Pertarungan Gundam Hongli vs Bandai Posted by ceritadian under hoby
Leave a Comment
Sekitar setahun lalu saya mendapatkan dua buah
kotak mainan. Kotak bergambar robot dengan tulisan Jepang yang berisi part-part model kit robot
yang belum dirakit. Mainan itu ternyata adalah Gundam. Awalnya saya kurang tertarik dengan
Gundam ini. Saya melihatnya sebagai mainan anak-anak biasa.
Ternyata saya salah. Gundam bukanlah mainan anak-anak. Robot-robotan ini justru disarankan
dimainkan oleh anak remaja dan dewasa. Karena perakitan Gundam sangat rumit dan mustahil
dilakukan anak kecil pada umumnya.
Setelah merakit Gundam, saya mulai merasakan ketertarikan dengan robot asal Jepang ini. Lalu
saya mulai menggemari dan mengoleksinya. Belakangan saya juga menemukan banyak fakta menarik
soal robot-robotan ini.
Sebelum kita membahas lebih lanjut soal Gundam,
marilah kita tengok sejenak sejarah Gundam yang saya himpun dari berbagai sumber. Gundam
berawal dari seri anime atau film kartun Jepang dengan judul sama. Di sana digambarkan Gundam
sebagai robot raksasa yang dikendalikan menjadi semacam pakaian perang atau pesawat tempur tapi
bentuknya robot.
Mobil Suite Gundam atau yang lebih dikenal dengan sebutan “First Gundam” adalah serial anime
mecha yang dibuat oleh Yoshiyuki Tomino serta Hajime Yatake dan diproduksi oleh Sunrise Inc.. Di
Jepangnya sendiri, serial ini pertama kali dirilis pada tanggal 7 April 1979 hingga 26 Januari 1980,
sepanjang 43 episode. Jadi sudah cukup tua rupanya Gundam ini.
Serial ini kemudian disunting ulang untuk ditayangkan di teater dan akhirnya dibagi menjadi tiga
buah film pada tahun 1981. Yang menjadi desainer karakter serial ini adalah Yoshikazu Yasuhiko,
sementara desainer mecha-nya adalah Kunio Okawara, termasuk untuk robot utamanya, RX-78-2
Gundam.
Awalnya serial Gundam tidaklah popular seperti sekarang. Bahkan Gundam sempat diberhentikan
tayangannya di televisi sebelum serial ini selesai. Serial yang pada awalnya memiliki 52 episode
dipotong hingga menjadi hanya 39 episode saja oleh para sponsor serial, termasuk oleh para
pembuat mainan serial ini. Akan tetapi, para staf akhirnya bisa bernegosiasi dengan mereka dan
mendapatkan satu bulan tambahan, sehingga serial ini tamat pada episode 43.
Kemudian Bandai, yang belakangan terkenal sebagai pembuat model kit utama Gundam, menerima
lisensi terhadap pembuatan serial ini, banyak hal yang berubah secara signifikan. Bandai
memperkenalkan beberapa model Gundam milik mereka, popularitas serial Gundam pun mulai
merangsek naik. Model kit Gundam buatan Bandai pun laris terjual. Serialnya pun banyak dicari dan
ditonton.
Model kit ini pun menyebar dan dikenal di mana-mana. Seolah bukan penggemar toys atau mainan
jika tak kenal Gundam. Uniknya, gundam ini bukan robot langsung jadi, seperti model kit lainnya,
kita harus merakit dulu dari bagian-bagian kecil.
Semakin tinggi gradenya, semakin rumit dan lama merakitnya, dan semakin detail tampilannya. Di
gundam ada banyak grade, misalnya High Grade (HG), Master Grade (MG), dan puncaknya adalah
Perfect Grade (PG). Saya sempat berfikir, mengapa di Jepang suka sekali dibuat mainan rakitan atau
model kit. Selain Gundam ada juga Tamiya baik mobil-mobilan balap maupun miniatur otomotif yang
juga perlu dirakit.
