TUGAS
URGENSI DARI PEMBELAJARAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Bimbingan dan Konseling
semester empat)
Di Susun Oleh :
Yunita Sari
NIM 1202783
Program Studi Perpustakaan dan Informasi
Jurusan Kurikulum Teknologi dan Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkuman ini. rangkuman dengan judul “URGENSI
DARI PEMBELAJARAN BIMBINGAN DAN KONSELING”, diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas pada Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling 2014.
Penulis menyadari bahwa rangkuman ini belum dapat dikatakan sempurna, karena
didalamnya masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun. Dan penulis berharap semoga
rangkuman ini dapat bermanfaat bagi yang membaca atau yang mempelajarinya.
Bandung, 13 Februari 2014
i
URGENSI DARI PEMBELAJARAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pertama-tama penulis akan menyampaikan sebab dan musabab terlebih dahulu
mengapa lahir yang disebut sebagai Bimbingan dan Konseling di sekolah. Sekolah
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki kewajiban sekaligus tujuan yakni
memberi pendidikan sehingga para siswa disekolah mampu memunculkan prestasi sesuai
dengan minat bakat, dan tallent yang mereka miliki. Namun pada kenyataan yang terjadi,
tidak semua siswa disekolah mampu meraih prestasi dalam dunia pendidikan mereka, seperti
lazim terjadi disekolah, selalu ada siswa yang cerdas dalam arti mampu dalam segi
intelektualnya dan ada siswa yang tergolong kurang mampu dalam segi intelektualnya. Untuk
para siswa yang tergolong kurang mampu dalam segi intelektualnya ini, bukan berarti
sekolah harus meninggalkan atau mendiamkannya begitu saja, meski tak jarang terjadi kasus
tinggal kelas, namun bukan itu makna dari meninggalkan disini, melainkan tidak
memperdulikannya, apapun yang terjadi biarlah terjadi. Sekolah tidak boleh bersikap
demikian, karena ketidak mampuan atau kelemahan siswa dalam memunculkan prestasinya
kesalahan sepenuhnya tidak selalu pada siswa yang notabennya bersifat malas, melainkan
bisa saja terdapat hal-hal tertentu yang harus mereka hadapai dalam masalah yang dapat
mengganggu tumbuh kembang daya pikirnya sehingga menyebabkan terjadinya kelemahan
atau kurangnya semangat dalam menjalankan proses pendidikan. Dengan adanya hal tersebut,
maka melalui Bimbingan dan Konseling lah sekolah mengetahui informasi-informasi
berkaitan hal tersebut sekaligus memberi penanganan bentuk dari respon terhadap hal
tersebut.
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang, baik wanita maupun wanita,
yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang
memadai kepada seseorang individu dari semua usia untuk membantunya mengatur
kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, dan menanggung bebannya sendiri (Crow &
Crow, 1960: 14).
Unsur-unsur pokok sekaligus sebagai kata kunci untuk mempermudah pengertian dari
bimbingan menurut Prayitno (1987: 36) sebagai beriku :
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasihat
G = Gagasan
A = Alat
N = Norma
Dari serangkaian unsur yang juga berperan sebagai kata kunci dalam merumuskan
pengertian dari bimbingan, maka didapatlah pengertian bimbingan sebagai berikut:
Bimbingan adalah proses pemberia bantuan kepada individu agar ia dapat
mandiri, dengan menggunakan bahan, berupa interaksi, nasehat, gagasan, dan asuhan
yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
Konseling
Bahasa latin mengemukakan konseling sebagai “counsilium” yang memiliki
arti “dengan” atau “bersama”. Seperti halnya pada bimbingan, beberapa ahli juga
telah mengemukakan pengertian dari konseling, yakni sebagai berikut :
Konseling adalah proses yang terjadi dalam hubungan-hubungan seseorang dengan
seseorang antara individu yang berkesulitan karena masalah-masalah yang tidak dapat
diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang karena latihan dan pengalaman yang
dimilikinya mampu membantu orang lain memperoleh pemecahan-pemecahan
berbagai jenis masalah pribadi (Milton E. Hann and Malcolm S.O Maclean, dalam
Shertzer and Stone, 1974: 18)
Konseling adalah interaksi yang (a) terjadi antara dua individu yang masing-masing
disebut konselor dan klien; (b) diadakan dalam suasana profesional; (c) diciptakan
dan dikembangkan sebagai alat untuk memudahkan perubahan-perubahan dalam
tingkah laku klien (Pepinsky and Pepinsky, dalam Brice and shertzer).
B. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling memiliki beberapa kesamaan dan beberapa perbedaan,
kendati demikian bimbingan dan konseling tetaplah satu kesatuan yang saling
bersingkronisasi, mengapa demikian, karena konseling merupakan pengkerucutan dari
bimbingan yang dapat dikatakan pula sebgai suatu keintensifan dari bimbingan,
dengan kata lain konseling merupakan jantung dari bimbingan dimana jika menjadi
hal yang terpisah maka tujuan-tujuan baik utama, umum, maupun khusus tidak akan
mengalami kemaksimalan dalam pencapaiannya.
