perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN
PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister
pada Program Teknologi Pendidikan
Diajukan oleh:
SUMARTANA NIM. S810809226
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN
PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
Diajukan oleh:
SUMARTANA
NIM. S810809226
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001 NIP. –
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN TESIS
PENGARUH PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING
DENGAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK
PEKERJAAN PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN
DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR
(Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
Disusun oleh:
SUMARTANA NIM. S810809226
Telah disetujui oleh Tim Penguji Pada tanggal: 26 April 2011
Nama /NIP Jabatan Tanda tangan
Prof. Dr.SAMSI HARYANTO, M.Pd. Ketua
Dr. NUNUK SURYANI, M.Pd. Sekretaris
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. Anggota Penguji I
Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. Anggota Penguji II
Surakarta, 26 April 2011 Ketua Program Studi TP
Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. NIP. 19430712 197301 1 001
Mengetahui Direktur PPs
Prof. Drs. SURANTO, M.Sc., Ph.D. NIP. 19570820 198503 1 004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Kelebihan orang yang berilmu ke atas 'abid seperti kelebihan bulan malam
purnama dari bintang-bintang yang lain. Riwayat Abu Daud, At-Turmizi dll.
2. Saya belajar . . . . . . . .
Tidak ada yang instant atau serba cepat didunia ini
Semua membutuhkan proses dan pertumbuhan
Kecuali bila saya ingin sakit hati . . . .
3. Saya saya jadi tahu . . . . . . . .
Bahwa orang yang saya kira adalah jahat
Justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali
Serta orang yang begitu perhatian sama saya
Tesis ini kupersembahkan kepada:
Spesial istriku tercinta Dyah St. S.Pd.
beserta Anandyto Augusta Wicaksana dan
Aghitsna Aurrelia Winadya,
(terima kasiiiiiiiiih ...............
…………… atas semuanya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERNYATAAN
Nama : SUMARTANA
NIM : S810809226
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul: PENGARUH
PENDEKATAN PRODUCT BASED TRAINING DAN PENDEKATAN
COMPETENCY BASED TRAINING TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEKERJAAN
PERMESINAN DITINJAU DARI PENGUASAAN DALAM
MENGGUNAKAN ALAT UKUR (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen)
adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis
tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta, 26 April 2011
Yang membuat pernyataan,
Sumartana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Ucapan rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. M. SYAMSUL HADI, Sp.KJ(K) - Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Prof. Drs. SURANTO, M.Sc.,Ph.D. - Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. MULYOTO, M.Pd. - Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus
Pembimbing I.
4. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Prof. Dr. SRI JUTMINI, M.Pd. - Pembimbing II
6. Drs. SUBONO - Kepala SMK Negeri 2 Sragen
7. Drs. H. WAKHID HARYANTO, M.Pd. - Kepala SMK Muhammadiyah 2
Sragen
8. Rekan guru SMK Kab. Sragen, dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penyusunan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik atau saran dari pihak-pihak yang berkompeten. Semoga tesis
ini memberikan manfaat bagi pembaca. Amin.
Surakarta, 26 April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PENGESAHAN TESIS .................................................................................. iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....... vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………....... xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ABSTRAKSI ……………………………………………………………...... xiv
ABSTRACT ………………………………………………………………… xv
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………........ 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………... 5
C. Pembatasan Masalah ………………………………………...... 6
D. Perumusan Masalah …………………………………………... 6
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………... 7
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 8
BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………... 9
A. Kajian Teori …………………………………………………... 9
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan ……………..... 9
2. Pendekatan Pembelajaran Produktif ……………………..... 11
a. Pendekatan Berbasis Kompetensi ……………………… 12
b. Pendekatan Berbasis Produksi …………………………. 18
3. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur ……………… 20
4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan ………………………………………………… 21
5. Penelitian yang Relevan …………………………………… 25
B. Kerangka Pikir ………………………………………………... 26
1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Kompe-
tensi (Competency Based Training) dan Pendekatan Ber-
basis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan……………………………................................. 26
2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Mengguna-
kan Alat Ukur yang Tinggi dan yang Rendah terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan ……………………………………… 28
3. Pengaruh Interaksi antara Pendekatan Pembelajaran Praktik
dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerja-
an Permesinan ……………………………............................ 29
C. Pengajuan Hipotesis …………………………………………... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….. 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………… 31
1. Tempat Penelitian ………………………………………….. 31
2. Waktu Penelitian …………………………………………… 31
B. Metode Penelitian …………………………………………….. 32
1. Desain Penelitian ………………………………………….. 33
2. Definisi Operasional ………………………………………. 35
3. Prosedur Penelitian ………………………………………… 37
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel …………………… 42
1. Populasi ……………………………………………………. 42
2. Teknik Pengambilan Sampel ……………………………..... 42
D. Teknik Pengambilan Data …………………………................. 43
1. Instrumen Penelitian ………………………………………. 43
2. Uji Coba Instrumen Penelitian ……………………………. 46
E. Teknik Analisis Data …………………………………………. 52
1. Uji Prasyarat Analisis ……………………………………… 52
2. Uji Hipotesis ………………………………………………. 55
BAB IV. HASIL PENELITIAN …………………………………………… 58
A. Deskripsi Data ……………………………………………….. 58
1. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prak-
tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis
Produk (kelas eksperimen) ……………………………….. 58
2. Deskripsi Prestasi belajar Siswa pada Mata Pelajaran Prak-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
tik Pekerjaan Permesinan dengan Pendekatan Berbasis
Kompetensi (kelas kontrol) ……………………………….. 60
B. Uji Persyaratan Hipotesis ……………………………………... 63
1. Uji Normalitas …………………………………………….. 63
2. Uji Homogenitas ………………………………………….. 66
C. Pengujian Hipotesis ………………………………………….. 67
1. Pengujian Hipotesis Pertama ……………………………… 68
2. Pengujian Hipotesis Kedua ……………………………….. 69
3. Pengujian Hipotesis Ketiga ……………………………….. 69
4. Uji Lanjut Pasca Anava …………………………………… 70
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………… 73
E. Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 78
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN …………………… 80
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 80
B. Implikasi …………………………………………………….. 81
C. Saran ………………………………………………………… 83
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 85
LAMPIRAN ................................................................................................. 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian …………………………………… 32
Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis ……………………………… 33
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur Tinggi .......................................................................... 58
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur rendah ......................................................................... 60
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur Tinggi........................................................................... 61
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur rendah ………………………………………………. 62
Tabel 7. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan permesinan …………………………………... 63
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
(Nilai Tes Praktik) ........................................................................ 64
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ....................................... 67
Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Data ……………………………….... 68
Tabel 11. Ringkasan Rataan Masing-masing Sel ……………………….... 70
Tabel 12. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Schefee’ ……………………. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir penelitian ……………………………………… 30
Gambar 2. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi…..... 59
Gambar 3. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah ….. 60
Gambar 4. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi ……….. 61
Gambar 5. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah ………. 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende-
katan Berbasis Kompetensi …………………………………... 88
Lampiran 2. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis
Kompetensi …………………………………………………... 101
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Pende
katan Berbasis Produk ………………………………………. 122
Lampiran 4. Job Sheet Praktik dengan Pendekatan berbasis Produk ……… 132
Lampiran 5. Hasil Tryout, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Butir
Soal, dan Daya Beda Instrumen Menggunakan Alat Ukur ….. 137
Lampiran 6. Kisi-kisi dan Instrumen Menggunakan Alat Ukur Hasil Uji
Coba ………............................................................................ 145
Lampiran 7. Soal Tes Praktik ……………………………………………… 154
Lampiran 8. Nilai Kelas Kontrol, Eksperimen, dan Uji t …………………. 162
Lampiran 9. Hasil Tes Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
dan Penentuan Kelompok ……………………………………. 165
Lampiran 10. Hasil Tes Praktik/Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan ............................................... 169
Lampiran 11. Perolehan Nilai Praktik berdasarkan Penguasaan
dalam Menggunakan Alat Ukur ……………………………… 171
Lampiran 12. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian ………………………... 174
Lampiran 13. Uji F (Homogenitas Data) …………………………………… 186
Lampiran 14. Analisis Varians 2 Jalur ……………………………………… 187
Lampiran 15. Uji Lanjut Pasca Anava ……………………………………… 190
Lampiran 16. Tabel Nilai Kritis …………………………………………….. 191
Lampiran 17. Perijinan ……………………………………………………… 197
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAKSI
Sumartana, S.810809226. Pengaruh Pendekatan Product Based Training dan Pendekatan Competency Based Training terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur (Eksperimen di SMK Kabupaten Sragen), Tesis: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2011 Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (2) perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, (3), interaksi perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Metode penelitian adalah eksperimen, dengan populasi siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK se-Kabupaten Sragen. Sampel berjumlah 145 siswa kelas XII yang diambil secara cluster sampling, dengan 78 siswa dari SMK Muhammadiyah 2 Sragen sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan Pendekatan Berbasis Produk, dan 67 siswa dari SMK Negeri 2 Sragen sebagai kelompok kontrol yang menggunakan Pendekatan Berbasis Kompetensi. Teknik pengumpulan data melalui tes tertulis dan tes praktik. Tes tertulis untuk mengukur Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, dan tes praktik untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan, dilanjutkan uji scheffe’ dengan uji prasyarat analisis berupa uji normalitas dengan Lilliefors test dan homogenitas dengan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.
Kesimpulan hasil analisis data hasil penelitian: (1) terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, karena Fo > Ft (34,58 > 3,84), (2) terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan,karena Fo > Ft (20,30 > 3,84). (3) ada interaksi perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, karena Fo > Ft (6,24 > 3,84).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
Sumartana, S.810809226. The Effect of Product Based Training Approach and Competency Based Training Approach on the Students’ Achievement in Machinery Subject Viewed by Mastering Measurement Instruments. Post Graduate Program, Educational Technology Studies Program, Sebelas Maret University of Surakarta. April 2011
The objectives of this research are: (1). to find out the differences of the students’ achievement in implicating Product Based Training Approach and those who imply Competency Based Training on Machinery Subject; (2). to know the differences of the effect of the high competency and the low one in mastering measurement instrument on Machinery subject and; (3), to find out the differences interaction between Product Based Approach and Competency Based Product in mastering measurement instrument to the students’ achievement in Machinery subject. This research method is experimental method with the students of Machinery Program of all Vocational High School in Sragen as the population. The sample of the research were 145 students of the third year who are selected by cluster sampling, consist of 78 students of the third year of SMK Muhammadiyah 2 Sragen as an experiment group that apply the Product Based Training Approach, and 67 students of the third year of SMK Negeri 2 Sragen as a control group that apply the Competency Based Training Approach. The data were taken from written test and task job test. The written test is to measure the competency in mastering measurement task, and the task job test to measure the students’ achievement in Machinery subject. The data were analyzed by employing two-parts ANAVA, continued by scheffe’ analysis test and using prerequisite tests which form as normality test with Lilliefors test and homogeneity test with F-test on significant level α = 0,05.
The conclusions of the research show that: (1) there is a significant achievement difference in Machinery subject by applying Product Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach, because Fcount > Ftable (34,58 > 3,84), (2) there is a significant achievement difference in Machinery subject between the students who have the high competency students with the low ones in mastering measurement instrument, because Fcount > Ftable (20,30 > 3,84) and (3) there is significant influence of the students who applying Competency Based Training Approach and those who applying Competency Based Training Approach with the students competency in mastering measurement instrument on their achievement in Machinery subject viewed by mastering the measurement instrument,because Fcount > Ftable (6,24 > 3,84).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
G. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan
yang didirikan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja, sesuai
dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun
2003 pasal 15. Pendidikan dan pelatihan kejuruan Indonesia dirancang oleh
pemerintah pusat dengan pendekatan kurikulum atau silabus yang kurang sesuai
dengan kebutuhan industri. Industri kurang dilibatkan di dalam mengidentifikasi
kebutuhan pendidikan dan pelatihan sehingga hasilnya tidak sesuai/konsisten
dengan kebutuhan industri.
Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan
institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan di
industri. Tenaga kerja lulusan SMK hanya siap dilatih untuk bekerja. Untuk itu
pemerintah mengenalkan pelatihan berdasarkan Competency Based Training
(CBT), melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 240 tahun
2004 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dengan
menggunakan sumber pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kompetensi
sebagai pengantar dasar standar kompetensi industri .
Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan
Industri dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada. Sampai
saat ini masih banyak SMK yang menerapkan proses pembelajaran praktik dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
menerapkan model Pembelajaran Berbasis Kompetensi atau CBT (Competency
Based Training), dirasa kurang kompetitif untuk menghadapi persaingan di era
global yang serba instan. Terkait dengan dunia usaha atau dunia industri sebagai
pengguna tamatan, hasil pembelajaran praktik dengan penerapan model
Pembelajaran Berbasis Kompetensi membuat siswa serasa kurang pengalaman,
khususnya jika menghadapi pekerjaan dibawah tekanan (under pressure).
Hal ini merupakan tantangan sekaligus menjadi bahan masukan bagi
pengelola pendidikan, guru, stakeholder dan masyarakat pemerhati masalah
pendidikan pada umumnya. Untuk menghadapi permasalahan tersebut di atas,
diperlukan upaya-upaya untuk peningkatan keahlian siswa, peningkatan
profesionalitas guru atau instruktur, penggunaan metode pembelajaran yang lebih
aplikatif, dan lain-lain, di samping peningkatan atau pengelolaan bengkel praktik
yang lebih representative.
Soetarno Joyoatmojo dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2003,
menekankan perlunya pembentukan tenaga professional mandiri dan beretos tinggi
dalam pengembangan sumber daya insani. Pendidikan dan pelatihan perlu
dikembangkan kea rah penguasaan proses produksi, peningkatan produktivitas,
kemampuan tenaga kerja dan pendayagunaan teknologi (Agustinus Pentapagiyono,
2010 : 2).
