Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 1
CEKUNGAN DAN FORMASI
BATUBARA DI KALIMANTAN
TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2014
Disusun Oleh:
UDIN MUHRUDIN
DBD 111 0067
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 2
CEKUNGAN DAN FORMASI BATUBARA DI KALIMANTAN
PEMBENTUKAN BATUBARA
Batubara merupakan endapan sedimen yang berasal dari tumbuhan (endapan gambut/peat)
dan mudah terbakar, berwarna coklat sampai hitam yang sejak pengendapannya terkena
proses fisika dan kimia yang menyebabkan terjadinya pengkayaan unsur karbon.
Untuk dapat menjadi batubara, bahan dasar berupa material organik harus mengalami
beberapa proses yang terkait dengan pelapukan oleh bakteri, waktu, tekanan, dan suhu (lihat
ilustrasi di bawah ini).
Peat/gambut yang merupakan material pembentuk batubara terbentuk pada suatu lingkungan
yang tergenang air seperti rawa. Pada lingkungan ini terjadi pelapukan oleh bakteri aerob
pada daerah permukaan. Namun semakin dalam semakin dalam genangan air yang ada,
pelapukan oleh bakteri aerob semakain berkurang dan digantikan oleh bakteri anaerob
dengan tingkat pelapukan yang lebih rendah sehingga terdapat material yang tidak lapuk.
Material organik yang tidak terlapukkan oleh bakteri anaerob inilah yang akan menjadi
gambut.
Untuk menjadi batubara, gambut harus tertimbun oleh sedimen lain. Timbunan sedimen ini
menghasilkan tekanan yang mengakibatkan air yang ada dalam gambut keluar. Ditambah
dengan adanya unsur suhu yang tinggi dan waktu yang cukup lama (jutaan tahun) gambut
terkompaksi menjadi batubara. Sebagai ilustrasi, untuk mendapatkan 1 meter batubara
dibutuhkan endapan gambut setebal 10 meter.
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 3
TIPE BATUBARA
Pada umumnya tipe batubara dikenal dengan nama coal rank yang di dasarkan pada tingkat
transformasi material tumbuhan asal ke karbon, yang dibagi menjadi :
Low rank coal :
- Lignit
- Sub Bituminus
Hard Coal :
- Bitumunus
- Antrasit
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 4
KETERDAPATAN BATUBARA DI INDONESIA
Batubara di Indonesia terutama terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan pada Cekungan
pengendapan sedimen seperti yang tampak pada peta di bawah ini:
Geologi Kalimantan Tengah tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kesatuan geologi Kalimantan secara umum. Kalimantan Tengah terbentuk
dari endapan atau batuan yang terjadi dalam cekungan-cekungan sedimen dan daerah
pegunungan yang terbentuk oleh kegiatan magma ataupun proses malihan (metamorfosa).
Cekungan-cekungan yang ada di Kalimantan Tengah terdiri dari :
1. Cekungan Melawi (perbatasan dengan Kalimantan Barat)
2. Cekungan Barito (bagian Tengah Selatan - Timur Kalimantan Tengah)
3. Cekungan Kutai (bagian Utara - Timur Laut Kalimantan Tengah).
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 5
1. Cekungan Kutai
Stratigrafi di daerah ini juga terdiri dari siklus transgresi dan regresi. Di sini
fasa regresi jauh lebih mendominasi. Cekungan ini dimulai Tersier Tua, mungkin
Eosen, dengan suatu transgresi yang segera diikuti oleh regresi yang mengisi
cekungan ini pada seluruh Tersier dan Kuarter. Data stratigrafi menunjukkan bahwa
cekungan diisi dari barat ke timur secara progradasi dengan sumbu ketebalan sedimen
maximum, diendapkan pada setiap jenjang Tersier yang bergeser secara progresif ke
arah timur menumpang di atas sedimen laut dalam yang tipis dari Selat Makasar.
Gerard dan Oesterle (1973) maupun Schwartz dan lain-lain (1973)
mengintepretasikan endapan dalam fasa regresif ini sebagai delta. Di sini fasies
prodelta, delta front, delta plain terdapat dalam urutan vertikal secara berganti-ganti
dan merupakan nenek moyang Delta Mahakam yang sekarang. Delta tersebut
berprogradasi ke arah laut, akan tetapi beberapa kali ditransgresi sehingga
memberikan siklus kecil. Salah satu progradasi yang jauh ke timur terjadi di Awal
Miosen, dimana kompleks delta mencapai pinggiran paparan. Setiap fasa regresi
siklus kecil ini mengendapkan lapisan pasir reservoir. Di muka delta ini terbentuk
terumbu pinggiran paparan (shelf-edge-reefs) sebelum lereng kontinen outer shelf.
