BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN …...PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI...

25
BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI NATUNA NOMOR 362 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR (SOP) PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BUPATI NATUNA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (5) Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah menyatakan bahwa Standar Operasional dan Prosedur (SOP) pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Transcript of BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN …...PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI...

  • BUPATI NATUNA

    PROVINSI KEPULAUAN RIAU

    KEPUTUSAN BUPATI NATUNA

    NOMOR 362 TAHUN 2016

    TENTANG

    STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR (SOP)

    PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

    BUPATI NATUNA,

    Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (5)

    Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2016 tentang

    Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah menyatakan

    bahwa Standar Operasional dan Prosedur (SOP)

    pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

    (SAPD) ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan

    Bupati;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan

    Keputusan Bupati tentang Standar Operasional dan

    Prosedur (SOP) Pelaksanaan Sistem Akuntansi

    Pemerintah Daerah.

    Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, tentang

    Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

    Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten

    Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,

    Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

    Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3902), sebagaimana telah diubah

    beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

  • Nomor 34 Tahun 2008 tentang perubahan Ketiga

    Atas Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang

    Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

    Rokan Hulu, Kabupaten Okan Hilir, Kabupaten Siak,

    Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten

    Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4880);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

    Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

    Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

    5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

    Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

    dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 126, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5234);

    7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

  • sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir

    dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

    tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

    Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

    Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5679);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

    Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4502);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang

    Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana telah

    diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71

    Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4503);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang

    Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang

    Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4576);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4578);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

    Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

    Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik

  • Indonesia Nomor 4614);

    14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

    Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali

    terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

    Atas Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006

    tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

    (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor

    310);

    15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun

    2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

    Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah

    Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2013 Nomor 1425);

    16. Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 6 Tahun

    2013 tentang Pokok – Pokok Pengelolaan Keuangan

    Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Natuna Tahun

    2013 Nomor 6);

    17. Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun 2016 tentang

    Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (Berita Daerah

    Kabupaten Natuna Tahun 2016 Nomor 68).

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan :

    KESATU : Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pelaksanaan Sistem

    Akuntansi Pemerintah Daerah sebagaimana tercantum dalam

    Lampiran Keputusan ini.

    KEDUA : Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan pedoman pelaksanaan tugas

    bagi para pejabat pelaksana dalam penyusunan laporan keuangan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Natuna.

  • KETIGA : Keputusan Bupati ini berlaku pada tanggal 2 Januari 2017 dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat

    kekeliruan dan kesalahan dalam penetapan ini akan dilakukan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya.

    Ditetapkan di Ranai pada tanggal 22 Desember 2016

    BUPATI NATUNA,

    ABDUL HAMID RIZAL

  • 1

    6

    8

    B

    A

    D

    A

    N

    P

    E

    N

    G

    E

    L

    O

    L

    A

    PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA

    Nomor SOP 01

    Tanggal Pembuatan 17 Oktober 2016

    Tanggal Revisi 15 November 2016

    Tanggal Pengesahan 22 Desember 2016

    Disusun Oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

    Disahkan Oleh Bupati Natuna

    SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

    Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:

    1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintahan; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    5. Peraturan Bupati Natuna Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

    6. Peraturan Bupati Natuna Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Natuna; dan

    7. Peraturan Bupati Natuna Nomor 68 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi

    Pemerintah Daerah.

    1. Bendahara Umum Daerah/ Kuasa Bendahara Umum Daerah; 2. Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran; 3. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD); 4. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK); 5. Bendahara Penerimaan SKPD; 6. Bendahara Pengeluaran SKPD; 7. Pengelola Barang; dan 8. Pengguna Barang.

    Keterkaitan: Peralatan/Perlengkapan:

    1. SOP Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meja, Kursi, Komputer, ATK, Kalkulator, dan Bukti-bukti Transaksi

    Peringatan: Pencatatan dan Pendataan:

    1. Laporan keuangan SKPD disampaikan kepada kepala daerah melalui PPKD paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

    Buku Jurnal Transaksi, Buku Besar Rekening, dan Laporan Keuangan

  • 2

    No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

    Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu

    Anggaran SKPD

    1. PPK-SKPD menerima dokumen pelaksanaan anggaran SKPD (DPA-SKPD) yang kemudian

    dijadikan dasar untuk pencatatan jurnal anggaran oleh PPK-SKPD.

