1
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
2
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Pengantar Redaksi 3
KOMUNIKASI DALAM PERUBAHAN
ORGANISASI dan PERUBAHAN
PARADIGMA
Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM
4
PERPUTARAN KEUANGAN SEBAGAI
MODAL KERJA
Oleh : Irene Kusumastuti, SE
6
Pelasanaan Kegiatan PK&SE, (RBAW) 9
HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABU-
HAN SEHAT
Oleh : Diah lestari
12
TINJAUAN KOTA SEHAT UNTUK ANAK
Oleh : Diah lestari 18
Fakta 'Segar' Tentang Kesehatan
Jantung Anda
Oleh : Oleh : dr.Agung Setiawan 21
RISIKO POTENSIAL PENYAKIT-PENYAKIT
INFEKSI PADA PELAKU PERJALANAN
by. diah lestari
PERBANDINGAN MESIN FOG PANAS
DAN ULV (RBAW)
24
25
CARA MURAH MERAWAT KUKU DAN
RAMBUT SENDIRI
Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani
Siapa bilang FORMALIN BERBAHAYA?
(RBAW)
26
28
JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN
SANITASI & DAMPAK RISIKO LINGKUNGAN
Oleh : Isha Ali Wardhana, SKM, MKM
30
PANDAN, KUCING DAN ANJING DALAM
KEHIDUPAN KITA SEHARI - HARI
Oleh : Ny. Bertha M. Pasolang, SSos
32
PELATIHAN FUMIGASI KKP KELAS I
TANJUNG PRIOK
Oleh : Agus Syah FH, SKM
36
PENANGANAN GAWAT DARURAT MEDIK
NASIONAL
dr.Laily Shofiyah
UU PKKM ataukah UU wabah dan
Karkes? (RBAW)
38
43
KISAH tentang SEORANG KAKEK dan ISTRI MUDA
Oleh : Hendra Kusumawardhana
DAFTAR ISI
Diterbitkan oleh :
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PELINDUNG / PENASEHAT :
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Raissekki, SKM.MM. DEWAN REDAKSI :
Ketua, RBA. Widjonarko,SKM.M.Kes.
Anggota Redaktur :
Drs. Wilpren Gultom,MM. Rosyid Ridlo Prayogo,SE.,MKM. Ikron, SKM.,MKM. Agus Syah FH.SKM. dr.Endriana S.Lubis. Dewi Dyah Palupi,SKM.
EDITOR :
Nana Mulyana,SKM. Lussi Soraya. Dian Puspa Riana,SKM.
Desain Grafis & Photografer :
Robi‘ur Rosyid Syaflovida
Sekertariat :
Nursamah,S.Sos Evi Maria
Alamat :
Jl. Raya pelabuhan No.17 - Tanjung Priok, Jakarta Utara,
Telepon : (021) 43931045, 4373266.,
Faximile : (021) 4373265,
Webblog: http://kkptanjungpriok.blogspot.com.
E-mail: [email protected]
Model Cover : Ibu Menteri Kesehatan RI pada
upacara Penutupan Pelatihan Kekarantinaan di
Terminal Pelabuhan Tanjung Priok
3
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume V edisi 4 yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok untuk triwulan IV tahun 2010. Buletin ini merupakan wahana informasi bagi insan
pelabuhan dalam mengembangkan potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan, khususnya di
Gerbang Negara.
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil kegiatan pelaksanaan program kesehatan pelabuhan,
kajian – kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, naskah – naskah
ilmiah, dan karya – karya seni serta peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan informasi kesehatan tradisional.
Topik – topiknya yakni Atensi (komunikasi dalam perubahan organisasi dan perubahan paradigma), Ruang TU
perputaran keuangan sebagai modal kerja), Ruang PKSE (Pelaksanaan kegiatan PKSE), Ruang PRL hasil pertemuan
sosialisasi dan tinjauan kota sehat untuk anak), Ruang UKLW (fakta segar tentang kesehatan jantung), Teknologi dan
informasi (risiko potensial penyakit infeksi perbandingan mesin fog), Serba serbi (cara murah merawat kuku dan rambut
sendiri), Jejaring kerja dan kemitraan (jejaring kerja SANDAR), Flora dan fauna (pandan, kucing dan anjing), Kajian dan
Diklat (pelatihan fumigasi), Aneka peristiwa (penanganan gawat darurat medik dan UU PKKM ataukah UU wabah &
karantina kesehatan) serta Relaksasi (seorang kakek dan istri mudanya)
Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak – sajak ataupun karya sastra
lain dan foto – foto yang berkaitan dengan program kesehatan pelabuhan. Redaksi memberikan kesempatan ini pada
para kolega KKP, institusi kesehatan unit pusat dan daerah, Stake Holder di Pelabuhan serta seluruh pembaca di seluruh
Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan Pelabuhan.
Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan kecepatan optimal dalam
meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang kita inginkan.
Silakan jika ada yang mau bergabung.
Selamat bekerja dan sukses selalu
Dewan Redaksi
RBA. WIDJONARKO, SKM, MKES
Pengantar Redaksi
INFO KESEHATAN PELABUHAN
Pengantar Redaksi
4
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Salah satu tahap keberhasilan perubahan ora-
ganisai yang harus dilewati
adalah komunikasi agar pe-
rubahan tersebut dapat
diterima dan dipahami oleh
pihak internal organisasi
(staf) dan pihak external
organisasi (stake holder terkait). Oleh karena itu, komu-
nikasi perubahan harus dikelola sejak diterapkannya
perubahan tersebut.
Pentingnya komunikasi
Pentingnya upaya komunikasi perubahan
dalam organisasi,
dikemukakan oleh Larry
Semeltzer (1991) dalam
penelitiannya tentang
perubahan pada 43
Organisasi bahwa Larry
Semeltzer menggaris bawahi
pentingnya komunikasi sebagau upaya antisipasi
terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan
perubahan organisasi.
Komunikasi perubahan paradigma
Kenyataan menunjukkan bahwa pada saat
suatu organisasi melakukan
perubahan, manajemen organisasi
akan melakukan
komunikasi
terhadap staf dan
terhadap stake
holder terkait
melalui kegiatan sosialisasi. Pada
saat diberlakukannya International
Health Regulation (IHR) 2005, sektor kesehatan termasuk
Unit Pelaksana Teknis (UPT)
dibawahnya melakukan sosialisasi
penerapan IHR 2005 baik
terhadap intern sektor kesehatan
(staf) maupun terhadap extern
(stake holder terkait).
Pelaksanaan sosialisasi tersebut bukan suatu
kekeliruan ataupun kegiatan
percuma, justru kegiatan
sosialisasi ini harus
ditempatkan pada urutan
prioritas paling atas sebagai
upaya komunikasi untuk
memberi pemahaman
bahwa secara global telah
terjadi perubahan atau
pergeseran paradigma pada sektor kesehatan.
Selama ini telah dilaksanakan komunikasi intern
dan extern oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan melalui
kegiatan sosialisasi , pertemuan
jejaring
kerja
dan kemitraan, pelatihan,
simulasi, gladi, pertemuan
teknis program, dan lain sebagainya.
Komunikasi awal terhadap staf
Komunikasi ini harus dilakukan terlebih dahulu
terhadap pihak intern (staf)
agar mereka dapat
mengetahui adanya
perubahan paradigma ini
yang berasal dari pihak manajemen sektor kesehatan.
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
ATENSI KOMUNIKASI
DALAM PERUBAHAN ORGANISASI dan PERUBAHAN PARADIGMA
Oleh : Raissekki, SKM, MM
5
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Apabila staf menerima awal informasi adanya
perubahan ataupun
pergeseran paradigma
justru dari pihak lain
(extern) maka staf akan
kontra produktif, staf
akan berpikir negatif
tentang managementnya.
Hal ini merupakan salah satu kegagalan
organisasi dalam mengawal suatu upaya perubahan
ataupun pergeseran
paradigma. Setelah staf
memahami dan
menerima tentang
adanya perubahan
atau pergeseran
paradigma tersebut, barulah selanjutnya pihak
management mulai melakukan komunikasi terhadap
pihak stake holder terkait.
Konsep universal
Secara alami manusia merasa tidak aman bila
menghadapi perubahan apapun bentuknya, atau
dengan kata lain ―Apa yang tidak kita pahami selalu
lebih menakutkan dari
pada yang kita
pahami‖. Konsep
universal bahwa pada
umumnya manusia lebih
merasa nyaman
dengan segala
kebiasaan yang selama ini mereka lakukan dan telah
mereka pahami.
Seseorang yang
mengalami masa-
masa sulit pada saat
melakukan upaya
perubahan tersebut,
maka ia akan lebih
tertarik untuk kembali kepada paradigma lama
walaupun ia tahu bahwa paradigma yang lama sudah
tidak tepat lagi.
Inilah pentingnya kominikasi dalam perubahan
organisasi dan perubahan paradigma guna
meningkatkan kinerja staf dan kinerja organisasi dalam
mencapai tujuan.
SOSIALISASI IHR 2005
SOSOALISASI
PELABUHAN SEHAT
SOSIALISASI . . . DLL
KKP KELAS I TANJUNG PRIOK
6
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
Ruang TU PERPUTARAN KEUANGAN SEBAGAI MODAL KERJA
Oleh : Irene Kusumastuti, SE
Modal kerja sering kali dikaitkan dengan aktiva
lancar yang ada dalam suatu perkantoran sebuah
perusahaan. Dalam menjalankan usahanya suatu pe-
rusahan memerlukan dana atau modal kerja untuk
membelanjai operas-
inya sehari - hari. Di-
mana uang atau
dana yang telah di
keluarkan itu diharap-
kan akan dapat kem-
bali masuk dalam
perusahaan dalam
waktu yang pendek melalui hasil penjualan produk-
sinya baik barang ataupun jasa. Uang yang masuk
yang berasal dari penjualan produk tersebut akan
segera di keluarkan lagi untuk membayar operasi se-
lanjutnya. Dengan
demikian maka dana
tersebut akan terus
memerus berputar
setiap periodenya
selama perusahaan masih berjalan. Perputaran modal
kerja merupakan suatu aliran dana dari kas sebelum-
nya, yang dapat di investasikan dalam komponen -
komponen modal kerja, yang akan kembali masuk ke
dalam kas berikutnya dengan melalui beberapa taha-
pan - tahapan dengan suatu periode atau jangka
waktu tertentu (satu tahun).
Pentingnya perputaran modal kerja
Setiap perusahaan yang mempunyai tujuan
utama mencari laba akan memerlukan tambahan
modal. Tambahan modal tersebut akan dipergunakan
untuk memperlancar kegiatan usahanya agar dapat
mengikuti kemajuan tekhnologi dan penemuan baru
serta melayani permintaan para konsumennya yang
cenderung bertambah banyak.
Modal perusahaan yang berhubungan
dengan kegiatan sehari - hari adalah modal kerja,
karena modal kerja adalah salah satu faktor yang
sangat penting untuk dapat memperlancar kegiatan
operasional perusahaan
misalnya membayar upah
buruh, gaji pegawai,
memberikan persekot
pembelian tiket, dll.
Tersedianya modal kerja
yang segera dapat
dipergunakan dalam
operasinya tergantung
pada tipe atau sifat dari
aktiva lancar yang dimiliki
dalam arti harus mampu
membiayai pengeluaran – pengeluaran atau operasi
perusahaan sehari – hari dengan modal kerja yang
cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk
tidak mengalami kesulitan keuangan.
Sumber – sumber yang mengalir dalam
perusahaan dipegang sebagai kas. Bila sumber ini
dibutuhkan dalam
operasi maka kas
dikeluarkan dan
sumber ini
digunakan dalam
proses
pengolahan. Pada umumnya sumber modal kerja
suatu perusahaan antara lain hasil operasi
perusahaan, keuntungan dari penjualan surat –
surat berharga (investasi jangka pendek), penjualan
aktiva tidak lancar, penjualan saham atau obligasi.
7
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi
atau berputar dalam perusahaan selama
perusahaan yang
bersangkutan
dalam keadaan
usaha. Periode
perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana
kas diinvestasikan dalam komponen-komponen
modal kerja sampai saat dimana kembali lagi
menjadi kas.
Makin pendek periode tersebut berarti
makin cepat
perputarannya atau
makin tinggi tingkat
perputarannya.
Berapa lama periode perputaran modal kerja
adalah tergantung kepada berapa lama periode
perputaran dari masing-masing komponen dari
modal kerja tersebut.
Modal kerja yang di miliki perusahaan akan
digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan
misalnya untuk membelanjai berbagai macam
kebutuhan sesuai dengan bidang usahanya , seperti
membeli bahan baku, membayar upah buruh, gaji
karyawan dan sebagainya . Modal kerja yang
dibutuhkan untuk membiayai investasi (capital
expenditure) contohnya pembelian
mesin,kendaraan ,truk ,dan mendirikan gudang . Dana
dari modal perusahaan yang sudah dikeluarkan
diharapkan dapat kembali melalui hasil penjualan
produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Penggunaan modal kerja akan
menyebabkan perubahan bentuk maupun
penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar
tidak selalu diikuti
dengan berubahnya
atau turunnya modal
kerja yang dimiliki oleh
perusahaan. Misalnya
penggunaan ini tidak mengakibatkan penurunan
jumlah modal kerja karena penurunan aktiva
lancar tersebut diikuti dengan penurunan hutang
lancar dalam jumlah yang sama.
Untuk mengukur efisiensi kinerja penggunaan
modal kerja perusahaan dalam menghasilkan suatu
pendapatan, maka
diperlukan suatu analisis
keuangan yaitu analisis
perputaran modal kerja.
Perputaran modal kerja
adalah suatu rasio untuk
mengukur aktivitas bisnis
terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban
lancar. Rasio ini menunjukan banyaknya penjualan
yang didapat perusahaan untuk tiap rupiah modal
kerja.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dilihat
bahwa pengukuran efisiensi kinerja penggunaan modal
kerja dalam menghasilkan
suatu pendapatan
(perputaran modal kerja)
merupakan hal yang
sangat penting bagi
perusahaan agar
perusahaan dapat terus
bersaing. Dengan
meningkatnya pendapatan usaha ini maka
perusahaan akan dapat mencapai tujuan utamanya
yaitu mencapai profit yang maksimal.
Profitabilitas
Tujuan setiap perusahaan adalah
mendapatkan laba (net profit), yaitu suatu keuntungan
yang berhubungan dengan tanggungjawab
perusahaan, baik terhadap karyawan, pelanggan
maupun pemilik. Profit tidak muncul secara otomatis ,
melainkan membutuhkan perencanaan yang baik.
Profit atau keuntungan berasal dari keberhasilan
manajemen dalam merngorganisasikan kekuatan
perusahaan ke dalam suatu tim yang bertujuan
mencari laba. Pengertian profitabilitas secara umum
yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
profit atau laba.
8
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Profitabilitas yang digunakan sebagai kriteria
penilaian hasil operasi Perusahaan mempunyai tujuan
pokok dan dapat di pakai sebagai berikut :
Profitabilitas dapat di manfaatkan untuk
menggambarkan kriteria yang sangat diperlukan
dalam menilai sukses suatu
perusahaan dalam hal
kapabilitas dan motivasi
dari manajemen.
Suatu alat untuk membuat
proyeksi laba persahaan
karena menggambarkan korelasi antara laba dan
jumlah modal kerja yang di tanamkan.
Suatu alat pengendalian bagi manajemen
profitabilitas dapat di manfaatkan oleh pihak intern
untuk menyusun target budget,koordinasi,evaluasi hasil
operasi perusahaan dan dasar penganbilan kepu-
tusan penanaman modal.
Rasio profitabilitas merupakan analisis terha-
dap laba dan berbagai unsur yang membentuk laba
merupakan aspek penting ,karena kelangsungan
hidup dan sukses
atau tidaknya suatu
perusahaan sangat
tergantung pada
kemampuannya
dalam menghasil-
kan laba . Analisa
profitabilitas perusa-
haan merupakan
bagian utama
analis laporan keuangan. Seluruh laporan keuangan
dapat digunakan untuk analisis profitabilitas, namun
yang paling penting adalah laporan laba rugi.
Perputaran modal kerja sangatlah mempen-
garuhi aktivitas perusa-
haan.Apabila perputaran mo-
dal kerja berlangsung cepat
maka aktivitas perusahaan pun
dapat terus meningkat akibat
dari system modal kerja yang
bergerak cepat.Semakin tinggi perputaran modal kerja
tersebut berarti semakin tinggi profit yang akan di hasil-
kan.
Kemam-
puan perusahaan
untuk mendapat-
kan laba sangat
penting diukur un-
tuk mengetahui
efektivitas jalannya
perusahaan se-
lama perusahaan
berjalan atau dalam satu periode yang merupakan
profitabilitas. Salah satu instrument atau cara untuk da-
pat mengetahui
sejauh mana peru-
sahaan mampu
untuk memperoleh
laba dari hasil
penjualan pro-
duknya tersebut
maka dapatlah digunakan analisis rasio pengembalian
investasi atau yang sering disebut dengan Return On
Investment (ROI).
Dalam hal ini rasio pengembalian investasi
(Return On Investment) akan dapat mengukur kemam-
puan atau produktivitas perusahaan melalui keseluru-
han dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk op-
erasi suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa perputaran modal kerja yang tinggi akan men-
gakibatkan profitabilitas semakin meningkat.
9
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
RUANG PKSE Selintas tentang :
PELAKSANAAN KEGIATAN PK & SE PADA TAHUN 2009
DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
N. Penelusuran Referensi / Peraturan Perundang-
undangan Bidang Karantina & SE
Didalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi karantina & SE diperlukan sarana dan
prasarana penunjang, salah satunya adalah
tersedianya sumber-sumber referensi yang
dibutuhkan di dalam menerapkan cegah tangkal
penyakit menular potensial wabah di Wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok. Melihat hal tersebut
Bidang Pengendalian Karantina & SE melakukan
kunjungan ke 9 instansi terkait, seperti Subdit
zoonosis, subdit surveilans, subdit albovirosis, subdit
karantina kesehatan, subdit BSN, Dinas Kesehatan
Jakarta, Subdit Jakarta Utara, BBTKL Jakarta dan
Batan. Kegiatan dilakukan dengan meminta
maupun mengcopy referensi-referensi (buku,
diktat, panduan, pedoman, peraturan, dll) yang
dianggap diperlukan dalam melakukan tugas
pokok dan fungsi.
O. Bintek Karantina & Surveilans Epidemiologi
KKP Kelas I Tanjung Priok mempunyai 5 (lima)
wilayah kerja yaitu Sunda Kelapa, Kali Baru,
Marunda, Muara Baru, dan Muara Angke.
Bimbingan teknis dilakukan di 5 (lima) wilayah kerja
tersebut sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun.
Bimbingan dari KKP Induk diantaranya tentang
perencanaan (POA), pelaksanaan program,
pelaksanaan teknis kekarantinaan & SE (Pengisian
formulir kedatangan kapal dalam karantina,
jejaring kerja dengan instansi disekitar wilayah
kerja, pengumpulan dan pengolahan data
kegiatan, promosi data lewat papan informasi,
penyusunan laporan kegiatan, dll). Selain itu juga
dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pada
kelima wilayah kerja tersebut.
