BUDAYA KERJA DALAMKEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
BUDAYA KERJA DALAMKEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
PUSDIKMIN LEMDIKLAT http://www.pusdikmin.com
BUDAYA KERJAORGANISASIPEMERINTAH
EKSISTENSI MANUSIA DANKEBUDAYAANNYA MERUPAKAN
SUMBER INSPIRASI YANG TIADA HABIS-HABISNYA BAGI MANUSIA UNTUK
MENGEMBANGKAN KREASI-KREASIBARU BAGI KEBAIKAN DAN
KESEJAHTERAAN HIDUPNYA
RAFAEL RAGA MARAN
Bahasan Materi :
Pluralisme budayaIndonesia
Sejarahpembentukanmasyarakatbudaya diIndonesia
Sejarahpembentukanmasyarakatbudaya diIndonesia
Pluralismebudaya dan
tantangan bagiIntegrasi bangsa
Pluralismebudaya dan
tantangan bagiIntegrasi bangsa
Budaya Lokal yangrelevan dengan
efektifitaskepemimpinan
Tantanganbudaya bagi
Kepempinan yangefektif
Tantanganbudaya bagi
Kepempinan yangefektif
Peran Budayalokal sebagai
sumber inspirasikepemimpinanyang efektif
Peran Budayalokal sebagai
sumber inspirasikepemimpinanyang efektif
Hambatan budayakerja
Diagnosisbudaya
penghambatdalam organisasi
Diagnosisbudaya
penghambatdalam organisasi
Langkah langkahuntuk mengatasikendala budaya
Langkah langkahuntuk mengatasikendala budaya
Membangunbudaya kerja yang
kondusif bagiefektifitas
kepemimpinan
Dimensi pribadibudaya kerjayang efektif
Dimensi pribadibudaya kerjayang efektif
Dimensi publikbudaya kerjayang efektif
Dimensi publikbudaya kerjayang efektif
INDONESIANegara Kepulauan Terbesar di Dunia17.508 Pulau di daerah Khatulistiwa
Luas Wilayah 5.193.252 Km2
Jumlah Penduduk 234.181.300 Jiwa33 Propinsi – 65.295 desa177 Gunung & 232 Sungai
726 Suku Bangsa116 Bahasa Daerah & 6 Agama
NEGARA KESATUAN→ Bhineka Tunggal Ika
Pembentukan Masyarakat Budayadi Indonesia
Kebiasaan hidup yang telahterlembagakan dalam kehidupan sehari-hari;
Adanya kebutuhan akan identitas yangunik dari suatu kelompok, golongan,masyarakat;
Proses asimilasi, adaptasi danpembelajaran yang terus menerus;
Kepercayaan terhadap Sang Pencipta(Religiusitas) memberikan warna dalamwujud kebudayaan masyarakat
Tantangan Pluralisme
Potensi konflik vertikal danhorisontal;
Koordinasi; Kemakmuran, keadilan dan
pemerataan; Pengawasan Disintegrasi
* WITH KNOWLEDGE LIFE BECOMES EASY
* WITH CULTURE LIFE BECOMESBEAUTIFUL
* WITH FAITH LIFE BECOMESMEANINGFUL
BUDAYA
PENGERTIAN BUDAYA• Budaya Culture Colere (Bahasa Latin)
- Mengerjakan tanah
- Memelihara ladang
(Soeryanto Poespowardoyo, 1993 )
Kebudayaan sebagai way of life, yaitu cara hiduptertentu yang memancarkan identitas tertentu pula dari suatubangsa (Ashley dan Christoper )
ARTI ETIMOLOGISKEBUDAYAAN
• Kata kebudayaan berasal darI bahasaSansekerta buddhayah . Sebagai bentukjamak dari kata buddhi yang berarti “budi” dan“akal”. Jadi kebudayaan adalah hal2 yangberkaitan dengan budi dan akal
• Pendapat lain mengatakan kebudayaanberasal dari kata majemuk “budidaya” yangberarti “daya dari budi” dan “daya dari akal “yang berupa cipta, karsa dan rasa.
DEFINISI KEBUDAYAAN
Keseluruhan kompleks dari ide dan segalasesuatu yang dihasilkan manusia dalampengalaman historisnya.
Sir Edward B. Tylor Totalitas pengetahuan manusia, pengalaman
yang terakumulasi dan yang ditransmisikansecara sosial. Kebudayaan adalah tingkah lakuyang diperoleh melalui proses sosialisasi.