    PPK-SKPD Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD)

    Jurnal transaksi anggaran Buku besar rekening

    anggaran Laporan Realisasi

    Anggaran (LRA) SKPD

    1 Jam Optional

    Pendapatan SKPD

    2. Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD (DPA-SKPD), pengguna anggaran menerbitkan dokumen penetapan pajak daerah berupa Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) dan dokumen penetapan retribusi daerah berupa Surat

    Ketetapan Retribusi Daerah (SKP-R) atau Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPRD) yang akan didistribusikan kepada wajib pajak dan PPK-SKPD sebagai dasar pencatatan jurnal piutang pajak dan kemudian diposting ke dalam buku besar piutang pajak.

    Pengguna Anggaran PPK-SKPD Wajib Pajak (WP)

    Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD)

    Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKP-R) atau Surat Pemberitahuan Retribusi

    Daerah (SPRD)

    Jurnal transaksi piutang pajak

    Buku besar piutang pajak Neraca SKPD Laporan Operasional (LO)

    SKPD

    45 Menit

    3. Wajib Pajak (WP) atau Wajib Retribusi melakukan penyetoran sesuai dengan Surat

    Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) atau

    Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKP-R) atau Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPRD) ataupun tanpa ketetapan kepada bendahara penerimaan SKPD dan kemudian akan dilakukan penyetoran oleh bendahara penerimaan SKPD ke kas daerah, berdasarkan dokumen transaksi tersebut dilakukan analisa oleh PPK-SKPD untuk dijurnal dan diposting ke buku besar.

    Wajib Pajak (WP) Bendahara

    Penerimaan SKPD PPK-SKPD

    Pihak Bank

    Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat

    Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD)

    Tanda Bukti Pembayaran (TBP)

    Surat Tanda Setoran (STS)

    Jurnal transaksi Buku besar

    Neraca SKPD Laporan Realisasi

    Anggaran (LRA) SKPD

    1 Hari

  • 3

    No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

    Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu

    Beban dan Belanja SKPD

    4. Untuk beban dan belanja yang pembayarannya menggunakan mekanisme

    LS, PPK-SKPD sudah dapat melakukan pengakuan beban berdasarkan amprah gaji untuk beban pegawai dan Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan untuk beban barang dan jasa serta beban belanja modal. Setelah dilakukan proses penatausahaan untuk pembayaran beban, PPK-SKPD melakukan pencatatan atas pelunasan utang tersebut sesuai dengan SP2D-LS ke dalam jurnal transaksi serta posting ke buku besar untuk menghasilkan laporan keuangan SKPD. Terkait dengan transaksi belanja modal, harus dilakukan koordinasi dengan pengelola barang dan pengguna barang serta bidang aset untuk inventarisasi barang milik daerah.

    BUD/ Kuasa BUD PPK-SKPD

    Bendahara Pengeluaran SKPD

    PPTK Pengelola Barang Pengguna Barang Pihak Ketiga

    Amprah gaji Berita Acara Serah Terima

    (BAST) Pekerjaan Surat Perintah Pencairan

    Dana (SP2D) – LS

    Jurnal transaksi Buku besar

    Laporan Operasional (LO) SKPD

    Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPD

    Kartu Inventaris Barang (KIB)

    1 Hari

    5. Sedangkan untuk beban dan belanja yang pembayarannya menggunakan mekanisme Uang Persediaan (UP), PPK-SKPD dapat melakukan pencatatan apabila SP2D-UP telah diterima oleh bendahara pengeluaran SKPD dan pada saat bendahara pengeluaran SKPD menyerahkan bukti-bukti transaksi yang kemudian akan dilakukan penjurnalan

    serta posting ke buku besar untuk menghasilkan laporan keuangan SKPD.

