REFORMA AGRARIA
DAN
REFLEKSI HAM
GUNAWAN SASMITA
DIREKTUR LANDREFORM
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA
10 DESEMBER 2007
ALIANSI PETANI INDONESIA
LANDASAN FILOSOFI
• TANAH KARUNIA TUHAN YANG MAHA ESA KEPADA BANGSA INDONESIA.
• HUBUNGAN BANGSA INDONESIA DENGAN TANAH BERSIFAT ABADI.
• HUBUNGAN INI SANGAT MENENTUKAN KESEJAHTERAAN, KEMAKMURAN, KEADILAN, KEBERLANJUTAN DAN HARMONI BAGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA.
• HUBUNGAN RAKYAT DENGAN TANAH MERUPAKAN HAL YANG SANGAT MENDASAR DAN ASASI DALAM HIDUP DAN KEHIDUPANNYA.
• JIKA HUBUNGAN INI TIDAK TERTATA DENGAN BAIK, AKAN LAHIR KEMISKINAN BAGI SEBAGIAN TERBESAR RAKYAT INDONESIA, KETIDAK-ADILAN, PELURUHAN, SERTA SENGKETA DAN KONFLIK YANG BERKEPANJANGAN DAN BAHKAN BERSIFAT STRUKTURAL.
• HUBUNGAN YANG MENDASAR DAN ASASI TERSEBUT DIATAS DIJAMIN DAN DILINDUNGI KEBERADAANNYA OLEH KONSTITUSI, ANTARA LAIN PASAL 27 AYAT (2), PASAL 28 H AYAT (4), DAN PASAL 33 UUD’45.
LANDASAN FILOSOFI (LANJUTAN)
• PASAL 27 AYAT (2):
TIAP-TIAP WARGA NEGARA BERHAK ATAS PEKERJAAN DAN PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI KEMANUSIAAN.
• PASAL 28 H AYAT (4):
SETIAP ORANG BERHAK MEMPUNYAI MILIK PRIBADI DAN HAK MILIK TERSEBUT TIDAK BOLEH DIAMBIL ALIH SECARA SEWENANG-WENANG.
• PASAL 33:
(1) PEREKONOMIAN DISUSUN SEBAGAI USAHA BERSAMA BERDASARKAN ATAS ASAS KEKELUARGAAN.
(2) CABANG-CABANG PRODUKSI YANG PENTING BAGI NEGARA DAN YANG MENGUASAI HAJAT HIDUP ORANG BANYAK DIKUASAI OLEH NEGARA.
(3) BUMI DAN AIR DAN KEKAYAAN ALAM YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA DIKUASAI OLEH NEGARA DAN DIPERGUNAKAN UNTUK SEBESAR-BESAR KEMAKMURAN RAKYAT.
(4) PEREKONOMIAN NASIONAL DISELENGGARAKAN BERDASAR ATAS DEMOKRASI EKONOMI DENGAN PRINSIP KEBERSAMAAN, EFISIENSI, BERKEADILAN, BERKELANJUTAN, BERWAWASAN LINGKUNGAN ……DST
(5) …..DST
LANDASAN FILOSOFI (LANJUTAN)
MENENTUKANNYA HUBUNGAN INI BAGI KESEJAHTERAAN DAN KEADILAN SOSIAL RAKYAT DAN BANGSA INDONESIA, MENGHENDAKI NEGARA UNTUK MENGATURNYA (PASAL 33 AYAT (3) UUD’45), SEBAGAIMANA DITUANGKAN DALAM HUKUM TANAH NASIONAL UU NO. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA (UUPA), PASAL 2 AYAT (2):
– MENGATUR DAN MENYELENGGARAKAN PERUNTUKAN, PENGGUNAAN, PERSEDIAAN DAN PEMELIHARAAN BUMI, AIR DAN RUANG ANGKASA TERSEBUT;
– MENENTUKAN DAN MENGATUR HUBUNGAN-HUBUNGAN HUKUM ANTARA ORANG-ORANG DENGAN BUMI, AIR DAN RUANG ANGKASA;
– MENENTUKAN DAN MENGATUR HUBUNGAN-HUBUNGAN HUKUM ANTARA ORANG-ORANG, DAN PERBUATAN-PERBUATAN HUKUM YANG MENGENAI BUMI, AIR DAN RUANG ANGKASA.
