34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Desain Penelitian
Tujuan akhir penelitian ini adalah mengembangkan model peer guidance
untuk meningkatkan self efficacy siswa SMP yang disusun melalui Rencana
Pelaksanaan Layanan (RPL) yang merupakan salah satu bentuk dari tahapan
model peer guidance yang telah dibentuk. Model ini dilaksanakan melalui
layanan informasi bidang bimbingan pribadi dan sosial yang memberikan
pemahaman dan pengembangan mengenai sikap bersahabat/komunikatif, kreatif,
dan peduli sosial. Dengan demikian, dirancangnya model peer guidance ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan pribadi dan sosial siswa sehingga
diharapkan siswa memiliki keyakinan diri yang kuat dalam mengatasi
permasalahan pribadi dan teman sebaya lainnya.
Langkah-langkah dalam penyusunan rancangan model layanan bimbingan
teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa adalah sebagai berikut: (1)
Identifikasi dan penetapan masalah, dalam pengumpulan data menggunakan
wawancara untuk memperoleh gambaran tentang layanan bimbingan teman
sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa dan meyebarkan skala self
efficacy untuk melihat potensi masalah mengenai kayakinan diri siswa di SMP
Negeri 2 Salatiga. (2) Pengumpulan informasi, yaitu dilakukan melalui
wawancara dengan guru BK tentang potensi teman sebaya dalam membantu
35
meningkatkan keyakinan diri siswa. (3) Perancangan desain model layanan peer
guidance dalam meningkatkan self efficacy siswa, dibuat dengan menggunakan
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan dan Konseling. (4) Melakukan
validasi dengan ahli yaitu dosen program studi Bimbingan dan Konseling dan
praktisi yaitu anggota ABKIN dan sekaligus menjadi guru BK di sekolah. (5)
Melakukan perbaikan berdasarkan hasil validasi ahli dan praktisi. (6) Melakukan
uji lapangan di kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga. (7) Melakukan perbaikan
berdasarkan hasil feedback dari uji coba lapangan guna menyesuaikan produk
yang telah dibuat dengan pengguna produk
4.2 Deskripsi hasil penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan teman
sebaya
Layanan bimbingan teman sebaya belum dilaksanakan secara optimal
sesuai dengan strategi implementasi program BK di sekolah berdasarkan
rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur
pendidikan formal. Layanan bimbingan dan konseling yang sering diberikan
oleh guru pembimbing ialah layanan bimbingan klasikal, konseling individual,
pelayanan pengumpulan data, alih tangan kasus, kolaborasi dengan guru, orang
tua, dan pihak-pihak terkait di luar sekolah, serta layanan konsultasi. Belum
terlaksananya layanan bimbingan teman sebaya adalah karena belum
tersedianya model layanan bimbingan teman sebaya di sekolah.
36
Layanan bimbingan teman sebaya ini penting, karena mengingat
perbandingan antara guru BK dengan siswa yang tidak seimbang. Selain itu
juga siswa SMP yang sedang berada pada masa remaja, yaitu memiliki sifat
cenderung lebih percaya dan tertarik kepada teman sebayanya. Siswa yang
memiliki potensi dapat diberdayakan untuk dapat menolong teman sebaya
untuk meningkatkan keyakinan diri siswa yang lain. Adapun tahap
pengembangan sebagai berikut:
4.2.1 Identifikasi dan Penetapan Masalah
Kegiatan prapengembangan mencakup identifikasi dan penetapan
masalah yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang perlu tidaknya
pengembangan model layanan bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan
self efficacy siswa. Kegiatan ini dilakukan wawancara dengan guru BK. Hasil
wawancara dengan guru BK menyatakan bahwa kegiatan tersebut sangat perlu
dan bermanfaat bagi guru BK guna mengoptimalkan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
4.2.2 Deskripsi Umum Pengembangan
Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah model
bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan keyakinan diri siswa. Produk ini
disusun dengan menggunakan prosedur pengembangan yang dikemukakan
Sugiyono (2011). Penyusunanan model bimbingan disajikan dalam rencana
pelaksanaan layanan (RPL). Aspek yang dikembangkan dalam penyusunan
37
RPL mengacu pada materi mengenai pembimbing sebaya dan dimensi self
efficacy menurut Bandura, yaitu:
Tabel 4.1 Pengembangan aspek rencana pelaksanaan layanan (RPL)
4.2.3 Hasil Uji Validasi Model Layanan Bimbingan Teman Sebaya
untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa
Tujuan uji validasi model yang diselenggarakan untuk memperoleh
masukan dari berbagai pihak sehingga model peer guidance yang telah disusun
layak untuk diimplementasikan melalui uji lapangan di SMP Negeri 2 Salatiga.
No Aspek yang
dikembangkan Kompetensi Dasar Topik
1
Pembimbing sebaya
Membangun minat menjadi pembimbing sebaya.
Pembimbing sebaya
2 Menerapkan tugas sebagai pembimbing sebaya yang baik.
Siap menjadi pembimbing sebaya
3 Besar pengharapan
Menganalis pilihan perilaku yang mampu untuk dilakukan.
