32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada praktik pembelajaran
dikelas IV, SD Negeri Patemon 01 dengan jumlah siswa 32 orang. Penelitian
tindakan kelas dilakukan pada mata pelajaran matematika semester II tahun
pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery dan
pada pokok bahasan bangun ruang sederhana, simetris dan pencerminan. SD
Negeri Patemon 01 terletak di Desa Patemon, Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Semarang. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dalam 2
siklus, pada setiap siklus dilakukan 2 kali proses pembelajaran atau 2 kali
pertemuan. Dan pada setiap siklus terdapat satu kali pertemuan memberikan soal
evaluasi untuk setiap siklusnya.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal yaitu kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan,
kondisi ketika pembelajaran masih menggunakan metode yang biasa digunakan
oleh guru kelas yaitu ceramah. Berdasarkan hasil observasi pada mata pelajaran
matematika semester II yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Patemon 01 dengan
jumlah siswa perempuan 18 orang dan siswa laki-laki 14 orang, dan keseluruhan
siswa kelas IV SD Negeri Patemon 01 berjumlah 32 siswa. Diketahui bahwa nilai
hasil belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai hasil
evaluasi pada mata pelajaran matematika pada semester II yang telah dilakukan.
Sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70 dan baru sebagian kecil dari
siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. Pada kondisi awal, belum ada siswa
yang mendapatkan nilai sempurna atau 100. Siswa yang mendapatkan nilai
tertinggi hanya satu orang yaitu mendapatkan nilai 96 dan nilai terendah masih
33
sangat jauh diawah KKM yaitu 52. Rata-rata nilai kelas pun masih dibawah KKM
yang ditentukan oleh sekolah.
Hasil belajar pada kondisi awal siswa kelas IV SD Negeri patemon 01 dari
jumlah 32 orang siswa, presentase siswa yang sudah tuntas adalah 28% yaitu
dengan jumlah siswa 9 orang. Sedangkan presentase siswa yang belum tuntas
adalah 72% yaitu dengan jumlah siswa 23 orang. Siswa yang belum tuntas
memperoleh nilai yang masih dibawah KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu
70. Nilai tertinggi pada kondisi awal adalah 90 dan nilai terendah masih jauh dari
KKM yang diharapkan yaitu 52 sedangkan rata-rata nilai kelasnya adalah 64.
Belum ada siswa yang mendapatkan nilai sempurna dan presentase dari jumlah
siswa yang memperoleh nilai diatas KKM dengan siswa yang memperoleh nilai di
bawah KKM terpaut cukup jauh.
Kondisi awal tersebut adalah ketika siswa mempelajari materi dengan cara
yang biasa disampaikan oleh guru yaitu secara konvensional atau ceramah,
sehingga siswa belum terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Kondisi
ketika metode pembelajaran discovery belum diterapkan dalam proses
pembelajaran. Siswa belum melakukan kegiatan penemuan untuk mendapatkan
konsep tentang materi yang sedang dipelajari, sehingga daya ingat dan daya serap
siswa terhadap materi yang disampaikan masih sangat rendah. Tabel ketuntasan
pada kondisi awal siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 bertikut ini:
Tabel 4.1
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus
Nilai
KKM = 70
Frekuensi Presentase Keterangan
≥70 9 28% Tuntas
<70 23 72% Belum Tuntas
Jumlah 32 100%
34
Dari tabel 4.1 dapat diperjelas dengan menggunakan diagram batang pada
gambar 4.1 dibawah ini:
Gambar 4.1
Diagram Hasil Belajar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada Pra
Siklus
Nilai siswa yang masih di bawah KKM atau belum tuntas adalah sebanyak
28% dan yang sudah mencampai KKM atau yang sudah tuntas sebanyak 72%.
Banyaknya siswa yang masih belm tuntas atau mendapat nilai dibawah KKM
dapat diakibatkan karena pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru
dan hanya mengandalkan penjelasan dari guru belum menggunakan metode yang
tepat, atau belum menggunakan metode discovery. Siswa belum terlibat langsung
dalam pembelajaran namun hanya mendengarkan ceramah dari guru, hal tersebut
menyebabkan siswa bosan dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan
mengakibatkan materi yang mereka serap hanyalah sebagian kecil saja. Tentu saja
hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa mejadi kurang maksimal.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti akan melakukan
penelitian tindakan kelas sesuai dengan rencana penelitian yang telah diuraikan
72%
28%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Tidak Tuntas Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
35
pada bab sebelumnya. Peneliti menggunakan metode discovery untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas IV SD Negeri Patemon 01.
Metode discovery dilakukan dalam dua siklus dalam setiap siklus terdapat dua
kali pertemuan.
4.2.2 Deskripsi Siklus 1
Penelitian pada siklus pertama terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), Observasi
(observing) dan Refleksi (reflection). Rincian pada tahap pertama adalah sebagai
berikut. Pertemuan pada siklus 1 dilaksanakan selama 1 minggu terdiri dari 3 kali
pertemuan. Dua kali pertemuan pertama digunakan untuk praktik mengajar dan
pertemuan terahir digunakan untuk tes akhir siklus 1. Jadwal penelitian pada
siklus 1 dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
Tabel 4.2
Jadwal Penelitian Matematika Kelas IV
SD Negeri Patemon 01 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1
Siklus 1
Pertemuan ke- Hari/Tanggal Jam ke- Keterangan
1 Rabu, 6 April 2016 1 - 2 Pembelajaran
2 Kamis, 7 April 2016 1 - 2 Pembelajaran
3 Jumat, 8 April 2016 3 - 4 Evaluasi akhir siklus 1
Sebelum pertemuan pertama berlangsung, peneliti melakukan uji validitas
soal yang akan dipergunakan untuk tes evaluasi akhir pada siklus pertama dan
kedua. Soal evaluasi yang digunakan adalah soal bentuk pilihan ganda yang
berjumlah 20 soal pada setiap siklusnya. Tahap pemilihan soal diawali dengan
mempelajari materi yang akan disampaikan pada siklus pertama dan kedua. Tahap
selanjutnya adalah membuat kisis-kisi soal sesuai dengan indicator pembelajaran,
dilanjutkan dengan membuat 40 butir soal. Langkah ketiga dilakukan uji validitas
soal pada SD yang sama yaitu SD Negeri Patemon 01 pada kelas selanjutnya yaitu
kelas V. dengan landasan pemikiran bahwa SD siswa kelas V pada SD Negeri
36
patemon 01 memiliki karakteristik yang sama dengan siswa kelas IV karena
diampu oleh guru yang sama pada kelas IV. Setelah mendapatkan soal yang valid,
soal tersebut dipilih kembali dengan jumlah 20 soal untuk siklus pertama dan 20
soal untuk siklus kedua sesuai dengan tingkat kesukaran soal pada setiap
siklusnya. Soal tes digunakan untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat
memahami materi yang dilah dipelajari.
