LAKIP BAWASLU PROVINSI ACEH
TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
LAKIP TAHUN 2016
DARI BAWASLU KITA SELAMATKAN PEMILU INDONESIA
Jl. Elang No. 01. Gp. Ateuk Pahlawan. Banda Aceh
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
BAWASLU PROVINSI ACEH
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
(BAWASLU)
PROVINSI ACEH
NOMOR : 43/AC/SET/PR.04.03/II/2017 TANGGAL : 28 FEBRUARI 2017
Created by :
Organisasi & SDM
LAPORAN AKINTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Atas rahmat dan karunia Allah SWT, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi Aceh tahun 2016 dapat diselesaikan.
LAKIP Badan Pengawas Pemilihan (Bawaslu) Provinsi Aceh
Tahun 2016 merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas
kinerja pencapaian tujuan dan sasaran strategis pada Peraturan
Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
& Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP mempunyai fungsi sebagai media penilai kinerja secara kuantitatif, merupakan
wujud akuntabilitas Bawaslu dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya menuju Good Governance,
sebagai pengendali dan pemacu peningkatan kinerja unit kerja dilingkungan Bawaslu Provinsi
Aceh, dan sebagai wujud transparansi hingga pertanggungjawaban kepada publik.
Penyusunan LAKIP ini merupakan analisis realisasi capaian sasaran strategis Bawaslu
Provinsi Aceh yang sekaligus sebagai sarana untuk mengupayakan perbaikan dan peningkatan
kinerja secara berkelanjutan. Disadari bahwa LAKIP Bawaslu Provinsi Aceh ini masih banyak
kekurangan, namun diharapkan dapat menjadi bahan dan gambaran untuk berbagai pihak
mengenai tingkat keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja Bawaslu Provinsi Aceh.
Beberapa permasalahan Nampak masih perlu mendapat perhatian serius serta diperlukan
dukungan dari semua pihak agar pencapaian tujuan khusus untuk mewujudkan Pengawasan
Pemilihan Umum dapat terlaksana dengan baik.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan kontribusi
terhadap penyususan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Aceh tahun 2016.
Banda Aceh, 16 Februari 2017
KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH,
DR. MUKLIR, S.Sos., S.H., M.AP
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
iii
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
TAHUN 2016
Kami telah mereviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Aceh untuk Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan
Pedoman Reviu atas Lapora Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan
Kinerja menjadi tanggung jawab sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara
akurat, andal dan valid.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan
dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini.
Banda Aceh, 02 Februari 2017
Kepala Sub Bagian Administrasi Umum
Bawaslu Provinsi Aceh
M. Amin, S.E., M.M
NIP. 19770613 200701 1 013
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
iv
DAFTAR ISI
Pengantar ........................................................................................................................ ii
Pernyataan Telah Direviu
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1. Gambaran Umum Organisasi ................................................................... 1
1.2. Sejarah, Kedudukan, Tugas, Wewenang dan Kewajiban .......................... 2
1.2.1. Sejarah Bawaslu Aceh .................................................................... 2
1.2.2. Kedudukan ...................................................................................... 2
1.2.3. Tugas dan Wewenang ..................................................................... 2
1.3. Struktur Organisasi Sekretariat Bawaslu Aceh ......................................... 6
1.3.1. Sumber Daya ................................................................................. 6
1.3.2. Struktur Bawaslu Aceh ................................................................... 8
1.3.3. Aspek Strategis Organisasi ............................................................ 10
1.4. Permasalahan Utama Yang Dihadapi Organisasi ..................................... 10
1.4.1. Kekuatan dan Kelemahan ............................................................ 11
1.5. Sistematika Penyajian ............................................................................... 12
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................................... 14
2.1. Perencanaan Kinerja Jangka Menengah Bawaslu Aceh .......................... 14
2.1.1. Visi Bawaslu Aceh ........................................................................ 15
2.1.2. Misi Bawaslu Aceh ........................................................................ 15
2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategis ..................................................... 16
2.1.4. Tujuan dan Sasaran Kinerja ......................................................... 16
2.2. Rencana Kerja Tahunan Bawaslu Aceh Tahun 2016 ................................ 18
2.2.1. Program dan Kegiatan .................................................................. 18
2.3. Penetapan Kinerja Tahunan Bawaslu Aceh Tahun 2016 .......................... 20
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................. 23
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016 ................................................ 24
............................................................................................... iii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iv
Daftar Bagan dan Tabel ................................................................................................. vi
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
v
3.2. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 ....................................................... 25
3.3. Realisasi Keuangan .................................................................................. 35
3.4. Data dan Kondisi BMN .............................................................................. 37
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 39
4.1. Kendala Pelaksanaan ............................................................................... 39
4.2. Rekomendasi ............................................................................................ 40
Lampiran-Lampiran
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
vi
DAFTAR
GRAFIK, BAGAN, GAMBAR, TABEL & SKEMA
I. GRAFIK
1. Pegawai Bawaslu Aceh Berdasarkan Status ....................................................... 6
2. Pegawai Sekretariat Bawaslu Aceh Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................ 6
II. BAGAN
1. Struktrur Organisasi Bawaslu Aceh ..................................................................... 9
III. GAMBAR
1. Alur Pikir Penyajian LAKIP Bawaslu Provinsi Aceh Tahun 2016 ......................... 13
IV. TABEL
1. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan ................................................................ 7
2. Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai ....................................................... 7
3. Komposisi SDM Menurut Jabatan dan Gender ................................................... 7
4. Sasaran Kinerja Bawaslu Aceh Tahun 2016 ....................................................... 17
5. Rencana Kinerja Tahunan Bawaslu Aceh Tahun 2016 ....................................... 19
6. Penetapan Kinerja Bawaslu Aceh Tahun 2016 ................................................... 21
7. Rincian Belanja Bawaslu Aceh Tahun 2016 ........................................................ 22
8. Data PNS Alih Status ke Bawaslu Aceh .............................................................. 27
9. Pengukuran Kinerja Peningkatan Kapasitas Pengawasan, Kualitas SDM,
Soliditas, dan Manajemen Organisasi ................................................................. 27
10. Capaian Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengawasan, Kualitas SDM, Soliditas dan
Manajemen Organisasi ........................................................................................ 28
11. Peningkatan Pemahaman/Pengetahuan Pengawasan Pilkada ........................... 29
12. Peningkatan Kualitas Pencegahan Pelanggaran Pemilu/Pemilihan .................... 29
13. Keterlibatan Stakeholder Tahun 2016 ................................................................. 30
14. Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Pencegahan Pelanggaran Pemilu ....... 30
15. Realisasi Output Alat Pengolah Data .................................................................. 32
16. Realisasi Ouput Pengadaan Meubelair ............................................................... 33
17. Realisasi Output Peralatan Perkantoran ............................................................. 33
18. Daftar Surat Masuk dan Keluar Perihal Hibah Tanah Milik Pemerintah Aceh ...... 34
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
vii
19. Anggaran dan Realisasi Keuangan ..................................................................... 35
20. Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja ........................................ 36
21. Rincian Jumlah SP2D Bulanan selama 2016 ...................................................... 36
22. Rincian Rekap Penerbitan SP2D ........................................................................ 36
23. Rincian KendaraanBermotor Roda 2 dan 4 di Bawaslu Aceh .............................. 37
24. Data Kondisi BMN di Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh .................................... 38
V. SKEMA
1. Capaian Sasaran Strategis Kinerja Tahun 2016 .................................................. 26
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Organisasi
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) adalah salah satu lembaga
penyelenggara Pemilu yang mandiri dan bebas dari pengaruh berbagai pihak manapun
terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Bawaslu
mempunyai tugas dan fungsi pengawasan tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum
dan penegakan hukum Pemilu dalam rangka terwujudnya Pemilu Demokratis yang
berkualitas, efektif dan efisien. Pada prinsipnya kehadiran lembaga Pengawas Pemilu
bertujuan untuk memastikan terjaminnya penyelenggaraan Pemilu yang demokratis,
berkualitas dan taat pada asas mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan
umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efesien dan
efektifitas sebagaimana harapan dan cita-cita negara dari segenap Warga Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu,
kelembagaan pengawas Pemilu semakin kuat dengan dibentuknya lembaga tetap
Pengawas Pemilu di tingkat provinsi dengan nama Badan Pengawas Pemilu Provinsi
(Bawaslu Provinsi). Pelaksanaan program dan kegiatan Bawaslu Provinsi dalam rangka
pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yang bersumber dari
Bawaslu Republik Indonesia. Sebagai lembaga yang menggunakan anggaran Negara
dalam melaksanakan program dan kegiatannya serta untuk tetap mengedepankan
sistem keterbukaan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, maka disusunlah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
LAKIP Bawaslu Aceh merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Bawaslu
Provinsi atas pelaksanaan dan fungsinya, serta digunakan sebagai salah satu bahan
analisis dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan
datang. LAKIP ini memberikan penjelasan pencapaian kinerja Bawaslu Provinsi Aceh
selama Tahun Anggaran 2016.
1
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
1.2. Sejarah, Kedudukan, Tugas, Wewenang dan Kewajiban Bawaslu Aceh
meliputi:
1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan
penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap;
2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara
pencalonan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan
pencalonan gubernur;
3. Proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan calon gubernur;
4. Penetapan calon gubernur;
5. Pelaksanaan kampanye;
6. Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
7. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara dan penghitungan
suara hasil Pemilu;
2
1.2.1. Sejarah Bawaslu Aceh
Bawaslu Provinsi Aceh baru mulai terbentuk sejak dilantik dan disumpahnya 3
(tiga) orang anggota Bawaslu Provinsi Aceh oleh Bawaslu Repu blik Indonesia di
Jakarta pada tanggal 15 April 2013.
1.2.2. Kedudukan
Pada pasal 69 ayat 2 menyebutkan bahwa Bawaslu Provinsi adalah lembaga
Penyelenggara Pemilu yang bersifat tetap dan berkedudukan di ibu kota provinsi
(pasal 71).
