BUPATI NATUNA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
KEPUTUSAN BUPATI NATUNA
NOMOR 362 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR (SOP)
PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
BUPATI NATUNA,
Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (5)
Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2016 tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah menyatakan
bahwa Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
(SAPD) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan
Bupati;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Bupati tentang Standar Operasional dan
Prosedur (SOP) Pelaksanaan Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah.
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, tentang
Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten
Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten
Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,
Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3902), sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2008 tentang perubahan Ketiga
Atas Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten
Rokan Hulu, Kabupaten Okan Hilir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten
Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4880);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4503);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang
Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4576);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor
310);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1425);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 6 Tahun
2013 tentang Pokok – Pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Natuna Tahun
2013 Nomor 6);
17. Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2016 tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (Berita Daerah
Kabupaten Natuna Tahun 2016 Nomor 68).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pelaksanaan Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan pedoman pelaksanaan tugas
bagi para pejabat pelaksana dalam penyusunan laporan keuangan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Natuna.
KETIGA : Keputusan Bupati ini berlaku pada tanggal 2 Januari 2017 dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan dan kesalahan dalam penetapan ini akan dilakukan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Ranai pada tanggal 22 Desember 2016
BUPATI NATUNA,
ABDUL HAMID RIZAL
1
6
8
B
A
D
A
N
P
E
N
G
E
L
O
L
A
PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
Nomor SOP 01
Tanggal Pembuatan 17 Oktober 2016
Tanggal Revisi 15 November 2016
Tanggal Pengesahan 22 Desember 2016
Disusun Oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Disahkan Oleh Bupati Natuna
SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Bupati Natuna Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Bupati Natuna Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Natuna; dan
7. Peraturan Bupati Natuna Nomor 68 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah.
1. Bendahara Umum Daerah/ Kuasa Bendahara Umum Daerah; 2. Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran; 3. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD); 4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK); 5. Bendahara Penerimaan SKPD; 6. Bendahara Pengeluaran SKPD; 7. Pengelola Barang; dan 8. Pengguna Barang.
Keterkaitan: Peralatan/Perlengkapan:
1. SOP Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meja, Kursi, Komputer, ATK, Kalkulator, dan Bukti-bukti Transaksi
Peringatan: Pencatatan dan Pendataan:
1. Laporan keuangan SKPD disampaikan kepada kepala daerah melalui PPKD paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Buku Jurnal Transaksi, Buku Besar Rekening, dan Laporan Keuangan
2
No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu
Anggaran SKPD
1. PPK-SKPD menerima dokumen pelaksanaan anggaran SKPD (DPA-SKPD) yang kemudian
dijadikan dasar untuk pencatatan jurnal anggaran oleh PPK-SKPD.
PPK-SKPD Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD)
Jurnal transaksi anggaran Buku besar rekening
anggaran Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) SKPD
1 Jam Optional
Pendapatan SKPD
2. Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD (DPA-SKPD), pengguna anggaran menerbitkan dokumen penetapan pajak daerah berupa Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) dan dokumen penetapan retribusi daerah berupa Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKP-R) atau Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPRD) yang akan didistribusikan kepada wajib pajak dan PPK-SKPD sebagai dasar pencatatan jurnal piutang pajak dan kemudian diposting ke dalam buku besar piutang pajak.
Pengguna Anggaran PPK-SKPD Wajib Pajak (WP)
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD)
Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKP-R) atau Surat Pemberitahuan Retribusi
Daerah (SPRD)
Jurnal transaksi piutang pajak
Buku besar piutang pajak Neraca SKPD Laporan Operasional (LO)
SKPD
45 Menit
3. Wajib Pajak (WP) atau Wajib Retribusi melakukan penyetoran sesuai dengan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) atau
Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKP-R) atau Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPRD) ataupun tanpa ketetapan kepada bendahara penerimaan SKPD dan kemudian akan dilakukan penyetoran oleh bendahara penerimaan SKPD ke kas daerah, berdasarkan dokumen transaksi tersebut dilakukan analisa oleh PPK-SKPD untuk dijurnal dan diposting ke buku besar.
