40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Penelitian
4.1.1 Kondisi Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5SDNMangunsari
03 Kota Salatiga semester I tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 siswa pada
pembelajaran IPA, terlihat bahwa kompetensi siswa masih rendah. Hal ini bisa
terlihat dari nilai sekunder hasil evaluasi siswa pada mata pelajaranIPA yang telah
dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=66). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum
dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis yang terdapat dalam
tabel 4.1
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Belajar Pra Siklus
No Nilai Sebelum Tindakan
Keterangan Jumlah siswa Persentase (%)
1 < 66 22 58 Belum Tuntas
2 ≥ 66 16 42 Tuntas
Jumlah 38 100
Rata-rata 67
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 45
Tabel 4.1dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi nilai pelajaran IPAmateri
alat pernafasan manusia siswa kelas 5SDNMangunsari 03 Kota Salatiga pada pra
siklus pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam
belajarnya (KKM=66). Diketahui , skor nilai <66frekuensinya ada 22 siswa (58%
dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas), dan nilai ≥66 frekuensinya ada 16 siswa
(42% dari jumlah keseluruhan siswa sudah tuntas).
41
Jumlah keseluruhan siswa 38 dengan nilai rata-rata 67nilai tertinggi 100dan
nilai terendah45 Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran
demi membantu meningkatkan hasil belajar IPApada siswa kelas 5SDN Mangunsari
03 Kota Salatiga. Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran masih dengan ceramah dan pemberian tugas tanpa
adanya interaksi yang membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas
sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dan hasil belajar IPA juga tidak optimal
selain itu siswa juga lebih cenderung berbicara dan bercanda dengan temannya
sehingga tidak memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang diajarkan.
Gambar 4.1 Ketuntasan Belajar IPA Siswa
Dengan kondisi seperti pada gambar 4.1 dengan ketuntasan hanya 42%,
peneliti merancang penelitian tindakan kelas bekerja sama dengan guru kelas 5 sesuai
rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian
menggunakan model pembelaajran STADyang akan diterapkan dalam dua siklus dan
setiap siklus memuat dua kali pertemuan.
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4
langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan tindakan, observasi dan refleksi. Untuk
0%10%
20%
30%
40%
50%
60%
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas Belum Tuntas
Series1 42% 58%
42
lebih jelasnya berikut adalah uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam
penelitian yang telah dilaksanakan.
a. Perencanaan
Pada penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
dengan rincian perencanaan sebagai berikut. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan
Kompetensi Dasar mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia. Pada
pertemuan pertama terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu
mengidentifikasi alat pernapasan pada manusia dan menjelaskan proses pernapasan.
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada siklus I. Hasil evaluasi pra siklus
menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar IPA siswa. Kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran IPA
yaitu dengan menyusun RPP dengan menerapkan model pembelaajran STADdengan
untuk materi mengidentifikasi alat pernapasan pada manusia dan menjelaskan proses
pernapasan. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati kegiatan
situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung menyiapkan materi
yang akan diajarkan. Menyiapkan media dan perlengkapan yang diperlukan dalam
kegiatan belajar menyusun alat evaluasi/ tes dengan pokok bahasan mengidentifikasi
alat pernapasan pada manusia dan menjelaskan proses pernapasan. Persiapan yang
dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan
instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal.
b. Pelaksanaan
PelaksanaanPada pertemuan pertama hariSenin, 26 Juli 2016 yang dilakukan
oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana
pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan
melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan “Guru
mengawali pembelajaran dengan memberi salam, berdoa dan mengecek kesiapan
peserta didik mengikuti pembelajaran. Melakukan absensi kehadiran siswa, Guru
melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab tentang bagian-bagian alat
43
pernafasan pada manusia, Misalnya : “ Anak-anak, setiap hari kita memerlukan udara
untuk bernafas, coba sebutkan apa saja bagian-bagian alat/ organ yang digunakan
manusia untuk bernafas setiap hari!”. Kemudian siswa akan menjawab dengan
berbagai jawaban, guru menghubungkan dengan pembelajaran hari ini.Setelah
apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus ditempuh dalam
pembelajaran STAD dan guru juga membagi siswa kedalam kelompok yang
heterogen dalam setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa.
Pada kegiatan inti, pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu
dengan memberikan teks bacaan mengenai menjelaskan proses pernapasanserta
memberikan alat atau media untuk percobaan pengajar juga memberikan soal-soal
yang bersangkutan dengan proses pernapasan. Dari teks bacaan tersebut secara
berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menjawab soal-soal yang telah
diberikan guru sebelumnya. Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan
sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan pengertian, proses
pernapasan. Setelah mendapatkan pengarahan dari pengajar kemudian mereka
berdiskusi dengan kelompok untuk menemukan pengertian, proses pernapasan.
Jawaban yang ditemukan kemudian ditulis di kertas jawaban yang telah dibagikan
sebelumnya.
