112
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan tweet
promosi penjualan pada akun @SteakHolycow dengan minat beli followers.
Dalam hal ini terpaan tweet promosi penjualan pada akun twitter @SteakHolycow
adalah variabel X yang diturunkan menjadi beberapa sub-variabel yaitu intensitas
tayangan tweet (X1), isi pesan tweet (X2), dan daya tarik pesan tweet (X3),
sementara itu minat beli followers adalah variabel Y.
Data pada penelitian ini penulis dapatkan dari penyebaran angket secara
online. Angket penulis sebar kepada seluruh respondedn dengan cara mention
responden di akun twitternya secara personal pada akun twitter responden
sehingga menghasilkan data.
Data yang dperoleh dari angket terdiri dari dua macam data, yaitu data
responden dan data penelitian. Data responden terdiri dari ddari 7 pertanyaan yang
berisi mengenai identitas responden, sudah berapa lama mereka follow akun
twitter @SteakHolycow dan seberapa lama mereka mengakses twitter dalam
sehari. Sementara data penelitian terdiri dari 26 pertanyaan untuk variabel terpaan
tweet promosi penjualan yang ada pada akun twitter @SteakHolycow (X) dan 15
pertanyaan untuk variabel minat beli followers (Y).
113
Dari data yang telah penulis dapatkan setelah penyebaran angket, data-data
tersebut diolah menggunakan analisis data deskriptif, untuk menggambarkan
analisis terhadap frekuensi dalam bentuk tabel dan diagram, dan analisis data
inferensial menggunakan metode rank spearman, untuk mengetahui hubungan
antara terpaan tweet promosi penjualan pada akun @SteakHolycow dengan minat
beli followers.
4.1 Analisis Deskriptif Data Responden
Analisis data deskripstif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
objek penulisan berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok
subjek yang diteliti. Analisis data responden dibutuhkan untuk mengetahui
informasi mengenai latar belakang responden. Data responden ini meliputi jenis
kelamin, usia, pendidikan formal terkshir, pekerjaan, pengeluaran dalam sebulan,
sudah berapa lama follow akun twitter @SteakHolycow, dan seberapa lama
mengakses twitter dalam sehari.
Informasi data responden dijadikan bahan untuk menjelaskan hasil
penelitian yang diperoleh. Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan dalam
angket ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berikut ini adalah
deskriptif responden dari hasil penelitian yang didapat.
114
4.1.1 Jenis Kelamin Responden
Terdapat 105 orang yang termasuk ke dalam sampel penelitian ini. Dari
keselurusan responden jika ditinjau berdasarkan jenis kelamin, maka hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin f %
Laki-laki 26 24.80
Perempuan 79 75.20
Total 105 100.00
Pada tabel di atas terlihat frekuensi mengenai jenis kelamin responden.
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 79 orang (75.2%) adalah perempuan.
Sedangkan, responden laki-laki sebanyak 26 orang (24.8%).
Jejaring sosial pada prinsipnya dapat diakses oleh siapa saja baik laki-laki
maupun perempuan. Sama halnya dengan akun twitter @SteakHolycow yang
dapat di-follow oleh siapa saja, dan siapa saja dapat me-mention, me-retweet
hingga me-favorite tweet dari akun twitter @SteakHolycow. Namun dari hasil
yang didapatkan, menunjukkan bahwa perempuan yang lebih banyak
menyaksikan dan berinteraksi dengan akun twitter @SteakHolycow. Hal ini
115
sejalan dengan yang dikemukakan pada tekno.kompas.com bahwa wanita lebih
tertarik untuk berinterkasi dengan sebuah brand di jejaring sosial dibanding pria.1
4.1.2 Usia Responden
Terdapat 105 orang yang termasuk ke dalam sampel penelitian. Dari
keseluruhan responden, jika ditinjau berdasarkan usia, maka hasilnya ada pada
tabel berikut:
Tabel 4.2 Usia Responden
No. Usia (Tahun) f %
1 15-20 15 14.30
2 21-25 48 45.70
3 26-30 21 20.00
4 >30 21 20.00
Total 105 100.00
Pada tabel di atas terlihat frekuensi mengenai usia responden. Sebanyak 15
orang responden (14.3%) berusia diantara 15-20 tahun. Sebanyak 48 orang
responden (45.7%) berusia diantara 21-25 tahun. Selanjutnya, sebanyak 21 orang
responden (20%) berusia diantara 26-30 tahun. Dan, sebanyak 21 orang responden
(20%) berada pada rentang usia di atas 30 tahun.
Jejaring sosial memang dapat diakses oleh siapa saja, begitu juga dengan
akun twitter @steakholycow yang didalamnya berinsi berbagai informasi mulai
1 http://tekno.kompas.com/read/2014/03/12/0943093/riset.wanita.menjadi.raja.di.media.sosial diakses pada 12 Mei 2015
116
dari produk, promosi, hingga berbagai informasi mengenai dunia steak. Dengan
informasi yang disajikan dapat dipahami dan dimanfaatkan oleh segala kalangan
usia.
Lucy Wiryono, selaku salah satu owner atau pemilik dari Steak Holcow,
mengatakan bahwa akun twitter @steakholycow diharapkan dapat memberikan
informasi kepada semua followers nya tidak hanya mengenai produk dan program
promosi Steak Holycow saja, namun juga bisa berinteraksi dengan para pelanggan
dan followers. Berdasarkan hasil wawancara dengan Lucy Wiryono, target dari
followers akun twitter @steakholycow adalah pada usia 25-35 tahun. Dan
berdasarkan penelitian, followers aktif akun twitter @steakholycow berada pada
usia 21-25 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa saat ini pada rentang usia
dewasa awal-lah yang paling kerap mengakses jejaring sosial. Hal ini juga
diungkapkan pada hasil survey APJII 2014 mengenai pengguna internet di
Indonesia. Pada hasil survey tersebut dijelaskan bahwa mayoritas pengguna
internet di Indonesia berusia 18-25 tahun, yaitu hampir setengah dari total jumlah
pengguna internet di Indonesia (49%). Artinya, dapat dikatakan bahwa segmen
pengguna internet di Indonesia adalah mereka yang termasuk ke dalam kategori
digital natives.
4.1.3 Pendidikan Formal Terakhir Responden
Terdapat 105 orang responden yang masuk ke dalam sampel penelitian.
Dari keseluruhan responden, jika ditinjau dari pendidikan formal terakhirnya
dapat dijabarkan pada tabel berikut:
117
Tabel 4.3 Pendidikan Formal Terakhir
No. Jenjang Pendidikan f %
1 SMP/Sederajat 2 1.90
2 SMA/Sederajat 22 21.00
3 D3 14 13.30
4 S1 61 58.10
5 S2 6 5.70
Total 105 100.00
Pada tabel 4.3 terlihat frekuensi mengenai jenjang pendidikan formal
terakhir para responden yang menunjukkan bahwa sebanyak 2 orang responden
(1.9%) memiliki pendidikan formal terakhir pada tingakt sekolah menengah
pertama atau SMP. Sebanyak 22 orang responden (21%) merupakan lulusan
SMA/sederajat. Kemudian sebanyak 14 orang responden (13.3%)
merupakan lulusan diploma atau D3. Sedangkan, pada tingkat S1, ada sebanyak
61 orang responden (58.1%), dan sebanyak 6 orang responden (5.7%) merupakan
lulusan S2.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa bervariasinya latar
belakang pendidikan followers akun twitter @steakholycow. Mayoritas
responden memiliki latar belakang pendidikan pada jenjang sarjana strata 1.
Dimana hal ini memunjukkan bahwa para followers sudah memiliki pendidikan
yang mapan dengan kemampuan untuk memilah informasi mana yang bermaafat
untuk mereka. Apabila dihubungkan dengan tabel usia responden dimana
118
mayoritas berasal pada usia 21-25 tahun, dapat ditarik kesimpulan bahwa
responden banyak merupakan fresh graduates.
Namun terlebih dari hal tersebut, informasi yang ada pada akun twitter
@steakholcyow dapat diakses oleh semua kalangan. Ditunjukkan pula bahwa
responden terdapat yang berasal dari lulusan SMA/sederajat, D3, bahkan hingga
tahap S2.
4.1.4 Pekerjaan Responden
Terdapat 105 orang responden yang masuk kedalam sampel penelitian ini.
Dari keseluruhan responden, apabila ditinjau berdasarkan pekerjaannya, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Pekerjaan
No. Pekerjaan f %
1 Pegawai Negeri 9 8.60
2 Pegawai Swasta 39 37.10
3 Pelajar/Mahasiswa 41 39.00
4 Wiraswasta 9 8.60
5 Lain-lain 7 6.70
Total 105 100.00
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa 9 orang responden (8.6%)
merupakan pegawai negeri, 39 responden (37.1%) merupakan pegawai swasta, 41
responden (39%) merupakan pelajar atau mahasiswa, 9 responden (8.6%)
119
merupakan wiraswasta, dan 7 orang responden (6.7%) bekerja dilaur bidang yang
telah disebutkan.
Berdasarkan hasil survey APJII 2014, dijelaskan bahwa pengguna internet
di wilayah Indonesia adalah pekerja dan wiraswasta sebesar 55%. Dan pada
nomor dua ditempati oleh pelajar dan mahasiswa sebesar 18%. Hal ini rupanya
sesuai dengan demografis responden yang sebanyak 39 orang bekerja sebagai
pegawai swasta, dan sebanyak 41 orang masih berstatus pelajar dan/atau
mahasiswa. Dengan bervariasinya pekerjaan para responden, dapat
menggambarkan bahwa followers Steak Holycow datang dari berbagai macam
lapisan masyarakat tidak terikat oleh pekerjaan atau mata pencaharian mereka.
4.1.5 Pengeluaran dalam Sebulan Responden
Terdapat sebanyak 105 orang responden yang masuk ke dalam sampel
penelitian ini. Dari keseluruhan tersebut, apabila ditinjau dari banyaknya rata-rata
pengeluaran dalam sebulan mereka adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Pengeluaran dalam Sebulan
No. Banyaknya Pengeluaran f %
1 <Rp1.500.000 20 19.00
2 Rp1.500.001-Rp2.500.000 20 19.00
3 Rp2.500.001-Rp3.500.000 23 22.00
4 Rp3.500.001-Rp4.500.000 22 21.00
5 >Rp4.500.000 20 19.00
Total 105 100.00
120
Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa sebanyak 20 orang responden
(19%) memiliki pengeluaran dalam sebulan kurang dari Rp.1.500.000. sebanyak
20 orang responden (19%) memiliki pengeluaran dalam sebulan antara
Rp.1.500.001 sampai dengan Rp2.500.000. Sebanyak 23 orang responden (22%)
memiliki pengeluaran dalam sebulan antara Rp2.500.001 sampai dengan
Rp3.500.000. Selanjutnya, sebanyak 22 orang responden (21%) memiliki
pengeluaran antara Rp3.500.001-Rp4.500.000. Dan, sebanyak 20 orang responden
(19%) memiliki pengeluaran di atas Rp4.500.000.
Berdasarkan hasil penelitian pengeluaran dalam sebulan responden,
mayoritas responden memiliki pengeluaran pada rentang Rp2.500.001 hingga
Rp3.500.000. Hal ini mengindikasikan bahwa followers pada @steakholycow
mayoritas datang dari kelas menengah atas. Terlebih jika dihubungkan dengan
usia responden yang mayoritas datang pada rentang 21-25 tahun.
Melihat hal tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa para
responden tersebut datang dari kelas menengah atas dimana mereka mereka sudah
dapat memenuhi kebutuhan primer, sehingga mereka tidak merasa keberatan
untuk mengeluarkan biaya untuk makan dalam jumlah kurang lebih Rp100.000.
Kisaran harga makan dan minum di sekali makan di Steak Holycow kurang lebih
sebesar Rp100.000 per orang. Maka penulis merasa bahwa para responden ada
pada tingkat ekonomi yang sangat baik.
121
4.1.6 Responden Berdasarkan Lama Follow Akun Twitter @SteakHolycow
Terdapat sebanyak 105 responden yang masuk kedalam sampel penelitian
ini. Apabila ditinjau dari sudah berapa lama mereka mem-follow akun twitter
@steakholycow, maka hasilnya ada pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Lama Follow Akun Twitter @SteakHolycow
No. Lama Follow Akun Twitter @SteakHolycow f %
1 < 3 bulan 37 35.20
2 3-6 bulan 6 5.80
3 7-12 bulan 16 15.20
4 >12 bulan 46 43.80
Total 105 100.00
Dari tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa sebanyak 37 orang responden
(35.2%) dari followers mem-follow akun twitter @steakholycow kurang dari 3
bulan (terhitung pada bulan April pada saat penulis menyebarkan angket).
Kemudia sebanyak 6 orang responden (5.7%) mem-follow akun twitter
@steakholycow selama 3-6 bulan. Selanjutnya sebanyak 16 orang responden
(15.2%) sudah mem-follow akun twitter @steakholycow antara 7-12 bulan. Dan,
sebanyak 46 orang responden (43.8%) sudah mem-follow akun twitter
@steakholycow lebih dari 12 bulan.
Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan dengan melihat frekuensi
dan durasi ketika menggunakan media. Selain mengacu pada frekuensi
penggunaan media, durasi penggunaan media juga digunakan sebagai indikator
122
untuk mengetahui seberapa besar intensitas penggunaan media pada seseorang.
Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), durasi adalah seberapa lama pengguna
media menggunakan media tersebut. Hal tersebut dapat dihitung berapa lama
khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayk mengikuti
suatu program. Sedangkan Rosegren dalam Rakhmat (2009:66) menjelaskan
bahwa terpaan merupakan penggunaan media oeh khalayak yang meliputi jumlah
waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, jenis isi media, media yang
dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi media yang
dikonsumsi dengan media secara keseluruhan.
Melihat mayoritas responden sudah mem-follow akun @steakholycow
lebih dari 12 bulan, maka mengindikasikan bahwa mereka sudah menjadi
pelanggan dan sudah familiar dengan Steak Holycow. Dan mereka masih
menjadikan akun twitter Steak Holycow sebagai sumber utama. informasi
mengenai produk dan promosi penjualan.
Pada hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa banyaknya followers yang
berinterkasi dan mengakses akun twitter @steakholycow adalah para followers
yang sudah mem-follow akun twitter @steakholycow selama lebih dari 12 bulan.
Namun, pada peringkat kedua sebnyak 37 orang responden merupakan followers
yang dapat dikategorikan baru karena mereka mem-follow akun twitter
@steakholycow kurang dari 3 bulan. Hal ini dapat mengindikasikan dua hal, yang
pertama mayoritas followers yang mengakses dan berinterkasi dengan akun
twitter @steakholycow adalah para pelanggan lama atau followers yang sudah
mengenal Steak Holycow sejak lama. Dan untuk para followers baru yang
123
memfollow kurang dari 3 bulan, kemungkinan besar mereka mem-follow akun
twitter @steakholycow karena adanya promo yaitu free tiramisu, hingga free steak
untuk para followers yang me-mention akun twitter @steakholycow. Disamping
itu, sejak bulan Januari 2015 juga ada program promo kerja sama antara Steak
Holycow dan Bank Mandiri yang dipromosikan melalui akun twitter
@steakholycow.
4.1.7 Responden Berdasarkan Lama Akses Twitter dalam Sehari
Terdapat 105 orang responden yang masuk ke dalam sampel penelitian ini.
Dari keseluruhan responden tersebut, apabila ditinjau dari seberapa lama mereka
mengakses akun twitter mereka dalam sehari dapat dijabarkan pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Lama Akses Twitter dalam Sehari
No. Lama Akses Twitter dalam Sehari f %
1 Sebentar (<15 menit) 30 28.60
2 Cukup Lama (15-30 menit) 18 17.15
3 Lama (31-60 menit) 39 37.10
4 Sangat lama (>60 menit) 18 17.15
Total 105 100.00
Dari hasil tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa sebanyak 30 orang
responden (28.6%) mengakses twitter selama kurang dari 15 menit sehari.
Sebanyak 18 orang responden (17.1%) mengakses twitter selama 15 sampai 30
menit dalam sehari. Selanjutnya sebanyak 39 orang responden (37.1%)
124
mengakses twitter selama 31 sampai 60 menit dalam sehari. Dan sebnyak 18
orang responden (17.1%) mengakses twitter selama lebih dari 60 menit dalam
sehari.
Pada hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas followers dari akun
twitter @steakholycow yang mengakses dan berinteraksi dengan akun twitter
@steakholycow mengakses twitter selama 31 sampai 60 menit sehari. Hal ini juga
diungkapkan pada Survey APJII tahun 2014 bahwa sebanyak 23.3% pengguna
internet di Indonesia menghabiskan waktu untuk mengakses internet selama 30
sampai 60 menit dalam sehari.
Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan denga melihat frekuensi
dan durasi ketika menggunakan media. Selain mengacu pada frekuensi
penggunaan media, durasi penggunaan media juga digunakan sebagai indikator
untuk mengetahui seberapa besar intensitas penggunaan media pada seseorang.
Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), durasi adalah seberapa lama pengguna
media menggunakan media tersebut. Hal tersebut dapat dihitung berapa lama
khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayk mengikuti
suatu program.
4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian
Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden yang berjumlah
105 orang dalam mengisi angket yang disebarkan. Pada sub-bab ini data
penelitian dianalisis secara deskriptif terlebih dahulu. Variabel dan sub-variabel
125
yang telah dioperasionalisasikan menjadi beberapa pertanyaan dengan skala
ordinal diberi skor terendah 1 dan skor tertinggi 5.
