Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

52
1 Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

description

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V edisi 4 tahun 2010

Transcript of Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

Page 1: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

1

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Page 2: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

2

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Pengantar Redaksi 3

KOMUNIKASI DALAM PERUBAHAN

ORGANISASI dan PERUBAHAN

PARADIGMA

Oleh : RAISSEKKI, SKM, MM

4

PERPUTARAN KEUANGAN SEBAGAI

MODAL KERJA

Oleh : Irene Kusumastuti, SE

6

Pelasanaan Kegiatan PK&SE, (RBAW) 9

HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABU-

HAN SEHAT

Oleh : Diah lestari

12

TINJAUAN KOTA SEHAT UNTUK ANAK

Oleh : Diah lestari 18

Fakta 'Segar' Tentang Kesehatan

Jantung Anda

Oleh : Oleh : dr.Agung Setiawan 21

RISIKO POTENSIAL PENYAKIT-PENYAKIT

INFEKSI PADA PELAKU PERJALANAN

by. diah lestari

PERBANDINGAN MESIN FOG PANAS

DAN ULV (RBAW)

24

25

CARA MURAH MERAWAT KUKU DAN

RAMBUT SENDIRI

Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani

Siapa bilang FORMALIN BERBAHAYA?

(RBAW)

26

28

JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN

SANITASI & DAMPAK RISIKO LINGKUNGAN

Oleh : Isha Ali Wardhana, SKM, MKM

30

PANDAN, KUCING DAN ANJING DALAM

KEHIDUPAN KITA SEHARI - HARI

Oleh : Ny. Bertha M. Pasolang, SSos

32

PELATIHAN FUMIGASI KKP KELAS I

TANJUNG PRIOK

Oleh : Agus Syah FH, SKM

36

PENANGANAN GAWAT DARURAT MEDIK

NASIONAL

dr.Laily Shofiyah

UU PKKM ataukah UU wabah dan

Karkes? (RBAW)

38

43

KISAH tentang SEORANG KAKEK dan ISTRI MUDA

Oleh : Hendra Kusumawardhana

DAFTAR ISI

Diterbitkan oleh :

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PELINDUNG / PENASEHAT :

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Raissekki, SKM.MM. DEWAN REDAKSI :

Ketua, RBA. Widjonarko,SKM.M.Kes.

Anggota Redaktur :

Drs. Wilpren Gultom,MM. Rosyid Ridlo Prayogo,SE.,MKM. Ikron, SKM.,MKM. Agus Syah FH.SKM. dr.Endriana S.Lubis. Dewi Dyah Palupi,SKM.

EDITOR :

Nana Mulyana,SKM. Lussi Soraya. Dian Puspa Riana,SKM.

Desain Grafis & Photografer :

Robi‘ur Rosyid Syaflovida

Sekertariat :

Nursamah,S.Sos Evi Maria

Alamat :

Jl. Raya pelabuhan No.17 - Tanjung Priok, Jakarta Utara,

Telepon : (021) 43931045, 4373266.,

Faximile : (021) 4373265,

Webblog: http://kkptanjungpriok.blogspot.com.

E-mail: [email protected]

Model Cover : Ibu Menteri Kesehatan RI pada

upacara Penutupan Pelatihan Kekarantinaan di

Terminal Pelabuhan Tanjung Priok

Page 3: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

3

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume V edisi 4 yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok untuk triwulan IV tahun 2010. Buletin ini merupakan wahana informasi bagi insan

pelabuhan dalam mengembangkan potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan, khususnya di

Gerbang Negara.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil kegiatan pelaksanaan program kesehatan pelabuhan,

kajian – kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan, naskah – naskah

ilmiah, dan karya – karya seni serta peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan informasi kesehatan tradisional.

Topik – topiknya yakni Atensi (komunikasi dalam perubahan organisasi dan perubahan paradigma), Ruang TU

perputaran keuangan sebagai modal kerja), Ruang PKSE (Pelaksanaan kegiatan PKSE), Ruang PRL hasil pertemuan

sosialisasi dan tinjauan kota sehat untuk anak), Ruang UKLW (fakta segar tentang kesehatan jantung), Teknologi dan

informasi (risiko potensial penyakit infeksi perbandingan mesin fog), Serba serbi (cara murah merawat kuku dan rambut

sendiri), Jejaring kerja dan kemitraan (jejaring kerja SANDAR), Flora dan fauna (pandan, kucing dan anjing), Kajian dan

Diklat (pelatihan fumigasi), Aneka peristiwa (penanganan gawat darurat medik dan UU PKKM ataukah UU wabah &

karantina kesehatan) serta Relaksasi (seorang kakek dan istri mudanya)

Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur, sajak – sajak ataupun karya sastra

lain dan foto – foto yang berkaitan dengan program kesehatan pelabuhan. Redaksi memberikan kesempatan ini pada

para kolega KKP, institusi kesehatan unit pusat dan daerah, Stake Holder di Pelabuhan serta seluruh pembaca di seluruh

Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan Pelabuhan.

Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan kecepatan optimal dalam

meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja yang kita inginkan.

Silakan jika ada yang mau bergabung.

Selamat bekerja dan sukses selalu

Dewan Redaksi

RBA. WIDJONARKO, SKM, MKES

Pengantar Redaksi

INFO KESEHATAN PELABUHAN

Pengantar Redaksi

Page 4: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

4

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Salah satu tahap keberhasilan perubahan ora-

ganisai yang harus dilewati

adalah komunikasi agar pe-

rubahan tersebut dapat

diterima dan dipahami oleh

pihak internal organisasi

(staf) dan pihak external

organisasi (stake holder terkait). Oleh karena itu, komu-

nikasi perubahan harus dikelola sejak diterapkannya

perubahan tersebut.

Pentingnya komunikasi

Pentingnya upaya komunikasi perubahan

dalam organisasi,

dikemukakan oleh Larry

Semeltzer (1991) dalam

penelitiannya tentang

perubahan pada 43

Organisasi bahwa Larry

Semeltzer menggaris bawahi

pentingnya komunikasi sebagau upaya antisipasi

terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan

perubahan organisasi.

Komunikasi perubahan paradigma

Kenyataan menunjukkan bahwa pada saat

suatu organisasi melakukan

perubahan, manajemen organisasi

akan melakukan

komunikasi

terhadap staf dan

terhadap stake

holder terkait

melalui kegiatan sosialisasi. Pada

saat diberlakukannya International

Health Regulation (IHR) 2005, sektor kesehatan termasuk

Unit Pelaksana Teknis (UPT)

dibawahnya melakukan sosialisasi

penerapan IHR 2005 baik

terhadap intern sektor kesehatan

(staf) maupun terhadap extern

(stake holder terkait).

Pelaksanaan sosialisasi tersebut bukan suatu

kekeliruan ataupun kegiatan

percuma, justru kegiatan

sosialisasi ini harus

ditempatkan pada urutan

prioritas paling atas sebagai

upaya komunikasi untuk

memberi pemahaman

bahwa secara global telah

terjadi perubahan atau

pergeseran paradigma pada sektor kesehatan.

Selama ini telah dilaksanakan komunikasi intern

dan extern oleh Kantor

Kesehatan Pelabuhan melalui

kegiatan sosialisasi , pertemuan

jejaring

kerja

dan kemitraan, pelatihan,

simulasi, gladi, pertemuan

teknis program, dan lain sebagainya.

Komunikasi awal terhadap staf

Komunikasi ini harus dilakukan terlebih dahulu

terhadap pihak intern (staf)

agar mereka dapat

mengetahui adanya

perubahan paradigma ini

yang berasal dari pihak manajemen sektor kesehatan.

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

ATENSI KOMUNIKASI

DALAM PERUBAHAN ORGANISASI dan PERUBAHAN PARADIGMA

Oleh : Raissekki, SKM, MM

Page 5: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

5

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Apabila staf menerima awal informasi adanya

perubahan ataupun

pergeseran paradigma

justru dari pihak lain

(extern) maka staf akan

kontra produktif, staf

akan berpikir negatif

tentang managementnya.

Hal ini merupakan salah satu kegagalan

organisasi dalam mengawal suatu upaya perubahan

ataupun pergeseran

paradigma. Setelah staf

memahami dan

menerima tentang

adanya perubahan

atau pergeseran

paradigma tersebut, barulah selanjutnya pihak

management mulai melakukan komunikasi terhadap

pihak stake holder terkait.

Konsep universal

Secara alami manusia merasa tidak aman bila

menghadapi perubahan apapun bentuknya, atau

dengan kata lain ―Apa yang tidak kita pahami selalu

lebih menakutkan dari

pada yang kita

pahami‖. Konsep

universal bahwa pada

umumnya manusia lebih

merasa nyaman

dengan segala

kebiasaan yang selama ini mereka lakukan dan telah

mereka pahami.

Seseorang yang

mengalami masa-

masa sulit pada saat

melakukan upaya

perubahan tersebut,

maka ia akan lebih

tertarik untuk kembali kepada paradigma lama

walaupun ia tahu bahwa paradigma yang lama sudah

tidak tepat lagi.

Inilah pentingnya kominikasi dalam perubahan

organisasi dan perubahan paradigma guna

meningkatkan kinerja staf dan kinerja organisasi dalam

mencapai tujuan.

SOSIALISASI IHR 2005

SOSOALISASI

PELABUHAN SEHAT

SOSIALISASI . . . DLL

KKP KELAS I TANJUNG PRIOK

Page 6: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

6

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

Ruang TU PERPUTARAN KEUANGAN SEBAGAI MODAL KERJA

Oleh : Irene Kusumastuti, SE

Modal kerja sering kali dikaitkan dengan aktiva

lancar yang ada dalam suatu perkantoran sebuah

perusahaan. Dalam menjalankan usahanya suatu pe-

rusahan memerlukan dana atau modal kerja untuk

membelanjai operas-

inya sehari - hari. Di-

mana uang atau

dana yang telah di

keluarkan itu diharap-

kan akan dapat kem-

bali masuk dalam

perusahaan dalam

waktu yang pendek melalui hasil penjualan produk-

sinya baik barang ataupun jasa. Uang yang masuk

yang berasal dari penjualan produk tersebut akan

segera di keluarkan lagi untuk membayar operasi se-

lanjutnya. Dengan

demikian maka dana

tersebut akan terus

memerus berputar

setiap periodenya

selama perusahaan masih berjalan. Perputaran modal

kerja merupakan suatu aliran dana dari kas sebelum-

nya, yang dapat di investasikan dalam komponen -

komponen modal kerja, yang akan kembali masuk ke

dalam kas berikutnya dengan melalui beberapa taha-

pan - tahapan dengan suatu periode atau jangka

waktu tertentu (satu tahun).

Pentingnya perputaran modal kerja

Setiap perusahaan yang mempunyai tujuan

utama mencari laba akan memerlukan tambahan

modal. Tambahan modal tersebut akan dipergunakan

untuk memperlancar kegiatan usahanya agar dapat

mengikuti kemajuan tekhnologi dan penemuan baru

serta melayani permintaan para konsumennya yang

cenderung bertambah banyak.

Modal perusahaan yang berhubungan

dengan kegiatan sehari - hari adalah modal kerja,

karena modal kerja adalah salah satu faktor yang

sangat penting untuk dapat memperlancar kegiatan

operasional perusahaan

misalnya membayar upah

buruh, gaji pegawai,

memberikan persekot

pembelian tiket, dll.

Tersedianya modal kerja

yang segera dapat

dipergunakan dalam

operasinya tergantung

pada tipe atau sifat dari

aktiva lancar yang dimiliki

dalam arti harus mampu

membiayai pengeluaran – pengeluaran atau operasi

perusahaan sehari – hari dengan modal kerja yang

cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk

tidak mengalami kesulitan keuangan.

Sumber – sumber yang mengalir dalam

perusahaan dipegang sebagai kas. Bila sumber ini

dibutuhkan dalam

operasi maka kas

dikeluarkan dan

sumber ini

digunakan dalam

proses

pengolahan. Pada umumnya sumber modal kerja

suatu perusahaan antara lain hasil operasi

perusahaan, keuntungan dari penjualan surat –

surat berharga (investasi jangka pendek), penjualan

aktiva tidak lancar, penjualan saham atau obligasi.

Page 7: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

7

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi

atau berputar dalam perusahaan selama

perusahaan yang

bersangkutan

dalam keadaan

usaha. Periode

perputaran modal kerja dimulai dari saat dimana

kas diinvestasikan dalam komponen-komponen

modal kerja sampai saat dimana kembali lagi

menjadi kas.

Makin pendek periode tersebut berarti

makin cepat

perputarannya atau

makin tinggi tingkat

perputarannya.

Berapa lama periode perputaran modal kerja

adalah tergantung kepada berapa lama periode

perputaran dari masing-masing komponen dari

modal kerja tersebut.

Modal kerja yang di miliki perusahaan akan

digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan

misalnya untuk membelanjai berbagai macam

kebutuhan sesuai dengan bidang usahanya , seperti

membeli bahan baku, membayar upah buruh, gaji

karyawan dan sebagainya . Modal kerja yang

dibutuhkan untuk membiayai investasi (capital

expenditure) contohnya pembelian

mesin,kendaraan ,truk ,dan mendirikan gudang . Dana

dari modal perusahaan yang sudah dikeluarkan

diharapkan dapat kembali melalui hasil penjualan

produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

Penggunaan modal kerja akan

menyebabkan perubahan bentuk maupun

penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh

perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar

tidak selalu diikuti

dengan berubahnya

atau turunnya modal

kerja yang dimiliki oleh

perusahaan. Misalnya

penggunaan ini tidak mengakibatkan penurunan

jumlah modal kerja karena penurunan aktiva

lancar tersebut diikuti dengan penurunan hutang

lancar dalam jumlah yang sama.

Untuk mengukur efisiensi kinerja penggunaan

modal kerja perusahaan dalam menghasilkan suatu

pendapatan, maka

diperlukan suatu analisis

keuangan yaitu analisis

perputaran modal kerja.

Perputaran modal kerja

adalah suatu rasio untuk

mengukur aktivitas bisnis

terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban

lancar. Rasio ini menunjukan banyaknya penjualan

yang didapat perusahaan untuk tiap rupiah modal

kerja.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat dilihat

bahwa pengukuran efisiensi kinerja penggunaan modal

kerja dalam menghasilkan

suatu pendapatan

(perputaran modal kerja)

merupakan hal yang

sangat penting bagi

perusahaan agar

perusahaan dapat terus

bersaing. Dengan

meningkatnya pendapatan usaha ini maka

perusahaan akan dapat mencapai tujuan utamanya

yaitu mencapai profit yang maksimal.

Profitabilitas

Tujuan setiap perusahaan adalah

mendapatkan laba (net profit), yaitu suatu keuntungan

yang berhubungan dengan tanggungjawab

perusahaan, baik terhadap karyawan, pelanggan

maupun pemilik. Profit tidak muncul secara otomatis ,

melainkan membutuhkan perencanaan yang baik.

Profit atau keuntungan berasal dari keberhasilan

manajemen dalam merngorganisasikan kekuatan

perusahaan ke dalam suatu tim yang bertujuan

mencari laba. Pengertian profitabilitas secara umum

yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

profit atau laba.

Page 8: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

8

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Profitabilitas yang digunakan sebagai kriteria

penilaian hasil operasi Perusahaan mempunyai tujuan

pokok dan dapat di pakai sebagai berikut :

Profitabilitas dapat di manfaatkan untuk

menggambarkan kriteria yang sangat diperlukan

dalam menilai sukses suatu

perusahaan dalam hal

kapabilitas dan motivasi

dari manajemen.

Suatu alat untuk membuat

proyeksi laba persahaan

karena menggambarkan korelasi antara laba dan

jumlah modal kerja yang di tanamkan.

Suatu alat pengendalian bagi manajemen

profitabilitas dapat di manfaatkan oleh pihak intern

untuk menyusun target budget,koordinasi,evaluasi hasil

operasi perusahaan dan dasar penganbilan kepu-

tusan penanaman modal.

Rasio profitabilitas merupakan analisis terha-

dap laba dan berbagai unsur yang membentuk laba

merupakan aspek penting ,karena kelangsungan

hidup dan sukses

atau tidaknya suatu

perusahaan sangat

tergantung pada

kemampuannya

dalam menghasil-

kan laba . Analisa

profitabilitas perusa-

haan merupakan

bagian utama

analis laporan keuangan. Seluruh laporan keuangan

dapat digunakan untuk analisis profitabilitas, namun

yang paling penting adalah laporan laba rugi.

Perputaran modal kerja sangatlah mempen-

garuhi aktivitas perusa-

haan.Apabila perputaran mo-

dal kerja berlangsung cepat

maka aktivitas perusahaan pun

dapat terus meningkat akibat

dari system modal kerja yang

bergerak cepat.Semakin tinggi perputaran modal kerja

tersebut berarti semakin tinggi profit yang akan di hasil-

kan.

Kemam-

puan perusahaan

untuk mendapat-

kan laba sangat

penting diukur un-

tuk mengetahui

efektivitas jalannya

perusahaan se-

lama perusahaan

berjalan atau dalam satu periode yang merupakan

profitabilitas. Salah satu instrument atau cara untuk da-

pat mengetahui

sejauh mana peru-

sahaan mampu

untuk memperoleh

laba dari hasil

penjualan pro-

duknya tersebut

maka dapatlah digunakan analisis rasio pengembalian

investasi atau yang sering disebut dengan Return On

Investment (ROI).

Dalam hal ini rasio pengembalian investasi

(Return On Investment) akan dapat mengukur kemam-

puan atau produktivitas perusahaan melalui keseluru-

han dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk op-

erasi suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa perputaran modal kerja yang tinggi akan men-

gakibatkan profitabilitas semakin meningkat.

Page 9: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

9

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

RUANG PKSE Selintas tentang :

PELAKSANAAN KEGIATAN PK & SE PADA TAHUN 2009

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK

N. Penelusuran Referensi / Peraturan Perundang-

undangan Bidang Karantina & SE

Didalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi karantina & SE diperlukan sarana dan

prasarana penunjang, salah satunya adalah

tersedianya sumber-sumber referensi yang

dibutuhkan di dalam menerapkan cegah tangkal

penyakit menular potensial wabah di Wilayah

Pelabuhan Tanjung Priok. Melihat hal tersebut

Bidang Pengendalian Karantina & SE melakukan

kunjungan ke 9 instansi terkait, seperti Subdit

zoonosis, subdit surveilans, subdit albovirosis, subdit

karantina kesehatan, subdit BSN, Dinas Kesehatan

Jakarta, Subdit Jakarta Utara, BBTKL Jakarta dan

Batan. Kegiatan dilakukan dengan meminta

maupun mengcopy referensi-referensi (buku,

diktat, panduan, pedoman, peraturan, dll) yang

dianggap diperlukan dalam melakukan tugas

pokok dan fungsi.

O. Bintek Karantina & Surveilans Epidemiologi

KKP Kelas I Tanjung Priok mempunyai 5 (lima)

wilayah kerja yaitu Sunda Kelapa, Kali Baru,

Marunda, Muara Baru, dan Muara Angke.

Bimbingan teknis dilakukan di 5 (lima) wilayah kerja

tersebut sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun.

Bimbingan dari KKP Induk diantaranya tentang

perencanaan (POA), pelaksanaan program,

pelaksanaan teknis kekarantinaan & SE (Pengisian

formulir kedatangan kapal dalam karantina,

jejaring kerja dengan instansi disekitar wilayah

kerja, pengumpulan dan pengolahan data

kegiatan, promosi data lewat papan informasi,

penyusunan laporan kegiatan, dll). Selain itu juga

dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pada

kelima wilayah kerja tersebut.