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan proses pernapasanyang
ditemukannya. Suasana yang tercipta terhadap ini sangat gaduh, karena siswa belum
mendapatkan giliran untuk berpresentasi justru berjalan kesana kemari. Namun, hal
tersebut dapat segera diatasi oleh pengajar ketika siswa yang lain menganggapi atau
mengomentari hasil presentasi. Selama kegiatan inti berlangsung, pengajar
melakukan penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif
dan psikomotor siswa. Untuk memantapkan materi yang dipelajari, pengajar
memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pembelajaran STADdalam
menemukan pengertian, proses pernapasan. Pengajar dan siswa melakukan refleksi
dalam mengikuti pembelajaranSTAD. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi
siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
44
Pada kegiatan penutup guru bersama-sama dengan siswa membuat penegasan
atau kesimpulan tentangproses pernapasanyang telah ditemukan oleh siswa dalam
pembelajaran STAD. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari
lagi materi tersebut. Pengajar juga menyampaikan pembelajaran yang dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis,28Juli 2016 dengan Kompetensi
Dasar yang masih sama yaitu menjelaskan fungsi alat pernapasan dan mencocokkan
setiap organ pada saluran pernapasan dengan namanya. Pada pertemuan kedua kali
ini terdapat satu indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menjelaskan
pengaruh banjir. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada siklus I
pertemuan kedua:
Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang
telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan
salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan
apersepsi, pengajar melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menunjukankanfungsi alat pernapasan.
Setelah apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus ditempuh dalam
pembelajaran STAD dan guru juga membagi siswa kedalam kelompok yang hetrogen
dalam setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa.
Pada kegiatan inti, pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu
dengan memberikan teks bacaan mengenai fungsi alat pernapasan dan mencocokkan
setiap organ pada saluran pernapasan dengan namanya, memberikan soal-soal yang
berkaitan dengan fungsi alat pernapasan.Dan teks bacaan tersebut secara
berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menjawab soal-soal yang telah
diberikan sebelumnya. Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan
sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan dan menjelaskan
fungsi alat pernapasan serta mencocokkan setiap organ pada saluran pernapasan
dengan namanya. Setelah mendapat pengarahan dari pengajar, kemudian mereka
45
berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjelaskan fungsi alat pernapasan dan
mencocokkan setiap organ pada saluran pernapasan dengan namanya. Jawaban yang
ditemukan kemudian ditulis di kertas jawaban yang telah dibagikan sebelumnya.
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan fungsi alat pernapasan dan
mencocokkan setiap organ pada saluran pernapasan dengan namanya yang
ditemukannya didepan kelas. Suasana pada saat ini juga lebih terkendali daripada
pertemuan pertama, lebih banyak siswa yang menanggapi atau mengomentari hasil
presentasi. Untuk memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari, pengajar
memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pembelajaran STAD dalam
menemukan pengertian dan menjelaskan fungsi alat pernapasan serta mencocokkan
setiap organ pada saluran pernapasan dengan namanya. Pengajar dan siswa
melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran STAD. Pengajar juga memberikan
kesmpatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Pada kegiatan penutup pengajar besama-sama dengan siswa membuat penegasan
kesimpulan tentang fungsi alat pernapasan dan mencocokkan setiap organ pada
saluran pernapasan dengan namanya yang telah ditemukan oleh siswa dalam
pembelajaran STAD. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari
lagi materi tersebut dan materi pertemuan sebelumnya, karena pada pertemuan
selanjutnaya akan diadakan evaluasi.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan.
Dalam penelitaian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar
observasi atau pengamatan yang mengacu pada kegiatan siswa pada saat melakukan
pembelajaran. Hasil observasi akan dianalisis untuk memantau sejauh mana pengaruh
upaya tindakan perbaikan terhadap tujuan pembelajaran yang diinginkan. Observasi
dilakukan oleh guru observer itu sendiri. Pengajar dapat mengatur serta
mengendalikan keberlangsungan proses belajar mengajar. Awalnya banyak siswa
yang binggung dengan pembelajaran STAD tetapi pengajar dapat mengantisipasi hal
tersebut dengan cara menjadi fasilitator yang baik dan membantu siswa-siswa yang
46
mengalami kesulitan. Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi
observasi respon siswa dengan cara mengamati aktivitas setiap siswa dengan
menyesuaikan dengan indikator respon siswa pada lembar observasi. Berdasarkan
pengamatan respon siswa yang telah dilakukan oleh observer menunjukkan sudah
lebih dari separuh siswa yang memberikan respon positif dalam mengikuti
pembelajaran. Namun, masih banyak siswa yang belum mengerti pembelajaran
STAD walaupun siswa sudah turut serta dalam tugas belajarnya.
Pembelajaran siklus I masih ada beberapa kegiatan yang dilewatkan guru pada
pertemuan pertama seperti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, membimbing siswa dalam menjawab, serta belum mengkondisikan
kelas., pada pertemuan kedua guru melewatkan memberikan apersepsi kepada siswa
dan pada pertemuan kedua sudah berjalan dengan baik dan guru melakukan evaluasi
pembelajaran.Aktifitas siswa diatas siswa telah melakukan pembelajaran dengan
baik, hanya ada beberapa saja yang harus diperbaiki pada pertemuan pertama siswa
belum terlibat aktif dalam kelompok, siswa belum menanggapi presentasi dari
kelompok lain.
47
Tabel 4.2
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Pertama
N0 Aspek yang diamati Skor Penilaian
Rata-rata
Aktivitas Guru Selama Kegiatan Inti 1 Fase1.
