17 Tahun Berupaya WujudkanKenyamanan Investor
17 Tahun Berupaya Wujudkan
Kenyamanan Investor
�����������������������
C-BEST, Sistem Utama KSEIyang Tangguh[ Hal. 17 ]
Restrukturisasi Untuk Optimalkan
Pelayanan[ Hal. 14 ]
Berpacu Membangun
Infrastruktur Pasar Modal
[ Hal. 3 ]
EdisiKhusus
Fokuss Edisi Khusus2
Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia,
Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199
Penerbit: Penanggungjawab: Dewan Redaksi: Sirkulasi:
Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
Website KSEIwww.ksei.co.idemail [email protected]
Toll Free0800 -1- 865734Call Center KSEI021 - 515 2855
Dari RedaksiBerkat upaya tanpa henti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, para investor pasar modal kian dipermudah dalam urusan investasi. Selama 17 tahun berkiprah di industri pasar modal, perjalanan KSEI layak disebut sebagai perjalanan berinovasi tanpa henti, untuk terus menyempurnakan pelayanan demi terciptanya industri pasar modal yang wajar, teratur dan makin efisien.
Tonggak penting perjalanan berinovasi KSEI diawali pada era scripless trading, yang mengantar pasar modal Indonesia mengimplemen tasikan perdagangan tanpa warkat bagi investor sejak pertengahan tahun 2000. Era scripless juga menandai efisiensi pasar yang signifikan setelah beralih dari saham fisik.
Langkah strategis yang juga wajib dicatat dalam perjalanan pasar modal Indonesia tentu saja era implementasi Single Investor Identification (SID) dan Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas). Sejak awal tahun 2012, investor pasar modal wajib memiliki Kartu AKSes. Dengan fasilitas ini, investor secara real time dapat memantau data mutasi Efek dan dananya.
Kini, para investor pasar modal juga bisa dengan mudah mengecek portofolio investasinya melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan e-channel perbankan, dengan adanya kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes. Fasilitas ini bahkan akan makin diperluas, tidak hanya melibatkan makin banyak bank, tetapi juga dapat digunakan untuk penarikan dana investor, serta kedepannya untuk melakukan transaksi Efek.
Kemudahan dan kenyamanan bertransaksi bagi investor di pasar modal melalui Fasilitas AKSes yang sudah dilakukan KSEI, menjadi topik utama liputan Fokuss edisi 17 Tahun Perjalanan KSEI. Selain itu ada testimoni dari berbagai pihak tentang 17 tahun perjalanan KSEI dan liputan menarik lainnya.
Selamat Membaca,
Redaksi
Tonggak sejarah pasar modal Indonesia,Berpacu Membangun Infrastruktur Pasar Modal
17 Tahun Berupaya Wujudkan Kenyamanan InvestorBeberapa implementasi pengembangan infrastruktur pasar modal pada satu dekade terakhir menjadi tonggak sejarah yang menandai 17 tahun perjalanan KSEI. Tuntasnya berbagai implementasi tersebut menjadi sumbangan strategis dari KSEI yang menentukan arah perjalanan pasar modal Indonesia menjadi pasar kompeten dan berdaya saing.
KSEI dan UpayaPeningkatan Jasa dan LayananOJK bersama SRO, Asosiasi Pasar Modal, Bank Pembayaran, Perusahaan Efek, Bank Kustodian serta lembaga dan pelaku pasar modal lainnya memberikan apresiasi atas upaya KSEI dalam menyempurnakan layanan jasanya dari tahun ke tahun. Seiring dengan bertambahnya usia KSEI yang ke 17 tahun, keluarga besar pasar modal memberikan ucapan selamat atas kehadiran dan peran besar KSEI di pasar modal Indonesia.
3
Nahkoda KSEI:Berangkat dari BerbagaiLatar Belakang
Ucapan Selamat
Keluarga Besar di Sebuah Kapal Besar
Fakta Seputar Karyawan KSEI
Ulang Tahun KSEI ke-17
Sinergi dengan Perbankan untuk Memberikan Kemudahan Investor
6
3
12KSEI menggandeng perbankan untuk meng optimalkan Fasilitas AKSes sebagai gerbang menuju financial hub. Ke depan, jaringan perbankan akan dioptimalkan sebagai akses bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.
Restrukturisasi Untuk Optimalkan Pelayanan14
C-BEST, Sistem Utama KSEI yang Tangguh17
16
18
26
27
StatistikData KSEI per Desember 2014
Rangkaian Kegiatan KSEI 1998 2014
28
30
Seiring pertumbuhan bisnis dan transaksi di industri pasar modal, KSEI tak segan melakukan evaluasi dan perubahan dalam struktur orga nisasi perusahaan. Bagian dari upaya per usahaan dalam meningkatkan kredibilitas.
DAFTAR ISI
Perjalanan 17 Tahun KSEI [1997 - 2014]
Tim Redaksi Fokuss dari kiri ke kanan: Rasmi Maryda Ramyakim, Novian Harry W, Susiyanti, Adisty Widyasari, Dimas Prayoga, Syafruddin, Zylvia Thirda
Fokuss Edisi Khusus 3
Pada tahun 2009, regulator pasar modal telah meletakkan tonggak penting infrastruktur pasar modal Indonesia yakni Single Investor Identification, Straight Through Processing serta data warehouse.
Bangsa ini sebenarnya sudah mengenal pasar modal lebih dari seabad yang lalu. Dimulai pada tahun 1912 ketika pemerintah Belan da mendirikan Bursa Efek di Jakarta (Batavia) sebagai fasilitas dalam memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia. Aktivitas Bursa Efek hingga periode 1929 sempat semarak, namun Perang Dunia II berakibat pada berkecamuknya resesi ekonomi hingga mengharuskan Bursa Efek menghentikan aktivitasnya.
Pada era orde lama, tepatnya tanggal 3 Juni 1952, Presiden Soekarno sempat mengaktifkan kembali pasar modal. Namun revolusi yang terjadi dalam memperebutkan Irian Barat dan mengusir penjajah Belanda membuat aktivitas Bursa kembali terhenti. Ini juga dipicu oleh merosotnya kepercayaan investor akibat kon
disi ekonomi yang buruk serta kebijakan nasionalisasi perusahaan a sing kala itu.
Peralihan kekuasaan ke rezim orde baru membuat kebijakan ekonomi berubah, konfrontasi dengan asing tidak lagi dilakukan. Sebaliknya era Presiden Soeharto bahkan mendorong masuknya investasi asing, itu membuat mencuatnya permintaan diaktifkannya kembali Bursa Efek, yang diwujudkan pemerintah Soeharto pada 10 Agustus 1977. Pengaktifan itu merupakan periode penting dan dikenang sebagai lahirnya kembali pasar modal Indonesia. Ini merupakan fase pertama perkembangan pasar modal Indonesia seperti yang pernah disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mulia man D. Hadad.
Sayangnya sejak 1977 hingga 1987 perkembangan pasar modal tidak bergairah, lantaran ketatnya peraturan terutama terkait prosedur emisi saham dan obligasi. Mencermati kondisi itu, pada akhir tahun 1987 pemerintah Orde Baru membuat kebijakan deregulasi atau pelong garan aturan. Dampaknya, pasar modal mulai bergairah. Terlihat dari jumlah Emiten yang listing dari hanya 25 Emiten sebelum deregulasi menjadi 150 Emiten pada tahun 1999, yang merupakan fase kedua.
Berpacu Membangun Infrastruktur Pasar Modal
Fokuss Edisi Khusus4
“Sementara fase ketiga, terjadi saat UndangUndang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996 tentang Pasar Modal disahkan. Ketentuan tersebut menurutnya membawa kepastian hukum atas investasi di pasar modal.
Pembentukkan OJK di tahun 2011 merupakan tonggak penting bagi pengawasan pasar modal di Indonesia. Lembaga baru tersebut mulai mengambilalih wewenang pengawasan atas pasar modal Indonesia dari Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (BapepamLK) yang kemudian melebur dalam OJK sejak tahun 2012. Sebagai lembaga yang memiliki kewenang an lebih besar karena selain pasar modal dan lembaga keuangan non bank, OJK juga memiliki kewenangan sebagai pengawas industri perbankan. OJK ingin agar di bawah pengawasannya industri pasar modal berkembang lebih pesat.
Untuk itu pendalaman pasar (market deepening) menjadi fokus utama OJK bersama para Self Regula-tory Organization (SRO) dalam mengembangkan pasar modal. Regulator dan pelaku pasar paham betul, sejak diaktifkan kembali 37 tahun lalu perkembangan pasar modal belum maksimal, terlihat dari minimnya perusahaan publik (Emiten) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga November 2014, tercatat kurang dari 500 perusahaan yang tercatat di bursa dengan nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp 5.000 triliun.
Begitu pula dengan jumlah investor lokal yang kondisinya juga minim. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah Sub Rekening Efek di pasar modal mencapai sekitar 360.000 pada akhir 2014. Bandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa. Artinya hanya sekitar 0,2% penduduk Indonesia yang menjadi investor di pasar modal khususnya di equity market.
Berbagai langkah dilakukan regulator untuk meningkatkan jumlah investor maupun Emiten di pasar modal
dalam rangka market deepening, diantaranya melalui program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang dilakukan secara masif bukan hanya di kotakota besar tapi juga ke daerahdaerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Tujuannya tentu saja untuk menarik partisipasi masyarakat sebagai investor pasar mo dal. Ini juga dilakukan kepada perusahaanperusahaan agar mau memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan.
Hal itu tidak cukup tanpa dilakukannya pengembangan infrastruktur pasar modal. Tonggak penting pengembangan infrastruktur pasar modal dimulai tahun 2009, kala itu BapepamLK sebagai regulator pasar modal bersama SRO mulai membangun tiga infrastruktur penting pasar modal Indonesia yaitu Single Investor Identification (SID), pengembangan Straight Through Pro-cessing (STP) serta program pengembangan data ware-house. Implementasi lain yang telah dilaksanakan adalah pemisahan Rekening Dana Nasabah (RDN) serta Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang berfungsi sebagai sarana transpa ransi informasi di pasar modal.
Program pengembangan infrastruktur Pasar Modal tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari diskusi kebijakan, penyusunan kerangka bisnis, usulan kebijakan, penyiapan infrastruktur regulasi dan sistem, serta implementasi (live). Program tersebut telah diimplementasikan pada akhir tahun 2012. Meski begitu regulator dan pelaku bisnis berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur pasar modal, karena disadari dinamika pasar bergerak demikian cepat.
Pada masa mendatang, SID diterapkan juga pada investor pemilik Reksa Dana maupun obligasi.”
TONGGAK SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA
Fokuss Edisi Khusus 5
Di awal tahun 2014, salah satu pengembangan yang siap dilakukan yaitu perluasan cakupan implemen tasi SID. Bila sebelumnya SID hanya berlaku pada investor pasar equity atau saham. Pada masa datang juga akan diterapkan pada investor Reksa Dana maupun obligasi. Margeret M. Tang, yang kala itu menjabat sebagai Pjs. Direktur Utama KSEI mengatakan, penerapan SID Reksa Dana akan menjadi landasan penting untuk mendukung inisiatif OJK dalam mengembangkan infrastruktur yang terintegrasi bagi industri Reksa Dana melalui Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu.
Terkait itu KSEI telah menjalin kerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Ditjen Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri untuk pemanfaatan data kependudukan melalui database KTP Elektronik sebagai acuan basis data investor pasar modal. Dengan kerja sama ini, pembentukan SID di pasar modal berdasarkan database investor yang ada di KSEI dapat dilakukan dengan lebih baik sesuai data yang lebih akurat dan selalu terkinikan.
Selain bertujuan untuk membentuk database investor pasar modal yang valid dan terkini, perluasan fungsi SID tersebut juga dimaksudkan untuk mendukung pe ngembangan AKSes Financial Hub. Khusus untuk im plementasi SID investor Reksa Dana, kata Margeret, masih menunggu peraturan yang diterbitkan oleh OJK. KSEI juga tengah berupaya melakukan kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes dengan fasilitas perbankan. Program ini memberikan kemudahan bagi investor untuk dapat memantau kepe milikan Efek dan saldo dana mereka yang tersimpan di KSEI melalui jaringan perbankan.
“Sinergi dengan perbankan bertujuan untuk membuka akses yang luas dan mudah kepada masyarakat ke pasar modal. Sebagai industri yang telah lebih dulu berkembang dan matang, sudah sangat umum bahwa masyarakat kita menjadi nasabah perbankan dan juga familiar untuk menggunakan fasilitas yang disediakan bank, seperti ATM, internet banking dan mobile banking. Penggunaan fasilitasfasilitas perbankan ini sudah men
jadi kebutuhan dan bagian keseharian sehingga sangat ideal bila dikembangkan lebih lanjut guna memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk masuk ke pa sar modal,” kata Margeret.
Sejak Februari 2014 lalu hingga menjelang akhir tahun ini, KSEI telah menggandeng 4 (empat) Bank Administrator RDN (Bank Permata, Bank Mandiri, BCA dan CIMB Niaga) dalam menjalin kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes, dimana Bank Permata telah live sejak Juli 2014. Apabila kerja sama Co-Branding dengan bank bank tadi seluruhnya telah dituntaskan, maka 92% investor pasar modal sudah bisa menikmati layanan Fasilitas AKSes lewat jaringan perbankan.
Sebagai antisipasi terhadap peningkatan volume dan kapitalisasi pasar, KSEI juga melakukan pengembang an generasi selanjutnya terhadap sistem utama CBEST. Pengembangan ini akan meningkatkan kecepatan dan kapasitas penyelesaian transaksi Efek hingga enam kali lipat dari 3.000 penyelesaian transaksi Efek per menit menjadi 20.000 per menit.