1.2.3. Tugas, Wewenang dan Kewajiban
Pada pasal 72 ayat 2 poin b menyebutkan bahwa anggota Bawaslu Provinsi
berjumlah 3 (tiga) orang, terkait dengan pendistribusiaan pelaksanaan tugas,
wewenang serta kewajiban masing-masing anggota didasarkan pada fungsi
dan/atau wilayah kerja (Pasal 60 ayat 2). Pendistribusian berdasarkan fungsi
tersebut dibagi dalam 3 (tiga) divisi yang terdiri atas divisi pencegahan dan
hubungan antar lembaga; divisi penindakan pelanggaran; divisi organisasi dan
SDM.
Dalam Undang-Undang Penyelenggara Pemilihan Umum, disebutkan tugas dan
kewenangan Bawaslu Provinsi sebagai berikut :
a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi yang
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
8. Pengawasan seluruh proses penghitungan suara di wilayah kerjanya;
9. Proses rekapitulasi suara dari seluruh kabupaten/kota yang dilakukan
oleh KPU Provinsi;
10. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu
lanjutan, dan Pemilu susulan; dan
11. Proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi dan pemilihan gubernur;
b. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan
penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh Bawaslu
Provinsi dan lembaga kearsipan Provinsi berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Bawaslu dan ANRI;
c. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan mengenai Pemilu;
d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi untuk
ditindaklanjuti;
e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya
kepada instansi yang berwenang;
f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan
rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh
Penyelenggara Pemilu di tingkat provinsi;
g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang
pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi, sekretaris dan pegawai
sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan yang
mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang
berlangsung;
h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu; dan
melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh undang-
undang.
Dalam rangka untuk mensinergikan dan menjamin proses pengawasan
penyelenggaraan Pemilihan Umum sebagaimana amanat Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, maka Bawaslu
Republik Indonesia mengatur secara rinci dalam Peraturan Badan Pengawas
3
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2015 tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan
Badan Pengawas Pemilu, Badan Pengawas Pemilu Provinsi, Panitia Pengawas
Pemilu Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, Pengawas
Pemilu Lapangan, Pengawas Pemilu Luar Negeri, dan Pengawas Tempat
Pemungutan Suara. Dalam Pasal 60 ayat (2) peraturan ini, Bawaslu Provinsi
dibagi dalam 3 (tiga) divisi yang terdiri atas :
1. Pasal 61, Divisi Pencegahan dan Hubungan antar Lembaga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (2) huruf a mengoordinasikan fungsi sebagai
berikut:
a. pengawasan tahapan pemilu di tingkat Provinsi;
b. pengadministrasian hasil pengawasan;
c. hubungan masyarakat;
d. kerjasama antar lembaga;
e. sosialisasi pengawasan Pemilu; dan
f. penyiapan Laporan Tahapan dan Laporan Akhir Divisi Pencegahan dan
Hubungan antar Lembaga.
2. Pasal 62, Divisi Penindakan Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 ayat (2) huruf b mengoordinasikan fungsi sebagai berikut:
a. penerimaan laporan dugaan pelanggaran;
b. pengkajian dan tindaklanjut laporan dan/atau temuan pelanggaran;
c. pengawasan atas tindaklanjut laporan atau temuan;
d. penyelesaian sengketa pemilu; dan
e. penyiapan Laporan Tahapan dan Laporan Akhir Divisi Penindakan
Pelanggaran.
3. Pasal 63, Divisi Organisasi dan SDM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
ayat (2) huruf c mengoordinasikan fungsi sebagai berikut:
a. pembentukan Panwaslu Kabupaten/Kota;
b. pendidikan dan pelatihan bagi Panwaslu Kabupaten/Kota;
c. pembinaan Panwaslu Kabupaten/Kota;
d. penyiapan laporan kegiatan Divisi Organisasi dan SDM; dan
e. penyampaian Laporan Hasil Pengawasan Tahapan dan Laporan Akhir
Bawaslu Provinsi kepada Bawaslu.
4
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
Sebagaimana kewenangan dan kewajibannya yang diberikan, bahwa dalam
pelaksanaannya, Bawaslu Aceh telah melaksanakan seluruh kewenangannya
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka mendukung kelancaran tugas dan wewenang Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Provinsi membentuk sekretariat Bawaslu Provinsi yang
dipimpin oleh Kepala Sekretariat yang bertanggung jawab kepada Bawaslu
Provinsi. Sekretariat Bawaslu Provinsi terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
Subbagian.
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 tentang
Organisasi, Tugas, Fungsi, Wewenang, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal
Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,
dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, pada Pasal 7
disebutkan Sekretariat Bawaslu Provinsi mempunyai tugas memberikan
dukungan administratif dan teknis operasional kepada Bawaslu Provinsi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
Sekretariat Bawaslu Provinsi menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Sekretariat Bawaslu
Provinsi.
b. Pemberian dukungan administratif kepada Bawaslu Provinsi.
c. Pelaksanaan perencanaan dan pengawasan internal, administrasi
kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan, dan
keuangan di lingkungan Sekretariat Bawaslu Provinsi.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dan 8, Sekretariat Bawaslu Provinsi mempunyai wewenang:
a. Menyusun dan menetapkan program kerja dan anggaran Bawaslu Provinsi.
b. Menetapkan tata kerja, sumber daya manusia, mengelola keuangan, dan
barang milik negara.
c. Menandatangani perjanjian kerjasama.
d. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Sekretariat Panwaslu
Kabupaten/Kota atas nama Sekretaris Jenderal.
e. Mengoordinasikan penyusunan program kerja dan anggaran Panwaslu
Kabupaten/Kota.
5
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
Dalam menjalankan tugas dan fungsi sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh,
Kepala Sekretariat dibantu oleh 3 (tiga) Subbagian yang dipimpin Kepala
Subbagian yang terdiri dari:
a. Kasubbag Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu;
b. Kasubbag Administrasi; dan
c. Kasubbag Hukum, Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga.
1.3. Struktur Organisasi Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh
4
7
25
PNS Definitif
PNS DPK
Non PNS
10
4 19
3
Pegawai Sekretariat Bawaslu Aceh berdasarkan Tingkat Pendidikan
SMA Diploma
Sarjana Magister
PNS Definitif : 4 Orang
PNS dpk : 7 Orang
Non PNS : 25 Orang
Pegawai Bawaslu Aceh berdasarkan Status
SMA 10
Diploma 4
Sarjana 19
Magister 3
Grafik 1.1.
Grafik 1.2.
6
1.3.1. Sumber Daya Manusia
Guna melaksanakan tugas dan fungsinya, Bawaslu Provinsi Aceh didukung
dengan tenaga SDM yang cukup memadai. Posisi pegawai per 31 Desember
2016 berjumlah 36 orang, yang terdiri dari Pegawai PNS dan Non PNS dengan
rincian sebagaiman disajikan pada grafik dan tabel di bawah ini :
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
Tabel 1.1. Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah (Orang)
%tase
Pejabat Struktural 3 8.33%
Tim Asistensi 3 8.33%
Fungsional Keuangan 8 22.22%
ungsional Kepegawaian 1 2.78%
Fungsional Arsiparis 2 5.56%
Fungsional Pranata Komputer 1 2.78%
Fungsional Umum 18 50.00%
Jumlah 36 100.00%
Tabel 1.3. Komposisi SDM Menurut Jabatan dan Gender (Jenis Kelamin)
Jabatan Jumlah (Orang)
Gender
Pria % tase Perempuan % tase
Pejabat Struktural 3 3 8.33% 0 0.00%
Tim Asistensi 3 2 5.56% 1 2.78%
Fungsional Keuangan 8 4 11.11% 4 11.11%
Fungsional Kepegawaian 1 1 2.78% 0 0.00%
Fungsional Arsiparis 2 0 0.00% 2 5.56%
Fungsional Pranata Komputer 1 0 0.00% 1 2.78%
Fungsional Umum 18 16 44.44% 2 5.56%
Jumlah 36 26 72.22% 10 27.78%
Berdasarkan tabel 3.1. di atas menggambarkan bahwa dalam rangka optimalisasi kinerja
sekretariat Bawaslu Aceh, setiap pelaksanaan tugas dibebankan dan diselesaikan oleh
masing-masing penjabatnya sesuai dengan jabatannya, pengemban jabatan tersebut adalah
seluruh pegawai di sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh baik itu PNS definitif, PNS dpk dan
juga bagi Pegawai Non PNS Bawaslu Provinsi Aceh.
Tabel 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan
Usia Pegawai
Usia Jumlah (Orang)
%tase
≥ 56 1 2.78%
46 s.d 55 3 8.33%
36 s.d 45 9 25.00%
26 s.d 35 17 47.22%
≤ 25 6 16.67%
Jumlah 36 100%
7
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
Peraturan Bawaslu Nomor 03 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Sekretariat Panitia
Pengawas Pemilihan Umum sebagaimana telah diubah yang terakhir dengan
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, & Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan.
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi dipimpin oleh Kepala
Sekretariat Bawaslu Provinsi, yang mempunyai tugas memberikan dukungan
administratif dan teknis operasional kepada Bawaslu Provinsi, terdiri atas:
a. Subbagian Administrasi;
b. Subbagian Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu; dan
c. Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Antar Lembaga.
Subbagian Administrasi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
program dan anggaran, pengelolaan keuangan, tata usaha, pembinaan dan
pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan, keamanan dalam, pelaksanaan
urusan sumber daya manusia, tata laksana dan organisasi, protokol, serta
koordinasi pelaksanaan pengawasan internal.
Subbagian Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan fasilitasi teknis dan supervisi pengawasan Pemilu,
teknis sosialisasi dan pengawasan partisipatif, penanganan temuan dan laporan
pelanggaran, penyelesaian sengketa Pemilu, dan pemeriksaan berkas pengaduan
pelanggaran kode etik.
Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 82 huruf c, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
kajian hukum, bantuan hukum, hubungan masyarakat, dan kerjasama antar
lembaga. Agar dapat menjalankan tugas sesuai dengan kewenangan yang telah
diberikan, Bawaslu Provinsi Aceh memiliki struktur organisasi sesuai acuan
Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum disesuakan dengan kebutuhan
terlaksananya fungsi pengawasan ditingkat provinsi sebagaimana terlampir pada
bagan di halaman selanjutnya.
8
1.3.2. Struktur Bawaslu Aceh
Susunan Organisasi Badan Pengawas Pemilihan Umum, mengacu pada
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
9
1. Ramzi Murziqin
2. Faizah
3. Wildan Zacky
Tim Asistensi
Bagan 1.1.