P. Investigasi KLB/ Bencana & Penanganan Pengungsi
Di Tahun 2009 terdapat beberapa kegiatan
investigasi dan penanganan KLB/Bencana di
Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Kegiatan ini
terdiri dari :
1. Penanganan tabrakan KM. Rimba Tiga dengan TK.
WHS 1801 digandeng TB. harapan indah 7.
Penanganan pada korban KM Rimba Tiga
merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi
KKP Kelas 1 Tanjung Priok sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 356 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja KKP dan Surat Keputusan
DirJen PPM & PL No. HK.00.06.7.426 tentang
Penetapan UPT Direktorat Jendral PPM & PL
Sebagai Sentra Regional PPM – PL Dalam
Kesiapsiagaan Dan Penanggulangan Bencana
Dan Penanganan Pengungsi Bidang Kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 5 –
20 Maret 2009, merupakan salah satu wujud respon
cepat KKP Kelas I Tanjung Priok terhadap kejadian
luar biasa yang terjadi di Wilayah Pelabuhan
Tanjung Priok. Penanganan terhadap korban KM
Rimba Tiga maupun alat angkut yang membawa
korban, seperti, rujukan korban ke Rumah Sakit,
pengidentifikasian korban meninggal dan
mendesinfeksi pada seluruh lokasi-lokasi
penanganan korban. Hal ini dilakukan untuk
mencegah timbulnya masalah kesehatan
masyarakat yang lebih luas.
Lanjutan dari Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September ) Tahun 2010
10
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Adapun hasil kegiatan adalah sebagai berikut :
Dari total ABK dan penumpang KM Rimba Tiga se-
banyak 26 orang, Tim penyelamat menemukan 13
orang selamat dan 13 orang meninggal dunia
Ke 13 orang korban yang selamat terdiri dari 10
orang ABK dengan luka ringan dan diperbolehkan
pulang, sedangkan 3 orang dirujuk ke UGD RS Port
Medical Center. 1 orang ABK berusia 47 tahun yang
merupakan KKM dari KM Rimba Tiga dan 1 orang
penumpang berusia 36 tahun yang merupakan istri
Masinis III KM Rimba tiga, dapat langsung diperbo-
lehkan pulang dikarenakan hanya luka ringan. Untuk
1 penumpang lagi berusia 26 tahun yang meru-
pakan istri dari Mualim III di rawat di RS. Port Medical
Center karena luka bakar dengan tingkatan 6% dan
gangguan psikis akibat kehilangan anaknya. Seluruh
korban selamat dinyatakan sehat dan bebas dari
penyakit menular potensial wabah
.
2. Investigasi KLB influenza A (H1N1)
Merebaknya kasus penyakit Influenza A
( H1N1) yang berawal dari munculnya kasus pertama
di negara Mexico, membuat dunia semakin
meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit
ini, tidak terkecuali Indonesia. Virus influenza A
(H1N1) merupakan virus baru yang tidak pernah
ditemukan sebelumnya. Virus ini memiliki strain baru,
penyebarannya lebih mudah dan cepat
dibandingkan virus lainnya. WHO telah menyatakan
bahwa fase penyebaran influenza A (H1N1) telah
ditingkatkan dari pandemic level 5 menjadi level 6
pada juni 2009. Jumlah kasus konfirmasi sampai
dengan tanggal 30 Juni sebanyak 277.607 kasus dan
kasus kematian sebanyak 3.205 kasus dan tersebear
di seluruh dunia. Keadaan ini akan berdampak luas
terhadap kesehatan masyarakat jika tidak dilakukan
penanganan secara serius.
Di Indonesia, menurut data tanggal 1
September 2009 jumlah kasus konfirmasi influenza A
(H1N1) sebanyak 1.083 kasus tersebar di 25 provinsi
dengan kasus konfirmasi sebanyak 28 orang. Jika
dibandingkan dengan jumlah kasus dan kematian
yang ada di negara-negara tetangga kita seperti
Thailand yang memiliki 13.019 kasus dengan 114
kematian, Singapura 12 kematian, Malaysia 68
kematian dan Australia yang tercatat memiliki 33.511
kasus dengan 132 kematian, Indonesia masih
termasuk sedikit jumlah kasus influenza A (H1N1).
Akan tetapi kita tetap harus waspada terhadap Influ-
enza A (H1N1) dikarenakan potensi penyebaran pen-
yakit ini yang sangat cepat dan terutama di pintu
masuk seperti pelabuhan. Berdasarkan Surat Kepu-
tusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 503/
Menkes/VI/2009 Tanggal 30 Juni 2009 tentang
penetapan kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit
Influenza A (H1N1), maka pelaksanaan investigasi KLB
influenza A (H1N1) di wilayah Pelabuhan Tanjung
Priok dilakukan mulai sejak penyakit tersebut menyer-
ang Negara Mexico.
Pengamatan Influenza A (H1N1) dititikberatkan
pada kedatangan TKI deportasi asal Malaysia,
mengingat Malaysia telah termasuk ke dalam negara
terjangkit H1N1. Kegiatan ini terdiri dari pelayanan
pengobatan dan rujukan pada kedatangan TKI De-
portasi, Tindakan kesehatan (desinfektan) dan Pen-
gamatan penyakit Influenza A (H1N1). Seluruh TKI
deportasi yang datang tersebut, bebas dari penyakit
influenza H1N1.
Q. Penyusunan Draft Instrumen Pengawasan Lalu Lintas
Komoditi OMKABA Eksport – Import
Pengawasan lalu lintas barang, khususnya yang
termasuk komoditi OMKABA (Obat, Makanan, Kos-
metika, Alat Kesehatan, dan Bahan Adiktif) merupakan
salah satu tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung
Priok. Disamping itu, Menindaklanjuti perberlakukan IHR
2005 dan Permenkes 356 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja KKP, antara lain perlu
dipersiapkan perangkat pendukung berupa Instrument
pengawasan, guna menunjang kesiapan petugas
kesehatan pelabuhan dalam menjawab tantangan
permasalahan global tersebut di atas.
11
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Salah satunya dengan membuat Draft Instrument
Pengawasan Lalulintas Komoditi OMKABA Eksport
Import.
Tujuan kegiatan Penyusunan Draft Instrumen
Pengawasan Lalu Lintas Komoditi OMKABA Eksport –
Import adalah tersusunnya draft instrument
pengawasan lalu lintas komoditi OMKABA Eksport –
Import sebagai acuan petugas dalam melakukan
pengawasan, sehingga tercapainya komoditi OM-
KABA yang keluar ataupun masuk melalui Pelabuhan
Tanjung Priok bebas dari faktor risiko Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC).
Pelaksanaan pertemuan penyusunan Draft
Instrument Pengawasan Lalu Lintas Komoditi
OMKABA Eksport - Import diikuti oleh 20 peserta.
Pertemuan dilaksanakan di Hotel Ria Diani Cibogo,
Bogor, Jawa Barat mulai tanggal 19 sampai dengan
21 Januari 2009.
R. Draft Protap Pengawasan Kapal Dalam Karantina
Menindaklanjuti pemberlakukan IHR 2005 dan
Permenkes 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja KKP, antara lain perlu dipersiapkan
perangkat pendukung berupa standar operasional
prosedur guna menunjang kesiapan petugas
kesehatan pelabuhan dalam menjawab tantangan
permasalahan global tersebut di atas. Salah satunya
dengan membuat Prosedur Tetap Pengawasan
Kapal Dalam Karantina di Pelabuhan yang
digunakan sebagai acuan petugas dalam
melaksanakan pengawasan kapal dalam karantina
pada KKP Kelas I Tanjung Priok.
Tujuan kegiatan Penyusunan Protap Pengawasan
Kapal dalam Karantina adalah tersusunnya protap
pengawasan kapal dalam karantina sehingga
tercapainya kapal yang masuk ataupun keluar
melalui Pelabuhan Tanjung Priok bebas dari faktor
risiko Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) melalui penerbitan Certificate of
Pratique (COP).
Pelaksanaan pertemuan penyusunan Draft Protap
Pengawasan Kapal dalam Karantina diikuti oleh 20
peserta. Pertemuan dilaksanakan di Hotel Ria Diani
Cibogo, Bogor, Jawa Barat mulai tanggal 9 s/d 11
Pebruari 2009
S. Evaluasi dan Penyusunan Laporan Program Pengen-
dalian Karantina & SE
Dalam melaksanakan berbagai program yang ada,
diperlukan upaya-upaya untuk memperbaiki
pelaksanaan kegiatan di masa yang yang akan
datang, salah satunya dengan melakukan evaluasi
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Pertemuan
evaluasi dan penyusunan laporan program karantina
dan SE dilaksanakan pada tanggal 2 s/d 4 Juli 2009.
Adapun pertemuan ini dilaksanakan di Villa Rafflesia
– Taman Sapari - Jl. Raya Puncak - Bogor – Jawa
Barat, kegiatan evaluasi program Pengendalian
Karantina & SE sebagai bahan untuk penyusunan
perencanaan Bidang Pengendalian Karantina & SE.
T. Evaluasi Pasca Pelatihan Kekarantinaan Kapal
Pada Tahun 2008 Bidang Pengendalian Karantina &
SE telah mengadakan pelatihan Kekarantinaan
Kapal untuk 30 petugas KKP se-Indonesia. Untuk
mengetahui seberapa jauh aplikasi yang telah
diterapkan dari ilmu dan ketrampilan yang didapat
sewaktu ikut pelatihan, maka Bidang Pengendalian
Karantina & SE memandang perlu untuk melakukan
evaluasi pasca pelatihan tersebut. Adapun lokasi
yang dituju untuk Tahun 2009 ini ada 10 lokasi antara
lain : KKP Kelas I Medan, KKP Kelas I Makassar, KKP
Kelas I Surabaya, KKP Kelas II Balikpapan, KKP Kelas II
Samarinda, KKP Kelas II Tanjung Pinang, KKP Kelas II
Tanjung Balai Karimun, KKP Kelas II Pekan Baru, KKP
Kelas II Dumai dan KKP Kelas II Banjarmasin. Kegiatan
ini dilakukan dengan melakukan observasi, tanya
jawab dan chek list menggunakan instrument pasca
pelatihan yang telah dipersiapkan, serta melihat
seberapa jauh penerapan Rencana Tindak Lanjut
(RTL) yang telah mereka buat saat pelatihan.
12
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
RUANG PRL HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABUHAN SEHAT
Oleh : Diah lestari
(Kepala Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan)
Belum lama ini Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) Kelas I Tanjung Priok bekerjasama dengan Ad-
ministrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan PT
(Persero) Pelabuhan Indonesia II cab. Tanjung Priok,
menyelenggarakan Sosialisasi Pelabuhan sehat den-
gan tema “ Perspektif Pembangunan Pelabuhan Sehat
Berwawasan Kesehatan dan Ekonomi”. Pertemuan
dilaksanakan di Hotel Grand Cempaka Jakarta, 29 Juli
2010. Tujuan pertemuan adalah tersosialisasinya kon-
sep pelabuhan sehat untuk mewujudkan kawasan pe-
labuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat.
Alasan Kegiatan Dilaksanakan :
1. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pela-
buhan umum yang tersibuk di Indonesia, dimana 65
% total arus barang secara nasional diangkut melalui
Pelabuhan ini. Disamping sebagai tempat aktifitas
lalu lintas barang, orang dan alat angkut dari dan
keluar negeri, Pelabuhan Tanjung Priok juga meru-
pakan salah satu pintu masuk suatu Negara (show
windows) sangat berpotensi besar menjadi sumber
infeksi atau sumber kontaminsi yang merupakan
risiko bagi kesehatan masyarakat, penyebaran pen-
yakit, pencemaran lingkungan serta gangguan kea-
manan dan ketertiban.
2. Wilayah pelabuhan merupakan wilayah perairan
dan daratan (Ring bewaking) yang dipergunakan
secara langsung untuk kegiatan pelabuhan dan
menjamin kesehatan pelayaran sesuai yang diama-
natkan dalam International Health Regulation (IHR)
2005, yaitu untuk menghindarkan kerugian akibat
pembatasan larangan perjalanan dan perdagan-
gan karena masalah kesehatan masyarakat.
3. Pelabuhan sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan ekonomi dan industry, tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang atau
bongkar muat barang diperlukan kondisi keamanan
dan ketertiban
4. Melaksanakan public health response yaitu
mencegah, melindungi, dan mengendalikan terjad-
inya penyebaran penyakit secara international untuk
menghindari implikasi dari PHEIC, yaitu :
Dampak negative dari ekonomi yang hebat terha-
dap tourisme, perdagangan dan perjalanan.
Implikasi social, penderitaan manusia baik secara
fisik maupun psikologi.
Gangguan terhadap kehidupan normal
Ancaman terhadap kesehatan dan system kese-
jahteraan masyarakat. Sehingga diperlukan suatu
kondisi kawasan pelabuhan yang bersih, aman,
nyaman dan sehat.
Penyelenggaraan pelabuhan sehat bukan
hanya merupakan tangungjawab dari sektor kese-
hatan saja, tetapi juga merupakan tanggungjawab
semua sektor yang berada di wilayah pelabuhan. Oleh
karena itu dalam rangka mewujudkan kawasan pela-
buhan Tanjung Priok yang bersih, aman, nyaman dan
sehat diperlukan suatu upaya kerjasama lintas pro-
gram, lintas sector dan stakeholder untuk melaksana-
kan public health respon yaitu mencegah, melindungi
dan mengendalikan terjadinya penyebaran penyakit
secara international yang dapat meresahkan dunia.
Peserta pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat
dihadiri oleh lintas sector, lintas program dan stake-
holder yang ada dikawasan pelabuhan Tanjung Priok
dan konsultan dari WHO.
13
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Peserta pertemuan lintas sector, program dan stake-
holder, diantaranya adalah : KPU Bea Cukai, Kantor
Imugrasi Kelas I tanjung Priok, Polres Pelabuhan Tanjung
Priok, Balai Besar Karantina Tumbuhan dan Hewan Tan-
jung Priok, Stasiun Karantina Ikan Kelas I Tanjung Priok,
Lantamal Tanjung Priok, Terminal Penumpang Nusan-
tara II Tanjung Priok, Suku Dinas Kesehatan Jakarta
Utara, Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat, PT. Ja-
karta International Container Terminal, Kawasan Berikat
Nusantara Tanjung Priok, PT Bogasari, PT. DOK Kodya
Bahari dan PT.DOK Daya Radar Utama, Unit Terminal
Peti Kemas, PT. Multi Terminal Indonesia, Assosiasi Pen-
gusaha Bongkar Muat Indonesia, PT. Pengerukan Indo-
nesia dan Paguyuban TPM
Narasumber dan materi yang disampaikan
dalam pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat, dianta-
ranya adalah :
Direktur Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP&PL, ten-
tang Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam Pen-
yelenggaraan Pelabuhan Sehat
Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Gen-
eral Manager PT (Persero) Pelindo II, Cabang Tanjung
Priok, Ketua DPC INSA JAYA Tanjung Priok, menyam-
paikan peran masing-masing dalam mensukseskan
pelabuhan sehat.
DR. dr. Hariadi Wibisono MPH, NPO/IHR-WHO Indone-
sia, Penerapan IHR dalam Penanggulangan dan
Cegah Tangkal PHEIC
Prof. DR.dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Guru besar
Unv. Indonesia, Pendekatan Pembangunan Pelabu-
han Berwawasan Kesehatan.
Sambutan sekapur sirih dari walikota Jakarta
Utara mengawali pertemuan sosialisasi pelabuhan se-
hat. Dalam sambutannya bahwa Pelabuhan Tanjung
Priok secara geografis terletak di wilayah Jakarta
Utara, mewujudkan pelabuhan sehat Tanjung priok
sejalan dengan pencanangan kota sehat di wilayah
Jakarta Utara, yaitu suatu pendekatan untuk mening-
katkan kesehatan masyarakat dengan mendorong
terciptanya kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya dan
produktifitas, serta perekonomian yang sesuai dengan
kebutuhan wilayah perkotaan.
Sambutan pengarahan oleh Dirjen PP&PL, Ke-
menterian Kesehatan, dan beliau sekaligus berkenan
membuka pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat.
Dalam sambutan pengarahan disampaikan bahwa
Indonesia sebagai Negara anggota dan Kementerian
Kesehatan sebagai IHR focal point wajib melaksanakan
tuntutan yang diamanatkan dalam IHR 2005, bahwa :
Negara anggota wajib menjamin bahwa kapal, con-
tainer international harus bebas dari kontaminasi,
sumber infeksi, vector dan reservoir.
Negara harus menjamin bahwa pelabuhan/peti ke-
mas terbebas dari kontaminasi, sumber infeksi, vector
dan reservoir
Setiap pelabuhan peti kemas diharapkan tersedia
fasilitas inspeksi dan isolasi container. Ditjen PP&PL
Narasumber pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat.
Dirjen PP&PL dalam sambutannya juga men-
yampaikan bahwa pada dasarnya penyelenggaraan
pelabuhan sehat merupakan implementasi dari IHR
2005, yaitu menciptakan kondisi pelabuhan yang ber-
sih, aman, nyaman dan sehat yang harus dijaga terus-
menerus dan berkelanjutan untuk komunitas pelabu-
han (pekerja dan masyarakat). Lebih lanjut dalam sam-
butannya, beliau mengharapkan dari pertemuan
sosialisasi ini adanya pemahaman yang sama tentang
konsep pelabuhan sehat, dan adanya kesepakatan
penerapan program serta adanya dukungan politis
(legalitas, pendanaan,teknis) dari pengambil kebijakan,
dan dalam waktu secepat mungkin penyelenggaraan
pelabuhan sehat dapat terealisasi dimulai dari pem-
bentukan tim Pembina, tim teknis dan forum-forum
yang ada di pelabuhan Tanjung Priok.
Output atau keluaran yang diharapkan dari pertemuan
sosialisasi ini adalah :
Adanya pemahaman yang sama tentang konsep
pelabuhan sehat
Diperolehnya kesepakatan untuk melaksanakan,
menerapkan dan mengembangkan program pelabu
14
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
han sehat
Diperolehnya kesepakatan pemahaman tentang
peran dan fungsi masing-masing
Diperolehnya dukungan politis dari pengambil kebi-
jakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan pen-
danaan
Tersusunya rencana tindak lanjut dari program pela-
buhan sehat di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.
Akhir dari pertemuan sosialisasi ini adalah Penyampai-
kan Butir-Butir Isi Kesepakan Rencana Tindak Lanjut
(RTL) yang disampaikan dan ditandatangani bersama
sebagai perwakilan dari peserta pertemuan sosialisasi
oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I
Tanjung Priok, Administrator Pelabuhan Utama Tanjung
Priok, General Manager PT (Persero) Pelabuhan Indo-
nesia II Cab. Tanjung Priok dan DPC INSA JAYA.