Program pengembangan infrastruktur pasar modal juga serius dilakukan oleh SRO lain yaitu BEI dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Persiapan dan pengem bangan terbaru yang dilakukan oleh BEI antara lain pelaporan Perusahaan Tercatat dan Anggota Bursa dengan berbasis Extensible Business Reporting Language (XBRL). Dari sisi perdagangan, BEI melakukan perubahan satuan perdagangan (lot size) dan fraksi harga untuk perdagangan Efek ber sifat ekuitas yang diberlakukan pada 6 Januari 2014 lalu. Pengembangan tersebut membuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi lebih stabil dan tidak terlalu volatile.
Adapun KPEI telah melakukan harmonisasi ketentuan, persyaratan, maupun produk dan layanan. Semua diupayakan agar memenuhi standar yang berlaku secara regional maupun internasional. Salah satunya dengan melakukan assessment untuk pemenuhan prinsip dan rekomendasi yang diterbitkan oleh International Organi-zation of Securities Commission (IOSCO). Hal ini terkait dengan penerap an prinsip dan rekomendasi dari principles for financial market infrastructure yang harus dipenuhi. m
“Sinergi dengan perbankan bertujuan untuk membuka akses yang luas dan mudah kepada masyarakat”
Margeret M. Tang
Fokuss Edisi Khusus6
Beberapa implementasi pengembangan infrastruktur pasar modal pada satu dekade terakhir menjadi tonggak sejarah yang menandai 17 tahun perjalanan KSEI. Tuntasnya berbagai implementasi tersebut menjadi sumbangan strategis dari KSEI yang menentukan arah perjalanan pasar modal Indonesia menjadi pasar kompeten dan berdaya saing.
17 Tahun Berupaya Wujudkan Kenyamanan Investor
Fokuss Edisi Khusus 7
Di sebuah mall bilangan pusat Jakarta, suasana siang itu tampak lebih ramai dari biasanya. Maklum, waktu makan siang telah tiba. Para pengunjung mall tampak berkerumun di area restaurant yang ada di mall tersebut.
Lima pria baru saja keluar dari lift melintas sambil berbincang. Ada yang tampak riang bercerita tentang saham yaitu salah satu saham blue chips yang baru dibelinya pagi hari, sudah naik signifikan. Ternyata mereka para pekerja kantoran yang juga menjadi investor di pasar modal Indonesia.
Begitu melintas di depan deretan ATM bank, seorang pria pamit untuk mampir. “Mau ambil uang dulu, sekalian ngecek investasi sebentar,” ujar salah satu investor sambil mengeluarkan kartu ATM keluaran salah satu bank di Indonesia. Selesai mengambil uang, pria tersebut kemudian mengecek mutasi transaksi Efeknya yang sudah dilakukan tiga hari sebelumnya melalui menu Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang ada di ATM tersebut.
Fasilitas AKSes memang disediakan untuk memberikan kemudahan bagi investor untuk memantau data transaksi Efek dan
dana yang dimilikinya, yang sekaligus merupakan perwujudan komitmen atas penyediaan transparansi informasi bagi investor di lingkungan pasar modal. Sejak pertengahan tahun 2014, Fasili tas AKSes telah dapat diakses melalui ATM. Sehingga sambil melakukan transaksi perbankan, investor juga dapat mengecek investasinya di pasar modal.
Fasilitas AKSes diluncurkan oleh KSEI pada tahun 2009. Pengembangan lebih lanjut dari Fasilitas AKSes adalah Single Investor Identification (SID) yang merupakan identitas tunggal yang wajib dimiliki seluruh investor pasar mo dal Indonesia sejak tahun 2012. Cukup dengan satu SID, investor dapat memantau saldo dan mutasi Efek di Sub Rekening Efek dan dananya di Rekening Dana Nasabah, yang di bukakan Perusahaan Efek atas nama investor tersebut.
Namun, pekerjaan besar yang ditorehkan KSEI saat ini tentu bukan cerita satu malam. Ada tahapan panjang dan penuh tantangan telah dilewati selama 17 tahun kiprah KSEI, dalam rangka mendukung terbentuknya pasar modal wajar, teratur dan efisien.
ERA IDENTITAS TUNGGALPenerapan scripless trading di pasar modal Indonesia sejak
17 Juli 2000 merupakan tonggak pen ting dalam perkembangan
pasar modal Indonesia. Ketika Efek tanpa warkat sebagian besar selesai bermigrasi menjadi scripless, efisiensi pasar modal Indonesia menjadi salah satu hal yang semakin terwujud.
Dimulainya era scripless trading, secara langsung dapat mening katkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar modal. Efek non warkat yang sebelumnya diproses secara manual tidak pelak penuh dengan risiko rusak, hilang atau bahkan dicuri. Scripless memungkinkan portofolio investasi yang dimiliki investor, disimpan dalam bentuk data elektronik, se hingga proses transaksi hingga pemindahbukuannya dapat le bih mudah dilakukan. Meski sudah berbentuk elektronik, rupanya industri pasar modal Indonesia harus kembali menelan pil pahit. Catatan kelam perjalanan pasar modal Indonesia harus ternoda dengan kasus penyalahgunaan investasi nasabah oleh oknum Perusahaan Efek terjadi di tahun 2008. Miliaran dana nasabah diselewengkan dalam kasus tersebut.
Berangkat dari pengalaman tersebut, regulator pasar modal Indonesia segera bertindak untuk memulihkan nama baik pasar modal, sekaligus meraih kembali kepercayaan investor. Pada
Juni 2009, KSEI dengan dukungan Self Regulatory Organization (SRO) lainnya, serta BapepamLK, meluncurkan fasilitas Inves-tor Area, yang kemudian berubah nama menjadi Fasilitas AKSes yang digunakan investor untuk memantau portofolio Efek dan dana miliknya.
Implementasi Fasilitas AKSes didasarkan pada penerbitan nomor SID yang sudah lebih dahulu dilakukan KSEI, namun pada masa awal diterapkan, masih banyak tugas yang ha rus diselesaikan KSEI dalam hal penerbitan nomor SID. Saat itu, dari sekitar 330 ribu Sub Rekening Efek, belum seluruhnya diterbitkan nomor SID.
Sesuai Peraturan OJK No.V.D.3, sejak 2012 SID merupakan tuntutan wajib bagi investor pemilik Efek yang diperdagangkan di BEI. Nasabah yang belum memiliki SID, tentu tidak dapat bertransaksi. Sebab instruksi jual beli dari Perusahaan Efek harus mencantumkan enam digit Trading ID yang juga merupakan bagian dari SID yang diterbitkan oleh KSEI. Penggunaan SID ini juga menjadi dasar bagi pengembangan dan implementasi transaksi Straight Through Processing (STP), mulai dari order trading, netting/kliring, hingga proses settlement.
Karena sifatnya yang ‘tunggal’ dan ‘unik’, seorang investor hanya perlu memiliki satu nomor SID. Penerapan SID turut me
Fokuss Edisi Khusus8
37
8
6
1 4 3+% 0
00
0
009 99
96
639 7 7778 957
89 7
5
50
1
PERJALANAN 17 TAHUN KSEI [1997 - 2014]
l 23 Desember 1997KSEI mengawali perjalanannya sebagai salah satu Self Regulatory Organization dalam struktur pasar modal Indonesia.
l 9 Januari 1998Dimulainya kegiatan operasional KSEI yaitu kegiatan penyelesaian transaksi Efek, mengambil alih fungsi sejenis dari PT Kiring Deposit Efek Indonesia (KDEI).
l 11 November 1998Memperoleh izin operasional sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian oleh BapepamLK melalui surat No. Kep. 54/PM/1998.
l 17 Juli 2000Awal dimulainya era scripless trading dimana KSEI melakukan penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek melalui mekanisme pemindahbukuan dengan menggunakan CBEST.
l 13 September 2001Mulai beroperasinya pusat penanggulangan bencana yang ditempatkan 30 km dari lokasi kantor KSEI.
10 Desember 2006Distribusi pertama ORI 001 yang
memulai operasional KSEI sebagai penatausahaan surat berharga
negara.
6 September 2008Resmi menjadi anggota aktif dari
The Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication
(SWIFT).
18 Juni 2009Implementasi Investor Area
yang berfungsi sebagai sarana transparansi informasi dari
portofolio investor.
23 Desember 2009Perubahan nama Investor Area
menjadi Fasilitas AKSes.
1 Januari 2010Implementasi peraturan
tentang Dormant Account untuk menertibkan Sub Rekening Efek tidak aktif yang tercatat di KSEI.
3 Maret 2011Penandatanganan Perjanjian Kerja
Sama Pemisahan Rekening Dana Nasabah (RDN) dengan 4 bank
untuk mewujudkan implementasi pemisahan rekening dana investor
pasar modal Indonesia.
l 31 Januari 2012Kewajiban kepemilikan SID dan pemisahan RDN sesuai persyaratan Peraturan BapepamLK No.V.D.3
l 18 Juni 2013Penandatanganan perjanjian kerjasama pemisahan RDN Syariah dengan Bank Syariah Mandiri.
l Oktober 2013KSEI memperoleh Sertifikasi ISO 27001:2005 mengenai Kebijakan Sistem Keamanan Informasi.
l 27 Desember 2013Penerapan modul Static Data Investor pada sistem CBEST.
l Februari 2014Langkah awal KSEI memulai sinergi Industri pasar modal dengan perbankan sebagai upaya untuk meningkatkan pendalaman pasar
melalui kerja sama pengembangan infrastruktur pasar modal melalui Co-Branding Fasilitas AKSes dengan layanan e-channel perbankan.
Sosialisasi Fasilitas AKSes
17 TAHUN BERUPAYA WUJUDKAN KENYAMANAN INVESTOR
Launching Co-Branding Fasilitas AKSes
Fokuss Edisi Khusus 9
37
8
6
1 4 3+% 0
00
0
009 99
96
639 7 7778 957
89 7
5
50
1
mudahkan proses pendataan investor pasar modal Indonesia, baik dari sisi jumlah maupun jenis nasabah. Saat ini, jumlah SID dijadikan sebagai acuan jumlah investor di pasar modal, yang sekarang telah mencapai sekitar 360.000.
Untuk menunjang implementasi kepemilikan SID bagi seluruh investor pasar modal, KSEI juga mempermudah proses penerbitan nomor SID yang sekarang sudah dilakukan secara otomatis setelah diajukannya permohonan pembukaan Sub Rekening Efek oleh Perusahaan Efek. Proses penerbitan nomor SID kini hanya memerlukan waktu 1 hari, khusus untuk investor individu domestik.
PENINGKATAN LAYANAN Pada hakekatnya, industri pasar modal merupakan industri
yang dinamis. Selalu ada kebutuhan baru yang perlu diakomodir dengan dukungan sistem. Itu sebabnya, kerja keras KSEI tidak berakhir pada keberhasilan proses migrasi dari Efek fisik menjadi Efek elektronik.
Tak dapat dipungkiri, sejak era scripless, aktivitas transaksi dan penyelesaian Efek di pasar modal menjadi serba mudah. Penyelesaian transaksi Efek tersebut turut didukung dengan sistem utama yang digunakan untuk kegiatan operasional KSEI bernama CBEST (The Central and Book Entry Settlement System). Selangkah lebih maju, sistem ini bahkan tengah dikembangkan
menuju generasi berikutnya untuk menunjang performa yang lebih baik. Ini merupakan langkah antisipasi KSEI menjawab tren nilai kapitalisasi pasar, jumlah investor maupun volume transaksi di pasar modal. Semua data catatan kepemilikan Efek dan dana milik investor yang digunakan untuk bertransaksi di Bursa Efek telah berbentuk elektronik. Tak ada lagi tumpukan saham yang keberadaannya sarat dengan aneka risiko.
Dalam perkembangannya, KSEI berupaya menambah layanan jasa yang diberikan, khususnya yang terkait dengan penyimpanan dan penyelesaian transaksi pasar modal. Misalnya, ketika pemerintah membutuhkan dukungan untuk anggaran pembangunan melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN), KSEI meresponsnya dengan memperluas layanan dan menjadi Sub Registry Bank Indonesia pada 2006. Dengan cara itu, KSEI dapat menjalankan fungsi penyimpanan dan penatausahaan atas SUN, terutama Obligasi Negara Ritel (ORI) yang kala itu sangat diminati masyarakat sebagai alternatif investasi.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pun ikut menambah keanekaragaman produk yang dicatatkan pada sistem CBEST sejak Maret 2007. Masuknya instrumen tersebut di KSEI dimungkinkan karena CBEST telah terintegrasi dengan BISSSS (Bank Indo nesiaScripless Securities Settlement System atau BIS4) yang dimiliki
l 9 September 2002Guna meningkatkan efisiensi, KSEI bersama SRO lainnya mempercepat siklus penyelesaian transaksi dari T+4 menjai T+3.
l 23 Juli 2003Memperoleh sertifikasi internasional ISO 9001:2000 konversi dari ISO 9002:1994.
1 September 2004Implementasi aplikasi Online Research
and Centralized Historical Data (ORCHiD), yaitu fasilitas online sistem yang
menyediakan arsip histori data kegiatan Pemegang Rekening di CBEST.
19 Mei 2006Resmi ditunjuk sebagai Sub Registry Bank Indonesia untuk mengelola administrasi
penyimpanan dan penyelesaian Surat Utang Negara (SUN).
l 25 Agustus 2014Kerja sama KSEI dengan Ditjen. Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, untuk melakukan proses pengkinian data investor berbasis data KTP elektronik dalam upaya untuk meningkatkan akurasi database investor di pasar modal.