Menyampaikan tujuandan mempersiapkan
peserta didik
2,5
2 Fase 2.
Mengondisikan kelas &membagi kelompok
secaraheterogen
2
3 Fase 3.
Presentasikelas
2
4 Fase 4.
Belajardalamtim
3
5 Fase 5.
Tesindividu
3
6 Fase 6.
Skorpengembanganindividu
3
7 Fase 7.
Penghargaantim
4
48
Tabel 4.3
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Kedua
N0 Aspek yang diamati Skor Penilaian
Rata-rata
Aktivitas Guru selama kegiatan inti
1 Fase1.
Menyampaikan tujuandan mempersiapkan
peserta didik
2,5
2 Fase 2.
Mengondisikan kelas &membagi kelompok secaraheterogen
3
3 Fase 3.
Presentasikelas
2,0
4 Fase 4.
Belajardalamtim
3
5 Fase 5.
Tesindividu
3
6 Fase 6.
Skorpengembanganindividu
4
7 Fase 7.
Penghargaantim
2,5
49
Tabel 4.4
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama
No Tahap STAD Aspek yang diamati Skor penilaian rata-
rata
1 Fase1.
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan
peserta didik
a. Menjawab pertanyaan
guru
2,5
b. Menyimak tujuan
pembelajaran
3
c. Menyimak penjelasan
guru
3
2 Fase 2.
Mengondisikan kelas &
membagi kelompok secara
heterogen
d. Membagi kelompok
dengan tertib dan
teratur
4
3 Fase 3.
Presentasi kelas
e. Siswa menyimak
pelajaran yang
diberikan
2,5
4 Fase 4.
Belajar dalam tim
f. Siswa bekerjasama
dalam kelompok
mengerjakan tugas
3
g. Siswa bertanya kepada
guru jika ada kesulitan
4
5 Fase 5.
Tes individu
h. Siswa mengerjakan
soal tes evaluasi
3
6 Fase 6.
Skor pengembangan
individu
i. Siswa mengecek nilai
/skor yang diperoleh
2,0
j. Siswa menyimak
umpan balik dari guru
3
7 Fase 7.
Penghargaan tim
k. Siswa mendapat
penghargaan dari guru
4
50
Tabel 4.5
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua
No Tahap STAD Aspek Yang Diamati Skor Penilaian
Rata-rata
1 Fase1.
Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan
peserta didik
a. Menjawab pertanyaan
guru
2,5
b. Menyimak tujuan
pembelajaran
3
c. Menyimak penjelasan
guru
3
2 Fase 2.
Mengondisikan kelas &
membagi kelompok
secara heterogen
d. Membagi kelompok
dengan tertib dan teratur
2,5
3 Fase 3.
Presentasi kelas
e. Siswa menyimak
pelajaran yang diberikan
3
4 Fase 4.
Belajar dalam tim
f. Siswa bekerjasama
dalam kelompok
mengerjakan tugas
4
g. Siswa bertanya kepada
guru jika ada kesulitan
2,5
5 Fase 5.
Tes individu
h. Siswa mengerjakan soal
tes evaluasi
4
6 Fase 6.
Skor pengembangan
individu
i. Siswa mengecek nilai
/skor yang diperoleh
3
j. Siswa menyimak umpan
balik dari guru
3
7 Fase 7.
Penghargaan tim
k. Siswa mendapat
penghargaan dari guru
2,5
d. Refleksi
Aktivitas tindakan yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model
pembelajaran STADmenunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang
dilakukan oleh guru di siklus I pada pertemuan 1 Jumlah skor 24 dari 10 indikator,
atau dengan kategori kurangbaik dari indikator sudah dilaksanakan oleh guru, hanya
saja pada indikator kedua dalam kegiatan awal, guru tidak melakukan apresepsi dan
tidak menampaikan tujuan pembelajaran, saat siswa mendiskusikan pemecahan
masalah untuk mengumpulkan data pemecahan masalah ketika proses pembelajaran
51
berlangsung. Namun, pada pertemuan 2 guru sudah nampak melaksanakan aktivitas
tindakan yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran
STADmenunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh guru
di siklus I pada pertemuan 2 jumlah skor 28 dari 10 indikator, atau dalam kategori
baik dari indikator sudah dilaksanakan oleh guru.
Aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran STADyang dilakukan
oleh guru, aktivitas tindakan juga dilakukan oleh siswa kelas 5.Berdasarkan aktivitas
tindakan menggunakan model pembelajaran STADyang dilakukan oleh siswa kelas 5
pada siklus I, menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan
oleh siswa di siklus I pada pertemuan 1 jumlah 29 dari 11 indikator, atau dengan
kategori baik dari indikator sudah dilaksanakan oleh siswa, hanya saja pada indikator
kedua saat diskusi pemecahan masalah, siswa belum melaksanakannya ketika proses
pembelajaran berlangsung. Namun, pada pertemuan kedua sudah nampak siswa
melaksanakan semua aktivitas berdasarkan indikator.
Lembar observasi aktivitas tindakan model pembelajaran model pembelajaran
think pair share dengan menggunakan media gambar yang dilakukan oleh siswa
kelas 4 Siklus II, menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan
oleh siswa pada setiap pertemuan di siklus I dengan kategoeri 32 dari 11 indikator,
dengan kategori baik dari indikator sudah dilaksanakan oleh siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung.
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4
langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan tindakan, observasi dan refleksi. Untuk
lebih jelasnya berikut adalah uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam
penelitian yang telah dilaksanakan.
a. Perencanaan
Pada penelitian tindakan kelas Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan
dengan rincian perencanaan sebagai berikut. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan
kompetensi dasar Mengidentifikasi Fungsi organ pernapasan manusia.Pada pertemuan
52
pertama terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu Menjelaskan
fungsi organ pada saluran pernapasan dengan namanya, Menunjukkan setiap nama
organ pada saluran pernapasan manusia dan fungsinya.Berikut adalah langkah-
langkah pembelajaran pada siklus II.Hasil evaluasi siklus I menjadi acuan untuk
mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran IPA yaitu dengan
menyusun RPP dengan menerapkan model pembelaajran STADdengan untuk materi
menjelaskan fungsi organ pada saluran pernapasan dengan namanya dan
menunjukkan setiap nama organ pada saluran pernapasan manusia dan fungsinya.
Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati kegiatan situasi dan
kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung menyiapkan materi yang akan
diajarkan. Menyiapkan media dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan
belajar menyusun alat evaluasi/ tes dengan pokok bahasan menjelaskan fungsi organ
pada saluran pernapasan dengan namanya dan menunjukkan setiap nama organ pada
saluran pernapasan manusia dan fungsinya. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk
melaksanakan pertemuan pertama ini adalah mempersiapkan instrumen, alat dan
bahan untuk penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
b. Pelaksanaan
PelaksanaanPada pertemuan pertama hari Selasa, 2 Agustus 2016 yang dilakukan
oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana
pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan
melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan “Guru
mengawali pembelajaran dengan memberi salam, berdoa dan mengecek kesiapan
peserta didik mengikuti pembelajaran. Melakukan absensi kehadiran siswa, Guru
melakukan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab tentang bagian-bagian alat
pernafasan pada manusia, Misalnya : “ Anak-anak, apa nama organ untuk bernafas,
coba sebutkan apa saja nama organ yang digunakan manusia untuk
bernafas!”Kemudian siswa akan menjawab dengan berbagai jawaban, guru
menghubungkan dengan pembelajaran hari ini.Setelah apersepsi, guru menjelaskan
53
tujuan pembelajaran yang harus ditempuh dalam pembelajaran STAD dan guru juga
membagi siswa kedalam kelompok yang heterogen dalam setiap kelompok terdiri
dari 6-7 siswa.
Pada kegiatan inti, pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu
dengan memberikan teks bacaan mengenai menjelaskan fungsi organ pada saluran
pernapasan dengan namanyadan menunjukkan setiap nama organ pada saluran
pernapasan manusia dan fungsinya serta memberikan soal-soal yang berkaitan dengan
cara mencegah erosi dan abrasi. Dari teks bacaan tersebut secara berkelompok siswa
melakukan penyelidikan untuk menjawab soal – soal yang telah diberikan
sebelumnya. Selama kegiatan tersebutkan berlangsung, pengajaran berperan sebagai
fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menjelaskan fungsi organ pada saluran
pernapasan dengan namanyadan menunjukkan setiap nama organ pada saluran
pernapasan manusia dan fungsinya. Setelah mendapat pengarahan dari pengajar,
kemudian mereka berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjelaskan fungsi organ
pada saluran pernapasan dengan namanyadan menunjukkan setiap nama organ pada
saluran pernapasan manusia dan fungsinya. Jawaban yang ditemukan kemudian
ditulis di kertas jawaban yang telah dibagikan sebelumnya.
Secara bergantian siswa dipanggil oleh pengajar untuk mempresentasikan
menjelaskan fungsi organ pada saluran pernapasan dengan namanyadan menunjukkan
setiap nama organ pada saluran pernapasan manusia dan fungsinyayang
ditemukannya di depan kelas. Pembelajaran pada siklus II ini lebih kondusif dan
siswa sudah terbiasa dengan alur pembelajaran STAD. Saat menanggapi atau
mengomentari hasil presentasi temannya, juga lebih kondusif dan aktif. Selama
kegiatan inti berlangsung, pengajar melakukan penilaian proses. Penilaian yang
dilakukan menyangkut penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut
penilaian afektif dan psikomotor siswa. Untuk memantapkan siswa mengenai materi
yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses
STAD dalam menjelaskan fungsi organ pada saluran pernapasan dengan namanyadan
menunjukkan setiap nama organ pada saluran pernapasan manusia dan fungsinya.
54
Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran STAD.
Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami. Pada kegiatan penutup pengajar bersama–sama dengan siswa
membuat penegasan atau kesimpulan tentang fungsi organ pada saluran pernapasan
dengan namanyadan menunjukkan setiap nama organ pada saluran pernapasan manusia
dan fungsinyayang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran STAD. Pengajar
juga menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 4Agustus 2016 dengan
kompetensi dasar masih sama yaitu Mengidentifikasi Fungsi organ pernapasan manusia.
Pada pertemuan kedua kali ini terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan
yaitu menjelaskan hal yang mengganggu sistem pernapasan manusia dan menjelaskan cara
mencegah penyakit pernapasan.Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada
siklus II pertemuan kedua.
Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang
telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan
salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan
apersepsi, pengajar melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menunjukkan
gambar banjir. Setelah apersepsi guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus
ditempuh dalam pembelajaran STAD dan guru juga membagi siswa kedalam
kelompok yang hetrogen dalam setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa.
Pada kegiatan inti yang dilakukan pengajar hampir sama kegiatan inti pertemuan
pertama, pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu dengan
memberikan teks bacaan mengenai yakni hal yang mengganggu sistem pernapasan
manusia dan cara mencegah penyakit pernapasan. Dari teks bacaan tersebut secara
berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menjawab soal-soal yang telah
diberikan sebelumnya. Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan
sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menjelaskan hal yang mengganggu
sistem pernapasan manusia dan menjelaskan cara mencegah penyakit pernapasan. Setelah
55
mendapat pengarahan bagi pengajar, kemudian mereka berdiskusi dengan
kelompoknya untuk menjelaskan hal yang mengganggu sistem pernapasan manusia dan
menjelaskan cara mencegah penyakit pernapasan. Jawaban yang ditemukan kemudian
ditulis di kertas jawaban yang telah dibagikan sebelumnya.