Data pada tabel analisis deskripsi per item diperoleh melalui perhitungan
frekuensi berdasarkan angket dari responden dengan 5 pilihan jawaban yang
diberi nilai masing-masing sebagai berikut: STS = Sangat Tidak Setuju bernilai 1;
TS = Tidak Setuju berinailai 2; R = Ragu-ragu bernilai 3; S = Setuju bernilai 4;
dan SS = Sangat Setuju bernilai 5.
Pada tabel analisis deskripsi per sub-variabel (X1,X2, dan X3), dan per variabel
(X dan Y) diperoleh dengan cara menjumlahkan skor jawaban tiap responden.
Kemudian mementukan kategori dan dihitung jumlah frekuensi berdasarkan
kategori tersebut. Untuk memudahkan penulis dalam menginterpretasikan data
penelitian, penulis membuat klasifikasi data menggunakan distribusi frekuensi
dengan interval yang sama. Data penelitian ini diklasifikasikan ke dalam tiga
kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mencari kategori, langkah yang
digunakan adalah sebagai berikut (Sundjana, 2005:47)
1. Mencari rentang data.
Rentang data = nilai maksimum – nilai minimum
Nilai maksimum diperoleh dari = skor maksimum (5) x jumlah pertanyaan
Nilai minimum diperoleh dari = skor minimum (1) x jumlah pertanyaan
2. Mencari interval
Interval =
3. Penentuan kategori.
126
Analisis deskripsi data penelitian ini adalah untuk melihat kecenderungan
responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pada kuisioner dan
akan sanagt membantu dalam pembahasan penelitian selanjutnya. Adapun
sebanyak 105 orang responden yang diteliti yang merupakan followers aktif yang
berinetraksi baik mention, reply, ataupun retweet tweet dari akun twitter
@steakholycow terhitung mulai bulan Januari-April 2015.
Penulis memaparkan dan memberikan penjelasan terhadap setiap
pertanyaan-pertanyaan yang telah diklasifikasikan dalam tabel distribusi frekuensi
, yang terdiri dari 9 item pada X1, 7 item pada X2, 10 item pada X3, dan 15 item
pada variabel Y.
4.2.1 Analisis Sub-Variabel X1 (Intensitas)
Pada sub-bab ini akan dilakukan analisis deskriptif data penelitian untuk
sub-variabel X1 (Intensitas) secara per item dan persub variabel.
4.2.1.1 Analisis Data Per Item
Analisis deskriptif data penelitian per item untuk variabel X1 (Intensitas)
akan disajikan hasilnya dengan menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Kekerapan Melihat Tweet
Seberapa sering Skor f %
Jarang (2-4kali) 2 39 37.10
Kadang-kadang (5-7 kali) 3 44 41.90
Sering (8-10 kali) 4 22 21.00
Total 105 100.00
127
Dari tabel di atas dapat dijabarkan mengenai seberapa sering para
followers akun twitter @steakholycow melihat tweet dari akun @steakhollycow
di timeline twitter mereka dalams sehari. Dari 105 orang responden, sebanyak 39
orang responden (37.1%) menjawab 2-4 kali, sebanyak 44 orang responden
(41.9%) melihat tweet dari akun twitter @steakholycow 5-7 kali dalam sehari, dan
sebnayak 22 orang responden (21%) melihat tweet dari akun twitter
@steakholycow 8-10 kali dalam sehari.
Pada pertanyaan ini, dapat dilihat bahawa mayoritas dari responden
melihat tweet dari akun twitter @steakholycow sebanyak 5-7 kali dalam sehari.
Tweet yang dilihat tidaklah hanya tweet mengenai pesan promosi penjualan,
namun termasuk segala macam hal yang di posting oleh akun twitter
@steakholycow.
Tweet merupakan salah satu bentuk informasi yang diberikan oleh para
pemasar kepada followers melalui twitter. Tweet yang disajikan bisa berupa
informasi mengenai produk, informasi mengenai lokasi, atau hal-hal terbaru yang
sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Menurut Ardianto dan Komala
(2004:164), terpaan media menyangkut penggunaan media baik jenis media,
frekuensi penggunaan, maupun duarasi penggunaan. Penggunaan jenis media
meliputi media audio, audiovisual, dan media cetak. Kemudian, Shimp (2001:6)
juga menjelaskan bahwa exposure atau terpaan media adalah konsumen
berinteraksi dengan pesan dari pemasar baik dengan melihat, mendegar, atau
lainnya. Dan pada item di atas dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden
melihat tweet sebanyak 5-7 kali dalam sehari.
128
Tabel 4.9 Kekerapan Melihat Tweet Promosi Penjualan
Seberapa sering Skor f %
Sangat jarang (<2kali) 1 1 1.00
Jarang (2-4 kali) 2 26 24.80
Kadang-kadang (5-7 kali) 3 54 51.40
Sering (8-10 kali) 4 22 21.00
Sangat sering (>10kali) 5 2 1.80
Total 105 100.00
Dari tabel di atas dapat dijabarkan sebanyak 1 orang responden (1%)
melihat tweet promosi penjualan dari akun twitter @steakholycow kurang dari 2
kali dalam sehari. Sebanyak 26 orang responden (24.8%) melihat 2 sampai 4 kali
tweet promosi penjualan @steakholycow, sebanyak 54 orang responden (51.4%)
melihat sebanyak 5 sampai 7 kali tweet promosi penjualan akun @steakholycow
dalam sehari. Selanjutnya sebanyak 22 orang responden (21%) melihat 8 sampai
10 kali tweet promosi penjualan dari akun @steakholycow dalam sehari, dan
sebnayak 2 oeang responden melihat lebih dari 10 kali tweet promosi penjualan
pada akun twitter @steakholycow dalam sehari.
Mayoritas para responden lihat tweet promosi penjualan pada akun twitter
@steakholycow sebanyak 5-7 kali dalam sehari. Hal ini cukup relevan dengan
pernyataan Lucy Wiryono mengenai banyaknya jumlah repetisi informasi
mengenai promosi penjualan apda twitter @steakholycow sebanyak 5-10 kali
129
dalam sehari. Tweet merupakan salah satu bentuk informasi yang diberikan oleh
para pemasar kepada followers melalui twitter. Tweet yang disajikan bisa berupa
informasi mengenai produk, informasi mengenai lokasi, atau hal-hal terbaru yang
sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat. Menurut Ardianto dan Komala
(2004:164), terpaan media menyangkut penggunaan media baik jenis media,
frekuensi penggunaan, maupun duarasi penggunaan. Penggunaan jenis media
meliputi media audio, audiovisual, dan media cetak. Kemudian, Shimp (2001:6)
juga menjelaskan bahwa exposure atau terpaan media adalah konsumen
berinteraksi dengan pesan dari pemasar baik dengan melihat, mendegar, atau
lainnya. Dan pada item di atas dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden
melihat tweet promosi sebanyak 5-7 kali dalam sehari. Diharapkan, dengan
semakin seringnya followers membaca tweet promosi penjualan dari Steak
Holycow, pengetahuan followers mengenai promosi penjualan bertambah dan
dapat menimbulkan minat beli pada followers.
Tabel 4.10 Kekerapan Membaca Timeline
Seberapa sering Skor f %
Sangat jarang (<2kali) 1 1 1.00
Jarang (2-4 kali) 2 27 25.60
Kadang-kadang (5-7 kali) 3 47 44.80
Sering (8-10 kali) 4 29 27.60
Sangat sering (>10kali) 5 1 1.00
Total 105 100.00
130
Dari tabel di atas dapat dilihat sebanyak 1 orang responden (1%) membaca
timeline akun twitter @steakholycow sebanyak kurang dari 2 kali dalam sehari.
Kemudian sebanyak 27 orang responden (25.7%) membaca sebanyak 2 sampai 4
kali dalam sehari, sebanyak 47 orang responden (44.8%) membaca sebanyak 5
sampai 7 kali dalam sehari, sebanyak 29 orang responden (27.6%) membaca
timeline akun twitter @steakholycow sebanyak 8 sampai 10 kali dalam sehari.
Dan sebanyak 1 orang responden membaca timeline akun twitter @steakholycow
sebanyak lebih dari 10 kali sehari.
Hal ini mengindikasikan bahwa, dengan semakin seringnya dan kerap-nya
seorang followers membaca timeline akun twitter@steakholycow, ia akan
semakin sering juga dalam mendapatkan informasi mengenai Steak Holycow,
yang selanjutnya akan berdampak pada proses pemikiran dan pengolahan
informasi yang akan dilakukan oleh followers tersebut.
Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), terpaan media menyangkut
penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan, maupun duarasi
penggunaan. Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, dan
media cetak. Kemudian, Shimp (2001:6) juga menjelaskan bahwa exposure atau
terpaan media adalah konsumen berinteraksi dengan pesan dari pemasar baik
dengan melihat, mendegar, atau lainnya. Dan pada item di atas dapat diketahui
bahwa mayoritas dari responden membaca timeline akun Steak Holycow
sebanyak 5-7 kali dalam sehari. Dengan intensi dari para followers dalam
membaca timeline akun tersebut, followers merasa perlu untuk mengetahui
informasi terbaru dari Steak Holycow.
131
Tabel 4.11 Tweet Promosi Penjualan Memenuhi Timeline Twitter
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 2 2.00
Ragu-ragu 18 17.10
Setuju 46 43.80
Sangat Setuju 39 37.10
Total 105 100.00
Dari tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden
penelitian sebanyak 2 orang responden (1.9%) tidak setuju bahwa tweet promosi
penjualan akun twitter @steakholycow memenuhi timelinenya. Kemudia
sebanyak 18 orang responden (17.1%) ragu-ragu bahwa tweet promosi penjualan
akun twitter @steakholycow memenuhi timeline twitternya, sebnayak 46 orang
responden (43.8%) setuju bahwa tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow memenuhi timeline twittternya. Dan sebanyak 39 orang
responden sangat setuju bahwa tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow memenuhi timelinenya.
Terpaan media dapat diukur dengan intensitas penggunaan denga melihat
frekuensi dan durasi ketingga menggunakan media. Menurut Ardianto dan
Komala (2004:164), frekuensi mengacu pada seberapa sering pengguna media
menggunakan media dalam satu waktu. Dengan semakin besarnya tweet promosi
penjualan memenuhi timeline followers, hal tersebut meningkatkan kemungkinan
followers mendapat terpaan media tersebut. Dalam Rakhmat (2009:66), Rosegren
132
mengatakan bahwa terpaan emrupakan penggunaan media oleh khalayak yang
meliputi jumlah waktu yang dgunakan berbagai jenis media, isi media dan media
yang dikonumsi atau dengan media secara keseluruhan.
Tabel 4.12 Retweet Tweet Promosi Penjualan
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 3 2.90
Ragu-ragu 4 3.80
Setuju 41 39.00
Sangat Setuju 57 54.30
Total 105 100.00
Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden
penelitian sebanyak 3 orang (2.9%) menjawab tidak setuju pernah me-retweet
tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Kemudian, sebanyak 4
orang responden (3.8%) ragu-ragu pernah me-retweet tweet promosi penjualan
akun twitter @steakholycow. Sebnayak 41 orang responden (39%) menjawab
setuju pernah me-retweet tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow.
Dan sebanyak 57 orang responden (54.3%) sangat setuju pernah me-retweet tweet
promosi penjualan akun twitter @steakholycow.
Dengan mayoritas dari responden pernah me-retweet tweet dari akun
@steakholycow, mengindikasikan bahwa followers tersebut aktif dalam
mengakses informasi promosi penjualan dari akun twitter @steakholycow. Karena
dengan fitur retweet tersebut, sebuah tweet akan dapat tersebar lebih luas kepada
133
followers akun-akun yang me-retweet tweet tersebut. Menurut Shimp (2001:6)
exposure to advertisement atau terpaan pada media iklan adalah konsumen
berinteraksi dnegan pesan dari pemasar dengan melihat, mendengar, dan lainnya.
Pada jejaring sosial twitter, ada banyak interaksi yang dapat dilakukan antar
pengguna. Salah satunya adalah dengan melakukan retweet. Dengan melakukan
retweet , merupakan salah satu indikasi bahwa followers sudah menerima
informasi yang disebarkan, dan mereka berniat untuk kembali menyebarkan
informasi tersebut kepada seluruh followers yang ia miliki.
Tabel 4.13 Favorite Tweet Promosi Penjualan
Tingkat Kesetujuan f %
Ragu-ragu 20 19.00
Setuju 41 39.00
Sangat Setuju 44 42.00
Total 105 100.00
Dari tabel di atas, dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden yang
menjadi sampel dari penelitian ini, didapatkan sebanyak 20 orang responden (195)
menjawab ragu-ragu pernah mem-favorite tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholcyow. Kemudian sebanyak 41 orang responden (39%) menjawab setuju
pernah mem-favorite tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Dan
sebanyak 44 orang responden (42%) menjawab sangat setuju pernah mem-
favorite tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow.
134
Menurut Shimp (2001:6) exposure to advertisement atau terpaan pada
media iklan adalah konsumen berinteraksi dnegan pesan dari pemasar dengan
melihat, mendengar, dan lainnya. Pada jejaring sosial twitter, ada banyak interaksi
yang dapat dilakukan antar pengguna. Salah satunya adalah dengan melakukan
favorite.Meskipun favorite merupakan salah satu interaksi pasif, namun dengan
melakukan favorite , merupakan salah satu indikasi bahwa followers sudah
menerima informasi yang disebarkan, dan mereka menandakan informasi tersebut
yang dapat mereka gunakan atau perlukan sewaktu-waktu nanti.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari
responden sangat setuju pernah mem-favorite tweet promosi penjualan dari akun
twitter@steakholycow. Pemanfaatan fitur favorite ini dapat menunjukkan
interaksi pasif dari followers akun twitter @steakholycow dalam “menyimpan”
tweet promosi penjualan Steak Holycow sebagai pengingat dan menunjukkan
minat pembelian pada Steak Holycow.
Tabel 4.14 Balas atau Mention Akun Twitter
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 1 1.00
Ragu-ragu 9 8.60
Setuju 47 44.80
Sangat Setuju 48 45.60
Total 105 100.00
135
Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden,
seabnyak 1 orang (1%) menjawab tidak setuju pernah membalas atau me-mention
tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Sebanyak 9 orang
responden (8.6%) menjawab ragu-ragu pernah membalas atau memention akun
twitter @steakholycow, kemudian sebanayk 47 orang responden (44.8%)
menjawab setuju pernah membalas atau me-mention akun twitter @steakholycow.
Dan sebanyak 48 orang responden (45.6%) sangat setuju pernah membalas atau
me-mention akun twitter @steakholycow.
Hal ini mengindikasikan bahwa, dengan followers membalas atau me-
mention akun twitter @steakholycow, followers memiliki ketertarikan atau minat
untuk mencari informasi atau memastikan informasi yang ingin mereka dapatkan
kepada akun twitter @steakholycow. Disamping itu pula, kegiatan me-mention
akun twitter @steakholycow juga menjadi salah satu syarat dalam mendapatkan
promo #freemisu dan #freeicecream di outlet Steak Holycow.
Menurut Shimp (2001:6) exposure to advertisement atau terpaan
pada media iklan adalah konsumen berinteraksi dnegan pesan dari pemasar
dengan melihat, mendengar, dan lainnya. Pada jejaring sosial twitter, ada banyak
interaksi yang dapat dilakukan antar pengguna. Salah satunya adalah dengan
membalas atau me-mention akun tersebut. Membalas atau me-mention merupakan
salah satu interaksi aktif dari followers dimana mereka terlibat secara langsung
dengan penerimaan dan/atau penyebaran informas tersebut. Dengan membalas,
atau me-mention akun Steak Holycow, followers dapat mengindikasikan bahwa
followers ingin mengetahui lebih lanjut atau memiliki minat mengenai
136
informasyang disebarkan. Dengan banyaknya responden yang merasa pernah
membalas atau me-mention akun Steak Holycow, hal tersebut secara tidak sengaja
dapat memengaruhi sikap followers yang kemudian diharapkan dapat
mengarahkan kepada minat beli followers.
Tabel 4.15 Waktu yang Dibutuhkan Membaca Timeline
Seberapa lama Skor f %
Sebentar (15-30 detik) 2 23 21.90
Rata-rata (31-60 detik) 3 50 47.60
Lama (61-90 detik) 4 29 27.60
Sangat lama (>90 detik) 5 3 2.90
Total 105 100.00
Dari tabel di atas dapat dijabarkan dari 105 orang responden, bahwa
sebanyak 23 orang responden (21.95) membutuhkan waktu 15-30 detik untuk
membaca timeline akun twitter @steakholycow. Sebanyak 50 orang responden
(47.6%) membutuhkan waktu antara 31 sampai 60 detik untuk membaca timeline
akun twitter @steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 29 orang responden
membutuhkan waktu antara 61 sampai 90 detik untuk membaca timeline akun
twitter @steakholycow. Dan sebanyak 3 orang responden membutuhkan waktu
lebih dari 90 detik untuk membaca timeline akun twitter @steakholycow.
Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan denga melihat frekuensi
dan durasi ketika menggunakan media. Selain mengacu pada frekuensi
penggunaan media, durasi penggunaan media juga digunakan sebagai indikator
137
untuk mengetahui seberapa besar intensitas penggunaan media pada seseorang.
Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), durasi adalah seberapa lama pengguna
media menggunakan media tersebut. Hal tersebut dapat dihitung berapa lama
khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayk mengikuti
suatu program. Sedangkan Rosegren dalam Rakhmat (2009:66) menjelaskan
bahwa terpaan merupakan penggunaan media oeh khalayak yang meliputi jumlah
waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, jenis isi media, media yang
dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi emdia yang
dikonsumsi dengan media secara keseluruhan.
Tabel 4.16 Waktu yang Dibutuhkan Membaca Tweet Promosi Penjualan
Seberapa lama Skor f %
Sebentar (15-30 detik) 2 27 25.70
Rata-rata (31-60 detik) 3 54 51.40
Lama (61-90 detik) 4 23 21.90
Sangat lama (>90 detik) 5 1 1.00
Total 105 100.00
Dari tabel di atas dapat dijabarkan dari 105 orang responden, bahwa
sebanyak 27 orang responden (25.7%) membutuhkan waktu antara 15 sampai 30
detik untuk membaca tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow.
Kemudian sebanyak 54 orang responden (51.4%) membutuhkan waktu antara 31
sampai 60 detik untuk membaca tweet promosi akun twitter @steakholycow,
138
sebanyak 23 orang responden (21.9%) membutuhkan waktu antara 61 sampai 90
detik untuk membaca tweet promosi dari akun twitter @steakholycow. Dan,
sebanyak 1 orang responden (1%) membutuhkan waktu lebih dari 90 detik untuk
membaca tweet promosi akun twitter @steakholycow.
Terpaan dapat diukur dari intensitas penggunaan denga melihat frekuensi
dan durasi ketika menggunakan media. Selain mengacu pada frekuensi
penggunaan media, durasi penggunaan media juga digunakan sebagai indikator
untuk mengetahui seberapa besar intensitas penggunaan media pada seseorang.
Menurut Ardianto dan Komala (2004:164), durasi adalah seberapa lama pengguna
media menggunakan media tersebut. Hal tersebut dapat dihitung berapa lama
khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayk mengikuti
suatu program. Sedangkan Rosegren dalam Rakhmat (2009:66) menjelaskan
bahwa terpaan merupakan penggunaan media oeh khalayak yang meliputi jumlah
waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, jenis isi media, media yang
dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi emdia yang
dikonsumsi dengan media secara keseluruhan.
Hal di atas mengindikasikan waktu yang dibutuhkan oleh para followers
untuk menbaca dan mengakses informasi tweet promosi penjualan pada akun
@steakholycow berkisar pada 31-60 detik. Waktu tersebut dibutuhkan oleh para
followers untuk memahami dan membaca tweet promosi pada akun twitter
@steakholycow.
139
4.2.1.2 Analisis Data Per Sub Variabel X1 (Intensitas)
Untuk memperoleh gambaran penilaian dalam hal intensitas, dari skor
keseluruhan penilaian responden dilakukan pembagian kategori menggunakan
aturan skor ideal. Kuisioner yang diajukan untuk kesesuaian terdiri dari 9 item
pertanyaan, dengan responden berjumlah 103 orang. Dengan nilai pernyataan 1
sampai 5 (Sangat tidak setuju = 1, Tidak setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Setuju = 4,
dan Sangat Setuju = 5).
Selanjutnya untuk menentukan kategori kecenderungan jawaban
responden, terlebih dahulu diketahui innterval utnuk menentukan masing-masing
kelas. Hasil dari perhitungan ini didapatkan dengan rumus pengkategorian sebagai
berikut (Sudjana, 2007:47):
• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan
= 5 x 9 = 45
• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan
= 1 x 9 = 9
• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum
= 45 – 9 = 36
• Interval = Rentang data : banyaknya kategori
= 36 : 3 = 12
Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing
kategori pada sub-variabel X1 adalah sebagai berikut:
• Kategori rendah = 9 – 20
• Kategori sedang = 21 – 32
140
• Kategori tinggi = 33 – 45
Tabel 4.17 Tingkat Kategori Intensitas Terpaan Tweet Promosi
Penjualan pada Akun Twitter @SteakHolycow
No. Kategori Intensitas Terpaan Tweet Promosi
Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow
f %
2 Sedang 70 66.70
3 Tinggi 35 33.30
Total 105 100.00
Pada tabel 4.17 terlihat frekuensi intensitas responden pada terpaan tweet
promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Dari 105 orang responden,
sebanayk 70 orang responden (66.%) berada dalam kategori sedang. Dan
sebanyak 35 orang responden (33.35) berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa intensitas terpaan tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow memiliki kategori sedang.
Intensitas terpaan media adalah jemlah waktu yang digunakan dalam
berbagai emdia yang dapat dilihat dari frekuensi dan duari seseorang
menggunakan media (Ardianto, Komala dan Komala. 2004:164). Intensitas pada
hal ini berkaitan dengan frekuensi dan durasi responden dalam mendapatkan tweet
promosi penjualan dari akun twitter @steakholycow.
Dijelaskan dalam Effendy (1989), bhawa frekuensi adalah seberapa sering
pengguna media menggunakan media dalam satu minggu. Dalam hal ini, sudah
dijabarkan bagaimana para followers mengakses akun twitter @steakholycow, dan
141
aktivitas yang dilakukan oleh para followers pada akun twitter @steakholycow
seperti me-retweet, me-favorite, hingga membalas dan me-mention akun twitter
@steakholycow sebagai salahs atu indikator followers aktif dalam mengakses
informasi pada akun twitter @steakholycow. Shimp (2001:6) juga menjelaskan
bahwa terpaan media secara sederhana adalah konsumen berinteraksi dnegan
pesan dari pemasar dengan melihat, mendengar, atau lainnya. dan terpaan emdia
adalah proses transmisi dimana terjadi respon kognitif atau pemikira ketika para
followers membaca, melihat, atau mendengar informasi tersebut.
Berdasarkan hal tersebut dapaat disimpulakn bahwa intensitas responden
dalam mendapat terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow
cukup sering. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak hal seperti seringnya
responden mengakses jejaring sosial twitter, dan seberapa sering tweet promosi
penjualan dari akun twitter @steakholycow muncul di timeline twitter para
responden. Hal itu pula yang memengaruhi seberapa besar responden terpapar
tweet promosi penjualan @steakholycow. Semakin sering responden terpapar
tweet promosi penjualan, maka akan semakin besar kemungkinan informasi
mengenai promosi tersebut tersampaikan pada para followers akun twitter
@steakholycow.
4.2.2 Analisis Sub-variabel X2 (Isi Pesan)
Pada bagian ini akan dilakukan analisis deskriptif data penelitian untuk
sub variavel X2 (Isi Pesan) secara per item dan per sub variabel.
142
4.2.2.1 Analisis Data Per Item
Analisis deskriptif data penelitian yang dilakukan peritem untuk sub
variabel X2 (Isi Pesan) akan disajikan hasilnya dengan menggunakan tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.18 Memahami Maksud Tweet
Tingkat Kesetujuan f %
Ragu-ragu 15 14.30
Setuju 48 45.70
Sangat Setuju 42 40.00
Total 105 100.00
Dari tabel di atas dapat dijabarkan bahwa dari 105 orang responden pada
pernyataan “Saya dapat memahami maksud dari tweet pada akun twitter
@steakholycow”, sebanyak 15 orang responden (14.3%) menjawab ragu-ragu
dalam memahami maksud dari tweet pada akun twitter @steakholycow.
Selanjutnya, sebanyak 48 orang responden (45.7%), menjawab setuju dalam
memahami maksud dari tweet pada akun @steakholycow. Dan sebanyak 42 orang
responden (40%) menjawab sangat setuju dalam memahami maksud dari tweet
pada akun @steakholycow.
Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan
followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang
disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan
dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu
143
indikator dalam isi pesan adalah kejelasan informasi. Menurut Soemirat dan
Elvinaro (2002:63). Kejelasan informasi adalah sejauh mana keberadaan media
dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang
disampaikan harus rinci, sistematis dan pilihann kata yang digunakan haruslah
yang sudah diketahui umum. Seorang followers haruslah dapat memahami dan
mengerti maksud dari sebuah tweet yang disampaikan agar informasi yang
disampaikan dapat bermanfaat dan dapat selanjutnya menjadi bahan proses
kognisi dalam diri mereka.
Hal ini mengindikasikan bahwa tweet yang disampaikan pada akun twitter
@steakholycow sudah memiliki kejelasakan informasi, sehingga para followers
dapat memahami maksud dari tweetnya. Menurut Soemirat dan Elvianro
(2002:63), kejelasan informasi adalah sejauh mana media dapat memberikan
informas yang jelas pada penggunanya. Dalam hal ini, tweet yang disampaikan
oleh akun twitter @steakholycow dapat memberikan info yang jelas sehingga
dapat dipahami oleh followers nya.
144
Tabel 4.19 Memahami Maksud Tweet Promosi Penjualan
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 1 1.00
Tidak Setuju 1 1.00
Ragu-ragu 14 13.30
Setuju 47 44.70
Sangat Setuju 42 40.00
Total 105 100.00
Dari tabel di atas dapat dijabarkan dari pernyataan “Saya dapat memahami
maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow”, dari
105 orang responden, sebanyak 1 orang (1%) menjawab sangat tidak setuju dalam
memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter
@steakholycow. Sebanyak 1 orang responden (1%), menjawab tidak setuju dalam
memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter
@steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 14 orang responden (13.3%) menjawab
ragu-ragu dalam memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun
twitter @steakholycow, sebabnyak 47 orang responden (44.7%) menjawab setuju
dalam memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter
@steakholycow. Dan, sebanyak 42 orang responden (40%) menjawab sangat
setuju dalam memahami maksud dari tweet promosi penjualan pada akun twitter
@steakholycow.
145
Pada Taksonomi Bloom 2dijelaskan bahwa salah satu ranah dalam kognisi
adalah pemahaman. Dimana pemahaman dapat dijabarkan dalam kemampuan
memahami pesan dan mengintrepetasikan atau menyatakan kembali dengan
menggunakan bahasa sendiri. Dengan para followers dapat memahami isi twit,
dapat diartikan bahwa pesan yang disampaikan dalam twit akun @SteakHolycow
sudah memiliki informas yang jelas dan lengkap sehingga para followers dapat
mengerti maksud dari informasi yang disampaikan
Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan
followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang
disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan
dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu
indikator dalam isi pesan adalah kejelasan informasi. Menurut Soemirat dan
Elvinaro (2002:63). Kejelasan informasi adalah sejauh mana keberadaan media
dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang
disampaikan harus rinci, sistematis dan pilihann kata yang digunakan haruslah
yang sudah diketahui umum.
Melihat dari hasil penelitian bahwa mayoritas dari responden menjawab
setuju dan sangat setuju, megindikasikan bahwa informasi (tweet) yang
disampaikan akun twitter @steakholycow disampaikan dengan lengkap dan jelas
sehingga para followers dapat memahami maksud dari informasi yang
disampaikan oleh akun twitter @steakholycow.
2 http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-Taksonomi%20Bloom%20-%20Retno-ok-mima.pdf diakses pada 9 Juli 2015
146
Tabel 4.20 Bahasa pada Tweet Promosi Penjualan Mudah Dimengerti
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 1 1.00
Tidak Setuju 1 1.00
Ragu-ragu 10 9.50
Setuju 48 45.70
Sangat Setuju 45 42.80
Total 105 100.00
Dari tabel di atas dari pernyataan “Materi tweet promosi pada akun twitter
@steakholycow menggunakan bahasa yang mudah dimengerti”, dari 105 orang
responden, sebanyak 1 orang responden (1%) menjawab sangat tidak setuju
bahwa bahasa pada tweet promosi akun twitter @steakholycow mudah
dimengerti. Selanjutnya, sebanyak 1 orang responden menjawab tidak setuju
bahwa bahsa pada tweet promosi akun twitter @steakholycow mudah dimengerti,
sebanyak 10 orang responden (9.5%) menjawab ragu-ragu bahwa bahasa pada
tweet promosi akun twitter @steakholycow mudak dimengerti. Kemudian,
sebanyak 48 orang responden (45.7%) menjawab setuju bahwa materi tweet
promosi pada akun twitter @steakholycow menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, dan sebanyak 45 orang responden (42.8%) menjawab sangat setuju
bahwa materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti.
147
Hal ini mengindikasikan bahwa kejelasan informasi dalam isi pesan tweet
promosi penjualan pada akun @steakholycow sesuai dengan kebutuhan para
followers . sehingga para followers dapat memahami tidak hanya maksud dari
tweet, tapi juga melalui bahasa dan kata-kata yang digunakan. Seperti yang
disampaikan oleh Soemirat dan Elvinaro (2002:63), kejelasan informasi adalah
sejauh mana keberadaan media dapat memberikan informas yang jelas pada
penggunanya. Pesan yang disampaikan rinci, sistematis, dan pilihan kata yang
digunakan haruslah sudah diketahui umum. Pada hal ini, tweet pada akun
@steakholycow sudah menggunakan pilihan kata yang mudah dipahmi oleh para
followersnya.
Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan
followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang
disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan
dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu
indikator dalam isi pesan adalah kejelasan informasi. Menurut Soemirat dan
Elvinaro (2002:63). Kejelasan informasi adalah sejauh mana keberadaan media
dapat memberikan informasi yang jelas pada penggunanya. Pesan yang
disampaikan harus rinci, sistematis dan pilihann kata yang digunakan haruslah
yang sudah diketahui umum. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa
pilihan kata yang digunakan haruslah yang sudah diketahui umum, sehingga para
followers tidak memiliki kesulitan dapat memahami bahasa dan informasi yang
diberikan.
148
Tabel 4.21 Promosi di Outlet Sesuai dengan Materi Tweet
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 1 1.00
Tidak Setuju 1 1.00
Ragu-ragu 12 11.40
Setuju 43 41.00
Sangat Setuju 48 45.60
Total 105 100
Dari tabel di atas pada pernyataan “Materi tweet promosi pada akun
twitter @steakholycow sesuai dengan promosi yang terdapat pada outlet
Holycow! Steak”, sebanyak 1 orang responden (1%) menjawab sangat tidak
setuju, dan 1 orang responden (1%) menjawab tidak setuju bahwa materi tweet
promosi pada akun twitter @steakholycow sesuai dengan promosi yang terdapat
pada outlet Holycow! Steak. Selanjutnya, sebanyak 12 orang responden (11.4%)
menjawab ragu-ragu bahwa materi tweet promosi pada akun twitter
@steakholycow sesuai dengan promosi yang terdapat pada outlet Holycow!
Steak, dan sebanyak 43 orang responden (41%) menjawab setuju bahwa materi
tweet promosi akun twitter @steakholycow sesuai dengan promosi yang ada pada
outlet Holycow! Steak. Sebanyak 48 orang responden (45.6%), menjawab sangat
setuju bahwa materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow sesuai
dengan promosi yang ada di outlet Holycow! Steak.
149
Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan
followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang
disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan
dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu
indikator dalam isi pesan adalah kelengkapan informasi. Menurut Nitisemito
(1996:142), kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan haruslah
lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau
penggunanya. Isi pesan haruslah menyeluruh dan mendetil sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Salah satu poin
kelengkapan informasi pada tweet Steak Holycow adalah kesesuaian promosi
penjualan yang diberikan di twitter dengan promosi yang berlangsung di outlet
Steak Holycow.
Hal ini mengindikasikan bahwa kelengkapan informasi pada twitter
@steakholycow sudah dapat dipahami oleh followers. Nitisemito (1996, 142)
menjelaskan bahwa kelengkapan informasi adalah bagaimana informasi yang
disampaikan harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima
pesan atau penggunanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Lucy Wiryono,
disebutkan bahwa salah satu konten dari tweet promosi akun twitter Steak
Holycow adalah memberkan informasi mengenai promosi apa saja yang sedang
berlangsung di outlet. Isi pesan haruslah mendetik dan menyeluruh. Dalm hal ini,
informas yang disampaikan sudah lengkap dan informasi yang disampaikan di
twitter sesuai dengan apa yang ada di outlet.
150
Tabel 4.22 Terdapat Informasi Lokasi pada Tweet Promosi Penjualan
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 1 1.00
Tidak Setuju 3 2.90
Ragu-ragu 17 16.20
Setuju 46 43.70
Sangat Setuju 38 36.20
Total 105 100.0
Dari tabel di atas, melalui pernyataan “Materi tweet promosi pada akun
twitter @steakholycow memiliki informasi mengenai lokasi outlet dimana
promosi berlaku”, sebanyak 1 orang responden (1%) menjawab sangat tidak
setuju, dan sebanyak 3 orang responden (2.9%) menjawab tidak setuju bahwa
materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki informasi
mengenai lokasi outlet dimana promosi berlaku. Sebanyak 17 orang responden
(16.2%) menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 46 orang responden (43.7%)
menajwab setuju dan sebanyak 38 responden (36.2%) menajwab sangat setuju
bahwa materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki
informasi mengenai lokasi outlet dimana promosi berlaku.