Untuk menunjang implementasi kepemilikan SID bagi seluruh investor pasar modal, KSEI juga mempermudah proses penerbitan nomor SID”
Fokuss Edisi Khusus10
oleh Bank Indonesia, sehingga terbentuk single communication platform yang ideal bagi perdagangan SUN dan SBI oleh pemakai jasa KSEI.
Beragam instrumen Efek kemudian berhasil dicatatkan di KSEI pada tahuntahun berikutnya, seperti Efek Beragun Aset (EBA), Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) hingga Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Hingga tahun 2014, terdapat sekitar sepuluh jenis Efek yang proses penyimpanan dan penyelesaiannya dapat dilakukan melalui KSEI.
Sejalan dengan semangat mendorong efisiensi pasar, KSEI terus berupaya mencari terobosan. Penguatan dari sisi internal terus dilakukan dalam rangka membentuk KSEI semakin menjadi Kustodian Sentral dengan kualitas mumpuni sehingga bisa bersaing dengan lembagalembaga sejenis di dunia. Komunikasi aktif dan kehadiran dalam forum lembaga Kustodian dunia sangat membantu KSEI memasuki dasawarsa kedua dalam mendukung perkembangan industri pasar modal Indonesia.
Kehadiran rutin KSEI pada event-event internasional, seperti keterlibatan dalam Asia Pacific Central Depository Group (ACG), dimana KSEI menjadi salah satu negara pendirinya, dapat memberikan sumbangsih baik bagi lembaga maupun perkembangan pasar modal. Forum ini bermanfaat untuk saling bertukar informasi, pengalaman dan mempelajari tentang pengembangan yang terjadi di lembaga masingmasing negara.
Seiring dengan upaya pengembangan CBEST dalam rangka memberikan layanan terbaiknya bagi pemakai jasa serta untuk menerapkan standar internasional terkait format data dan jaringan komunikasi, sejak tanggal 6 September 2008 KSEI resmi menjadi anggota aktif dari The Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Masuknya KSEI ke SWIFT akan meningkatkan kecepatan KSEI dalam berinteraksi langsung dengan Pemegang Rekening dan nasabah Pemegang
rekening yang menjadi pengguna SWIFT, terutama nasabahnasabah a sing.
MAKIN ‘TERBUKA’ DENGAN FASILITAS AKSesSatu lagi babak baru kembali dilalui. Sejak awal Februari
2012, selain kewajiban kepemilikan implementasi SID, investor pasar modal juga wajib dibuatkan Kartu AKSes dan dibukakan RDN di salah satu Bank Pembayaran yang bekerjasama dengan KSEI. SID, Fasilitas AKSes dan RDN pada dasarnya berjalan beriringan, sebagai elemen perlindungan investor di pasar modal.
Fasilitas AKSes merupakan sarana informasi secara online yang diberikan kepada investor untuk mengakses dan memantau data posisi serta pergerakan Efek dan dana milik investor. Fasilitas AKSes dapat digunakan oleh investor setiap waktu secara real time melalui alamat https://akses.ksei.co.id.
Implementasi Fasilitas AKSes merupakan salah satu komitmen KSEI untuk memberikan perlindungan investor dengan meningkatkan transparansi informasi atas portofolio investasi mereka yang tersimpan di KSEI. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Perubahan nama Investor Area menjadi Fasilitas AKSes di pertengahan tahun 2010, dibarengi harapan bahwa Fasilitas AKSes mampu meningkatkan minat para investor untuk aktif menggunakan fasilitas tersebut. Pergantian nama tersebut dibarengi dengan kick-off rangkaian sosialisasi Fasilitas AKSes
Forum internasional bermanfaat untuk saling bertukar informasi, pengalaman dan mempelajari tentang pengembangan yang terjadi di negaranegara lain”
17 TAHUN BERUPAYA WUJUDKAN KENYAMANAN INVESTOR
Fokuss Edisi Khusus 11
yang dilakukan di beberapa kota di Indonesia. Butuh waktu dan kerja ekstra untuk meyakinkan sekaligus
menyadarkan investor tentang manfaat dan pentingnya penggunaan Fasilitas AKSes. Hingga saat ini, angka investor yang telah login ke Fasilitas AKSes masih konsisten di angka 13% dari total jumlah investor pasar modal Indonesia.
Namun di sisi lain, KSEI juga berupaya memberikan kemudah an dan membukakan akses baru bagi investor untuk melakukan login ke Fasilitas AKSes. Mulai dari peluncuran aplikasi AKSes Mobile di awal tahun 2013, untuk mengakomodasi penggunaan smart devices di kalangan masyarakat yang cukup tinggi, hingga penggunaan jaringan ATM perbankan untuk login mulai tahun 2014. Khusus untuk ATM, kerja sama tersebut dijalin KSEI de ngan Bank Administrator RDN melalui pengembangan Co-Branding Fasilitas AKSes dengan jaringan perbankan. Berbagai kemudahan ini diharapkan dapat mendongkrak jumlah investor yang memanfaatkan Fasilitas AKSes. Tidak ha nya dimanfaatkan sesekali, tetapi juga dilakukan pemantauan secara berkala.
WUJUDKAN KEMUDAHAN DAN KENYAMANANDikembangkannya berbagai fasilitas yang memudahkan in
vestor untuk mengakses portofolio investasinya, hanyalah merupakan langkah awal dari dimulainya beberapa rencana besar KSEI. Margeret M. Tang, Pjs. Direktur Utama KSEI yang kala itu menjabat, memaparkan beberapa rencana pengembangan infrastruktur pasar modal yang diprakarsai KSEI, yang ditargetkan akan dilaksanakan pada tiga tahun mendatang.
“Secara umum, inisiatif strategis ini bertujuan untuk mendukung program pendalaman pasar yang diupayakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan menyediakan infrastruktur yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor serta pelaku pasar,” demikian disampaikan Margeret.
Jika sekarang Fasilitas AKSes hanya dapat digunakan sebagai sarana pemantauan portofolio investasi Efek, ke depannya, pengembangan Fasilitas AKSes akan diarahkan menjadi AKSes Financial Hub untuk memberikan kemudahan akses dan aktivi
tas investasi bagi investor hingga ke pelosok. Masih didasarkan pada penerapan SID, beberapa tahapan
pengembangan AKSes Financial Hub telah dilaksanakan, antara lain penerapan Static Data Investor sejak akhir tahun 2013 serta kerja sama dengan Ditjen. Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) agar data SID dapat terkoneksi dengan database kependudukan Republik Indonesia. Tahapan selanjutnya adalah pemberian nomor SID kepada pemilik investasi Kolektif, seperti Reksa Dana, dan instrumen invetasi kolektif lain, sehingga dapat terbentuk gambaran investor di pasar modal secara keselu ruhan.
Sedangkan antisipasi peningkatan volume transaksi Bursa, pertumbuhan jumlah investor dan bertambahnya jumlah Emiten dilakukan melalui pengembangan C-BEST Next-G. Ge nerasi berikut dari sistem utama KSEI tersebut, akan ditingkatkan dari segi kecepatan dan kapasitasnya, yang juga akan ditambahkan beberapa fitur yang nantinya dapat mengakomodir message dengan format SWIFT ISO 20022 yang berlaku internasional.
“Hal ini akan memudahkan KSEI dalam melakukan Cross Border Settlement dengan negara lain kedepannya, serta diharapkan dapat meningkatkan peran KSEI selaku Central Securities Depository Indonesia di tingkat regional,” ungkap Mar geret.
Sinergi dunia pasar modal dengan industri perbankan, yang mulai dilakukan sejak awal tahun 2014 melalui kerja sama pengembang an Co-Branding Fasilitas AKSes, akan dilanjutkan dengan penggunaan fasilitas perbankan untuk membuka akses masyarakat ke pasar modal. Kerja sama ini telah menjadi tonggak dimulainya sinergi antara pasar modal de ngan perbankan.
Salah satu fitur yang sudah dikembangkan KSEI adalah inquiry Efek serta instruksi penarikan dana. Dengan ini, investor tidak perlu mengirim fax ke pihak broker, tetapi cukup menggunakan fasilitas ATM. Kelak, fitur pendukung juga bisa diperbanyak dari posisi saat ini
untuk inquiry Efek dan instruksi penarikan dana. Misalnya untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat di daerah yang ingin membeli saham IPO.
Jika ada sinergi dengan bank, investor bersangkutan cukup mendatangi cabang bank terdekat untuk membeli saham atau melalui jaringan e-channel bank. Jika sistemnya mendukung, bisa juga membeli surat berharga lainnya, seperti ORI. Bahkan telah dipersiapkan juga untuk mengakses kepentingan investor yang ingin bertransaksi Reksa Dana. Sesuai Road Map pengembangan infrastruktur pasar modal, pada tahun 2018 sudah dapat dilakukan subscribe Reksa Dana maupun ORI.
Berbagai tahapan pengembangan dan program strategis yang ditempuh selalu dengan tujuan yang sama, memberi manfaat optimal bagi seluruh jajaran di industri pasar modal, melalui dukungan membentuk pasar modal yang wajar, teratur dan efisien. Selamat dan sukses untuk 17 tahun perjalanan memberi makna pada kemajuan pasar modal Indonesia. m
Fokuss Edisi Khusus12
Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) merupakan fasilitas yang memungkinkan investor untuk melakukan pemantauan portofolio investasi pasar modal secara mandiri. Informasi data kepemilikan Efek dan dana serta mutasinya yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selaku satusatunya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian di pasar modal Indonesia, dapat dilihat secara real time hingga 30 hari terakhir. Konsolidasi data kepemilikan Efek yang disimpan dalam beberapa Sub Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang berbeda pun langsung otomatis, sehingga investor dapat melihat seluruh portofolionya hanya dengan sekali login.
Pada awal peluncurannya, hadirnya Fasilitas AKSes diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan dan rasa aman dalam berinvestasi di pasar modal. Investor pun diharapkan untuk melakukan pemantauan secara berkala, agar mencegah penyalah gunaan yang mungkin dilakukan oknum Perusahaan Efek yang tidak bertanggungjawab.
Sejak diluncurkan pada tahun 2009, jumlah investor yang memanfaatkan Fasilitas AKSes melalui login terbilang masih minim, yakni baru sekitar 13% dari total investor di pasar modal Indonesia. Meski jumlah investor terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, namun jumlah penggunaan Fasilitas AKSes oleh investor tetap konsisten dijumlah yang sama. Mengacu pada data Single Investor Identification (SID) yang tercatat di KSEI, jumlah investor meningkat sekitar 20% dari 280 ribu pada 2012 menjadi 338 ribu pada 2014. Sayangnya angka jumlah login tidak mengalami per ubahan. Menilik fakta tersebut, KSEI gencar
menyelenggarakan sosialisasi Fasilitas AKSes ke beberapa kota besar di Indonesia untuk menyampaikan fungsi dan manfaat Fasilitas AKSes, se kaligus sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah login ke Fasilitas AKSes.
Dari sisi internal, pengembangan Fasilitas AKSes pun tidak berhenti dilakukan. Tujuannya, untuk memberikan kemudahan bagi investor untuk menggunakan Fasilitas tersebut. Untuk pengembangan di tahun 2014, KSEI mulai melakukan kerja sama dengan industri perbankan melalui sinergi Fasilitas AKSes dengan jaringan Automated Teller Machine (ATM).
Frekuensi penggunaan mesin ATM yang cukup tinggi dalam mendukung kegiatan finansial masyarakat, menjadi salah satu latar belakang KSEI melakukan pengembangan Co-Branding Fasilitas AKSes melalui jaringan perbankan. Dengan menyertakan fitur Fasilitas AKSes ke dalam salah satu menu di mesin ATM, investor yang dibukakan Rekening Dana Nasabah (RDN) sekaligus menjadi nasabah di bank yang sama, dapat mengakses informasi saldo Efek dan dana yang tercatat di KSEI melalui Fasilitas AKSes.
Cara ini memberikan alternatif bagi investor untuk login ke Fasilitas AKSes yang sebelumnya dapat dilakukan melalui person-al computer atau aplikasi AKSes Mobi le. Hambatan dari segi akses internet yang selama ini dipakai untuk memanfaatkan Fasilitas AKSes pun dapat teratasi. Investor, terutama yang kurang familiar dalam menggunakan internet atau berada di daerah de ngan koneksi internet belum cukup baik, dapat menjadikan ATM sebagai pilihan.
Sepanjang tahun 2014, kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes dengan jaringan perbankan telah dilaksanakan dengan menggandeng empat bank yang selama ini telah bekerjasama sebagai Bank Administrator RDN, yaitu PT Bank Permata Tbk (PermataBank), PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga). De ngan demikian, dari enam Bank Administrator RDN yang telah bekerjasama dengan KSEI, lebih dari setengahnya yang telah resmi
Sinergi dengan Perbankan untuk Memberikan Kemudahan InvestorKSEI menggandeng perbankan untuk mengoptimalkan Fasilitas AKSes sebagai gerbang menuju financial hub. Ke depan, jaringan perbankan akan dioptimalkan sebagai akses bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.
Fokuss Edisi Khusus 13
dilakukan, diharapkan masyarakat memperoleh kemudahan untuk berinvestasi di pasar modal, dan dengan dukungan pengembangan infrastruktur Co-Branding seperti ini diharapkan target peningkatan jumlah investor di pasar modal dapat dicapai sejalan dengan visi OJK untuk pendalaman pasar.