P. Investigasi KLB/ Bencana & Penanganan Pengungsi

Di Tahun 2009 terdapat beberapa kegiatan

investigasi dan penanganan KLB/Bencana di

Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Kegiatan ini

terdiri dari :

1. Penanganan tabrakan KM. Rimba Tiga dengan TK.

WHS 1801 digandeng TB. harapan indah 7.

Penanganan pada korban KM Rimba Tiga

merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi

KKP Kelas 1 Tanjung Priok sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan No. 356 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja KKP dan Surat Keputusan

DirJen PPM & PL No. HK.00.06.7.426 tentang

Penetapan UPT Direktorat Jendral PPM & PL

Sebagai Sentra Regional PPM – PL Dalam

Kesiapsiagaan Dan Penanggulangan Bencana

Dan Penanganan Pengungsi Bidang Kesehatan.

Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 5 –

20 Maret 2009, merupakan salah satu wujud respon

cepat KKP Kelas I Tanjung Priok terhadap kejadian

luar biasa yang terjadi di Wilayah Pelabuhan

Tanjung Priok. Penanganan terhadap korban KM

Rimba Tiga maupun alat angkut yang membawa

korban, seperti, rujukan korban ke Rumah Sakit,

pengidentifikasian korban meninggal dan

mendesinfeksi pada seluruh lokasi-lokasi

penanganan korban. Hal ini dilakukan untuk

mencegah timbulnya masalah kesehatan

masyarakat yang lebih luas.

Lanjutan dari Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September ) Tahun 2010

Page 10: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

10

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Adapun hasil kegiatan adalah sebagai berikut :

Dari total ABK dan penumpang KM Rimba Tiga se-

banyak 26 orang, Tim penyelamat menemukan 13

orang selamat dan 13 orang meninggal dunia

Ke 13 orang korban yang selamat terdiri dari 10

orang ABK dengan luka ringan dan diperbolehkan

pulang, sedangkan 3 orang dirujuk ke UGD RS Port

Medical Center. 1 orang ABK berusia 47 tahun yang

merupakan KKM dari KM Rimba Tiga dan 1 orang

penumpang berusia 36 tahun yang merupakan istri

Masinis III KM Rimba tiga, dapat langsung diperbo-

lehkan pulang dikarenakan hanya luka ringan. Untuk

1 penumpang lagi berusia 26 tahun yang meru-

pakan istri dari Mualim III di rawat di RS. Port Medical

Center karena luka bakar dengan tingkatan 6% dan

gangguan psikis akibat kehilangan anaknya. Seluruh

korban selamat dinyatakan sehat dan bebas dari

penyakit menular potensial wabah

.

2. Investigasi KLB influenza A (H1N1)

Merebaknya kasus penyakit Influenza A

( H1N1) yang berawal dari munculnya kasus pertama

di negara Mexico, membuat dunia semakin

meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit

ini, tidak terkecuali Indonesia. Virus influenza A

(H1N1) merupakan virus baru yang tidak pernah

ditemukan sebelumnya. Virus ini memiliki strain baru,

penyebarannya lebih mudah dan cepat

dibandingkan virus lainnya. WHO telah menyatakan

bahwa fase penyebaran influenza A (H1N1) telah

ditingkatkan dari pandemic level 5 menjadi level 6

pada juni 2009. Jumlah kasus konfirmasi sampai

dengan tanggal 30 Juni sebanyak 277.607 kasus dan

kasus kematian sebanyak 3.205 kasus dan tersebear

di seluruh dunia. Keadaan ini akan berdampak luas

terhadap kesehatan masyarakat jika tidak dilakukan

penanganan secara serius.

Di Indonesia, menurut data tanggal 1

September 2009 jumlah kasus konfirmasi influenza A

(H1N1) sebanyak 1.083 kasus tersebar di 25 provinsi

dengan kasus konfirmasi sebanyak 28 orang. Jika

dibandingkan dengan jumlah kasus dan kematian

yang ada di negara-negara tetangga kita seperti

Thailand yang memiliki 13.019 kasus dengan 114

kematian, Singapura 12 kematian, Malaysia 68

kematian dan Australia yang tercatat memiliki 33.511

kasus dengan 132 kematian, Indonesia masih

termasuk sedikit jumlah kasus influenza A (H1N1).

Akan tetapi kita tetap harus waspada terhadap Influ-

enza A (H1N1) dikarenakan potensi penyebaran pen-

yakit ini yang sangat cepat dan terutama di pintu

masuk seperti pelabuhan. Berdasarkan Surat Kepu-

tusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 503/

Menkes/VI/2009 Tanggal 30 Juni 2009 tentang

penetapan kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit

Influenza A (H1N1), maka pelaksanaan investigasi KLB

influenza A (H1N1) di wilayah Pelabuhan Tanjung

Priok dilakukan mulai sejak penyakit tersebut menyer-

ang Negara Mexico.

Pengamatan Influenza A (H1N1) dititikberatkan

pada kedatangan TKI deportasi asal Malaysia,

mengingat Malaysia telah termasuk ke dalam negara

terjangkit H1N1. Kegiatan ini terdiri dari pelayanan

pengobatan dan rujukan pada kedatangan TKI De-

portasi, Tindakan kesehatan (desinfektan) dan Pen-

gamatan penyakit Influenza A (H1N1). Seluruh TKI

deportasi yang datang tersebut, bebas dari penyakit

influenza H1N1.

Q. Penyusunan Draft Instrumen Pengawasan Lalu Lintas

Komoditi OMKABA Eksport – Import

Pengawasan lalu lintas barang, khususnya yang

termasuk komoditi OMKABA (Obat, Makanan, Kos-

metika, Alat Kesehatan, dan Bahan Adiktif) merupakan

salah satu tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung

Priok. Disamping itu, Menindaklanjuti perberlakukan IHR

2005 dan Permenkes 356 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja KKP, antara lain perlu

dipersiapkan perangkat pendukung berupa Instrument

pengawasan, guna menunjang kesiapan petugas

kesehatan pelabuhan dalam menjawab tantangan

permasalahan global tersebut di atas.

Page 11: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

11

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Salah satunya dengan membuat Draft Instrument

Pengawasan Lalulintas Komoditi OMKABA Eksport

Import.

Tujuan kegiatan Penyusunan Draft Instrumen

Pengawasan Lalu Lintas Komoditi OMKABA Eksport –

Import adalah tersusunnya draft instrument

pengawasan lalu lintas komoditi OMKABA Eksport –

Import sebagai acuan petugas dalam melakukan

pengawasan, sehingga tercapainya komoditi OM-

KABA yang keluar ataupun masuk melalui Pelabuhan

Tanjung Priok bebas dari faktor risiko Public Health

Emergency of International Concern (PHEIC).

Pelaksanaan pertemuan penyusunan Draft

Instrument Pengawasan Lalu Lintas Komoditi

OMKABA Eksport - Import diikuti oleh 20 peserta.

Pertemuan dilaksanakan di Hotel Ria Diani Cibogo,

Bogor, Jawa Barat mulai tanggal 19 sampai dengan

21 Januari 2009.

R. Draft Protap Pengawasan Kapal Dalam Karantina

Menindaklanjuti pemberlakukan IHR 2005 dan

Permenkes 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja KKP, antara lain perlu dipersiapkan

perangkat pendukung berupa standar operasional

prosedur guna menunjang kesiapan petugas

kesehatan pelabuhan dalam menjawab tantangan

permasalahan global tersebut di atas. Salah satunya

dengan membuat Prosedur Tetap Pengawasan

Kapal Dalam Karantina di Pelabuhan yang

digunakan sebagai acuan petugas dalam

melaksanakan pengawasan kapal dalam karantina

pada KKP Kelas I Tanjung Priok.

Tujuan kegiatan Penyusunan Protap Pengawasan

Kapal dalam Karantina adalah tersusunnya protap

pengawasan kapal dalam karantina sehingga

tercapainya kapal yang masuk ataupun keluar

melalui Pelabuhan Tanjung Priok bebas dari faktor

risiko Public Health Emergency of International

Concern (PHEIC) melalui penerbitan Certificate of

Pratique (COP).

Pelaksanaan pertemuan penyusunan Draft Protap

Pengawasan Kapal dalam Karantina diikuti oleh 20

peserta. Pertemuan dilaksanakan di Hotel Ria Diani

Cibogo, Bogor, Jawa Barat mulai tanggal 9 s/d 11

Pebruari 2009

S. Evaluasi dan Penyusunan Laporan Program Pengen-

dalian Karantina & SE

Dalam melaksanakan berbagai program yang ada,

diperlukan upaya-upaya untuk memperbaiki

pelaksanaan kegiatan di masa yang yang akan

datang, salah satunya dengan melakukan evaluasi

kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Pertemuan

evaluasi dan penyusunan laporan program karantina

dan SE dilaksanakan pada tanggal 2 s/d 4 Juli 2009.

Adapun pertemuan ini dilaksanakan di Villa Rafflesia

– Taman Sapari - Jl. Raya Puncak - Bogor – Jawa

Barat, kegiatan evaluasi program Pengendalian

Karantina & SE sebagai bahan untuk penyusunan

perencanaan Bidang Pengendalian Karantina & SE.

T. Evaluasi Pasca Pelatihan Kekarantinaan Kapal

Pada Tahun 2008 Bidang Pengendalian Karantina &

SE telah mengadakan pelatihan Kekarantinaan

Kapal untuk 30 petugas KKP se-Indonesia. Untuk

mengetahui seberapa jauh aplikasi yang telah

diterapkan dari ilmu dan ketrampilan yang didapat

sewaktu ikut pelatihan, maka Bidang Pengendalian

Karantina & SE memandang perlu untuk melakukan

evaluasi pasca pelatihan tersebut. Adapun lokasi

yang dituju untuk Tahun 2009 ini ada 10 lokasi antara

lain : KKP Kelas I Medan, KKP Kelas I Makassar, KKP

Kelas I Surabaya, KKP Kelas II Balikpapan, KKP Kelas II

Samarinda, KKP Kelas II Tanjung Pinang, KKP Kelas II

Tanjung Balai Karimun, KKP Kelas II Pekan Baru, KKP

Kelas II Dumai dan KKP Kelas II Banjarmasin. Kegiatan

ini dilakukan dengan melakukan observasi, tanya

jawab dan chek list menggunakan instrument pasca

pelatihan yang telah dipersiapkan, serta melihat

seberapa jauh penerapan Rencana Tindak Lanjut

(RTL) yang telah mereka buat saat pelatihan.

Page 12: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

12

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

RUANG PRL HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABUHAN SEHAT

Oleh : Diah lestari

(Kepala Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan)

Belum lama ini Kantor Kesehatan Pelabuhan

(KKP) Kelas I Tanjung Priok bekerjasama dengan Ad-

ministrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan PT

(Persero) Pelabuhan Indonesia II cab. Tanjung Priok,

menyelenggarakan Sosialisasi Pelabuhan sehat den-

gan tema “ Perspektif Pembangunan Pelabuhan Sehat

Berwawasan Kesehatan dan Ekonomi”. Pertemuan

dilaksanakan di Hotel Grand Cempaka Jakarta, 29 Juli

2010. Tujuan pertemuan adalah tersosialisasinya kon-

sep pelabuhan sehat untuk mewujudkan kawasan pe-

labuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat.

Alasan Kegiatan Dilaksanakan :

1. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pela-

buhan umum yang tersibuk di Indonesia, dimana 65

% total arus barang secara nasional diangkut melalui

Pelabuhan ini. Disamping sebagai tempat aktifitas

lalu lintas barang, orang dan alat angkut dari dan

keluar negeri, Pelabuhan Tanjung Priok juga meru-

pakan salah satu pintu masuk suatu Negara (show

windows) sangat berpotensi besar menjadi sumber

infeksi atau sumber kontaminsi yang merupakan

risiko bagi kesehatan masyarakat, penyebaran pen-

yakit, pencemaran lingkungan serta gangguan kea-

manan dan ketertiban.

2. Wilayah pelabuhan merupakan wilayah perairan

dan daratan (Ring bewaking) yang dipergunakan

secara langsung untuk kegiatan pelabuhan dan

menjamin kesehatan pelayaran sesuai yang diama-

natkan dalam International Health Regulation (IHR)

2005, yaitu untuk menghindarkan kerugian akibat

pembatasan larangan perjalanan dan perdagan-

gan karena masalah kesehatan masyarakat.

3. Pelabuhan sebagai tempat kegiatan pemerintahan

dan kegiatan ekonomi dan industry, tempat kapal

bersandar, berlabuh, naik turun penumpang atau

bongkar muat barang diperlukan kondisi keamanan

dan ketertiban

4. Melaksanakan public health response yaitu

mencegah, melindungi, dan mengendalikan terjad-

inya penyebaran penyakit secara international untuk

menghindari implikasi dari PHEIC, yaitu :

Dampak negative dari ekonomi yang hebat terha-

dap tourisme, perdagangan dan perjalanan.

Implikasi social, penderitaan manusia baik secara

fisik maupun psikologi.

Gangguan terhadap kehidupan normal

Ancaman terhadap kesehatan dan system kese-

jahteraan masyarakat. Sehingga diperlukan suatu

kondisi kawasan pelabuhan yang bersih, aman,

nyaman dan sehat.

Penyelenggaraan pelabuhan sehat bukan

hanya merupakan tangungjawab dari sektor kese-

hatan saja, tetapi juga merupakan tanggungjawab

semua sektor yang berada di wilayah pelabuhan. Oleh

karena itu dalam rangka mewujudkan kawasan pela-

buhan Tanjung Priok yang bersih, aman, nyaman dan

sehat diperlukan suatu upaya kerjasama lintas pro-

gram, lintas sector dan stakeholder untuk melaksana-

kan public health respon yaitu mencegah, melindungi

dan mengendalikan terjadinya penyebaran penyakit

secara international yang dapat meresahkan dunia.

Peserta pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat

dihadiri oleh lintas sector, lintas program dan stake-

holder yang ada dikawasan pelabuhan Tanjung Priok

dan konsultan dari WHO.

Page 13: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

13

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Peserta pertemuan lintas sector, program dan stake-

holder, diantaranya adalah : KPU Bea Cukai, Kantor

Imugrasi Kelas I tanjung Priok, Polres Pelabuhan Tanjung

Priok, Balai Besar Karantina Tumbuhan dan Hewan Tan-

jung Priok, Stasiun Karantina Ikan Kelas I Tanjung Priok,

Lantamal Tanjung Priok, Terminal Penumpang Nusan-

tara II Tanjung Priok, Suku Dinas Kesehatan Jakarta

Utara, Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat, PT. Ja-

karta International Container Terminal, Kawasan Berikat

Nusantara Tanjung Priok, PT Bogasari, PT. DOK Kodya

Bahari dan PT.DOK Daya Radar Utama, Unit Terminal

Peti Kemas, PT. Multi Terminal Indonesia, Assosiasi Pen-

gusaha Bongkar Muat Indonesia, PT. Pengerukan Indo-

nesia dan Paguyuban TPM

Narasumber dan materi yang disampaikan

dalam pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat, dianta-

ranya adalah :

Direktur Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP&PL, ten-

tang Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam Pen-

yelenggaraan Pelabuhan Sehat

Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Gen-

eral Manager PT (Persero) Pelindo II, Cabang Tanjung

Priok, Ketua DPC INSA JAYA Tanjung Priok, menyam-

paikan peran masing-masing dalam mensukseskan

pelabuhan sehat.

DR. dr. Hariadi Wibisono MPH, NPO/IHR-WHO Indone-

sia, Penerapan IHR dalam Penanggulangan dan

Cegah Tangkal PHEIC

Prof. DR.dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Guru besar

Unv. Indonesia, Pendekatan Pembangunan Pelabu-

han Berwawasan Kesehatan.

Sambutan sekapur sirih dari walikota Jakarta

Utara mengawali pertemuan sosialisasi pelabuhan se-

hat. Dalam sambutannya bahwa Pelabuhan Tanjung

Priok secara geografis terletak di wilayah Jakarta

Utara, mewujudkan pelabuhan sehat Tanjung priok

sejalan dengan pencanangan kota sehat di wilayah

Jakarta Utara, yaitu suatu pendekatan untuk mening-

katkan kesehatan masyarakat dengan mendorong

terciptanya kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya dan

produktifitas, serta perekonomian yang sesuai dengan

kebutuhan wilayah perkotaan.

Sambutan pengarahan oleh Dirjen PP&PL, Ke-

menterian Kesehatan, dan beliau sekaligus berkenan

membuka pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat.

Dalam sambutan pengarahan disampaikan bahwa

Indonesia sebagai Negara anggota dan Kementerian

Kesehatan sebagai IHR focal point wajib melaksanakan

tuntutan yang diamanatkan dalam IHR 2005, bahwa :

Negara anggota wajib menjamin bahwa kapal, con-

tainer international harus bebas dari kontaminasi,

sumber infeksi, vector dan reservoir.

Negara harus menjamin bahwa pelabuhan/peti ke-

mas terbebas dari kontaminasi, sumber infeksi, vector

dan reservoir

Setiap pelabuhan peti kemas diharapkan tersedia

fasilitas inspeksi dan isolasi container. Ditjen PP&PL

Narasumber pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat.

Dirjen PP&PL dalam sambutannya juga men-

yampaikan bahwa pada dasarnya penyelenggaraan

pelabuhan sehat merupakan implementasi dari IHR

2005, yaitu menciptakan kondisi pelabuhan yang ber-

sih, aman, nyaman dan sehat yang harus dijaga terus-

menerus dan berkelanjutan untuk komunitas pelabu-

han (pekerja dan masyarakat). Lebih lanjut dalam sam-

butannya, beliau mengharapkan dari pertemuan

sosialisasi ini adanya pemahaman yang sama tentang

konsep pelabuhan sehat, dan adanya kesepakatan

penerapan program serta adanya dukungan politis

(legalitas, pendanaan,teknis) dari pengambil kebijakan,

dan dalam waktu secepat mungkin penyelenggaraan

pelabuhan sehat dapat terealisasi dimulai dari pem-

bentukan tim Pembina, tim teknis dan forum-forum

yang ada di pelabuhan Tanjung Priok.

Output atau keluaran yang diharapkan dari pertemuan

sosialisasi ini adalah :

Adanya pemahaman yang sama tentang konsep

pelabuhan sehat

Diperolehnya kesepakatan untuk melaksanakan,

menerapkan dan mengembangkan program pelabu

Page 14: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

14

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

han sehat

Diperolehnya kesepakatan pemahaman tentang

peran dan fungsi masing-masing

Diperolehnya dukungan politis dari pengambil kebi-

jakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan pen-

danaan

Tersusunya rencana tindak lanjut dari program pela-

buhan sehat di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.

Akhir dari pertemuan sosialisasi ini adalah Penyampai-

kan Butir-Butir Isi Kesepakan Rencana Tindak Lanjut

(RTL) yang disampaikan dan ditandatangani bersama

sebagai perwakilan dari peserta pertemuan sosialisasi

oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I

Tanjung Priok, Administrator Pelabuhan Utama Tanjung

Priok, General Manager PT (Persero) Pelabuhan Indo-

nesia II Cab. Tanjung Priok dan DPC INSA JAYA.