Keesing
Kebudayaan adalah keseluruhan dari pola perilakuyang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni,agama, kelembagaan dan segala hasil kerja danpemikiran manusia dari suatu kelompok manusia
The American Herritage Dictionary
Kotter & Heskett, 1992
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam rangkakehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusiadengan cara belajar
Kuntjaraningrat
WUJUD KEBUDAYAAN1. Wujud Ideal
Sebagai kompleksitas ide, gagasan dan normaBersifat abstrak, tidak bisa diraba, karena adapada alam pikiran warga masyarakat dimanakebudayaan itu ada.
2. Sistem SosialUntuk mewujudkan ide dan gagasannya,manusia melakukan aktivitas secara sosialtidak secara individual. Aktivitas budayabersifat konkrit.
3. Wujud FisikMeliputi semua benda hasil karya manusia hasilaktivitas sosial, seperti candi, keris, rumah,gedung mesin dsbnya. Sifatnya bersifat konkrit.Dapat diraba dan diobservasi.
Pada dasarnya ketiga wujud kebudayaan inisaling mempengaruhi satu sama lain, sbg dialektiktika
yang menandai proses perkembangan kebudayaan darimasa ke masa.
CIRI-CIRI KEBUDAYAAN
1. Kebudayaan adalah produk manusia, ciptaanmanusia bukan ciptaan Tuhan.
2. Kebudayaan selalu bersifat sosial. Tidakpernah bersifat individual.
3. Kebudayaan diteruskan lewat proses belajar.Diwariskan dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya.
4. Kebudayaan bersifat simbolik. Sebagaiekspresi atau ungkapan kehadiran manusia.
5. Kebudayaan adalah sistem pemenuhanberbagai kebutuhan manusia. Tidak sepertihewan, manusia memenuhi segalakebutuhannya dengan cara-cara yangberadab. Misalnya dalam mengolahmakanan.
BUDAYA LOKAL YANGRELEVAN DENGAN
KEPEMIMPINAN
KRITERIA BUDAYA YANGRELEVAN
• Hasil asli budaya Indonesia (Original);• Dinilai tinggi oleh WNI sebagai milik
kebudayaan bersama;• Orang sudah mengakui/pengakuan dari
rakyat Indonesia sendiri;• Dipakai sebagai wahana komunikasi
seluruh rakyat Indonesia;(Dr. Dhana-FIB Udayana: “Nilai Budaya yang Dapat Diadopsi Sebagai
Nilai Budaya Nusantara”_
Tantangan Budaya BagiKepemimpinan Yang Efektif
• Perbedaan penafsiran tentang suatu nilaibudaya lokal misalnya istilah dalamBahasa Jawa : Sabdo Pandito Ratu:Mentaati apa yang diperintahkan olehatasan; Mikul duwur, mendem jero:Mengambil yang baik dan melupakanyang buruk dari sifat seseorang.
• Senioritas yang berlebihan;• Persepsi kepatuhan terhadap atasan VS
Kepatuhan organisasi
Nilai budaya yangmenginspirasi
Ajaran Ki Hadjar DewantaraKepemimpinan adalah Ing Madya Sing Tulodo
(didepan harus menjadi teladan);
Ketika kita berada di tengah-tengah masyarakatmaka kita harus mampu memotivasi (IngMadya Mangun Karso);
Tutwuri Handayani: Ketika kita di belakang,kita patuh dan taat terhadap aturan tetapi jikaatasan salah maka jangan diikuti, tapi carapenyampaiannya baik-baik;
Ajaran KepemimpinanAsthabrata (Jawa)
Indra, mewakili sifat cendekia.
Yama, mewakili sifat jujur.
Surya, mewakili sifat profesional.
Candra, mewakili sifat kasih.
Bayu, mewakili sifat memotivasi.
Wisnu, mewakili sifat ketaqwaan.
Brama, mewakili sifat integritas.
Baruna, mewakili sifat bijaksana.
Pakualaman menambahkan sifat lain yangdianggap penting bagi seorang pemimpinyaitu, yaitu cermat dalam urusan keuangan,memiliki pesona dan kepribadian yang kuat,bersahaja serta petapa.
