MAKALAH
“Ayo Budayakan Gemar Membaca”
Disusun oleh :
DesriwalPahmiPanduRantivianto
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
Jalan pesantren Km. 2 Cibabat – Cimahi 40516 Telp./Fax : (022) 6645951E-mail : [email protected] | website : http://www.poltektedc.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
pimpinannya sehingga makalah dengan judul “AYO BUDAYAKAN GEMAR
MEMBACA” dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dengan kehadiran makalah ini kami harap dapat mendorong dan mengajak pembaca
untuk meningkatkan minat bacanya seta menambah wawasan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami harap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penulisan makalah ini.
Bandung, 31 Maret 2009
Penulis
Daftar isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
A.Latar Belakang 1B.Tujuan 1C.Ruang Lingkup 1
- Rumusan Masalah 1
Bab II Isi 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini,peranan sumber daya manusia semakin penting. Oleh karena itu,sumber daya
manusia perlu dikembangkan dan ditingkatkan mutunya melalui antara lain pembinaan
budaya membaca. Mangfaat yang diperoleh seseorang dari minat baca yang membudaya
antara lain menambah informasi yang dimiliki,memperluas wawasan pengetahuan dan
keterampilan serta membentuk nilai kepribadian. Melalui budaya gemar membaca,seseorang
akan merasa memperoleh sesuatu dari buku yang dibacanya. Apabila masyarakat telah
memiliki budaya membaca yang kuat maka kegiatan membaca bukanlah merupakan suatu
kebutuhan yang timbul dari dalam diri masing-masing individu.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar pembaca mengerti akan pentingnya membudayakan membaca dikalangan masyarakat dan agar supaya para orang tua, masyarakat umum bahkan pengarang buku tahu apa yang melatarbelakangi masyarakat kurang berminat untuk membaca, dan juga cara untuk meningkatkan kiat minat baca.
C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini akan menyoroti pemasyarakatan budaya membaca yang ditanamkan Sejak usia dini serta upaya menyikapi agar budaya membaca tetap memasyarakat di era reformasi ini.
Rumusan masalah Bagaimana peranan orang tua,masyarakat dan perpustakaan dalam
membudayakan membaca ? Apa saja problematika dalam peningkatan minat baca dan upaya
mengatasinya?
BAB II
ISI
1. Pengertian minat baca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dikatakan sebagai suatu proses karena pada waktu membaca kita tidak hanya melafalkan lambang-lambang huruf dengan baik namun, sepanjang proses itu terjadi peristiwa peralihan informasi.
Tujuan kita membaca pada umumnya adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, menangkap isi serta makna dari suatu bacaan. Orang yang banyak membaca pasti memiliki wawasan yang luas dan cara berfikirnya akan lebih maju dan lebih kritis dibanding orang yang tidak suka membaca.
Berikut ini beberapa cara kita membaca atau mencari makna bacaan itu serta tujuan kita membaca sebuah bacaan :
1. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama atau reading for main idea. Artinya kita membaca untuk mengetahui ide utama atau pikiran utama pada suatu bacaan. Misalnya, kita membaca sebuah tajuk rencana suatu masalah dan kita membacanya untuk mengetahui apa pikiran utamanya atau maksud dari berita itu sebenarnya, mengapa berita itu bisa terjadi dan apa faktor yang menyebabkan berita itu.
2. Membaca untuk mengklasifikasikan atau reading for classify. Artinya setelah kita membaca kita dituntut unutk dapat mengelompokkan apa-apa yang wajar, apa-apa yang benar dan tidak benar. Sehingga kita bisa berfikir lebih kritis terhadap bahan bacaan yang akan dibaca.
Mangfaat membaca sebagai mana yang kita ketahui bahwa dengan membaca kita dapat memperoleh banyak informasi serta dapat menambah wawasan berfikir kita. Selain itu manfaat membaca lainnya yang dapat kita peroleh adalah :
1. Meningkatkan pengembangan diri.
Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas.