Siswa mempresentasikan menjelaskan hal yang mengganggu sistem pernapasan
manusia dan menjelaskan cara mencegah penyakit pernapasandi depan kelas. Suasana
pada saat ini juga lebih terkendali daripada pertemuan pertama, lebih banyak siswa
yang menanggapi atau mengomentari hasil presentasi. Untuk memantapkan siswa
mengenai materi yang dipelajari pengajar memberikan umpan balik dan penguatan
terhadap proses pembelajaran STAD dalam menjelaskan hal yang mengganggu sistem
pernapasan manusia dan menjelaskan cara mencegah penyakit pernapasan. Pengajar dan
siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran STAD. Pengajar juga
memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
Pada pertemuan terakhir pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan
dan kesimpulan tentang menjelaskan hal yang mengganggu sistem pernapasan manusia
dan menjelaskan cara mencegah penyakit pernapasanyang telah ditemukan oleh siswa
dalam pembelajaran STAD. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk
mempelajari lagi materi tersebut dan materi pertemuan sebelumnya, karena pada
pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi.
c. Observasi
Pada siklus ini kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh guru kolaboratif meliputi kegiatan
guru dan siswa dalam pembelajaran STAD. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
observer, pengajar telah menerapkan pembelajaran STAD dengan baik. Pengajar
dapat mengatur serta mengendalikan keberlangsungan proses belajar mengajar.
Awalnya banyak siswa yang binggung dengan pembelajaran STAD tetapi pengajar
dapat mengantisipasi hal tersebut dengan cara menjadi fasilitator yang baik dan
membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan.
56
Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi respon siswa
dengan cara mengamati aktivitas setiap siswa dengan menyesuaikan dengan indikator
respon siswa pada lembar observasi. Berdasarkan pengamatan siswa siklus II lebih
kondusif dan terkendali. Sebagian besar siswa telah memberikan respon positif dalam
pembelajaran STAD.
Hasil observasi aktifitas siswa terhadap pembelajaran pada siklus II antara lain
prapembelajaran, kegiatan pembelajaran yang berupa memperhatikan pembelajaran,
diskusi kelompok dan penyampaian hasil diskusi.dalam pembelajaran siklus II masih
ada beberapa kegiatan yang dilewatkan guru pada pertemuan pertama seperti guru
tidak melakukan umpan balik kepada, pada pertemuan kedua dan pertemuan kedua
sudah berjalan dengan baik guru melakukan evaluasi pembelajaran.dalam
pembelajaran siklus II siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik, Siswa
sudah mempersiapkan alat belajar dan menempati tempat duduk dengan rapi tanpa
ditugaskan guru. siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mata pelajaran IPA
dengan baik dan jarang sekali siswa ngobrol dengan temannya, siswa aktif menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Siswa antusias dalam berdiskusi
kelompok dengan memberikan usulan tentang tugas yang dikerjakan. Perwakilan
kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan jelas hanya saja siswa tidak
menaggapi presentasi hasil kelompok lain. Siswa juga membuat rangkuman materi
tentang pelajaran yang telah dilakukan dengan bantuan guru dan mengerjakan lembar
evaluasi pada pertemuan kedua.