Hal ini mengindikasikan bahwa kelengkapan informasi pada twitter
@steakholycow sudah dapat dipahami oleh followers. Nitisemito (1996, 142)
menjelaskan bahwa kelengkapan informasi adalah bagaimana informasi yang
disampaikan harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima
151
pesan atau penggunanya. Salah satu indiaktor bahwa informas lengkap atau tidak
adalah keterangan mengenai lokasi dimana promosi penjualan berlaku. Dan pada
item pernyataan ini, followers menilai bahwa tweet @steakholycow sesuai dengan
pernyataan tersebut.
Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan
followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang
disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan
dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu
indikator dalam isi pesan adalah kelengkapan informasi. Menurut Nitisemito
(1996:142), kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan haruslah
lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau
penggunanya. Isi pesan haruslah menyelutuh dan menedtil sehingga informas
yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Salah satu poin
kelengkapan informasi pada tweet Steak Holycow adalah terdapatnya informasi
mengenai lokasi tempat promosi berlangsung. Dengan adanya informasi lokasi,
maka followers dapat dengan mudah mengetahui outlet mana yang dapat mereka
kunjungi untuk mendapatkan promosi tersebut.
152
Tabel 4.23 Terdapat Informasi Waktu Berlaku pada Tweet Promosi
Penjualan
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 4 3.80
Ragu-ragu 27 25.70
Setuju 44 41.90
Sangat Setuju 30 28.60
Total 105 100.00
Dari tabel di atas, pada pernyataan “Materi tweet promosi pada akun
twitter @steakholycow memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku
promosi”, dari 105 orang responden, sebanyak 4 orang (3.8%) menjawab tidak
setuju dan sebanyak 27 orang responden (25.7%) menjawab ragu-ragu bahwa
materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki informasi
mengenai rentang waktu berlaku promosi. Selanjutnya, sebanyak 44 orang
responden (41.9%) menjawab setuju bahwa materi tweet promosi pada akun
twitter @steakholycow memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku
promosi. Dan sebanyak 30 orang responden (28.6%) menjawab sangat setuju
bahwa materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki
informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi.
Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar kekerapan
followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan yang
disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet, berkaitan
153
dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah satu
indikator dalam isi pesan adalah kelengkapan informasi. Menurut Nitisemito
(1996:142), kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan haruslah
lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau
penggunanya. Isi pesan haruslah menyelutuh dan menedtil sehingga informas
yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Salah satu poin
kelengkapan informasi pada tweet Steak Holycow adalah adanya informasi
mengenai rentang waktu berlaku promosi. Dengan adanya informasi mengenai
rentang waktu berlaku promosi, hal tersebut dapat memicu para followers untuk
segera mendapatkan promosi penjualan di Steak Holycow.
Tabel 4.24 Terdapat Informasi Cara Mendapatkan Promosi
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 1 1.00
Tidak Setuju 3 2.90
Ragu-ragu 29 27.60
Setuju 45 42.80
Sangat Setuju 27 25.70
Total 105 100.0
Dari tabel di atas, pada pernyataan “materi tweet promosi pada akun
twitter @steakholycow memiliki informasi mengenai syarat dan cara untuk
mendapatkan promosi”, sebanyak 1 orang responden (1%) menajwab sangat tidak
154
setuju dan sebanyak 3 orang responden (2.9%) menjawab tidak setuju bahwa
materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki informasi
mengenai syarat dan cara untuk mendapatkan promosi. Selanjutnya, sebanyak 29
orang responden (27.6%) menjawab ragu-ragu bahwa materi tweet promosi pada
akun twitter @steakholycow memliki informasi mengenai syarat dan cara untuk
mendapatkan promosi. Dan sebanyak 45 orang responden (42.9%) menjawab
setuju, dan sebanyak 27 orang responden (25.7) menjawab sangat setuju bahwa
materi tweet promosi pada akun twitter @steakholycow memiliki informasi
mengenai syarat dan cara untuk mendapatkan promosi.
Hal ini mengindikasikan bahwa kelengkapan informasi pada twitter
@steakholycow sudah dapat dipahami oleh followers. Nitisemito (1996, 142)
menjelaskan bahwa kelengkapan informasi adalah bagaimana informasi yang
disampaikan harus lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima
pesan atau penggunanya. Dalam item pernyataan ini, followers menilai bahwa
informasi tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow sudah
lengkap dengan memberikan keterangan mengenai bagaimana syarat dan cara
untuk mendapatkan promosi tersebut.
Salah satu hal yang menjadi indikator dalam seberapa besar
kekerapan followers mendapat terpaan dari informasi adalah melalui isi pesan
yang disampaikan. Isi pesan yang disampaikan dalam hal ini adalah tweet,
berkaitan dengan kelengkapan dan kejelasan informasi yang disampaikan. Salah
satu indikator dalam isi pesan adalah kelengkapan informasi. Menurut Nitisemito
(1996:142), kelengkapan informasi adalah informasi yang disampaikan haruslah
155
lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau
penggunanya. Isi pesan haruslah menyelutuh dan menedtil sehingga informas
yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Salah satu poin
kelengkapan informasi pada tweet Steak Holycow adalah terdapatnya informasi
bagaimana untuk mendapatkan promosi tersebut. Dengan adanya informasi
tersebut, para followers selanjutnya dapat memproses informasi dan mengevaluasi
alternatif promosi tersebut. Apakah mereka suka rela dalam melakukan prosedur
promosi untuk mendapatkan promosi tersebut.
4.2.2.2 Analisis Data Per Sub-Variabel X2 (Isi Pesan)
Untuk memperoleh gamabran penilaian dalam hal isi pesan, dari skor
keseluruhan penilaian responden dilakukan pembagian kategori menggunakan
aturan skor ideal. Kuisioner yang diajukan untuk kesesuaian terdiri dari 7 item
pertanyaan, dengan responden berjumlah 103 orang. Dengan nilai pernyataan 1
sampai 5 (Sangat tidak setuju = 1, Tidak setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Setuju = 4,
dan Sangat Setuju = 5).
Selanjutnya untuk menentukan kategori kecenderungan jawaban
responden, terlebih dahulu diketahui innterval utnuk menentukan masing-masing
kelas. Hasil dari perhitungan ini didapatkan dengan rumus pengkategorian sebagai
berikut (Sudjana, 2007:47):
• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan
= 5 x 7 = 35
• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan
= 1 x 7 = 7
156
• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum
= 35 – 7 = 28
• Interval = Rentang data : banyaknya kategori
= 28 : 3 = 9,33 (dibulatkan menjadi 9)
Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing
kategori pada sub-variabel X2 adalah sebagai berikut:
• Kategori rendah = 7 – 15
• Kategori sedang = 16 – 24
• Kategori tinggi = 25 – 35
Tabel 4.25 Tingkat kategori Isi Pesan Terpaan Tweet pada Akun
Twitter @SteakHolycow
No. Kategori Isi Pesan Tweet Promosi Penjualan
Akun Twitter @SteakHolycow
f %
1 Rendah 2 1.90
2 Sedang 12 11.40
3 Tinggi 91 86.70
Total 105 100.00
Pada tabel di atas terlihat pendapat responden mengenai tingkat kategori
isi pesan tweet promosi penjualan pada kaun twitter @steakholycow sebanyak 2
orang responden (1.9%) berada pada kategori rendah, sedangkan sebanyak 12
orang responden (11.4%) berada pada kategori sedang. Dan sebanayk 91 orang
responden (86.7%) berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa
157
isi pesan pada tweet promosi penjaulan pada akun twitter @steakholycow
memiliki kategori yang tinggi.
Pesan yang disampaikan haruslah pesan yang bersifat mudah dimenegrti,
lengkap, dan tepat waktu utnuk meramalkan efek yang akan timbul pada
komunikan (Nitisemito, 1996:142). Isi pesan memiliki indikator yaitu kejelasan
informasi, kelengkapan informasi, dan aktualisasi pesan. Kejelasan informasi
yaitu sejauh mana keberadaan media dpat memberikan informasi yang jelas pada
penggunanya. Pesan yang disampaikan tidak berbelit-belit, kalimat yang
disamapikan tidak rumit dan mudah diverna. Sebaiknya gunakankan kata-kata
yang biasa diketahui oleh umum (Soemirat dan Ardianto, 2002:63). Kelengkapan
adalah informasi yang disampaikan haruslah lengkap sehingga tidak menimbulkan
karaguan terhadap penggunanaya. Artinya, isi pesan yang disampaikan harus
detik dan menyeluruh sehinbgga isi pesan dapat diterima dan dipahami dengan
baik. Kelengkapan isi pesan disini meliputi kelengkapan informasi yang berarti
suatu informasi yang lengkap sehingga dapat mendukung kejelasan informasi
serta keberagaman informasi (Nitisemito, 1996:142).
Isi pesan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow
dinilai lengkap dan jelas. Karena pada tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow, disampaikan secara jelas menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh para followers, sesuai dengan promosi yang berlaku di outlet
Holycow! Steak, memiliki informasi mengenai lokasi dimana promosi berlaku,
memiliki informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi, dan memiliki
informasi mengenai syarat dan cara untuk mendapatkan promosi.
158
4.2.3 Analisis Sub-variabel X3 (Daya Tarik)
Pada bagian ini akan dilakukan analisis deskriptif data penelitian untuk
sub-variabel X3 (Daya Tarik)secara per item dan per sub variabel.
4.2.3.1 Analisis Data per Item
Analisis deskripstif data penelitian yang dilakukan per item untuk sub-
variabel X3 (Daya Tarik) akan ditampilkan dengan menggunakan tabel sebagai
berikut
Tabel 4.26 Foto atau Gambar pada Tweet Menarik Perhatian
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 2 1.90
Ragu-ragu 20 19.00
Setuju 37 35.30
Sangat Setuju 46 43.80
Total 105 100.00
Dari tabel di atas pada pernyataan “Foto atau gambar pada twet akun
twitter @steakholycow menarik perhatian saya”. Dari 105 orang responden,
sebanyak 2 orang (1.9%) menjawab tidak setuju, dan sebanyak 20 orang
responden (19%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau gambar pada tweet akun
twitter @steakholycow menarik perhatian mereka. Selanjutnya, sebanyak 37
orang responden (35.2%) menjawab setuju, dan sebanyak 46 orang responden
159
(43.8%) menjawab bahwa foto atau gambar pada tweet akun twitter
@steakholycow menarik perhatian mereka.
Daya tarik pesan berkaitan dengan penggunaan gambar pada tweet
yang di posting. Foto atau gambar yang diposting tidak selalu dalam ranah
promosi, namun juga dalam informasi mengenai produk apa saja yang mereka
jual. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental
ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lainnya melemah. Perhatia atau atensi yang diberikan khalayak untuk
membaca timeline dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui
gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata yang menarik perhatian followers.
Dengan menggunakan foto dan gambar yang dapat menarik perhatian followers,
makan Steak Holycow dapat menimbulkan proses afeksi dalam diri followers.
Tabel 4.27 Foto atau Gambar pada Tweet Promosi Menarik Perhatian
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 2 1.90
Ragu-ragu 17 16.20
Setuju 37 35.20
Sangat Setuju 49 46.70
Total 105 100.0
Dari tabel di atas pada pernyataan “Foto atau gambar pada tweet akun
twitter @stakholycow menarik perhatian saya”. Dari 105 orang responden,
160
sebanyak 2 orang (1.9%) menjawab tidak setuju, sebanyak 17 orang responden
(16.2%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau gambar pada tweet promosi
penjualan akun twitter @steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 37 orang
responden (35.2%) menjawab setuju bahwa foto atau gambar pada tweet promosi
penjualan akun twitter @steakholycow menarik perhatian mereka. Dan,
sebanayak 49 orang responden (46.7%) menjawab bahawa foto atau gambar pada
tweet promosi penjaulan akun twitter @steakholycow menarik perhatian.
Daya tarik pesan berkaitan dengan penggunaan gambar pada tweet yang di
posting. Foto atau gambar yang diposting dalam tweet promosi penjualan, sudah
seharusnya dapat menarik perhatian followers. Tidak hanya menarik perhatian
untuk melihat namun juga mencoba. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau
atensi adalah proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatia atau
atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun
Steak Holycow dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata
yang menarik perhatian followers. Dengan menggunakan foto dan gambar yang
dapat menarik perhatian followers, makan Steak Holycow dapat menimbulkan
proses afeksi dalam diri followers sehingga mereka tertarik untuk mengunjungi
Steak Holycow.
161
Tabel 4.28 Foto atau Gambar pada Tweet Promosi Menimbulkan Minat Beli
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 2 1.90
Ragu-ragu 25 23.80
Setuju 35 33.30
Sangat Setuju 43 41.00
Total 105 100.00
Dari tabel di atas, berdasarkan pernyataan “foto atau gambar pada tweet
promosi akun twitter @steakholycow menimbulkan minat beli saya”, dari 105
orang responden, sebanyak 2 orang responden (1.9%) menjawab tidak setuju, dan
sebanyak 25 orang responden (23.8%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau
gamabr pada tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow
menimbulkan minat beli mereka. Selanjutnya, sebanyak 35 orang responden
(33.3%) menjawab setuju dan sebanyak 43 orang responden (41%) menjawab
sangat setuju bahwa foto atau gambar pada tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow menimbulkan minat beli mereka.
Daya tarik pesan berkaitan dengan penggunaan gambar pada tweet yang di
posting. Foto atau gambar yang diposting dalam tweet promosi penjualan, sudah
seharusnya dapat menarik perhatian followers. Tidak hanya menarik perhatian
untuk melihat namun juga mencoba. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau
atensi adalah proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian atau
162
atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun
Steak Holycow dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata
yang menarik perhatian followers. Dengan menggunakan foto dan gambar yang
dapat menarik perhatian followers, makan Steak Holycow dapat menimbulkan
minat beli pada followers.
Tabel 4.29 Avatar Akun Merepresentasikan Merek
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 4 3.80
Ragu-ragu 14 13.30
Setuju 42 40.00
Sangat Setuju 45 42.90
Total 105 100.00
Berdasarkan tabel di atas, pada pernyataan “Foto atau gamabr avatar akun
twitter @steakholycow merepresentasikan Steak Holycow” dari 105 orang
responden, sebanyak 4 orang (3.8%) menjawab tidak setuju, sebanyak 14 orang
responden (13.3%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau gambar avatar akun
twitter @steakholycow merepresentasikan SteakHolycow. Dan sebanyak 42 orang
responden (40%) menjawab setuju dan sebanyak 45 orang responden (42.9%)
menjawab sangat setuju atas pernyataan foto atau gambar avatar akun twitter
@steakholycow merepresntasikan Steak Holycow.
Avatar adalah sebuah ikon atau foto yang dipajang oleh pemilik akun
twitter sebagai salah satu identitas dari akun mereka. Relevansi antara foto yang
163
dipajang akan dapat mewakilkan atau menggambarkan apa dan siapa dari akun
tersebut. Dengan gambarr yang dapat merepresentasikan produk atau merk yang
dimiliki, para followers akan memiliki kepercayaan terhadap produk tersebut.
Daya tarik pesan berkaitan dengan penggunaan gambar pada tweet yang di
posting. Foto atau gambar yang diposting dalam tweet promosi penjualan, sudah
seharusnya dapat menarik perhatian followers. Tidak hanya menarik perhatian
untuk melihat namun juga mencoba. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau
atensi adalah proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatia atau
atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun
Steak Holycow dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata
yang menarik perhatian followers. Dengan menggunakan foto avatar yang dapat
merepresentasikan produk dan perusahaan, maka akan ada kepercayaan dari
followers terhadap produk dan perusahaan yang melakukan usaha pemasaran.
164
Tabel 4.30 Foto atau Gambar pada Tweet Promosi Relevan
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 2 1.90
Ragu-ragu 27 25.70
Setuju 44 41.90
Sangat Setuju 32 30.50
Total 105 100.00
Dari tabel berdasarkan pernyataan “Foto atau gambar pada tweet promosi
akun twitter @steakholycow relevan dengan isi pesan tweetnya”, dari 105 orang
responden, sebanyak 2 orang responden (1.9%) menjawab tidak setuju, dan
sebanyak 27 orang responden (25.7%) menjawab ragu-ragu bahwa foto atau
gamabr pada tweet promosi akun twitter @steakholycow relevean dengan isi
tweetnya. Dan sebanyak 44 orang repsonden (41.9%) menjawab setuju dan
sebanyak 32 orang responden (30.5%) menjawab sangat setuju bahwa foto atau
gambar pada tweet promosi akun twitter @steakholycow releven dengan isi
tweetnya.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:268), stimuli nonverbal seperti foto
dan gamabr cenderung memperkuat argumen pesan. Dalam hal ini, bagaimana
foto atau gambar yang diposting dan digunakan sebagai avatar pada akun twitter
@steakholycow menjadi daya tarik yang cukup kuat bagi para followers akun
twitter @steakholycow. Sehingga, semakin baik dan menarik foto atau gambar
yang digunakan, akan menarik minat serta perhatian para followers. . Menurut
165
Rakhmat (2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental ketika stimuli atau
rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya
melemah. Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline
dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga
penggunaan kata-kata yang menarik perhatian followers. Dengan penggunaan
gambar yang relevan, dapat memperkuat stimuli pada diri followers.