Wajib Pajak (WP) Bendahara
Penerimaan SKPD PPK-SKPD
Pihak Bank
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD)
Tanda Bukti Pembayaran (TBP)
Surat Tanda Setoran (STS)
Jurnal transaksi Buku besar
Neraca SKPD Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) SKPD
1 Hari
3
No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu
Beban dan Belanja SKPD
4. Untuk beban dan belanja yang pembayarannya menggunakan mekanisme
LS, PPK-SKPD sudah dapat melakukan pengakuan beban berdasarkan amprah gaji untuk beban pegawai dan Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan untuk beban barang dan jasa serta beban belanja modal. Setelah dilakukan proses penatausahaan untuk pembayaran beban, PPK-SKPD melakukan pencatatan atas pelunasan utang tersebut sesuai dengan SP2D-LS ke dalam jurnal transaksi serta posting ke buku besar untuk menghasilkan laporan keuangan SKPD. Terkait dengan transaksi belanja modal, harus dilakukan koordinasi dengan pengelola barang dan pengguna barang serta bidang aset untuk inventarisasi barang milik daerah.
BUD/ Kuasa BUD PPK-SKPD
Bendahara Pengeluaran SKPD
PPTK Pengelola Barang Pengguna Barang Pihak Ketiga
Amprah gaji Berita Acara Serah Terima
(BAST) Pekerjaan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) – LS
Jurnal transaksi Buku besar
Laporan Operasional (LO) SKPD
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPD
Kartu Inventaris Barang (KIB)
1 Hari
5. Sedangkan untuk beban dan belanja yang pembayarannya menggunakan mekanisme Uang Persediaan (UP), PPK-SKPD dapat melakukan pencatatan apabila SP2D-UP telah diterima oleh bendahara pengeluaran SKPD dan pada saat bendahara pengeluaran SKPD menyerahkan bukti-bukti transaksi yang kemudian akan dilakukan penjurnalan
serta posting ke buku besar untuk menghasilkan laporan keuangan SKPD.
BUD/ Kuasa BUD PPK-SKPD Bendahara
Pengeluaran SKPD
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) – UP
Faktur pembelian Berita Acara Pemeriksaan
Hasil Pekerjaan (BA-PHP) Kuitansi Surat Setoran Pajak (SSP) Bukti pembayaran pajak ke
rekening kas negara (untuk pajak pusat) ataupun ke rekening kas daerah (untuk pajak daerah)
Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPD Laporan Operasional (LO)
SKPD Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) SKPD
1 Hari
4
No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu
6. Terkait belanja barang bahan habis pakai dan bahan material, PPK-SKPD harus melakukan pencatatan pada kartu persediaan barang dengan ketentuan:
Menggunakan metode perpetual untuk persediaan yang penyimpanannya dan penggunaannya terkait dengan pihak ketiga, misalnya obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien ataupun hewan/ tanaman/ barang yang akan diserahkan kepada masyarakat/ pihak ketiga. Metode perpetual mengharuskan untuk melakukan pencatatan di setiap pengambilan barang
persediaan pada kartu persediaan barang sehingga senantiasa menunjukkan data persediaan yang up to date.
Menggunakan metode periodik untuk persediaan yang hanya digunakan oleh internal, misalnya alat tulis kantor. Untuk mengetahui jumlah persediaan pada waktu tertentu, harus dilakukan stock opname persediaan.
PPK-SKPD Pengelola Barang Pengguna Barang
Faktur pembelian Kartu persediaan Bukti permintaan
pengambilan barang
persediaan
Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPD Laporan Operasional (LO)
SKPD
1 Hari
7. Untuk transaksi yang memiliki masa manfaat melewati tahun anggaran berjalan, harus dilakukan penyesuaian di akhir periode pelaporan, misalnya beban jasa yang
masa manfaat belum sepenuhnya diterima sehingga dicatat sebagai beban jasa dibayar di muka.
