Download - Berat Kering & Dialisis

Transcript

arti penting berat kering

Orang dengan ginjal sehat rata- rata mengeluarkan urin sampai 7 kali per hari. Lain halnya dengan penderita gagal ginjal terminal yang hanya dapat memproduksi sedikit urin atau bahkan tidak sama sekali karena ginjal tidak dapat lagi membuang limbah sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh penderita mengalami pembengkakan karena penumpukan cairan, sesak nafas dan bertambahnya berat badan. Terapi hemodialisa bertugas menyaring darah dan membuang kelebihan cairan serta mengembalikan tubuh kepada berat kering.Apa itu berat kering ?Berat kering adalah berat tubuh tanpa adanya kelebihan cairan yang menumpuk diantara dua terapi dialysis. Berat kering ini dapat disamakan dengan berat badan orang dengan ginjal sehat setelah buang air kecil. Berat kering adalah berat terendah yang dapat ditoleransi oleh pasien saat terapi dialysis tanpa menyebabkan timbulnya gejala turunnya tekanan darah, kram atau gejala lainnya yang merupakan indikasi terlalu banyak cairan dibuang.Terapi dialysis tidak dapat membuang limbah cairan secara efektif melebihi apa yang dilakukan oleh ginjal sehat yang bekerja 24 jam sehari. Terapi dialysis dilakukan hanya 2 kali seminggu dengan rata rata tindakan 4 5 jam per tindakan. Tubuhlah yang harus menanggung limbah cairan dan racun sampai waktu terapi berikutnya. Pada sat waktu terapi dialysis dating, pasien dikembalikan lagi kepada berat tubuh kering yang idealnya berat dimana pasien merasa nyaman dan tidak merasa haus.Bagaimana berat kering ditentukan ?Berat kering ditentukan oleh dokter dengan mempertimbangkan masukan dari pasien. Dokter akan menentukan berat kering dengan mempertimbangkan kondisi pasien sebagai berikut : Tekanan darah normal Tidak adanya edema atau pembengkakan Tidak adanya indikasi kelebihan cairan saat pemeriksaan paru paru. Tidak ada indikasi sesak nafas.Bagaimana menentukan jumlah asupan cairan (fluid gain) yang diperbolehkan?Jumlah asupan cairan ditentukan oleh penambahan berat badan diantara 2 waktu terapi. Itulah sebabnya mengapa pasien dialysis melakukan timbang badan sebelum memulai terapi. Jumlah asupan cairan yang diperkenankan diantara 2 waktu terapi tidak boleh lebih dari 5 % berat badan kering. Terlalu banyak asupan cairan diantara dua waktu terapi akan menyebabkan sulit bagi pasien dialysis untuk mencapai target berat keringnya dan akan menimbulkan ketidaknyamanan pada saat terapi dialysis dilakukan.Apa yang terjadi apabila terlalu banyak cairan dibuang saat dialysis ?Apabila terlalu banyak cairan dibuang pada saat dialysis, pasien dapat mengalami gejala gejala sebagai berikut: Kehausan Mulut kering Keram Mual Menggigil Detak jantung meningkatBagaimana jumlah asupan cairan (fluid gain) mempengaruhi dialysis?Kelebihan jumlah asupan cairan dari yang diperbolehkan atau dinamakan fluid overload akan berakibat kondisi berikut :

