sumatera Utara
10
a. Memberikan keterangan-keterangan dan saran-saran kepada pimpinan dan
menunaikan tugas kewajiban ini dengan cara-cara yang tidak melanggar
aturan etika (code of ethics).
b. Mengkoordinasikan pekerjaannya dengan pihak-pihak lain demi mencapai
sasaran audit dan sasaran organsasi.
Banyak departemen audit internal melaksanakan audit operasional dan
keuangan, seringkali hal itu dilaksanakan secara bersamaan. Manfaat yang diperoleh
jika auditor internal melakukan audit operasional adalah, bahwa mereka
menggunakan seluruh waktu mereka bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.
Dengan demikian mereka mengembangkan banyak pengetahuan mengenai
perusahaan dan bisnisnya, yang sangat esensial bagi auditing operasional yang
efektif.
Dalam menjalankan pekerjaannya, auditor internal tidak mempunyai tanggung
jawab langsung dan tidak mempunyai wewenang atas pekerjaan-pekerjaan yang
sedang ditelitinya. Internal audit bukanlah aktifitas memata-matai dan tidak
sepenuhnya merupakan suatu pengendalian terhadap berbagai pengendalian yang
terdahulu (control over controls).
Internal auditing adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independent) di
dalam suatu organisasi untuk meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi
kebutuhan pimpinan (Arens dan Loebbecke 1997 : 1). Internal auditing, adalah
serangkaian proses dan teknik yang dilakukan oleh karyawan internal suatu
organisasi untuk meyakinkan manajemen, dengan melakukan observasi di tempat
dengan melihat antara lain ; apakah pengendalian manajemen yang ada telah cukup
Universitas Sumatera Utara
11
memuaskan dan dibina secara efektif, apakah catatan dan laporan keuangan, dan
lainnya menggambarkan dengan tepat dan segera kegiatan dan hasil yang
sebenarnya, apakah setiap bagian, seksi atau unit lainnya bekerja sesuai dengan
rencana, kebijakan dan prosedur, yang dipertanggungjawabkan kepadanya.
Sasaran auditor internal adalah membantu semua anggota pimpinan untuk
melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya, dengan menyiapkan analisis,
penilaian, rekomendasi dan komentar yang tepat mengenai kegiatan-kegiatan yang
diperiksa. Auditor internal berkepentingan atas segala tahap dari kegiatan perusahaan
agar ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pimpinan. Maka untuk mencapai
sasaran ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ; meneliti dan
menilai baik tidaknya, memadai tidaknya penerapan pengendalian laporan keuangan,
operasional dan cara-cara pengendalian lainnya, serta meningkatkan pengendalian
yang efektif dengan biaya yang wajar, meyakinkan sejauh mana kebijakan, rencana-
rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan untuk ditaati, memeriksa sejauh
mana kekayaan/harta perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan
terhadap macam kerugian/kehilangan, memeriksa sejauh mana manajemen data yang
telah dikembangkan di dalam perusahaan dapat diandalkan, menilai mutu hasil-hasil
pekerjaan dalam melaksanakan tanggung jawab/tugas dan kewajiban yang
diserahkan, mengajukan rekomendasi/saran untuk meningkatkan efisiensi
operasional.
E.1.10. Jenis-jenis auditor
Menurut Siagian, Sondang (2004:60) aditor biasanya diklasifikasikan dalam
tiga kategori berdasarkan siapa yang mempekerjakan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
12
1. Akuntan publik.
Akuntan publik adaasionalah akuntan professional yang menjual jasanya
kepada masyarakat umum, terutama daam bidang pemeriksaan terhadap
laporan keuangan dan operasional yang dibuat oleh kliennya.
2. Akuntan pemerintah.
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam
pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada
pemerintah.
3. Akuntan internal.
Akuntan internal adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap aset-aset organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas
prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
E.1.11. Audit Internal dan Jenis-Jenis Audit
Pengertian audit menurut beberapa ahli, yaitu ; Holmes , dkk (1998 : 19)
“Auditing adalah Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
Universitas Sumatera Utara
13
Menurut Arens & Loebbecke (1997:1)
“Auditing diartikan sebagai “proses pengumpulan data dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Audit internal diartikan sebagai pemeriksaan bagian internal audit perusahaan,
yang meliputi laporan operasional, keuangan, dan catatan akutansi perusahaan, serta
ketaatan terhadap kebijakan manjemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan
terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang
berlaku(Sukrisno, Agoes 2004:221). Menurut Alderman, Guy dan Winters (2003 :
408) audit internal adalah suatu kegiatan penilaian yang independen dan dibentuk di
dalam organisasi perusahaan. Fungsinya adalah, memeriksa dan menilai kecukupan
dan efektifitas pengendalian perusahaan. Tujuan audit internal adalah membantu
anggota organisasi melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit
internal juga menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi-rekomendasi,
nasehat, informasi mengenai kegiatan obyek yang diperiksa, dan meningkatkan
pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
Belum berfungsi dengan baik satuan audit internal disebabkan karena masih
adanya kondisi audit internal yang old-fashion. Persepsi yang keliru mengenai peran
dan fungsi audit internal ini terbentuk sebagian juga karena ulah auditor internal itu
sendiri atau karena manajemen belum terbuka sepenuhnya terhadap auditor. Masih
banyak orang yang memandang auditor hanya sebagai tukang mencari kesalahan,
auditor dianggap hanya ahli dalam masalah pengendalian dan bukan dalam urusan
Universitas Sumatera Utara
14
bisnis dan begitu pula untuk manajemen. Menurut Lawrence B Sawyer
(2008:10).Audit yang dilakukan pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal
terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah
laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti
kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan (compliance audit)
Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan
kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang
ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda.