    BUD/ Kuasa BUD PPK-SKPD Bendahara

    Pengeluaran SKPD

    Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) – UP

    Faktur pembelian Berita Acara Pemeriksaan

    Hasil Pekerjaan (BA-PHP) Kuitansi Surat Setoran Pajak (SSP) Bukti pembayaran pajak ke

    rekening kas negara (untuk pajak pusat) ataupun ke rekening kas daerah (untuk pajak daerah)

    Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPD Laporan Operasional (LO)

    SKPD Laporan Realisasi

    Anggaran (LRA) SKPD

    1 Hari

  • 4

    No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

    Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu

    6. Terkait belanja barang bahan habis pakai dan bahan material, PPK-SKPD harus melakukan pencatatan pada kartu persediaan barang dengan ketentuan:

    Menggunakan metode perpetual untuk persediaan yang penyimpanannya dan penggunaannya terkait dengan pihak ketiga, misalnya obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien ataupun hewan/ tanaman/ barang yang akan diserahkan kepada masyarakat/ pihak ketiga. Metode perpetual mengharuskan untuk melakukan pencatatan di setiap pengambilan barang

    persediaan pada kartu persediaan barang sehingga senantiasa menunjukkan data persediaan yang up to date.

    Menggunakan metode periodik untuk persediaan yang hanya digunakan oleh internal, misalnya alat tulis kantor. Untuk mengetahui jumlah persediaan pada waktu tertentu, harus dilakukan stock opname persediaan.

    PPK-SKPD Pengelola Barang Pengguna Barang

    Faktur pembelian Kartu persediaan Bukti permintaan

    pengambilan barang

    persediaan

    Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPD Laporan Operasional (LO)

    SKPD

    1 Hari

    7. Untuk transaksi yang memiliki masa manfaat melewati tahun anggaran berjalan, harus dilakukan penyesuaian di akhir periode pelaporan, misalnya beban jasa yang

    masa manfaat belum sepenuhnya diterima sehingga dicatat sebagai beban jasa dibayar di muka.

    Pengguna Anggaran PPK-SKPD

    Surat perjanjian penggunaan jasa

    Bukti transaksi pendukung

    Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPD Laporan Operasional (LO)

    SKPD

    1 Hari

    8. Apabila terjadi kelebihan pembayaran atas transaksi UP/GU sebelum periode pelaporan berakhir maka dilakukan pengembalian ke kas di bendahara pengeluaran SKPD melalui mekanisme kontra pos dan diteruskan penyetoran ke kas daerah melalui Surat

    Pengguna Anggaran PPK-SKPD Bendahara

    Pengeluaran SKPD

    Kuitansi Surat Setoran Pengembalian

    Belanja (SSPB)

    Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPD Laporan Realisasi

    Anggaran (LRA) SKPD

    1 Hari

  • 5

    No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

    Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu

    Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) untuk sisa dana UP/GU diakhir tahun anggaran sedangkan untuk kelebihan pembayaran atas transaksi LS, dilakukan pengembalian

    ke kas di bendahara pengeluaran SKPD untuk diteruskan penyetoran ke kas daerah melalui Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB).

  • 6

    FLOW CHART SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

    No. Aktivitas

    Pelaksana

    Pengguna Anggaran

    PPK-SKPD Bendahara Penerimaan

    SKPD Wajib Pajak/Retribusi Bank

    1. Pendapatan SKPD: Pengguna Anggaran menyerahkan SKP-D

    dan/atau SKRD kepada Wajib Pajak/ Retribusi dan PPK-SKPD serta bendahara penerimaan SKPD

    WP/Retribusi melakukan pembayaran

    sesuai dengan SKP-D dan/atau SKRD ataupun tanpa ketetapan kepada bendahara penerimaan SKPD

    Bendahara penerimaan SKPD menyetorkan pembayaran dari WP/Retribusi ke kas daerah

    Salinan dokumen transaksi dibendahara

    penerimaan SKPD untuk selanjutnya disampaikan kepada PPK-SKPD untuk dilakukan penjurnalan, posting buku besar, dan penyusunan laporan keuangan SKPD

    SKP-D

    SKRD SKP-D

    SKRD

    SKP-D

    SKRD

    SKP-D

    SKRD

    Uang

    SPP-D/

    TBP

    Uang

    SPP-D/

    TBP

    SPP-D/

    TBP

    STS

    STS

    SPP-D/

    TBP

    Penjurnalan

    Posting

    Buku Besar

    Kertas

    Kerja

    Lap. Keu.

