Cairan Dan Elektrolit

25
Laporan Pendahuluan Tentang Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Oleh Tisnawati NIM : 09103084105455 PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS TAHUN 2013/2014

description

laporan

Transcript of Cairan Dan Elektrolit

Page 1: Cairan Dan Elektrolit

Laporan PendahuluanTentang

Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

Oleh

Tisnawati

NIM : 09103084105455

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PERINTIS

TAHUN 2013/2014

Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

A. Defenisi

Page 2: Cairan Dan Elektrolit

1. Pengertian Cairan :

Cairan tubuh adalah semua bahan menu yang merupakan zat cair yang terdiri dari

air dan semua yang ada di dalamnya.Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan

atau kelebihan air.  Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna

perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri

dari cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur secara

langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya terdapat dalam

cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan mengurangi jumlah cairan

ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.

Keseimbangan adalah suatu perubahan yang terus menerus di dalam tubuh dengan

daya dan kemampuannya berusaha mengalir dan mempertahankan pemasukan dan

pengeluaran cairan tersebut. Kebutuhan cairan adalah suatu proses dinamika karena

metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap berespon terhadap stressor

fisiologis dan lingkungan.

Cairan eksternal terdiri dari cairan tubuh total :

1. Cairan interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembulu darah.

2. Plasma darah

3. Cairan transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti dalam

pleura,    perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.

Pertukaran cairan tubuh

1. Pemasukan :

Cairan tubuh sebagian besar berasal dari makanan dan minuman setiap hari dan

sebagian kecil berasal dari proses oksidasi H2 dalam makanan.

2. Pengeluaran :

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti;

a. Ginjal

1) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter

darah untuk disaring setiap hari.

2) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam.

3) Pada orang dewasa produksi urine sekitaar 1,5 liter/hari.

4) Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan

aldosteron.

b. Kulit

Page 3: Cairan Dan Elektrolit

1) Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang

aktivitas kelenjar keringat.

2) Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur

lingkungan meningkat dan demam.

c. Paru-paru

Meningkatnya cairan hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan

kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.

d. Gastrointestinal

Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar

100 – 1200 ml.

Gangguan keseimbangan cairan pada defisit cairan yaitu :

1. Isotonis

Bila sel dimasukan kedalam suatu larutan tanpa menyebabkan sel membengkak atau

mengkerut disebut larutan isotonis.

2. Hipotonis

Larutan yang bila dimasukan kedalamnya akan menyebabkan sel menjadi bengkak.

3. Hipertonis

Larutan yang menyebabkan sel mengkerut jika dimasukan kedalam larutan tadi.

Volume air dalam tubuh manusia mencapai sekitar 60% dari berat badannya, dan

terbagi menjadi:

1. Cairan Intra Sellullair  : Merupakan Cairan Yang Berada Didalam Sel Tubuh Dan

Volumenya Mencapai Sekitar 40% Berat Badan Manusia.

2. Cairan Extra Sellullair  : Merupakan Cairan Yang Berada Diluar Sel Tubuh Manusia

Dan Volumenya Mencapai Sekitar 20 % Berat Badan Manusia.

Cairan Extra Sellullair Ini Terbagi Lagi Menjadi : Cairan Interstitial Yang Merupakan

Cairan Yang Terletak Diantara Sel Sel Tubuh Manusia Dan Mencapai Sekitar 15% Dari

Berat Badan, Dan Cairan Plasma Yang Merupakan Cairan Yang Terletak Dalam Pembuluh

Darah Dan Mencapai Sekitar 5% Berat Badan Manusia. Misalkan Pada Seseorang Dengan

Berat Badan 70 Kilogram, Maka :

Volume cairan total dalam tubuhnya adalah : 60% x 700 kg = 42 liter, yang terbagi

menjadi : Cairan Intra Sellullair : 28 Liter, Cairan Interstitial : 10,5 Liter, Dan Cairan

Plasma : 3,5 Liter.

Page 4: Cairan Dan Elektrolit

Antara Cairan Intrasellullair Dan Cairan Extra Sellullair dibatasi oleh dinding sel

atau membrane sel, sedangkan antara cairan intra vaskulair dan cairan interstitial dibatasi

oleh dinding pembuluh darah. Membran sel berbeda dengan pembuluh darah, dimana

membrane sel bersifat semi permeable terhadap  solute terutama yang larut dalam air

(glukosa,elektrolit) sedangkan dinding pembuluh darah permeable terhadap elektrolit dan

glukosa, tetapi relative impermeable terhadap protein. Protein disini dapat menarik cairan

interstitial masuk ke dalam cairan intravaskulair (plasma) , sedangkan tekanan yang

ditimbulkan oleh protein dalam plasma disebut tekanan onkotik plasma.