Audit kepatuhan biasanya ditujuan kepada pegawai perusahaan. Contohnya:
bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian
internal.
3. Audit operasional (operational audit)
Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktifitas operasi
organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit
operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan
analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu. Tujuan
audit operasional antara lain adalah untuk ; menilai kinerja yang dibandingkan
dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan sasaran-sasaran yang
ditetapkan oleh manajemen, mengidentifikasikan peluang, memberikan
Universitas Sumatera Utara
15
rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
E.1.12. Norma Pemeriksaan Auditor Internal
Tanggunga jawab pemeriksaan internal adalah melayani organisasi
perusahaan dengan cara yang konsisten dengan norma pemeriksaan internal dan
norma etis yang diatur dalam kode etik dari The Institute of Auditor internal.
Tanggung jawab ini termasuk koordinasi kegiatan pemeriksaan internal dengan
kegiatan-kegiatan departemen lainnya untuk mencapai tujuan pemeriksaan dan
organisasi perusahaan.
Sesuai dengan Standart for the Professional Practice of Internal Auditing
yang disusun oleh The Institute of Auditor internal (Konsorsium Organisasi
Profesi Audit Internal 2004:24), auditor yang baik mempunyai kualifikasi sebagai
berikut, yaitu :
a. Pendidikan dan Latihan
Karena audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan maka auditor
intern harus mengerti catatan keuangan dan operasional sehingga dapat melakukan
verifikasi dan analisis dengan baik. Selain itu, ia harus mempunyai pengetahuan yang
luas, latar belakang pendidikan, serta mengetahui masalah perusahaan yang diperiksa.
Auditor intern perlu diberikan pengetahuan mengenai ilmu kemanusiaan, filosofi dan
praktek manajemen, serta komunikasi, agar seluruh pekerjaan yang dilakukannya
dapat lebih sempurna.
Universitas Sumatera Utara
16
b. Pengalaman
Praktek akuntansi dan auditing diperlukan bagi seorang auditor internal yang
baru. Di perusahaan manapun ia bekerja, pertama-tama ia harus dibimbing oleh
auditor yang kompeten. Gambaran mengenai audit intern harus diberikan secara luas
dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungannya.
c. Kualitas Pribadi
Auditor intern yang kompeten harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sifat Ingin Mengetahui
Auditor intern harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasi perusahaan.
Ia harus mempunyai perhatian terhadap prestasi dan persoalan karyawan perusahaan,
baik di tingkat bawah maupun tingkat atas. Ia harus berusaha agar karyawan mau
berbicara secara terbuka tentang pekerjaannya, sehingga menghasilkan kritik yang
membangun dan ide-ide baru.
2. Ketekunan
Auditor intern harus mencoba terus sampai ia mengerti terhadap suatu
persoalan. Ia harus melakukan memeriksa, pengujian, dan lainnya sampai ia setuju
bahwa pekerjaannya telah dilakukan seperti apa yang dijelaskan kepadanya.
3. Pendekatan yang membangun
Harus dapat memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu yang harus
diselesaikan, bukanlah sebagai suatu kejahatan. Ia harus memikirkan supaya
kesalahan tersebut dapat dihindarkan, bukannya menuduh siapa yang
bertanggungjawab. Suatu kesalahan dianggap sebagai pedoman untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
17
4. Kerjasama (Cooperation)
Auditor intern harus melihat dirinya sebagai mitra usaha, bukan sebagai
saingan dengan siapa yang diperiksa. Tujuannya adalah membantu mereka dan
meninjau kembali nasehat-nasehat yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan.
Titik perhatian seorang auditor adalah meningkatkan kegiatan usaha dan lebih
mementingkan peningkatan itu terjadi daripada memperoleh balas jasa atas
tercapainya peningkatan tersebut.
d. Kreatif dan Inovatif
Didefenisikan sebagai perpaduan pemikiran ide-ide baru dari bagian-bagian
yang dialami secara tepisah. Dengan disadari atau tidak, auditor intern selalu terbuka
secara terus menerus terhadap bagian-bagian yang terpisah, ini merupakan suatu
kewajiban bagi mereka untuk mengatur suatu pola tertentu yang memungkinkan
terjalinnya suatu penafsiran yang baik dalam suatu perusahaan.
E.1.13. Ruang Lingkup Pekerjaan Auditor internal
Ruang lingkup audit internal harus mencakup pemeriksaan dan penilaian
terhadap kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal perusahaan dan mutu
kerja manajamen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Ruang lingkup pekerjaan audit internal seperti ditegaskan dalam norma
pemeriksaan internal, mencakup pekerjaan pemeriksaan apa saja yang harus
dilakukan. Itu dapat diketahui, akan tetapi biasanya manajemen dan direksi
memberikan pegarahan secara umum mengenai ruang lingkup pekerjaan dan kegiatan
yang akan diperiksa. Maksudnya penelaahan atas cukup tidaknya suatu sistem
pengendalian internal adalah untuk memastikan apakah sistem yang dibuat dapat
Universitas Sumatera Utara
18
memberikan jaminan yang wajar dengan tujuan dan sasaran perusahan dapat dicapai
secara efisien dan ekonomis. Maksud penelahaan atas efektif tidaknya suatu
pengendalian internal adalah untuk memastikan sistem itu berfungsi seperti yang
diharapkan.