Butir- butir isi Kesepakatan Rencana Tindak

Lanjut Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat Pelabuhan

Tanjung Priok adalah , sbb :

1. Adanya kesepakatan bahwa penyelenggaraan

pelabuhan sehat Tanjung Priok sangat penting

untuk dilaksanakan dari semua sektor yang ada

dikawasan pelabuhan Tanjung Priok baik dari sektor

kesehatan dan non kesehatan baik dari

kementerian /lembaga maupun dari lembaga non

pemerintah ( Pelindo, Insa, APBMI dll), pada bulan

September 2010.

2. Adanya pemahaman yang sama tentang konsep

pelabuhan sehat.

3. Adanya kesepakatan untuk, mewujudkan,

melaksanakan, menerapkan dan

mengembangkan program pelabuhan Tanjung

Priok sehat.

4. Adanya kesepakatan pemahaman tentang peran

dan fungsi dalam penyelenggaraan pelabuhan

sehat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari

masing-masing instansi dan berperan secara aktif

dalam setiap tahapan atau proses kegiatan

pelabuhan sehat.

5. Perlu adanya dukungan politis dari pengambil

kebijakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan

pendanaan

6. Perlu dibentuknya kelembagaan tim Pembina dan

tim teknis yang akan dibentuk pada bulan

September 2010

7. Perlu terbentuknya kelembagaan forum / pokja/

gugus tugas dari pekerja dan masyarakat,

perusahaan, jasa, assosiasi dan semua perwakilan

komunitas pelabuhan dengan pelindung ADPEL dan

PELINDO serta sekertariat ……………. ( KKP) dengan

harapan dapat segera dikeluarkannya SK forum

Pelabuhan Sehat oleh ADPEL Utama Tg. Priok dan

Pelindo (ADPELINDO).

8. Perlu disusunnya rencana kerja dari forum / pokja/

gugus tugas yang berkesinambungan.

9. Perlu adanya pertemuan rutin forum yang waktunya

disepakati bersama. Misalnya……………..........

(pertemuan rutin setiap, 1 bulan sekali, 3 bulan

sekali, 6 bulan sekali)

10. Diperolehnya nilai / kondisi kawasan pelabuhan

yang bersih, aman, nyaman dan sehat

11. Tercapainya peningkatan kemampuan sumber

daya manusia dalam penyelenggaraan pelabuhan

sehat

12. Tercapainya peningkatan kesadaran komunitas

pelabuhan untuk turut menciptakan kondisi

pelabuhan sehat

13. Tersedianya kelengkapan infrastruktur serta sarana

dan prasarana yang diperlukan oleh komunitas

pelabuhan

14. Terbentuknya komitmen dengan komunitas

pelabuhan untuk peningkatan kegiatan yang

terintegrasi

15. Diperolehnya hasil monitoring dan evaluasi secara

terus menerus dan berkelanjutan terhadap

kemajuan yang dicapai sehingga program

pelabuhan sehat menjadi sukses dan

bersinambungan.

Page 15: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

15

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

MATRIKS PRIORITAS PENYELENGGARAAN PELABUHAN SEHAT

N OBYEK PENYELENGGARAAAN KEGIATAN PENYELENGGARA

1

.

2

.

3

.

4

.

5

.

6

.

7

.

Lingkungan Pelabuhan

Alat Angkut Orang dan

Barang

Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS)

Keamanan & ketertiban

Sarana Prasarana/Fasilitas

Umum dan Social

Penataan Bangunan

Pelayanan Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja

- Penghijauan

- Penanganan sampah

- Pengelolaan limbah

Cair dan padat

- Penyediaan air bersih

- Penyediaan sarana cuci

Tangan

- Pengendalian udara

Dan kebisingan

- Pengendalian vector

Penyakit

- Pengawasan kapal

- Pengawasan kendaraan

Angkutan orang dan

barang

- Gerakan olah raga

- Pengawasan kawasan

Bebas rokok

- Gerakan kebersihan

- Pencegahan

Kriminalitas

- Penyediaan toilet dan

Peturasan umum

- Penyediaan tempat

Ibadah umum

- Penyediaan sarana

Ruang tunggu

Penumpang

- Pengawasan jasa boga,

Restoran

- Pengawasan tata

bangunan

- Melaksanakan

Kesiapsiagaan

Kesehatan darurat

- Penyediaan fasilitas

Kesehatan

- Pengawasan Keselamatan

kerja

ADPEL PT.PELINDO KESEHATAN DUNIA USAHA LS/LP

V

V

V

v

v

v

v

V

V

V

V

v

v

v

v

v

v

v

V

v

v

v

v

v

v

v

v

Page 16: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

16

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Keterangan matrik halaman sebelum :

Dunia Usaha :

Perusahaan : PT. Pelayaran, bongkar muat

Jasa : - koperasi TKBM, assosiasi jasa boga, TMKL,

angkutan barang, dll

Lintas Sektor / Lintas Program (LS / LP) : POLRES, Balai,

Karantina Hewan, Balai Karantina Tumbuhan, Balai

Perikanan, Imigrasi, Bea Cukai dan Pekerja /

masyarakat.

Penandatanganan Kesepakatan Rencana Tin-

dak Lanjut Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat Pelabu-

han Tanjung Priok, merupakan perwakilan dari para

peserta Pertemuan Sosialisasi Pelabuhan Sehat :

RENCANA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELABUHAN SEHAT ,PELABUHAN TANJUNG PRIOK (TAHAP PERCONTOHAN) :

NO

DISTRIBUSI

KEGIATAN

/TAHUN

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN TUJUAN KEGIATAN PESERTA KEGIATAN

1.

2010

Pertemuan persiapan kegiatan

penyelenggaraan pelabuhan

sehat

Pertemuan/lokakarya sosialisasi dan

advokasi

Persiapan penyusunan

kerangka acuan dan ren-

cana kegiatan

Pemahaman yang sama

ttg konsep dan kesepaka-

tan penerapan program

serta diperoleh dukungan

politis (legalitas, pen-

danaan, teknis) dari pen-

gambil kebijakan

Internal KKP kelas 1 Tanjung Priok

Ditjen PP & PL

Adpel

PT. Pelindo

Dunia Usaha : Perusahaan (PT.

Pelayaran), Jasa (Koperasi

TKBM), Assosiasi (jasa boga),

TMKL, angkutan barang dan

orang, perusahaan bongkar

muat

Instansi Pemerintah :

Ditjen PP & PL, Dinas Kesehatan,

Imigrasi, bea cukai, balai

karantina hewan, tumbuhan,

ikan, KKP Polri

Pekerja

Masyarakat

Page 17: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

17

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

2.

2011

Pertemuan

pembentukan tim

pokja/forum/gugus

tugas

Pertemuan pemben-

tukan tim Pembina

Pertemuan

penyusunan rencana

kerja

Pelaksanaan

kegiatan penilaian

variable pelabuhan

sehat

Sebagai fasilitator masyarakat pelabu-

han dalam menentukan arah, sa-

saran,tujuan,kegiatan,dan langkah-

langkah

Sebagai motivator dan dinamisator fo-

rum pelabuhan sehat

Menyusun rencana kerja prioritas yang

sinkron dengan kegiatan semua stake-

holder di kawasan pelabuhan sebagai

acuan bagi tim dalam pelaksanaan,

pengawasan dan pengembangan pro-

gram

Untuk mengetahui kondisi kawasan pela-

buhan dalam kategori sehat atau tidak

sebagai dasar untuk perencanaan

kegiatan yang akan datang, menentu-

kan tujuan jangka pendek, menengah

dan jangka panjang

Pekerja, Masyarakat,

Perusahaan/jasa, Assosiasi,

Seluruh wakil instansi dan

Pengelola/swasta

Adpel, Semua stakeholder

dikawasan pelabuhan

Forum/pokja/gugus tugas, Tim

Pembina

Pengelola dan pengguna jasa

Tim Pokja

Tim Pembina

Instansi Pemerintah

Pengusaha/swasta

Pekerja/masyarakat

3.

2012

Pelaksanaan kegiatan

prioritas

penyelenggaraan

pelabuhan sehat

Pelaksanaan Pelatihan

Pelabuhan Sehat

Melaksanakan kegiatan pokok yang

menjadi prioritas sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi masing-masing

Meningkatkan kemampuan forum /

pokja / gugus tugas dalam melaksana-

kan kegiatan, pengawasan, penyeleng-

garaan pelabuhan sehat

Forum /pokja/gugs tugas

berkoordinasi dengan : Seluruh

Stakeholder yang ada di

pelabuhan, Seluruh instansi

pemerintah yang ada di

pelabuhan, Seluruh dunia usaha

yang ada di pelabuhan, Seluruh

pengusaha/ jasa/assosiasi yang

ada di pelabuhan

Forum/pokja/gugus tugas

penyelenggaraan pelabuhan

sehat, Assosiasi, jasa, pengusaha,

Dunia usaha, Pekerja/Masyarakat

4.

2013

Tindak lanjut Pelaksa-

naan kegiatan priori-

tas penyelenggaraan

pelabuhan sehat

Pertemuan Jejaring

kerja dan kemitraan

Pelaksanaan

Surveilans Kesehatan

Lingkungan

Pengadaan, Pening-

katan infrastruktur, sa-

rana dan prasarana

pelabuhan

Kegiatan prioritas yang berkelanjutan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing

Upaya untuk membangun komitmen

dan berperan dalam penyelenggaraan

pelabuhan sehat

Dalam rangka memonitor kualitas ling-

kungan

Menyediakan/ melengkapi infrastruktur,

sarana dan prasarana pelabuhan yang

memenuhi persyaratan

Sda

Seluruh Stakeholder yang ada di

pelabuhan, Seluruh instansi peme

rintah yang ada di pelabuhan, Se

luruh dunia usaha yang ada di pe

labuhan, Seluruh pengusaha/jasa

/assosiasi yang ada di pelabuhan

Dinas kesehatan, LSM, Donor

agency, Lintas sector dan lintas

program lainya,

KKP, PT. Pelindo, Pengusaha,

Dinas kesehatan, Dinas

kebersihan

Adpel, PT. Pelindo, Pengusaha,

Instansi pemerintah (karantina

hewan, tumbuhan, ikan),

Kesehatan, Polri

Page 18: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

18

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

5.

2014

Tindak lanjut Pelaksanaan

kegiatan prioritas penyelenggaraan

pelabuhan sehat yang

berkesinambungan

Tindak lanjut Pengadaan,

Peningkatan infrastruktur, sarana

dan prasarana pelabuhan

Pelaksanaan surveilans kesehatan

lingkungan

Pembinaan dan penyuluhan

sda

sda

sda

Untuk menumbuhkan kesada-

ran komunitas pelabuhan

untuk mewujudkan pelabu-

han sehat

sda

sda

sda

Adpel

Seluruh sector terkait

6. 2015 Tindak lanjut Pelaksanaan

kegiatan prioritas penyelenggaraan

pelabuhan sehat yang

berkesinambungan

Pelaksanaan surveilans kesehatan

lingkungan

Tindak lanjut Pengadaan,

Peningkatan infrastruktur, sarana

dan prasarana pelabuhan

Pertemuan jejaring kerja dan

kemitraan

Monitoring dan evaluasi

sda

sda

sda

sda

Untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dalam penye-

lenggaraan pelabuhan sehat

dan sebagai dasar untuk per-

encanaan kegiatan yang

akan datang

sda

sda

sda

sda

Tim Pembina Forum / pokja /

gugus tugas pelabuhan sehat

Seluruh stakeholder yang terkait

sesuai bidang tugasnya

Latar Belakang

Kalau kita amati dengan cermat setiap tahun

penduduk yang tinggal di perkotaan semakin

bertambah banyak dan akan meningkat terus lebih

dari 5,5 milyar pada tahun 2025 (Kompas, 2 Nopember

2007). Di negara berkembang, proporsi penduduk

diperkirakan mencapai 80%, khusus untuk anak 60%

anak akan tinggal di perkotaan.

Para pemimpin di dunia sebenarnya telah banyak

memberi perhatian kepada anak, misalnya tercermin

dalam ratifikasi Konvensi Hak-hak Anak-PBB (1992) dan

konsep Kota Ramah Anak yang pertama kali

diperkenalkan pada Konferensi Tingkat Tinggi Istambul-

Turki, 1996. UNICEF sebagai motor penggerak gagasan

tersebut telah membentuk Gerakan Kota Ramah Anak

di beberapa negara, antara lain Philipina, Malaysia,

TINJAUAN KOTA YANG SEHAT UNTUK ANAK

(Dalam Rangka Menuju Kota dan Kabupaten Sehat)

Oleh : Diah lestari

(Kepala Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan)

Page 19: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

19

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Mauritius, Italia dan beberapa negara Scandinavia

dan Canada. Kenyataannya banyak kota-kota di

dunia belum dirancang dengan perhatian penuh

untuk kebutuhan perkembangan anak.

Apa sehat itu ?

Menurut WHO (1994), definisi sehat yang ideal adalah

sebuah kondisi lengkap, meliputi sehat fisik, mental dan

sosial dan bukan hanya bebas sakit atau kecacatan.

Pendekatan WHO agak berbeda dengan definisi sehat

menurut Anthony Perkins, yaitu kondisi relatif dari

bentuk dan fungsi badan yang merupakan hasil

penyesuaian dinamis terhadap kekuatan yang

mengganggu. Definisi Perkins memungkinkan sehat

seperti sebuah spectrumyang lebar. Bila konsep sehat

untuk anak, maka definisi WHO sangat tepat dipakai

sebagai acuan merancang kota sehat, artinya

perencanaan kota harus dilakukan sedemikian rupa

yang memungkinkan tercapainya dimensi sehat fisik,

mental dan sosial.

Mengapa Sehat perlu untuk Anak ?

Konsep tentang perencanaan kota umumnya

meletakan sehat dalam dimensi pelayanan publik.

Kota yang baik, adalah kota yang menyediakan akses

yang memadai untuk berbagai pelayanan sosial,

termasuk pelayanan kesehatan. Dengan begitu,

dimensi sehat menjadi dimensi yang konsumtif,

sehingga pada praktisnya menjadi sering tidak

prioritas, karena dianggap tidak membawa nilai

tambah dalam sektor ekonomi. Padahal sehat

mempunyai nilai aspek investatif, artinya

membelanjakan untuk kesehatan, akan membawa

nilai kembali yang cukup besar untuk pembangunan.

Sektor ekonomi tidak akan berjalan baik tanpa sumber

daya manusia (SDM) yang tidak sehat.

Jika fokusnya adalah SDM, maka sehat untuk anak

menjadi lebih penting, karena anak adalah sumber

dari SDM yang berkualitas.

Jika kita kembali ke definisi WHO, maka penyediaan

‖kota‖ yang memberikan ruang kepada anak yang

memungkinkan tercapainya sehat fisik, mental dan

sosial adalah sebuah investasi masa depan bangsa.

Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan

Teori Blum (1940), menyajikan kerangka berbagai faktor

yang mempengaruhi kesehatan dalam 4 faktor besar,

yaitu faktor genetik, faktor pelayanan, perilaku dan

lingkungan. Dengan kerangka ini tampak jelas bahwa

menyediakan akses yang mudah untuk pelayanan

kesehatan tidaklah cukup untuk menciptakan status

kesehatan yang memadai. Intervensi itu juga dilakukan

sehingga terjadi perubahan perilaku, perubahan

lingkungan kearah yang mendukung kesehatan, dan

dalam jangka panjang yang memungkinkan

peningkatan dan pemeliharaan sumber genetik yang

optimal.

Kalau kita letakkan faktor itu sesuai dengan

tingkat pengaruhnya, maka kita dapat memodifikasi

kerangka seperti gambar berikut ini :

LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI

Budaya&umum Struktur lokal

Sosial komuniti

Perilaku individu

Umur, sex, keturunan

(Dikutip dari Barton dan Tsourou, 2000)

Pada gambar terlihat lingkaran individu dengan umur, jenis

kelamin dan faktor keturunan yang dimiliki dikelilingi oleh

beberapa lingkaran pengaruh.

▪ Strata pertama, adalah perilaku individu yang akan

mempengaruhi kesehatan individu tersebut.

▪ Strata kedua, adalah pengaruh sosial dan komuniti,

adanya social support yang bisa mempengaruhi

kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang.

▪ Strata ketiga, adalah pengaruh dari struktur lokal, seperti

akses ke pelayanan kesehatan, kondisi rumah dan

tempat kerja

Page 20: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

20

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

▪ Strata terluar, adalah faktor yang mempengaruhi

masyarakat secara umum, berupa sosio ekonomi,

budaya maupun kondisi lingkungan lainnya.

Kerangka Whitehead menunjukkan bagaimana

mestinya dimensi yang harus dipehatikan dalam

membangun kota. Perilaku seseorang dan

keputusannya dalam memilih tempat tinggal sangat

mempengaruhi kesehatannya (dan keluarganya),

namun keputusanya itu tergantung dari kesempatan

sosial dan ekonomi, pendapatan, pendidikan dan

secara umum kualitas lingkungan, budaya dan

komuniti sekitarnya. Ini lingkaran yang saling

mempengaruhi antara kesehatan, pendidikan dan

ekonomi. Untuk menjadi sehat orang perlu mempunyai

cukup kemampuan ekonomi agar bisa menyediakan

kebutuhan pangan, sandang dan papan yang

menyehatkan. Sebaliknya orang perlu sehat agar bisa

sekolah (pendidikan) dan bekerja (ekonomi).

Dalam kaitan ini, bisa dimengerti beberapa tujuan

dari Millenium Development Goal selaras dengan

tujuan ini adalah :

▪ Mengurangi separuh orang miskin

▪ Mengurangi separuh orang kelaparan

▪ Semua anak sekolah mencapai tamat SD

▪ Anak perempuan dan anak laki—laki mendapat

kesempatan sekolah yang sama

Kota Sehat untuk anak

Definisi kota sehat di Philipina untuk anak adalah

sebuah tempat yang :

▪ Anak-anak dapat berkembang baik badan dan

mentalnya.

▪ Lingkunganya mendukung belajar dan bersenang-

senang

▪ Orang bisa bekerja dan menjadi dewasa secara

terhormat

▪ Keseimbangan ekologis, sumber kebanggaannya

Dalam kerangka Whitehead dimensi kota sehat untuk

anak masuk dalam struktur lokal yang membantu

pengembangan kesehatan anak. Dimensi itu jelas

terlihat bahwa penyediaan akses pelayanan

kesehatan dan pendidikan hanyalah satu dari dimensi

kota sehat dan perlu juga adanya penyediaan

makanan, air, energi yang aman dan pembuangan

limbah yang memadai. Selain itu kota yang sehat perlu

menyediakan fasilitas rekreasi dan permainan yang

mendorong untuk saling berkomunikasi.

Dalam kerangka Whitehead peranan faktor sosial dan

komuniti yaitu membantu mengembangkan perilaku

anak yang sehat dalam arti mental dan sosial. Pada

faktor ini anak diikutsertakan dalam membangun

kotanya dengan persepsi anak tentang kota yang

sehat untuk memasukkan perasaan gembira terhadap

diri sendiri, lingkungan dan tempat tinggalnya.

Mengembangan kota sehat untuk anak

Banyaknya kriteria tentang kota sehat untuk anak

sering membuat perencana atau pengelola kota takut

untuk memulai gerakan mengembangkan kota sehat.