Berikut ini adalah deskripsi kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada
siklus pertama dan kedua:
4.2.2.1 Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama diawali dengan perencanaan tindakan (planning),
dilanjutkan dengan Pelaksanaan tindakan (acting), Observasi (observing) dan
yang terahir adalah Refleksi (reflection). Deskripsi dalam pertemuan pertama
dijelaskan dalam penjelasan berikut ini:
1. Perencanaan Tindakan (planning)
Dari hasil observasi yang dilakukan pada mata pelajaran matematika kelas
IV SD Negeri Patemon 01 dan dari permasalahan yang didapatkan dan
dicantumkan pada bab 1. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk pertemuan pertama dengan Kompetesi Dasar (KD), Menentukan
sifat-sifat bangun ruang sederhana. Materi tersebut melanjutkan dari KD
sebelumnya yang sudah disampaikan oleh guru kelas IV SD Negeri Patemon 01.
Materi pokok pada pertemuan pertama adalah mengenai sifat-sifat bangun ruang
sederhana. Pembelajaran akan dilakukan dengan sintaks dari metode discovery
learning yang dikemukakan oleh Soli.A (2008:7.12). Kemudian mendiskusikan
RPP dengan guru kelas dan memberikan penjelasan mengenai RPP yang dibuat
peneliti juga meminta guru kelas untuk mempelajari kegiatan pembelajaran untuk
dapat menerapkan metode pembelajaran discovery pada saat pembelajaran
matematika berlangsung. Selain mempersiapkan RPP peneliti juga
mempersiapkan lembar observasi yang ditujukan untuk guru ketika proses
pembelajaran berlangsung, dan untuk siswa yang mengikuti proses pembelajaran.
37
Lembar observasi yang dibuat disesuaikan dengan sintaks pada pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran discovery.
2. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan pertemuan pertama pada siklus 1 ini pada hari rabu, 06 April
2016 pada jam pembelajaran ke 3 dan ke 4 yaitu pada pukul 07.00 WIB sampai
dengan pukul 08.20 WIB. Pertemuan pertama pada siklus 1 selama 70 menit atau
2 jam pembelajaran.
Guru mempersiapkan media-media yang akan digunakan untuk
pembelajaran. Dan guru mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran
matematika setelah sebelumnya mengikuti mpembelajaran dengan mata pelajaran
lain. Kegiatan diawali dengan apresepsi, guru melakukan tanya jawab mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan yaitu mengenai
bangun ruang sederhana dan mengajak siswa menyanyikan lagu “Bangun Tidur
Ku Terus Mandi” yang diganti lirik dengan kata-kata yang berhubungan dengan
macam-macam bangun ruang sederhana. Dilanjutkan guru memberi motivasi
kepada siswa, namun penyampaian motivasi belum menggunakan cerita pendek.
Setelah memotivasi siswa, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
matematika yang akan dilakukan. Kemudian siswa dibagi menjadi 8 kelompok
yang setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Pembagian kelompok dilakukan
oleh guru dengan mempertimbangkan kemampuan dari masing-masing siswa,
sehingga dalam setiap kelompok terdapat berbagai macam karakter siswa dengan
kemampuan yang berbeda.
Kegiatan inti dilakukan setelah semua siswa duduk bersama dengan anggota
kelompok. Guru memberikan persoalan yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun
ruang sederhana yang harus diselesaikan oleh kelompok. Persoalan yang sudah
disampaikan oleh guru terdapat dalam langkah-langkah kerja kelompok pada
lembar kerja kelompok yang akan dibagikan kepada siswa. Kemudian guru
memberikan pengarahan mengenai hal-hal yang akan didiskusikan oleh siswa,
memberikan pengarahan untuk penggunaan media yang akan dibagikan.
38
Guru membagikan media yang sudah disediakan dari awal. Karena
pengkondisian dalam pembagian media kurang, maka siswa rebut ketika
pembagian media dan saling berebutan. Media-media yang dibagikan kepada
siswa adalah Potongan kayu (panjang 10-15 cm), plastisin (untuk
menghubungkan kayu sehingga membentuk titik sudut), potongat kertas temple
(untuk menamai titik sudut dan panjangnya), bangun ruang berbentuk bola, kertas
untuk membuat bangun ruang kerucut dan tabung. Kegiatan penemuan dimulai,
guru membimbing siswa untuk menemukan konsep-konsep dari sifat bangun
ruang sederhana. Siswa dibimbing untuk menemukan setiap bagian dari sifat
bangun ruang sederhana yaitu kubus, balok, bola, kerucut dan tabung. Guru hanya
mengawasi setiap diskuai kelompok dan membatu kelompok yang membutuhkan
informasi. Guru juga mengingatkan siswa untuk mengerjakan lembar kerja
kelompok yang sudah disedialkan oleh guru.
Setelah kegiatan diskusi penemuan selesai, Sebelum kegiatan pembelajaran
matematika diakhiri, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara
individu oleh siswa. Kemudian pembelajaran matematika diakhiri dan siswa
beristirahat.
3. Obsevasi (observation)
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama guru
menerapkan metode pembelajaran discovery guru sudah cukup baik dalam
penyampaiannya. Hanya saja guru masih menyesuaikan diri dengan metode yang
baru dipakai dan diskusi kelompok yang dilakukan oleh siswa perlu diawasi lebih
ketat, karena ada beberapa siswa yang malah memainkan media-media yang
dipergunakan untuk kegiatan penemuan. Untuk sintak yang dilakukan oleh guru
pada pertemuan pertama, belum sesuai dengan metode pembelajaran discovery
pada kegiatan akhir, guru belum meminta perwakilan kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusinya dan guru juga belum memberikan kesempatan
kepada seluruh siswa untuk mencatat hasil dari pembelajaran. Guru hanya
memberikan sedikit penjelasan kemudian memberikan soal evaluasi kepada siswa.
Yang kemudian pembelajaran matematika berahir.