Menurut Alderman (2003 : 410) ruang lingkup pemeriksaan internal terdiri
dari : menelaah tingkat kepercayaan dan integritas informasi keuangan maupun
operasional dan alat serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
menggolongkan, dan melaporkan informasi tersebut, menelaah sistem yang dibuat
untuk menjamin ditaatinya semua kebijakan, rencana-rencana, prosedur-prosedur
hukum dan peraturan-peraturan yang mungkin mempunyai pengaruh yang berarti
terhadap kegiatan maupun laporan-laporan perusahaan dan menentukan apakah
organisasi perusahaan sesuai dengan yang diharapkan, menelaah alat dan cara yang
dipergunakan untuk melindungi aktiva, menguji ekonomis dan efisiensi penggunaan
sumber-sumber daya yang ada, menelaah kegiatan usaha atau program-program
untuk memastikan apakah hasil-hasil yang dicapai konsisten dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan usaha berjalan seperti yang
direncanakan.
Pemeriksaan internal diatur menurut kebijakan manajemen dan direksi. Tugas,
wewenang, dan tanggung jawab departemen pemeriksaan internal harus didefenisikan
secara tertulis dan resini dalam anggaran dasar departemen pemeriksaan internal dan
disetujui oleh manajemen dan direksi. Anggaran dasar harus menyatakan dengan jelas
tugas departemen pemeriksaan internal, menetapkan ruang lingkup pekerjaannya, dan
Universitas Sumatera Utara
19
menyatakan pemeriksaan internal tidak berwenang atau bertanggung jawab atas
kegiatan obyek yang diperiksa.
E.1.14. Fungsi Auditor internal
Fungsi auditor internal terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Dalam
perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi
atau satuan organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya
kepada kepala-kepala unit organisasi tersebut. Pendelegasian wewenang kepada
sejumlah unit organisasi inilah yang mendorong perlunya dibentuk fungsi internal
audit. Menurut Alvin dan James (1998 : 7) Fungsi auditor internal adalah,
menyelidiki dan menilai pengendalian internal dan efisiensi pelaksanaan fungsi
berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit, merupakan bentuk
pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektifitas unsur-
unsur pengendalian internal yang lain. Fungsi internal audit merupakan kegiatan
penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara
memeriksa laporan keuangan, operasional, dan kegiatan lain untuk memberikan jasa
bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, yaitu dengan cara
menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap
kegiatan manajemen. Auditor Internal berhubungan dengan semua tahap kegiatan
perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan-catatan atau
laporan-laporan saja. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka auditor internal
melaksanakan kegiatan-kegiatan, seperti ; pemeriksaan dan penilaian terhadap
efektifitas pengendalian internal dan mendorong penggunaan pengendalian internal
yang efektif dengan biaya yang minimum, menentukan sampai seberapa jauh
Universitas Sumatera Utara
20
pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi, menentukan sampai seberapa
jauh kekayaan perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari segala macam
kerugian, menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
dalam perusahaan, memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan
perusahaan.
Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian internal, auditor
internal harus berusaha memahami fungsi internal audit untuk mengidentifikasi
aktifitas internal audit yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur
yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktifitas
internal audit tersebut. Auditor biasanya meminta keterangan dari manajemen yang
semestinya dan dari staf internal audit, mengenai berbagai hak yang berkaitan dengan
fungsi internal audit adalah sebagai berikut ; status auditor internal dalam organisasi,
penerapan standar profesional, perencanaan audit termasuk sifat, waktu, dan lingkup
pekerjaan audit, akses ke catatan dan pembatasan atas lingkup aktifitas mereka.
Di samping itu, auditor independen dapat meininta keterangan mengenai
anggaran dasar pembentukan fungsi internal audit, pernyataan inisi, atau pengarahan
lain yang serupa dari manajemen atau dewan koinisaris. Permintaan keterangan ini
biasanya akan menghasilkan informasi mengenai tujuan dan sasaran yang ditetapkan
untuk fungsi internal audit.
E.1.15. Wewenang dan Tanggung jawab Auditor internal
Menurut Winters, dkk (2003:284) pimpinan audit internal memikul tanggung
jawab untuk menerapkan program audit internal perusahaan, program tersebut
memberikan ; penelahaan dan penilaian kewajaran, kesesuaian, efektifitas, dan
Universitas Sumatera Utara
21
aplikasi yang tepat dari pengendalian interenal, keuangan, dan operasi yang lain,
penentuan sejauh mana kesesuaian dengan pengendalian dan kebijakan rencana, dan
prosedur lain yang ditetapkan, penentuan sejauh mana aktiva perusahaan dapat
dipertanggung jawabkan dan diamankan dari kehilangan dalam segala bentuk,
penentuan keandalan data keuangan manajemen yang dikembangkan dalam
organisasi, penerbitan laporan kepada tingkat manajemen yang tepat yang
menyatakan simpulan dan rekomendasi.
Pimpinan audit internal mengarahkan personil dan aktifitas-aktifitas
departemen audit internal dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan
pelatihan staf audit. Pimpinan audit internal mempunyai akses yang bebas terhadap
ketua dewan komisaris presiden, dan panitia audit. Tanggung jawab pimpinan audit
internal adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit
perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan.
Pimpinan internal audit memiliki wewenang untuk mengarahkan program
yang komprehensif di dalam organisasi internal audit. Auditor internal mengadakan
pengujian dan evaluasi mengenai kecukupan dan efektifitas sistem audit yang
disajikan oleh organisasi dalam rangka mengarahkan aktifitas untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan rencana organisasi.