Di dalam siklus regresi besar ini dapat dibedakan antara Formasi Pulubalang,
Formasi Balikpapan dan Formasi Kampung Baru, yang berumur dari Miosen sampai
Pliosen
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 6
Stratigrafi Cekungan Kutai
1) Grup Pamaluan
Batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih, batugamping, dan
batulanau, berlapis sangat baik. Batupasir kuarsa merupakan batuan utama, kelabu
kehitam - kehitaman kecoklatan, batupasir halus sedang, terpilah baik, butiran
membulat membulat tanggung, padat, karbon dan gampingan. Setempat dijumpai
struktur sedimen silang siur dan perlapisan sejajar, tebal lapisan anatara 1 25 m.
Batulempung tebal rata-rata 45 cm. Serpih kelabu kecoklatan kelabu tua, pada tebal
sisipan antara 10 20 cm. Batugamping kelabu, pejal, berbutir sedang kasar,
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 7
setempat berlapis dan mengandung foraminifera besar. Batulanau kelabu tua-
kehitaman. Formasi pamaluan merupakan batuan paling bawah yang tersingkap di
lembar ini dan bagian atas formasi ini berhubungan menjari dengan Formasi Bebuluh.
Tebal Formasi ini kurang lebih 2000 meter.
2) Grup Bebuluh
Batugamping terumbu dengan sisipan batugamping pasiran dan serpih, warna
kelabu, padat, mengandungforameinifera besar berbutir sedang. setempat
batugamping menghablur, tak beraturan. Serpih kelabu kecoklatan berselingan dengan
batupasir halus kelabu tua kehitaman. Foraminifera besar yang jumpai antara lain
: Lepidocycilina Sumatroenis, Myogipsina Sp, Operculina Sp, mununjukan
umur Miosen Awal Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan laut dangkal dengan
ketebalan sekitar 300 m. Formasi Babuluh tertindih selaras oleh Formasi Pulu
Balang.
3) Grup Pulu Balang
Perselingan antara Greywacke dan batupasir kwarsa dengan sisipan
batugamping, batulempung, batubara, dan tuff dasit, Batupasir greywacke, kelabu
kehijauan padat tebal lapisan antara 50-100 m. Batupasir kuarsa kelabu kemerahan
setempat tuffan dan gampingan tebal lapisan antara 15-60 cm. Batugamping coklat
muda kekuningan, mengandung foraminifera besar batugamping ini terdapat sebagai
sisipan dalam batupasir kuarsa, dengan tebal antara 10-40 cm. Di sungai Loa Haur,
mengandung Foraminifera besar antara lain Austrotrilina howhici, Brelis Sp,
Lepidocycilina Sp, Myogipina Sp, menunjukan umur Miosen Tengah dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal. Batulempung kelabu kehitaman dengan tebal
lapisan antara 1-2 cm, setempat berselingan dengan batubara dengan tebal ada yang
mencapai 4 m. Tufa dasit, putih merupakan sisipan dalam batupasir kuarsa.
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 8
4) Grup Balikpapan
Perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan batulanau, serpih,
batugamping dan batubara. Batupasir kuarsa, putih kekuningan, dengan tebal 1-3 m
disisipi lapisan batubara dengan tebal 5-10 cm. Batupasir gampingan, coklat,
berstruktur sedimen lapisan bersusun dan silang siur tebal, lapisan 20-40 cm
mengandung foraminifera kecil disisipi lapisan tipis karbon. Lempung kelabu
kehitaman setempat mengandung sisa tumbuhan oksida besi yang mengisi rekahan-
rekahan setempat mengandung lensa-lensa batupasir gampingan. Lanau gampingan
berlapis tipis serpih kecoklatan berlapis tipis. Batugamping pasiran mengandung
Fosil menunjukan umur Moisen Akhir bagian bawah Miosen tengah bagian atas.
