BEKERJA DI RUANG PRAKTIK MIKROOBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
OLEH :
NAMA : AYU MAULIDA PUTRI
NIM : H1E107001
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
ASISTEN : DESY FITRIYANI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
OKTOBER, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri,
protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi
kita akan mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasadrenik antaralain tentang
dimana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan
kelompok organisme lainnya, pengendaliannya dan peranannya dalam kesehatan
serta kesejahteraan kita (Pelczar dan Chan, 2005).
Mikroorganisme terbagi menjadi dua, ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan. Untuk mikroorganisme yang menguntungkan sangat membantu dalam
kegiatan manusia, sedangkan yang merugikan bisa menyebabkan penyakit bagi
manusia. Salah satu pemanfaatannya pada bidang makanan.
Dengan semakin banyaknya penggunaan mikroorganisme untuk kepentingan
manusia, cabang ilmu mikrobiologi semakin lebih jauh digali. Untuk mengetahui
suatu fungsi dari mikroorganisme, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian
terhadap suatu mikroorganisme biasanya dilakukan pada laboratorium khusus
mikrobiologi yang dilakukan dalam kondisi steril, sehingga diperoleh hasil yang
maksimal (Hadioetomo, 1993).
Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam percobaan, pada saat
percobaan praktikan diharuskan mengetahui peraturan pada saat praktikum. Selain
dapat memperoleh hasil yang maksimal, hal itu juga dapat menghindari terjadinya
kecelakaan praktek. Karena itulah pengenalan alat-alat harus sudah diketahui dan
dimengerti oleh praktikan. Hal ini mengingat akan banyaknya alat-alat tersebut,
selain juga dapat mengakibatkan hasil yang kurang maksimal (Underwood, 1998).
Dengan mengetahui prosedur dalam pengenalan alat dan tata cara bekerja dalam
laboratorium tentu hal ini akan memberikan hasil yang optimal bagi percobaan yang
dilakukan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa prinsip-
prinsip berpraktikum, alat/bahan, serta cara penggunaaan dan pemeliharaan yang
baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bekerja di laboratorium mikrobiologi sebelumnya harus mengetahui prinsip-
prinsip penggunaan dan pemeliharaan alat serta fungsinya dengan demikian dalam
pelaksanaannya dapat terhindar dari kerusakan alat, kesalahan-kesalahan dalam
prosedur kerja, dan diperoleh hasil yang baik serta tidak terkontaminasi oleh bahan
lain (Penn, 1991).
Setiap laboratorium memiliki peralatan standard keselamatan. Diantaranya
peralatan untuk memadamkan kebakaran, pencuci mata, safety shower, dan peralatan
lain yang berfungsi untuk keselamatan. Hal ini perlu diketahui dan dipelajari agar
ketika melakukan pekerjaan atau percobaan dalam ruang praktikum tiba-tiba terjadi
kecelakaan maka akan mudah diatasi dengan alat keselamatan tersebut.
Laboratorium mikrobiologi juga demikian, harus memiliki peralatan
keselamatan. Sejak adanya potensi mikroorganisme pathogen mengenai manusia,
maka setiap orang yang bekerja dalam ruang laboratorium mikrobiologi harus
mengenakan pakaian pengaman (jas laboratorium). Jas laboratorium ini tidak boleh
dikenakan di luar laboratorium. Mengenakan sarung tangan di dalam laboratorium
mikrobiologi tidak terlalu diperlukan, hal ini dikarenakan kulit kita memiliki
kemampuan untuk melawan mikroorganisme tersebut. Sarung tangan hanya dipakai
ketika hendak menangani kultur atau biakan mikroba. Permukaan meja harus
diterilkan dengan desinfektan sebelum dan sesudah menggunakannya. Tata cara
tentang bagaimana cara untuk mensterilkannya harus diketahui dan dipelajari terlebih
dahulu (Duncan, 2005).
Mencuci tangan adalah cara yang paling mudah dan efektif dalam
menghindari atau mencegah terjadinya transmisi mikroba. Dengan menggunakan
sabun anti bakteri maka akan memberikan perlindungan pada tangan, khususnya
secara mekanik sabun tersebut berfungsi untuk menghilangkan kuman yang ada
(Duncan, 2005).
