Kerusakan jaringan dan sekuelenya akibat ketidakseimbangan antara tekanan udara rongga udara fisiologis dalam tubuh dg tekanan di sekitarnya.
Berdasarkan patogenesisnya :1.Barotrauma waktu turun (descent
barotrauma).bila terjadi kegagalan equalisasi (menyamakan tekanan) waktu penyelam turun.
2.Barotrauma waktu naik (ascent barotrauma).Bila terjadi kegagalan equalisasi (menyamakan tekanan) waktu penyelam naik.
Berdasarkan organ yg terkena :1.Barotrauma telinga2.Barotrauma wajah3.Barotrauma kulit4.Barotrauma kepala dan badan5.Barotrauma intestinal6.Barotrauma sinus7.Barotrauma gigi8.Barotrauma paru
Barotrauma telinga waktu turun›Barotrauma auris eksterna›Barotrauma auris media›Barotrauma auris interna
Barotrauma telinga waktu naik
BAROTRAUMA TELINGA WAKTU TURUN
Bila terdapat perbedaan tekanan air & udara dlm rongga kanalis akustikus eksternus +/- 150 mmHg atau lbh yaitu sedalam 1,5-2 m.
Etiologi :Tertutupnya auris eksterna akibat serumen/corpus alienum, ear plug, dan tight fitting hood dari pakaian selam.
Gejala :Nyeri tdk terlalu hebat, dan perdarahan telinga.
Pemeriksaan :Ptechiae, perdarahan subkutan, kongesti pembuluh darah pd membran timpani.
Pengobatan :Mengusahakan kanalis akustikus eksternus tetap kering, boleh dibersihkan dg larutan H2O2, telinga dibersihkan hati2, dan tdk menyelam sampai membaik.
• Patogenesis :Waktu menyelam, air masuk ke kanalis eksterna
Ada sumbatan di kanalis eksternaTekanan bertambah
Udara terperangkap di dalamKegagalan equilisasi
Kolaps kanalis eksternaKongesti dan perdarahan membran timpani
• Pencegahan :• Menjaga kebersihan kanalis akustikus eksterna• Jgn mengunakan menutup telinga/kepala yg
tdk ada lubangnya di daerah telinga waktu menyelam.
• Etiologi : sumbatan tuba eustachius akibat kongesti mukosa akibat ISPA, otitis media, obstruksi mekanis (polip), dan variasi individual tuba eustachius.
• Gejala : nyeri bervariasi intensitasnya, dijumpai darah sekitar hidung/mulut akibat perdarahan cavum timpani yg terdorong, perasaan buntu/tuli konduksi ringan.
• Derajat (dg px. Otoskop) :› 0 = hanya keluhan, tanpa gejala pd membran timpani
› 1 = injeksi dan perdarahan sedikit pd membran timpani
› 2 = perdarahan sedang pd membran timpani
› 3 = perdarahan yg luas pd membran timpani
› 4 = membran timpani biru gelap karena ada darah dlm cavum timpani
› 5 = perforasi membran timpani dan perdarahan bebas dari kavum timpani
• Pengobatan :Istirahat cukup, dilarang menyelam/manuver valsava, dekongestan/anti histamin PO/ lewat hidung, dan antibiotik bila perdarahan atau perforasi membran timpani.
• Pencegahan :• Px. otoskop sblm menyelam dg pasien
melakukan manuver• Tidak menyelam bila ada gg. fungsi hidung• Selama menyelam, berhenti dan
mengurangi kedalaman bila nyeri telinga. Bila ttp nyeri, penyelaman dihentikan.• Lakukan prosedur manuver valsava di
permukaan
• Patogenesis :Ada sumbatan di tuba
Terjadi pembengkakan & perdarahanPerdarahan ke dlm rongga akan mengimbangi
tekanan luarMembran timpani menonjol ke dlm karena
tekanan negative dlm kavumJika di teruskan, terjadi rumptur membran
timpani
• Prognosis :• Derajat 0-4 : 2-7 hari bisa sembuh• Derajat 5 : 1-3 bulan bisa sembuh
• Komplikasi dari barotrauma auris media waktu turun karena manuver valsava yg terlalu dipaksakan.
• Gejala : perasaan buntu/rasa penuh, tuli sensoris, tinitus, dan gejala gangguan vestibuler (vertigo, ataxia, disorientasi).
