51
BAB IV
IMPLEMENTASI KARYA
Pada Bab Implementasi Karya ini dijelaskan tentang rangkaian proses
pembuatan game dari tahap produksi sampai tahap pasca produksi. Berikut
merupakan penjelasan secara rincian tahap produksi dan tahap pasca produksi.
4.1 Produksi
Proses produksi meliputi pembuatan prototype, komponen-komponen game
seperti item dalam game, penambahan sound, dan tambahan cerita dalam game
yang dapat dikemas dalam bentuk komik maupun ilustrasi.
4.1.1 Desain Karakter
a. Karakter Sego Njamoer
A B C D
Gambar 4.1. Desain Karakter Sego Njamoer. A: Sketsa. B: Line-art.
C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Sketsa : Untuk sketsa masih menggunakan manual yaitu media pencil
dan kertas.
Line-art : Setelah selesai membuat sketsa gambar, kemudian siap untuk
scan melalu scanner yang tersedia dalam printer multifungsi.
52
Setelah gambar selesai di scan segera dibuat line artnya atau outline demi
menunjang pengerjaan siluet dan Final .
Siluet : Setelah selesai membuat line artnya segera membuat siluet
guna menciptakan efek bayangan gelap terang menuju Final.
Final : Dalam proses ini telah dihasilkan komposisi, bayangan gelap
terang serta coloring dan shading yang memukau.
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.1 yaitu Karakter Sego
Njamoer dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya serta tak
luput juga pewarnaan. Di dalam menu Sego Njamoer terdapat 12 macam
produk yang tersedia di berbagai outlet Sego Njamoer.
b. Pentol Jamoer
A B C D
Gambar 4.2. Desain Karakter Pentol Njamoer. A: Sketsa. B: Line-art. C:
Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.2 yaitu Karakter
Pentol Njamoer dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya
serta tak luput juga pewarnaan.
53
c. Sego Njamoer Rendang
A B C D
Gambar 4.3. Desain Karakter Sego Njamoer Rendang. A: Sketsa. B: Line-
art. C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.3 yaitu Karakter Sego
Njamoer Rendang dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya
serta tak luput juga pewarnaan.
d. Siomay Njamoer
A B C D
Gambar 4.4. Desain Karakter Siomay Njamoer. A: Sketsa. B: Line-art.
C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.4 yaitu Karakter
Siomay Njamoer dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya
serta tak luput juga pewarnaan.
54
e. Sego Njamoer Gulai
A B C D
Gambar 4.5. Desain Karakter Sego Njamoer Gulai. A: Sketsa. B: Line-art.
C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.5 yaitu Karakter Sego
Njamoer Gulai dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya
serta tak luput juga pewarnaan.
f. Pentol Njamoer Crips
A B C D
Gambar 4.6. Desain Karakter Pentol Njamoer Crips. A: Sketsa. B: Line-art.
C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.6 yaitu Karakter
Pentol Njamoer Crips dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk
fisiknya serta tak luput juga pewarnaan.
55
g. Sosis Njamoer
A B C D
Gambar 4.7. Desain Karakter Sosis Njamoer. A: Sketsa. B: Line-art. C:
Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.7 yaitu Karakter
Sosis Njamoer dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya
serta tak luput juga pewarnaan.
h. Sosis Solo Njamoer
A B C D
Gambar 4.8. Desain Karakter Sosis Solo Njamoer. A: Sketsa. B: Line-art. C:
Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.8 yaitu Karakter
Sosis Solo Njamoer dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk
fisiknya serta tak luput juga pewarnaan.
56
i. Golden Rice Crispy
A B C D
Gambar 4.9. Desain Karakter Golden Rice Crispy. A: Sketsa. B: Line-
art. C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.9 yaitu Karakter
Golden Rice Crispy dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk
fisiknya serta tak luput juga pewarnaan.
j. Njamoer Crispy
A B C D
Gambar 4.10. Desain Karakter Njamoer Crispy. A: Sketsa. B: Line-art.
C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.10 yaitu Karakter
Njamoer Crispy dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya
serta tak luput juga pewarnaan.