Pengguna Anggaran PPK-SKPD
Surat perjanjian penggunaan jasa
Bukti transaksi pendukung
Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPD Laporan Operasional (LO)
SKPD
1 Hari
8. Apabila terjadi kelebihan pembayaran atas transaksi UP/GU sebelum periode pelaporan berakhir maka dilakukan pengembalian ke kas di bendahara pengeluaran SKPD melalui mekanisme kontra pos dan diteruskan penyetoran ke kas daerah melalui Surat
Pengguna Anggaran PPK-SKPD Bendahara
Pengeluaran SKPD
Kuitansi Surat Setoran Pengembalian
Belanja (SSPB)
Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPD Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) SKPD
1 Hari
5
No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu
Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) untuk sisa dana UP/GU diakhir tahun anggaran sedangkan untuk kelebihan pembayaran atas transaksi LS, dilakukan pengembalian
ke kas di bendahara pengeluaran SKPD untuk diteruskan penyetoran ke kas daerah melalui Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB).
6
FLOW CHART SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
No. Aktivitas
Pelaksana
Pengguna Anggaran
PPK-SKPD Bendahara Penerimaan
SKPD Wajib Pajak/Retribusi Bank
1. Pendapatan SKPD: Pengguna Anggaran menyerahkan SKP-D
dan/atau SKRD kepada Wajib Pajak/ Retribusi dan PPK-SKPD serta bendahara penerimaan SKPD
WP/Retribusi melakukan pembayaran
sesuai dengan SKP-D dan/atau SKRD ataupun tanpa ketetapan kepada bendahara penerimaan SKPD
Bendahara penerimaan SKPD menyetorkan pembayaran dari WP/Retribusi ke kas daerah
Salinan dokumen transaksi dibendahara
penerimaan SKPD untuk selanjutnya disampaikan kepada PPK-SKPD untuk dilakukan penjurnalan, posting buku besar, dan penyusunan laporan keuangan SKPD
SKP-D
SKRD SKP-D
SKRD
SKP-D
SKRD
SKP-D
SKRD
Uang
SPP-D/
TBP
Uang
SPP-D/
TBP
SPP-D/
TBP
STS
STS
SPP-D/
TBP
Penjurnalan
Posting
Buku Besar
Kertas
Kerja
Lap. Keu.
7
No. Aktivitas
Pelaksana
BUD/Kuasa BUD Pengguna Anggaran PPK-SKPD Bendahara Pengeluaran
SKPD Pengelola
Barang
2. Beban dan Belanja SKPD: Bukti-bukti transaksi yang telah jatuh
tempo yang telah diterima maupun disiapkan oleh bendahara pengeluaran
SKPD
Berdasarkan bukti-bukti transaksi tersebut, bendahara pengeluaran SKPD menyiapkan proses penatausahaan untuk pembayaran baik melalui mekanisme UP/GU ataupun mekanisme LS
Berdasarkan dokumen penatausahaan keuangan yang telah diverifikasi oleh BUD/ Kuasa BUD, diterbitkan SP2D sebagai dasar pembayaran
Salinan bukti transaksi pengeluaran kas
dari bendahara pengeluaran SKPD disampaikan ke PPK-SKPD untuk dilakukan penjurnalan, posting buku besar, penyusunan kertas kerja dan laporan keuangan SKPD
Ya
Ya
Tidak
Tidak
SP2D UP/GU/TU diserahkan
ke Bendahara Pengeluaran SKPD sedangkan untuk SP2D LS hanya salinannya
Bukti
Transaksi
Jatuh Tempo
Bukti
Transaksi
Jatuh Tempo
Dokumen
Penatausahaan
Keuangan
Verifikasi
Dokumen
Penatausahaan
Keuangan
(ditandatangani)
Dokumen
Penatausahaan
Keuangan
(diperbaiki)
SP2D SP2D
Ke Pihak Ketiga
untuk SP2D LS
Bukti Transaksi
Pengeluaran
Kas
Penjurnalan
Posting
Buku Besar
Kertas
Kerja
Lap. Keu.