Mungkin karena ini lah, anak-anak Jepang jadi kreatif. Sebab
untuk mendapatkan sebuah robot dia harus merakitnya dahulu. Berbeda dengan mainan boneka
super hero asal Amerika yang langsung jadi. Si pengoleksi hanya butuh uang saja lalu dapat
bonekanya. Beda dengan Gundam yang juga butuh “kerja” untuk merakitnya, baru setelah itu dapat
robotnya.
Intinya Gundam adalah mainan yang mendidik. Namun sayangnya, di Indonesia Gundam tidak bisa
dinikmati banyak orang. Sebab harga Gundam buatan Jepang atau Bandai ternyata relatif mahal.
Sebagai contoh Gundam PG harganya lebih dari satu juta. Tentu hanya anak orang kaya saja yang
bisa menjangkaunya. Karena itu tak salah jika kemudian ada yang menilai Gundam adalah mainan
elit milik orang berduit.
Namun penilaian itu perlahan memudar dengan munculnya Gundam buatan Hongli. Hongli adalah
produsen Gundam asal Cina. Gundam Hongli kemudian menggebrak pasar model kit. Faktornya
sangat mudah ditebak. Seperti umumnya produk Cina, Hongli menawarkan harga yang lebih murah.
Harga Hongli separuh lebih murahnya dari harga Bandai. Sebagai contoh Gundam dengan level MG
buatan Bandai dibandrol rata-rata Rp600ribu, sedangkan Gundam yang sama buatan Hongli cuma
Rp200 ribuan. Ditambah lagi secara kualitas Gundam Hongli tak kalah bagus. Perbandingannya
mungkin 90% dari Gundam Bandai. Sekilas hanya bungkusnya saja yang membedakan Hongli dengan
Bandai. Entah apa yang membuat Hongli lebih murah, apakah karena tidak membayar lisensi
sebagaimana produk KW Cina lainnya, saya tidak tahu pasti.
Maka di forum-forum jual beli model kit, Gundam Hongli makin berjaya dan dicari penggemar
Gundam. Bandai mulai mendapat tantangan, Bandai mulai terdesak di pasaran. Seolah kemudian
terjadi pertarungan antara Gundam Hongli dan Bandai, Cina dan Jepang. Kabarnya Bandai akan
menuntut Hongli yang diduga membajak produk mereka. Namun meski dikampanyekan sebagai
produk bajakan atau pirates, nyatanya produk Hongli masih eksis dan berjaya di pasaran.
Pertarungan Gundam Hongli dan Bandai ini mengingatkan saya pada Cina ASEAN Free Trade Area
(CAFTA). Perdagangan bebas Cina ASEAN memang telah membuka kran masuknya produk-produk
Cina secara masif ke Negara ASEAN termasuk Indonesia.
Saat CAFTA dibuka banyak pihak, utamanya produsen, yang gentar. Maklum, produk Cina memang
dikenal sangat murah dengan kualitas yang tak kalah baik. Produk-produk Cina ini lah yang membuat
ekonomi negara tersebut kuat dan maju. Cina juga menjadi kiblat baru ekonomi global.
Kehadiran Gundam Hongli seolah memperkuat kesan itu. Memperkuat citra bahwa produk Cina tidak
bisa diremehken. Bahkan Bandai yang menciptakan model kit Gundam mulai keteteran. Produk Cina
seolah horror bagi produsen-produsen negara-negara lain.
Tapi bagi konsumen, apalagi pembeli kecil seperti saya, justru produk Cina banyak membantu. Kita
jadi banyak alternativ. Dengan produk Cina, yang tidak berduit pun bisa menikmati hal yang selama
ini hanya bisa dinikmati mereka yang berpunya saja.
bandai
Ada spirit pemerataan di sana, entah disadari atau tidak. Apakah ini semangat komunisme yang
dijalankan Cina dengan bungkus kapitalisme yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa? Ah saya tidak
tahu, yang penting saya dan penggemar Gundam lainnya dapat Gundam murah.
Top Related