Ajaran Kepemimpinan DalamBudaya Bali
Terkait dengan nilai-nilai dasar Budaya HinduBali, yaitu:
1. Tri Hita Karana: (Hubungan manusiadengan Tuhannya, dengan manusia lainnyadan alam)
Dharmaning negara (mengabdi kepadanegara)
Dharmaning agama (Mengabdi kepadaagama)
Sewaka Dharma (Pelayanan terbaik)
Manut Swagiwa: Bekerja sesuai keahlian (profesional)
Mapakadi: Apa yang harus kita lakukan, lakukan denganbaik (inovasi)
Satya wacana : Mampu menjaga rahasia negara
Swadarma:Kompeten dalam menjalankan tugastanggungjawabnya
Labdakarya (perbuatan yang mengacu pada kesuksesan atausukses dalam menjalankan karya): Effisien dan efektif
Lascarnya, ngayah: Memberikan pelayan prima
Tri hata Karana: Menghindari konflik
Tatwamasi: Patuh pada peraturan perundangan:
"The 7 Habits of Highly EffectivePeople" (Stephen R.Covey)
"The 7 Habits of Highly EffectivePeople" (Stephen R.Covey)
Tujuh kebiasaan Manusia yg sangat efektifmencakup banyak prinsip dasar dariefektivitas manusia.
Kebiasaan-kebiasaan ini bersifat mendasar;merupakan hal yg primer.
Ketujuh kebiasaan ini menggambarkaninternalisasi prinsip-prinsip yang benaryang menjadi dasar kebahagiaan dankeberhasilan yang langgeng.
Perubahan Paradigma
Akan tetapi sebelum kita dapat benar-benarmengerti Tujuh Kebiasaan ini, kita perlumengerti “ Paradigma “ kita sendiri danbagaimana membuat suatu “ PerubahanParadigma “.
Paradigma
Dalam pengertian yang lebihumum,paradigma adalah cara kita“Melihat” Dunia-bukan berkaitan denganpengertian visual dari tindakan melihat,melainkan berkaitan denganpersepsi,mengerti,menafsirkan.
Peta bukanlah wilayah
Untuk tujuan kita,cara sederhana untukmengerti paradigma adalah denganmemandangnya sebagai peta.
Kita semua tahu bahwa “ Peta bukanlahwilayah “. Peta hanyalah penjelasantentang aspek tertentu dan wilayah.
Itulah persisnya apa yang dimaksud denganParadigma. Paradigma adalah sebuahteori,penjelasan, atau model untuk sesuatu.
Kategori Peta
Kita masing-masing mempunyai banyakpeta di dalam kepala kita yang dapat dibagimenjadi dua kategori utama : Peta segalasesuatunya sebagaimana adanya,atauRealitas, dan Peta segala sesuatunya sepertiseharusnya,atau Nilai.Kita menafsirkansemua yg kita alami melalui peta-petamental ini.
Kategori Peta
Kita jarang mempertanyakan keakuratanpeta-peta tersebut; kita biasanya bahkantidak sadar bahwa kita memiliki keduanya.
Kita Cuma Mengamsumsikan bahwa carakita memandang segala sesuatu adalahsegala sesuatu sebagaimana adanya atausebagaimana seharusnya.
Kemenangan Pribadi (Private victory)1. Proaktif (Be Proactive: Principles ofPersonal Choice)
Walaupun kata Proaktivitas sekarang sudahlumayan lazim pada literature manajemen, ia tidakakan anda temukan dalam kamus.
Kata ini lebih daripada hanya sekedar mengambilinisiatif. Kata ini berarti bahwa sebagai manusia,kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri.
Perilaku kita adalah fungsi dari keputusankita,bukan kondisi kita. Kita mempunyai inisiatifdan tanggung jawab untuk membuat segalasesuatunya terjadi.
2. Merujuk Pada Tujuan Akhir(Begin with the End in Mind:Principles of Personal Vision)
Walaupun kebiasaan 2 berlaku pada banyakkeadaan dan tingkat kehidupan yg berbeda,sebagian besar aplikasi dasar dari “ Merujuk PadaTujuan Akhir” adalah untuk memulai hari inidengan bayangan, gambaran, atau paradigma akhirkehidupan anda sebagai kerangka acuan ataukriteria yang menjadi dasar untuk menguji segalasesuatu.
3. Dahulukan Yang Utama (Put FirstThings First: Principles of Integrity &Execution)
Kebiasaan 3 adalah ciptaan kedua,ciptaanfisik. Kebiasaan ini adalahpemenuhan,aktualisasi,kemunculan wajardari kebiasaan 1 dan 2.
Ia merupakan latihan kehendak bebas yangberpusat pada prinsip. Ia merupakanpelaksanaan hari demi hari, saat demi saat.
Kemenangan Publik (Public Victory)4. Berpikir Menang/Menang (ThinkWin/Win: Principles of Mutual Benefit)
Menang/Menang adalah kerangka pikiran dan hati yangterus menerus mencari keuntungan bersama dalam semuainteraksi manusia.