Mendukung pernyataan Nurhaida, Heri Sunaryadi yang saat itu menjadi Direktur Utama KSEI mengatakan, infra struktur pasar modal yang baik dibutuhkan agar para pelaku pasar dapat mengembangkan produk dan layanan jasa secara efisien. Untuk itu, KSEI memiliki bebe rapa inisiatif dalam pengembangan infrastruktur pasar modal untuk beberapa tahun ke depan, termasuk kerja sama lanjutan dengan perbankan.
Perbankan yang memiliki basis nasabah yang besar dan sudah terpetakan berdasarkan nilai rekening yang dimiliki, serta memiliki infrastruktur jaringan yang lebih matang dibandingkan pasar modal, infrastrukturnya dapat dimanfaatkan untuk membukakan akses ke pasar modal. Tujuannya antara lain agar dapat menggaet investor baru. Di sisi lain, berbagai fasilitas layanan perbankan yang umum dan mudah digunakan masyarakat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menunjang aktivitas di pasar modal di tahap selanjutnya. Fasilitas tersebut diharapkan menarik minat masyarakat untuk berinvestasi sehingga jumlah investor lokal juga akan meningkat.
Menurut Heri, pengembangan fitur monitoring Efek yang tersim pan di KSEI melalui layanan ATM atau internet banking bank ini merupakan langkah awal untuk pengem bangan fiturfitur lainnya ke depan. Dalam pengem bangannya, Fasilitas AKSes akan memperlebar ca kupan, tidak hanya untuk a cuan kepemi
likan Efek yang tercatat di KSEI, namun juga sebagai AKSes Financial Hub. “Kita rencanakan nantinya dengan pengembangan lebih lanjut layanan dan jaringan perbankan, masyarakat akan lebih mudah dan nyaman dalam berinvestasi di pasar modal seperti melakukan pembelian saham IPO, ORI atau juga melakukan subcription/redemption Reksa Dana. Ja ringan infrastruktur perbankan yang mapan dan luas sa ngat ideal dalam mendukung pengembang an ini,” ujar Heri.
Pengembangan ini didasarkan pada penerapan SID yang telah menjadi kewajiban bagi investor pasar modal Indonesia sejak tahun 2012. Dalam tahapan pengembangan AKSes Finan cial Hub, beberapa tahapan pengembangan telah dilaksanakan, antara lain pe
nerapan Static Data Investor sejak akhir tahun 2013, serta terkoneksinya data SID dengan database kependudukan Republik Indonesia melalui kerja sama KSEI dan Ditjen. Ke pen dudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri. Tahapan selanjutnya adalah pemberian nomor SID kepada pemilik investasi Kolektif, seperti Reksa Dana, dan instrumen investasi kolektif lain, sehingga dapat terbentuk gambaran investor di pasar modal secara keseluruhan. m
akan mengembangkan Co-Branding Fasilitas AKSes. Khusus untuk PermataBank, Fasilitas AKSes melalui jaringan ATM telah dapat digunakan sejak Juli 2014. Sedangkan dengan Bank Mandiri berdasarkan rencana diluncurkan pada awal tahun 2015.
Dari sisi potensi, keempat bank yang telah menjalin kerjasama dengan KSEI ini secara total memiliki sekitar 5.000 kantor cabang, dan lebih dari 30.000 mesin ATM. Khusus untuk layanan melalui internet banking yang akan dikembangkan bersama BCA dan Bank CIMB Niaga, saat ini tercatat ada sekitar 4,5 juta nasabah yang sudah menjadi pengguna layanan internet banking kedua bank tersebut.
Data KSEI di tahun 2014 mencatat ada sebanyak 358.419 investor yang membuka rekening sebagai nasabah Per usahaan Efek. Dari total jumlah rekening tersebut tersebar di enam Bank Administrator RDN sebanyak 333.778 rekening. Adapun keempat bank yang telah menjalin kerja sama Co-Branding Fasilitas AKSes dapat menyerap 308.000 rekening investor pasar modal.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuang an (OJK) Nurhaida menilai upaya KSEI mengembangkan Co-Branding Fasilitas AKSes dengan perbankan merupakan langkah konkret sinergi perbankan dan pasar modal di bawah OJK untuk mewujudkan infrastruktur yang memudahkan masyarakat melakukan investasi di pasar modal.
Menurutnya, peningkatan jumlah investor pasar modal dapat diupayakan dengan dukungan infrastruktur yang membuat masyarakat merasa mudah, nyaman, dan aman dalam berinvestasi. “Pengembangan infrastruktur yang mempermudah ak ses masyarakat ke pasar modal ini melengkapi sosialisasi dan edukasi yang secara masif dan terus menerus kami lakukan. Kami juga telah melakukan penyesuai an peraturan terkait prinsip me ngenai pengenalan nasabah dimana ke depannya investor da pat membuka rekening investasi di Perusahaan Efek melalui pihak ketiga, yaitu di antaranya melalui pihak bank”, papar Nurhaida.
Dengan adanya pengembangan infrastruktur yang senantiasa terus
361.038
36.195(13%)
Jumlah SID Login Fasilitas AKSes
281.256
45.385(13%)
20142012
Perkembangan SID dan Login Fasilitas AKSes
Fokuss Edisi Khusus14
Seiring pertumbuhan bisnis dan transaksi di industri pasar modal, KSEI tak segan melakukan evaluasi dan perubahan dalam struktur organisasi perusahaan. Bagian dari upaya perusahaan dalam meningkatkan kredibilitas.
Sebagai penyedia jasa Kustodian Sentral di pasar modal Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) selalu berupaya untuk melaksanakan kegiatan operasional yang lebih efektif dan efisien. Semua upaya KSEI bermuara pada tujuan untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi Pemakai Jasa.
Lain dulu lain sekarang. Kondisi dan para pelaku di pasar mo dal Indonesia sudah banyak mengalami perubahan. KSEI yang pada awalnya hanya menyelenggarakan penyelesaian transaksi Efek dengan jumlah tidak lebih 200 institusi dan hanya berhubungan dengan Perusahaan Efek dan Bank Kustodian saja, kini harus menangani para pelaku pasar yang semakin bervariasi, mulai dari Manajer Investasi hingga investor pun kini kerap ha rus berhubungan dengan KSEI.
Hal tersebut menjadi dasar bagi KSEI untuk melakukan penyesuaian organisasi serta mendorong kesiapan sumber daya dalam memberikan layanan. Dengan semangat menjadi Kustodian Sentral yang lebih kredibel sebagai upaya untuk meningkatkan layanan jasanya, KSEI kembali melakukan restrukturisasi orga nisasi internal.
Yang teranyar, KSEI melakukan restrukturisasi yang mulai berlaku sejak 21 Oktober 2013. Restrukturisasi itu didasarkan atas keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) KSEI pada tanggal 4 Juni 2013, Surat Keputusan No. S367/PM.22/2013 tertanggal 16 September 2013 perihal Persetujuan Perubahan Struktur Organisasi KSEI dan Keputusan Direksi No KEP0025/DIR/KSEI/1013 tentang Struktur Orga nisasi KSEI tanggal 8 Oktober 2013.
Heri Sunaryadi yang kala itu menjabat sebagai Direktur Utama KSEI, me nyatakan bahwa re
strukturisasi or ganisasi perlu dilakukan untuk mengikuti perkembangan industri. Tujuan restruk turisasi adalah memperkuat fungsi KSEI sebagai Self Regulatory Organization (SRO) di pasar modal Indonesia serta meningkat kan pelayanan sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP).
Seperti diketahui, seiring adanya pertumbuhan investor, peningkatan frekuensi dan kompleksitas penanganan terkait layanan juga terjadi. Selain Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas), ada juga pembukaan Sub Rekening Efek, Rekening Dana Nasabah (RDN) dan penerbitan nomor Single Investor Iden tification (SID). Terlebih lagi, KSEI bertugas sebagai satusatunya institusi yang mengeluarkan SID sebagai identitas tunggal investor dan persyaratan untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia.
Restrukturisasi tersebut sekaligus menjadi jawaban KSEI atas tan tangantantangan yang akan dihadapi di masa mendatang serta memenuhi kebu tuhan para stakeholder, antara lain diperlukannya pengembangan dan pemeliharaan sistem secara terus menerus untuk dapat mengikuti pertumbuhan transaksi dan perkembangan bisnis.
Salah satu concern KSEI saat ini adalah transparansi informasi yang terkait dengan data transaksi investor. Dewasa ini transparansi informasi tersebut sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia. Dengan demikian dapat memberikan jaminan atas validitas, reliabilitas serta ketepat an waktu terhadap data yang ditampilkan ataupun
diberikan kepada para stakeholder. Sementara itu tanggung jawab KSEI selaku
LPP di pasar modal Indonesia dalam menyediakan fasilitas perlindungan investor sema kin lama semakin meningkat. Beberapa hal yang menjadi perhatian stakeholder KSEI di antaranya peningkatan kuali tas data untuk pembuatan SID, memberikan kemudahan penggunaan Fasilitas AKSes, dan pemantauan pemindahbu kuan Efek untuk mendeteksi adanya kegiatan yang dapat
Restrukturisasi Untuk Optimalkan Pelayanan
“Restrukturisasi organisasi dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan para
stakeholder, sekaligus menjadi jawaban KSEI atas tantangan yang
akan dihadapi di masa mendatang.”
Fokuss Edisi Khusus 15
mengganggu pasar yang teratur, wajar dan efisien. Untuk itu, kebutuhan akan adanya fungsi pusat analisa data dan pengawasan mutasi Efek dan dana di KSEI sangat dibutuhkan, termasuk juga fungsi untuk melakukan edukasi terhadap investor.
Penambahan Dua DivisiDengan berlakunya struktur organisasi yang baru pada Oktober
2013, otomatis menyebabkan beberapa perubahan pada struktur divisi yang ada sebelumnya. Divisi yang berjumlah delapan, kini bertambah menjadi sepuluh divisi. Dua divisi baru diharapkan memperkuat fungsi perusahaan sebagai regulator pasar modal.
Salah satunya adalah Divisi Pe nyelesaian dan Pengawasan, yang mempunyai tugas melakukan analisa mutasi data transaksi Efek dan dana yang di lakukan investor baik yang me lalui transaksi Bursa maupun transaksi di luar Bursa. Sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, divisi ini bertugas melakukan pemeriksaan ke Pemegang Rekening KSEI.
Sementara itu divisi baru lainnya adalah Divisi Komuni kasi dan Perencanaan Strategis. Margeret M. Tang, Pjs Direktur Utama KSEI yang kala itu menjabat menyampaikan bahwa divisi perencanaan strategis perusahaan yang sebelumnya berada di bawah divisi
penelitian ini, menjadi perhatian khusus dan digabung dengan komunikasi. “Tujuannya
agar terjadi sinergi dan komunikasi yang baik dengan pihak terkait lainnya serta kepentingan sosialisasi dan edukasi
pasar modal kepada masyarakat dan media,” paparnya. Divisi Komuni kasi dan Perencanaan Strategis mempunyai
tugas merumus kan rencanarencana strategis perusahaan bersama de ngan Direksi, sekaligus berfungsi sebagai pro motor dan pengelola strategi perusahaan serta berperan sebagai Strategic Manage ment Office yang melakukan monitoring atas seluruh proyek yang ada di KSEI. Divisi ini juga bertugas untuk membina hubungan dengan media dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran investor tentang pentingnya pemanfaat an Fasilitas AKSes secara berkala.
Menilik kembali perjalanan KSEI dalam mempersiapkan organisasi untuk melayani lebih efektif dan efisien, perusahaan beberapa kali melakukan penyesuaian dalam struktur organisasi. Awal restrukturisasi organisasi KSEI tercatat saat perusahaan melalui penyederhanaan organisasi untuk mengikuti implementasi scripless trading menggunakan sistem CBEST di tahun 2000. Pada masa datang, tentu saja tidak tertutup kemungkinan KSEI kembali melakukan restrukturisasi, semuanya tentu terpulang pada kondisi dan dinamika pasar yang berkembang.
Kalau itu terjadi, dikatakan Margeret, terbuka peluang dilakukan restrukturisasi lagi misalnya membentuk divisi baru, bahkan mungkin bisa dilakukan upaya lebih strategis mi salnya spin off anak usaha,” ujarnya. Margeret mengingatkan, berbagai per ubahan tersebut, termasuk restrukturisasi organisasi perusahaan, merupakan dukungan bagi kebutuhan pasar yang semakin berkembang serta untuk memenuhi kepentingan para Pemakai Jasa. m
Direktur Utama
Divisi Komunikasi dan Perencanaan Strategis
Unit Komunikasi Perusahaan
Unit Manajemen Strategi Perusahaan
Direktur I
Divisi Teknologi Informasi
Divisi Jasa Kustodian
Divisi Penyelesaian dan Pengawasan
Divisi Pengembangan Sistem Informasi
Unit Operasional Teknologi Informasi
Unit Pengelolaan Efek
Unit Penyelesaian Transaksi
Unit Pengembangan Sistem
Unit Dukungan Aplikasi
Unit PengelolaanRekening
Unit Pengawasan
Unit BCP dan Keamanan Informasi
Unit Tindakan Korporasi
Unit Pemeriksaan
Unit Penjaminan Mutu
Satuan Pemeriksaan Internaldan Pengelolaan Risiko
Direktur II
Divisi HukumDivisi Penelitian
dan Pengembangan Usaha
Divisi Pengembangan Sumberdaya Manusia
dan UmumDivisi Keuangan
Unit Bantuan Hukum
Unit Penelitian Unit Pengembangan Sumberdaya Manusia Unit Keuangan
Unit Peraturan dan Pengenaan Sanksi
Unit Pengembangan Usaha
Unit Umum Unit Akuntansi dan Perpajakan
Unit Pengembangan Investasi Terpadu
Struktur Organisasasi KSEI
Fokuss Edisi Khusus16
Tugas seorang nahkoda sangat vital dan penting dalam upaya mengemudikan kapal. Keterampilan dan kepemimpinan seorang nahkoda yang andal menjadi salah satu kunci utama agar kapal dapat berlayar dan selamat mencapai tujuan. Tak ubahnya dengan dengan KSEI, kepiawaian nahkoda alias pemimpin perusahaan menjadi hal yang sangat krusial.
