Download - Case Report Dhf

Transcript
Page 1: Case Report Dhf

yyBAB II

LAPORAN KASUSIDENTIFIKASINama : Tn. SJenis Kelamin : Laki-lakiUsia : 53 tahunAlamat : Lrg. Abadi, PalembangPekerjaan : BuruhStatus pernikahan : MenikahAgama : IslamMRS : 27 Januari 2010ANAMNESISKeluhan Utama :

Sesak nafas yang bertambah berat sejak 1 hari SMRSRiwayat Perjalanan Penyakit

± 2 tahun SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak tidak dipengaruhi cuaca, aktifitas dan emosi. Pasien mengeluh batuk berdahak ,banyak ± 1 sendok makan sekali batuk, warna putih, darah ( - ), nyeri dada ( - ), Demam ( - ), Keringat malam hari ( + ), nafsu makan menurun ( + ), mual ( - ), muntah ( - ), BAB dan BAK biasa. Pasien berobat ke puskesmas dan dinyatakan sakit paru, pasien diberi dua macam obat tapi os tidak ingat nama dan warna obatnya, pasien tidak mengalami perbaikan dan tidak kontrol lagi karena alasan biaya.

± 3 minggu SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak tidak dipengaruhi cuaca, aktifitas dan emosi. Sesak dipengaruhi posisi, pasien lebih nyaman berbaring miring ke kanan daripada ke kiri. Pasien lebih nyaman berbaring dengan empat bantal. Pasien mengeluh batuk berdahak , banyak ± 2 sendok makan sekali batuk, warna putih berbusa, darah ( - ), nyeri dada ( - ), Demam ( - ), Keringat malam hari ( + ), nafsu makan menurun ( + ), pasien mengeluh berat badannya berkurang ( + ), mual (-), muntah ( - ), BAB dan BAK biasa. Pasien kemudian berobat ke poliklinik RSMH. Pasien diperiksa dahak dan rontgen dan

dinyatakan sakit paru, pasien diberi obat tapi pasien lupa nama dan banyak macamnya. Pasien menolak dirawat.

± 1 hari SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak tidak dipengaruhi cuaca, aktifitas dan emosi. Sesak dipengaruhi posisi, pasien lebih nyaman berbaring miring ke kanan daripada ke kiri. Pasien lebih nyaman berbaring dengan empat bantal. Batuk berdahak masih ada, dahak encer dengan warna dahak kehijauan, darah ( - ) . Nyeri dada ( - ), pasien mengeluh berat badannya berkurang ( + ) dan badan terasa lemas. Demam ( + ) demam tidak tinggi dan terus menerus, menggigil ( - ), mual ( - ), muntah ( - ), BAB dan BAK biasa. Pasien lalu berobat ke RSMH.

Riwayat Penyakit dahulu Riwayat darah tinggi disangkal. Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat penyakit asma disangkal. Riwayat minum obat yang membuat BAK merah ( + ) pada

tahun 2005, pasien mendapat obat dari tetangga yang menderita penyakit paru. Pasien minum obat selama 7 bulan tetapi tidak teratur dan tidak pernah kontrol ke instalasi kesehatan.

Riwayat kencing manis disangkal. Riwayat pengobatan dengan obat kortikosteroid disangkal.

Riwayat Keluarga : Riwayat sakit tuberkulosis paru dalam keluarga disangkal.

Riwayat Kebiasaan : Riwayat merokok 1 bungkus/hari, selama 25 tahun, dengan

jenis rokok kretek, namun pasien mengatakan telah berhenti merokok sejak 2 tahun yang lalu.

II.3 PEMERIKSAAN FISIK (29 Januari 2010)Keadaan umum Keadaan umum : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisDehidrasi : (-)Tekanan darah : 100/70 mmHg