Auditing Supervisor membantu direktur audit internal dalam
mengembangkan program audit tahunan, dan membantu dalam mengkoordinasi usaha
auditing dengan akuntan publik, agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa
duplikasi usaha. Senior auditor menerima program audit dan instruksi untuk area
audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Senior auditor meinimpin staf auditor
Universitas Sumatera Utara
22
dalam pekerjaan lapangan audit dan staf auditor melaksanakan tugas audit pada suatu
lokasi audit.
Pimpinan internal audit dan seluruh anggotanya memiliki wewenang untuk
dapat melakukan akses yang penuh, bebas, dan tidak terbatas terhadap fungsi, catatan,
kekayaan, dan personil di dalam organisasi. Untuk pelaksanaan wewenangnya
tersebut, pimpinan internal audit bertanggung jawab terhadap ; kebijakan yang
ditetapkan untuk aktifitas audit dan mengarahkan fungsi teknis dan administrasinya,
pengembangan dan pelaksanaan program audit yang komprehensif untuk evaluasi
pengendalian manajemen terhadap seluruh aktifitas organisasi, merekomendasi
perbaikan dari pengendalian manajemen yang didesign untuk mengamankan sumber-
sumber organisasi, meningkatkan pertumbuhan organisasi, dan memastikan ketaatan
terhadap undang-undang dan peraturan pemerintah, pengujian efektifitas seluruh
tingkatan manajemen dan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan, review prosedur dan catatan untuk memastikan kecukupan terhadap
tujuan yang telah ditetapkan yang ingin dicapai dan penilaian kebijakan dan rencana
sehubungan dengan aktifitas dan fungsi yang diaudit, pelaksanaan pengujian khusus
atas permintaan manajemen terhadap permasalahan signifikan yang timbul.
Wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pimpinan internal
audit untuk mengarahkan organisasi auditnya tidak akan berfungsi secara efektif
tanpa adanya dukungan dari para staf yang tepat. Oleh karena itu, para staf audit
harus memiliki kedudukan organisasi yang jelas dalam posisi hirarki dan tingkatan
remunerasi.
Universitas Sumatera Utara
23
Uraian tugas memiliki pengaruh yang signifikan atas organisasi audit.
Organisasi audit harus diisi oleh orang-orang yang kompeten untuk pelaksanaan
tugas, yaitu para staf audit yang memiliki intelegensi yang memadai, imajinasi,
kreatif, serta inisiatif. Dengan alasan ini, uraian tugas harus disusun dengan hati-hati
dan seksama agar persyaratan staf yang terbaik dapat dipenuhi untuk pelaksanaan
tugas audit.
Dalam suatu organisasi internal audit yang sudah cukup well-established,
umumnya pembagian tugas mengikuti hirarki posisi yang ada di dalam organisasi
internal audit yang bersangkutan. Internal audit bukanlah merupakan suatu fungsi
yang hanya sekedar melengkapi struktur organisasi di dalam perusahaan, melainkan
merupakan suatu fungsi yang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif untuk
membantu unit operasi lainnya mencapai tujuan organisasinya secara efektif dan
efisien. Oleh karena itu, koinitmen dari top manajemen sangat diperlukan terutama
dalam menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi yang disarankan dalam rangka
organisasi mencapai sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan.
E.1.16. Kedudukan Auditor Internal dalam Struktur organisasi
Perusahaan
Kedudukan ataupun status auditor internal dalam suatu organisasi perusahaan
mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkatan independensi di
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari
departemen internal audit harus cukup mengizinkan penyelesaian dari tanggung
jawab pemeriksanya. Auditor dapat bekerja secara efektif jika kedudukannya
memungkinkan untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian
Universitas Sumatera Utara
24
lain yang harus diperiksanya (Sawyer 2008:180). Untuk itu makan auditor internal
harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan dewan komisaris. Dukungan
itu antara lain dapat berupa :
1. Bagian auditor internal bertanggung jawab kepada seseorang dalam organisasi
yang mempunyai wewenang untuk meningkatkan independensi dan menjamin
ruang lingkup pemeriksaan yang luas, komunikasi yang memadai serta
sanggup menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan.
2. Auditor internal harus mempunyai komunikasi langsung dengan dewan
komisaris
3. Status auditor internal yang meliputi wewenang dan tanggung jawab harus
didefenisikan secara tertulis.
4. Auditor internal harus memperoleh persetujuan atasan dalam hal rencana
kerja.
Secara umum ada tiga alternatif kedudukan auditor internal dalam suatu
struktur organisasi perusahaan, yaitu :
1. Langsung bertanggung jawab kepada dewan komisaris
Auditor internal secara langsung berada di bawah dewan komisaris. Hal ini
berarti bagian auditor internal bersikap independen terhadap manajemen
perusahaan, bahkan karena kedudukannya yang sedemikian rupa sehingga
auditor internal berhak untuk mengawasi pelaksanaan kerja dari semua level
manajemen yang ada. Dengan demikian bagian ini mempunyai kedudukan
yang kuat dalam perusahan.
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 1. Kedudukan Auditor Internal di bawah Dewan Komisaris
2. Bertanggung jawab kepada direktur utama
Auditor internal bertanggung jawab kepada direktur utama yang berarti
auditor internal merupakan staf dari direksi perusahaan. Penempatan
kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam melakukan
pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan. Independensi yang
dimiliki oleh auditor internal di sini masih cukup tinggi sehingga bagian-
bagian perusahaan yang berada di bawah direktur utama dapat diaudit.