• Patogenesis :Menyelam menyebabkan tekanan auris interna
meningkatMembran timpani terdorong ke cavum timpani
Menekan perilymphMembrana foramen rotundum terdorong ke luarJika manuver dg keras, tekanan cavum semakin
meningkat cpt, membran timpani kembali ke posisi normal dg cpt, stapes tertarik keluar, dan
membrana foramen rotundum terdorong ke dalam
Aliran balik perilymph tdk secepat perubahan tekanan yg terjadi
Ruptur membrana foramen rotundumBocornya perilymph
• Pengobatan :• Operasi rekonstruksi mikroskopis membrana foramen rotundum yg ruptur.• Pengobatan simptomatik• Dilarang menyelam dan manuver valsava
• Pencegahan :• Dilarang menyelam bila meneuver valsava di permukaan sudah menimbulkan vertigo.• Bila merasa vertigo saat turun, jgn diteruskan turun sampai ke dasar.
BAROTRAUMA TELINGA WAKTU NAIK
• Sering menyerang penyelam yg menderita sakit kepala ringan sblm menyelam.
• Patofisiologi :Saat naik, terjadi pengembangan udara dlm
cavum timpaniUdara disalurkan ke nasofaring lwt tuba Eustachius
Bila tuba ada sumbatanUdara yg mengembang akan terperangkap
Meningkatkan tekanan dlm cavum timpani• Gejala :
Rasa adanya penekanan, sakit telinga, transient vertigo, gangguan pendengaran, tinitus
• Pemeriksaan :Injeksi dari membran timpani, dan perdarahan sampai ruptur.
• Pengobatan :Dekongestan, antiobiotik bila perlu, dan dilarang menyelam sampai pendengaran/fungsi vestibuler normal.
• Pencegahan :Bila timbul gejala saat naik, penyelam harus berhenti dulu dan turun lagi sedikit sampai gejala tsb menghilang.
• Etiologi : memakai masker• Patogenesis :
Pakai maskerTerbentuk rongga berisi udara di wajah
Kegagalan equalisasi udara dari hidung
Wajah akan tertarik ke dlm rongga• Gejala : pembengkakan jaringan
wajah khususnya dibawah mata, hemorrhagi conjungtiva, bisa disertai protusi mata.
• Pengobatan : simptomatik, kompres air dingin di bagian wajah yg edema atau perdarahan, dilarang menyelam sementara.
• Pencegahan : jika terdapat tekanan pd masker, maka udara harus dihembuskan dari hidung ke dlm masker.
• Etiologi : memakai dry/ wet suit yg tdk cocok, dan terdapat rongga udara antara kulit dan pakaian.
• Gejala : timbul garis2 hiperemis sesuai lipatan pakaian yg membentuk rongga udara.
• Prognosis : bisa sembuh dlm beberapa hari.
• Patogenesis :Terdapat rongga antara kulit dan
pakaianPd saat turun
Tekanan udara dlm rongga jadi negative thd tekanan sekelilingnya
Kulit terhisap pd rongga udaraGaris2 hiperemis dan bengkak2 pd
kulit
• Etiologi : penyelam yg menggunakan helmet keras pd alat selam strandard, turun terlalu cepat atau kegagalan untuk memberi volume gas yg cukup.
• Gejala :• Kepala/mata yg jadi besar• Dispnea dan rasa tertekan pd dada• Edema pd tungkai• Hemorrhagi dari kulit wajah, konjungtiva,
leher, bahu• Perdarahan paru, saluran cerna, hidung, sinus,
telinga, otak, jantung, dan mukosa sal. napas.
• Patogenesis :Turun terlalu cepat/ kegagalan
memberi volume gas yg cukup
Pakaian selam dan isinya akan tertekan ke arah helmet
• Etiologi :• Akar gigi yg terinfeksi/ di sekelilingnya
terjadi ruangan berisi udara.• Adanya karies menyebabkan rongga dlm
gigi• Gejala : nyeri hebat pada gigi• Pengobatan : analgetik dan reparasi gigi.• Pencegahan : pemeriksaan rutin gigi dan
rontgen, dilarang menyelam setelah mencabut/operasi gigi.