Page 2: Case Report Dhf

Nadi : 110 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukupPernafasan : 30 x/menit, torakoabdominal, regulerSuhu : 37,2 0 CBerat badan : 40 kgTinggi badan : 165 cmRBW : 68,37 %Keadaan spesifikKulitWarna sawo matang, turgor kembali cepat, ikterus pada kulit (-), sianosis (-), scar(-), keringat umum(-), keringat setempat (-), pucat pada telapak tangan dan kaki (-), pertumbuhan rambut normal.KGBTidak ada pembesaran KGB pada daerah aksila, leher, inguinal dan submandibula serta tidak ada nyeri penekanan.KepalaBentuk oval, simetris, ekspresi sakit sedang, dan deformasi (-).MataEksoftalmus dan endoftalmus (-), edema palpebra (-), konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, reflek cahaya normal, pergerakan mata ke segala arah baik.HidungBagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang dalam perabaan baik, tidak ditemukan penyumbatan maupun perdarahan, pernapasan cuping hidung(-).TelingaTophi (-), nyeri tekan processus mastoideus (-),pendengaran baik.MulutTonsil tidak ada pembesaran, pucat pada lidah (-), atrofi papil (-), gusi berdarah (-), stomatitis (-), rhagaden (-), bau pernapasan khas (-), faring tidak ada kelainan.LeherPembesaran kelenjar tiroid tidak ada, JVP (5-2) cmH 0, kaku kuduk (-DadaBentuk dada asimetris, nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), krepitasi (-)

Paru-paruI :P:P:A:

Statis kanan lebih cekung, dinamis kanan tertinggalStemfremitus paru kanan lebih kecil dari paru kiri.Redup di paru kanan ICS III-VII, hipersonor di lapangan paru kiri.Vesikuler (+) menurun di paru kanan, sedangkan paru kiri normal. Ronki basah sedang di apex hemitoraks sinistra. Wheezing (-).

Jantung I :P:P:A:

Iktus kordis tidak terlihat.Iktus kordis tidak teraba, thrill (-).Batas jantung sulit dinilaiHR = 110 x/menit, murmur (-) , gallop (-)

Perut I :P:

P:A:

Datar dan tidak ada pembesaran, venektasi (-)Lemas, nyeri tekan (+) di epigastrium dan hipokondrium kanan, hepar 2 jari dibawah arcus costae, lien tidak teraba, turgor kulit normal.Timpani Bising usus (+) normal

Alat kelamin : tidak diperiksaExtremitas atas : Eutoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan +5, nyeri sendi (-), edema (-), jaringan parut (-), pigmentasi normal, akral hangat, turgor kembali cepat, clubbing finger (+).Extremitas bawahEutoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan +5, nyeri sendi (-), edema pretibial (-/-), jaringan parut (-), pigmentasi normal, akral hangat, clubbing finger (+), turgor kembali cepat.II. 4. PEMERIKSAAN PENUNJANG27 Januari 2010 :Pungsi Cairan Pleura

Page 3: Case Report Dhf

Cairan pleura negatifRontgen toraks PAKesan : Atelektasis paru kanan dengan infeksi sekunder.Hematologi:

1) Hemoglobin : 10,3 g/dl ( N: 14-18 g/dl )2) Hematokrit : 31 vol% ( N: 40-48 vol% )3) Trombosit : 403.000 / mm3 ( N: 200000-

500000/ mm³ )4) Leukosit : 14.900 /mm3 ( N: 5000-10000/

mm³ )5) LED : 48 (N: < 10 mm/jam)6) Diff. Count :

- Basofil : 0 (N: 0-1)- Eosinofil : 0 (N: 1-3)- Batang : 3 (N: 2-6)- Segmen : 88 (N: 50-70)- Limfosit : 4 (N: 20-40)- Monosit : 5 (N: 2-8)

Kimia Klinik:1) BSS : 189 mg/dl2) Cholesterol total : 100 mg/dl (N: <200 mg/dl)3) HDL-Cholesterol : 43 mg/dl (N: >55 mg/dl)4) LDL-Cholesterol : 40 mg/dl (N: <130 mg/dl)5) Triglycerida : 87 mg/dl (N: <`150 mg/dl)6) Uric acid : 3,2 mg/dl (N: 3,5-7,1 mg/dl)7) Ureum : 25 mg/dl (N: 15-39 mg/dl)8) Creatinin : 1,0 mg/dl (N: 0,9-1,3 mg/dl)9) Protein Total : 7,4 g/dl (N: 6,0-7,8 mg/dl)10) Albumin : 2,7 g/dl (N: 3,5-5,0 mg/dl)11) Globulin : 4,7 g/dl12) SGOT : 17 U/l (N: <40)13) SGPT : 15 U/l (N:<41)14) Natrium : 131 mmol/l (N: 135-155)15) Kalium : 3,3 mmol/l (N: 3,5-5,5)

BTABTA I : (-) ( 10 Januari 2010)BTA II: (-) (11 Januari 2010)BTA III: (-) (12 Januari 2010)II.5 DIAGNOSIS BANDING

Sindroma Obstruktif Post-TB + Tb Paru Lesi Luas + Atelektasis Pulmo Dextra + Hipoalbuminemia + Inbalance Elektrolit.II.6 DIAGNOSIS KERJA

Bekas TB + Infeksi Sekunder +Atelektasis Pulmo Dextra + Hipoalbuminemia + Inbalance Elektrolit.