39
Tabel 4.3
Hasil Observasi Guru Pertemuan Pertama Siklus 1
No. Aspek yang diamati SKOR
I Pra Pembelajaran
1. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
selama proses pembelajaran 1 2 3 4
II Kegiatan awal pembelajaran
2. Guru memberi motivasi belajar 1 2 3 4
3. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang
diajarkan 1 2 3 4
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1 2 3 4
III Kegiatan Inti Pembelajaran
5. Guru mengemukakan problema yang akan dicari
jawabannya melalui kegiatan penemuan 1 2 3 4
6. Guru membimbing pelaksanaan penemuan berupa
kegiatan penyelidikan/percobaan untuk menemukan
konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.
1 2 3 4
7. Guru Merangsang terjadinya interaksi antar siswa
dengan siswa 1 2 3 4
8. Guru memuji siswa yang giat dalam melaksanakan
penemuan. 1 2 3 4
9. Guru Memberi kesempatan kepada siswa melaporkan
hasil penemuan. 1 2 3 4
IV Kegiatan Penutup Pembelajaran
10. Guru Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil
penemuannya. 1 2 3 4
40
11.
Guru melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa
melakukan penemuan ulang jika ia belum menguasai
materi, dan meminta siswa mengerjakan tugas
pengayaan bagi siswa yang telah melakukan
penemuan dengan baik
1 2 3 4
12. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam 1 2 3 4
Total 35
Rata-rata 2,5
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa pada penerapan metode
pembelajaran discovery masih terdapat beberapa kegiatan yang terlewatkan dan
belum dilakukan dengan maksimal. Yaitu guru kurang dalam merangsang siswa
untuk dapat saling bekerjasama, guru belum memberikan pujian secara maksimal
kepada siswa, dan guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. Kekurangan-kekurangan tersebut
mengakibatkan rata-rata dari hasil penyampaian pembelajaran hanya 2,8 dengan
rata-rata maksimal adalah 4. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk pertemuan
kedua perlu ditingkatkan lagi.
Selanjutnya untuk hasil observasi aktivitas siswa diperoleh lembar observasi
pada tabel 4.5:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus 1
No. Aspek yang diamati SKOR
I. Pra Pembelajaran
1. Siswa duduk ditempat duduk masing-masing 1 2 3 4
2. Kesiapan siswa menerima pelajaran 1 2 3 4
II. Kegiatan Awal Pembelajaran
41
3. Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan oleh
guru dengan baik. 1 2 3 4
4. Siswa menjawab apresepsi yang disampaikan oleh guru 1 2 3 4
III. Kegiatan Inti Pembelajaran
5. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 1 2 3 4
6.
Siswa menerima media dan lembar kerja kelompok dari
guru dengan tertib 1 2 3 4
7. Siswa melakukan kegiatan penemuan bersama dengan
kelompok. 1 2 3 4
8. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. 1 2 3 4
9. Siswa memiliki rasa ingin tahu. 1 2 3 4
10. Adanya interaksi positif antar siswa saat pembelajaran
dengan metode discovery learning 1 2 3 4
11. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam
proses penemuan. 1 2 3 4
12. Menyampaikan hasil temuan 1 2 3 4
IV Kegiatan Akhir Pembelajaran
13. Siswa secara aktif membuat rangkuman 1 2 3 4
14. Siswa menyelesaikan evaluasi dengan baik dan tepat
waktu 1 2 3 4
Total 36
Rata-rata 2,6
Berdasarkan tabel 5 yaitu hasil observasi siswa, hasil rata-rata hamper sama
dengan hasil observasi guru. Hal tersebut disebabkan karena setiap tindakan yang
dilakukan oleh guru maka berpengaruh terhadap tingkah laku siswa. Oleh karena
itu perlu perbaikan dilakukan oleh guru untuk memperbaiki tingkahlaku siswa.
42
4. Refleksi (reflection)
Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk melihat kekurangan pada pertemuan
pertama, sehingga pada pertemuan kedua dapat diperbaiki dan proses
pembelajaran dapat lebih maksimal. Refleksi tindakan kelas pertemuan 1 pada
siklus 1 ini dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan. Dari kegiatan refleksi ini
diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada
pertemuan selanjutnya. Masalah yang masih muncul dilihat dari hasil observasi
guru dan siswa adalah sebagai berikut:
1. Pembagian media masih belum teratur dan tertib, siswa masih berebutan
dalam mengambil media dari guru.
2. Guru masih belum merangsang interaksi antar siswa sehingga
menyebabkan siswa bekerja sendiri-sendiri.
3. Gueu belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan hasil diskusi penemuan.
4. Pada saat diskusi penemuan siswa belum terlalu focus dengan media dan
lembar kerja kelompok karena mereka masih memainkan media.
5. Siswa belum mencatat rangkuman dari hasil diskusi penemuan
kelompok.
Berdasarkan kekurangan yang masih terdapat pada pertemuan pertamma
siklus 1, maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk dapat memperbaiki
pembelajaran pada pertemuan yang ke dua pada siklus 1.
4.2.2.2 Pertemuan II
Pertemuan kedua sama dseperti pertemuan pertama yaitu diawali dengan
perencanaan tindakan (planning), dilanjutkan dengan Pelaksanaan tindakan
(acting), Observasi (observing) dan yang terahir adalah Refleksi (reflection).
Deskripsi dalam pertemuan kedua dijelaskan dalam penjelasan berikut ini:
43
1. Perencanaan Tindakan (planning)
Dari refleksi yang dilakukan pada pertemuan pertama maka dilakukan
perbaikan pada pertemuan edua supaya hasil belajar dapat maksimal. Peneliti
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih lengkap sehingga
guru lebih mengerti apa yang harus dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Pertemuan kedua dengan KD 8.2 yaitu Menentukan jaring-jaring
balok dan kubus.
2. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus 1 ini pada hari Kamis, 07 April
2016 pada jam pembelajaran pertama dan kedua yaitu pada pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 08.20 WIB.
Guru mempersiapkan media-media yang akan digunakan untuk
pembelajaran. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama untuk mengawali
pembelajaran dan guru mengucapkan salam serta menanyakan kabar siswa,
kemudian guru melakukan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apresepsi,
guru melakukan Tanya jawabmengenai materi sebelumnya dan menghubungkan
dengan materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan guru memberi cerita pendek
untuk memotivasi siswa. Setelah memotivasi siswa, guru menyampaikan tujuan
pembelajara matematika yang akan dilakukan. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok
yang setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Pembagian kelompok dilakukan
seperti pertemuan pertama supaya tidak menyita terlalu banyak waktu
pembelajaran.