4 PRINSIP PERTANAHAN
Pertanahan Harus Berkontribusi Secara Nyata:
I. Untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat;
II. Untuk menata kehidupan bersama yang
lebih berkeadilan;
III. Untuk mewujudkan keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan Indonesia;
IV. Untuk mewujudkan keharmonisan
(terselesaikannya sengketa dan konflik
pertanahan).
1. Membangun kepercayaan masyarakat pada
Badan Pertanahan Nasional RI
2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan
pendaftaran tanah serta sertipikasi tanah secara
menyeluruh di seluruh Indonesia
3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas
tanah
4. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-
daerah korban bencana alam dan daerah-
daerah konflik di seluruh tanah air
5. Menangani dan menyelesaikan perkara,
masalah, sengketa dan konflik pertanahan
secara sistematis
11 AGENDA BPN RI
6. Membangun Sistem Informasi Manajemen Pertanahan
Nasional (SIMTANAS) dan sistem pengamanan
dokumen pertanahan di seluruh Indonesia
7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat
8. Membangun basis data penguasaan dan pemilikan
tanah skala besar
9. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan
perundang-undangan pertanahan yang telah
ditetapkan
10. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional RI
11. Mengembangkan dan memperbaharui politik, hukum
dan kebijakan pertanahan (Reforma Agraria).
11 AGENDA BPN RI (lanjutan)
PERSOALAN STRUKTURAL
Kemiskinan: sebagian besar di perdesaan (petani) • Penduduk miskin (Maret 2007): 37,17 juta jiwa
(16,58%) • Perdesaan: 63,52%; perkotaan: 36,48%
Pengangguran: erat kaitannya dengan kemiskinan • Pengangguran terbuka: 11,1 juta (10,45%) • Tersebar di perdesaan maupun perkotaan
Ketimpangan Sosial: distribusi pendapatan belum merata • Angka kemiskinan: sektor pertanian 56,07%; industri
6,77% • Penguasaan tanah sempit (petani gurem <0,5 ha:
56,5%)
PIDATO PRESIDEN RI
(31 JANUARI 2007)
“Program Reforma Agraria … secara bertahap …
akan dilaksanakan mulai tahun 2007 ini. Langkah itu
dilakukan dengan mengalokasikan tanah bagi rakyat
termiskin yang berasal dari hutan konversi dan tanah
lain yang menurut hukum pertanahan kita boleh
diperuntukkan bagi kepentingan rakyat. Inilah yang
saya sebut sebagai prinsip Tanah untuk Keadilan
dan Kesejahteraan Rakyat … [yang] saya anggap
mutlak untuk dilakukan.”
REFORMA AGRARIA
(UUPA, Keputusan MPR No. 5 MPR/2003)
= PEMBARUAN AGRARIA
(Tap IX/MPR/2001, Keputusan MPR No.5 MPR/2003)
TANAH UNTUK KEADILAN DAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
I. TAP MPR No. IX/MPR/2001
Pembaruan Agraria: merupakan suatu proses
yang berkesinambungan berkenaan dengan
penataan kembali penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah,
dilaksanakan dalam rangka tercapainya
kepastian dan perlindungan hukum serta keadilan
dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
DEFINISI REFORMA AGRARIA
II. Penjelasan Umum I (7) UUPA
Dalam pasal 10 ayat 1 dan 2 dirumuskan suatu azas yang
pada dewasa ini sedang menjadi dasar dari pada
perubahan-perubahan dalam struktur pertanahan hampir di
seluruh dunia, yaitu negara-negara yang telah/sedang
menyelenggarakan apa yang disebut “land reform” atau
“agrarian reform” yaitu “tanah … harus dikerjakan atau
diusahakan secara aktif oleh pemiliknya sendiri.”
......... Akhirnya ketentuan itu perlu dibarengi pula dengan
pemberian kredit, bibit dan bantuan-bantuan lainnya dengan
syarat-syarat yang ringan, sehingga pemiliknya tidak akan
terpaksa bekerja dalam lapangan lain, dengan menyerahkan
penguasaan tanahnya kepada orang lain.