II.7 PENATALAKSANAAN Istirahat. O2 2-3 L/m. Diet NB TKTP (2300 kalori). IVFD NaCl gtt X/menit. OBH sirup 3x1 sendok makan. Seftriaxone intravena 1 x 1 g. B1B6B12 3x1. KCl 3 x 1 cap.

II.8 RENCANA PEMERIKSAANPemeriksaan Sitologi dan BTA SputumKultur dan resistensi Mikroorganisme Sputum.

II.9 PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad bonamQuo ad functionam : dubia ad malam

RESUMESeorang laki-laki berinisial Tn. S, berumur 53 tahun, MRStanggal 27 Januari 2010 dengan keluhan utama Sesak nafas

yang bertambah sejak 1 hari SMRS.± 2 tahun SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak tidak

dipengaruhi cuaca, aktifitas dan emosi. Pasien mengeluh batuk berdahak ,banyak ± 1 sendok makan sekali batuk, warna putih, darah ( -

Page 4: Case Report Dhf

), Keringat malam hari ( + ), nafsu makan menurun ( + ). Pasien berobat ke puskesmas dan dinyatakan sakit paru, pasien diberi dua macam obat tapi os tidak ingat nama dan warna obatnya, pasien tidak mengalami perbaikan dan tidak kontrol lagi karena alasan biaya.

± 3 minggu SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak tidak dipengaruhi cuaca, aktifitas dan emosi. Sesak dipengaruhi posisi, pasien lebih nyaman berbaring miring ke kanan daripada ke kiri. Pasien lebih nyaman berbaring dengan empat bantal. Pasien mengeluh batuk berdahak , banyak ± 2 sendok makan sekali batuk, warna putih berbusa, darah ( - ), Keringat malam hari ( + ), nafsu makan menurun ( + ), pasien mengeluh berat badannya berkurang ( + ). Pasien kemudian berobat ke poliklinik RSMH. Pasien diperiksa dahak dan rontgen dan dinyatakan sakit paru, pasien diberi obat tapi pasien lupa nama dan banyak macamnya. Pasien menolak dirawat.

± 1 hari SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak tidak dipengaruhi cuaca, aktifitas dan emosi. Sesak dipengaruhi posisi, pasien lebih nyaman berbaring miring ke kanan daripada ke kiri. Pasien lebih nyaman berbaring dengan empat bantal. Batuk berdahak masih ada, dahak encer dengan warna dahak kehijauan, darah ( - ). pasien mengeluh berat badannya berkurang ( + ) dan badan terasa lemas. Demam ( + ) demam tidak tinggi dan terus menerus, menggigil ( - ). Pasien lalu berobat ke RSMH.

Dari rongent toraks PA didapatkan kesan TB paru dengan lesi luas dan atelektasis pulmo dextra serta bayangan homogen di paru kanan. Sedangkan dari pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 14.900 /mm3, neutrofil segmen 88%, Albumin 2,7 g/dl, Natrium 131 mmol/l dan Kalium 3,3 mmol/l.PERKEMBANGAN SELAMA RAWAT INAP28 Januari 2010S Sesak napas,demam O Keadaan umum

• Kesadaran : compos mentis• Tekanan darah : 110/80 mmHg• Nadi : 120 x/menit

• RR : 24 x/menit• Temperatur : 36,9ºC

Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Paru-paruI :P:

P:

A:

Statis kanan lebih cekung, dinamis simetris kanan tertinggal Stemfremitus paru kanan menurun. Stemfremitus paru kiri normal.Redup di paru kanan ICS III ke bawah, hipersonor di lapangan paru kiri.Vesikuler (+) menurun di apex paru kanan, Vesikuler (+) menguat di paru kiri. Ronki sedang hemitoraks sinistra. Wheezing (-).