Menang/Menang berarti bahwa kesepakatan atau solusimemberikan keuntungan dan kepuasan yang timbal balik.
Dengan solusi Menang/Menang, semua pihak merasasenang dengan keputusannya dan merasa terikat denganrencana tindakannya. Menang/Menang melihat kehidupansebagai arena yang koperatif, bukan kompetitif.
5. Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu, BaruDimengerti (Seek First to Understand, Thento be Understood: Principles of MutualUnderstanding)
Kita biasanya berusaha lebih dahulu untuk dimengerti.
Kebanyakan orang tidak mendengar denganmaksud untuk mengerti; mereka mendengardengan maksud untuk menjawab. Mereka entahberbicara atau berniat untuk berbicara.
Mereka menyaring segalanya melalui peradigmamereka sendiri,membacakan autobiografi merekake dalam kehidupan orang lain.
6. Wujudkan Sinergi (Synergize:Principles of Creative Cooperation)
Jika dimengerti dengan benar, sinergi adalahaktifitas tertinggi dalam semua kehidupan-Ujiandan manifestasi sebenarnya dari semua kebiasaanlain digabungkan menjadi satu.
Bentuk-bentuk tertinggi dari sinergi memfokuskanempat anugerah manusia yang unik , motifMenang/menang, dan keterampilan komunikasiempatik pada tantangan terbesar yang kita hadapidalam hidup.
7. Asahlah Gergaji (Sharpen the Saw:Principles of Balanced Self-Renewal)
Kebiasaaan 7 adalah meluangkan waktuuntuk mengasah gergaji.
Kebiasaan ini melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma Tujuhkebiasaan karena ia adalah kebiasaan yangmenjadikan semua kebiasaan lain mungkin.
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARANDIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III
Budaya Kerja dalam Kepemimpinan yang Efektif
: Mata diklat ini membekali peserta dengan kemampuan membangun budaya kerja yang mendukung Kepemimpinan yang efektif.
1. Nama MataDiklat
2. DeskripsiSingkat
3. TujuanPembelajaran : a. Setelah mengikuti pembelajaran ini pesert mampu membangun budaya kerja untuk efektifitas kepemimpinan
b. setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat1) Menjelaskan pluralisme budaya di Indonesia2) Menjelaskan budaya lokal yang relevan dengan efektifitas kepemimpinan3) Mengidentifikasi Hambatan budaya kerja4) Membangun budaya untuk efektifitas kepemimpinan
IndikatorHasilBelajar MateriPokok Sub MateriPokok Metoda Media Jampel DaftarPustakaTeori Lat Lap Total
Menjelaskanpluralisme budayadi Indonesia
Pluralisme budayaIndonesia
Sejarahpembentukanmasyarakatbudaya diIndonesia
Pluralisme budayadan tantanganbagi Integrasibangsa
CeramahDiskusi
Film pendek Bahan
paparan 1 1Manusia dan KebudayanIndonesia, Koentjoroningrat, BinaAksara,1980
Menjelaskanbudaya lokal yangrelevan denganefektifitaskepemimpinan
Budaya lokal yangrelevan denganefektifitaskepemimpinan
Tantanganbudaya bagiKepempinanyang efektif
Peran Budayalokal sebagaisumberinspirasikepemimpinanyang efektif
Ceramahdandiskusi
Studikasus
Bahan paparan 2 2
Owen Putra, Si Nyentrikyang Disukai, JokowiGramedia, 2012
Michael Williams,Leadership for Leaders,Thorogoods Publishing2005
David S Weiss and VinceMolinaro, Leadership Gap,John Wiley and Sons, 2005(BAB VI)
MengidentifikasiHambatan budayakerja
Hambatan budayakerja
Diagnosisbudayapenghambatdalam organisasi
Langkah langkahuntuk mengatasikendala budaya
Studi kasus Diskusi
Bahanstudikasus 1 2 3
Lima monster penghancur tim,Patrick Lencioni (Edisi Komik),Gramedia, 2009
Membangunbudaya untukefektifitaskepemimpinan
Budaya kerja yangkondusif untukefektifitaskepemimpinan
Dimensi pribadibudaya kerja yangefektif
Dimensi publikbudaya kerja yangefektif
Ceramah Role play
Bahanpaparan1 2 3
The 7 Habits of Highly EfectivePeople, Stephen Covey, BinaAksara 1997
9
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Nama Diklat :2. Mata Diklat :3. Alokasi Waktu :4. Deskripsi Singkat :
5. Tujuan Pembelajarana. Hasil Belajar
Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemamuan membangun budaya kerja untuk efektifitas kepemimpinan melaluipembelajran pluralisme budaya indonesia, budaya lokal yang relevan dengan efektifitas kepemimpinan, hambatan budaya kerja,membangun budayakerja yang kondusif ntuk efektifitas kepemimpinan. Mata Diklat disajikan secara interaktif melalui metodeceramah interaktif, tanya jawab dan diskusi dan praktik. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya membangun budayakerja untuk efektifitas kepemimpinan.