57
k. Ice Cream Glamore
A B C D
Gambar 4.11. Desain Karakter Ice Cream Glamore. A: Sketsa. B: Line-art.
C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.11 yaitu Karakter Ice
Cream Glamore dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya
serta tak luput juga pewarnaan. Di dalam menu Sego Njamoer terdapat 10
macam produk yang tersedia di berbagai outlet Sego Njamoer.
l. LingZee
A B C D
Gambar 4.12. Desain Karakter LingZee. A: Sketsa. B: Line-art. C: Siluet. D:
Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Dari segi desain penulis berniat untuk mengacu pada desain pada setiap
produk dalam sego njamoer contohnya pada gambar 4.12 yaitu Karakter
LingZee dalam menunya sendiri juga hampir sama bentuk fisiknya serta tak
luput juga pewarnaan.
58
Dan hasil akhirnya akan seperti Gambar 4.13
Gambar 4.13. Karakter Sego Njamoer
(Sumber: Olahan Penulis)
Berdasar Gambar 4.13 terlihat karakter utama game sego njamoer yang
didesain semirip mungkin dengan menu sego njamoer di Gambar 4.14 menu
Sego Njamoer tersebut tersedia di outlet Sego Njamoer.
Gambar 4.14. Menu Sego Njamoer
(Sumber: Olahan Penulis)
Setelah mendesain karakter utama game selesai dilakukan, selanjutnya
mendesain background sementara terlebih dahulu agar game dapat terlihat
indah dan sesuai yang kita harapkan.
59
4.1.2 Desain Background
Untuk background sendiri penulis menyesuaikan keberadaan outlet CV.
Sego Njamoer yang Tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia dapat
dilihat di bawah ini:
Kota Surabaya
Kota Sidoarjo
Kota Gresik
Kota Mojokerto
Kota Malang
Kota Kediri
Kota Madiun
Kota Yogyakarta
Kota Bandung
Kota Jakarta
Kota Bogor
Kota Palembang
Total Terdapat 12 Kota yang disinggahi outlet CV. Sego Njamoer. Dari ke-
12 Kota tersebut penulis akan aplikasikan pada background game Sego Njamoer
dengan menetapkan ciri setiap kota itu menggunakan monumen-monumen yang
menandakan perbedaan di setiap masing-masing kota tersebut, atau bisa juga
penulis menggunakan monumen sebagai ciri khas tiap kota tersebut.
Background dimaksud disini adalah hanya bersifat sementara agar penulis
bisa menyesuaikan tata letak dalam program Game Makernya. Monumen
Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat SLG lah yang akan dipilih menjadi
60
background sementara dalam menunjang tugas penulis. Simpang Lima Gumul
adalah salah satu bangunan yang menjadi ikon Kabupaten Kediri yang bentuknya
menyerupai Arc de Triomphe yang berada di Paris, Perancis. SLG mulai dibangun
pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, yang digagas oleh Bupati
Kediri saat itu, Sutrisno. Bangunan ini terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan
Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tepatnya di pusat pertemuan lima jalan
yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, Kediri.
Seperti pada Gambar 4.15.
Gambar 4.15. Simpang Lima Gumul Kediri
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Monumen Simpang Lima Gumul pada gambar 4.15 yang akan
dijadikan acuan referensi dalam mendesain background Kota Kediri.
61
A B C D
Gambar 4.16. Desain Simpang Lima Gumul. A: Sketsa. B: Line-art. C:
Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Sketsa : Untuk sketsa masih menggunakan manual yaitu media pencil
dan kertas.
Line-art : Setelah selesai membuat sketsa gambar, kemudian siap untuk
scan melalu scanner yang tersedia dalam printer multifungsi.
Setelah gambar selesai di scan segera dibuat line artnya atau
outline demi menunjang pengerjaan siluet dan Final .
Siluet : Setelah selesai membuat line artnya segera membuat siluet
guna menciptakan efek bayangan gelap terang menuju Final.
Final : Dalam proses ini telah dihasilkan komposisi, bayangan gelap
terang serta coloring dan shading yang memukau.