5) Grup Kampung Baru
Batupasir kuarsa dengan sisipan lempung, serpih, lanau, dan lignit, pada
umumnya lunak mudah hancur. Batupasir kuarsa, putih, setempat kemerahan atau
kekuningan, tidak berlapis, mudah hancur, setempat mengandung lapisan tipis oksida
besi atau kongresi, tuffan atau lanuan, dan sisipan batupasir konglomerat atau
konglomeratan dengan komponen kuarsa, kalsedon, serpih, dan lempung, diameter 5
1 cm mudah lepas, lempung kelabu kehitaman mengandung sisi tumbuhan,
kepingan batubara, koral, lanau kelabu tua, menyerpih laminasi, lignit dengan tebal 1-
2 m di duga berumur Miosen Akhir Plio Plestosen. Lingkungan pengendapan delta
laut dangkal, tebal lebih dari 500 m. Formasi ini menindih selaras dan setempat tidak
selaras terhadap Formasi Balikpapan.
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 9
2. Cekungan Barito
Batuan dasar Cekungan Barito adalah batuan Pra-Tersier terdiri dari batuan beku
bersifat granitik dan andesitik serta batuan malihan terdiri dari perselingan batulanau dengan
batupasir halus sampai kasar dengan sisipan konglomerat dan breksi. Diatas batuan Pra-
Tersier ini diendapkan batuan sedimen Tersier yang terdiri dari tua ke muda yaitu:
1. Formasi Tanjung
2. Formasi Berai
3. Formasi Warukin
4. Formasi Dahor
5. Endapan Kuarter (Aluvium).
Kontak antara batuan Pra-Tersier dan batuan sedimen Tersier ialah kontak
ketidakselarasan umur, tetapi di beberapa tempat tertentu terdapat kontak ketidakselarasan
tektonik. Umur dari batuan sedimen Tersier adalah Eosen sampai Pleistosen formasi yang
terdapat pada cekungan barito, yaitu:
1. Formasi Tanjung yang terdiri atas batupasir kuarsa berselingan dengan batulempung
dengan sisipan batubara. Formasi Tanjung berumur Eosen.
2. Formasi Berai yang terdiri atas batugamping, berlapis baik setempat kaya akan koral,
foraminifera, dan ganggang, bersisipan napal, padat dan berlapis baik, serta
batulempung. Formasi Berai berumur Miosen Awal.
3. Formasi Warukin disusun oleh batupasir kuarsa, batulempung, batulanau, dan
konglomerat di bagian bawahnya serta sisipan batubara dan lensa batugamping.
Formasi Warukin berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir.
4. Formasi Dahor yang terdiri atas batupasir kuarsa dan konglomerat yang mengandung
kepingan kuarsit dan basal, berselingan dengan batupasir berbutir sedang - sangat
kasar, setempat berstruktur silang-siur, dengan sisipan batulempung setempat
karbonan hingga gambut dan batulempung. Formasi Dahor berumur Plio sampai
Plistosen.
Formasi Tanjung merupakan formasi paling tua yang terdapat didalam
Cekungan Barito, berumur Eosen yang terdiri dari (atas ke bawah) batulempung,
batulanau, batupasir, batubara dan konglomerat sebagai komponen utama.
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 10
Hubungannya tidak selaras dengan batu pra-tersier. Selanjutnya diikuti fase transgrasi
yang menghasilkan Formasi Berai. Hasil erosi dari paparan Sunda dibarat dan
Pegunungan Meratus di timur diendapkan dalam cekungan ini sebagai Formasi
Warukin dan Formasi Dahor.
3. Cekungan batubara Kutai daerah pesisir kalimantan timur
Cekungan Kutai terbentuk karena proses pemekaran pada kala Eosen Tengah yang
diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan yang berakhir pada Oligosen Akhir.
Peningkatan tekanan karena tumbukan lempeng mengakibatkan pengangkatan dasar
cekungan ke arah baratlaut yang menghasilkan siklus regresif utama sedimentasi klastik
di Cekungan Kutai, dan tidak terganggu sejak Oligosen Akhir hingga sekarang (Ferguson
dan McClay, 1997).
Pada kala Miosen Tengah pengangkatan dasar cekungan dimulai dari bagian barat
Cekungan Kutai yang bergerak secara progresif ke arah timur sepanjang waktu dan
bertindak sebagai pusat pengendapan (Tanean, drr, 1996). Selain itu juga terjadi susut
laut yang berlangsung terus menerus sampai Miosen Akhir. Bahan yang terendapkan
berasal dari bagian selatan, barat dan utara cekungan menyusun Formasi Warukin,
Formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan.