Definisi kota sehat perlu diperjelas adalah proses bukan

hasil atau outcame, a Healthy City is one that is con-

tinually creating and improving those physical and so-

cial environment and expanding those community re-

sources which enable people to mutually support each

other in performing all functions of life and in develop-

ing their maximum potential (WHO, 1994). Jadi setiap

kota, apapun kondisinya, dapat memulai gerakan kota

sehat untuk anak.

Secara sederhana, cukup dua hal yang harus dilaku-

kan. Pertama adalah mengintegrasikan berbagai di-

mensi kota sehat dalam setiap elemen kota yang rele-

van untuk anak seperti sekolah dan fasilitas pelayanan

kesehatan. Perencanaan haruslah bersifat lintas sektor,

dengan kerjasama antar berbagai mitra kota, dan

melibatkan komuniti dalam skala luas baik ketika mem-

bangun visi, maupun dalam melanjutkan gerakan, se-

hingga banyak orang merasa memiliki kotanya.

Daftar Pustaka

Whitehead M Dan Dahlgren G; 2000, A WHO guide to

Planning for people, Spon Press, London & New York.

http://www.doh.gov.ph

http://www.who.dk

Page 21: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

21

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

RUANG UKLW Fakta 'Segar' Tentang Kesehatan Jantung Anda

Oleh : dr.Agung Setiawan

Jika ingin menjaga jantung tetap sehat,

upayakanlah untuk mengenal si jantung itu dulu.

Termasuk mengenal beberapa tanda-tanda alarm dini

dari penyakit jantung. Dalam hal penyakit jantung,

yang paling penting adalah upaya pencegahan, dan

hal itu sebenarnya tidak terlalu sulit, hanya perlu

mengenal tentang si jantung itu saja.

Berikut dimuat beberapa fakta klinis mengenai

si jantung supaya tidak banyak simpang siurnya dan

ditujukan agar Anda dapat mengenal si jantung lebih

akrab lagi.

1. Kita memiliki sebuah jantung yang berlokasi di dada

kiri , di belakang tulang dada-iga kiri. Posisi jantung

berada diapit oleh kedua paru-paru, namun tidak

perlu khawatir karena paru-paru bak ibarat spons

sehingga posisi demikian tidak akan mencekik si

jantung.

2. Besarnya jantung hanya sekepalan tangan kiri si

empunya-nya, tapi kecil-kecil gitu, fungsi jantung

luar biasa vital bagi kehidupan, saat ia berhenti

bekerja 5 menit saja, hampir dipastikan kita sudah

dekat dengan lubang kubur.

3. Sebenarnya adalah salah kaprah si orang-orang

Indonesia mengartikan ‗heart' sebagai ‗hati'.

Sebenarnya heart berarti sebagai jantung,

sedangkan hati sendiri dikenal sebagai ‗liver'. Jadi

istilah ‗my heart' artinya ‗jantung ku' (kok aneh tapi

ya??)

4. Jantung itu sebenarnya merupakan pompa berotot

yang sangat unik, yang memompa darah keseluruh

tubuh (hingga ke ujung-ujung jari) dan dengan

irama yang sangat beraturan sepanjang hayat kita.

Bayangkan, apakah ada alat buatan manusia

yang masih sedemikian teraturnya setelah bekerja

terus menerus selama 50 tahun atau lebih?

5. Selain sebagai pompa berotot, jantung juga

merupakan organ yang dilingkupi oleh system listrik

yang amat rumit dan sistematis, lebih kompleks

daripada jaringan kabel internet mana pun yang

pernah ada. Oleh karena itu, gangguan sedikit saja

pada suatu bagian kabel listrik jantung akan

berdampak cukup berarti secara keseluruhan bagi

efektivitas kerja pompa jantung. Gangguan irama

jantung demikian dikenal secara medis sebagai

aritmia.

6. Irama jantung yang normal adalah yang beraturan

dan dibawah satu komando yang berasal dari

SinoAtrial Node. Frekuensi normalnya adalah 60 - 100

kali per menit

7. Jantung mereka yang berusia muda dan gemar

berolahraga rutin, juga pada atlit, berdetak lebih

perlahan, bisa mencapai 40 kali per menit. Hal

tersebut normal dan merupakan efisiensi kerja

jantung karena daya pompa jantung mereka

relative berdaya lebih besar daripada awam

sehingga membutuhkan lebih sedikit frekuensi saja.

Hal tersebut adalah sesuatu yang baik selama tak

bergejala.

8. Detak jantung anak-anak lebih cepat ketimbang

dewasa karena alas an kebalikan dari hal diatas.

Pada janin dalam kandungan, detak jantung normal

antara 120-160 kali per menit. Pada anak balita

detak jantung bisa mencapai 130 kali per menit. Hal

tersebut memang normal, jadi jangan dikhawatirkan

9. Ketika demam, normalnya detak jantung akan

meningkat, yaitu sekitar 10 kali per menit untuk

setiap peningkatan suhu badan 1 ‗C diatas 38 ‗ C.

Hal itu dikarenakan saat demam aktivitas sel-sel

tubuh kita meningkat sehingga jantung perlu

bekerja ekstra untuk memenuhinya.

Page 22: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

22

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

10. Orang tua yang sering sempoyongan, gelap, pusing

saat posisi berdiri, lemas, salah satunya bisa

dikarenakan detak jantung yang terlampau

lambat, selain gangguan tekanan darahnya.

Umumnya memang ada beberapa proses

degeneratif di bagian Sino Atrial Node pada lansia,

terkait dengan usianya.

11. Pada remaja terutama kaum wanita seringkali

mengeluhkan jantung berdebar-debar terutama

dalam situasi-situasi tertentu, kadangkala disertai

juga dengan telapak tangan gampang keringatan.

Keadaan seperti ini seringkali yang dijumpai adalah

manifestasi dari gangguan kecemasan (psikis).

Namun perlu pula disingkirkan kemungkinan-

kemungkinan adanya kelebihan hormone tiroid

(kelenjar gondok)

12. Walaupun jantung kita adalah mesin pompa darah

yang berarti selalu kontak dengan darah, namun

hanya darah yang dibawa melalui pembuluh kecil

yang bernama arteri koroner semata lah yang

berdapat dipakai sebagai penyedia oksigen dan

nutrisi bagi kerja otot-otot jantung. Jadi apabila ada

cabang koroner yang menyempit, maka

sebagaian lokasi otot jantung potensial cedera

atau malah mati, serangan jantung pun terjadi.

13. Penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh

darah) saat ini merupakan momok pembunuh

umat manusia nomor satu di dunia. Di USA, tidak

kurang dari 400 ribu pasien baru dijumpai pada

setiap tahunnya yang mengalami serangan

jantung.

14. Pada dewasa muda terkadang mengalami nyeri di

dada bagian kiri yang tiba-tiba dan sakit sekali

seperti ditusuk belati walaupun hanya sekejap

(dalam hitungan detik) dan umumnya sering

bangkit saat menarik napas panjang. Hal tersebut

seringkali tidaklah terlalu berarti , bukan

disebabkan oleh penyakit jantung spesifik.

Umumnya dijumpai pada individu yang memang

tergolong mudah cemas. Karenanya disejuluki

sebagai cardiac neurosis. Keadaan ini tak

berbahaya dan jika diperiksa macam-macam

umumnya tak dijumpai kelainan jantung yang

berarti.

15. Nyeri dada yang khas untuk suatu penyempitan

koroner (angina) umumnya berupa rasa seperti

ditimpa beban berat tepat di belakang tulang

dada (di tengah dada) yang dapat menjalar

hingga kerongkongan, bahu, lengan dan

punggung kiri. Nyeri demikian bangkit terutama

saat aktivitas fisik dan segera mereda setelah

beristirahat atau minum obat nitrat. Jika tak

kunjung mereda dalam lebih dari 20 menit,

mungkin suatu serangan jantung telah terjadi,

bukan sekedar penyempitan.

16. Untuk ras Asia, ada banyak kasus serangan jantung

ditemukan pada pasien usia lanjut yang dating

dengan keluhan nyeri ulu hati , tanpa disertai nyeri

dada.

17. Pada pasien lanjut usia dan penderita diabetes,

serangan jantung dapat tampil diam-diam atau

tanpa gejala sama sekali (silent infarct), walaupun

demikian resiko komplikasinya serupa dengan yang

bergejala. Jadi hal ini sungguh berbahaya. Cek

rutin diperlukan pada mereka yang tergolong

resiko tinggi.

18. Merokok meningkatkan hampir 4 kali lipat resiko

serangan jantung. Faktor resiko lainnya untuk

terkena penyakit jantung koroner antara lain

adalah diabetes mellitus tak terkontrol, kegemukan,

hipertensi tak terkontrol, kolesterol darah (terutama

LDL) yang tinggi, obstructive sleep apnea (periode

henti napas sesaat saat tidur), faktor turunan

keluarga, usia lanjut, post menopause pada wanita

dan kebiasaan hidup serba stress serta penuh

amarah.

19. Pada individu yang relatif muda dan tanpa memiliki

berbagai resiko diatas, seringkali nyeri dada yang

tak khas di bagian kiri umumnya berasal dari organ

lain selain jantung, terutama otot. Selain itu

mungkin juga dari lambung dan paru.

20. Perokok, mereka yang gemuk dan mereka yang

memiliki pola makan yang tak baik serta maag ka-

Page 23: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

23

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

dangkala dapat mengalami suatu nyeri dada yang

cukup mengerikan yaitu seperti terbakar dari atas

ulu hati hingga ke kerongkongan.

Hal demikian sejauh terjadi pada

mereka yang berusia relative

muda dan tak memiliki resiko

penyakit jantung seringkali

disebabkan oleh karena refluks

atau tumpahan asam lambung

yang naik hingga ke

kerongkongan, atau dikenal

sebagai refluks esofagitis. Karena sensasinya seperti

jantung yang terbakar maka dijuluki sebagai heart

burn. Namun sesungguhnya hal

ini sama sekalai tak berkaitan

dengan penyakit jantung.

21.Ada satu jenis penyakit jantung

yang memiliki prognosis (harapan

hidup) yang sangat buruk yaitu

payah jantung (heart failure).

Payah jantung secara perlahan

namun pasti akan menggerogoti

penderita hingga kematian

adalah akhirnya. Prognosis ini bahkan lebih buruk

ketimbang beberapa jenis kanker!

Pada payah jantung, kemampuan pompa

jantung terus menurun akibatnya

suatu saat jantung sudah tak

mampu lagi secara optimal

memompa darah sehingga

berbagai organ vital di tubuh

menjadi terganggu fungsinya.

Penyebab tersering dari payah

jantung terutama adalah hipertensi

lama yang tak terkontrol dan

pasca serangan jantung yang tak

optimal dikelola. Kelainan katup jantung adalah

penyebab payah jantung yang relative paling sering

pada mereka yang usianya lebih muda.

Oleh karena itu ada istilah ‗time is muscle' bagi

mereka yang mengalami serangan jantung, artinya

semakin cepat pasien dikenali dan diatasi serangan

jantungnya, maka kerusakan otot jantungnya tidak

meluas dan fungsi pompanya dapat

dipertahankan seoptimal mungkin

sehingga resiko payah jantung dapat

dihindari.

Pemeriksaan penunjang penting

untuk mendeteksi penyempitan

koroner maupun serangan jantung

antara lain adalah rekam jantung

statis (ekg), rekam jantung dengan uji

beban (treadmill), CT angiografi koroner (calcium

score) dan kateterisasi jantung dan cek laboratium

darah (cardiac marker).

Pemeriksaan penunjang penting

untuk mendeteksi payah jantung

antara lain USG jantung

(ekokardiografi), foto rontgen dada

dan cek laboratorium darah (NT-Pro

BNP).

Yang paling penting dalam

manajemen kesehatan jantung

adalah mencegah serangan jantung

yang pertama, artinya upaya pencegahan sudah

diupayakan saat individu yang beresiko tinggi belum

mengalami gejala apa-apa. Caranya dengan terus

mengupayakan kebiasaan hidup

sehat serta kelola faktor resiko yang

ada secara rutin dan tanpa

mengenal bosan (misalnya minum

obat darah tinggi, obat gula dan

kolesterol setiap hari).

Upaya pencegahan yang paling

mudah, murah namun sangat

efektif adalah rajin jalan kaki setiap

hari. Caranya sederhana saja,

walaupun agak konyol, selalu pilih naik tangga

ketimbang lift, tetaplah berjalan walaupun sedang di

eskalator, parkir mobil sedikit jauh dari pintu masuk

kantor Anda, dll. Jalan kaki adalah sahabat jantung

sehat. (AGN)

Page 24: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

24

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

TEKNOLOGI

dan

INFORMASI

RISIKO POTENSIAL PENYAKIT-PENYAKIT INFEKSI

PADA PELAKU PERJALANAN by. diah lestari

Leptospirosis ( including weil disease)

Penyebab : Bakteri spiral dari genus Leptospira, ordo

Spirocaeta, Famili metacea.

Nama lain dari Leptospirosis adalah weil’s diseases,

Canicola fever ,

H a e m o r r h a g i c

jaundice, Trench

fever

Transmisi :

Leptospirosis adalah

penyakit yang di

transmisikan oleh

kuman Leptospira sp. Karena kontak dengan urine tikus

yang mengandung leptospira atau air, lumpur yang

terkontaminasi kuman ini dengan cara menembus kulit

lecet atau mukosa.

Sum b er p enyeb ar annya dap at m el a l u i

tikus,babi,sapi,kambing,domba,kuda, kucing, anjing,

landak, kelelawar, tupai, rubah.

Gejala Penyakit :

Demam, menggigil sakit kepala, malise, muntah,

konjungtivis (conjungtival suffusion), tanpa disertai

eksudat serius/purulent, rasa nyeri pada otot terutama

otot betis dan punggung.

Gejala akan tampak antara 4-9 hari, selanjutnya tanpa

jaundice (kekuningan) dan pada stadium lanjut terjadi

gagal dan aritmia jantung.

Risiko Untuk Pelaku Perjalanan :

Pelaku perjalanan dapat berisiko pada saat musim

hujan di Negara dimana banyak terdapat penyakit ini,

pada daerah pertanian dan contak dengan danau

yang terkontaminasi, tetapi risiko sangat rendah untuk

pelaku perjalanan.

Tindakan Pencegahan :

Menjaga kebersihan lingkungan, selokan, saluran air, air

yang menggenang, tempat air dan kolam renang,

tempat-tempat yang menjadi sarang tikus.

Health education tentang perilaku hidup bersih dan

s e h a t ( P H B S ) .

Rodent control/

pengendalian tikus,

b i l a k o n d i s i

m e m u n g k i n k a n

m e n g g u n a k a n

s e p a t u b o o t /

pelindung diri bila

ke tempat genangan air/banjir.

Pengobatan ;

Pemberian tetracyclint dengan dosis 250 mg setiap 8

jam atau 1 m/iv selama 24 jam, kemudian, 250-500 mg

setiap 6 jam selama 6 hari, hal ini tidak diberikan

apabila penderita mengalami gagal ginjal,

erythromycin dapat diberikan dengan dosis 250 mg

setiap 6 jam selama 5 hari.

Reff ;

Chin J,ed. Control of communicable diseases

manual, 17th ed. Washington, DC, American Public

Health Association, 2000

International travel and health, World Health

Organization, 2005

The clinical use of blood, handbook, Geneva, World

Health organization, 2001

Lanjutan dari Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 3 Triwulan III ( Juli - September ) Tahun 2010

Page 25: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

25

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Kegiatan pengendalian vektor, khususnya

nyamuk merupakan salah satu bentuk upaya

kewaspadaan dini terhadap timbulnya wabah

penyakit yang ditularkan oleh vektor. Seiring

rekomendasi IHR bahwa area tertentu, khususnya

pelabuhan harus bebas dari vektor maka secara

otomatis dan mutlak area pelabuhan juga harus

dilakukan pengendalian vektor. Pengendalian vektor

ini harus dilakukan dan diawasi secara profesional agar

dampak negatif insektisida yang digunakan tidak

merugikan kesehatan manusia dan lingkungan.

Pengendalian dan pengawasan vektor yang efektif

dan efisien ini merupakan modal bagi kepercayaan

dunia internasional tentang pelabuhan di Indonesia

yang aman.

Peralatan yang lazim dipakai di pelabuhan

adalah mesin fog panas, namun tidak menutup

kemungkinan adanya pemakaian alat yang lebih

mahal namun sangat efektif yakni menggunakan Ultra

Low Volume. Dibawah ini disajikan perbandingan

antara mesin fog panas (portable) dan Ultra Low

Volume.

MESIN FOG PANAS (PORTABLE)

Partikel efektif +/-50%

Gangguan pandangan

Bahaya kebakaran dan anak – anak, lalu-lintas

Bercak minyak

Biaya operasi tinggi

Psikologis (masyarakat) besar

ULTRA LOW VOLUME (UNPORTABLE)

Partikel efektif >85%

Tidak ada gangguan pandangan

Tidak ada bahaya kebakaran

Tidak ada bercak

Biaya operasi rendah

Masyarakat terdidik

Penggunaan Insektisida dengan menggunakan Ultra

Low Volume (ULV) ini lebih menghemat insektisida yakni

volume insektisida sedikit tapi dapat mencakup suatu

wilayah yang sangat luas.

UKURAN PARTIKEL

Fume : 0.001 - 0.100 micron

Fog : 0.100 - 5 micron

Fine Aerosols : 5 - 25 micron

Coarse Aerosols : 25 - 50 micron

Mists : 50 - 100 micron

Fine Sprays : 100 - 200 micron

Medium Sprays : 200 - 300 micron

Coarse Sprays : >300 micron

PERBANDINGAN

MESIN FOG PANAS DAN ULTRA LOW VOLUME

Page 26: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

26

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

SERBA-SERBI CARA MURAH MERAWAT KUKU DAN RAMBUT SENDIRI

Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani

Membersihkan kuku

Membersihkan kuku, dapat dilakukan dengan

cara merendam kuku jari tangan dan kuku jari kaki

dalam air hangat, dengan waktu secukupnya (sekitar

5 menit). Air hangar dapat membuat kuku dan kulit di

sekitar kuku menjadi lunak sehingga mudah untuk

dibersihkan, khususnya pada daerah pinggir kuku

yang sering kemasukan kotoran.

Memotong kuku

Ukuran kuku tidak perlu terlalu panjang untuk

menjaga kekuatan kuku dan kecantikan kuku.

Disamping itu, kuku yang terlalu panjang terkesan tidak

rapi dan mudah kemasukan kotoran dan bakteri,

namun jangan terlalu pendek. Pada prinsipnya ukuran

panjangnya kuku bisa tampak terkesan cantik.

Hindari kebiasaan dibawah ini :

Hindari membuka benda - benda keras

menggunakan kuku dapat merusak kuku dan uga

dapat menimbulkan luka pada kulit dan daging

disekitar kuku.

Hindari mencuci pakaian, mencuci piring atau

memeras kain pel tanpa memakai sarung tangan

Hindari membersihkan kotoran kuku dengan cara

mengorek kuku dengan kuku lain

Hindari memotong kuku dengan cara menggigit

kuku

Menjaga kelembaban dan memperkuat kuku

Salah satu cara mudah untuk memperindah

kuku, yakni dengan cara memperbanyak minum air

putih, dengan harapan agar kuku terjaga

kelembabannya. Sedangkan untuk memperkuat kuku

dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan

yang mengandung kalsium atau dengan meminum

susu.