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet, dan desain final Monumen Simpang
Lima Gumul atau dapat disingkat dengan SLG pada gambar 4.16. Penulis
menyelesaikan aset background di dalam game demi mendukung grafis
game Sego Njamoer. Background yang dimuat mulai dari kota Surabaya,
Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Jogja, Kediri, Madiun, Malang, Bandung,
Bogor, Jakarta, dan Palembang.
a. Monumen Sura dan Baya, Surabaya
62
Gambar 4.17. Monumen Sura dan Baya
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Monumen Sura dan Baya pada gambar 4.17 yang akan
dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Surabaya.
A B C D
Gambar 4.18. Desain Monumen Sura & Baya. A: Sketsa. B: Line-art. C:
Siluet. D: Final.
(Sumber: Olahan Penulis)
Sketsa : Untuk sketsa masih menggunakan manual yaitu media pencil
dan kertas.
Line-art : Setelah selesai membuat sketsa gambar, kemudian siap untuk
scan melalu scanner yang tersedia dalam printer multifungsi.
63
Setelah gambar selesai di scan segera dibuat line artnya atau
outline demi menunjang pengerjaan siluet dan Final .
Siluet : Setelah selesai membuat line artnya segera membuat siluet
guna menciptakan efek bayangan gelap terang menuju Final.
Final : Dalam proses ini telah dihasilkan komposisi, bayangan gelap
terang serta coloring dan shading yang memukau.
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Monumen Sura dan
Baya pada gambar 4.18.
A B C D
Gambar 4.19. Desain Pohon. A: Sketsa. B: Line-art. C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Sketsa : Untuk sketsa masih menggunakan manual yaitu media pencil
dan kertas.
Line-art : Setelah selesai membuat sketsa gambar, kemudian siap untuk
scan melalu scanner yang tersedia dalam printer multifungsi.
Setelah gambar selesai di scan segera dibuat line artnya atau
outline demi menunjang pengerjaan siluet dan Final .
Siluet : Setelah selesai membuat line artnya segera membuat siluet
guna menciptakan efek bayangan gelap terang menuju Final.
64
Final : Dalam proses ini telah dihasilkan komposisi, bayangan gelap
terang serta coloring dan shading yang memukau.
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Pohon pada Gambar
4.19 yang akan menghiasi di setiap background pada ke-12 kota tersebut.
Selanjutnya Monumen Sura dan Baya pada gambar 4.20.
Gambar 4.20. Background Sura & Baya
(Sumber: Olahan Penulis)
Patung Sura dan Buaya adalah sebuah patung yang merupakan lambang
Kota Surabaya. Patung ini berada di depan Kebun Binatang Surabaya.
Patung ini terdiri atas dua hewan yang menjadi inspirasi nama kota
Surabaya: ikan sura dan buaya. Penulis menggunakan Patung Sura dan
Buaya sebagai Referensi background utama Kota Surabaya terlihat pada
gambar 4.20.
b. Monumen I LOVE GKB, Gresik Kota Baru
Bagi warga Gresik tentu tahu ikon yang satu ini. I LOVE YOU GKB!
Lahan kosong milik BLP (Bumi Lingga Pertiwi) Gresik ini ada sebuah
bangunan yang sengaja dibangun dan memiliki kemiripan dengan I New
65
York di Amerika serikat. Meski ikon I Love You GKB Gresik ini bukan
ikon khas gresik, namun ikon I Love You GKB yang berlokasi di jalan Jawa
ini sangat dikenal, khususnya anak-anak muda dan orang tua di era modern.
Ikon I Love You GKB no adalah sebuah taman di Gresik Kota Baru.
Gambar 4.21. Monumen I Love Gresik Kota Baru
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Monumen I Love GKB pada gambar 4.21 yang akan dijadikan
acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota Surabaya.
A B C D
Gambar 4.22. Desain Monumen I Love Gresik Kota Baru. A: Sketsa. B:
Line-art. C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Sketsa : Untuk sketsa masih menggunakan manual yaitu media pencil
dan kertas.