2. Meningkatkan minat terhadap suatu bidang.
Seseorang yang senang dengan buku internet misalnya, dengan semakin sering ia membaca buku-buku tentang internet, maka minatnya terhadap internet akan semakin dalam dan pengetahuannya tentang internet pun akan semakin luas.
2. Peranan orangtua,masyarakat dan perpustakaan dalam membudayakan gemar membaca
A. Peranan orangtua dalam membudayakan gemar membaca
B. Peranan masyarakat dalam membudayakan gemar membaca
C. Peranan perpustakaan dalam membudayakan membaca
Dalam upaya membudayakan membaca diperlukan sebuah terobosan dan terobosan yang
dapat digunakan untuk mewujudkan masyarakat sadar informasi yaitu dengan membangun
suatu perpustakaan masyarakat. Perpustakaan masyarakat ini merupakan perpustakaan milik
masyarakat, artinya perpustakaan ini dibangun dan dikelola serta dimanfaatkan
keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Dengan demikian proses pembentukannya benar-
benar dari keinginan dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga mereka akan mempunyai
rasa memiliki atau handarbeni yang tinggi terhadap perpustakaan yang ada. Perpustakaan
yang timbul dari keinginan masyarakat tersebut akan menjadikan kegiatan di perpustakaan
berjalan dengan baik. Masyarakat setempat juga akan mendapatkan nilai tambah, baik dalam
ilmu pengetahuan, informasi maupun jasa perpustakaan lainnya. Perpustakaan menjadi tetap
eksis dan berkembang mengikuti kemajuan masyarakat.
Untuk mendukung eksistensi atau keberlangsungan perpustakaan masyarakat, diperlukan
suatu upaya untuk memasyarakatkan perpustakaan tersebut pada anggota masyarakat secara
lebih luas. Pemasyarakatan perpustakaan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
membuat papan petunjuk supaya masyarakat dapat mengenal dan mengetahui lokasinya;
membuat selebaran untuk disebar dan dibagikan kepada masyarakat; membuat publikasi atau
promosi secara teratur dan sistematis supaya masyarakat dapat mengikuti perkembangan
yang terjadi; mengadakan berbagai kegiatan seperti perlombaan guna menarik simpati dan
peran aktif dari berbagai kalangan baik internal masyarakat maupun eksternal seperti
lembaga penerbit, instansi pemerintah dan membuka akses informasi yang semakin luas dan
terbuka untuk semua orang. Langkah-langkah tersebut merupakan tindakan yang strategis
untuk menumbuhkan dan menjaga momentum arti penting dari perpustakaan masyarakat.
Hal ini perlu dilakukan karena kebiasaan dan budaya lama kita yang melakukan sesuatu
hanya bersifat sesaat atau hangat-hangat kuku saja tidak ada kelanjutannya. Hambatan
budaya semacam itu tidak mudah untuk dihilangkan, namun harus dikurangi secara bertahap.
Keberadaan perpustakaan masyarakat juga diharapkan mampu menumbuhkembangkan
budaya baca pada masyarakat. Faktor yang mendorong tumbuhnya minat atau budaya baca
antara lain ketertarikan, kegemaran atau hobi, serta kemauan dan kemampuan membaca.
Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, dan kebiasaan membaca akan
terpelihara dengan baik jika tersedia bahan bacaan yang baik, menarik dan memadai secara
jenis, jumlah maupun mutunya. Faktor inilah yang merupakan fungsi utama dari
perpustakaan masyarakat, yaitu sebagai media koleksi buku-buku dan informasi yang
dibutuhkan masyarakat. Jadi dengan kata lain perpustakaan masyarakat mempunyai peran
sentral dalam menumbuhkembangkan minat dan budaya baca masyarakat.
Kebiasaan masyarakat kita untuk mengobrol pada waktu luang, harus diubah menjadi
kebiasaan untuk membaca dan menulis sesuatu yang bermanfaat. Sumber bacaan dan bahan
informasi yang mudah diperoleh, sudah relatif lengkap dan mudah diakses adalah melalui
perpustakaan.
