1 PPGD, BSMI Blitar
EMERGENCY COURSE
HAND BOOK
UNTUK KADER KESEHATAN
BULAN SABIT MERAH INDONESIA
BLITAR
2 PPGD, BSMI Blitar
Sambutan Ketua BSMI Blitar
Puji syukur kami panjatkan kepada Alah SWT atas karunia yang
tak terhingga sehingga kita masih diberikan kekutan fisik dan iman kita
sehingga kita mampu menunaikan kewajiban-kewajiban kita sebagai
tenaga medis untuk kemaslahatan umat.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepda nabi Agung
Rasulullah Muhammad SAW.
Saudarku yang di Rahmati Allah.Sebagai kader relawan BSMI kita
wajib melaksanakan isi BSMI yaitu Beramal untuk Umat.Amal harus
dilndasi dengan ilmu yang baik dan tepat.
Catatan kecil kompilasi ini untuk membantu kita mendalami amal-
amal kita di lapangan, agar kita menjadi kader yang professional dan
selalu mengutamakan kepentingan umat ini.
Berjuanglah terus tanpa mengenal kata lelah dan putus asa karena
Allah melihat kita , pekerjaan kita dan niat tulus kita.Yakinlah akan janji
Allah pasti akan tiba saatnya.
Selamat membaca, semoga Allah selalu memberikan pahala untuk
catatan kecil ini, dan khususnya kepada seluruh kader relawan BSMI
dimanapun berada.
Mei 2012
Dr. Azhar Anwar,MM,MMRS
3 PPGD, BSMI Blitar
Istilah-istilah Gawat Darurat
Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak
mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan
/ pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan
cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka
korban akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup.
Keadaan darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak, sewaktu-
waktu / kapan saja, terjadi dimana saja, dan dapat menyangkut siapa
saja sebagai akibat dari suatu kecelakaan, suatu proses medik atau
perjalanan suatu penyakit.
Pertolongan pertama adalah perlakuan sementara yang diberikan
pada seseorang yang mengalami kecelakaan atau sakit mendadak
sebelum pertolongan definitif oleh dokter dapat diberikan / dilakukan
pencegahan agar tidak terjadi cedera yang lebih parah yang diberikan
oleh orang awam bukan dimasukkan dalam tindakan medik.
Perawatan kedaruratan meliputi pertolongan pertama, penanganan
transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi
darurat akibat rudapaksa, sebab medik atau perjalanan penyakit di
mulai dari tempat ditemukannya korban tersebut sampai pengobatan
definitif dilakukan di tempat rujukan.
Penanggulangan korban masal
Pada korban satu persatu dapat ditanggulangi secara beruntun atau
bergilir. Namun pada korban masal yang mana jumlah korban
sedemikian banyaknya sehingga tenaga atau fasilitas kesehatan tidak
berimbang maka perlu difikirkan suatu sistim penanganan yang tepat,
yaitu Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Mengacu pada dalil bahwa pertolongan harus cermat, tepat dan cepat
4 PPGD, BSMI Blitar
agar korban tidak mati atau cacat maka harus ditangani secara bersama
dan terpadu, oleh berbagai komponen penolong atau pertolongan. Ini
berarti penanganan harus dilakukan secara multi disiplin, multi profesi
dan multi sektor meliputi :
Penanganan terhadap korban banyak / penyelamatan jiwa
Dilakukan oleh penolong & pertolongan banyak
Terjalin komunikasi dan koordinasi yang terkendali
Menyangkut transportasi korban
Tempat-tampat rujukan
Penyebab kegawatan
Segala sesuatu bisa berupa penyakit maupun trauma yang
menyebabkan ancaman terhadap fungsi-fungsi vital tubuh antara lain :
Jalan nafas dan fungsi nafas
Fungsi sirkulasi
Fungsi otak dan kesadaran
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah Unit/bagian yang memberikan
pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit
akut atau mengalami kecelakaan
Pasien gawat darurat adalah seseorang atau banyak orang yang
mengalami suatu keadaan yang mengancam jiwanya yang memerlukan
pertolongan secara cepat, tepat dan cermat yang mana bila tidak
ditolong maka seseorang atau banyak orang tersebut dapat mati atau
mengalami kecacatan.
