Laporan PendahuluanTentang
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
Oleh
Tisnawati
NIM : 09103084105455
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERINTIS
TAHUN 2013/2014
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
A. Defenisi
1. Pengertian Cairan :
Cairan tubuh adalah semua bahan menu yang merupakan zat cair yang terdiri dari
air dan semua yang ada di dalamnya.Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan
atau kelebihan air. Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna
perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri
dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara
langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam
cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan
ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.
Keseimbangan adalah suatu perubahan yang terus menerus di dalam tubuh dengan
daya dan kemampuannya berusaha mengalir dan mempertahankan pemasukan dan
pengeluaran cairan tersebut. Kebutuhan cairan adalah suatu proses dinamika karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap berespon terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan.
Cairan eksternal terdiri dari cairan tubuh total :
1. Cairan interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah.
2. Plasma darah
3. Cairan transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam
pleura, perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.
Pertukaran cairan tubuh
1. Pemasukan :
Cairan tubuh sebagian besar berasal dari makanan dan minuman setiap hari dan
sebagian kecil berasal dari proses oksidasi H2 dalam makanan.
2. Pengeluaran :
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti;
a. Ginjal
1) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter
darah untuk disaring setiap hari.
2) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.
3) Pada orang dewasa produksi urine sekitaar 1,5 liter/hari.
4) Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan
aldosteron.
b. Kulit
1) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang
aktivitas kelenjar keringat.
2) Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur
lingkungan meningkat dan demam.
c. Paru-paru
Meningkatnya cairan hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan
kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.
d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar
100 – 1200 ml.
Gangguan keseimbangan cairan pada defisit cairan yaitu :
1. Isotonis
Bila sel dimasukan kedalam suatu larutan tanpa menyebabkan sel membengkak atau
mengkerut disebut larutan isotonis.
2. Hipotonis
Larutan yang bila dimasukan kedalamnya akan menyebabkan sel menjadi bengkak.
3. Hipertonis
Larutan yang menyebabkan sel mengkerut jika dimasukan kedalam larutan tadi.
Volume air dalam tubuh manusia mencapai sekitar 60% dari berat badannya, dan
terbagi menjadi:
1. Cairan Intra Sellullair : Merupakan Cairan Yang Berada Didalam Sel Tubuh Dan
Volumenya Mencapai Sekitar 40% Berat Badan Manusia.
2. Cairan Extra Sellullair : Merupakan Cairan Yang Berada Diluar Sel Tubuh Manusia
Dan Volumenya Mencapai Sekitar 20 % Berat Badan Manusia.
Cairan Extra Sellullair Ini Terbagi Lagi Menjadi : Cairan Interstitial Yang Merupakan
Cairan Yang Terletak Diantara Sel Sel Tubuh Manusia Dan Mencapai Sekitar 15% Dari
Berat Badan, Dan Cairan Plasma Yang Merupakan Cairan Yang Terletak Dalam Pembuluh
Darah Dan Mencapai Sekitar 5% Berat Badan Manusia. Misalkan Pada Seseorang Dengan
Berat Badan 70 Kilogram, Maka :
Volume cairan total dalam tubuhnya adalah : 60% x 700 kg = 42 liter, yang terbagi
menjadi : Cairan Intra Sellullair : 28 Liter, Cairan Interstitial : 10,5 Liter, Dan Cairan
Plasma : 3,5 Liter.
Antara Cairan Intrasellullair Dan Cairan Extra Sellullair dibatasi oleh dinding sel
atau membrane sel, sedangkan antara cairan intra vaskulair dan cairan interstitial dibatasi
oleh dinding pembuluh darah. Membran sel berbeda dengan pembuluh darah, dimana
membrane sel bersifat semi permeable terhadap solute terutama yang larut dalam air
(glukosa,elektrolit) sedangkan dinding pembuluh darah permeable terhadap elektrolit dan
glukosa, tetapi relative impermeable terhadap protein. Protein disini dapat menarik cairan
interstitial masuk ke dalam cairan intravaskulair (plasma) , sedangkan tekanan yang
ditimbulkan oleh protein dalam plasma disebut tekanan onkotik plasma.
Masalah-masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
1. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan dapat
terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan
saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan
vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing, lemah,
letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri,
penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa
kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan
akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya
penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c) Kelebihan pemberian cairan.
d) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e) Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema,
adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
Pengaturan keseimbangan cairan
a. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
1. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya
menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipothalamus untuk
melepaskaan substrat neural yang bertanggung jawab terhadap sensasi haus.