Minat baca mulai dikembangkan sejak usia dini, sehingga penyediaan bahan bacaan
untuk anak sangat penting pada perpustakaan masyarakat. Proses pengembangan minat baca
anak tersebut harus dilakukan secara teratur agar mampu menumbuhkan kebiasaan membaca
pada anak. Kebiasaan membaca merupakan landasan bagi berkembangnya budaya baca. Jadi
secara jelas dapat ditarik suatu benang merah bahwa adanya perpustakaan masyarakat yang
merupakan penyedia koleksi buku akan menarik selera pembaca sehingga timbul minat baca
masyarakat. Kemudian dari minat baca yang dilakukan secara teratur akan menumbuhkan
kebiasaan membaca, dan dari kebiasaan membaca inilah akan mewujudkan suatu budaya
baca di tengah-tengah masyarakat. Budaya baca memiliki arti bahwa masyarakat setempat
telah merasakan bahwa membaca merupakan bagian dari kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Akhirnya jika telah terwujud budaya baca maka masyarakat dengan sendirinya akan
menyadari arti penting dari informasi. Uraian tersebut diatas semakin memperjelas peran
sentral perpustakaan masyarakat sebagai pondasi terwujudnya suatu masyarakat informasi.
Perbedaan kesempatan untuk memperoleh informasi dapat menimbulkan kesenjangan dalam
masyarakat yaitu antara yang mudah mengakses informasi dan yang sulit mendapatkan
informasi. Ketimpangan tersebut merupakan konsekuensi dari keterbatasan sarana untuk
mengakses informasi sehingga akan menghambat kemajuan masyarakat. Oleh karena itu
komitmen kita untuk membangun masyarakat yang berbudaya baca harus ditunjang dengan
makin efektif dan efisiennya fungsi perpustakaan. Perpustakaan sebagai media perantara dari
sumber informasi kepada masyarakat harus dibenahi dan diberdayakan secara optimal.
3. Problematika minat membaca dan upaya mengatasinya
A. Problematika yang dihadapi
Sekarang ini minat baca dikalangan masyarakat sangatlah kurang. Menurut sebagian dari
membaca hanyalah kegiatan yang membosankan. Berikut faktor-faktor berkurangnya minat
baca :
- Media-media elektronik yang bersifat menghibur. Otak manusia adalah organ
tubuh manusia yang mengatur semua kegiatan kita, namun otak itu sendiri
bersifat malas dan cenderung hanya ingin hiburan.
- Ketidak mampuan seseorang mempergunakan waktu yang ada.Bagi sebagian
orang membaca membutukan waktu yang cukup lama, dan bagi mereka
mempergunakan waktu yang cukup lama hanya untuk membaca sangatlah
membosankan. Untuk itu kita harus pandai-pandai mengatur waktu dan juga
kita harus menumbuhkan rasa gemar membaca didalam diri setiap orang.
- Faktor lingkungan dan fasilitas.Lingkungan dan fasilitas yang tidak memadai
sangatlah berpengaruh besar terhadap tingat ketertarikan masyarakat dalam hal
minat membaca. Apabila lingkungan dan fasilitas tidak mendukung untuk
membaca, maka akan terjadi perpindahan minat. Seperti halnya seseorang
yang masuk kedalam suatu restaurant untuk makan jadi tidak jadi karena
kondisi maupun fasilitas yang ditawarkan tidak memadai sehingga dia
berpindah tempat. Demikian juga dengan seseorang yang ingin membaca
namun lingkungan maupun fasilitas yang ada tidak memadai.
B. Upaya meningkatkan minat baca
Beberapa prinsip yang perlu dipahami para pendidik untuk menumbuhkan minat baca, yaitu:
1. Pada anak yang belum mampu membaca sendiri (usia prasekolah, maka orang tua dan guru hendaknya membacakan buku atau mendongengkan cerita bagi mereka. Selama membacakan buku atau mendongengkan cerita, lakukan dialog dengan anak mengenai apa yang disampaikan atau didengar anak. Berikan kesempatan anak untuk bertanya. Situasi ini akan mendorong rasa ingin tahu anak dan mengembangkan imajinasinya. Disamping membacakan atau mendongeng, tunjukan pula isi buku yang dibaca pada anak, sehingga merek dapat melihat tulisan atau gambar-gambar yang tertera didalamnya.