Tabel 4.31 Kata-kata pada Tweet Menarik Perhatian
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 3 2.90
Ragu-ragu 23 21.90
Setuju 50 47.60
Sangat Setuju 29 27.60
Total 105 100.0
Dari tabel berdasarkan pernyataan “Kata-kata pada tweet akun twitter
@steakholycow menarik erhatian saya”, sebanyak 3 orang responden (2.9%)
menjawab tidak setuju, dan sebanyak 23 orang responden (21.95) menjawab ragu-
ragu bahwa kata-kata pada tweet akun twitter @steakholycow menarik perhatian
saya. Dan sebanyak 50 orang responden (47.6%) menjawab setuju, serta sebanyak
29 orang responden (27.6%) menjawab sangat setuju bahwa kata-kata pada tweet
akun twitter @steakholycow menarik perhatian mereka.
Dengan penggunaan kata-kata yang mudah dipahami, followers dapat
dengan mudah mencerna dan menyimpan data mengenai informasi yang
166
disampaikan. Penggunaan kata-kata yang menarik dapat digambarkan dengan
kata-kata yang mudah dibaca dan mudah dimengerti. Menurut Rakhmat
(2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental ketika stimuli atau
rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya
melemah. Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline
dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui kata-kata yang
digunakan dapat menarik perhatian para followers setidaknya untuk
menyempatkan membaca tweet tersebut.
Tabel 4.32 Kata-kata pada Tweet Promosi Menarik
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 3 2.90
Ragu-ragu 21 20.00
Setuju 41 39.00
Sangat Setuju 40 38.10
Total 105 100.00
Dari pernyataan “kata-kata pada tweet promosi akun twitter
@steakholycow membuat saya tertarik membeli Steak Holycow”, sebanyak 3
orang responden (2.9%) menjawab tidak setuju, dan sebanyak 21 orang responden
(20%) menjawab ragu-ragu bahwa kata-kata pada tweet promosi akun twitter
@steakholycow membuat mereka tertarik dalam membeli. Dan sebnayak 41
orang responden (39%) menjawab setuju dan sebanyak 40 orang responden
167
(38.1%) menjawab sangat setuju apabila kata-kata pada tweet promosi akun
twitter @steakholycow membuat mereka tertarik dalam membeli Steak Holycow.
Dengan penggunaan kata-kata yang mudah dipahami, followers dapat
dengan mudah mencerna dan menyimpan data mengenai informasi yang
disampaikan. Penggunaan kata-kata yang menarik dapat digambarkan dengan
kata-kata yang mudah dibaca dan mudah dimengerti. Menurut Rakhmat
(2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental ketika stimuli atau
rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya
melemah. Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline
dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui kata-kata yang
digunakan dapat menarik perhatian para followers setidaknya untuk
menyempatkan membaca tweet tersebut.
Tabel 4.33 Kata-kata pada Tweet Promosi Persuasif
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 2 1.90
Ragu-ragu 36 34.30
Setuju 40 38.10
Sangat Setuju 27 25.70
Total 105 100.00
Dari pernyataan “kata-kata pada tweet promosi akun twitter
@steakholycow sangat persuasif”, sebanyak 2 orang responden (1.9%) menjawab
tidak setuju, dan sebanyak 36 orang responden (34.3%) menjawab ragu-ragu
168
apabila kata-kata pada tweet promosi akun twitter @steakholycow sangat
persuasif. Dan sebanyak 40 orang responden (38.1%) menjawab setuju,
sedangkan sebanyak 27 orang responden (25.7%) menjawab sangat setuju bahwa
kata-kata pada tweet promosi akun twitter @steakholycow sangat persuasif.
Dengan penggunaan kata-kata yang mudah persuasif , followers akan
digugah minatafeksi dalam dirinya untuk segera mencoba dan mengunjungi Steak
Holycow. Penggunaan kata-kata yang persuasif dapat digambarkan dengan kata-
kata yang mengajak, mendorong dan mengarahkan para followers untuk
mengunjungi Steak Holycow. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau atensi
adalah proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian atau atensi yang
diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun Steak Holycow
dapat dinilai melalui kata-kata yang persuasif, yang dapat mengajak para
followers untuk mencoba dan mengunjungi Steak Holycow. Meskipun efek pesan
persuasif tidak langsung dengan para followers mengunjungi, setidaknya ada
minat dari followers sebagai dampak dari kalimat persuasif yang diutarakan.
169
Tabel 4.34 Kata-kata pada Tweet Promosi Mudah Dipahami
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 1 1.00
Ragu-ragu 22 21.00
Setuju 51 48.50
Sangat Setuju 31 29.50
Total 105 100.00
Dari pernyataan “kata-kata pada tweet promosi akun twitter
@steakholycow dengan mudah saya pahami”, sebnayak 1 orang responden (1%)
menjawab tidak setuju, dan sebanayk 22 orang responden (21%) menjawab ragu-
ragu bahwa kata-kata pada tweet promosi akun twitter @steakholycow dengan
mudah mereka pahami. Selanjutnya, sebanyak 51 orang responden (48.5%)
menjawab setuju dan sebanyak 31 orang responden (29.5%) menjawab sangat
setuju bahwa kata-kata pada tweet promosi akun twitter @steakholycow dapat
mereka pahami.
Dengan penggunaan kata-kata yang mudah dipahami, followers dapat
dengan mudah mencerna dan menyimpan data mengenai informasi yang
disampaikan. Penggunaan kata-kata yang menarik dapat digambarkan dengan
kata-kata yang mudah dibaca dan mudah dimengerti. Menurut Rakhmat
(2005:52), daya tarik atau atensi adalah proses mental ketika stimuli atau
rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya
melemah. Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca timeline
170
dan tweet dari akun Steak Holycow dapat dinilai melalui kata-kata yang persuasif,
yang dapat mengajak para followers untuk mencoba dan mengunjungi Steak
Holycow. Meskipun efek pesan persuasif tidak langsung dengan para followers
mengunjungi, setidaknya ada minat dari followers sebagai dampak dari kalimat
persuasif yang diutarakan.
4.2.3.2 Analisis Data per Sub-variabel X3 (Daya Tarik)
Untuk memperoleh gamabran penilaian dalam hal isi pesan, dari skor
keseluruhan penilaian responden dilakukan pembagian kategori menggunakan
aturan skor ideal. Kuisioner yang diajukan untuk kesesuaian terdiri dari 10 item
pertanyaan, dengan responden berjumlah 103 orang. Dengan nilai pernyataan 1
sampai 5 (Sangat tidak setuju = 1, Tidak setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Setuju = 4,
dan Sangat Setuju = 5).
Selanjutnya untuk menentukan kategori kecenderungan jawaban
responden, terlebih dahulu diketahui innterval utnuk menentukan masing-masing
kelas. Hasil dari perhitungan ini didapatkan dengan rumus pengkategorian sebagai
berikut (Sudjana, 2007:47):
• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan
= 5 x 10 = 50
• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan
= 1 x 10 = 10
• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum
= 50 – 10 = 40
171
• Interval = Rentang data : banyaknya kategori
= 28 : 3 = 13,33 (dibulatkan menjadi 13)
Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing
kategori pada sub-variabel X3 adalah sebagai berikut:
• Kategori rendah = 10 – 23
• Kategori sedang = 24 – 37
• Kategori tinggi = 38 – 50
Tabel 4.35 Tingkat kategori Daya Tarik Terpaan Tweet pada Akun Twitter
@SteakHolycow
No. Kategori Daya Tarik Tweet Promosi Penjualan
Akun Twitter @SteakHolycow
f %
1 Rendah 2 2.00
2 Sedang 20 19.00
3 Tinggi 83 79.00
Total 105 100.00
Pada tabel di atas, dijelaskan bahwa kategori daya tarik tweet promosi
penjualan akun twitter @steakholycow. Dua orang responden (1.9%) berada di
kategori rendah, sebanyak 20 orang responden (19%) ada di kategori sedang dan
sebanyak 83 orang responden (79%) berada di kategori tinggi. Hal ini
mengindikasikan bahwa daya tarik pada tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow memiliki kategori yang tinggi. Disamping itu, daya tarik tweet
promosi penjualannya disajikan dengan menarik sehingga dapat menarik
172
perhatian followers akun twitter @steakholycow. Daya tarik pada tweet dapat
terlihat dari foto atau gambar yang di posting dan foto avatar yang digunakan oleh
akun twitter @steakholycow menarik perhatian, relevan dengan isi pesan dan
menimbulkan minat beli para followers. Serta kata-kata yang digunakan dalam
tweet promosi penjualannya mudah dipahami dan persuasif.
Dalam Rakhmat (2005), hubungan antara khalayak dengan isi media
meliputi perhatian. Menurut Rakhmat (2005:52), daya tarik atau atensi adalah
proses mental ketika stimuli atau rnagkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian atau atensi yang
diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun Steak Holycow
dapat dinilai melalui kata-kata yang persuasif, gambar atau foto yang relevan dan
menarik, yang dapat mengajak para followers untuk mencoba dan mengunjungi
Steak Holycow. Meskipun efek pesan persuasif tidak langsung dengan para
followers mengunjungi, setidaknya ada minat dari followers sebagai dampak dari
kalimat persuasif yang diutarakan dan foto atau gambar yang diposting.
4.2.4 Analisis per Variabel X (Terpaan Tweet Promosi Penjualan Akun
Twitter @SteakHolycow)
Setelah dilakukan analisis persub-variabel, dan diketahui hasil kategori
masing-masing sub variabel. Selanjutnya penulis melakukan analisis variabel
terpaan berdasarkan olah data yang telah dilakukan. Dalam perhitungannya
penulis mengkategorikan responden berdasarkan kategorinya yang dibagi menjadi
173
tiga kategori yaotu tinggi, sedang dan rendah. Hasil perhitungan kategori
didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan
= 5 x 26 = 130
• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan
= 1 x 26 = 26
• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum
= 130 – 26 = 104
• Interval = Rentang data : banyaknya kategori
= 104 : 3 = 34.67 (dibulatkan menjadi 35)
Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing
kategori pada sub-variabel X adalah sebagai berikut:
• Kategori rendah = 26 – 61
• Kategori sedang = 62 – 96
• Kategori tinggi = 97 – 130
Tabel 4.36 Timgkat Kategori Terpaan Tweet Promosi Penjualan
Akun Twitter @SteakHolycow
No. Kategori Terpaan Tweet Promosi Penjualan
Akun Twitter @SteakHolycow
f %
2 Sedang 30 28.60
3 Tinggi 75 71.40
Total 105 100.00
174
Pada tabel di atas, dari 105 orang responden terlihat sebanyak 30 orang
responden (28.6%) berada pada kategori sedang pada tingkat terpaan tweet
promosi penjualan akun twitter @steakholycow. Dan sebanyak 75 orang
responden (71.4%) berada di kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa
terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow memiliki kategori
tinggi.
Dalam ilmu komunikasi, terpaan adalah perilaku akibat penggunaan
media. Menurut Effendy (1989:124), terpaan media adalah keadaan terkena pesan
yang disebarkan melalui media massa kepada khalayak. Menurut Shore dalam
Kriyantono (2007:204), terpaan atau exposure adalah:
“exposure is more complicated than access because it is ideal not only with what a person is within physical (range of the particular mass medium) but also whether person is actually exposed to the message. Exposure is hearing, seeing, reading or most generally, experiencing, with at elast a minimal amount of interest the mass media message. The exposure might occure to a individual or group level.”
Dari definisi tersebutt, dapat diartikan bahwa terpaan leih rumit dari
sebuah akses, karena terpaan adalah hal ideal tidak hanya melalui tampilan fisik,
namun juga melalui bagaimana seseorang benar-benar diterpa oleh sebuah pesan.
Terpaan adalah kegiatan mendengar, melihat, membaca, atau yang paling umum
adalah mengalami seminimal mungkin pesan yang disampaikan. Terpaan dapat
terjadi pada individual ataupun dalam level kelompok.
Alo Liliweri menjelaskan bahwa terpaan dalam ilmu komunikasi adalah
perilaku penggunaan media yang meliputi:
175
• Intensitas tayangan. Dalam intensitas terdapat frekuensi dan durasi.
Frekuensi adalah ketetapan pesan atau informasi ditayangkan, sednagkan
durasi adalah masa tayangan informasi atau pesan tersebut.
• Isi pesan informasi, artinya pesan yang disampaikan dapat menggugah
minat individu yang membacanya
• Daya tarik pesan atau informasi. Daya tarik menyangkut unsur baik audio
ataupun visual yang berupa gamabr hidup atau tidak yang menimbulkan
kesan yang mendalam bagi pembacanya. (Liliweri, A., 1992:73-76)
Penelitian ini mengacu pada teori Kognitif Respon dari Belch & Belch.
Teori ini menjelaskan tentang proses kognisi iklan, melalui tahap pengolahan
informasi (kognisi), perubahan sikap terhadap merek (afeksi), yang akhirnya
menuju pada keputusan atau minat pembelian (konasi) (E. Belch& E. Belch,
Advertising and Promotion an Integrated Marketing Communicatrion Perspective,
2007:157). Variabel terpaan pada penelitian ini menggunakan sub variabel
intensitas, isi pesan, dan daya tarik pesan yang diungkapkan oleh Alo Liliweri.
Berdasarkan tabel 4.36 di atas, sebagian besar dari responden berada
dikategori tinggi dalam tingkat terpaan tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum para followers dari
akun twitter @steakholycow dipersepsikan terkena terpaan tweet promosi
penjualan yang cukup tinggi.
176
4.2.5 Analisis Variabel Y (Minat Beli Followers)
Pada sub-bab ini akan dilakukan analisis deskriptif data penelitian untuk
variabel Y (Minat Beli Followers) secara per item pada variabel Y yang
berjumlah 15 item pertanyaan.
4.2.5.1 Analisis Data per Item Variabel Y (Minat Beli Followers)
Analisis deskriptif data penelitian yang dilakukan per item variabel Y pada
bagian ini akan disajikan dengan menggunakan tabel tunggal. Berikut tabel
hasilnya:
Tabel 4.37 Konsumen merasa tertarik dengan produk Steak Holycow
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 2 1.90
Ragu-ragu 22 21.00
Setuju 41 39.00
Sangat Setuju 40 38.10
Total 105 100.00
Dari tabel pada pernyataan “Saya merasa tertarik dengan produk Steak
Holycow”,dari 105 orang responden, sebanayk 2 orang responden (1.9%)
menjawab tidak setuju dan sebanyak 22 orang responden (21%) menjawab ragu-
ragu apabila mereka tertarik dengan produk Steak Holycow. Dan sebanyak 41
orang responden (39%) menjawab setuju, sedangkan sebnayak 40 orang
177
responden menjawab (38.1%) sangat setuju apabila mereka merasa tertarik
dengan produk Steak Holycow.
Hal ini mengindikasikan bahwa, followers sudah memiliki ketertarikan
awal dengan produk Steak Holycow. Proses keputusan pembelian, berawal dari
minat pembelian yang berasal ketika (calon) konsumen menyadari adanya
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Menurut Engel et
al (1995:150), ada dua faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuham yaitu
waktu dan konsumsi produk. Dalam hal ini, followers dapat mulai merasa tertarik
dengan Steak Holycow dapat dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal seperti
informasi yang dibaca melalui tweet dari akun twitter @steakholycow. Menurut
Kotler dan Keller (2003:181), minat beli atau willingness to buy adalah sebuah
perilaku konsumen dimana konsumen memiliki keinginan dalam membeli atau
memiliki suatu produk berdasarka pengalaman dalam memilih, menggunakan dan
menginginkan suatu produk. Dengan para followers memiliki ketertarikan dengan
produk Steak Holycow, dapat mengindikasikan bahwa mereka menyadari adanya
ketertarikan dan keinginan untuk mendapatkan produk Steak Holycow.
178
Tabel 4.38 KonsumenTertarik dengan Program Promosi
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 3 2.90
Ragu-ragu 18 17.10
Setuju 43 41.00
Sangat Setuju 41 39.00
Total 105 100.0
Dari tabel di atas, pada pernyataan “Saya merasa tertarik dengan program
promosi yang dilakukan oleh Steak Holycow , sebanyak 3 orang responden
(2.9%) menjawab tidak setuju, dan sebanyak 18 orang responden (17.1%)
menjawab ragu-ragu mereka tertarik dengan program promosi yang dilakukan
oleh Steak Holycow. selanjutnya, sebanyak 43 orang responden (41%) menjawab
setuju dan sebanyak 41 orang responden (39%) menjawab sangat setuju bahwa
mereka tertarik dengan program promosi yang dilakukan oleh Steak Holycow.
Hal ini mengindikasikan bahwa, followers sudah memiliki ketertarikan
awal dengan produk Steak Holycow. Proses keputusan pembelian, berawal dari
minat pembelian yang berasal ketika (calon) konsumen menyadari adanya
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Menurut Engel et
al (1995:150), ada dua faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuham yaitu
waktu dan konsumsi produk. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemasar
dengan melakukan prmosi penjualan di Steak Holycow, melalui tweet promosi
penjualan, produsen Holycow harus mampu menciptakan tweet yang menarik
179
sehingga followers dapat tertarik perhatiannya dengan promosi yang sedang
berlangsung. Menurut Kotler dan Keller (2003:181), minat beli atau willingness to
buy adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen memiliki keinginan
dalam membeli atau memiliki suatu produk berdasarka pengalaman dalam
memilih, menggunakan dan menginginkan suatu produk. Dengan para followers
memiliki ketertarikan dengan produk Steak Holycow, dapat mengindikasikan
bahwa mereka menyadari adanya ketertarikan dan keinginan menikmati promosi
yang ditawarkan oleh Steak Holycow. Engel et al (1995:150) menjelaskan bahwa
pada tahap pengenalan masalah, sebuah produk harus dapat memeuhi harapan
kosnumen sehingga dapat menumbuhkan kebutuhan ketika pembelian ulang .