Butir- butir isi Kesepakatan Rencana Tindak
Lanjut Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat Pelabuhan
Tanjung Priok adalah , sbb :
1. Adanya kesepakatan bahwa penyelenggaraan
pelabuhan sehat Tanjung Priok sangat penting
untuk dilaksanakan dari semua sektor yang ada
dikawasan pelabuhan Tanjung Priok baik dari sektor
kesehatan dan non kesehatan baik dari
kementerian /lembaga maupun dari lembaga non
pemerintah ( Pelindo, Insa, APBMI dll), pada bulan
September 2010.
2. Adanya pemahaman yang sama tentang konsep
pelabuhan sehat.
3. Adanya kesepakatan untuk, mewujudkan,
melaksanakan, menerapkan dan
mengembangkan program pelabuhan Tanjung
Priok sehat.
4. Adanya kesepakatan pemahaman tentang peran
dan fungsi dalam penyelenggaraan pelabuhan
sehat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari
masing-masing instansi dan berperan secara aktif
dalam setiap tahapan atau proses kegiatan
pelabuhan sehat.
5. Perlu adanya dukungan politis dari pengambil
kebijakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan
pendanaan
6. Perlu dibentuknya kelembagaan tim Pembina dan
tim teknis yang akan dibentuk pada bulan
September 2010
7. Perlu terbentuknya kelembagaan forum / pokja/
gugus tugas dari pekerja dan masyarakat,
perusahaan, jasa, assosiasi dan semua perwakilan
komunitas pelabuhan dengan pelindung ADPEL dan
PELINDO serta sekertariat ……………. ( KKP) dengan
harapan dapat segera dikeluarkannya SK forum
Pelabuhan Sehat oleh ADPEL Utama Tg. Priok dan
Pelindo (ADPELINDO).
8. Perlu disusunnya rencana kerja dari forum / pokja/
gugus tugas yang berkesinambungan.
9. Perlu adanya pertemuan rutin forum yang waktunya
disepakati bersama. Misalnya……………..........
(pertemuan rutin setiap, 1 bulan sekali, 3 bulan
sekali, 6 bulan sekali)
10. Diperolehnya nilai / kondisi kawasan pelabuhan
yang bersih, aman, nyaman dan sehat
11. Tercapainya peningkatan kemampuan sumber
daya manusia dalam penyelenggaraan pelabuhan
sehat
12. Tercapainya peningkatan kesadaran komunitas
pelabuhan untuk turut menciptakan kondisi
pelabuhan sehat
13. Tersedianya kelengkapan infrastruktur serta sarana
dan prasarana yang diperlukan oleh komunitas
pelabuhan
14. Terbentuknya komitmen dengan komunitas
pelabuhan untuk peningkatan kegiatan yang
terintegrasi
15. Diperolehnya hasil monitoring dan evaluasi secara
terus menerus dan berkelanjutan terhadap
kemajuan yang dicapai sehingga program
pelabuhan sehat menjadi sukses dan
bersinambungan.
15
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
MATRIKS PRIORITAS PENYELENGGARAAN PELABUHAN SEHAT
N OBYEK PENYELENGGARAAAN KEGIATAN PENYELENGGARA
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
6
.
7
.
Lingkungan Pelabuhan
Alat Angkut Orang dan
Barang
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Keamanan & ketertiban
Sarana Prasarana/Fasilitas
Umum dan Social
Penataan Bangunan
Pelayanan Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
- Penghijauan
- Penanganan sampah
- Pengelolaan limbah
Cair dan padat
- Penyediaan air bersih
- Penyediaan sarana cuci
Tangan
- Pengendalian udara
Dan kebisingan
- Pengendalian vector
Penyakit
- Pengawasan kapal
- Pengawasan kendaraan
Angkutan orang dan
barang
- Gerakan olah raga
- Pengawasan kawasan
Bebas rokok
- Gerakan kebersihan
- Pencegahan
Kriminalitas
- Penyediaan toilet dan
Peturasan umum
- Penyediaan tempat
Ibadah umum
- Penyediaan sarana
Ruang tunggu
Penumpang
- Pengawasan jasa boga,
Restoran
- Pengawasan tata
bangunan
- Melaksanakan
Kesiapsiagaan
Kesehatan darurat
- Penyediaan fasilitas
Kesehatan
- Pengawasan Keselamatan
kerja
ADPEL PT.PELINDO KESEHATAN DUNIA USAHA LS/LP
√
√
V
V
√
√
√
V
v
v
v
v
√
√
√
√
√
√
√
V
V
V
√
√
√
V
√
√
√
v
v
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
v
v
v
v
√
√
√
√
v
√
√
√
√
V
v
v
v
√
√
√
v
√
√
√
√
v
v
v
v
√
16
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Keterangan matrik halaman sebelum :
Dunia Usaha :
Perusahaan : PT. Pelayaran, bongkar muat
Jasa : - koperasi TKBM, assosiasi jasa boga, TMKL,
angkutan barang, dll
Lintas Sektor / Lintas Program (LS / LP) : POLRES, Balai,
Karantina Hewan, Balai Karantina Tumbuhan, Balai
Perikanan, Imigrasi, Bea Cukai dan Pekerja /
masyarakat.
Penandatanganan Kesepakatan Rencana Tin-
dak Lanjut Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat Pelabu-
han Tanjung Priok, merupakan perwakilan dari para
peserta Pertemuan Sosialisasi Pelabuhan Sehat :
RENCANA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELABUHAN SEHAT ,PELABUHAN TANJUNG PRIOK (TAHAP PERCONTOHAN) :
NO
DISTRIBUSI
KEGIATAN
/TAHUN
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN TUJUAN KEGIATAN PESERTA KEGIATAN
1.
2010
Pertemuan persiapan kegiatan
penyelenggaraan pelabuhan
sehat
Pertemuan/lokakarya sosialisasi dan
advokasi
Persiapan penyusunan
kerangka acuan dan ren-
cana kegiatan
Pemahaman yang sama
ttg konsep dan kesepaka-
tan penerapan program
serta diperoleh dukungan
politis (legalitas, pen-
danaan, teknis) dari pen-
gambil kebijakan
Internal KKP kelas 1 Tanjung Priok
Ditjen PP & PL
Adpel
PT. Pelindo
Dunia Usaha : Perusahaan (PT.
Pelayaran), Jasa (Koperasi
TKBM), Assosiasi (jasa boga),
TMKL, angkutan barang dan
orang, perusahaan bongkar
muat
Instansi Pemerintah :
Ditjen PP & PL, Dinas Kesehatan,
Imigrasi, bea cukai, balai
karantina hewan, tumbuhan,
ikan, KKP Polri
Pekerja
Masyarakat
17
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
2.
2011
Pertemuan
pembentukan tim
pokja/forum/gugus
tugas
Pertemuan pemben-
tukan tim Pembina
Pertemuan
penyusunan rencana
kerja
Pelaksanaan
kegiatan penilaian
variable pelabuhan
sehat
Sebagai fasilitator masyarakat pelabu-
han dalam menentukan arah, sa-
saran,tujuan,kegiatan,dan langkah-
langkah
Sebagai motivator dan dinamisator fo-
rum pelabuhan sehat
Menyusun rencana kerja prioritas yang
sinkron dengan kegiatan semua stake-
holder di kawasan pelabuhan sebagai
acuan bagi tim dalam pelaksanaan,
pengawasan dan pengembangan pro-
gram
Untuk mengetahui kondisi kawasan pela-
buhan dalam kategori sehat atau tidak
sebagai dasar untuk perencanaan
kegiatan yang akan datang, menentu-
kan tujuan jangka pendek, menengah
dan jangka panjang
Pekerja, Masyarakat,
Perusahaan/jasa, Assosiasi,
Seluruh wakil instansi dan
Pengelola/swasta
Adpel, Semua stakeholder
dikawasan pelabuhan
Forum/pokja/gugus tugas, Tim
Pembina
Pengelola dan pengguna jasa
Tim Pokja
Tim Pembina
Instansi Pemerintah
Pengusaha/swasta
Pekerja/masyarakat
3.
2012
Pelaksanaan kegiatan
prioritas
penyelenggaraan
pelabuhan sehat
Pelaksanaan Pelatihan
Pelabuhan Sehat
Melaksanakan kegiatan pokok yang
menjadi prioritas sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi masing-masing
Meningkatkan kemampuan forum /
pokja / gugus tugas dalam melaksana-
kan kegiatan, pengawasan, penyeleng-
garaan pelabuhan sehat
Forum /pokja/gugs tugas
berkoordinasi dengan : Seluruh
Stakeholder yang ada di
pelabuhan, Seluruh instansi
pemerintah yang ada di
pelabuhan, Seluruh dunia usaha
yang ada di pelabuhan, Seluruh
pengusaha/ jasa/assosiasi yang
ada di pelabuhan
Forum/pokja/gugus tugas
penyelenggaraan pelabuhan
sehat, Assosiasi, jasa, pengusaha,
Dunia usaha, Pekerja/Masyarakat
4.
2013
Tindak lanjut Pelaksa-
naan kegiatan priori-
tas penyelenggaraan
pelabuhan sehat
Pertemuan Jejaring
kerja dan kemitraan
Pelaksanaan
Surveilans Kesehatan
Lingkungan
Pengadaan, Pening-
katan infrastruktur, sa-
rana dan prasarana
pelabuhan
Kegiatan prioritas yang berkelanjutan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing
Upaya untuk membangun komitmen
dan berperan dalam penyelenggaraan
pelabuhan sehat
Dalam rangka memonitor kualitas ling-
kungan
Menyediakan/ melengkapi infrastruktur,
sarana dan prasarana pelabuhan yang
memenuhi persyaratan
Sda
Seluruh Stakeholder yang ada di
pelabuhan, Seluruh instansi peme
rintah yang ada di pelabuhan, Se
luruh dunia usaha yang ada di pe
labuhan, Seluruh pengusaha/jasa
/assosiasi yang ada di pelabuhan
Dinas kesehatan, LSM, Donor
agency, Lintas sector dan lintas
program lainya,
KKP, PT. Pelindo, Pengusaha,
Dinas kesehatan, Dinas
kebersihan
Adpel, PT. Pelindo, Pengusaha,
Instansi pemerintah (karantina
hewan, tumbuhan, ikan),
Kesehatan, Polri
18
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
5.
2014
Tindak lanjut Pelaksanaan
kegiatan prioritas penyelenggaraan
pelabuhan sehat yang
berkesinambungan
Tindak lanjut Pengadaan,
Peningkatan infrastruktur, sarana
dan prasarana pelabuhan
Pelaksanaan surveilans kesehatan
lingkungan
Pembinaan dan penyuluhan
sda
sda
sda
Untuk menumbuhkan kesada-
ran komunitas pelabuhan
untuk mewujudkan pelabu-
han sehat
sda
sda
sda
Adpel
Seluruh sector terkait
6. 2015 Tindak lanjut Pelaksanaan
kegiatan prioritas penyelenggaraan
pelabuhan sehat yang
berkesinambungan
Pelaksanaan surveilans kesehatan
lingkungan
Tindak lanjut Pengadaan,
Peningkatan infrastruktur, sarana
dan prasarana pelabuhan
Pertemuan jejaring kerja dan
kemitraan
Monitoring dan evaluasi
sda
sda
sda
sda
Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam penye-
lenggaraan pelabuhan sehat
dan sebagai dasar untuk per-
encanaan kegiatan yang
akan datang
sda
sda
sda
sda
Tim Pembina Forum / pokja /
gugus tugas pelabuhan sehat
Seluruh stakeholder yang terkait
sesuai bidang tugasnya
Latar Belakang
Kalau kita amati dengan cermat setiap tahun
penduduk yang tinggal di perkotaan semakin
bertambah banyak dan akan meningkat terus lebih
dari 5,5 milyar pada tahun 2025 (Kompas, 2 Nopember
2007). Di negara berkembang, proporsi penduduk
diperkirakan mencapai 80%, khusus untuk anak 60%
anak akan tinggal di perkotaan.
Para pemimpin di dunia sebenarnya telah banyak
memberi perhatian kepada anak, misalnya tercermin
dalam ratifikasi Konvensi Hak-hak Anak-PBB (1992) dan
konsep Kota Ramah Anak yang pertama kali
diperkenalkan pada Konferensi Tingkat Tinggi Istambul-
Turki, 1996. UNICEF sebagai motor penggerak gagasan
tersebut telah membentuk Gerakan Kota Ramah Anak
di beberapa negara, antara lain Philipina, Malaysia,
TINJAUAN KOTA YANG SEHAT UNTUK ANAK
(Dalam Rangka Menuju Kota dan Kabupaten Sehat)
Oleh : Diah lestari
(Kepala Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan)
19
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Mauritius, Italia dan beberapa negara Scandinavia
dan Canada. Kenyataannya banyak kota-kota di
dunia belum dirancang dengan perhatian penuh
untuk kebutuhan perkembangan anak.
Apa sehat itu ?
Menurut WHO (1994), definisi sehat yang ideal adalah
sebuah kondisi lengkap, meliputi sehat fisik, mental dan
sosial dan bukan hanya bebas sakit atau kecacatan.
Pendekatan WHO agak berbeda dengan definisi sehat
menurut Anthony Perkins, yaitu kondisi relatif dari
bentuk dan fungsi badan yang merupakan hasil
penyesuaian dinamis terhadap kekuatan yang
mengganggu. Definisi Perkins memungkinkan sehat
seperti sebuah spectrumyang lebar. Bila konsep sehat
untuk anak, maka definisi WHO sangat tepat dipakai
sebagai acuan merancang kota sehat, artinya
perencanaan kota harus dilakukan sedemikian rupa
yang memungkinkan tercapainya dimensi sehat fisik,
mental dan sosial.
Mengapa Sehat perlu untuk Anak ?
Konsep tentang perencanaan kota umumnya
meletakan sehat dalam dimensi pelayanan publik.
Kota yang baik, adalah kota yang menyediakan akses
yang memadai untuk berbagai pelayanan sosial,
termasuk pelayanan kesehatan. Dengan begitu,
dimensi sehat menjadi dimensi yang konsumtif,
sehingga pada praktisnya menjadi sering tidak
prioritas, karena dianggap tidak membawa nilai
tambah dalam sektor ekonomi. Padahal sehat
mempunyai nilai aspek investatif, artinya
membelanjakan untuk kesehatan, akan membawa
nilai kembali yang cukup besar untuk pembangunan.
Sektor ekonomi tidak akan berjalan baik tanpa sumber
daya manusia (SDM) yang tidak sehat.
Jika fokusnya adalah SDM, maka sehat untuk anak
menjadi lebih penting, karena anak adalah sumber
dari SDM yang berkualitas.
Jika kita kembali ke definisi WHO, maka penyediaan
‖kota‖ yang memberikan ruang kepada anak yang
memungkinkan tercapainya sehat fisik, mental dan
sosial adalah sebuah investasi masa depan bangsa.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
Teori Blum (1940), menyajikan kerangka berbagai faktor
yang mempengaruhi kesehatan dalam 4 faktor besar,
yaitu faktor genetik, faktor pelayanan, perilaku dan
lingkungan. Dengan kerangka ini tampak jelas bahwa
menyediakan akses yang mudah untuk pelayanan
kesehatan tidaklah cukup untuk menciptakan status
kesehatan yang memadai. Intervensi itu juga dilakukan
sehingga terjadi perubahan perilaku, perubahan
lingkungan kearah yang mendukung kesehatan, dan
dalam jangka panjang yang memungkinkan
peningkatan dan pemeliharaan sumber genetik yang
optimal.
Kalau kita letakkan faktor itu sesuai dengan
tingkat pengaruhnya, maka kita dapat memodifikasi
kerangka seperti gambar berikut ini :
LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI
Budaya&umum Struktur lokal
Sosial komuniti
Perilaku individu
Umur, sex, keturunan
(Dikutip dari Barton dan Tsourou, 2000)
Pada gambar terlihat lingkaran individu dengan umur, jenis
kelamin dan faktor keturunan yang dimiliki dikelilingi oleh
beberapa lingkaran pengaruh.
▪ Strata pertama, adalah perilaku individu yang akan
mempengaruhi kesehatan individu tersebut.
▪ Strata kedua, adalah pengaruh sosial dan komuniti,
adanya social support yang bisa mempengaruhi
kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang.
▪ Strata ketiga, adalah pengaruh dari struktur lokal, seperti
akses ke pelayanan kesehatan, kondisi rumah dan
tempat kerja
20
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
▪ Strata terluar, adalah faktor yang mempengaruhi
masyarakat secara umum, berupa sosio ekonomi,
budaya maupun kondisi lingkungan lainnya.
Kerangka Whitehead menunjukkan bagaimana
mestinya dimensi yang harus dipehatikan dalam
membangun kota. Perilaku seseorang dan
keputusannya dalam memilih tempat tinggal sangat
mempengaruhi kesehatannya (dan keluarganya),
namun keputusanya itu tergantung dari kesempatan
sosial dan ekonomi, pendapatan, pendidikan dan
secara umum kualitas lingkungan, budaya dan
komuniti sekitarnya. Ini lingkaran yang saling
mempengaruhi antara kesehatan, pendidikan dan
ekonomi. Untuk menjadi sehat orang perlu mempunyai
cukup kemampuan ekonomi agar bisa menyediakan
kebutuhan pangan, sandang dan papan yang
menyehatkan. Sebaliknya orang perlu sehat agar bisa
sekolah (pendidikan) dan bekerja (ekonomi).
Dalam kaitan ini, bisa dimengerti beberapa tujuan
dari Millenium Development Goal selaras dengan
tujuan ini adalah :
▪ Mengurangi separuh orang miskin
▪ Mengurangi separuh orang kelaparan
▪ Semua anak sekolah mencapai tamat SD
▪ Anak perempuan dan anak laki—laki mendapat
kesempatan sekolah yang sama
Kota Sehat untuk anak
Definisi kota sehat di Philipina untuk anak adalah
sebuah tempat yang :
▪ Anak-anak dapat berkembang baik badan dan
mentalnya.
▪ Lingkunganya mendukung belajar dan bersenang-
senang
▪ Orang bisa bekerja dan menjadi dewasa secara
terhormat
▪ Keseimbangan ekologis, sumber kebanggaannya
Dalam kerangka Whitehead dimensi kota sehat untuk
anak masuk dalam struktur lokal yang membantu
pengembangan kesehatan anak. Dimensi itu jelas
terlihat bahwa penyediaan akses pelayanan
kesehatan dan pendidikan hanyalah satu dari dimensi
kota sehat dan perlu juga adanya penyediaan
makanan, air, energi yang aman dan pembuangan
limbah yang memadai. Selain itu kota yang sehat perlu
menyediakan fasilitas rekreasi dan permainan yang
mendorong untuk saling berkomunikasi.
Dalam kerangka Whitehead peranan faktor sosial dan
komuniti yaitu membantu mengembangkan perilaku
anak yang sehat dalam arti mental dan sosial. Pada
faktor ini anak diikutsertakan dalam membangun
kotanya dengan persepsi anak tentang kota yang
sehat untuk memasukkan perasaan gembira terhadap
diri sendiri, lingkungan dan tempat tinggalnya.
Mengembangan kota sehat untuk anak
Banyaknya kriteria tentang kota sehat untuk anak
sering membuat perencana atau pengelola kota takut
untuk memulai gerakan mengembangkan kota sehat.