Auditor Internal
Komisaris
Presiden Direktur
Pemegang Saham
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar 2. Kedudukan Auditor Internal di bawah Presiden Direktur
Kedudukan auditor internal pada perusahaan daerah pasar petisah adalah
bertanggung jawab kepada direktur utama yang berarti auditor internal merupakan
staf dari direksi perusahaan. Penempatan kedudukan ini dimaksudkan untuk
membantu pihak direksi dalam melakukan pengawasan terhadap keseluruhan
operasional perusahaan. Dari kedua alternatif di atas mana sebenarnya yang terbaik
tergantung pada tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Menurut Sawyer (2008:20)
bila dihubungkan dengan independensi maka :
“Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan internal banyak tergantung dari kedudukan pemeriksa internal dalam bagan organisasi, tanggapan pimpinan perusahaan terhadap hasil-hasil penemuan pemeriksa internal dan pengertian dari bagian-bagian yang diperiksa mengenai tugas pemeriksaan internal di samping tentunya keahlian dan pengalaman pemeriksa internal itu sendiri.”
Komisaris
Presiden Direktur
Pemegang Saham
Auditor Internal
Universitas Sumatera Utara
27
E.1.17. Jenis-jenis Pendapat Akuntan
Menurut standar Profesionalisme Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508)
Terdapat beberapa jenis pendapat akuntan yang diberikannya berkenaan dengan suatu
pemeriksaan umum, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Istilah unqualified disini bukan berarti tidak memenuhi syarat atau tidak
qualified. Arti unqualified disini adalah tanpa kualifikasi (qualification) atau tanpa
reserve atau tanpa keberatan-keberatan. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan
auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat
pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dalam penyusunan laporan keuangan dan operasional. Laporan
keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu
organisasi, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum jika
memenuhi kondisi-kondisi berikut :
Prinsip akuntansi berlaku umum digunakan untuk menyusun laporan
keuangan
Perubahan penerapan prinsip akuntansi berlaku umum dari periode ke periode
telah cukup dijelaskan
Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum
Universitas Sumatera Utara
28
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified
opinion with explanatory language)
Laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan klien namun ditambah dengan hal-hal yang memerlukan bahasa
penjelasan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Pendapat ini hanya diberikan jika secara keseluruhan laporan keuangan yang
disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang
pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan. Terdapat beberapa kondisi yang membuat auditor harus memberikan
pendapat wajar dengan pengecualian, yaitu :
Lingkup audit dibatasi oleh klien
Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar
kekuasaan klien dan auditor
Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
umum
Prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan tidak diterapakan secara konsisten
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menyajikan
Universitas Sumatera Utara
29
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba dan arus kas
perusahaan klien. Auditor memeberikan pendapat tidak wajar jika tidak terdapat
pembatasan bukti audit. Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar
dengan pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi
lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten dalam jumlah
cukup untuk mendukung pendapatnya.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan auditor jika ia tidak berhasil
menyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara
wajar. Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan jika antara lain, terdapat
banyak pembatasan lingkup audit, hubungan yang tidak independen antara auditor
dan klien. Masing-masing kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat
menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan.
E.2 Laporan
Menurut Badri (2007 : 177) Laporan merupakan bentuk komunikasi yang
dapat dilakukan secara tertulis atau lisan mengenai suatu hal tertentu sesuai dengan
tujuan penulisannya. Uraiannya akan lebih ditekankan pada pembahasan hal-hal yang
berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang secara resmi dijadikan sebagai
sumber informasi, alat pertanggungjawaban, dan alat pengambilan keputusan dalam
kehidupan organisasi.
Untuk menyusun suatu laporan, tidak hanya dibutuhkan keterampilan, tetapi
juga kompeten dan kreativitas. Karena laporan dalam bentuk tertentu tidak hanya
terdiri dan hal-hal yang sifatnya informatif, tetapi juga menuntut gagasan atau
Universitas Sumatera Utara
30
pemikiran penyusun laporan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diupayakan
pengembangan kemampuan pegawai adininistrasi berkaitan dengan penulisan laporan
manajerial.
E.2.3. Fungsi Laporan
Laporan memiliki berbagai fungsi yang saling berkaitan satu sama lain.
Adapun beberapa manfaat tersebut (Locker, 2000) antara lain:
1. Sebagai sarana komunikasi vertikal.
Salah satu sarana komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah laporan.
Melalui laporan, pihak bawahan dapat menginformasikan berbagai kegiatan dan
masukan berupa ide atau gagasan terhadap suatu permasalahan. Sedangkan pihak
pimpinan dapat memperoleh berbagai data dan informasi yang kemudian diolah,
dikembangkan, dan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan serta
perencanaan lebih lanjut. Selain itu, pimpinan juga dapat memberikan penilaian
terhadap permasalahan dan kinerja bawahan. Dengan demikian, laporan menciptakan
komunikasi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya.
2. Sebagai alat pertanggungjawaban
Laporan merupakan manifestasi dan bentuk komunikasi vertikal dan atas ke
bawah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap wewenang yang telah diberikan
oleh atasan, laporan merupakan alat yang paling tepat untuk
mempertanggungjawabkan kepercayaan dan wewenang yang telah diterimanya.
3. Memberikan informasi penting
Laporan harus berisi informasi aktual dan pemikiran-pemikiran yang rasional,
argumentatif, serta objektif sebagai tanggapan terhadap fenomena aktual tersebut.