Selain dengan pengenalan terlebih dahulu terhadap peraturan dan cara
perlakuan yang umum, untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam
percobaan, seorang praktikan juga harus memperhatikan keadaan alat-alat yang akan
digunakan agar berada dalam keadaan yang baik dan steril. Apalagi semua peralatan
laboratorium dibuat dengan ketelitian yang sangat tinggi, sehingga tidak semua jenis
peralatan dari berbagai pembuat dapat digunakan (Subroto, 2000).
Mikroskop merupakan salah satu alat utama yang dipergunakan di dalam
praktikum mikrobiologi. Berdasarkan sumber pencahayaannya (iluminasi) yang
dipergunakan ada dua kelompok utama mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan
mikroskop electron. Mikroskop cahaya menggunakan system lensa dan sinar panjang
gelombang tertentu. Tergolong ke dalam jenis mikroskop ini adalah mikroskop
medan terang, medan gelap, kontras fase, dan pendar flour. Mikroskop electron
menggunakan electron sebagai sumber iluminasinya. Termasuk dalam mikroskop ini
yaitu mikroskop electron transmisi (TEM) dan electron scanning mikroskop ( SEM).
Selain mikroskop, alat-alat di ruang mikrobiologi juga mencakup seperti
peralatan di laboratorium kimia. Alat-alat tabung reaksi, buret, labu ukur, pipet dan
lain-lain. Penguasaan alat dan fungsinya diharapkan mampu menciptakan kerja yang
optimal (Rohman, 2002).
Bekerja di ruang laboratorium mikrobiologi sebelumnya harus mengetahui
prinsip-prinsip penggunakan dan pemeliharaan alat serta fungsi. Dengan demikian
dalam pelaksanaannya dapat terhindar dari kerusakan alat, kesalahan-kesalahan
dalam prosedur kerja, dan diperoleh hasil yang baik, tidak terkontaminasi oleh bahan
lain (Arifin, 1991).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 September 2009
bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Unlam Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah waterbath, Erlenmeyer,
gelas ukur, cawan Petri, seeker, hot plate stirrer, mikroskop elektrik, incubator,
destilator, refrigerator incubator, laminar flow cabinet, vortex mixer, lampu spiritus,
incubator laminar, pipet volumetric, neraca analitik, otoklaf, oven, sentrifuse, colony
counter, spectronic 20 D, pipet ependorf, buret, jarum ose, haemocytometer, tabung
durham, tabung reaksi.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini :
1. Diamati alat-alat laboratorium tersebut
2. Digambar alat – alat tersebut
3. Dicatat kegunaan dari masing-masing alat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Table 1. Hasil PraktikumNo Nama Alat Gambar Fungsi1 Waterbath Mempertahankan suhu air
2 Erlenmeyer Mentitrasi larutan
3 Gelas Ukur Mengeluarkan sejumlah
volume cairan secara tidak
tepat
4 Cawan Petri Media untuk menumbuhkan
mikroba
5 Shaker Penghomogenan larutan
dengan menggunakan
erlenmeyer
6 Hot Plate Stearer Memanaskan dan
menghomogenkan larutan
7 Mikroskop Elektrik Mengamati mikroorganisme
8 Inkubator Untuk inkubasi mikroba
9 Destilator Untuk mendistilasi air
10 Refrigerator
Inkubator
Mempertahankan suhu
udara 4o C
11 Laminar Flow
Cabinet
Tempat steril untuk
pembuatan mikroba
12 Vortex Mixer Digunakan dalam proses
penghomogenan
sample/larutan
13 Lampu Spiritus Untuk sterilisasi dengan
insinerasi, dan membuat
kondisi di sekitarnya steril.
14 Inkubator Laminer Menjaga biakan mikroba
pada suhu dingin, biasa
digunakan setelah laminar.
15 Pipet Volumetrik Meneteskan cairan dengan
volume tertentu.
16 Neraca Analitik Menimbang bahan secara
teliti
17 Otoklaf Sterilisasi dengan uap
bertekanan tinggi
18 Oven Digunakan dalam sterilisasi
kering
19 Sentrifuse Digunakan untuk
memisahkan larutan
20 Colony Counter Merupakan ruang hitung
yang digunakan dalam
menghitung jumlah koloni,
dengan satuan (Cfu/ml)
21 Spectronic 20 D Digunakan dalam
penghitungan mikrobia
berdasarkan kekeruhan atau
turbidimetri.
