7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
1/19
MEMBACA DAN
SEBAGAI BAHAN
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
2/19
I. BEBERAPA PENGANDAIANa. Kitab Suci adalah Wahyu Allah: Kitab Suci merupakan perwahyuan
Sabda Allah yang dengan ilham Roh Kudus disampaikan melalui tulisanpenulis kitab, yang ditunjuk oleh Allah untuk menuliskan hanya yang
. ,sang penulis tersebut dalam hal gaya bahasa, cara penyusunan, latarbelakang budayanya, dst.
b. Maksud perwahyuan Sabda Allah dalam Kitab Suci: Segala tulisanan diilhamkan Allah meman bermanfaat untuk men a ar untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidikorang dalam kebenaran (2 Tim 3:16) agar kita yang menjadi umat-Nyadiperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
c. Menafsirkan Kitab Suci dalam konteks Gereja:
d. Otoritas Gereja dalam menafsirkan Kitab Suci:
Dei Verbum 9 mengatakan: .Oleh Tradisi Suci sabda Allah, yang olehKristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul,disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini
dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara,menjelaskan dan menyebarkannya dengan setia.
e. Penentuan kanon Kitab Suci:
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
3/19
II. PRINSIP UMUM UNTUK
a. Memperhatikan isi dan kesatuan seluruh Kitab Suci:
Kita harus mengartikan ayat tertentu dalam Kitab Suci dalam
kaitannya dengan pesan Kitab Suci secara keseluruhan.b. Membaca Kitab Suci dalam terang tradisi hidup seluruh Gereja:
Suci sesuai dengan Tradisi hidup seluruh Gereja. Di dalam TradisiSuci inilah Roh Kudus menyatakan kenangan yang hidup tentang
Sabda Allah dan interpretasi spiritual dari Kitab Suci. .
Analogi iman maksudnya adalah bahwa wahyu Allah berisikebenaran-kebenaran yang konsisten dan tidak bertentangan satusama lain. Gereja Katolik percaya bahwa Roh Kudus yang meng-
nsp ras an a uc a a a o u us yang sama, yangmembimbing dan menjaga wewenang mengajar Gereja(Magisterium), yang juga bekerja dalam Tradisi Suci Gereja.
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
4/19
III. EMPAT PRINSIP TRADISIONAL UNTUK
MENAFSIRKAN KITAB SUCISecara umum, Kitab Suci mempunyai dua macam arti. Yang pertama disebutliteral/ harafiah sedangkan yang kedua disebut sebagai spiritual/ rohaniah.Kemudian arti rohaniah ini terbagi menjadi 3 macam, yaitu: alegoris, moral dan
.
Lama dan Perjanjian Baru.a. Arti literal/ harafiah
Arti harafiah adalah arti yang berdasarkan atas penuturan teks yang ada secara. u . u , u w ,
arti [Kitab Suci] berakar di dalam arti harafiah. Jadi dalam membaca Kitabsuci, kita harus mengerti akan arti kata-kata yang dimaksud secara harafiah
yang ingin disampaikan oleh pengarangnya..
Arti alegoris adalah arti yang lebih mendalam yang diperoleh dari suatu kejadiandalam Alkitab, jika kita menghubungkan peristiwa tersebut dengan Kristus.
c. Arti moral
r mora a a a ar yang mengacu epa a a - a yang a yang ng ndisampaikan melalui kejadian-kejadian di dalam KItab Suci sebagai pedomanuntuk tingkah laku kita. Hal-hal itu ditulis sebagai contoh bagi kita sebagaiperingatan (1 Kor 10:11).
.
Arti anagogis adalah arti yang menunjuk kepada surga sebagai tanah air
abadi.
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
5/19
u ungan an ara e-empa ar a
Suci: Berikut ini adalah pepatah yang
berasal dari Abad Pertengahan tentangarti ke-em at arti Kitab Suci. Huruf
mengajarkan kejadian (literal); apa
apa yang harus kau lakukan (moral);
(anagogi).