Berangkat dari berbagai latar belakang, itulah salah satu hal yang terlihat dari profil para pemimpin yang pernah menduduki jabatan Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga saat ini. Secara umum, Direksi KSEI dijabat oleh paling sedikit dua orang, dan sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dahulu BapepamLK Nomor III.C.3 Butir 3 tentang Direktur Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), harus bebas konflik kepentingan agar mampu melaksanakan tugas dengan baik.
Hingga tahun 2014, jajaran Direksi KSEI telah berganti hingga sepuluh periode masa kepemimpinan. Di setiap periode, terdapat berbagai perkembangan berbeda yang telah berhasil diimplementasikan sesuai dengan tren yang tengah marak saat itu.
Awal terbentuknya KSEI di tahun 1997, puncak kepemimpinan didapuk oleh beberapa profil yang sudah tak a sing di dunia pasar modal. Pada masa ini, per alihan fungsi dari PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) menjadi KSEI menjadi awal kisah
perjalanan KSEI sebagai LPP. Memasuki tahun 1998, tantang an lain kembali dihadapi ketika penerap an scripless trading mulai diupayakan di te ngah kondisi perekonomian Indonesia yang tengah dilanda krisis.
Bagi Direksi saat itu, pasar modal Indonesia adalah industri yang baik dan masih bertahan di sektor keuangan di Indonesia. Berbagai kondisi yang melanda, termasuk krisis moneter, bukan menjadi alasan bagi KSEI untuk menghentikan pengembangan.
Hingga era kepemimpinan yang sekarang, jajaran Direksi KSEI secara keseluruhan merupakan perwakilan para Pemakai Jasa KSEI. Sebut saja Heri Sunaryadi yang sebelumnya lama berkecimpung di Anggota Bursa, Margeret M. Tang yang berangkat dari Bank Kustodian, serta Sulistyo Budi yang telah lama bekerja di KSEI. Kombinasi berbagai latar belakang tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dan seimbang bagi perkembangan pasar modal Indonesia.
Di penghujung tahun 2014, terdapat perubahan susunan Direksi KSEI, dikarenakan adanya penunjukkan Heri Sunaryadi untuk menjadi Direktur di salah satu perusahaan BUMN. Posisi Heri saat itu digantikan Margeret M. Tang sebagai Pjs. Direktur Utama. m
Nahkoda KSEI:Berangkat dari BerbagaiLatar Belakang
“Hingga tahun 2014, jajaran Direksi KSEI telah berganti hingga tujuh periode masa kepemimpinan.”
DIREKSI KSEI19
97 -
1998
1998
- 20
0020
00 -
2001
2001
- 20
0220
02 -
2004
2004
- 20
0620
06 -
2007
2007
- 20
1020
10 -
2013
2013
- D
es 2
014
Ananta Wiyogo Direktur Utama
Ananta Wiyogo Direktur Utama
Heri Sunaryadi Direktur Utama
Benny Haryanto Djie Direktur Utama
Bambang Indiarto Direktur Utama
Trisnaldi Yulrisman Direktur
Sulistyo Budi Direktur
Sulistyo Budi Direktur
Bambang Indiarto Direktur
Trisnaldi Yulrisman Direktur
Trisnaldi Yulrisman Direktur
Isakayoga C. Hudasmara Direktur Utama
Rita Masoen Direktur
Sutito Direktur
Erry Firmansyah Direktur Utama
Erry Firmansyah Direktur Utama
Erry Firmansyah Direktur Utama
Benny Haryanto Djie Direktur
Benny Haryanto Djie Direktur
Benny Haryanto Djie Direktur
Benny Haryanto Djie Direktur Utama
Bambang Indiarto Direktur
Bambang Indiarto Direktur
Eddy Sugito Direktur
Risbadi Purbowo Direktur
Margeret M. Tang Direktur
Margeret M. Tang Direktur
Fokuss Edisi Khusus 17
DIREKSI KSEI
Sebagai sistem utama untuk kegiatan penyimpanan dan penyelesaian transaksi Efek di pasar modal Indonesia, CBEST perlu terus disempurnakan seiring dengan perkembangan industri pasar modal tanah air. Berdasarkan rencana, pada tahun 2016 akan lahir CBEST Next-G, generasi baru dari CBEST yang kini tengah dikembangkan KSEI.
Bayangkan, per akhir 2014 saja, ada 3,2 triliun lembar saham beredar dan 778 perusahaan yang terdaftar di CBEST. Untungnya, sahamsaham ini sejak era scripless trading yang dimulai pada tahun 2000 sebagian besar tidak berbentuk lembar an sertifikat seperti era sebelumnya. Lembar saham itu kini berbentuk data elektronik yang proses penyelesaian transaksinya menggunakan sistem utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang bernama CBEST (The Central Depository and Book Entry Settlement System). Belum lagi data obligasi, produk lain yang tercatat di BEI, serta instrumen lain yang tidak tercatat di BEI, juga menggunakan sistem CBEST.
Berdasarkan data yang dimiliki KSEI, pada tahun 2014, total penyelesaian transaksi Bursa melalui CBEST sebesar 1,34 triliun unit dengan frekuensi mencapai 37,5 juta. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2013, dengan jumlah penyelesaian transaksi sebesar 1,34 triliun unit dengan frekuensi sebesar 37,5 juta. Peningkatan jumlah ini diprediksi akan terus berlanjut setiap tahun.
Aktivitas penyelesaian transaksi Efek baru merupakan salah satu tugas dari CBEST. Setelah proses penyelesaian transaksi Efek selesai dilakukan, sistem yang selalu disesuaikan dengan tren teknologi terkini tersebut, juga berfungsi melakukan aktivitas penyimpanan Efek milik investor pasar modal. Semakin bertambahnya Efek yang tercatat di Bursa dan meningkatnya aktivitas transaksi yang diikuti dengan kian tingginya frekuensi penyelesaian trans aksi Efek, membuat KSEI mempersiapkan CBEST generasi terbaru yang merupakan pengembangan dari CBEST yang selama ini jadi andalan. Terlebih lagi, sistem CBEST yang digunakan KSEI
saat ini telah berumur le bih dari 10 tahun. Sistem tersebut turut andil pada proses migrasi Efek dari bentuk script menjadi scripless di pasar modal Indonesia.
Pengembangan CBEST menuju generasi selanjutnya tidak hanya untuk menjawab adanya kebutuhan pasar. CBEST Next Ge neration (Next-G) juga dikembangkan untuk menyesuaikan dengan tren perkembangan terkini, serta tren yang digunakan lembaga Central Securities Depository (CSD) dari negaranegara lain.
Pertengahan Oktober 2014, KSEI menyelenggarakan peresmian pengembangan proyek CBEST Next-G, ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara KSEI yang diwakili Direktur Utama, Heri Sunaryadi dan vendor pengembangan yang terpilih yaitu Nasdaq OMX, yang diwakili Executive Vice President, Market Technology, Lars Ottersgard.
Prosesi penandatanganan turut disaksikan Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Direksi BEI, Direksi KPEI, Direksi dan Komisaris KSEI dan perwakilan asosiasi pasar modal Indonesia yang hadir sebagai undangan.
Pengembangan CBEST Next-G akan menghadirkan performa yang lebih tinggi dan lebih terintegrasi dengan aplikasi pendukung lainnya. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi peningkatan nilai kapitalisasi pasar, jumlah investor dan volume transaksi di pasar modal Indonesia pada masa mendatang. “Sistem CBEST yang ada saat ini dapat mengakomodir hingga 3.000 penyelesai an transaksi Efek per menit. Sedangkan CBEST Next-G ditargetkan mampu menangani hingga 3 juta investor pasar modal Indonesia dengan kapasitas pemrosesan penyediaan transaksi yang ditingkatkan lebih dari 6 kali lipat kapasitas sebelumnya,” demikian di sampaikan Heri Sunaryadi, Direktur Utama KSEI saat itu. Rencana pengembangan sistem penyelesaian dan penyim pan an transaksi Efek ini merupakan tindak lanjut dari proses ta hap an pengembang an yang telah dilakukan KSEI sejak tahun 2012, termasuk proses design study yang telah diselesaikan tahun ini.
Proses pemilihan vendor telah dilakukan sejak tahun 2013 dengan proses yang cukup ketat dan mengacu pada spesifikasi dan kebutuhan yang diperlukan. Program CBEST Next-G yang dikembangkan nantinya dapat mengakomodir format SWIFT ISO 20022 yang berlaku internasional. Hal ini akan memudahkan KSEI dalam melakukan Cross Border Settlement dengan negara lain. “Ini juga menjadi upaya untuk mengantisipasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun depan dimana persaingan pasar akan lebih ketat dan berada pada level internasional,” tambah Heri.
Agar sistem terjaga dengan baik, CBEST Next-G akan ditunjang Business Continuity Plan (BCP) serta sistem keamanan terkini untuk memastikan kerahasiaan data. KSEI juga berupaya memastikan sistem CBEST dapat dioperasikan dalam berbagai kondisi. Untuk itu, penerapan Disaster Recovery Center (DRC) yang berfungsi untuk menjaga kelangsungan operasional layanan jasa dengan kemampuan meminimalikan down time saat terjadi bencana, menjadi sebuah keharusan bagi sistem CBEST. m
C-BEST, Sistem Utama KSEI yang Tangguh
Fokuss Edisi Khusus18
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self Regulatory Organization (SRO), Asosiasi Pasar Modal, Bank Pembayaran, Perusahaan Efek, Bank Kustodian serta lembaga dan pelaku pasar modal lainnya memberikan apresiasi atas upaya PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
dalam menyempurnakan layanan jasanya dari tahun ke tahun. Seiring dengan bertambahnya usia KSEI yang ke 17 tahun, keluarga besar pasar modal memberikan ucapan selamat atas
kehadiran dan peran besar KSEI di pasar modal Indonesia.
KSEI dan UpayaPeningkatan Jasa dan Layanan
Nurhaida, Kepala Eksekutif Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
INVESTOR BARU KINI BISA SEGERA BERTRANSAKSI DI BURSADalam menghadapi kondisi transaksi Efek yang senantiasa berfluktuasi seiring dengan dinamika yang terjadi di Pasar Modal, KSEI selaku Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) telah mengedepankan kepentingan pengguna jasanya melalui peningkatan kualitas layanan jasa. Salah satunya adalah implementasi modul Static Data Inves-tor (SDI) sejak Desember 2013. Melalui modul ini, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian dapat lebih mudah mengajukan pembukaan Sub Rekening Efek dan pembuatan Single Investor Identification (SID) bagi nasabahnya, serta melakukan update data nasabah. Selain itu, bagi investor baru dapat segera bertransaksi di Bursa Efek. Sejak mulai diberlakukan
Program Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal pada tahun 2009, KSEI telah berperan aktif dalam inisiatifinisiatif unggulan seperti pengembangan dan penerapan SID, Rekening Dana Nasabah (RDN), dan Fasilitas AKSes. Salah satu tujuan dari inisiatifinisiatif tersebut adalah memperkuat perlindungan kepa da nasabah guna meningkatkan keperca yaan publik dalam melakukan investasi di Pasar Modal Indonesia. KSEI juga melanjutkan inisiatifinisiatif lain seperti memperbaharui pengembangan CBEST Next-G guna mengantisipasi perkembangan Pasar Modal Indonesia ke depannya. Kerja sama juga dilakukan KSEI dengan Bank Pembayar dalam program Co-Branding Fasilitas AKSes, untuk mening katkan pemanfaatan Fasilitas AKSes oleh masyarakat pemodal.
OJK mengharapkan kedepannya KSEI dapat senantiasa memenuhi tuntutan dan menjawab tantangan dari perkembangan pasar modal yang dinamis, dengan melakukan berbagai inisiatif dan terobosan peningkatan layanan baik dalam bentuk konsepkonsep baru, pembaharuan sistem, maupun kerja sama dengan pihakpihak terkait.
Ito Warsito,Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia
APRESIASI UNTUK IMPLEMENTASI StatiC Data inveStorKSEI telah menunjukkan upaya secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas layanan jasanya. Salah satunya adalah implementasi modul SDI sejak Desember 2013 yang merupakan langkah strategis KSEI untuk menyediakan data investor yang lebih akurat dan valid,
sehingga dapat dibangun database inves-tor pasar modal secara lengkap dan memberikan informasi demografi. Sebagai LPP, KSEI telah menjalankan inisiatifinisiatif yang inovatif sebagai upaya menyediakan jasa Kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efisien. Selain implementasi SDI, inisiatif untuk menjalin kerja sama dengan Bank Pembayar melalui program Co-Branding Fasilitas AKSes patut diapresiasi karena akan mempermudah investor melakukan pemantauan portofolio Efek dan dananya, sehingga investor pasar modal Indonesia semakin terlindungi.
