42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Pra Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan salah satu cara dalam
perbaikan peningkatan kualitas dalam belajar dan pembelajaran. Sebelum
penelitian ini dilaksanakan, ditemukan permasalahan pembelajaran yaitu
rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn di SMK PGRI 2
kelas XI B materi ”Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani” yaitu
sebanyak 20 dari 33 siswa tidak tuntas (KKM ≥ 75) dengan rata-rata kelas
rendah yaitu 67,58. Setelah melalui pengamatan dan diskusi dengan guru
kelas, dapat diambil kesimpulan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran PKn di SMK PGRI 2 kelas XI B materi ”Budaya
Demokrasi Menuju Masyarakat Madani” diakibatkan oleh ketidaktepatan
pemilihan metode pembelajaran yaitu metode ceramah. Metode ceramah yang
berpusat pada guru (teacher centered) tidak menimbulkan motivasi dan
kreatifitas belajar pada siswa yang berimbas pada rendahnya prestasi belajar
siswa. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
”Peningkatan prestasi belajar siswa melalui metode game puzzle dalam mata
pelajaran pendidikan Kewarganegaraan materi Budaya Demokrasi menuju
Masyarakat Madani kelas XI B di SMK PGRI 2 Salatiga” ini merupakan
upaya untuk memperbaikinya.
Metode game puzzle merupakan metode yang berpusat pada siswa
(student centered) dan merupakan sebuah metode yang dapat memotivasi diri
43
secara nyata dan menjadi penarik yang kuat untuk belajar (Adenan 1989:9).
Dengan munculmnya motivasi belajar pada siswa, diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn
di SMK PGRI 2 kelas XI B materi ”Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat
Madani”. Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus pembelajaran dan
tiap siklusnya terdiri dari 2 kali tatap muka yaitu siklus 1 dan siklus 2. Namun
sebelum beranjak ke siklus 1 maka dilakukan pra penelitian atau pra siklus.
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dan valid maka berkolaborasi
dengan guru kelas. Data prestasi belajar yang diperoleh dari pra siklus adalah
sebagai berikut :
Tabel 1
DAFTAR NILAI PRA SIKLUS
Tanggal, 2 Januari 2012
No Nama Nilai Predikat
1. AK 65 Belum Tuntas
2. AS 55 Belum tuntas
3. AM 60 Belum tuntas
4. DL 60 Belum tuntas
5. DS 75 Tuntas
6. DD 50 Belum Tuntas
7. DP 75 Tuntas
8. ES 65 Belum tuntas
9. EZ 65 Belum tuntas
10 ER 80 Tuntas
11. IM 65 Belum Tuntas
12. IK 65 Belum Tuntas
13. IS 55 Belum Tuntas
14. JP 55 Belum Tuntas
15. KW 55 Belum tuntas
16. KT 75 Tuntas
17. MD 65 Belum Tuntas
18. MN 75 Tuntas
19. NA 85 Tuntas
20. NL 70 Belum tuntas
21. NW 70 Belum tuntas
22. PN 55 Belum Tuntas
44
23. PW 75 Tuntas
24. PY 75 Tuntas
25. RA 70 Belum tuntas
26. RB 80 Tuntas
27. SR 75 Tuntas
28. SL 55 Belum Tuntas
29. SY 75 Tuntas
30. TB 65 Belum tuntas
31. WY 75 Tuntas
32. YP 80 Tuntas
33. YA 70 Belum tuntas
Nilai rata-rata 67,58
Grafik 1
GRAFIK NILAI PRA SIKLUS
Tanggal, 2 Januari 2012
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233
45
Grafik 2
GRAFIK KETUNTASAN PRA SIKLUS
Tanggal, 2 Januari 2012
Dari data grafik ketuntasan tersebut dapat dilihat bahwa dari 33 siswa yang
melaksanakan post tes pada pra siklus didapat hasil :
Siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa = 39,39 %, dan
Siswa yang belum tuntas 20 siswa = 60,60 %
Hasil pra siklus ditinjau dari:
1. Aktivitas belajar siswa
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa dengan penggunaan metode
ceramah kegiatan belajar dan mengajar lebih berpusat pada guru dan
siswa kurang berperan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan
pra siklus yang terjadi adalah belum menunjukkan adanya aktivitas dan
kreativitas siswa yang baik, karena dalam kegiatan ini siswa cenderung
pasif. Sementara siswa yang aktif ada 4 siswa dari 33 siswa atau
12,1%.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
tuntas belum tuntas
46
2. Prestasi belajar
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pra siklus, yaitu
selain keaktifan dan kreativitas belajar siswa juga didapat data dari
prestasi belajar siswa. Didalam pra siklus menghasilkan data nilai dari
jumlah 33 siswa,menjunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam
pencapaian nilai KKM ada 13 siswa (39,39%) sedang siswa yang
belum tuntas dalam pencapaian nilai KKM ada 20 siswa (60,60%).
