BAB V
ANALISIS KASUS
A. EFISIENSI RUMAH SAKIT
Banyak indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi rumah sakit,
yang paling sering digunakan adalah:
1. Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan persentase pemakaian tempat tidur
pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan
RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan
waktu. Standar nilai BOR menurut Barber Johnson adalah 75% - 85%
(Standar Internasional), sedangkan standar nilai DepKes RI adalah 60% -
85%
Rumus BOR adalah:
Jumlah hari perawatan rumah sakit
Jumlah TT X jumlah hari dalam satu periode
2. Average Length of Stay (ALOS), yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Menurut
Depkes RI 2005, standar ideal LOS adalah 6-9 hari, sedangkan menurut
Barber Johnson 5-13 hari.
Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
3. Bed Turn Over (BTO), yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya
dalam periode satu tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada
pemakaian tempat tidur
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Jumlah tempat tidur
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali
186
x100 %BOR =
ALOS =
BTO =
187
4. Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga
memberikan gambaran efisiensi penggunaan tempat tidur.
(Jumlah TT x periode) – hari perawatan
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Idealnya tempat tidur kosong/tidak terisi ada pada kisaran 1-3 hari
5. Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit.
Jumlah pasien mati >48 jam dirawat
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 dari
1000.
6. Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk 1000 penderita
keluar.
Jumlah pasien mati seluruhnya
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar.
7. Rata-rata kunjungan poliklinik perhari, indikator ini diperlukan untuk menilai
tingkat pemanfaatan poliklinik rumah sakit. Angka rata-rata ini apabila
dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayahnya akan memberikan
gambaran cakupan pelayanan dari suatu rumah sakit.
TOI =
NDR = x 1000 o /oo
GDR = x 1000 o /oo
188
Tabel 5.1 Indikator Efisiensi Rawat Inap Tahun 2005-2011 RSUD dr Soehadi
Prijonegoro
N
O
TAHU
N
BOR
(%)
LOS
(HARI
)
TOI
(HARI
)
BTO
(KALI)
GDR
(‰)
NDR
(‰)
1 200559.3
24.21 2.89 51.54 52.83 23.19
2 200688.5
45.71 0.74 56.73 54.32 25.10
3 200782.9
95.63 1.15 53.80 39.79 21.58
4 200868.5
65.11 2.34 49.00 47.50 28.70
5 200967.2
84.79 2.33 51.32 57.30 30.30
6 201069.9
54.10 1.76 62.25 53.43 29.52
7 201174.0
64.46 1.56 60.65 41.51 21.52
Keterangan:
BOR Bed Occupancy Rate) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu
satuan waktu tertentu.
LOS (Length of Stay) merupakan rata-rata lama rawat seorang pasien.
TOI (Turn Over Interval) merupakan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.
BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu.
GDR (Gross Death Rate) merupakan angka kematian umum untuk setiap 1000
189
penderita keluar.
NDR (Net Death Rate) merupakan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-
tiap 1000 penderita keluar.
Tabel 5.2 Efisiensi RSUD dr Soehadi Prijonegoro Bulan Januari 2011-
Agustus 2012
BULAN BOR %LOS
(Hari)TOI (Hari)
BTO
(Kali)GDR (‰)
NDR
(‰)
JANUARI 70.78 4.61 1.90 4.76 52.95 34.16
PEBRUARI 69.34 4.70 2.08 4.13 63.91 26.55
MARET 68.15 4.48 2.10 4.71 57.81 28.47
APRIL 70.91 4.55 1.87 4.67 63.72 35.68
MEI 77.97 4.86 1.37 4.98 66.19 43.06
JUNI 74.88 4.15 1.39 5.42 54.21 21.98
JULI 77.64 4.34 1.25 5.54 42.98 25.79
AGUSTUS 72.49 3.94 1.50 5.70 46.62 20.88
SEPTEMBER 74.46 4.07 1.40 5.49 49.17 30.37
OKTOBER 76.25 4.42 1.38 5.35 50.48 29.70
NOPEMBER 76.89 4.05 1.22 5.69 57.14 32.75
DESEMBER 78.19 4.19 1.17 5.79 48.70 31.55