66
Line-art : Setelah selesai membuat sketsa gambar, kemudian siap untuk
scan melalu scanner yang tersedia dalam printer multifungsi.
Setelah gambar selesai di scan segera dibuat line artnya atau
outline demi menunjang pengerjaan siluet dan Final .
Siluet : Setelah selesai membuat line artnya segera membuat siluet
guna menciptakan efek bayangan gelap terang menuju Final.
Final : Dalam proses ini telah dihasilkan komposisi, bayangan gelap
terang serta coloring dan shading yang memukau.
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Monumen I Love
GKB pada gambar 4.22.
Gambar 4.23. Desain Background Gresik Kota Baru
(Sumber: Olahan Penulis)
Hasil desain background Gresik Kota Baru pada Gambar 4.23 terlihat
monumen serta pepohonan yang rindang guna memberikan efek
ketertarikan di awal melihatnya.
67
c. Monumen Alun-alun Kota, Mojokerto
Gambar 4.24. Monumen Alun-alun Mojokerto
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Monumen Alun-alun Kota Mojokerto pada gambar 4.24 yang
akan dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Mojokerto.
A B C D
Gambar 4.25. Desain Monumen Alun-alun Mojokerto. A: Sketsa. B: Line-
art. C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Monumen Alun-alun
Kota Mojokerto pada gambar 4.25.
68
Gambar 4.26. Desain Background Kota Mojokerto
(Sumber: Olahan Penulis)
Hasil Akhir desain background Monumen Alun-alun Kota Mojokerto pada
Gambar 4.26 terlihat monumen serta pepohonan yang rindang guna
memberikan efek ketertarikan di awal melihatnya Monumen alun-alun kota
Mojokerto ini adalah monumen yang menjadi ikon utama kota Mojokerto
yang akan penulis jadikan referensi background Kota Mojokerto.
d. Monumen Udang dan Ikan, Sidoarjo
Gambar 4.27. Monumen Udang dan Ikan Sidoarjo
(Sumber: Olahan Penulis)
69
Terlihat Foto Monumen Ikan dan Udang pada gambar 4.27 yang akan
dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Sidoarjo.
A B C D
Gambar 4.28. Desain Monumen Ikan dan Udang Sidoarjo. A: Sketsa. B:
Line-art. C: Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Monumen Udang dan
Ikan Sidoarjo pada gambar 4.28.
Gambar 4.29. Desain Background Kota Sidoarjo
(Sumber: Olahan Penulis)
Ikan bandeng dan udang merupakan ikon Kota Sidoarjo membentuk hurus "
S " melambangkan. Hasil tambak dalam daerah Kabupaten Sidoarjo. Bentuk
70
hurus " S " dari ikan bandeng dan ikan udang tersebut menunjukkan huruf
pertama dari Sidoarjo. Seperti pada Gambar 4.29.
e. Stasiun Madiun
Kota Madiun adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota
ini terletak 160 km sebelah barat Surabaya, atau 111 km sebelah timur
Surakarta, Jawa Tengah. Di kota ini terdapat pusat industri kereta api
(INKA). Itulah sebabnya Penulis menggunakan Stasiun madiun sebagai
ikon Kota Madiun.
Gambar 4.30. Stasiun Madiun
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Stasiun Madiun pada gambar 4.30 yang akan dijadikan acuan
referensi dalam mendesain background dan ikon Kota Madiun.
A B C D
Gambar 4.31. Desain Stasiun Madiun. A: Sketsa. B: Line-art. C: Siluet.
D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
71
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Stasiun Madiun pada
gambar 4.31.
Gambar 4.32. Desain Background Kota Madiun
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Hasil Final Desain Background Kota Madiun pada gambar 4.32
yang menggunakan warna vektor tanpa gradasi pada stasiun kota Madiun.
f. Tugu Bunder, Malang
Tugu di kota Apel ini terletak tepat di pusat pemerintahan kota. Tugu ini
juga sering disebut Alun-alun Bunder, Taman Tugu Bunder, dan Alun-alun
Tugu. Tugu yang dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda ini
masih terlihat kokoh hingga sekarang. Seperti pada gambar 4.33.