Dokumen
Penatausahaan
Keuangan
Verifikasi
Seluruh
transaksi
yang terkait
dengan
belanja
modal
dikoordinasi
kan dengan
pengelola
barang di
SKPD
8
B
A
D
A
N
P
E
N
G
E
L
O
L
A
PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
Nomor SOP 02
Tanggal Pembuatan 17 Oktober 2016
Tanggal Revisi 15 November 2016
Tanggal Pengesahan 22 Desember 2016
Disusun Oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Disahkan Oleh Bupati Natuna
SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD
Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Bupati Natuna Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Bupati Natuna Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Natuna; dan
7. Peraturan Bupati Natuna Nomor 68 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
1. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah; 2. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku Pengguna Anggaran; 3. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPKD (PPK-SKPKD); 4. Bendahara Pengeluaran SKPKD;
Keterkaitan: Peralatan/Perlengkapan:
1. SOP Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meja, Kursi, Komputer, ATK, Kalkulator, dan Bukti-bukti Transaksi
Peringatan: Pencatatan dan Pendataan:
1. Laporan keuangan PPKD disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Buku Jurnal Transaksi, Buku Besar Rekening, dan Laporan Keuangan
9
No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Ket Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu
ANGGARAN
1. PPK-SKPKD menerima dokumen pelaksanaan anggaran SKPKD (DPA-SKPKD) yang kemudian dijadikan dasar untuk pencatatan
jurnal anggaran oleh PPK-SKPKD.
PPK-SKPKD Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPKD)
Jurnal transaksi anggaran
Buku besar rekening anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPKD
1 Jam Optional
PENDAPATAN
2. Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran SKPKD (DPA-SKPKD), pengguna anggaran menerbitkan dokumen penetapan pajak daerah berupa Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) yang akan didistribusikan kepada wajib pajak. Atas dasar dokumen tersebut, PPK-SKPKD mencatat jurnal piutang pajak dan kemudian diposting ke dalam buku besar piutang pajak.
Pengguna Anggaran
PPK-SKPKD Wajib Pajak
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD)
Jurnal transaksi piutang pajak
Buku besar piutang pajak
Neraca SKPKD Laporan Operasional
(LO) SKPKD
45 menit
3. Wajib Pajak (WP) melakukan penyetoran sesuai dengan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) ataupun tanpa ketetapan ke kas daerah, berdasarkan dokumen transaksi tersebut dilakukan analisa oleh PPK-SKPD untuk dijurnal dan diposting ke buku besar.
PPK-SKPKD Wajib Pajak dan
atau Pihak Ketiga
Pihak Bank
Surat Tanda Setoran (STS) Tanda Bukti Pembayaran (TBP)
Bukti Setor atas Surplus Penjualan Aset Tetap
Bukti Setor atas Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
Bukti Penerimaan Hibah
Jurnal Transaksi Buku Besar
Neraca SKPKD Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) SKPKD
1 hari
10
No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Ket Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu
4. Pemerintah pusat dan/ atau pemerintah provinsi berdasarkan PMK/SK Gubernur melakukan penyaluran dana ke daerah-daerah dan Pemerintah Daerah menerima
bukti pembayaran berupa Nota Kredit.
Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Provinsi
PPK-SKPKD
Nota Kredit Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPKD Laporan Operasional
(LO) SKPKD
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPKD
1 hari
BEBAN dan BELANJA SKPKD
5. Beban dan belanja yang pembayarannya menggunakan mekanisme LS, PPK-SKPKD sudah dapat melakukan pengakuan beban berdasarkan SP2D. Setelah dilakukan proses penatausahaan untuk pembayaran beban, PPK-SKPKD melakukan pencatatan atas pelunasan utang sesuai dengan SP2D-LS ke dalam jurnal transaksi serta posting ke buku besar.
BUD/Kuasa BUD
PPK-SKPKD Bendahara
Pengeluaran SKPKD
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) - LS
Jurnal Transaksi Buku Besar Laporan Operasional
(LO) SKPKD Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) SKPKD
1 hari
6. Sedangkan untuk beban dan belanja yang pembayarannya menggunakan mekanisme Uang Persediaan (UP), PPK-SKPKD dapat melakukan pencatatan apabila
SP2D-UP telah diterima oleh bendahara pengeluaran SKPKD dan pada saat bendahara
pengeluaran SKPKD menyerahkan bukti-bukti transaksi yang kemudian akan dilakukan penjurnalan serta posting ke buku besar.