STRUKTUR BAWASLU ACEH
Mariana, S.E
Khalish, S.Sos
Nasrullah, S.Sos
Aiyub, S.Sos
Elyati
Fahmi
Siti Sarah
Nikmatul Hayati
Afriati, S.T Agung Destiawarman, S.E Lisasaumi Rahmatna, ST Muzanni, S.Pd.I Nuzul Rahmah Asri Sulatiyanda Pratiwi M. Rusli, AR Syahrizal, SH Zuhri, S.H
Al-Ridha
Dedek Helmi Fahmi, S.E.I Iswadi, A.Md Muhammad Afiq Muhammad Khaidir Husaini Aji Bahari Armia, A.Md Juliansyah
Erika
Alat Kelengkapan
KETUA
Dr. Muklir, S.Sos., SH., M.AP
PIMPINAN BAWASLU ACEH
Staf Pelaksana Subbag Staf Pelaksana Subbag
Plt. KEPALA SEKRETARIAT
Zulham Efendi Irfan, S.H.I, S.H., M.SI
DIVISI
Organisasi dan SDM Koordinator :
Asqalani, S.TH., M.H
Pencegahan & Hubal Koordinator :
Dr. Muklir, S.Sos., SH., M.AP
Penindakan Pelanggaran
Koordinator :
Dra. Zuraida Alwi, M.Pd
POKJA
dibentuk sesuai
kebutuhan
Subbag
Administrasi
M. Amin, S.E., M.M.
Subbag TP3
Mahindren, S.Sos Zulham Effendi Irfan
Subbag Hukum, Humas & Hubal
Pegawai Sekretariat
Staf Pelaksana Subbag
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
Undang-Undang secara berjenjang oleh Bawaslu Republik Indonesia dalam
rangka menjamin pelaksanaan salah satu pelaksanaan kedaulatan rakyat,
khususnya diwujudkan dalam suatu Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi secara langsung oleh
warga negara yang telah dinyatakan memiliki hak suara.
2. Dibentuk untuk menjamin pelaksanaan salah satu persyaratan kedaulatan
rakyat, dalam rangka pembentukan pemerintahan di wilayah provinsi yang
demokratis.
3. Dibentuk untuk berperan dalam semua tahapan demokrasi, baik transisi
maupun konsolidasi.
4. Memastikan semua kekuatan-kekuatan politik non-demokratis tidak lagi
menjadi aktor pengendali pemilu.
5. Mendorong praktek-praktek demokrasi menjadi bagian bentuk budaya politik
yang kuat.
1.4. Permasalahan Utama Yang Dihadapi Organisasi
Secara umum, permasalahan yang dihadapi Bawaslu RI di tingkat Pusat juga
merupakan permasalahan yang dihadapi oleh Bawaslu Provinsi. Meskipun demikian
dapat dipahami bahwa Konstitusi Republik Indonesia (UUD 1945) telah mengatur
pemilihan umum (Pemilu) secara eksplisit dan implisit agar dapat menghasilkan
pemimpin politik yang legitimate dari suatu proses yang demokratis, secara umum ada
beberapa faktor penting yang menentukan suatu pemilu yang menjadi demokratis atau
tidak demokratis yang sudah dimiliki oleh Bawaslu, antara lain: (1) regulasi pemilu,
undang-undang pemilu beserta turunannya, (2) penyelenggara pemilu, dimana Bawaslu
termasuk didalamnya (3) peserta pemilu, yaitu partai politik dan calon perorangan (4)
pemilih dan (5) stakeholder pemilu, yaitu pihak yang berkepentingan langsung dengan
hasil dan proses pemilu. Selain hal tersebut diatas secara organisasi Bawaslu
mempunyai beberapa kendala, salah satunya adalah kendala instrumen hukum berupa
celah hukum yang menyebabkan Bawaslu tidak dapat menindak suatu pelanggaran
pemilu, seperti politik uang (money politic) dan lain-lain, hal tersebut disebabkan karena
ketertabatasan kewenangan yang dimiliki oleh Bawaslu dalam melakukan penindakan.
10
1.3.3. Aspek Strategis Organisasi
Bawaslu Aceh memiliki beberapa aspek strategis yang meliputi :
1. Satu-satunya Lembaga Pengawas Pemilu yang memperoleh mandat
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
1.4.1. Kekuatan dan Kelemahan
Atas semua persoalan yang disebutkan sebelumnya, Bawaslu Aceh memiliki
kekuatan penting yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menghadapi persoalan-
persoalan tersebut, di antaranya adalah:
a. Komitmen dan mekanisme sistem pengawasan dalam pencegahan dan
penindakan terhadap berbagai bentuk pelanggaran Pemilu, yang dapat
mencegah konflik politik berujung pada tindak kekerasan, seperti
penyalahgunaan jabatan, keberpihakan penyelenggara pemilu, dan mobilisasi
politik melalui intimidasi (paksaan) dan iming-iming (bujukan), jabatan, barang,
dan uang (money politics);
b. Adanya sumber daya pengawas Pemilu yang memiliki kapasitas dan kapabilitas;
c. Adanya kewenangan menyelesaikan sengketa;
d. Adanya kewenangan melibatkan masyarakat dalam mengawasi Pemilu secara
partisipatif;
e. Adanya dukungan sarana, prasarana, dan anggaran dari Bawaslu RI; dan
f. Kerjasama dengan stakeholder dalam pelaksanaan pengawasan pemilu.
Disamping beberapa potensi kekuatan yang dimiliki, Bawaslu Aceh juga memiliki
sejumlah kelemahan dalam proses pengawasan dan penegakan hukum pemilu
khususnya pelanggaran pemilu, di antaranya adalah:
a. Adanya benturan instrumen hukum penyelenggara pengawasan dalam rangka
penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Aceh.
b. Perkembangan indeks kerawanan Pemilu di Aceh selalu lebih cepat daripada
perkembangan regulasi teknis pengawasan pemilu;
c. Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, PPL dan Pengawas TPS yang
bersifat tidak tetap (ad hoc);
d. Tidak tersedianya dukungan sarana, prasarana, dan anggaran dari Pemerintah
Aceh;
e. Keterampilan penanganan pelanggaran pemilu yang belum memadai di tingkat
Panwaslu Kab/Kota, Panwaslu Kecamatan, hingga tingkat desa/kelurahan (PPL);
f. Letak geografis penyelenggaraan Pemilu di sebagian kabupaten sulit dijangkau
oleh Pengawas Pemilu.
11
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
1.5. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan
tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil
analisis terhadap pengukuran kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi Aceh menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang
disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2016. Capaian kinerja (performance
results) tahun 2016 diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance
agreement) Tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Perjanjian
Kinerja (Tapkin) sendiri merupakan penjabaran Renstra Tahun 2015-2019. Analisis atas
capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2016 memungkinkan dilakukannya
identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi
perbaikan kinerja di masa datang.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas sejarah, tugas, fungsi dan
wewenang organisasi, aspek strategis organisasi, serta struktur organisasi.
Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang
rencana strategis dan perjanjian kinerja Bawaslu Provinsi Aceh Tahun 2016.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi, dan menguraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan
kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV – Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Alur pikir penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 Bawaslu Provinsi
Aceh dapat diilustrasikan sebagaimana tampak pada Gambar 1.1. berikut ini.
12
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
Gambar 1.1.
Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Bawaslu Provinsi Aceh Tahun 2016
13
PENDAHULUAN
BAB I
PERENCANAAN
BAB II
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III
PENUTUP
BAB IV
RENCANA STRATEGIS
BAWASLU 2015-2019
RENCANA KINERJA
BAWASLU ACEH 2016
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
14
BAB II
Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus disusun oleh Instansi
Pemerintah dan merupakan landasan kebijakan instansi dalam upaya mencapai hasil dari
program-program yang ditetapkan selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)
tahun ke depan, dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau
mungkin timbul. Hal ini dilakukan agar instansi Pemerintah mampu menjawab tuntutan
lingkungan strategis, baik nasional maupun lokal, serta tetap berada dalam tatanan Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.1. Perencanaan Kinerja Jangka Menengah Bawaslu Aceh
Perencanaan Kinerja Jangka Menengah Bawaslu Aceh secara berjenjang
berpedoman pada perencanaan kinerja jangka menengah Bawaslu tentunya didasarkan
pada kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi. Bawaslu Aceh
sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya sebagai lembaga pengawas pemilu di provinsi
dituntut untuk menghasilkan pemilu yang demokratis, berkualitas, dan bermartabat, yaitu
pemilu yang dalam proses pelaksanaannya transparan, akuntabel, kredibel, dan
partisipatif, serta hasilnya yang dapat diterima oleh semua pihak.
Untuk itu, disusun visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Bawaslu yang akan dicapai
melalui pelaksanaan kegiatan utama atau teknis yang bersifat substansi dan kegiatan
pendukung yang bersifat fasilitasi. Mengingat Visi dan Misi yang disusun Bawaslu
dikaitkan dengan RPJMN 2015-2019, maka keterkaitan antara tujuan dan kegiatan
Bawaslu dengan keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP merupakan
keniscayaan. Keterkaitan tersebut menunjukkan tujuan dan kegiatan Bawaslu telah
diarahkan untuk memberikan kontribusi signifikan bagi keberhasilan pelaksanaan
RPJMN 2015-2019 dan RKP. Ada dua tujuan utama Bawaslu, yaitu: (1) terwujudnya
pengawasan pemilu yang berkualitas dan bermartabat; (2) terlaksananya penegakan
hukum pemilu dalam kaitan kebijakan Pembangunan Nasional. Kedua tujuan utama
tersebut dicapai melalui empat kegiatan utama, yaitu: (1) perencanaan dan pendanaan,
(2) pemantauan, (3) evaluasi, dan (4) koordinasi. Dimana keempat kegiatan utama itu
sangat ditentukan oleh delapan faktor utama, yaitu: (a) regulasi; (b) sistem; (c) struktur
PERENCANAAN KINERJA
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
15
atau organisasi; (d) kultur; (e) personil atau sumber daya manusia aparatur; (f) anggaran;
(g) sarana dan prasarana; (h) kerjasama antar lembaga.