• Patogenesis :*Gigi yg infeksi atau sekitar tambalan
Menimbulkan rongga udara kecilWaktu turun
Rongga terisi jaringan lunak/gusi/darahWaktu naik
Rongga udara yg terjebak akan menggembung lagi tapi dibatasi o/ darahRasa nyeri yg hebat
*Caries gigi dg lapisan cement yg tipisBila tekanan bertambah
Dinding yg tipis tertekan atau udara yg terperangkap mengembang
Gigi dpt pecah
• F. predisposisi : penyelam pemula dg valsava disertai menelan udara, dan sebelum menyelam minum yg mengandung karbonat.
• Gejala : gas keluar dari mulut dan anus, rasa tdk enak pd perut, rasa mulas, muntah.
• Pengobatan : menurunkan kecepatan waktu naik, rekompresi, melepas ikat pinggang/pakaian yg rusak.
• Patogenesis :Udara dlm jumlah banyak tertelan
Waktu kembali ke permukaanGas2 mengembang di dlm usus
• Pencegahan :• Naik secara perlahan atau berhenti
sebelum naik lagi• Turun lbh dalam sedikit mengurangi
rasa tdk enak di perut• Menghindari makan porsi besar atau
minuman bersoda 4-6 jam• Saat turun, dlm posisi berdiri
• Etiologi : sinusitis, rhinitis, polip, lipatan jaringan yg berlebihan, lendir yg mengering, salesma.
• Gejala : sakit/ tertekan sekitar sinus yg terganggu, perdarahan, lendir dari hidung/mulut.
• Pemeriksaan : radiologis posisi PA, lateral dan submento vertikalpenebalan mukosa + kesuraman dlm sinus, fluids level.
• Pengobatan : dekongestan nasal, analgetik, antibiotik bila perlu, kadang perlu drainase.
• Patogenesis :Terdapat sumbatan di sinus
Udara pernafasan dari hidung dan tenggorokan tdk dpt masuk ke dlm ruangan u/ mengimbangi
tekanan jaringanKegagalan equalisasi
Tekanan jadi negative dlm sinusPembengkakak dan perdarahan jaringan
Lendir&darah menempati ronggga u/ menyamakan tekanan
Waktu naik, udara masuk ke sinusLendir&darah dikeluarkan paksa
• Pencegahan : dilarang menyelam saat ISPA, sinusitis/rhinitis, jgn turun terlalu cepat, periksa hidung, sinus, dan mulut sblm menyelam.
• Patogenesis :Adanya sumbatan
Mekanisme katub satu arahSaat turun, udara masuk sinus dg lancar
Saat naik, udara keluar tergangguTerjadi peningkatan tekanan
Kerusakan jaringan• Gejala : rasa penuh/nyeri daerah sinus saat
naik, epistaksis.• Pengobatan : tidak perlu pengobatan khusus.• Pencegahan : kecepatan naik ke permukaan
tidak blh terlalu tinggi.
• Gejala : rasa nyeri dada, eksudasi ringan, jika berat batuk, sesak, hemoptisis.
• Pengobatan : Oksigen 100% melalui masker dan intermitten positif pressure inhabitation therapy, mencegahan infeksi, general suportive care, bila ada perdarahan/eksudasi beratbronkodilator dan gravitational drainage.
• Pencegahan : hindari penyelaman melebihi 30 meter, penyelam dg scuba harus memiliki katup searah yg sesuai dg pipa penyalur suplai udara dari permukaan.
• Patogenesis :Penyelam tanpa alat (breath hold diving) yg
dalamUdara dlm paru terus tertekan
Reaksi pelebaran PD paru (pulmonary venous bed dilatation) u/ menggantian sebagian
tempat ydara agar vol. paru mengecilDaya pelebaran PD mencapai ambang batas,
maka paru akan pecahKerusakan PD dan perembesan cairan lwt
membran alveoli dari kapiler &jaringan ke dlm alveoli
Alveoli terisi darahDinding dada kolaps
• Etiologi : naik ke permukaan terlalu cepat, paniklupa ekshalasi, menghisap air tdk sengajabronkospasme, obstruksi sal.napas (asma, tumor),dan elastisitas paru kurang.
• Patogenesis :Penyelam menghirup gas dlm air
Waktu naik, terjadi penurunan tekanan air&gasTerjadi equalisasi dg menghembuskan gas waktu
naikJika gas tdk cukup byk di venitutionParu tdk akan terlalu mengembang
pecah
Top Related