Dari beberapa upaya untuk peningkatan keahlian siswa seperti
dikemukakan di atas, salah satunya adalah dengan penerapan model pembelajaran
praktik yang dapat lebih memudahkan siswa dalam menyerap materi pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Model pembelajaran praktik tersebut diharapkan lebih mendekati keadaan di dunia
usaha dan dunia industri, sehingga lulusan nantinya sudah tidak canggung lagi
menghadapi pekerjaan di industri.
Model Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product Based
Training) merupakan suatu model pembelajaran praktik yang didesain untuk
pembelajaran praktik, dimana siswa langsung menghadapi atau mengerjakan benda
produk yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau dunia industri. Dengan penerapan
Pendekatan Berbasis Produk akan membuat siswa lebih tertantang dalam praktik,
sehingga memungkinkan tumbuhnya inovasi-inovasi baru dalam melaksanakan
praktik. Dengan demikian diharapkan kemampuan siswa dalam praktik akan
meningkat.
Berdasarkan Kurikulum SMK, program pendidikan dan latihan (Diklat)
dibagi menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. Program normatif
dijabarkan menjadi mata diklat yang memuat kompetensi tentang norma, sikap dan
perilaku yang harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif
berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang dan beradaptasi sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dan dasar-dasar
kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian yang dipelajarinya. Sedangkan
program produktif berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi
standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu
yang relevan dengan tuntutan dan permintaan dunia industri.
Pada program produktif telah dijabarkan letak kedudukan setiap kompetensi
keahlian (standar kompetensi) dengan peta kedudukan, yang disusun secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
hierarkis. Penguasaan kompetensi dasar pada mata diklat yang diperoleh
sebelumnya memungkinkan akan mempengaruhi kompetensi selanjutnya, atau
tandar kompetensi yang satu menjadi dasar dari standar kompetensi yang lain.
Atau dengan kata lain, suatu standar kompetensi menjadi prasyarat bagi standar
kompetensi berikutnya. Hal ini berarti bahwa jika siswa tidak atau belum
menguasai standar kompetensi prasyarat, maka siswa tersebut tidak dapat
melanjutkan ke standar kompetensi berikutnya yang bersyarat. Dari asumsi tersebut
juga dapat diprediksi bahwa siswa yang penguasaan standar kompetensi prasyarat
rendah, akan rendah pula penguasaan standar kompetensi yang dipelajarinya.
Pada pembelajaran praktik untuk Program Keahlian Teknik Pemesinan,
terdapat standar kompetensi: a) melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda, b)
menggunakan mesin bubut (kompleks), dan c) menggunakan mesin frais
(kompleks). Standar kompetensi tersebut dapat ditempuh siswa setelah memenuhi
kompetensi prasyarat. Di antara standar kompetensi prasyarat adalah: mengukur
dengan alat ukur mekanik presisi.
H. Identifikasi Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Pendekatan kurikulum atau silabus yang dirancang oleh pemerintah kurang
sesuai dengan kebutuhan industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
2. Terdapat pendapat yang kuat di antara industri permesinan bahwa lulusan
institusi pendidikan tidak siap pakai atau belum siap untuk memulai pekerjaan
di industri.
3. Penerapan CBT di dunia pendidikan khususnya SMK Teknologi dan Industri
dalam kenyataan belum dapat menjawab permasalahan yang ada.
4. Diperlukan upaya penerapan metode pembelajaran yang lain untuk
memudahkan siswa dalam menyerap materi pada mata pelajaran Praktik
Pekerjaan Pemesinan.
5. Salah satu upaya untuk peningkatan kualitas lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan guru.
6. Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based Training) merupakan
model pembelajaran praktik yang lebih merangsang siswa untuk menunjukkan
kreativitas berfikir dan berinovasi pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan.
7. Tinggi rendahnya hasil pembelajaran praktik pada mata pelajaran atau
kompetensi prasyarat akan menentukan tinggi rendahnya hasil pembelajaran
praktik pada mata pelajaran atau kompetensi berikutnya yang lebih sulit.
Dalam hal ini tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur
akan menentukan pula tinggi rendahnya nilai pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
I. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan dana untuk penelitian ini, maka masalah
yang akan dibahas peneliti adalah:
1. Penerapan Model Pendekatan Berbasis Produk atau PBT (Product Based
Training) sebagai upaya meningkatkan kemampuan/keahlian siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
2. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur akan mempengaruhi Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
J. Perumusan Masalah
Rumusan masalah berkaitan dengan pembatasan masalah seperti yang telah
disampaikan di atas adalah:
1. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Pendekatan berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?
2. Apakah ada perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan?
3. Apakah ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
K. Tujuan Penelitian
Untuk memberi arah dan sebagai pemandu dalam penelitian ini, maka
secara spesifik dapat peneliti kemukakan tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui:
1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan berbasis Produk dan Pendekatan
Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
2. Perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang
tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
3. Ada tidaknya interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan.
L. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis, sebagai:
a. Bahan kajian lanjut bagi peneliti khususnya di pembelajaran prooduktif.
b. Bahan kajian lebih lanjut bagi Dinas Pendidikan mengenai pengembangan
kurikulum dan pembelajaran produktif.
c. Bahan masukan bagi SMK untuk pengembangan pembelajaran praktik ke
arah produktif dengan jaringan dunia usaha dan industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
2. Manfaat praktis:
a. Pengelola SMK khususnya Program Keahlian Teknik Pemesinan, dapat
menerapkan model pembelajaran praktik yang mengarah pada siswa lebih
produktif, sehingga pelaksanaan praktik lebih efektif dan efisien.
b. Guru dan instruktur lebih inovatif dan lebih bergairah dalam melaksanakan
pembelajaran praktik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
c. Guru dan instruktur dapat memilih metode pembelajaran praktik dengan
pendekatan yang variatif untuk mengembangkan pembelajaran praktik,
yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder.
d. Siswa dapat lebih mengembangkan penalaran dan ketrampilannya dalam
menghadapi pekerjaan yang lebih menantang dengan menejemen real job.
e. Siswa lebih meningkat rasa percaya dirinya karena terbiasa melaksanakan
pekerjaan yang bersifat order job.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Produktif Teknik Pemesinan
Dimyati dan Mujiyono (2002 : 299), mengemukakan bahwa pembelajaran
merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Pembelajaran dapat berlangsung apabila ada interaksi antara guru dan
siswa untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Pembelajaran produktif merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun
suatu prosedur yang meliputi pengaturan, penentuan materi dan sumber belajar
agar terjadi proses belajar pada diri siswa sehingga dapat mencapai hasil yang
efektif pada mata pelajaran produktif/kejuruan. Tujuan pembelajaran produktif
adalah memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan yang tinggi
(kognitif, afektif, dan psikomotor), professional produktif, beretos kerja tinggi,
terbentuknya sikap wirausaha.
Pembelajaran produktif sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2009 dikemas berdasarkan Standar Kompetensi (SK)
yang ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja atau industri. Standar kompetensi
tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) dan selanjutnya diperlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
analisis penentuan indikator untuk mengukur ketercapainya kompetensi. Dengan
berlakunya KTSP tersebut memungkinkan kurikulum satu sekolah akan berbeda
dengan kurikulum di sekolah yang lain pada jenjang sekolah yang sama.
Penyusunan Standar Kompetensi menurut Atwi Suparman (2001 : 99)
dengan pola: struktur hierarkikal, struktur prosedural, struktur pengelompokan, dan
struktur kombinasi. Standar kompetensi yang disusun menurut struktur hierarkikal
adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku
hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (2001 : 100).
Sedangkan isi/materi pembelajaran harus ditata dengan memperhatikan enam
ketentuan, dua diantaranya adalah dari umum ke khusus dan urutan keterampilan
(Mager and Beach, 1967 : 60). Dengan merujuk pada struktur dan isi untuk
pembelajaran produktif, maka siswa dapat menempuh standar kompetensi
berikutnya (yang khusus) setelah dapat menguasai kompetensi umum (dasar).
Kompetensi yang termasuk dalam mata pelajaran produktif dasar pada
Program Keahlian Teknik Pemesinan berdasarkan Standar Kompetensi meliputi: a)
melaksanakan penanganan material secara manual, b) menggunakan peralatan
pembanding dan/atau alat ukur dasar, c) mengukur dengan alat ukur mekanik
presisi, d) menggunakan perkakas tangan, e) menggunakan perkakas
bertenaga/operasi digenggam, f) menginterpretasikan sketsa, dan g) menggunakan
mesin untuk operasi dasar (Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen, 2010 : 75-76).
Mata pelajaran produktif dasar adalah mata pelajaran yang memberikan
kompetensi dasar bagi siswa dan sebagai prasyarat untuk mencapai kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
akhir sesuai dengan tujuan SMK. Salah satu mata pelajaran produktif yang harus
ditempuh setelah siswa memenuhi kompetensi-kompetensi selanjutnya adalah
menempuh standar kompetensi yang lebih sulit atau kompleks yang diantaranya
tertuang pada mata pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan. Praktik Pekerjaan
Permesinan menurut peta keterkaitan dalam Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen
mempunyai standar kompetensi yang terletak di akhir yang meliputi: menggerinda
alat, membubut kompleks dan mengefrais kompleks (2010 : 77).
2. Pendekatan Pembelajaran Produktif
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/). Pembelajaran
produktif dirancang untuk memberi bekal kepada siswa agar memiliki kemampuan
yang tinggi, professional, produktif, beretos kerja tinggi, dan terbentuknya sikap
wirausaha (Made Wena, 1996 : 49). Jika dikelompokkan, ada dua model
pendekatan pembelajaran produktif yang biasa diterapkan yaitu:
a. Pendekatan Berbasis Kompetensi atau Competency Based Training (CBT)
1) Pengertian Kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
Kompetensi (competency) menurut Suhaenah Suparno (2001 : 27)
merupakan kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai
memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Mengutip dari pendapat
Johnson, selanjutnya Suhaenah Suparno menjelaskan tentang pembelajaran
berbasis kompetensi, yang merupakan suatu system dimana siswa baru dianggap
telah melaksanakan tugas yang dipelajari untuk melakukannya. Kompetensi dapat
dikatakan pula sebagai perbuatan (performance) yang rasional yang secara
memuaskan memenuhi tujuan dalam kondisi yang diinginkan. Agar dapat
mencapai suatu kompetensi, seseorang memerlukan pengetahuan khusus,
keterampilan proses, dan sikap.
Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) penjelasan pasal 35 (1): “Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”. Sedangkan
sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 1 (10),
“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.
Kompetensi menurut definisi dari Standard Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI), adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat
mendemontrasikan: keterampilan, pengetahuan dan sikapnya di tempat kerja sesuai
dengan standar Industri atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
tempat kerja (industri). Jika diperinci, kompetensi dapat dibagi dalam lima
dimensi: (a) mampu melakukan tugas per tugas (task skills), (b) mampu mengelola
beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan (task management skills), (c)
tanggap terhadap adanya kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja (contingency
management skills), (d) mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan dari
lingkungan kerja/ beradaptasi dengan lingkungan (environment skills/job role), dan
(e) mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi/tempat yang
berbeda (transfer skills) (http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17/).
Pemahaman dari definisi kompetensi selama ini adalah mencakup
penguasaan terhadap 3 jenis kemampuan, yaitu: pengetahuan (knowledge, science),
keterampilan teknis (skill, teknologi) dan sikap perilaku (attitude). Jika kompetensi
dilihat dari aspek kecerdasan manusia yang harus dikembangkan secara utuh dan
seimbang, maka terdapat tiga kecerdasan yaitu: kecerdasan intelek/kecerdasan
rasional atau disebut IQ (Intellectual Quotient), kecerdasan emosional atau disebut
EQ (Emotional Quotient) dan kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient)
dengan SQ yang menjadi pondasinya. Bila dikaitkan dengan definisi kompetensi
selama ini maka kecerdasan IQ dapat dikaitkan dengan upaya penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) atau “knowledge” dan “skill”, kecerdasan EQ
dan SQ bisa dikaitkan dengan “attitude”.
2) Standar Kompetensi
Standar Kompetensi mmenurut SKKNI adalah pernyataan-pernyataan
mengenai pelaksanaan tugas di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
output: (a) apa yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh siswa, (b) tingkat
kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari siswa, dan (c) bagaimana
menilai bahwa kemampuan siswa telah berada pada tingkat yang diharapkan.
Kegunaan Standar Kompetensi bagi SMK diantaranya adalah: (a) lebih
efesien dalam biaya, dan membuat pendidikan dan pelatihan keterampilan lebih
relevan, (b) pembentukan keterampilan yang lebih baik untuk dapat bersaing
ditingkat internasional, (c) penilaian yang lebih konsisten, (d) adanya hubungan
yang lebih baik antara pelatihan, penilaian dan pemberian sertifikat, dan (e)
kemungkinan diakuinya pelajaran-pelajaran yang telah diterima sebelumnya
(sstphttp://www.stpbali.ac.id/index.php?p9=102)
. Untuk tingkat industri dan perusahaan, kegunaan standar kompetensi
adalah: (a) pengidentifikasian yang lebih baik mengenai keterampilan yang
dibutuhkan, (b) pemahaman yang lebih baik mengenai hasil pelatihan, (c)
berkurangnya pengulangan dalam usaha pengadaan pelatihan, (d) peningkatan
dalam perekrutan tenaga baru, (e) penilaian hasil pelatihan yang lebih konsisten
dan dapat diandalkan, dan (f) pengidentifikasian kompetensi di tempat kerja yang
lebih akurat.
Suatu unit Standar Kompetensi mencakup pesan kunci di tempat kerja dan
terdiri dari empat komponen, yaitu: (a) elemen yang menggambarkan garis besar
aktifitas-aktifitas terpenting yang termasuk dalam peran, (b) kriteria pelaksanaan
tugas yang merinci hal-hal yang harus dilakukan untuk menunjukkan kemampuan
seseorang, (c) beberapa variabel yang dapat menggambarkan relevan konteks dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
kondisi pada suatu unit, dan (d) penentuan bukti yang memberikan gambaran
bagaimana kompetensi akan diakui.
3) Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya
yang dilakukan dalam proses pembelajaran benar-benar mengacu dan
mengarahkan peserta untuk mencapai kompetensi yang telah diprogramkan
bersama antara SMK dengan institusi pasangannya. Pelatihan atau pembelajaran
didasarkan atas hal-hal yang diharapkan dapat dilakukan oleh seseorang ditempat
kerja. Hal ini merupakan salah satu cara untuk membuat pelatihan lebih relevan
terhadap dunia kerja.
Manfaat pembelajaran berbasis kompetensi bagi peserta (trainees), adalah
dapat : (a) memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar mengembangkan
keterampilan dengan tingkat kecepatan yang berbeda dan dengan cara yang
berbeda, (b) memungkinkan peserta untuk lebih bertanggung jawab terhadap
kemajuannya, (c) memotivasi peserta, dan (d) membuat peserta aktif dan dapat
memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya. Adapun manfaat bagi guru/instruktur
atau pelatih (trainers), yaitu dapat: (a) emungkinkan adanya kesesuaian antara
pelatihan dan persyaratan kemampuan kerja, (b) memungkinkan adanya kebebasan
dalam penentuan waktu mulai, selesai dan kecepatan program pelatihan, dan (c)
penyederhanaan prosedur penilaian.
4) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada “proses”, dengan
asumsi bahwa jika suatu pekerjaan dikerjakan dengan proses yang baik atau standar
akan dicapai hasil yang standar pula. Sebaliknya jika proses tidak benar, maka
kemungkinan besar hasil pekerjaan tersebut tidak akan sesuai standar. Penekanan
yang kedua adalah terciptanya kompetensi pada peserta, apa yang dapat dilakukan
oleh seseorang sebagai hasil dari pelatihan (output). Namun batasan waktu untuk
mencapai kompetensi kurang mengabaikan faktor waktu. Hal ini akan mengurangi
motivasi peserta untuk berkompetisi, sehingga peserta merasa pekerjaannya kurang
menantang.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis kompetensi
adalah: (a) fokus kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh
peserta, (b) kondisi proses belajar peserta untuk menguasai kompetensi harus
memiliki kesepadanan dengan kondisi kompetensi tersebut akan digunakan
(industri), (c) aktifitas belajar peserta bersifat perseorangan dan antara satu peserta
dengan peserta lainnya tidak ada ketergantungan, dan (d) harus tersedia program
pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat, dan program perbaikan
(remedial) bagi peserta yang lebih lamban sehingga perbedaan irama
perkembangan belajar setiap peserta dapat dilayani (Suhaenah, 2001 : 27).
5) Penilaian Kompetensi
Penilaian Berdasarkan Kompetensi adalah suatu penilaian di mana bukti
dari pekerjaan yang dilaksanakan dibandingkan dengan kriteria pelaksanaan tugas
relevan di tempat kerja. Penilaian kemudian memutuskan apakah kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
pelaksanaan tugas telah dipenuhi atau tidak. Berikut ini adalah beberapa manfaat
dari penilaian: (a) peserta yang pandai yang dapat memperlihatkan bahwa dirinya
kompeten dalam keterampilan tertentu dapat maju lebih cepat, (b) identifikasi
kebutuhan pelatihan, (c) motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui pengakuan atas
kompetensi yang telah dicapai, dan (d) keterlibatan tempat kerja dan industri.
Penilaian berdasarkan kompetensi dapat melibatkan berbagai metode yaitu:
(a) observasi atas pelaksanaan tugas oleh peserta, (b) memeriksa proses yang
digunakan dan produk yang dihasilkan, (c) ujian tertulis dan esai untuk mengukur
tingkat pengetahuan, (d) ujian lisan dalam hubungannya dengan demonstrasi
praktis, (e) proyek perseorangan atau kelompok, biasanya tanpa pengawasan, (f)
simulasi dan bermain pesan, (g) kumpulan contoh dan sampel yang dipakai untuk
menilai presentasi dalam keterampilan seseorang sebelumnya, (h) latihan tanya
jawab interaktif menggunakan computer, dan (i) penilaian ini dapat dilaksanakan
oleh pelatih pengawas di tempat kerja atau penilai yang diakui oleh industri.
b. Pendekatan Berbasis Produk atau Product Based Training (PBT)
1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Produk
Pembelajaran berbasis produk adalah pembelajaran atau keterampilan yang
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan
pasar atau konsumen. Menurut Neni Rohaeni dalam penelitiannya mengungkapkan
bahwa Pembelajaran berbasis produk adalah “kegiatan pendidikan dan pelatihan
yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses produksi sebagai
media pembelajaran”.
2) Tujuan Pembelajaran Berbasis Produk
Tujuan pembelajaran berbasis produk adalah membekali peserta dengan
kompetensi yang sepadan dengan tuntutan dunia kerja sekaligus menghasilkan
produk atau jasa yang laku jual, dan menanamkan pengalaman produktif serta
mengembangkan sikap wirausaha melalui pengalaman langsung memproduksi
barang atau jasa yang berorientasi pasar.
3) Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Produk
Pelaksanaan pembelajaran berbasis produk akan lebih mudah jika bekerja
sama dengan institusi pasangan (industri yang relevan) atau UP (Unit Produksi) di
sekolah. Setiap peserta atau kelompok dapat diberi tugas sesuai dengan jenis
pekerjaan dan tingkat kompetensi masing-masing. Namun demikian tetap dalam
prosedur dan standar kerja yang menjamin ketepatan waktu dan mutu hasil
pekerjaan yang dituntut oleh konsumen.
Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, menurut Depdikbud (1999 :
22), harus didukung oleh:
a) Fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
b) Guru atau instruktur yang memiliki profesionalisme tinggi.
c) Kesiapan kerja yang tidak semata-mata tergantung pada jam kerja sekolah.
d) Sikap menghargai kepuasan konsumen.
e) Sikap komitmen pada kualitas.
4) Penilaian Pembelajaran Berbasis Produk
Pada pembelajaran praktek berbasis produksi, penilaian tidak sebatas siswa
sudah kompeten atau belum kompeten. Penilaian lebih menekankan pada hasil
produk secara fungsi berkaitan dengan ukuran dan performen benda kerja. Faktor
yang juga penting dalam penilaian produk adalah seberapa cepat siswa mampu
menyelesaikan produk tersebut sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan.
Hasil produk adalah untuk kebutuhan konsumen, oleh karena itu penting sekali
membuat produk yang berkualitas sekaligus dalam waktu yang cepat. Konsep
Pembelajaran berbasis Produk ini yang mempengaruhi sejauh mana kemampuan
siswa dapat diuji dalam persaingan dunia industri yang kompetitif.
Format penilaian dalam Pembelajaran Berbasis Produk pada dasarnya
adalah pengembangan dari format penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi,
dengan memasukkan indikator waktu secara ketat sesuai standar industri.
3. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
Penguasaan atau kemampuan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah
kompetensi dalam menggunakan alat ukur. Sesuai dengan Standar Kompetensi
Nasional (SKN) di Bidang Logam dan Mesin, kompetensi Menggunakan Alat Ukur
tertuang dalam unit M12.1A, yaitu Penggunaan Peralatan Pembanding dan/atau
Alat Ukur Dasar (Depdiknas, 2002) yang elemen-elemennya meliputi:
a. Memilih dan menggunakan peralatan pembanding dan/atau alat ukur dasar
1) Mengidentifikasi dan memilih alat ukur yang sesuai untuk melakukan
pembandingan atau pengukuran dengan menggunakan prosedur operasi
standar
2) Melakukan pengukuran atau penyortiran barang-barang dengan
menggunakan pembandingan dan/atau peralatan pengukuran dasar.
b. Memelihara peralatan pembanding dan/atau pengukuran dasar
1) Memastikan perawatan dan penyimpanan dasar sesuai dengan standar
pabrik atau prosedur operasi standar
Menurut SKN, pelaksanaan pengukuran-pengukuran pembanding dilakukan
di dalam lingkungan produksi atau di ruang kerja. Adapun dimensi pengukuran
meliputi panjang dan sudut. Peralatan-peralatan pembanding yang dapat digunakan
adalah: go-no-go (mal), thread angle (alat ukur ulir), taper-gauge (alat pengukur
tirus), alat ukur panjang (peralatan digital, vernier caliper dan micrometers,
termasuk penggaris, pita ukur dan meteran rol). Semua pengukuran pembanding
dilakukan sesuai dengan prosedur operasi standar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
Materi Menggunakan Alat Ukur adalah merupakan kompetensi dasar
sebagai prasyarat yang harus dikuasai untuk dapat mengikuti materi kompetensi
lanjut. Hal ini mutlak dikuasai siswa karena untuk dapat melaksanakan praktik
Pekerjaan Permesinan, siswa harus mampu menggunakan alat ukur.
4. Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil seseorang dalam melakukan kegiatan melalui proses
belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 787), kata prestasi
mempunyai pengertian ”Hasil yang dicapai (dilakukan/dikerjakan dan
sebagainya)”. Sedangkan Zainal Arifin (1990 : 3) mengemukakan bahwa: ”Prestasi
adalah hasil dan kemampuan ketrampilan dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan suatu hal”. Dengan demikian prestasi adalah bukti atau hasil usaha
yang dicapai setelah melaksanakan usaha sebaik-baiknya sesuai batas kemampuan
dari usaha tersebut.
Belajar merupakan bagian dari kehidupan dan kebutuhan manusia. Dari
proses belajar, seseorang dapat memahami, menguasai dan mengerti suatu
pengetahuan yang akhirnya kemampuan seseorang dapat ditingkatkan. Hampir
semua pengetahuan dan keterampilan (skill) dapat dipelajari, dikembangkan dan
ditingkatkan melalui kegiatan belajar.
Kegiatan belajar dalam kehidupan manusia memberikan peran yang besar.
Banyak ahli menaruh perhatian tentang belajar, sehingga terdapat berbagai definisi
tentang belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991 : 121), belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk mengetahui suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dan interaksi dengan lingkungan. Sementara Winkel (1996 : 53)
menjelaskan, bahwa belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pamahaman, keterampilan dan sikap.
Belajar menurut Winkel tersebut meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Sementara A. Suhaenah (2001 : 2) lebih menekankan terjadinya perubahan
karena ada upaya. Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang
realatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Terjadinya
perubahan pada tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya (Moh. Uzer Usman,
2002 : 5). Proses perubahan di sini terjadi pada seseorang setelah terjadi interaksi
baik dengan individu lain maupun dengan tempat dan sarana belajar. Sedangkan
pendapat Heinich, Molenda dan Smaldino (2008 : 10) adalah:“Learning is the
development of new knowledge, skills, or attitudes as an individual interacts with
information and the environment”. Belajar adalah pengembangan pengetahuan,
keterampilan, atau sikap yang baru sebagai hasil interaksi individu dengan
informasi dan lingkungan. Unsur-unsur pokok dalam belajar menurut Nana
Sudjana (2008 : 22) adalah tujuan, proses, dan hasil belajar.
Secara singkat Yusuf Hadimiaarso - salah seorang pakar pendidikan dari
UNJ - dalam materi seminar di UNS (Universitas Sebelas Maret) Surakarta tanggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
12 Desember 2009, mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan positif karena
pengetahuan, pengalaman dan praktek. Dalam belajar mengandung makna suatu
perubahan dari belum atau tidak mampu menjadi mampu. Perubahan yang
diharapkan berupa tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah dari pengalaman.
Perubahan tersebut sebagai kemampuan baru . Berkembangnya kemampuan, sikap
dan ketrampilan bias digunakan sebagai indikator keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, kecakapan, kebiasaan serta aspek
lain yang ada pada individu yang belajar. Disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku yang baru dalam berinteraksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahun dalam
pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.
Prestasi belajar menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 43) adalah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf
maupun kalimt yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak dalam periode tertentu. Sedangkan prestasi belajar menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997 : 787), adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka lain yang diberikan guru. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam
proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh
guru, sehingga terdapat proses perubahan dalam pemikiran tingkah laku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
Kurikulum SMK Negeri 2 Sragen Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan
(2010 : 76), memuat kompetensi lanjut untuk kelas XII, salah satunya yaitu: 1)
Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks), dan 2) Memfrais (Kompleks), yang
pelaksanaannya dijadikan satu menjadi mata pelajaran yaitu Praktik Pekerjaan
Permesinan.
Dengan demikian prestasi belajar pada Mata Pelajaran Praktik Permesinan
adalah hasil belajar yang dicapai dalam proses belajar mengajar pada Mata
pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang ditunjukkan dengan nilai tes prestasi
praktik.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut
Muhibbin Syah (2000 : 173) terdiri atas dua macam:
1) Faktor intern siswa, yang meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan
psiko-fisik siswa, diantaranya adalah:
a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), seperti rendahnya kapasitas kecerdasan
intelektual atau kecerdasan emosional siswa.
b) Yang bersifat afektif (ranah rasa), seperti labilnya sikap.
c) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), seperti terganggunya alat indera
penglihatan (mata) atau pendengaran (telinga).
2) Faktor ekstern siswa, meliputi situasi dan kondisi lingkungan yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
a) Lingkungan keluarga (ketidakharmonisan hubungan orang tua, rendahnya
status ekonomi keluarga),
b) Lingkugan perkampungan/masyarakat (wilayah perkampungan kumuh dan
teman sepermainan yang nakal), dan
c) Lingkungan sekolah (kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti
dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah).
B. Penelitian yang Relevan
Menurut pengamatan peneliti, kegiatan praktis di lingkungan institusi SMK
telah berkembang seiring dengan tuntutan ekonomi. Penelitian tentang
Pembelajaran Berbasis Produk (Product Based Training) pada pembelajaran
praktik telah berkembang di Indonesia, terlebih di luar negeri. Penelitian yang
relevan, diantaranya adalah:
1. “Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET (Production Based
Education and Training) di ATMI Surakarta Dalam Mengantisipasi Tuntutan
Pasar Kerja”, tesis yang dilakukan oleh R. Joko Priyono (2008). Dalam
penelitian tersebut disimpulkan: Akademi Teknik Mesin Indonesia (ATMI)
Surakarta telah berperan besar dalam mendorong keberhasilan pengelolaan
pembelajaran Model PBET. Pemikiran pentingnya efisiensi anggaran untuk
bahan praktik dan pentingnya produktivitas untuk menunjang pelaksanaan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
2. “Product-Based Learning in Software Engineering Education”, oleh Eric D.