Secara keseluruhan hasil rata-rata nilainya adalah 67,58. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa siswa yang tuntas KKM maupun rata-
rata prestasi belajarnya masih rendah.
3. Jadwal Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil observasi dan tes prestasi belajar pra siklus
menunjukkan bahwa perlunya diadakan tindakan perbaikan dengan
menerapkan metode Game Puzzle ke siklus 1 karena dengan metode
ceramah prestasi belajar siswa belum memuaskan.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
No Hari/ Tanggal Kegiatan
1. Rabu, 15 Februari 2012 Pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1 dan
refleksi
2. Rabu, 22 Februari 2012 Pelaksanaan siklus 1 pertemuan ke 2, akhir
dan refleksi
3. Rabu, 29 Februari 2012 Pelaksanaan siklus 2 pertemuan ke 1 dan
refleksi
4. Rabu, 5 Maret 2012 Pelaksanaan siklus 2 pertemuan ke 2 dan
post tes
47
4.2 Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Perbaikan pembelajaran meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI B
SMK PGRI 2 Salatiga dalam mata pelajaran Kewarganegaraan materi
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani melalui metode game puzzle
adalah sebagai berikut:
4.2.1 Siklus 1
a. Pertemuan 1
Perencanaan
Guru membuat rencana pembelajaran untuk tindakan perbaikan
dengan menggunakan metode game puzzle sebagai berikut :
1) Menyusun Rancangan Perbaikan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan materi pokok budaya demokrasi menuju masyarakat
madani melalui metode game puzzle; (RPP terlampir)
2) Memberi penjelasan kepada siswa mengenai penerapan metode
game puzzle;
3) Menyediakan media bantu yang dibutuhkan, yaitu: kertas karton,
potongan puzzle, dan amplop untuk masing-masing kelompok; dan
daftar pertanyaan atau instruksi yang harus lakukan oleh setiap
siswa berkaitan dengan tema/sub tema tema;
4) Membuat lembar observasi siklus I pertemuan 1
Pelaksanaan
Dalam proses pembelajaran siklus 1 pertemuan 1, guru
menerapkan metode pembelajaran game puzzle dengan langkah-
langkah yang dilaksanakan yaitu :
48
1) Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan ”apa
yang kalian ketahui tentang demokrasi?”dan absensi.
2) Guru membagikan materi budaya demokrasi menuju masyarakat
madani dalam bentuk handout sebagai acuan awal dalam
pembelajaran.
3) Guru membentuk 6 kelompok.
4) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan bantuan hand
out.
5) Guru membagikan puzzle yang berada dalam amplop pada tiap
kelompok.
6) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan puzzle
dengan tepat.
Observasi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung maka didapatkan beberapa hasil yaitu: kurangnya
kekompakan dalam kelompok dan kurangnya keberanian siswa dalam
bertanya maupun berpendapat. Selain itu, sedikitnya perhatian siswa
ketika guru menjelaskan aturan metode game puzzle membuat metode
ini belum berjalan secara maksimal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari table di bawah ini:
49
Tabel 2
Aktivitas siswa siklus 1 pertemuan 1
kelompok Aktivitas siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
1 6 4 2 3 5 5 3 4
2 6 5 3 4 6 6 4 5
3 3 4 1 4 5 5 4 4
4 3 4 2 2 4 4 2 4
5 5 5 1 2 4 4 2 5
6 4 3 0 1 4 4 1 3
Jumlah 23 25 9 16 28 28 16 25
persentase 69% 75% 27% 48% 84% 84% 48% 75%
Keterangan aktivitas siswa:
1 = Siswa mendengarkan penjelasan guru pada saat pembelajaran
2 = Siswa berdiskusi dalam kelompok
3 = Siswa bertanya kepada guru atau kelompok lain
4 = siswa berpendapat dalam kelompok
5 = Siswa antusias dalam pembelajaran
6 = Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi
7 = siswa melakukan aktivitas pembelajaran sesuai petunjuk guru
8 = siswa membuat catatan rapi selama proses pembelajran
Kelompok 1-3 terdiri dari 6 siswa, kelompok 3-6 terdiri dari 5 siswa
Refleksi
Dari hasil yang dilakukan di siklus 1 tatap muka masih terdapat
beberapa persoalan yaitu:
1) 3I% atau l0 orang siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru
karena menganggap penjelasan dari guru tidak penting.
2) 25 % atau 8 orang siswa terlihat acuh tak acuh dan pasif dalam
kelompok
3) Hanya 27 % atau 9 orang siswa yang aktif bertanya.
4) Hanya 48% atau 16 orang siswa yang aktif dalam'kelompok.
Keaktifan ini tidak merata dalam kelompok.
50
Upaya perbaikan
1) Guru memberikan nasehat, arahan, dan teguran kepada siswa
yang tidak fokus dalam pembelajaran;
2) Guru memberikan nasehat kepada ketua kelompok agar tidak
mendominasi diskusi dan mengatur agar setiap anggota mendapat
tugas yang seimbang dalam kelompok.
3) Untuk pertemuan selanjutnya yaitu siklus 1 pertemuan 2 siswa
akan dilibatkan secara aktif melalui kegiatan presentasi dan tanya
jawab dengan kelompok lain.
b. Pertemuan ke 2
Perencanaan
Guru membuat rencana pembelajaran untuk tindakan perbaikan
dengan menggunakan metode game puzzle sebagai berikut :
1) Menyusun Rancangan Perbaikan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan materi pokok budaya demokrasi menuju masyarakat
madani melalui metode game puzzle; (RPP terlampir)
2) Memberi penjelasan kepada siswa mengenai penerapan metode
game puzzle;
3) Menyediakan media bantu yang dibutuhkan, yaitu: kertas karton,
potongan puzzle, dan amplop untuk masing-masing kelompok;
dan daftar pertanyaan atau instruksi yang harus lakukan oleh
setiap siswa berkaitan dengan tema/sub tema tema;
4) Membuat lembar observasi siklus I pertemuan 1
5) Membuat tes prestasi belajar siklus 1
51
Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan 2 yang berlangsung 2 x 45 menit,
penerapan model pembelajaran game puzzle dengan siswa melakukan
diskusi untuk menjelaskan puzzle yang disusunnya. Perbaikan yang
dilakukan dari pertemuan sebelumnya yaitu dengan menambah
penjelasan pada puzzle dan mempresentasikannya.
1) Guru memberikan arahan mengenai penggunaan penerapan metode
game puzzle dan nasehat agar siswa mengikuti dengan baik dan
selalu aktif dalam pembelajaran.
2) Siswa dipersilahkan menjabarkan puzzle yang telah disusun ke
dalam kalimat –kalimat penjelas
3) Tiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas,
kemudian menjawab pertanyaan dari kelompok lain.
4) Guru memberikan penguatan kepada siswa yang aktif dan kreatif
bertanya dan berpendapat supaya siswa dapat memfokuskan pada
konsep materi yang sedang didiskusikan.
5) Guru dan siswa mereview pembelajaran yang telah disampaikan
6) Guru mengadakan evaluasi.
Observasi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung maka didapatkan beberapa hasil yaitu: terjadi
peningkatan kegiatan diskusi dalam kelompok, masih rendahnya
kemampuan siswa untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari table berikut:
52
. Tabel 3
Aktivitas siswa siklus 1 pertemuan 2
kelompok Aktivitas siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
1 6 6 4 6 5 6 6 6
2 6 6 4 4 6 6 6 6
3 6 4 3 5 5 6 6 6
4 3 4 2 2 5 3 3 3
5 5 5 1 2 4 5 5 5
6 4 5 1 2 5 4 4 4
Jumlah 30 30 15 21 30 30 30 30
persentase 90% 90% 45% 63% 90% 90% 90% 90%
Keterangan aktivitas siswa:
1 = Siswa mendengarkan penjelasan guru pada saat pembelajaran
2 = Siswa berdiskusi dalam kelompok
3 = Siswa bertanya kepada guru atau kelompok lain
4 = siswa berpendapat dalam kelompok
5 = Siswa antusias dalam pembelajaran
6 = Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi
7 = siswa melakukan aktivitas pembelajaran sesuai petunjuk guru
8 = siswa membuat catatan rapi selama proses pembelajran
Kelompok 1-3 terdiri dari 6 siswa, kelompok 3-6 terdiri dari 5 siswa
Refleksi
Dari hasil penelitian siklus 1 pertemuan 2 masih terdapat
permasalahan pada kegiatan 3 (45%) dan 4 (63%). Disini terlihat
bahwa aktivitas siswa dalam bertanya dan berpendapat masih rendah.
Sementara itu, jika dilihat dari tiap kelompok maka kelompok 1
sampai 3 sudah sangat aktif dan kelompok 4 sampai 5 masih kurang
keaktifannya. Dari hasil diskusi dengan observer, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa rendahnya aktivitas siswa dalam bertanya dan
berpendapat diakibatkan oleh tidak meratanya kemampuan tiap
kelompok. Terdapat kelompok yang anggotanya berkemampuan di
atas rata-rata dan ada kelompok yang anggotanya berkemampuan di
bawah rata-rata. Selain itu juga belum meratanya pembagian tugas
53
dalam kelompok, sehingga terdapat anggota kelompok yang hanya
sekedar ikut-ikutan tanpa mendapat bagian tugas.
Upaya perbaikan
1) Guru memberikan nasehat, arahan, dan teguran kepada siswa
yang tidak fokus dalam pembelajaran;
2) Guru memberikan motivasi agar siswa aktif dalam kelompok dan
bimbingan terhadap kelompok yang kegiatan belajarnya masih
rendah.
3) Untuk siklus 2, guru akan membagi kelompok dengan pemerataan
kemampuan belajarnya sehingga tiap kelompok terdapat
keseimbangan jumlah antara yang berkemampuan di atas dan di
bawah rata-rata.
4) Tiap ketua kelompok membagi secara merata tugas tiap
anggotanya yang tercantum dalam daftar pembagian tugas
anggota kelompok.
5) Perbaikan yang akan dilakukan di siklus 2 pertemuan 1 adalah
penyediaan daftar tugas bagi tiap anggota kelompok untuk
pemerataan tugas tiap kelompok serta perubahan anggota
kelompok yang akan disusun dan ditentukan oleh guru sehingga
kemampuan tiap kelompok hampir sama.
54
4.2.2 Prestasi belajar siklus 1
Dalam siklus 1 didapat data adanya peningkatan prestasi belajar
siswa dari data sebelumnya pada pra siklus. Hal tersebut dapat
terbukti dari prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan dan
proses pembelajaran berlangsung lebih atraktif.
Setelah peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan
metode tersebut, ternyata penguasaan materi siswa meningkat,
walapun belum semuanya mencapai target KKM, namun peningkatan
ini menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar guna
peningkatan prestasi belajarnya. Peningkatan prestasi belajar siswa
tersebut dapat dilihat dari akhir yang dilakukan guru dengan hasil
dibawah ini :
Tabel 4
DAFTAR NILAI SIKLUS 1
Tanggal, 22 Februari 2012
No Nama Nilai Predikat
1. AK 75 Tuntas
2. AS 70 Belum Tuntas
3. AM 75 Tuntas
4. DL 70 Belum tuntas
5. DS 80 Tuntas
6. DD 75 Tuntas
7. DP 90 Tuntas
8. ES 70 Belum Tuntas
9. EZ 70 Belum Tuntas
10 ER 85 Tuntas
11. IM 75 Tuntas
12. IM 75 Tuntas
13. IK 90 Tuntas
14. IS 75 Tuntas
15. JP 65 Belum Tuntas
16. KW 75 Tuntas
55
17. KT 65 Belum Tuntas
18. MD 90 Tuntas
19. MN 90 Tuntas
20. NA 75 Tuntas
21. NL 70 Belum tuntas
22. NW 70 Belum Tuntas
23. PN 80 Tuntas
24. PW 80 Tuntas
25. PY 85 Tuntas
26. RA 90 Tuntas
27. RB 75 Tuntas
28. SR 65 Belum Tuntas
29. SL 80 Tuntas
30. SY 75 Tuntas
31. TB 70 Belum Tuntas
32. WY 85 Tuntas
33. YP 65 Belum Tuntas
Nilai rata-rata 75,51
Grafik 3
GRAFIK NILAI SIKLUS 1
Tanggal, 22 Februari 2012
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233
56
Grafik 4
GRAFIK KETUNTASAN SIKLUS 1
Tanggal, 22 Februari 2012
Persentase siswa yang tuntas dengan belum tuntas adalah
sebagai berikut :
a. Tuntas = 22/33 x 100 % = 66,67 %
b. Belum tuntas = 11/33 x 100% = 33,33 %
Dari data prestasi belajar di siklus 1 menunjukkan bahwa
metode game puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar. Ada
peningkatan yang ditunjukkan jika dibandingkan dengan prestasi
belajar di pra siklus
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
tuntas belum tuntas
Series1
57
4.2.3 Siklus 2
a. Pertemuan 1
Perencanaan
Guru membuat rencana pembelajaran untuk tindakan perbaikan
siklus 2 untuk mencapai target ketuntasan 85%. Adapun tindakan
perbaikan yang dilakukan masih menggunakan metode game puzzle
sebagai berikut:
1) Menyusun Rancangan Perbaikan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan materi pokok budaya demokrasi menuju masyarakat
madani melalui metode game puzzle; (RPP terlampir)
2) Memberi penjelasan kepada siswa mengenai penerapan metode
game puzzle;
3) Menyediakan media bantu yang dibutuhkan, yaitu: kertas karton,
potongan puzzle, dan amplop untuk masing-masing kelompok; dan
daftar pertanyaan atau instruksi yang harus lakukan oleh setiap
siswa berkaitan dengan tema/sub tema tema;
4) Menyediakan daftar tugas tiap anggota kelompok agar terjadi
pembagian tugas yang merata dalam kelompok
5) Membuat lembar observasi siklus 2 pertemuan 1
Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 2 pertemuan 1 berlangsung 2 x 45 menit.
Perbaikan dari siklus 1 yang dilakukan adalah dengan menyediakan
daftar tugas tiap kelompok dan perubahan susunan anggota tiap
58
kelompok sehingga merata antara anggota yang berkemampuan di atas
rata-rata dan di bawah rata-rata.
1) Guru memberikan arahan mengenai penggunaan penerapan metode
game puzzle dengan dilengkapi daftar tugas tiap kelompok
2) Guru menasehati dan memotivasi siswa yang jarang berpendapat
dan bertanya dengan cara akan memberikan nilai tambahan untuk
siswa yang aktif bertanya dan berpendapat
3) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, kelompok 1 sampai 3
terdiri dari 6 anggota dan kelompok 4 sampai 6 terdiri dari 5
anggota.
4) Tiap kelompok terdiri dari 2 atau 3 anggota berkemampuan di atas
rata-rata dan 3 anggota berkemampuan sedang.
5) Guru membagikan amplop berisi puzzle.
6) Siswa mengerjakan puzzle dengan diskusi disertai bimbingan dari
guru.
7) Tiap kelompok menuliskan tugas tiap anggotanya sebagai lampiran
hasil pekerjaannya.
8) Tiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas disertai
tanya jawab dengan kelompok lain.
9) Siswa dengan bimbingan guru mengambil kesimpulan
pembelajaran
59
Observasi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung maka didapatkan beberapa hasil yaitu: aktivitas siswa
meningkat selain dari diskusi, siswa juga telah mampu
mengemukakan pendapatnya dengan baik, akan tetapi kemampuan
siswa untuk bertanya masih rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari tabel di bawah ini:
. Tabel 5
Aktivitas siswa siklus 2 pertemuan 1
kelompok Aktivitas siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
1 6 6 4 5 5 6 5 6
2 6 6 4 5 6 6 6 6
3 6 6 3 5 5 6 5 6
4 4 4 2 4 5 4 5 4
5 5 5 1 4 4 5 4 5
6 4 5 1 3 5 4 5 5
Jumlah 31 32 15 26 30 31 30 32
persentase 93% 96% 45% 78% 90% 93% 90% 96%
Keterangan aktivitas siswa:
1 = Siswa mendengarkan penjelasan guru pada saat pembelajaran
2 = Siswa berdiskusi dalam kelompok
3 = Siswa bertanya kepada guru atau kelompok lain
4 = siswa berpendapat dalam kelompok
5 = Siswa antusias dalam pembelajaran
6 = Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi
7 = siswa melakukan aktivitas pembelajaran sesuai petunjuk guru
8 = siswa membuat catatan rapi selama proses pembelajran
Kelompok 1-3 terdiri dari 6 siswa, kelompok 3-6 terdiri dari 5 siswa
Refleksi
Dari hasil observasi di atas kegiatan siswa dalam pembelajaran
telah baik. Dan Kegiatan siswa dalam kelompok telah merata, hal ini
terlihat dari kegiatan 2 dan 4 yang kegiatannya mencapai 96% dan
78%. Akan tetapi masih terdapat permasalahan yaitu keaktifan siwa
60
dalam bertanya yang hanya 45% atau l5 siswa. Dari hasil diskusi
dengan observer, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab
rendahnya keinginan siswa bertanya antara lain merasa takut untuk
bertanya, malu untuk bertanya, dan tidak mau dianggap teman lain
berlagak pintar atau hebat.
Upaya perbaikannya
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk berani bertanya.
Karena dengan bertanya kita akan tahu kesalahan yang terdapat
dalam diri kita dan akan lebih memahami materi yang disampaikan.
2) Guru memberikan nasehat bahwa bertanya atau berpendapat itu
bukan untuk menunjukkan kehebatan dan kepintaran kita, akan
tetapi untuk menuangkan idea tau gagasan yang terdapat dalam
pikiran kita.