Masalah-masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

1. Hipovolemik

Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan dapat

terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga

menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan

saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan

vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing, lemah,

letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri,

penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa

kering dan kasar, mukosa mulut  kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan

akut, mata  cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya

penurunan jumlah air mata.

2. Hipervolemi

Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:

a) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.

b) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.

c) Kelebihan pemberian cairan.

d) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

e) Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema,

adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.

Pengaturan keseimbangan cairan

a. Rasa dahaga

Mekanisme rasa dahaga :  

Page 5: Cairan Dan Elektrolit

1. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya  

menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipothalamus untuk

melepaskaan substrat neural yang bertanggung jawab terhadap sensasi haus.

2. Osmoreseptor dihipothalamus mendeteksi peningkatan osmotik dan mengaktivasi

jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga.

b. Antidiuretik Hormon

ADH dibentuk dihipofisis dan disimpan didalam neuro hipofisis dari hipofisis

posterior stimulasi utaama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolalitas dan

penurunan cairan ekstra sel. Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air pada ductus

koligentes, dengan demikin dapat menghemat air.

c. Aldosteron

Hormon ini disekresi oleh kelenjaar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk

meningkatkan absorbsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan

konsentrasi kalium natrium serum dan sistem angiotensin renin dan sangat efektif

dalam mengendalikan hiperkalemia.

Pengertian Elektrolit :

Elektrolit adalah senyawa dalam tubuh yang mengurai dan ion-ion yang bermuatan

listrik yang berfungsi mengatur keseimbangan asam dan basa membantu memindahkan

cairan dan memungkinkan terjadinya impuls terhadap sel otot dan sel saraf. Elektrolit adalah

substansi yanag menyebabkan ion kation (+) dan anion (-)

Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu :

1. Kation (K ) fungsinya :

a) Untuk transmisi dan konduksi impuls saraf.

b) Kontraksi otot rangka, otot polos dan otot jantung.

2. Natrium (Na )

a) Kation utama dari pada cairan ekstra seluler juga dijumpai dalam pada dan jaringan.

b) Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada cairan ekstra sel.

c) Natrium mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot.

d) Sosdium diatur intake garam., aldosteron dan pengeluaran urine normalnya sekitar

135 dan 148 mEq / 1 liter

3. Kalsium (Ca ), fungsinya :

a) Membanu aktifitas saraf dan otot normal.    

Page 6: Cairan Dan Elektrolit

b) Meningkatkan kontrasi otot jantung.

c) Berguna untuk integritas kulit dan sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta

pembentukan tulang-tulang dan gigi.

Gejala klinis kekurangan elektrolit:

1) Haus

2) Anoreksia

3) Perubahan tanda-tanda vital

4) Lemas atau pucat

5) Anak rewel

6) Kejang-kejang

7) Kulit dingin

8) Rasa malas

2.Etiologi

1. Kekurangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :

a. Intake yang kurang

Kekurangan cairan peroral

Menjalankan diet tertentu

b. Output yang berlebihan

Diare

Perdarahan

Luka bakar

Penyakit tertentu (DM)

Suhu lingkungan yang panas

2. Kelebihan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :

a) Intake yang berlebihan

b) Kelebihan cairan peroral

c) Cairan parenteral (infus berlebihan)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan elektrolit :

1. Umur

Page 7: Cairan Dan Elektrolit

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan

berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan

anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia

dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan

gangguan fungsi ginjal ataw jantung.

2. Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban

udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui

keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat

kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

3. Diet

Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake

nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan

serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat

diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan

edema.

4. Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan

glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga

bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

5. Temperatur lingkungan

6. Aktifitas

7. Kondisi sakit

Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit

misalnya:

a) Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.

b) Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

c) Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami

ganguan             pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemapuan untuk

memenuhinya secara mandiri.

8. Tindakan medis

Page 8: Cairan Dan Elektrolit

Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit

tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.

9. Pengobatan

Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan

dan elektrolit tubuh.

10. Pembedahan

Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami

gangguan  keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama

pembedahan.