Jantung I :P:P:A:

Iktus kordis tidak terlihat.Iktus kordis tidak teraba, thrill (-).Batas jantung sulit dinilaiHR = 120x/menit, murmur (-) , gallop (-)

Perut I :P:

P:A:

Datar dan tidak ada pembesaran, venektasi (-)Lemas, nyeri tekan (+) epigastrium dan hipokondrium kanan, hepar 2 jari dibawah arcus costae, lien tidak teraba, turgor kulit normal.Timpani Bising usus (+) normal

Alat kelamin : tidak diperiksaExtremitas atas : edema pretibial -/-

ABekas TB + Infeksi Sekunder +Atelektasis Pulmo Dextra + Hipoalbuminemia + Inbalance Elektrolit.

P Istirahat. O2 2-3 L/m.

Page 5: Case Report Dhf

Diet NB TKTP (2300 kalori). IVFD NaCl gtt X/menit. OBH sirup 3x1 sendok makan. Seftriaxone intravena 1 x 1 g. B1B6B12 3x1. KCl 3 x 1 cap.

R Pemeriksaan Sitologi dan BTA Sputum. Kultur dan resistensi Mikroorganisme Sputum

29 Januari 2010S Sesak napas,demam

O

Keadaan umum• Kesadaran : compos mentis• Tekanan darah : 110/80 mmHg• Nadi : 120 x/menit• RR : 24 x/menit• Temperatur : 36,9ºC

Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Paru-paruI :P:

P:

A:

Statis kanan lebih cekung, dinamis simetris kanan tertinggal Stemfremitus paru kanan menurun. Stemfremitus paru kiri normal.Redup di paru kanan ICS III ke bawah, hipersonor di lapangan paru kiri.Vesikuler (+) menurun di apex paru kanan, Vesikuler (+) menguat di paru kiri. Ronki sedang hemitoraks sinistra. Wheezing (-).

Jantung I :P:P:A:

Iktus kordis tidak terlihat.Iktus kordis tidak teraba, thrill (-).Batas jantung sulit dinilaiHR = 120x/menit, murmur (-) , gallop (-)

Perut I :P:

P:A:

Datar dan tidak ada pembesaran, venektasi (-)Lemas, nyeri tekan (+) epigastrium dan hipokondrium kanan, hepar 2 jari dibawah arcus costae, lien tidak teraba, turgor kulit normal.Timpani Bising usus (+) normal

Alat kelamin : tidak diperiksaExtremitas atas : edema pretibial -/-

ABekas TB + Infeksi Sekunder +Atelektasis Pulmo Dextra + Hipoalbuminemia + Inbalance Elektrolit.

P

Istirahat. O2 2-3 L/m. Diet NB TKTP (2300 kalori). IVFD NaCl gtt X/menit. OBH sirup 3x1 sendok makan. Seftriaxone intravena 1 x 1 g. B1B6B12 3x1. KCl 3 x 1 cap.

R Pemeriksaan Sitologi dan BTA Sputum. Kultur dan resistensi Mikroorganisme Sputum

30 Januari 2010S Sesak napas, batuk berdahakO Keadaan umum

• Kesadaran : compos mentis• Tekanan darah : 120/80 mmHg• Nadi : 124 x/menit• RR : 28 x/menit• Temperatur : 37,8 ºC

Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Page 6: Case Report Dhf

Paru-paruI :P:

P:

A:

Statis kanan lebih cekung, dinamis simetris kanan tertinggal Stemfremitus paru kanan menurun. Stemfremitus paru kiri normal.Redup di paru kanan ICS III ke bawah, hipersonor di lapangan paru kiri.Vesikuler (+) menurun di apex paru kanan, Vesikuler (+) menguat di paru kiri. Ronki sedang hemitoraks sinistra. Wheezing (-).

Jantung I :P:P:A:

Iktus kordis tidak terlihat.Iktus kordis tidak teraba, thrill (-).Batas jantung sulit dinilaiHR = 124x/menit, murmur (-) , gallop (-)

Perut I :P:

P:A:

Datar dan tidak ada pembesaran, venektasi (-)Lemas, nyeri tekan (+) epigastrium dan hipokondrium kanan, hepar 2 jari dibawah arcus costae, lien tidak teraba, turgor kulit normal.Timpani Bising usus (+) normal

Alat kelamin : tidak diperiksaExtremitas atas : edema pretibial -/-

ABekas TB + Infeksi Sekunder +Atelektasis Pulmo Dextra + Hipoalbuminemia + Inbalance Elektrolit.