Universitas Sumatera Utara
31
Oleh karena itu, suatu laporan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan manajerial.
4. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan
Laporan merupakan suatu susunan dan kajian informasi yang dituangkan
secara lengkap, jelas, komprehensif, benar, objektif, dan sistematis. Tujuan akhir
dibuat suatu laporan adalah supaya orang yang menerima laporan dapat membuat
keputusan secara tepat. Sebagian besar waktu yang tersedia pada seorang manajer
adalah untuk melakukan pengambilan keputusan, Oleh karena itu sangat penting
untuk mempelajari proses pengambilan keputusan secara rinci. Sehubungan dengan
hal itu, laporan dapat digunakan sebagai sumber pertimbangan untuk pengambilan
kebijakan atau keputusan bagi unit kerja dan organis secara keseluruhan. Oleh karena
itu, suatu laporan hams disusun sebagaimana disyaratkan di atas, karena apabila
dalam laporan disajikan data yang tidak objektif, maka keputusan yang diambil
mungkin menyimpang dan tidak tepat. Dalam penyusunan laporan harus dihindarkan
praktek “ABS” (Asal Bapak Senang), karena hal ini justru akan menghasilkan
keputusan yang tidak tepat dan lambat laun akan menghancurkan organisasi. Dan
berbagai manfaat yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan memiliki
beberapa fungsi; komunikasi, pertanggungjawaban, infonmasi, pengawasan, dan
pengambilan keputusan.
E.2.4. Laporan Operasional
Laporan opersional adalah laporan yang menggambarkan keadaan sekarang
dari suatu kegiatan (operasi) yang didapat dari kegiatan sehari-hari yang terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
32
perusahaan sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pimpinan di suatu
perusahaan (Tangkilisan S Nogi Hassel 2005:180).
Laporan operasional bertujuan untuk memaparkan kebijaksanaaan
perusahaan, pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh para pelaksana demi untuk
meyakinkan apakah para pelaksana telah mengambil keputusan yang tepat. Indikator
laporan operasional, yaitu : komunikatif yaitu suatu bentuk interaksi baik berupa
laporan verbal ataupun non verbal yang terjadi antar suatu bagian dengan bagian
lainnya ataupun dalam bagian itu sendiri yang terjadi dalam suatu perusahaan,
akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban
organisasi perusahaan yang meliputi pengelolaan laporan operasional perusahaan
secara efektif, transparansi diartikan sebagai keterbukaan informasi terhadap laporan,
baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan.
Mengingat definisi ini sangat normatif maka perlu ada penjelasan
operasionalnya di setiap perusahaan. Misalnya, adanya kekhawatiran perusahaan
bahwa jika ia terlalu terbuka, maka strateginya dapat diketahui pesaing sehingga
membahayakan kelangsungan usahanya.
Meskipun tujuan utama laporan operasional adalah untuk mendukung
kegiatan operasional, tapi beberapa laporan juga digunakan untuk mendukung
perencanaan. Karenanya, kekhawatiran di atas sebetulnya tidak perlu muncul jika
perusahaan daerah pasar petisah mampu menjabarkan kriteria informasi material
secara spesifik. Perusahaan harus mampu menyediakan informasi yang cukup,
akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan
Universitas Sumatera Utara
33
perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan
informasi operasional dan keuangan serta informasi lainnya yang material dan
berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu,
sehingga dapat diakses secara mudah pada saat diperlukan oleh siapa saja.
E.3 Audit Operasional
E.3.3. Pengertian Audit Operasional
Pengertian Audit Operasional berdasarkan publikasi Institute of Internal
Auditors (IIA) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2000;4) adalah sebagai
barikut : ”Operational Auditing adalah suatu proses yang sistematis dari penilaian
efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi operasi suatu organisasi yang dibawah
pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari
penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan.” Sementara itu pengertian audit
operasional menurut Sukrisno Agoes (2000;175) menyatakan bahwa : ” Manajemen
audit disebut juga sebagai operasional audit, function audit, system audit, adalah suatu
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien
dan ekonomi.”
Berdasarkan definisi di atas audit operasional merupakan penelaahan
terhadap metode dan prosedur operasional suatu organisasi untuk menilai
efektivitas dan efisiensinya. Pada intinya penyelenggaraan semua kegiatan
operasional dimaksudkan untuk menjamin bahwa dukungan yang diberikan kepada
semua bidang-bidang fungsional dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran,
Universitas Sumatera Utara
34
penjualan, promosi dan pengembangan produk, baik yang lama maupun yang baru
benar-benar efektif, karena itu banyak sekali segi-segi operasional yang menjadi
sasaran audit.
Dalam pelaksanaan audit kegiatan oprasional bukan hanya rumit, melainkan
juga ada kalanya sangat bersifat teknis. Pemeriksaan operasional atau operational
audit saat ini semakin mendapat perhatian manajemen, sebagai bagian dari audit
internal. Pada dasarnya pemeriksaaan opersional dilaksanakan pada berbagai
tingkatan manajemen (Level Of Management), dan objek yang dinilai adalah aktifitas
operasional, kebijakan, dan daya guna usaha. Oleh karena itu, para pelaksana audit
kegiatan manajemen pada umumnya dan khususnya harus mengetahui fungsi
manajemen yang diterapkan dalam perusahaan. Tidak hanya itu, pengetahuan yang
bersifat teknis yang diperlukan oleh berbagai bidang fungsional yang harus
didukung oleh kegiatan operasional sedikit banyaknya juga harus diketahui.