  • 7

    No. Aktivitas

    Pelaksana

    BUD/Kuasa BUD Pengguna Anggaran PPK-SKPD Bendahara Pengeluaran

    SKPD Pengelola

    Barang

    2. Beban dan Belanja SKPD: Bukti-bukti transaksi yang telah jatuh

    tempo yang telah diterima maupun disiapkan oleh bendahara pengeluaran

    SKPD

    Berdasarkan bukti-bukti transaksi tersebut, bendahara pengeluaran SKPD menyiapkan proses penatausahaan untuk pembayaran baik melalui mekanisme UP/GU ataupun mekanisme LS

    Berdasarkan dokumen penatausahaan keuangan yang telah diverifikasi oleh BUD/ Kuasa BUD, diterbitkan SP2D sebagai dasar pembayaran

    Salinan bukti transaksi pengeluaran kas

    dari bendahara pengeluaran SKPD disampaikan ke PPK-SKPD untuk dilakukan penjurnalan, posting buku besar, penyusunan kertas kerja dan laporan keuangan SKPD

    Ya

    Ya

    Tidak

    Tidak

    SP2D UP/GU/TU diserahkan

    ke Bendahara Pengeluaran SKPD sedangkan untuk SP2D LS hanya salinannya

    Bukti

    Transaksi

    Jatuh Tempo

    Bukti

    Transaksi

    Jatuh Tempo

    Dokumen

    Penatausahaan

    Keuangan

    Verifikasi

    Dokumen

    Penatausahaan

    Keuangan

    (ditandatangani)

    Dokumen

    Penatausahaan

    Keuangan

    (diperbaiki)

    SP2D SP2D

    Ke Pihak Ketiga

    untuk SP2D LS

    Bukti Transaksi

    Pengeluaran

    Kas

    Penjurnalan

    Posting

    Buku Besar

    Kertas

    Kerja

    Lap. Keu.

    Dokumen

    Penatausahaan

    Keuangan

    Verifikasi

    Seluruh

    transaksi

    yang terkait

    dengan

    belanja

    modal

    dikoordinasi

    kan dengan

    pengelola

    barang di

    SKPD

  • 8

    B

    A

    D

    A

    N

    P

    E

    N

    G

    E

    L

    O

    L

    A

    PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA

    Nomor SOP 02

    Tanggal Pembuatan 17 Oktober 2016

    Tanggal Revisi 15 November 2016

    Tanggal Pengesahan 22 Desember 2016

    Disusun Oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

    Disahkan Oleh Bupati Natuna

    SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

    Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:

    1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintahan; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    5. Peraturan Bupati Natuna Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

    6. Peraturan Bupati Natuna Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Natuna; dan

    7. Peraturan Bupati Natuna Nomor 68 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.

    1. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah; 2. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) selaku Pengguna Anggaran; 3. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPKD (PPK-SKPKD); 4. Bendahara Pengeluaran SKPKD;

    Keterkaitan: Peralatan/Perlengkapan:

    1. SOP Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Meja, Kursi, Komputer, ATK, Kalkulator, dan Bukti-bukti Transaksi

    Peringatan: Pencatatan dan Pendataan:

    1. Laporan keuangan PPKD disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

    Buku Jurnal Transaksi, Buku Besar Rekening, dan Laporan Keuangan

  • 9

    No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

    Ket Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu

    ANGGARAN

    1. PPK-SKPKD menerima dokumen pelaksanaan anggaran SKPKD (DPA-SKPKD) yang kemudian dijadikan dasar untuk pencatatan

    jurnal anggaran oleh PPK-SKPKD.

    PPK-SKPKD Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPKD)

    Jurnal transaksi anggaran

    Buku besar rekening anggaran

    Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPKD

    1 Jam Optional

    PENDAPATAN

    2. Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran SKPKD (DPA-SKPKD), pengguna anggaran menerbitkan dokumen penetapan pajak daerah berupa Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) yang akan didistribusikan kepada wajib pajak. Atas dasar dokumen tersebut, PPK-SKPKD mencatat jurnal piutang pajak dan kemudian diposting ke dalam buku besar piutang pajak.