Kegiatan inti dilakukan setelah semua siswa duduk bersama dengan anggota
kelompok. Guru menyampaikan persoalan kepada siswa. Yaitu bagaimana
caranya supaya siswa dapat membungkus kado yang berbentuk balok dan kubus
namun pembungkusan harus dilakukan dengan membuat kerangka kertas bungkus
(jarring-jaring). Setelah memberikan persoalan, guru memanggil satu persatu
perwakilan kelompok untuk mengambil media yang sudah disediakan oleh guru.
Siswa pun mengambil media dengan tertib dan teratur. Setela semua kelompok
mendapatkan media maka guru membimbing siswa untuk membaca langkah-
44
langkah kegiatan yang sudah dibagikan dan membimbing proses penemuan dalam
kelompok.
Guru melakukan bimbingan pada kelompok-kelompok yang membutuhkan
informasi dan data yang masih belum mereka pahami dan membimbing supaya
siswa saling berinteraksi dalam penemuan jarring-jaring balok dan kubus. Setiap
kelompok bebas menggunakan cara mereka untuk dapat menemukan jaring-jaring
kubus dan balok, misalnya dnegan membongkar bangun ruang yang mereka
miliki. Kemudian membimbing siswa untuk mengerjakan lembar kerja kelompok
yaitu menggambarkan jarring-jaring sebanyak yang mereka temukan.
Setelah kegiatan penemuan selesai kemudian memasuki kegiatan akhir yaitu
membuat rangkuman dan mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. Dan
melakukan tindak lanjut.
3. Obsevasi (observation)
Pada pertemuan kedua proses pembelajaran sudah semakin membaik dan
semakin sesuai dengan sintak pembelajaran discovery yang sudah disusun.
Berikut ini adalah hasil observasi dari pertemuan kedua siklus 1:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Guru Pertemuan Kedua Siklus 1
No. Aspek yang diamati SKOR
I Pra Pembelajaran
1. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan selama
proses pembelajaran 1 2 3 4
II Kegiatan awal pembelajaran
2. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam 1 2 3 4
3. Guru mengajak berdoa sebelum pembelajaran dimulai 1 2 3 4
4. Guru memberi motivasi belajar 1 2 3 4
45
5. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang
diajarkan 1 2 3 4
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1 2 3 4
III Kegiatan Inti Pembelajaran
7. Guru mengemukakan problema yang akan dicari
jawabannya melalui kegiatan penemuan 1 2 3 4
8.
Guru membimbing pelaksanaan penemuan berupa kegiatan
penyelidikan/percobaan untuk menemukan konsep atau
prinsip yang telah ditetapkan.
1 2 3 4
9. Guru Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan
siswa 1 2 3 4
10. Guru memuji siswa yang giat dalam melaksanakan
penemuan. 1 2 3 4
11. Guru Memberi kesempatan kepada siswa melaporkan hasil
penemuan. 1 2 3 4
IV Kegiatan Penutup Pembelajaran
12. Guru Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil
penemuannya. 1 2 3 4
13.
Guru melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa
melakukan penemuan ulang jika ia belum menguasai materi,
dan meminta siswa mengerjakan tugas pengayaan bagi
siswa yang telah melakukan penemuan dengan baik
1 2 3 4
14. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam 1 2 3 4
Total 43
46
Rata-rata 3,1
Pada pertemuan kedua guru dalam mengajar sudah jauh lebih membaik dan
sesuai dengan sintak yang sesuai dengan RPP. Hal itu dapat dilihat dari hasil
observasi guru pertemuan kedua siklus 1. Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa
guru mengajar sudah jauh lebih baik. Karena rata-rata dari hasil observasi
meningkat dari pertemuan pertama 2,8 pada pertemuan kedua meningkat menjadi
3,6. Guru hanya perlu lagi membiasakan diri untuk menggunakan metode
pembelajaran discovery supaya dapat lebih menguasainya. Dan bisa lebih baik
lagi dalam penerapan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi siswa untuk pertemuan 2 siklus 1 dapat dilihat pada tabel
4.7 dibawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus 1
No. Aspek yang diamati SKOR
I. Pra Pembelajaran
1. Siswa duduk ditempat duduk masing-masing 1 2 3 4
2. Kesiapan siswa menerima pelajaran 1 2 3 4
II. Kegiatan Awal Pembelajaran
3. Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan oleh
guru dengan baik. 1 2 3 4
4. Siswa menjawab apresepsi yang disampaikan oleh guru 1 2 3 4
III. Kegiatan Inti Pembelajaran
5. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 1 2 3 4
6.
Siswa menerima media dan lembar kerja kelompok dari
guru dengan tertib 1 2 3 4
7. Siswa melakukan kegiatan penemuan bersama dengan
kelompok. 1 2 3 4
47
8. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. 1 2 3 4
9. Siswa memiliki rasa ingin tahu. 1 2 3 4
10. Adanya interaksi positif antar siswa saat pembelajaran
dengan metode pembelajaran discovery 1 2 3 4
11. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam
proses penemuan. 1 2 3 4
12. Menyampaikan hasil temuan 1 2 3 4
IV Kegiatan Akhir Pembelajaran
13. Siswa secara aktif membuat rangkuman 1 2 3 4
14. Siswa menyelesaikan evaluasi dengan baik dan tepat
waktu 1 2 3 4
Total 43
Rata-rata 3,1
Tindakan yang dilakukan oleh guru selalu berpengaruh terhadap perilaku
siswa, hal itu dapat kita lihat dalam hasil observasi selama dua kali pertemuan.
Ketika guru dalam mengajar belum maksimal maka siswa pun mengikuti
pembelajaran dengan tidak maksimal. Pada pertemuan kedua siklus pertama hasil
observasi siswa meningkat dari pertemuan pertama rata-rata adalah 2,9 menjadi
3,6 pada pertemuan kedua. Hal ini menunjukan perubahan perilaku yang
ditunjukkan oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Siswa mulai terbiasa dengan cara belajar yang baru, siswa mulai terbiasa
untuk aktif dalam pembelajaran. Aktif dalam penemuan dan aktif bertanya kepada
guru ketika ada hal yang belum dimengerti oleh siswa. Siswa juga semakin bisa
bekerja dalam kelompok, berdiskusi dan berinteraksi dengan teman-temannya.