Definisi kota sehat perlu diperjelas adalah proses bukan
hasil atau outcame, a Healthy City is one that is con-
tinually creating and improving those physical and so-
cial environment and expanding those community re-
sources which enable people to mutually support each
other in performing all functions of life and in develop-
ing their maximum potential (WHO, 1994). Jadi setiap
kota, apapun kondisinya, dapat memulai gerakan kota
sehat untuk anak.
Secara sederhana, cukup dua hal yang harus dilaku-
kan. Pertama adalah mengintegrasikan berbagai di-
mensi kota sehat dalam setiap elemen kota yang rele-
van untuk anak seperti sekolah dan fasilitas pelayanan
kesehatan. Perencanaan haruslah bersifat lintas sektor,
dengan kerjasama antar berbagai mitra kota, dan
melibatkan komuniti dalam skala luas baik ketika mem-
bangun visi, maupun dalam melanjutkan gerakan, se-
hingga banyak orang merasa memiliki kotanya.
Daftar Pustaka
Whitehead M Dan Dahlgren G; 2000, A WHO guide to
Planning for people, Spon Press, London & New York.
http://www.doh.gov.ph
http://www.who.dk
21
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
RUANG UKLW Fakta 'Segar' Tentang Kesehatan Jantung Anda
Oleh : dr.Agung Setiawan
Jika ingin menjaga jantung tetap sehat,
upayakanlah untuk mengenal si jantung itu dulu.
Termasuk mengenal beberapa tanda-tanda alarm dini
dari penyakit jantung. Dalam hal penyakit jantung,
yang paling penting adalah upaya pencegahan, dan
hal itu sebenarnya tidak terlalu sulit, hanya perlu
mengenal tentang si jantung itu saja.
Berikut dimuat beberapa fakta klinis mengenai
si jantung supaya tidak banyak simpang siurnya dan
ditujukan agar Anda dapat mengenal si jantung lebih
akrab lagi.
1. Kita memiliki sebuah jantung yang berlokasi di dada
kiri , di belakang tulang dada-iga kiri. Posisi jantung
berada diapit oleh kedua paru-paru, namun tidak
perlu khawatir karena paru-paru bak ibarat spons
sehingga posisi demikian tidak akan mencekik si
jantung.
2. Besarnya jantung hanya sekepalan tangan kiri si
empunya-nya, tapi kecil-kecil gitu, fungsi jantung
luar biasa vital bagi kehidupan, saat ia berhenti
bekerja 5 menit saja, hampir dipastikan kita sudah
dekat dengan lubang kubur.
3. Sebenarnya adalah salah kaprah si orang-orang
Indonesia mengartikan ‗heart' sebagai ‗hati'.
Sebenarnya heart berarti sebagai jantung,
sedangkan hati sendiri dikenal sebagai ‗liver'. Jadi
istilah ‗my heart' artinya ‗jantung ku' (kok aneh tapi
ya??)
4. Jantung itu sebenarnya merupakan pompa berotot
yang sangat unik, yang memompa darah keseluruh
tubuh (hingga ke ujung-ujung jari) dan dengan
irama yang sangat beraturan sepanjang hayat kita.
Bayangkan, apakah ada alat buatan manusia
yang masih sedemikian teraturnya setelah bekerja
terus menerus selama 50 tahun atau lebih?
5. Selain sebagai pompa berotot, jantung juga
merupakan organ yang dilingkupi oleh system listrik
yang amat rumit dan sistematis, lebih kompleks
daripada jaringan kabel internet mana pun yang
pernah ada. Oleh karena itu, gangguan sedikit saja
pada suatu bagian kabel listrik jantung akan
berdampak cukup berarti secara keseluruhan bagi
efektivitas kerja pompa jantung. Gangguan irama
jantung demikian dikenal secara medis sebagai
aritmia.
6. Irama jantung yang normal adalah yang beraturan
dan dibawah satu komando yang berasal dari
SinoAtrial Node. Frekuensi normalnya adalah 60 - 100
kali per menit
7. Jantung mereka yang berusia muda dan gemar
berolahraga rutin, juga pada atlit, berdetak lebih
perlahan, bisa mencapai 40 kali per menit. Hal
tersebut normal dan merupakan efisiensi kerja
jantung karena daya pompa jantung mereka
relative berdaya lebih besar daripada awam
sehingga membutuhkan lebih sedikit frekuensi saja.
Hal tersebut adalah sesuatu yang baik selama tak
bergejala.
8. Detak jantung anak-anak lebih cepat ketimbang
dewasa karena alas an kebalikan dari hal diatas.
Pada janin dalam kandungan, detak jantung normal
antara 120-160 kali per menit. Pada anak balita
detak jantung bisa mencapai 130 kali per menit. Hal
tersebut memang normal, jadi jangan dikhawatirkan
9. Ketika demam, normalnya detak jantung akan
meningkat, yaitu sekitar 10 kali per menit untuk
setiap peningkatan suhu badan 1 ‗C diatas 38 ‗ C.
Hal itu dikarenakan saat demam aktivitas sel-sel
tubuh kita meningkat sehingga jantung perlu
bekerja ekstra untuk memenuhinya.
22
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
10. Orang tua yang sering sempoyongan, gelap, pusing
saat posisi berdiri, lemas, salah satunya bisa
dikarenakan detak jantung yang terlampau
lambat, selain gangguan tekanan darahnya.
Umumnya memang ada beberapa proses
degeneratif di bagian Sino Atrial Node pada lansia,
terkait dengan usianya.
11. Pada remaja terutama kaum wanita seringkali
mengeluhkan jantung berdebar-debar terutama
dalam situasi-situasi tertentu, kadangkala disertai
juga dengan telapak tangan gampang keringatan.
Keadaan seperti ini seringkali yang dijumpai adalah
manifestasi dari gangguan kecemasan (psikis).
Namun perlu pula disingkirkan kemungkinan-
kemungkinan adanya kelebihan hormone tiroid
(kelenjar gondok)
12. Walaupun jantung kita adalah mesin pompa darah
yang berarti selalu kontak dengan darah, namun
hanya darah yang dibawa melalui pembuluh kecil
yang bernama arteri koroner semata lah yang
berdapat dipakai sebagai penyedia oksigen dan
nutrisi bagi kerja otot-otot jantung. Jadi apabila ada
cabang koroner yang menyempit, maka
sebagaian lokasi otot jantung potensial cedera
atau malah mati, serangan jantung pun terjadi.
13. Penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh
darah) saat ini merupakan momok pembunuh
umat manusia nomor satu di dunia. Di USA, tidak
kurang dari 400 ribu pasien baru dijumpai pada
setiap tahunnya yang mengalami serangan
jantung.
14. Pada dewasa muda terkadang mengalami nyeri di
dada bagian kiri yang tiba-tiba dan sakit sekali
seperti ditusuk belati walaupun hanya sekejap
(dalam hitungan detik) dan umumnya sering
bangkit saat menarik napas panjang. Hal tersebut
seringkali tidaklah terlalu berarti , bukan
disebabkan oleh penyakit jantung spesifik.
Umumnya dijumpai pada individu yang memang
tergolong mudah cemas. Karenanya disejuluki
sebagai cardiac neurosis. Keadaan ini tak
berbahaya dan jika diperiksa macam-macam
umumnya tak dijumpai kelainan jantung yang
berarti.
15. Nyeri dada yang khas untuk suatu penyempitan
koroner (angina) umumnya berupa rasa seperti
ditimpa beban berat tepat di belakang tulang
dada (di tengah dada) yang dapat menjalar
hingga kerongkongan, bahu, lengan dan
punggung kiri. Nyeri demikian bangkit terutama
saat aktivitas fisik dan segera mereda setelah
beristirahat atau minum obat nitrat. Jika tak
kunjung mereda dalam lebih dari 20 menit,
mungkin suatu serangan jantung telah terjadi,
bukan sekedar penyempitan.
16. Untuk ras Asia, ada banyak kasus serangan jantung
ditemukan pada pasien usia lanjut yang dating
dengan keluhan nyeri ulu hati , tanpa disertai nyeri
dada.
17. Pada pasien lanjut usia dan penderita diabetes,
serangan jantung dapat tampil diam-diam atau
tanpa gejala sama sekali (silent infarct), walaupun
demikian resiko komplikasinya serupa dengan yang
bergejala. Jadi hal ini sungguh berbahaya. Cek
rutin diperlukan pada mereka yang tergolong
resiko tinggi.
18. Merokok meningkatkan hampir 4 kali lipat resiko
serangan jantung. Faktor resiko lainnya untuk
terkena penyakit jantung koroner antara lain
adalah diabetes mellitus tak terkontrol, kegemukan,
hipertensi tak terkontrol, kolesterol darah (terutama
LDL) yang tinggi, obstructive sleep apnea (periode
henti napas sesaat saat tidur), faktor turunan
keluarga, usia lanjut, post menopause pada wanita
dan kebiasaan hidup serba stress serta penuh
amarah.
19. Pada individu yang relatif muda dan tanpa memiliki
berbagai resiko diatas, seringkali nyeri dada yang
tak khas di bagian kiri umumnya berasal dari organ
lain selain jantung, terutama otot. Selain itu
mungkin juga dari lambung dan paru.
20. Perokok, mereka yang gemuk dan mereka yang
memiliki pola makan yang tak baik serta maag ka-
23
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
dangkala dapat mengalami suatu nyeri dada yang
cukup mengerikan yaitu seperti terbakar dari atas
ulu hati hingga ke kerongkongan.
Hal demikian sejauh terjadi pada
mereka yang berusia relative
muda dan tak memiliki resiko
penyakit jantung seringkali
disebabkan oleh karena refluks
atau tumpahan asam lambung
yang naik hingga ke
kerongkongan, atau dikenal
sebagai refluks esofagitis. Karena sensasinya seperti
jantung yang terbakar maka dijuluki sebagai heart
burn. Namun sesungguhnya hal
ini sama sekalai tak berkaitan
dengan penyakit jantung.
21.Ada satu jenis penyakit jantung
yang memiliki prognosis (harapan
hidup) yang sangat buruk yaitu
payah jantung (heart failure).
Payah jantung secara perlahan
namun pasti akan menggerogoti
penderita hingga kematian
adalah akhirnya. Prognosis ini bahkan lebih buruk
ketimbang beberapa jenis kanker!
Pada payah jantung, kemampuan pompa
jantung terus menurun akibatnya
suatu saat jantung sudah tak
mampu lagi secara optimal
memompa darah sehingga
berbagai organ vital di tubuh
menjadi terganggu fungsinya.
Penyebab tersering dari payah
jantung terutama adalah hipertensi
lama yang tak terkontrol dan
pasca serangan jantung yang tak
optimal dikelola. Kelainan katup jantung adalah
penyebab payah jantung yang relative paling sering
pada mereka yang usianya lebih muda.
Oleh karena itu ada istilah ‗time is muscle' bagi
mereka yang mengalami serangan jantung, artinya
semakin cepat pasien dikenali dan diatasi serangan
jantungnya, maka kerusakan otot jantungnya tidak
meluas dan fungsi pompanya dapat
dipertahankan seoptimal mungkin
sehingga resiko payah jantung dapat
dihindari.
Pemeriksaan penunjang penting
untuk mendeteksi penyempitan
koroner maupun serangan jantung
antara lain adalah rekam jantung
statis (ekg), rekam jantung dengan uji
beban (treadmill), CT angiografi koroner (calcium
score) dan kateterisasi jantung dan cek laboratium
darah (cardiac marker).
Pemeriksaan penunjang penting
untuk mendeteksi payah jantung
antara lain USG jantung
(ekokardiografi), foto rontgen dada
dan cek laboratorium darah (NT-Pro
BNP).
Yang paling penting dalam
manajemen kesehatan jantung
adalah mencegah serangan jantung
yang pertama, artinya upaya pencegahan sudah
diupayakan saat individu yang beresiko tinggi belum
mengalami gejala apa-apa. Caranya dengan terus
mengupayakan kebiasaan hidup
sehat serta kelola faktor resiko yang
ada secara rutin dan tanpa
mengenal bosan (misalnya minum
obat darah tinggi, obat gula dan
kolesterol setiap hari).
Upaya pencegahan yang paling
mudah, murah namun sangat
efektif adalah rajin jalan kaki setiap
hari. Caranya sederhana saja,
walaupun agak konyol, selalu pilih naik tangga
ketimbang lift, tetaplah berjalan walaupun sedang di
eskalator, parkir mobil sedikit jauh dari pintu masuk
kantor Anda, dll. Jalan kaki adalah sahabat jantung
sehat. (AGN)
24
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
TEKNOLOGI
dan
INFORMASI
RISIKO POTENSIAL PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI
PADA PELAKU PERJALANAN by. diah lestari
Leptospirosis ( including weil disease)
Penyebab : Bakteri spiral dari genus Leptospira, ordo
Spirocaeta, Famili metacea.
Nama lain dari Leptospirosis adalah weil’s diseases,
Canicola fever ,
H a e m o r r h a g i c
jaundice, Trench
fever
Transmisi :
Leptospirosis adalah
penyakit yang di
transmisikan oleh
kuman Leptospira sp. Karena kontak dengan urine tikus
yang mengandung leptospira atau air, lumpur yang
terkontaminasi kuman ini dengan cara menembus kulit
lecet atau mukosa.
Sum b er p enyeb ar annya dap at m el a l u i
tikus,babi,sapi,kambing,domba,kuda, kucing, anjing,
landak, kelelawar, tupai, rubah.
Gejala Penyakit :
Demam, menggigil sakit kepala, malise, muntah,
konjungtivis (conjungtival suffusion), tanpa disertai
eksudat serius/purulent, rasa nyeri pada otot terutama
otot betis dan punggung.
Gejala akan tampak antara 4-9 hari, selanjutnya tanpa
jaundice (kekuningan) dan pada stadium lanjut terjadi
gagal dan aritmia jantung.
Risiko Untuk Pelaku Perjalanan :
Pelaku perjalanan dapat berisiko pada saat musim
hujan di Negara dimana banyak terdapat penyakit ini,
pada daerah pertanian dan contak dengan danau
yang terkontaminasi, tetapi risiko sangat rendah untuk
pelaku perjalanan.
Tindakan Pencegahan :
Menjaga kebersihan lingkungan, selokan, saluran air, air
yang menggenang, tempat air dan kolam renang,
tempat-tempat yang menjadi sarang tikus.
Health education tentang perilaku hidup bersih dan
s e h a t ( P H B S ) .
Rodent control/
pengendalian tikus,
b i l a k o n d i s i
m e m u n g k i n k a n
m e n g g u n a k a n
s e p a t u b o o t /
pelindung diri bila
ke tempat genangan air/banjir.
Pengobatan ;
Pemberian tetracyclint dengan dosis 250 mg setiap 8
jam atau 1 m/iv selama 24 jam, kemudian, 250-500 mg
setiap 6 jam selama 6 hari, hal ini tidak diberikan
apabila penderita mengalami gagal ginjal,
erythromycin dapat diberikan dengan dosis 250 mg
setiap 6 jam selama 5 hari.
Reff ;
Chin J,ed. Control of communicable diseases
manual, 17th ed. Washington, DC, American Public
Health Association, 2000
International travel and health, World Health
Organization, 2005
The clinical use of blood, handbook, Geneva, World
Health organization, 2001
Lanjutan dari Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September ) Tahun 2010
25
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Kegiatan pengendalian vektor, khususnya
nyamuk merupakan salah satu bentuk upaya
kewaspadaan dini terhadap timbulnya wabah
penyakit yang ditularkan oleh vektor. Seiring
rekomendasi IHR bahwa area tertentu, khususnya
pelabuhan harus bebas dari vektor maka secara
otomatis dan mutlak area pelabuhan juga harus
dilakukan pengendalian vektor. Pengendalian vektor
ini harus dilakukan dan diawasi secara profesional agar
dampak negatif insektisida yang digunakan tidak
merugikan kesehatan manusia dan lingkungan.
Pengendalian dan pengawasan vektor yang efektif
dan efisien ini merupakan modal bagi kepercayaan
dunia internasional tentang pelabuhan di Indonesia
yang aman.
Peralatan yang lazim dipakai di pelabuhan
adalah mesin fog panas, namun tidak menutup
kemungkinan adanya pemakaian alat yang lebih
mahal namun sangat efektif yakni menggunakan Ultra
Low Volume. Dibawah ini disajikan perbandingan
antara mesin fog panas (portable) dan Ultra Low
Volume.
MESIN FOG PANAS (PORTABLE)
Partikel efektif +/-50%
Gangguan pandangan
Bahaya kebakaran dan anak – anak, lalu-lintas
Bercak minyak
Biaya operasi tinggi
Psikologis (masyarakat) besar
ULTRA LOW VOLUME (UNPORTABLE)
Partikel efektif >85%
Tidak ada gangguan pandangan
Tidak ada bahaya kebakaran
Tidak ada bercak
Biaya operasi rendah
Masyarakat terdidik
Penggunaan Insektisida dengan menggunakan Ultra
Low Volume (ULV) ini lebih menghemat insektisida yakni
volume insektisida sedikit tapi dapat mencakup suatu
wilayah yang sangat luas.
UKURAN PARTIKEL
Fume : 0.001 - 0.100 micron
Fog : 0.100 - 5 micron
Fine Aerosols : 5 - 25 micron
Coarse Aerosols : 25 - 50 micron
Mists : 50 - 100 micron
Fine Sprays : 100 - 200 micron
Medium Sprays : 200 - 300 micron
Coarse Sprays : >300 micron
PERBANDINGAN
MESIN FOG PANAS DAN ULTRA LOW VOLUME
26
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
SERBA-SERBI CARA MURAH MERAWAT KUKU DAN RAMBUT SENDIRI
Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani
Membersihkan kuku
Membersihkan kuku, dapat dilakukan dengan
cara merendam kuku jari tangan dan kuku jari kaki
dalam air hangat, dengan waktu secukupnya (sekitar
5 menit). Air hangar dapat membuat kuku dan kulit di
sekitar kuku menjadi lunak sehingga mudah untuk
dibersihkan, khususnya pada daerah pinggir kuku
yang sering kemasukan kotoran.
Memotong kuku
Ukuran kuku tidak perlu terlalu panjang untuk
menjaga kekuatan kuku dan kecantikan kuku.
Disamping itu, kuku yang terlalu panjang terkesan tidak
rapi dan mudah kemasukan kotoran dan bakteri,
namun jangan terlalu pendek. Pada prinsipnya ukuran
panjangnya kuku bisa tampak terkesan cantik.
Hindari kebiasaan dibawah ini :
Hindari membuka benda - benda keras
menggunakan kuku dapat merusak kuku dan uga
dapat menimbulkan luka pada kulit dan daging
disekitar kuku.
Hindari mencuci pakaian, mencuci piring atau
memeras kain pel tanpa memakai sarung tangan
Hindari membersihkan kotoran kuku dengan cara
mengorek kuku dengan kuku lain
Hindari memotong kuku dengan cara menggigit
kuku
Menjaga kelembaban dan memperkuat kuku
Salah satu cara mudah untuk memperindah
kuku, yakni dengan cara memperbanyak minum air
putih, dengan harapan agar kuku terjaga
kelembabannya. Sedangkan untuk memperkuat kuku
dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung kalsium atau dengan meminum
susu.