    Pengguna Anggaran

    PPK-SKPKD Wajib Pajak

    Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD)

    Jurnal transaksi piutang pajak

    Buku besar piutang pajak

    Neraca SKPKD Laporan Operasional

    (LO) SKPKD

    45 menit

    3. Wajib Pajak (WP) melakukan penyetoran sesuai dengan Surat

    Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) atau Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) ataupun tanpa ketetapan ke kas daerah, berdasarkan dokumen transaksi tersebut dilakukan analisa oleh PPK-SKPD untuk dijurnal dan diposting ke buku besar.

    PPK-SKPKD Wajib Pajak dan

    atau Pihak Ketiga

    Pihak Bank

    Surat Tanda Setoran (STS) Tanda Bukti Pembayaran (TBP)

    Bukti Setor atas Surplus Penjualan Aset Tetap

    Bukti Setor atas Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang

    Bukti Penerimaan Hibah

    Jurnal Transaksi Buku Besar

    Neraca SKPKD Laporan Realisasi

    Anggaran (LRA) SKPKD

    1 hari

  • 10

    No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

    Ket Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu

    4. Pemerintah pusat dan/ atau pemerintah provinsi berdasarkan PMK/SK Gubernur melakukan penyaluran dana ke daerah-daerah dan Pemerintah Daerah menerima

    bukti pembayaran berupa Nota Kredit.

    Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Provinsi

    PPK-SKPKD

    Nota Kredit Jurnal transaksi Buku besar Neraca SKPKD Laporan Operasional

    (LO) SKPKD

    Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPKD

    1 hari

    BEBAN dan BELANJA SKPKD

    5. Beban dan belanja yang pembayarannya menggunakan mekanisme LS, PPK-SKPKD sudah dapat melakukan pengakuan beban berdasarkan SP2D. Setelah dilakukan proses penatausahaan untuk pembayaran beban, PPK-SKPKD melakukan pencatatan atas pelunasan utang sesuai dengan SP2D-LS ke dalam jurnal transaksi serta posting ke buku besar.

    BUD/Kuasa BUD

    PPK-SKPKD Bendahara

    Pengeluaran SKPKD

    Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) - LS

    Jurnal Transaksi Buku Besar Laporan Operasional

    (LO) SKPKD Laporan Realisasi

    Anggaran (LRA) SKPKD

    1 hari

    6. Sedangkan untuk beban dan belanja yang pembayarannya menggunakan mekanisme Uang Persediaan (UP), PPK-SKPKD dapat melakukan pencatatan apabila

    SP2D-UP telah diterima oleh bendahara pengeluaran SKPKD dan pada saat bendahara

    pengeluaran SKPKD menyerahkan bukti-bukti transaksi yang kemudian akan dilakukan penjurnalan serta posting ke buku besar.

    PPK-SKPKD Bendahara

    Pengeluaran SKPKD

    Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) - LS

    Kuitansi

    Jurnal Transaksi Buku Besar Neraca Laporan Operasional

    (LO) SKPKD

    Laporan Realisasi Anggaran (LRA) SKPKD

    1 hari

  • 11

    No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

    Ket Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu

    PEMBIAYAAN

    7. PPK-SKPKD menerima SP2D LS untuk pengeluaran pembiayaan

    atas investasi jangka panjang dan atau investasi jangka pendek. Kemudian PPK-SKPKD melakukan pencatatan atas transaksi tersebut berdasarkan SP2D-LS ke dalam jurnal transaksi serta posting ke buku besar.

    BUD/Kuasa BUD

    PPK-SKPKD Bendahara

    Pengeluaran SKPKD

    Pihak Bank Investee

    Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

    Sertifikat Investasi

    Jurnal Transaksi Buku Besar

    Neraca SKPKD Laporan Operasional

    (LO) SKPKD Laporan Realisasi

    Anggaran (LRA) SKPKD

  • 12

    FLOW CHART SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

    No. Aktivitas

    Pelaksana

    Pengguna Anggaran

    PPK-SKPKD Pemerintah Pusat/

    Pemerintah Provinsi Wajib Pajak / Pihak

    Ketiga Bank

  • 13

    1.