2.1.1. Visi Bawaslu Aceh
Langsung atau tidak langsung, peningkatan kualitas pelaksanaan tugas, fungsi,
dan kewenangan Bawaslu berupa pengawasan pemilu: pencegahan dan
penindakan, serta penyelesaian sengketa merupakan upaya kontinue dan
konsistensi Bawaslu dalam berkontribusi secara signifikan bagi keberhasilan
pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP. Peningkatan kualitas pelaksanaan
tugas, fungsi, dan kewenangan Bawaslu dalam pencegahan dan penindakan,
serta penyelesaian sengketa pemilu dapat dilihat dari: (1) adanya tujuan, target,
dan sasaran yang jelas dan terukur; (2) adanya keterkaitan, sinkronisasi dan
sinergi antar struktur, antar tugas, dan antar fungsi; (3) adanya keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan/
evaluasi; serta (4) adanya keterkaitan dan konsistensi antara RPJMN 2015-2019
dan RKP dengan Renstra Bawaslu. Keempat hal tersebut selain dapat menjadi
indikator bagi peran Bawaslu dalam mendukung pencapaian target, sasaran,
misi, dan visi RPJMN 2015-2019, juga menjadi ukuran terlaksananya amanat
Konstitusi Negara Republik Indonesia (UUD 1945), yaitu: — agar menjadi
lembaga — penyelenggara pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
Oleh karena itu, Visi Bawaslu Aceh adalah:
“Mewujudkan Pengawasan Pemilu yang Efektif dan Efisien Melalui
Penyelenggara Yang Berintegritas dan Profesional Guna Mewujudkan
Hasil Pemilu Yang Demokratis, Bermartabat dan Berkualitas”
2.1.2. Misi Bawaslu Aceh
Untuk menjabarkan visi di atas, Bawaslu Aceh menyusun misi yang akan
dilaksanakan selama periode 2013-2018. Adapun Misi Bawaslu Aceh adalah:
1. Memastikan penyelenggaraan Pemilu untuk taat azas dan taat aturan;
2. Memastikan Penyelenggara Pemilu Memiliki Integritas dan Kredibilitas dalam
Penyelenggaraan Pemilu;
3. Mengawal Integritas dan Kredibilitas dalam Penegakan Hukum Pemilu;
4. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dalam Pengawasan
Penyelenggaraan Pemilu Guna Pencegahan dan Penindakan Pelanggaran;
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
16
5. Berupaya Membangun dan Menjalin Sinergisitas dengan para pemangku
kepentingan dan lembaga penegak hukum;
6. Menyatukan dan Menggerakkan Segenap Potensi Masyarakat Dalam Upaya
Pengawasan dan Pencegahan Pelanggaran Pemilu Melalui Pelibatan
Partisipasi Masyarakat.
2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategis
Dalam rangka mencapai Visi dan pelaksanaan Misi Bawaslu Aceh maka
dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah berupa perumusan tujuan
organisasi. Tujuan organisasi merupakan implementasi dari pernyataan Misi
yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan utama
Bawaslu Aceh dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan yaitu “meningkatkan
kualitas dan efektifitas kinerja pengawasan Pemilu di Aceh”.
Selain itu perlu disusun sasaran strategis yang berdasarkan hasil identifikasi
potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh Penyelenggara Pemilu. Adapun
Sasaran Strategis Bawaslu Aceh yang akan dicapai pada tahun 2016 adalah:
a. Meningkatkan soliditas organisasi, struktur, kualitas sumber daya manusia
dan manajemen kelembagaan internal yang efektif dan efesien;
b. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam pengawasan
Pemilihan Kepala Daerah;
c. Meningkatkan kerjasama dengan stakeholder pemilu dalam pengawasan
Pemilihan Kepala Daerah;
d. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan Pemilu dan
Pemilihan Kepala Daerah;
e. Meningkatnya kualitas pemeliharaan arsip Pemilihan Kepala Daerah.
f. Meningkatkan mutu data dan informasi pengawasan pemilu: pencegahan dan
penindakan, serta penyelesaian sengketa; dan
g. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengawasan pemilu
partisipatif.
2.1.4. Tujuan dan Sasaran Kinerja
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan
akuntabilitas kinerja, maka Bawaslu Aceh perlu menetapkan Indikator Kinerja
Utama (IKU). Target kinerja Bawaslu Aceh didasarkan pada gambaran target
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
17
kinerja Bawaslu 2015-2019 menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang
akan dicapai sesuai dengan program dan kegiatan pada periode 2015-2019.
Indikator kinerja ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja
berkaitan dengan informasi kinerja: output, outcome dan impact.
Berdasarkan penjabaran Visi, Misi, dan Tujuan yang diselaraskan dengan
Renstra Bawaslu 2015-2019, Bawaslu Aceh memiliki program Pengawasan
Penyelengaaraan Pemilu yang digunakan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan
Bawaslu Aceh.
Tabel 2.1.
Sasaran Kinerja Bawaslu Aceh Tahun 2016
Program Sasaran Strategis Kegiatan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemilu
Meningkatkan soliditas
organisasi, struktur, kualitas
sumber daya manusia dan
manajemen kelembagaan
yang efektif dan efesien
1. Pembinaan Kesekretariatan
Pengawas/Pemilu
2. Pembentukan Panwaslih
Kabupaten/Kota
Meningkatkan kualitas
kerjasama dengan
stakeholder, keterlibatan
pengetahuan, kesadaran dan
keterampilan masyarakat
dalam pengawasan
partisipatif pada
Pemilu/Pemilihan
1. Kerjasama (MoU) dan Koordinasi
dengan Mitra Kerja dalam rangka
Pengawasan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan
Wakil Walikota Tahun 2017
2. Pendidikan Pengawasan Pemilu
Partisipatif untuk Organisasi
Masyarakat Sipil (OMS) dan
Perguruan Tinggi
3. Sosialisasi Pengawasan
Pemilu/Pemilihan Partisipatif
Meningkatkan kualitas
pemeliharaan arsip
Pemilihan Kepala Daerah
Koordinasi dan Pengumpulan Arsip
Pemilihan
Meningkatkan mutu data dan
informasi pengawasan
Pemilu
Pengadaan Perangkat Pengolah Data
dan Komunikasi
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
18
menengah kemudian diturunkan dalam rencana kegiatan (action plan) tahunan Bawaslu
Aceh pada tahun 2016 yang merupakan tahun keempat untuk mewujudkan visi dan misi
Bawaslu Aceh. Untuk mewujudkan capaian masing-masing indikator kinerja utama dari
setiap sasaran strategis Bawaslu Aceh, maka perlu disusun kegiatan tahunan untuk
tahun 2016 yang terdiri dari kegiatan kesekretariatan Bawaslu Aceh maupun kegiatan
penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan internal serta kegiatan teknis
penyelenggaraan pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi.
Program dan Kegiatan
Dalam rangka menyelaraskan dengan Renstra Bawaslu, Bawaslu Provinsi
Aceh menyesuaikan kegiatan dengan program yang ditetapkan oleh Bawaslu
Republik Indonesia. Kegiatan Bawaslu Aceh merupakan penjabaran dari visi dan
misi Bawaslu Aceh yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Bawaslu
Aceh dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator
kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi
Bawaslu Aceh untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang
diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada
kementerian atau lembaga melaksanakan program teknis dan program generik.
Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada
kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik
merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung
pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).
Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh
Bappenas dan Renstra Bawaslu 2015-2019, kegiatan yang telah ditetapkan
Bawaslu Provinsi Aceh tahun 2016 terdiri atas dua program, yaitu:
1. Program Teknis
Program Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi,
dengan anggaran sebesar Rp 2.727.084.000,00.
2. Program Generik
Program Dukungan Teknis Manajemen, dengan anggaran sebesar
Rp 5.286.016.000,00.
2.2. Rencana Kinerja Tahunan Bawaslu Aceh Tahun 2016
Rencana Strategis Bawaslu 2015-2019 yang memuat program pembangunan jangka
2.2.1.
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
19
Total anggaran Tahun 2016 untuk kedua program tersebut adalah sebesar
Rp 8.013.100.000,00. Baik program teknis pengawasan maupun program
dukungan akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan oleh Bawaslu
Provinsi Aceh. Untuk menjaga konsistensi nomenklatur perencanaan dan
penganggaran, kegiatan pengawas penyelenggaraan Pemilu Bawaslu Provinsi
disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan
fungsi eselon I yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran
dengan indikator kinerja yang terukur.
Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan
kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan sarana dan
prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan
teknis pengawasan penyelengaraan Pemilu. Penyediaan sarana dan
prasarana pengawasan juga termasuk di dalamnya. Rincian kegiatan pada
masing-masing indikator kinerja kegiatan secara ringkas dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Rencana Kinerja Tahunan Bawaslu Aceh Tahun 2016
No Indikator Kinerja Kegiatan
1 Persentase peningkatan kapasitas
pengawasan, kualitas SDM dan
soliditas dan manajemen organisasi
yang efektif dan efesien
1. Pelantikan dan Peningkatan Kapasitas
Panwaslih Kabupaten/Kota
2. Bimbingan Teknis Kesekretariatan
3. Penguatan Kapasitas Kelembagaan
2 Persentase peningkatan
pemahaman/ pengetahuan
pengawasan Pemilu/Pemilihan
1. Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan Mitra
Kerja
2. Koordinasi dengan Intansi Terkait
3 Persentase peningkatan kualitas
pencegahan pelanggaran Pemilu/
Pemilihan
1. Bimbingan Teknis Kerjasama Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil
Walikota Tahun 2017
2. Pendidikan Pengawasan Pemilu bagi
Pemilih Pemula melalui Bawaslu Goes to
School
3. Sosialisasi Pengawasan Pemilu
Partisipatif melalui Media Elektronik
4. Safari Pengawasan Pemilu/Pemilihan
4 Persentase peningkatan dukungan
teknis pengawas penyelenggaraan
Pemilu
Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
20
Untuk menjaga konsistensi nomenklatur perencanaan dan penganggaran, kegiatan
Bawaslu Provinsi Aceh disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya
mencerminkan tugas dan fungsi satker yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai
keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan akan menghasilkan
rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan
melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan
menggunakan berbagai tools pengawasan, pemantauan, tabulasi dan lain-lain.
telah direncanakan dalam setiap rencana kinerja tahunan dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan dan target masing-masing sasaran. Oleh karena itu, diperlukan
Perjanjian Kinerja Tahunan yang disusun dalam Penetapan Kinerja (TAPKIN) Tahunan
Bawaslu Aceh dengan mempertimbangkan berbagai kondisi, baik internal maupun
eksternal yang berkembang dari tahun ke tahun, seperti perkembangan tugas dan
fungsi organisasi, kewenangan yang diberikan, sumber daya yang dimiliki, pengalaman
penyelenggaraan Pemilu sebelumnya, capaian kinerja pada tahun sebelumnya,
maupun tuntutan perkembangan dan tantangan penyelenggaraan pengawasan Pemilu
yang demokratis, sehingga apa yang telah direncanakan selama satu tahun secara
obyektif dapat dicapai dan diwujudkan.