DEFINISI (lanjutan)
III. Definisi Operasional
Reforma Agraria :
1. Penataan ulang sistim politik dan hukum
pertanahan berdasarkan prinsip pasal –
pasal UUD 45 dan UUPA;
2. Proses penyelenggaraan land reform (LR)
dan access reform (AR) secara bersama;
RA = LR + AR
DEFINISI (lanjutan)
DEFINISI (lanjutan)
a. LR adalah proses distribusi atau redistribusi
tanah untuk menata Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
berdasarkan politik dan hukum pertanahan.
b. AR adalah suatu proses penyediaan akses bagi
masyarakat (Subyek Reforma Agraria) terhadap
segala hal yang memungkinkan mereka untuk
mengembangkan tanahnya sebagai sumber
kehidupan (partisipasi ekonomi-politik, modal,
pasar, teknologi, pendampingan, peningkatan
kapasitas dan kemampuan).
I. Menata ulang ketimpangan struktur
penguasaan dan penggunaan tanah ke
arah yang lebih adil,
II. Mengurangi kemiskinan,
III. Menciptakan lapangan kerja,
IV. Memperbaiki akses rakyat kepada sumber-
sumber ekonomi, terutama tanah,
V. Mengurangi sengketa dan konflik
pertanahan,
VI. Memperbaiki dan menjaga kualitas
lingkungan hidup,
VII. Meningkatkan ketahanan pangan dan
energi rumah tangga.
TUJUAN REFORMA AGRARIA
I. Melakukan penataan atas konsentrasi aset
dan atas tanah-tanah terlantar melalui
penataan politik dan hukum pertanahan
berdasarkan Pancasila, UUD’45 dan UUPA
II. Mengalokasikan tanah yang langsung
dikuasai oleh negara (Obyek Reforma
Agraria) untuk rakyat (Subyek Reforma
Agraria)
STRATEGI DASAR RA
HAK-HAK DASAR
• Program Reforma Agraria yang dicanangkan Pemerintah diarahkan terutama untuk mengentaskan kemiskinan, merupakan landasan yang kokoh untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan hidup masyarakat.
• Prinsip keadilan sosial masyarakat dikembangkan melalui proses pemenuhan hak-hak dasar masyarakat (right based approach).
• Pendekatan berbasis hak, disamping mengakui hak-hak dasar (given right) juga mengenal hak-hak yang harus diperjuangkan (exercised right).
• Hak-hak dasar atau yang dikenal dengan universal of human right (given right) telah ada sejak seorang manusia dilahirkan, meliputi hak sosial, budaya, ekonomi dan politik yang dijamin oleh Konstitusi (UUD45).
• Exercised right, hak-hak dimana seorang warga negara bila ingin memperolehnya harus memperjuangkannya.
HAK-HAK DASAR (LANJUTAN)
• Penyebab kemiskinan merupakan hal yang kompleks,
salah satunya adalah kurangnya atau tiadanya akses
mereka kepada sumber-sumber ekonomi dan politik.
• Melalui Reforma Agraria, hak-hak dasar (given right)
masyarakat yang berkaitan dengan tanah dan pertanahan
dipenuhi dengan membuka akses masyarakat terhadap
sumber kesejahteraan yang berupa tanah (asset reform).
• Sedangkan pemenuhan hak-hak yang harus diperjuangkan
(exercised right) dipenuhi dengan membuka akses kepada
sumber-sumber kesejahteraan lain, seperti modal,
teknologi, manajemen dan pasar (access reform).
SUBYEK:
Orang miskin, seperti: buruh tani, petani
tidak bertanah (land less)
OBYEK:
Tanah-tanah yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan dapat dialokasikan untuk
reforma agraria , seperti: tanah obyek land
reform, tanah yang dikuasai langsung oleh
negara, dll.
SUBYEK DAN OBYEK REFORMA AGRARIA
Obyek(Ketersediaan
Tanah)
Subyek(Penerima
Manfaat)
Model II
(S → O)
Model III
(O ↔ S)
Model Dasar
Model I
(O → S)
MEKANISME & DELIVERY SYSTEM REFORMA AGRARIA
I. Dewan Reforma Agraria (DRA)
Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta
evaluasi dan pengendalian pelaksanaan Reforma
Agraria
Organisasi DRA:
1. Tingkat Pusat: DRAN
2. Tingkat Provinsi: DRAP
3. Tingkat Kab/Kota: DRAK
KELEMBAGAAN REFORMA AGRARIA
II. Lembaga Pengelola Reforma Agraria
Nasional
Lembaga ini berbentuk BLU (Badan
Layanan Umum) yang berada di bawah
BPN-RI yang salah satu fungsinya adalah
membiayai reforma agraria
KELEMBAGAAN RA (lanjutan)
Top Related