JANUARI’12 70.42 4.28 1.80 5.10 59.59 36.93
FEBRUARI’12 73.38 4.45 1.61 4.78 55.47 34.57
MARET’12 73.13 4.63 1.70 4.90 53.38 38.46
APRIL’ 12 75.55 4.45 1.44 5.10 46.04 32.45
MEI ‘12 73.85 4.34 1.54 5.28 60.50 34.26
JUNI ‘12 72.77 4.51 1.69 4.48 40.54 28.62
JULI ‘12 68.96 3.79 1.71 5.64 48.43 21.83
AGUSTUS ‘12 61.09 3.71 2.36 5.11 38.37 17.31
SEPTEMBER ‘12 78.67 4.19 1.14 5.63 48.18 27.89
190
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
BOR 59.32 88.54 82.99 68.56 67.28 69.95 74.06
51525354555657585
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.1 Grafik BOR RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2005-2011
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
191
Grafik 5.2 Grafik BOR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari-
Desember 2011
01020304050607080
GRAFIK BED OCCUPANCY RATE (BOR) PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2012 RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.3 Grafik BOR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari-
September 2012
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa nilai Bed Occupancy Rate
(BOR) RSUD meningkat tajam pada tahun 2006 sebesar 88,54% dan mulai
menurun bertahap hingga tahun 2009 sebesar 67,28%, dan meningkat pada
tahun 2010 dan 2011 yaitu 69,95% dan 74,06%. Peningkatan BOR di tahun
2006 kemungkinan merupakan imbas dari diberlakukannya Surat Keterangan
Tidak Mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di rumah sakit
serta meningkatnya kepercayan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.
Berlakunya Surat Keterangan Tidak Mampu mengakibatkan banyak
pengunjung rumah sakit yang memanfaatkan kebijakan tersebut untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan gratis tanpa melalui sistem rujukan yang
berlaku.. Perlu diperhatikan, bahwa semakin banyak pasien yg dilayani berarti
semakin sibuk & berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tsb.
192
Dampaknya adalah :
1. Pasien kurang mendapatkan perhatian
Banyaknya pasien berakibat terbaginya perhatian paramedik. Hal ini
menyebabkan berkurangnya perhatian kepada per individu pasien sehingga
mutu yankes bisa menurun
2. Menurunnya kualitas kinerja dokter
Dokter akan lebih fokus dalam menangani pasien dengan jumlah seminimal
mungkin. Jumlah pasien yang berlimpah menyebabkan perhatian dokter
terbagi-bagi , hal ini berakibat menurunnya kualitas kinerja dokter.
3. Resiko infeksi nosokomial yg tinggi
Semakin lama pasien menginap di rumah sakit semakin tinggi risiko
terpapar oleh infeksi nosokomial
4. Menurunnya kepuasan & keselamatan pasien
Berkurangnya perhatian terhadap pasien berakibat pada menenurunnya
tingkat kepuasan dan keselamatan pasien.
Memperhatikan nilai rata-rata BOR bulan Januari 2011- September
2012, jika dibandingkan dengan standar Depkes RI, nilai BOR RSUD
tergolong ideal, sedangkan jika dilihat dari standar BOR Barber Johnson yang
cukup tinggi, nilai BOR RSUD masih tergolong rendah yaitu 71,98%.
Suatu pengelolaan rumah sakit dikatakan efektif jika rumah sakit
mendapat keuntungan atau benefit sebesar-besarnya yang dapat juga diartikan
semakin tinggi persentase BOR semakin tinggi juga keuntungan suatu rumah
sakit. Selain itu nilai BOR juga mempunyai standar nilai yang dapat
menunjukkan efisiensi pengelolaan rumah sakit. Jika pengelolaan rumah sakit
menggunakan sumber daya sekecil-kecilnya, maka dikatakan efisien. Jadi suatu
rumah sakit yang efektif belum berarti rumah sakit tersebut sudah dikelola
efisien, dan begitu juga sebaliknya. Dan berarti yang dimaksud suatu rumah
193
sakit sudah dikelola secara efektif dan efisien jika dengan sumber daya yang
ada dipakai sekecil-kecilnya tetapi mendapat juga keuntungan yang besar.