2. Para pendidik hendaknya memberkan kesempatan pada anak untuk membeli atau memilih buku di toko / perpustakaan berdasarkan minatnya. Orang tua, dan guru hendaknya menanyakan minat anak tentang topic buku yang ingin dibaca dan membantu untuk mencari tema buku-buku yang dikehendaki. Selain memberikan kesempatan memilih, para pendidik pun perlu melakukan seleksi terhadap buku-buku yang akan dibaca dengan menitik beratkan pada prinsip sejauh mana buku tersebut memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu, meningkatkan perkembangan bahasa, kognisi, dan social emosional anak.
3. Baik pendidik anak maupun anak sendiri hendaknya memilih waktu yang cukup untuk membaca tiap hari. Bila kegiatan membaca dilakukan juga oleh orang tua, dan guru maka keadaan ini memberikan kesan pada anak bahwa membaca merupakan kegiatan penting dalam kehidupan sehari-hari. Pada anak-anak yang belum mampu membaca, berikan waktu yang tidak tergesa-gesa, sehingga mereka dapat mengamati buku dengan perlahan-lahan. Sedangkan anak yang yang baru belajar membaca, diberi kesempatan untuk membaca sendiri. Hal ini akan mendorong untuk meningkatkan keterampilan yang baru tersebut. Pada anak-anak yang sudah mampu membaca dan memiliki jadwal kegiatan yang penuh, maka sehendaknya para pendidk membantu untuk mengatur kegiatan tersebut dan memberikan waktu untuk membaca
sambil istirahat dengan buku yang mudahdi pahami. Kesempatan pada anak untuk mengungkapkan setiap topic yang dibacanya, secara tertulis atau lisan. Disamping itu, sebagai perbandingan berikan pula topic yang sama dari buku yang dibacanya. Berikan penghargaan setiap anak selesai mengungkapkan topic atau membaca buku.
4. Biasanya anak memiliki tempat penyimpanan buku yang mudah dijangkau anak. Dimilikinya tempat penyimpanan buku, anak belajar untuk menghargai buku-buku tersebut. Disamping itu, biasanya pula anak mengunjungi toko buku atau perpustakaan.
5. Para pendidik hendaknya selalu menyajikan topic-topik permasalahn mengikuti situasi yang dihadapi secara menarik dan menimbulkan dorongan dan kesadaran pada anak bahwa untuk memahami perkembangan di lingkungan tersebut tidak hanya diperoleh dari media audiovisual tetapi juga dari buku.
6. Para pengelola pendidikan dan media harus mampu menciptakan metode pengajaran yang menggabungkan perkembangan teknologi dan penggunaan buku, misalnya media radio, televisi (TV), melalui radio dan televise dapat diudarakan atau ditayangkan cerita-cerita anak dengan cara yang menarik. Dengan apa yang didengar melalui radio dan apa yang dilihat melalui televisi, dapat merangsang anak untuk mencari cerita-cerita tersebut dalam buku. Sebaliknya cerita buku pun dapat menimbulkan dorongan pada anak untuk melihat kembali apa yang dibaca secara visual dari TV atau mendengarkannya dari radio.
7. Penggunaan media lain, seperti video cassette/audio cassette, computer, dapat merupakan salah satu cara untuk mendekatkan anak dengan buku melalui perkembangan teknologi. Akhir-akhir ini telah digunakan bahwa setiap cassette selalu disajikan bersama-sama buku dalam satu paket/kemasan.
8. Sebenarnya, saat ini anak mempunyai banyak kesempatan untuk memperoleh buku, missal disetiap supermarket, toko permainan selalu ada sudut peenjualan buku. Kondisi ini pun dapat digunakan orang tua untuk selalu mengajak anak memperhatikan buku-buku.
9. Mengaktifkan perpustakaan sekolah, merupakan cara yang paling efektif yaitu dengan cara mendorong anak meminjam buku dari perpustakaan sesuai minat dan guru pun selalu meminta anak untuk mengungkapkan mengenai apa yang dibaca dibuku.