Penetapan kinerja kegiatan Bawaslu Aceh ditunjukkan dengan target-target kinerja
yang penyusunannya didasarkan pada output dan atau outcome dari setiap kegiatan
yang telah direncanakan, yaitu terselenggaranya berbagai program dan kegiatan hingga
selesai yang ditunjukkan dengan output dan atau hasil yang sesuai dengan yang telah
direncanakan. Setiap program dan kegiatan yang dapat dilaksanakan dan diselesaikan
sesuai rencana berarti 100 persen dari target indikator kinerja program dan kegiatan
tersebut tercapai. Dan sebaliknya, apabila program dan kegiatan tersebut tidak dapat
terlaksana ataupun tidak terselesaikan sesuai dengan rencana maka target indikator
kinerjanya tidak tercapai.
Pada penetapan kinerja tahun 2016, Bawaslu Aceh menetapkan target-target
kinerja dari masing-masing rencana kinerja yang dikelompokkan dalam dua komponen
utama, yaitu dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis dan teknis
pengawasan penyelenggaraan Pemilu dengan uraian pada tabel berikut :
2.3. Penetapan Kinerja Tahunan Bawaslu Aceh Tahun 2016
Sasaran kinerja Bawaslu Aceh 2016 akan tercapai apabila setiap kegiatan yang
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
21
Tabel 2.3.
Penetapan Kinerja Tahun 2016
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Aceh
Tujuan dan Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target 2016
Kegiatan/Output Anggaran
(Rp)
1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan pemilu oleh Bawaslu Provinsi & Lembaga Pengawas Pemilu Ad-hoc
1.1. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Bawaslu Propinsi
1.2. Meningkatnya Kualitas Teknis Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu Dalam Pencegahan, Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa
1. Meningkatnya Dukungan Manajemen Bawaslu Provinsi: a. Persentase
peningkatan kapasitas pengawasan, kualitas SDM dan soliditas dan manajemen internal organisasi yang efektif dan efesien
80%
Tenis Penyelengga-raan Pengawasan Pemilu oleh Bawaslu Provinsi & Lembaga Pengawas Pemilu Ad-hoc 1. Laporan Fasilitasi/
Pembinaan/ Monev/ Kegiatan Dalam Rangka Penye-lesaian Pelayanan Administrasi & Tugas Teknis Lainnya oleh Bawaslu Provinsi
1.219.654.000,00
2. Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi :
a. Persentase peningkatan pemahaman/ pengetahuan pengawasan Pilkada
b. Menurunnya jumlah pelanggaran Pilkada pengawasan pemilu;
c. Persentase peningkatan jumlah keterlibatan stakeholder dalam penga-wasan Pemilu/ Pilkada
90%
2. Laporan Fasilitasi/ Pembinaan/ Monev/ Kegiatan Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu oleh Bawaslu Provinsi
2.727.084.000,00
3. Meningkatnya Dukungan Teknis Lainnya Bawaslu Provinsi :
a. Persentase penyelesaian pelayanan dukungan operasional kerja (pembayaran gaji, operasional & pemeliharaan perkantoran, serta langganan daya dan Jasa) yang tepat waktu;
b. Persentase peningkatan sistem informasi (TI), kualitas data dan informasi pengawasan pemilu;
c. Persentase peningkatan kualitas sarana dan prasarana, serta pengelola-annya dalam rangka mendu-kung peningkatan kinerja lembaga dan pegawai.
85%
a. Layanan Perkantoran
b. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
c. Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran
3.351.515.000,00
295.400.000,00
419.447.000,00
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
22
Jumlah anggaran Program Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu dan Dukungan
Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh Tahun
Anggaran 2016, yaitu Rp. 8.013.100.000,00 (Delapan Miliyar Tiga Belas Juta Seratus Ribu
Rupiah) dengan rincian belanja secara terinci sebagai berikut :
No Jenis Belanja
Total Pegawai Barang Modal
1 1.605.302.000,00 5.692.951.000,00 714.847.000,00 8.013.100.000,00
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
23
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pada setiap akhir periode
suatu instansi pemerintah melakukan pelaporan terhadap pengukuran pencapaian target
kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Penyusunan Pelaporan Kinerja
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Aceh di tahun 2015 telah mengacu
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam pelaporan ini akan
dibandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasi kinerja serta
analisisnya.
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah
untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja tindakan seseorang/ pimpinan kolektif organisasi. Secara prinsip akuntabilitas
kinerja mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan
Kegiatan para pemangku kepentingan yang telah diamanatkan secara transparan
berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran visi,
misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang untuk
menerima pelaporan ini dalam mencapai misi organisasi secara terukur dengan
sasaran/target yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban laporan kinerja
pemerintah yang disusun secara periodik. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja diwajibkan
menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan
Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan.
Bawaslu Aceh merupakan instansi vertikal Bawaslu RI yang berkedudukan di
Propinsi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Badan Pengawas
Pemilihan Umum Republik Indonesia Republik Indonesia dengan berdasarkan dari
perundang-undangan yang berlaku. Dalam memberikan laporan pertangungjawaban
atas tugas yang diberikan, Bawaslu Aceh diwajibkan menyusun dan menyajikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang berpedoman peraturan yang
berlaku.
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
24
LAKIP Bawaslu Aceh Tahun Anggaran 2016 diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai tingkat Pencapaian Kinerja Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh yang
telah dicapai maupun kegiatan yang belum berhasil/ terlaksana pada periode/ tahun
tersebut.
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi
Aceh Tahun 2016 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja
tahunan Bawaslu Provinsi. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja strategis,
capaian kinerja program (outcome) dan capaian kinerja kegiatan (output) dibandingkan
target dalam rencana kinerja (performance plan) yang ditetapkan sebagaimana tertuang
dalam Penetapan Kinerja Tahun 2016 dengan realisasi yang dicapai (performance
result).
Pengukuran antara performance plan dengan performance result yang diperoleh
merupakan indikasi keberhasilan atau ketidakberhasilan yang terjadi. Pengungkapan
keberhasilan atau ketidakberhasilan dalam laporan ini adalah upaya tindakan perbaikan
yang diperlukan di masa yang akan datang, memenuhi standar pelaporan, dan
memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang pencapaian tujuan dan
sasaran dalam rangka mewujudkan misi Bawaslu.
Untuk dapat menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi
Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh perlu dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran
kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk digunakan sebagai dasar
menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Badan Pengawas
Pemilihan Umum. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator
kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan dalam
pencapaian tujuan dan sasaran.
Dengan dasar hukum Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kinerja
Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh diukur berdasarkan tingkat capaian Kinerja Sasaran
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
25
dan Kinerja Kegiatan. Untuk mengetahui tingkat pencapaian Kinerja Sasaran dilakukan
dengan cara membandingkan target dan realisasi. Begitu pula dengan Kinerja Kegiatan,
dimana tingkat pencapaiannya diukur dengan membandingkan target dengan realisasi
yang menjadi indikator kinerja yaitu meliputi Input, Output, dan Outcome.
1. Input : segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
untuk menghasilkan keluaran berupa dana, SDM, dan sebagainya.
2. Output : segala sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan
yang dapat berupa fisik dan non fisik.
3. Outcome : indikator yang menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan
(efek langsung).
Pengukuran kinerja ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah dana yang
terserap atau urgensi dalam pencapaian sasaran sehingga diperoleh bobot indikator
kegiatan, program dan kebijakan. Pengukuran kinerja tahun 2016 merupakan realisasi
dari rencana kinerja tahun 2016 dan diperoleh angka realisasi dan presentasi
pencapaian rencana tingkat capaian/target berdasarkan indikator kinerja outcome.
Bawaslu Provinsi Aceh telah merumuskan sasaran strategis dengan keberhasilan
kinerja diukur berdasarkan pemanfaatan atau capaian outcome program yang
diselenggarakan, sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur berdasarkan
capaian indikator kinerja utama (IKU), dan sasaran kegiatan dengan keberhasilan
kinerja diukur berdasarkan capaian indikator kinerja kegiatan (IKK). Capaian sasaran
strategis diindikasikan dengan capaian indikator kinerja outcome. Capaian sasaran
program diindikasikan dengan capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu indikator yang
secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program. Pengukuran capaian kinerja
sasaran program meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan
targetnya. Analisis mendalam dilakukan terhadap perkembangan capaian IKU dan
efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai kinerja IKU. Pengukuran capaian
kinerja sasaran kegiatan meliputi identifikasi atas realisasi IKK dan membandingkan
dengan targetnya.
3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016
Evaluasi dan analisis capaian kinerja dilakukan untuk setiap capaian sasaran
strategis yang telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan beserta
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
26
permasalahan yang terkait dengan capaiannya. Berikut ini adalah evaluasi dan analisis
capaian kinerja tahun 2016.
Pada tahun 2016, Bawaslu Aceh telah menetapkan 4 sasaran strategis kinerja yang
akan dicapai. Ketiga sasaran tersebut diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja.
