Disampaikan dalam rapat koordinasi FAL, Bali, 28-29 Agustus 2017
Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
PENDAHULUAN
POTENSI INDONESIA Luas Laut Nusantara 3,1 juta km2
Perairan ZEEI seluas 2,7 juta km2
Pulau sebanyak 17.504
Total garis pantai lebih dari 95.181 km
Keanekaragaman hayati :
Pisces (lebih dari 2000 jenis)
Krustacea (lebih dari 1500 jenis)
Echinodermata (lebih dari 1400 jenis)
Mollusca (lebih dari 2500 jenis)
Rumput laut (lebih dari 700 jenis)
Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional
VISI KKP
MISI
Kedaulatan (Sovereignty)
Keberlanjutan (Sustainabiltiy)
Kesejahteraan (Prosperity)
3
Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan,
pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan
hayati ikan (BKIPM)
Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan
(PSDKP
Meningkatkan daya saing dan sistem logistik hasil kelautan dan perikanan
(PDSPKP)
Meningkatkan keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan budidaya (DJPT &
DJPB)
Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati
laut (DJPRL)
T U J U A N
Kedaulatan (Sovereignty)
Keberlanjutan (Sustainabiltiy)
Kesejahteraan (Prosperity)
1
2
3
4
5
Mengembangan kapasitas SDM, dan
pemberdayaan masyarakat
(BPSDMKP)
Meningkatkan inovasi iptek kelautan dan
perikanan (BALITBANG KP)
6
7
4
FUNGSI BKIPM
1.Menyusun kebijakan teknis, rencana dan program 2.Pelaksanan per karantinaan IPM 3.Pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
KIPM 4.Pelaksanaan administrasi BKIPM 5.Pelaksanan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
PETA SEBAR UNIT PELAKSANA TEKNIS BKIPM
Keragaan : UPT : 47 UPT di 34 Provinsi dan di 12 Kab/Kota Wilayah Kerja BKIPM 234 (137 Wilker Mandiri) di 112 Kab/Kota SDM : 1.770 Pegawai Laboratorium Terakreditasi : 47
15 LOKASI SENTRA KP TERPADU
DI PULAU-PULAU KECIL DAN
KAWASAN PERBATASAN
TAHUN 2015-2016
MOA
800 km 7.500 km
963 km
1.000 km
2.400 km
2.200 km 7.800 km
400 km
4.095 km
529 km
871 km
2.048 km
JEPANG
SKPT Prioritas 2017: 1. Natuna 2. Saumlaki 3. Merauke 4. Mentawai 5. Nunukan 6. Talaud 7. Morotai 8. Biak Numfor 9. Timika 10.Rote Ndao 11.Kota Sabang 12.Sumba Timur
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Jakarta 10041 | www.kkp.go.id 7
PETA ANCAMAN PENGELUARAN SUMBERDAYA IKAN INDONESIA
BANDARA : 150 - Internasional : 36
PELABUHAN LAUT : 141 - Internasional : 88
Rencana Operasional Bandara Baru : 1. Silangit, Sumatera Utara 2. BIJB, Jawa Barat 3. Kulon Progo, DIY
KASUS PELANGGARAN & NILAI SUMBER DAYA IKAN
Rp 219,9 M
Rp 306,8 M
Rp 37,2 M
NILAI SUMBER DAYA
IKAN (SDI)
Th.2017
Th.2016
Th.2015
d 931 Juli 2017
MODUS OPERANDI PENGIRIMAN ILEGAL HASIL PERIKANAN DARI BANDARA ASAL MELALUI BANDARA INTERNASIONAL DAN MELALUI COUNTER CHECK IN
S COUNTER CHECK IN
AREA TERMINAL BANDARA
JALUR GROUND HANDLING
MESIN X RAY
PINTU MASUK
DROP ZONE PICK UP ZONE
Contoh : Pengiriman MP dari Jayapura/Makassar atau Kupang/Bima /Mataram Transit Denpasar Singapura/ Hongkong
LINI 1
LINI 2
LINI 3
AREA CARGO BANDARA
CARGO DOMESTIK CARGO DOMESTIK
CARGO INTERNASIONAL
PINTU MASUK
CARGO INTERNASIONAL
QUARANTINE OFFICER
PINTU KELUAR
CUSTOMS OFFICER