Regan, Stephen Frezza, dan Jeremy Cannell (2009). Disimpulkan bahwa,
dengan Pendekatan Produk ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
berprestasi dalam pengembangan sebuah produk. Metode ini dapat diterapkan
di lembaga pelatihan untuk alat-alat mesin atau bidang teknik.
C. Kerangka Pikir
1. Perbedaan Pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based
Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based
Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) merupakan salah
satu pendekatan yang saat ini memberikan prospek lebih baik dibanding
Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based training). Penerapan
Pendekatan Berbasis Produk lebih memungkinkan siswa belajar secara efektif
karena konsep Pendekatan Berbasis Produk tidak sekedar siswa mencapai standar
kompetensi sesuai yang telah ditentukan, namun lebih dari itu adalah siswa dituntut
untuk mencapai standar kompetensi dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Siswa yang telah terbiasa untuk menghasilkan produk dengan mempertimbangkan
waktu akan bekerja lebih efisien, dengan demikian terbiasa pula untuk bekerja
secara lebih produktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
Untuk mencapai standar produk dengan alokasi waktu yang terbatas, siswa
harus melakukan perencanaan kerja secara cermat, baik gambar, langkah kerja,
peralatan yang harus disediakan, bahan sampai detail perhitungan pada saat proses
kerja berlangsung. satu kesalahan kecil yang berakibat pada kerusakan, baik
alat/mesin, benda kerja, bahkan manusia, siswa akan mendapatkan sanksi berupa
denda dengan point tertentu.
Dari analisis guru/instruktur tentang point kesalahan itu, siswa harus
mengganti dengan jam praktik yang disebut dengan istilah kompensasi. Dengan
demikian dalam Pendekatan berbasis Produk, menuntut siswa akan bekerja atau
melaksanakan praktik secara sungguh-sungguh untuk menghasilkan produk
berkualitas dengan waktu cepat sesuai tuntutan konsumen atau dunia industri. Pada
Pendekatan Berbasis kompetensi, hal yang demikian itu kurang mendapatkan
perhatian karena lebih menitik beratkan pada proses mencapai kompetensi tertentu,
sehingga waktu pencapaian menjadi lebih longgar. Salah satu nilai positif dari
Pendekatan berbasis produk adalah, siswa terbiasa bekerja dalam kondisi di bawah
tekanan (under pressure) yang akan memberikan tingkat kepercayaan diri yang
kuat saat memasuki dunia kerja.
Dari konsep di atas menggambarkan bahwa Pendekatan berbasis Produk
akan menghasilkan kualitas siswa yang lebih baik disbanding dengan Pendekatan
Berbasis Kompetensi. Dengan demikian terdapat perbedaan pengaruh antara
Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) dengan
Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) terhadap Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Praktek Pekerjaan Permesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
2. Perbedaan Pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
yang Tinggi dan yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Standar Kompetensi untuk Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
jika dilihat dari peta keterkaitan, berada pada tingkat yang paling sulit dan
kompleks. Untuk dapat mengikuti mata pelajaran Praktik pekerjaan Permesinan
harus menguasai kompetensi di level sebelumnya, yang diantaranya adalah
Mengukur dengan Alat Ukur Mekanik Presisi. Dalam pelaksanaan pembelajaran
kompetensi dasar tersebut, siswa dibentuk untuk secara pengetahuan atau wawasan
mempunyai konsep tentang peralatan ukur sederhana sampai yang presisi. Aspek
afektif menekankan pembentukan sikap kerja yang mendukung tercapainya
kompetensi standar. Penekanan aspek psikomotorik pada penguasaan kompetensi
dasar untuk dikembangkan pada penguasaan kompetensi yang lebih rumit.
Penguasaan siswa akan ketiga aspek secara menyeluruh akan menghasilkan satu
kompetensi dasar yang utuh untuk menguasai kompetensi selanjutnya.
Dari uraian dapat ditarik hubungan positif antara penguasaan dalam
menggunakan alat ukur dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam menggunakan
alat ukur yang tinggi akan mempunyai prestasi yang tinggi pula pada mata
pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Sebaliknya, siswa yang rendah akan
penguasaan dalam menggunakan alat ukur akan kesulitan dalam penguasaan materi
pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
3. Pengaruh Interaksi Perbedaan antara Pendekatan Pembelajaran Praktik
dan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Pendekatan Berbasis Kompetensi pada mata pelajaran praktik akan
memberikan bekal kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi standar,
meskipun kompetensi dasar yang dikuasai siswa mendapatkan nilai rendah atau
nilai minimal untuk dinyatakan kompeten. Pada Pendekatan Berbasis Produk,
siswa akan mendapatkan bekal kemampuan yang lebih sempurna, meskipun
kompetensi dasar yang dikuasai siswa juga mendapatkan nilai rendah atau nilai
minimal untuk dinyatakan kompeten.
Dari konsep tersebut, maka Pendekatan Berbasis Produksi akan
memberikan bekal kemampuan yang lebih sempurna pada prestasi siswa dalam
mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Pendekatan Berbasis Produk dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur mempunyai interaksi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
Berdasarkan konsep berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat
digambarkan paradigma kerangka pikir penelitian sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
D. Pengajuan Hipotesis
1. Terdapat perbedaan pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product
Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based
Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan.
2. Terdapat perbedaan pengaruh antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi dan yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
3. Terdapat interaksi pengaruh antara Pendekatan Pembelajaran Praktik dan
Penguasaan dalam Mengunakan Alat Ukur terhadap Pestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Prestasi belajar Siswa
pada Mata Pelajaran
Praktek Pekerjaan
Permesinan Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur tinggi
Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur rendah
Pendekatan berbasis Produk (PBT)
Pendekatan Berbasis Kompetensi (CBT)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 2 Sragen dan SMK
Muhammadiyah 2 Sragen, Kabupaten Sragen. SMK Negeri 2 Sragen adalah tempat
mengabdi peneliti sebagai staf pengajar, sehingga penelitian nantinya diharapkan
dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan sekolah. Sedangkan SMK
Muhammadiyah 2 Sragen menjadi tempat penelitian sebagai pembanding kualitas
pembelajaran khususnya di bidang kompetensi keahlian Teknik Pemesinan.
Pertimbangannya dilihat dari kompetensi siswa yang relatif setara, guru kedua
SMK tersebut memiliki kualitas yang baik, dan kedua SMK tersebut mempunyai
fasilitas yang hampir sama.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan pada semester gasal sampai awal semester
genap tahun pelajaran 2010/2011. Hal itu mengingat bahwa untuk pengambilan
data, peneliti harus melakukan eksperimen atau perlakuan (treatment) selama 1
(satu) semester. Secara umum tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahap, seperti
disajikan pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvii
Tabel 1. Rencana Tahapan Penelitian
No Tahapan Kegiatan Waktu
1 Penyusunan Proposal Maret 2010
2 Seminar Proposal April 2010
3 Pembimbingan dan Penyempurnaan Proposal Mei- Agustus 2010
4 Pembuatan Instrumen dan Ijin Penelitian Oktober 2010
5 Tryout/uji coba instrument dan analisis Desember 2010
6 Pengumpulan dan pengolahan data Januari 2011
7 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Februari 2011
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
menurut Suharsimi Arikunto (1990 : 272) “Metode eksperimen adalah prosedur
penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antara
kelompok yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding
yang tidak menerima perlakuan“. Tujuan eksperimen untuk menemukan fakta-fakta
akibat tentang pembelajaran praktik berbasis produksi dan pembelajaran praktik
berbasis kompetensi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen dilakukan dengan
tanpa mengubah kelompok yang telah ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlviii
1. Desain Penelitian
Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan desain faktorial 2 x 2
dengan teknik Analisis Varians (ANAVA) 2 jalur. Desain ini merupakan suatu
rancangan penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh yang dihasilkan dari
perlakuan yang berbeda. Dari masing-masing kelas diadakan pembelajaran praktik
dengan pendekatan yang berbeda, kemudian peneliti mengadakan perbandingan
prestasi belajar siswa.
Adapun pendekatan yang dipilih dalam pembelajaran praktik dibedakan
yaitu Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan
Berbasis Kompetensi (Competency Based Training). Prestasi belajar siswa dari ke
dua pendekatan tersebut dibandingkan untuk pengambilan kesimpulan mana yang
lebih efektif dalam pembelajaran praktik Pekerjaan Permesinan, dihubungkan
dengan tinggi rendahnya penguasaan dalam menggunakan alat ukur. Rancangan
uji hipotesis disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Rancangan Analisis Uji Hipotesis
Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur
(B)
Pendekatan Pembelajaran Praktik
(A)
Product Based
Training (A1)
Competency Based
Training (A2)
Tinggi (B1) A1, B1 A2, B1
Rendah (B2) A1, B2 A2 , B2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlix
Keterangan:
A : Pendekatan Pembelajaran Praktik
A1 : Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk atau PBT (Product
Based Training)
A2 : Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi atau CBT
(Competency Based Training)
B : Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
B1 : Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi
B2 : Penguasaan dalam menggunakan Alat Ukur yang rendah
A1,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang tinggi
A2,B1: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan
dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi
A1,B2: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Produk (Product Based Training) dan memiliki Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang rendah
A2,B2: Kelompok siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Kompetensi (Competency Based Training) dan memiliki Penguasaan
dalam Menggunakan Alat Ukur yang rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
l
2. Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah (a) Variabel bebas (X1) yaitu
pendekatan pembelajaran praktik yang terdiri dari Competency Based Training dan
Product Based Training, (b) Variabel moderator atau variabel atribut (X2) yaitu
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang dibedakan dengan skor tinggi
dan rendah, dan (c) Variabel terikat (Y) yaitu Prestasi Belajar Siswa pada mata
pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Definisi operasional setiap variabel
tersebut adalah:
a. Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi
Pembelajaran praktik berbasis kompetensi adalah suatu pembelajaran
praktik yang dalam pelaksanaan dan penilaiannya menggunakan pendekatan
kemampuan kerja (kompetensi) untuk setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar nasional
yang telah ditetapkan.
Penilaian berdasarkan kompetensi dengan menerapkan kriteria atau standar
kompetensi, yang salah satu diantaranya dilakukan melalui:
1) Ujian tertulis untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta,
2) Ujian lisan atau wawancara dalam hubungannya dengan demonstrasi praktis,
3) Observasi atau memeriksa proses yang dilakukan peserta, dan
4) Penilaian produk yang dihasilkan peserta. Penilaian ini dilaksanakan oleh penguji
atau assesor baik guru (internal) maupun assesor luar (eksternal) yang diakui oleh
industri.
b. Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
li
Pendekatan berbasis produk adalah pembelajaran praktik yang dirancang
dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya
(real job) di industri, untuk menghasilkan barang atau jasa yang menjamin
ketepatan waktu dan mutu hasil pekerjaan sesuai tuntutan pasar atau konsumen.
Penilaian berdasarkan produk dengan menerapkan kriteria penilaian atas
produk dan standar waktu pengerjaan, yang meliputi aspek:
1) Penilaian produk, dan
2) Penilaian waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan produk.
c. Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik Pekerjaan Permesinan
adalah tingkat pencapaian atau keberhasilan siswa untuk Standar Kompetensi
Menggunakan Mesin Bubut (Kompleks) dan Mengefrais (Kompleks). Prestasi
belajar dinyatakan dalam bentuk skor dari hasil tes praktik terhadap siswa yang
menerapkan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi atau CBT
(Competensi Based Training) dan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis
Produk atau PBT (Product Based Training).
d. Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur.
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah tingkat pencapaian atau
keberhasilan siswa pada kompetensi Menggunakan Alat Ukur, yaitu salah satu
standar kompetensi yang menjadi dasar atau prasyarat untuk dapat mengikuti mata
pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Penilaian menggunakan tes tulis.
3. Prosedur dan Langkah Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lii
a. Prosedur Penelitian
Pada penelitian eksperimen untuk meneliti pengaruh pendekatan dalam
pembelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ini, yaitu pendekatan berbasis produk
dan pendekatan berbasis kompetensi, ada tiga tahap yang diperlukan:
1) Tahap persiapan eksperimen, yang meliputi:
a) penyusunan proposal,
b) pengumpulan data kemampuan awal siswa,
c) pengambilan sampel,
d) pengurusan ijin penelitian, dan
e) uji coba instrumen penelitian.
2) Tahap pelaksanaan eksperimen, meliputi:
a) penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
b) pelaksanaan pembelajaran praktik di bengkel dengan pendekatan yang
berbeda untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan
c) pelaksanaan test akhir.
3) Tahap pasca eksperimen
a) pelaksanaan test akhir (post test) untuk masing-masing kelompok,
b) analisis data, dan
c) penulisan laporan penelitian
b. Langkah Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liii
Untuk pelaksanaan eksperimen ini, terlebih dahulu ditentukan kelompok
yang akan dilakukan eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok
eksperimen dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Produk
(Product Based Training), dan kelompok control dengan menerapkan Pendekatan
Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi (Competency Based Training).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian eksperimen adalah
sebagai berikut:
1) Persiapan Pembelajaran, meliputi:
a) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
(job sheet) pada pembelajaran praktik. Job sheet sebagai pedoman siswa
praktik atau melakukan pekerjaan dan sebagai pedoman penilaian guru atau
instruktor. Seperti halnya dengan RPP, untuk Penyusunan Lembar Kerja
dengan pedoman pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD).
b) Penyiapan Mesin dan Kelengkapannya dengan kondisi standar bengkel/lab.
c) Penyiapan Alat Potong (tool) dan Alat Ukur (measure) yang sesuai dengan
jenis pekerjaan,
d) Penyiapan Bahan (material row) sesuai ketentuan pada job sheet,
e) Penyiapan Lembar Penilaian.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liv
Oleh karena ada dua kelompok pendekatan dalam pembelajaran praktik untuk
penelitian ini, maka langkah pelaksanaan pembelajaran dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelompok eksperimen dengan Pendekatan
Berbasis Produk (PBT)
Pendekatan ini menerapkan konsep “product”, sehingga materi
pembelajaran bersifat “real job”. Oleh karena itu tidak ada alokasi khusus
untuk pembelajaran teori, sehingga pembelajaran teori bersifat teori praktis.