3) Untuk pertemuan ke 2 siklus 2, akan diberikan daftar pertanyaan
untuk diisi tiap anggota kelompok. Tiap anggota kelompok
minimal menuliskan sebuah perytanyaan. Bagi anggota kelompok
yang tidak bertanya akan mendapat sanksi atau hukuman.
b. Pertemuan 2
Perencanaan
1) Menyusun Rancangan Perbaikan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan materi pokok budaya demokrasi menuju masyarakat
madani melalui metode game puzzle; (RPP terlampir)
61
2) Memberi penjelasan kepada siswa mengenai penerapan metode
game puzzle;
3) Menyediakan media bantu yang dibutuhkan, yaitu: kertas karton,
potongan puzzle, dan amplop untuk masing-masing kelompok; dan
daftar pertanyaan atau instruksi yang harus lakukan oleh setiap
siswa berkaitan dengan tema/sub tema tema;
4) Menyediakan daftar tugas tiap anggota kelompok agar terjadi
pembagian tugas yang merata dalam kelompok
5) Menyediakan daftar pertanyaan tiap anggota kelompok.
6) Membuat lembar observasi siklus 2 pertemuan 2
7) Membuat tes prestasi belajar siklus 2
Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 2 pertemuan 2 berlangsung 2 x 45 menit.
Perbaikan dari siklus 2 pertemuan 1 yang dilakukan adalah dengan
menyediakan daftar pertanyaan tiap kelompok, sehingga tiap siswa
minimal akan bertanya satu kali.
1) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya “Apakah negara kita
termasuk negara demokrasi? Menurut kalian apakah demokrasi
itu?”
2) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, kelompok 1 sampai 3
terdiri dari 6 anggota dan kelompok 4 sampai 6 terdiri dari 5
anggota.
3) Tiap kelompok terdiri dari 2 atau 3 anggota berkemampuan di
atas rata-rata dan 3 anggota berkemampuan sedang.
62
4) Guru menyampaikan langkah – langkah dalam presentasi agar
berjalan dengan baik dan teratur
5) Siswa mengerjakan puzzle dengan menuliskan penjelasannya.
6) Guru mengontrol pekerjaan siswa agar mengetahui kesiapan tiap
kelompok sebelum mempresentasikannya di depan kelas.
7) Kelompok dipersilahkan untuk mempresentasikan di depan kelas
secara bergiliran dan kelompok lain menanggapinya.
8) Kelompok yang menyajikan materi berkewajiban menjawab dan
menyanggah pertanyaan dan pernyataan dari kelompok lain.
9) Selama presentasi berlangsung, guru memberikan penguatan dan
arahan sehingga kegiatan Tanya jawab tetap fokus pada materi
yang dipelajari.
10) Tiap kelompok menuliskan tugas dan pertanyaan tiap anggotanya
sebagai lampiran hasil pekerjaannya.
11) Guru dan siswa melakukan refleksi setelah presentasi berakhir.
12) Guru membahas pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab
secara sempurna dan memberikan penguatan materi.
Observasi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung maka didapatkan beberapa hasil yaitu: aktivitas siswa
dalam pembelajaran sudah baik. Dalam diskusi, menyampaikan
pendapat, dan bertanya sudah meningkat jika dibandingkan dengan
pertemuan – pertemuan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari table di bawah ini:
63
. Tabel 6
Aktivitas siswa siklus 2 pertemuan 2
kelompok Aktivitas siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
1 6 6 6 6 5 6 6 6
2 6 6 6 5 6 6 6 6
3 6 6 6 5 5 6 6 6
4 4 4 5 5 5 4 4 4
5 5 5 5 5 4 5 5 5
6 4 5 5 4 5 5 5 5
Jumlah 31 32 33 30 30 32 32 32
persentase 93% 96% 100% 90% 90% 96% 96% 96%
Keterangan aktivitas siswa:
1 = Siswa mendengarkan penjelasan guru pada saat pembelajaran
2 = Siswa berdiskusi dalam kelompok
3 = Siswa bertanya kepada guru atau kelompok lain
4 = siswa berpendapat dalam kelompok
5 = Siswa antusias dalam pembelajaran
6 = Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi
7 = siswa melakukan aktivitas pembelajaran sesuai petunjuk guru
8 = siswa membuat catatan rapi selama proses pembelajran
Kelompok 1-3 terdiri dari 6 siswa, kelompok 3-6 terdiri dari 5 siswa.