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
6/19
IV. GAYA BAHASA DALAM KITAB SUCI
Kitab Suci sebagai Sabda Allah sekaligus adalah adalah sebuah karya sastra.Seperti halnya pada karya sastra pada umumnya, peran gaya bahasa adalah sangatpenting. Demikian juga pada Kitab Suci. Allah berbicara kepada kita denganmenggunakan bahasa manusia:
. a asa gura :
a. Simile (Kiasan): adalah perbandingan langsung antara kedua hal yang serupanamun tidak sama. Misalnya: Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambilseorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamirseluruhn a. Mat 13:33 .
b. Metafor: adalah perbandingan tidak langsung dengan mengambil sumber sifat-sifatyang satu dan menerapkannya pada yang lain. Misalnya, Jiwaku haus kepada AllahYang hidup (Mzm 42:3). Sesungguhnya, jiwa yang adalah rohani tidak mungkin bisa
haus, seperti tubuh haus ingin minum. Jadi ungkapan ini merupakan metafor untuk.
.... Kamu adalah terang dunia... (Mat 5:13-14).
c. Teka-teki: Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapatmenajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya(Mrk 7:15; bdk. ay. 17).
". : u u - u: ,sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segalayang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum! (Luk 4:23).
e. Peribahasa:Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapamerendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Luk 14:11).
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
7/19
. a asa per raan: a a a penggam aran per raan,
seperti jika dikatakan pembulatan angka-angka perkiraan.
Misalnya,Yesus memberi makan kepada lima ribu orang
laki-laki (Mat 14: 21; Mrk 6:44; Luk 9:14; Yoh 6:10) dapatberarti kurang lebih 5000 orang, dapat kurang atau lebih
.
3. Bahasa fenomenologis: adalah penggambaran sesuatu
seperti yang nampak, bukannya seperti apa adanya. Kita menga a an ma a ar er an ma a ar er enam ,
meskipun kita mengetahui bahwa kedua hal tersebut
merupakan akibat dari perputaran bumi. Demikian juga
dengan ucapan bahwa matahari tidak bergerak (Yos 10:13-14).
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
8/19
4. Personifikasi/ antropomorfis : adalah pemberian sifat-sifat manusiakepada sesuatu yang bukan manusia, biasanya berkaitan dengan "Yang
Ilahi". Contohnya adalah ungkapan wajah Tuhan atau tangan Tuhan
(Kel 33: 20-23).
. yper o a: a a a pernya aan engan pene anan e e yang
berlebihan, sehingga kekecualian tidak terucapkan. Contohnya, Mat 5:29-30: "Jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan
,
binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan,
binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka."
6. Gaya bahasa puitis: Gaya bahasa ini lebih mnekankan keindahan
un ka an. Dalam Kitab Suci bahkan ada kaidah-kaidah tertentu untuk
jenis puisi ini, yang biasanya menekankan unsur-unsur keseimbangan(tekanan, huruf, baris kalimat, ungkapan, arti). Di dalam Alkitab gaya
puisi ini kita temukan dalam penulisan nubuat para nabi, kitab Mazmur,
sastera Kebijaksanaan, dan sejumlah doa berupa kidung.
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
9/19
V. AKTUALISASI:
bangsa tertentu, budaya tertentu, kondisi sosial dan politik
tertentu. Oleh karena itu, penafsiran Kitab Suci
mem u u an upaya a ua sas .
VI. INKULTURASI
Sementara aktualisasi memungkinkan Alkitab bisa tetap
berbuah pada periode yang berbeda, inkulturasi dengan
-
tempat. Inkulturasi menjamin bahwa pesan alkitabiah bisa
berakar pada tempat yang berbeda-beda. Perbedaan ini
a perna ers a mu a an menye uru . a akenyataannya, setiap kebudayaan yang autentik dengan
caranya sendiri merupakan pembawa nilai-nilai universal
yang ditentukan oleh Allah.
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
10/19
VII. ANALISA ISI ALKITAB
- Bacalah bagian Alkitab yang akan ditafsir dengan seksama, kalauperlu bacalah beberapa kali. Selalu mengajukan pertanyaan, sepertiapa, kapan, siapa, mengapa, bagaimana (5 W 1 H: What, When,Who Wh How . Coba cari kata atau okok entin dari erikodan ayat yang kita baca.
- Perhatikan hal-hal kecil yang biasanya lalai diperhatikan. Cobamenyelami perasaan dari tokoh-tokoh di dalam Alkitab atau
.dalam pembacaan Alkitab. Biarlah Alkitab sendiri yang berbicara.
