BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengukuran dan ...€¦ · BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1....

12
33 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengukuran dan analisis 4.1.1. Modulator Gambar 4.1 Masukan 500mVp Gambar 4.2 Keluaran 500mVp

Transcript of BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengukuran dan ...€¦ · BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1....

  • 33

    BAB IV

    HASIL DAN ANALISIS

    4.1. Hasil Pengukuran dan analisis

    4.1.1. Modulator

    Gambar 4.1 Masukan 500mVp

    Gambar 4.2 Keluaran 500mVp

  • 34

    Gambar 4.3 Masukan 1000mVp

    Gambar 4.4 Keluaran 1000mVp

    Dari Hasil yang telah didapat (gambar 4.2 dan gambar 4.4) bisa dilihat bahwa

    dengan perubahan amplitudo pada masukan akan mempengaruhi frekuensi pada

    keluaran. Jika melihat gambar 4.2 dan gambar 4.4 terdapat juga lebar pita, dimana lebar

    pita pada amplitudo 1000mVp lebih besar disbanding amplitudo 500mVp. Semakin

    besar amplitudo masukan akan berdampak semakin besar lebar pita.

  • 35

    4.1.2. Mixer

    Tabel 4.1 Hasil mixer

    f1 (RF)

    (MHz)

    f2 (LO)

    (MHz)

    Keluaran IF

    (MHz)

    Daya IF

    (dBm)

    Daya RF

    (dBm)

    Conversion

    loss (dB)

    794.3 880 85.76 -45.2 -7 -38.2

    799.3 880 80.72 -42.2 -7 -35.2

    804.3 880 75.72 -36.2 -7 -29.2

    809.3 880 70.75 -26.3 -7 -19.3

    814.3 880 65.75 -28.3 -7 -21.3

    819.3 880 60.75 -34.3 -7 -27.3

    824.3 880 55.75 -37.5 -7 -30.5

    829.3 880 50.75 -40 -7 -33

    834.3 880 45.75 -40.7 -7 -33.7

    839.3 880 40.75 -41.8 -7 -34.8

    844.3 880 36.2 -41.8 -7 -34.8

    Grafik 4.1 Conversion loss

    Dari tabel 4.1 bisa kita lihat bahwa mixer ini merupakan jenis down mixer yakni

    frekuensi pada port IF dihasilkan dari frekuensi selisih antara frekuensi LO dan RF.

    Pada pengukuran conversion loss puncak nya berada pada frekuensi ± 70.75 MHz.

    -50

    -40

    -30

    -20

    -10

    0

    85.76 80.72 75.72 70.75 65.75 60.75 55.75 50.75 45.75 40.75 36.2

    Co

    nve

    rsio

    n L

    oss

    (d

    B)

    Frekuensi IF (MHz)

    Conversion Loss

  • 36

    4.1.3. Preamplifier

    Tabel 4.2 Hasil preamplifier

    Masukan atur

    (dBm)

  • 37

    Pengukuran return loss

    Gambar 4.5 Keluaran TG tanpa dihubungkan dengan preamplifier

    Gambar 4.6 Return loss Masukan

  • 38

    Gambar 4.7 Return loss Keluaran

    Hasil pengukuran dari preamplifier bisa dilihat pada tabel 4.2. Dalam tabel 4.2

    tersebut terdapat masukan atur dan masukan terbaca. Masukan atur adalah masukan

    yang diinginkan atau dipilih untuk diuji, sedangkan masukan terbaca adalah nilai yang

    terukur dari melihat masukan atur. Hal ini terjadi karena menggunakan dua buah

    Spectrum analyzer yang salah satu nya bisa menghasilkan nilai TG dan yang satunya

    lagi bisa mengukur dengan lebih baik. Dari tabel 4.2 juga, bisa dilihat bahwa

    preamplifier ini menghasilkan penguatan sebesar 15 dB.

    Sinyal yang keluar dari mixer terlalu kecil untuk langsung masuk ke penguat

    daya, oleh karena itu butuh preamplifier. Tujuan dari preamplifier sendiri adalah untuk

    menguatkan tegangan, sehingga bisa masuk ke penguat daya. Ketika sinyal di penguat

    daya maka sinyal bisa dikuatkan secara maksimal.

  • 39

    4.1.4. Attenuator

    Masukan : -18.8 dBm

    Gambar 4.8 Masukan attenuator

    Percobaan 1 : Attenuator 10 dBm

    Hasil : -30 – (-18.8) = -11.2 dB

    Gambar 4.9 Keluaran attenuator 10dBm

  • 40

    Percobaan 2 : Attenuator 5 dBm

    Hasil : -24.8 – (-18.8) = -6 dB

    Gambar 4.10 Keluaran attenuator 5dBm

    Percobaan 3 : Attenuator 3 dBm

    Hasil : -22.9 – (-18.8) = -4.1 dB

    Gambar 4.11 Keluaran attenuator 3dBm

  • 41

    4.1.5. Penguat daya

    Tabel 4.3 Hasil penguat daya

    Masukan atur

    (dBm) -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0

    Masukan terbaca

    (dBm) -50 -50 -40 -40 -30 -30 -20 -20

    Keluaran terbaca

    (dBm) -18 -18 -8 -8 1 1 10 10

    Gain (dB) 32 32 32 32 31 31 30 30

    Grafik 4.3 Hasil penguat daya

    Grafik 4.3 Hasil penguat daya

    Seperti preamplifier, percobaan ini juga menggunakan dua spectrum analyzer. Dari

    tabel 4-3 bisa kita lihat bahwa penguatan dari penguat daya ini sekitar 31 dB.

    -20

    -10

    0

    10

    20

    -30 -25 -20 -15 -10 -5 0

    Day

    a K

    elu

    aran

    (dB

    m)

    Daya Masukan (dBm)

    Hasil Penguat Daya

  • 42

    4.1.6. Transmitter

    Gambar 4.12 Keluaran 500mVp

    Gambar 4.13 Keluaran 1000mVp

  • 43

    Gambar 4.14 Keluaran dari reciever

    Pada modul transmitter ini, kita memberikan masukan berupa sinyal sinus

    dengan frekuensi 1KHz dan amplitudo yang diubah. Dari gambar 4.12 dan gambar 4.13

    terlihat hasil keluaran mirip dengan hasil modulasi, tapi pada modul transmitter ini

    lebih besar karena sudah melewati proses penguatan pada preamplifier dan penguat

    daya.

    Pada modul ini juga, kita akan melihat sinyal keluaran pada receiver setelah

    sinyal dikirim lewat transmitter. Dari gambar 4.14 bisa kita lihat, sinyal keluaran

    receiver yang diamati lewat osiloscope memberikan hasil berupa gelombang sinus. Jika

    dibandingkan dengan masukan pada transmitter, maka bisa kita lihat hasil dari receiver

    mengalami penurunan amplitudo.

  • 44

    4.2 Analisis Kesalahan Umum

    Ada beberapa penyebab yang menyebabkan hasil pengukuran tidak sesuai

    dengan hasil simulasi. Penyebab antara lain :

    1. Tidak tersedianya alat yang dibutuhkan (referensi dari GRF-3300) sehingga

    hasil yang diperoleh tidak sama dengan referensi.

    2. Adanya rugi-rugi pada kabel RF yang digunakan.