Tabel 4.39 Konsumen Merasa Perlu Memanfaatkan Promosi
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 1 1.00
Tidak Setuju 3 2.90
Ragu-ragu 31 29.50
Setuju 39 37.10
Sangat Setuju 31 29.50
Total 105 100.00
Dari tabel pada pernyataan “saya merasa perlu memanfaatkan program
promosi yang dilakukan oleh Steak Holycow”, dari 105 orang responden,
sebanyak 1 orang responden (1%) menjawab sangat tidak setuju, dan 3 orang
responden (2.9%) menjawab tidak setuju bahwa mereka perlu memanfaatkan
180
program promosi dari Steak Holycow. Selanjutnya, sebanyak 31 orang responden
(29.5%) menjawab ragu-ragu, sebanyak 39 orang responden (37.1%) menjawab
setuju apabila mereka merasa perlu memanfaatkan program promosi yang
dilakukan oleh Steak Holycow. Dan sebanyak 31 orang responden (29.5%)
menjawab bahwa mereka sangat setuju untuk memanfaatkan program promosi
yang dilakukan Steak Holycow.
Salah satu hal yang perlu dilakukan oleh para pemasar adalah menciptakan
atmosfir dimana produk yang mereka jual adalah menjadi kebutuhan para
konsumennya. Dengan membuat para konsumen merasa memerlukan produk,
konsumen akan cenderung melakukan usaha untuk mendapatkan hal tersebut.
Dalam hal ini, followers responden menjawab bahwa mereka merasa perlu untuk
memanfaatkan program promosi penjualan yang dilakukan oleh Steak Holycow.
Menurut Engel et al (1995:150), proses pembelian dimulai ketika konsumen
menyadari adanya kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal.
Dan pemasar perlu membangkitkan rasa kebutuhan dalam diri followers terhadap
produk yang mereka jual. Dengan adanya rasa perlu untuk memanfaatkan promosi
yang ditawarkan, followers sudah ada pada tahap membutuhkan promosi
penjualan yang ditawarkan.
181
Tabel 4.40 Konsumen Mendapat Informasi Steak Holycow dari Orang Lain
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 3 2.90
Tidak Setuju 8 7.60
Ragu-ragu 30 28.50
Setuju 32 30.50
Sangat Setuju 32 30.50
Total 105 100.00
Dari tabel pada pernyataan “saya mendapatkan informasi mengenai Steak
Holycow dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja), sebanyak 3 orang
responden (2.9%) menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 8 orang responden
(7.6%) menjawab tidak setuju bahawa mereka mendapatkan informasi mengenai
Steak Holycow dari orang lain. Selanjutnya, sebanyak 30 orang responden
(28.6%) responden menjawab ragu-ragu apabila mereka mendapatkan informasi
mengenai Steak Holycow dari orang lain (keluarga, teman, atau rekan kerja),
sebanayk 32 orang responden (30.5%) menjawab setuju, dan sebanyak 32 orang
responden (30.5%) menjawab sangat setuju apabila mereka mendapatkan
informasi mengenai Steak Holycow dari orang lain (teman, keluarga, atau rekan
kerja).
Tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian informasi.
Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi
dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi
182
dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang dbutuhkan, mereka
akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber informasi yang
didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber, salah satunya
sumber pribadi, sebagai significant others dari follwoers yang memiliki hubungan
dekat dengan followers.seperti keluarga, teman, dan rekan kerja. Menrut Kotler
dan Keller (2001:205), salah satu sumber yang dapat dijadikan sumber informasi
adalah melalui keluarga, teman, dan rekan kerja.
Tabel 4.41 Konsumen Mendapat Informasi Steak Holycow dari Jejaring
Sosial
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 5 4.80
Tidak Setuju 1 1.00
Ragu-ragu 17 16.20
Setuju 45 42.80
Sangat Setuju 37 35.20
Total 105 100.00
Dari tabel pernyataan “Saya mendapatkan informasi mengenai Steak
Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, Instagram), sebanayk 5 orang
responden menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 1 orang responden (1%)
menjawab tidak setuju apabila mereka mendapatkan informasi mengenai Steak
Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, Instagram). Kemudian, sebanyak
17 orang responden (16.2%) menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 45 orang
183
responden (42.8%) menjawab setuju apabila mereka mendapatkan informasi
mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial (Twitter, Facebook, Instagram). Dan
sebanayk 37 orang responden (35.2%) menjawab sangat setuju jika mereka
mendapatkan informasi mengenai Steak Holycow dari jejaring sosial (Twitter,
Facebook, Instagram).
Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas
termotivasi dari penegtahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan
informas dari lingkungan. Sehingga, pada hal ini, followers akun twitter Steak
Holycow mendapatkan informasi mengenai Steak Holycow baik dari jejaring
sosial dan orang lain. Karena tidak hanya melalui media, namun kekuatan word of
mouth juga dapat membantu tersebarnya informasi.
Menurut Kotler (2001:205), dalam pencarian informasi, tahapan
konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin sampai pada
tahap pengumpulan informasi dari ebrbagi sumber meliputi:
• Sumber pribadi: keluarga, teman, rekan kerja
• Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di
toko
• Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
• Sumber pengalaman: penanganan, pengkajiann, dan pemakaian produk
184
Tabel 4.42 Konsumen Follow untuk Mengetahui Informasi Produk
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 2 1.80
Tidak Setuju 4 3.80
Ragu-ragu 18 17.10
Setuju 39 37.10
Sangat Setuju 42 40.00
Total 105 100.00
Dari tabel pernyataan “Saya mem-follow akun twitter @steakholycow
untuk mengetahui informasi produki terbaru Steak Holycow”, sebanyak 2 orang
responden (1.9%) menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 4 orang responden
(3.8%) menjawab tidak setuju bahwa mereka mem-follow akun twitter
@steakholycow untuk mengetahui informasi produk terbaru Steak Holycow.
sebanyak 39 orang responden (37.1%) menjawab setuju dan sebanayk 42 orang
responden (40%) menjawab sangat setuju apabila mereka mem-follow akun
twitter @steakholycow untuk mengetahui informasi produk terbaru dari Steak
Holycow.
Tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian informasi.
Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi
dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi
dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang dbutuhkan, mereka
185
akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber informasi yang
didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber, salah satunya
adalah jejaring sosial. Ketika seorang followers berminat mengetahui informasi
lebih lanjut mengenai sebuah produk, terlebih produk tersebut memiliki akun
jejaring sosial seperti twitter untuk memberikan informasi terbaru, sumber
tersebut dapat menjadi salah satu sumber utama bagi followers karena informasi
berasal dari pihak pemasar yang tentu dapat dipercaya.
Tabel 4.43 Konsumen Follow untuk Mengetahui Informasi Promosi
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 2 1.90
Tidak Setuju 2 1.90
Ragu-ragu 14 13.30
Setuju 36 34.30
Sangat Setuju 51 48.60
Total 105 100.00
Dari tabel di atas berdasarkan pernyataan “Saya mem-follow akun twitter
@steakholycow untuk mengetahui informasi promosi terbaru Steak Holycow”,
sebanyak 2 orang responden menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 2 orang
responden (1.9%) menjawab tidak setuju apabila mereka mem-follow akun twitter
@steakholycow untuk mengetahui informasi promosi terbaru dari Steak Holycow.
selanjutnya, sebanyak 14 orang responden (13.3%) menjawab ragu-ragu dan
sebanyak 36 orang responden (34.3%) menjawab setuju apabila mereka mem-
186
follow akun twitter @steakholycow untuk mengetahui informasi promosi terbaru
dari Steak Holycow. Dan sebanyak 51 orang responden (48.6%) menjawab sangat
setuju apabila mereka mem-follow akun twitter @steakholycow untuk
mengetahui informas promosi terbaru Steak Holycow.
Tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian informasi.
Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi
dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi
dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang dbutuhkan, mereka
akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber informasi yang
didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber, salah satunya
adalah jejaring sosial. Ketika seorang followers berminat mengetahui informasi
lebih lanjut mengenai sebuah produk, terlebih produk tersebut memiliki akun
jejaring sosial seperti twitter untuk memberikan informasi terbaru, sumber
tersebut dapat menjadi salah satu sumber utama bagi followers karena informasi
berasal dari pihak pemasar yang tentu dapat dipercaya. Salahs satu alasan atau
motivasi bagi followers untuk mem-follow akun twitter @steakholycow adalah
mengetahui informas promosi terbaru mengenai Steak Holycow.
187
Tabel 4.44 Konsumen Mencari Tahu Promosi dari Akun Twitter
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 2 1.90
Tidak Setuju 2 1.90
Ragu-ragu 14 13.30
Setuju 48 45.70
Sangat Setuju 39 37.20
Total 105 100.00
Berdasarkan tabel atas pernyataan “Saya mencari tahu promosi yang
berlangsung di Steak Holycow melalui akun twitter @steakholycow”, sebanyak 2
orang responden menjawab sangat tidak setuju, sebanyak 2 orang responden
(1.9%) menjawab tidak setuju apabila mereka mencari tahu promosi yang
berlangsung di Steak Holycow melalui akun twitter @steakholycow. Selanjutnya,
sebanyak 14 orang responden (13.3%) menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 48
orang responden (45.7%) menjawab setuju apabila mereka mencari tahu promosi
yang berlangsung di Steak Holycow melalui akun twitter @steakholycow.
Menurut Kotler (2001:205), ketika konsumen mengetahui apa yang
dibutuhkan atau diinginkan, konsumen akan melakukan pencarian informasi
mengenai produk yang diinginkan. Dalam hal ini, para followers dari akun twitter
@steakholycow berusaha mencari tahu mengenai informasi terbaru produk dan
promosi yang berlangsung di Steak Holycow melalui akun twitter
@steakholycow. Ketika followers sudah mencari tahu mengenai promosi yang
188
berlaku melalui akun jejaring sosial, hal itu mengindikasikan kegiatan dan usaha
aktif dari followers untuk memenuhi kebutuhannya akan produk Steak Holycow.
melalui pengumpulan informasi, followers dapat mengetahui berbagai informasi
yang mereka inginkan seperti produk dan promosi, serta keistimewaan dari
produk Steak Holycow.
Tabel 4.45 Konsumen Berminat Bertanya Mengenai Produk
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 2 1.90
Tidak Setuju 7 6.70
Ragu-ragu 24 22.80
Setuju 46 43.80
Sangat Setuju 26 24.80
Total 105 100.00
Dari tabel pada pernyataan “saya berminat menanyakan informasi
mengenai produk Steak Holycow pada akun twitter @steakholycow”, sebanyak 2
orang responden menjawab sanagt tidak setuju, sebanyak 7 orang responden
menjawab tidak setuju dalam berminat menanyakan informasi mengenai produk
Steak Holycow pada akun twitter @steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 24
orang responden (22.9%) menjawab rgau-ragu, dan sebanayk 46 orang responden
(43.8%) menjawab setuju untuk berminat menanyakan informasi mengenai
produk Steak Holycow kepada akun twitter @steakholycow. Dan sebnayak 26
189
orang responden (24.8%) menjawab sangat setuju dalam menanyakan informasi
mengenai produk Steak Holycow kepada akun twitter @steakholycow.
Secara umum, followers mendapatkan sebagian besar informasi mengenai
suatu produk dari sumber komersial atau publik yang didominasi oleh pemasar.
Tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian informasi.
Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas termotivasi
dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi
dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang dbutuhkan, mereka
akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber informasi yang
didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber, salah satunya
adalah jejaring sosial. Ketika seorang followers berminat mengetahui informasi
lebih lanjut mengenai sebuah produk, terlebih produk tersebut memiliki akun
jejaring sosial seperti twitter untuk memberikan informasi terbaru, sumber
tersebut dapat menjadi salah satu sumber utama bagi followers karena informasi
berasal dari pihak pemasar yang tentu dapat dipercaya. Ketika followers memiliki
minat untuk bertanya mengenai produk, merupakan salah satu indikator bagi
followers mencari informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh Steak
Holycow.
190
Tabel 4.46 Konsumen Berminat Bertanya Mengenai Promosi
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 2 1.90
Tidak Setuju 8 7.60
Ragu-ragu 19 18.10
Setuju 48 45.70
Sangat Setuju 28 26.70
Total 105 100.00
Dari tabel pada pernyataan “saya berminat menanyakan informasi
mengenai promosi Steak Holycow kepada akun twitter @steakholycow”,
sebanyak 2 orang responden menjawab sangat tidak setuju, dan sebanyak 8 orang
responden (7.6%) menjawab tidak setuju dalam menanyakan promosi Steak
Holycow kepada akun twitter @steakholycow. Selanjutnya, sebanyak 19 orang
responden (18.1%) menjawab ragu-ragu , dan sebanyak 48 orang responden
(45.7%) menjawab setuju berminat untuk menanyakan informasi mengenai
promosi Steak Holycow kepada akun twitter @steakholycow.
Setelah para followers merasa adanya kebutuhan atau keinginan terhadap
produk tercapai, tahap selanjutnya dalam minat beli konsumen adalah pencarian
informasi. Menurut Engel et al (1995:153), pencarian informasi adalah aktivitas
termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan
informasi dari lingkungan. Dan ketika konsumen mengetahui apa yang
dbutuhkan, mereka akan cenderung mencari tahu mengenai hal tersebut. Sumber
191
informasi yang didapatkan oleh konsumen dapat berasal dari banyak sumber,
salah satunya adalah jejaring sosial. Ketika seorang followers berminat
mengetahui informasi lebih lanjut mengenai sebuah produk, terlebih produk
tersebut memiliki akun jejaring sosial seperti twitter untuk memberikan informasi
terbaru, sumber tersebut dapat menjadi salah satu sumber utama bagi followers
karena informasi berasal dari pihak pemasar yang tentu dapat dipercaya. Ketika
followers memiliki minat untuk bertanya mengenai promosi, merupakan salah
satu indikator bagi followers mencari informasi mengenai produk yang
ditawarkan oleh Steak Holycow.
Tabel 4.47 Steak Holycow sebagai Alternatif Utama Makan Steak
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 1 1.00
Tidak Setuju 7 6.70
Ragu-ragu 19 18.10
Setuju 37 35.20
Sangat Setuju 41 39.00
Total 105 100.00
Dari tabel di atas pada pernyataan “saya menjadikan Steak Holycow
sebagai alternatif utama saat ingin makan steak”, sebanyak 1 orang responden
(1%) menjawab sangat tidak setuju, sebanayk 7 orang responden (6.7%)
menjawab tidak setuju dalam menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama
saat ingin makan steak. Selanjutnya, sebanyak 19 orang responden (18.1%)
192
menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 37 orang responden (35.2%) menjawab setuju
dalam menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama untuk makan steak.
Dans ebanyak 41 orang responden (39%) menjawab sangat setuju dalam
menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama saat ingin makan steak.
Pada tahap ini, followers akan mengevaluasi pilihan yang ada
dilingkungannya. Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk
dan merek serta memilihnya sesusai dnegan yan diinginkan konsumen. Dalam
penelitian ini, berdasarkan hasil tabel di atas, mayoritas dari followersmenjadikan
steak Holycow sebagai alternatif utama saat ingin makan steak. Dengan
menjadikan Steak Holycow sebagai alternatif utama, followers sudah melewati
tahap evaluasi dalam dirinya untuk memilih hal apa yang menajdi referensi
utamanya saat ingin makan steak.
Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap evaluasi alternatif,
followers akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara yang
mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang kemudian
membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai alternatif produk yang
dipertimbangkan. Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga
perspektif mengenai perilaku konsumen, perspektif pengambilan keputusan,
perspektif pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku.
193
Tabel 4.48 Konsumen Memilih Steak Holycow Dibanding Restoran Sejenis
Tingkat Kesetujuan f %
Sangat tidak setuju 1 1.00
Tidak Setuju 6 5.70
Ragu-ragu 16 15.20
Setuju 39 37.10
Sangat Setuju 43 41.00
Total 105 100.00
Dari tabel di atas pada pernyataan “saya lebih memilih Steak Holycow
dibanding dengan restoran steak sejenis”, sebanyak 1 orang responden menjawab
sangat tidak setuju, sebanyak 6 orang responden mejawab tidak setuju dalam
memilih Steak Holycow dibanding dengan restoran steak sejenis. Selanjutnya,
sebanyak 16 orang responden (15.2%) menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 39
orang responden (37.2%) menjawab setuju lebih memilih Steak Holycow
dibanding dengan restoran steak sejenis. Dan sebanayk 43 orang responden (41%)
menjawab sangat setuju lebih memilih Steak Holycow dibanding dengan restoran
steak sejenis.
Pada tahap ini, followers akan mengevaluasi pilihan yang ada
dilingkungannya. Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk
dan merek serta memilihnya sesusai dnegan yan diinginkan konsumen. Dalam
penelitian ini, berdasarkan hasil tabel di atas, mayoritas dari followers lebih
memilih steak Holycow dibanding dengan restoran steak sejenis yang ada.
194
Menurut Mowen dan Minor (1998), konsumen akan membandingkan pilihan yang
diidentifikasi sebagai cara yang mampu memecahkan masalah yang mengawali
proses keputusan yang akan membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya
mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut.