4. Tujuan Pemberian Cairan

Tujuan utama pemberian cairan adalah untuk mengganti defisit pra bedah, selama

pembedahan dan pasca bedah diamana saluran pencernaan belum berfungsi secara

optimal disamping untuk pemenuhan kebutuhan normal harian. Terapi dinilai berhasil

apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan hipoperfusi atau

tanda-tanda kelebihan cairan berupa edema paru dan gagal nafas.

5. Fisiologi Cairan dan Elektrolit

Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial

masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran

semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh

ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara

yaitu:

1. Difusi

Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan

elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi oleh

ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.

2. Osmosis

Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran semipermiabel

dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi yang sifat

nya menarik.

3. Transport aktif

Page 9: Cairan Dan Elektrolit

Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya aktif dari

tubuh seperti pompa jantung.

6. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24 jam)

1 3 hari, 30 kg 250-300

2 1 tahun, 9,5 kg 1150-1300

3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500

4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000

5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500

6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700

7 18 tahu, 54,0 kg 2200-2700

Volume cairan tubuh

Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat

badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada

kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan di

mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih

rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia makin

sedikit kandungan airnya. Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1

tahun 60% dari BB, usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan

wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB,

sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB.

7. Penatalaksanaan :

1. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit

dasar. Obat-obatan tersebut misalnya; prednison yang dapat mengurangi beratnya

diare dan penyakit.

2. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta

larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.

3. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti

defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk menurunkan

motilitas.

Page 10: Cairan Dan Elektrolit

4. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila

diare sangat berat.

5. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untuk

anak kecil dan lansia.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Identitas Pasien, mencakup : Nama, Alamat, Umur, Status, Agama, Suku

bangsa/bangsa, Pendidikan, Pekerjaan, Tempat/tanggal

lahir, No. CM, Diagnose medis                  

Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Yang biasa dirasakan oleh pasien yang mengalami ganguan pemenuhan

kebutuhan cairan ,lemas,pusing,mual

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Yang perlu dikaji tanyakan pada pasien :

a) Apakah pasien mengalami diare

b) Apakah pasien mual dan muntah

c) Apakah pasien mengalami ganguan defakasi

c. Riwayat Penyakit dahulu

Yang  perlu di kaji adalah :

a) Tanyakan pada pasien apakah ia menderita gagal ginjal

b) Apakah pasien alergi terhadap makanan atau obat antibiotik

d. Riwayat penyakit keluarga :

Penyakit apa yang pernah dialami keluarga dan adakah anggota keluarga yang

meninggal, apa penyebab kematiannya.

e. Riwayat Pekerjaan/ kebiasaan :

a) Situasi tempat kerja dan lingkungannya

b) Kebiasaan dalam pola hidup pasien

c) Kebiasaan merokok

f. Genogram

g. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Page 11: Cairan Dan Elektrolit

Kaji dimana pasien tinggal,apakah ditempat tinggalnya ada  penyakit endemik dan

wabah.

Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)

a.    Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan

b.    Pola aktivitas dan latihan

c.    Pola istirahat tidur

d.   Pola nutrisi -  metabolic

e.    Pola eliminasi

f.     Pola kognitif perceptual

g.   Pola konsep diri

h.   Pola koping

i.    Pola seksual – reproduksi

j.   Pola peran hubungan

k.  Pola nilai dan kepercayaan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:

1. Integumen :

1) Keadaan tugor kulit

2) Edema

3) Kelelahan

4) Kelemahan otot

5) Sensasi rasa

2. Kardiovaskuler

Distensasi vena jugularis tekanan darah hemoglobin

3. Mata

1) Cekung

2) Air mata kering

4. Neurologi

a) Reflek

b) Gangguan motorik dan sensorik

c) Tingkat kesadaran

5. Gastrointestinal

1) Keadaan mukosa mulut

2) Muntah-muntah

Page 12: Cairan Dan Elektrolit

3) Bising usus

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan elektrolit

b. Darah lengkap

c. Berat jenis urine

d. Analisa gas darah

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit adalah:

1.      Devisit volume cairan

2.      Kelebihan Volume Cairan

3. Intervensi

No. Dx Nama Diagnosa Tujuan /NOC Intervensi / NIC

1 Devisit volume

cairan

    Fluid balance Hydration

    Nutritional Status : Food

and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

Mempertahankan urine output

sesuai dengan usia dan BB, BJ

urine normal, HT normal

Te kanan darah, nadi, suhu tubuh

dalam batas normal tidak ada

tanda-tanda dehidrasi,

Elastisitas turgor kulit baik,

membran mukosa lembab,

tidak ada rasa haus yang

berlebihan

     Fluid management

Ti timbang popok/pembalut

jika diperlukan

mempertahankan catatan

intake dan output yang

akurat onitor status

hidrasi (kelembaban

membran mukosa, nadi

adekuat, tekanan darah

ortostatik),jika

diperlukan

Monitor hasil lAb yang

sesuai dengan retensi

cairan (BUN ,Hmt,

osmolalitas urin)