Refleksi
Siswa telah mengikuti pelajaran dengan baik. Tugas – tugas dari
guru dilaksanakan dengan baik. Tiap siswa telah berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran, baik dalam diskusi maupun mengajukan
pertanyaan dan pendapat
4.2.4 Prestasi belajar siklus 2
Dari hasil pengamatan selama siklus 2 di dapat data bahwa
terdapatnya peningkatan prestasi belajar siswa yang di dibandingkan
berdasarkan siklus sebelumnya yaitu pra siklus maupun siklus 1.
Komunikasi antara guru dengan murid pun berlangsung lebih lancar
dibandingkan dengan pra siklus dan siklus 1.
64
Dari siklus yang terakhir ini dilakukan akhir yang dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa
dari siklus 1 ke siklus 2, yaitu sebagai berikut:
Tabel 7
DAFTAR NILAI SIKLUS 2
Tanggal, 5 Maret 2012
No Nama Nilai Predikat
1. IK 80 Tuntas
2. IS 80 Tuntas
3. JP 85 Tuntas
4. KW 85 Tuntas
5. KT 90 Tuntas
6. MD 90 Tuntas
7. MN 100 Tuntas
8. NA 80 Tuntas
9. NL 85 Tuntas
10 NW 100 Tuntas
11. PN 85 Tuntas
12. PW 85 Tuntas
13. PY 90 Tuntas
14. RA 80 Tuntas
15. RB 70 Belum Tuntas
16. SR 80 Tuntas
17. SL 65 Belum Tuntas
18. SY 95 Tuntas
19. TB 100 Tuntas
20. WY 85 Tuntas
21. YP 90 tuntas
22. YA 90 Tuntas
23. IK 85 Tuntas
24. IS 80 Tuntas
25. JP 85 Tuntas
26. KW 90 Tuntas
27. KT 85 Tuntas
28. MD 70 Belum Tuntas
29. MN 80 Tuntas
30. NA 80 Tuntas
31. NL 85 Tuntas
32. NW 100 Tuntas
33. PN 75 Tuntas
Nilai rata-rata 85
65
Grafik 5
GRAFIK NILAI SIKLUS 2
Tanggal, 5 Maret 2012
Grafik 6
GRAFIK KETUNTASAN SIKLUS 2
Tanggal, 5 Maret 2012
Persentase ketuntasan siswa
a. Tuntas = 30/33 x 100% = 90,9 %
b. Belum tuntas = 3/33 x 100% = 9,1 %
Dari 33 siswa kelas XI yang belum tuntas 3 siswa, penyebabnya adalah
sering ikut dalam kegiatan kesiswaan yaitu kegiatan pramuka, dan kurang
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930313233
0
5
10
15
20
tuntas belum tuntas
66
konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga mengakibatkan
ketinggalan pelajaran sekolah.
Siklus 2 adalah siklus yang terakhir dalam penelitian ini. Dalam siklus ini
menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar. Keberhasilan dalam siklus
ini diantaranya prestasi belajar siswa lebih baik dari siklus 1. Siswa yang
lulus KKM mencapai 90,9% melebihi target penelitian yaitu 85%.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas inovasi haruslah sangat
diperlukan. Untuk itu guru harus menemukan metode-metode pembelajaran
baru dalam mengajar di kelas. Metode yang dipilih haruslah menumbuhkan
keaktifan maupun kreativitas siswa yang berimbas pada peningkatan prestasi
belajar siswa
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus guru menggunakan metode
pembelajaran ceramah/konvensional yang membuat siswa cenderung pasif
dan belum menumbuhkan kreativitas belajar siswa. Ini dikarenakan sifat
metode ceramah yang berpusat pada guru (teacher centered) bukan pada
siswa (student centered). Karena berpusat pada guru maka dapat mematikan
kreativitas dan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Menurut Winarno
Surahmad, M.Ed (2005:37) metode ceramah adalah penuturan dan
penerangan secara lisan oleh guru terhadap siswa, sementara peranan siswa
mendengarkan secara teliti dan mencatat pokok materi yang diajarkan. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan metode
ceramah, siswa dianggap sebagai wadah kosong sementara guru berkewajiban
67
mengisi wadah tersebut. Keberhasilan sangat ditentukan oleh kemampuan
guru, ketika guru salah mengisi atau memberikan materi kepada siswa, maka
kesalahan konsep akan melekat pada diri anak dan akan sulit untuk
diperbaiki. Metode ceramah merupakan komunikasi satu arah dari guru
kepada siswa, oleh karena itu selain faktor guru maka dibutuhkan kesamaan
atau kesesuaian antara guru dan siswa mengenai deskripsi materi yang
diajarkan. Tiap individu seringkali memiliki pemahamn berbeda terhadap
suatu hal atau materi pembelajaran, oleh karena itu penggunaan metode
ceramah seringkali menimbulkan salah tafsir oleh siswa dari materi yang
disampaikan guru. Sesuai dengan pendapat Gistrap dan Martin (1975:15)
yang menyatakan bahwa penggunaan metode ceramah sering menimbulkan
salah tafsir pada siswa yang berakibat pada tidak tercapainya tujuan
pembelajaran. Hal ini terlihat dari prestasi belajar siswa pada kegiatan pra
siklus ketika diterapkannya metode ceramah yaitu 20 dari 33 siswa (60,6 %)
tidak lulus KKM (<75) dengan rata – rata kelas 67,58.