4. Refleksi
Pada pertemuan kedua sudah jauh lebih baik dari pertemuan pertama guru
hanya perlu lebih membiasakan diri dengan pembelajaran discovery dan lebih
memahami setiap sintak demi sintak yang harus dilakukan supaya dapat
48
melakukan proses pembelajaran dengan maksimal, pada pertemuan kedua yang
masih harus diperbaikai dari pihak guru maupun siswa adalah:
1. Guru perlu lebih aktif dalam mengarahkan siswa dan membimbing
siswa dalam proses penemuan supaya interaksi antar siswa dapat lebih
baik.
2. Guru harus lebih sering memberi pujian untuk setiap hal positif yang
dilakukan oleh siswa, supaya siswa lebih berantusias mengikuti
pembelajaran.
3. Guru perlu memberi kesempatan kepada siswa lebih banyak lagi dalam
menyampaikan hasil diskusi.
4. Memberikan tindak lanjut kepada siswa.
Hasil refleksi akan dipergunakan pada pembelajaran selanjutnya yaitu
pada siklus 2 guna meningkatkan hasil belajar yang maksimal.
4.2.2.3 Pertemuak Ketiga
Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 8 April 2016 pada jam
pembelajaran ke 3 dan ke 4. Agenda untuk pertemuan ketiga adalah evaluasi hasil
belajar untuk siklus 1. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang sudah disediakan
oleh peneliti. Soal berbentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal. Sebagian
soal mengenai materi pada pertemuan pertama dan sebagian soal merupakan
materi dari pertemuan kedua,
1. Hasil Tindakan
Hasil belajar matematika pada siklus 1 sudah meningkat cukup banyak dari
32 siswa pada sebelunya hanya 9 siswa berhasil mendapat nilai diatas 70, atau
dapat dikatakan tuntas dan 23 siswa yang lainnya masih mendapatkan nilai
dibawah KKM atau tidak tuntas. Pada hasil evaluasi siklus 1 jumlah siswa yang
berhasil mendapatkan nilai diatas KKM ada 22 siswa dan 10 siswa lainnya masih
mendapatkan nilai dibawah KKM.
49
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1, sudah terjadi banyak sekali
peningkatan meskipun belum seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM. Nilai
rata-rata kelas yang semula 63 meningkat menjadi 72,8, nilai terendah pun pada
awalnya 53 menjadi 55, dan juga untuk nilai tertinggi pada awalnya mendapatkan
90 setelah siklus 1 jumlah anak yang mendapatkan nilai tinggi meningkat dan
nilai tertiggi adalah 95. Pada hasil belajar siklus 1 belum ada siswa yang
mendapatkan nilai sempurna atau 100. Tetapi meskipun seperti itu, hasil belajar
siswa sudah sangat meningkkat. Sehingga dilakukan kembali proses pembelajaran
siklus 2 untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Ketuntasan pada siklus 1
dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1
Nilai
KKM = 70
Frekuensi Presentase Keterangan
≥70 22 69% Tuntas
<70 10 31% Belum Tuntas
Jumlah 32 100%
Tabel 4.7 dapat diperjelas lagi dengan melihat pada gambar 4.3. Terlihat
jelas peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa jumlah presentase siswa yang
tuntas hasil belajarnya adalah 69% sedangkan untuk siswa yang belum tuntas
dalam hasil belajarnya 31%. Sangat jelas perubahan yang terjadi dari semula
siswa yang belum tuntas sebanyak 72% dan siswa yang sudah tuntas hanyalah
28%. Kondisi awal sebagian besar belum tuntas hasil belajarnya. Sedangkan pada
siklus 2 presentase lebih banyak siswa yang sudah tutas hasil belajarnya.
50
Gambar 4.2
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1
4.2.3 Deskripsi Siklus 2
Jadwal penelitian siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.8. pertemuan sama
seperti pada siklus 1 yaitu tiga kali pertemuan, dua kali pertemuan kegiatan
pembelajaran menggunakan metode discovery learning sedangkan pertemuan
ketiga dilakukan evaluasi akhir siklus 2.
Tabel 4.8
Jadwal Penelitian Matematika Kelas IV
SD Negeri Patemon 01 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2
Siklus 1
Pertemuan ke- Hari/Tanggal Jam ke- Keterangan
1 Rabu, 13 April 2016 3 - 4 Pembelajaran
2 Kamis, 14 April 2016 1 - 2 Pembelajaran
3 Jumat, 15 April 2016 3 - 4 Evaluasi akhir siklus 2
31%
69%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Tidak Tuntas Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
51
4.2.3.1 Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama sama seperti pertemuan pada siklus 1 yaitu, diawali
dengan perencanaan tindakan (planning), dilanjutkan dengan Pelaksanaan
tindakan (acting), Observasi (observing) dan yang terahir adalah Refleksi
(reflection). Deskripsi dalam pertemuan pertama siklus 2 dijelaskan dalam
penjelasan berikut ini:
1. Perencanaan Tindakan (planning)
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan ke 2 siklus 1 dan
melalui refleksi yang telah dubuat, maka peneliti mempersiapkan RPP yang lebih
sempurna yang didalam proses pembelajaran diselingi dengan beberapa nyanyian-
nyanyian supaya siswa tidak bosan dan tetap berantusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran matematika. Dan seperti pada pertemuan siklus 1 peneliti
juga menyediakan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana perrkembangan tindakan yang
dilakukan oleh guru dan bagaimana perubahan sikap siswa.
Pada siklus 2 pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah KD 8.3
yaitu, Mengidentifi-kasi benda-benda dan bangun datar simetris. Peneliti
menyediakan media-media yaitu berbagai macam bentuk bangun datar simetris
dan bangun datar yang tidak simetris untuk setiap kelompok.
2. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan pertemuan pertama pada siklus 2 ini pada hari rabu, 13 April
2016 pada jam pembelajaran ke 3 dan ke 4 yaitu pada pukul 08.10 sampai 09.20
WIB. Pertemuan diawali dengan guru mempersiapkan media-media yang akan
digunakan untuk pembelajaran. Dan guru mengkondisikan siswa untuk mengikuti
pembelajaran matematika setelah sebelumnya mengikuti mpembelajaran dengan
mata pelajaran lain. Kegiatan awal adalah apresepsi, guru melakukan tanya jawab
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan yaitu
mengenai bangun ruang sederhana dan mengajak siswa menyanyikan lagu
52
Bangun Tidur Ku Terus Mandi yang diganti lirik dengan kata-kata yang
berhubungan dengan macam-macam bangun ruang sederhana. Dilanjutkan guru
memberi motivasi kepada siswa, namun penyampaian motivasi belum
menggunakan cerita pendek. Setelah memotivasi siswa, kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran matematika yang akan dilakukan. Kemudian
sama seperti pertemuan pada siklus 1, siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang
setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Pembagian kelompok dilakukan oleh
guru dengan mempertimbangkan kemampuan dari masing-masing siswa, sehingga
dalam setiap kelompok terdapat berbagai macam karakter siswa dengan
kemampuan yang berbeda.