- Peningkatan minat baca di lingkungan sekolah
Pada usia sekolah dasar, anak mulai dikenalkan dengan huruf, belajar mengeja kata dan
kemudian belajar memaknai kata-kata tersebut dalam satu kesatuan kalimat yang memiliki
arti. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak.
Setelah anak-anak mampu membaca, anak-anak perlu diberikan bahan bacaan yang menarik
sehingga mampu menggugah minat anak untuk membaca buku. Minat baca anak perlu
dipupuk dengan menyediakan buku-buku yang menarik dan representatif bagi perkembangan
anak sehingga minat membaca tersebut akan membentuk kebiasaan membaca. Apabila
kebiasaan membaca telah tertanam pada diri anak maka setelah dewasa anak tersebut akan
merasa kehilangan apabila sehari saja tidak membaca. Dari kebiasaan individu ini kemudian
akan berkembang menjadi budaya baca masyarakat.
Akan tetapi pembinaan minat baca anak saat ini sering terbentur dengan masalah
ketersediaan sarana baca. Tidak semua anak-anak mampu mendapatkan buku yang mampu
mengugah minat mereka untuk membaca. Faktor ekonomi atau minimnya kesadaran orang
tua untuk menyediakan buku bagi anak menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan buku
yang dibutuhkan. Tidak tersedianya sarana baca merupakan masalah besar dalam pembinaan
minat baca anak. Anak-anak tidak dapat memanjakan minat bacanya karena tidak tersedia
sarana baca yang mampu menggugah minat anak untuk membaca. Padahal pembinaan minat
baca anak merupakan modal dasar untuk memperbaiki kondisi minat baca masyarakat saat
ini.
Untuk mengatasi masalah ketersedian sarana baca anak dapat dilakukan dengan
memanfaatkan eksistensi perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat difungsikan
sebagai institusi penyedia sarana baca cuma-cuma bagi anak-anak. Melalui koleksi yang
dihimpun perpustakaan, perpustakaan sekolah mampu menumbuhkan kebiasaan membaca
anak.
Tetapi amat disayangkan, perpustakaan sekolah yang dijadikan ujung tombak dalam
pembinaan minat baca anak justru dalam kondisi yang memprihatikan. Bahkan saat ini
banyak sekolah dasar yang belum memiliki perpustakaan. Data Deputi Pengembangan
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengungkapkan bahwa hanya 1% dari 260.000
sekolah dasar negeri yang memiliki perpustakaan (Kompas, 25/7/02). Keadaan ini tentu
bertolak balakang dengan Undang-undang nomor 2 pasal 35 tahun 1989 tentang system
pendidikan nasional yang menyatakan bahwa setiap sekolah diwajibkan memiliki
perpustakaan. ironis bukan, mana mungkin minat baca anak dapat terbina apabila sekolah
tidak memiliki perpustakaan yang menyediakan buku sebagai sarana baca bagi siswa (anak).
Walaupun ada sekolah yang memiliki perpustakaan sekolah, perpustakaan sekolah belum
dikelola dengan baik. Hanya sekolah-sekolah unggulan dan sekolah yang sadar akan
pentingnya perpustakaan, memiliki perpustakaan yang dikelola secara baik oleh tenaga
profesional.
Banyak perpustakaan sekolah yang pengelolaanya terkesan “yang penting jalan”. Hal
ini terlihat dari segi koleksi, sarana perpustakaan serta tenaga pengolola perpustakaan sendiri.
Koleksi perpustakaan sebagian besar berisi buku-buku paket sehingga kurang mampu
menarik minat siswa untuk mengakses perpustakaan. Sarana dan prasarana perpustakaan
yang seadaanya menyebabkan suasana perpustakaan kurang nyaman. Selain itu banyak
perpustakaan sekolah yang tidak dikelola oleh tenaga profesional di bidang perpustakaan,
perpustakaan dikelola oleh guru pustakawan (guru yang merangkap sebagai pengelola
perpustakaan) yang memiliki tanggung jawab utama sebagai pengajar menyebabkan
pengelolaan perpustakaan tidak optimal.