Berikut merupakan tabel dari persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling :
BIMBINGAN KONSELING
Bimbingan lebih banyak
bersangkut paut dengan
usaha pemberian informasi
dan kegiatan pengumpulan
data tentang siswa
Konseling merupakan
bantuan yang dilakukan
dalam pertemuan tatap
muka antara dua orang
manusia yaitu antara
konselor dan klien.
Bimbingan dapat dilakukan
oleh orang tua, guru, wali
kelas,kepala sekolah, dan
orang dewasa lainnya
kepada individu
Konseling hanya dapat oleh
tenaga-tenaga yang telah
terdidik dan terlatih.
Sama-sama berusaha untuk memandirikan individu,
sama- sama diterapkan dalam program persekolahan, dan
sama-sama mekikuti norma-norma yang berlaku
dilingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu
diselenggarakan.
C. TUJUAN BIMBINGAN DAN KOSELING
Tujuan utama bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan
kemampuannya (Jones, dalam Djumhur dan M. Surya 1975: 10).
Tujuan Umum
Secara umum atau garis besarnya tujuan bimbingan dan konseling adalah setelah para
siswa mendapat layanan bimbingan dan konseling diharapkan mereka para siswa
mampu memaksimalkan potensi dan prestasinya di bidang tertentu sesuai dengan
bakat, kemampuan, dan kecakapan serta nilai-nilai yang mereka miliki, hal ini
dirumuskan berdasarkan dengan fakta-fakta yang ada berkaitan dengan diri para siswa
disekolah.
Tujuan Khusus
a. Memahami dirinya dengan baik
Dalam hal ini maksudnya adalah seorang siswa setelah mendapat pelayanan
bimbingan dan konseling mampu mengenali dirinya secara keseluruhan, baik
segala kelemahan maupun segala kelebihannya berkaitan dengan minat, bakat,
kemampuan, sikap, dan perasaan yang dimilikinya.
b. Memahami lingkungannya dengan baik
Maksud dari tujuan ini adalah, siswa mampu memahami kondisi lingkungan
dalam segala aspek lingkungan di kehidupannya, baik lingkungan pendidikan,
lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial.
c. Membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana
Hal ini terbentuk dari kemampuan individu dalam memahami dirinya sendiri serta
dikaitkan dengan kondisi lingkungan yang ada sehingga ia mampu mengambil
keputusan bagi kelangsungan dirinya sendiri.
d. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan bimbingaan konseling adalah agar siswa mampu mengatasi masalah-
masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, berbekal dari mampu memahami
diri sendiri, mampu memahami lingkungan, serta mampu mengambil keputusan
yang bijaksana, maka tujuan ini akan tercapai, sehingga muncul ciri mandiri pada
seorang siswa sebagai ciri sosok mandiri.
D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Secara umum bimbingan dan konseling memiliki empat fungsi, yakni sebagai berikut
:
1. Fungsi pemahaman
Fungsi ini merujuk kepada siapa yang akan diberi pelayanan bimbingan dan
konseling, bagaimana karakter siswa tersebut, dan hal-hal yang harus kita ketahui
mengenai siswa tersebut, dimana kesemua hal tersebut dapat kita peroleh melalui
data-data siswa yang ada disekolah, maupun melali komunikasi.
2. Fungsi pencegahan
Fungsi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang dapat menghambat
proses belajar siswa, sehingga akan menimbulkan efek-efek buruk bagi
perkembangan kemampuan siswa itu sendiri. penerapan sistem yang telah
direncanakan dapat membantu dalam fungsi ini, adapun melakukan kerja sama,
seperti dengan orang tua, serta pemberian informasi dan kondisi pendidikan yang
sehat dan menunjang.
3. Fungsi pemecahan
Fungsi berperan manakala segala upaya telah dilakukan namun masalah terhadap
siswa tetap saja terjadi, pelaksana atas fungsi ini yakni guru atau staf yang
menangani bagian bimbingan dan konseling, hal ini disesuaikan dengan
kebutuhan kodisi siswa.
4. Fungsi pengembangan
Fungsi ini menggambarkan bahwasannya bimbingan dan konseling tidak hanya
berperan dalam hal penanganan masalah pada siswa melainkan juga sebagai
jembatan penghubung antara siswa dengan bidang yang sesuai dengan bakat,
kemampuan, serta minat setiap siswa, agar siswa dapat memunculkan prestasinya.
Dari berbagai pemaparan diatas, jelaslah bahwasannya mempelajari bimbingan dan
konseling amatlah penting, terutama bagi sekolah-sekolah baik swasta maupun negeri, karena
ini bersangkutan dengan kondisi para siswa secara emosional dan karakter yang akan
menjalankan proses pendidikan yang mana bersifat penting dan wajib sebagai pencerdasan
dan penanaman bibit masa depan yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . (1991). Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Top Related