Namun dengan penggunaan metode game puzzle di sklus 1 dan 2 maka
terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang cukup signifikan. Berbeda dari
metode ceramah, metode game puzzle merupakan metode yang berpusat pada
siswa (student centered). Menurut De Potter (2005:153) metode game puzzle
adalah metode dimana siswa mencatat dan menyimpulkan fakta maupun
konsep yang dituangkan dalam organisasi konsep melalui citra visual, simbol,
warna, dan melibatkan imajinasi. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode game puzzle menempatkan siswa sebagai makhluk hidup yang
memiliki akal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan dapat memecahkan
68
permasalahan yang dihadapinya secara mandiri. Siswa berperan aktif dalam
pembelajaran, sementara itu guru sebagai pembimbing dan pengarah ketika
siswa membutuhkan dan bukan sebagai pusat segalanya. Siswa terpacu untuk
berperan aktif karena kemasan metode ini seperti sebuah permainan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Adenan (1989:9) yang menyatakan bahwa metode
game puzzle dapat memotivasi diri siswa secara nyata dan menjadi daya
penarik yang kuat untuk belajar. Hal ini terbukti dari prestasi belajar yang
terus meningkat di siklus 1 dan 2. Di siklus 1 terdapat 13 dari 33 siswa (33,3
%) tidak lulus KKM (<75) dengan rata – rata kelas meningkat menjadi 76,51.
Di siklus 2 hanya 3 dari 33 siswa (9,1 %) tidak lulus KKM (<75) dengan rata
– rata kelas meningkat menjadi 85. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari
tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 8
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
NO NAMA
NILAI
PRA
SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
1. IK 65 75 80
2. IS 55 70 80
3. JP 60 75 85
4. KW 60 70 85
5. KT 75 80 90
6. MD 50 75 90
7. MN 75 90 100
8. NA 65 70 80
9. NL 65 70 85
10 NW 80 85 100
11. PN 65 75 85
12. PW 65 75 85
13. PY 55 90 90
14. RA 55 75 80
15. RB 55 65 70
16. SR 75 75 80
17. SL 65 65 65
18. SY 75 90 95
69
19. TB 85 90 100
20. WY 70 75 85
21. YP 70 70 90
22. YA 55 70 90
23. IK 75 80 85
24. IS 75 80 80
25. JP 70 85 85
26. KW 80 90 90
27. KT 75 75 85
28. MD 55 65 70
29. MN 75 80 80
30. NA 65 75 80
31. NL 75 70 85
32. NW 80 85 100
33. PN 70 65 75
NILAI RATA-RATA 67,58 76,51 85
Grafik 7
GRAFIK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
0
20
40
60
80
100
120
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
pra siklus
siklus 1
siklus 2
70
Dari tabel dan grafik di atas terlihat peningkatan nilai tiap anak dari pra
siklus (rata-rata 67,58) siklus 1 (rata-rata 76,51) dan siklus 2 (rata-rata 85).
Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan metode game puzzle
meningkatkan daya serap siswa dalam pembelajaran. Sesuai dengan pendapat
Sheal, Pater (1989) dalam Depdiknas (2004:23) yang menyatakan bahwa kita
akan 90% mengingat dan memahami dari apa yang kita katakan dan lakukan.
Hal ini ternyata relevan dengan hipotesis bahwa penggunaan metode game
puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Grafik 8
GRAFIK KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
Dari grafik di atas terjadi peningkatan jumlah siswa yang lulus KKM
yaitu pra siklus ( 11 siswa) siklus 1 (20 siswa) dan siklus 2 (30 siswa)
Dari hasil analisa di atas maka target penelitian telah tercapai yaitu:
1. Pada siklus 1, siswa yang tuntas 66,67% dari target 65%
2. Pada siklus 2, siswa yang tuntas 90,9% dari target 85%
0
5
10
15
20
25
30
pra siklus siklus 1 siklus 2
tuntas
belum tuntas
Top Related