Keterlibatan auditor internal diperluas sehingga meliputi keseluruhan sektor
dan kegiatan yang menyangkut eksistensi dan kontinuitas perusahaan. Untuk lebih
jelasnya dikutip definisi operational audit seperti yang dikeluarkan oleh Federal
Officers institute in Canada sebagai berikut :
“ operational audit is a systematic independent appraisal activity within an organization to a review of the entire departemental operations as a service to management. The overall objective of operational auditing is to assist all the level of management in the effective discharge of their responsibilities by furnishing them with the abjective analyses, appraisals, recommendation and pertinent comments concerning the activities review ” Dari defenisi di atas dapat kita ketahui bahwa operational audit membantu
semua tingkatan manajemen dengan analisa yang objektif, penilaian, pendapat, yang
Universitas Sumatera Utara
35
berhubungan dengan aktifitas operasional yang diperiksa. Kemudian berangkat dari
cara berfikir yang strategik, dapat dikatakan bahwa kegiatan operasional
dimaksudkan untuk mendukung terselenggaranya berbagai kegiatan operasional yang
menjadi tanggung jawab berbagai bidang fungsional dalam perusahaan. Dengan
dukungan yang dapat diandalkan, berbagai satuan bisnis dan bidang fungsional dalam
perusahaan akan mampu mencapai tujuan dan targetnya sesuai dengan standar kinerja
yang telah ditetapkan dan dengan tingkat efisiensi serta efektifitas yang semaksimal
mungkin.
Ini tercermin pada keberhasilan perusahaan sebagai keseluruhan dalam lima
bentuk utama yaitu : perolehan laba yang wajar, ketangguhan mempertahankan
eksistensi, kemampuan bersaing secara sehat yang terlihat dalam penguasaan pangsa
pasar yang lebih luas, kemampuan tumbuh dan berkembang dalam kondisi
lingkungan yang sering berubah dengan sangat cepat, serta, melakukan penyesuaian
yang tepat menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.
E.3.2. Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional
Dua kualitas yang paling penting dari seorang auditor operasional adalah,
independensi dan kompetensi. Kepada siapa laporan-laporan auditor ditujukan adalah
penting untuk memastikan bahwa penyelidikan dan rekomendasi yang dibuat tidak
menyimpang/bias (Agoes, Sukrisno 2004:60). Seperti yang dikemukakan
sebelumnya, independensi auditor internal dipertinggi dengan memberikan laporan
kepada dewan direksi atau direksi utama. Demikian pula, auditor-auditor pemerintah
hendaknya melaporkan kepada suatu tingkat di atas bagian operasional.
Universitas Sumatera Utara
36
Tanggung jawab auditor operasional juga dapat mempengaruhi independensi
mereka. Auditor tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi-fungsi operasi
dalam sebuah perusahaan atau untuk memperbaiki kekurangan bila ditemukan operasi
yang tidak efektif atau tidak efisien. Para auditor diperbolehkan memberi
rekomendasi terhadap perubahan-perubahan dalam operasi, tetapi personil operasi
harus mempunyai wewenang untuk menerima atau menolak rekomendasi-
rekomendasi itu. Jika auditor mempunyai wewenang untuk mewajibkan implementasi
rekomendasi mereka, auditor tersebut sesungguhnya mempunyai tangggungjawab
mengaudit pekerjaannya sendiri pada pelaksanaan audit berikutnya.
The Institute of Auditor internals menganggap independensi auditor internal
merupakan hal yang rawan. Persyaratan khusus untuk independensi telah ditetapkan
dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditing, sebagai berikut : auditor
internal harus bersikap independen terhadap aktifitas yang mereka audit, auditor
internal adalah independen artinya mereka dapat melaksanakan pekerjaan mereka
secara bebas dan obyektif, ndependensi memungkinkan auditor internal
menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak dan tidak menyimpang yang
esensial bagi pelaksanaan audit yang layak.
E. 4 Hubungan Efektifitas Auditor Internal dengan Pemeriksaan Laporan
Menurut Konrath (2002:207), jika efektifitas auditor internal suatu perusahaan
lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan
terhadap laporan dalam suatu perusahaan akan menjadi sangat besar dan begitu juga
sebaliknya. Bagi auditor internal, hal tersebut dapat menimbulkan resiko yang sangat
besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini atau pendapat harus sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
37
kenyataan. Perlunya perhatian khusus dari auditor internal agar berhati-hati dalam
melakukan pemeriksaan laporan dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung, terkait
dengan efektifitas auditor terhadap laporan yang diperiksanya.
E. 5 Kajian Terdahulu
1. Menurut penelitian Fauzia Yasmin dengan judul skripsi “ Penerapan
Pengawasan Auditor Internal Atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Pada RSUP H. Adam Malik Medan ”. Penulis menyatakan bahwa
pelaksanaan terhadap penerapan pengawas internal atas laporan penerimaan
dan pengeluaran kas pada RSUP H Adam Malik Medan. Di mana penelitian
ini dilakukan untuk melihat efektifitas pengawasan internal dalam penerapan
laporan penerimaan dan pengeluran kas. Kemudian berdasarkan penelitian ini
penulis memperoleh bahwa dalam pengawasan internal penerimaan kas telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur, yaitu dengan adanya pencatatan kas dari
waktu-waktu tertentu oleh BPK.