Sudah saatnya kondisi perpustakaan sekolah dasar diperbaiki. Perbaikan ini akan
mewujudkan berpustakaan sebagai penyedia sarana baca ideal bagi anak-anak. Perbaikan ini
akan memotivasi anak-anak untuk berkunjung dan membaca koleksi perpustakaan. Perbaikan
yang dapat dilakukan antara lain :
1. Koleksi perpustakaan terus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Sudah saatnya perpustakaan tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi
perpustakaan juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik minat
siswa untuk membacanya. Selain itu perpustakaan dapat juga melengkapi
koleksinya dengan koleksi audiovisual sehingga tidak memberikan kesan layanan
yang monoton.
2. Sarana atua perabot perpustakaan perlu dilengkapi, perpustakaan dapat dilengkapi
dengan pendingin udara, televisi dan komputer multimedia. Perabotan
perpustakaan perlu didesain dan disusun sesuai dengan kondisi fisik anak-anak
sehingga dapat memberikan kesan nyaman bagi anak. Ruang perpustakaan juga
dapat dicat warna-warni dan dilukis gambar lucu sehingga menghilangkan kesan
formil perpustakaan. Dengan perubahan kondisi fisik perpustakaan ini akan
memberikan kesan nyaman anak berada diperpustakaan sehingga anak-anak akan
rajin datang ke perpustakaan.
3. Masalah SDM perpustakaan juga perlu mendapatkan perhatian. Perpustakaan
harus dikelola oleh tenaga yang memiliki keahlian serta berlatar belakang ilmu
perpustakaan, dokumentasi dan informasi. SDM memiliki latar belakang ilmu
perpustakaan tentu mengerti bagaimana mengelola serta mengembangkan
perpustakaan berdasarkan kaidah ilmu perpustakaan. Memberikan tanggung jawab
pegelolaan perpustakaan kepada guru perlu dikaji ulang, guru yang memiliki tugas
utama sebagai tenaga pengajar tidak akan mampu maksimal dalam pengembangan
perpustakaan karena harus membagi waktunya untuk mengajar. Perpustakaan
akan tutup apabila guru tersebut mendapat tugas mengajar. Keadaan semacam ini
tentu dapat menghambat proses pembinaan minat baca anak.
4. sebenarnya masalah terbatasan koleksi, sarana perpustakaan serta minimnya SDM
perpustakaan disebabkan karena keterbatasan dana. Keterbatasan dana
menyebabkan perpusakaan tidak mampu membeli buku, melengkapi sarana
perpustakaan serta membayar tenaga profesional untuk mengelola perpustakaan.
Sebagai solusinya di perlukan perhatian pemerintah, pengelola sekolah serta peran
aktif wali murid. Pemerintah perlu memberikan perhatian bagi pengembangan
perpustakaan sekolah. Perhatian itu dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian
dana bantuan pengembangan perpustakaan sekolah, kebijakan yang merangsang
perkembangan perpustakaan sekolah serta penghargaan kepada mereka yang
berjasa dalam mengembangkan perpustakaan. Pihak sekolah juga dapat
mengoptimalkan keberadaan wali murid yang terhimpun dalam komite sekolah
dalam pengembangan perpustakaan sekolah. Wali murid dapat dimintai bantuan
dalam hal pendanaan perpustakaan. Tentunya. Wali murid tidak akan segan
mengeluarkan biaya bagi pengembangan sekolah karena manfaatkan perpustakaan
akan kembali kepada putra-putri mereka. Selain itu pihak sekolah juga dapat
menyusun proposal pengembangan perpustakaan dan mengajukannya ke
perusahaan, instansi atau individu yang memiliki perhatiaan dibidang pendidikan,
minat baca dan perpustakaan.
Dengan berbagai perbaikan diatas maka perpustakaan akan semakin menarik. Perubahan
yang menjadi motivasi bagi siswa untuk mengakses perpustakaan. Apabila perbaikan ini
dilakukan dari sekarang maka 10 atau 15 tahun kedepan Indonesia akan menjadi bangsa yang
gemar membaca. Dengan demikian berakhir sudah permasalahan minat baca yang seolah-
olah menjadi perkejaan rumah yang tidak terselesaikan sampai saat ini.