Bursa Efek Indonesia sebagai penyedia fasilitas dan sarana front office perdagangan Efek di pasar modal Indonesia, berharap KSEI senantiasa mengembangkan dan mengevaluasi kinerja sistem informasinya sehingga dapat menunjang operasional pasar modal Indonesia secara keseluruhan dan menunjang pengembangan pasar yang saat ini sedang giat dilaksanakan bersama.
Fokuss Edisi Khusus 19
Hasan Fawzi, Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
TERUS MEMPERERAT KERJA SAMAKSEI telah melakukan layanan jasa dengan kualitas yang baik, dan menunjukkan peningkatan yang berkelanjutan. Inisiatif KSEI yang telah dite rapkan dan sangat berdampak pada industri pasar modal adalah penerapan SID. Inisiatif tersebut merupakan salah satu inisiatif utama dari program pengembangan infrastruktur pasar modal 20102013. Dengan dukungan pengembangan SID tersebut, KPEI juga telah dapat mengembangkan proses kliring dan penyelesaian serta pemantauan risiko hingga tingkat nasabah.
Saat ini, berbagai inisiatif pengembangan pasar modal Indonesia yang telah berjalan sejak tahun 20132016 tengah dikoordinasikan KSEI seperti pengembangan lebih lanjut SID untuk BAE dan Reksa dana, pengembangan CBEST Next-G, pengembangan penyelesaian melalui Bank Sentral, pasar REPO, inisiatif dan pengawasan atas aset nasabah (unclaimed asset dan pengawasan mutasi Efek antar rekening), yang akan menjadi tumpuan pertumbuh an berbagai produk pasar modal dan peningkatan keamanan dalam berinvestasi. Kami berharap KSEI dan KPEI dapat terus mempererat kerja sama dan hubungan baik dalam berbagai inisiatif pengembangan maupun dalam kegiatan operasional rutin seperti yang telah berjalan selama ini.
Benny Haryanto,Direktur KSEI periode 1998 - 2001 dan Direktur Utama KSEI periode 2001 - 2004 & 2004 - 2006
TANTANGAN MEMBANGUN JARINGAN TEKNOLOGI INOVATIFKSEI telah menjalankan fungsinya dengan melakukan changing the way we do busi-ness dalam sistem penyelesaian transaksi di pasar modal di Indonesia. Dalam usia yang menginjak dewasa, KSEI layaknya dapat mengemban tugas yang diamanatkan oleh pengguna jasa dengan melakukan transformasi atas pelayanan yang diberikan untuk pasar Modal Indonesia. Guna meningkatkan value preposition kepada pelaku pasar modal di Indonesia, KSEI harus berani melakukan sebuah inovasi yang membantu meningkatkan efektivitas dan mempunyai nilai baru, yang pada akhirnya memperbaiki pasar dengan membangun jaringan teknologi yang lebih inovatif.
Bambang Indiarto, Direktur KSEI periode 2001 - 2004 dan Direktur Utama KSEI periode 2006 - 2007
MENCIPTAKAN SINERGI POSITIFKSEI mampu menjalankan kewajiban sebagai LPP dengan baik serta berperan aktif dalam menciptakan terselenggaranya pasar modal Indonesia yang teratur, wajar dan efisien. Pada era scripless trading tahun 2000 KSEI telah merombak total pelaksana an kegiatan operasional, dimana Pemanfaatan kemajuan Teknologi Informasi mendominasi berbagai tugas dan kegiatan KSEI.
Isakayoga, Direktur Utama KSEI periode 1997 - 1998
IKUT BERPERAN MENJARING INVESTOR RITELKSEI selalu memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor dalam bertransaksi di pasar modal. Untuk mendukung hal tersebut, melalui teknologi CBEST dan Fasilitas AKSes yang sudah berjalan de ngan baik, maka perlu dikembangkan lagi kapasitas dan kecepatan serta akurasinya.
Disisi lain yang perlu disikapi adalah potensi investor, baik domestik maupun asing, dan bagaimana memberikan edukasi dalam menjaring investorinvestor ritel baru di pasar modal. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tentunya tantangan ini akan semakin berat, karena pelaku pasar modal akan semakin kompleks. Untuk itu, sangat diperlukan dukungan atas pengembangan teknologi dan kapasitas internal KSEI.
Fokuss Edisi Khusus20
Yoyok Isharsaya,Direktur Utama PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Indonesia (P3IEI)
UTAMAKAN ASPEK KEAMANAN DAN KECEPATANSelama bekerjasama dengan KSEI, P3IEI telah banyak mendapatkan layanan yang profesional. Salah satu yang sa ngat kami apresiasi adalah layanan yang cepat dan sangat memperhatikan aspek keamanan dalam memberikan data dan informasi. Penggunaan sistem pengamanan atas data yang disampaikan kepada kami mencegah adanya penyalahgunaan ter hadap data tersebut.
Beberapa inisiatif yang telah dijalankan oleh KSEI sangat mendukung perkembangan pasar modal Indonesia. Pendirian P3IEI
yang berfungsi sebagai Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal (PDPP) merupakan salah satu wujud konkret inisiatif yang dijalankan SRO termasuk di dalamnya KSEI untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal Indonesia. Guna meningkatkan minat masyarakat terhadap kegiatan di pasar modal Indonesia, KSEI perlu pula meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Selain itu, KSEI juga perlu meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan agar mampu bersaing dalam menghadapi tantangan perkem bang an pasar modal di masa yang akan da tang, terutama terhadap tantangan MEA 2015.
Ananta Wiyogo,Direktur Utama KSEI periode 2007 - 2010 & 2010 - 2013
UPAYAKAN E-KTP BERFUNGSI SEBAGAI AKSESLayanan CBEST untuk pembuatan Sub Rekening Efek dan SID melalui modul SDI sudah cukup bagus. Penanganan masalah yang dilakukan petugas KSEI sangat kooperatif. Inisiatifinisiatif yang dikeluarkan KSEI sudah bagus, seperti Fasilitas AKSes, SID dan Fund Separation. Harapannya, KSEI dapat mempertahankan pelayanan, dan inisiatifinisiatif baru lainnya yang dapat menunjang operasional pasar modal Indonesia.
Ignatius Girendroheru,Direktur Utama PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI)
Namun bagaimanapun canggihnya sis tem aplikasi yang digunakan KSEI, tidak akan dapat berjalan sempurna tanpa ada nya dukungan sumber daya manusia yang terlatih, disiplin dan memiliki de dikasi tinggi.
Inisiatif yang dijalankan KSEI dalam mendukung kegiatan pasar modal Indonesia sangat penting, karena sebagai bagian dari SRO wajib melakukan sinkronisasi pengembangan operasional ke lembagaannya agar sejalan dengan cetak biru pengembangan pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Disamping itu bersama SRO lainnya, KSEI harus berperan aktif untuk menciptakan sinergi positif untuk menciptakan pasar modal Indonesia menjadi “World Class” capital market.
LPP YANG ANDAL DAN TERPERCAYA KSEI telah mampu mengakomodasi seluruh kepentingan yang dibutuhkan dalam mengembangkan layanan pasar surat utang di Indonesia. Selain itu kami sangat terbantu dengan fungsi dan layanan KSEI dalam mendukung fungsi PHEI sebagaimana dituangkan dalam peraturan IV.C.2.
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu kunci dalam mengembangkan pasar modal, oleh kare nanya saya menyambut baik seluruh inisiatif dan upaya yang dilakukan oleh KSEI agar dapat menunjang dan mendorong kemajuan industri pasar modal. Ke depan, diharapkan KSEI mampu mengoptimalkan fungsi kelembagaannya dengan menjadi LPP yang andal serta sumber informasi terkait Efek.
Fokuss Edisi Khusus 21
Indra Safitri, Ketua Umum Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal
TEROBOSAN MENENTUKAN EFEKTIVITAS ‘SETTLEMENT’Meskipun saya tidak merasakan langsung layanan jasa yang diberikan oleh KSEI, namun informasi dari beberapa klien Perusahaan Efek KSEI telah memper lihatkan komitmen yang tinggi sebagai lembaga Kustodian yang bermanfaat bagi perkembangan pasar modal dan melin du ngi kepentingan na sa bahnasabah yang mempercayakan Efek nya tersimpan di KSEI.
Selama kurun waktu 17 tahun, perkembangan pasar modal Indonesia cukup pesat dan keberadaan KSEI sangat vital untuk menghasilkan proses penyelesaian
transaksi Efek yang efisien dan aman bagi investor. Terobosan yang telah dilakukan KSEI akan sangat menentukan efektivitas penyelesaian transaksi Efek, misalnya sistem unclaimed asset layak untuk didukung dan dihargai. Harapan kami sebagai lawyer pasar modal, KSEI dapat memberikan layanan jasa yang terbaik sebagai SRO di bidang Kustodian sentral untuk kepentingan pasar modal. Selain itu, perlunya sistem yang dapat mengidentifikasikan transaksi nasabah sampai ke Bank Kustodian mengingat saat ini proses perpindahan saham melalui Bank Kustodian tanpa mekanisme crossing di bursa bisa dilakukan tanpa dipantau oleh KSEI, khususnya bagi nasabah institusi.
Bacelius Ruru, Ketua Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia
STP, LanDMarK KSEIKualitas layanan jasa yang selama ini disediakan KSEI sudah cukup memadai di lingkungan pasar modal Indonesia. KSEI berhasil menunjukkan kerja sama yang baik dengan SRO lainnya dalam pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia. Untuk penyempurnaan, perlu ditingkatkan koordinasi antara KSEI de ngan Biro Administrasi Efek (BAE) berkenaan dengan keakurasian dan ke selarasan data antara sub rekening Efek KSEI dengan data di BAE dalam rangka pembagian hakhak pemegang saham. Hal ini dikarenakan masih adanya peme rik saan secara manual oleh BAE terhadap datadata (termasuk perhitungan pajak) yang diterima dari KSEI.
Diharapkan KSEI lebih proaktif dalam pengawasan dan pengaturan terhadap transaksitransaksi OTC, sejalan dengan fungsinya sebagai Kustodian sentral, khususnya untuk transaksi Efek yang membutuhkan adanya pemblokiran Efek sebagai perlindungan bagi para pihak yang terlibat, seperti pada transaksi gadai saham dan repo saham.
Franciscus Welirang, Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia
EDUKASI UNTUK MENJARING INVESTORTeknologi CBEST dan Fasilitas AKSes yang ada saat ini sudah baik, namun perlu dikembangkan lebih lanjut, baik dalam hal kapasitas dan kecepatan, serta akura si nya. Dengan adanya Fasilitas AKSes, sejauh ini cukup membantu transparansi bagi pemegang saham emiten. Tentunya yang perlu disikapi adalah potensi investor baik domestik ataupun asing, dan bagaimana memberikan edukasi dalam menjaring investorinvestor retail baru di pasar modal. Dengan berlakunya MEA, tentunya tantangan ini akan semakin berat, karena untuk berhadapan langsung dengan pelaku pasar modal yang semakin kompleks, sangat diperlukan dukungan pengembangan teknologi dan kapasitas internal KSEI.
Fokuss Edisi Khusus22
Susy Meilina, Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia
SID, SALAH SATU FAKTOR PLUSDalam menangani administrasi rekening Efek dan penyelesaian transaksi bursa, KSEI cukup responsif dan tanggap terhadap kebutuhan Anggota Bursa. SID juga merupakan terobosan yang sangat dibutuhkan industri Pasar Modal yang belum dimiliki negara lain dimana merupakan faktor plus yang luar bia sa. Selain itu, dengan adanya Fasilitas AKSES seharusnya lebih dimaksimalkan manfaatnya.
Kami sangat mengapresiasi inisiatif dan kerja keras tim KSEI dalam menangani kebutuhan peningkatan transaksi dengan menjadwalkan peluncuran CBEST Next-G, peluncuran Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu, peningkatan Co-Branding dengan bank, kerja sama dengan Ditjen Dukcapil dan lain lain.
Sebagai pelaku, kami berharap KSEI terus melakukan terobosan untuk meningkatkan industri pasar modal dengan aturan yang implementable, tetapi tetap menekan kan efisiensi agar KSEI terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa KSEI serta terus mengembangkan website sebagai sumber informasi yang mudah dan cepat. Kami juga berharap KSEI menggandeng asosiasi sebagai pelaku untuk bersamasama mengembangkan pasar modal. Kami juga mengusulkan agar dibuat buletin SRO yang merupakan gabungan dari buletin BEIKPEIKSEI sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap dalam satu buku.
Datin Rashidah Mahadi,Ketua Asosiasi Biro Administrasi Indonesia
PERTAHANKAN KUALITAS LAYANANKSEI dan BAE telah bekerjasama dalam waktu 17 tahun dan telah menghasilkan kualitas layanan jasa yang semakin membaik sesuai kebutuhan pasar modal Indonesia. Inisiatif yang telah dikembangkan oleh KSEI dapat menjawab berbagai kebutuhan Emiten melalui BAE dalam melaksanakan kewajiban Emiten sesuai peraturan pasar modal yang berlaku. Untuk itu diharapkan KSEI dapat terus mempertahankan kualitasnya, dan perlu melakukan pembaharuan infrastrukturnya dari waktu ke waktu. Diharapkan, kualitas data investor dapat terus ditingkatkan dan mekanisme pelaporan semakin efisien dalam rangka mendukung pengembangan pasar modal Indonesia ke depan.
Agus Sudiarto, Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri
MENDUKUNG PERKEMBANGAN INDUSTRI SYARIAHSebagai Bank Umum Syariah pertama dan satusatunya yang memberikan pelayanan sebagai Bank Administrator RDN Syariah, BSM selalu berkoordinasi dengan KSEI untuk kelancaran transaksi nasabah di pasar modal. Menurut kami, kualitas layanan jasa yang disediakan KSEI sangat baik.