Persentase BOR 60% - 85% per tahun merupakan standar nilai dari departemen
kesehatan RI, Apabila rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah 60%
berarti tempat tidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat dimanfaatkan
sebagaimana mestinya dan apabila lebih dari 85% maka hal itu akan
mengakibatkan tempat tidur yang seharusnya bisa digunakan untuk kejadian
luar biasa (KLB) akan terisi penuh sehingga rumah sakit tidak akan mampu
menampung pasien yang akan dirawat dengan Kejadian luar biasa (KLB)
tersebut. Selain itu juga untuk menghindari ketidak adaan nya waktu untuk
pembersihan kamar pasien yang dirawat karena hampir semua tempat tidur per
harinya lebih 85 persen sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
infeksi nosokomial.
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Jml Pasien 10432 10706 12756 12786 13690 15598
10003000500070009000
110001300015000
Grafik 54 Jumlah Pasien Rawat Inap RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun
2006-2011
Dari grafik di atas diketahui bahwa jumlah pasien rawat inap dari tahun
2006-2011 cenderung mengalami peningkatan, berbeda dengan nilai BOR pada
grafik 5.1 diatas dari tahun 2006-2009 yang mengalami penurunan. Peningkatan
jumlah pasien yang tidak disertai peningkatan nilai BOR dapat disebabkan oleh
194
bertambahnya jumlah tempat tidur atau akibat sedikitnya jumlah hari rawat inap
pasien.
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
LOS 4.21 5.71 5.63 5.11 4.79 4.1 4.46
0.5
1.5
2.5
3.5
4.5
5.5
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.5 Grafik ALOS RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2006-2011
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AG SEPT OKT NOP DES
Series1
4.60973526900084
4.69616519174041
4.48403796376187
4.55480033984704
4.85725677830939
4.14725274725275
4.34455587392544
3.94084899095336
4.07013738250181
4.42242019302154
4.05087108013937
4.18930041152266
0.50
1.50
2.50
3.50
4.50
5.50
RATA-RATA LAMA DIRAWAT (LOS) RSUD dr SOEHADI PRI-JONEGORO
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.6 Grafik A LOS RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari -
Desember tahun 2011
195
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT0
2
4
6
8
10
12
14
12
34
56
78
9
4.284.45
4.634.45
4.344.51 3.79
3.71
4.19
RATA-RATA LAMA DIRAWAT (LOS) RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO
PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2012
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.7 Grafik A LOS RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari -
September tahun 2012
Fungsi dari LOS utk pihak RS adalah menghitung tingkat penggunaan
sarana RS (utilization mangment) dan untuk kepentingan finansial (financial
reports).
Dari grafik LOS di atas, diketahui bahwa rata-rata lama perawatan pasien
di RSUD dr Soehadi Prijonegoro menurun sejak tahun 2006 hingga 2010, yang
mencapai angka 4,10 hari dan mengalami peningkatan di tahun 2011 hingga
angka 4,46 hari. Sejak 2006 hingga Maret 2012, nilai LOS RSUD Dr Soehadi
Prijonegoro selalu berada di bawah angka ideal menurut Depkes RI maupun
Barber Johnson. LOS pada bulan Januari 2011-September 2012 menunjukkan
ketidakstabilan dengan memperlihatkan grafik yang naik turun dengan ALOS
4,20 hari, LOS tertinggi pada bulan Mei 2011 4,86 hari dan terendah pada bulan
Agustus 2012 3,71 hari. Angka LOS yang rendah pada suatu rumah sakit
kemungkinan menunjukkanbahwa rumah sakit tersebut lebih sering merawat
pasien dengan penyakit akut dibanding kronis. Selain itu nilai LOS juga dapat
menggambarkan hal yang positif maupun negatif. Nilai positif seperti baiknya
kualitas pelayanan rawat inap sehingga pasien sembuh lebih cepat tanpa
196
komplikasi perawatan. Sedangkan nilai negatifnya seperti kurangnya sarana
prasarana rumah sakit dan keterbatasan kemampuan pelayanan sehingga pasien
dipulangkan dalam keadaan mulai sembuh (belum sembuh benar), tingginya
angka pasien pulang paksa (APS), serta banyaknya pasien baru dengan kasus
terminal.