Mempercantik kuku
Bersihkan kuku menggunakan air hangat
Kotoran kuku dibersihkan menggunakan batang
penyodok khusus
Gosoklah kuku dan sekitar kuku menggunakan kapas
yang dicelup alkohol (sekitar60%)
Kulit-kulit yang berlebih, kapalan, dan kering dibuang
dan dibersihkan pelan – pelan
Kemudian jari-jari
yang akan diolesi
kuteks, terlebih
dahulu dipijit, lalu
dibilas dan disikat
agar bersih dan
kuteks melekat
sempurna.
Penggunaan pewarna kuku atau kuteks dan
penghapusnya harus
seimbang
Pembuatan lukisan
atau gambar
dilakukan langsung di
atas kuku.
Keindahan dan kebersihan diri seorang wanita
merupakan pancaran pribadi yang sangat dibutuhkan.
Tidak heran bila kemudian, banyak wanita yang
berlomba - lomba mempercantik semua bagian
tubuhnya hingga yang terkecil sekalipun seperti kuku
Silakan mencoba.
27
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
KERAMAS
Sebagian besar orang berpendapat bahwa
rambut adalah mahkota, terutama
bagi seorang wanita. Pada awalnya
sebagian besar laki – laki tidak peduli
dengan perawatan rambutnya
bahkan mereka beranggapan
bahwa buang waktu, namun pada
saat umur menjelang senja, rambut
mulai rontok bahkan ada yang mulai
botak. Nah, apa daya nasi sudah menjadi bubur,
rambut sudah mulai rontok. Sejak saat itulah para lelaki
mulai berpikir dan ada yang mulai
bertindak untuk merawat rambutnya.
Alangkah baiknya bila wanita dan
laki – laki mulai merawat rambutnya
sejak dini sebelum rambut mulai
rontok karena ketuaannya, paling
kurang untuk membantu mengurangi
kerontokan rambut dan membuat
rambut tumbuh lebih sehat.
Pada jaman dahulu, para wanita desa
merawat rambutnya dengan cara keramas memakai
sabun dari buah pohon
―jarak‖ dan selanjutnya
dibilas dengan keramas
m e n g g u n a k a n a b u
―merang‖ yang telah
disiapkan sebelumnya. Buah pohon jarak adalah buah
pohon yang sering disebut
pohon ―jarak‖ oleh orang
Jawa, ditengahnya terdapat
biji berwarna hitam dan keras,
sedang ―merang‖ adalah
batang padi.
Pada saat ini kita sudah terbiasa keramas
menggunakan shampo dengan merek bermacam –
macam walaupun tidak jarang rambut menjadi rusak
karena pemakaian shampo yang tidak cocok dengan
jenis rambut. Apabila rambut tidak cocok dengan
salah satu merek shampo, anda tidak perlu sering
ganti merek shampo, akan lebih tepat bila anda
memilih menggunakan shampo bayi. Selanjutnya,
marilah kita memakai cara tradisional yang murah
yakni dilanjutkan dengan keramas menggunakan abu
―merang‖. Pada saat ini memeng susah memperoleh
merang, namun bisa diganti dengan abu ―sekam‖.
Cara keramas yang murah, efektif sebagai
upaya merawat rambut dan konvensional namun
executif, diuraikan sebagai berikut :
Sebelum mulai keramas, siapkanlah shampo biasa
anda pakai dan cocok untuk rambut anda, apabila
tidak ada yang cocok maka pilihlah salah satu
merek shampo bayi yang pada saat ini populer.
Selanjutnya, siapkanlah abu ―merang‖ atau abu
sekam padi.
Sisirlah rambut anda kearah belakang, untuk
mencegah penumpukan shampo pada kulit kepala.
Oleskan shampo ke tangan, balurkan dan gosokan
mulai dari rambut bagian depan atas menuju ke
rambut bagian belakang kepala, lakukan hal ini
secara perlahan
Pijat seluruh kulit kepala paling kurang satu kali,
untuk mendorong nutrisi shampo ke dalam akar
rambut dan membebaskan folikel rambut dari sisa
produk yang menyumbat.
Bilas rambut sampai bersih menyeluruh
Ulangi keramas dengan menggunakan abu
―merang‖ atau abu‖sekam‖, mulai dari rambut
bagian depan atas menuju ke rambut bagian
belakang kepala
Ulangi pijit seluruh kulit kepala paling kurang satu
kali, untuk mendorong nutrisi shampo ke dalam akar
rambut dan membebaskan folikel rambut dari sisa
produk yang menyumbat.
Bilas rambut sampai bersih menyeluruh
Bungkuslah rambut dengan handuk sampai
beberapa menit
Bukalah handuk, biarkan rambut mengering dengan
sendirinya,
Nah, selamat mencobanya
28
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Penyalahgunaan formalin di Nusantara ini
masih sering kita jumpai terutama oleh industri rumah
tangga sebagai bahan
pengawet makanan
jajanan di pasar, dan
industri rumah tangga di
permukiman penduduk
bahkan formalin kadang
biasa dipakai sebagai
bahan campuran dalam sampo bayi, deodoran,
parfum, cat rambut, cairan
penyegar mulut, pasta gigi,
antiseptik, obat cairan,
pencuci piring, pelembut
cucian, perawatan sepatu,
pembersih karpet dan lain
sebagainya. Pada
masyarakat bagian timur Indonesia, formalin
merupakan bahan yang
sering digunakan untuk
pengawet mayat agar bisa
tahan lama dan tidak
menimbulkan bau sambil
menunggu kedatangan
kerabatnya yang datang
dari tempat jauh.
Formalin adalah larutan yang mengandung
lebih kurang 37% formal - dehida dalam air, biasanya
ditambahkan methanol 10 – 15 % untuk mencegah
polimerasi yang berfungsi sebagai stabilisator.
Formaldehida ini dapat membunuh bakteri, dengan
cara membuat jaringan dalam bakteri yang
menyebabkan dehidrasi (kekurangan air) sehingga sel
bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru
dipermukaan. Pada suhu diatas 150°C formalin dapat
terurai menjadi methanol dan carbon monoksida.
Formalin bukan hanya membunuh bakteri, tetapi juga
membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan
dibawahnya, supaya tahan terhadap serangan
bakteri lain. Desinfektan lainnya, membunuh bakteri
namun tidak bereaksi dengan benda yang didisinfeksii,
sedangkan formaldehida dalam formalin akan bereaksi
secara kimiawi dan tetap ada di dalam benda yang
didisinfeksi untuk melindungi dari serangan bakteri
berikutnya.
Oleh karena itu, formalin banyak digunakan
seb aga i des in fek tan
t e r u t a m a u n t u k
pemebersih lantai, kapal,
gudang dan pakaian, juga
sering sebagai germisida dan fungisida pada tanaman
d a n s a y u r - s a y u r a n
disamping pembasmi lalat
dan serangga. Marilah kita
lihat bahan – bahan
disinfektan yang dipakai
diatas kapal, periksalah jenis kandungan disinfektan
yang tersedia selama
perjalanan pelayaran.
Disamping pada
produk – produk tersebut
diatas, formaldehida juga
ditemukan pada benda –
benda di dekat kita tanpa
kita sadari :
Dalam makanan : Sebenarnya formaldehida secara
natural sudah ada dalam
bahan makanan mentah
dalam kisaran 1 mg per kg
hingga 90 mg per kg namun
formalin yang boleh masuk
ke tubuh dalam bentuk
makanan untuk orang
dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg perhari.
Dalam fornitur baru : Formaldehida sering dijumpai
pada fornitur baru yang kita beli dari toko. Oleh
karena itu, kalau membeli furnitur baru, sebaiknya
selalu membuka pintu dan jendela untuk
menurunkan kadar formaldehida dalam ruangan.
Siapa bilang FORMALIN BERBAHAYA?
29
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Dalam rokok dan asap kendaraan : Formaldehide
juga ditemukan pada
a s a p
rokok dan
u d a r a
y a n g
tercemar
asap kendaraan bermotor.
Dll
Nama dagang formaldehida sangat beragam,
antara : ivalon, quaternium-15, formalith, BVF,
metylene oxyde, morbicid, formol, supersofom, dan
lain-lain. Quartenium-15 ditemukan di hampir semua
jenis produk perawatan.
Bahaya bagi tubuh
Formaldehida sangat mudah diserap melalui
saluran pernapasan dan
p e n c e r n a a n .
F o r m a l d e h i d a b i s a
berakibat buruk pada
organ-organ tubuh jika
dikonsumsi dalam jangka
watu panjang, antara lain
dapat menyebabkan luka
pada ginjal, paru, kanker
pada hidung, merusak
j a r i n g a n ( n e c r o s i s ) ,
menyusutkan selaput lendir
disamping kerusakan pada
hati, jantung dan otak dan
dapat menyebabkan
kematian. Bila terhisap
dalam jumlah sedikit
namun
dalam
w a k t u
y a n g
r e l a t i f
lama dapat mengakibatkan iritasi
pernapasan, muntah dan pusing.
Sebenarnya, hampir semua jaringan tubuh
mempunyai kemampuan untuk memecah dan
memetabolisme formaldehida, yakni menjadi asam
format yang dikeluarkan melalui urine. Disamping itu,
formaldehyde dapat dikeluarkan sebagai CO2 dari
dalam tubuh.
Dalam International Programme on Chemical
Safety (IPCS) disebutkan bahwa batas toleransi
formaldehida yang dapat diterima tubuh dalam
bentuk air minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam
satu hari asupan yang dibolehkan adalah 0,2 mg,
sedangkan National Institute for Occupational Safety
and Health (NIOSH) menyatakan formaldehida
berbahaya bagi kesehatan pada kadar 20 ppm
Bahan tambahan
Bahan Tambahan yang dilarang digunakan
dal am m ak anan se sua i
Peraturan Menkes RI No. 722 /
Menkes / Per / IX / 1988 dan
perubahannya No. 1168/
Menkes/Per/IX/1999 adalah :
Asam Borat (Boric Acid) dan
senyawanya.
Asam Salisilat dan garamnya
(Salisylic Acid and its salt)
Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocabonate, DEPC)
Dulsin (Dulcin)
Kalium Klorat (Potassium
Chlorate)
K l o r a m f e n i k o l
(Chloramphenicol)
M i n y a k N a b a t i y a n g
dibromidasi (Brominated
Vegetable Oils)
Nitrofurazon (Nitrofurazone)
Formalin (Formaldehyde)
Kalium Bromat (Potassium
Bromate)
30
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
JEJARING
KEMITRAAN
JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN
SANITASI DAN DAMPAK RISIKO LINGKUNGAN
Oleh : Isha Ali Wardhana, SKM, MKM
I. LATAR BELAKANG
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan
pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia, hal ini
tercermin dari kegiatan operasionalnya, dimana sekitar
65% dari total arus barang diangkut melalui Pelabuhan
Tanjung Priok. Hal ini menjadikan Pelabuhan Tanjung
Priok sebagai sentra aktifitas ekonomi, namun dibalik
itu ada potensi kemungkinan terjadinya penyebaran
penyakit menular yang dibawa oleh sarana
pengangkut, orang, binatang dan vektor-vektor
lainnya yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok,
serta yang berasal dari lingkungan pelabuhan itu
sendiri.
Untuk melindungi masyarakat pelabuhan dari
ancaman penyakit yang ditimbulkan karena sanitasi
yang kurang baik, maka perlu adanya peningkatan
upaya pengawasan dan pengendalian sanitasi dan
dampak risiko lingkungan di wilayah pelabuhan.
Pengawasan dan pengendalian sanitasi di wilayah
Pelabuhan harus dilakukan secara profesional
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
pelayaran nasional maupun internasional bahwa
pelabuhan-pelabuhan di Indonesia telah mampu
melaksanakan pengawasan sanitasi baik sarana
maupun prasarana di pelabuhan.
Sesuai Permenkes 356 tahun 2008 bahwa
Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan
sanitasi lingkungan, yang didalam pelaksanaan
tugasnya tidak bisa berjalan sendiri, tetapi perlu
melakukan koordinasi dengan para stake holder yang
ada di pelabuhan.
Oleh karena itu pelaksanaan jejaring kerja dan
kemitraan sanitasi dan dampak risiko lingkungan ini
perlu sekali dilakukan, dengan harapan pihak stake
holder bisa melakukan upaya pengendalian sanitasi
dan meminimalisir dampak risiko lingkungan setidaknya
di lingkungan sekitarnya masing-masing, sehingga ber-
sama-sama Kantor Kesehatan Kelas I Tanjung Priok da-
pat mewujudkan Pelabuhan Tanjung Priok yang sehat.
II. PELAKSANAAN PERTEMUAN
Waktu Pelaksanaan
Pertemuan Jejaring ini dilaksanakan pada
tanggal 11 - 13 Maret 2010, di Hotel Dwima, Bogor Jawa
Barat.
Peserta Pertemuan
Peserta yang hadir sesuai dengan yang telah
direncanakan, yaitu sebanyak 30 orang dan
Narasumber 5 orang, berasal dari :
Subdit Pengamanan Limbah Direktorat Penyehatan
Lingkungan Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI
Subdit Penyehatan Air Direktorat. Penyehatan
Lingkungan Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI
Ka. Si. Pengendalian Masalah Kesehatan
Sudinkesmas Jakarta utara
Ka. Bid. ADKL BBTKL PPM Jakarta
Ka. Bid UKLW KKP Kelas I Tanjung Priok
Jalannya Pertemuan
1. Pembukaan pertemuan pada hari Kamis pukul
19.00 WIB tanggal 11 Maret 210.
2. Diskusi Panel pada tanggal 12 Maret 2010 :
Panel I (pertama) : materi Profil dan Evaluasi
31
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Program KKP Kelas I Tanjung Priok, materi Program
Pengawasan Penyehatan Air dan materi Program
Pengawasan Limbah
Panel II (kedua) : Sanitasi & Dampak Risiko
Lingkungan di Wilayah Jakarta Utara, materi Peran
dan fungsi BBTKL PPM Jakarta dalam Melakukan
Analisis Risiko Lingkungan di Pelabuhan, dan materi
Dampak Risiko Lingkungan terhadap Kesehatan
Manusia
3. Pada tanggal 13 Maret 2010 dimulai dengan acara
Rencana Tindak Lanjut dalam Pengendalian Risiko
Lingkungan di Pelabuhan (Mewujudkan Pelabuhan
Sehat) dan dilanjutkan dengan perumusan
Kesepakatan bersama oleh peserta yang hadir.
4. Penutupan pertemuan pada tanggal 13 Maret 2010
III. HASIL PERTEMUAN
Hasil dari pertemuan ini adalah rencana tindak
lanjut dalam bentuk kesepakatan bersama antara KKP
Kelas I Tanjung Priok dengan para stake holder dalam
upaya pengendalian sanitasi dan dampak risiko
lingkungan di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai berikut:
A. Alur pelaporan dan umpan balik Pengawasan
Kualitas Air :
1. Di Daratan
KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. METITO dan
sebaliknya
KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. PELINDO II dan
sebaliknya
KKP Kelas I Tanjung Priok ke ADPEL Utama
Tanjung Priok dan sebaliknya
2. Di Kapal
KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. PELINDO II dan
sebaliknya
B. Alur pelaporan dan umpan balik Pengawasan
Sampah/ Limbah
KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. Pabrik Cat & Tinta
Pacific dan sebaliknya
KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. DOK I & II dan
sebaliknya
KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. KBN Zona Tanjung
Priok dan sebaliknya
KKP Kelas I Tanjung Priok ke Koperasi KS TKBM
Tanjung Priok dan sebaliknya
C. Pengawasan TPM
Dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok
kepada seluruh instansi di Pelabuhan.
D. Sanitasi Lingkungan (HSGB dan PUAT)
Dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok kepada
seluruh instansi di Pelabuhan.
E. Pelaporannya kepada PT. PELINDO II dan ADPEL
UTAMA Tanjung Priok.
F. Informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan hasil
pengawasan TPM dan HSGB dari KKP Kelas I Tanjung
Priok sesuai kebutuhan tiap instansi.
G. Metode laporan dan umpan balik dilakukan dengan
cara :
Berkunjung ke antar instansi.
Mengirimkan surat/ fax/ e-mail, sesuai dengan
kebutuhan.
IV. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan Jejaring Kerja
dan Kemitraan dalam rangka Pengendalian Sanitasi
dan Dampak Risiko Lingkungan di Pelabuhan Tanjung
Priok. Kegiatan ini dilakukan agar KKP Kelas I Tanjung
Priok dan Stake holder terkait mampu menjaga dan
meningkatkan sanitasi dan juga mengendalikan
dampak risiko lingkungan di sekitar wilayah lingkungan
kerja masing-masing, sehingga kedepannya dapat
terwujud Pelabuhan Sehat di Tanjung Priok.
32
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
PANDAN, KUCING DAN ANJING
DALAM KEHIDUPAN KITA SEHARI - HARI
Oleh : Ny. Bertha M. Pasolang, SSos.
FLORA
Dan
FAUNA
Daun pandan
Pandan adalah jenis tumbuhan yang memiliki aroma
wangi yang sangat khas.
Pandan tumbuh tegak
keatas, daunnya tebal dan
a g a k l e b a r n a m u n
memanjang dan ujungnya
runcing
D a l a m
tradisi masakan
k ha s J aw a,
daun pandan
m e r u p a k a n
k o m p o n e n
p e n t i n g .
T u m b u h -
tumbuhan ini
dapat ditanam di pekarangan atau halaman rumah
dan dapat tumbuh liar di tempat – tempat yang
teduh. Daunnya memanjang seperti daun palem dan
tersusun rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm.
Kegunaan
Daun pandan biasa digunakan dalam pembuatan
kue atau masakan lain seperti kolak, bubur sumsum,
bubur beras, bubur
kacang hijau, bubur
ketan hitam, dan lain –
lain.
Bahkan, pada saat
menanak nasi, daun
pandan juga kerap kali
dimasukkan di sela-sela
nasi dengan maksud
agar nasi menjadi harum.
Burger yang dilapis oleh daun pandan, rasa dan
aromanya terasan enak dan nikmat disantap. Aroma
harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya
masih cukup segar.
Ikan gurame bakar yang dililit daun pandan, akan
terasa lebih enak, harum dan segar.
Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga
d i p a k a i
s e b a g a i
sumber warna
h i jau b agi
m a k a n a n ,
s e b a g a i
k o m p o n e n
hiasan dalam penyajian makanan, dan juga sebagai
bagian dalam rangkaian bunga di pesta
perkawinan, sebagai pengharum ruangan.
Selain untuk masakan, daun pandan kini menjadi
lebih berguna yakni untuk campuran produk-produk
kecantikan.
Untuk mengahalau beberapa jenis serangga dalam
ruangan, seperti lipan.
Untuk mencegah adanya kutu dalam beras,
masukkan beberapa lembar daun pandan pada
tempat penyimpan beras.
Wewangian bunga untuk ―nyekar‖, selalu tidak
melupakan irisan daun pandan yang sangat berbau
khas Nusantara.