Gambar 4.33. Monumen Tugu Bunder Malang
(Sumber: Olahan Penulis)
72
Terlihat Foto Monumen Tugu Bunder Kota Malang pada gambar 4.33 yang
akan dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Malang.
A B C D
Gambar 4.34. Desain Tugu Bunder Malang. A: Sketsa. B: Line-art. C:
Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Tugu Bunder pada
gambar 4.34.
Gambar 4.35. Desain Background Kota Malang
(Sumber: Olahan Penulis)
g. Candi Prambanan, Yogyakarta
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan
kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut
Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan
Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah
73
Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di
wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu
masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa
Tlogo, Prambanan, Klaten. Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia
UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi
terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan
ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa
sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di
tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu
candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik
kunjungan wisatawan dari seluruh dunia. Seperti Pada gambar 4.36.
Gambar 4.36. Candi Prambanan
(Sumber: Olahan Penulis)
74
Terlihat Foto Candi Prambanan Kota Yogyakarta pada gambar 4.36 yang
akan dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Yogyakarta.
A B C D
Gambar 4.37. Desain Candi Prambanan. A: Sketsa. B: Line-art. C: Siluet.
D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Candi Prambanan
pada gambar 4.37.
Gambar 4.38. Desain Background Yogyakarta
(Sumber: Olahan Penulis)
h. Simpang Lima Gumul, Kediri
Monumen Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat SLG adalah salah satu
bangunan yang menjadi ikon Kabupaten Kediri yang bentuknya menyerupai
Arc de Triomphe yang berada di Paris, Perancis. Seperti pada Gambar 4.39.
75
Gambar 4.39. Simpang Lima Gumul Kediri
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Simpang Lima Gumul Kota Kediri pada gambar 4.41 yang
akan dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Kediri.
A B C D
Gambar 4.40. Desain Simpang Lima Gumul. A: Sketsa. B: Line-art. C:
Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Simpang Lima Gumul
Kota Kediri pada gambar 4.40.
76
Gambar 4.41. Desain Background Kota Kediri
(Sumber: Olahan Penulis)
i. Gedung Sate, Bandung
Gedung Sate, dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara
sentralnya, telah lama menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung
yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruh
Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa
bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung
bagian depan Stasiun Kereta Api Tasikmalaya. Mulai dibangun tahun 1920,
gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini
berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat.
77
Gambar 4.42. Gedung Sate
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Gedung Sate Kota Bandung pada gambar 4.42 yang akan
dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Bandung.
A B C D
Gambar 4.43. Desain Gedung Sate. A: Sketsa. B: Line-art. C: Siluet. D:
Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Gedung Sate Kota
Bandung pada gambar 4.43.
78
Gambar 4.44. Desain Background Kota Bandung
(Sumber: Olahan Penulis)
j. Istana Bogor, Bogor
Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik
Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri dikarenakan aspek historis,
kebudayaan, dan faunanya. Salah satunya adalah keberadaan rusa-rusa yang
didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai
sekarang. Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap
hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya berjalan-jalan di seputaran Istana
Bogor sambil memberi makan rusa-rusa indah yang hidup di halaman Istana
Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani-petani tradisional warga
Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel-wortel tersebut setiap hari
libur. Seperti namanya, istana ini terletak di Bogor, Jawa Barat.
79
Gambar 4.45. Istana Bogor
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Istana Bogor Kota Bogor pada gambar 4.45 yang akan
dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Bogor.
A B C D
Gambar 4.46. Desain Istana Bogor. A: Sketsa. B: Line-art. C: Siluet. D:
Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Istana Bogor Kota
Bandung pada gambar 4.46.
80
Gambar 4.47. Desain Background Kota Bogor
(Sumber: Olahan Penulis)
k. Jembatan Ampera, Kota Palembang
Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi
semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang,
menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan
oleh Sungai Musi. Setelah menyelesaikan desain karakter utama dan
background selanjutnya mengedit background untuk dipasang ke opening
dan main menu.