Saya pasti bisa
4 Luas pengharapan
Membuktikan keyakinan/kemantapan dalam menjalankan tugas.
Impossible is nothing
5 Kemantapan pengharapan
Bertahan dalam menghadapi tugas dan tantangan pekerjaan sebagai siswa.
Pantang menyerah
38
Uji validasi model dilakukan dengan cara meninjau ulang rencana pelaksanaan
layanan (RPL).
Tabel 4.2 hasil uji validasi model
Penguji Ahli Saran Uji Ahli Revisi
Ahli I: - Berdasarkan
pengembangan kurikulum
terbaru (2013), satlan
diubah menjadi Rencana
Pelaksanaan Layanan
(RPL).
- Satlan diubah menjadi
RPL
- Hindari metode ceramah - Tidak memakai metode
ceramah.
- Dalam uraian kegiatan,
lebih diperinci lagi.
- Uraian kegiatan menjadi
lebih terperinci.
- Dalam penilaian segera,
sebaiknya memakai UCA
- Penilaian segera disusun
berdasarkan UCA
- Dalam laijapen dan
laijapang, tentukan kapan
waktunya.
- Ditetapkan waktu dalam
laijapen dan laijapang.
- Perlu dicantumkan sumber
dan biaya dalam RPL
- Mencantumkan sumber
dan biaya dalam RPL.
39
- Apabila tidak ada catatan
khusus, lebih baik
dihilangkan saja.
- Tidak mencantumkan
catatan khusus dalam
RPL.
Ahli II Penilaian proses harus
lebih rinci dan disesuaikan.
Penilaian proses telah
lebih rinci dan
disesuaikan.
4.3 Model Layanan Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Self
Efficacy Siswa
Model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa
disajikan dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL) sebagai berikut
(terlampir):
Tabel 4.3
No Judul RPL
1 Pembimbing sebaya
2 Siap menjadi pembimbing sebaya
3 Saya pasti bias
4 Impossible is nothing
5 Pantang menyerah
40
Tahapan dalam model bimbingan teman sebaya yang disusun berdasarkan
kerangka berpikir Sunarti (2010) yaitu sebagai berikut:
1. Pembentukan Pembimbing Sebaya
Pembimbing sebaya dipilih berdasarkan atas kriteria sebagai berikut: hasil skala
self efficacy (siswa dengan kategori self efficacy sangat tinggi dan tinggi), prestasi
(siswa yang masuk dalam peringkat 10 besar), memiliki kemampuan sosialisasi
dan kepribadian yang baik. Peran guru BK adalah menyeleksi siswa yang layak
menjadi pembimbing sebaya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
2. Pelatihan Pembimbing Sebaya
Siswa yang telah terpilih sebagai calon pembimbing sebaya diberikan pelatihan
mengenai materi bimbingan teman sebaya dan self efficacy yang telah disusun
dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL). Pelatihan dilaksanakan setelah
selesai sekolah dan hari libur. Dalam proses pelatihan, pembimbing sebaya
merasakan bahwa dirinya adalah yang dibimbing, setelah itu pembimbing sebaya
merancang atau menggambarkan bentuk pertolongan dalam menolong teman
sebaya yang memiliki masalah keyakinan diri. Peran guru BK adalah memberikan
pelatihan kepada calon pembimbing sebaya yang terpilih menggunakan materi
layanan yang telah disusun.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam kegiatan ini, peneliti memberikan serangkaian tugas yang harus
dilaksanakan oleh siswa yang menjadi pembimbing sebaya, yaitu:
41
a. Mencatat dan melaporkan mengenai siapa saja teman yang memiliki masalah
keyakinan diri.
b. Melakukan pendekatan pada teman-teman yang memiliki masalah keyakinan
diri dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan
yang dihadapi.
c. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.
d. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru
Bimbingan dan Konseling.
e. Menjadi sumber informasi bagi guru Bimbingan dan Konseling.
Peran guru pembimbing adalah memantau kegiatan pembimbing sebaya dan
memberikan pelayanan kepada siswa yang memerlukan penanganan khusus
oleh guru pembimbing.
4. Evaluasi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pembimbing
sebaya dapat melaksanakan peran dan fungsinya seperti yang telah dirumuskan
dan dijelaskan dalam tahap awal kegiatan. Peran guru BK adalah mengevaluasi
dan merancang kegiatan selanjutnya berdasarkan hasil kegiatan layanan bimbingan
teman sebaya yang telah dilaksanakan.
5. Tindak lanjut
Setelah mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya,
guru BK menindaklanjuti hasil rancangan kegiatan layanan bimbingan teman
sebaya yang telah disusun. Tindak lanjut bisa berupa pelatihan kembali kepada
42
pembimbing sebaya yang belum menjalankan tugasnya secara optimal, maupun
menindak lanjuti hasil laporan dari pembimbing sebaya mengenai siswa yang
memerlukan penanganan khusus oleh guru BK.