Kerajinan tangan anyaman tikar dari daun pandan
yang pengeringannya dengan cara ditekan
tumpukan kertas koran, akan tampak indah yang
33
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Kucing merupakan salah satu dari hewan
peliharaan manusia yang juga tinggal serumah
dengan pemiliknya. yang paling terkenal di dunia.
Pada jaman sekarang
kucing memperoleh
makanan dari pemiliknya,
bahkan banyak pemilik
kucing memberikan menu
makanan yang mewah
bagi kucing yang
dimilikinya. Apabila kucing
peliharaan tersebut
dilepaskan tanpa
diberikan makanan maka kucing tersebut tidak akan
bisa mencari makanan sendiri karena kucing tersebut
sudah terbiasa makan makanan yang enak tanpa
mencari makanan sendiri.
Pada jaman dahulu, disamping sebagai
binatang peliharaan tetapi juga dipakai sebagai
penjaga rumah karena
kucing akan mengejar
tikus atau binatang lain
yang masuk rumah untuk
dijadikan makanannya.
Pada jaman sekarang ???
Kucing akan membiarkan
tikus yang berlarian di
hadapannya bahkan tidak jarang ada kucing yang
menghindar dari tikus saat tikus berlarian di
hadapannya.
Ada banyak jenis kucing peliharaan di bumi
kita ini, dari yang
b e r b a d a n k e c i l
s a m p a i y a n g
berbadan besar; ada
yang berbulu tebal
sampai yang berbulu
biasa, ada yang
memiliki bulu sekujur tubuh yang sama sampai yang
belang – belang, dll.
Kucing memiliki simbol – simbol untuk
mengungkapkan sikap dan perasaannya :
Kasih sayang diungkapkan dengan cara menjilat –
j i lat anaknya atau
pemiliknya
Berahi d iungkapkan
dengan cara bersuara
berteriak – teriak saat
pada pasangannya
Lap ar d iungkapkan
dengan cara bersuara
teriakan halus sambil tanpa berhenti mengejar
pemiliknya.
Rasa marah diungkapkan dengan cara menggeram
dan mengibas – ibaskan
ekornya.
R a s a s e n a n g
diungkapkan dengan
c a r a c a r a
m e n g e n d u s k a n
kepalanya ke baju atau
badan tuannya
Ingin bermalas - malasan diungkapkan dengan cara
tiduran tanpa peduli sekelilingnya
Ingin bercanda dengan temannya diungkapkan
dengan cara menggaruk - garuk kukunya, menggigit
perlahan dan meloncat - loncat
Ingin bercanda dengan pemiliknya diungkapkan
dengan cara menggigit perlahan anggota badan
dan apapun yang dikenakan oleh pemiliknya sambil
meloncat - loncat di hadapan pemiliknya
Dan lain - lain
Nah, apabila ada binatang lain yang simbol
sama namun untuk mengungkapkan sikap dan
perasaan yang berbeda maka kedua binatang
tersebut akan sulit untuk hidup secara berdampingan.
34
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang
disukai manusia. Hewan ini telah mengalami
domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu
atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu
berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan
test DNA.
Anjing telah berkembang menjadi ratusan ras
dengan berbagai macam variasi, mulai dari anjing
tinggi badan beberapa
puluh cm, warna bulunya
beraneka ragam, mulai
dari putih sampai hitam,
juga coklat, abu – abu, dll.
Disamping itu itu, bulunya
ada yang sangat pendek
hingga yang panjangnya bisa mencapai beberapa
sentimeter, ada yang lurus sampai ada yang tebal,
bahkan ada yang lembut seperti wol.
Anjing merupakan hawan sosial yang
menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal
bersama manusia, dan
diajak bersosialiasi
dengan manusia dan
anjing yang lain.
Kesetiaan dan
pengabdian tidak
diragukan lagi oleh para
penggemar dan pelimik
anjing. Pemilik anjing sangat menghargai kesetiaan
dan pengabdian anjing dan menganggapnya
sebagai anggota keluarga sendiri. Anjing tidak
membedakan pemilik dengan rekan sesama anjing
yang masih satu kelompok.
Para pemilik anjing merasa senang
memelihara anjing karena anjing dianggap sebagai
binatang yang mempunyai
kecerdasan cukup tinggi
dan setia. Anjing terkenal
dapat mematuhi dan
menjalankan berbagai
macam perintah para
pemiliknya.
Anjing memiliki otot yang kuat, tulang
pergelangan kaki yang bersatu, kecepatan berlari,
serta gigi untuk menangkap dan mencabik mangsa.
Indera pendengaran
Anjing bisa mendengar suara frekuensi rendah
dan suara frekuensi tinggi, namun masih kalah dari
pendengaran kucing.
Nam un , a n j i n g b i sa
menggerak - gerakkan
daun telinga agar cepat
bisa menentukan lokasi
s u m b er s u a r a ya n g
sebenarnya. Anjing mampu menentukan sumber suara
lebih cepat dari manusia, sekaligus bisa mendengar
suara yang sumbernya empat kali lebih jauh yang
dapat didengar manusia.
Indera penciuman
Pelatih anjing pelacak sudah mengerti bahwa
anjing tidak mungkin lagi diajar untuk melacak bau-
bauan di atas kemampuan
alami yang dimiliki sejak
lahir. Anjing hanya dapat
dimotivasi sebaik-baiknya
dan diajar agar bisa
berkonsentrasi pada jejak
bau yang utama. Anjing pelacak yang terlatih harus
bisa mengabaikan
berbagai jejak bau yang
lain. Anjing yang tidak
terlatih biasanya senang
sekali mengendus berbagai
macam bau selain jejak
bau yang diperintahkan. Sewaktu melakukan
pekerjaan yang meletihkan
bagi anjing pelacak (misalnya
mencari barang selundupan
di atas kapal), anjing harus
dimotivasi agar mau kerja
keras dalam jangka waktu
yang lama.
35
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Makanan
Anjing tidak sama dengan kucing yang
tergolong karnivora sejati, anjing tidak bergantung
pada protein daging
tertentu atau makanan
tinggi protein untuk
memenuhi kebutuhan
makan yang paling dasar.
Anjing bisa mencerna
dengan baik berbagai macam makanan, termasuk
sayur - sayuran yang dapat dikonsumsi anjing dalam
porsi yang besar.
Anjing peliharaan bisa bertahan hidup sehat
hanya dengan makanan vegetarian yang diramu
dengan baik, khususnya
yang mengandung susu
dan telur. Pemberian
makanan dengan protein
yang berlebihan dari
tingkat yang dibutuhkan
akan tidak ada
manfaatnya bagi anjing.
Anjing juga memiliki simbol – simbol untuk
mengungkapkan sikap dan perasaannya :
K a s i h s a y a n g
diungkapkan dengan
cara mengendus dan
menjilat – jilat anaknya
atau pemiliknya
Berah i d iungkapk an
dengan cara mencium -
cium dan mengendus -
e n d u s p a n t a t
pasangannya pada saat
pasangannya berada
didekatnya.
Lapar diungkapkan dengan cara bersuara teriakan
halus ―ngik‖ sambil tanpa berhenti mengejar
pemiliknya.
Rasa marah diungkapkan dengan cara berteriak
menggonggong tanpa berhenti, selanjutnya
kemungkinan akan menggigit .
Rasa senang diungkapkan dengan cara
mengenduskan kepalanya ke baju atau badan
pemiliknya dan mengibas – ibaskan ekornya
Ingin bermalas - malasan diungkapkan dengan cara
tiduran tanpa peduli sekelilingnya
Ingin bercanda dengan saudara atau temannya
diungkapkan dengan cara menggigit - gigit perlahan
dan meloncat - loncat serta bergulat dengan teman
atau saudara sepermainannya
Ingin bercanda dengan pemiliknya diungkapkan
dengan cara menjilat - jilat, menggigit perlahan
anggota badan dan apapun yang dikenakan oleh
pemiliknya sambil meloncat - loncat di hadapan
pemiliknya, dan lain - lain
Nah disinilah perbedaan simbol yang dipakai
kucing dan simbol yang dipakai anjing dalam
kehidupannya sehari - hari. Kucing mengibaskan ekor
berarti marah sedang anjing mengibaskan ekor berarti
senang. Pada saat anjing dengan rasa senang
mendekati kucing namun kucing merasa bahwa anjing
lagi marah dan akan menyerang dirinya maka si kucing
secepatnya menyerang anjing terlebih dahulu.
Demikianlah maka kedua binatang ini selalu saling
tidak cocok dan saling menyerang.
36
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
KAJIAN
Dan
DIKLAT
PELATIHAN FUMIGASI KKP KELAS I TANJUNG PRIOK
Oleh : Agus Syah FH, SKM
LATAR BELAKANG
Berkaitan dengan IHR tahun 2005, KKP di
seluruh Indonesia yang berada di pintu masuk negara
dituntut tidak hanya mampu mencegah masuk dan
keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular
potensial wabah, namun juga harus siap
menyelesaikan masalah kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia Internasional
(Public Health Emergency of International Concern).
Hal ini merupakan suatu tantangan yang harus dapat
kita atasi karena apabila KKP/ Indonesia tidak dapat
memenuhi aturan yang disepakati dalam IHR, maka
dunia internasional akan mengucilkan atau
memberikan larangan perjalanan (travel warning)
berkunjung ke Indonesia, sebab kita dianggap tidak
serius dalam menangani permasalahan Public Health
Emergency of International Concern yang pada
akhirnya akan berimbas kepada perkembangan
perekonomian dan sosial Indonesia secara nasional
bahkan internasional.
Berdasarkan UU No. 1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut, pes termasuk golongan penyakit
karantina yang perlu diawasi dan dikendalikan
penyebarannya. Salah satu upaya pengendalian
terhadap penyakit pes adalah melakukan kegiatan
deratisasi (hapus tikus) dengan menggunakan fumigan
yang merupakan bahan kimia (gas) beracun, antara
lain HCN, Methyl Bromida (CH3Br) dan Sulfur Dioksida
(SO2). Sedangkan yang boleh dipakai untuk kegiatan
fumigasi saat ini hanya methyl bromida saja.
Dalam pelaksanaannya kegiatan deratisasi
(hapus tikus) dengan cara fumigasi ini merupakan
tindakan karantina yang berada di bawah
pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),
sedang penyelenggaraannya dilakukan oleh sektor
swasta/ Badan Usaha Swasta (BUS). Mengingat sifat
racun dari fumigan tersebut sangat berbahaya maka
penggunaannya harus dilakukan oleh tenaga yang
memiliki kompetensi dibidang per-fumigasian, sehingga
pelaksanaannya benar (sesuai prosedur), aman (tidak
membahayakan) serta dapat berhasil guna dan
berdaya guna.
Oleh karena itu, baik sektor pemerintah (KKP)
sebagai pengawas maupun sektor swasta (BUS)
sebagai penyelenggara fumigasi, harus memiliki
tenaga bersertifikasi sesuai kompetensi tersebut di atas,
hal ini dapat diperoleh melalui Pelatihan Fumigasi
Kapal. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Priok yang memiliki fungsi pendidikan dan pelatihan
teknis, pada kesempatan ini berinisiatif
menyelenggarakan Pelatihan Fumigasi Kapal tersebut.
Sesuai dengan PerMenKes RI No. 356/Menkes/
Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan, KKP mempunyai tugas
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas
batas darat negara.
Tentunya kewajiban kita untuk selalu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, baik itu
pengetahuan umum maupun keterampilan khusus
37
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
dalam menunjang kesiapan kita menjawab
tantangan permasalahan dunia, termasuk dalam
melaksanakan pengawasan dan pengendalian
vektor/ tikus di pelabuhan, karenanya diperlukan
tenaga yang handal dan profesional. Untuk
memperoleh kemampuan tersebut, maka perlu
diselenggarakan pelatihan bagi petugas Kantor
Kesehatan Pelabuhan.
PELAKSANAAN PELATIHAN
Waktu Pelaksanaan
Pelatihan Fumigasi Kapal dilaksanakan pada tanggal
04 s.d 08 Mei 2010.
Tempat Pelaksanaan
Pelatihan Fumigasi Kapal dilaksanakan di Wisma
Industri, Bogor dan Pelabuhan Tanjung Priok untuk
pelaksanaan praktek fumigasi kapal.
Peserta
Jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 orang sesuai
yang telah direncanakan (Tabel 1), terdiri dari :
KKP Kelas I sebanyak 10 orang
KKP Kelas II sebanyak 10 orang
KKP Kelas III sebanyak 10 orang
Metode Pelaksanaan Pelatihan
Metode yang dipakai dalam pelatihan ini yaitu :
presentasi/ ceramah, tanya jawab/ diskusi, studi kasus,
Simulasi dan Praktek lapangan (insitu).
HASIL PELATIHAN
A. Penilaian Terhadap Peserta
1. Peserta dinilai berdasarkan :
Nilai pre test, dengan kategori :
Baik dengan nilai 71-80 sebanyak 1 orang
Cukup dengan nilai 61-70 sebanyak 1 orang
Kurang dengan < nilai 60 sebanyak 28 orang
Dengan demikian sebagian besar peserta
tergolong pada kategori kurang.
2. Nilai post test, dengan kategori :
Amat baik, nilai lebih dari 80 sebanyak 9 orang
Baik, nilai 71-80 sebanyak 14 orang
Cukup, nilai 61 - 70 sebanyak 4 orang
Kurang, < nilai 60 sebanyak 3 orang
Dengan demikian sebagian besar peserta
tergolong pada kategori baik, menunjukkan bahwa
telah terjadi peningkatan nilai pada saat post test. Dari
hasil uji statistik dengan menggunakan t Test before –
after pada alfa 0,05 menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan
post test. Hal ini berarti proses pembelajaran selama
pelatihan telah berhasil meningkatkan kemampuan
peserta dalam bidang fumigasi kapal.
B. Penilaian Terhadap Proses Pembelajaran
Pada evaluasi ini, peserta diberikan kesempatan untuk
menilai narasumber dan fasilitator dalam proses
pembelajaran selama pelatihan dengan
menggunakan format evaluasi yang dilaksanakan
pada saat akhir materi
Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa
narasumber dan fasilitator yang telah memberikan
materi dalam proses pelatihan ini bermanfaat bagi
pengembangan dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Yang tergolong pada kategori baik
sebesar 48,7%, dan yang tergolong kategori cukup
sebesar 42% sedangkan yang tergolong kategori
kurang sebesar 9,3%. Hal ini berarti peserta merasa
bahwa narasumber dalam pelatihan ini sudah
menyampaikan materinya dengan baik.
C. Penilaian Terhadap Penyelenggara
Evaluasi terhadap keseluruhan penyelenggaraan
Pelatihan Fumigasi Kapal ini dinilai baik oleh peserta,
baik materi yang sudah diberikan di kelas maupun
yang diberikan di lapangan. Dari poin penilaian
akomodasi yang meliputi ruang kelas, ruang tidur dan
makanan dan minuman yang disajikan, peserta
merasa cukup puas.
38
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
ANEKA
PERISTIWA
PENANGANAN GAWAT DARURAT MEDIK NASIONAL
dr.Laily Shofiyah
A. Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Bantuan Hidup Dasar bertujuan untuk mencegah
berhentinya nafas dan berhentinya sirkulasi melalui
tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Indikasi BHD yaitu bila terjadi henti nafas (tidak ada
pergerakan dada, serta tidak ada hembusan nafas
dari hidung atau mulut) dan henti jantung (denyut
nadi tidak teraba, kulit pucat dan akral dingin).
Fase penilaian BHD meliputi:
Airway (membuka jalan nafas) yaitu dengan cara
menelentangkan penderita pada permukaan
rata, membuka jalan nafas dengan metode
tengadah kepala topang dagu serta menilai
fungsi pernafasan spontan atau tidak.
Breathing yaitu memberikan pernafasan buatan
dengan metode mulut ke mulut, metode mulut ke
hidung dan metode kantong ventilasi. Bila pulsasi
arteri carotis sudah teraba, dilanjutkan pernafasan
buatan sampai terjadi nafas spontan. Bila pulsasi
arteri carotis tidak teraba, dilakukan kompresi
jantung luar.
Circulation yaitu melakukan kompresi/ penekanan
terhadap jantung dari luar apabila upaya
membebaskan jalan nafas tidak berhasil dan pulsasi
arteri carotis tidak teraba.
Apabila dengan upaya membebaskan jalan nafas,
pemberian nafas buatan dan penekanan dada
penderita tidak sadar juga, maka dilakukan teknik
kombinasi yaitu menyatukan pemberian nafas buatan
dengan kompresi dada dengan perbandingan 2 : 30.
Teknik kombinasi dinyatakan berhasil apabila ada
tanda-tanda : nadi mulai berdenyut, pernafasan mulai
spontan dan warna kulit mulai kemerahan.
B. PENANGANAN KORBAN CEDERA
Trauma yang paling sering terjadi yaitu trauma yang
diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan trauma dan
waspada terhadap jenis perlukaan maka penting
untuk mengerti tentang biomekanik trauma.
Penilaian dan pengelolaan awal penderita trauma:
Melakukan survey primer yaitu menilai keadaan
penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis
perlukaan, stabilitas tanda-tanda vital dan
mekanisme trauma .
Melakukan resusitasi dan monitoring hasil resusitasi
berdasarkan Respirasi rate, denyut nadi, tekanan
darah, suhu tubuh dan kesadaran penderita.
39
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Melakukan survey sekunder yang dilakukan setelah
survey primer dan penanganan gangguan ABC
selesai, meliputi pemeriksaan kepala sampai kaki
(head to toe examination) termasuk pemeriksaan
tanda-tanda vital.
Trauma Kepala
Jenis trauma kepala:
Patah atap/ dasar tengkorak
Gegar Otak Ringan (Komusio Cerebri)
Gegar Otak Berat (Kontusio Cerebri)
Perdarahan dalam tengkorak
Gejala Umum Trauma Kepala:
Penurunan kesadaran
Mengalami pingsan
Nyeri kepala
Muntah
Pupil mata melebar
Tanda-tanda vital menurun
Gangguan fungsi organ vital (tergantung saraf yang
rusak)
Penanganan Trauma Kepala:
Lakukan survey primer (ABC)
Waspadai adanya patah tulang leher dengan
memasang spalk leher
Hentika perdarahan dan lakukan balut bidai jika
perlu
Evakuasi ke rumah sakit
Trauma Dada
Keadaan yang harus dikenal pada saat survey primer
pada truma dada:
Adanya udara pada rongga dada
Adanya darah pada rongga dada
Patah tulang iga
Luka pada jantung
Trauma Perut
Gejala dan tanda yang ditimbulkan oleh dua hal :
Pecahnya organ solid, seperti hati dan limpa, yang
ditandai dengan nyeri perut ringan sampai nyeri hebat,
penderita tampak pucat, syok dan bila perdarahan
hebat perut makin membesar.
Pecahnya organ lumen / berongga, seperti lambung
dan usus, yang ditandai dengan nyeri seluruh perut,
nyeri tekan dan nyeri lepas.