Kami menyambut positif inisiatif KSEI dalam mendukung kegiatan di pasar modal Indonesia. KSEI sangat aktif mempromosikan pasar modal, khususnya pasar
Dian Fitri Fadhila, Ketua Umum Asosiasi Bank Kustodian Indonesia
PERAN MENYATUKAN PELAKU PASAR Kualitas layanan jasa yang telah disediakan KSEI sudah cukup efisien untuk pasar modal Indonesia dan dalam memahami kebutuhan pelaku pasar modal. Inisiatif yang telah dijalankan pada dasarnya telah mendukung kegiatan di pasar modal Indonesia, tetapi akan lebih baik lagi inisiatifinisiatif tersebut dapat dilanjutkan secara berkesinambungan dan melihat kepada perkembangan pasar modal bukan hanya di Indonesia tetapi juga di mancanegara, agar pasar modal Indonesia dapat lebih efisien dan efektif.
Harapan ke depan, KSEI dapat lebih berperan menyatukan seluruh pelaku pasar di pasar modal Indonesia karena tantangan yang dihadapi oleh pasar modal akan lebih berat, terutama menghada pi persaingan global. Sebagai antisipasinya diperlukan pe ngembangan yang lebih terstruktur dan komprehensif lagi.
Sinergi KSEI sebaiknya tidak hanya kepada seluruh stake-holder di pasar modal tetapi juga bersi nergi dengan Perbankan, sehingga diharapkan semua pihak yang berada di industri jasa keuangan dapat tersosialisasi dengan baik dan pada akhirnya kian memajukan industri jasa keuangan Indonesia.
Fokuss Edisi Khusus 23
modal syariah ke berbagai kalangan termasuk ke pelaku bisnis. Manajemen BSM mengapresiasi terobosanterobosan yang dilakukan KSEI diantaranya standarisasi dan mempercepat SLA proses pembukaan Sub Rekening Efek (SRE), SID dan RDN, dan pengembangan akses Fasilitas AKSes melalui jaringan ATM Bank.
KSEI dapat segera menerapkan standarisasi proses pembukaan RDN kepada semua Bank Pembayar sehingga semua bisnis proses pada Bank Pembayar dan Bank Administrator sama. Harapan lain adalah KSEI menjadi mediator yang baik antara Pemegang Rekening KSEI dan Bank Administrator sehingga komunikasi terkait pengembangan infrastruktur pasar modal dapat berjalan dengan baik.
Husin HartonoHead, TB Product Development, PT Bank Permata Tbk
TIM DAN KUALITAS LAYANAN YANG BAIKSelain infrastruktur yang robust dan memadai, KSEI juga memiliki tim yang responsif terhadap transaksi di pasar modal. Komunikasi yang terjalin dengan baik antar institusi dan kerja sama antar tim mencerminkan kualitas layanan yang baik oleh KSEI. Berbagai kegiatan maupun project bersama dengan KSEI diimplementasikan secara excellent. Contohnya, program Rekening Dana Investor (RDI) tak hanya diimplementasikan dengan mulus tetapi juga ditindaklanjuti secara berkesinambungan dengan inovasi maupun pengembangan. Diharapkan, kerja sama yang baik antar lembaga selama ini dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan dikemudian hari.
Ferry M Robbani, Senior Vice President - FI Coverage & Solutions Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
SALING BERSINERGIKSEI telah memberikan layanan yang cukup baik bagi partisipannya. Selain itu, staf KSEI juga cukup komunikatif dan kooperatif dalam menyelesaikan permasalahan teknis yang timbul khususnya antara KSEI dan Payment Bank sehingga proses penyelesaian transaksi dapat berjalan lancar. KSEI cukup inovatif mengembangkan infrastruktur pasar modal, baik terkait layanan untuk partisipan maupun investor. Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda, ada baiknya dilakukan sosialiasi lebih intensif, khususnya terkait prosedur pengembangan electronic form pembukaan RDN.
Kami berharap kerja sama antara KSEI dan payment bank dapat terus ditingkatkan dengan sinergi yang lebih baik dan saling memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, terutama dalam proses penyelesaian dana transaksi pasar modal dan layanan untuk investor. KSEI diharapkan dapat menjadi inisiator dalam proses harmonisasi peraturan anta ra pasar modal dan perbank an sehingga pasar modal dan perbankan dapat maju bersama. Pengembangan teknologi dalam 2 3 tahun ke depan ada baiknya disampaikan lebih dini, agar kami dapat mempersiapkan proyek dan anggaran sehingga dapat berjalan lancar.
Maya Irma Tobing, Vice President PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
INFORMATIF DAN RESPONSIFLayanan Jasa yang disediakan KSEI sudah bagus peng implementasiannya. Tim KSEI sangat informatif dalam menyampaikan penjelasan kepada pemakai jasa. Semua perubahan yang berkaitan de ngan bank pembayaran selalu disampaikan de ngan baik, begitupun jika ada permasalahan dari perbankan, selalu cepat direspons dan di follow up. Kami menyambut baik kebijakan RDN, begitupun dengan Fasilitas AKSes yang bisa diakses melalui ATM.
Kami harap KSEI dapat terus memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia. Bisa dipertimbangkan juga kemudahan akses informasi saldo RDN dan Efek via SMS atas inisiatif KSEI.
Fokuss Edisi Khusus24
TERUS BERINOVASI UNTUK KEAMANAN DAN KENYAMANAN INVESTOR
Perkembangan pasar modal Indonesia yang tumbuh pesat beberapa tahun ter akhir
tidak terlepas dari peran aktif KSEI sebagai salah satu SRO yang secara konsisten
mengembangkan infrastruktur yang berkualitas untuk membangun kepercayaan
investor pada Industri pasar modal Indonesia.
Setelah sukses mengimplementasikan RDN untuk memberikan keamanan pe
ngelolaan dana investor, bersama dengan Payment Bank khususnya BCA, KSEI mem
fasilitasi penggunaan Jaringan JTPM untuk Host to Host antara BCA sebagai Bank
Pengelola Rekening Investor dengan PE. Hal ini berdampak kepada biaya komunikasi
semakin efisien dan efektif bagi para PE yang hendak memperoleh informasi atas
posisi dan pergerakan dana investor secara online.
Pemilihan terhadap mitra Payment Bank dan Bank Pengelolaan Dana Investor
memberikan keamanan dan kenyamanan baik bagi PE sebagai pemakai jasa KSEI
dan Investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Rusdianti Salim,
Senior Manager Unit Cash Management PT Bank Central Asia Tbk
Zubi Mahrofi,Wartawan Pasar Modal
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR UNTUK KEMAJUAN PASAR MODALLayanan Jasa secara elektronik yang diimplementasikan oleh KSEI sudah sangat mendukung penyelesaian transaksi Efek. Selain itu, inisiatifinisiatif yang dilakukan KSEI dalam mendukung dan mengembangkan infrastruktur pasar modal sa ngat membantu pemakai jasa dan investor, salah satunya Fasilitas AKSes yang sudah terintegrasi dengan ATM Perbankan.
Diharapkan, kedepannya pengembangan infrastruktur terus dilakukan, khu susnya dalam hal memberikan ke mudah an berinvestasi. Kerja sama de ngan perbankan juga diperluas dan di per banyak.
Stabilitas sistem penyelesaian transaksi juga terus ditingkatkan sehingga mampu memenangkan persaingan ketika terjadi integrasi pasar Asean (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015.
Primus Dorimulu, Pemimpin Redaksi Majalah Investor
BERPERAN MEMBERIKAN RASA AMANSaya mengikuti perkembangan KSEI sejak masih bernama KDEI. Saat ini KSEI mencatat perkem bangan yang pesat terutama dalam perannya memberi keamanan dan kenyamanan bagi investor.
Sudah banyak kontribusi yang dilakukan KSEI untuk pengembangan pasar modal. Yang terutama saya catat adalah keberadaan Fasilitas AKSes yang membuat investor merasa le bih aman untuk bertransaksi di pasar modal.
Saya berharap, pendistribusian kartu AKSes bisa lebih dipermudah dan dapat langsung dikirimkan oleh KSEI kepada investor. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi lebih gencar kepada investor dan masyarakat umum agar peran dan fungsi KSEI di pasar modal lebih dikenal.
Ardian Taufik Gesuri, Pemimpin Redaksi Kontan
KEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN PERBANKANKSEI sudah memberikan layanan yang bermanfaat bagi investor serta mendukung bisnis pelaku industri pasar modal. Yang patut diapresiasi adalah upaya KSEI untuk terus memperbaiki kualitas layanan yang mendorong kelancaran dan kemudahan bertransaksi di pasar modal, layanan data yang akurat dan real time, serta langkah pengamanan dana investor.
KSEI memiliki modal produk layanan yang sa ngat bagus berupa Fasilitas AKSes, dimana jika dimanfaatkan secara maksimal dapat memberikan manfaat yang berarti bagi investor pasar modal. Masyarakat yang belum menjadi investor pasar modal pun perlu disosialisasi manfaat Fasilitas AKSes agar memahami fungsinya dan tertarik menjadi investor. Selain itu, KSEI tentu juga harus mengembangkan inisiatifinisiatif lain yang mendukung peningkatan layanan. KSEI juga perlu terus mengembangkan kerja sama dengan bankbank (terutama yang besar) agar investor makin mudah memantau secara online saldo Efek dan dananya.
Fokuss Edisi Khusus 25
[Husin Hartono, PT Bank Permata Tbk]
[Dian Fitri Fadhila]
[Bambang Indiarto]
[Franciscus Welirang]
Selamat Ulang TahUn KSEI
Selamat dan sukses KSEI yang ke-17. Esok adalah masa depan, maka harus terus dilanjutkan inisiatif-inisiatif untuk mengembangkan pasar modal Indonesia. Salam sukses selalu!!
[Zubi Mahrofi, Wartawan Pasar Modal]
Selamat Ulang Tahun KSEI ke 17. Selamat berkarya untuk Bangsa dan Negara dalam membangun Pasar Modal Indonesia, menuju kesuksesan pada era Masyarakat Ekonomi Asean terbuka.
[Rusdianti Salim, PT Bank Central Asia Tbk]
Selamat Ulang Tahun KSEI ke 17 buat KSEI. Sukses selalu dan terus dapat memunculkan inisiasi-inisiasi baru untuk terus memajukan pasar modal Indonesia.
[Maya Tobing, PT BNI Persero Tbk]
[Ferry M. Robbani, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk]
[Ardian Taufik Gesuri, Pemimpin Redaksi Kontan]
Fokuss Edisi Khusus26
Pencapaian KSEI selama 17 tahun perjalanannya, tidak terlepas dari peran serta dan kerja keras para karyawan yang telah mengabdi di KSEI. Suka
duka dan pasang surut perusahaan, turut dirasakan para karyawan sebagai bagian dari keluarga besar KSEI.
Keluarga Besar di Sebuah Kapal Besar
Pada awalnya cukup surprise namun senang juga mengetahui ternyata banyak juga karyawan KSEI yang mempunyai bakat terpendam di bidang musik dan olah vokal, kesan yang didapat selama bekerja di KSEI, saya melihat bahwa KSEI memiliki SDM yang andal dalam bidang kerja masingmasing, memiliki lingkungan kerja yang baik. Bila dibandingkan pada awal masa kerja, saya melihat KSEI sudah sangat jauh berbeda dan berkembang baik dari sistem maupun infrastrukturnya.
Harapan kedepannya, saya berharap KSEI dapat lebih maju, lebih sukses dan lebih siap dalam menghadapi tantangan di era globalisasi dalam industri pasar modal sehingga KSEI dapat lebih “berbicara” dalam kancah regional maupun internasional.
Jujur saja, waktu tidak terasa bahwa diperusahaan ini saya telah mengabdikan diri selama 21 tahun. Banyak hal yang sangat berkesan yang telah saya lalui. Tali silaturahmi sesama karyawan terasa sangat baik dan ber jalan lancar terutama saat acara family gathering.
Harapan saya kedepan nya semoga KSEI lebih maju lagi di industri pasar modal.
Awalawal saya bekerja di KSEI, saya sangat grogi dan agak takut karena ini adalah pertama kalinya saya bekerja di sebuah perusahaan setelah lulus masa kuliah. Apalagi sebelumnya saya tidak mengenal siapapun di KSEI, jadi tempat ini benarbenar merupakan sesuatu yang baru bagi saya, baik dalam hal bidang pekerjaan ataupun lingkungannya. Setelah hampir tiga bulan saya bekerja di KSEI, saya dapat merasakan banyak menimba ilmu serta bimbingan yang sangat berarti dalam pekerjaan saya seharihari.
Harapan saya untuk KSEI kedepannya adalah dapat meningkatkan pembelajaran bagi karyawan barunya dan dapat tetap menjaga kebersamaan diantara karyawannya.
Farah Shafira Effendi
Karyawan ...baru
Novian Harry Wibowo
Komunitas ...musik Bagi komunitas musik, saya berharap semoga KSEI dapat memberikan wadah untuk menampung bakat seni dan talenta karyawan serta lebih fokus memberi dukungan, mengingat saat ini bidang musik juga sudah dilombakan dalam kegiatan pasar modal seperti pasar modal mencari bakat, karaoke, band, dll.
Eko Supriyatno
Karyawan ...lama
Selama bekerja di KSEI banyak sekali filosofi dan etos kerja yang saya pelajari, dimana perusahaan membentuk saya menjadi individu yang lebih bertanggungjawab dan memiliki integritas kuat. Di KSEI saya banyak belajar mengenai keinginan melayani dari hati, komunikasi efektif, menumbuhkan rasa nyaman dalam bekerjasama serta saling mendukung saat menghadapi tantangantan tangan dalam pekerjaan.