Kriteria pasien gawat darurat adalah mengalami kegawatan yang
menyangkut:
Terganggunya jalan nafas, antara lain sumbatan jalan nafas oleh benda
asing, asma berat, spasme laryngeal, trauma muka yang mengganggu
jalan nafas dan lain-lain
5 PPGD, BSMI Blitar
Terganggunya fungsi pernafasan, antara lain trauma thorak (tension
pneumotorak, masif hematotorak, emfisema, fraktur flail chest, fraktur
iga), paralisis otot pernafasan karena obat atau penyakit dan lain-lain
Terganggunya fungsi sirkulasi antara lain syok (hipovolumik,
kardiogenik, anafilaksis, sepsis, neurogenik), tamponade jantung dan
lain-lain
Terganggunya fungsi otak dan kesadaran antara lain stroke dengan
penurunan kesadaran, trauma capitis dengan penurunan kesadaran,
koma diabetika, koma uremikum, koma hepatikum, infeksi otak, kejang
dan lain-lain
Pasien akut adalah pasien yang menderita sakit secara mendadak
(onset waktu yang cepat) yang membutuhkan pertolongan segera yang
apabila tidak ditolong sakitnya akan bertambah parah.
Kriteria pasien akut :
Semua pasien gawat darurat
Pasien trauma selain gawat darurat seperti luka robek ringan, luka
bakar ringan, fraktur tulang tanpa perdarahan
Pasien medis tidak gawat darurat seperti hematemesis melena tanpa
syok, stroke tanpa penurunan kesadaran, diare dengan dehidrasi
ringan-sedang dan lain-lain
Pasien tidak gawat dan tidak akut : pasien diluar kriteria pasien gawat
dan pasien akut
6 PPGD, BSMI Blitar
Penilaian Awal (Initial Assesment)
Initial Assesment adalah proses penilaian yang cepat dan pengelolaan
yang tepat guna menghindari kematian pada pasien gawat darurat.
Tujuannya mencegah semakin parahnya penyakit dan menghindari
kematian korban dengan penilaian yang cepat dan tindakan yang tepat.
Meliputi :
1. Persiapan,antara lain
a. Fase pra rumah sakit, harus ada koordinasi yang baikantara dokter di
rumah sakit dengan petugas lapangan sehingga rumah sakit dapat
mempersiapkan diri. Pada fase ini dititikberatkan pada stabilisasi
pasien yang menyangkut penjagaan jalan nafas, kontrol perdarahan dan
syok, immobilisasi pasien dan transportasi pasien.
b. Fase rumah sakit, harus mempersiapkan diri sebelum pasien tiba
seperti perlengkapan airway, cairan kristaloid yang telah dihangatkan,
perlengkapan monitoring, alat-alat proteksi diri dan tenaga medis dan
penunjangnya sendiri.
2. Triage
3. Survei primer
4. Resusitasi
5. Tambahan terhadap survey primer dan resusitasi
6. Survei sekunder
7. Tambahan terhadap survey sekunder
8. Pemantauan dan re-evaluasi
9. Penanganan definitive
7 PPGD, BSMI Blitar
TRIAGE
Jika kita berkunjung ke UGD atau IRD suatu rumah sakit sering kita
jumpai istilah tiage (baca : trias) yang berasal dari bahasa Perancis.
Triage adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat
ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan.
Tujuan : Dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan
tepat sesuai dengan sumber daya yang ada
Macam-macam korban :
Korban masal : lebih dari 1 orang harus ditolong lebih dari 1
penolong, bukan bencana
Korban bencana : korban lebih besar dari korban masal
Prinsip-prinsip triage :
Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek
mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta
melakukan yang terbaik untuk jumlah terbanyak dengan seleksi
korban berdasarkan :
Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit
Dapat mati dalam hitungan jam
Trauma ringan
Sudah meninggal
8 PPGD, BSMI Blitar
Dari yang hidup dibuat prioritas
Prioritas : penentuan mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa
yang timbul
Tingkat prioritas :
Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah untuk berat dan biru
untuk sangat berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu
resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan
hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera
yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi.
Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok
hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka
bakar) tingkat II dan III > 25%
Prioritas II (medium) warna kuning. Potensial mengancam nyawa
atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu
singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat.
Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III
< 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.
Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu penanganan seperti
pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan
Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil,
luka sangat parah. Hanya p
Top Related