Gejala Umum Trauma Dada dan Perut:
Jejas di dada/perut, Gangguan pernafasan, Gangguan
jantung, Dada tidak simetris, Nyeri, Nyeri tekan dan nyeri
lepas, Krefitasi (bila terjadi patah tulang)
Penanganan Trauma Dada dan Perut:
Airway dan Breathing
Circulation
Disability (tingkat kesadaran)
Apabila ditemukan usus yang menonjol keluar, ditutup
dengan kasa steril yang lembab supaya usus tidak
kering. Apabila ada benda yang menancap jangan
dicabut, tetapi fiksasi benda tersebut terhadap dinding
dada
Segera evakuasi ke rumah sakit
Patah Tulang (Fraktur)
Tanda-tanda Fraktur : Bagian yang patah membengkak,
Daerah yang patah nyeri bila ditekan, Terjadi perubahan
bentuk pada anggota badan yang patah, Anggota
badan yang patah mengalami gangguan fungsi, Bunyi
krepitasi, Perdarahan, Gerakan abnormal
40
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Macam Patah Tulang:
Patah tulang tertutup
Patah tulang terbuka
Penanganan Patah Tulang:
Kontrol ABC
Hentikan perdarahan bila ada
Tutup luka dengan kasa steril
Lakukan pembidaian pada tulang yang patah
LUKA DAN PERDARAHAN
Macam-macam Luka: Luka Iris, Luka robek, Luka
memar, Luka tusuk, Luka lecet, Luka tembak.
Penanganan Luka pada umumnya:
Bersihkan luka dengan air bersih / cairan anti septik
Penekanan luka dengan verband dan plester
Pada luka memar kompres dengan air es
Balut luka dengan pembalut steril
Pada luka tusuk, penutup luka dipakai juga untuk
fiksasi benda yang menancap
Gejala Syok Akibat Perdarahan:
Kesadaran menurun
Nafas cepat
Nadi cepat dan kecil
Kulit dingin terutama di ujung jari, lembab dan
pucat
Adanya perdarahan
Penanganan Syok akibat Perdarahan:
Selalu perhatikan ABC
Kontrol dan hentikan perdarahan
Tinggikan tungkai (20-30 cm) atau posisi kepala lebih
rendah bila tidak ada cedera dada, perut dan
tungkai agar otak dan jantung mendapatkan
banyak darah
Jaga tubuh korban tetap hangat
Bila perdarahan sulit diatasi, kirim ke rumah sakit
LUKA BAKAR
Penyebab Luka Bakar : Panas (api, air panas, uap
panas, panas permukaan), Kimia (asam, basa, alkali),
Listrik , Radiasi (sinar-X, sinar matahari, nuklir)
Derajat Luka Bakar:
Derajat I : hanya mengenai lapisan epidermis, nyeri
Derajat II : mengenai lapisan epidermis dan
sebagian lapisan dermis, nyeri hebat
Derajat III : Mengenai epidermis dan seluruh lapisan
dermis atau bahkan jaringan lemak dibawahnya,
tidak terasa sakit
Penanganan Pertama pada Luka Bakar:
Akibat Suhu Panas/ Api : buka pakaian yang
terbakar, guyur dengan air dingin, bila ada
gelembung jangan dipecah, tutup luka bakar
dengan kain steril, bila keadaan umum penderita
jelek segera rujuk ke rumah sakit
Akibat Zat Kimia : Proteksi diri, semprot luka dengan
air mengalir, lindungi bagian yang tidak terkena,
lepaskan pakaian yang terkena zat kimia, setelah
bersih bawa ke rumah sakit
Akibat Listrik : pindahkan penderita dari sumber listrik,
bila terjadi henti jantung segera lakukan resusitasi,
rawat luka bakar dengan dibalut kain steril, segera
bawa ke rumah sakit
Akibat Radiasi : jarang terjadi dan
perkembangannya sangat lambat
41
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Bila Luka Bakar derajat sedang / berat tidak segera
ditanggulangi, maka akan mengakibatkan: Syok
hipovolemik, Kekurangan cairan dan elektrolit, Infeksi,
Gagal ginjal akut, Masalah pernafasan
KERACUNAN
Gejala Keracunan secara umum ; Bau yang khas dari
racun, Penurunan kesadaran, Kejang-kejang,
Perubahan pupil (melebar/mengecil), Gangguan
pernafasan (sesak), Gangguan denyut jantung
(berdebar), Keringat dingin
Penanganan Pada Kasus Keracunan:
Pada kasus keracunan yang tertelan dengan prinsip:
proteksi diri, memperbaiki ABC, memuntahkan racun
(kecuali racun yang korosif), memberikan susu dan
karbon aktif (norit)
Pada kasus keracunan yang terhisap dengan prinsip:
proteksi diri, menjauhkan penderita dari sumber
racun, membaringkan penderita dengan kepala
lebih tinggi supaya memudahkan pernafasan,
memperbaiki ABC (tapi tidak melakukan pernafasan
buatan dari mulut ke mulut atau mulut ke masker),
memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi
(dengan non rebreathing face mask)
Pada kasus keracunan yang terserap melalui kulit
dengan prinsip: proteksi diri, menjauhkan penderita
dari sumber racun, memperbaiki ABC, melepaskan
penderita dari baju yang terkena racun,
membersihkan atau mencuci racun dengan air
mengalir
Pada kasus keracunan yang disuntikkan dengan
prinsip: proteksi diri dan lingkungan, memperbaiki
ABC, memproteksi penderita supaya tidak melukai
dirinya dan lingkungan, memuntahkan racun,
memonitor tanda-tanda vital, segera merujuk ke
rumah sakit
EVAKUASI KORBAN
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
evakuasi korban:
Siapa penderita yang harus segera diangkat atau
dipindahkan, penderita yang sudah mendapatkan
pertolongan pertama dan penderita yang berada
ditempat yang berbahaya merupakan penderita
yang mendapatkan prioritas
Bila curiga adanya patah tulang leher dan tulang
belakang, maka pasang spalk leher dan scoop
strecther
Jenis/ cara pemindahan dan pengangkatan ada 2
jenis yaitu pemindahan emergensi dan
pemindahan non emergensi
Mekanika tubuh penolong saat mengangkat, kaki
menjadi tumpuan utama saat mengangkat
Panduan dalam pengangkatan, pemimpin proses
evakuasi berada dibelakang barisan/ tandu/
terdekat ke bagian kepala penderita
Perlengkapan untuk memindahkan
42
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Melakukan evakuasi korban dengan syarat keadaan
umum penderita sudah stabil, kecuali bila berada di
lingkungan yang mengancam, maka penderita harus
segera dipindahkan dengan menjaga jalan nafas
tetap terbuka.
Mengangkat dan memindahkan penderita dengan
alat yang tepat seperti tandu, brankar, tandu sekop
(Scoop Stetcher, Ortopaedic Stetcher) maupun Long
Spine Board.
TENGGELAM
Prinsip menyelamatkan diri :
Dari Arus balik (undertows): tetap tenang dan
berdiri dengan kuat saat terbawa ke pantai
Dari Arus pantai (rip currents): jangan melawan arus
dan berenang melintasi arus hingga sampai
ketempat aman
Dari Arus masuk (lateral currents): merupakan arus
yang berbahaya, karena dapat mendorong
ketempat yang berbahaya
Dari Arus sungai: jangan melawan arus,
menghadap keatas/ terlentang dan tetap
berusaha berada dipermukaan, bergerak kaki
dahulu, hindari rintangan dan bergerak diagonal
untuk ke tepi
Dari Arus putar dari dam: tetap tenang,
berpegangan pada benda yang keras sambil
menunggu bantuan, cari dan hindari tumpukan
sampah yang dapat menjadi jebakan arus, bila
tidak dapat memegang benda keras, menyelam
dan jauhi dam, hindari arus yang mengarah
kebawah atau bergerak disepanjang sisi dam
Ciri-ciri Korban Tenggelam:
Korban tidak dapat berenang : Tegak di air, kaki
tidak berfungsi, Mencakar-cakar ke atas, Tidak
dapat mengikuti perintah
Korban tidak pandai berenang atau kelelahan : Kaki
dan tangan bergerak untuk membantu berenang,
Muka menghadap ke penolong, memanggil atau
bergerak, Macam-macam gaya dalam berusaha
Korban pingsan : Biasanya terbenam bila tidak
menggunakan life jacket, Tidak bergerak di air, Bisa
telungkup atau terlentang
Pertimbangan memilih alat bantu: Ketersediaan alat
bantu, Daya apung, Penanganan/ pengoperasian,
Kekuatan, Kekuatan dan fisik penolong, Keberadaan
segera si penolong.
Cara untuk mengeluarkan korban dari air : Angkatan
dibawah lengan, Membopong, Berjalan digandeng/
dipapah, Tarikan satu penolong, Dipikul, Dipikul disalah
satu bahu
Memilih cara membawa korban: Selalu jaga mulut
korban berada dipermukaan, Memberikan kebebasan
bergerak, Memberikan keselamatan yang maksimum
pada korban sadar, Jaga tenaga sesuai dengan
kondisi air dan jarak tempuh.
43
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Akhir - akhir ini muncul berbagai wacana
tentang revisi Undang - Undang Nomor : 1 Tahun 1962
tentang Karantina Laut dan Undang - Undang Nomor : 2
Tahun 1962 tentang Karantina Udara untuk
mengakomodir kebutuhan dan kepentingan nasional
untuk mencegah masuk keluarnya penyakit potensial
kedaruratan kesehatan masyarakat Internasional, khusus
di Pelabuhan, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat,
disamping kepentingan global sesuai tuntutan IHR 2005.
Oleh karena itu, kita harus secara sadar
mengidentifikasi kebutuhan nasional kita, yakni : apakah
kita ingin mengakomodir penyelenggaraan seluruh
fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan ataukah hanya
khusus untuk penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan???
Dibawah ini cuplikan naskah yang disajikan
pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Masyarakat Hukum
Kesehatan Indonesia yang diselenggarakan pada
tanggal 19 - 21 Nopember 2010 di Universitas Yarsi -
Jakarta baru - baru ini.
ASPEK HUKUM PENGENDALIAN KEDARURATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
(TINJAUAN KEBUTUHAN DI PINTU MASUK NEGARA)
Oleh : RBA. WIDJONARKO, SKM, MKes
Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
posisi sangat strategis karena diapit oleh dua benua
dan dua samudera sehingga berada pada jalur
lalulintas alat angkut yang menyebabkan banyaknya
pintu masuk ke wilayah Indonesia. Perkembangan
kemajuan teknologi transportasi menyebabkan
meningkatnya kecepatan waktu tempuh perjalanan
alat angkut beserta muatannya antar negara yang
lebih cepat dari masa inkubasi penyakit sehingga
memperbesar risiko masuk dan keluar penyakit
menular.
Kenyataan menunjukkan bahwa aturan perundang –
undangan di pintu masuk yang kita miliki (Undang –
Undang nomor 1 dan 2 Tahun 1962) hanya untuk
mencegah masuknya penyakit Pes, Kholera, Demam
kuning, Cacar, Tifus bercak wabahi dan Demam bolak -
balik, yang berarti pada saat sudah tidak relevan lagi
untuk mencegah masuknya berbagai penularan
penyakit ke dalam negeri tercinta ini, termasuk untuk
mencegah masuknya penularan Influenza baru A H1N1
yang baru – baru ini merebak. Pada saat itu Undang-
undang tersebut mengacu pada peraturan kesehatan
internasional yang disebut International Sanitary
Regulations (ISR) 1953 yang kemudian diganti dengan
IHR (International Health Regulation 1969), dan pada
Sidang Majelis Kesehatan sedunia tahun 2005 telah
berhasil merevisi IHR 1969 tersebut menjadi IHR Revisi
2005 yang diberlakukan sejak tanggal 15 Juni 2007.
Beban ganda kita bertambah dengan adanya
perubahan paradigma yang diamanatkan dalam
International Health Regulations (IHR) 2005 bahwa
sasaran penanggulangan bukan hanya ditujukan pada
pencegahan penularan penyakit tertentu saja, tetapi
ditujukan pada seluruh kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health
Emergency of International Concern).
Aturan perundang – undangan yang tepat dan
sistematis sangat dibutuhkan sebagai payung hukum di
pintu masuk negara dalam mencegah masuk
keluarnya kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia. Kebutuhan akan payung hukum di
pintu masuk ini perlu segera ditindaklanjuti dengan
upaya penyusunan program legislasi baru sesuai
kebutuhan nasional dan global, sekaligus mencabut
Undang – Undang nomor 1 tahun 1962 tentang
karantina laut dan Undang – Undang nomor 2 tahun
1962 tentang karantina udara serta merevisi peraturan
perundang – undangan yang sudah ada, dengan
ruang lingkup terbatas pada kekarantinaan alat angkut
di Pintu Masuk Negara.
UNDANG - UNDANG PENGENDALIAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT
ataukah
UNDANG - UNDANG WABAH dan KARANTINA KESEHATAN ???
44
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
PENDAHULUAN
Prevalens dan insidens berbagai jenis
penyakit menular di Indonesia masih relatif tinggi,
bahkan penyakit menular yang pada masa lalu relatif
sudah bisa diatasi ternyata munculnya kembali. Beban
ganda menimpa Indonesia oleh munculnya penyakit
Avian influenza (H5N1), yang menunjukkan bahwa
penyakit menular masih merupakan masalah pokok
dalam pembangunan kesehatan.
Kemajuan teknologi tranportasi sangat
menakjubkan belakangan ini, menyebabkan
meningkatnya arus lalu lintas laut, udara maupun darat
dengan kecepatan waktu tempuh perjalanan antar
negara yang lebih cepat dari masa inkubasi penyakit
sehingga memperbesar risiko masuk dan keluarnya pen-
yakit menular. Wilayah Indonesia yang diapit oleh dua
benua dan dua samudera, merupakan posisi yang san-
gat strategis dalam sektor transportasi dan perdagan-
gan walaupun secara otomatis akan menambah ban-
yaknya pintu masuk ke wilayah Indonesia.
Pelabuhan, Bandara dan Pos Lintas Batas
Darat merupakan Pintu Masuk Negara yang menjadi
suatu perlintasan internasional untuk masuk dan ke-
luarnya alat angkut beserta isinya. Alat angkut yang
dimaksud adalah kapal, pesawat dan kendaraan da-
rat, sedang isinya adalah orang dan barang yang men-
jadi muatannya.
Masuknya Influenza A (H1N1) ke wilayah
Indonesia yang penyebarannya dimulai dari Mexico
menunjukkan bahwa upaya pencegahan masuknya
penyakit di Pintu Masuk Negara harus lebih
ditingkatkan. Kita lihat dalam sejarah masuknya
penyakit ke wilayah Indonesia : Pes pada abad 16, DBD
tahun 1968, HIV tahun 1973, Rabies di Flores tahun 2000,
SARS tahun 2003, H5 N1 tahun 2005, virus Polio liar tahun
2005, dan lain – lain. Masuk Pintu mana???
Padahal pada saat ini upaya yang harus
diselenggarakan di Pintu Masuk Negara bukan hanya
untuk mencegah masuknya penyakit menular saja
tetapi lebih dari itu, yakni mengendalikan seluruh
kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia. Hal ini sesuai dengan IHR 2005 (International
Health Regulation 2005) yang diberlakukan sejak Juni
2007 bahwa sebagai anggota Badan Kesehatan Dunia
yang turut menyepakati IHR 2005, kita dituntut untuk
mampu mengendalikan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health
Emergency of International Concern) antar negara
tanpa memberlakukan pembatasan perjalanan dan
perdagangan yang tidak perlu.
Kita lihat akhir – akhir ini maraknya
pengiriman limbah B3 ke wilayah Indonesia, belum lagi
kemungkinan adanya pengiriman paket Pos berisi spora
Anthrax, dan termasuk ancaman NUBIKA lainnya. Sudah
tersediakah peraturan perundang - undangan di Pintu
Masuk Negara untuk memayungi upaya pencegahan
masuknya ancaman kedaruratan kesehatan
masyarakat ke wilayah Indonesia ???
Pembangunan bidang kesehatan
merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan
bukan hanya tanggungjawab sektor kesehatan saja,
tetapi tanggungjawab kita semua sebagai bagian dari
anak bangsa. Kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan
dalam Pembangunan kesehatan secara menyeluruh,
termasuk upaya pengendalian kedaruratan kesehatan
masyarakat di Pintu Masuk Negara. Pengendalian
kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia merupakan tantangan yang semakin berat bila
tanpa kerjasama lintas sektor dan tanpa dukungan
sumber daya yang tersedia di Pintu Masuk Negara yang
memadai. Sumberdaya awal yang sangat dibutuhkan
adalah tersedianya aspek hukum yang memayungi
upaya pengendalian tersebut.
Guna memenuhi kebutuhan payung hukum
yang tepat dan sistimatis dalam Pengendalian
kedaruratan kesehatan masyarakat di Pintu Masuk
Negara maka sangat diperlukan dengan segera
adanya upaya program legislasi untuk menyusun
Undang – Undang Pengendalian Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat di Pintu Masuk.
45
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
ASPEK HUKUM DI PINTU MASUK
Aspek hukum di Pintu Masuk sudah perlu disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi pada saat ini. Payung
hukum yang dipakai sebagai payung hukum
pelaksanaan pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular pada saat ini, antara lain sebagai
berikut :
1. Undang – Undang nomor 1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut (Lembaran Negara Tahun 1962 No-
mor : 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 2373)
Ruang lingkup Undang – Undang ini diarahkan pada
penyelenggaraan kekarantinaan kapal beserta is-
inya dan hanya untuk mencegah keluar masuknya
penyakit Karantina, yakni penyakit Pes, Kholera, De-
mam kuning, Cacar, Tifus bercak wabahi dan De-
mam bolak – balik.
2. Undang – undang nomor 2 tahun 1962 tentang
Karantina Udara (Lembaran Negara Tahun 1962 No-
mor : 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 2374)
Ruang lingkup Undang – Undang ini diarahkan pada
penyelenggaraan kekarantinaan pesawat beserta
isinya dan juga hanya untuk mencegah keluar ma-
suknya penyakit Karantina, yakni penyakit Pes, Khol-
era, Demam kuning, Cacar, Tifus bercak wabahi dan
Demam bolak – balik.
3. Undang – Undang nomor 4 tahun 1984 tentang Wa-
bah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun
1984 Nomor : 20, Tambahan Lembaran Negara No-
mor : 3273)
Ruang lingkup Undang – Undang ini diarahkan
hanya pada penyakit menular saja dan merupakan
upaya penanggulangan pada saat terjadinya wa-
bah penyakit menular (pasal 2 : untuk melindungi
penduduk dari malapetaka yang ditimbulkan wa-
bah sedini mungkin).
Selanjutnya untuk menjalankan Undang – Undang
ini, dibentuk Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991
tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular,
yang secara otomatis ruang lingkupnya juga
diarahkan hanya pada penyakit menular saja dan
merupakan upaya penanggulangan pada saat ter-
jadinya wabah penyakit menular.
4. Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Ke-
sehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor. 144,
Tambahan Lembaran Tahun 1992 Nomor : 5063)
Ruang lingkup Undang – Undang ini diarahkan pada
upaya kesehatan pada umumnya untuk mencegah
penyakit (menular dan tidak menular).