PPK-SKPKD Bendahara
Pengeluaran SKPKD
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) - LS
Kuitansi
Jurnal Transaksi Buku Besar Neraca Laporan Operasional
(LO) SKPKD
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPKD
1 hari
11
No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Ket Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu
PEMBIAYAAN
7. PPK-SKPKD menerima SP2D LS untuk pengeluaran pembiayaan
atas investasi jangka panjang dan atau investasi jangka pendek. Kemudian PPK-SKPKD melakukan pencatatan atas transaksi tersebut berdasarkan SP2D-LS ke dalam jurnal transaksi serta posting ke buku besar.
BUD/Kuasa BUD
PPK-SKPKD Bendahara
Pengeluaran SKPKD
Pihak Bank Investee
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Sertifikat Investasi
Jurnal Transaksi Buku Besar
Neraca SKPKD Laporan Operasional
(LO) SKPKD Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) SKPKD
12
FLOW CHART SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD
No. Aktivitas
Pelaksana
Pengguna Anggaran
PPK-SKPKD Pemerintah Pusat/
Pemerintah Provinsi Wajib Pajak / Pihak
Ketiga Bank
13
1.
Pendapatan SKPKD: Pengguna Anggaran menyerahkan SKP-D
dan/atau SPPD kepada Wajib Pajak dan PPK-SKPKD
WP melakukan pembayaran sesuai dengan SKP-D dan/atau SPPD ataupun tanpa ketetapan
No. Aktivitas
Pelaksana
Pengguna Anggaran
PPK-SKPKD Pemerintah Pusat/
Pemerintah Provinsi Wajib Pajak / Pihak
Ketiga Bank
SKP-D
/SPPD SKP-D/
SPPD
SKP-D
/SPPD
Uang SPP-D/ TBP/
Bukti Setor
Surplus
STS STS
a
14
Pemerintah Pusat dan atau pemerintah
provinsi menyalurkan dana ke pemerintah
daerah
No. Aktivitas
Pelaksana
BUD/Kuasa BUD PPK-SKPKD Bendahara Pengeluaran
SKPKD Bank
PMK/ SK
Gubernur
Nota
Kredit
Penjurnalan
Posting
Buku Besar
Kertas
Kerja
Lap. Keu.
a
15
2.
Beban dan Belanja SKPKD Bukti-bukti transaksi yang telah diterima
maupun disiapkan oleh bendahara pengeluaran SKPKD
Salinan bukti transaksi pengeluaran kas
dari bendahara pengeluaran SKPKD dan SP2D LS disampaikan ke PPK-SKPKD untuk dilakukan penjurnalan, posting buku besar, penyusunan kertas kerja dan laporan keuangan SKPKD
No. Aktivitas Pelaksana
Bukti
Transaksi
SP2D LS
SP2D UP SP2D UP
Uang Penjurnalan
Posting
Buku Besar
Kertas
Kerja
Lap. Keu.
16
BUD/ Kuasa BUD Pengguna Anggaran
PPK-SKPKD Bendahara Pengeluaran
SKPKD Investee Bank
3.
Pembiayaan
Bendahara Pengeluaran SKPKD membuat
bukti-bukti transaksi untuk investasi
Pemerintah Daerah
Investee menerima SP2D LS atas investasi
yang diterbitkan oleh BUD/ Kuasa BUD
PPK-SKPKD melakukan penjurnalan atas
bukti SP2D LS dan Sertifikat Inventasi
kemudian memposting ke buku besar,
menyusun kertas kerja dan laporan
keuangan
Bukti
Transaksi
SP2D LS
Uang SP2D LS
Sertifikat
Investasi
Penjurnalan
Posting
Buku Besar
16
6
8
B
A
D
A
N
P
E
N
G
E
L
O
L
A
PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
Nomor SOP 03
Tanggal Pembuatan 17 Oktober 2016
Tanggal Revisi 15 November 2016
Tanggal Pengesahan 22 Desember 2016
Disusun Oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Disahkan Oleh Bupati Natuna
SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Bupati Natuna Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Bupati Natuna Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Natuna; dan
7. Peraturan Bupati Natuna Nomor 68 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah.
1. Kepala Daerah; 2. Sekretaris Daerah; 3. Bendahara Umum Daerah/ Kuasa Bendahara Umum Daerah; 4. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD); 5. Fungsi akuntansi SKPKD.