2. Menurut penelitian Sri Anny Sembiring dengan judul skripsi “ Analisa Fungsi
dan Kedudukan Auditor Internal Terhadap Laporan Operasional Pada PT.
PTPN III Medan ”. Peranan auditor internal berjalan dengan baik pada
perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Di mana kedudukan satuan
pengawas internal (auditor internal) berada di bawah direktur utama dan
berfungsi sebagai staf dan sejajar dengan pimpinan pelaksanaan lainnya.
Menurut pengamatan penulis melihat struktur organisasinya mencerminkan
suatu pembagian tugas serta tanggung jawab untuk memudahkan dalam
menuntun, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas satuan
Universitas Sumatera Utara
38
pengawas internal (auditor internal) yang mendukung keserasian kerjasama
dalam bertindak.
3. Menurut penelitian Husna dengan judul skripsi “ Kedudukan dan Fungsi
Verifikasi Auditor Internal Terhadap Pertanggungjawaban Laporan Pada PT.
Bank Dagang Negara (PERSERO) Cabang Medan Imam Bonjol ”. Menurut
pengamatan penulis, pada umumnya fungsi verifikasi dan kedudukan auditor
internaltelah cukup baik. Dilihat dengan adanya kedudukan auditor internal
pada posisi berada di bawah pimpinan cabang pada PT. Bank Dagang Negara
Cabang Medan Imam Bonjol yang menjalankan fungsinya dengan baik sesuai
dengan prosedur pemeriksaan yang ada atau yang telah ditetapkan oleh
perusahaan itu.
4. Menurut penelitian Jahya Sahat N dengan Judul skripsi “ Peranan Satuan
Pengawas Internal atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Proyek
Renovasi Gedung pada PT. Nindya Karya ” Menurut pengamatan penulis
dengan adanya peranan internal auditing di PT. Nindya Karya dalam
pembuatan laporan kas yang nantinya dapat membantu semua anggota
pimpinan untuk melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya
dengan menyiapkan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar yang tepat
mengenai arus kas.
F. Hipotesis
Universitas Sumatera Utara
39
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan
memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian dari
hipotesa tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas.
Berdasarkan dengan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesa
sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang positif antara efektifitas auditor internal terhadap
laporan hasil bagian operasional (Ha).
2. Tidak terdapat hubungan yang positif antara efektifitas auditor internal
terhadap laporan hasil bagian operasional (Ho).
G. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu social (Singarimbun, 1989:33) konsep teoritis diajukan untuk
menjawab permasalahan yang diteliti, maka perlu diadakan definisi konsep. Adapun
konsep dari penelitian ini adalah :
a. Konsep efektifitas auditor internal adalah suatu fungsi penting di suatu
perusahaan mempunyai peran strategis dalam membawa setiap kepentingan unit
perusahaan (perusahaan negara maupun swasta) yang memiliki tugas pokok
seperti meneliti, menilai, mengevaluasi, dan melaporkan apakah kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan telah berjalan dengan baik.
b. Konsep laporan hasil bagian operasional adalah laporan pertanggungjawaban
penyelenggaraan semua kegiatan operasional yang menyangkut semua bidang-
bidang fungsional dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran, penjualan,
Universitas Sumatera Utara
40
promosi dan pengembangan produk dengan maksud peningkatan kinerja
perusahaan demi tercapainya sasaran dan tujuan organisasi/perusahaan.
H................................................................................................Definisi
Operasional
a. Variabel bebas (X) efektifitas auditor internal indikatornya adalah :
1. Pendidikan dan pelatihan yaitu program pembelajaran untuk pegawai
atau karyawan, baik di perusahaan atau di pemerintahan. Dikatakan hanya
terbatas kepada mereka yang sudah bekerja karena materi diklat biasanya
sangat khusus berkaitan langsung dengan pekerjaan.
2. Pengalaman/reputasi yaitu berkaitan dengan praktek-praktek yang di dapat
seorang auditor internal yang dibimbing oleh auditor yang kompeten, serta
pandai menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungannya.
3. Kualitas pribadi yaitu berkaitan dengan sifat ingin mengetahui, ketekunan
pendekatan yang membangun, serta respons yang diberikan auditor terhadap
masalah yang timbul ataupun yang akan timbul nantinya.
4. Kerjasama (Cooperation) yaitu melihat dirinya sebagai mitra usaha, bukan
sebagai saingan dengan siapa yang diperiksa. Dengan tujuan agar membantu
mereka dan meninjau kembali nasehat-nasehat yang diberikan oleh pihak
manajemen perusahaan.
5. Kreatif dan Inovatif didefenisikan sebagai suatu perpaduan pemikiran ide-ide
baru dari bagian-bagian yang dialami secara tepisah yang memungkinkan
terjalinnya suatu penafsiran yang baik dalam suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
41
b. Variabel terikat (Y) laporan hasil bagian operasional indikatornya
adalah :
1. Komunikatif yaitu suatu bentuk interaksi baik berupa laporan verbal
ataupun non verbal yang terjadi antar suatu bagian dengan bagian lainnya.
2. Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertangungjawaban organisasi perusahaan yang meliputi pengelolaan laporan
operasional perusahaan secara efektif.
3. Transparansi yaitu sebagai keterbukaan informasi terhadap laporan, baik
dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan
informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
42
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan
sistematika penulisan.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian
berupa sejarah singkat, visi, inisi, dan struktur organisasi
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan yang akan
dianalisis.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang ada pada
bab selanjutnya.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran-saran.
Universitas Sumatera Utara