P

Istirahat. O2 2-3 L/m. Diet NB TKTP (2300 kalori). IVFD NaCl gtt X/menit. OBH sirup 3x1 sendok makan. Seftriaxone intravena 1 x 1 g. B1B6B12 3x1. KCl 3 x 1 cap.

R Pemeriksaan Sitologi dan BTA Sputum. Kultur dan resistensi Mikroorganisme Sputum

1 Februari 2010S Sesak napas , batuk berdahakO Keadaan umum

• Kesadaran : compos mentis• Tekanan darah : 100/70 mmHg• Nadi : 86 x/menit• RR : 30 x/menit• Temperatur : 36,5 ºC

Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Paru-paruI :P:

P:

A:

Statis kanan lebih cekung, dinamis simetris kanan tertinggal Stemfremitus paru kanan menurun. Stemfremitus paru kiri normal.Redup di paru kanan ICS III ke bawah, hipersonor di lapangan paru kiri.Vesikuler (+) menurun di apex paru kanan, Vesikuler (+) menguat di paru kiri. Ronki sedang hemitoraks sinistra. Wheezing (-).

Jantung I :P:P:A:

Iktus kordis tidak terlihat.Iktus kordis tidak teraba, thrill (-).Batas jantung sulit dinilaiHR = 86x/menit, murmur (-) , gallop (-)

Perut I :P:

Datar dan tidak ada pembesaran, venektasi (-)Lemas, nyeri tekan (+) epigastrium dan hipokondrium kanan, hepar 2 jari dibawah arcus costae, lien tidak teraba, turgor kulit normal.

Page 7: Case Report Dhf

P:A:

Timpani Bising usus (+) normal

Alat kelamin : tidak diperiksaExtremitas atas : edema pretibial -/-

ABekas TB + Infeksi Sekunder +Atelektasis Pulmo Dextra + Hipoalbuminemia + Inbalance Elektrolit.

P

Istirahat. O2 2-3 L/m. Diet NB TKTP (2300 kalori). IVFD NaCl gtt X/menit. OBH sirup 3x1 sendok makan. Seftriaxone intravena 1 x 1 g. B1B6B12 3x1. KCl 3 x 1 cap.

R Pemeriksaan Sitologi dan BTA Sputum. Kultur dan resistensi Mikroorganisme Sputum

2 Februari 2010S Sesak napas , batuk berdahak , pusingO Keadaan umum

• Kesadaran : compos mentis• Tekanan darah : 100/70 mmHg• Nadi : 90 x/menit• RR : 36 x/menit• Temperatur : 36,8 ºC

Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)Leher : JVP (5-2) CM H2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)

Paru-paruI :P:

P:

Statis kanan lebih cekung, dinamis simetris kanan tertinggal Stemfremitus paru kanan menurun. Stemfremitus paru kiri normal.Redup di paru kanan ICS III ke bawah, hipersonor di lapangan paru kiri.

A: Vesikuler (+) menurun di apex paru kanan, Vesikuler (+) menguat di paru kiri. Ronki sedang hemitoraks sinistra. Wheezing (-).

Jantung I :P:P:A:

Iktus kordis tidak terlihat.Iktus kordis tidak teraba, thrill (-).Batas jantung sulit dinilaiHR = 90x/menit, murmur (-) , gallop (-)

Perut I :P:

P:A:

Datar dan tidak ada pembesaran, venektasi (-)Lemas, nyeri tekan (+) epigastrium dan hipokondrium kanan, hepar 1 jari dibawah arcus costae, lien tidak teraba, turgor kulit normal.Timpani Bising usus (+) normal

Alat kelamin : tidak diperiksaExtremitas atas : edema pretibial -/-

ABekas TB + Infeksi Sekunder +Atelektasis Pulmo Dextra + Hipoalbuminemia + Inbalance Elektrolit.

P

Istirahat. O2 2-3 L/m. Diet NB TKTP (2300 kalori). IVFD NaCl gtt X/menit. OBH sirup 3x1 sendok makan. Seftriaxone intravena 1 x 1 g. B1B6B12 3x1. KCl 3 x 1 cap.