Penambahan berat

Naiknya tekanan darah

Bengkak di kaki, muka, sekitar mata , yang disebut edema

Sesak nafas, akibat adanya cairan dalam paru paru

Problem pada jantung, dintaranya pelemahan otot jantung dan pembesaran jantung.Apabila pasien mengalami overload, maka lebih banyak cairan yang harus dibuang. Namun tetap ada batasan mengenai jumlah asupan cairan yang diperkenankan untuk dibuang selama terapi dialysis. Pasien dapat mengalami hal hal yang tidak mengenakkan selama proses terapi dialysis. Turunnya tekanan darah secara mendadak yang biasanya terjadi pada akhir terapi, mual, lemah adalah kondisi yang dapat dialami oleh pasien akibat pasien tidak terbiasa terlalu banyak cairan dibuang dari tubuh. Pasien ada juga yang mengalami keram otot atau merasa pusing dan lemah setelah selesai terapi. Disisi lain apabila kelebihan cairan tersebut tidak dibuang pasien akan dalam kondisi overload yang akan mempersulit terapi berikutnya. Kebanyakan kasus pasien hemodialysis harus dibawa ke rumah sakit karena pasien kelebihan cairan (fluid overload) yang menyebabkan sesak nafas. Atas intruksi dokter terapi tambahan terkadang diperlukan untuk membuang kelebihan cairan tersebut.Apa dampak jangka panjang kondisi overload pada pasien dialysis ?Organ yang harus menanggung akibat dari kondisi overload adalah jantung dan paru paru pasien. Apabila kondisi tersebut terus berulang setiap kali akan memperberat kerja jantung dan dalam jangka panjang akan menimbulkan masalah serius pada jantung pasien.Bagaimana pasien dapat menghindari overload ?Hal utama yang harus dilakukan oleh pasien adalah keikhlasan dalam menerima kondisinya saat ini. Dari pengalaman berinteraksi dengan pasien akan lebih mudah bagi pasien untuk menerapkan disiplin diri apabila telah ada keikhlasan untuk menerima penyakitnya dan keinginan yang kuat dalam diri sendiri untuk menikmati hidup secara optimal.Mengikuti anjuran diet dialysis dari ahli gizi adalah bagian penting selanjutnya. Beberapa jenis makanan dapat dikategorikan sebagai asupan cairan dikarenakan kandungan cairan yang ada di dalam makanan tersebut. Beberapa petunjuk berikut ini akan membantu pasien dalam mengendalikan jumlah asupan cairan, yaitu : Hindari garam dan makanan yang terlalu asin karena dapat menyebabkan haus Minum sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan oleh ahli gizi. Batasi asupan makanan yang mengandung cairan, atau makanan yang cair pada temperatur ruangan. Ukurlah asupan makanan secara akurat. Gunakan timbangan makanan, ukurlah kapasitas sendok maupun gelas untuk mengukur asupan yang bersifat padat maupun cair. Monitor penambahan berat badan setiap hari dengan timbangan. Buat catatan harian asupan makanan dan minnuman sehari hari.Melakukan diet dialysis memang tidak mudah. Untuk itu sangat dianjurkan pasien untuk terus berkonsultasi dengan ahli gizi dan juga melakukan diskusi dengan sesama pasien yang dapat memberikan tips bagaimana membatasi asupan cairan sehari hari tanpa meninggalkan kenyamanan. Sebagai contoh apabila keinginan untuk minum sangat kuat, beberapa pasien menganjurkan untuk menyikat gigi atau menggunakan spray penyegar muka yang banyak dijual di toko.(http://www.ygdi.org/_kidneydiseases.php?view=detail&kat=dialisis1&id=24)

mengetahui adekuasi dialysis

Pasien yang menjalani terapi dialisis, baik hemodialisis maupun peritoneal dialysis, biasanya akan merasakan kondisi yang lebih baik setelah proses terapi berakhir. Untuk memastikan apakah proses terapi mencapai hasil yang diharapkan (adequate dialysis), tim medis akan melakukan penghitungan URR atau Kt/V, dimana untuk itu pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan kadar ureum sebelum dan sesudah terapi dialysis.Apa itu URR ?Urea Reduction Ratio (URR) adalah salah satu cara untuk mengukur adekuasi dialisis, yaitu berapa banyak jumlah racun yang dibuang saat proses hemodialisis. Untuk setiap proses hemodialisa paling sedikit harus dapat mengurangi kadar ureum (blood urea nitrogen atau BUN) sebesar 65 %. Cara menghitung URR adalah 100x(1-(ureum post/ureum pre)). Sebagai contoh apabila sebelum terapi nilai BUN adalah 80 mg/dl, setelah terapi nilai BUN yang sebaiknya berada pada level 28 mg/dl atau kurang dari itu.Apa itu Kt/V ?Kt/V seperti juga URR merupakan salah satu cara mengukur kualitas dialisis. Nilai Kt/V yang direkomendasikan adalah minimal 1.2Formula dari Kt/V adalah : K (clearence) dikalikan dengan t (time) dan dibagi V (volume), dimanaK = clearence, adalah jumlah ureum yang dapat di buang oleh dialyzer (liter/menit)T time, adalah durasi terapi (menit)V volume, adalah jumlah cairan dalam tubuh (liter)Sebagai contoh apabila pasien mempunyai 50 liter cairan dalam tubuh dan dialyzer dengan clearence 0.25 L/min, untuk mendapatkan Kt/V 1.2, pasien membutuhkan 240 menit (4 jam) tindakan dialisis.Banyak faktor mempengaruhi adekuasi dialysis, antara lain jenis dan ukuran dialyzer yang tepat untuk pasien, kecepatan darah yang melalui membran dialyzer, heparinisasi dan lain lain. Apabila ditemukan terapi dialyisis pasien tidak adekuat, tim medis biasanya akan mengevaluasi serta beberapa perubahan yang diperlukan hingga adekuasi dialysis dapat dicapai.