    Pendapatan SKPKD: Pengguna Anggaran menyerahkan SKP-D

    dan/atau SPPD kepada Wajib Pajak dan PPK-SKPKD

    WP melakukan pembayaran sesuai dengan SKP-D dan/atau SPPD ataupun tanpa ketetapan

    No. Aktivitas

    Pelaksana

    Pengguna Anggaran

    PPK-SKPKD Pemerintah Pusat/

    Pemerintah Provinsi Wajib Pajak / Pihak

    Ketiga Bank

    SKP-D

    /SPPD SKP-D/

    SPPD

    SKP-D

    /SPPD

    Uang SPP-D/ TBP/

    Bukti Setor

    Surplus

    STS STS

    a

  • 14

    Pemerintah Pusat dan atau pemerintah

    provinsi menyalurkan dana ke pemerintah

    daerah

    No. Aktivitas

    Pelaksana

    BUD/Kuasa BUD PPK-SKPKD Bendahara Pengeluaran

    SKPKD Bank

    PMK/ SK

    Gubernur

    Nota

    Kredit

    Penjurnalan

    Posting

    Buku Besar

    Kertas

    Kerja

    Lap. Keu.

    a

  • 15

    2.

    Beban dan Belanja SKPKD Bukti-bukti transaksi yang telah diterima

    maupun disiapkan oleh bendahara pengeluaran SKPKD

    Salinan bukti transaksi pengeluaran kas

    dari bendahara pengeluaran SKPKD dan SP2D LS disampaikan ke PPK-SKPKD untuk dilakukan penjurnalan, posting buku besar, penyusunan kertas kerja dan laporan keuangan SKPKD

    No. Aktivitas Pelaksana

    Bukti

    Transaksi

    SP2D LS

    SP2D UP SP2D UP

    Uang Penjurnalan

    Posting

    Buku Besar

    Kertas

    Kerja

    Lap. Keu.

  • 16

    BUD/ Kuasa BUD Pengguna Anggaran

    PPK-SKPKD Bendahara Pengeluaran

    SKPKD Investee Bank

    3.

    Pembiayaan

    Bendahara Pengeluaran SKPKD membuat

    bukti-bukti transaksi untuk investasi

    Pemerintah Daerah

    Investee menerima SP2D LS atas investasi

    yang diterbitkan oleh BUD/ Kuasa BUD

    PPK-SKPKD melakukan penjurnalan atas

    bukti SP2D LS dan Sertifikat Inventasi

    kemudian memposting ke buku besar,

    menyusun kertas kerja dan laporan

    keuangan

    Bukti

    Transaksi

    SP2D LS

    Uang SP2D LS

    Sertifikat

    Investasi

    Penjurnalan

    Posting

    Buku Besar

  • 16

    6

    8

    B

    A

    D

    A

    N

    P

    E

    N

    G

    E

    L

    O

    L

    A

    PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA

    Nomor SOP 03

    Tanggal Pembuatan 17 Oktober 2016

    Tanggal Revisi 15 November 2016

    Tanggal Pengesahan 22 Desember 2016

    Disusun Oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

    Disahkan Oleh Bupati Natuna

    SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

    Dasar Hukum: Kualifikasi Pelaksana:

    1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintahan; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

    5. Peraturan Bupati Natuna Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;

    6. Peraturan Bupati Natuna Nomor 67 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Natuna; dan

    7. Peraturan Bupati Natuna Nomor 68 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi

    Pemerintah Daerah.

    1. Kepala Daerah; 2. Sekretaris Daerah; 3. Bendahara Umum Daerah/ Kuasa Bendahara Umum Daerah; 4. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD); 5. Fungsi akuntansi SKPKD.