Mempercantik kuku

Bersihkan kuku menggunakan air hangat

Kotoran kuku dibersihkan menggunakan batang

penyodok khusus

Gosoklah kuku dan sekitar kuku menggunakan kapas

yang dicelup alkohol (sekitar60%)

Kulit-kulit yang berlebih, kapalan, dan kering dibuang

dan dibersihkan pelan – pelan

Kemudian jari-jari

yang akan diolesi

kuteks, terlebih

dahulu dipijit, lalu

dibilas dan disikat

agar bersih dan

kuteks melekat

sempurna.

Penggunaan pewarna kuku atau kuteks dan

penghapusnya harus

seimbang

Pembuatan lukisan

atau gambar

dilakukan langsung di

atas kuku.

Keindahan dan kebersihan diri seorang wanita

merupakan pancaran pribadi yang sangat dibutuhkan.

Tidak heran bila kemudian, banyak wanita yang

berlomba - lomba mempercantik semua bagian

tubuhnya hingga yang terkecil sekalipun seperti kuku

Silakan mencoba.

Page 27: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

27

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

KERAMAS

Sebagian besar orang berpendapat bahwa

rambut adalah mahkota, terutama

bagi seorang wanita. Pada awalnya

sebagian besar laki – laki tidak peduli

dengan perawatan rambutnya

bahkan mereka beranggapan

bahwa buang waktu, namun pada

saat umur menjelang senja, rambut

mulai rontok bahkan ada yang mulai

botak. Nah, apa daya nasi sudah menjadi bubur,

rambut sudah mulai rontok. Sejak saat itulah para lelaki

mulai berpikir dan ada yang mulai

bertindak untuk merawat rambutnya.

Alangkah baiknya bila wanita dan

laki – laki mulai merawat rambutnya

sejak dini sebelum rambut mulai

rontok karena ketuaannya, paling

kurang untuk membantu mengurangi

kerontokan rambut dan membuat

rambut tumbuh lebih sehat.

Pada jaman dahulu, para wanita desa

merawat rambutnya dengan cara keramas memakai

sabun dari buah pohon

―jarak‖ dan selanjutnya

dibilas dengan keramas

m e n g g u n a k a n a b u

―merang‖ yang telah

disiapkan sebelumnya. Buah pohon jarak adalah buah

pohon yang sering disebut

pohon ―jarak‖ oleh orang

Jawa, ditengahnya terdapat

biji berwarna hitam dan keras,

sedang ―merang‖ adalah

batang padi.

Pada saat ini kita sudah terbiasa keramas

menggunakan shampo dengan merek bermacam –

macam walaupun tidak jarang rambut menjadi rusak

karena pemakaian shampo yang tidak cocok dengan

jenis rambut. Apabila rambut tidak cocok dengan

salah satu merek shampo, anda tidak perlu sering

ganti merek shampo, akan lebih tepat bila anda

memilih menggunakan shampo bayi. Selanjutnya,

marilah kita memakai cara tradisional yang murah

yakni dilanjutkan dengan keramas menggunakan abu

―merang‖. Pada saat ini memeng susah memperoleh

merang, namun bisa diganti dengan abu ―sekam‖.

Cara keramas yang murah, efektif sebagai

upaya merawat rambut dan konvensional namun

executif, diuraikan sebagai berikut :

Sebelum mulai keramas, siapkanlah shampo biasa

anda pakai dan cocok untuk rambut anda, apabila

tidak ada yang cocok maka pilihlah salah satu

merek shampo bayi yang pada saat ini populer.

Selanjutnya, siapkanlah abu ―merang‖ atau abu

sekam padi.

Sisirlah rambut anda kearah belakang, untuk

mencegah penumpukan shampo pada kulit kepala.

Oleskan shampo ke tangan, balurkan dan gosokan

mulai dari rambut bagian depan atas menuju ke

rambut bagian belakang kepala, lakukan hal ini

secara perlahan

Pijat seluruh kulit kepala paling kurang satu kali,

untuk mendorong nutrisi shampo ke dalam akar

rambut dan membebaskan folikel rambut dari sisa

produk yang menyumbat.

Bilas rambut sampai bersih menyeluruh

Ulangi keramas dengan menggunakan abu

―merang‖ atau abu‖sekam‖, mulai dari rambut

bagian depan atas menuju ke rambut bagian

belakang kepala

Ulangi pijit seluruh kulit kepala paling kurang satu

kali, untuk mendorong nutrisi shampo ke dalam akar

rambut dan membebaskan folikel rambut dari sisa

produk yang menyumbat.

Bilas rambut sampai bersih menyeluruh

Bungkuslah rambut dengan handuk sampai

beberapa menit

Bukalah handuk, biarkan rambut mengering dengan

sendirinya,

Nah, selamat mencobanya

Page 28: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

28

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Penyalahgunaan formalin di Nusantara ini

masih sering kita jumpai terutama oleh industri rumah

tangga sebagai bahan

pengawet makanan

jajanan di pasar, dan

industri rumah tangga di

permukiman penduduk

bahkan formalin kadang

biasa dipakai sebagai

bahan campuran dalam sampo bayi, deodoran,

parfum, cat rambut, cairan

penyegar mulut, pasta gigi,

antiseptik, obat cairan,

pencuci piring, pelembut

cucian, perawatan sepatu,

pembersih karpet dan lain

sebagainya. Pada

masyarakat bagian timur Indonesia, formalin

merupakan bahan yang

sering digunakan untuk

pengawet mayat agar bisa

tahan lama dan tidak

menimbulkan bau sambil

menunggu kedatangan

kerabatnya yang datang

dari tempat jauh.

Formalin adalah larutan yang mengandung

lebih kurang 37% formal - dehida dalam air, biasanya

ditambahkan methanol 10 – 15 % untuk mencegah

polimerasi yang berfungsi sebagai stabilisator.

Formaldehida ini dapat membunuh bakteri, dengan

cara membuat jaringan dalam bakteri yang

menyebabkan dehidrasi (kekurangan air) sehingga sel

bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru

dipermukaan. Pada suhu diatas 150°C formalin dapat

terurai menjadi methanol dan carbon monoksida.

Formalin bukan hanya membunuh bakteri, tetapi juga

membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan

dibawahnya, supaya tahan terhadap serangan

bakteri lain. Desinfektan lainnya, membunuh bakteri

namun tidak bereaksi dengan benda yang didisinfeksii,

sedangkan formaldehida dalam formalin akan bereaksi

secara kimiawi dan tetap ada di dalam benda yang

didisinfeksi untuk melindungi dari serangan bakteri

berikutnya.

Oleh karena itu, formalin banyak digunakan

seb aga i des in fek tan

t e r u t a m a u n t u k

pemebersih lantai, kapal,

gudang dan pakaian, juga

sering sebagai germisida dan fungisida pada tanaman

d a n s a y u r - s a y u r a n

disamping pembasmi lalat

dan serangga. Marilah kita

lihat bahan – bahan

disinfektan yang dipakai

diatas kapal, periksalah jenis kandungan disinfektan

yang tersedia selama

perjalanan pelayaran.

Disamping pada

produk – produk tersebut

diatas, formaldehida juga

ditemukan pada benda –

benda di dekat kita tanpa

kita sadari :

Dalam makanan : Sebenarnya formaldehida secara

natural sudah ada dalam

bahan makanan mentah

dalam kisaran 1 mg per kg

hingga 90 mg per kg namun

formalin yang boleh masuk

ke tubuh dalam bentuk

makanan untuk orang

dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg perhari.

Dalam fornitur baru : Formaldehida sering dijumpai

pada fornitur baru yang kita beli dari toko. Oleh

karena itu, kalau membeli furnitur baru, sebaiknya

selalu membuka pintu dan jendela untuk

menurunkan kadar formaldehida dalam ruangan.

Siapa bilang FORMALIN BERBAHAYA?

Page 29: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

29

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Dalam rokok dan asap kendaraan : Formaldehide

juga ditemukan pada

a s a p

rokok dan

u d a r a

y a n g

tercemar

asap kendaraan bermotor.

Dll

Nama dagang formaldehida sangat beragam,

antara : ivalon, quaternium-15, formalith, BVF,

metylene oxyde, morbicid, formol, supersofom, dan

lain-lain. Quartenium-15 ditemukan di hampir semua

jenis produk perawatan.

Bahaya bagi tubuh

Formaldehida sangat mudah diserap melalui

saluran pernapasan dan

p e n c e r n a a n .

F o r m a l d e h i d a b i s a

berakibat buruk pada

organ-organ tubuh jika

dikonsumsi dalam jangka

watu panjang, antara lain

dapat menyebabkan luka

pada ginjal, paru, kanker

pada hidung, merusak

j a r i n g a n ( n e c r o s i s ) ,

menyusutkan selaput lendir

disamping kerusakan pada

hati, jantung dan otak dan

dapat menyebabkan

kematian. Bila terhisap

dalam jumlah sedikit

namun

dalam

w a k t u

y a n g

r e l a t i f

lama dapat mengakibatkan iritasi

pernapasan, muntah dan pusing.

Sebenarnya, hampir semua jaringan tubuh

mempunyai kemampuan untuk memecah dan

memetabolisme formaldehida, yakni menjadi asam

format yang dikeluarkan melalui urine. Disamping itu,

formaldehyde dapat dikeluarkan sebagai CO2 dari

dalam tubuh.

Dalam International Programme on Chemical

Safety (IPCS) disebutkan bahwa batas toleransi

formaldehida yang dapat diterima tubuh dalam

bentuk air minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam

satu hari asupan yang dibolehkan adalah 0,2 mg,

sedangkan National Institute for Occupational Safety

and Health (NIOSH) menyatakan formaldehida

berbahaya bagi kesehatan pada kadar 20 ppm

Bahan tambahan

Bahan Tambahan yang dilarang digunakan

dal am m ak anan se sua i

Peraturan Menkes RI No. 722 /

Menkes / Per / IX / 1988 dan

perubahannya No. 1168/

Menkes/Per/IX/1999 adalah :

Asam Borat (Boric Acid) dan

senyawanya.

Asam Salisilat dan garamnya

(Salisylic Acid and its salt)

Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocabonate, DEPC)

Dulsin (Dulcin)

Kalium Klorat (Potassium

Chlorate)

K l o r a m f e n i k o l

(Chloramphenicol)

M i n y a k N a b a t i y a n g

dibromidasi (Brominated

Vegetable Oils)

Nitrofurazon (Nitrofurazone)

Formalin (Formaldehyde)

Kalium Bromat (Potassium

Bromate)

Page 30: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

30

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

JEJARING

KEMITRAAN

JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN

SANITASI DAN DAMPAK RISIKO LINGKUNGAN

Oleh : Isha Ali Wardhana, SKM, MKM

I. LATAR BELAKANG

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan

pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia, hal ini

tercermin dari kegiatan operasionalnya, dimana sekitar

65% dari total arus barang diangkut melalui Pelabuhan

Tanjung Priok. Hal ini menjadikan Pelabuhan Tanjung

Priok sebagai sentra aktifitas ekonomi, namun dibalik

itu ada potensi kemungkinan terjadinya penyebaran

penyakit menular yang dibawa oleh sarana

pengangkut, orang, binatang dan vektor-vektor

lainnya yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok,

serta yang berasal dari lingkungan pelabuhan itu

sendiri.

Untuk melindungi masyarakat pelabuhan dari

ancaman penyakit yang ditimbulkan karena sanitasi

yang kurang baik, maka perlu adanya peningkatan

upaya pengawasan dan pengendalian sanitasi dan

dampak risiko lingkungan di wilayah pelabuhan.

Pengawasan dan pengendalian sanitasi di wilayah

Pelabuhan harus dilakukan secara profesional

sehingga dapat meningkatkan kepercayaan

pelayaran nasional maupun internasional bahwa

pelabuhan-pelabuhan di Indonesia telah mampu

melaksanakan pengawasan sanitasi baik sarana

maupun prasarana di pelabuhan.

Sesuai Permenkes 356 tahun 2008 bahwa

Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan pada Kantor

Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan

sanitasi lingkungan, yang didalam pelaksanaan

tugasnya tidak bisa berjalan sendiri, tetapi perlu

melakukan koordinasi dengan para stake holder yang

ada di pelabuhan.

Oleh karena itu pelaksanaan jejaring kerja dan

kemitraan sanitasi dan dampak risiko lingkungan ini

perlu sekali dilakukan, dengan harapan pihak stake

holder bisa melakukan upaya pengendalian sanitasi

dan meminimalisir dampak risiko lingkungan setidaknya

di lingkungan sekitarnya masing-masing, sehingga ber-

sama-sama Kantor Kesehatan Kelas I Tanjung Priok da-

pat mewujudkan Pelabuhan Tanjung Priok yang sehat.

II. PELAKSANAAN PERTEMUAN

Waktu Pelaksanaan

Pertemuan Jejaring ini dilaksanakan pada

tanggal 11 - 13 Maret 2010, di Hotel Dwima, Bogor Jawa

Barat.

Peserta Pertemuan

Peserta yang hadir sesuai dengan yang telah

direncanakan, yaitu sebanyak 30 orang dan

Narasumber 5 orang, berasal dari :

Subdit Pengamanan Limbah Direktorat Penyehatan

Lingkungan Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI

Subdit Penyehatan Air Direktorat. Penyehatan

Lingkungan Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI

Ka. Si. Pengendalian Masalah Kesehatan

Sudinkesmas Jakarta utara

Ka. Bid. ADKL BBTKL PPM Jakarta

Ka. Bid UKLW KKP Kelas I Tanjung Priok

Jalannya Pertemuan

1. Pembukaan pertemuan pada hari Kamis pukul

19.00 WIB tanggal 11 Maret 210.

2. Diskusi Panel pada tanggal 12 Maret 2010 :

Panel I (pertama) : materi Profil dan Evaluasi

Page 31: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

31

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Program KKP Kelas I Tanjung Priok, materi Program

Pengawasan Penyehatan Air dan materi Program

Pengawasan Limbah

Panel II (kedua) : Sanitasi & Dampak Risiko

Lingkungan di Wilayah Jakarta Utara, materi Peran

dan fungsi BBTKL PPM Jakarta dalam Melakukan

Analisis Risiko Lingkungan di Pelabuhan, dan materi

Dampak Risiko Lingkungan terhadap Kesehatan

Manusia

3. Pada tanggal 13 Maret 2010 dimulai dengan acara

Rencana Tindak Lanjut dalam Pengendalian Risiko

Lingkungan di Pelabuhan (Mewujudkan Pelabuhan

Sehat) dan dilanjutkan dengan perumusan

Kesepakatan bersama oleh peserta yang hadir.

4. Penutupan pertemuan pada tanggal 13 Maret 2010

III. HASIL PERTEMUAN

Hasil dari pertemuan ini adalah rencana tindak

lanjut dalam bentuk kesepakatan bersama antara KKP

Kelas I Tanjung Priok dengan para stake holder dalam

upaya pengendalian sanitasi dan dampak risiko

lingkungan di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai berikut:

A. Alur pelaporan dan umpan balik Pengawasan

Kualitas Air :

1. Di Daratan

KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. METITO dan

sebaliknya

KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. PELINDO II dan

sebaliknya

KKP Kelas I Tanjung Priok ke ADPEL Utama

Tanjung Priok dan sebaliknya

2. Di Kapal

KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. PELINDO II dan

sebaliknya

B. Alur pelaporan dan umpan balik Pengawasan

Sampah/ Limbah

KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. Pabrik Cat & Tinta

Pacific dan sebaliknya

KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. DOK I & II dan

sebaliknya

KKP Kelas I Tanjung Priok ke PT. KBN Zona Tanjung

Priok dan sebaliknya

KKP Kelas I Tanjung Priok ke Koperasi KS TKBM

Tanjung Priok dan sebaliknya

C. Pengawasan TPM

Dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok

kepada seluruh instansi di Pelabuhan.

D. Sanitasi Lingkungan (HSGB dan PUAT)

Dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok kepada

seluruh instansi di Pelabuhan.

E. Pelaporannya kepada PT. PELINDO II dan ADPEL

UTAMA Tanjung Priok.

F. Informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan hasil

pengawasan TPM dan HSGB dari KKP Kelas I Tanjung

Priok sesuai kebutuhan tiap instansi.

G. Metode laporan dan umpan balik dilakukan dengan

cara :

Berkunjung ke antar instansi.

Mengirimkan surat/ fax/ e-mail, sesuai dengan

kebutuhan.

IV. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan Jejaring Kerja

dan Kemitraan dalam rangka Pengendalian Sanitasi

dan Dampak Risiko Lingkungan di Pelabuhan Tanjung

Priok. Kegiatan ini dilakukan agar KKP Kelas I Tanjung

Priok dan Stake holder terkait mampu menjaga dan

meningkatkan sanitasi dan juga mengendalikan

dampak risiko lingkungan di sekitar wilayah lingkungan

kerja masing-masing, sehingga kedepannya dapat

terwujud Pelabuhan Sehat di Tanjung Priok.

Page 32: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

32

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

PANDAN, KUCING DAN ANJING

DALAM KEHIDUPAN KITA SEHARI - HARI

Oleh : Ny. Bertha M. Pasolang, SSos.

FLORA

Dan

FAUNA

Daun pandan

Pandan adalah jenis tumbuhan yang memiliki aroma

wangi yang sangat khas.

Pandan tumbuh tegak

keatas, daunnya tebal dan

a g a k l e b a r n a m u n

memanjang dan ujungnya

runcing

D a l a m

tradisi masakan

k ha s J aw a,

daun pandan

m e r u p a k a n

k o m p o n e n

p e n t i n g .

T u m b u h -

tumbuhan ini

dapat ditanam di pekarangan atau halaman rumah

dan dapat tumbuh liar di tempat – tempat yang

teduh. Daunnya memanjang seperti daun palem dan

tersusun rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm.

Kegunaan

Daun pandan biasa digunakan dalam pembuatan

kue atau masakan lain seperti kolak, bubur sumsum,

bubur beras, bubur

kacang hijau, bubur

ketan hitam, dan lain –

lain.

Bahkan, pada saat

menanak nasi, daun

pandan juga kerap kali

dimasukkan di sela-sela

nasi dengan maksud

agar nasi menjadi harum.

Burger yang dilapis oleh daun pandan, rasa dan

aromanya terasan enak dan nikmat disantap. Aroma

harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya

masih cukup segar.

Ikan gurame bakar yang dililit daun pandan, akan

terasa lebih enak, harum dan segar.

Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga

d i p a k a i

s e b a g a i

sumber warna

h i jau b agi

m a k a n a n ,

s e b a g a i

k o m p o n e n

hiasan dalam penyajian makanan, dan juga sebagai

bagian dalam rangkaian bunga di pesta

perkawinan, sebagai pengharum ruangan.

Selain untuk masakan, daun pandan kini menjadi

lebih berguna yakni untuk campuran produk-produk

kecantikan.

Untuk mengahalau beberapa jenis serangga dalam

ruangan, seperti lipan.

Untuk mencegah adanya kutu dalam beras,

masukkan beberapa lembar daun pandan pada

tempat penyimpan beras.

Wewangian bunga untuk ―nyekar‖, selalu tidak

melupakan irisan daun pandan yang sangat berbau

khas Nusantara.

Kerajinan tangan anyaman tikar dari daun pandan

yang pengeringannya dengan cara ditekan

tumpukan kertas koran, akan tampak indah yang

Page 33: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

33

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Kucing merupakan salah satu dari hewan

peliharaan manusia yang juga tinggal serumah

dengan pemiliknya. yang paling terkenal di dunia.