Siswa dituntut persiapan yang matang, bekerja dengan hati-hati dan bekerja
cepat. Kemampuan berfikir siswa dalam menyelesaikan pekerjaan dapat
diperoleh dari pengalaman praktik yang telah dilakukan. Adapun langkah
pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
o Instruktur memberikan lembar kerja (job sheet) dan lembar
persiapan kerja (work plain) untuk dipelajari siswa secara mandiri,
o Siswa mengisi lembar persiapan kerja,
o Instruktur memeriksa lembar persiapan kerja yang telah dibuat
siswa, dan apabila perlu memberikan masukan,
o Siswa melaksanakan pekerjaan/praktik secara mandiri sesuai lembar
persiapan yang telah dibuat, dan apabila mengalami kesulitan dapat
meminta bimbingan kepada instruktur,
o Instruktur melakukan penilaian hasil kerja siswa dengan
menggunakan format penilaian yang sudah dirancang. Siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lv
belum mencapai nilai standar berarti produk hasil kerjanya tidak
dapat digunakan, maka siswa harus menggantinya sebagai
kompensasi dengan melaksanakan praktik di luar jam.
o Kerusakan alat maupun bahan akibat kesalahan siswa, yang
bersangkutan dikenai kompensasi dengan menambah jam praktik
seharga barang yang dirusakkan.
b) Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelompok kontrol dengan Pendekatan
Berbasis Kompetensi (CBT)
Sesuai dengan standar kompetensi nasional, pembelajaran terbagi atas teori
dan praktek. Dengan demikian alokasi yang diperoleh siswa dalam praktek
tidak optimal. Siswa disebut kompeten jika telah mampu melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan standar kompetensi, sedangkan waktu relative
lebih longgar. Langkah-langkah pembelajaran untuk praktik adalah:
o Instruktur memberikan lembar kerja (job sheet) kepada siswa dan
memberikan penjelasan tentang gambar kerja,
o Instruktur memberikan lembar persiapan kerja (work preparation)
kepada siswa dan melakukan pembimbingan cara
pembuatan/pengisian langkah kerja sesuai prosedur,
o Siswa melaksanakan pekerjaan/praktik sesuai lembar persiapan
yang telah dibuat, dan instruktur melakukan pembimbingan baik
secara individual maupun klasikal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvi
o Instruktur melakukan penilaian hasil praktik siswa dengan
menggunakan format penilaian yang sudah dirancang. Siswa yang
belum mencapai nilai standar harus mengulang praktik (remidiasi),
karena belum tuntas (kompeten). Pelaksanaan remidiasi dilakukan
di luar jam praktik.
o Kerusakan alat akibat kesalahan siswa tidak sepenuhnya sebagai
kesalahan siswa. Instruktur memikul tanggung jawab terhadap
kerusakan dan kehilangan alat.
3) Penilaian Akhir
Pada langkah ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
diberikan penilaian produk berupa tes unjuk kerja. Tujuan tes adalah untuk
membandingkan pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol akibat dari penguasaan materi yang dipelajari.untuk mengetahui
perbedaan hasil eksperimen. Penilaian akhir dilakukan oleh intruktur yang
mempunyai kemampuan standar assesor bidang Pemesinan. Sertifikasi untuk
menjadi assesor dikeluarkan oleh ATMI Surakarta (Akademi Teknik Mesin
Indonesia), suatu Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Materi tes dan waktu
penyelesaian dibuat dengan mengacu pada standar Uji Kompetensi Produktif
(UKP).
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvii
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMK pada
Program Keahlian Teknik Pemesinan, Kabupaten Sragen. Ada tujuh SMK di
Kabupaten Sragen yang memiliki program keahlian Teknik Pemesinan, yaitu:
SMK Negeri 2 Sragen, SMK Sukowati Sragen, SMK Muhammadiyah 2 Sragen,
SMK Binawiyata Karangmalang Sragen, SMK Sakti Gemolong, SMK Slamet
Riyadi Gemolong, dan SMK Dian Kirana 1 Sragen.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Oleh karena penelitian ini bersifat eksperimental pada kelompok atau kelas
tertentu secara khusus, maka pengambilan sampel menggunakan teknik penarikan
sampel berkelompok (cluster sampling). Menurut Arief Furchan (1982:196),
penarikan sampel berkelompok digunakan karena satuan yang dipilih bukanlah
individu-individu, melainkan sekelompok individu yang secara alami berada
bersama-sama di satu tempat.
Berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut
dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya sesuai dengan
tujuan penelitian, sampel secara random diperoleh SMK Negeri 2 Sragen yang
mewakili sekolah negeri dan SMK Muhammadiyah 2 Sragen yang mewakili
sekolah swasta. Sampel tersebut mewakili derajad keseragaman (degree of
homogeneity) di mana kedua SMK memiliki sarana dan fasilitas pembelajaran yang
standar, lokasi berada di kota, latar belakang siswa hampir sama, pengalaman dan
kualitas instruktor yang berimbang. Kedua SMK tersebut juga memiliki jumlah
kelas paralel untuk kelas XII Program Keahlian Teknik Pemesinan yaang sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lviii
yaitu sebanyak 4 (empat) kelas. Dengan dasar-dasar pertimbangan pemilihan
tersebut, menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008 : 188) masing-masing
pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat sebagai
berpasangan (matching)
Adapun sebagai kelompok kontrol dari 4 (empat) kelas XII Program
Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Sragen, secara random sampling
diperoleh sampel 2 (dua) kelas yaitu kelas XII TP2 dan XII TP3. Kelompok
eksperimen dari kelas XII Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK
Muhammadiyah 2 Sragen, sebanyak 4 (empat) kelas diperoleh sampel 2 (dua) kelas
yaitu XII TP1 dan XII TP2
.
D. Teknik Pengambilan Data
1. Instrumen Penelitian
a. Penilaian Produk (Tes Unjuk Kerja)
Pengumpulaan data melalui penilaian produk (tes unjuk kerja) digunakan
untuk mengukur Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes unjuk kerja
berbentuk gambar kerja (job sheet) dan lembar penilaian, sesuai dengan standar
kompetensi menurut KTSP 2009 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Penyusunan test unjuk kerja dan pemberian skor pada lembar penilaian mengacu
pada standar baku yang diterapkan oleh ATMI (Akademi Teknik Mesin Indonesia)
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lix
Untuk penilaian produk pada lembar kerja, terbagi atas penilaian obyektif,
subyektif dan estimasi waktu. Penilaian obyektif adalah penilaian ukuran produk
dengan berpedoman pada alat ukur standar. Alat ukur standar yang digunakan
berupa mistar ingsut atau jangka sorong (vernier caliper) ketelitian 0,02 mm, dan
micrometer luar (out side micrometer) ketelitian 0,01 mm. Penilaian obyektif
meliputi ukuran dengan toleransi umum tingkat menengah (middle), toleransi
khusus, dan toleransi suaian atau dikenal dengan toleransi ISO (International
Standard Organization).
Skor untuk toleransi umum adalah 10 jika ukuran masuk daerah toleransi,
skor 4 jika ukuran berada di luar toleransi satu tingkat, dan skor 1 jika ukuran
menyimpang lebih dari satu tingkat toleransi. Untuk skor toleransi khusus adalah
10 jika ukuran masuk daerah toleransi, dan 1 jika ukuran di luar toleransi.
Sedangkan skor untuk toleransi suaian adalah 10 jika ukuran masuk daerah
toleransi, dan skor 0 (nol) jika ukuran di luar toleransi.
Penilaian subyektif adalah penilaian yang hasilnya menurut perasaan
(feeling) individu atau assessor penilai terhadap obyek yang dinilai. Penilaian
subyektif diterapkan terhadap kekasaran permukaan dan performen produk.
Kekasaran permukaan produk disimbolkan dengan huruf dan angka yaitu N1
(paling halus) sampai dengan N12 (paling kasar).
Untuk meminimalkan subyektivitas penilaian, digunakan alat pengukur
pembanding berupa: alat ukur pembanding kekasaran (rought) atau disebut rugo
test. Skor penilaian adalah 10 jika kekasaran permukaan produk sesuai standar.
Skor 5 jika permukaan produk lebih kasar satu tingkat dari standar, dan skor 1 jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lx
kekasaran permukaan produk lebih dari satu tingkat dari standar. Untuk performen
adalah penampilan produk dibandingkan dengan gambar yang meliputi kesesuaian
penampilan dan tingkat kesempurnaan/tanpa cacat. Skor 10 jika penampilan
produk sempurna, skor 5 jika penampilan produk ada cacat sedikit, dan skor 1
untuk produk yang banyak cacat dan tidak sesuai gambar kerja.
Oleh karena tingkat kesulitan dalam pengerjaan produk tidak sama untuk
setiap toleransi dan performen yang ditentukan, maka skor penilaian obyektif
dangan skor penilaian subyektif menggunakan perbandingan 75% : 25%. Hasil
akhir untuk skor produk maksimal adalah 10.
Penilaian waktu adalah skor yang diberikan atau yang dikurangkan kepada
siswa berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk.
Estimasi waktu yang diberikan, menuntut siswa bekerja penuh konsentrasi, penuh
perhitungan, dan harus membuat persiapan yang matang. Dengan dasar di atas,
setiap penambahan waktu 15 menit yang digunakan, maka siswa akan
mendapatkan pengurangan nilai 1. Begitu pula setiap pengurangan waktu
pengerjaan produk 15 menit, siswa akan mendapatkan nilai 1, dengan catatan nilai
akhir sebelum ditambah adalah ≥7 (Lihat Lampiran 7. Format Penilaian pada
halaman 161).
b. Tes Tertulis
Data tentang Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur diambil dari tes
tertulis. Tes dimaksudkan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxi
kemampuan atau bakat yang dimiliki siswa dalam menggunakan alat ukur. Jumlah
butir tes ada 40 soal atau item berbentuk tes obyektif dengan 5 pilihan jawaban
(Lihat Lampiran 6 halaman 145 - 153).
c. Dokumentasi
Dokumentasi nilai diperlukan sebagai syarat untuk melakukan uji
kesetaraan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data awal untuk uji
kesetaraan dengan mengambil nilai dari rapor kelas XI, pada mata pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan. Kompetensi dari mata pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan yang diambil adalah: 1). Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut,
dan 2). Melakukan pekerjaan dengan mesin frais.
2. Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang
telah dibuat dan dilaksanakan pada kelas lain yang tidak mengalami perlakuan.
Ada 2 (dua) macam instrumen dalam penelitian ini, yaitu:
ü Tes unjuk kerja, untuk mengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
praktik Pekerjaan Permesinan. Tes unjuk kerja adalah tes yang telah dibakukan
oleh LSP dan berbentuk gambar kerja dengan disertai format penilaian untuk
penilaian produk, sehingga tidak diadakan uji coba instrumen lagi.
ü Tes tertulis, untuk mengukur penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur.
Instrumen ini dibuat sendiri sehingga perlu diadakan uji coba (tryout). Uji coba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxii
dilaksanakan di sekolah lain yang tidak digunakan untuk penelitian, yaitu dari
kelas XII MP4 SMK Binawiyata Karangmalang Sragen.
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi (content
validity) dan validitas bertalian dengan criteria (criterium validity).
Validitas isi untuk mengetahui sejauh mana instrumen mencerminkan isi
dan format dari instrumen yang dikehendaki (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008 :
229). Untuk memenuhi validitas isi tidak dianalisis secara statistik, tetapi
penyusunan instrumen berpedoman pada kisi-kisi soal secara logis atau rasional
sesuai dengan indikator atau Tujuan Pembelajaran dari Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diujikan.
Validitas bertalian butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus
Korelasi Product Moment dari Pearson seperti yang dikutip Suharsimi Arikunto
(2002 : 252), dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: r xy : Koofisien korelasi antara variabel X dan Y
NSXY – (SX)(SY)
√{NSX2 – (SX) 2}{NSY2-(SY) 2}
r xy = NSXY – (SX)(SY)
√{NSX2 – (SX) 2}{NSY2-(SY) 2}
r xy =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiii
X : Skor butir soal
Y : Skor total
N : Jumlah sampel
XY : Jumlah butir dikalikan skor total (X)(Y)
Hasil validitas butir (rxy) selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kritis r,
pada taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > rtabel maka disimpulkan instrumen tersebut
valid. Tabel harga kritis r pada taraf sigifikansi 5% untuk instrumen tes sebanyak
40 item diperoleh hasil 0,304 (Lampiran 5 halaman 138-139). Dari perhitungan
menggunakan rumus dari Pearson dibantu program Microsoft Excel, ada 4 item
yang tidak valid. Item yang tidak valid yaitu: 11, 13, 19 dan 24, dibuang sehingga
soal yang digunakan untuk penelitian menjadi 36 butir. Untuk mempermudah
penilaian dijadikan 35 item dengan membuang nomor 22 yang mempunyai daya
beda jelek. Berdasarkan indikator kisi-kisi soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut
dapat dibuang dan tidak akan berpengaruh pada validitas isi.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Realiabilitas disebut juga stabilitas dan konsistensi, yaitu kejegan atau
konsistensi skor yang diperoleh dari suatu pengukuran terhadap subyek yang sama
pada waktu berbeda dan cara lain yang sepadan (Samsi Haryanto, 2008:20).