Kegiatan inti dilakukan setelah semua siswa duduk bersama dengan anggota
kelompok. Guru memberikan persoalan yang berkaitan dengan bangun datar
simetris dan asimetris yang harus diselesaikan oleh kelompok. Persoalan yang
sudah disampaikan oleh guru terdapat dalam langkah-langkah kerja kelompok
pada lembar kerja kelompok yang akan dibagikan kepada siswa. Kemudian guru
memberikan pengarahan mengenai hal-hal yang akan didiskusikan oleh siswa,
memberikan pengarahan untuk penggunaan media yang akan dibagikan.
Guru membagikan media yang sudah disediakan dari awal yaitu berbagai
macam bangun datar sederhana, gunting dan kertas karton. Guru mengarahkan
siswa untuk melakukan kegiatan penemuan, yaitu menemukan konsep mengenai
bangun datar simetris dan membimbing supaya siswa menemukan bangun datar
lain yang simetris dan tidak simetris selain bangun datar yang sudah dibagikan
oleh guru. Siswa juga dibimbing untuk menyelesaikan lembar kerja kelompok.
Setelah kegiatan diskusi peemuan selesai, guru meminta perwakilan untuk setiap
kelompok mempresentasikan apa yang sudah mereka diskusikan dan
menunjukkan bangun-bangun yang sudah mereka temukan. Sebelum kegiatan
pembelajaran matematika diakhiri, guru memberikan soal evaluasi untuk
dikerjakan secara individu oleh siswa. Serta gurumemberikan tindak lanjut untuk
siswa kembali mncari bangun datar yang lainnya. Kemudian pembelajaran
matematika diakhiri dan siswa beristirahat.
53
3. Obsevasi (observation)
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama siklus 2,
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan sintak yang telah
disediakan. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.9
Hasil Observasi Guru Pertemuan Pertama Siklus 2
No. Aspek yang diamati SKOR
I Pra Pembelajaran
1. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
selama proses pembelajaran 1 2 3 4
II Kegiatan awal pembelajaran
2. Guru memberi motivasi belajar 1 2 3 4
3. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang
diajarkan 1 2 3 4
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1 2 3 4
III Kegiatan Inti Pembelajaran
5. Guru mengemukakan problema yang akan dicari
jawabannya melalui kegiatan penemuan 1 2 3 4
6.
Guru membimbing pelaksanaan penemuan berupa
kegiatan penyelidikan/percobaan untuk menemukan
konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.
1 2 3 4
7. Guru Merangsang terjadinya interaksi antar siswa
dengan siswa 1 2 3 4
8. Guru memuji siswa yang giat dalam melaksanakan 1 2 3 4
54
penemuan.
9. Guru Memberi kesempatan kepada siswa melaporkan
hasil penemuan. 1 2 3 4
IV Kegiatan Penutup Pembelajaran
10. Guru Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil
penemuannya. 1 2 3 4
11.
Guru melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa
melakukan penemuan ulang jika ia belum menguasai
materi, dan meminta siswa mengerjakan tugas
pengayaan bagi siswa yang telah melakukan
penemuan dengan baik
1 2 3 4
12. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam 1 2 3 4
Total 52
Rata-rata 3.7
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa pada penerapan metode discovery
learning sudah baik. Selanjutnya untuk hasil observasi aktivitas siswa diperoleh
lembar observasi pada tabel 4.10:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus 2
No. Aspek yang diamati SKOR
I. Pra Pembelajaran
1. Siswa duduk ditempat duduk masing-masing 1 2 3 4
55
2. Kesiapan siswa menerima pelajaran 1 2 3 4
II. Kegiatan Awal Pembelajaran
3. Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan oleh
guru dengan baik. 1 2 3 4
4. Siswa menjawab apresepsi yang disampaikan oleh guru 1 2 3 4
III. Kegiatan Inti Pembelajaran
5. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 1 2 3 4
6.
Siswa menerima media dan lembar kerja kelompok dari
guru dengan tertib 1 2 3 4
7. Siswa melakukan kegiatan penemuan bersama dengan
kelompok. 1 2 3 4
8. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. 1 2 3 4
9. Siswa memiliki rasa ingin tahu. 1 2 3 4
10. Adanya interaksi positif antar siswa saat pembelajaran
dengan metode discovery learning 1 2 3 4
11. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam
proses penemuan. 1 2 3 4
12. Menyampaikan hasil temuan 1 2 3 4
IV Kegiatan Akhir Pembelajaran
13. Siswa secara aktif membuat rangkuman 1 2 3 4
14. Siswa menyelesaikan evaluasi dengan baik dan tepat
waktu 1 2 3 4
Total 52
Rata-rata 3,7
Berdasarkan tabel 4.11 yaitu hasil observasi siswa, hasil rata-rata sudah
sempurna sama dengan hasil observasi guru.
56
4. Refleksi (reflection)
Pada pertemuan pertama siklus 2 proses pembelajaran sudah sangat baik dan
perlu dipertahankan pada pertemuan selanjutnya dan juga perlu lebih banyak lagi
ice breaking yang dilakukan supaya anak-anak tidak bosan dan tetap antusias
dalam mengikuti pembelajaran.
4.2.3.2 Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua sama dengan pertemuan pertama, berikut adalah
deskripsi kegiatannya:
1. Perencanaan Tindakan (planning)
Dari refleksi yang dilakukan pada pertemuan pertama maka pada
pertemuan kedua peneliti memberikan lebih banyak ice breaking pada pertemuan
2 siklus 2. Pertemuan 2 siklus 2 mempelajari KD 8.4 yaitu, Menentukan hasil
pencerminan suatu bangun datar. Peneliti meyediakan beberapa bangun datar
untuk setiap kelompok.
2. Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan pertemuan kedua pada siklus 1 ini pada hari Kamis, 14 April
2016 pada jam pembelajaran pertama dan kedua yaitu pada pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 08.20 WIB.
Guru mempersiapkan media-media yang akan digunakan untuk
pembelajaran. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama untuk mengawali
pembelajaran dan guru mengucapkan salam serta menanyakan kabar siswa,
kemudian guru melakukan presensi kehadiran siswa. Guru melakukan apresepsi,
guru melakukan Tanya jawabmengenai materi sebelumnya dan menghubungkan
dengan materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan guru memberi cerita pendek
untuk memotivasi siswa. Setelah memotivasi siswa, guru menyampaikan tujuan
pembelajara matematika yang akan dilakukan. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok
yang setiap kelompok beranggotakan 4 orang. Pembagian kelompok dilakukan
seperti pertemuan sebelumnya.
57
Kegiatan inti dilakukan setelah semua siswa duduk bersama dengan anggota
kelompok. Guru menyampaikan persoalan kepada siswa. Siswa menemukan hasil
pencerminan bangun datar yang mereka miliki menggunakan cermin dan
kemudian menggambarkannya. Dan dari pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja
siswa, siswa diharapkan dapat menentukan sifat bayangan yang dihasilkan oleh
cermin. Setelah memberikan persoalan, guru memanggil satu persatu perwakilan
kelompok untuk mengambil media yang sudah disediakan oleh guru. Siswa pun
mengambil media dengan tertib dan teratur. Setela semua kelompok mendapatkan
media maka guru membimbing siswa untuk membaca langkah-langkah kegiatan
yang sudah dibagikan dan membimbing proses penemuan dalam kelompok.Guru
melakukan bimbingan pada kelompok-kelompok yang membutuhkan informasi
dan data yang masih belum mereka pahami.
Setelah kegiatan penemuan selesai kemudian beberapa perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil penemuan mereka dan menggambarkan hasil
pencerminan mereka pada papan tulis. membuat rangkuman dan mengerjakan soal
evaluasi secara mandiri. Dan melakukan tindak lanjut.
3. Obsevasi (observation)
Tabel 4.11 menunjukkan hasil observasi guru dan tabel 4.12 menunjukkan
hasil observasi siswa yang dilakukan oleh observer:
Tabel 4.11
Hasil Observasi Guru Pertemuan Kedua Siklus 1
No. Aspek yang diamati SKOR
I Pra Pembelajaran
1. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
selama proses pembelajaran 1 2 3 4
II Kegiatan awal pembelajaran
2. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam 1 2 3 4
58
3. Guru mengajak berdoa sebelum pembelajaran dimulai 1 2 3 4
4. Guru memberi motivasi belajar 1 2 3 4
5. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang
diajarkan 1 2 3 4
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1 2 3 4
III Kegiatan Inti Pembelajaran
7. Guru mengemukakan problema yang akan dicari
jawabannya melalui kegiatan penemuan 1 2 3 4
8.
Guru membimbing pelaksanaan penemuan berupa
kegiatan penyelidikan/percobaan untuk menemukan
konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.
1 2 3 4
9. Guru Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan
siswa 1 2 3 4
10. Guru memuji siswa yang giat dalam melaksanakan
penemuan. 1 2 3 4
11. Guru Memberi kesempatan kepada siswa melaporkan
hasil penemuan. 1 2 3 4
IV Kegiatan Penutup Pembelajaran
12. Guru Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil
penemuannya. 1 2 3 4
13.
Guru melakukan tindak lanjut, yaitu meminta siswa
melakukan penemuan ulang jika ia belum menguasai
materi, dan meminta siswa mengerjakan tugas pengayaan
bagi siswa yang telah melakukan penemuan dengan baik
1 2 3 4
59
14. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam 1 2 3 4
Total 56
Rata-rata 4
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus 1
No. Aspek yang diamati SKOR
I. Pra Pembelajaran
1. Siswa duduk ditempat duduk masing-masing 1 2 3 4
2. Kesiapan siswa menerima pelajaran 1 2 3 4
II. Kegiatan Awal Pembelajaran
3. Siswa mendengarkan informasi yang disampaikan oleh
guru dengan baik. 1 2 3 4
4. Siswa menjawab apresepsi yang disampaikan oleh guru 1 2 3 4
III. Kegiatan Inti Pembelajaran
5. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 1 2 3 4
6.
Siswa menerima media dan lembar kerja kelompok dari
guru dengan tertib 1 2 3 4
7. Siswa melakukan kegiatan penemuan bersama dengan
kelompok. 1 2 3 4
8. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. 1 2 3 4
9. Siswa memiliki rasa ingin tahu. 1 2 3 4
10. Adanya interaksi positif antar siswa saat pembelajaran
dengan metode discovery learning 1 2 3 4
11. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam
proses penemuan. 1 2 3 4
60
12. Menyampaikan hasil temuan 1 2 3 4
IV Kegiatan Akhir Pembelajaran
13. Siswa secara aktif membuat rangkuman 1 2 3 4
14. Siswa menyelesaikan evaluasi dengan baik dan tepat
waktu 1 2 3 4
Total 56
Rata-rata 4
Hasil observasi sama dengan pertemuan pertama pada siklus 2 dan hasil
observasi guru sama dengan hasil observasi siswa. Jadi semakin baik guru dalam
mengajar maka perubahan sikap siswa juga semakin baik dan diharapkan hasil
belajar pun meningkat.
4. Refleksi
Dari pertemuan pertama siklus 1 sampai per temuan kedua pada siklus 2,
hasil observasi guru dan siswa semakin meningkat. Ketika guru mengajar dengan
maksimal maka perubahan tingkah laku siswa juga sangat baik, Jadi semakin baik
guru dalam mengajar maka perubahan sikap siswa juga semakin baik dan
diharapkan hasil belajar pun meningkat. Melalui pembelajaran discovery learning
diharapkan konsep yang siswa temukan dapat mereka ingat lebih lama dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
4.2.3.3 Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus 2 dilakukan pada tanggal 15 April 2016 pada jam
pembelajaran ke 3 dan ke 4. Agenda untuk pertemuan ketiga siklus 2 adalah
evaluasi hasil belajar untuk siklus 2. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang sudah
disediakan oleh peneliti. Soal berbentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 butir
soal. Sebagian soal mengenai materi pada pertemuan pertama dan sebagian soal
merupakan materi dari pertemuan kedua pada siklus 2.