Struktur utama di daerah kajian berupa antiklinorium yang berarah utara-timur
laut yang dicirikan oleh antiklin asimetris yang dipisahkan oleh sinklin lebar yang berisi
siliklastik berumur Miosen dimana jejak sumbunya mencapai 20-50km sepanjang jurus
berbentuk lurus hingga melengkung. Struktur antiklinorium berubah secara gradual dari
timur ke barat sedikit hingga tanpa pengangkatan sampai pada lipatan kompleks/jalur
sesar naik dengan pengangkatan dan erosi di bagian barat (Ferguson dan McClay, 1997).
Sedimen Tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai di bagian timur sangat tebal
dengan fasies pengendapan yang berbeda dan memperlihatkan siklus genang-susut
laut. Urutan transgresif ditemukan sepanjang daerah tepi cekungan berupa lapisan klastik
yang berbutir kasar, juga di pantai hingga marin dangkal.
Pengendapan pada lingkungan laut terus berlangsung hingga Oligosen dan
menandakan perioda genang laut maksimum. Secara umum dijumpai lapisan turbidit
berselingan dengan serpih laut dalam, sedangkan batugamping terumbu ditemukan secara
lokal dalam Fm. Antan. Sedangkan urutan regresif di Cekungan Kutai mencakup lapisan
klastik delta hingga paralik yang banyak mengandung lapisan-lapisan batubara dan
lignit. Siklus delta yang berumur Miosen Tengah berkembang secara cepat ke arah timur
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 11
dan tenggara. Progradasi ke arah timur dan tumbuhnya delta berlangsung terus
sepanjang waktu diselingi oleh tahapan-tahapan genang laut secara lokal.
Pada Peta Geologi Lembar Balikpapan (Hidayat dan Umar, 1994), endapan-
endapan delta yang mengandung batubara tersebut dikenali sebagai Fm. Tanjung, Fm.
Kuaro, Fm. Warukin, Fm. Pulaubalang, Fm. Balikpapan dan Fm. Kampungbaru. Formasi-
formasi yang tersebar di daerah kajian berada pada stratigrafi bagian atas dari Cekungan
Kutai yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Formasi Kampungbaru (Tpkb)
Batulempung pasiran, batupasir kuarsa, batulanau sisipan batubara, napal,
batugamping dan lignit. Ketebalannya 700-800 m, berumur Miosen Akhir hingga Pliosen
dan diendapkan dalam lingkungan delta dan laut dangkal. Formasi ini terletak tidak
selaras di atas Fm. Balikpapan.
Formasi Balikpapan (Tmbp)
Peselingan batupasir kuarsa, batulempung lanauan dan serpih dengan sisipan
napal, batugamping dan batubara. Tebal formasi 800 m, berumur Miosen Tengah
Atas dan diendapkan dalam lingkungan litoral-laut dangkal. Formasi menindih selaras di
atas Formasi Pulaubalang.
Formasi Pulaubalang (Tmpb)
Peselingan batupasir kuarsa, batupasir dan batulempung dengan sisipan batubara.
Tebal formasi 900 m, berumur Miosen Tengah dan diendapkan dalam lingkungan
sublitoral dangkal.
Tabel 21-1. Daftar Singkapan Batubara
NO.
LOKASI DESKRIPSI
KT-01
Tersingkap baik di Samarinda pada tebing jalan dengan kedudukan
N36oE/36
o. Terdiri atas lempung lanauan: abu-abu kecoklatan, tebal >1,5 m,
terdapat sisipan batubara tipis; batupasir: abu-abu kecoklatan, berbutir halus-
sedang, tebal 2m, terdapat sisipan lempung tipis; pada bagian bawah dijumpai
3 seam dengan tebal 1,7 m, 2,3 m dan 2,0 m yang berselingan dengan lempung
lanauan. Batubara berwarna hitam, mengkilap dan getas.