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 356 tahun
2008 tentang Tata Kerja dan Organisasi Kantor Kese-
hatan Pelabuhan
Peraturan Menteri Kesehatan RI hanya memuat ten-
tang tata kerja, organisasi, tugas pokok dan fungsi
Kantor Kesehatan Pelabuhan.
KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia (Public Health Emergency of International
Concern) adalah kejadian luar biasa dengan ciri – ciri
berikut (IHR 2005, pasal 1) :
membahayakan kesehatan masyarakat negara lain
yang penyebarannya lintas internasional, dan
berpotensi memerlukan kerjasama / koordinasi
internasional;
Kejadian yang mungkin merupakan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia, antara
lain (IHR 2005, lampiran 2) :
1. Satu penderita dari Penyakit – penyakit berikut meru-
pakan KLB yang dapat berdampak serius bagi kese-
hatan masyarakat sehingga wajib dilaporkan :
Cacar
Polio oleh strain liar
Influenza yang disebabkan oleh sub – type baru
Severe acute respiratory syndrome (SARS)
2. Penyakit – penyakit berikut harus selalu dianalisa,
karena pengalaman telah membuktikan potensinya
dalam menimbulkan dampak serius bagi kesehatan
masyarakat dan kemampuan menyebarnya secara
internasional :
46
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Kholera
Pes Paru
Demam kuning (Yelow fever)
Viral haemoragyc fever (Ebola, lassa, Marburg)
West Nile fever
Penyakit lain yang penting dari segi nasional dan
regional seperti Dengue, Rift Valley fever, pen-
yakit Meningococcus.
3. Setiap kejadian yang mungkin merupakan PHEIC
termasuk kejadian yang tidak diketahui penyebab
dan sumbernya serta kejadian lain diluar yang ter-
cantum diatas harus dianalisa.
Pergeseran paradigma arah pengendalian
penyakit terjadi dangan adanya pemberlakuan IHR
2005, yang mana arah pengendalian pada IHR 1969
hanya ditujukan pada beberapa jenis penyakit
sedang pada IHR 2005 ditujukan pada semua jenis
ancaman.
Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut
diatas, maka pengendalian kedaruratan kesehatan
masyarakat harus ditujukan pada semua jenis
ancaman, yakni : penyakit menular dan tidak menular
serta kejadian yang tidak diketahui penyebab dan
sumbernya, termasuk NUBIKA.
Sebagai anggota Badan Kesehatan Dunia yang
turut menyepakati IHR 2005, Indonesia dituntut untuk
mampu mengendalikan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health
Emergency of International Concern) antar negara
tanpa memberlakukan pembatasan perjalanan dan
perdagangan yang tidak perlu. Langkah awal yang
sangat dibutuhkan di Pintu Masuk Negara adalah
tersedianya aspek hukum yang memayungi upaya
pengendalian kedaruratan kesehatan masyarakat
yang meresahkan dunia.
DISKRIPSI
Pengendalian kedaruratan kesehatan masyara-
kat yang meresahkan dunia yang ditujukan terhadap
semua jenis ancaman di Pintu Masuk Negara, meru-
pakan pergeseran paradigma bidang kesehatan seir-
ing dangan pemberlakuan IHR 2005. Sebagai anggota
Badan Kesehatan Dunia yang turut menyepakati IHR
2005, Indonesia berkewajiban membangun kapasitas
inti dalam penyiapan sumberdaya, dalam hal ini
adalah payung hukum dalam upaya pengendalian
kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia di Pintu Masuk Negara.
Untuk memenuhi kebutuhan payung hukum
dalam upaya pengendalian kedaruratan kesehatan
masyarakat di Pintu Masuk Negara harus segera dilak-
sanakannya upaya program legislasi nasional untuk
menyusun undang – undang baru secara berencana,
terpadu dan sistematis ataupun merevisi dan men-
cabut undang – undang yang sudah ada.
A. Penyusunan peraturan perundang - undangan baru
Ruang lingkup Undang – Undang nomor 1 tahun
1962 tentang karantina laut dan Undang – Undang
nomor 2 tahun 1962 tentang karantina udara dituju-
kan pada penyelenggaraan kekarantinaan alat
angkut beserta isinya di Bandara dan Pelabuhan,
padahal Pintu Masuk meliputi Bandara, Pelabuhan
dan Pos Lintas Batas Darat; disamping itu Undang –
Undang ini hanya untuk mencegah keluar ma-
suknya penyakit Karantina. Kedua jenis undang –
undang tersebut sudah tidak sesuai dengan kebutu-
han dalam mencegah masuknya semua jenis anca-
man kedaruratan kesehatan masyarakat di Pintu
Masuk.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu peraturan pe-
rundang – undangan baru yang dapat mengako-
modir pencegahan masuknya semua jenis anca-
man kedaruratan kesehatan masyarakat di Pintu
Masuk (Pelabuhan, Bandara dan Pos Lintas Batas
Darat). Rencana penyusunan Undang – Undang
tentang Pengendalian Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat di Pintu Masuk harus segera dilaksana-
kan dan sekaligus mencabut Undang – Undang no-
mor 1 tahun 1962 tentang karantina laut dan Un-
dang – Undang nomor 2 tahun 1962 tentang karan-
tina udara.
47
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Pertama : Penyusunan Undang – Undang tentang
Pengendalian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat di
Pintu Masuk ini sifatnya mutlak dan sangat mendesak
karena dilandasi oleh kebutuhan nasional dan kebu-
tuhan global. Ruang lingkup Undang – Undang terse-
but, diusulkan harus mencakup :
Pengendalian kekarantinaan alat angkut beserta
isinya di Pintu Masuk, meliputi Bandara, Pelabuhan
dan Pos Lintas Batas Darat.
Surveilens epidemiologi dan respon cepat terhadap
kedaruratan kesehatan masyarakat di Pintu Masuk.
Pengendalian Risiko lingkungan di Pintu Masuk,
dalam rangka memastikan kondisi yang aman dari
lingkungan yang berpotensi menimbulkan keda-
ruratan kesehatan masyarakat.
Pelayanan Kesehatan. di pintu masuk dalam
rangka kewaspadaan dini melalui deteksi penyakit
yang berpotensi menimbulkan kedaruratan
kesehatan masyarakat.
Kedua : Penyusunan Undang – Undang tentang
Karannita Kesehatan di Pintu Masuk, dengan ruang
lingkup : Kegiatan kekarantinaan alat angkut
(kendaraan perairan, kendaraan udara dan
kendaraan darat) di Pelabuhan Laut, Bandar Udara
dan Pos Lintas Batas Darat.
B. Penyusunan revisi peraturan perundang – undangan
Ruang lingkup Undang – Undang nomor 4 tahun 1984
tentang Wabah Penyakit Menular hanya ditujukan
pada penyakit menular saja dan merupakan upaya
penanggulangan pada saat terjadinya wabah pen-
yakit menular (pasal 2 : untuk melindungi penduduk
dari malapetaka yang ditimbulkan wabah sedini
mungkin). Guna mengakomodir kebutuhan nasional
maupun kebutuhan global maka Undang – Undang
ini harus segera direvisi, dengan ruang lingkup yang
lebih luas mencakup semua jenis ancaman bagi ke-
sehatan masyarakat. Selanjutnya Peraturan Pemerin-
tah No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wa-
bah Penyakit Menular, secara otomatis juga harus
direvisi untuk menjalankan Undang – Undang hasil
revisi tersebut.
Ruang lingkup Undang – Undang nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan ditujukan pada upaya kesehatan
pada umumnya untuk mencegah penyakit (menular
dan tidak menular). Guna mengakomodir kebutuhan
nasional maupun kebutuhan global maka Undang –
Undang ini juga harus segera direvisi dengan menam-
bahkan ruang lingkupnya yakni pencegahan kejadian
yang tidak diketahui penyebab dan sumbernya.
Undang – Undang nomor 4 tahun 1984 tentang Wa-
bah Penyakit Menular serta Undang – Undang nomor 1
tahun 1962 tentang karantina laut dan Undang – Un-
dang nomor 2 tahun 1962 tentang karantina udara
sekaligus direvisi menjadi Undang – Undang Wabah
dan Karantina Kesehatan.
C. Payung hukum tetap
Payung hukum yang tetap dan telah seiring dengan
kebutuhan nasional maupu kebutuhan global yakni
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 356 tahun 2008
tentang Tata Kerja dan Organisasi Kantor Kesehatan
Pelabuhan
Peraturan Menteri Kesehatan RI. Payung hukum ini
tidak perlu direvisi karena telah memuat tugas pokok
unit pelaksana teknis sektor kesehatan dan penyeleng-
garaan fungsinya secara sistematis dan efektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Memperhatikan uraian tersebut diatas, maka prioritas
penyusunan program legislasi nasional yang sesuai den-
gan kebutuhan di Pintu Masuk Negara yakni penyusu-
nan undang – undang Pengendalian Kedaruratan Kese-
hatan Masyarakat di Pintu Masuk atau penyusunan un-
dang – undang Karantina Kesehatan di Pintu Masuk.
Usul Saran
Diusulkan agar segera dapat disusun program legislasi
nasional tentang Pengendalian Kedaruratan Kese-
hatan Masyarakat di Pintu Masuk atau Karantina Kese-
48
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
hatan di Pintu Masuk yang sekaligus mencabut
Undang – Undang nomor 1 tahun 1962 tentang
karantina laut dan Undang – Undang nomor 2 ta-
hun 1962 tentang karantina udara.
Diusulkan agar segera dapat disusun program leg-
islasi nasional untuk merevisi Undang – Undang no-
mor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menu-
lar dan Undang – Undang nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.
Daftar pustaka :
Undang – Undang nomor 1 tahun 1962 tentang
Karantina Laut
Undang – undang nomor 2 tahun 1962 tentang
Karantina Udara
Undang – Undang nomor 4 tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular
Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 356 tahun
2008 tentang Tata Kerja dan Organisasi Kantor Ke-
sehatan Pelabuhan
International Health Regulation 1969
International Health Regulation 2005
Memang banyak sekali kepentingan yang ikut
andil dalam mewujudkan wacana revisi ataupun
penyusunan program legislasi pada sektor kesehatan
ini., baik kepentingan global, kepentingan nasional ,
kepentingan sub sector, kepentingan UPT ataupun
kepentingan pribadi.
Oleh karena itu diperlukan adanya himbauan
para pemrakarsa untuk lebih bijaksana dalam upaya
penyusunan program legislasi ini sesuai norma -
norma dan kaidah - kaidah sesuai peraturan perun-
dang - undangan yang berlaku. Perlu diingat bahwa
kita sudah memiliki Undang - Undang Nomor : 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang - undangan bahwa pembentukan
peraturan perundang-undangan merupakan salah
satu syarat dalam rangka pembangunan hukum
nasional yang hanya dapat terwujud apabila
didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku,
dan standar yang mengikat semua lembaga yang
berwenang membuat peraturan perundang-
undangan.
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
ada l ah p r o s e s p em b uat a n P er a t ur an
Perundangundangan yang pada dasamya dimulai
dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,
p er um usan, p embahasan, p engesahan,
pengundangan, dan penyebarluasan. Dalam
membentuk Peraturan Perundang-undangan harus
berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan
Perudang-undangan yang baik yang meliputi:
Kejelasan tujuan; Kelembagaan atau organ
pembentuk yang tepat; Kesesuaian antara jenis dan
materi muatan; Dapat dilaksanakan; Kedayagunaan
dan kehasilgunaan; Kejelasan rumusan; dan
Keterbukaan. (RBAW)
49
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010
RELAKSASI KISAH tentang SEORANG KAKEK dan ISTRI MUDA
Oleh : Hendra Kusumawardhana
TIP awet muda
Seorang kakek bernama Bruno nimbrung ―dugem‖
dengan anak-anak muda di Mall Atrium sambil.
Memakai celana blue jeans dan ―T shirt‖ warna merah
menyala.
Salah seorang anak muda bernama Johan bertanya
seraya mengangkat jempol kepada kakek tersebut :
―Kakek awet muda ini, TIP nya apa sih?‖
Jawab sang kakek : ―Kamu kalau panggil saya, jangan
panggil kakek tapi panggil Opa, lagian pakai tanya-
tanya TIP awet muda, mau ngapain?‖
Johan : ―ya . . . ya Opa, maksud saya ya . . . siapa
tahu nanti saya mencontoh pada saat saya
menjelang tua seperti Opa‖
Jawab sang kakek : ―ya ya ya . . . tapi susah
melakukannya karena harus serius dan ajeg. Pertama,
setiap bangun pagi harus minum segelas air putih‖
Johan : ―Wah, syukurlah Opa, saya setiap bangun pagi
minum air putih bisa mencapai 3 - 4 gelas‖
Sang kakek : ―Lho kenapa kamu setiap bangun pagi
minum air sampai begitu banyak?‖
Johan : ―Sambil untuk menahan lapar he he he, Opa
lanjutkan TIP yang kedua‖
Sang kakek : ―Ya ya ya . . . TIP yang kedua, kalau
makan nasi harus sering pakai lalapan daun muda‖
Johan : ―Iya opa, . . . saya juga hobby makan lalapan
daun muda, seperti daun pepaya muda, dll‖
Sang kakek : ―Bagus . . . bagus . . . TIP yang ketiga . . . .
Wah ini yang paling enak dan . . . .(diam sejenak
sambil tersenyum).
Johan : ―Apa tuh Opa?‖
Sang kakek : ―Harus memiliki istri muda he he he . . ―
Johan tersentak kaget sambil merenungkan TIP awet
muda tersebut, kemudian bergumam : ―Dasar......‖
Istri muda
Eric seorang saudagar muda yang menanjak
ekonominya sedang tiduran di
Sofa yang ditempatkan di
beranda depan rumahnya. Ia
memanggil istri mudanya yang
bernama Lisa untuk berbincang-
bincang sekaligus sambil
bermesraan di atas sofa tersebut.
Maklumlah Lisa Si istri muda ini,
baru dikawini sekitar dua minggu
yang lalu.
Sambil memeluk kepala istri mudanya, Eric bergumam
lirih merayu : ―Sayang . . .. tadi pagi di Kantor, aku tidak
bisa makan karena selalu ingat kamu. Papa saaangat
sayang sama kamu‖
Sang istri muda : ―Ah, . . . yang
benar saya, pah‖
Jawab Eric : ―Benar sayang, . . .
bahkan tadi siang, aku juga
tidak bisa makan‖
Sang istri manja : ―Aduuuh, papa
ini bagaimana sih, jangan
sampai papa sakit lho . . . mangkanya papa harus
makan tepat waktu, dong sayang‖
Jawab Eric : ―Malam inipun papa juga sampai-sampai
tidak bisa tidur, mangkanya
papa panggil mama‖
Sang istri muda : ―Kenapa tidak
bisa tidur, sayang?‖
Jawab Eric lirih : ―He he he
kelaparan . . . . .‖
Sang istri muda : ―Ah . . .‖
50
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Bisikan seorang kakek dan istri mudanya
Seorang kakek genit baru seminggu melakukan per-
kawinannya yang keempat sedang duduk mesra den-
gan istri mudanya yang terpaut 40 tahun.
Mereka berdua tampak asyik berbincang - bincang,
mungkin tentang masa depan yang hampir berakhir
bagi sang kakek.
Istri mudanya tampak bersandar di dada sang kakek
yang masih tampak kekar walau kulitnya sudah mulai
keriput dimakan usia.
Sekali - sekali mereka berdua tampak tertawa sampai
terbahak - bahak, kadang Si istri muda tersenyum
manja sambil memegang tangan kakek dan bersan-
dar di dadanya.
Wow, . . . Tingkah mereka berdua, bak remaja yang
sedang dilanda cinta.
Sang kakek berceloteh : ―ayolah kita bermain tebak -
tebakan sambil kita menikmati indahnya matahari
yang hamper tenggelam‖
Istri muda : ―ayolah, biar abang terlebih dahulu kasih
tebakan, nanti bergantian dengan adik‖
Sang kakek mulai memberikan tebakan : ―adik kan
tahu daun papaya, nah . . . daun papaya itu ben-
tuknya seperti apa?‖
Iastri muda : ―ah, kalau itu sih mudah sekali, ya a a
bentuknya seperti daun pada umumnya, ah abang
ini‖
Sang kakek : ―wah salah, daun papaya itu ujungnya
berpencar seperti tangan perempuan, nah . . . coba
lihat bentuk daun pepeya di depan itu, kan hamper
sama dengan tangan adik‖
Istri muda : ―oh, . . . itu sih bukan tebakan‖
Sang kakek : ―bukan hanya itu, tebakan ini masih ber-
lanjut panjang‖ sang kakek terdiam sejenak sambil
mengelus - elus rambut istri mudanya yang panjang
terurai.
Istri muda : ―cepat lanjutkan, deh bang‖
Sang kakek : ―nah, . . selanjutnya, apa bedanga jari
tangan adik dengan daun papaya di depan rumah
kita ini?‖
Istri muda : ―ah, . . . abang ini, tebakan apa tuh, masak
jari tangan istrimu ini mau disamakan dengan daun
papaya‖
Sang kakek : ―mangkanya, abang menanyakan perbe-
daannya‖
Istri muda : ―ya ya, jelas berbeda, jari tangan adik ter-
buat dari daging sedang daun papaya itu jelas terbuat
dari daun‖
Sang kakek : ―ha ha ha salah, itu bukan perbedaan
yang sebenarnya‖
Istri muda cepat - cepat menyahut : ―cepat dong
bang, apa bedanya?‖
Sang kakek : ―nah, bedanya . . . .‖
Istri muda : ―cepat dong abangku sayang‖
Sang kakek : ―kalau daun papaya bisa membuat dag-
ing menjadi lunak, sedang jari tangan adik ini bisa
membuat daging menjadi keras‖
Istri muda : ―kok bisa begitu ? Kalau daun papaya me-
mang bias untuk melunakkan daging. Kemaren adik
memasak daging sapi, nah supaya dagingnya cepat
lembek maka adik taruh daun papaya dalam kuali
tempat merebus daging tersebut. Namun tangan adik?
Apa mungkin mau dicelupak dalam kuali?‖
Sang kakek : ―ha ha ha jangan, jangan dicelup dalam
kuali panas, kan abang ini sayang sekali sama adik‖
Istri muda : ―lantas bagaimana, bang?‖
Sang kakek : ―tangan adik tadi malam kan sudah bisa
mengeraskan daging‖
Istri muda : ―kapan bang?‖
Sang kakek : ―ya, tadi malam, masak adik lupa‖
Istri muda : ―daging yang mana, bang? Kan semua
daging sudah adik buat sup‖
Sang kakek : ―ah, masak lupa sih adik ini, ingat abang
terus sih, sampai lupa sudah bisa mengeraskan daging‖
Istri muda : ―Iya, . . . daging yang ada dimana?
Sang kakek sambil memegang tangan istrinya, dita-
ruhnya tangan istrinya pada bagian tubuh kakek yang
telah dikeraskan, sambil tertawa dan berceloteh : ―ha
ha ha ya daging ini nih‖
51
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
52
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010
Top Related