Gambar 4.48. Jembatan Ampera
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Foto Istana Bogor Kota Bogor pada gambar 4.49 yang akan
dijadikan acuan referensi dalam mendesain background dan ikon Kota
Bogor.
81
A B C D
Gambar 4.49. Desain Jembatan Ampera. A: Sketsa. B: Line-art. C:
Siluet. D: Final
(Sumber: Olahan Penulis)
Terlihat Desain sketsa, outline, siluet dan desain final Jembatan Ampera
Kota Palembang pada gambar 4.50, dan Gambar 4.51.
Gambar 4.50. Desain Background Kota Palembang
(Sumber: Olahan Penulis)
Gambar 4.51. Opening dan Main menu
(Sumber: Olahan Penulis)
82
Setelah selesai jadilah game Sego Njamoer the series ini dengan kemasan
yang lebih menarik dari sebelumnya, seperti pada gambar 4.52, gambar
4.53, dan gambar 4.54.
Gambar 4.52. Desain Pemilihan Menu
(Sumber: Olahan Penulis)
Gambar 4.53. Desain Background Gameplay
(Sumber: Olahan Penulis)
83
4.1.3 Penyusunan Gameplay
Gameplay adalah cara tertentu di manapemain game berinteraksi dengan
permainan. Gameplay adalah pola yang ditetapkan melalui peraturan dalam
permainan, plot, dan hubungan antara pemain dengan permainan dimana pemain
mengatasi tantangan dalam game.
Opening terdapat pada background yang bergambarkan font Sego Njamoer
The Series memiliki tombol play, dan tombol keluar.
1. Game Utama
a. Level 1 diarea perkotaan tepatnya di Kota Surabaya, Bantu Pasukan Sego
Njamoer menuju kubu lawan disisi kanan layar untuk mengalahkan Jemoy,
capai kubu Jemoy sebelum timer habis. Jika timer habis dan belum ada
pasukan yang sukses menyentuh kubu lawan, skor terbanyak lah yang
menang. Seperti pada gambar 4.58.
Gambar 4.54. Tutorial 1
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada Tutorial 1 menjelaskan bagaimana cara untuk menang dalam
permainan Sego Njamoer The Series. Seperti pada gambar 4.55.
84
Gambar 4.56. Tutorial 25
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada Tutorial 2 menjelaskan peraturan yang berlaku dalam game Sego
Njamoer yaitu salah satunya adalah timer yang telah disediakan. Seperti
pada gambar 4.56.
Gambar 4.56 Tutorial 3
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada Tutorial 3 menjelaskan peraturan yang berlaku dalam game Sego
Njamoer yaitu sistem skor jika pemain tidak bisa menyentuh kubu lawan
masih bisa berharap untuk memenangkan permainan. Seperti pada gambar
4.57.
85
Gambar 4.57 Area Level 1
(Sumber: Olahan Penulis)
b. Level 2 Masih tetap diarea perkotaan yaitu Kota Surabaya, cara bermain
sama dengan level sebelumnya, tapi disini level ini ditambah spawn
musuhnya menjadi tambah banyak dan kecepatan meningkat. Seperti
pada gambar 4.58.
Gambar 4.58. Area Level 2
(Sumber: Olahan Penulis)
c. Level 3 Masih tetap diarea perkotaan yaitu Kota Surabaya, cara bermain
sama dengan level sebelumnya, tapi disini level ini ditambah
spawn.musuhnya menjadi tambah banyak dan kecepatan meningkat.
Seperti pada gambar 4.60.
86
Gambar 4.59. Area Level 3
(Sumber: Olahan Penulis)
4.1.4 Desain Level
Pada Pembuatan game ini ada 3 level, dimana ketiga level ini akan
dibedakan menjadi beberapa tingkat kesulitan.
a. Level 1
Pada level ini pemain berada diarea perkotaan yang di mana berisi
background Monumen Sura & Baya, Pohon. Level 1 musuhnya ialah
Jemoy Cabe.
b. Level 2
Pada level ini pemain berada diarea perkotaan yang di mana berisi
background Monumen Sura & Baya, Pohon. Level 2 musuhnya ialah
Jemoy Cabe.
c. Level 3
Pada level ini pemain berada diarea perkotaan yang di mana berisi
background Monumen Sura & Baya, Pohon. Level 2 musuhnya ialah
Jemoy Cabe.