R Pemeriksaan Sitologi dan BTA Sputum. Kultur dan resistensi Mikroorganisme Sputum

BAB IIIANALISIS KASUS

Sesak napas adalah keluhan yang sering memerlukan penanganan darurat tetapi intensitas dan tingkatannya dapat berupa rasa

Page 8: Case Report Dhf

tidak nyaman di dada yang dapat membaik sendiri; yang membutuhkan bantuan napas yang serius (severe air hunger) sampai yang fatal. Tabel di bawah ini mencantumkan sebagian besar penyebab sesak napas.

Tabel 1. Penyebab Sesak Napas.Penyakit saluran napasAsmaBronkhitis kronisEmfisemaSumbatan laringTertelan benda asing

Penyakit parenkimalPneumoniaGagal jantung kongestifAdult Respiratory Distress SyndromePulmonary infiltrates with eosinofilia

Penyakit Vaskular ParuEmboli paruKorpulmonalHipertensi Paru PrimerPenyakit Veno-Oklusi

Paru

Penyakit PleuraPneumothoraksEfusi Pleura,

hematotoraksFibrosis

Penyakit Dinding ParuTraumaPenyakit neurologik

Kelainan tulang

TuberkulosisA. DEFINISI

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberkulosis.B. EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2 – 3 juta setiap tahun.

Indonesia masih menempati urutan ke-3 di dunia untuk jumlah kasus TB setelah India dan Cina. Setiap satu menit muncul satu penderita baru TB paru. Setiap dua menit muncul satu penderita TB paru yang menular. Setiap empat menit satu orang meninggal akibat TB di Indonesia.

Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Di Indonesia, TB adalah pembunuh nomor satu di antara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia.C. KLASIFIKASITB Paru

TB paru adalah TB yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura.1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)TB paru dibagi atas:a. TB paru BTA (+) adalah:

- Minimal 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA (+)- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA (+)

dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran TB aktif.- Hasil pemeriksaan 1 spesimen dahak menunjukkan BTA(+) dan

biakan(+).b. TB paru BTA (-)

Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA (-), gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA (-) dan biakan M. tuberculosis positif.

2. Berdasarkan tipe pasien

Page 9: Case Report Dhf

Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu:a. Kasus baru

Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.b. Kasus kambuh (relaps)

Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.a. Kasus defaulted atau drop out

Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan ≥ 1 bulan dan tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai.b. Kasus gagal

Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau akhir pengobatan.c. Kasus kronik

Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2 dengan pengawasan yang baik.d. Kasus bekas TB Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada) dan gambaran radiologi paru menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung. Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto toraks ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi.TB Ekstraparu

Tuberkulosis ekstraparu adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya kelenjar getah bening,selaput otak, tulang, ginjal, saluran kencing, dan lain-lain.D. DIAGNOSIS

Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisis/jasmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi, dan pemeriksaan penunjang lainnya.Gejala klinisGejala klinis dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan sistemik. Bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat).1. Gejala respiratori batuk ≥ 2 minggu batuk darah sesak napas nyeri dada2. Gejala sistemik demam (biasanya subfebril menyerupai demam influenza yang bersifat hilang timbul) malaise keringat malam anoreksia berat badan menurunPemeriksaan Fisis

Pada pemeriksaan fisis kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ yang terlibat.

Pada TB paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru. Pada awal perkembangan penyakit umumnya tidak atau sulit sekali menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior dan inferior, di daerah apeks. Dapat ditemukan suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum.

Bila dicurigai adanya infiltrat yang agak luas maka didapatkan perkusi redup, auskultasi suara napas bronkial, ronki basah, kasar, dan nyaring. Akan tetapi jika infiltrate ini diliputi oleh penebalan pleura, auskultasi menjadi vesikuler melemah. Bila ada kavitas cukup besar, perkusi hipersonor atau timpani dan auskultasi amforik.