Pada jaman sekarang

kucing memperoleh

makanan dari pemiliknya,

bahkan banyak pemilik

kucing memberikan menu

makanan yang mewah

bagi kucing yang

dimilikinya. Apabila kucing

peliharaan tersebut

dilepaskan tanpa

diberikan makanan maka kucing tersebut tidak akan

bisa mencari makanan sendiri karena kucing tersebut

sudah terbiasa makan makanan yang enak tanpa

mencari makanan sendiri.

Pada jaman dahulu, disamping sebagai

binatang peliharaan tetapi juga dipakai sebagai

penjaga rumah karena

kucing akan mengejar

tikus atau binatang lain

yang masuk rumah untuk

dijadikan makanannya.

Pada jaman sekarang ???

Kucing akan membiarkan

tikus yang berlarian di

hadapannya bahkan tidak jarang ada kucing yang

menghindar dari tikus saat tikus berlarian di

hadapannya.

Ada banyak jenis kucing peliharaan di bumi

kita ini, dari yang

b e r b a d a n k e c i l

s a m p a i y a n g

berbadan besar; ada

yang berbulu tebal

sampai yang berbulu

biasa, ada yang

memiliki bulu sekujur tubuh yang sama sampai yang

belang – belang, dll.

Kucing memiliki simbol – simbol untuk

mengungkapkan sikap dan perasaannya :

Kasih sayang diungkapkan dengan cara menjilat –

j i lat anaknya atau

pemiliknya

Berahi d iungkapkan

dengan cara bersuara

berteriak – teriak saat

pada pasangannya

Lap ar d iungkapkan

dengan cara bersuara

teriakan halus sambil tanpa berhenti mengejar

pemiliknya.

Rasa marah diungkapkan dengan cara menggeram

dan mengibas – ibaskan

ekornya.

R a s a s e n a n g

diungkapkan dengan

c a r a c a r a

m e n g e n d u s k a n

kepalanya ke baju atau

badan tuannya

Ingin bermalas - malasan diungkapkan dengan cara

tiduran tanpa peduli sekelilingnya

Ingin bercanda dengan temannya diungkapkan

dengan cara menggaruk - garuk kukunya, menggigit

perlahan dan meloncat - loncat

Ingin bercanda dengan pemiliknya diungkapkan

dengan cara menggigit perlahan anggota badan

dan apapun yang dikenakan oleh pemiliknya sambil

meloncat - loncat di hadapan pemiliknya

Dan lain - lain

Nah, apabila ada binatang lain yang simbol

sama namun untuk mengungkapkan sikap dan

perasaan yang berbeda maka kedua binatang

tersebut akan sulit untuk hidup secara berdampingan.

Page 34: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

34

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang

disukai manusia. Hewan ini telah mengalami

domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu

atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu

berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan

test DNA.

Anjing telah berkembang menjadi ratusan ras

dengan berbagai macam variasi, mulai dari anjing

tinggi badan beberapa

puluh cm, warna bulunya

beraneka ragam, mulai

dari putih sampai hitam,

juga coklat, abu – abu, dll.

Disamping itu itu, bulunya

ada yang sangat pendek

hingga yang panjangnya bisa mencapai beberapa

sentimeter, ada yang lurus sampai ada yang tebal,

bahkan ada yang lembut seperti wol.

Anjing merupakan hawan sosial yang

menjadikan anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal

bersama manusia, dan

diajak bersosialiasi

dengan manusia dan

anjing yang lain.

Kesetiaan dan

pengabdian tidak

diragukan lagi oleh para

penggemar dan pelimik

anjing. Pemilik anjing sangat menghargai kesetiaan

dan pengabdian anjing dan menganggapnya

sebagai anggota keluarga sendiri. Anjing tidak

membedakan pemilik dengan rekan sesama anjing

yang masih satu kelompok.

Para pemilik anjing merasa senang

memelihara anjing karena anjing dianggap sebagai

binatang yang mempunyai

kecerdasan cukup tinggi

dan setia. Anjing terkenal

dapat mematuhi dan

menjalankan berbagai

macam perintah para

pemiliknya.

Anjing memiliki otot yang kuat, tulang

pergelangan kaki yang bersatu, kecepatan berlari,

serta gigi untuk menangkap dan mencabik mangsa.

Indera pendengaran

Anjing bisa mendengar suara frekuensi rendah

dan suara frekuensi tinggi, namun masih kalah dari

pendengaran kucing.

Nam un , a n j i n g b i sa

menggerak - gerakkan

daun telinga agar cepat

bisa menentukan lokasi

s u m b er s u a r a ya n g

sebenarnya. Anjing mampu menentukan sumber suara

lebih cepat dari manusia, sekaligus bisa mendengar

suara yang sumbernya empat kali lebih jauh yang

dapat didengar manusia.

Indera penciuman

Pelatih anjing pelacak sudah mengerti bahwa

anjing tidak mungkin lagi diajar untuk melacak bau-

bauan di atas kemampuan

alami yang dimiliki sejak

lahir. Anjing hanya dapat

dimotivasi sebaik-baiknya

dan diajar agar bisa

berkonsentrasi pada jejak

bau yang utama. Anjing pelacak yang terlatih harus

bisa mengabaikan

berbagai jejak bau yang

lain. Anjing yang tidak

terlatih biasanya senang

sekali mengendus berbagai

macam bau selain jejak

bau yang diperintahkan. Sewaktu melakukan

pekerjaan yang meletihkan

bagi anjing pelacak (misalnya

mencari barang selundupan

di atas kapal), anjing harus

dimotivasi agar mau kerja

keras dalam jangka waktu

yang lama.

Page 35: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

35

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Makanan

Anjing tidak sama dengan kucing yang

tergolong karnivora sejati, anjing tidak bergantung

pada protein daging

tertentu atau makanan

tinggi protein untuk

memenuhi kebutuhan

makan yang paling dasar.

Anjing bisa mencerna

dengan baik berbagai macam makanan, termasuk

sayur - sayuran yang dapat dikonsumsi anjing dalam

porsi yang besar.

Anjing peliharaan bisa bertahan hidup sehat

hanya dengan makanan vegetarian yang diramu

dengan baik, khususnya

yang mengandung susu

dan telur. Pemberian

makanan dengan protein

yang berlebihan dari

tingkat yang dibutuhkan

akan tidak ada

manfaatnya bagi anjing.

Anjing juga memiliki simbol – simbol untuk

mengungkapkan sikap dan perasaannya :

K a s i h s a y a n g

diungkapkan dengan

cara mengendus dan

menjilat – jilat anaknya

atau pemiliknya

Berah i d iungkapk an

dengan cara mencium -

cium dan mengendus -

e n d u s p a n t a t

pasangannya pada saat

pasangannya berada

didekatnya.

Lapar diungkapkan dengan cara bersuara teriakan

halus ―ngik‖ sambil tanpa berhenti mengejar

pemiliknya.

Rasa marah diungkapkan dengan cara berteriak

menggonggong tanpa berhenti, selanjutnya

kemungkinan akan menggigit .

Rasa senang diungkapkan dengan cara

mengenduskan kepalanya ke baju atau badan

pemiliknya dan mengibas – ibaskan ekornya

Ingin bermalas - malasan diungkapkan dengan cara

tiduran tanpa peduli sekelilingnya

Ingin bercanda dengan saudara atau temannya

diungkapkan dengan cara menggigit - gigit perlahan

dan meloncat - loncat serta bergulat dengan teman

atau saudara sepermainannya

Ingin bercanda dengan pemiliknya diungkapkan

dengan cara menjilat - jilat, menggigit perlahan

anggota badan dan apapun yang dikenakan oleh

pemiliknya sambil meloncat - loncat di hadapan

pemiliknya, dan lain - lain

Nah disinilah perbedaan simbol yang dipakai

kucing dan simbol yang dipakai anjing dalam

kehidupannya sehari - hari. Kucing mengibaskan ekor

berarti marah sedang anjing mengibaskan ekor berarti

senang. Pada saat anjing dengan rasa senang

mendekati kucing namun kucing merasa bahwa anjing

lagi marah dan akan menyerang dirinya maka si kucing

secepatnya menyerang anjing terlebih dahulu.

Demikianlah maka kedua binatang ini selalu saling

tidak cocok dan saling menyerang.

Page 36: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

36

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

KAJIAN

Dan

DIKLAT

PELATIHAN FUMIGASI KKP KELAS I TANJUNG PRIOK

Oleh : Agus Syah FH, SKM

LATAR BELAKANG

Berkaitan dengan IHR tahun 2005, KKP di

seluruh Indonesia yang berada di pintu masuk negara

dituntut tidak hanya mampu mencegah masuk dan

keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular

potensial wabah, namun juga harus siap

menyelesaikan masalah kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia Internasional

(Public Health Emergency of International Concern).

Hal ini merupakan suatu tantangan yang harus dapat

kita atasi karena apabila KKP/ Indonesia tidak dapat

memenuhi aturan yang disepakati dalam IHR, maka

dunia internasional akan mengucilkan atau

memberikan larangan perjalanan (travel warning)

berkunjung ke Indonesia, sebab kita dianggap tidak

serius dalam menangani permasalahan Public Health

Emergency of International Concern yang pada

akhirnya akan berimbas kepada perkembangan

perekonomian dan sosial Indonesia secara nasional

bahkan internasional.

Berdasarkan UU No. 1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut, pes termasuk golongan penyakit

karantina yang perlu diawasi dan dikendalikan

penyebarannya. Salah satu upaya pengendalian

terhadap penyakit pes adalah melakukan kegiatan

deratisasi (hapus tikus) dengan menggunakan fumigan

yang merupakan bahan kimia (gas) beracun, antara

lain HCN, Methyl Bromida (CH3Br) dan Sulfur Dioksida

(SO2). Sedangkan yang boleh dipakai untuk kegiatan

fumigasi saat ini hanya methyl bromida saja.

Dalam pelaksanaannya kegiatan deratisasi

(hapus tikus) dengan cara fumigasi ini merupakan

tindakan karantina yang berada di bawah

pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),

sedang penyelenggaraannya dilakukan oleh sektor

swasta/ Badan Usaha Swasta (BUS). Mengingat sifat

racun dari fumigan tersebut sangat berbahaya maka

penggunaannya harus dilakukan oleh tenaga yang

memiliki kompetensi dibidang per-fumigasian, sehingga

pelaksanaannya benar (sesuai prosedur), aman (tidak

membahayakan) serta dapat berhasil guna dan

berdaya guna.

Oleh karena itu, baik sektor pemerintah (KKP)

sebagai pengawas maupun sektor swasta (BUS)

sebagai penyelenggara fumigasi, harus memiliki

tenaga bersertifikasi sesuai kompetensi tersebut di atas,

hal ini dapat diperoleh melalui Pelatihan Fumigasi

Kapal. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung

Priok yang memiliki fungsi pendidikan dan pelatihan

teknis, pada kesempatan ini berinisiatif

menyelenggarakan Pelatihan Fumigasi Kapal tersebut.

Sesuai dengan PerMenKes RI No. 356/Menkes/

Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan, KKP mempunyai tugas

melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya

penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans

epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak

kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,

pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap

penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,

bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan

radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas

batas darat negara.

Tentunya kewajiban kita untuk selalu

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, baik itu

pengetahuan umum maupun keterampilan khusus

Page 37: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

37

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

dalam menunjang kesiapan kita menjawab

tantangan permasalahan dunia, termasuk dalam

melaksanakan pengawasan dan pengendalian

vektor/ tikus di pelabuhan, karenanya diperlukan

tenaga yang handal dan profesional. Untuk

memperoleh kemampuan tersebut, maka perlu

diselenggarakan pelatihan bagi petugas Kantor

Kesehatan Pelabuhan.

PELAKSANAAN PELATIHAN

Waktu Pelaksanaan

Pelatihan Fumigasi Kapal dilaksanakan pada tanggal

04 s.d 08 Mei 2010.

Tempat Pelaksanaan

Pelatihan Fumigasi Kapal dilaksanakan di Wisma

Industri, Bogor dan Pelabuhan Tanjung Priok untuk

pelaksanaan praktek fumigasi kapal.

Peserta

Jumlah peserta yang hadir sebanyak 30 orang sesuai

yang telah direncanakan (Tabel 1), terdiri dari :

KKP Kelas I sebanyak 10 orang

KKP Kelas II sebanyak 10 orang

KKP Kelas III sebanyak 10 orang

Metode Pelaksanaan Pelatihan

Metode yang dipakai dalam pelatihan ini yaitu :

presentasi/ ceramah, tanya jawab/ diskusi, studi kasus,

Simulasi dan Praktek lapangan (insitu).

HASIL PELATIHAN

A. Penilaian Terhadap Peserta

1. Peserta dinilai berdasarkan :

Nilai pre test, dengan kategori :

Baik dengan nilai 71-80 sebanyak 1 orang

Cukup dengan nilai 61-70 sebanyak 1 orang

Kurang dengan < nilai 60 sebanyak 28 orang

Dengan demikian sebagian besar peserta

tergolong pada kategori kurang.

2. Nilai post test, dengan kategori :

Amat baik, nilai lebih dari 80 sebanyak 9 orang

Baik, nilai 71-80 sebanyak 14 orang

Cukup, nilai 61 - 70 sebanyak 4 orang

Kurang, < nilai 60 sebanyak 3 orang

Dengan demikian sebagian besar peserta

tergolong pada kategori baik, menunjukkan bahwa

telah terjadi peningkatan nilai pada saat post test. Dari

hasil uji statistik dengan menggunakan t Test before –

after pada alfa 0,05 menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara nilai pre test dan

post test. Hal ini berarti proses pembelajaran selama

pelatihan telah berhasil meningkatkan kemampuan

peserta dalam bidang fumigasi kapal.

B. Penilaian Terhadap Proses Pembelajaran

Pada evaluasi ini, peserta diberikan kesempatan untuk

menilai narasumber dan fasilitator dalam proses

pembelajaran selama pelatihan dengan

menggunakan format evaluasi yang dilaksanakan

pada saat akhir materi

Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa

narasumber dan fasilitator yang telah memberikan

materi dalam proses pelatihan ini bermanfaat bagi

pengembangan dalam pelaksanaan pekerjaan di

lapangan. Yang tergolong pada kategori baik

sebesar 48,7%, dan yang tergolong kategori cukup

sebesar 42% sedangkan yang tergolong kategori

kurang sebesar 9,3%. Hal ini berarti peserta merasa

bahwa narasumber dalam pelatihan ini sudah

menyampaikan materinya dengan baik.

C. Penilaian Terhadap Penyelenggara

Evaluasi terhadap keseluruhan penyelenggaraan

Pelatihan Fumigasi Kapal ini dinilai baik oleh peserta,

baik materi yang sudah diberikan di kelas maupun

yang diberikan di lapangan. Dari poin penilaian

akomodasi yang meliputi ruang kelas, ruang tidur dan

makanan dan minuman yang disajikan, peserta

merasa cukup puas.

Page 38: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

38

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

ANEKA

PERISTIWA

PENANGANAN GAWAT DARURAT MEDIK NASIONAL

dr.Laily Shofiyah

A. Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Bantuan Hidup Dasar bertujuan untuk mencegah

berhentinya nafas dan berhentinya sirkulasi melalui

tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

Indikasi BHD yaitu bila terjadi henti nafas (tidak ada

pergerakan dada, serta tidak ada hembusan nafas

dari hidung atau mulut) dan henti jantung (denyut

nadi tidak teraba, kulit pucat dan akral dingin).

Fase penilaian BHD meliputi:

Airway (membuka jalan nafas) yaitu dengan cara

menelentangkan penderita pada permukaan

rata, membuka jalan nafas dengan metode

tengadah kepala topang dagu serta menilai

fungsi pernafasan spontan atau tidak.

Breathing yaitu memberikan pernafasan buatan

dengan metode mulut ke mulut, metode mulut ke

hidung dan metode kantong ventilasi. Bila pulsasi

arteri carotis sudah teraba, dilanjutkan pernafasan

buatan sampai terjadi nafas spontan. Bila pulsasi

arteri carotis tidak teraba, dilakukan kompresi

jantung luar.

Circulation yaitu melakukan kompresi/ penekanan

terhadap jantung dari luar apabila upaya

membebaskan jalan nafas tidak berhasil dan pulsasi

arteri carotis tidak teraba.

Apabila dengan upaya membebaskan jalan nafas,

pemberian nafas buatan dan penekanan dada

penderita tidak sadar juga, maka dilakukan teknik

kombinasi yaitu menyatukan pemberian nafas buatan

dengan kompresi dada dengan perbandingan 2 : 30.

Teknik kombinasi dinyatakan berhasil apabila ada

tanda-tanda : nadi mulai berdenyut, pernafasan mulai

spontan dan warna kulit mulai kemerahan.

B. PENANGANAN KORBAN CEDERA

Trauma yang paling sering terjadi yaitu trauma yang

diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Untuk

mengetahui akibat yang ditimbulkan trauma dan

waspada terhadap jenis perlukaan maka penting

untuk mengerti tentang biomekanik trauma.

Penilaian dan pengelolaan awal penderita trauma:

Melakukan survey primer yaitu menilai keadaan

penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis

perlukaan, stabilitas tanda-tanda vital dan

mekanisme trauma .

Melakukan resusitasi dan monitoring hasil resusitasi

berdasarkan Respirasi rate, denyut nadi, tekanan

darah, suhu tubuh dan kesadaran penderita.

Page 39: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

39

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Melakukan survey sekunder yang dilakukan setelah

survey primer dan penanganan gangguan ABC

selesai, meliputi pemeriksaan kepala sampai kaki

(head to toe examination) termasuk pemeriksaan

tanda-tanda vital.

Trauma Kepala

Jenis trauma kepala:

Patah atap/ dasar tengkorak

Gegar Otak Ringan (Komusio Cerebri)

Gegar Otak Berat (Kontusio Cerebri)

Perdarahan dalam tengkorak

Gejala Umum Trauma Kepala:

Penurunan kesadaran

Mengalami pingsan

Nyeri kepala

Muntah

Pupil mata melebar

Tanda-tanda vital menurun

Gangguan fungsi organ vital (tergantung saraf yang

rusak)

Penanganan Trauma Kepala:

Lakukan survey primer (ABC)

Waspadai adanya patah tulang leher dengan

memasang spalk leher

Hentika perdarahan dan lakukan balut bidai jika

perlu

Evakuasi ke rumah sakit

Trauma Dada

Keadaan yang harus dikenal pada saat survey primer

pada truma dada:

Adanya udara pada rongga dada

Adanya darah pada rongga dada

Patah tulang iga

Luka pada jantung

Trauma Perut

Gejala dan tanda yang ditimbulkan oleh dua hal :

Pecahnya organ solid, seperti hati dan limpa, yang

ditandai dengan nyeri perut ringan sampai nyeri hebat,

penderita tampak pucat, syok dan bila perdarahan

hebat perut makin membesar.

Pecahnya organ lumen / berongga, seperti lambung

dan usus, yang ditandai dengan nyeri seluruh perut,

nyeri tekan dan nyeri lepas.