Tabel 4.49 Konsumen Membandingkan Promosi dengan Restoran Sejenis
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 7 6.70
Ragu-ragu 24 22.90
Setuju 36 34.30
Sangat Setuju 38 36.10
Total 105 100.00
Dari tabel pernyataan “saya membandingkan program promosi restoran
steak sejenis lainnya”, dari 105 orang responden, sebanyak 7 orang responden
(6.7%) menjawab tidak setuju, dan sebanyak 24 orang responden (22.9%)
menjawab ragu-ragu dalam membandingkan program promosi Steak Holycow
dengan restoran steak sejenis. Selanjutnya, sebanyak 36 orang responden (34.3%)
menjawab setuju dan sebanyak 38 orang responden (36.1%) menjawab sangat
setuju dalam membandingkan program promosi Steak Holycow dengan restoran
steak sejenis.
Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap evaluasi alternatif,
followers akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara yang
mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang kemudian
195
membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai alternatif produk yang
dipertimbangkan. Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga
perspektif mengenai perilaku konsumen, perspektif pengambilan keputusan,
perspektif pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku. Salah satu proses dalam
evaluasi alternatif adalah dengan membandingkan promosi yang dilakukan Steak
Holycow dengan restoran sejenis. Dengan membandingkan, followers dapat
membandingkan apa yang akan mereka dapat.
Para followers dapat membandingkan promosi Steak Holycow dengan
restoran sejenis untuk mempertimbangkan apa yang menurutnya lebih
memberikan keuntungan bagi dirinya. Setelah mereka membandingkan, mereka
akan mengawali proses keputusan yang kemudian akan membentuk tindakan atau
sikap yang diharapkan akan mengacu pada pembelian.
Tabel 4.50 Konsumen Mempertimbangkan Keuntungan yang Didapat
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 7 6.70
Ragu-ragu 24 22.90
Setuju 36 34.30
Sangat Setuju 38 36.10
Total 105 100.00
Dari tabel atas pernyataan “saya mempertimbangkan keuntungan yang
akan saya dapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow”, sebanyak 7
orang responden (6.7%) menjawab tidak setuju dan 24 orang responden (22.9%)
196
menjawab ragu-ragu dalam mempertimbangkan keuntungan yang akan
didapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow. dan sebanyak 38
orang responden (36.1%) menjawab sangat setuju membandingkan keuntungan
yang akan didapatkan saat akan menggunakan promosi Steak Holycow.
Evaluasi alternatif dapat dianalisis dari sudut pandang ketiga perpspektif
mengenai perilaku konsumen, perspektif pengambilan keputusan, perspektif
pengalaman dan perspektif pengaruh perilaku. Meliaht hasil angket di atas,
terlihat bahwa para followers cenderung memeprtimbangkan apa yang akan
mereka dapatkan sebelum mereka menggunakan promosi yang disediakan oleh
Steak Holycow. Dengan mempertimbangkan apa yang akan mereka dapatnya,
para followers dapat menilai dan menimbang apakah yang mereka keluarkan
setimpal dengan apa yang mereka dapatkan. Menurut Mowen dan Minor
(1998:301), pada tahap evaluasi alternatif, followers akan membandingkan pilihan
yang diidentifikasi sebagai cara yang mampu memecahkan masalah yang
mengawali proses keputusan yang kemudian membentuk kepercayaan, sikap, dan
intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan
197
Tabel 4.51 Konsumen Tidak Merasa Keberatan dengan Prosedur Transaksi
Tingkat Kesetujuan f %
Tidak Setuju 3 2.90
Ragu-ragu 27 25.70
Setuju 42 40.00
Sangat Setuju 33 31.40
Total 105 100.00
Pada tabel di atas dari pernyataan “Saya tidak merasa keberatan dengan
prosedur transaksi yang harus saya lakukan untuk mendapatkan promosi”, dari
105 orang responden, sebanyak 3 orang responden menjawab tidak setuju, dan
sebanyak 27 orang respondne (25.7%) menjawab ragu-ragu tidak merasa
keberatan dengan prosedur transaksi yang ahrus dialkukan untuk mendapatkan
promosi. Sebanyak 42 orang responden (40%), menjawab setuju dan sebanayk 33
orang responden (31.4%) menjawab sangat setuju tidak merasa keberatan dengan
prosedur transaksi yang harus dilakukan untuk mendapatkan promosi.
Hal ini menggambarkan bahwa para followers tidak merasa keberatan
dengan ketentuan seperti syarat yang harus mereka lakukan sebelum mereka
dapatkan promosi yang beraku di Steak Holycow. Dengan informasi yang sudah
diinfokan melalui twitter, tentu followers sudah diterpa oleh kejelasan dan
kelengkapan informasi sehingga mereka tidak merasa keberatan dalam melakukan
syarat untuk mendapatkan promosi. Menurut Mowen dan Minor (2002:41),
konsumen dalam tahap evaluasi alternatif juga akan melakukan penilaian
198
(judgement), yaitu mengestimasi kemungkinan bahwa sesuatu akan terjadi
dan/atau meilai kebaikan atau keburukan sesuatu. Schiffman dan Kanuk (2007),
menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuham, pengenalan
kebutuhan hingga evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbukan minat
beli.
4.2.5.2 Analisis per Variabel Y (Minat Beli Followers)
Setelah dilakukan analisis persub-variabel, dan diketahui hasil kategori
masing-masing variabel. Selanjutnya penulis melakukan analisis variabel terpaan
berdasarkan olah data yang telah dilakukan. Dalam perhitungannya penulis
mengkategorikan responden berdasarkan kategorinya yang dibagi menjadi tiga
kategori yaotu tinggi, sedang dan rendah. Hasil perhitungan kategori didapatkan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
• Nilai maksimum = skor tertinggi x jumlah pertanyaan
= 5 x 15 = 75
• Nilai minimum = skor terendah x jumlah pertanyaan
= 1 x 15 = 15
• Rentang data = Nilai maksimum - nilai minimum
= 75 – 15 = 60
• Interval = Rentang data : banyaknya kategori
= 60 : 3 = 20
Sehingga diperoleh inteval skor untuk menentukan masing-masing
kategori pada variabel Y adalah sebagai berikut:
199
• Kategori rendah = 15 – 34
• Kategori sedang = 35 – 54
• Kategori tinggi = 55 – 75
Tabel 4.52 Tingkat Kategori Minat Beli Followers Akun Twitter
@SteakHolycow
No. Kategori Terpaan Tweet Promosi Penjualan
Akun Twitter @SteakHolycow
f %
1 Rendah 2 2.00
2 Sedang 20 19.00
3 Tinggi 83 79.00
Total 105 100.00
Pada tabel di atas, terlihat frekuensi pendapat responden mengenai minat
beli followers akun twitter @steakholycow. Dari 105 orang responden, sebanyak
2 orang responden (1.9%) ada dikategori rendah, sebanayk 20 orang responden
(19%) ada dikategori sedang dan sebanya 83 orang responden (79%) ada di
kategori tinffi. Hal ini mengindikasikan minat beli followers akun twitter
@steakholycow tinggi terhadap terpaan tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow.
Minat beli adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu emrek
didasarkan apda sikap mereka terhadap pembelian dan pada kepercayaan sosial
tentang apa yang dibeli oleh orang lain. Menurut Shimp (2003:161), untuk
200
menimbulkan minat pembelian apda konsumen, pemasar harus dapat menciptakan
kesadaran merek dan menimbulkan sikap positif terhadap produk.
Dalam hal ini, minat beli konsumen dapat timbul dengan penggunaan
program promosi yang dilakukan oleh Steak Holycow melalui akun twitternya.
4.3 Analisis Statistik Inferensial
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu Terpaan Tweet Promosi
Penjualan Akun Twitter @SteakHolycow (Variabel X) dan Minat Beli Followers
(Variabel Y) dimana keduanya menggunakan skala ordinal. Untuk mengetahui
hubungan antara kedua variabel, maka dilakukan analisis statistik inferensial.
Selain itu, analisis statistik inferensial akan menguji hipotesis yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan
adalah teknik korelasi Rank Spearman.. Berikut rumus yang digunakan:
Rumus:
Dimana: rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
d = selisish angka rx - ry
n = ukuran sampel
Untuk memudahkan, penulis memasukkan rumus di atas ke program SPSS
17 for Windows. Sedangkan untuk menguji koefisien korelasi Rank Spearman,
digunakan rumus uji statistik uji-t yaitu:
Rumus:
201
Hipotesis pengujian:
H0 : ρ = 0 (Tidak ada korelasi)
H1 : ρ ≠ 0 (Ada korelasi)
Dimana db (derajat kebebasan) = n – 2. Dalam penelitian ini tingkat
signifikansi (α) ditetapkan sebesar 0.05 pada tes dua sisi. Sednagkan kriteria
penerimaan hipotesis sebagai berikut:
a. Jika t hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan t dalam tabel, (t
hit ≥ t tab) pada tingkat signifikansi 0.05 maka hipotesis penelitian
(H0) ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat hubungan antara
variabel yang diteliti.
b. Jika t hasil perhitungan lebih kecil atau sama dengan t dalam tabel, (t
hit ≤ t tab) pada tingkat signifikansi 0.05 maka hipotesis penelitian
(H0) diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan
antara variabel yang diteliti.
4.3.1 Hubungan Terpaan Tweet Promosi Penjualan dengan Minat Beli
Followers
Penulis menggunakan korelasi rank spearman (rs) untuk mengetahui
hubungan terpaan tweet promosi penjualan akun twitter @steakholycow dengan
minat beli followers. Hipotesis minor penulisan dijabarkan sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan Steak
Holycow pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli followers.
202
H1: Terdapat hubungan antara terpaan tweet promosi penjualan Steak Holycow
pada akun Twitter @SteakHolycow dengan minat beli followers.
Tabel 4.53 Hubungan Terpaan Tweet Promosi Penjualan pada Akun Twitter
@SteakHolycow (X) dengan Minat Beli Followers (Y)
Variabel rs thitung ttabel Keputusan Kesimpulan Keterangan
X dan Y 0.762 10.556 1.983 Ho ditolak Terdapat
Hubungan
Signifikan
Pada tabel 4.53 dapat dilihat koefisien korelasi Rank Spearman untuk
terpaan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat
beli followers adalah sebesar 0.762. hasil uji signifikansi diperoleh nilai t hitung
sebesar 10.556 dan nilai t tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1.9832. maka dapat
dilihat bahwa t hitung (10.556) > t tabel (1.9832) sehingga H0 ditolak. Dengan
demikian dapat disimpukan bahwa terdapat hubungan antara terpaan tweet
promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers.
Dari hasil data yang didapat, terdapat hubungan yang siginifikan antara terpaan
tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli
followers.
Belch & Belch dalam Advertising and Promotion an Integrated Marketing
Communication Perspective (2007:157) menjelaskan pada teori kognitif respon
bahwa proses kognisi iklan melalui tahap pengolahan informasi (kognisi),
perubahan sikap terhadap merek (afeksi), yang akhirnya menuju pada keputusan
203
atau minat pembelian (konasi). asumsi dari teori tersebut adalah “Pemikiran yang
berasal dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar pada penerima
pesan, akan berpengaruh dan membentuk sikap menerima atau menolak pesan
yang disampaikan.”
Pada penelitian ini, proses kognitif menjelaskan bagaimana informasi dari
media (twitter), diberi pemaknaan oleh followers , sebagai sebuah pemikiran dan
penilaian. Pemikiran adalah hasil proses kognitif atau sebagi respon yang berasal
dari pengalaman dan membentuk penerimaan atau penolakan terhadap informasi
yang didapat. Belch&Belch (2007) juga menyebutkan bahwa exposure to
advertisement merupakan sebuah keadaan dimana apabila semakin banyak atau
sering khayalayk mendalah pesan sebuah promosi penjaulan atau iklan, maka hal
tersbeut daat merubah sikap khalayak terdapat merek tersebut. Exposure atau
terpaan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai terpaan informasi melalui jejaring
sosial seperti twitter. Terpaan informasi seperti tweet, dari sebuah merek akan
membentuk sikap positif atau negatif para followers, tergantung dari informasi
eksternal dan pengalaman yang dimiliki oleh followers tersebut.
Merujuk pada teori tersebut, pada saat followers dari akun twitter
@steakholycow mendapat terpaan tweet mengenai promosi penjualan yang
dilakukan, mereka akan mengevaluasi informasi yang didapat dari akun twitter
tersebut. Dari tindakan evaluasi yang dilakukan oleh para followers, berbagai
informasi yang diterima akan mengarah pada pembentukan sikap. Sikap yang
dituju dalam penelitian ini adalah minat beli daripada followers akun twitter
@steakholycow setelah mereka mendapat terpaan tweet promosi penjualan.
204
Akun twitter @steakholycow merupakan akun jejaring sosial milik
Holycow! Steak by Chef Afit yang memang diperuntukkan untuk memasarkan
dan mempromosikan produk itu sendiri. Pada akun twitter ini, disajikan berbagai
informasi mulai dari update promosi penjualan terbaru, menu-menu terbaru, outlet
mana saja yang sudah beroprasi, hingga membicarakan hal-hal ringan menghibur
dengan para followers. Yang diharapkan setelah para followers mendapatkan
informasi mengenai promosi penjualan Steak Holycow, adalah adanya minat beli
dari para followers. Dengan demikian, dapat disimpukan bahwa terpaan tweet
promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow memiliki hubungan yang
cukup kuat dengan minat beli followers.
Minat beli atau willingness to buy adalah sebuah perilaku konsumen
dimana konsmen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilikih suatu
produk berdasarkan pengalam dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi
atau bahkan menginginkan suatu produk (Kotlet dan Keller, 2003:181). Peter dan
Olson (1999:192) menjelaskan bahwa konsumen tidak harus selalu membentuk
suatu keinginan untuk membeli segera setelah terekspos pada informasi iklan
tentang suatu merek. Hanya konsmen yang menyadari adanya kebutuhan kategori
yang mereka perlukan dan yang aktif di pasar untuk mencari suatu produk yang
cenderung membentuk suatu keinginan membeli merek pada saat mereka tampak
pada suatu iklan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:184), tahap minat pembelian adalah
mulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, dan kemudia evaluasi
alternatif. Engel et al (1995:150) menjelaskan bawhwa proses pembelian dimulai
205
ketika pembeli menyadari adanya kebutuhan yang dipicu oleh rangssangan
internal atai eksternal. Pengenalan masalah pada penelitian ini adalah keadaan
dimana followers merasa tertarik dan menginginkan untuk mengkonsumsi Steak
Holycow. tidak hanya itu, namun juga keadaan dimana followers merasa perlu
untuk memanfaatkan program promosi penjualan yang di-posting melalui akun
twitter @steakholycow.
Kemudian pencarian informasi dalam penelitian ini ditandai dengan usaha
para followers untuk mencari tahu mengenai promosi penjualan hingga menu-
menu pada Steak Holycow. Menurut Kotler (2001:205), ketika konsumen
mengetahui apa yang dibutuhkan atau diinginkan, konsumen akan melakukan
pencarian informasi mengenai produk yang diinginkan. Mereka dapat mencari
informasi dari berbagai sumber seperti keluarga, tmen, rekan kerja atau dari iklan,
media massa, hingga pengalaman dalam memakai suatu prosuk.Selain itu juga
ditandai dengan usaha atau minat para followers untuk menanyakan mengenai
promosi penjualan dan menu melalui akun twitter @steakholycow. Pada hasil
penelitian ini, mayoritas responden mengetahui SteakHolycow baik dari jejaring
sosial dan orang lain (baik keluarga , teman atau rekan kerja). Disamping itu,
repsonden juga berada pada kategori tinggi dimana mereka terlihat memiliki
minat untuk bertanya dan mencari tahu mengenai produk serta program promosi
penjualan Steak Holycow melalui akun twitter mereka.
Dan pada evaluasi alternatif, para followers akan menilai dan
mengevaluasi dari sekian restoran steak sejenis, apakah mereka lebih memilih
untuk makan di Steak Holycow, membandingkan program promosi penjualan
206
yang ada , hingga kesediaan untuk melaukan syarat dan cara untuk mendapatkan
promosi. Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap evaluasi alternatif,
konsumen akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara yang
mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang kemudian
akan membentuk kepercayaan, sikap, dan intensinya mengenai alternatif produk
yang dipertimbangkan tersebut. Pada hasil penelitian ini, didapati bahwa para
responden mejadikan Steak Holycow sebagai alternatif untuk makan steak,
mereka melakukan perbandingan mengenai promosi dengan restoran sejenis,
mempertimbangkan keuntungan yang akan mereka dapatkan, hingga kerelaan
mereka dalam melakukan syarat tertentu untuk mendapatkan promosi.
