7/21/2019 BAB V. PDF
1/3
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan isolasi
sosial di Ruang P 3 (Wisma Drupada) RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang
maka penulis menyimpulkan bahwa pada tahap pengkajian keperawatan
dibutuhkan pengumpulan data baik primer maupun sekunder, serta
didukung dari pengalaman yang tepat di dasarkan pada teori yang ada.
Secara umum pengkajian yang terdapat dalam tinjauan teori dan tinjauan
kasus terdapat banyak kesamaan namun ada beberapa perbedaan yaitu pada
usia pertama kali muncul gangguan jiwa bukan pada usia pubertas
melainkan pada usia dewasa, selanjutnya didapatkan data klien mengalami
halusinasi pendengaran sebagai akibat dari isolasi sosial. Dan ada beberapa
yang tidak ditemukan dalam tinjauan teori tetapi muncul dalam tinjauan
kasus yaitu klien mengalami gangguan dalam tingkat konsentrasi dan
berhitung, dan juga adanya faktor presipitasi yang tidak ditemukan dalam
fokus pengkajian menurut teori Kusumawati & Hartono (2011) yaitu klien
mempunyai keinginan dalam hal materi tapi tidak tercapai.
2. Implementasi
Dalam mengatasi masalah isolasi sosial, tindakan keperawatan
pertama kali yang perlu dilakukan yaitu membina hubungan saling percaya,
7/21/2019 BAB V. PDF
2/3
51
karena hubungan saling percaya merupakan dasar utama dalam melakukan
pendekatan terapeutik sehingga dapat memudahkan untuk melanjutkan
intervensi yang tepat. Dalam melakukan tindakan keperawatan yang
selanjutnya bertujuan agar klien bisa mengerti penyebab isolasi sosial baik
dari diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan. Dan klien bisa berhubungan
dengan orang lain dengan mandiri atau bahkan bisa sembuh dari gangguan
isolasi sosial yang dialaminya.
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah melakukan asuhan keperawatan dalam
proses pengobatan dengan menggunakan pendekatan SOAP. Evaluasi
merupakan proses berkelanjutan untuk dilakukan secara terus menerus atau
menilai hasil dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi
dimaksutkan untuk menilai sejauh mana dilakukan tindakan yang berhasil
dan yang belum berhasil pada klien dengan gangguan isolasi sosial.
Berdasarkan evaluasi dapat disimpulkan bahwa dari hasil implementasi
yang telah dilakukan yaitu SP I dan SP II, klien sudah mampu berkenalan
dengan orang lain tanpa paksaan, tetapi dalam penerapan SP II (berkenalan
secara bertahap) klien belum mampu sehingga perlu dioptimalkan. Hasil
evaluasi ini di dokumentasikan oleh penulis dalam catatan keperawatan,
sehingga asuhan keparawatan dapat dilanjutkan oleh perawat di Ruang P3
(Wisma Drupada) yang meliputi mengoptimalkan SP II, melatih SP III, dan
melaksanakan SP keluarga.
7/21/2019 BAB V. PDF
3/3
52
B. Saran
1. Untuk mahasiswa keperawatan
Diharapkan mahasiswa dapat menggunakan laporan kasus ini
sebagai acuan dalam penulisan laporan kasus yang akan datang sebagai
pembanding perubahan-perubahan yang akan datang. Selain itu juga,
penulis berharap agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi seluruh
mahasiswa, khususnya mahasiswa keperawatan.
2. Untuk institusi pendidikan
Diharapkan laporan kasus ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
penulisan laporan kasus yang akan datang sebagai pembanding terhadap
perubahan-perubahan yang akan datang.
3. Untuk perawat
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan dalam
menangani masalah yang muncul pada klien gangguan jiwa khususnya
dengan masalah keperawatan isolasi sosial, sehingga asuhan keperawatan
yang diberikan dapat terlaksana secara optimal.
4. Untuk instansi Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
Diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
kepada klien, aktif dalam memberikan bimbingan dan latihan pada petugas
kesehatan, serta memberikan pendidikan kesehatan dan asuhan
keperawatan pada klien dan keluarga.
Top Related