Reliabilitas menunjukkan suatu hasil pengukuran yang ajeg atau stabil apabila alat
ukur digunakan berkali-kali. Pengujian realibilitas data menggunakan pendekatan
konsistensi internal dengan cara kovarians butir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiv
Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus dari Kuder-Richardson yaitu
KR-20 (Wiji Suwarno, 2009:138). Rumus ini dipilih dengan asumsi penyusunan
instrument mempunyai tingkat kesukaran yang sama. Adapun rumus KR-20
adalah:
Keterangan :
rKR 20 = Koefisien Reliabilitas Instrumen:
n = Jumlah burit/item
S2 = Varians total
p = Proporsi subyek yang menjawab betul suatu butir soal
q = Proporsi subyek yang menjawab salah suatu butir soal
Sedangkan untuk menentukan varians total (S2) dipakai rumus sebagai
berikut:
S2 =
Keterangan:
S2 = Varians total
X = Jumla skor
(ΣX)2 N
N
∑X2 -
rKR 20 = ( 1 - )
n
n – 1
Σpq S2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxv
N = Jumlah siswa/peserta tes
Hasil perhitungan dikonsultasikan pada kriteria reliabilitas. Reliabilitas
instrumen dikatakan kurang baik apabila harga rhitung < 0,60. Harga rhitung 0,6 –
0,79 termasuk cukup atau dapat diterima, sedangkan rhitung > 0,8 termasuk baik.
Dari perhitungan hasil uji coba instrumen menggunakan rumus KR-20 yang
dilakukan dengan program Microsoft Excel, diperoleh harga sebesar 0,85. Menurut
kriteria harga reliabilitas tersebut, instrumen Menggunakan Alat Ukur dapat
dikategorikan “baik/reliabel” (Lampiran 5 halaman 140).
c. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal dapat disebut analisis soal secara kuantitatif (Wiji
Suwarno, 2009: 131). Analisis butir soal meliputi Tingkat Kesukaran (TK) dan
Daya Beda (DB).
1) Tingkat Kesukaran Soal (TK)
Tingkat kesukaran soal dalah proporsi peserta tes yang menjawab benar
suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam
bentuk indeks. Semakin besar indeks yang diperoleh berarti soal tersebut semakin
mudah. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran (2009: 132) adalah:
Keterangan:
B
P =
JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvi
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Banyaknya seluruh siswa
Dengan program Microsoft Excel pada butir soal yang akan digunakan,
diperoleh hasil indeks kesukaran rata-rata 0,81 yang berarti kategori soal
Menggunakan Alat Ukur adalah “mudah” (Lampiran 5 halaman 141).
2) Daya Beda Soal (DB)
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai dengan yang kurang pandai dalam mengerjakan suatu soal.
Semakin tinggi indeks daya beda berarti soal tersebut semakin mampu
membedakan antara siswa pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus untuk
menghitung daya beda (2009: 134) adalah:
Keterangan:
BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JA = Banyaknya siswa kelompok atas
JB = Banyanya siswa kelompok bawah
BA BB
D = - =PA – PB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvii
PA = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
PB = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar.
Berdasarkan rumus tersebut setelah dihitung dengan program Microsoft
Excel dapat disimpulkan bahwa instrument tes Menggunakan Alat Ukur
mempunyai daya beda yang cukup (Lampiran 5 halaman 142 - 143).
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Kesetaraan
Pengujian kesetaraan dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan yang signifikan dari sampel yang independen, yaitu dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan. Data nilai untuk
uji kesetaraan diambil dari dokumentasi nilai praktik pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan kelas XI sebagai data awal. Jika data awal yang telah diuji
menunjukkan kesetaraan, maka penelitian untuk kedua kelas yaitu kelas kontrol
dan kelas eksperimen dapat dilakukan.
Uji kesetaraan atau keseimbangan sampel dilakukan dengan menggunakan
uji beda atau Uji – T (t-test) dengan rumus menurut Suharsimi Arikunto (2002 :
275) adalah:
t – test = S1
2 S22
n n
X1 –X2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxviii
Keterangan:
X1 = Rata-rata nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas XI TP2 tahun
pelajaran 2009/2010 dari kelompok kontrol.
X2 = Rata-rata nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas XI TP1 tahun
pelajaran 2009/2010 dari kelompok eksperimen.
S12 = Varians kelompok kontrol
S22 = Varians kelompok eksperimen.
n1 = Jumlah siswa kelompok kontrol
n2 = Jumlah siswa kelompok eksperimen.
Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi
5%. Jika t hitung > t tabel, maka sampel dikatakan berbeda. Berdasarkan data awal
antara kelompok kontrol dengan sampel 31 siswa dan kelompok eksperimen
dengan sampel 41 siswa yang telah dihitung, diperoleh t hitung sebesar 1,23. Hasil
tersebut dibandingkan dengan table t dengan sampel diambil antara 30 – 40
diperoleh harga kritis 1,645 pada taraf signifikansi 5%. Oleh karena thitung < ttabel,
maka kesimpulannya sampel tidak berbeda. Hal tersebut berarti bahwa antara
kelompok control dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang
seimbang atau setara (Lampiran 8 halaman 162).
b. Uji Normalitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxix
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah sampel yang diambil dari
populasi berdistribusi normal atau tidak, sehingga diperoleh residu berdistribusi
normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data dari penelitian ini, menggunakan
Metode Lilliefors. Metode Lilliefors digunakan jika data tidak dalam distribusi
frekuensi data bergolong (Budiyono, 2004 : 170). Setiap data Xi diubah menjadi
bilangan baku zi dengan transformasi:
Statistik uji untuk metode ini yaitu:
dimana :
F(z1) = P(Z ≤ zi)
Z ~ N(0,1)
S(zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi
Hasil perhitungan L yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel nilai Lα;n
pada taraf signifikansi 5%. Jika Lhitung < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
c. Uji homogenitas
L = Maks F(z1) – S(z1)
Xi – X
zi =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxx
Metode yang digunakan untuk menguji kesamaan varian dari sampel
penelitian adalah dengan teknik analisis variansi homogenitas satu jalur (uji F)
yaitu:
Hasil perhitungan F dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf signifikansi
5%. Jika F hitung < F tabel maka sampel dikatakan homogen.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian
ini diterima atau ditolak. Pada penelitian ini uji hipotesis menggunakan Anava dua
jalur (two- way anova), dengan bantuan computer menggunakan software
MINITAB. Hasil Uji F dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf signifikansi 5%.
Uji F dirumuskan:
Keterangan : F = nilai statistik uji F
MSp = rerata kuadrat perlakuan
MSe = rerata kuadrat error
Hipotesis statistik yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis 1:
Fo = Variansi terbesar
Variansi terkecil
F =
MSp
MSe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxi
Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis
Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi
(Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Ho : µA1 = µA2
H1 : µA1 ≠ µA2
b. Hipotesis 2:
Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Ho : µB1 = µB2
H1 : µB1 ≠ µB2
c. Hipotesis 3:
Terdapat interaksi pengaruh antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan
Berbasis Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis
Kompetensi (Competency Based Training) dengan Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
Ho : A x B = 0
H1 : A x B ≠ 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxii
Dari hasil pengujian hipotesis menggunakan ANAVA 2 jalur, dilakukan Uji Lanjut
Pasca Anava dengan menggunakan rumus Scheffe’ (Budiyono, 2004 : 201) sebagai
berikut:
Keterangan:
Fi-j : nilai F obs pada pembandingan ke-i dank e-j
Xi : rataan pada sampel ke-i
Xj : rataan pada sampel ke-j
RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan anava
ni : ukuran sampel ke-i
nj : ukuran sampel ke-j
Fi-j = -------------------------
(Xi – Xj)2
1 1
RKG ----- + ------
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiii
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Produk (kelas eksperimen)
Jumlah siswa kelas eksperimen secara keseluruhan adalah 78 siswa.
Prestasi tertinggi adalah 98, terendah 60, rata-rata 78, dan standar deviasi 10,70.
a. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur tinggi
Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok penguasaan Alat Ukur
tinggi adalah 39 siswa. Prestasi tertinggi adalah 98, terendah 61, rata-rata 82,82
median 86,25 dan standar deviasi 9,32. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel
3 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 2.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas
eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi
Nilai Titik Tengah (X) f fX
59 – 65 62 2 124 66 – 72 69 3 207 73 – 79 76 9 684 80 – 86 83 10 830 87 – 93 90 10 900 94 – 100 97 5 485
∑f = 39 ∑f X = 3230
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiv
10
9
8
7
FR
EK
UE
NSI
6
5
4
3
2
1
0
59-65 66-72 73-79 80-86 87-93 94-100
NILAI TES
Gambar 2. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen
pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi.
b. Deskripsi Nilai Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur rendah
Jumlah siswa kelas eksperimen pada kelompok penguasaan Alat Ukur
rendah adalah 39 siswa. Prestasi tertinggi adalah 89, terendah 60, rata-rata 72,38
median 74,64 dan standar deviasi 8,04. Sebaran nilai Prestasi Belajar Siswa pada
kelas eksperimen menurut penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah
dapat ditunjukkan pada Tabel 4 dan digambarkan dengan histogram seperti pada
Gambar 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxv
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah
Nilai Titik Tengah (X) f fX
60 – 64 62 9 558 65 – 69 67 6 402 70 – 74 72 9 648 75 – 79 77 7 539 80 – 84 82 4 328 85 – 89 87 4 348
∑f = 39 ∑f X = 2823
9
8
7
FR
EK
UE
NSI
6
5
4
3
2
1
0
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89
NILAI TES
Gambar 3. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas eksperimen pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah.
2. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi (kelas kontrol)
Jumlah siswa kelas kontrol secara keseluruhan adalah 67 siswa. Prestasi
tertinggi adalah 85, terendah 58, rata-rata 72, dan standar deviasi 7,26.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvi
a. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur tinggi
Jumlah siswa kelas kontrol pada kelompok penguasaan Alat Ukur tinggi
adalah 38 siswa. Prestasi tertinggi adalah 85, terendah 58, rata-rata 74,05, median
73,61 dan standar deviasi 7,45. Sebaran nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 5 dan
digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 4.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi
11
10
FR
EK
UE
NSI
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88 NILAI TES
Gambar 4. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol
pada kelompok Penguasaan Alat Ukur tinggi.
Nilai Titik Tengah (X) f fX
53 – 58 55,5 1 55,5 59 – 64 61,5 3 184,5 65 – 70 67,5 7 472,5 71 – 76 73,5 11 808,5 77 – 82 79,5 11 874,5 83 - 88 85,5 5 427,5
∑f = 38 ∑f X = 2.823,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvii
b. Deskripsi Prestasi Belajar Siswa menurut kelompok penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur rendah
Jumlah siswa adalah 29 siswa. Prestasi tertinggi adalah 80, terendah 55,
rata-rata 67,72, median 71,64 dan standar deviasi 7,31. Sebaran nilai ditunjukkan
pada Tabel 6 dan digambarkan dengan histogram seperti pada Gambar 5.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah
Nilai Titik Tengah (X) f fX
54 – 58 56 5 280 59 – 63 61 4 244 64 – 68 66 5 330 69 – 73 71 7 497 74 – 78 76 7 532 79 – 83 81 1 81
∑f = 29 ∑f X = 1964
9
8 7
FR
EK
UE
NSI
6
5
4
3
2
1
0
54-58 59-63 64-68 69-73 74-78 79-83
NILAI TES
Gambar 5. Histogram Nilai Praktik Pekerjaan Permesinan kelas kontrol pada kelompok Penguasaan Alat Ukur rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxviii
Tabel 7. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur
Sumber Statistik
Pendekatan Pembelajaran
Jumlah Berbasis Produk
Berbasis Kompetensi
Tinggi
N SX SX2
SD C SS
39 3.249 274.281
83,31 9,75
270.666,69 3.614,31
38 2.825 212.021 74,34
7,36 204.631,41 7.389,59
77 6.074 486.302
78,88 9,71 475.298,10 11.003,90
Rendah
N SX SX2
SD C SS
39 2.830 208.300
72,56 8,80 205.356,41 2.943,59
29 1.972 135.594
68,00 7,31 134.096,00
1.498,00
68 4.802 343.894,00
70,62 8,45 339.452,41 4.441,59
Jumlah
N SX SX2
SD C SS
78 6.079 482.581
77,94 10,70 473.772,32 8.808,68
67 4.897 347.615
71,60 7,94 343.450,88 4.164,12
145 10.880 830.080
75,03 9,76 817.223,20 12.856,80
B. Uji Persyaratan Hipotesis
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk memperoleh informasi apakah sampel
yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena belum
dapat diprediksi apakah sampel berdistribusi normal atau tidak normal, maka uji
normalitas dipilih menggunakan Uji Lilliefors. Data nilai hasil tes Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, dipisahkan berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxix
kelompok tinggi dan rendah menurut hasil tes penguasaan dalam Menggunakan
Alat Ukur, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan data
dari masing-masing kelas dan kelompok, selanjutnya dibuat tabel kerja untuk
menghitung rataan ( ) dan simpangan baku (s). Langkah selanjutnya adalah
membuat table kerja untuk menghitung Lmaks. Sampel berdistribusi normal jika
Lmaks < Ltabel.
Hasil Uji normalitas nilai tes praktik Pekerjaan Permesinan pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan untuk kelas kontrol dan eksperimen
menurut kelompok Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi dan rendah,
secara ringkas disajikan pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Pemesinan (Nilai Tes Praktik)
Nilai
Kelas
Eksperimen Kontrol
Penguasaan Tinggi
Penguasaan Rendah
Penguasaan Tinggi
Penguasaan Rendah
Lilliefors 0,0882 0,0840 0,1028 0,1057
Dk 39 39 38 29
L tabel (0,05) 0,1419 0,1419 0,1437 0,1610
Kesimpulan 0,0882 < 0,1419 0,0840 < 0,1419 0,1028 < 0,1437 0,1057 < 0,1610
Hasil perhitungan nilai tes praktik (Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan) untuk kelas eksperimen dengan
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi adalah 0,0882. Harga L tabel pada
taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan 39 adalah 0,1419. Karena Lhitung <
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxx
Ltabel (0,0882 < 0,1419), maka nilai tes praktik untuk kelas eksperimen pada
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur kelompok tinggi berdistribusi normal.
Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan untuk kelas eksperimen dengan Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur rendah adalah 0,0840. Harga Ltabel pada taraf signifikansi
5% dengan derajad kebebasan 39 adalah 0,1419. Karena Lhitung < Ltabel (0,0840 <
0,1419), maka nilai tes praktik untuk kelas eksperimen pada Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur kelompok rendah berdistribusi normal.
Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan untuk kelas kontrol dengan Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur tinggi adalah 0,1028. Harga Ltabel pada taraf signifikansi
5% dengan derajad kebebasan 38 adalah 0,1437. Karena Lhitung < Ltabel (0,1028 <
0,1437), maka nilai tes praktik untuk kelas kontrol pada Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur kelompok tinggi berdistribusi normal.
Hasil perhitungan nilai Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan untuk kelas kontrol dengan Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur rendah adalah 0,1057. Harga Ltabel pada taraf signifikansi
5% dengan derajad kebebasan 29 adalah 0,1610. Karena Lhitung < Ltabel (0,1057 <
0,1610), maka nilai tes praktik untuk kelas kontrol pada Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur kelompok rendah berdistribusi normal.
Data hasil perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Lilliefors dan bantuan
SPSS Statistic 17.0 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 174 –
185.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxi
2. Uji Homogenitas
Untuk menguji apakah sampel bersifat homogen atau heterogen sebagai
syarat pengujian hipotesis, digunakan Uji F. Data nilai hasil tes Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan yang telah dipisahkan
berdasarkan kelas eksperimen dan kelas control baik kelompok tinggi maupun
rendah, selanjutnya diuji homogenitasnya.
Berdasarkan perhitungan varian dari data nilai prestasi siswa pada mata
pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, diperoleh varian terbesar adalah 95,06
yaitu nilai kelas eksperimen kelompok tinggi. Sedangkan varian terkecil adalah
53,44 yaitu nilai kelas control kelompok rendah. Untuk menentukan homogenitas
sampel adalah varian terbesar dibagi varian terkecil, yang setelah dihitung
diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,779. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan
derajad kebebasan pembilang 39 dan derajad kebebasan penyebut 29 adalah 1,815.
Jika dibandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, maka Fhitung < Ftabel (0,1779 <
0,1815). Oleh karena itu, maka Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan bersifat homogen.
Ringkasan hasil Uji Homogenitas disajikan pada Tabel 9, dan data hasil
perhitungan Uji Homogenitas dengan Microsoft Excel selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 13 halaman 186.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxii
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
Sumber Variansi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
F tabel Tinggi
(39) Rendah
(39) Tinggi
(38) Rendah
(29)
Kel
as
Eks
peri
men
Tinggi (39) X - - -
1,815 Rendah (39) 1,228 X - -
Kel
as
Kon
trol
Tinggi (38) 1,755 0,700 X -
Rendah (29) 1,779 1,449 1,014 X
C. Pengujian Hipotesis
Rumusan hipotesis penelitian meliputi: 1) Terdapat perbedaan pengaruh
yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, 2) Terdapat
perbedaan pengaruh yang signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi dan rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan, dan 3) Terdapat interaksi pengaruh antara
pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based
Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training)
dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiii
Untuk pengujian Hipotesis penelitian tersebut, menggunakan teknik
ANAVA 2 jalur dengan desain faktorial 2 x 2. Berdasarkan hasil tes yang telah
dianalisis dengan bantuan program SPSS Statistics 17.0 dan program Ms Excel,
dapat diperoleh ringkasan seperti pada Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis Data
SUMBER VARIASI JK db RK F obs F tabel
(A) Pendekatan PBT & CBT 2.466,99 1 2.466,99 34,58 3,84
(B) Nilai alat ukur 1.448,19 1 1.448,19 20,30 3,84
(AB) Interaksi 445,36 1 445,36 6,24 3,84
(G) Galat 10.060,45 141 71,35
TOTAL 14.420,99 144
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap pendekatan praktik
(A) dari Tabel 10, yaitu Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training), diperoleh Fobservasi
sebesar 11,65. Harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan
pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Diperoleh Fhitung >
Ftabel (34,58 > 3,84), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, berdasarkan
analisis terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis
Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiv
(Competency Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap penguasaan alat ukur
(B) dari Tabel 10, untuk Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi
dan rendah diperoleh Fobservasi sebesar 20,30. Harga F tabel pada taraf signifikansi
5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad kebebasan penyebut 141
adalah 3,84. Diperoleh Fhitung > Ftabel (20,30 > 3,84), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima, yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan rendah terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Berdasarkan ringkasan hasil analisis varians terhadap pendekatan praktik
dan penguasaan alat ukur (AB) dari Tabel 10, diperoleh Fobservasi sebesar 6,24.
Harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan
derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Diperoleh Fhitung > Ftabel (6,24 >
3,84), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti terdapat interaksi
perbedaan pengaruh antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan Berbasis
Produk (Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi
(Competency Based Training) dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
(Lampiran 14 halaman 188-189).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxv
4. Uji Lanjut Pasca Anava
Uji Lanjut PASCA ANAVA dilakukan jika hasil pengujian hipotesis
menolak H0 dan H1 diterima. Dari ketiga macam hipotesis H1 yang ditterima
tersebut, hipotesis pertama dan kedua memperoleh Fhitung yang sangaat signifikan,
sedangkan tingkat penerimaan H1 hipotesis ketiga kurang meyakinkan. Dengan
melihat hasil perhitungan ANAVA, hipotesis pertama dan kedua sebenarnya tidak
perlu Uji Lanjut PASCA ANAVA. Namun untuk menguatkan hasil pengujian
hipotesis, dipaparkan hasil uji lanjut secara keseluruhan.
Untuk melakukan Uji Lanjut PASCA ANAVA, menggunakan Uji Scheffe’
dengan menghitung perbedaan rataan data dari masing-masing sel yang
ditunjukkan pada Tabel 11.
Tabel 11. Ringkasan rataan masing-masing sel
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur
Pendekatan Pembelajaran Praktik Rataan
marginal Basis Produk Basis Kompetensi
Tinggi 83,31 74,34 78,88
Rendah 72,56 68,00 70,62
Rataan marginal 77,94 71,60
Dengan RKG = 71,35 (Tabel 10 halaman 68), jumlah siswa pada kelompok
penguasaan tinggi dan rendah untuk kelas eksperimen (Basis Produk) masing-
masing = 39, dan jumlah siswa pada kelompok penguasaan tinggi dan rendah untuk
kelas kontrol (Basis Kompetensi) adalah 38 dan 29, maka untuk Uji Scheffe’dapat
dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvi
DK = [F I F > (3) F 0,05; 3, 141] = [F I F > (3) 2,64] = [F I F > 7,92]
a. Uji Schefee’ rataan antar baris (Penguasaan Tinggi dan Rendah)
F13-24 = ((78,88-70,62)2)/(71,35(1/77+1/68)) = 34,530
Berdasarkan perbandingan rataan antar baris (rataan marginal), diperoleh
Fobs sebesar 34,530. Karena Fobs > Ftabel yaitu 34,530 > 7,92, maka terdapat
perbedaan rataan prestasi belajar antara kelompok tinggi dengan kelompok rendah
atau ada perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara kelompok
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi dengan yang rendah.
Dengan demikian hipotesis kedua (Ho) ditolak, yang berarti ada perbedaan
yang signifikan antara Penguasaan dalam menggunakan alat ukur yang tinggi dan
yang rendah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik pekerjaan
permesinan.
b. Uji Schefee’ rataan antar kolom (Pendekatan Produk dan Kompetensi)
F12-34 = ((77,94-71,60)2)/(71,35(1/78+1/67)) = 20,304
Berdasarkan perbandingan rataan antar kolom (rataan marginal), diperoleh
Fobs sebesar 20,304. Karena Fobs > Ftabel yaitu 20,304 > 7,92, maka terdapat
perbedaan rataan prestasi belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol,
atau ada perbedaan yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk dengan
Pendekatan Berbasis Kompetensi. Dengan demikian hipotesis pertama (Ho)
ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara Pendekatan Berbasis
(Xi – Xj)2
Fi-j = RKG (1 + 1)
ni nj
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvii
Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi terhadap Prestasi belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
c. Uji Schefee’ rataan antar sel (kolom dan baris)
F1-2 = ((83,31 – 72,56)2)/ (71,35 (1/39 + 1/39)) = 31,583
F3-4 = ((74,34 – 68,00)2)/ (71,35 (1/38 + 1/29)) = 9,266
F2-3 = ((74,34 – 72,56)2)/ (71,35 (1/38 + 1/39)) = 10,843
Perbandingan rataan kelas eksperimen pada penguasaan tinggi dengan
rendah adalah 31,583, maka Fobs > Ftabel yaitu 31,583 > 7,92. Perbandingan rataan
antara kelas kontrol pada penguasaan tinggi dengan rendah adalah 9,266, maka Fobs
> Ftabel yaitu 9,266 > 7,92 dan perbandingan rataan antara kelas kontrol pada
penguasaan tinggi dengan kelas eksperimen pada penguasaan rendah adalah 10,843
atau Fobs > Ftabel (10,843 > 7,92)
F1-3 = ((83,31 – 74,34)2)/ (71,35 (1/39 + 1/38)) = 21,704
F1-4 = ((83,31 – 68,00)2)/ (71,35 (1/38 + 1/29)) = 54,640
F2-4 = ((72,56 – 68,00)2)/ (71,35 (1/39 + 1/29)) = 4,847
Pada perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
penguasaan tinggi adalah 21,704 maka Fobs > Ftabel (21,704 > 7,92), sehingga ada
interaksi perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara Pendekatan
Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi pada kelompok
penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur tinggi. Hasil perbandingan rataan
antara kelas kontrol tinggi dan kelas eksperimen kelompok rendah adalah 54,640
atau Fobs > Ftabel (54,640 < 7,92), maka juga terdapat interaksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxviii
Hasil perbandingan rataan antara kelas eksperimen dan kontrol kelompok
penguasaan rendah adalah 4,847 atau Fobs < Ftabel ( 4,847 < 7,92), berarti tidak
ada interaksi perbedaan yang signifikan mean prestasi belajar antara Pendekatan
Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis Kompetensi pada kelompok
penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur rendah. Hipotesis ketiga (Ho) diterima,
tidak ada interaksi antara Pendekatan Berbasis Produk dengan Pendekatan Berbasis
Kompetensi dengan Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi
belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan. Ringkasan hasil
perhitungan uji Schefee’ ditunjukkan pada Tabel 12, dan perhitungannya dapat
dilihat pada Lampiran 15 halaman 190).
Tabel 12. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Schefee’
Pendekatan Praktik dan Penguasaan Alat Ukur
Produk Kompetensi
Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Produk Tinggi x x x x
Rendah 31,583 x x x
Kompetensi Tinggi 21,704 10,843 x x
Rendah 54,640 4,847 9,266 x
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dipaparkan hasil penelitian:
1. Hasil Pengujian Hipotesis pertama diperoleh Fhitung sebesar 34,58. Harga
Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan
derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel
(34,58 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxix
signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training) dan
Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan.
Pendekatan berbasis produk lebih memberikan tantangan bagi siswa
dibanding dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini karena siswa dituntut
praktik secara mandiri, dengan kualitas dan waktu yang standar sesuai dengan
produk (job real). Sementara pada pendekatan berbasis kompetensi, untuk
mencapai kompetensi tertentu, pengalokasian waktu lebih longgar sesuai dengan
kemampuan individu tiap siswa, serta diperlukan pembimbingan yang intensip
untuk mencapai kompetensi standar.
Keberhasilan pembelajaran berbasis produk, karena didukung oleh beberapa
hal diantaranya adalah: fasilitas yang siap pakai dengan kepresisian standar, guru
atau instrukror yang memiliki profesionalisme tinggi, kesiapan kerja siswa, dan
sikap kerja yang menghargai konsumen dengan komitmen pada kualitas
(Depdikbud, 1999 : 22).
Dari penilaian hasil produk, pendekatan pembelajaran berbasis produk lebih
ketat dalam menentukan sejauh mana siswa mencapai kompetensi dengan melihat
kriteria atau norma yang diberlakukan. Ketepatan ukuran sesuai dengan toleransi
dan ketepatan waktu penyelesaian sesuai dengan estimasi merupakan hal yang
sangat penting dalam pembuatan produk. Siswa dapat dikatakan mencapai
ketuntasan jika memperoleh nilaai minimal standar kompetensi, di mana produk
dapat digunakan jika dapat berfungsi. Hal ini karena hasil pembelajaran siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xc
merupakan produk yang harus mampu digunakan, jika tidak standar dapat diartikan
bahwa siswa belum mencapai ketuntasan minimal.
Berdasarkan rataan marginal pada Pendekatan Berbasis Produk sebesar
77,94 dan pada Pendekatan Berbasis Kompetensi sebesar 71,60, maka dengan uji
lanjut diperoleh Fhitung sebesar 20,304. Jika Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada
taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141
sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel (20,304 > 7,92). Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk lebih
baik daripada pendekatan berbasis kompetensi.
2. Hasil Pengujian Hipotesis kedua diperoleh Fhitung sebesar 20,30. Harga
Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan
derajad kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Dengan demikian Fhitung > Ftabel
(20,30 > 3,84), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan
rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
Permesinan.
Berdasarkan rataan marginal pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi sebesar 78,88 dan pada Penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang rendah sebesar 70,62, maka dengan uji lanjut diperoleh Fhitung sebesar
34,530 yang jika dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan
derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92 maka Fhitung > Ftabel
(34,530 > 7,92). Ini berarti bahwa prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xci
Praktik Pekerjaan Permesinan kelompok penguasaan tinggi lebih baik daripada
kelompok penguasaan rendah.
Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur adalah kemampuan dasar yang
harus dimiliki siswa untuk dapat menguasai kompetensi pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan. Menurut Winkel (1996 : 134), kemampuan aktual
pada mata pelajaran tertentu dapat dilihat dari kompetensi prasyarat pada jenjang
kelas sebelumnya. Siswa yang mempunyai penguasaan dalam Menggunakan Alat
Ukur yang tinggi lebih siap mengikuti praktik sehingga akan lebih cepat
mengambil keputusan terkait penggunaan alat ukur.