Realisasi sampai akhir tahun 2016 menunjukkan bahwa rata-rata capaian strategis
Bawaslu Aceh tahun 2016 adalah :
Skema 3.1. Capaian Sasaran Strategis Kinerja tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Sasaran Strategis Rata – Rata
Capaian 2016
1 Meningkatnya soliditas organisasi, struktur, kualitas sumber daya manusia dan manajemen kelembagaan internal yang efektif dan efesien
2
Meningkatnya kualitas kerjasama dengan stakeholder, keterlibatan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam pengawasan partisipatif pada Pemilu/Pemilihan
3 Meningkatnya kualitas pemeliharaan arsip Pemilihan Kepala Daerah
4 Meningkatnya mutu data dan informasi pengawasan Pemilu
Rata-Rata Capaian 86.23%
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian sasaran strategis kinerja. Dalam
menyimpulkan keberhasilan atau ketidakberhasilan pencapaian 4 (empat) sasaran
strategis dilakukan dengan mengukur dan menganalisa capaian indikator outcome.
Analisis capaian sasaran program juga dilakukan sebagai pendukung capaian kinerja
sasaran strategis yang dilakukan terhadap indikator kinerja utama. Analisis juga
dilakukan terhadap indikator kinerja yang tidak secara langsung mendukung capaian
kinerja, namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran program. Analisis efisiensi
penggunaan input berupa sumber daya keuangan dan manusia dilakukan terhadap tiap
indikator kinerja dengan cara membandingkan capaian indikator kinerja dengan capaian
penggunaan sumber daya. Efisiensi sumber daya terjadi manakala capaian indikator
kinerja lebih tinggi dari pada capaian penggunaan sumber daya. Analisis efisiensi
dilakukan terpisah antara sumber daya keuangan dan sumber daya manusia.
70%
100%
80%
85%
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
27
a. Capaian IKU Program Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu
Pengukuran capaian kinerja dilakukan untuk setiap capaian sasaran strategis yang
telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan beserta permasalahan
yang terkait dengan capaiannya :
1. Persentase peningkatan kapasitas pengawasan, kualitas SDM, soliditas dan
manajemen organisasi yang efektif dan efisien
Indikator ini mengukur sejauh mana Bawaslu Aceh melakukan berbagai upaya
guna meningkatkan managemen organisasi yang efektif dan efisien dapat diukur dari
optimalisasi pelaksanaan peningkatan kualitas kelembagaan dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya secara maksimal di tahun 2016.
Dalam meningkatkan optimalisasi kinerja lembaga, pada Tahun 2016 Bawaslu
Aceh menerima 2 (dua) orang Pegawai Negeri Sipil alih status dari Pemerintah
Kabupaten ke Bawaslu Provinsi Aceh, secara terinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.
No Nama PNS TMT Nomor dan Tanggal SK
1 Fahmi 1 Juli 2016 0500A/Bawaslu/SJ/KP.04.00/VII/2016, 1 Juli 2016
2 Nikmah Hayati 1 Oktober 2016 0964/Bawaslu/SJ/KP.03.07/IX/2016, 13 September 2016
Unit kerja yang memiliki SDM profesional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang
berkesinambungan akan mampu menghasilkan pencapaian hasil kinerja yang baik
dan terukur. Indikator persentase peningkatan kapasitas pengawas dan kapabilitas
aparatur Bawaslu Aceh dapat diukur dari pembentukan pengawas Kabupaten/Kota
dan upaya pembinaan serta pemetaan formula peningkatan kapasitas kerja SDM
aparatur sekretariat yang telah direalisasi melalui berbagai bentuk kegiatan yang
dapat diuraikan pada tabel pengukuran di bawah ini.
Tabel 3.2.
Pengukuran Kinerja Peningkatan Kapasitas Pengawasan, Kualitas SDM, Soliditas dan Manajemen Organisasi
Program Kegiatan Target Realisasi Capaian
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemilu
Pelantikan & Peningkatan Kapasitas Panwaslih Kabupaten/Kota
1 Laporan 1 Laporan 100%
Bimbingan Teknis Kesekretariatan 1 Laporan 1 Laporan 100%
Penguatan Kapasitas Kelembagaan 1 Laporan 1 Laporan 100%
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
28
Tabel 3.4.
Capaian Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengawasan, Kualitas SDM, Soliditas dan Manajemen Organisasi
NO KEGIATAN HASIL YANG INGIN DICAPAI
1 Pelantikan & Peningkatan
Kapasitas Panwaslih
Kabupaten/Kota
Pengukuhan serta terbekalinya materi pengawasan
pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun
2017 bagi anggota Panitia Pengawas Pemilihan Aceh
dan Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota se-
Aceh
2 Bimbingan Teknis
Sekretariat Bawaslu
Provinsi Aceh
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
khususnya di bidang pola pengadministrasian
rapat, notulensi dan keamanan internal;
2. Mewujudkan pendayagunaan aparatur sekretariat
sub bagian administrasi di sekretariat Bawaslu
Provinsi Aceh yang handal dan professional di
bidang administrasi dan keamanan internal;
3. Memberikan pemahaman standar prosedur yang
berlaku di Bawaslu;
4. Melakukan penyempurnaan teknis kerja organisasi
di sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh.
3 Penguatan Kapasitas
Kelembagaan
Mewujudkan kebersamaan dan keakraban diantara
keluarga besar Bawaslu Aceh serta pengembangan
kualitas SDM. Output inti dari kegiatan ini adalah
penguatan kapasitas kelembagaan Bawaslu Aceh
2. Persentase peningkatan pemahaman/pengetahuan pengawasan Pemilihan
Kepala Daerah
Mengukur indikator capaian tingkat pemahaman/pengetahuan masyarakat dan
peserta Pemilu dalam hal aturan pengawasan Pemilu direalisasikan dalam berbagai
bentuk kegiatan, yaitu;
a. Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan Mitra Kerja;
b. Koordinasi dengan Intansi Terkait.
Pencapaian sasaran indikator melalui program pengawasan penyelenggaraan
Pemilu dengan kegiatan diatas dapat dilihat pada tabel pengukuran kinerja di bawah ini.
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
29
Tabel 3.3.
Peningkatan Pemahaman/Pengetahuan Pengawasan Pemilihan Kepala Daerah
Program Kegiatan Target Realisasi Capaian
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemilu
Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan Mitra Kerja
1 Laporan 1 Laporan 100%
Koordinasi dengan Intansi Terkait
Laporan Laporan 100%
3. Persentase peningkatan kualitas pencegahan pelanggaran Pemilu/Pemilihan
Peningkatan kualitas pencegahan pelanggaran Pilkada merupakan salah satu
sasaran strategis yang dimandatkan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011
Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Sasaran strategis ini memiliki dua
indikator utama yaitu Persentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholder
dalam Pengawasan Pemilu/Pilkada dan diharapkan dapat menurunnya Jumlah
Pelanggaran Pilkada. Indikator dimaksud mendeskripsikan bentuk kerjasama yang
dilakukan Bawaslu Aceh dengan para stakeholder dalam menyelenggarakan
berbagai kegiatan yang bersifat preventif guna mencegah terjadinya pelanggaran di
wilayah hulu penyelenggaraan Pemilu. Dalam hal ini Bawaslu Aceh diharapkan
mampu untuk mengekspektasikan potensi pelanggaran yang akan muncul pada
persiapan penyelenggaraan Pilkada sampai dengan pelaksanaan tahapan
penyelenggaraan Pilkada.
Mengukur kedua indikator capaian peningkatan kualitas pencegahan
pelanggaran Pemilu/Pemilihan direalisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan dan
dapat dilihat pada tabel pengukuran kinerja di bawah ini.
Tabel 3.4.
Peningkatan Kualitas Pencegahan Pelanggaran Pemilu/Pemilihan
Program Kegiatan Target Realisasi Capaian
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemilu
Bimbingan Teknis Kerjasama Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017
1 Laporan 1 Laporan 100%
Pendidikan Pengawasan Pemilu bagi Pemilih Pemula melalui Bawaslu Goes to School
4 Laporan 4 Laporan 100%
Safari Pengawasan 1 Laporan 1 Laporan 100%
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
30
Pemilu/Pemilihan
Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif melalui Media Elektronik
4 Laporan 4 Laporan 100%
Keseluruhan penjabaran kegiatan diatas melibatkan berbagai pemangku
kepentingan (stakeholder) diantaranya perguruan tinggi dan sekolah menengah atas
di sejumlah Kabupaten/Kota di Aceh. Indikator ini untuk mengukur keterlibatan
stakeholder dalam pengawasan Pilkada. Semakin tinggi keterlibatan stakeholder
maka kualitas pencegahan pelanggaran semakin meningkat. Berikut daftar
stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan eksternal Bawaslu Aceh dalam
rangka membangun kerjasama untuk persiapan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 3.5. Keterlibatan Stakeholder
SEKOLAH PERGURUAN TINGGI
SMA Negeri 1 Peureulak - Aceh Timur IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa
SMAN 1 Mereudu - Pidie Jaya Universitas Al Muslim, Bireuen
SMA 1 Bukit - Bener Meriah STAIN Gadjah Putih Takengon
SMA Negeri 1 Seunagan - Nagan Raya Universitas Teuku Umar Meulaboh
SMA Negeri 1 Jeumpa Puteh - Banda Aceh
Bawaslu Aceh berpandangan bahwa prinsip pengawasan Pemilu partisipatif
merupakan salah satu metode pengawasan yang dianggap efektif dan efisien dalam
pengawasan Pilkada dan kegiatan ini pun merupakan program andalan yang menjadi
agenda prioritas Bawaslu.
Tabel 3.6.
Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Pencegahan Pelanggaran Pemilu/Pemilihan
NO KEGIATAN HASIL YANG INGIN DICAPAI
1 Bimbingan Teknis
Kerjasama Pemilihan
Gubernur dan Wakil
1. Terbentuknya kelompok masyarakat dan
mahasiswa yang pro-aktif melakukan pengawasan
Pilkada tahun 2017 di Aceh;
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
31
Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati serta Walikota dan
Wakil Walikota Tahun 2017
2. Terpetakannya dukungan dari pondok pesantren,
perguruan tinggi, pemuda dan masyarakat,
sebagai bentuk partisipasi terhadap relawan
pengawas Pilkada tahun 2017 di Provinsi Aceh;
3. Tersebarkannya aturan pelaksanaan dan
pengawasan Pilkada tahun 2017 di Provinsi Aceh;
4. Tersampaikan informasi dan regulasi tugas,
kewenangan dan tanggung jawab Pilkada tahun
2017 di Provinsi Aceh.