- Peningkatan minat baca di lingkungan keluarga
Peranan keluarga dalam meningkatkan minat dan kebiasaan membaca adalah sangat
penting dan mendasar sekali. Disinilah pada dasarnya letak dan arah kemajuan bangsa dapat
diraih. Keluarga adalah sarana yang tepat bagi persemaian watak, perilaku dan kecerdasan
mengingat seluruh anggotanya dimungkinkan dapat berinteraksi secara intensif, bebas dan
dinamis. Oleh sebab itu dalam, menumbuhkan budaya dan minat baca, maka harus dimulai
dari lingkungan keluarga sebagai unsur terpenting dalam sebuah komunitas masyarakat.
Perlu diingat bahwa gemar membaca bukanlah suatu minat yang yang terjadi begitu
saja, tetapi ini adalah sebuah proses yang memerlukan waktu dan strategi tertentu. Ini
tentunya memerlukan usaha dari keluarga untuk membuat suatu persepsi dalam keluarga
bahwa dengan membaca kita akan memperoleh banyak keuntungan dan manfaat. Orang tua
dalam hal ini memegang peranan yang luar biasa untuk bisa menanamkan pemikiran bahwa
membaca itu perlu dan harus dijadikan kegiatan rutin untuk mempersenjatai anggota keluarga
dengan informasi dan materi yang bisa digunakan untuk menjawab setiap tantangan yang ada
di lingkungan kita.
Lantas apa yang bisa diperankan keluarga dalam menumbuhkan minat baca? Ada
beberapa cara konservatif yang sangat efektif untuk meningkatkan minat baca di lingkungan
keluarga, yaitu :
Merangsang rasa ingin tahu anak
Menjawab rasa keingintahuan tersebut dengan buku bacaan sesuai dengan usia dan
minatnnya.
Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan sang anak dengan mengutip dari buku
sehingga merangsang anak untuk membaca dari sumbernya secara langsung.
Membiasakan anak untuk gemar membaca semenjak kecil
Belajar merawat dan mencintai buku
Menciptakan budaya baca dalam keluarga
Orang tua memberikan contoh yang nyata
Adanya proses transfer nilai melalui proses pembelajaran secara langsung.
Mengalokasikan dana khusus untuk pembelian buku dan bacaan
Menempatkan kebiasaan membaca sebagai sebuah kebutuhan rutin
Tersedianya perpustakaan mini dalam keluarga, bila memungkinkan
C. Faktor – faktor yang mempengaruhi minat baca
a. Tersedianya pilihan yang luas atas bahan bacaan.
b. Tersedianya buku – buku baik di rumah, di sekolah, perpustakaan, maupun toko
buku.
c. Seleksi yang dilakukan oleh orang dewasa.
d. Waktu dan kesempatan membaca.
e. Kebutuhan dan kemampuan pribadi dari diri sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurangnya minat baca pada diri individu masyarakat tidak hanya karena diri mereka sendiri, namun semua itu juga disebabkan oleh berbagai macam hal, yang digolongkan atas dua golongan yaitu :
1. Dari dalam diri individu itu sendiri.
2. Dari luar diri individu.
Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah minat baca yang membudaya, karena dengan menyerap berbagai jenis bahan bacaan bermutu, manusia akan bertambah pengetahuannya serta wawasan yang makin luas. Lebih jauh lagi kepribadian pun dapat berubah sesuai jenis publikasi yang diserap.
B. Saran
Setelah semua telah dibahas diatas, maka saran dari penulis adalah untuk setiap orang tua, biasakan anak untuk membaca dimulai sejak kecil, seperti disaat anak masih belum bisa membaca, kita yang bacakan dongeng dan ketika dia sudah bisa baca biasakan dia untuk membaca buku yang menyenangkan dan buku-buku yang bersifat mendidik.
Bagi keluarga yang mampu, dianjurkan mengadakan “perpustakaan” di rumah dengan koleksinya yang diperlukan orang tua dan anak-anak.
Daftar pustaka
http://pustakakita.wordpress.com/
http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id/
Top Related