Kecepatan dan ketepatan dalam memilih alat ukur yang tepat,
mengkalibrasi, menggunakan, melakukan pengukuran, dan membaca alat ukur
merupakan salah satu faktor yang akan menentukan kecepatan dalam
menyelesaikan benda kerja pada mesin dan ketepatan terhadap ukuran atau dimensi
benda kerja. Dengan demikian siswa yang menguasai penggunaan alat ukur dengan
baik akan mempunyai prestasi pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan
lebih baik pula.
3. Hasil Pengujian Hipotesis ketiga diperoleh Fhitung sebesar 6,24. Harga Ftabel
pada taraf signifikansi 5% dengan derajad kebebasan pembilang 1 dan derajad
kebebasan penyebut 141 adalah 3,84. Karena Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), maka
terdapat interaksi perbedaan antara pembelajaran praktik dengan Pendekatan
Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcii
Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis produk untuk
kelompok penguasaan tinggi adalah 83,31 dan untuk kelompok penguasaan rendah
adalah 72,56. Nilai rataan prestasi belajar siswa dengan pendekatan berbasis
kompetensi untuk kelompok penguasaan tinggi adalah 74,34 dan untuk kelompok
penguasaan rendah adalah 68,00.
Berdasarkan uji lanjut Schefee’ dengan membandingkan rataan antar sel
pada kolom yang sama (penguasaan tinggi dan rendah) diperoleh nilai F untuk
pendekatan berbasis produk sebesar 31,583 dan untuk pendekatan berbasis
kompetensi sebesar 9,266. Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajad
kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Pada perbandingan antar
sel pada baris yang sama diperoleh nilai F untuk penguasaan tinggi sebesar 21,704
dan untuk penguasaan rendah sebesar 4,847. Ftabel pada taraf signifikansi 5%
dengan derajad kebebasan pembilang 3 dan penyebut 141 sebesar 7,92. Hasil
perhitungan rataan siswa, untuk penguasaan alat ukur yang rendah selalu lebih
rendah dari pada rataan untuk penguasaan alat ukur yang tinggi, baik dengan
pendekatan produk maupun kompetensi. Apabila digambarkan secara grafik profil,
maka akan terlihat tidak adanya garis perpotongan antara variabel bebas pertama
dan kedua.
Namun demikian, untuk pengambilan kesimpulan ada tidaknya interaksi
perbedaan tetap saja harus dilihat dari signifikansi interaksi pada analisis
variansinya (Budiyono, 2004 : 221). Dengan dasar hasil analisis variansi hipotesis
ketiga diperoleh Fhitung > Ftabel (6,24 > 3,84), maka hipotesis ketiga (Ho) ditolak
yang berarti ada interaksi perbedaan antara Pendekatan Berbasis Produk dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciii
Pendekatan Berbasis Kompetensi dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur.
Pendekatan berbasis produk memberikan tantangan siswa pandai dalam
penguasaan alat ukur untuk mandiri, kreatif dan inovatif dengan waktu yang cepat
dan kualitas standar. Pembelajaran lebih merangsang dari aspek kognitif, afektif
dan psikomotoriknya, karena siswa dituntut kesiapan materi, mental dan skill
dalam penyelesaian masalah/produk. Adanya penerapan reward and punishment,
pengalaman baru hasil inovasi siswa dengan didukung produk terapan (real job)
membuat siswa lebih percaya diri, sehingga lebih siap menghadapi dunia kerja.
Kelemahan pendekatan berbasis produk adalah pada materi, dengan produk
sesuai pemesan (customer), dimungkinkan ada kompetensi yang tidak dapat
dipraktikkan siswa karena produk yang dikerjakan tidak terkait kompetensi
tertentu. Materi kompetensi yang tidak tersusun rapi membuat siswa yang kurang
cerdas akan kesulitan untuk penguasaan materi secara keseluruhan, akhirnya hanya
kompetensi tertentu yang dapat dikuasai, sehingga prestasi belajar tidak maksimal.
Siswa tidak leluasa menentukan penyelesaian produk sesuai kemampuan,
karena sudah baku/standar produk. Ini berakibat lebih besar tingkat kegagalan
dalam penyelesaian produk, dan meningkatnya stress, sehingga prestasi siswa tidak
akan lebih baik.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian telah kami upayakan seoptimal mungkin, namun tidak dapat
peneliti hindari adanya berbagai keterbatasan yang membuat penelitian ini tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciv
sesuai harapan. Beberapa kendala yang membatasi kesempurnaan penelitian ini
diantaranya adalah:
1. Waktu penelitian
Penelitian yang terkait psikomotorik seperti praktik sulit diukur secara nyata
dengan dalam waktu yang singkat, karena tidak semua kompetensi dapat
dikuasai dengan sempurna, hal ini berdampak kurangnya kompetensi dan
motivasi siswa dalam praktik, sehingga tidak dapat berprestasi sesuai harapan..
2. Unit Produksi yang belum optimal
Unit Produksi yang relevan sangat mendukung pembelajaran. Variasi dan
jumlah produk yang dibuat akan membantu tercapainya kompetensi siswa.
Optimalisasi pembelajaran
3. Pelaksanaan pembelajaran di bengkel praktik masih terkendala diantaranya
adalah peralatan dan sumber daya siswa. Kendala yang ada adalah, peralatan
masih kurang lengkap baik secara kualitatif maupun kuantitatif, mayoritas
siswa belum mampu untuk melaksanakan tugas secara mandiri, dan kurang
motivasi untuk berprestasi.
4. Adanya bias penelitian yang tidak dapat dielakkan. Pada kenyataan sehari-hari,
dimungkinkan kelas yang digunakan untuk membandingkan perbedaan
pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk dan Pendekatan Berbasis
Kompetensi, menggunakan kedua pendekatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcv
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Pendekatan Berbasis Produk
(Product Based Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency
Based Training) terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik
Pekerjaan Permesinan, yang berdasarkan Fhitung = 34,58 dibandingkan Ftabel =
3,84. Kelas yang mendapat perlakuan praktik dengan pendekatan berbasis
produk mempunyai nilai prestasi lebih tinggi dibanding dengan kelas yang
menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.
2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang tinggi dan kelompok Penguasaan dalam
Menggunakan Alat Ukur yang rendah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, yang berdasarkan Fhitung =
20,30 dibandingkan Ftabel = 3,84. Kelompok yang mempunyai penguasaan
dalam menggunakan alat ukur tinggi mendapatkan nilai prestasi lebih tinggi
dibanding dengan kelompok yang mempunyai penguasaan dalam
menggunakan alat ukur rendah.
3. Ada interaksi pengaruh antara Pendekatan Berbasis Produk (Product Based
Training) dan Pendekatan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training)
dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvi
Permesinan ditinjau dari Penguasaan dalam Menggunakan Alat Ukur, yang
berdasarkan Fhitung = 6,24 dibandingkan Ftabel = 3,84.
B. Implikasi
Dari kesimpulan di atas memberikan gambaran, bahwa prestasi belajar
siswa pada Mata Pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan dapat ditingkatkan
dengan menerapkan Pendekatan Berbasis Produk (Product Based Training),
terutama pada siswa yang memiliki penguasaan dalam menggunakan alat ukur
tinggi.
Pendekatan pembelajaran sebagai sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum, yang di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Jika ditinjau dari sudut pandang pembelajaran secara umum,
pendekatan pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk berorientasi
pada siswa (student centered approach) sedangkan pembelajaran praktik dengan
pendekatan berbasis kompetensi berorientasi pada guru/instruktur (teacher
centered approach).
Dengan demikian, pembelajaran praktik khususnya pada mata pelajaran
Praktik Pekerjaan Permesinan dengan pendekatan berbasis produk (product based
training) menuntut siswa lebih aktif dan kreatif dalam mencari solusi agar
pekerjaan (product) dapat diselesaikan dengan cepat, ukuran tepat, tanpa cacat, dan
tidak kalah penting adalah selamat bagi pekerja, mesin/alat, dan orang lain di
lingkungan kerjanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvii
Pada pembelajaran praktik berbasis produk, hasil pekerjaan siswa dituntut
mampu memuaskan pelanggan. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang tinggi
sebagai dasar untuk melakukan praktik khususnya pada mata pelajaran Pekerjaan
Permesinan, lebih mudah memahami gambar kerja. Analisis pekerjaan mampu
dilakukan dengan kemampuan daya pikirnya, sehingga pekerjaan menjadi lebih
cepat dapat diselesaikan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi pula. Kebanyakan
dari mereka mempunyai tujuan atau cita-cita yang jelas, sehingga akan melakukan
pekerjaan dengan senang hati dan sikap optimis akan mampu berprestasi.
Merujuk pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa siswa dengan
penguasaan rendah pada penggunaan alat ukur, akan sulit berprestasi. Siswa
dengan penguasaan dasar yang rendah tidak dapat memenuhi tuntutan produk,
karena daya pikir (aspek kognitif) yang kurang cerdas, sehingga akan kesulitan
merencanakan pekerjaan (work planning). Oleh karena kesulitan dalam
menganalisis pekerjaan, maka siswa dengan penguasaan rendah cenderung kurang
dalam motivasi berprestasi (achievement motivation), sehingga pasif menunggu
instruksi guru. Siswa dengan penguasaan alat ukur yang rendah akan bekerja tanpa
konsep karena kurang pemahaman pada job, tool, maupun procedure. Pada
akhirnya pekerjaan dilakukan asal jadi, sehingga hasilnya jauh dari standar gambar
kerja.
Siswa dengan penguasaan alat ukur yang rendah, jika tidak mendapatkan
bimbingan dan pengarahan dari guru/instruktur akan kesulitan untuk berprestasi. Di
sinilah peran instruktor yang tidak cukup hanya memberi instruksi, tetapi juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcviii
harus mampu menjadi guru untuk mengantarkan generasi penerus yang berkualitas
dalam mengisi pembangunan.
C. Saran
Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
praktik khususnya pada mata pelajaran Praktik Pekerjaan Permesinan, ada
beberapa saran yang kami kemukakan:
1. Guru praktik (instructor) sebaiknya menguasai berbagai pendekatan
(approach), dan mampu menerapkan sesuai dengan kebutuhan. Ketepatan
dalam memilih pendekatan akan membantu siswa untuk mencapai kompetensi
standar sesuai kurikulum yang berlaku. Siswa berprestasi dihasilkan oleh
pendidik yang professional. Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih
berkualitas jika guru mau belajar atau mereviu materi yang akan diberikan
siswa. Salah satu Kompetensi Praktik Pekerjaan Permesinan adalah mampu
menggunakan mesin untuk membuat produk tertentu, maka seorang guru
sebaiknya mampu menunjukkan kompetensinya, sehingga dapat memotivasi
siswa. Kepedulian guru/instruktur dalam menghadapi berbagai karakter siswa
yang belum mengarah ke belajar berprestasi sangat dibutuhkan. Sebaiknya
guru selalu mengingat bahwa fokus utama pembelajaran adalah mendidik
siswa, bukan semata-mata menghasilkan produk (job).
2. Untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan pendekatan berbasis produk,
yang lebih berorientasi pada student centered approach, diperlukan dukungan
sarana penunjang pembelajaran seperti modul atau bahan ajar yang lengkap,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcix
alat-alat ukur yang cukup jumlahnya dan lengkap dengan tingkat kepresisian
standar, dan sarana bengkel yang memadai untuk lebih mengembangkan
kemandirian siswa dalam berlatih.
3. Pada pembelajaran praktik dengan pendekatan berbasis produk, peran Unit
Produksi (teaching industry) diharapkan lebih aktif misalnya mengadakan
kerja sama dengan perusahaan yang relevan guna mendapatkan job order, atau
melakukan inovasi perancangan dan pembuatan jenis produk yang layak jual.
Pelibatan siswa dalam pengerjaan produk harus dapat menyelaraskan sesuai
kondisi real di bengkel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agustinus Pentapagiyono. 2010. Pencapaian Kompetensi Siswa Teknik Pemesinan SMK Kristen 1 Klaten melalui Penerapan Belajar Mandiri – PTK. Surakarta: -
Arief Furchan. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Atwi Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pendidikan Menengah dan Kejuruan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Standar Kompetensi Nasional Bidang Industri Logam dan Mesin. Buku 3. Jakarta: -
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pendidikan Menengah dan Kejuruan.
Dimyati dan Mujiyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hari Wijaya dan Triton P.B. 2007. Teknik Penulisan Skripsi & Tesis. Yogyakarta: Oryza.
Heinich, Robert., Molenda, Michael., Russel, J.D., & Smaldino. 2008. Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffts, New Jersey: Prentice Hall. Inc.
Joko Priyono. 2008. Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Model PBET di ATMI Surakarta dalam Mengantisipasi Tuntutan Pasar Kerja-Tesis. Surakarta: -
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 2 Sragen tahun 2010.
Made Wena. 1996. Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito.
Mager, Robert F. & Beach. Kenneth M. 1967. Developing Vocational Instruction. Belmont, California: David S. Lake Publisher.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ci
Moh. Uzer Usman. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Peneliian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Offset.
Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nani Rohaeni. 2007. Penerapan Pendekatan Production Based Training pada Mata Diklat Pengolahan Kue dan Roti untuk Peningkatan Kemampuan Kerja Siswa di SMK BPP Bandung. Bandung: LPPM Universitas Pendidikan Indonesia
Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Regan, Eric D., Frezza, Stephen & Cannell, Jeremy. 2009. Product-Based learning Education. Penelitian
Samsi Haryanto. 2008. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran. Bahan Ajar. Surakarta: UNS Surakarta
Suhaenah Suparno. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.
------------------------. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
------------------------. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
Sutratinah Tirtonegoro. 2001. Anak supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Undang Undang No. 13. Tahun 2003 tentang Ketenagaan
Undang Undang No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.
Wiji Suwarno. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cii
Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional, Prinsip-teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12
http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/17
Top Related