22 Pipet Ependop Untuk memipet larutan dan
biasanya digunakan
bersama-sama dengan pipet
volumetrik
23 Buret Untuk mengeluarkan atau
memindahkan berbagai
volume cairan secara tepat.
24 Jarum Ose Mengambil biakan atau
menginokulasi mikroba.
25 Haemocytometer Digunakan dalam penentuan
kepadatan sel mikroba
(sel/ml) dan dapat
digunakan dalam penentuan
laju pertumbuhan sel
mikrobia.
26 Tabung Durham Untuk mengetahui ada
tidaknya kehidupan dalam
mikroorganisme.
27 Tabung Reaksi untuk mereaksikan larutan,
sebagai media pertumbuhan
mikroorganisme
4.2 Pembahasan
Dari percobaan satu tentang bekerja di ruang praktik mikrobiologi dapat
diketahui bahwa terdapat beberapa cara bagaimana bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi yang benar. Diantaranya adalah praktikan dilarang untuk terlalu banyak
mengobrol. Hal ini dikarenakan agar tidak mengontaminasi mikroba atau
mikroorganisme yang dijadikan sebagai obyek percobaan. Selain itu pula praktikan
diwajibkan mengenakan jas lab, sebagai syarat utama dalam memasuki ruang
laboratorium mikrobiologi. Pengetahuan alat serta bagaimana fungsinya juga menjadi
faktor penting dalam membantu praktikan untuk bekerja di laboratorium
mikrobiologi. Sebab dengan mengetahui fungsi dari masing-masing alat maka
praktikan tidak akan kesulitan dalam menentukan alat apa yang akan praktikan
gunakan dalam melakukan percobaan di dalam laboratorium mikrobiologi.
Selain untuk memudahkan praktikan dalam bekerja, pengetahuan akan alat
dan bagaimana fungsinya juga mengurangi faktor lain yang mungkin terjadi seperti
kerusakan alat. Pemeliharaan dan penggunaan alat dengan benar juga menjadi
permasalahan yang harus diketahui oleh praktikan guna menghindari terjadinya hal-
hal yang tidak di inginkan.
Terdapat beberapa alat yang sering digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
Alat-alat tersebut memiliki fungsi masing-masing. Peralatan gelas seperti tabung
reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, buret, tabung durham. Kegunaan dari masing-masing
alat tersebut berbeda-beda. Untuk tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk
mereaksikan larutan, selain itu juga bisa digunakan sebagai media pertumbuhan
mikroorganisme. Erlenmeyer dapat digunakan sebagai tempat dari zat-zat yang
dititrasi, kadang bisa juga digunakan untuk memanaskan larutan. Untuk gelas ukur
memiliki fungsi mengeluarkan sejumlah volume cairan secara tidak tepat, terdapat
dalam berbagai ukuran mulai dari 5 ml hingga 2 L. Peralatan gelas yang digunakan
untuk mengeluarkan atau memindahkan berbagai volume cairan secara tepat adalah
buret. Sekarang ini buret banyak memakai atau menggunakan keran plastic yang data
digunakan untuk pelarut-pelarut tidak berair dan tidak akan rusak, walaupun lama
berhubungan dengan larutan alkali. Sedangkan tabung durham memiliki fungsi untuk
mengetahui ada tidaknya kehidupan dalam mikroorganisme. Biasanya tabung
durham dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi kultur mikroba secara
terbalik. Dilihat apakah terdapat gas atau tidak. Ada tidaknya gas ini menunjukkan
ada tidaknya pula kehidupan mikroorganisme di dalamnya.
Sentrifuse adalah alat yang digunakan untuk memisahkan larutan. Alat ini
mengambil konsep gaya sentrifugal dalam pengggunaannya untuk memisahkan
larutan. Destilator adalah alat yang digunakan untuk mendistilasi air. Untuk membuat
aquadest digunakan pula alat ini.
Praktikum mikrobiologi menentukan bahan-bahan yang akan digunakan.