Keterkaitan: Peralatan/Perlengkapan:
1. SOP Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 2. SOP Penyusunan Laporan Keuangan PPKD
Meja, Kursi, Komputer, ATK, Kalkulator, dan Bukti-bukti Transaksi
Peringatan: Pencatatan dan Pendataan:
1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disampaikan kepada BPK paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Buku Jurnal Transaksi, Buku Besar Rekening, dan Laporan Keuangan
17
No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu
1. BUD/ Kuasa BUD menerima nota kredit dan nota debet atau bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran kas lainnya dari bank yang akan dicatat ke dalam jurnal penerimaan
dan pengeluaran kas dan diposting ke buku besar kas untuk membuat Laporan Arus Kas.
BUD/ Kuasa BUD Bank
Nota Kredit Nota Debet Bukti transaksi penerimaan
kas dan pengeluaran kas
lainnya
Jurnal transaksi Buku besar Laporan Arus Kas (LAK)
1 Hari
2. Fungsi akuntansi Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) melakukan konsolidasi (penggabungan) laporan keuangan SKPD (yang telah disampaikan ke PPKD) dan laporan keuangan PPKD.
PPKD Fungsi akuntansi
SKPKD
Laporan keuangan SKPD Laporan keuangan PPKD
Laporan keuangan konsolidasi
2 Minggu
3. Laporan keuangan yang sudah dikonsolidasi disertai dengan laporan keuangan
Perusahaan Daerah, diserahkan oleh fungsi akuntansi SKPKD kepada PPKD untuk diotorisasi. Setelah diotorisasi oleh PPKD, laporan keuangan tersebut diserahkan kepada Sekretaris Daerah yang kemudian akan diteruskan kepada Kepala Daerah. Kepala Daerah menerima Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan membuat Surat Pernyataan Kepala Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Unaudit beserta Surat Pernyataan yang telah ditandatangani oleh Kepala Daerah, wajib disampaikan kepada BPK paling lambat 3
(tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Kepala Daerah Sekretaris Daerah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Fungsi akuntansi SKPKD
Laporan keuangan konsolidasi Surat Pernyataan Kepala
Daerah
Laporan Keuangan Unaudit
3 Hari
18
FLOW CHART SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
No. Aktivitas
Pelaksana
Fungsi Akuntansi SKPKD
BUD/ Kuasa BUD PPKD Sekretaris Daerah Kepala Daerah
1.
2.
BUD/ Kuasa BUD melakukan pencatatan atas bukti transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diterima dari bank
Fungsi akuntansi SKPKD melakukan konsolidasi laporan keuangan
Bukti
Transaksi
Penjurnalan
Posting ke
Buku Besar
Kertas
Kerja
Laporan
Arus Kas
Lap.Keu.
SKPD
Lap.Keu.
PPKD
Konsolidasi
LKPD
19
No. Aktivitas
Pelaksana
Fungsi Akuntansi SKPKD
PPKD Sekretaris Daerah Kepala Daerah BPK
3. Perusahaan Daerah menyerahkan laporan keuangan ke fungsi akuntansi SKPKD untuk dijadikan lampiran Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
PPKD mengotorisasi LKPD beserta laporan
keuangan perusahaan daerah dan kemudian diserahkan kepada Sekretaris Daerah
Sekretaris Daerah meneruskan LKPD kepada Kepala Daerah
Kepala Daerah menandatangani LKPD dan membuat Surat Pernyataan atas LKPD
Kepala Daerah menyerahkan LKPD (Unaudit) kepada BPK untuk dilakukan pemeriksaan
BPK melakukan pemeriksaan atas LKPD,
pemeriksaan diselesaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah diterimanya LKPD
BPK menyerahkan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) kepada Kepala Daerah
LKPD
Lap.Keu.
Perusda
Perusahaan
Daerah
LKPD
Lap.Keu.
Perusda
Otorisasi LKPD
Lap.Keu.
Perusda
LKPD
Lap.Keu.
Perusda
Ditandatangani
Surat Pernyataan
Kepala Daerah
LKPD
(Unaudit)
LKPD
(Unaudit)
Pemeriksaan
LHP LHP
Top Related