2. Osmoreseptor dihipothalamus mendeteksi peningkatan osmotik dan mengaktivasi
jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga.
b. Antidiuretik Hormon
ADH dibentuk dihipofisis dan disimpan didalam neuro hipofisis dari hipofisis
posterior stimulasi utaama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolalitas dan
penurunan cairan ekstra sel. Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air pada ductus
koligentes, dengan demikin dapat menghemat air.
c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjaar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
meningkatkan absorbsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan
konsentrasi kalium natrium serum dan sistem angiotensin renin dan sangat efektif
dalam mengendalikan hiperkalemia.
Pengertian Elektrolit :
Elektrolit adalah senyawa dalam tubuh yang mengurai dan ion-ion yang bermuatan
listrik yang berfungsi mengatur keseimbangan asam dan basa membantu memindahkan
cairan dan memungkinkan terjadinya impuls terhadap sel otot dan sel saraf. Elektrolit adalah
substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion (-)
Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu :
1. Kation (K ) fungsinya :
a) Untuk transmisi dan konduksi impuls saraf.
b) Kontraksi otot rangka, otot polos dan otot jantung.
2. Natrium (Na )
a) Kation utama dari pada cairan ekstra seluler juga dijumpai dalam pada dan jaringan.
b) Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstra sel.
c) Natrium mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot.
d) Sosdium diatur intake garam., aldosteron dan pengeluaran urine normalnya sekitar
135 dan 148 mEq / 1 liter
3. Kalsium (Ca ), fungsinya :
a) Membanu aktifitas saraf dan otot normal.
b) Meningkatkan kontrasi otot jantung.
c) Berguna untuk integritas kulit dan sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta
pembentukan tulang-tulang dan gigi.
Gejala klinis kekurangan elektrolit:
1) Haus
2) Anoreksia
3) Perubahan tanda-tanda vital
4) Lemas atau pucat
5) Anak rewel
6) Kejang-kejang
7) Kulit dingin
8) Rasa malas
2.Etiologi
1. Kekurangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
a. Intake yang kurang
Kekurangan cairan peroral
Menjalankan diet tertentu
b. Output yang berlebihan
Diare
Perdarahan
Luka bakar
Penyakit tertentu (DM)
Suhu lingkungan yang panas
2. Kelebihan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
a) Intake yang berlebihan
b) Kelebihan cairan peroral
c) Cairan parenteral (infus berlebihan)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan elektrolit :
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan
gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Temperatur lingkungan
6. Aktifitas
7. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
misalnya:
a) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
c) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
ganguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk
memenuhinya secara mandiri.
8. Tindakan medis
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.
9. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan
dan elektrolit tubuh.
10. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama
pembedahan.
4. Tujuan Pemberian Cairan
Tujuan utama pemberian cairan adalah untuk mengganti defisit pra bedah, selama
pembedahan dan pasca bedah diamana saluran pencernaan belum berfungsi secara
optimal disamping untuk pemenuhan kebutuhan normal harian. Terapi dinilai berhasil
apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan hipoperfusi atau
tanda-tanda kelebihan cairan berupa edema paru dan gagal nafas.
5. Fisiologi Cairan dan Elektrolit
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh
ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara
yaitu:
1. Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi oleh
ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
2. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran semipermiabel
dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi yang sifat
nya menarik.
3. Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya aktif dari
tubuh seperti pompa jantung.
6. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1 3 hari, 30 kg 250-300
2 1 tahun, 9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000
5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahu, 54,0 kg 2200-2700
Volume cairan tubuh
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat
badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan di
mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih
rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia makin
sedikit kandungan airnya. Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1
tahun 60% dari BB, usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan
wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB,
sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB.
7. Penatalaksanaan :
1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit
dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya
diare dan penyakit.
2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta
larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
3. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti
defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk menurunkan
motilitas.
4. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila
diare sangat berat.
5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untuk
anak kecil dan lansia.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas Pasien, mencakup : Nama, Alamat, Umur, Status, Agama, Suku
bangsa/bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Tempat/tanggal
lahir, No. CM, Diagnose medis
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Yang biasa dirasakan oleh pasien yang mengalami ganguan pemenuhan
kebutuhan cairan ,lemas,pusing,mual
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Yang perlu dikaji tanyakan pada pasien :
a) Apakah pasien mengalami diare
b) Apakah pasien mual dan muntah
c) Apakah pasien mengalami ganguan defakasi
c. Riwayat Penyakit dahulu
Yang perlu di kaji adalah :
a) Tanyakan pada pasien apakah ia menderita gagal ginjal
b) Apakah pasien alergi terhadap makanan atau obat antibiotik
d. Riwayat penyakit keluarga :
Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota keluarga yang
meninggal, apa penyebab kematiannya.
e. Riwayat Pekerjaan/ kebiasaan :
a) Situasi tempat kerja dan lingkungannya
b) Kebiasaan dalam pola hidup pasien
c) Kebiasaan merokok
f. Genogram
g. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Kaji dimana pasien tinggal,apakah ditempat tinggalnya ada penyakit endemik dan
wabah.
Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)
a. Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan
b. Pola aktivitas dan latihan
c. Pola istirahat tidur
d. Pola nutrisi - metabolic
e. Pola eliminasi
f. Pola kognitif perceptual
g. Pola konsep diri
h. Pola koping
i. Pola seksual – reproduksi
j. Pola peran hubungan
k. Pola nilai dan kepercayaan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:
1. Integumen :
1) Keadaan tugor kulit
2) Edema
3) Kelelahan
4) Kelemahan otot
5) Sensasi rasa
2. Kardiovaskuler
Distensasi vena jugularis tekanan darah hemoglobin
3. Mata
1) Cekung
2) Air mata kering
4. Neurologi
a) Reflek
b) Gangguan motorik dan sensorik
c) Tingkat kesadaran
5. Gastrointestinal
1) Keadaan mukosa mulut
2) Muntah-muntah
3) Bising usus
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan elektrolit
b. Darah lengkap
c. Berat jenis urine
d. Analisa gas darah
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah:
1. Devisit volume cairan
2. Kelebihan Volume Cairan
3. Intervensi
No. Dx Nama Diagnosa Tujuan /NOC Intervensi / NIC
1 Devisit volume
cairan
Fluid balance Hydration
Nutritional Status : Food
and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
Mempertahankan urine output
sesuai dengan usia dan BB, BJ
urine normal, HT normal
Te kanan darah, nadi, suhu tubuh
dalam batas normal tidak ada
tanda-tanda dehidrasi,
Elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang
berlebihan
Fluid management
Ti timbang popok/pembalut
jika diperlukan
mempertahankan catatan
intake dan output yang
akurat onitor status
hidrasi (kelembaban
membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah
ortostatik),jika
diperlukan
Monitor hasil lAb yang
sesuai dengan retensi
cairan (BUN ,Hmt,
osmolalitas urin)
M onitor vital sign
M onitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian laborasi
pemberian cairan IV
M onitor status nutrisi
Be rikan-cairan rikan
diuretik sesuai interuksi
rikan cairan IV pada
suhu ruangan rong
masukan oral rikan
penggantian nesogatrik
sesuai output
Rong keluarga untuk
membantu pasien makan
Ta tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
laborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
meburuk
Atur kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
2 Kelebihan Volume
Cairan
Electrolit and acid base
- Balance
- Fluid balance
- Hydration
Kriteria Hasil:
Terbebas dari edema,
efusi, anaskara bunyi nafas
bersih, tidak ada
dyspneu/ortopneu terbebas
dari distensi vena
jugularis, reflek
Fluid management
timbang
popok/pembalut jika
diperlukan
Pertahankan, catatan
intake dan output yang
akurat pasang urin
kateter jika diperlukan
Monitor hasil lAb yang
sesuai dengan retensi
cairan (BUN , Hmt ,
hepatojugular (+)
Memelihara tekanan vena
sentral, tekanan kapiler
paru, output jantung dan
vital sign dalam batas
normal
Terbebas dari kelelahan,
kecemasan atau
kebingungan
Menjelaskan indikator
kelebihan cairan
osmolalitas urin)
Monitor status
hemodinamik termasuk
CVP, MAP, PAP, dan
PCWP Monitor vital-
sign
Monitor indikasi retensi /
kelebihan cairan
(cracles, CVP , edema,
distensi vena leher,
asites)
Kaji lokasi dan luas
edema
Monitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian
Monitor status nutrisi
Berikan diuretik sesuai
interuksi
Mengatasi masukan
cairan pada keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130
mEq/l
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari
ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia,
terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi
hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan
elektrolit urine
Monitor serum dan
osmilalitas urine
Monitor BP, HR,dan
RR
Monitor tekanan darah
orthostatik dan
perubahan irama
jantung
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Catat secara akutar
intake dan output
Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem
perifer dan penambahan
BB
Monitor tanda dan
gejala dari odema
Beri obat yang dapat
meningkatkan output
urin
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian
kegiatan yang sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal.
Sebelum melakukan rencana tindakan keperawatan, perawat hendaklah menjelaskan
tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dapat digunakan
sebagai alat pengukur keberhasilan suatu rencana keperawatan yamg telah dibuat.
Meskipun evaluasi dianggap sebagai tahap akhir dari proses keperawatan proses ini tidak
berhenti, yang telah terpecahkan dan masalah yang perlu dikaji ulang, direncanakan
kembali, dilaksanakan dan dievaluasikan kembali.
Daftar Pustaka
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States
Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.2009-2011.
Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States
Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.2009-2011.
Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Tarwoto & Wartonah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta