57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Materi pokok usaha dan energi diajarkan dengan menerapkan
pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based
Learning) dan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali pertemuan
untuk pelaksanaan belajar mengajar dan 1 kali untuk tes hasil belajar. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2014. Pada pertemuan ini masih
dalam tahap penyesuaian untuk menerapkan pembelajaran multi model.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2014 pada pertemuan ini
siswa sudah bisa menyesuaikan diri dalam pembelajaran menggunakan multi
model. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 03 Maret 2014, pertemuan
ini setelah diajarkan sebanyak 2 kali pertemuan siswa makin antusias. Pertemuan
keempat dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014 dengan melakukan tes hasil
belajar (THB) di kelas penelitian.
1. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menggunakan Multi Model
(Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada Materi
Usaha dan Energi
Pengelolaan pembelajaran fisika dengan menggunakan multi model yang
dilakukan oleh peneliti dinilai dengan menggunakan instrumen yaitu lembar
pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan multi model.
Pengamatan dilakukan oleh 2 (dua) orang pengamat. Persentase nilai rata-rata
57
58
pengelolaan pembelajaran untuk setiap kegiatan pada setiap RPP dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel. 4.1 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Tipe Numbered Head Together (NHT) pada
Pertemuan 1
NO Aspek yang
diobservasi
Persentase Skor
Pengelolaan
Pembelajaran (%) Kategori
1 Pendahuluan 75,00 Baik 2 Menyampaikan materi 75,00 Baik 3 Penomoran
(Numbering) 87,50 Sangat Baik
4 Pengajuan pertanyaan
(Questioning) 91,67 Sangat Baik
5 Berfikir bersama
(Head Together) 87,50 Sangat Baik
6 Pemberian jawaban
(Answering) 91,67 Sangat Baik
7 Mengadakan evaluasi
siswa untuk
mengetahui
kemampuan siswa
dalam memahami
materi
93,75 Sangat Baik
8 Kegiatan penutup 100,00 Sangat Baik 9 Pengelolaan Waktu 75,00 Baik
RATA-RATA 86,8 Sangat Baik
Tabel. 4.2 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Pertemuan 2 dan 3
NO Aspek yang diobservasi
Persentase Skor
Pengelolaan
Pembelajaran (%) Rata-rata
(%) Kategori
RPP 2 RPP 3
1 Orientasi Siswa Pada
Masalah 79,17 91,67 85,42 Sangat Baik
2 Mengorganisasikan Siswa
untuk Belajar 93,75 100,00 96,88 Sangat Baik
3 Membimbing
Penyelidikan Individual
Maupun Kelompok 93,75 100,00 96,88 Sangat Baik
4 Mengembangkan dan
Menyajikan Hasil Karya 100,00 100,00 100,00 Sangat Baik
59
NO Aspek yang diobservasi
Persentase Skor
Pengelolaan
Pembelajaran (%) Rata-rata
(%) Kategori
RPP 2 RPP 3
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah 84,38 93,75 89,06 Sangat Baik
6 Kegiatan penutup 100,00 100,00 100,00 Sangat Baik 7 Pengelolaan waktu 62,50 100,00 81,25 Sangat Baik
Rata-rata 87,50 96,70 92,78 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika
menggunakan multi model menunjukkan pada RPP I, RPP II dan RPP III guru
memperoleh penilaian rata-rata dengan kategori sangat baik. Penilaian
pengelolaan pembelajaran fisika pada RPP I dengan mengggunakan model
pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) didapat rata-rata 86,8%, pada
RPP II dan III dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning didapat rata-rata penilaian sebesar 92,78 dengan kategori sangat baik.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Pe
rse
nta
si(%
)
86,7 87,5
96,7
Persentasi Rata-rata Penilaian RPP
60
2. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Multi Model
(Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada Materi
Usaha dan Energi.
Aktifitas siswa diamati oleh 4 (empat) orang pengamat, yaitu 4 (empat)
alumni tadris fisika IAIN Palangka Raya. Pengamatan dilakukan terhadap aktifitas
siswa dari awal hingga akhir proses belajar mengajar. Pengamat memberikan
tanda cek list (√) pada kolom skor penilaian yang telah disiapkan bisa dilihat
dilampiran.
Tabel 4.3 Persentase Aktifitas Siswa dengan Menerapkan model
pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT)
Aspek Yang Diamati
Persentase
Skor Tiap
Aspek
RPP I
𝑷 %
1. Mendengarkan dan memperhatikan
penyampaian informasi tentang materi energi
dan perubahannya
3,94
98,50
2. Mengikuti instruksi guru untuk membentuk
kelompok belajar terdiri dari 7-8 orang
3,19
79,75
3. Menerima nomor yang diberikan guru dan
memperhatikan nomornya masing-masing
3,39
84,75
4. Berfikir bersama mendiskusikan dan
meyakinkan setiap anggota dalam
kelompoknya mengetahui jawabannya
3,48
87
5. Memperhatikan dan menanyakan yang kurang
jelas
3 75
6. Memperhatikan dan maju di depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusi/memberikan
jawaban
2,84
71
7. Mendengarkan dan memperhatikan informasi 3,42 85,50
61
tentang jawaban LKPD I yang disampaikan
guru
8. Menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari 3,23 80,75
Rata-rata 3,31 82,78
Tabel 4.4 Persentase Aktifitas Siswa dengan Menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Aspek Yang Diamati
Skor Tiap Aspek
RPP II RPP III Rata-
rata
% 𝑷 % 𝑷 %
1. Mendengarkan penyampaian topik dan
tujuan pembelajaran khusus (TPK)
melalui permasalahan oleh guru dan
menanggapi permasalahan yang
disampaikan guru
3,42
85,50
3,48
87
86,25
2. Mendengarkan penjelasan guru 3,32
83
3,58
89,5
86,25
3. Mendengarkan dan menjawab
pertanyaan yang diberikan guru
3,48
87
3,42
85,5
86,25
4. Mengikuti intruksi guru untuk
membentuk kelompok
3,68
92
3,81
95,25
93,63
5. Memperhatikan pengarahan tata cara
pelaksanaan penyelidikan dari guru
3,42
85,50
3,52
88
86,75
6. Menyiapkan peralatan/perangkat
pembelajaran (Lembar Kerja Siswa,
alat dan bahan percobaan)
3,68
92
3,68
92
92
7. Bekerjasama dalam melakukan
penyelidikan dengan teliti
3,29
82,25
3,32
83
82,63
8. Bertanya jika ada yang belum
dimengerti
3,61
90,25
3,09
77,25
83,75
9. Menuliskan data hasil percobaan pada
LKPD dan mengolah data
3,77
94,25
3,81
95,25
94,73
10. Memilih 2 orang perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil
penyelidikan didepan kelas
2,90
72,50
3,52
88
80,25
11. Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas
3,03
75,75
3,81
95,25
85,5
12. Menyimak informasi sebenarnya dari
guru tentang penyelidikan yang
dilakukan
3,81
95,25
3,48
87
91,13
62
Penilaian terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together pada RPP sebagaimana dirangkum pada tabel 4.3
bahwa nilai rata-rata persentase siswa yang mendengarkan dan memperhatikan
penyampaian informasi tentang materi energi dan perubahannya sebesar 98,50% ,
siswa mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok belajar terdiri dari 7-
8 orang diperoleh rata-rata 79,75% , siswa menerima nomor yang diberikan guru
dan memperhatikan nomornya masing-masing diperoleh rata-rata 84,75% , siswa
berfikir bersama mendiskusikan dan meyakinkan setiap anggota dalam
kelompoknya mengetahui jawabannya diperoleh rata-rata 87% , siswa
memperhatikan dan menanyakan yang kurang jelas diperoleh rata-rata 75% ,
siswa memperhatikan dan maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusi/memberikan jawaban diperoleh rata-rata 71% , siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi tentang jawaban LKPD I yang disampaikan guru
diperoleh rata-rata 85,50% , menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari
diperoleh rata-rata 80,75%.
Penilaian terhadap aktifitas siswa selama pembelajaran Problem Based
Learning pada RPP II dan III sebagaimana dirangkum pada tabel 4.4 bahwa nilai
rata-rata persentase siswa mendengarkan penyampaian topik dan tujuan
pembelajaran khusus (TPK) melalui permasalahan oleh guru dan menanggapi
permasalahan yang disampaikan guru sebesar 86,25% , siswa mendengarkan
penjelasan guru diperoleh rata-rata 86,25% , siswa mendengarkan dan menjawab
pertanyaan yang diberikan guru diperoleh rata-rata 86,25% , siswa mengikuti
intruksi guru untuk membentuk kelompok diperoleh nilai rata-rata 93,63% , siswa
63
memperhatikan pengarahan tata cara pelaksanaan penyelidikan dari guru
diperoleh nilai rata-rata 86,75% , siswa menyiapkan peralatan/perangkat
pembelajaran (lembar kerja siswa, alat dan bahan percobaan) diperoleh nilai rata-
rata 92% , siswa bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dengan teliti
diperoleh nilai rata-rata 82,63% , siswa bertanya jika ada yang belum dimengerti
diperoleh nilai rata-rata 83,75% , siswa menuliskan data hasil percobaan pada
LKPD dan mengolah data diperoleh nilai rata-rata 94,73% , siswa memilih 2
orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil penyelidikan didepan
kelas diperoleh nilai rata-rata 80,25% , siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas 85,50% , siswa menyimak informasi sebenarnya dari
guru tentang penyelidikan yang dilakukan diperoleh nilai rata-rata 91,13% .
3. Tes Hasil Belajar Siswa (THB) dalam Pembelajaran Menggunakan
Multi Model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning)
pada Materi Usaha dan Energi
Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
ketuntasan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif setelah diterapkan
pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based
Learning) pada pokok bahasan Usaha dan Energi. Tes Hasil Belajar dianalisis
menggunakan ketuntasan individu dan klasikal, serta ketuntasan TPK terhadap
indikator yang ingin dicapai. Pedoman penentuan tingkat ketuntasan individu
mengacu pada standar ketuntasan dari SMP Negeri 6 Palangka Raya yang
menggunakan standar ketuntasan sebesar ≥ 75%.1 Ketuntasan klasikal dikatakan
1 Guru mata pelajaran fisika SMP Negeri-6 Palangkaraya.
64
tuntas apabila memenuhi ≥ 85% seluruh siswa yang tuntas.2 Batas ketuntasan
TPK yang sudah ditetapkan sebesar 75%.
a. Ketuntasan Individu dan Klasikal
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah soal berbentuk
uraian sebanyak 16 soal yang sudah diuji keabsahannya. Hasil analisis data
tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.5 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
No Nama Siswa Skor Persentase Ket
1 ARP 67 88,16 Tuntas
2 AI P 65 85,53 Tuntas
3 AD 70 92,11 Tuntas
4 AIA 64 84,21 Tuntas
5 AAP 65 85,53 Tuntas
6 AR 68 89,47 Tuntas
7 BB 74 97,37 Tuntas
8 CFD 67 88,16 Tuntas
9 DGP 69 90,79 Tuntas
10 EPN 68 89,47 Tuntas
11 ET 72 94,74 Tuntas
12 EJ 62 81,58 Tuntas
13 KS 64 84,21 Tuntas
14 MRR 56 73,68 Tidak Tuntas
15 MDT 74 97,37 Tuntas
16 MN 66 86,84 Tuntas
17 MAA 47 61,84 Tidak Tuntas
18 MYF 59 77,63 Tuntas
19 NG 70 92,11 Tuntas
20 NH 72 94,74 Tuntas
21 N 68 89,47 Tuntas
22 NH 67 88,6 Tuntas
23 P 72 94,74 Tuntas
24 RSP 67 88,16 Tuntas
25 R 72 94,74 Tuntas
26 RAJ 68 89,47 Tuntas
27 RES 57 75 Tuntas
28 R 68 89,47 Tuntas
29 SR 72 94,74 Tuntas
2M.Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., t.tp., t.np., h. 53
65
30 TG 66 86,84 Tuntas
Sumber: Hasil penelitian, 2014.
Tabel 4.6. Keberhasilan siswa secara klasikal
Jumlah
siswa Jumlah siswa
tuntas Jumlah siswa
tidak tuntas Ketuntasan Klasikal
(%) 30 28 2 93,33
Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 diatas menunjukkan bahwa terdapat 2
siswa yang tidak tuntas pada tes hasil belajar. Siswa yang tuntas pada tes hasil
belajar sebanyak 28 orang, karena telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar
dari pihak sekolah yang KKM sebesar ≥ 75%. Siswa yang tuntas pada tes
hasil belajar secara klasikal sebesar 93,33%. Berdasarkan ketuntasan klasikal
siswa tuntas hasil belajarnya, karena hasil belajar siswa secara klasikal
memenuhi/ melebihi batas standar ketuntasan klasikal sebesar ≥85%.
b. Ketuntasan TPK
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) dikatakan tuntas bila siswa yang
mencapai TPK ≥ 65%. Apabila dalam 1 TPK terdapat soal lebih dari 1 soal
maka nilai tersebut harus dicari nilai rata-rata terlebih dahulu baru
dipersentasekan. Hasil analisis data ketuntasan TPK dapat dilihat pada tabel
4.7 di bawah ini:
66
Tabel 4.7 Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
No Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Aspek Butir
Soal
Ketercapain
TPK(%) Ket
1 Siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk
energy. C1 1 93 Tuntas
2 Siswa dapat mencontohkan bentuk-bentuk
energi dalam kehidupan sehari-hari C2 2 58
Tidak
tuntas
3 Menerapkan konsep energi dalam
kehidupan sehari-hari C3 3 89 Tuntas
4 Menentukan proses terjadinya perubahan
energi C3 4 100 Tuntas
5 Siswa dapat menjelaskan konsep energi
kinetik C2 5 96 Tuntas
6 Siswa dapat menjelaskan konsep energi
potensial C2 6 96 Tuntas
7 Siswa dapat membedakan energi kinetik
dan energi potensial dalam kehidupan
sehari-hari
C2 7 79 Tuntas
8 Siswa dapat menyebutkan hukum
kekekalan energi C1 8 98 Tuntas
9 Siswa dapat menyebutkan contoh hukum
kekekalan energi dalam kehidupan sehari-
hari
C2 9 84 Tuntas
10 Siswa dapat menjelaskan pengertian usaha C1 10 96 Tuntas
11 Siswa dapat menjelaskan macam-macam
usaha yang ada dalam kehidupan sehari-
hari
C2 11 96 Tuntas
12 Siswa dapat menghitung soal matematis
yang berhubungan dengan usaha C3 12 98 Tuntas
13 Siswa dapat menjelaskan adanya
hubungan antara usaha dan energi C2 13 73 Tuntas
14 Siswa dapat menjelaskan pengertian daya C1 14 100 Tuntas
15 Siswa dapat menjelaskan hubungan
persamaan antara daya (P), usaha (W),
dan waktu (t)
C2 15 65 Tuntas
16 Siswa dapat menghitung soal-soal yang
berhubungan dengan daya dan usaha C3 16 89 Tuntas
Sumber: Hasil penelitian, 2014.
67
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 16 TPK yang dirumuskan terdapat
15 TPK yang tuntas dan 1 TPK yang tidak tuntas. TPK yang tuntas terdiri
dari 4 TPK aspek pengetahuan (C1),7 TPK aspek pemahaman (C2) dan 4 TPK
aspek aplikasi. TPK yang tidak tuntas terdiri dari 1 TPK aspek pemahaman
(C2).
4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Multi Model (Numbered Head
Together dan Problem Based Learning) pada Materi Usaha dan Energi
Respon siswa dilakukan dengan memberikan angket yang berisi
pernyataan-pernyataan tentang pembelajaran multi model (Numbered Head
Together dan Problem Based Learning) yang telah dilaksanakan selama 3
pertemuan selesai dan tes soal akhir. Dan pengisian angket ini diberikan pada
siswa kelas VIII-4 sebagai objek penelitian dengan memberikan jawaban
pada pernyataan yang telah disediakan dalam angket tersebut. Hasil analisis
data dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
68
Tabel 4.8 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT)
Sumber: Hasil penelitian, 2014
No Pernyataan SS S CS KS TS
F % F % F % F % F %
1 Strategi pembelajaran yang digunakan
lebih memotivasi saya untuk aktif dalam
pembelajaran.
8 26,7 15 50 6 20 1 3,33 - -
2 Strategi pembelajaran Numbered Head
Togehter dapat meningkatkan kesadaran
saya akan pentingnya fisika dalam
kehidupan sehari-hari.
10 33,3 17 56,7 3 10 - - - -
3 Proses pembelajaran fisika yang digunakan
guru kali ini berbeda dengan yang selama
ini saya alami.
5 16,7 11 36,7 10 33,3 4 13,3 - -
4 Strategi pembelajaran yang digunakan
merupakan strategi pembelajaran baru. 9 30 14 46,7 4 13,3 1 3,33 2 6,7
5 Strategi pembelajaran Numbered Head
Togehter membuat saya merasa senang
belajar fisika.
12 40 9 30 8 26,7 - - 1 3,3
6 Strategi pembelajaran Numbered Head
Togehter ini, memudahkan saya
memahami materi energi dan
perubahannya dengan baik.
9 30 16 53,3 5 16,7
- - - -
7 a. Strategi pembelajaran Numbered Head
Togehter yang digunakan merupakan
strategi pembelajaran yang
membosankan.
b. Strategi pembelajaran Numbered Head
Togehter yang digunakan merupakan
strategi pembelajaran yang
menyenangkan.
- - 4 13,
3 5
16,
7 8
26,
7 13
43,
3
6 20 23 76,7 10 33,3 - - - -
8 Penjelasan guru tentang konsep energi dan
perubahannya dalam pembelajaran jelas,
sederhana dan mudah dimengerti sehingga
saya mudah memahami materi. 9 30 14 46,7 5 16,7 1 3.33 1 3.33
9 Lembar bacaan yang diberikan dapat
membantu dalam proses pembelajaran
Numbered Head Togehter
10 33,3 16 53.3 3 10 1 3,33 - -
10 Arahan pertanyaan-pertanyaan dalam
LKPD membingungkan saya untuk
dipahami.
2 6,67 6 20 8 26,7 10 33,3 4 13,3
11 Kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang
ada di LKPD dapat lebih memudahkan
saya untuk memahami materi energi dan
perubahannya
7 23,3 16 53,3 7 23,3 - - - -
69
Tabel 4.9 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
No Pernyataan SS S CS KS TS
F % F % F % F % F %
1 Strategi pembelajaran yang digunakan
lebih memotivasi saya untuk aktif dalam
pembelajaran.
5 16,7 19 63,3 6 20 - - - -
2 Strategi pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan kesadaran
saya akan pentingnya fisika dalam
kehidupan sehari-hari.
11 36,7 14 46.7 5 16,7 - - - -
3 Proses pembelajaran fisika yang digunakan
guru kali ini berbeda dengan yang selama
ini saya alami.
7 23,3 8 26,7 11 36,7 3 10 1 3,3
4 Strategi pembelajaran yang digunakan
merupakan strategi pembelajaran baru. 11 36,7 12 40 4 13,3 1 3.3 2 6,67
5 Strategi pembelajaran Problem Based
Learning membuat saya merasa senang
belajar fisika.
9 30 16 53,3 5 16,7 - - - -
6 Strategi pembelajaran Problem Based
Learning ini, memudahkan saya
memahami materi energi potensial,
kinetik, hukum kekekalan energi, usaha,
dan daya.
9 30 16 53,3 3 10 2 6,67 - -
7 c. Strategi pembelajaran Problem Based
Learning yang digunakan merupakan
strategi pembelajaran yang
membosankan.
d. Strategi pembelajaran Problem Based
Learning yang digunakan merupakan
strategi pembelajaran yang
menyenangkan.
1 3.33 3 10 4 13.3 9 30 13 43,3
11 36.7 11 36.7 7 23.3 - - 1 3.33
8 Penjelasan guru tentang konsep energi dan
perubahannya dalam pembelajaran jelas,
sederhana dan mudah dimengerti sehingga
saya mudah memahami materi. 10 33,3 11 36,7 8 26.7 1 3,33 - -
9 Lembar bacaan yang diberikan dapat
membantu dalam proses pembelajaran
Problem Based Learning
14 46,7 10 33,3 4 13.3 2 6,67 - -
10 Arahan pertanyaan-pertanyaan dalam
LKPD membingungkan saya untuk
dipahami.
- - 4 13,3 10 33,3 7 23,3 7 23,3
11 Kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang
ada di LKPD dapat lebih memudahkan
saya untuk memahami materi energi
potensial, kinetik, hukum kekekalan
energi, usaha, dan daya
10 33,3 16 53.3 3 10 1 3,33 - -
70
Tabel 4.8 pada model pembelajaran Numbered Head Together
menunjukkan bahwa pada respon nomor 1, sebanyak 8 siswa menyatakan
sangat setuju (26,7%), 15 siswa menyatakan setuju (50%), 6 siswa
menyatakan cukup setuju (20%), dan 1 siswa menyatakan kurang setuju
(3,33%) terhadap strategi pembelajaran yang digunakan lebih memotivasi
siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pada respon nomor 2, sebanyak 10
siswa menyatakan sangat setuju (33,3%), 17 siswa menyatakan setuju
(56,70%), dan 3 siswa menyatakan cukup setuju (10%) terhadap
pembelajaran tipe numbered head together yang terkait dengan kehidupan
sehari-hari, telah meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya fisika
dalam kehidupan sehari-hari. Pada respon nomor 3, sebanyak 5 siswa
menyatakan sangat setuju (16,70%), 11 siswa menyatakan setuju (36,70%),
10 siswa menyatakan cukup setuju (33,30%) dan 4 siswa menyatakan kurang
setuju (13,30%) terhadap proses pembelajaran fisika yang digunakan guru
kali ini berbeda dengan yang selama ini siswa alami. Pada respon nomor 4,
sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (30%), 14 siswa menyatakan
setuju (46,70%), 4 siswa menyatakan cukup setuju (13,30%), 1 siswa
menyatakan kurang setuju (3,33%) dan 2 siswa menyatakan tidak setuju
(6,67%) terhadap strategi pembelajaran yang digunakan merupakan strategi
pembelajaran baru.
Respon nomor 5, sebanyak 12 siswa menyatakan sangat setuju (40%), 9
siswa menyatakan setuju (30%), 8 siswa menyatakan sukup setuju (26,70%)
dan 1 siswa menyatakan tidak setuju (3,33%) terhadap model pembelajaran
71
numbered head together membuat siswa merasa senang belajar fisika. Pada
respon nomor 6, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (30%), 16 siswa
menyatakan setuju (53,30%), dan 5 siswa menyatakan cukup setuju (16,70%)
terhadap model pembelajaran numbered head together yang digunakan
memudahkan siswa memahami materi dengan baik. Pada respon nomor 7a,
sebanyak 4 siswa menyatakan setuju (13,30%), 5 siswa menyatakan cukup
setuju (16,70%), 8 siswa menyatakan kurang setuju (26,70%) dan 13 siswa
menyatakan tidak setuju (43,30%) terhadap model pembelajaran numbered
head together yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang
membosankan. Pada respon nomor 7b, sebanyak 6 siswa menyatakan sangat
setuju (20%), 23 siswa menyatakan setuju (76,70%), dan 10 siswa
menyatakan cukup setuju (33,30%) terhadap model pembelajaran numbered
hwad together yang digunakan merupakan model pembelajaran yang
menyenangkan. Pada respon nomor 8, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat
setuju (30%), 14 siswa menyatakan setuju (46,70%), 5 siswa menyatakan
cukup setuju (16,7%), 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) dan 1 siswa
menyatakan tidak setuju (3,33%) terhadap penjelasan guru tentang konsep
energi dan perubahannya dalam pembelajaran jelas, sederhana dan mudah
dimengerti sehingga saya mudah memahami materi. Pada respon nomor 9,
sebanyak 10 siswa menyatakan sangat setuju (33,30%,), 16 siswa menyatakan
setuju (53,30%), 3 siswa menyatakan cukup setuju (10%) dan 1 siswa
menyatakan kurang setuju (3,33%) terhadap lembar bacaan yang diberikan
dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran numbered head together.
72
Pada respon nomor 10, sebanyak 2 siswa menyatakan sangat setuju
(6,67%), 6 siswa menyatakan setuju (20%), 8 siswa menyatakan cukup setuju
(26,70%), 10 siswa menyatakan kurang setuju (33,30%) dan 4 siswa
menyatakan tidak setuju (13,3%) terhadap arahan pertanyaan-pertanyaan
dalam LKPD membingungkan siswa untuk dipahami. Pada respon nomor 11,
sebanyak 7 siswa menyatakan sangat setuju (23,30%), 16 siswa menyatakan
setuju (53,30%), dan 7 siswa menyatakan cukup setuju (23,30%) terhadap
kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih
memudahkan siswa untuk memahami materi energi dan perubahannya.
Tabel 4.9 pada model pembelajaran problem based learning
menunjukkan bahwa pada respon nomor 5 sebanyak 8 siswa menyatakan
sangat setuju (16,70%), 19 siswa menyatakan setuju (63,30%), dan 6 siswa
menyatakan cukup setuju (20%) terhadap strategi pembelajaran yang
digunakan lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pada
respon nomor 2, sebanyak 11 siswa menyatakan sangat setuju (36,70%), 14
siswa menyatakan setuju (46,70%), dan 5 siswa menyatakan cukup setuju
(16,70%) terhadap model pembelajaran problem based learning yang terkait
dengan kehidupan sehari-hari, telah meningkatkan kesadaran siswa akan
pentingnya fisika dalam kehidupan sehari-hari. Pada respon nomor 3,
sebanyak 7 siswa menyatakan sangat setuju (23,30%), 8 siswa menyatakan
setuju (26,70%), 11 siswa menyatakan cukup setuju (36,70%), 3 siswa
menyatakan kurang setuju (10%) dan 1 siswa menyatakan tidak setuju
(3,30%) terhadap proses pembelajaran fisika yang digunakan guru kali ini
73
berbeda dengan yang selama ini siswa alami. Pada respon nomor 4, sebanyak
11 siswa menyatakan sangat setuju (36,70%), 12 siswa menyatakan setuju
(40%), 4 siswa menyatakan cukup setuju (13,30%), 1 siswa menyatakan
kurang setuju (3,33%) dan 2 siswa menyatakan tidak setuju (6,67%) terhadap
strategi pembelajaran yang digunakan merupakan strategi pembelajaran baru.
Respon nomor 5, sebanyak 9 siswa menyatakan sangat setuju (30%),
16 siswa menyatakan setuju (53,30%), dan 5 siswa menyatakan tidak setuju
(16,70%) terhadap model pembelajaran problem based learning membuat
siswa merasa senang belajar fisika. Pada respon nomor 6, sebanyak 9 siswa
menyatakan sangat setuju (30%), 16 siswa menyatakan setuju (53,30%), 3
siswa menyatakan cukup setuju (10%) dan 2 siswa menyatakan kurang setuju
(6,67%) terhadap model pembelajaran problem based learning yang
digunakan memudahkan siswa memahami materi dengan baik. Pada respon
nomor 7a, sebanyak 1 siswa menyatakan sangat setuju (3,33%), 3 siswa
menyatakan setuju (10%), 4 siswa menyatakan cukup setuju (13,30%), 9
siswa menyatakan kurang setuju (30%), dan 13 siswa menyatakan tidak
setuju (43,30%) terhadap model pembelajaran problem based learning yang
digunakan merupakan strategi pembelajaran yang membosankan. Pada respon
nomor 7b, sebanyak 11 siswa menyatakan sangat setuju (36,70%), 11 siswa
menyatakan setuju (36,70%), 7 siswa menyatakan cukup setuju (23,30%) dan
1 siswa menyatakan tidak setuju (3,33%) terhadap model pembelajaran
problem based learning yang digunakan merupakan model pembelajaran
yang menyenangkan. Pada respon nomor 8, sebanyak 10 siswa menyatakan
74
sangat setuju (33,3%), 11 siswa menyatakan setuju (36,7%), 8 siswa
menyatakan cukup setuju (26,70%), dan 1 siswa menyatakan kurang setuju
(3,33%) terhadap penjelasan guru tentang konsep energi potensial, energi
kinetik, hukum kekekalan energi, usaha dan daya dalam pembelajaran jelas,
sederhana dan mudah dimengerti sehingga saya mudah memahami materi.
Pada respon nomor 9, sebanyak 14 siswa menyatakan sangat setuju
(46,70%,), 10 siswa menyatakan setuju (33,30%), 4 siswa menyatakan cukup
setuju (13,3%) dan 2 siswa menyatakan kurang setuju (6,67%) terhadap
lembar bacaan yang diberikan dapat membantu siswa dalam proses
pembelajaran problem based learning.
Pada respon nomor 10, sebanyak 4 siswa menyatakan setuju (13,30%),
10 siswa menyatakan cukup setuju (33,30%), 7 siswa menyatakan kurang
setuju (23,30%), dan 7 siswa menyatakan tidak setuju (23,30%) terhadap
arahan pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD membingungkan siswa untuk
dipahami. Pada respon nomor 11, sebanyak 10 siswa menyatakan sangat
setuju (33,30%), 16 siswa menyatakan setuju (53,30%), 3 siswa menyatakan
cukup setuju (10%) dan 1 siswa menyatakan kurang setuju (3,33%) terhadap
kegiatan pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih
memudahkan siswa untuk memahami materi energi potensial, kinetik, hukum
kekekalan energi, usaha, dan daya.
75
B. Pembahasan
1. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menggunakan Multi Model
(Numbered Head Together dan Problem Based Learning) pada Materi
Usaha dan Energi
Pengelolaan pembelajaran fisika oleh peneliti dinilai dengan
menggunakan instrumen 1.6 yaitu lembar pengamatan pengelolaan
pembelajaran fisika dengan menggunakan pembelajaran multi model
(numbered head together dan problem based learning). Pengamatan
dilakukan oleh 2 orang pengamat yakni Bapak Arif Romadhoni, S.Si dan Ibu
Hersine, S. Pd. Penilaian terhadap pengelolaan ini meliputi pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada tabel 4.10
berikut :
Tabel. 4.10 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP pada Pertemuan Pertama
Pengelolaan Pembelajaran
Persentase Keterlaksanaan
Pembelajaran
RPP 1 (%)
1
(Kategori yang diamati)
2
(keterlaksanaan)
3
(Nilai)
A. PENDAHULUAN
1. Memotivasi siswa Terlaksana 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran Terlaksana 3
3. Memberikan informasi tentang model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
together (NHT)
Terlaksana 3
B. KEGIATAN INTI
Tahap 1, Menyampaikan materi
4. Menjelaskan materi pelajaran Terlaksana 3
Tahap 2, Penomoran (Numbering)
5. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
Terlaksana 3,5
6. Memberikan nomor 1 sampai 4 kepada masing-
masing anggota kelompok
Terlaksana 3,5
76
Pengelolaan Pembelajaran
Persentase Keterlaksanaan
Pembelajaran
RPP 1 (%)
Tahap 3, pengajuan pertanyaan (Questioning)
7. Mengajukan pertanyaan kepada siswa berupa
LKPD
Terlaksana 4
8. Membagikan LKPD Terlaksana 4
9. Menjelaskan prosedur pengerjaan LKPD Terlaksana 3
Tahap 4, berfikir bersama (Head Together)
10. Membimbing siswa berfikir bersama/berdiskusi Terlaksana 3
11. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas
Terlaksana 4
Tahap 5, pemberian jawaban (Answering)
12. Memanggil salah satu nomor dari tiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusi/memberikan jawaban
Terlaksana 3,5
13. Memberikan jawaban informasi yang benar pada
LKPD
Terlaksana 4
14. Menyimpulkan secara bersama pelajaran yang
sudah dipelajari
Terlaksana 3,5
Tahap 7, Guru mengadakan evaluasi siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami materi
15. Memberikan evaluasi berupa soal sesuai dengan
TPK untuk mengecek pemahaman siswa
Terlaksana 4
16. Guru memberikan perhargaan kepada siswa dan
kelompok yang terbaik.
Terlaksana 3,5
C. PENUTUP
Tahap 8 : penutup
Guru menutup pelajaran dengan mengucap
salam
4
D. PENGELOLAAN WAKTU Terlaksana 3
(Sumber: Hasil penelitian 2014)
Persentase keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dapat
dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini:
77
Tabel. 4.11 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP pada Pertemuan Kedua
Pengelolaan pembelajaran
Persentase Keterlaksanaan
Pembelajaran
RPP 2 (%)
1
(Kategori yang diamati)
2
(keterlaksanaan)
3
(Nilai)
A. PENDAHULUAN
1) Mengucapkan salam dan menanyakan
kehadiran siswa
Terlaksana 4
B. KEGIATAN INTI
Orientasi siswa pada masalah
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus Terlaksana 3,5
2) Memotivasi siswa dengan mengajukan
permasalahan berupa pertanyaan
Terlaksana 3
3) Membimbing siswa untuk mengidentifikasi
masalah
Terlaksana 3
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
1) Membimbing siswa dalam pembentukan
kelompok
Terlaksana 3,5
2) Membagikan LKPD dan alat-alat kepada
siswa
Terlaksana 4
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Mengecek kesiapan alat dan bahan Terlaksana 4
2) Membimbing setiap kelompok untuk
melakukan pengamatan dalam LKPD
Terlaksana 3,5
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1) Membimbing siswa merancang laporan Terlaksana 4
2) Meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil pengamatan
Terlaksana 4
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1) Mendiskusikan kembali langkah-langkah
pengamatan
Terlaksana 3,5
2) Mendiskusikan konsep-konsep penting Terlaksana 3
3) Membimbing siswa membuat kesimpulan
mengenai materi yang telah dipelajari
Terlaksana 3
4) Memberikan evaluasi Terlaksana 4
C. Penutup
1) Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
salam penutup
Terlaksana 2,5
Pengelolaan waktu Terlaksana 4
(Sumber: Hasil penelitian 2014)
78
Persentase keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga dapat
dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini:
Tabel. 4.12 Rekapitulasi Keterlaksanaan RPP pada Pertemuan Ketiga
Pengelolaan pembelajaran
Persentase Keterlaksanaan
Pembelajaran
RPP 3 (%)
1
(Kategori yang diamati)
2
(keterlaksanaan)
3
(Nilai)
A. PENDAHULUAN
1) Mengucapkan salam dan menanyakan
kehadiran siswa
Terlaksana 4
B. KEGIATAN INTI
Orientasi siswa pada masalah
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus Terlaksana 4
2) Memotivasi siswa dengan mengajukan
permasalahan berupa pertanyaan
Terlaksana 3,5
3) Membimbing siswa untuk mengidentifikasi
masalah
Terlaksana 3,5
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
1) Membimbing siswa dalam pembentukan
kelompok
Terlaksana 4
2) Membagikan LKPD dan alat-alat kepada
siswa
Terlaksana 4
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Mengecek kesiapan alat dan bahan Terlaksana 4
2) Membimbing setiap kelompok untuk
melakukan pengamatan dalam LKPD
Terlaksana 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1) Membimbing siswa merancang laporan Terlaksana 4
2) Meminta perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil pengamatan
Terlaksana 4
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1) Mendiskusikan kembali langkah-langkah
pengamatan
Terlaksana 3,5
2) Mendiskusikan konsep-konsep penting Terlaksana 3,5
3) Membimbing siswa membuat kesimpulan
mengenai materi yang telah dipelajari
Terlaksana 4
4) Memberikan evaluasi Terlaksana 4
C. Penutup
1) Mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
salam penutup
Terlaksana 4
Pengelolaan waktu Terlaksana 4
(Sumber: Hasil penelitian, 2014)
79
Skor rata-rata pengelolaan pembelajaran untuk setiap kegiatan pada
setiap RPP dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini:
Tabel.4.13 Rekapitulasi Pengelolaan Pembelajaran RPP pada Tiap
Pertemuan
NO
Aspek yang diobservasi
Skor Pengelolaan
Pembelajaran
Kategori
RPP 1 RPP 2 RPP 3 1 Kegiatan Pendahuluan 3 4 4 Baik 2 Kegiatan Inti 3,25 3,54 3,85 Baik 3 Kegiatan Penutup 4 2,5 4 Baik
RATA-RATA 3,42 3,35 3,95 Baik
Sumber: Hasil penelitian, 2014
Keterangan:
1,00 - 1,49 = Tidak baik
1,50 - 2,49 = Kurang baik
2,50 - 3,49 = Baik
3,50 - 4,00 = Sangat baik.3
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, pengelolaan pembelajaran fisika
menggunakan pembelajaran multi model (numbered head together dan problem
based learning) menunjukkan pada RPP I menggunakan model pembelajaran
numbered head together kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 3,42 dengan kategori baik, pada
aspek kegiatan pendahuluan pengelolaan yang dilakukan guru meliputi
memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memberikan
informasi tentang model pembelajaran mendapat skor 3 dengan kategori baik,
pada pengelolaan aspek kegiatan inti KBM meliputi penyampaian materi,
penomoran, pengajuan pertanyaan, berfikir bersama dan pemberian jawaban,
3 M. Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., t.tp., t.np., 2005., h. 53.
80
guru memiliki nilai 3,25 dengan kategori baik. Kemampuan guru mengelola
kegiatan penutup dalam KBM memiliki rata-rata skor 4 dengan kategori sangat
baik.
Hal ini terjadi disebabkan guru meminta siswa selalu bertanggungjawab
dengan tugasnya masing-masing dengan menjawab LKPD dan selalu kompak
dalam kelompoknya masing-masing serta guru meminta salah satu siswa untuk
mempersentasikan tugas yang diberikan guru. Model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) memiliki tahapan-tahapan yang menuntut siswa agar
selalu siap mengikuti pembelajaran dan lebih aktif secara optimal, serta
melakukan diskusi secara sungguh-sungguh sehingga dapat mengembangkan
konsep yang telah ditemukan disetiap pembelajaran. Sejalan dengan pendapat
Semiawan, bahwa sebagai fasilitator, tugas guru selain memberikan
pengetahuan, guru menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk
bertanggungjawab dengan tugasnya, berdiskusi, mengamati, mengadakan
eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.4
Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem
based learning pada RPP II dan RPP III. Kemampuan guru mengelola kegiatan
pendahuluan memiliki skor rata-rata 4 dengan kategori sangat baik, kemampuan
guru mengelola kegitan inti memiliki skor rata-rata 3,69 dengan kategori sangat
baik, pada pengelolaan aspek kegiatan inti KBM meliputi orientasi siswa pada
masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
4 Conny Semiawan, DKK, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa
Dalam Belajar, Jakarta: Gramedia, 1985, Hal.15
81
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kegiatan guru
mengelola kegiatan penutup memiliki nilai rata-rata 3,65 dengan kategori sangat
baik.
Hal ini disebabkan dalam mengelola pembelajaran guru memiliki tahapan-
tahapan yang menuntut kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan baru
memalui pemecahan masalah agar siswa lebih memahami isi pelajaran,
meningkatkan minat, aktifitas, pemahaman, berfikir kritis, dan tanggungjawab.
Sejalan dengan pendapat Semiawan, bahwa sebagai fasilitator, tugas guru selain
memberikan pengetahuan, guru menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk
bertanggungjawab dengan tugasnya, berdiskusi, mengamati, mengadakan
eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.5
Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran numbered
head together memiliki nilai rata-rata sebesar 3,42 dengan kategori baik,
sedangkan pengelolaan pembelajaran menggunakan problem based learning
memiliki nilai rata-rata sebesar 3,65 dengan kategori sangat baik.
Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Problem Based Learning
digunakan dalam dua kali pembelajaran sedangkan model pembelajaran
Numbered Head Together hanya sekali pembelajaran. Sehingga siswa lebih
mengerti dan memahami pengelolaan model pempelajaran problem based
learning. Siswa mulai terbiasa dengan proses pemecahan masalah,
bereksperimen, menjawab LKPD, menganalisis data, serta mempersentasikan
tugas masing-masing kelompok.
5 Conny Semiawan, DKK, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa
Dalam Belajar, Jakarta: Gramedia, 1985, Hal.15
82
Penilaian pengelolaan pembelajaran fisika secara keseluruhan didapat rata-
rata penilaian sebesar 3,57 dengan kategori baik.
2. Aktifitas Siswa dengan menerapkan Pembelajaran multi model
(Numbered Head Together dan Problem Based Learning)
Aktifitas siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar
pengamatan aktifitas siswa. Dari hasil pengamatan selama tiga kali pertemuan
yaitu RPP I, RPP II, dan RPP III. Persentasi aktifitas siswa dalam Kegiatan
pembelajaran fisika dengan menggunakan pembelajaran multi model (numbered
head togther dan problem based learning) dapat disajikan dalam bentuk diagram
di bawah ini:
Gambar 4.2 Diagram Persentase Aktifitas Siswa pada pembelajaran NHT
0102030405060708090
100
1 2 3 4 5 6 7 8
Pe
rse
nta
si (
%)
Aktifitas siswa
RPP I
RPP I
83
Gambar 4.3 Diagram Persentase Aktifitas Siswa pada pembelajaran NHT
Keterangan :
RPP I :
1. Mendengarkan dan memperhatikan penyampaian informasi tentang materi
energi dan perubahannya
2. Mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok belajar terdiri dari 7-8
orang
3. Menerima nomor yang diberikan guru dan memperhatikan nomornya masing-
masing
4. Berfikir bersama mendiskusikan dan meyakinkan setiap anggota dalam
kelompoknya mengetahui jawabannya
5. Memperhatikan dan menanyakan yang kurang jelas
6. Memperhatikan dan maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil
diskusi/memberikan jawaban
7. Mendengarkan dan memperhatikan informasi tentang jawaban LKPD I yang
disampaikan guru
8. Menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari
RPP II dan III :
1. Mendengarkan penyampaian topik dan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
melalui permasalahan oleh guru dan menanggapi permasalahan yang
disampaikan guru
2. Mendengarkan penjelasan guru
3. Mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru
4. Mengikuti intruksi guru untuk membentuk kelompok
5. Memperhatikan pengarahan tata cara pelaksanaan penyelidikan dari guru
6. Menyiapkan peralatan/perangkat pembelajaran (Lembar Kerja Siswa, alat dan
bahan percobaan)
7. Bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dengan teliti
8. Bertanya jika ada yang belum dimengerti
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pe
rse
nta
si (
%)
Aktifitas siswa
RPP II dan RPP III
RPP II
RPP III
84
9. Menuliskan data hasil percobaan pada LKS dan mengolah data
10. Memilih 2 orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
penyelidikan didepan kelas
11. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
12. Menyimak informasi sebenarnya dari guru tentang penyelidikan yang
dilakukan
Pada RPP I siswa melakukan aktifitas 1, yaitu mendengarkan dan
memperhatikan penyampaian informasi tentang materi energi dan perubahannya,
skor yang diperoleh siswa yaitu 98,5% hal ini dikarenakan siswa sangat antusias
dengan pembelajaran yang dilakukan. Siswa melakukan aktifitas 2, yaitu
Mengikuti instruksi guru untuk membentuk kelompok belajar terdiri dari 7-8
orang skor yang diperoleh siswa yaitu 79,75% hal ini karena siswa mulai
membentuk kelompok dan dan beradaptasi satu sama lain untuk saling
kerjasama dalam berkelompok. Siswa melakukan aktifitas 3, yaitu menerima
nomor yang diberikan guru dan memperhatikan nomornya masing-masing, skor
yang diperoleh siswa yaitu 84,75% dikarenakan mereka sangat senang dengan
pemberian nomor kepada masing-masing siswa sehingga mereka mereka
memilki tanggung jawab masing-masing.
Siswa melakukan aktifitas 4, yaitu berfikir bersama mendiskusikan dan
meyakinkan setiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawabannya, skor
yang diperoleh siswa yaitu sebesar 87% karena siswa mulai bisa bertanggung
jawab dengan tugas kelompoknya masing-masing. Siswa melakukan aktifitas 5,
yaitu Memperhatikan dan menanyakan yang kurang jelas, skor yang diperoleh
siswa yaitu 75% karena siswa mulai memahami dan mengerti materi yang sudah
diajarkan. Siswa melakukan aktifitas 6, yaitu memperhatikan dan maju di depan
kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi/memberikan jawaban, skor yang
85
diperoleh siswa yaitu 71% karena sebagian siswa masih belum terbiasa
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.
Siswa melakukan aktifitas 7, yaitu mendengarkan dan memperhatikan
informasi tentang jawaban LKPD I yang disampaikan guru, skor yang diperoleh
siswa yaitu 85,5% siswa sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan yang disampaikan guru. Dan siswa melakukan aktifitas 8, yaitu
menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari, skor yang diperoleh yaitu
80,75% siswa mulai memahami dan mengerti tentang materi yang sudah
diajarkan.
Aktifitas yang sangat menonjol pada RPP I adalah siswa melakukan
aktifitas 1, yaitu mendengarkan dan memperhatikan penyampaian informasi
tentang materi energi dan perubahannya, skor yang diperoleh siswa yaitu 98,5%
dengan kategori sangat baik. Hal ini dikarenakan siswa sangat antusias dan tertib
saat memulai pembelajaran, ketika guru menjelaskan materi siswa selalu
memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dan bertanya jika tidak
dimengerti dan siswa merasa senang dengan model pembelajaran yang
dilakukan. Hal ini sejalan dengan guru sebagai perencana (planner) yang harus
mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar
sehingga tercipta situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar
yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan yang diharapkan.6
Pada RPP II dan RPP III skor yang diperoleh siswa dalam melakukan
aktifitas mengalami peningkatan. Siswa melakukan aktifitas 1, yaitu
6 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 1983, h. 4.
86
mendengarkan penyampaian topik dan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
melalui permasalahan oleh guru dan menanggapi permasalahan yang
disampaikan guru. Skor yang diperoleh siswa yaitu 85,5% dan 87%
peningkatannya cukup kecil yaitu 1,5%.
Siswa melakukan aktifitas 2, yaitu mendengarkan penjelasan guru. Skor
yang diperoleh siswa yaitu 83% menjadi 89,5% peningkatannya cukup besar
yaitu 6,5%. Peningkatan tersebut dikarenakan mereka sangat antusias
mendengarkan penjelasan yang disampaikan. Siswa melakukan aktifitas 3, yaitu
mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Skor yang
diperoleh siswa yaitu 87% menjadi 85,5% mengalami sedikit penurunan sebesar
1,5%. Penurunan tersebut dikarenakan ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan dan memahami pertanyaan yang diberikan.
Siswa melakukan aktifitas 4, yaitu mengikuti intruksi guru untuk
membentuk kelompok. Skor yang diperoleh siswa yaitu 92% menjadi 95,25%.
Skor yang diperoleh dalam melakukan aktifitas tersebut mengalami peningkatan
sebesar 3,25%. Peningkatan tersebut dikarenakan pada RPP III kelompok belajar
yang dibentuk oleh guru tetap seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya,
sehingga siswa dapat dengan mudah membentuk kelompok belajar sesuai
instruksi guru dengan tenang dan tertib.
Siswa melakukan aktifitas 5, yaitu Memperhatikan pengarahan tata cara
pelaksanaan penyelidikan dari guru. Skor yang diperoleh dalam melakukan
aktifitas tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,5 yaitu dari 85,5% pada RPP
II menjadi 88% pada RPP III. Peningkatan tersebut dikarenakan pada RPP III
87
siswa sudah mengerti dengan arahan tata cara pelaksanaan penyelidikan. RPP II
siswa belum mengerti dengan arahan tata cara pelaksanaan penyelidikan
sehingga siswa masih banyak bertanya.
Siswa melakukan aktifitas 6, yaitu menyiapkan peralatan/perangkat
pembelajaran (Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan percobaan). Skor yang
diperoleh dalam melakukan aktifitas tersebut tidak mengalami perubahan yaitu
tetap 92% pada RPP II dan RPP III. Hal ini dikarenakan siswa antusias dalam
menyiapkan peralatan/perangkat pembelajaran (Lembar Kerja Siswa, alat dan
bahan percobaan). Siswa melakukan aktifitas 7, yaitu bekerjasama dalam
melakukan penyelidikan dengan teliti. Skor yang diperoleh dalam melakukan
aktifitas tersebut mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,75% yaitu 82,25%
pada RPP II menjadi 83% pada RPP III.
Peningkatan ini dikarenakan beberapa siswa antusias dan fokus
bekerjasama dalam melakukan penyelidikan dengan teliti. Siswa melakukan
aktifitas 8, yaitu bertanya jika ada yang belum dimengerti. Skor yang diperoleh
mengalami penurunan sebesar 13% yaitu dari 90,25% pada RPP II menjadi
77,25% pada RPP III. Penurunan ini dikarenakan siswa mulai mengerti dan
memahami materi yang diajarkan sehingga mereka tidak banyak bertanya. Siswa
melakukan aktifitas 9, yaitu menuliskan data hasil percobaan pada LKS dan
mengolah data. Skor yang diperoleh mengalami sedikit peningkatan sebesar 1%
yaitu dari 94,25% pada RPP II menjadi 95,25% pada RPP III. Peningkatan ini
dikarenakan siswa mulai mengerti dan memahami dalam menuliskan hasil
percobaan pada LKS dan mengolah data.
88
Siswa melakukan aktifitas 10, yaitu memilih 2 orang perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil penyelidikan didepan kelas. Skor yang diperoleh
mengalami peningkatan sebesar 15,5% yaitu dari 72,5% pada RPP II menjadi
88% pada RPP III. Peningkatan ini dikarenakan siswa sangat antusias dalam
memilih 2 orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
penyelidikan didepan kelas. Siswa melakukan aktifitas 11, yaitu
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Skor yang diperoleh
mengalami peningkatan sebesar 19,5% yaitu dari 75,75% pada RPP II menjadi
95,25% pada RPP III. Peningkatan ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dan
sudah mulai percaya diri dalam mempersentasikan hasil diskusi kelompok di
depan kelas.
Siswa melakukan aktifitas 12, yaitu menyimak informasi sebenarnya dari
guru tentang penyelidikan yang dilakukan. Skor yang diperoleh siswa
mengalami penurunan sebesar 8,25% yaitu dari 95,25% pada RPP II menjadi
87% pada RPP III. Penurunan ini dikarenakan ada beberapa siswa yang ribut
dalam menyimak informasi sebenarnya tentang penyelidikan yang dilakukan
sehingga mereka tidak begitu serius dan memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.
Aktifitas yang paling dominan pada RPP II dan RPP III adalah siswa
melakukan aktifitas 11, yaitu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan
kelas. Skor yang diperoleh mengalami peningkatan sebesar 19,5% yaitu dari
75,75% pada RPP II menjadi 95,25% pada RPP III. Peningkatan ini dikarenakan
siswa sudah terbiasa dan sudah mulai percaya diri dalam mempersentasikan
89
hasil diskusi kelompok di depan kelas. Aktifitas belajar yang dirancang dengan
proses pemecahan masalah dalam pembelajaran problem based learning
memungkinkan siswa dapat belajar bereksperimen dan dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, dan keterlibatan belajar.7
3. Hasil Belajar Fisika Siswa setelah pembelajaran multi model
(Numbered Head Together dan Problem Based Learning)
a) Ketuntasan Individu
Hasil analisis tes hasil belajar siswa secara kognitif yang diukur
sebanyak satu kali. Berdasarkan tabel 4.2 yaitu tes hasil belajar siswa dari
30 orang siswa yang mengikuti ujian tes hasil belajar, 28 siswa yang
berhasil memperoleh nilai melebihi standar ketuntasan hasil belajar IPA
yang telah ditetapkan sekolah sebesar ≥75%.
Gambar 4.4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa THB pada soal
tes akhir pertemuan sebanyak 28 (93,3%) siswa tuntas dan 2 (6,67%) siswa
7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2009, H.220.
93,3% 28 orang
6,67% 2 orang
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
90
tidak tuntas. Ketuntasan 28 orang siswa dikarenakan siswa kelas VIII-4
memang termasuk kelas unggulan yang memiliki keragaman akademik
(pintar, sedang, dan kurang pintar). Ketuntasan 28 orang siswa memang
banyak didominasi siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi.
Siswa mampu memahami soal dengan baik. Selain itu, selama mengikuti
proses pembelajaran dan melakukan kerja kelompok siswa terlihat senang
dan menikmati proses diskusi, dengan cara memberi pertanyaan melalui
LKPD dan melakukan penyelidikan/pengamatan melalui percobaan. Dengan
menumbuhkan sikap berkelompok di kalangan siswa dapat membuat
suasana kelas menjadi hidup, sejalan, dan serasi.8 Sehingga siswa merasa
senang dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered
Head Together dan Problem Based Learning ini. Hal ini dapat dilihat dari
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran materi usaha dan energi
selama 2 jam pelajaran pada setiap pertemuannya.
Terlihat dari data pengelolaan pembelajaran, kemampuan guru
menjelaskan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa dalam
melakukan diskusi cukup baik. Kemampuan siswa mengikuti proses belajar
mengajar, memperhatikan dan memahami penjelasan guru dari kegiatan
awal sampai dengan kegiatan akhir cukup baik. Kemampuan siswa
memahami dan mengerjakan soal cukup baik. Sejalan dengan pendapat
Banyamin S. Bloom, “tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat
dicapai, kalau pengajaran yang diberikan secara klasikal bermutu baik dan
8 Hanafiah,dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung : Refika Aditama, 2009, h, 24
91
berbagai tindakan korektif terhadap siswa yang mengalami kesulitan
dilakukan dengan tepat.9
Siswa yang tidak tuntas sejumlah 2 orang hal ini terjadi siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru, tidak menjawab LKPD yang diberikan
guru, serta mereka sibuk sendiri bermain dan asyik mengobrol dengan
temannya. Kurangnya konsentrasi dan motivasi siswa dalam pelajaran juga
berpengaruh besar terhadap hasil belajarnya menjadi rendah. Keberhasilan
belajar siswa dapat juga ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya.10
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya tinggi,
begitu sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah, akan rendah pula
prestasi belajarnya.
b) Ketuntasan Klasikal
Tabel 4.14. Keberhasilan Siswa Secara Klasikal
Jumlah
siswa Jumlah siswa
tuntas Jumlah siswa
tidak tuntas Ketuntasan Klasikal
(%) 30 28 2 93,33
Berdasakan tabel 4.14 ketuntasan secara klasikal dari tes hasil belajar
siswa setelah menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head
Together dan Problem Based Learning) sebesar 93,30% sehingga
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head
Together dan Problem Based Learning memenuhi kriteria ketuntasan
9 Martinis Yamin, Propesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008, h. 126. 10
Wina, sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2008,h.249
92
klasikal yaitu ≥75%. Dari tabel 3.15 menunjukkan bahwa pengelolaan
pembelajaran pada RPP I memiliki nilai rata-rata 3,42 dengan kategori baik
sedangkan untuk aktifitas siswa mendapat nilai rata-rata 5,25, pada RPP II
memiliki nilai rata-rata 3,35 dengan kategori baik dan aktifitas siswa
memiliki nilai rata-rata 4,26 sedangkan pada RPP III memiliki nilai rata-rata
3,95 dengan kategori baik dan aktifitas siswa memiliki nilai rata-rata 4,37.
Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa sangat antusias dan cukup fokus
dalam PBM sehingga mendapatkan nilai yang baik, sehingga secara klasikal
kelas VIII-4 hasil belajarnya sudah memenuhi ketuntasan klasikal sebesar
93,30%.
c). Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
TPK dikatakan tuntas apabila persentase siswa yang mencapai TPK
tersebut sebesar 65%. Hasil analisis data ketuntasan TPK dengan
menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan
Problem Based Learning) dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti
di bawah ini;
Gambar 4.5. Diagram Ketuntasan TPK
15 soal (15 TPK)
1 soal (1TPK)
Ketuntasan TPK
Tuntas Tidak Tuntas
93
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dan analisis data pada tabel 4.7, TPK
yang tuntas sebanyak 93,75% atau 15 TPK. TPK yang tuntas terdiri dari
berbagai aspek yang termasuk ranah kognitif. TPK yang tuntas terdiri dari 4
TPK aspek pengetahuan (C1), 7 TPK aspek pemahaman (C2) dan 4 TPK
aspek aplikasi (C3). Untuk aspek pengetahuan (C1) tuntas kategori mudah.
Aspek pemahaman (C2) tuntas kategori sedang. Aspek aplikasi (C3) kategori
sukar. Siswa bisa menjelaskan, membedakan dan menunjukkan serta
mengaplikasikan materi yang terkait dalam pembelajaran yang berkaitan
dalam kehidupan sehari-hari.
TPK yang tidak tuntas sebesar 6,25% atau 1 TPK .TPK yang tidak
tuntas terdiri dari 1 TPK aspek pemahaman (C2). Untuk aspek (C2) tidak
tuntas meskipun termasuk kategori sedang tetapi ada beberapa siswa yang
tidak tuntas. TPK yang tidak tuntas masuk kedalam RPP I menjelaskan
tentang mencontohkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari,
pada RPP I memiliki nilai rata-rata 3,42 sedangkan untuk aktifitas siswa
memiliki nilai rata-rata 5,25 dengan kategori baik.
TPK yang tidak tuntas terjadi karena siswa tidak sungguh-sungguh
dalam mengerjakan soal serta dalam proses pembelajaran siswa tidak serius
memperhatikan penjelasan guru dan main-main saat diskusi berlangsung.
Kurangnya konsentrasi dan motivasi siswa dalam pelajaran juga
berpengaruh besar terhadap hasil belajarnya menjadi rendah. Keberhasilan
belajar siswa dapat juga ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya tinggi,
94
begitu sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah, akan rendah pula
prestasi belajarnya.11
4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran multi model (Numbered Head
Together dan Problem Based Learning)
Angket respon diberikan kepada siswa kelas VIII-4 yang digunakan
sebagai sampel penelitian. Pada umumnya siswa menyatakan setuju menanggapi
pernyataan yang terdapat pada lembaran angket. Respon siswa terhadap Model
Pembelajaran Numbered Head Together dan Problem Based Learning dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
11
Wina, sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2008,h.249
95
Tabel. 4.15 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT)
No Pernyataan Persentase (%)
S.
setuju
Setuju C.
setuju
K.
setuju
T.
setuju
1. Strategi pembelajaran yang
digunakan lebih memotivasi saya
untuk aktif dalam pembelajaran.
26,7 50 20 3,33 0
2. Strategi pembelajaran Numbered
Head Togehter dapat meningkatkan
kesadaran saya akan pentingnya
fisika dalam kehidupan sehari-hari.
33,3 56,7 10 0 0
3. Proses pembelajaran fisika yang
digunakan guru kali ini berbeda
dengan yang selama ini saya alami.
16,7 36,7 33,3 13,3 0
4. Strategi pembelajaran yang
digunakan merupakan strategi
pembelajaran baru.
30 46,7 13,3 3,33 6,67
5 Strategi pembelajaran Numbered
Head Togehter membuat saya
merasa senang belajar fisika.
40 30 26,7 0 3,33
6 Strategi pembelajaran Numbered
Head Togehter ini, memudahkan
saya memahami materi energi dan
perubahannya dengan baik.
30 53,3 16,7 0 0
7 Strategi pembelajaran Numbered
Head Togehter yang digunakan
merupakan strategi pembelajaran
yang membosankan.
0 13,3 16,7 26,7 43,3
8. Strategi pembelajaran Numbered
Head Togehter yang digunakan
merupakan strategi pembelajaran
yang menyenangkan.
20 76,7 33,3 0 0
9. Penjelasan guru tentang konsep
energi dan perubahannya dalam
pembelajaran jelas, sederhana dan
mudah dimengerti sehingga saya
mudah memahami materi.
30 46,7 16,7 3,333 3,33
10. Lembar bacaan yang diberikan
dapat membantu dalam proses
pembelajaran Numbered Head
Togehter
33,3 53,3 10 3,33 0
11. Arahan pertanyaan-pertanyaan
dalam LKPD membingungkan saya
untuk dipahami.
6,67 20 26,7 33,3 13,3
12. Kegiatan pengamatan dan
pertanyaan yang ada di LKPD
dapat lebih memudahkan saya
untuk memahami materi energi dan
perubahannya
23,3 53,3 23,3 0 0
96
Tabel 4.15 menunjukkan respon siswa terhadap pernyataan no.1 yaitu
“Pembelajaran yang digunakan guru lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam
pembelajaran”. Siswa menyatakan sangat setuju karena terlihat dari PBM
mereka sangat antusias bekerja kelompok dan berdiskusi dengan temannya
dalam mengerjakan soal dan masing-masing siswa dalam kelompoknya harus
mengetahui jawaban dari soal tersebut serta memanggil salah satu nomor yang
sama dari tiap kelompok untuk mempersentasikan jawaban mereka. Siswa
menyatakan setuju karena mereka bisa bekerjasama dan berdiskusi dengan
temannya dalam mengerjakan soal dan mempersentasikan hasil jawaban mereka
menurut nomornya masing-masing sehingga mereka tidak merasa begitu tegang
dalam PBM yang sedang berlangsung. Siswa menyatakan cukup setuju karena
dilihat pada saat PBM mereka cukup antusias dan berperan aktif dalam
mengerjakan soal bersama teman kelompoknya. Siswa yang menyatakan setuju
tetapi tidak tuntas karena dilihat pada saat PBM tidak serius memperhatikan
penjelasan guru dan ketika diskusi kelompok tidak dimanfaatkan dengan baik
untuk mempelajari materi tetapi digunakan untuk membicarakan hal lain yang
mengganggu teman lainnya. Sehingga ketika diberikan tes/evaluasi siswa
menjawab dengan asal-asalan.
Pernyataan no. 2, yaitu “Pembelajaran Numbered Head Together dapat
meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya fisika dalam kehidupan sehari-
hari”.
97
Siswa menyatakan sangat setuju karena pada saat PBM dengan
pembelajaran Numbered Head Together siswa sangat antusias mengikuti
pembelajaran pada materi usaha dan energi. Siswa menyatakan setuju
disebabkan pada saat PBM dengan pembelajaran Numbered Head Together
siswa sangat asyik dan bebas mengekpresikan pendapatnya pada materi usaha
dan energi yang selalu berkaitan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu
mereka temui. Sehingga dengan belajar usaha dan energi mereka tahu peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam termasuk dalam fisika. Siswa yang menyatakan
cukup setuju mereka cukup begitu antusias dengan pembelajaran yang ada.
Siswa yang menyatakan setuju tetapi tidak tuntas karena ada beberapa siswa
yang setuju dengan pembelajarannya tetapi tidak serius memperhatikan
pembelajaran.
Respon siswa terhadap pernyataan no 3 yaitu, “Proses pembelajaran fisika
yang digunakan guru kali ini berbeda dengan yang selama ini diikuti”. Siswa
yang menyatakan sangat setuju pada pembelajaran Numbered Head Together
sangat berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan guru sebelumnya sebab
pembelajaran ini membuat siswa merasa bertanggungjawab menyiapkan dan
menjawab pertanyaan disetiap kelompok masing-masing dan dapat
menumbuhkan kepercayaan diri mereka.
Siswa mengatakan setuju, karena pada saat PBM dengan pembelajaran
Numbered Head Together siswa sangat senang dan tidak merasa bosan. Siswa
menyatakan cukup setuju karena sebagian siswa merasa cukup asyik dengan
pembelajaran Numbered Head Together. siswa menyatakan kurang setuju karena
98
ada beberapa siswa menganggap pembelajaran ini sama saja tidak ada yang
berbeda sehingga mereka kurang serius dalam pembelajaran sehingga
mengakibatkan hasil belajarnya juga tidak tuntas.
Pernyataan respon siswa terhadap pernyataan no 4 yaitu, “Model
pembelajaran yang digunakan merupakan model pembelajaran baru”.
siswamenyatakan menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap pembelajaran
ini baru, karena siswa beralasan sebelumnya mereka belum pernah diminta
berdiskusi memakai kartu bernomor masing-masing siswa untuk
mempersentasikan hasil diskusi mereka.
Siswa menyatakan cukup setuju karena mereka merasa cukup baru dan
asyik pada pembelajaran ini. Siswa menyatakan kurang setuju dan tidak setuju
bahwa pembelajaran ini tidak baru, hal ini terjadi karena siswa beralasan
sebelumnya mereka pernah mengikuti pembelajaran yang mengharuskan mereka
untuk berfikir bersama/berdiskusi memakai kartu bernomor pada siswa masing-
masing kelompok.
Respon siswa terhadap pernyataan no.5 yaitu “Model pembelajaran
Numbered Head Together membuat siswa merasa senang belajar fisika”. Siswa
menyatakan sangat setuju karena pembelajaran ini sangat menarik, mereka dapat
terlibat langsung dalam proses pembelajaran, menambah wawasan saling
bertukar fikiran, masing-masing siswa mendapat kartu bernomor untuk melatih
bertanggungjawab dalam tugasnya serta melatih keberanian berbicara dalam
mempersentasikan tugasnya. Siswa menyatakan setuju karena siswa sangat
senang belajar fisika dengan pembelajaran ini. Siswa menyatakan cukup setuju
99
karena pembelajaran ini cukup menarik untuk belajar fisika. Siswa yang
mengatakan tidak setuju mungkin karena tidak serius dan sungguh-sungguh
dalam belajar dan mengikuti tes hasil belajar.
Respon siswa terhadap pernyataan no.6, yaitu “Model pembelajaran
Numbered Head Together ini, memudahkan siswa dalam memahami materi
usaha dan energi dengan baik”. Siswa yang menyatakan sangat setuju sebab
terlihat dalam PBM siswa mudah memahami materi dan dapat saling bertukar
fikiran jika ada yang tidak faham dalam kelompoknya masing-masing sehingga
para siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Siswa menyatakan setuju karena siswa dapat memahami materi usaha dan
energi dengan pembelajaran numbered head together. siswa mengatakan cukup
setuju karena siswa merasa cukup mengerti dengan materi yang di ajarkan
melalui pembelajaran kali ini mereka dapat saling bertukar pendapat dengan
temannya dan dapat bertanggungjawab dengan jawabannya.
Respon siswa terhadap pernyataan no.7, yaitu “Pembelajaran Numbered
Head together yang digunakan merupakan model pembelajaran yang
membosankan”. Siswa menyatakan setuju terhadap pembelajaran tipe Numbereh
Head Together dan Problem Based Learning yang digunakan membosankan
dikarenakan ada beberapa siswa saat proses pembelajaran asyik berbicara
dengan beberapa temannya sehingga mengakibatkan hasil belajarnya tidak
tuntas.
100
Siswa menyatakan cukup setuju karena siswa merasa pembelajaran yang
digunakan tidak membosankan melainkan menyenangkan. Siswa menyatakan
kurang setuju dan tidak setuju model pembelajaran yang digunakan
membosankan melainkan menyenangkan karena mereka merasa pembelajaran
yang digunakan dapat lebih aktif, bertukar pendapat dengan teman sekelompok,
melakukan pengamatan dalam percobaan sehingga siswa lebih mudah
memahami konsep.
Respon siswa terhadap pernyataan no. 8, yaitu “Model pembelajaran
Numbered Head Together yang digunakan merupakan model pembelajaran yang
menyenangkan”. Siswa menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap
pembelajaran tipe Numbered Head Together yang digunakan sangat
menyenangkan dikarenakan mereka sangat senang dapat berdiskusi bertukar
pendapat dengan teman sekelompok, belajar bertanggungjawab dengan hasil
jawabannya, belajar berani maju di depan kelas. Siswa menyatakan cukup setuju
karena siswa merasa cukup senang dengan pembelajaran yang digunakan.
Respon siswa terhadap pernyataan no.9 yaitu “Penjelasan guru tentang
konsep energi dan perubahannya dalam pembelajaran jelas, sederhana dan
mudah dimengerti sehingga saya mudah memahami materi”. Siswa menyatakan
sangat setuju dan setuju bahwa penjelasan guru tentang materi energi dan
perubannnya dalam pembelajaran sangat jelas dan mudah dimengerti serta tidak
sulit. Hal ini dikarenakan penjelasan konsep materi guru sudah sangat jelas dan
baik, lengkap, menyenangkan serta dilengkapi dengan contoh-contoh yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa menyatakan cukup setuju karena
101
siswa merasa cukup mengerti dalam memahami materi tersebut. Sedangkan
siswa menyatakan kurang setuju dan tidak setuju karena beberapa siswa tidak
memperhatikan materi yang diajarkan dan kurang serius memperhatikan
penjelasan dari guru dan hanya asyik sendiri. Pada saat diskusi kelompok siswa
tidak dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh untuk mempelajari konsep tetapi
digunakan untuk membicarakan hal lain.
Respon siswa terhadap pernyataan no 10, yaitu “Lembar bacaan yang
diberikan dapat membantu proses pembelajaran Numbered Head Together dan
Problem Based Learning”. Siswa menyatakan sangat setuju dan setuju dengan
adanya lembar bacaan dalam proses pembelajaran karena dengan adanya lembar
bacaan sangat membantu siswa dalam memahami materi, dan dapat memahami
konsep-konsep. Siswa menyatakan cukup setuju karena dapat memudahkan
siswa dalam memahami materi. Sedangkan siswa yang menyatakan kurang
setuju karena beberapa siswa sedikit sekali minat membaca lembar bacaan,
mereka cendrung main-main dalam proses pembelajaran berlansung.
Respon siswa terhadap pernyataan no 11, yaitu “Arahan pertanyaan-
pertanyaan dalam LKPD membingungkan saya untuk dipahami”. Siswa
menyatakan sangat setuju dan setuju dengan arahan pertanyaan-pertanyaan
dalam LKPD yang membingungkan siswa untuk dipahami karena ada beberapa
siswa dalam proses pembelajaran tidak serius dan hanya bermain-main sehingga
tidak memperhatikan penjelasan guru tentang pengarahan LKPD. Siswa
menyatakan cukup setuju karena sebagian siswa tidak terlalu memperhatikan
arahan-arahan yang ada di LKPD. Siswa menyatakan kurang setuju dan tidak
102
setuju karena siswa merasa arahan-arahan yang ada di LKPD dapat di pahami
dan tidak membingungkan.
Respon siswa terhadap pernyataan no.12 yaitu “kegiatan pengamatan dan
pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih memudahkan saya untuk memahami
materi energi dan perubahannya”. Siswa menyatakan sangat setuju dan setuju
karena isi bacaannya jelas, petunjuk-petunjuk dalam LKPD dan gambar-gambar
mengenai perubahan energi sangat jelas. Siswa menyatakan cukup setuju karena
beberapa siswa kurang begitu serius menjawab pertanyaan yang ada di LKPD.
Tabel. 4.16 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
No. Pernyataan
Persentase (%)
S.
Setuju Setuju
C.
Setuju
K.
Setuju
T.
Setuju
1 Model pembelajaran yang
digunakan lebih memotivasi
saya untuk aktif dalam
pembelajaran.
16,7 63,3 20 0 0
2 Model pembelajaran Problem
Based Laerning dapat
meningkatkan kesadaran saya
akan pentingnya fisika dalam
kehidupan sehari-hari.
36,7 46,7 16,7 0 0
3 Proses pembelajaran fisika yang
digunakan guru kali ini berbeda
dengan yang selama ini saya
alami.
23,3 26,7 36,7 10 3,33
4 Model pembelajaran yang
digunakan merupakan model
pembelajaran baru.
36,7 40 13,3 3,33 6,67
5 Model pembelajaran Problem
Based Laerning membuat saya
merasa senang belajar fisika.
30 53,3 16,7 0 0
6 Model pembelajaran Problem
Based Laerning, memudahkan
saya memahami materi energi
potensial, kinetik, hukum
kekekalan energi, usaha, dan
daya.
30 53,3 10 6,67 0
103
7 Strategi pembelajaran Problem
Based Laerning yang
digunakan merupakan strategi
pembelajaran yang
membosankan.
3,33 10 13,3 30 43,3
8 Strategi pembelajaran Problem
Based Laerning yang
digunakan merupakan strategi
pembelajaran yang
menyenangkan.
36,7 36,7 23,3 0 3,33
9 Penjelasan guru tentang konsep
energi potensial, energi kinetik,
hukum kekekalan energi, usaha
dan daya dalam pembelajaran
jelas, sederhana dan mudah
dimengerti sehingga saya
mudah memahami materi.
33,3 36,7 26,7 3,33 0
10 Lembar bacaan yang diberikan
dapat membantu dalam proses
pembelajaran Problem Based
Learning
46,7 33,3 13,3 6,67 0
11 Arahan pertanyaan-pertanyaan
dalam LKPD membingungkan
saya untuk dipahami.
6,67 13,3 33,3 23,3 23,3
12 Kegiatan pengamatan dan
pertanyaan yang ada di LKPD
dapat lebih memudahkan saya
untuk memahami materi
tentang energi potensial, energi
kinetik, hukum kekekalan
energi, usaha, dan daya.