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
TOI 2.89 0.740000000000003
1.14999999999999
2.34 2.33 1.76 1.56
0.25
0.75
1.25
1.75
2.25
2.75
3.25
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.8 Grafik TOI RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2006-2011
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AG SEPT OKT NOP DES
Series1
1.90264730999147
2.07669616519174
2.09577221742882
1.86830926083263
1.37240829346093
1.39120879120879
1.25143266475645
1.49547668754348
1.39624005784526
1.37713437268003
1.21742160278744
1.16872427983539
0.25
0.75
1.25
1.75
2.25
RATA-RATA WAKTU LUANG TEMPAT TIDUR TERISI (TOI) RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
197
Grafik 5.9 Grafik TOI RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari-
Desember tahun 2011
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT0
2
4
6
8
10
12
12
34
56
78
9
1.81.61
1.71.44
1.541.69
1.71
2.36 1.14
RATA-RATA WAKTU LUANG TEMPAT TIDUR TERISI (TOI) RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO PERIODE
JANUARI-SEPTEMBER 2012
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.10 Grafik TOI RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari-
Agustus tahun 2012
Semakin besar angka TOI, semakin lama saat “menganggur” –nya. Berarti
ini tidak produktif dan tidak menguntungkan secara ekonomi bagi manajemen
RS. Semakin kecil angka TOI, semangkin singkat saat TT menunggu pasien
berikutnya. Berarti TT menjadi sangat produktif. Bila TOI = 0 berarti TT tidak
sempat kosong 1 hari pun. Secara ekonomi tentu menguntungkan RS, tapi secara
mutu justru bisa merugikan pasien, karena TT tidak sempat disiapkan secara baik,
sehingga resiko infeksi nosokomial juga tinggi dan beban kerja petugas juga
meningkat.
Grafik di atas menunjukkan nilai TOI meningkat cukup signifikan dari
tahun 2006 hingga 2008, stagnan pada 2008-2009 kemudian menurun pada
tahun hingga tahun 2011. Nilai ideal TOI adalah 1-3 hari, menggambarkan waktu
ideal pembersihan bed dan persiapan untuk digunakan pasien selanjutnya. Nilai
TOI RSUD Dr Soehadi Prijonegoro sejak tahun 2007 hingga 2012 berada dalam
198
range ideal. Tetapi tahun 2006 angka TOI menyentuh nilai 0,74. Jika angka TOI
terlalu rendah, berarti waktu untuk sterilisasi tempat tidur dan ruangan kurang,
yang sedikit banyak berefek pada tingginya angka infeksi nosokomial di suatu
rumah sakit.
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
BTO (kali) 51.54 56.73 53.8 49 51.32 62.25 60.65
5
15
25
35
45
55
65
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.11 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2006-2011
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AG SEPT OKT NOP DES
Series1
4.76016260162602
4.1341463414634
4.71138211382117
4.67063492063492
4.97619047619048
5.41666666666667
5.53968253968254
5.70238095238095
5.48809523809524
5.3452380952381
5.69444444444445
5.78571428571429
0.50
1.50
2.50
3.50
4.50
5.50
6.50
PRODUKTIVITAS TEMPAT TIDUR (BTO) RSUD dr SOEHADI PRI-JONEGORO
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.12 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari –
Desember tahun 2011
199
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT0
2
4
6
8
10
12
14
16
12
34
56
78
9
5.14.78
4.95.1
5.28 4.48
5.64 5.115.63
PRODUKTIVITAS TEMPAT TIDUR (BTO) RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO PERIODE JANUARI-SEP-
TEMBER2012
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.13 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari –
September tahun 2012
Dari grafik di atas dapat dinilai penggunaan tempat tidur sempat mengalami
penurunan sejak 2006 hingga 2008, namun kemudian naik lagi hingga tahun 2010
dan sedikit menurun di tahun 2011 hingga pada angka 60,65. Nilai ideal untuk
BTO adalah 40-50 kali dalam setahun. Kecuali tahun 2008, nilai BTO RSUD Dr
Soehadi Prijonegoro selalu di atas nilai ideal. BTO berhubungan dengan
rendahnya angka LOS rumah sakit. Semakin tinggi angka BTO berarti setiap TT
yg tersedia digunakan oleh semakin banyak pasien secara bergantian. Tetapi
semakin singkat lama perawatan pasien, maka pergantian tempat tidur juga akan
makin cepat.