- Memperhatikan kesejajaran/paralelisme kepada ayat-ayat atau
kisah-kisah yang berhubungan atau sejajar.- er a an u uan penu san a erse u , a ar e a ang u aya,
tempat dan penulisnya. Misalnya kita ingin menafsir kitab I Korintus,maka sangat dianjurkan untuk membaca buku-buku mengenai latarbelakang kota-kota di Perjanjian Baru.
- Analisa Sejarah dan Latar Belakang teks- Analisa Sastra
- Analisa Konteks
- na sa r a a eman ex con
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
11/19
VIII. MEMBANGUN SIKAP BATIN DALAM
a.Tafsir Kitab Suci harus raxis-oriented
terarah kepada praksis.b.Tafsir Kitab Suci harus dilandasi oleh
semangat eren a an- at , t a som ong.
c. Erat terkait dengan poin yang kedua tadi,
menyuburkan cinta kasih.
d.Se arah ilmu tafsir mem un ai sika rendahhati, yaitu rela mengakui bahwa tidak adatafsir tunggal.
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
12/19
IX. SUMBER-SUMBER YANG DAPAT
a. Alkitab (sokur jika memakai Alkitab yang disertai dengancatatan kaki).
b. Kamus Alkitab dan kamus Teologi
.menafsirkan kata-kata.
d. Buku-buku tafsire. Katekismus Gereja Katolik: Bermanfaat untuk
mengetahui ajaran-ajaran pokok Gereja katolik.
f. Dokumen-dokumen Gere a dokumen Konsili Vatikan IIdan dokumen Gereja lainnya).
g. Buku-buku pendukung untuk mengenal latar belakang- .
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
13/19
X. LANGKAH PRAKTIS MENAFSIRKAN KITAB
Secara umum, penafsiran Kitab Suci mengikuti tahap:Observasi (membaca dengan teliti), Interpretasi
,
penerapannya di dalam kehidupan nyata kita):a. Membaca teks
. - -menjadi perhatian kita
c. Mencermati hal-hal yang sulit dimengerti dalam.
d. Merujuk pada buku tafsir yang ada:
e. Mengamati latar belakang sejarah dari teks dan
a am e s:f. Penafsiran
g. Mencari Aplikasi teks dalam kehidupan sekarang
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
14/19
XI. BEBERAPA ASPEK YANG DAPAT KITA
a. Aspek kognitif : Ketika membaca teks, kita menjadi lebih tahu akanbeberapa hal yang berkaitan dengan hidup beriman. Pendalamansecara te t pa a te s a an menam a pengeta uan ta tentang
ajaran Yesus, latar belakang kehidupan di jaman-Nya. Setelah itukitapun menjadi lebih tahu pula bagaimana cara melaksanakanajaran itu dalam hidup kita.
b. Aspek afektif : Ketika membaca teks Kitab Suci, mungkinmendapatkan sentuhan perasaan tertentu. Misalnya, sentuhan rasa
haru ketika membaca kisah sengsara Yesus, sentuhan rasa bahagiaketika membaca sabda-sabda Yesus an memberi en hiburandan peneguhan kepada para murid.
c. Aspek motorik: Kedua aspek di atas mungkin masih dapatditambah plagi dengan aspek motorik yang menunjuk pada
untuk berbuat sesuatu. Misalnya, perhatian Yesus pada kaumlemah dan tersingkir, mampu menggerakkan kita untuk membuatgerakan sosial bagi mereka yang kekurangan atau menderita.
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
15/19
XII. MACAM-MACAM SKEMA HOMILI
a. Skema konsentris: Kita memilih satu tema tertentu dan tema itukita kembangkan, namun setiap kali kita kembali ke tema pokoktersebut.
. ema perspe : a apa menga u an sua u ema epa a
jemaat, kemudian kita mengajak mereka untuk mengamatinyadari berbagai macam sudut pandang.
. ,memberikan pikiran-pikiran informatif yang kemudian diakhiridengan memberi orientasi pada aspek penting dari tema itu.
d. Skema dialektis: Menurut skema ini kita mulai homili kitadengan mengajukan sebuah tesis. Terhadap tesis inidikemukakan suatu anti tesis, dan akhirnya kita membentuksuatu sintesis.
.uraian yang menarik tetapi luas jangkauannya. Setelah itu kitamengajak jemaat untuk memperdalam dan mempersempit tema,menuju ke suatu kebenaran yang ingin diwartakan oleh Kitab
uc .