2 Pendidikan Pengawasan
Pemilu bagi Pemilih
Pemula melalui Bawaslu
Goes to School
1. Tersampaikan informasi dan regulasi tugas,
kewenangan dan tanggungjawab pengawasan
Pilkada tahun 2017;
2. Tersebarkannya aturan pelaksanaan dan
pengawasan Pilkada tahun 2017;
3. Terbentuknya kelompok pemilih pemula yang pro-
aktif mengawasi proses pelaksanaan tahapan
Pilkada 2017.
3 Safari Pengawasan
Pemilu/Pemilihan
1. Pemilih pemula yang memiliki kesadaran yang
tinggi terhadap politik di Indonesia sebagai
dukungan dalam bela Negara;
2. Memahami konteks pengawasan pada Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun
2017 di Aceh.
4 Sosialisasi Pengawasan
Pemilu Partisipatif melalui
Media Elektronik
1. Tersampaikannya informasi, regulasi, dan peran
pemuda dalam pengawasan Pemilihan
Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan
Walikota/Wakil Walikota tahun 2017;
2. Tersebarkannya aturan pelaksanaan dan
pengawasan Pilkada tahun 2017.
4. Persentase meningkatnya dukungan teknis pengawas penyelenggaraan Pemilu
Sasaran outcome “Meningkatnya Dukungan Teknis Pengawas Penyelenggaraan
Pemilu” dihasilkan melalui pencapaian ketersediaan dukungan teknis bagi pengawas
dalam pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu melalui pemanfaatan aset secara
optimal dalam mencapai substansi pengawasan dengan ketersediaan akses
informasi. Ketersediaan akses dapat dilihat dengan dua indikator output, yaitu, (1)
Tersedianya alat pengolahan data; dan (2) Tersedianya alat rumah tangga. Realisasi
indikator output ini diukur dengan menghitung persentase realisasi jumlah dukungan
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
32
teknis pengawasan dibandingkan yang direncanakan. Dari sisi penggunaan sumber
daya keuangan dan manusia, indikator kinerja sasaran program ini bisa digolongan
telah tercapai secara efisien.
Untuk mendukung capaian sasaran meningkatnya kualitas layanan dukungan
teknis pengawas penyelenggaraan Pemilu di atas, Bawaslu Provinsi Aceh
menghasilkan output berupa :
1. Jumlah Fasilitasi Pelayanan Administrasi dan Tug
Jumlah laporan fasilitasi pelayanan administrasi dan tug Bawaslu Provinsi Aceh
selama tahun 2016 sebanyak 9 laporan atau 77,09% dari target 11 laporan.
2. Jumlah Layanan Perkantoran
Jumlah laporan layanan perkantoran Bawaslu Provinsi Aceh selama tahun 2016
adalah sebanyak 85,35%.
3. Tersedianya alat pengolah data dan Komunikasi
Pada tahun 2016, Bawaslu Provinsi Aceh menghasilkan output
berupa alat pengolah data sebanyak 33 unit atau 98.43%, yang terdiri dari 2
(dua) komponen, realisasi output tersedianya alat pengolah data tersebut dapat
dirincikan sebagai berikut :
Tabel 3.7.
NO Komponen 111 Komponen 115. Sentra Gakkumdu
Jenis Barang Kuantitas Jenis Barang Kuantitas
1 Laptop 4 Unit Laptop 3 Unit
2 Alat Perekam 3 Unit Printer B/W 3 Unit
3 Printer 2 Unit Printer Color 1 Unit
4 Printer (print+copy+scan) 3 Unit Scanner 2 Unit
5 Eksternal Hardisk 2 Unit Kamera 3 Unit
6 Kamera dan Lensa 2 Unit Alat Perekam Audio 3 Unit
7 - - Alat Perekam Video 1 Unit
8 - - Telp/Fax 1 Unit
Jumlah 16 Unit Jumlah 17 Unit
4. Tersedianya peralatan dan fasilitasi perkantoran
Pada tahun 2016, Bawaslu Provinsi Aceh menghasilkan output
berupa pengadaan meubelair dan peralatan perkantoran sebanyak 66 unit atau
93.34%. yang terdiri dari 2 (dua) komponen, realisasi output tersedianya alat
pengolah data tersebut dapat dirincikan sebagai berikut :
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
33
Tabel. 3.8. Pengadaan Meubelair
NO Komponen 111 Komponen 115. Sentra Gakkumdu
Jenis Barang Kuantitas Jenis Barang Kuantitas
1 Box Container 10 Unit Sice 1 Set
2 Lemari Dry Kabinet Camera 1 Unit Kursi 10 Unit
3 Lemari Display 1 Unit Lemari besi 2 Unit
4 Filling Kabinet 1 Unit Meja Kerja 5 Unit
5 Perlengkapan Sidang – Kursi Sidang
5 Unit Rak Arsip 3 Unit
6 Perlengkapan Sidang – Palu Sidang
5 Unit Pataka 2 Unit
7 Meja Sidang 5 Unit - -
Tabel. 3.9. Peralatan Perkantoran
NO Komponen 112 Komponen 116. Sentra Gakkumdu
Jenis Barang Kuantitas Jenis Barang Kuantitas
1 AC Split 5 Unit Stand Mix 3 Unit
2 Mesin Penghitung Uang 1 Unit Mix Wireless 1 Unit
3 Kalkulator Printer 1 Unit Tripod Sedang 2 Unit
4 Proyektor Mini WXGA 2 Unit Tripod Besar 1 Unit
5 Microphone Conference Rapat
12 Unit Lemari Audio Mixer 1 Unit
6 Layar Screen 1 Unit Kamera Teleprecense
1 Unit
7 Sound System Meeting 1 Unit - -
8 Alat Pemadam Ringan 1 Unit - -
9 Televisi + Breked + Antena 1 Unit - -
5. Persentase Meningkatnya Ketersediaan Bangunan Kantor Bawaslu Provinsi Aceh
Sejak awal tahun 2016 Bawaslu Provinsi Aceh telah beberapa kali bersurat dengan
Pemerintah Aceh perihal Permohonan Hibah Tanah Milik Pemerintah Aceh, secara
terperinci mekanisme komunikasi antara Bawaslu, Bawaslu Provinsi Aceh dengan
Pemerintah Aceh melalui surat dinas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
34
Tabel 3.10.
No Uraian Surat Perihal Tujuan Surat
1
Surat Ketua Bawaslu Aceh, No. 165/Bawaslu-Aceh/Set/VIII/2015, tanggal 07 Agustus 2015.
Perihal Permohonan Hibah Tanah Milik Pemerintah Aceh
Gubernur Aceh
2
Surat Ketua Bawaslu Aceh No. 248/K.AC/PL.03.02/XI/2016 tanggal 14 November 2016.
Mohon Penjelasan Tertulis atas Permohonan Hibah Tanah untuk Kantor Bawaslu Provinsi Aceh
Gubernur Aceh
3
Tembusan Surat Ketua Bawaslu RI No.0008/K.Bawaslu/PL.03.02/I/2016 tanggal 29 Januari 2016.
Permohonan Hibah Tanah Milik Pemerintah Aceh
Gubernur Aceh u.p. Sekretaris Daerah Provinsi Aceh
4
Tembusan Surat Sekretaris Daerah Aceh Nomor : 590/22831 tanggal 28 Desember 2016.
Permohonan Hibah Tanah Milik Pemerintah Aceh
Kepala Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh
5
Surat Ketua Bawaslu Aceh Nomor : 023/K.AC/PL.03.02/I/2017 tanggal 23 Januari 2016.
Permohonan Hibah Tanah Milik Pemerintah Aceh
Ketua Bawaslu Republik Indonesia
6
Surat dari Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh Nomor : 590/072/2017
Mohon Penjelasan Tertulis atas Permohonan Hibah Tanah untuk Kantor Bawaslu Provinsi Aceh
Ketua Bawaslu Provinsi Aceh
7
Surat Ketua Bawaslu Aceh Nomor : 028/K.AC/PR.03.02/I/2016 tanggal 26 Januari 2016.
Mohon Penjelasan Tertulis atas Permohonan Hibah Tanah untuk Kantor Bawaslu Provinsi Aceh
Kepala Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh c.q. Kepala Bidang Penatausahaan Aset
Tabel di atas memberi gambaran bahwa, secara umum capaian Bawaslu Provinsi Aceh
dalam upaya ketersediaan tanah hibah milik Pemerintah Aceh telah dilaksanakan secara
efektif, efisien dan sangat maksimal, hasilnya adalah Bawaslu Provinsi Aceh telah
melakukan peninjauan lapangan dan menentukan 1 (satu) dari 3 (tiga) alternatif persil tanah
yang diajukan oleh Pemerintah Aceh terletak di Gampong Lamcot Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar yang direncakan untuk pembangunan kantor Bawaslu Provinsi Aceh.
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
35
3.3. Realisasi Keuangan
Anggaran Bawaslu Provinsi Aceh tahun 2016 sebesar Rp 8.013.100.000,00, dengan
realisasi sebesar Rp 7.119.457.510,00 atau 88,85%. Rincian per kegiatan dan per jenis
belanja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.11.
Anggaran dan Realisasi Keuangan
Program Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu di Bawaslu Provinsi Aceh
Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu oleh Bawaslu Provinsi dan Lembaga Pengawas Pemilu Ad-hoc
No Output Pagu Anggaran
(Rp) Realisasi
(Rp) Capaian
(%)
1 Layanan Administrasi 1.219.654.000,00 940.187.175,00 77,09
2 Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu Bawaslu Provinsi
2.727.084.000,00 2.605.945.725,00 95,56
3 Layanan Perkantoran 3.351.515.000,00 2.891.064.610,00 86,26
4 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
295.400.000,00 290.760.000,00 98,43
5 Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran
419.447.000,00 391.500.000,00 93,34
Jumlah 8.013.100.000,00 7.119.457.510,00 88,85
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama periode 2016 alokasi anggaran
seluruh program telah terserap dengan baik, yakni 88,85%. Hal ini mengindikasikan
bahwa sumber daya keuangan telah digunakan secara efektif dan efisien bagi
pencapaian tujuan dan sasaran strategis, sesuai yang telah ditargetkan dalam Renstra
Bawaslu tahun 2015-2019 dan ditetapkan setiap tahunnya dengan Rencana Kerja
Tahunan dan Perjanjian Kinerja.