33,3 53,3 10 3,33 0
Tabel 4.16 menunjukkan respon siswa terhadap pernyataan no.1 yaitu
“Model pembelajaran yang digunakan lebih memotivasi saya untuk aktif dalam
pembelajaran”. Siswa menyatakan sangat setuju karena terlihat dari PBM mereka
sangat antusias bekerja kelompok, berdiskusi dengan temannya dalam melakukan
penyelidikan/pengamatan. Siswa menyatakan setuju karena mereka bisa
bekerjasama dan berdiskusi dengan temannya dalam melakukan
penyelidikan/pengamatan melalui percobaan, mempersentasikan hasil pengamatan
dan menganalisis kembali pengamatan yang sudah dipelajari sehingga mereka
104
semakin faham dan mengerti dengan pelajaran tersebut. Siswa menyatakan cukup
setuju karena dilihat pada saat PBM mereka cukup antusias dan berperan aktif
dalam melakukan penyelidikan/pengamatan.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 2 yaitu “Pembelajaran Problem
Based Learning dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya fisika
dalam kehidupan sehari-hari”. Siswa menyatakan sangat setuju karena pada saat
PBM dengan pembelajaran Problem Based Learning siswa sangat senang dan
antusias mengikuti pembelajaran pada materi usaha dan energi mengenai
kehidupan sehari-hari melalui penyelidikan/pengamatan. Siswa menyatakan
setuju karena mereka sangat asyik dalam melakukan peyelidikan/pengamatan
melalui percobaan pada materi usaha dan energi yang selalu berkaitan dalam
kehidupan sehari-hari yang dapat mereka temui. Siswa menyatakan cukup setuju
karena beberapa siswa merasa cukup senang dalam PBM pada materi usaha dan
energi.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 3, yaitu “Proses pembelajaran
fisika yang digunakan guru kali ini berbeda dengan yang selama ini saya alami”.
Siswa yang menyatakan sangat setuju pada pembelajaran problem based
learning karena mereka merasa sangat berbeda dengan pembelajaran kali ini
sebab mereka dapat melakukan penyelidikan/pengamatan malalui percobaan.
Siswa menyatakan setuju karena pembelajaran problem based learning
membawa mereka lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan
kerjasama dalam tiap kelompok sangat melekat di diri mereka. Siswa
menyatakan cukup setuju karena mereka merasa pembelajaran kali ini cukup
105
asyik dan cukup tertantang dalam melakukan pengamatan melalui percobaan.
Siswa menyatakan kurang setuju karena ada beberapa siswa yang kurang serius
dalam proses pembelajaran. Siswa menyatakan tidak setuju karena sebagian
siswa tidak serius dan tidak mengikuti serta memperhatikan proses pembelajaran
dengan benar.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 4, yaitu “Model pembelajaran
yang digunakan merupakan model pembelajaran baru”. Siswa menyatakan
sangat setuju dan setuju dikarenakan mereka merasa model pembelajaran
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran baru karena mereka
sebelumnya belum pernah melakukan pengamatan/penyelidikan melalui
percobaan sederhana. Siswa menyatakan cukup setuju karena pembelajaran kali
ini cukup baru dan cukup menantang bagi mereka untuk belajar.
Siswa menyatakan kurang setuju dan menyatakan tidak setuju karena
beberapa siswa beralasan sebelumnya mereka pernah mengikuti pembelajaran
dengan melakukan penyelidikan/pengamatan melalui percobaan sehingga
mereka tidak terlalu serius dalam proses pembelajaran.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 5, yaitu“Model pembelajaran
Problem Based Learning membuat siswa merasa senang belajar fisika”. Siswa
menyatakan sangat setuju karena pembelajaran ini sangat menantang dan
menarik bagi mereka membuat mereka dapat menyelidiki/mengamati dan
mencari tahu konsep-konsep fisika melalui percobaan. Siswa menyatakan setuju
karena mereka sangat senang dan asyik belajar fisika dalam pembelajaran ini.
106
Siswa menyatakan cukup setuju karena mereka merasa cukup antusias dalam
belajar fisika melalui pembelajaran problem based learning.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 6, yaitu “Model pembelajaran
problem based laerning ini, memudahkan saya memahami materi usaha dan
energi”. Siswa mengatakan sangat setuju dan setuju karena siswa merasa pada
pembelajaran kali ini siswa dapat melakukan penyelidikan/pengamatan,
mengetahui, dan memahami konsep-konsep usaha dan energi melalui percobaan.
Siswa menyatakan cukup setuju karena melalui pembelajaran ini mereka
merasa cukup memahami materi usaha dan energi serta mereka merasa cukup
senang melakukan pengamatan/penyelidikan melalui percobaan. Siswa
mengatakan kurang setuju, hal ini disebabkan karena faktor kemalasan siswa
untuk membaca buku, berdiskusi dengan teman sekelompok dan tidak serius
dalam melakukan penyelidikan/pengamatan dalam percobaan. Siswa beralasan
materi fisika memang susah dipahami.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 7, yaitu “Strategi pembelajaran
Problem Based Laerning yang digunakan merupakan strategi pembelajaran yang
membosankan”. Siswa menyatakan sangat setuju dan setuju karena saat proses
belajar mengajar berlangsung beberapa siswa asyik berbicara dengan temannya
sehingga tidak memperhatikan arahan yang diberikan guru didepan kelas. Siswa
menyatakan cukup setuju karena siswa merasa pembelajaran yang digunakan
tidak membosankan melainkan menyenangkan. Siswa menyatakan kurang setuju
dan tidak setuju model pembelajaran yang digunakan membosankan melainkan
menyenangkan karena mereka merasa pembelajaran yang digunakan dapat lebih
107
aktif, bisa bertukar pendapat dengan teman sekelompok, dapat melakukan
pengamatan dalam percobaan melalui LKPD sehingga siswa lebih mudah
memahi materi usaha dan energi.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 8, yaitu “Model pembelajaran
Problem Based Learning yang digunakan merupakan model pembelajaran yang
menyenangkan”. Siswa menyatakan sangat setuju dan setuju karena mereka
sangat senang dapat berdiskusi bertukar pendapat dengan teman sekelompok,
belajar bertanggungjawab dengan hasil jawabannya, melatih siswa
mempersentasikan didepan kelas, bisa memahami konsep materi melalui
pengamatan/penyelidikan dalam percobaan menganalisa kembali serta dapat
lebih dalam pembelajaran.
Siswa menyatakan cukup setuju karena siswa merasa cukup
menyenangkan dengan model pembelajaran problem based learning. Siswa
menyatakan tidak setuju disebabkan beberapa siswa tidak serius dalam proses
pembelajaran, dan tidak sungguh-sungguh mempelajari materi ada sebagian
digunakan siswa ngobrol sendiri dengan teman sebangkunya bila diminta untuk
berdiskusi maupun saat siswa melakukan pengamatan dalam kelompok.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 9, yaitu “Penjelasan guru
tentang konsep energi potensial, energi kinetik, hukum kekekalan energi, usaha
dan daya dalam pembelajaran jelas, sederhana dan mudah dimengerti sehingga
saya mudah memahami materi”. Siswa menyatakan sangat setuju dan setuju
bahwa penjelasan guru tentang energi kinetik, hukum kekekalan energi, usaha
dan daya dalam pembelajaran sangat jelas dan mudah dimengerti. Hal ini
108
dikarenakan penjelasan konsep materi yang diajarkan sudah sangat jelas dan
baik, lengkap, menyenangkan, serta dilengkapi dengan contoh-contoh yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa menyatakan cukup setuju kerena
siswa merasa cukup mengerti dalam memahami materi tersebut. Sedangkan
siswa menyatakan kurang setuju karena beberapa siswa tidak memperhatikan
materi yang diajarkan dan kurang serius memperhatikan penjelasan dari guru
dan hanya asyik ngobrol dengan temannya.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 10, yaitu “Lembar bacaan yang
diberikan dapat membantu dalam proses pembelajaran Problem Based Learning”.
Siswa menyatakan sangat setuju dan setuju dengan adanya lembar bacaan dalam
proses pembelajaran karena dengan adanya lembar bacaan sangat membantu
siswa dalam memahami materi dan dapat memahami konsep-konsep. Siswa
menyatakan cukup setuju karena dapat memudahkan siswa dalam memahami
materi. Sedangkan siswa yang menyatakan kurang setuju karena beberapa siswa
sedikit sekali minat membaca lembar bacaan, mereka cenderung main-main dalam
proses pembelajaran berlangsung.
109
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 11, yaitu “Arahan pertanyaan-
pertanyaan dalam LKPD membingungkan saya untuk dipahami”. Siswa
menyatakan sangat setuju dan setuju karena ada beberapa siswa dalam proses
pembelajaran tidak serius dan hanya bermain-main sehingga tidak
memperhatikan penjelasan guru tentang pengarahan LKPD. Siswa menyatakan
cukup setuju karena sebagian siswa tidak terlalu memperhatikan arahan-arahan
yang ada di LKPD. Siswa menyatakan kurang setuju dan tidak setuju karena
siswa merasa arahan-arahan yang ada di LKPD dapat dipahami dan tidak
membingungkan.
Respon siswa terhadap pernyataan nomor 12, yaitu “kegiatan pengamatan
dan pertanyaan yang ada di LKPD dapat lebih memudahkan saya untuk
memahami materi energi potensial, kinetik, hukum kekekalan energi, usaha dan
daya”. Siswa menyatakan sangat setuju dan setuju karena melalui kegiatan
pengamatan mereka dapat mengerti dan memahami materi tentang usaha dan
energi. Siswa menyatakan cukup setuju karena dengan adanya kegiatan
pengamatan dan pertanyaan yang ada di LKPD cukup memudahkan mereka
untuk memahami materi. Siswa menyatakan kurang setuju karena sebagian
siswa tidak serius melakukan kegiatan pengamatan dan tidak memperhatikan
pertanyaan yang ada di LPKD sehingga mereka menjawab asal-asalan saja.
Berdasarkan data respon siswa yang telah diuraikan di atas bahwa,
pembelajaran numbered head together dan problem based learning secara
keseluruhan responnya positif. Respon positif siswa menunjukkan bahwa siswa
24,16% sangat setuju dan 44,72% setuju terhadap pernyataan angket respon
110
setelah menerapkan pembelajaran kooperatipe tipe numbered head together,
sedangkan respon positif siswa setelah menerapkan model pembelajaran
problem based learning 27,78% sangat setuju dan 42,9%. Hal ini terjadi karena
pembelajaran numbered head together hanya sekali diterapkan sehingga mereka
masih kurang memahami model pembelajaran tersebut sedangkan model
pembelajaran problem based learning diterapkan dua kali pembelajaran sehingga
mereka sudah bisa mengerti dan memahami serta terbiasa dengan model
pembelajaran tersebut.
Top Related