87
4.1.5 Desain Antarmuka (User Interface)
1. Tombol Play
Gambar 4.60. Tombol Play
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.61, desain tombol Play ini menggunakan warna hitam dan
putih agar terkesan elegan.
2. Tombol Keluar
Gambar 4.61. Tombol Keluar
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.61, desain tombol Keluar ini menggunakan warna merah dan
gradasi. Dan ukuran cukup kecil agar pemain tidak cenderung menekan
tombol keluar.
3. Tampilan Score
Gambar 4.62. Score
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.62, desain Score ini menggunakan warna putih agar terkesan
Simpel. Dan cukup besar untuk ukuran score permainan penulis rasa sudah
cukup untuk desain hasil score.
88
4. Tampilan Time
Gambar 4.63. Time
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.63, desain Time ini menggunakan warna hijau agar terkesan
go green. Penulis berusaha untuk mendukung mencintai alam kita. Kalau
bukan siapa lagi.
5. Tombol Panggil Karakter Sego Njamoer
Gambar 4.64. Tombol Kanan
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.64, desain Tombol Kanan ini menggunakan warna hijau agar
terkesan go green. Penulis berusaha untuk mendukung mencintai alam kita.
Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melindungi hutan Indonesia. Tak luput
gambar ikon tiap karakter Sego Njamoer akan ditampilkan di tombol ini guna
memudahkan pemain untuk bermain game Sego Njamoer.
89
6. Tombol Main lagi
Gambar 4.65. Tombol Main Lagi
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.65, desain Tombol Main Lagi atau bahasa Inggrisnya restart
ini menggunakan warna hijau agar terkesan go green. Penulis berusaha untuk
mendukung mencintai alam kita. Kalau bukan kita siapa lagi.
7. Tombol Menu
Gambar 4.66. Tombol Menu
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.66, desain tombol menu ini menggunakan warna hijau agar
terkesan go green. Penulis berusaha untuk mendukung mencintai alam kita.
Kalau bukan kita siapa lagi yang melindungi hutan cagar alam Indonesia.
90
4.1.6 Audio SFX dan Komposer Musik
Gambar 4.67. Audio Efek
(Sumber: Olahan Penulis)
Background musik yang saya pakai, ialah mengambil dari interner yang di
mana download background lagu free ataupun gratis www.orangefreesounds.com
Nama musik Bahroo! Mr.Rogers. Ooze System Looping sebagai background
musik opening masuknya menu, Racing Menu Looping sebagai background
musik masuk game, dan Savage Law Looping sebagai background musik
masuknya boss permainan level 1, level 2, dan level 3. Seperti pada gambar 4.67.
91
4.2. Publikasi
4.2.1 Poster
Gambar 4.68. Poster
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.68, desain Poster ini menggunakan elemen warna yang
sesuai dengan keyword yang telah disimpulkan yaitu modern, modern itu
warnanya meliputi hijau,kuning, dan biru serta hitam.
4.2.2 Gantungan Kunci
Gambar 4.69. Gantungan Kunci
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.69, desain gantungan kunci ini menggunakan elemen warna
putih agar orang fokus ke Logo game Sego Njamoer The Series.
92
4.2.3 Mug
Gambar 4.70. Mug
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.70, desain mug ini menggunakan elemen warna putih agar
orang fokus ke Logo game Sego Njamoer The Series.
4.2.4 Label CD
Gambar 4.71. Label CD
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.71, desain label CD ini menggunakan elemen warna yang
sesuai dengan keyword yaitu biru, kuning serta hitam.
93
4.2.5 Desain Cover Case
Gambar 4.72. Cover Case
(Sumber: Olahan Penulis)
Pada gambar 4.72, desain cover case ini menggunakan elemen yang sesuai
dengan keyword yaitu biru, hijau, kuning serta hitam.