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
36
Tabel 3.12.
Anggaran dan Realisasi Keuangan per Jenis Belanja
No Jenis Belanja Pagu Anggaran
(Rp) Realisasi
(Rp) Capaian
(%)
1 Belanja Pegawai 1,605,302,000,00 1,305,097,346,00 81,30
2 Belanja Barang 5,692,951,000,00 5,086,461,324,00 89,35
3 Belanja Modal 714,847,000,00 682,260,000,00 95,44
Jumlah 8,013,100,000,00 7,073,818,670,00 88.28
Tabel di atas mengindikasikan bahwa, secara umum keseluruhan capaian
penyerapan angggaran per jenis belanja yang dialokasikan menurut peruntukannya, telah
digunakan secara efisien dan efektif.
Pengukuran capaian realisasi keua ngan dapat pula dijabarkan dengan
menggunakan formulasi jumlah Surat Perintah Pencarian Dana yang telah terbit. Rincian
Jumlah SP2D yang telah terbit perbulan selama 2016 :
Tabel 3.13.
RINCIAN JUMLAH SP2D BULANAN SELAMA 2016
Januari : 7 SP2D Mei : 17 SP2D September : 16 SP2D
Februari : 14 SP2D Juni : 24 SP2D Oktober : 14 SP2D
Maret : 17 SP2D Juli : 13 SP2D November : 17 SP2D
April : 9 SP2D Agustus : 15 SP2D Desember : 29 SP2D
Tabel 3.14.
RINCIAN REKAP PENERBITAN SP2D
No Jenis SPM Total Nilai (Rp) Total SP2D
1 GAJI LAINNYA 1,153,577,021 57
2 GUP 2,220,266,148 47
3 NON GAJI 1,714,185,291 38
4 GAJI SUSULAN 47,665,300 18
5 GAJI INDUK 28,874,000 10
6 NON GAJI KONTRAKTUAL 873,283,062 9
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
37
7 GTUP NIHIL 0 7
8 TUP 1,129,404,000 3
9 KEKURANGAN GAJI 2,964,300 2
10 UP 200,000,000 1
Grand Total 192
3.4. Data dan Kondisi Barang Milik Negara (BMN)
Tabel. 3.15
Rincian Kendaraan Bermotor Roda 2 dan 4 Tahun 2016 Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Aceh
No Jenis dan Merk Barang /
Kode Barang No. Polisi
Tahun Perolehan
Harga Perolehan
Kondisi
1
Sepeda Motor - Honda NF12A1CF
M/T/MH1JBG110DK122828/JBG1
E1121876 / 3.02.01.04.001
BL 2993 AJ 2013 17.056.000 Baik
2
Sepeda Motor – Honda GL15AIRR
M/T/MH1KC3111DK282503/KC31
E1281328 / 3.02.01.04.001
BL 2992 AJ 2013 20.326.000 Baik
3
Mini Bus (Penumpang 14 Orang
Kebawah)-Toyota Kijang Innova G
MHFXW42G1D2273302/1TR7671
797 / 3.02.01.02.003
BL 114 AB 2013 262.810.000 Baik
4
Mini Bus (Penumpang 14 Orang
Kebawah)-Toyota Kijang Innova G
MHFXW42G0D2271301/1TR7656
540 / 3.02.01.02.003
BL 117 AB 2013 262.810.000 Baik
5
Mini Bus (Penumpang 14 Orang
Kebawah)-Toyota Kijang Innova G
MHFXW42G1D2261327/1TR7574
369 / 3.02.01.02.003
BL 216 AA 2013 269.510.000 Baik
6
Mini Bus (Penumpang 14 Orang
Kebawah)-Toyota Kijang Innova G
MHFXW42G0D2259293/1TR7558
936 / 3.02.01.02.003
BL 215 AA 2013 269.510.000 Baik
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
38
Dalam hal pengelolaan BMN dibutuhkan suatu proses sinergi yang disebut
rekonsiliasi. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata
Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat, dan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian
Keuangan RI Nomor PER-07/KN/2009, pengertian rekonsiliasi data BMN adalah proses
pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dalam beberapa sistem/sub sistem
yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama.
Pentingnya sinergi antar pegawai petugas rekonsiliasi BMN maupun antara KPKNL
dengan satuan kerja untuk mewujudkan suatu kinerja yang optimal. Kegiatan ini bertujuan
untuk terlaksananya pengelolaan sistem akuntansi barang milik negara yang baik, akurat, dan
tertib sesuai peraturan/ petunjuk teknis pelaksanaan yang berlaku. Yang menjadi objek
pengelolaan SIMAK BMN diantaranya Asset Tetap (Gedung dan Bangunan), Asset Tetap
Lainnya, dan Peralatan Mesin. Data kondisi Barang Milik Negara yang telah diterima oleh
Bawaslu Aceh sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 3.16.
DATA KONDISI BMN DI SEKRETARIAT BAWASLU PROVINSI ACEH PERTANGGAL 30 DESEMBER 2016
No Barang Merek Kuantitas Kondisi
1 PC Unit PC Lenovo Thinkstation e32 workstation
1 (satu) Baik
2 PC All in One PC Operasional Lenovo IdeaCentre C360 AIO
5 (lima) Baik
3 UPS PC UPS PC Liebert PSA600-BX-Liebert ITON 600VA/360Waatt 230 V AVR
6 (enam) Baik
4 Printer Multifungsi Samsung SCX-3406FW Printer Multifungsi + Peralatan Listrik
2 (dua) Baik
5 Konektor Belden Connector RJ 45 1 (satu) Baik
6 Akses Point Access point TPLink TL-WA901ND 1 (satu) Baik
7 Switch Hub Swich HUB TP-Link TL-SL1117 1 (satu) Baik
8 Kabel Belden kabel UTP cat 5e 1 (satu) Baik
9 Mesin Scanner Fujitsu Fi-7160 2 (dua) Baik
10 Instalasi Instalasi 1 Paket Baik
11 Pesawat Telepon IP Phone 1 (satu) Baik
12 Adaptor PA-FA Adaptor IP Phone 1 (satu) Baik
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
39
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan utama yang
terkait dengan Akuntabilitas Kinerja Bawaslu Aceh pada Tahun 2016, sebagai berikut :
1. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bawaslu tentang Pengawas Pemilu
yang diamanatkan oleh Undang-undang telah dapat diselenggarakan dengan baik oleh
Bawaslu Aceh, hal ini ditunjukkan dengan capaian rata-rata indikator sasaran sebesar 86 %.
2. Pelaksanaan program dan kegiatan Bawaslu Aceh tahun 2016 telah efektif dan efisien.
3. Bawaslu Aceh telah berupaya secara optimal melaksanakan kewajibannya dalam
meningkatkan pengawasan Pemilu sebagaimana yang telah dipersyaratkan pada
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.
4. Dalam pencapaian sasaran mikro, dari Rencana Strategis yang ditetapkan oleh Bawaslu
RI, seluruh sasaran dapat dikatakan berhasil diwujudkan dengan baik. Namun demikian,
Bawaslu Aceh tetap memiliki komitmen untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam
melakukan pengawasan Pemilu di Provinsi kepada seluruh masyarakat Aceh.
5. Selain terdapat beberapa keberhasilan tersebut di atas, masih dijumpai adanya
beberapa permasalahan yang perlu terus mendapat perhatian, seperti konflik regulasi
terkait dengan penyelenggara pemilihan kepala daerah, regulasi yang mengatur secara
khusus bagi Aceh, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh,
dan peningkatan kapasitas kelembagaan.
Untuk itu Bawaslu Aceh telah melakukan upaya untuk melakukan perbaikan dalam
rangka memperkuat struktur organisasi, kapasitas kelembagaan dan peningkatan Sumber
Daya Manusia.
4.1. Kendala Pelaksanaan
Adapun kendala pelaksanaan program kegiatan Bawaslu Provinsi Aceh Tahun
Anggaran 2016 adalah:
a. Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah diatur pada
timeline kegiatan, sehingga ada kegiatan yang tidak terlaksana sampai akhir
tahun anggaran.
b. Ada beberapa kegiatan yang telah direncanakan, namun dibatalkan dikarenakan
pemotongan anggaran sehingga tidak jadi direalisasi.
LAKIP TAHUN 2016 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI ACEH
40
c. Adanya sisa anggaran dari beberapa kegiatan. Hal ini dikarenakan jumlah
peserta yang hadir tidak sesuai dengan peserta yang dianggarkan dalam POK,
ada beberapa narasumber yang tidak boleh dibayarkan serta adanya perbedaan
besaran biaya untuk kegiatan paket meeting di beberapa tempat.
4.2. Rekomendasi
a. Perlunya peningkatan kapasitas penguatan kelembagaan baik dibidang
kesekretariatan maupun pengawasan agar memahami prosedur pelaksanaan
kegiatan kesekretariatan dan pengawasan sesuai dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Di dalam pelaksanaan kegiatan selalu berpedoman pada perencanaan
sebelumnya dan sesuai dengan jadwal agar dalam pelaksanaan kegiatan tidak
mengalami hambatan ketika acara berlangsung dan pada saat
pengamprahannya.
c. Para pengelola keuangan selalu belajar tata kelola keuangan yang baik dan
benar agar meminimalisasikan kesalahan dalam proses pengamprahannya dan
terciptanya good governance.
Penyusunan Laporan Program ini dihasilkan dari setiap pelaksanaan kegiatan yang ada
pada Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh. Sesuai dengan amanat Pasal 2 Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan, Pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD melakukan
pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tugas dan kewenangan
masing-masing.
Laporan ini sebagai salah satu tolak ukur kinerja baik fisik maupun keuangan pada
Satker Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh, sehingga tergambar persentase capaian kinerja
yang telah ditetapkan dalam renja Sekretariat Bawaslu Provinsi Aceh dan Realisasi
penyerapan anggaran beserta kendala dan hambatan yang dihadapi selama proses
pelaksanaan anggaran serta solusi atas kendala yang dihadapi.
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
PROVINSI ACEH Plt. KEPALA SEKRETARIAT
dto
ZULHAM EFENDI IRFAN, S.H.I., S.H., M.Si.
NIP. 198209282006041001
Top Related