:
b. Indikator Hasil Belajar : Peserta dapat:1) Menjelaskan pluralisme budaya di Indonesia;2) Mengindentifikasi budaya lokal yang relevan dngan efektifitas kepemimpinan3) Mengidentifikasi hambatan budaya kerja;4) Membangun budaya untuk efektkfitas kepemimpinan
6. Materi Pokok dan Sub Materi Pokoka. Materi Pokok:
1) Pluralisme budaya Indonesia2) Budaya lokal yang relevan dengan efektifitas kepemimpinan3) Hambatan budaya kerja4) Membangun budaya kerja yang kondusif untuk efektifitas kepemimpinan
b. Sub materi pokok1. Pluralisme budaya Indonesia
a. Sejarah pembentukan masyarakat budaya di Indonesia
b. Pluralisme budaya dan tantangan bagi Integrasi bangsa2. Budaya Lokal yang relevan dengan efektifitas kepemimpinan
a. Tantangan budaya bagi Kepempinan yang efektifb. Peran Budaya lokal sebagai sumber inspirasi kepemimpinan yang efektif
3. Hambatan budaya kerjaa. Diagnosis budaya penghambat dalam organisasib. Langkah langkah untuk mengatasi kendala budaya
4. Membangun budaya kerja yang kondusif bagi efektifitas kepemimpinana. Dimensipribadibudayakerja yang efektifb. Dimensipublikbudayakerja yang efektif
7. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR :
NO.TAHAPANKEGIATAN
KEGIATAN Metode Media&AlatBantu
AlokasiWaktuFASILITATOR PESERTA
1. Pendahuluan Penjelasan mengenai tujuanpembelajaran
5 menit
2. PenyajianMenjelaskan pluralisme budaya diIndonesia dan mengundangpeserta membahas film pendek
Memberi tanggapan ataspemaparan dan film pendek
Ceramahdan diskusi
Film pendek Bahan
paparan 15 menit
Menjelaskan budaya lokal yangrelevan dengan efektifitaskepemimpinanMengundang peserta untukmenanggapi studi kasuskepemimpinan Jokowi
Membere tanggapan ataspaparan dan studi kasus
Ceramah dandiskusi
Studi kasusBahan paparan 30 menit
Mengidentifikasi Hambatanbudaya kerja dengan memberikantugas sebelumnya membacakomik “Lima Monster PenghancurTim”
Melakukan analisaterhadap komik yang sudahdibaca
Studi kasus Diskusi Bahanstudikasu
s 30 menit
Membangun budaya untukefektifitas kepemimpinan denganmembahas prinsip prinsipkebiasan yang efektif denganmenggunakan model 7 HabitsStephen Covey
Ikut aktif menanggapi danmemberikan contohpengalaman pribadi
Ceramah Role play
Bahanpaparan30 menit
3 Penutup Ringkasan pokok pokok pikiranmengenai budaya kerja untukefektifitas kepemimpinan danpelajaran yang perlu untukpeserta perhatikan dalammenjalankan peran sebagaipemimpin di tempat kerja
10 menit
8. EVALUASI PEMBELAJARAN:
NO MATERI & SUB MATERI POKOK BENTUK EVALUASI1 Pluralisme budaya Indonesia Test tulis2 Budaya lokal yang relevan dengan efektifitas kepemimpinan Test tulis3 Hambatan budaya kerja Test tulis4 Budaya kerja yang kondusif untuk efektifitas kepemimpinan Test tulis567
9. REFERENSICovey, Stephen, The 7 Habits of Highly Efective People, , Bina Aksara 1997Koentjoroningrat,ManusiadanKebudayan Indonesia, , Bina Aksara,1980Lencioni, Patrick Lima MonsterPenghancurTim, EdisiKomik), Gramedia, 2009Putra, Owen, Si Nyentrik yang Disukai, Jokowi Gramedia, 2012Weiss, David S and Vince Molinaro, Leadership Gap, John Wiley and Sons, 2005 (BAB VI)Williams, Michael, Leadership for Leaders, Thorogoods Publishing 2005
Jakarta, …….Disetujui oleh TimValidasi
(…………………..) (………………) (………………………)
Top Related