MODUS OPERANDI PENGIRIMAN ILEGAL KARGO HASIL PERIKANAN DARI BANDARA ASAL MELALUI BANDARA INTERNASIONAL
QUARANTINE OFFICER
Contoh : Pengiriman Kargo MP dari Jayapura/Ambon/ Makassar atau Kupang/Bima/Mataram Transit Denpasar Singapura/Hongkong
JENIS PACKING MODUS PENYELUNDUPAN MELALUI TERMINAL BANDARA (CONTOH KASUS BENIH LOBSTER)
Disamarkan dengan menggunakan : pakaian, mainan anak, sayuran, ikan segar)
Packing tidak menggunakan air, hanya busa dibasahkan /
packing kering
Disamarkan dengan
dicampur alat elektronik
(Laptop dan Tab)
Disamarkan dengan mengemas kembali
menggunakan kardus dan karung
Disamarkan dengan
dibungkus aluminium foil
Packing dengan dengan
menggunakan kayu seperti barang pindahan atau barang khusus
DINGIN
Penyelundupan Benih Lobster tgl 26 September 2016. Jumlah sebanyak 79,000 ekor melaui cargo bandara Soekarno Hatta asal dari gudang Malang transit Cengkareng menggunakan 6 (enam) buah koper tujuan Singapura yang berhasil digagalkan. Modus dibungkus dengan busa warna hitam tanpa air.
Terjadi perubahan modus operandi penyimpanan/pengepakan BL yang saat ini tidak menggunakan air laut, tetapi BL dimasukan kedalam spon basah dan diberi oksigen sehingga kemasan BL tidak terdeteksi oleh petugas Bea Cukai
dan Karantina Ikan (MODUS OPERANDI PENYELUNDUPAN BENIH LOBSTER TERKINI)
Pelaku memasukan Bibit Lobster (BL) ke dalam plastik berisi air dan diberi oksigen sehingga BL dapat bertahan hidup selama 6 sampai 8 jam untuk dibawa ke luar negeri melalui jalan darat, laut dan udara.
MODUS OPERANDI PENYELUNDUPAN BENIH LOBSTER TERKINI
GAMBAR BENIH LOBSTER YANG AKAN DISELUNDUPKAN
CARGO PROD. PERIK. & LARTAS
BANDARA YANG TERKONEKSI LANGSUNG DENGAN BATAM, SINGAPURA DAN VIETNAM
Singapore
Vietnam
Nort
Kalimantan
Batam
SINERGI DALAM PELAKSANAAN TUGAS
• Nota Kesepahaman antara KKP dengan PT Angkasa Pusa I (13 Bandara) , dengan ruang lingkup :
1. Penyediaan data (PTI)
2. Diseminasi inf./sosialisasi Per. UU
3. Rakor dan penunjukan PIC
4. Pemanfaatan X-ray dalam pemeriksaan
5. Penyediaan dan pemanfaatan fasilitas pemeriksaan fisik
6. Pemanfaatan akses CCTV untuk infestigasi bersama
7. Penyediaan Bintek/pelatihan
• Koordinasi dan sinergi dengan Bandara dibawah PT Angkasa Pura II • Koordinasi dan operasi bersama dengan POLRI • Koordinasi dan bersinergi dengan DJBC dan Imigrasi • Koordinasi dengan TNI • Koordinasi dengan pihak Penerbangan REGULASI BARU TERKAIT OPERASIONAL KARANTINA IKAN • Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 58/KEPMEN- KP/2016
tentang Status Area Tidak Bebas Penyakit Ikan Karantina di Wilayah Negara Republik Indonesia;
• Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 64/KEPMEN- KP/2016 tentang Penetapan Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina
• Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 56/PERMEN-KP/2016 tentang Penangkapan Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Pelagicus Spp.);
PERMASALAHAN
Koordinasi dan kerjasama teknis antara K/L belum optimal
Sarana dan prasarana belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan bersama
Data dan informasi yang belum terintegrasi menyebabkan pengawasan kurang
optimal.
20
TERIMA KASIH
Top Related