4.3.2 Hubungan Intensitas Tweet Promosi Penjualan pada Akun Twitter
@SteakHolycow (X1) dengan Minat Beli Followers
Penulis menggunakan korelasi rank spearman (rs) untuk mengetahui
hubungan intensitas tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow
dengan minat beli followers.. Hipotesis minor penulisan dijabarkan sebagai
berikut:
H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara intensitas terpaan tweet promosi
dengan minat beli followers
H1: Terdapat hubungan signifikan antara intensitas terpaan tweet promosi dengan
minat beli followers
Hasil perhitungan untuk menjawab hipotesis minor yang diajukan dapat
dilihat pada tabel berikut:
207
Tabel 4.54 Hubungan Intensitas Tweet Promosi Penjualan dengan Minat Beli
Followers
Variabel rs thitung ttabel Keputusan Kesimpulan Keterangan
X1 dan Y 0.199 2.755 1.983 Ho ditolak Terdapat
Hubungan
Signifikan
Koefisien korelasi rank spearman (rs) untuk intensitas tweet promosi
penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers adalah
sebesar 0.199. hasil uji signifikansi diperoleh t hitung sebesar 2.755 dan nilai t
tabel dengan α = 5% adalah sebesar 1.983. Maka dapat dilihat bahwa t hitung
(2.775) > t tabel (1.983) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas tweet promosi
penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers.
Terpaan merupakan penggunaan media oleh khalayak yang meliputi
jumlah waktu yang digunakan berbagai media, jenis media, isi media, media yang
dikonsumsi dan berbagai hubungan antara khalayak dengan isi medai yang
dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rosegren dalam Rakhmat,
2009).
Menurut Alo Liliweri (1992:73-76), terpaan dalam ilmu komunikasi
adalah perilaku penggunaan media yang meliputi intensitas, isi pesan, dan daya
tarik pesan. Intensitas adalah jumlah waktu yang digunakan para followers untuk
menggunakan media yang diturunkan menjadi frekuensi dan durasi. Frekuensi
208
adalah seberapa sering followers membaca tweet promosi penjualan dari akun
twitter @steakholycow. Dan durasi adalah seberapa lama para followers membaca
tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow. Pada hasil penelitian
ini, didapatkan bahwa 70 orang responden terdapat pada kategori sedang. Yang
berarti hal ini mengindikasikan bahwa intensitas dan durasi para responden dalam
mengakses dan membaca tweet melalui akun twitter @steakholycow ada pada
kategori yang sedang.
Pada tabel tingkat kategoti intensitas terpaan tweet promosi penjualan,
juga didapatkan bahwa sebanyak 70 responden (66.7%) berada pada kategori
sedang. Dimana hal ini mengindikasikan bahwa, intensitas para responden dalam
mendapat paparan tweet promosi penjualan dari akun twitter Steak Holycow
sedang. Maka, dapat dihubungkan dengan hasil inferensial dimana terdapat
hubungan signifikan namun lemah dalam intensitas terpaan tweet dengan minat
beli followers.
Intensitas penggunaan media yaitu jumlah waktu yang digunakan dalam
berbagi media yang dapat dilihat dari frekuensi dan durasi seseorang
menggunakan media (Ardianto& Erdinaya, 2005:164). Frekeunsi diukur dari
seberapa sering (kekerapan) responden dalam mendapat terpaan tweet promosi
penjualan akun twitter @steakholycow serta dari durasi yang diukur dari seberapa
lama responden dalam medapat terpaan (membaca) tweet promosi penjualan dari
akun twitter @steakholycow.
Dari hasil analisis X1 dapat disimpulkan bahwa subvariabel X1 yaitu
intensitas terpaan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow pada
209
kategori lemah. Hal ini mengindikasikan seberapa sering dan seberapa lama dalam
ukuran waktu seorang followers membaca atau mengetahui tweet promosi
penjualan, tidak berpengaruh cukup besar pada minat pembelian Steak Holycow.
Namun pada perhitungan di atas, intensitas tweet promosi penjualan akun twitter
@steakholycow memiliki hubungan yang signifikan dengan minat beli followers.
4.3.3 Hubungan Isi Pesan Tweet Promosi Penjualan pada Akun Twitter
@SteakHolycow (X2) dengan Minat Beli Followers
Penulis menggunakan korelasi rank spearman (rs) untuk mengetahui
hubungan isi pesan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow
dengan minat beli followers. Hipotesis minor penulisan dijabarka sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi dengan
minat beli followers
H1: Terdapat hubungan signifikan antara isi pesan tweet promosi dengan minat
beli followers
Hasil perhitungan untuk menjawab hipotesis minor yang diajukan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.55 Hubungan Isi Pesan Tweet Promosi Penjualan dengan Minat Beli
Followers
Variabel rs thitung ttabel Keputusan Kesimpulan Keterangan
X2 dan Y 0.733 10.156 1.983 Ho ditolak Terdapat Hubungan
Signifikan
Koefisien korelasi rank spearman (rs) untuk isi pesan tweet promosi
penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers adalah
210
0.733. Hasil uji signifikansi diperoleh t hitung sebesar 10.156 dan nilai t tabel
dengan α = 5% adalah sebesar 1.983. Maka dapat dilihat bahwa t hitung (10.156)
> t tabel (1.983) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara isi pesan tweet promosi penjualan pada
akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin baik isi pesan tweet promosi penjualan, maka akan
mengakibatkan minat beli pada followers akun twitter @steakholycow.
Berdasarkan hasil analisis kesimpulan subvariabel X2 didapatkan bahwa
isi pesan tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow berada pada
kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa isi pesan pada tweet promosi
penjualan akun twitter @steakholycow sudah memenuhi kebutuhan informasi
pada followers yang akan menuju pada minat pembelian.
Isi pesan pada tweet promosi penjualan haruslah lengkap dan jelas.
Kelengkapan isi pesan tweet berkaitan dengan informasi mengenai lokasi outlet
yang berlaku promosi, rentang waktu berlaku promosi, syarat dan cara untuk
mendapatkan promosi, dan kesesuaian promosi yang ada di twitter dengan di
outlet. Menurut Soemirat dan Elvianro (2002:63), kejelasan informasi adalah
sejauh mana keberadaan media dapat memberikan informasi yang jelas pada
penggunanya. Pesan yang disampaikan rinci, sistematis, dan pilihan kata yang
digunakan haruslah sudah diketahui umum. Dan kelengkapan informasi adalah
informas yang tidak menimbulkan keraguan pada penerima pesan atau
penggunanya. Isi pesan haruslah menyeluruh dan mendetil sehingga informas yan
disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.
211
Dari hasil tabel tingkat kategori isi pesan tweet promosi penjualan,
didapatkan bahwa sebanyak 91 responden (86.7%) berada pada kategori tinggi.
Hal ini berbanding lurus dengan hasil statistik inferensial dimana hasilnya
menunjukkan hubungan signifikan yang kuat. Isi pesan pada tweet promosi
penjualan akun twitter @SteakHolycow memiliki hubungan dengan minat beli
followers.
Kelengkapan informasi juag meliputi informasi yang disampikan haruslah
berasal dari narasumber dan data pendukung yang lengkap sehingga dapat
mendukung kejelasan informasi serta keberagaman informasi (Nitisemito,
1996:142). Pada hasil penelitian ini, didapatkan sebanyak 91 orang responden
berada pada kategori tinggi. Yang berarti hal ini mengindikasikan bahwa isi pesan
tweet dari akun twitter @steakholycow sudah memenuhi kejelasan informasi
seperti tweet yang disampaikan dapat dimengerti dengan baik. Dan sudah
memenuhi kelengkapan informasi promosi penjualan seperti kelengkapan
informais mengenai lokasi outlet yang mengadakan promosi, adanya rentang
waktu mengenai program promosi, hingga cara untuk mendapatkan promosi.
Pesan yang disampaikan haruslah pesan yang mudah dimengerti, lengkap
dan tepat waktu untuk meramalkan efek yang akan timbul pada komunikan
(Nitisemito, 1996:142). Isi pesan memiliki indikator yaitu kejelasan, kelengkapan,
dan aktualisasi informasi pesan. Kejelasan informasi yaitu sejauh mana
keberadaan media dapat memberikan informasi yang jelas kepada penggunanya.
Pesan yang disampaikan tidak berbelit-belit, kalimat tidak rumit dan gunakanlah
kata-kata yang biasa sudah diketahui umum (Soemirat dan Ardianto, 2002:63).
212
Dalam penelitian ini, kejelasan informasi dapat ditunjukkan dengan
apakah para followers dapat memahami tweet yang di-postin,g, dan bahasa yang
digunakan mudah dimengerti. Kemudian, untuk kelengkapan informasi, dapat
ditunjukkan dengan elemen-elemen seperti informasi mengenai lokasi dimana
promosi berlangsung, promosi yang diinformasikan sesuai dengan apa yanga da di
outlet, terdapat informasi mengenai rentang waktu berlaku promosi, hingga
informasi mengenai syarat dan cara untuk mendapatkan promosi.
4.3.4 Hubungan Daya Tarik Tweet Promosi Penjualan pada Akun Twitter
@SteakHolycow (X3) dengan Minat Beli Followers
Penulis menggunakan korelasi rank spearman (rs) untuk mengetahui
hubungan data tarik tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow
dengan minat beli followers. Hipotesis minor penulisan dijabarkan sebagai
berikut:
H0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet promosi dengan
minat beli followers
H1: Terdapat hubungan signifikan antara daya tarik tweet promosi dengan minat
beli followers
Hasil perhitungan untuk menjawab hipotesis minor yang diajukan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
213
Tabel 4.56 Hubungan Daya Tarik Tweet Promosi Penjualan dengan Minat
Beli Followers
Variabel rs thitung ttabel Keputusan Kesimpulan Keterangan
X3 dan Y 0.726 10.063 1.983 Ho ditolak Terdapat
Hubungan
Signifikan
Koefisien korelasi rank spearman (rs) untuk daya tarik tweet promosi
penjualan pada akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers adalah
0.726. Hasil uji signifikansi diperoleh t hitung sebesar 10.063 dan nilai t tabel
dengan α = 5% adalah sebesar 1.983. Maka dapat dilihat bahwa t hitung (10.063)
> t tabel (1.983) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara daya tarik tweet promosi penjualan pada
akun twitter @steakholycow dengan minat beli followers. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin menarik sebuah tweet, berhubungan dengan timbulknya minat
pembelian pada followers.
Berdasarkan hasil analisis kesimpulan subvariabel X3 didapatkan bahwa
daya tarik tweet promosi penjualan pada akun twitter @steakholycow berada
pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa daya tarik pada tweet
promosi penjualan akun twitter @steakholycow dapat menumbuhkan ketertarikan
para followers akun twitter @steakholycow terhadap program promosi yang
berlangsung di Steak Holycow sehingga akan timbul minat pembelian.
214
Daya tarik tweet promosi penjualan diukur dengan bagaimana penggunaan
kata-kata dan gambar atau foto nyang di-posting dapat menarik perhatian dan
menimbulkan minat beli pada followers. Pada hasil penelitian ini, didapatkan
bahwa sebanyak 83 orang responden berada di kategori tinggi. Dimana daya tarik
tweet berada pada apakah gambar atau foto yang disajikan dapat menarik
perhatian, menimbulkan selera makan, hingga menimbulkan minat beli pada
followers. Tidak hanya itu, tapi apakah kata-kata pada tweet akun @steakholycow
dapat dimenegrti dengan baik, persuasif, apakah dapat menarik minat followers.
Dari tingginya kategori pada repsonden, maka dapat mengindikasikan bahwa
tweet promosi akun twitter @steakholycow sudah memenuhi ketertarikan para
followers.
Dari hasil tabel tingkat kategori isi pesan tweet promosi penjualan,
didapatkan bahwa sebanyak 75 responden (71.4%) berada pada kategori tinggi.
Hal ini berbanding lurus dengan hasil statistik inferensial dimana hasilnya
menunjukkan hubungan signifikan yang kuat. Daya tarik pesan pada tweet
promosi penjualan akun twitter @SteakHolycow memiliki hubungan dengan
minat beli followers.
Menurut Kenneth E. Andersen dalam Rakhmat (2009:52), perhatian
adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita
mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengessampingkan
masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Perhatian atau atensi yang
diberikan khalayak untuk membaca timeline dan tweet dari akun Steak Holycow
215
dapat dinilai melalui gambar, foto, hingga penggunaan kata-kata yang menarik
perhatian followers. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:268), stimuli nonverbal
seperti foto dan gambar cenderung memperkuat argumen pesan. Dengan
penggunaan foto dan gambar yang menarik, akan dapat menarik perhatian dan
memicu afeksi pada diri followers. Menurut Rakhmat (2011:50-51), kata-kata
yang menarik adalah kata-kata yang jelas dan pantas, kata-kata juga harus
menimbulkan kesan yang kuat, hidup, dan merebut perhatian.
Sebuah informasi akan semakin menarik apabila didukung tidak hanya
dengan kata-kata yang mempersuasi dengan baik, namun juga dengan visualisasi
yang menarik sehingga akan semakin menggugah perhatian dan menarik minat
para followers akun twitter @steakholycow yang akan menggiring pada minat
pembelian. Karena dengan penggunaan visual atau gambar yang menarik, para
followers dapat mengetahui atau membayangkan produk seperti apa yang akan ia
beli atau ia makan.
4.4 Implikasi Teori
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis dapat menarik
hubungan antara masalah yang diteliti dengan teori yang digunakan sebagai dasar
dan acuan dari penelitian ini. Dalam buku Advertising and Promotion an
Integrated Marketig Communication Perspective (2007:157), Belch & Belch
menjelaskan dalam teori Kognitif Respon bahwa melalui proses kognisi iklan,
melalui tahap pengolahan informasi (kognisi), perubahan sikap terhadap merek
(afeksi), yang akhirnya menuju pada keputusan pembelian atau minat pembelian
(konasi). Pada teori ini juga dijelaskan asumsinya yaitu “Pemikitan yang berasal
216
dari proses membaca, mengetahui, dan/atau mendengar para penerima pesan, akan
berpengaruh dan membentuk sikap menerima atau menolak pesan yang
disampaikan”.
Pada penelitian ini, proses kognitif dijelaskan melalui bagaimana
informasi dari media (twitter) diberikan pemaknaan oleh followers sebagai sebua
pemikiran dan penilaian. Pemikiran adalah hasil proses kognitif atau sebagai
respon yang berasal dari pengalaman dan membentuk penerimaan atau penolakan
terhadap informas yang didapat. Belch & Belch (2007) juga menyebutkan bahwa
exposure to advertisement adalah sebuah keadaan dimana apabila semakin sering
khalayak mendapat pesan promosi penjualan atau iklan, maka hal tersebut dapat
merubah sikap khalayak terhadap merek tersebut. Exposure atau terpaan
dijelaskan oleh Ardianto dan Komala (2004:164) bahwa terpaan media
menyangkut penggunaan media baik meliputi media audio, audiovisual dan media
cetak. Menurut Alo Liliweri (1992:73-76), terpaan dalam komunikasi ditunjukkan
dengan intensitas, isi pesan, dan daya tarik pesan. Dari hal tersebut penulis dapat
membagi menjadi intensitas followers diterpa oleh informasi tweet promosi
penjualan, isi pesan tweet promosi penjualan yang terbagi menjadi kejelasan dan
kelengkapan pesan, serta daya tarik pesan tweet yang terbagi menjadi bagaimana
foto, gambar dan kata-kata yang digunakan dapat menarik perhatian para
followers.
Selanjutnya, pada tahap afeksi dimana terdapat perubahan sikap terhadap
merek, dapat ditunjukkan dengan perilaku yang dilakukan oleh para konsumen,
seperti mencari tahu mengenai produk dan promosi penjualan yang dilakukan,
217
mem-follow akun jejaring sosial agar tetap dapat mengetahui berita dan informasi
terbaru mengenai produk Steak Holycow. Kemudian, para followers juga akan
melalui tahap evaluasi alternatif. Tahap Evaluasi alternatif adalah proses
mengevaluasi pilihan produk dan merek serta memilihnya sesuai dengan yang
diinginkan konsumen. Menurut Mowen dan Minor (1998:301), pada tahap ini
konsumen konsumen akan membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai
cara yang mampu memcahkan masalah yang mengawali proses keputusan yang
kemudian membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai alternatif
produk yang dipertimbangkan tersebut. Atribut produk seperti merek, kemasan,
jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut lain yang sering menjadi
pertimbangan konsumen adalah harga, nama merek dan negara asal (Engel et al,
1995:176).
Pada teori Kognitif Respon, dijelaskan bahwa tahap akhir dalam proses ini
adalah tujuan keputusan atau minat pemeblian (konasi). Sebelum membeli merek
atau produk tertentu, konsumen harus menyadari adanya kebutuhan atas sebuah
kategori produk. Keinginan konsumen untuk membeli suatu merek didasarkan
pada sikap mereka terhadap pembelian dan pada kepercayaan sosial tentang apa
yang orang lain beli. Sikap konsumen terhadap pembelian suatu merek
selanjutnya akan didasarkan pada kepercayaan konsumen tentang konsekuensi
jika membeli merek tersebut. Oleh karena itu, untuk merangsang kebutuhan
konsumen akan suatu kategori produk, pemasar harus menciptakan kepercayaan
positif pada pembeli (Peter& Olson, 1999:190).
218
Konsumen tidak harus selalu membentuk suatu keinginan untuk membeli
segera setelah terekspos pada informasi iklan tentang suatu merek. Hanya
konsumen yang menyadari adanya kebutuhan kategori yang mereka perlukan dan
yang aktif dipasar untuk mencari suaru produk yang cenderung membentuk suatu
keinginan membeli merek pada saat mereka tampak pada suatu iklan (Peter&
Olson, 1999:192). Meskipun belum sampai pada tahap pembelian, tetapi minat
membeli konsumen terhadap suatu produk inilah yang nantinya akan mendorong
suatu perilaku pembelian dimasa yang akan datang.
Top Related