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
16/19
XIII. KENALILAH PENDENGAR ANDA
1. Kenalilah siapa pendengar anda. Pikirkanlah apakah homili andaakan dapat bergaung dalam hidup iman pendengar anda.
diwartakan Kitab Suci dengan hidup konkrit umat.
3. Hindarilah ungkapan-ungkapan atau pemikiran abstrak yang kiranyatidak dapat dicerna oleh pendengar.
. e a ar a su- su apa yang se ang ere ar a angan pen engar homili anda. Apakah isu-isu tersebut dapat dimunculkan danditanggapi lewat homili?
5. Unsur-unsur mana dari teks Kitab Suci yang kiranya dapat andaterapkan pada jemaat anda?
6. Perlu ditentukan pula, homili anda akan menekankan aspek manadari hidup menggereja (personal, kelompok, moral, sakramen,litur i sosial olitik .
7. Tentukan sudut pandang manakah yang anda pakai untukmendekati tema atau permasalahan yang anda pilih.
8. Aspek manakah dari pendengar yang ingin anda ciptakan (kognitif,a e , mo or
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
17/19
XIV. MEMBAWAKAN HOMILI
1. Gunakanlah bahasa sederhana, bahasa percakapan sehari-hari,tanpa mengurangi terjaganya suasana liturgi.
2. Jangan ciptakan ketegangan yang tidak perlu pada diri para.
3. Amatilah bagaimana reaksi mereka ketika anda sedangmembawakan homili.
4. Bicaralah secara jelas dan runtut, sehingga pendengar tidak sampaie angan a ur pem ran atau og a yang an a sampa an.
5. Berilah tekanan pada pesan pokok yang ingin anda sampaikan,
entah dengan cara pengulangan, intonasi, gerak tangan, dsb.. .bahwa pada saat jeda tersebut anda sedang menantikan gaungsuara anda. Jangan sampai pendengar menjadi lelah karenaberondongan kata-kata anda yang beruntun, tanpa henti.
. .dibuat-buat, yang bukan milik anda.
8. Gunakanlah humor yang segar dan inspiratif. Kalau perlu carilahcerita-cerita atau ungkapan-ungkapan yang dapat anda pakaise aga umor a am om .
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
18/19
9. Hindarilah kata-kata yang dapat membuat malu atau sakit
hati pendengar (baik sebagai pribadi maupun kelompok).
Mimbar homili bukanlah mimbar untuk memojokkan umat.
10. Berbicaralah den an enak an an terlalu lembut teta i
juga jangan sampai berteriak, yang wajar saja. Janganbiarkan suara kita hilang di akhir kalimat.
.
berkotbah, jangan sampai mengusik perhatian pendengar
atau menimbulkan kesan lucu.12. Konsentrasikan perhatian pada pewartaan, bukan pada
pewarta (diri anda sendiri). Pendengar akan dapat dengan
ce at menan ka a akah astor sedan mewartakan sabda
Tuhan atau mewartakan diri sendiri.13. Seandainya anda sedang memberi kesaksian, jagalah
.
7/30/2019 Baca Dan Tafsir Kitab Suci
19/19
14. Jangan memberi kesan bertele-tele dalam homili. Batasilah
waktu, ungkapkanlah hal-hal yang sekiranya perlu saja. Pada
umumnya, waktu cukup singkat. Oleh karena itu, usahakan agar
homili anda dapat efektif, tanpa harus terburu-buru, meski
diungkapkan pada waktu yang terbatas itu.
15. Gunakanlah ungkapan bahasa dan kalimat yang benar. Hati-
hati dengan ungkapan salah kaprah, misalnya penggunaan kata
dari ada oleh ara e abat kita, en unaan kalimat an tidak
utuh, dsb.
16. Ciptakanlah homili yang komunikatif. Kiranya sudah bukan
amann a la i kalau homili han a berisi sederetan instruksi tan a
memperhitungkan situasi dan kondisi pendengar.
17. Jangan gunakan kesempatan homili untuk marah-marah,
men eritik den an semena-mena dan memaksakan enda at
pribadi.18. Tampillah dengan penuh keyakinan diri. Anda tampil sebagai
.
perlu meyakini kebenaran Sabda Allah tersebut sebelum
mengajak orang lain untuk meyakininya.
Top Related