61
1. Hasil Tindakan
Telah dilihat bahwa hasil belajar matematika pada siklus 1 sudah
meningkatcukup banyak. Terjadi peningkatan antara siklus 1 dan siklus 2. Pada
siklus 2 terdapat 3 orang siswa yang mendapatkan nilai sempurna yaitu 100 dan
seluruh siswapun mendapatkan nilai diatas KKM atau dapat disebut tuntas. Tidak
ada nilai dibawah KKM pada hasil evaluasi siklus 2. Pada siklus 2 nilai minimal
atau terendah adalah 70 dan diperoleh 5 orang siswa. Nilai rata-rata kelas pun
mengikuti peningkatan dari nilai siswa. Pada siklus 1 nilai rata-rata kelas adalah
63 kemudian pada siklus 2 terjadi peningkatan menjadi 72,8 dan pada siklus 3
juga mengalami penigkatan yang dangat baik yaitu nilai rata-rata kelas menjadi
81,56. Dari nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilihat bahwa metode
pembelajaran discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada
mata pelajaran matematika semester II. Tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada
siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada Siklus 2
Nilai
KKM = 70
Frekuensi Presentase Keterangan
≥70 32 100% Tuntas
<70 0 0% Belum Tuntas
Jumlah 32 100%
Untuk memperjelas tabel 4.13 maka dapat melihat gambar 4.3 yang sangat
jelas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa.
62
Gambar 4.3
Presentase Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Siklus 2
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian pada siklus 1 dan siklus 2 maka
dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran discovery. Hasil belajar
siswa pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan. Hal
tersebut dapat dilihat dari rekapitulasi pada tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.14
Rekapitulasi Hasil Penelitian Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
No Kategori
KKM = 70
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
1. Tuntas ≥70 9 28,1 22 69 32 100
2. Tidak Tuntas
<70
23 72 10 31 0 0
Jumlah 32 100 32 100 32 100
0
100%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tidak Tuntas Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
63
Melalui tabel 4.15 yaitu rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat
bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa. Dari sebelumnya siswa tidak
mendapatkan nilai diatas KKM yang berarti tidak tuntas, menjadi tuntas atau
mendapat nilai sama atau diatas KKM setelah dilakukan pembelajaran dengan
menerapkan metode pembelajaran discovery. Pada kondisi awal hanya ada 9
siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM (Tuntas), sedangkan setelah dilakukan
tindakan yaitu penerapan metode pembelajaran discovery hasil evaluasi pada
siklus 1 enunjukkan peningkatan dari hasil belajar siswa. Pada mulanya hanya 9
siswa yang mendapat nilai tuntas setelah siklus 1 terdapat 22 siswa yang
mendaatkan nilai tuntas. Kemudian dilakukan tindakan siklus 2, dan pada hasil
evaluasi pada siklus 2 siswa mengalami peningkatan hasil belajar. seluruh siswa
mendapatkan nilai tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode
discovery learning dapat berhasil meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kekals IV SD Negeri Patemon 01.
Secara lebih jelasnya dapat dilihat rekapitulasi hasil belajar siswa pada
gambar 4.4 berikut ini
Gambar 4.4
Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa Pra Siklus, Siklus 1
dan Siklus 2
64
Keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakan metode discovery
sesuai dengan tujuan pembelajaran discovery yang dikemukakan oleh Ilahi
(2012:47), salah satu dari tujuan yang dikemukakan adalah, untuk Mendapatkan
Pengalaman langsung dalam belajar. Melalui pemahaman ilmiah, dapat
disimpulkan bahwa tujuan model discovery adalah untuk memperoleh
pengalaman langsung sesuai dengan strategi pembelajaran yang ditawarkan.
Belajar berdasarkan penemuan yang melalui proses pengalaman langsung
merupakan kondisi yang sangat baik utuk mencapai tujuan pembelajaran,
sehingga dihasilkan sesuatu perubahan karakter dan tingkah laku anak didik, yang
membawanya pada perubahan interaksi, variasi dan aspek lingkungan. Dari tujuan
tersebut sudah terbukti bahwa pembelajaran discovery dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang dibuat. Hal itu dibuktikan dari hasil belajar siswa yang
semakin meningkat pada setiap siklusnya. Keberhasilan dapat dilihat pada gambar
4.4. Grafik menunjukkan dengan sangat jelas keberhasilan dalam penerapan
metode pembelajaran discovery pada mata pelajaran matematika di SD Negeri
Patemon 01 semester II Tahun pelajaran 2015/2016.
4.4 Pembahasan
Sama seperti penelitian tindakan kelas terdahulu yang sudah dibahas dalam
bab II yaitu hasil penelitian dari Pratiknjo (2012) dan Kristiawan, Yohanes (2012),
pembelajaran discovery berhasil dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini juga mengalami keberhasilan,
setelah dilakukan tindakan namun dengan mata pelajaran yang berbeda,yaitu hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Patemon 01 semester 2 tahun
pelajaran 2015/2016 mengalami peningkatan.
Siklus pertama dilakukan 2 kali pertemuan dan pertemuan pertama guru dan
siswa masih menyesuaikan diri dengan metode yang baru diterapkan dalam proses
pembelajaran dikelas, untuk pertemuan kedua proses pembelajaran sudah mulai
sesuai dengan metode pembelajaran discovery dan dari hasil observasi guru dan
siswa, nilai observasi yang diperoleh sudah mengalami sedikit peningkatan nilai
65
rata-rata sempurna adalah 4 tabel 4.14 berikut ini adalah hasil dari observasi guru
dan siswa pada siklus 1 dan siklus 2:
Tabel 4.15
Rekapitulasi Rata-rata Hasil Observasi
Observasi Siklus 1 Siklus 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
Guru 2,5 3,1 3,7 4
Siswa 2,6 3,1 3,7 4
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa terjadi perbaikan tingkah laku
siswa dan juga perbaikan guru dalam mengajar. Terlihat perubahan tingkah laku
siswa berdasarkan hasil evaluasi, semakin cara mengajar guru baik maka
perubahan tingkah laku siswa juga semakin membaik. Pada siklus pertama dan
kedua terus mengalami perbaikan sampai pada pertemuan kedua siklus 2 hasil
observasi guru dan siswa mendapat rata-rata 4, hal tersebut berarti perlakuan guru
dan sikap siswa sudah sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga melalui
perbaikan cara guru mengajar dan perbaikan tingkah laku siswa hasil
pembelajaran yang diperoleh oleh siswa menjadi lebih baik.
Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar seperti yang diungkapkan
oleh Hosnan (2014:282) pembelajaran discovery adalah suatu model untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, maka hasil yang akan setia dan tahan lama dalam ingatan siswa, tidak
akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan (discovery) siswa dapat
belajar analisis dan mencoba memecahkan sendiri permasalahan yang dihadapi.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran dengan
menggunakan metode discovery siswa dapat lebih lama mengingat materi yang
dipelajari, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Jadi hasil penelitian ini adalah
66
metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas IV SD Negeri Patemon 01 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
Top Related