M onitor vital sign

M onitor masukan

makanan / cairan dan

hitung intake kalori

harian laborasi

Page 13: Cairan Dan Elektrolit

pemberian cairan IV

M onitor status nutrisi

Be rikan-cairan rikan

diuretik sesuai interuksi

rikan cairan IV pada

suhu ruangan rong

masukan oral rikan

penggantian nesogatrik

sesuai output

Rong keluarga untuk

membantu pasien makan

Ta tawarkan snack ( jus

buah, buah segar )

laborasi dokter jika tanda

cairan berlebih muncul

meburuk

    Atur kemungkinan

tranfusi

Persiapan untuk tranfusi

2 Kelebihan Volume

Cairan

Electrolit and acid base  

- Balance

- Fluid balance

- Hydration

Kriteria Hasil:

Terbebas dari edema,

efusi, anaskara bunyi nafas

bersih, tidak ada

dyspneu/ortopneu terbebas

dari distensi vena

jugularis, reflek

Fluid management

timbang

popok/pembalut jika

diperlukan

Pertahankan, catatan

intake dan output yang

akurat pasang urin

kateter jika diperlukan

Monitor hasil lAb yang

sesuai dengan retensi

cairan (BUN , Hmt ,

Page 14: Cairan Dan Elektrolit

hepatojugular (+)

Memelihara tekanan vena

sentral, tekanan kapiler

paru, output jantung dan

vital sign dalam batas

normal

Terbebas dari kelelahan,

kecemasan atau

kebingungan

Menjelaskan indikator

kelebihan cairan

osmolalitas urin)

Monitor status

hemodinamik termasuk

CVP, MAP, PAP, dan

PCWP Monitor vital-

sign

 Monitor indikasi retensi /

kelebihan cairan

(cracles, CVP , edema,

distensi vena leher,

asites)

Kaji lokasi dan luas

edema

Monitor masukan

makanan / cairan dan

hitung intake kalori

harian

Monitor status nutrisi

  Berikan diuretik sesuai

interuksi

Mengatasi masukan

cairan pada keadaan

hiponatrermi dilusi

dengan serum Na < 130

mEq/l

Kolaborasi dokter jika

tanda cairan berlebih

muncul memburuk

Fluid Monitoring

Tentukan riwayat

jumlah dan tipe intake

cairan dan eliminasi

Tentukan kemungkinan

faktor resiko dari

Page 15: Cairan Dan Elektrolit

ketidak seimbangan

cairan (Hipertermia,

terapi diuretik, kelainan

renal, gagal jantung,

diaporesis, disfungsi

hati, dll )

Monitor berat badan

Monitor serum dan

elektrolit urine

Monitor serum dan

osmilalitas urine

Monitor BP, HR,dan

RR

Monitor tekanan darah

orthostatik dan

perubahan irama

jantung

Monitor parameter

hemodinamik infasif

Catat secara akutar

intake dan output

Monitor adanya distensi

leher, rinchi, eodem

perifer dan penambahan

BB

Monitor tanda dan

gejala dari odema

  Beri obat yang dapat

meningkatkan output

urin

4. Implementasi Keperawatan

Page 16: Cairan Dan Elektrolit

Pelaksanaan adalah asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian

kegiatan yang sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal.

Sebelum melakukan rencana tindakan keperawatan, perawat hendaklah menjelaskan

tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dapat digunakan

sebagai alat pengukur keberhasilan suatu rencana keperawatan yamg telah dibuat.

Meskipun evaluasi dianggap sebagai tahap akhir dari proses keperawatan proses ini tidak

berhenti, yang telah terpecahkan dan masalah yang perlu dikaji ulang, direncanakan

kembali, dilaksanakan dan dievaluasikan kembali.

 

Page 17: Cairan Dan Elektrolit

Daftar Pustaka

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States

Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.2009-2011.

Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of

America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.

Salemba Medika : Jakarta

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States

Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.2009-2011.

Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of

America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Tarwoto & Wartonah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.

Salemba Medika : Jakarta