KT-02
Tersingkap baik di Air Putih, Samarinda pada tebing lahan pemukiman dengan
kedudukan N26oE/53
o. Terdiri atas batubara: getas, tebal 1,6 m berupa sisipan
pada batulempung abu-abu gelap; pada bagian bawah terdapat batubara:
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 12
hitam, getas, mengkilap dengan tebal 0,95 m; lignit: coklat sisipan batulempung
tipis dan batubara, tebal 2,34m; Selang seling batulempung dan lignit: tebal
4,38m; batupasir: abu-abu kecoklatan, butir halus-sedang, struktur current
marks berarah N175oE dan tebal 0,37m;batulempung sisipan batupasir: tebal
1,83 m; batubara sisipan batulempung tipis: hitam, mengkilap dan getas, tebal
5,33m
KT-03
Tersingkap baik di Loa Janan pada tebing jalan dengam kedudukan
N130oE/12
o. Bagian atas berupa batubara: berupa sisipan pada batulempung
berwarna hitam, mengkilap dan getas, tebal 2,5 m; pada bagian bawah
dijumpai batupasir sisipan batulanau yang mengandung lapisan tipis
lignit. Batupasir: abu-abu kecoklatan, berbutir halus-kasar, kadang terdapat
sisipan tipis batupasir kerikilan dan lignit yang relatif lepas-lepas, dijumpai
struktur mega silang siur dengan arah N179oE dan tebal >15 m
KT-04
Tersingkap tidak baik di Loa Janan (KM10 Smd) dikenali dari sisa bakarnya
yang diperkirakan hanya 1 seam dengan tebal >1m
KT-05
Tersingkap tidak baik di Loa Janan (KM12 Smd) pada lereng bukit yang
dikenali dari asap bakarnya (aktif) dan runtuhan lereng. Sedikitnya terdapat 3
seam.
KT-06
Tersingkap tidak baik pada lahan rumput ilalang (KM30 Smd) yang dikenali
dari sisa bakarnya (aktif) dan diperkirakan berkedudukan utara-selatan dengan
kemiringan ke arah timur. Diduga terdapat 2 seam.
KT-07
Tersingkap tidak baik pada areal rumput ilalang (KM34 Smd), masih aktif
terbakar
KT-08
Tersingkap tidak baik di Sempaja pada tebing sisi jalan kampung dengan
kedudukan N28oE/37
o. Batubara berwarna hitam, mengkilap, getas,
tebal 1m.
KT-09
Tersingkap tidak baik di Lampake pada lereng tebing jalan raya dan masih aktif
terbakar dengan kedudukan N345oE/37
o. Dijumpai 5 seam yang pada umumnya
berupa sisipan pada batulempung yang terlapukan kuat berwarna abu-abu
kecoklatan; dijumpai strukrur current marks berarah N210oE
KT-10
Tersingkap tidak baik di Bukit Soeharto pada sisi jalan raya (KM51 Smd) dan
masih aktif terbakar. Kedudukan lapisan N15oE/70
o, diduga lebih dari 1 seam.
KT-11 Tersingkap tidak baik di Bukit Soeharto pada sisi jalan raya berupa sisa
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 13
bakarnya. Dijumpai 2 seam dengan tebal bagian atas 2m dan bagian bawah
1,8m dimana jarak antar seam 25m. Batubara berwarna hitam, mengkilap dan
getas
KT-12
Tersingkap baik di Bukit Soeharto pada lereng bukit sisi jalan raya (KM61 Smd)
dengan kedudukan N30oE/85
o. Terdiri atas batulempung lanauan:abu-abu
dengan tebal 1,9 m; batubara: hitam, mengkilap dan terkersikan, tebal
1,43m; batulempung: abu-abu kecoklatan sisipan batubara tipis, tebal 2,38m;
dijumpai juga 2 seam lainnya dengan ketebalan 2m dan 4,1m
KT-13
Tersingkap baik di Bukit Soeharto pada lereng bukit sisi jalan dengan
kedudukan N20oE/5
o. Dijumpai 3 seam berupa sisipan pada batulempung
berwarna coklat dengan ketebalan total 7,05 m; batubara: berwarna hitam-
coklat, lignitan, dijumpai fragmen damar dan kadang sisipan
batulempung. Tebal masing-masing seam: adalah 10cm, 55cm dan 1,3m
KT-14
Tersingkap tidak baik di Samboja pada lereng bukit dengan kedudukan lapisan
N340oE/5
o dan masih terbakar,. Dijumpai fragmen batugamping masif yang
berada di atas seam dengan ketebalan >2m
KT-15
Tersingkap baik di Sepinggan (KM9 Blp) pada tebing sisi jalan dengan
kedudukan N285oE/12
o. Terdiri atas batubara: lignitan, coklat kehitaman, tebal
>1,5m; batupasir: coklat kekuningan, halus-sedang, pemilahan baik-sangat
baik, relatif bersih, dominan kuarsa/feldspar, lepas-lepas dan dijumpai konkresi
besi, tebal > 1,5m; batubara: coklat, lignitan, tebal 4m
KT-16
Tersingkap baik di Sepinggan pada bukaan lahan pemukiman dengan
kedudukan N350oE/13
o. Terdiri atas batubara: coklat dan kusam, tebal
>1,5m; batulempung: coklat sisipan tipis lignit, tebal 5m; lignit: abu-abu
kehitaman, kebawah makin besar kadar batubaranya, tebal
3,1m;batupasir: coklat, berukuran halus-sedang, tebal 1,5m; batubara: hitam
kecoklatan, lignitan dan sedikit menyerpih, tebal 1,4 m; batulempung:coklat,
tebal 2m; batubara: coklat, lignitan, tebal 60cm; batulempung:coklat , tebal
>3m
KT-17
Tersingkap tidak baik di Lawe-lawe Panajam pada areal instalasi pipa minyak
(VICO.W01L) dan masih aktif terbakar. Kedudukan lapisan N65oE/10
o diduga
lebih dari 2 seam; tebal 1,2m. Batubara: berwarna coklat, sedikit kusam
kadang dijumpai struktur kayu
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 14
KT-18
Berada di Desa Labangka-Waru pada kaki bukit berupa sumur uji. Kedudukan
lapisan N288oE/28
o. Batubara: hitam, tebal >1m
KT-19
Tersingkap baik di Bebulu pada areal bekas galian batubara penduduk dengan
kedudukan N240oE/33
o. Terdiri atas batulempung lanauan sedikit pasiran,
warna coklat, tebal >2m; batubara: coklat kehitaman dan kusam, tebal
1,2m; batulempung lanauan: sedikit lanauan, warna coklat, terdapat sisipan
lensa lignit, dijumpai konkresi besi, tebal 3 m; batubara: coklat kehitaman dan
kusam, tebal > 3.5 m
KT-20
Tersingkap baik di simpangan Rinting-Waru pada tebing pemukiman penduduk
dengan kedudukan N20oE/68
o. Terdiri atas batupasir: abu-abu, butir halus-
sedang, kemas tertutup, terpilah sedang-baik, 70-90% kuarsa/feldspar, lepas-
lepas, struktur graded bedding dan cross bedding dengan arah umum N10oE,
sisipan tipis karbon (parallel lamination), tebal > 8,4m; batupasir: abu-abu
kecoklatan, halus-sedang, terdapat fragmen (lensa) lempung, tebal
1,1m; batupasir lempungan: abu-abu kecoklatan, halus-sedang, terdapat
struktur paralel laminasi tidak teratur dengan gejala sesar-sesar minor, tebal
2,8 m; batupasir: abu-abu kecoklatan, kasar-sangat kasar, pemilahan buruk
dengan fragmen (lensa) lempung, dijumpai struktur silang siur yang tidak jelas
arahnya, tebal 1,2m; batupasir: kecoklatan, halus-sedang, graded bedding,
tebal 1,4m; batulempung: abu-abu kecoklatan, terdapat lensa lignit, tebal
1,4m; batulempung: abu-abu kehitaman, ke bawah makin hitam (karbonan),
tebal 3,8m; batubara: hitam kecoklatan, sedikit kusam, tebal >3,5 m
KT-21
A) Tersingkap di Desa LombokLong Ikis (KM88 Pnj) di tepi sungai
berupa batugamping berwarna abu-abu, masih terlihat struktur tumbuhnya
(koral)
B) Tersingkap pada lahan untuk penimbunan kayu (300 m dari lokasi B)
dengan kedudukan N55oE/24
o. Terdirii atas batugamping: putih,
masif;batulempung selang seling batulanau: abu-abu, sedikit karbonan,
terdapat konkresi besi dan skolitos, tebal >3m; batubara: coklat kehitaman,
lignitan, tebal 1,5m; batulanau pasiran: coklat, terdapat lensa karbon coklat
kehitaman dan konkresi oksida besi, dijumpai struktur ripple marks dengan
arah N05oE, tebal >3,3m
KT-22 Tersingkap tidak baik di Desa Goa SariPasir Belengkong pada tepi sungai
Paper Cekungan Batubara Di Kalimantan
Udin Muhrudin DBD 111 0067 Page 15
dengan kedudukan N160oE/12
o. Dijumpai hanya 1 seam (brown coal) dengan
ketebalan >1m
Top Related