57
Tabel 4.6
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Pertama
N0 Aspek yang diamati Skor Penilaian
Rata-rata
Aktivitas Guru selama kegiatan inti
1 Fase1.
Menyampaikan tujuandan mempersiapkan
peserta didik
2,5
2 Fase 2.
Mengondisikan kelas &membagi kelompok secaraheterogen
4
3 Fase 3.
Presentasikelas
4
4 Fase 4.
Belajardalamtim
3
5 Fase 5.
Tesindividu
4
6 Fase 6.
Skorpengembanganindividu
3
7 Fase 7.
Penghargaantim
2,5
58
Tabel 4.7
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan Kedua
N0 Aspek yang diamati Skor Penilaian
Rata-rata
Aktivitas Guru selama kegiatan inti
1 Fase1.
Menyampaikan tujuandan mempersiapkan
peserta didik
3
2 Fase 2.
Mengondisikan kelas &membagi kelompok secaraheterogen
3
3 Fase 3.
Presentasikelas
4
4 Fase 4.
Belajardalamtim
4
5 Fase 5.
Tesindividu
3
6 Fase 6.
Skorpengembanganindividu
4
7 Fase 7.
Penghargaantim
4
59
Tabel 4.8
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama
No Tahap STAD Aspek yang diamati Skor Penilaian
Rata-rata
1 Fase1.
Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan
peserta didik
a. Menjawab pertanyaan
guru
3
b. Menyimak tujuan
pembelajaran
2,5
c. Menyimak penjelasan
guru
3
2 Fase 2.
Mengondisikan kelas &
membagi kelompok
secara heterogen
d. Membagi kelompok
dengan tertib dan teratur
4
3 Fase 3.
Presentasi kelas
e. Siswa menyimak
pelajaran yang diberikan
4
4 Fase 4.
Belajar dalam tim
f. Siswa bekerjasama
dalam kelompok
mengerjakan tugas
3
g. Siswa bertanya kepada
guru jika ada kesulitan
4
5 Fase 5.
Tes individu
h. Siswa mengerjakan soal
tes evaluasi
4
6 Fase 6.
Skor pengembangan
individu
i. Siswa mengecek nilai
/skor yang diperoleh
4
j. Siswa menyimak umpan
balik dari guru
3
7 Fase 7.
Penghargaan tim
k. Siswa mendapat
penghargaan dari guru
3
Jumlah 16
60
Tabel 4.9
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua
No Tahap STAD Aspek yang diamati Skor Penilaian
Rata-rata
1 Fase1.
Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan
peserta didik
a. Menjawab pertanyaan
guru
4
b. Menyimak tujuan
pembelajaran
4
c. Menyimak penjelasan
guru
3
2 Fase 2.
Mengondisikan kelas &
membagi kelompok
secara heterogen
d. Membagi kelompok
dengan tertib dan teratur
4
3 Fase 3.
Presentasi kelas
e. Siswa menyimak
pelajaran yang diberikan
4
4 Fase 4.
Belajar dalam tim
f. Siswa bekerjasama
dalam kelompok
mengerjakan tugas
3
g. Siswa bertanya kepada
guru jika ada kesulitan
3
5 Fase 5.
Tes individu
h. Siswa mengerjakan soal
tes evaluasi
2,5
6 Fase 6.
Skor pengembangan
individu
i. Siswa mengecek nilai
/skor yang diperoleh
4
j. Siswa menyimak umpan
balik dari guru
4
7 Fase 7.
Penghargaan tim
k. Siswa mendapat
penghargaan dari guru
4
d. Refleksi
Setelah melakukan refleksi pada pembelajaran siklus I, pembelajaran di siklus
II ini sudah jauh lebih baik. Dalam pembelajaran guru melakukan kegiatan sesuai
dengan model pembelajaran yang dipakai dan tidak ada yang terlewatkan. Guru
menyampaikan materi dengan baik dan benar. Setelah kegiatan pembelajaran guru
di pertemuan kedua memberikan rangkuman yang melibatkan siswa, guru juga
memberikan evaluasi dan mengamati siswa secara teliti ketika siswa mengerjakan
61
agar tidak terjadi kecurangan.Aktivitas tindakan menggunakan model pembelajaran
STADyang dilakukan oleh guru kelas 5 pada siklus I, juga dilakukan oleh guru pada
siklus II.
Lembar observasi aktivitas tindakan menggunakan model pembelajaran
STADyang dilakukan oleh guru kelas 5 pada siklus II, menunjukkan bahwa
pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh guru pada setiap pertemuan di
siklus II sudah terlaksana semua dari 10 indikator, atau dengan kategori sangat baik
dari indikator sudah dilaksanakan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung.
Artinya, pada siklus II ini aktivitas tindakan yang guru laksanakan sudah lebih baik
dari siklus I.
Aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran STADyang dilakukan
oleh guru, aktivitas tindakan juga dilakukan oleh siswa kelas 5.Berdasarkan aktivitas
tindakan menggunakan model pembelajaran STADyang dilakukan oleh siswa kelas 5
pada siklus I, menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan
oleh siswa di siklus I pada pertemuan 1 jumlah 39 dari 11 indikator, atau dengan
kategori baik dari indikator sudah dilaksanakan oleh siswa, hanya saja pada indikator
kedua saat diskusi pemecahan masalah, siswa belum melaksanakannya ketika proses
pembelajaran berlangsung. Namun, pada pertemuan kedua sudah nampak siswa
melaksanakan semua aktivitas berdasarkan indikator.
Lembar observasi aktivitas tindakan model pembelajaran model pembelajaran
think pair share dengan menggunakan media gambar yang dilakukan oleh siswa
kelas 4 Siklus II, menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan
oleh siswa pada setiap pertemuan di siklus II dengan kategoeri 43 dari 11 indikator,
dengan kategori sangat baik dari indikator sudah dilaksanakan oleh siswa ketika
proses pembelajaran berlangsung. Artinya, pada siklus II ini aktivitas tindakan yang
siswa laksanakan sudah lebih baik dari siklus I.
4.2.Analisis Data Hasil Penelitian
Setelah melakukan pembelajaran Siklus I dan Siklus II didapatkan hasil yang
disajikan dalam deskripsi data dan analisis data dengan uraian sebagai berikut.
62
4.2.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan, selanjutnya guru melakukan
kegiatan evaluasi hasil belajar yang disajikan dalam tabel distribusi frekwensi hasil
belajar. Data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I disajikan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.10
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03 Semester I Tahun 2016/2017
No Nilai Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan
1 < 66 13 32 Belum Tuntas
2 ≥ 66 25 68 Tuntas
Jumlah 38 100
Rata-rata 74
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 50
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan
belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakanmodel
pembelajaran STAD dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 74dengan
ketuntasan belajar mencapai 68% siswa tuntas. Terdapat13 siswa yang belum
mencapai KKM dan 25 siswa telah mencapai KKM dengan nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah 50. Setelah mengetahui ketuntasan hasil belajar IPA pada
pembelajaran siklus I, berikut ini juga disajikan tabel analisis ketuntasan siklus II
untuk mengetahui peningkatan ketuntasan pada hasil belajar IPA.
63
Gambar 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa, hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan
belajar siswa kelas 5, pada siklus Imencapai 68% dan 32% tidak tuntas dalam belajar
IPA. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama dengan 66 (KKM ≥ 66).
Keadaan ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan menjadi
68%, yang merupakan peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan.
4.2.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan, selanjutnya guru melakukan
kegiatan evaluasi hasil belajar yang disajikan dalam tabel distribusi frekwensi hasil
belajar. Data hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus II disajikan tabel sebagai berikut.
0%
20%
40%
60%
80%
Tidak TuntasTuntas
Tidak Tuntas Tuntas
Siklus I 32% 68%
Siklus I
64
Tabel 4.11
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03Semester I Tahun 2016/2017
No Nilai Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan
1 < 66 2 32 Belum Tuntas
2 ≥ 66 36 68 Tuntas
Jumlah 38 100
Rata-rata 84
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel 4.11 setelah pembelajaran siklus II dilaksanakan memperoleh
hasil belajar yang cukup baik dengan tingkat ketuntasan sempurna yakni, 93% siswa
kelas 5 mencapai KKM yang telah ditentukan guru pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
Gambar 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03
Gambar 4.3 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II
sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kenerja pada penelitian
ini.Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 80% siswa dari 38
siswa kelas 5 tuntas hasil belajarnya.Dari data tersebut dapat diperoleh informasi
0%
50%
100%
Tidak Tuntas Tuntas
Tidak Tuntas Tuntas
Siklus II 5% 95%
Siklus II
65
bahwa yang telah tuntas pada siklus II sudah mencapai 95% (36 siswa).Dari hasil
data siklus II tersebut sudah menunjukan keberhasilan ketuntasan belajar siswa yang
sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 80%.Penelitian tersebut
menunjukan bahwa setelah menggunakanmodel pembelajaran STAD,hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA meningkat dari pra siklus (42%), siklus I (68%)dan
siklusII (95%).
4.2.3 Analisis Komparatif
Hasil belajar siswa SDN Mangunsari 03 Kota Salatiga pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah. Pembelajaran yang cenderung terpusat pada
guru yang menyebabkan siswa menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran.
Sebelum dilakukan tindakan masih terdapat 22 anak yang belum mencapai KKM
yang di tentukan guru yaitu 66. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I ada 13 anak
yang masih belum tercapai. Setelah melakukan refleksi dilakukan perbaikan pada
pembelajaran siklus II. Pada siklus II ada 2 anak yang masih belum tercapai KKM.
Perbandingan ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah
ini.
Tabel 4.12
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus 1 dan
Siklus 2
Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
Tuntas 16 42 25 68 36 95
Tidak Tuntas 22 53 13 32 2 5
Jumlah 38 100 38 100 38 100
Nilai tertinggi 100 100 100
Nilai terendah 40 50 60
Rata-rata 67 74 84
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus
sampai siklus II. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus16 siswa meningkat pada
66
siklus I menjadi 25 siswa, meningkat lagi pada siklus II menjadi 36 siswa dari 38
siswa adanya peningkatan hasil belajar IPA tiap siklus setelah dilakukan metode
pembelajaran STAD. Nilai terendah pra siklus40, Nilai Tertinggi100 dan Nilai Rata-
Rata67, Nilai terendah siklus I 50, Nilai Tertinggi 100 dan Nilai Rata-Rata 60 dan
Nilai terendah siklus II 60, Nilai Tertinggi100 dan Nilai Rata-Rata84. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :
Gambar 4.4
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA kelas 5 SDN Mangunsari 03
Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03
Semester 2 Tahun 2016/2017
Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan
ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami
peningkatan dari nilai rata-rata 67dengan ketuntasan klasikal 42% siswa tuntas dan
setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakanmodel pembelajaran STAD
dalam pembelajaran rata-rata siklus I menjadi 74dengan ketuntasan belajar mencapai
68% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi
84 mencapai target KKM (66) dengan ketuntasan klasikal mencapai 95% siswa tuntas
hasil belajarnya.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
tuntas 58% 32% 5%
Tidak Tuntas 42% 68% 95%
67
4.3Pembahasan
Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil belajar
IPA siswa kelas 5SDNMangunsari 03 Kota Salatiga denganmenerapkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembahasan hasil penelitian tindakan kelas ini
didasarkan pada hasil dancatatan peneliti selama melakukan penelitian. Proses
pelaksanaan melalui modelpembelajaran kooperatif tipe STAD pada masing-masing
siklus yaitu siklus I dansiklus II. Dalam pelaksanaan siklus I dan II, peneliti sekaligus
guru yang mengajartelah melaksanakan tahap-tahap pembelajaran berlangsung
dengan baik. Padaawal pembelajaran, guru selalu menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan harapan supaya perhatian siswa terpusat pada tujuan yang akan
diajarkan. Untukmenarik perhatian minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi
yang akandiajarkan guru terlebih dahulu melakukan serangkaian motivasi dan
mengaitkanpengetahuan awal siswa sebagai prasyarat.
Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi
pelajaran, dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih prestasi
tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.Untuk memudahkan
penerapannya guru meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi,
serta memberikan siswa kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama tim
mereka atau ditentukan menurut kesesuaian kemudian membagikan lembar kerja
siswa (LKS) selanjutnya guru menganjurkan kepada siswa pada tiap-tiap tim bekerja
berpasangan (dua atau tiga pasangan dalam satu kelompok) kemudian guru
memberikan penekanan kepada siswa bahwa LKS itu untuk belajar, bukan untuk
sekedar diisi dan dikumpulkan. Karena itu penting bagi siswa diberi lembar kunci
jawaban LKS untuk mengecek pekerjaan mereka pada saat mereka
belajar.Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan jawaban
mereka, tidak hanya mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban
tersebut.