Berapa banyaknya bahan yang digunakan sangat mempengaruhi hasil akhir yang
akan di buat. Untuk mencegah kesalahan maka keakuratan dalam penghitungan
bahan sangatlah penting. Digunakan lah neraca analitik untuk menimbang bahan
secara tepat dan teliti.
Sterilisasi alat dan bahan dalam praktikum mikrobiologi sangatlah penting,
hal ini agar hasil yang didapatkan akan optimal atau tidak terkontaminasi oleh
lingkungan. Oleh karena itu terdapat pula beberapa peralatan yang dapat digunakan
untuk mensterilisasi alat atau bahan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
Peralatan tersebut antara lain otoklaf, oven, dan lampu spiritus. Otoklaf merupakan
jenis sterilisasi dengan uap air bertekanan. Dimana biasanya digunakan tekanan
sebesar 1 atm dengan suhu sekitar 121oC dan waktu 15 menit. Waktu 15 menit
tersebut dihitung setelah jarum yang menunjukkan tekanan tepat berada pada posisi
di tengah. Untuk menempatkan posisinya di tengah tinggal diatur bagaimana suhunya
agar sesuai. Oven sendiri digunakan dalam sterilisasi kering. Bersifat kurang efisien
karena memakn waktu yang cukup lama. Temperatur yang biasa digunakan sebesar
170-180oC. Sangat cocok untuk sterilisasi alat atau bahan yang tidak boleh basah
waktu sterilisasi, akan tetapi tidak rusak pada pemanasan. Untuk lampu spiritus
sendiri merupakan salah satu contoh sterilisasi dengan pemijaran sesuai dengan
fungsinya untuk sterilisasi dengan insinerasi, dan membuat kondisi di sekitarnya
steril. Dalam menggunakan lampu spiritus sebagai alat untuk sterilisasi hendaknya
saat melakukan sterilisasi berada di belakang lampu spiritus. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kontaminasi dari mikroorganisme yang terdapat pada alat yang
disterilisasi. Sehingga sebelum mencapai tubuh, mikroorganisme tersebut lebih dulu
terbakar oleh api yang berasal dari lampu spiritus tadi.
Peralatan lain juga tidak kalah penting, seperti waterbath atau penangas air
yang biasa dipergunakan untuk mempertahankan suhu air pada posisi tertentu selama
selang waktu tertentu. Cawan Petri (petridish) yang digunakan sebagai media untuk
menumbuhkan mikroba. Cawan Petri terdapat beraneka macam, tergantung kegunaan
dan ukurannya.
Alat yang dapat digunakan untuk menghomogenkan larrutan adalah seeker
dan vortex mixer. Perbedaannya hanyalah pada seeker untuk penghomogenan dengan
menggunakan Erlenmeyer, sedangkan vortex mixer digunakan untuk
penghomogenan larutan dengan menggunkan tabung reaksi. Selain itu pula terdapat
juga alat yang bisa digunakan untuk memanaskan larutan sekaligus untuk
menghomogenkan larutan. Alat tersebut adalah hot plate stirer. Dibantu dengan
magnetic stirer dalam proses penghomogeannya.
Dalam laboratorium mikrobiologi, terdapat sebuah ruangan khusus untuk
pembuatan media atau kultur mikroba. Ruang tersebut adalah ruang isolasi. Di dalam
ruangan ini terdapat laminary flow cabinet, yang digunakan untuk mengisolasi
mikroba yang ingin dibiakkan setelah sebelumnya disinari dengan sinar UV.
Biasanya setelah dari laminar flow cabinet, mikroba tersebut dimasukkan ke dalam
incubator laminar. Dimana fungsi dari incubator laminar ini adalah untuk menjaga
biakan mikroba pada suhu dingin. Untuk memindahkan biakan mikroba dari satu
tabung reaksi ke media lainnya digunakan pipet volumetric. Dimana pipet volumetric
ini berfungsi meneteskan cairan dengan volume tertentu. Selain itu juga untuk
mengurangi ketidak akuratan volume yang dipindahkan diatasi dengan pipet
ependorf yang biasa digunakan dengan pipet tip. Berfungsi untuk mengambil cairan
dengan volume yang tepat.
