Rhematoid arthritis a.k.a REMATIK merupakan suatu penyakit autoimun kronis dengan gejala
nyeri, kekakuan, gangguan pergerakan, erosi sendi dan berbagai gejala inflamasi lainnya.
Penyakit yang 75 % diderita oleh kaum hawa ini bisa menyerang semua sendi, namun sebagian
besar menyerang sendi-sendi jari (proximal interphalangeal dan metacarpophalangeal) . Semua
orang beresiko terserang rheumatoid arthritis, namun resiko ini akan meningkat drastis pada usia
30 sampai 50 tahun, terutama pada wanita.
Dengan tingkat prevalensi 1 sampai 2 % di seluruh dunia, prevalensi meningkat sampai hampir 5
% pada wanita diatas usia 50 tahun. Berdasarkan data diatas bisa diambil kesimpulan bahwa
Rheumatoid arthritis akan menjadi penyakit yang akan banyak ditemui di masyarakat.
Patofisiologi
Membran syinovial pada pasien rheumatoid arthritis mengalami hiperplasia, peningkatan
vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus inflamasi, terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini
sangat berperan dalam respon immun. Pada penelitian terbaru di bidang genetik, rheumatoid
arthritis sangat berhubungan dengan major-histocompatibility-complex class II antigen
HLA-DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari molekul HLA class II adalah untuk
mempresentasikan antigenic peptide kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa
rheumatoid arthritis disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi. Antigen ini
bisa berupa antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen. Baru-baru
ini sejumlah antigen endogen telah teridentifikasi, seperti citrullinated protein dan human
cartilage glycoprotein 39.
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan syinovial
fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-α untuk mensekresikan
matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11
melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan interleukin-17.
Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α merupakan kunci terjadinya inflamasi pada
rheumatoid arthritis.
Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung dan ikatan
dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi immunoglobulin meliputi
rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis
rheumatoid arthritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar rheumatoid
faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui pembentukan immun kompleks.aktifasi
CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini
menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi
angiogenesis sehingga terjadi peninkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial
penderita rheumatoid arthritis.
PENANGANAN REHABILITASI MEDIK PENYAKIT REMATIK :
1. PENANGGULANGAN NYERI/RADANG :
a. AKUT : TERAPI DINGIN, ELEKTROTERAPI , TERAPI LASER,
b. KRONIK : TERAPI DINGIN, KOMPRES HANGAT, HYDROCOLATOR PACK , INFRA MERAH, KONTRAS BATH, ELEKTRO TERAPI, TERAPI
LASER, SWD, MWD, USD, AKUPUNTUR, MAGNETO TERAPI, HIDROTERAPI.
2. MENINGKATKAN LUAS GERAK SENDI (LGS): LATIHAN PEREGANGAN, TEHNIK MANIPULASI.
3. MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT : ELEKTRO STIMULASI, LATIHAN PENGUATAN.
4. MENINGKATKAN ENDURANCE OTOT : JALAN KAKI, JOGGING, SEPEDA STATIK, BERENANG, TREADMILL
5. MENCEGAH DEFORMITAS : PEMANASAN SEBELUM LATIHAN, PENDINGINAN SETELAH LATIHAN, TONGKAT KETIAK, TONGKAT,
WALKER, ORTESA/BRACE/SPLINT.
6. MENGURANGI KEKAKUAN SENDI : USD, PARAFIN BATH, LATIHAN LGS, LATIHAN PEREGANGAN.
7. MEDLINDINGI SENDI : SPLINT/BRACE/ORTESA, LATIHAN OKUPASI
8. MEMPERBAIKI KESEIMBANGAN : LATIHAN KESEIMBANGAN
9. MEMPERBAIKI POSTUR : LATIHAN POSTUR, LATIHAN BIOFEEDBACK
Rheumatoid arthritis (RA) adalah jenis arthritis kronis. Gejala awal RA meliputi kelelahan, nyeri sendi,
dan kekakuan. Gejala lain rheumatoid arthritis mungkin merasa seperti flu, dengan perasaan sakit, nyeri
otot, dan kehilangan nafsu makan. Penyebab rheumatoid arthritis tidak diketahui, walaupun mungkin ada
komponen genetik. Pengobatan awal arthritis, dapat efektif meningkatkan prognosis dan dapat membantu
mencegah kerusakan tulang sendi yang terkait dengan RA.
Diagnosa rheumatoid arthritis (RA), pada tahap awal, bisa sulit. Tidak ada tes tunggal yang dapat
dengan jelas mengidentifikasi rheumatoid arthritis. Sebaliknya, dokter mendiagnosis rheumatoid arthritis
berdasarkan faktor-faktor yang sangat terkait dengan penyakit ini. American College of
Rheumatology menggunakan daftar kriteria:
1. Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal satu jam.
2. Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan.
3. Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan, tangan, atau sendi jari.
4. Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh (arthritis simetris).
5. Rheumatoid nodul, benjolan pada kulit penderita rheumatoid arthritis. Nodul ini biasanya di titik-titik
tekanan dari tubuh, paling sering siku.
6. Jumlah faktor rematoid dalam darah abnormal.
7. X-ray tampak perubahan di tangan dan pergelangan tangan khas dari rheumatoid arthritis, dengan
kerusakan tulang di sekitar sendi yang terlibat.
Obat apa yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis?
NSAID
Sebagai bagian dari perawatan rheumatoid arthritis Anda, dokter Anda mungkin akan memberikan resep
obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini mengurangi rasa sakit dan inflamasi tetapi tidak
memperlambat kemajuan RA. Oleh karena itu, orang dengan RA sedang sampai parah seringkali
membutuhkan obat tambahan untuk mencegah kerusakan sendi lebih lanjut.
DMARDs
Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs) membantu memperlambat atau menghentikan
perkembangan RA. DMARD yang paling umum digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis adalah
metotreksat. DMARDs lainnya termasuk Arava, Azulfidine, Cytoxan, Imuran, Neoral, dan Plaquenil.
Biologis
Pengobatan yang terbaru dan paling efektif untuk rheumatoid arthritis adalah terapi biologis. Terapi
biologis secara genetik direkayasa protein. Mereka dirancang untuk menghambat komponen spesifik
sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran penting dalam peradangan, komponen kunci dalam
rheumatoid arthritis.
TNF blocker membantu mengurangi rasa sakit dan kerusakan sendi dengan memblokir sebuah protein
inflamasi disebut tumor necrosis factor (TNF). Ada beberapa bukti bahwa TNF blocker dapat menghentikan
perkembangan rheumatoid arthritis. Penelitian terbaru telah menunjukkan manfaat ketika mereka
menggabungkan dengan methotrexate. TNF blocker mencakup Enbrel, Humira, Remicade, Cimzia, dan
Simponi.
The American College of Rheumatology mengembangkan kriteria berikut untuk klasifikasi arthritis
reumatoid (AR), meliputi:
1. Kekakuan di pagi hari terjadi di dalam dan sekitar sendi dan berlangsung setidaknya 1 jam sebelum
perbaikan maksimal.
2. Artritis pada tiga atau lebih sendi : Sedikitnya 3 sendi secara simultan mempunyai pembengkakan
jaringan lunak yang diobservasi oleh seorang dokter. Terdapat 14 sendi pada interphalangeal kanan dan
kiri, metakarpofalangealis (MCP), pergelangan tangan, siku, lutut, pergelangan kaki, dan sendi
metatarsophalangeal (MTP).
3. Artritis pada sendi tangan: setidaknya satu sendi yang membengkak di pergelangan tangan, MCP,
atau sendi PIP.
4. Artritis simetris (keterlibatan sendi pada kedua sisi tubuh): bilateral keterlibatan PIPs, MCPs, dan MTPs
dapat diterima tanpa simetri yang mutlak.
5. Nodul reumatoid: nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor atau di daerah
juksta artikular.
6. Faktor rheumatoid serum positif: abnormal jumlah serum RF ditunjukkan dengan hasil positif kurang
dari 5% dari subyek kontrol sehat.
7. Perubahan radiografi khas RA pada foto tangan posisi posteroanterior dan radiografi pergelangan
tangan, terdapat erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokasi pada sendi atau daerah yang berdekatan
dengan sendi.
Pasien dikatakan menderita AR jika memenuhi sekurang kurangnya kriteria 1-4 selama minimal 6
minggu, dan dokter harus memperhatikan kriteria 2-5. Kriteria ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk
klasifikasi pasien, dan sering digunakan untuk tujuan penelitian. Pasien dengan AR sering ditemukan
dengan gejala konstitusional, seperti malaise, demam, kelelahan, penurunan berat badan, dan mialgia.
Pasien AR sering melaporkan kesulitan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (misalnya, rias, berdiri,
berjalan, kebersihan pribadi, dengan menggunakan tangan mereka). Sebagian kecil pasien dengan AR
(sekitar 10%) memiliki onset mendadak dengan perkembangan akut sinovitis dan manifestasi ekstra-
artikular. Remisi spontan jarang terjadi, terutama setelah 3-6 bulan pertama.
Top Related