Hasil analisis pengelolaan pembelajaran berlangsung, menunjukkan
dalamkegiatan inti, guru telah menyampaikan materi dengan baik dengan
68
memanfaatkanmodel pembelajaran kooperatif tipe STAD secara maksimal.Pada
kegiatanpenutup, guru telah membimbing siswa membuat kesimpulan pelajaran
setiapselesai kegiatan belajar mengajar (KBM).Selain itu, guru juga
telahmemanfaatkan waktu sesuai dengan skenario dan rencana
pelaksanaanpembelajaran (RPP).Hasilnya menunjukkan bahwa pada saat
pembelajaranberlangsung suasana kelas yang kondusif, antusias guru dan siswa pada
pelajaransangat baik.Pada umumnya pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa,
gurudisini hanya sebagai fasilitator dan motivator.
Perolehan hasil belajar siswa pada siklus I Sudah menunjukkan adanya
peningkatan, dengan ketuntasan klasikal yang telah mencapai 68% dan perolehan
nilai rata-rata 74. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan pada siklus I telah
mengalami keberhasilan karena sudah mencapai krietria yang ditetapkan yaitu
ketuntasan klasikal 68%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sudah merata, hanya
saja pada awal prtemuan banyak siswa yang masih bingung dalam mengikuti langkah
pembelajaran STAD. Terdapat dua siswa yang terlihat belum aktif dalam
pembelajaran, salah satunya disebabkan karena mereka masih merasa takut salah dan
malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat.
Kerjasama antar siswa juga sudah nyata dalam diskusi kelompok dan saat
mempresentasikan hasil kerja. Meskipun siklus I telah berhasil, penelitian tetap
dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki dan lebih mengoptimalkan
pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi.
Perbaikan tersebut diantaranya guru lebih memberikan bimbingan kepada siswa
selama langkah-langkah pembelajaran, siswa lebih diarahkan untuk memperhatikan
siswa yang sedang presentasi dan meminta untuk memberikan reward/penguatan
kepada siswa yang menjawab benar baik secara individu maupun kelompok.Dari
pengamatan terhadap proses pembelajaran yang terjadi ada tindakan siklus II, siswa
menjadi lebih aktif, kreatif dan partisipatif. Siswa sudah lebih paham dalam
mengikuti langkah-langkah pembelajaranSTAD. Hasil analisis diketahui bahwa
siswa yang tuntas sebelum tindakan adalah 16 atau (42%).
69
Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah ketuntasan
siswa menjadi 25 siswa atau (68%).Setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi
lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 36 siswa atau (95%). Siswa yang belum
tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 22 siswa atau (58%). Setelah diberikan
tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 9 siswa atau (24%). Setelah dilaksanakan
lagi tindakan pada siklus II, menjadi 2atau (5%) siswa yang belum tuntas. Hasil
ketuntasan belajar siswa dari 36 atau 95% pada siklus II ini dikatakan bahwa siswa
telah mencapai ketuntasan belajar, sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar
80% dari seluruh siswa mencapai ketutasan skor yang ditetapkan dengan KKM ≥ 66.
Terhadap 2 siswa yang nilainya belum mencapai ketuntasan belajar atau kriteria
ketuntasan minimal disebabkan karena anak tersebut kemampuan untuk memahami
dan menguasai materi juga menyelesaikan tugas dalam pembelajaran rendah sekali,
hal itu dibuktikan berdasarkan keterangan dari guru kelas yang pernah mengajar anak
tersebut. Siswa tersebut diberikan program remedial, dengan cara memberikan soal
yang sama dengan soal tes formatif untuk dikerjakan di rumah. Dalam mengerjakan
soal di rumah untuk minta bimbingan dari orang tua, teman, ataupun orang yang
dianggap mampu memberikan bimbingan. Nilai dari tugas yang dikerjakan di rumah
tersebut digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai
kriteria ketuntasan minimal.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Jamil
Musthofa (2010) yang berjudul Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD untuk
Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Pecahan
Siswa Kelas 4 SDNegeri Yosorejo Giringsing Batang. Hasil penelitian tersebut
menunjukan pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika materi operasi hitung pecahan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari 40 siswa yang tuntas dengan
KKM: 60 pada siklus 1 PTK sebanyak 27. Kemudian diadakan siklus 2 PTK
ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 35 siswa (96%).. Selanjutnya Penelitian
Rahmawati (2011) yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
70
STADuntuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Pecahan Siswa Kelas 4
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa
setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipeSTAD, hasil belajar siswa pada materi
pelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan semakin meningkat. Hal ini
ditunjukan dengan sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang mencapai KKM
sejumlah 11 siswa atau 45,83% dari 24 siswa dan rata-rata kelas 70,83. Sedangkan
pada siklus 2 siswa yang mencapai KKM sejumlah 21 siswa atau 87,50% dari 24
siswa dan rata-rata kelas 83,08.
Selain mendukung hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga
mendukung pernyataan teoritis tentang model pembelajaran Pembelajaran STAD
menurut Slavin (2010:8) menyatakan bahwa STAD merupakan pembelajaran dimana
siswa di tempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat-lima siswa yang
merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam
setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau
variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya.
Pelaksanaan strategi belajar ini, siswa ditugaskan untuk bekerja dalam satu kumpulan
yang terdiri dari 4-5 orang setelah guru menyampaikan bahan pelajaran dan
mengharuskan semua anggota menguasai pelajaran itu. Setelah melakukan kegiatan
diskusi setiap anggota kelompok Akan diberi ujian atau kuis secara individu. Nilai
yang diperoleh setiap anggota dikumpulkan untuk memperoleh nilai kelompok.
Sehingga untuk mendapatkan penghargaan, setiap siswa dalam kelompok harus
membantu kelompoknya.
Top Related