Page 10: Case Report Dhf

TB paru yang lanjut dengan fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan retraksi otot-otot interkostal. Bagian paru yang sakit menjadi ciut dan menarik isi mediastinum atau paru lainnya. Bila fibrosis lebih dari setengah jumlah jaringan paru-paru, akan terjadi pengecilan daerah aliran paru, dan selanjutnya hipertensi pulmonal diikuti terjadinya tanda-tanda korpulmonal dan gagal jantung kanan.4

Jika TB mengenai pleura, sering terbentuk efusi pleura. Paru yang sakit terlihat agak tertinggal dalam pernapasan, perkusi pekak, dan auskultasi suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali.Pemeriksaan Bakteriologi

Bahannya berasal dari dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinalis, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar, urin, feces, dan jaringan biopsi. Pemeriksaan sputum paling penting karena dengan ini diagnosis pasti TB dapat ditegakkan. Tetapi kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum, karena pasien tidak batuk atau batuk non produktif. Oleh karena itu, dianjurkan satu hari sebelumnya, pasien minum air sebanyak ± 2 liter dan diajarkan melakukan reflex batuk. Bila masih sulit, sputum dapat diperoleh dengan bilasan bronkus atau bilasan lambung, biasanya pada anak-anak karena mereka sulit mengeluarkan dahak.Interpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan bila: 3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif BTA positif 1 kali positif, 2 kali negatif ulang BTA 3 kali, kemudianbila 1 kali positif, 2 kali negatif BTA positifbila 3 kali negatif NTA negatif

Pemeriksaan RadiologiLuas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat dinyatakan sebagai berikut: Lesi minimal, bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru dengan luas tidak lebih dari sela iga 2 depan, serta tidak dijumpai kavitas. Lesi luas, bila proses lebih luas dari lesi minimal.

Regimen Pengobatan Berdasarkan Kategori (WHO / Depkes RI)

Kategori Kriteria penderitaFase awal Fase

lanjutan

I Kasus baru BTA (+) Kasus baru BTA (-) Ro” (+) sakit berat Kasus TBEP berat

2 RHZE (RHZS)2 RHZE (RHZS)2 RHZE (RHZS)*

6 EH4 RH4 R3H3*

II Kasus BTA positif Kambuh Gagal Putus berobat

2 RHZES / 1 RHZE2 RHZES / 1 RHZE*

5 RHE5 R3H3E3*

III Kasus baru BTA (-) TBEP ringan

2 RHZ (E)2 RHZ (E)2 RHZ* (E)

6 EH4 RH4 R3H3*

IV Kasus kronik Obat-obat sekunder

Dosis obat antituberkulosis (OAT)

Obat Dosis harian (mg/kgbb/hari)

Dosis 2x/minggu

(mg/kgbb/hari)

Dosis 3x/minggu(mg/kgbb/hari)

INH5-15 (maks 300 mg)

15-40 (maks. 900 mg)

15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin10-20 (maks. 600 mg)

10-20 (maks. 600 mg)

15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5

Page 11: Case Report Dhf

g) g)

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g)25-40 (maks. 1,5 g)

25-40 (maks. 1,5 g)

Pada pasien ini terdapat adanya gejala klinis seperti batuk yang lebih dari 3 bulan, demam, keringat pada sore dan malam hari, nafsu makan menurun, dan berat badan menurun, namun dari pemeriksaan penunjang didapatkan BTA negatif 3 kali, pemeriksaan foto toraks didapatkan kesan atelektasis paru kanan dan gambaran infiltrate yang tidak berubah serta adanya riwayat minum OAT selama 7 bulan tetapi tidak teratur maka dapat ditegakkan diagnosis bekas Tb .

Pasien masuk rumah sakit dan dianjurkan istirahat. Pasien lalu diberikan intra vena fluid drip berupa NaCl dengan kecepatan 10 tetes per menit untuk resusitasi cairan dan sebagai jalan masuk obat intra vena.

Diet yang diberikan adalah diet nasi biasa tinggi kalori dan tinggi protein, untuk memenuhi kebutuhan kalori karena pasien ini termasuk underweight, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengurangi stres metabolik.

Pro kultur dan tes resistensi mikroorganisme, karena diagnosis yang paling pasti dari TB ialah dengan pembuatan kultur/biakan kuman. Bahan spesimen dapat berupa dahak/sputum segar. Tes resistensi yaitu tes kepekaan kuman tuberkulosis terhadap obat-obatan antituberkulosis. Penting dilakukan untuk pengobatan yang tepat.

Prognosis pada os ini yaitu quo ad vitam adalah dubia ad bonam karena jika penatalaksanaan yang adekuat pasien, penderita dapat tetap hidup dengan kelainan paru yang dideritanya saat ini. Prognosis quo ad functionam adalah dubia ad malam, karena pada gambaran foto rontgen toraks PA telah terjadi atelektasis pada paru kanan disertai adanya infiltrat yang menetap.