200
2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
52.83 54.32
39.7947.5
57.353.43
41.51
23.19 25.1
21.58
28.7
30.329.52
21.52
GDR (‰) NDR(‰)
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.14 Grafik GDR & NDR RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2005-
2011
JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AG SEPT OKT NOP DES
Series1
52.9461998292058
63.913470993117
57.8084555651421
63.7213254035684
66.1881977671451
54.2124542124542
42.9799426934098
46.624913013222
49.1684743311642
50.4825538233111
57.1428571428572
48.6968449931413
Series2
34.1588385994876
26.5486725663715
28.4728213977567
35.6839422259983
43.062200956938
21.9780219780218
25.7879656160458
20.8768267223382
30.3687635574837
29.6956198960652
32.7526132404183
31.5500685871056
5.00
15.00
25.00
35.00
45.00
55.00
65.00
GRAFIK GDR & NDR RSUD dr SOEHADI PRIJONEGOROPERIODE JANUARI-DESEMBER 2011
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.15 Grafik GDR & NDR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan
Januari-Desember tahun 2011
201
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 91 2 3 4 5 6 7 8 9
59.59 55.47 53.3846.04
60.5
40.5448.43
38.3748.18
36.93 34.57 38.4632.45
34.26
28.62 21.83
17.31
27.89
GRAFIK GDR & NDR RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2012
GDR NDR
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.16 Grafik GDR & NDR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan
Januari-September tahun 2012
Dari kedua grafik di atas, angka GDR dan NDR RSUD Dr Soehadi
Prijonegoro fluktuatif dari tahun 2006 hingga 2011. Nilai GDR yang ideal adalah
kurang dari 45 dari 1000 orang, sedangkan Nilai NDR ideal adalah kurang dari
25 dari 1000 orang. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, nilai ideal ini hanya
dicapai pada tahun 2007 dan 2011. Pada tahun 2011 nilai GDR ideal dicapai pada
bulan Juli dan Agustus, sedangkan pada tahun 2012 dicapai pada bulan Juni dan
Agustus. Untuk nilai NDR ideal tahun 2011 dicapai pada bulan Juni dan Agustus,
sedangkan pada tahun 2012 dicapai pada bulan Juli dan Agustus. Dominannya
nilai GDR dan NDR yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini kemungkinan
disebabkan karena RSUD dr Soehadi Prijonegoro merupakan rumah sakit rujukan
dan seringkali menerima rujukan dari Puskesmas maupun rumah sakit swasta
yang mengirimkan pasien dalam kondisi jelek/kritis dan terlambat dirujuk.
202
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.00.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
Grafik Barber-Johnson RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO Th. 2007-2010
BOR-2007 BTO-2007 TOI-2007ALOS-2007 BOR-2008 BTO-2008TOI-2008 ALOS-2008 BOR-2009BTO-2009 TOI-2009 ALOS-2009
TOI
AL
OS
(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)
Grafik 5.17 Grafik Barber Johnson RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2007-
2010
2007
2008
2009
2010
Daerah yang efisien
203
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.00.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
Grafik Barber-Johnson RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO Tahun 2011
TOI
AL
OS
Grafik 5.18 Grafik Barber Johnson RSUD dr Soehadi Prijonegoro Tahun
2011
2011
204
Fungsi Grafik Barber Johnson Memonitor kegiatan dan perbandingan
dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan kegiatan rumah sakitdalam beberapa
tahun dapat dilihat pada satu grafik.
1. Perbandingan kegiatan antar rumah sakit atau antar bagian di dalam rumah
sakit.
2. Meneliti akibat perubahan kebijaksanaan.
3. Mengecek kesalahan laporan. Apabila laporan LOS, TOI, BTO, BOR setelah
digambarkan dalam grafik Barber Johnson, garis-garis keempat parameter
tersebut tidak ketemu dalam satu titik, berarti laporan tersebut tidak benar.
Grafik Barber Johnson adalah suatu grafik yang secara visual dapat
menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik
Barber-Johnson ini digunakan untuk memacu meningkatkan efisiensi kerja.
Menurut Barber-Johnson, grafik yang berada di luar daerah efisiensi menunjukkan
bahwa sistem yang sedang berjalan adalah kurang efisien. Dari grafik di atas,
dapat dinilai bahwa pada tahun 2007 sistem pengelolaan rumah sakit termasuk
dalam range efisien, dan sejak 2008 hingga 2011 sistem kurang efisien.
Top Related