    Keterkaitan: Peralatan/Perlengkapan:

    1. SOP Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 2. SOP Penyusunan Laporan Keuangan PPKD

    Meja, Kursi, Komputer, ATK, Kalkulator, dan Bukti-bukti Transaksi

    Peringatan: Pencatatan dan Pendataan:

    1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disampaikan kepada BPK paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

    Buku Jurnal Transaksi, Buku Besar Rekening, dan Laporan Keuangan

  • 17

    No. Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

    Ket. Persyaratan/ Perlengkapan Ouput Waktu

    1. BUD/ Kuasa BUD menerima nota kredit dan nota debet atau bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran kas lainnya dari bank yang akan dicatat ke dalam jurnal penerimaan

    dan pengeluaran kas dan diposting ke buku besar kas untuk membuat Laporan Arus Kas.

    BUD/ Kuasa BUD Bank

    Nota Kredit Nota Debet Bukti transaksi penerimaan

    kas dan pengeluaran kas

    lainnya

    Jurnal transaksi Buku besar Laporan Arus Kas (LAK)

    1 Hari

    2. Fungsi akuntansi Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) melakukan konsolidasi (penggabungan) laporan keuangan SKPD (yang telah disampaikan ke PPKD) dan laporan keuangan PPKD.

    PPKD Fungsi akuntansi

    SKPKD

    Laporan keuangan SKPD Laporan keuangan PPKD

    Laporan keuangan konsolidasi

    2 Minggu

    3. Laporan keuangan yang sudah dikonsolidasi disertai dengan laporan keuangan

    Perusahaan Daerah, diserahkan oleh fungsi akuntansi SKPKD kepada PPKD untuk diotorisasi. Setelah diotorisasi oleh PPKD, laporan keuangan tersebut diserahkan kepada Sekretaris Daerah yang kemudian akan diteruskan kepada Kepala Daerah. Kepala Daerah menerima Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan membuat Surat Pernyataan Kepala Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Unaudit beserta Surat Pernyataan yang telah ditandatangani oleh Kepala Daerah, wajib disampaikan kepada BPK paling lambat 3

    (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

    Kepala Daerah Sekretaris Daerah

    Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

    Fungsi akuntansi SKPKD

    Laporan keuangan konsolidasi Surat Pernyataan Kepala

    Daerah

    Laporan Keuangan Unaudit

    3 Hari

  • 18

    FLOW CHART SOP PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

    No. Aktivitas

    Pelaksana

    Fungsi Akuntansi SKPKD

    BUD/ Kuasa BUD PPKD Sekretaris Daerah Kepala Daerah

    1.

    2.

    BUD/ Kuasa BUD melakukan pencatatan atas bukti transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas yang diterima dari bank

    Fungsi akuntansi SKPKD melakukan konsolidasi laporan keuangan

    Bukti

    Transaksi

    Penjurnalan

    Posting ke

    Buku Besar

    Kertas

    Kerja

    Laporan

    Arus Kas

    Lap.Keu.

    SKPD

    Lap.Keu.

    PPKD

    Konsolidasi

    LKPD

  • 19

    No. Aktivitas

    Pelaksana

    Fungsi Akuntansi SKPKD

    PPKD Sekretaris Daerah Kepala Daerah BPK

    3. Perusahaan Daerah menyerahkan laporan keuangan ke fungsi akuntansi SKPKD untuk dijadikan lampiran Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

    PPKD mengotorisasi LKPD beserta laporan

    keuangan perusahaan daerah dan kemudian diserahkan kepada Sekretaris Daerah

    Sekretaris Daerah meneruskan LKPD kepada Kepala Daerah

    Kepala Daerah menandatangani LKPD dan membuat Surat Pernyataan atas LKPD

    Kepala Daerah menyerahkan LKPD (Unaudit) kepada BPK untuk dilakukan pemeriksaan

    BPK melakukan pemeriksaan atas LKPD,

    pemeriksaan diselesaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah diterimanya LKPD

    BPK menyerahkan Laporan Hasil

    Pemeriksaan (LHP) kepada Kepala Daerah

    LKPD

    Lap.Keu.

    Perusda

    Perusahaan

    Daerah

    LKPD

    Lap.Keu.

    Perusda

    Otorisasi LKPD

    Lap.Keu.

    Perusda

    LKPD

    Lap.Keu.

    Perusda

    Ditandatangani

    Surat Pernyataan

    Kepala Daerah

    LKPD

    (Unaudit)

    LKPD

    (Unaudit)

    Pemeriksaan

    LHP LHP