Tantangan baru yang selalu ada tiap hari membuat saya semakin bersema ngat. Lingkungan kerja yang hangat juga membuat harihari kerja menjadi lebih menyenangkan. Hal yang membuat saya bersemangat untuk tetap bekerja di KSEI adalah motivasi dan dedikasi dari semua orang untuk saling mendukung agar KSEI menjadi Kustodian sentral yang berdaya saing di tingkat regional dan turut berperan aktif mendukung terwujudnya pasar modal Indonesia yang berdaya saing global.
...ima Telepon Terusss
Muhammad Frantau Baskara
Fokuss Edisi Khusus 27
"KSEI 17th Anniversary Appreciation Night"
Fakta Seputar Karyawan KSEI
l Dua dari tiga karyawan yang bekerja di KSEI mengalami peningkatan berat badan pada periode 3 bulan pertama bekerja.
l Beberapa karyawan KSEI ada yang memiliki bakat terpendam di bidang menyanyi, bermain musik, memasak hingga sebagai wirausaha.
l Di ulang tahunnya yang ke17, KSEI mencatatkan sebanyak 39 orang dari total 93 karyawan yang memiliki masa kerja lebih dari 17 tahun. Artinya me reka telah bekerja bahkan sebelum KSEI didirikan (dahulu bernama KDEI).
l Selain didominasi kar yawan pria, KSEI juga didominasi oleh karyawan yang berusia 'matang'.
Karyawan dengan masa kerja 20 tahun
Karyawan dengan masa kerja 15 tahun
Karyawan dengan masa kerja 10 tahun
Fokuss Edisi Khusus28
STATISTIK
2007200620052004200320022001 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Meningkat 400%
Total AsetPeriode 2001 - 2014
Jumlah EfekPeriode 2001 - 2014
154,84281,16
454,49528,97
781,052007
2006
2005
20042003
20022001
2000
2008
2009
2010
2011
20122013
2014 3.198,042.626,35
2.762,222.286,18
2.044,551.276,43
757,621.298,25
106,77
[dalam triliun Rupiah]
765815
885
1.0041.112
1.1751.249
339
493584
652 674 682749
Sejak tahun 2001, total aset yang tercatat di C-BEST secara keseluruhan mengalami
2008 yang turun 42% dari tahun sebelumnya, akibat pengaruh badai keuangan di pasar modal secara global.
Total Aset Terus MeningkatRata-ratatumbuh
35%
Berawal dari sekitar 300 jumlah Efek yang tercatat di tahun 2001, kini jumlah Efek yang tersimpan di KSEI tumbuh lebih dari 400%. Semakin beragamnya jenis Efek di pasar modal Indonesia diimbangi KSEI dengan menyediakan layanan berbagai jenis penyimpanan Efek. Jenis Efek yang tersimpan di KSEI didominasi oleh jenis Efek saham.
Rata-rata tumbuh
11%
Fokuss Edisi Khusus 29
2007200620052004200320022001 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
2012 2013 2014
2012 2013 2014
Terus Meningkat Sejak Tahun 2001
Jumlah Single Investor (SID) yang efektif
diimplementasikan sejak tahun 2012, naik 29,58% dibandingkan jumlah saat ini. SID digunakan menjadi acuan jumlah investor
serta basis bagi beberapa pengembangan infrastruktur di
pasar modal
Jumlah Investor Naik
Jumlah investor yang telah memanfaatkan Fasilitas AKSes melalui login rata-rata 13% dari total. Peningkatan jumlah login
diupayakan KSEI melalui berbagai kegiatan sosialisasi
untuk menyampaikan pentingnya pemanfaatkan Fasilitas AKSes.
Upayakan KenaikanLogin
Total Sub Rekening Efek Periode 2001 - 2014
Jumlah SID (Periode 2012 - 2014)
Aktivitas Login SID(Periode 2012 - 2014)
215.025
142.485111.423
92.63174.194
58.67745.067
302.447
375.239
321.521356.651 359.333
408.045
466.250
281.256320.506 364.465
36.19542.473
45.825
Jumlah Sub Rekening Efek yang tersimpan di KSEI meningkat rata-rata 21% pada tahun 2001 hingga sekarang. Peningkatan jumlah Sub Rekening Efek paling besar dicatatkan pada tahun 2007 dimana kondisi perekonomian saat itu cukup baik dan kondusif sehingga menjadi daya tarik bagi investor.
Rata-ratatumbuh
21%
Rata-rata tumbuh
14%
Rata-rata tumbuh
13%
Fokuss Edisi Khusus30
1. 10 November 2000. MoU KSEI - CDP. Penanda ta ngan an Memoran dum of Un-derstanding an tara KSEI dan The Central Depository (Pte) Limited (CDP)–Singapore untuk persiapan implementasi Cross Border Settlement.
2. 11 Mei 2001. HP IT Award. KSEI meraih Hewlett Packard IT Achievement Award yang diberikan oleh HP Royale Center atas proyek pembangunan sistem scripless.
3. Juli 2002. Penandatanganan Nota Kese paham an an tara Ditjen Pajak RI dengan SRO. Tujuan penandata ngan an adalah untuk melakukan inventarisasi dan evaluasi masalah perpajakan yang timbul dalam peye leng garaan per dagang an Efek, kliring dan penjamin an, serta penyimpanan dan penyelesaian Efek.
4. 10 Maret 2003. Pindah Kantor. Syukuran perpindahan kantor KSEI ke Gedung Bursa Efek Jakarta.
5. 14 Januari 2008. Peluncuran logo baru KSEI sebagai identitas perusa-haan. Logo baru merupakan penyesuaian atas logo KSEI sebelumnya yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan layanan jasa yang telah memasuki era scripless, serta tujuan yang ingin dicapai di masa mendatang.
6. 4 April 2008. Implementasi Fasilitas Pre-matching over the Counter tran-saction. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja proses penyelesaian transaksi dan mengurangi aktivitas pre-matching yang dilakukan secara manual serta dapat mengatasi penundaan proses penye lesaian transaksi yang ada saat ini.
7. 6 September 2008. Menjadi Anggota SWIFT. KSEI resmi menjadi anggota The Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) aktif sebagai
bentuk komitmen KSEI untuk memberikan layanan terbaik bagi Pemakai Jasa serta dalam rangka menerapkan suatu standar inter nasional mengenai format data dan jaringan komunikasi serta menunjang aktivitas Pemakai Jasa. Aktivasi SWIFT memungkinkan KSEI untuk berkomu nikasi dengan Pemegang Rekening peng guna SWIFT lainnya sehingga menunjang aktivitas Pemakai Jasa.
8. 12 Februari 2009. Layanan Jasa Pe-nyimpanan dan Penyelesaian Tran-saksi KIK EBA. KSEI mulai melakukan penyimpanan atas instrumen Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIKEBA) yang diperdagangkan melalui PT Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, penerbitan dan penyelesaian transaksi EBA dapat dilakukan secara elektronik sehingga dapat menciptakan efisiensi bagi penerbit dan pelaku pasar.
RANGKAIAN KEGIATAN KSEI
9. 26 Februari 2009. Layanan Jasa Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi Sukuk Ritel. KSEI melakukan penyimpanan dan penyelesaian transaksi Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) sebagai diversifikasi instrumen untuk memperluas basis investor individu yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan RI. Sukuk Ritel ini diterbitkan berdasarkan akad Ijarah yang bisa dikatakan sebagai perjanjian Sale and Lease Back (Jual dan Sewa kembali).
10. 23 Maret 2009. Penandatanganan MOU KSEI dan TSD. KSEI dan Thailand Securities Depository Co., Ltd menandatangani Memorandum of Understan-ding yang menandai dimulainya kerjasama antar Central Securities Depository dalam rangka meningkatkan layanan jasa depository dan settlement dengan standar internasional.
1997 - 2007
2009
20122011
2014
1
8
15
22 23 24 25
9
16 18
10 11
2 3 4
17
Fokuss Edisi Khusus 31
11. 18 Juni 2009. Implementasi Fasili-tas AKSes KSEI. KSEI menyediakan Fasilitas Investor Area sebagai sarana bagi investor untuk mengetahui dan memonitor posisi atau mutasi Efek miliknya dalam Sub Rekening Efek yang disimpan di KSEI. Pada Desember 2009, fasilitas ini menggunakan nama baru, yaitu Fasilitas AKSes.
12. 12 November 2009. Penandatanga-nan MOU KSEI dan JASDEC. KSEI dan Japan Securities Depository Center, Inc melakukan penandatanganan Memo-randum of Understanding yang menandai kerja sama saling memberikan manfaat dalam meningkatkan kemajuan pasar modal di kedua negara.
13. 24 Juni 2010. Peluncuran Kartu AKSes Desain Baru. KSEI meluncurkan penamaan baru Fasilitas AKSes menjadi Kartu AKSes (rebranding) dengan desain baru. Acara peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan Konferensi Pers yang mengawali pelaksanaan rangkaian sosialiasi Kartu AKSes kepada ma syarakat secara terpadu dan komprehensif.
14. 3 Maret 2011. Penandatanganan Per janjian Kerja Sama Pemisahan Rekening Dana Nasabah. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pemisahan Rekening Dana Nasabah di The Ritz Carlton, Jakarta dengan 4 (empat) Bank Pembayaran yaitu: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan
PT Bank Permata Tbk untuk mewujudkan implementasi pemisahan rekening dana investor pasar modal Indonesia.
15. 7 Juli 2011. Penunjukan Bank Pem-bayaran. KSEI resmi menunjuk 5 (lima) bank yang akan bertindak sebagai Bank Pembayaran untuk pe riode 20112015, yaitu PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang mendukung layanan KSEI terkait aktivitas dana di pasar modal Indonesia.
16. 10 Januari 2012. Peluncuran Apli-kasi AKSes Mobile. Konperensi Pers peluncuran aplikasi AKSes Mobile yang me rupakan pengembangan Fasilitas AKSes yang diluncurkan KSEI sejak 18 Juni 2009. Konperensi Pers dilakukan di 3 (tiga) kota yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan, De ngan AKSes Mo-bile, kini investor bisa login ke website AKSes de ngan menggunakan perangkat pintar (smart devices).
17. 1 Februari 2012. Implementasi Sing-le investor identification (SID). Mulai diberlakukannya implementasi Single Investor Identification (SID) dan pemisahan Rekening Dana Nasabah (RDN) atau dikenal dengan istilah fund separation. Tujuan dari SID dan RDN adalah untuk meningkatkan keamanan serta kenyamanan nasabah dalam berinvestasi dan bertransaksi di pasar modal dan sebagai perlindungan investor.
18. 20 Maret 2012. Penandatanganan MOU KSEI dan KSD. KSEI dan Korea Securities Depository menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Auditorium Galeri BEI. Pada kesempatan ini diselenggarakan juga workshop tentang pasar modal Korea Selatan dengan topik Korean Deposi-tory Receipt dan Securities Lending and Borrowing (SLB).
19. 8 Mei 2013. Penandatanganan MoU KSEI dan CDSI. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KSEI dengan Central Securities Depository of Iran (CSDI) mengenai kerja sama bilateral jangka panjang pengembangan industri jasa keuangan, teknis, infrastruktur dan peningkatan efisiensi sistem penyimpanan dan penyelesaian.
20. 18 Juni 2013. Penandatanganan Perjanjian KSEI - BSM. KSEI melakukan penandatanganan perjanjian Administrasi Pemisahan RDN Syariah dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Penandatanganan tersebut menjadikan BSM resmi sebagai bank yang dapat memberikan layanan jasa administrasi RDN Syariah.
21. 19 Desember 2013. Penandata-ngan an MoU KPEI, KSEI dan KSD. Penan datanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KPEI dan KSEI dengan Korea Securities Depository (KSD) di Main Hall BEI tentang Pengembangan Pinjam Meminjam Efek (PME)
Bilateral dan Transaksi Repurchase Agree ment (REPO).
22. Februari 2014. Co-Branding Fasilitas AKSes. Langkah awal KSEI memulai sinergi industri pasar modal dengan perbankan sebagai upaya untuk meningkatkan pendalaman pasar melalui kerja sama pengembangan infrastruktur pasar modal melalui Co-Branding Fasilitas AKSes dengan layanan e- chan-nel perbankan.
23. 25 Agustus 2014. Penandatanganan Per janjian dengan Ditjen. Dukca-pil. Kerja sama KSEI dengan Ditjen. Kependu dukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, untuk mel akukan proses pengkinian data investor berbasis data KTP elektronik dalam upaya untuk meningkatkan akurasi database investor di pasar modal.
24. 22 September 2014. Pengembang-an Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu. Dimulainya pengembangan infrastruktur Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu untuk Reksa Dana, yang dapat mendukung potensi pertumbuhan industri Reksa Dana di masa mendatang.
25. Oktober 2014. Pengembangan C-BEST next-G. Pengembangan sistem CBEST generasi baru (CBEST Next-G) sebagai persiapan dan antisipasi atas peningkatan jumlah investor, aktivitas transaksi, serta likuidasi pasar.
2013
2010 2011
2008
19 20 21
12 13 14
5 6 7
Fokuss Edisi Khusus32
Bung AKSes adalah gambaran investor yang aktif melakukan monitoring portofolio investasinya
di pasar modal melalui Fasilitas AKSes yang disediakan KSEI.
BUNG AKSES12/09
Hallo ...Nama Saya
Bung AKSes
Top Related