Mikroba merupakan makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat
dengan mata telanjang. Untuk mengamati prilaku mikroorganisme/mikroba tersebut
digunakan mikroskop elektrik. Mikroskop ini memiliki beberapa kali pebesaran,
tergantung dari kebutuhan. Mikroorganisme biasanya hidup membentuk koloni-
koloni mikroba. Untuk menghitung koloni mikroba ini digunakan sebuah alat yang
disebut colony counter. Satuan dalam penghitungan koloni mikroba ini adalah
Cfu/ml. untuk melakukan penghitungan atau pengamatan mikroba ini diperlukan
suatu alat untuk mengambil sample mikroba. Alat tersebut adalah jarum ose. Jarum
ose digunakan untuk mengambil biakan atau menginokulasi mikroba. Dengan
menggunakan jarum ose selain menjaga agar tidak terkontaminasi juga menjaga agar
biakan tidak rusak.
Alat-alat lain seperti hemocytometer juga dapat digunakan dalam penentuan
kepadatan sel mikroba (sel/ml), dan dalam penentuan laju pertumbuhan sel mikrobia.
Spectronic 20 D adalah alat yang juga digunakan dalam penghitungan mikroba
berdasarkan kekeruhan atau turbidimetri.
Untuk menginkubasi mikroba selama waktu, suhu tertentu, dan suhunya
dipertahankan tetap maka digunakan incubator. Untuk menjaga biakan mikroba atau
peralatan dengan suhu yang dingin sekitar 4oC digunakan refrigerator incubator.
Dalam praktikum ini banyak digunakan peralatan yang terbuat dari gelas. Hal
ini dikarenakan gelas memiliki titik lebur yang tinggi selain itu gelas mudah untuk
disterilisasi, baik menggunakan sterilisasi panas, uap air bertekanan, atau pemijaran.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Prinsip – prinsip dalam berpraktikum antara lain adalah bekerja dengan hati –
hati dan teliti, menggunakan perlengkapan dasar dalam bekerja di
laboratorium seperti jas lab, laboratorium yang akan digunakan harus siap
pakai.
2. Alat atau bahan yang biasa digunakan dalam laboratorium mikrobiologi
antara lain adalah waterbath, erlenmeyer, gelas ukur, cawan Petri, seeker, hot
plate stirrer, mikroskop elektrik, incubator, destilator, refrigerator incubator,
laminar flow cabinet, vortex mixer, lampu spiritus, incubator laminar, pipet
volumetric, neraca analitik, otoklaf, oven, sentrifuse, colony counter,
spectronic 20 D, pipet ependorf, buret, jarum ose, haemocytometer, tabung
durham, tabung reaksi.
3. Cara penggunaan dan pemeliharaan alat yang baik dengan mengetahui
bagaimana prinsip kerja alat sebelum digunakan, selain itu sebelum memakai
peralatan itu harus dilihat dan diperiksa apakah alat tersebut terdapat cacat
atau kurang bersih. Dalam pemeliharaannya peralatan tersebut harus
diperlakukan dengan hati-hati, sehabis digunakan langsung dibersihkan dan di
simpan di tempat yang aman.
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum praktikan harus mengetahui tentang tata cara di
ruang laboratorium dan bagaimana bekerja dengan baik di laboratorium. Selain itu
pula dalam menggunakan alat haruslah dengan hati-hati, teliti, tidak banyak bicara
dan mengetahui dengan baik fungsi alat yang digunakan. Hal ini agar hasil yang
didapatkan maksimal dan mengurangi kontaminasi dalam laboratorium mikrobiologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1991. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Laboratorium Dasar Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru
Day, R. A. Jr and A. L. Underwood. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Edisi revisi,
terjemahan R. Soendoro, dkk. Erlangga : Jakarta
Duncan, Frances. 2005. Applied Microbiology laboratory Manual.
http :// itech.pjc.edu/fduncan/mcb1000/labmanual.pdf
diakses tanggal 5 Oktober 2009
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Pelczar, Michael J. Jr dan Chan .E.C.S. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Universitas Indonesia-Press : Jakarta.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University Press.
Philadelphia
Rohman, T. 2002. Seminar Pembekalan Penanganan Alat-Alat Gelas serta
Instrumentasi Kimia. FK UNLAM. Banjarbaru.
Subroto, Joko. 2000. Alat-Alat Laboratorium. Cv. Aneka.
.
Top Related