Gambar 4.4. Tahapan model peer guidance
Tahap-tahap dalam pemberian layanan kepada pembimbing sebaya adalah sebagai
berikut:
1. Tahap pertama
Kegiatan awal
a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport
b. Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali
pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari.
2. Tahap kedua
Kegiatan inti
a. Eksplorasi: Peneliti menyampaikan materi melalui kisah cerita (renungan).
Pembentukan Pembimbing
Sebaya
Pelatihan Pembimbing
Sebaya
Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi
Tindak lanjut
43
b. Elaborasi:
1. Siswa melakukan permainan.
2. Siswa melakukan simulasi mengenai makna cerita.
3. Siswa berdiskusi untuk merancang kegiatan dalam rangka menolong teman
yang memiliki masalah tentang keyakinan diri.
c. Konfirmasi:
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan
pembimbing sebaya.
2. Meminta siswa untuk mempraktikannya kepada teman sebaya yang
membutuhkan pertolongan.
3. Tahap ketiga
Penutup
a. Peneliti bersama pembimbing sebaya menyimpulkan makna dari kegiatan yang
telah dilaksanakan.
b. Memberikan penilaian segera dengan menggunakan format yang sudah
disediakan.
c. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan
lanjutan.
Berdasarkan penerapan 5 keterampilan pembimbing sebaya dalam rencana
pelaksanaan layanan (RPL) model bimbingan sebaya untuk meningkatkan self
efficacy siswa diperoleh indikator keberhasilan pada masing-masing aspek, sebagai
berikut:
44
1. Pada penerapan RPL pertama, aspek pembimbing sebaya I telah dikuasai oleh
subyek penelitian (4 orang siswa kelas VIII H) yang dibuktikan dengan siswa
mampu menjelaskan peran seorang pembimbing sebaya, yakin dan tertarik untuk
menjadi seorang pembimbing sebaya.
2. Penerapan RPL kedua pada aspek pembimbing sebaya II juga telah dikuasai siswa,
dibuktikan dengan kemampuan siswa dalam menjelaskan sikap yang baik dalam
menolong teman sebayanya, menjelaskan cara menjadi pembimbing sebaya yang
baik, dan keyakinan untuk dapat menerapkan tugas sebagai pembimbing sebaya
yang baik.
3. Aspek besar pengharapan pada RPL ketiga telah dikuasai oleh siswa yang
dibuktikan dengan siswa mampu menjelaskan tidak ada gunanya menghalangi diri
sendiri untuk maju, memiliki keyakinan untuk mencoba, dan mempunyai
gambaran untuk menolong teman sebaya agar berani mencoba.
4. Siswa dapat menguasai aspek luas pengharapan pada RPL keempat, yaitu siswa
dapat membuktikan bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya, dapat
meyakinkan teman sebaya lainnya bahwa kemungkinan itu ada dan mampu
merancang strategi dalam membantu teman sebayanya untuk yakin terhadap
kemampuan dirinya.
5. Pada RPL kelima tentang aspek kemantapan pengharapan, telah dikuasai oleh
siswa. Dibuktikan dengan siswa dapat menyadari dan menunjukkan bahwa dengan
ketekunan dirinya dapat sukses, serta mampu melatih dirinya dalam membantu
teman sebayanya membangun ketekunan.
45
Dengan demikian, tujuan kelima rancangan pelaksanaan layanan (RPL) model
bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa telah tercapai. Oleh
karena itu, dapat ditegaskan bahwa model bimbingan teman sebaya untuk
meningkatkan self efficacy berguna bagi siswa SMP.
5.4. Pembahasan
Gambar 4.5. Tahapan model peer guidance oleh Sunarti (2010)
Gambar 4.6. Tahapan model pengembangan peer guidance oleh peneliti
Selain dari segi tahapan yang sedikit berbeda, dalam proses setiap tahapan
peneliti juga tidak menggunakan seluruh isi dari proses yang telah dikembangkan
oleh Sunarti (2010). Peneliti menyesuaikan isi proses dengan variabel terikat yang
peneliti pakai, yaitu self efficacy.
Pembentukan Pembimbing
Sebaya
Pelatihan Pembimbing
Sebaya
Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi
Tindak lanjut
Pembentukan Pembimbing
Sebaya
Pelatihan Pembimbing
Sebaya
46
Dari hasil penelitian terhadap siswa kelas VIII H yang masih berada pada
masa remaja, terbukti bahwa seorang pembimbing sebaya dalam kelompok
sebayanya memiliki pengaruh yang besar dalam bagaimana ia berperilaku,
kebanyakan dari remaja (siswa) lebih nyaman dan lebih sering menceritakan
masalahnya kepada teman sebayanya dari pada kepada orang yang lebih dewasa.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Buhrmester (dalam
Santrock, 2004) menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan
teman sebaya meningkat secara drastis, dan disaat yang sama kedekatan hubungan
remaja remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Hasil penelitian Buhrmester
didukung oleh temuan Nickerson & Nagle (Suwarjo, 2008) bahwa pada masa remaja
komunikasi dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang, dan beralih kepada teman
sebaya untuk memenuhi kebutuhan akan kelekatan (attachment).
Top Related