Gejala Umum Trauma Dada dan Perut:

Jejas di dada/perut, Gangguan pernafasan, Gangguan

jantung, Dada tidak simetris, Nyeri, Nyeri tekan dan nyeri

lepas, Krefitasi (bila terjadi patah tulang)

Penanganan Trauma Dada dan Perut:

Airway dan Breathing

Circulation

Disability (tingkat kesadaran)

Apabila ditemukan usus yang menonjol keluar, ditutup

dengan kasa steril yang lembab supaya usus tidak

kering. Apabila ada benda yang menancap jangan

dicabut, tetapi fiksasi benda tersebut terhadap dinding

dada

Segera evakuasi ke rumah sakit

Patah Tulang (Fraktur)

Tanda-tanda Fraktur : Bagian yang patah membengkak,

Daerah yang patah nyeri bila ditekan, Terjadi perubahan

bentuk pada anggota badan yang patah, Anggota

badan yang patah mengalami gangguan fungsi, Bunyi

krepitasi, Perdarahan, Gerakan abnormal

Page 40: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

40

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Macam Patah Tulang:

Patah tulang tertutup

Patah tulang terbuka

Penanganan Patah Tulang:

Kontrol ABC

Hentikan perdarahan bila ada

Tutup luka dengan kasa steril

Lakukan pembidaian pada tulang yang patah

LUKA DAN PERDARAHAN

Macam-macam Luka: Luka Iris, Luka robek, Luka

memar, Luka tusuk, Luka lecet, Luka tembak.

Penanganan Luka pada umumnya:

Bersihkan luka dengan air bersih / cairan anti septik

Penekanan luka dengan verband dan plester

Pada luka memar kompres dengan air es

Balut luka dengan pembalut steril

Pada luka tusuk, penutup luka dipakai juga untuk

fiksasi benda yang menancap

Gejala Syok Akibat Perdarahan:

Kesadaran menurun

Nafas cepat

Nadi cepat dan kecil

Kulit dingin terutama di ujung jari, lembab dan

pucat

Adanya perdarahan

Penanganan Syok akibat Perdarahan:

Selalu perhatikan ABC

Kontrol dan hentikan perdarahan

Tinggikan tungkai (20-30 cm) atau posisi kepala lebih

rendah bila tidak ada cedera dada, perut dan

tungkai agar otak dan jantung mendapatkan

banyak darah

Jaga tubuh korban tetap hangat

Bila perdarahan sulit diatasi, kirim ke rumah sakit

LUKA BAKAR

Penyebab Luka Bakar : Panas (api, air panas, uap

panas, panas permukaan), Kimia (asam, basa, alkali),

Listrik , Radiasi (sinar-X, sinar matahari, nuklir)

Derajat Luka Bakar:

Derajat I : hanya mengenai lapisan epidermis, nyeri

Derajat II : mengenai lapisan epidermis dan

sebagian lapisan dermis, nyeri hebat

Derajat III : Mengenai epidermis dan seluruh lapisan

dermis atau bahkan jaringan lemak dibawahnya,

tidak terasa sakit

Penanganan Pertama pada Luka Bakar:

Akibat Suhu Panas/ Api : buka pakaian yang

terbakar, guyur dengan air dingin, bila ada

gelembung jangan dipecah, tutup luka bakar

dengan kain steril, bila keadaan umum penderita

jelek segera rujuk ke rumah sakit

Akibat Zat Kimia : Proteksi diri, semprot luka dengan

air mengalir, lindungi bagian yang tidak terkena,

lepaskan pakaian yang terkena zat kimia, setelah

bersih bawa ke rumah sakit

Akibat Listrik : pindahkan penderita dari sumber listrik,

bila terjadi henti jantung segera lakukan resusitasi,

rawat luka bakar dengan dibalut kain steril, segera

bawa ke rumah sakit

Akibat Radiasi : jarang terjadi dan

perkembangannya sangat lambat

Page 41: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

41

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Bila Luka Bakar derajat sedang / berat tidak segera

ditanggulangi, maka akan mengakibatkan: Syok

hipovolemik, Kekurangan cairan dan elektrolit, Infeksi,

Gagal ginjal akut, Masalah pernafasan

KERACUNAN

Gejala Keracunan secara umum ; Bau yang khas dari

racun, Penurunan kesadaran, Kejang-kejang,

Perubahan pupil (melebar/mengecil), Gangguan

pernafasan (sesak), Gangguan denyut jantung

(berdebar), Keringat dingin

Penanganan Pada Kasus Keracunan:

Pada kasus keracunan yang tertelan dengan prinsip:

proteksi diri, memperbaiki ABC, memuntahkan racun

(kecuali racun yang korosif), memberikan susu dan

karbon aktif (norit)

Pada kasus keracunan yang terhisap dengan prinsip:

proteksi diri, menjauhkan penderita dari sumber

racun, membaringkan penderita dengan kepala

lebih tinggi supaya memudahkan pernafasan,

memperbaiki ABC (tapi tidak melakukan pernafasan

buatan dari mulut ke mulut atau mulut ke masker),

memberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi

(dengan non rebreathing face mask)

Pada kasus keracunan yang terserap melalui kulit

dengan prinsip: proteksi diri, menjauhkan penderita

dari sumber racun, memperbaiki ABC, melepaskan

penderita dari baju yang terkena racun,

membersihkan atau mencuci racun dengan air

mengalir

Pada kasus keracunan yang disuntikkan dengan

prinsip: proteksi diri dan lingkungan, memperbaiki

ABC, memproteksi penderita supaya tidak melukai

dirinya dan lingkungan, memuntahkan racun,

memonitor tanda-tanda vital, segera merujuk ke

rumah sakit

EVAKUASI KORBAN

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses

evakuasi korban:

Siapa penderita yang harus segera diangkat atau

dipindahkan, penderita yang sudah mendapatkan

pertolongan pertama dan penderita yang berada

ditempat yang berbahaya merupakan penderita

yang mendapatkan prioritas

Bila curiga adanya patah tulang leher dan tulang

belakang, maka pasang spalk leher dan scoop

strecther

Jenis/ cara pemindahan dan pengangkatan ada 2

jenis yaitu pemindahan emergensi dan

pemindahan non emergensi

Mekanika tubuh penolong saat mengangkat, kaki

menjadi tumpuan utama saat mengangkat

Panduan dalam pengangkatan, pemimpin proses

evakuasi berada dibelakang barisan/ tandu/

terdekat ke bagian kepala penderita

Perlengkapan untuk memindahkan

Page 42: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

42

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Melakukan evakuasi korban dengan syarat keadaan

umum penderita sudah stabil, kecuali bila berada di

lingkungan yang mengancam, maka penderita harus

segera dipindahkan dengan menjaga jalan nafas

tetap terbuka.

Mengangkat dan memindahkan penderita dengan

alat yang tepat seperti tandu, brankar, tandu sekop

(Scoop Stetcher, Ortopaedic Stetcher) maupun Long

Spine Board.

TENGGELAM

Prinsip menyelamatkan diri :

Dari Arus balik (undertows): tetap tenang dan

berdiri dengan kuat saat terbawa ke pantai

Dari Arus pantai (rip currents): jangan melawan arus

dan berenang melintasi arus hingga sampai

ketempat aman

Dari Arus masuk (lateral currents): merupakan arus

yang berbahaya, karena dapat mendorong

ketempat yang berbahaya

Dari Arus sungai: jangan melawan arus,

menghadap keatas/ terlentang dan tetap

berusaha berada dipermukaan, bergerak kaki

dahulu, hindari rintangan dan bergerak diagonal

untuk ke tepi

Dari Arus putar dari dam: tetap tenang,

berpegangan pada benda yang keras sambil

menunggu bantuan, cari dan hindari tumpukan

sampah yang dapat menjadi jebakan arus, bila

tidak dapat memegang benda keras, menyelam

dan jauhi dam, hindari arus yang mengarah

kebawah atau bergerak disepanjang sisi dam

Ciri-ciri Korban Tenggelam:

Korban tidak dapat berenang : Tegak di air, kaki

tidak berfungsi, Mencakar-cakar ke atas, Tidak

dapat mengikuti perintah

Korban tidak pandai berenang atau kelelahan : Kaki

dan tangan bergerak untuk membantu berenang,

Muka menghadap ke penolong, memanggil atau

bergerak, Macam-macam gaya dalam berusaha

Korban pingsan : Biasanya terbenam bila tidak

menggunakan life jacket, Tidak bergerak di air, Bisa

telungkup atau terlentang

Pertimbangan memilih alat bantu: Ketersediaan alat

bantu, Daya apung, Penanganan/ pengoperasian,

Kekuatan, Kekuatan dan fisik penolong, Keberadaan

segera si penolong.

Cara untuk mengeluarkan korban dari air : Angkatan

dibawah lengan, Membopong, Berjalan digandeng/

dipapah, Tarikan satu penolong, Dipikul, Dipikul disalah

satu bahu

Memilih cara membawa korban: Selalu jaga mulut

korban berada dipermukaan, Memberikan kebebasan

bergerak, Memberikan keselamatan yang maksimum

pada korban sadar, Jaga tenaga sesuai dengan

kondisi air dan jarak tempuh.

Page 43: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

43

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Akhir - akhir ini muncul berbagai wacana

tentang revisi Undang - Undang Nomor : 1 Tahun 1962

tentang Karantina Laut dan Undang - Undang Nomor : 2

Tahun 1962 tentang Karantina Udara untuk

mengakomodir kebutuhan dan kepentingan nasional

untuk mencegah masuk keluarnya penyakit potensial

kedaruratan kesehatan masyarakat Internasional, khusus

di Pelabuhan, Bandar Udara dan Pos Lintas Batas Darat,

disamping kepentingan global sesuai tuntutan IHR 2005.

Oleh karena itu, kita harus secara sadar

mengidentifikasi kebutuhan nasional kita, yakni : apakah

kita ingin mengakomodir penyelenggaraan seluruh

fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan ataukah hanya

khusus untuk penyelenggaraan kekarantinaan

kesehatan???

Dibawah ini cuplikan naskah yang disajikan

pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Masyarakat Hukum

Kesehatan Indonesia yang diselenggarakan pada

tanggal 19 - 21 Nopember 2010 di Universitas Yarsi -

Jakarta baru - baru ini.

ASPEK HUKUM PENGENDALIAN KEDARURATAN

KESEHATAN MASYARAKAT

(TINJAUAN KEBUTUHAN DI PINTU MASUK NEGARA)

Oleh : RBA. WIDJONARKO, SKM, MKes

Abstrak

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki

posisi sangat strategis karena diapit oleh dua benua

dan dua samudera sehingga berada pada jalur

lalulintas alat angkut yang menyebabkan banyaknya

pintu masuk ke wilayah Indonesia. Perkembangan

kemajuan teknologi transportasi menyebabkan

meningkatnya kecepatan waktu tempuh perjalanan

alat angkut beserta muatannya antar negara yang

lebih cepat dari masa inkubasi penyakit sehingga

memperbesar risiko masuk dan keluar penyakit

menular.

Kenyataan menunjukkan bahwa aturan perundang –

undangan di pintu masuk yang kita miliki (Undang –

Undang nomor 1 dan 2 Tahun 1962) hanya untuk

mencegah masuknya penyakit Pes, Kholera, Demam

kuning, Cacar, Tifus bercak wabahi dan Demam bolak -

balik, yang berarti pada saat sudah tidak relevan lagi

untuk mencegah masuknya berbagai penularan

penyakit ke dalam negeri tercinta ini, termasuk untuk

mencegah masuknya penularan Influenza baru A H1N1

yang baru – baru ini merebak. Pada saat itu Undang-

undang tersebut mengacu pada peraturan kesehatan

internasional yang disebut International Sanitary

Regulations (ISR) 1953 yang kemudian diganti dengan

IHR (International Health Regulation 1969), dan pada

Sidang Majelis Kesehatan sedunia tahun 2005 telah

berhasil merevisi IHR 1969 tersebut menjadi IHR Revisi

2005 yang diberlakukan sejak tanggal 15 Juni 2007.

Beban ganda kita bertambah dengan adanya

perubahan paradigma yang diamanatkan dalam

International Health Regulations (IHR) 2005 bahwa

sasaran penanggulangan bukan hanya ditujukan pada

pencegahan penularan penyakit tertentu saja, tetapi

ditujukan pada seluruh kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health

Emergency of International Concern).

Aturan perundang – undangan yang tepat dan

sistematis sangat dibutuhkan sebagai payung hukum di

pintu masuk negara dalam mencegah masuk

keluarnya kedaruratan kesehatan masyarakat yang

meresahkan dunia. Kebutuhan akan payung hukum di

pintu masuk ini perlu segera ditindaklanjuti dengan

upaya penyusunan program legislasi baru sesuai

kebutuhan nasional dan global, sekaligus mencabut

Undang – Undang nomor 1 tahun 1962 tentang

karantina laut dan Undang – Undang nomor 2 tahun

1962 tentang karantina udara serta merevisi peraturan

perundang – undangan yang sudah ada, dengan

ruang lingkup terbatas pada kekarantinaan alat angkut

di Pintu Masuk Negara.

UNDANG - UNDANG PENGENDALIAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT

ataukah

UNDANG - UNDANG WABAH dan KARANTINA KESEHATAN ???

Page 44: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

44

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

PENDAHULUAN

Prevalens dan insidens berbagai jenis

penyakit menular di Indonesia masih relatif tinggi,

bahkan penyakit menular yang pada masa lalu relatif

sudah bisa diatasi ternyata munculnya kembali. Beban

ganda menimpa Indonesia oleh munculnya penyakit

Avian influenza (H5N1), yang menunjukkan bahwa

penyakit menular masih merupakan masalah pokok

dalam pembangunan kesehatan.

Kemajuan teknologi tranportasi sangat

menakjubkan belakangan ini, menyebabkan

meningkatnya arus lalu lintas laut, udara maupun darat

dengan kecepatan waktu tempuh perjalanan antar

negara yang lebih cepat dari masa inkubasi penyakit

sehingga memperbesar risiko masuk dan keluarnya pen-

yakit menular. Wilayah Indonesia yang diapit oleh dua

benua dan dua samudera, merupakan posisi yang san-

gat strategis dalam sektor transportasi dan perdagan-

gan walaupun secara otomatis akan menambah ban-

yaknya pintu masuk ke wilayah Indonesia.

Pelabuhan, Bandara dan Pos Lintas Batas

Darat merupakan Pintu Masuk Negara yang menjadi

suatu perlintasan internasional untuk masuk dan ke-

luarnya alat angkut beserta isinya. Alat angkut yang

dimaksud adalah kapal, pesawat dan kendaraan da-

rat, sedang isinya adalah orang dan barang yang men-

jadi muatannya.

Masuknya Influenza A (H1N1) ke wilayah

Indonesia yang penyebarannya dimulai dari Mexico

menunjukkan bahwa upaya pencegahan masuknya

penyakit di Pintu Masuk Negara harus lebih

ditingkatkan. Kita lihat dalam sejarah masuknya

penyakit ke wilayah Indonesia : Pes pada abad 16, DBD

tahun 1968, HIV tahun 1973, Rabies di Flores tahun 2000,

SARS tahun 2003, H5 N1 tahun 2005, virus Polio liar tahun

2005, dan lain – lain. Masuk Pintu mana???

Padahal pada saat ini upaya yang harus

diselenggarakan di Pintu Masuk Negara bukan hanya

untuk mencegah masuknya penyakit menular saja

tetapi lebih dari itu, yakni mengendalikan seluruh

kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia. Hal ini sesuai dengan IHR 2005 (International

Health Regulation 2005) yang diberlakukan sejak Juni

2007 bahwa sebagai anggota Badan Kesehatan Dunia

yang turut menyepakati IHR 2005, kita dituntut untuk

mampu mengendalikan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health

Emergency of International Concern) antar negara

tanpa memberlakukan pembatasan perjalanan dan

perdagangan yang tidak perlu.

Kita lihat akhir – akhir ini maraknya

pengiriman limbah B3 ke wilayah Indonesia, belum lagi

kemungkinan adanya pengiriman paket Pos berisi spora

Anthrax, dan termasuk ancaman NUBIKA lainnya. Sudah

tersediakah peraturan perundang - undangan di Pintu

Masuk Negara untuk memayungi upaya pencegahan

masuknya ancaman kedaruratan kesehatan

masyarakat ke wilayah Indonesia ???

Pembangunan bidang kesehatan

merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan

bukan hanya tanggungjawab sektor kesehatan saja,

tetapi tanggungjawab kita semua sebagai bagian dari

anak bangsa. Kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan

dalam Pembangunan kesehatan secara menyeluruh,

termasuk upaya pengendalian kedaruratan kesehatan

masyarakat di Pintu Masuk Negara. Pengendalian

kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia merupakan tantangan yang semakin berat bila

tanpa kerjasama lintas sektor dan tanpa dukungan

sumber daya yang tersedia di Pintu Masuk Negara yang

memadai. Sumberdaya awal yang sangat dibutuhkan

adalah tersedianya aspek hukum yang memayungi

upaya pengendalian tersebut.

Guna memenuhi kebutuhan payung hukum

yang tepat dan sistimatis dalam Pengendalian

kedaruratan kesehatan masyarakat di Pintu Masuk

Negara maka sangat diperlukan dengan segera

adanya upaya program legislasi untuk menyusun

Undang – Undang Pengendalian Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat di Pintu Masuk.

Page 45: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

45

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

ASPEK HUKUM DI PINTU MASUK

Aspek hukum di Pintu Masuk sudah perlu disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi pada saat ini. Payung

hukum yang dipakai sebagai payung hukum

pelaksanaan pencegahan masuk dan keluarnya

penyakit menular pada saat ini, antara lain sebagai

berikut :

1. Undang – Undang nomor 1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut (Lembaran Negara Tahun 1962 No-

mor : 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 2373)

Ruang lingkup Undang – Undang ini diarahkan pada

penyelenggaraan kekarantinaan kapal beserta is-

inya dan hanya untuk mencegah keluar masuknya

penyakit Karantina, yakni penyakit Pes, Kholera, De-

mam kuning, Cacar, Tifus bercak wabahi dan De-

mam bolak – balik.

2. Undang – undang nomor 2 tahun 1962 tentang

Karantina Udara (Lembaran Negara Tahun 1962 No-

mor : 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor : 2374)

Ruang lingkup Undang – Undang ini diarahkan pada

penyelenggaraan kekarantinaan pesawat beserta

isinya dan juga hanya untuk mencegah keluar ma-

suknya penyakit Karantina, yakni penyakit Pes, Khol-

era, Demam kuning, Cacar, Tifus bercak wabahi dan

Demam bolak – balik.

3. Undang – Undang nomor 4 tahun 1984 tentang Wa-

bah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun

1984 Nomor : 20, Tambahan Lembaran Negara No-

mor : 3273)

Ruang lingkup Undang – Undang ini diarahkan

hanya pada penyakit menular saja dan merupakan

upaya penanggulangan pada saat terjadinya wa-

bah penyakit menular (pasal 2 : untuk melindungi

penduduk dari malapetaka yang ditimbulkan wa-

bah sedini mungkin).

Selanjutnya untuk menjalankan Undang – Undang

ini, dibentuk Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991

tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular,

yang secara otomatis ruang lingkupnya juga

diarahkan hanya pada penyakit menular saja dan

merupakan upaya penanggulangan pada saat ter-

jadinya wabah penyakit menular.

4. Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Ke-

sehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor. 144,

Tambahan Lembaran Tahun 1992 Nomor : 5063)

Ruang lingkup Undang – Undang ini diarahkan pada

upaya kesehatan pada umumnya untuk mencegah

penyakit (menular dan tidak menular).

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 356 tahun

2008 tentang Tata Kerja dan Organisasi Kantor Kese-

hatan Pelabuhan

Peraturan Menteri Kesehatan RI hanya memuat ten-

tang tata kerja, organisasi, tugas pokok dan fungsi

Kantor Kesehatan Pelabuhan.

KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia (Public Health Emergency of International

Concern) adalah kejadian luar biasa dengan ciri – ciri

berikut (IHR 2005, pasal 1) :

membahayakan kesehatan masyarakat negara lain

yang penyebarannya lintas internasional, dan

berpotensi memerlukan kerjasama / koordinasi

internasional;

Kejadian yang mungkin merupakan kedaruratan

kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia, antara

lain (IHR 2005, lampiran 2) :

1. Satu penderita dari Penyakit – penyakit berikut meru-

pakan KLB yang dapat berdampak serius bagi kese-

hatan masyarakat sehingga wajib dilaporkan :

Cacar

Polio oleh strain liar

Influenza yang disebabkan oleh sub – type baru

Severe acute respiratory syndrome (SARS)

2. Penyakit – penyakit berikut harus selalu dianalisa,

karena pengalaman telah membuktikan potensinya

dalam menimbulkan dampak serius bagi kesehatan

masyarakat dan kemampuan menyebarnya secara

internasional :

Page 46: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

46

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Kholera

Pes Paru

Demam kuning (Yelow fever)

Viral haemoragyc fever (Ebola, lassa, Marburg)

West Nile fever

Penyakit lain yang penting dari segi nasional dan

regional seperti Dengue, Rift Valley fever, pen-

yakit Meningococcus.

3. Setiap kejadian yang mungkin merupakan PHEIC

termasuk kejadian yang tidak diketahui penyebab

dan sumbernya serta kejadian lain diluar yang ter-

cantum diatas harus dianalisa.

Pergeseran paradigma arah pengendalian

penyakit terjadi dangan adanya pemberlakuan IHR

2005, yang mana arah pengendalian pada IHR 1969

hanya ditujukan pada beberapa jenis penyakit

sedang pada IHR 2005 ditujukan pada semua jenis

ancaman.

Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut

diatas, maka pengendalian kedaruratan kesehatan

masyarakat harus ditujukan pada semua jenis

ancaman, yakni : penyakit menular dan tidak menular

serta kejadian yang tidak diketahui penyebab dan

sumbernya, termasuk NUBIKA.

Sebagai anggota Badan Kesehatan Dunia yang

turut menyepakati IHR 2005, Indonesia dituntut untuk

mampu mengendalikan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia (Public Health

Emergency of International Concern) antar negara

tanpa memberlakukan pembatasan perjalanan dan

perdagangan yang tidak perlu. Langkah awal yang

sangat dibutuhkan di Pintu Masuk Negara adalah

tersedianya aspek hukum yang memayungi upaya

pengendalian kedaruratan kesehatan masyarakat

yang meresahkan dunia.

DISKRIPSI

Pengendalian kedaruratan kesehatan masyara-

kat yang meresahkan dunia yang ditujukan terhadap

semua jenis ancaman di Pintu Masuk Negara, meru-

pakan pergeseran paradigma bidang kesehatan seir-

ing dangan pemberlakuan IHR 2005. Sebagai anggota

Badan Kesehatan Dunia yang turut menyepakati IHR

2005, Indonesia berkewajiban membangun kapasitas

inti dalam penyiapan sumberdaya, dalam hal ini

adalah payung hukum dalam upaya pengendalian

kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia di Pintu Masuk Negara.

Untuk memenuhi kebutuhan payung hukum

dalam upaya pengendalian kedaruratan kesehatan

masyarakat di Pintu Masuk Negara harus segera dilak-

sanakannya upaya program legislasi nasional untuk

menyusun undang – undang baru secara berencana,

terpadu dan sistematis ataupun merevisi dan men-

cabut undang – undang yang sudah ada.

A. Penyusunan peraturan perundang - undangan baru

Ruang lingkup Undang – Undang nomor 1 tahun

1962 tentang karantina laut dan Undang – Undang

nomor 2 tahun 1962 tentang karantina udara dituju-

kan pada penyelenggaraan kekarantinaan alat

angkut beserta isinya di Bandara dan Pelabuhan,

padahal Pintu Masuk meliputi Bandara, Pelabuhan

dan Pos Lintas Batas Darat; disamping itu Undang –

Undang ini hanya untuk mencegah keluar ma-

suknya penyakit Karantina. Kedua jenis undang –

undang tersebut sudah tidak sesuai dengan kebutu-

han dalam mencegah masuknya semua jenis anca-

man kedaruratan kesehatan masyarakat di Pintu

Masuk.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu peraturan pe-

rundang – undangan baru yang dapat mengako-

modir pencegahan masuknya semua jenis anca-

man kedaruratan kesehatan masyarakat di Pintu

Masuk (Pelabuhan, Bandara dan Pos Lintas Batas

Darat). Rencana penyusunan Undang – Undang

tentang Pengendalian Kedaruratan Kesehatan

Masyarakat di Pintu Masuk harus segera dilaksana-

kan dan sekaligus mencabut Undang – Undang no-

mor 1 tahun 1962 tentang karantina laut dan Un-

dang – Undang nomor 2 tahun 1962 tentang karan-

tina udara.

Page 47: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

47

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Pertama : Penyusunan Undang – Undang tentang

Pengendalian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat di

Pintu Masuk ini sifatnya mutlak dan sangat mendesak

karena dilandasi oleh kebutuhan nasional dan kebu-

tuhan global. Ruang lingkup Undang – Undang terse-

but, diusulkan harus mencakup :

Pengendalian kekarantinaan alat angkut beserta

isinya di Pintu Masuk, meliputi Bandara, Pelabuhan

dan Pos Lintas Batas Darat.

Surveilens epidemiologi dan respon cepat terhadap

kedaruratan kesehatan masyarakat di Pintu Masuk.

Pengendalian Risiko lingkungan di Pintu Masuk,

dalam rangka memastikan kondisi yang aman dari

lingkungan yang berpotensi menimbulkan keda-

ruratan kesehatan masyarakat.

Pelayanan Kesehatan. di pintu masuk dalam

rangka kewaspadaan dini melalui deteksi penyakit

yang berpotensi menimbulkan kedaruratan

kesehatan masyarakat.

Kedua : Penyusunan Undang – Undang tentang

Karannita Kesehatan di Pintu Masuk, dengan ruang

lingkup : Kegiatan kekarantinaan alat angkut

(kendaraan perairan, kendaraan udara dan

kendaraan darat) di Pelabuhan Laut, Bandar Udara

dan Pos Lintas Batas Darat.

B. Penyusunan revisi peraturan perundang – undangan

Ruang lingkup Undang – Undang nomor 4 tahun 1984

tentang Wabah Penyakit Menular hanya ditujukan

pada penyakit menular saja dan merupakan upaya

penanggulangan pada saat terjadinya wabah pen-

yakit menular (pasal 2 : untuk melindungi penduduk

dari malapetaka yang ditimbulkan wabah sedini

mungkin). Guna mengakomodir kebutuhan nasional

maupun kebutuhan global maka Undang – Undang

ini harus segera direvisi, dengan ruang lingkup yang

lebih luas mencakup semua jenis ancaman bagi ke-

sehatan masyarakat. Selanjutnya Peraturan Pemerin-

tah No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wa-

bah Penyakit Menular, secara otomatis juga harus

direvisi untuk menjalankan Undang – Undang hasil

revisi tersebut.

Ruang lingkup Undang – Undang nomor 36 tahun 2009

tentang Kesehatan ditujukan pada upaya kesehatan

pada umumnya untuk mencegah penyakit (menular

dan tidak menular). Guna mengakomodir kebutuhan

nasional maupun kebutuhan global maka Undang –

Undang ini juga harus segera direvisi dengan menam-

bahkan ruang lingkupnya yakni pencegahan kejadian

yang tidak diketahui penyebab dan sumbernya.

Undang – Undang nomor 4 tahun 1984 tentang Wa-

bah Penyakit Menular serta Undang – Undang nomor 1

tahun 1962 tentang karantina laut dan Undang – Un-

dang nomor 2 tahun 1962 tentang karantina udara

sekaligus direvisi menjadi Undang – Undang Wabah

dan Karantina Kesehatan.

C. Payung hukum tetap

Payung hukum yang tetap dan telah seiring dengan

kebutuhan nasional maupu kebutuhan global yakni

Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 356 tahun 2008

tentang Tata Kerja dan Organisasi Kantor Kesehatan

Pelabuhan

Peraturan Menteri Kesehatan RI. Payung hukum ini

tidak perlu direvisi karena telah memuat tugas pokok

unit pelaksana teknis sektor kesehatan dan penyeleng-

garaan fungsinya secara sistematis dan efektif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Memperhatikan uraian tersebut diatas, maka prioritas

penyusunan program legislasi nasional yang sesuai den-

gan kebutuhan di Pintu Masuk Negara yakni penyusu-

nan undang – undang Pengendalian Kedaruratan Kese-

hatan Masyarakat di Pintu Masuk atau penyusunan un-

dang – undang Karantina Kesehatan di Pintu Masuk.

Usul Saran

Diusulkan agar segera dapat disusun program legislasi

nasional tentang Pengendalian Kedaruratan Kese-

hatan Masyarakat di Pintu Masuk atau Karantina Kese-

Page 48: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

48

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

hatan di Pintu Masuk yang sekaligus mencabut

Undang – Undang nomor 1 tahun 1962 tentang

karantina laut dan Undang – Undang nomor 2 ta-

hun 1962 tentang karantina udara.

Diusulkan agar segera dapat disusun program leg-

islasi nasional untuk merevisi Undang – Undang no-

mor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menu-

lar dan Undang – Undang nomor 36 tahun 2009

tentang Kesehatan.

Daftar pustaka :

Undang – Undang nomor 1 tahun 1962 tentang

Karantina Laut

Undang – undang nomor 2 tahun 1962 tentang

Karantina Udara

Undang – Undang nomor 4 tahun 1984 tentang

Wabah Penyakit Menular

Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan

Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991 tentang

Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 356 tahun

2008 tentang Tata Kerja dan Organisasi Kantor Ke-

sehatan Pelabuhan

International Health Regulation 1969

International Health Regulation 2005

Memang banyak sekali kepentingan yang ikut

andil dalam mewujudkan wacana revisi ataupun

penyusunan program legislasi pada sektor kesehatan

ini., baik kepentingan global, kepentingan nasional ,

kepentingan sub sector, kepentingan UPT ataupun

kepentingan pribadi.

Oleh karena itu diperlukan adanya himbauan

para pemrakarsa untuk lebih bijaksana dalam upaya

penyusunan program legislasi ini sesuai norma -

norma dan kaidah - kaidah sesuai peraturan perun-

dang - undangan yang berlaku. Perlu diingat bahwa

kita sudah memiliki Undang - Undang Nomor : 10

Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang - undangan bahwa pembentukan

peraturan perundang-undangan merupakan salah

satu syarat dalam rangka pembangunan hukum

nasional yang hanya dapat terwujud apabila

didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku,

dan standar yang mengikat semua lembaga yang

berwenang membuat peraturan perundang-

undangan.

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

ada l ah p r o s e s p em b uat a n P er a t ur an

Perundangundangan yang pada dasamya dimulai

dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,

p er um usan, p embahasan, p engesahan,

pengundangan, dan penyebarluasan. Dalam

membentuk Peraturan Perundang-undangan harus

berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan

Perudang-undangan yang baik yang meliputi:

Kejelasan tujuan; Kelembagaan atau organ

pembentuk yang tepat; Kesesuaian antara jenis dan

materi muatan; Dapat dilaksanakan; Kedayagunaan

dan kehasilgunaan; Kejelasan rumusan; dan

Keterbukaan. (RBAW)

Page 49: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

49

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2010

RELAKSASI KISAH tentang SEORANG KAKEK dan ISTRI MUDA

Oleh : Hendra Kusumawardhana

TIP awet muda

Seorang kakek bernama Bruno nimbrung ―dugem‖

dengan anak-anak muda di Mall Atrium sambil.

Memakai celana blue jeans dan ―T shirt‖ warna merah

menyala.

Salah seorang anak muda bernama Johan bertanya

seraya mengangkat jempol kepada kakek tersebut :

―Kakek awet muda ini, TIP nya apa sih?‖

Jawab sang kakek : ―Kamu kalau panggil saya, jangan

panggil kakek tapi panggil Opa, lagian pakai tanya-

tanya TIP awet muda, mau ngapain?‖

Johan : ―ya . . . ya Opa, maksud saya ya . . . siapa

tahu nanti saya mencontoh pada saat saya

menjelang tua seperti Opa‖

Jawab sang kakek : ―ya ya ya . . . tapi susah

melakukannya karena harus serius dan ajeg. Pertama,

setiap bangun pagi harus minum segelas air putih‖

Johan : ―Wah, syukurlah Opa, saya setiap bangun pagi

minum air putih bisa mencapai 3 - 4 gelas‖

Sang kakek : ―Lho kenapa kamu setiap bangun pagi

minum air sampai begitu banyak?‖

Johan : ―Sambil untuk menahan lapar he he he, Opa

lanjutkan TIP yang kedua‖

Sang kakek : ―Ya ya ya . . . TIP yang kedua, kalau

makan nasi harus sering pakai lalapan daun muda‖

Johan : ―Iya opa, . . . saya juga hobby makan lalapan

daun muda, seperti daun pepaya muda, dll‖

Sang kakek : ―Bagus . . . bagus . . . TIP yang ketiga . . . .

Wah ini yang paling enak dan . . . .(diam sejenak

sambil tersenyum).

Johan : ―Apa tuh Opa?‖

Sang kakek : ―Harus memiliki istri muda he he he . . ―

Johan tersentak kaget sambil merenungkan TIP awet

muda tersebut, kemudian bergumam : ―Dasar......‖

Istri muda

Eric seorang saudagar muda yang menanjak

ekonominya sedang tiduran di

Sofa yang ditempatkan di

beranda depan rumahnya. Ia

memanggil istri mudanya yang

bernama Lisa untuk berbincang-

bincang sekaligus sambil

bermesraan di atas sofa tersebut.

Maklumlah Lisa Si istri muda ini,

baru dikawini sekitar dua minggu

yang lalu.

Sambil memeluk kepala istri mudanya, Eric bergumam

lirih merayu : ―Sayang . . .. tadi pagi di Kantor, aku tidak

bisa makan karena selalu ingat kamu. Papa saaangat

sayang sama kamu‖

Sang istri muda : ―Ah, . . . yang

benar saya, pah‖

Jawab Eric : ―Benar sayang, . . .

bahkan tadi siang, aku juga

tidak bisa makan‖

Sang istri manja : ―Aduuuh, papa

ini bagaimana sih, jangan

sampai papa sakit lho . . . mangkanya papa harus

makan tepat waktu, dong sayang‖

Jawab Eric : ―Malam inipun papa juga sampai-sampai

tidak bisa tidur, mangkanya

papa panggil mama‖

Sang istri muda : ―Kenapa tidak

bisa tidur, sayang?‖

Jawab Eric lirih : ―He he he

kelaparan . . . . .‖

Sang istri muda : ―Ah . . .‖

Page 50: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

50

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Bisikan seorang kakek dan istri mudanya

Seorang kakek genit baru seminggu melakukan per-

kawinannya yang keempat sedang duduk mesra den-

gan istri mudanya yang terpaut 40 tahun.

Mereka berdua tampak asyik berbincang - bincang,

mungkin tentang masa depan yang hampir berakhir

bagi sang kakek.

Istri mudanya tampak bersandar di dada sang kakek

yang masih tampak kekar walau kulitnya sudah mulai

keriput dimakan usia.

Sekali - sekali mereka berdua tampak tertawa sampai

terbahak - bahak, kadang Si istri muda tersenyum

manja sambil memegang tangan kakek dan bersan-

dar di dadanya.

Wow, . . . Tingkah mereka berdua, bak remaja yang

sedang dilanda cinta.

Sang kakek berceloteh : ―ayolah kita bermain tebak -

tebakan sambil kita menikmati indahnya matahari

yang hamper tenggelam‖

Istri muda : ―ayolah, biar abang terlebih dahulu kasih

tebakan, nanti bergantian dengan adik‖

Sang kakek mulai memberikan tebakan : ―adik kan

tahu daun papaya, nah . . . daun papaya itu ben-

tuknya seperti apa?‖

Iastri muda : ―ah, kalau itu sih mudah sekali, ya a a

bentuknya seperti daun pada umumnya, ah abang

ini‖

Sang kakek : ―wah salah, daun papaya itu ujungnya

berpencar seperti tangan perempuan, nah . . . coba

lihat bentuk daun pepeya di depan itu, kan hamper

sama dengan tangan adik‖

Istri muda : ―oh, . . . itu sih bukan tebakan‖

Sang kakek : ―bukan hanya itu, tebakan ini masih ber-

lanjut panjang‖ sang kakek terdiam sejenak sambil

mengelus - elus rambut istri mudanya yang panjang

terurai.

Istri muda : ―cepat lanjutkan, deh bang‖

Sang kakek : ―nah, . . selanjutnya, apa bedanga jari

tangan adik dengan daun papaya di depan rumah

kita ini?‖

Istri muda : ―ah, . . . abang ini, tebakan apa tuh, masak

jari tangan istrimu ini mau disamakan dengan daun

papaya‖

Sang kakek : ―mangkanya, abang menanyakan perbe-

daannya‖

Istri muda : ―ya ya, jelas berbeda, jari tangan adik ter-

buat dari daging sedang daun papaya itu jelas terbuat

dari daun‖

Sang kakek : ―ha ha ha salah, itu bukan perbedaan

yang sebenarnya‖

Istri muda cepat - cepat menyahut : ―cepat dong

bang, apa bedanya?‖

Sang kakek : ―nah, bedanya . . . .‖

Istri muda : ―cepat dong abangku sayang‖

Sang kakek : ―kalau daun papaya bisa membuat dag-

ing menjadi lunak, sedang jari tangan adik ini bisa

membuat daging menjadi keras‖

Istri muda : ―kok bisa begitu ? Kalau daun papaya me-

mang bias untuk melunakkan daging. Kemaren adik

memasak daging sapi, nah supaya dagingnya cepat

lembek maka adik taruh daun papaya dalam kuali

tempat merebus daging tersebut. Namun tangan adik?

Apa mungkin mau dicelupak dalam kuali?‖

Sang kakek : ―ha ha ha jangan, jangan dicelup dalam

kuali panas, kan abang ini sayang sekali sama adik‖

Istri muda : ―lantas bagaimana, bang?‖

Sang kakek : ―tangan adik tadi malam kan sudah bisa

mengeraskan daging‖

Istri muda : ―kapan bang?‖

Sang kakek : ―ya, tadi malam, masak adik lupa‖

Istri muda : ―daging yang mana, bang? Kan semua

daging sudah adik buat sup‖

Sang kakek : ―ah, masak lupa sih adik ini, ingat abang

terus sih, sampai lupa sudah bisa mengeraskan daging‖

Istri muda : ―Iya, . . . daging yang ada dimana?

Sang kakek sambil memegang tangan istrinya, dita-

ruhnya tangan istrinya pada bagian tubuh kakek yang

telah dikeraskan, sambil tertawa dan berceloteh : ―ha

ha ha ya daging ini nih‖

Page 51: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

51

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010

Page 52: Buletin V Edisi 4 Tahun 2010

52

Buletin Info Kesehatan Pelabuhan Volume V Edisi 4 Triwulan IV( Oktober - Desember ) Tahun 2010